6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cicak Cicak (Cosymbotus Platyurus) merupakan hewan reptile yang biasa merayap di dinding dan di atap rumah. Cicak (Cosymbotus Platyurus) berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cicak (Cosymbotus Platyurus) termasuk kedalam suku Gekkonidae. Cicak (Coymbotus Platyurus) biasa memakan serangga terutama nyamuk.di alam cicak (Cosymbotus PLatyurus) biasanya hidup pada tempat-tempat teduh. (Hidayat, P., 2005.) 2.2 Pengertian kotoran cicak Kotoran cicak merupakan kotoran yang banyak mengandung mikroorganisme yang dikeluarkan dari proses pencernaan tersebut. Kotoran juga sebagai tempat potensial pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menimbulkan dan menularkan penyakit. ( Djamin dan Sulistyani, 1985). Biasanya kotoran hewan ini mengotori sembarang tempat dan juga jatuh pada makanan. Bakteri yang sering dijumpai pada makanan yang terkontaminasi oleh kotoran hewan, biasanya mengandung bakteri patogen dan apatogen. Bila masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini, maka akibatnya mengalami peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Bakteri ini dapat tumbuh pada keadaan yang lembab dan kemungkinan tersebar di alam yang dapat menularkannya secara langsung maupun tidak langsung pada manusia dan hewan. 2.3. Salmonella Salmonella sp merupakan bakteri berbentuk batang gram negative, bergerak dengan penitrik, berukuran 0,5 sampai 0,2 x 0,6 μm, aerob atau anaerob fakultatif,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-amirchaeru... · Macam-macam antigen Genus Salmonella mempunyai tiga macam antigen

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cicak

Cicak (Cosymbotus Platyurus) merupakan hewan reptile yang biasa merayap

di dinding dan di atap rumah. Cicak (Cosymbotus Platyurus) berwarna abu-abu, tetapi

ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cicak (Cosymbotus Platyurus)

termasuk kedalam suku Gekkonidae. Cicak (Coymbotus Platyurus) biasa memakan

serangga terutama nyamuk.di alam cicak (Cosymbotus PLatyurus) biasanya hidup

pada tempat-tempat teduh. (Hidayat, P., 2005.)

2.2 Pengertian kotoran cicak

Kotoran cicak merupakan kotoran yang banyak mengandung mikroorganisme

yang dikeluarkan dari proses pencernaan tersebut. Kotoran juga sebagai tempat

potensial pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menimbulkan dan menularkan

penyakit. ( Djamin dan Sulistyani, 1985). Biasanya kotoran hewan ini mengotori

sembarang tempat dan juga jatuh pada makanan. Bakteri yang sering dijumpai pada

makanan yang terkontaminasi oleh kotoran hewan, biasanya mengandung bakteri

patogen dan apatogen. Bila masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman

yang tercemar bakteri ini, maka akibatnya mengalami peradangan pada saluran

pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Bakteri ini dapat tumbuh pada keadaan

yang lembab dan kemungkinan tersebar di alam yang dapat menularkannya secara

langsung maupun tidak langsung pada manusia dan hewan.

2.3. Salmonella

Salmonella sp merupakan bakteri berbentuk batang gram negative, bergerak

dengan penitrik, berukuran 0,5 sampai 0,2 x 0,6 µm, aerob atau anaerob fakultatif,

4

memfermentasi glukosa, manitol menghasilkan asam atau asam dan gas serta

menghasilkan H2S atau tidak, tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa, tidak

membentuk indol. Salmonella sp yang pathogen terhadap manusia diantara lain

adalah Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B.

(Depkes., 1989).

2.3.1. Sifat Biakan

Salmonella Sp tumbuh secara aerob dan anaerob fakultatif, suhu optimum

untuk pertumbuhan pada suhu 37°C dengan meggunakan hampir semua media padat

dengan PH optimum 6-8. Pada Moc Conkey dan Endo Agar akan membentuk koloni

berwarna transparan atau putih jernih karena tidak dapat meragikan laktosa sehingga

tidak berwarna, pada agar darah koloni besar bergaris tengah 2-3mm, bulat, agak

cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis pada deoksikolat sitrat. Pada

media selektif, misal Salmonella Shigella Agar pada bakteri Salmonella sp akan

tumbuh dengan koloni putih jernih. Bakteri ini dapat meragikan glukosa, manitol dan

maltosa dengan disertai pembentukkan asam dan gas kecuali Salmonella typhi hanya

membuat asam tanpa pembentukkan gas. Tidak mampu menghasilkan indol tetapi

raeksi metil merah positif, VP negatif dan sitrat positif. Tidak menghidrolisiskan urea

dan membentuk H2S. ( Satish Gupte., 1990 ).

2.3.2. Macam-macam antigen

Genus Salmonella mempunyai tiga macam antigen yaitu: (1) Antigen O

(Somatik), (2) Antigen H (Flagel), (3) Antigen Vi.

5

1. Antigen O (Somatik)

Antigen merupakan bagian dari dinding sel bakteri. bakteri ini tahan

terhadap pemanasan 100°C, alkali dan asam. Antigen O terdiri dari

lippolisakarida dan bila disuntikan pada hewan akan merangsang

pembentukan antibodi terhadap antigen O terutama yang berbentuk Ig.

