25
BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain;

BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

  • Upload
    hadung

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena

perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori

Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme –

Respon.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain;

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

8

1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat steril dan sebagainya.

3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

2. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuaman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007).

b. Manfaat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

9

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri

seseorang terjadi proses yang berurutan yakni:

1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

diri mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut.

Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku

melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng.

c. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat menurut

Notoatmodjo (2007), yaitu :

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

10

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan

protein pada anak balita.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar, dengan cara menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real

(sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

11

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

1) Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya

bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya

proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika

berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga

mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita

simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,

akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

12

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan

akan berkurang.

2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar

dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental

dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi

seseorang merupakan salah satu model untuk berfikir dan

mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu

menguasai lingkungan (Khayan, 1997). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan

berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh

pertama bagi seseorang, dimana seseorangdapat mempelajari

hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada

sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan

memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berfikir seseorang (Nasution, 1999).

4) Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

13

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seeorang

mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

pengetahuan.

5) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu kegiatan

atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan

itu dapat berdiri sendiri.

6) Informasi

Menurut Wied (1996), informasi akan memberikan pengaruh

pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki

pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi

yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat

kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang.

7) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun

dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

14

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa lalu (Notoadmojo 1997).

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo,

2005).

Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan, kemudahan dilakukan penilaian nilai 1 untuk

jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Kemudian

digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang.

Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%)

(Nursalam, 2008).

3. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera baik fisik,

mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi,

peran dari sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi

sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat

mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sendini mungkin,

terutama tentang menstruasi (Kinanti, 2009).

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

15

Tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk

membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut,

sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung

jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi (Widyastuti,

2009).

4. Remaja

a. Pengertian

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata lain

adolescence (kata bendanya yang berarti remaja) yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Menurut Piaget mengatakan

secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi

merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

berada dalam tingkatan yang sama (Hurlock, 2004).

Masa remaja sering pula disebut adolesensi (adultus =

menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa)

(Monks, 2006).

Masa remaja merupakan suatu tahapan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa. Istiah ini menunjukkan masa dari awal

pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia

14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Menurut WHO,

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

16

disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-18 tahun

(Proverawati & Misaroh, 2009).

b. Pembagian masa remaja

Menurut Widyastuti dkk (2009), masa remaja dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu:

1) Masa remaja awal (10-12 tahun)

a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman

sebaya

b) Tampak dan merasa ingin bebas

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak)

2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada

lawan jenis

c) Timbul perasaan cinta yang mendalam

d) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin

berkembang

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual

3) Masa remaja akhir (16-19 tahun)

a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

17

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap

dirinya

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

e) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

c. Ciri-ciri usia remaja

Menurut Hurlock (2009), usia remaja mempunyai ciri-ciri

tertentu yang dibedakan menjadi 8 periode, yaitu:

1) Masa periode penting

Pada periode remaja baik akibat langsung maupun akibat jangka

panjang tetap penting karena akibat fisik dan ada lagi karena

akibat psikologis. Perkembangan fisik cepat dan penting disertai

dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama

pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan

perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap,

nilai dan minat baru.

2) Masa periode peralihan

Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas

dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilaksanakan. Pada

masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan

seorang dewasa. Dilain pihak status remaja yang tidak jelas ini

juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya

untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola

perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

18

3) Masa periode perubahan

Ada 4 perubahan yang sama yang hampir bersifat universal.

Pertama, meningginya emosi yang interaksinya bergantiung

pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua,

perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok sosial untuk dipesankan menimbulkan masalah baru.

Ketiga, berubahnya minat dan pola perilaku , maka nilai-nilai

juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersifat

ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan

dan manuntut kebebasan tapimereka sering takut bertanggung

jawab atas akibatnya dan merugikan kemampuan mereka untuk

dapat mengatasi tanggung jawab ini.

4) Masa periode bermasalah

Ada 2 alasan bagi masalah itu. Pertama, sepanjang masa kanak-

kanak, masalah kanak-kanak sebagian diselesaikan oleh orang

tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman

dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa

dirinya mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya

sendiri dan menolak bantuan orang lain.

5) Masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan

kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan

perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

19

diri dan tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-teman

dalam segala hal seperti sebelumnya. Tetapi status remaja yang

mendua dalam kebudayaan Amerika saat ini menimbulkan suatu

dilema yang menyebabkan “krisis identitas” atau masalah

identitas-ego pada remaja.

6) Masa usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak

yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya atau cenderung

merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan

mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab

dan bersikap untuk simpatik terhadap perilaku remaja yang

normal.

7) Masa yang tidak realistik

Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain

sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya,

terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak relistik ini tidak

hanya bagi keluarganya dan teman-temannya menyebabkan

emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.

8) Masa ambang manuju dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja

menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan

memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

20

5. Menarche

a. Pengertian

Menarche adalah puncak kedewasaan, wanita mulai

mengalami perdarahan rahim pertama (Manuaba, 1999).

Menarche adalah datangnya menstruasi pertama, biasanya

akan terjadi pada usia sekitar 10 tahun. Pada umumnya, sebelum

memasuki masa menarche atau sekitar 5 bulan sebelumnya, seorang

perempuan akan mengalami keputihan (Dianawati, 2003).

Menarche merupakan menstruasi yang pertama yang biasa

terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja

di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Menurut Pearce (1999) menarche diartikan sebagai permulaan

menstruasi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya

muncul pada usia 11-14 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009).

Menarche adalah menstruasi yang pertama kali. Sering

terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun

atau 16 tahun (Kinanti, 2009).

6. Menstruasi

a. Pengertian

Menstruasi merupakan pengeluaran darah yang

berlangsung antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar

50-60 cc tanpa bekuan darah (Manuaba, 1999).

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

21

Menstruasi adalah darah yang keluar dari vagina wanita

sewaktu ia sehat, bukan disebabkan oleh melahirkan anak atau

karena terluka (Surtiretna, 2001).

Menstruasi atau haid adalah mengacu kepada pengeluaran

secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari

dinding rahim wanita. Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10

dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan

wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh

(Kinanti, 2009).

Menstruasi adalah perdarahan periodi dan siklis dari

uterus disertai pengelupasan endometrium. Terjadi saat lapisan

dalam rahim luruh dan keluar (Proverawati & Misaroh, 2009).

b. Siklus Menstruasi

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), siklus menstruasi terdiri

dari empat fase yaitu;

1) Fase menstruasi, yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang

yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium

yang robek

2) Fase proliferasi (fase folikuler), yaitu ditandai dengan

menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar

hipofisis untuk mensekresikan FSH (Follicle Stimulating

Hormone) dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat

membuat hormon estrogen diproduksi kembali

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

22

3) Fase ovulasi (fase luteal), yaitu ditandai dengan sekresi LH

(Lutenizing Hormone) yang memacu matangnya sel ovum pada

hari ke-14 sesudah menstruasi pertama

4) Fase pasca ovulasi (fase sekresi), ditandai dengan corpus

luteum yang mengecil dalam menghilang dan berubah menjadi

corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi

hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif

mensekresikan FSH dan LH

7. Dismenore

a. Pengertian

Beberapa pendapat tentang pengertian Dismenore, antara lain:

1) Menurut Surtiretna (2001), Dismenore adalah rasa sakit yang

menyerupai kejang, terasa di perut bagian bawah, dan biasanya

dimulai 24 jam sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam

pertama dari masa haid.

2) Menurut Dianawati (2003), Dismenore merupakan kekakuan

atau kejang di bagian bawah perut dan terjadi pada waktu

menjelang atau selama menstruasi

3) Menurut Ramaiah (2006), Dismenore adalah nyeri atau kram

pada perut yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

23

4) Menurut Prawirohardjo (2007), Dismenore atau nyeri haid

merupakan suatu rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan

selama menstruasi dan sering kali disertai rasa mual.

5) MIMS Petunjuk Konsultasi (2007/2008) mengatakan bahwa

Dismenore adalah rasa nyeri yang timbul menjelang dan selama

menstruasi, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian

bawah. Gejala ini disebabkan karena tingginya produksi hormon

Prostaglandin. Dismenore merupakan rasa nyeri yang hebat

yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Wijayanti, 