Antigen ini kurang imunogenik karena titer antibodi O sesudah infeksi atau

imunisasi lebih rendah daripada titer antibodi H.

2. Antigen H (Flagel)

Antigen H merupakan protein yang disebut flagelin yang bersifat

termolabil dan rusak pada pemanasan 60°C oleh alkohol dan asam. Antigen

ditemukan dalam dua fase yaitu fase spesifik dan fase non spesifik.

Organisme cenderung berubah dari fase satu ke fase lainnya, ini dinamakan

variasi fase.

3. Antigen Vi

Antigen Vi merupakan antigen envelop dan terdapat pada permukaan luar

bakteri terdiri dari polisakarida yang bersifat termostabil. Bakteri yang

mempunyai antigen Vi bersifat virulen terhadap mencit dan mencit tersebut

dapat dilindungi oleh antigenVi. (Jawetz Ernest, dkk., 1992 ).

2.3.3. Sifat-sifat Biokimia

Penggolongan Salmonella sp menurut sifat biokimia mempunyai tiga spesies

yaitu:

6

a. Salmonella typhi

Pada media SSA akan membentuk koloni “Black Center” tidak

membentuk indol. Pada media TSIA membentuk alkali pada lereng, asam

pada dasar media dan membentuk endapan H2S pada dasar media serta

membentuk gas.

b. Salmonella paratyphi A

Pada media MC akan membentuk koloni putih jernih atau transparan.

Pada media TSIA membentuk alkali pada lereng, asam pada dasar media,

tidak membentuk endapan H2S pada dasar media dan membentuk gas.

c. Salmonella paratyphi B

Pada media MC akan membentuk koloni putih jernih atau transparan.

Pada media TSIA membentuk alkali pada lereng, asam pada dasar media,

membentuk endapan H2S pada dasar media serta membentuk gas. ( Gerrad

Bonang, dkk., 1992 ).

2.4. Patogenitas

Terinfeksinya manusia oleh Salmonela ini disebabkan adanya mengkonsumsi

makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut. Hal ini infeksi oleh

bakteri Salmonella sp dinamakan dengan infeksi gastroenteritis. Beberapa penyakit

yang ditimbulkan oleh bakteri Salmonella sp yaitu;

a. Demam Typoid

Demam typoid adalah penyakit menular yang akut dan disebabkan oleh

bakteri Salmonella typhi. Masa inkubasi pada umumnya 10 sampai 14 hari.

Gejala dini diawali dengan demam, perut gembung, sukar buang air besar,

7

pusing, lesu, ruam, tak bersemangat, tak ada nafsu makan, mual, dan muntah.

Diare biasanya terjadi selama infeksi minggu kedua dan mungkin terdapat

darah dalam tinja. Bakteri dapat dijumpai dalam tinja baik selama menderita

sakit maupun selama periode penyembuhan.

b. Gastroenteritis

Merupakan gejala yang sering disebabkan oleh infeksi Salmonella sp

selama 4-48 jam setelah makanan yang tercemar dengan Salmonella, akan

timbul rasa sakit perut yang mendadak disertai dengan diare encer/berair,

kadang-kadang Lendir atau darah, sakit kepala, mual, muntah dan demam

pada suhu 38-39°C. juga disertai gejala-gejala yang ada hubungan dengan

endotoksin tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella. Gejala-gejala

tersebut biasanya hilang dalam waktu 2-5 hari. ( J, Pelczar., M dan Chan.,

E.C.S., 1988 ).

2.5. Penularan bakteri terhadap kotoran dengan makanan

Penyebaran penyakit ini melalui makanan dengan dua mekanisme yaitu;

a. Mikroba yang terdapat dalam makanan menginfeksi hospes.

b. Mikroba yang mengeluarkan aksetoksin dalam makanan, kemudian

menyebabkan penyakit keracunan makanan. (Lud W., 2004).

Salmonelosis merupakan infeksi bakteri genus Salmonella yang menyerang

gastrointestinal, yang mencakup perut, usus halus dan usus besar. Perjangkitan

Salmonelosis karena makanan bersifat infeksi dan ada kaitannya dengan pesta

perkawinan, perjamuan makan atau peristiwa-peristiwa lain yang menyajikan

hidangan untuk sekelompok orang. Hanya beberapa spesies Salmonella yang dapat

8

menyebabkan infeksi makanan. Terinfeksinya manusia oleh Salmonella yang

disebabkan oleh mengkonsumsi makanan dapat dari penularan orang sakit dan

hewan-hewan tingkat rendah.( Lud W., 2004)

Terjadi akibat menelan makanan tercemar misal daging dan telur. Ini

disebabkan oleh S.tpyhimurium, S.enteritidis dan S.newport. Masa inkubasi berkisar

12-24 jam. Terjadi demam, muntah dan diare. Mungkin terjadi pertukakan selaput

lendir usus, tetapi tidak terjadi bakteremia.( Satish Gupte., 1990 )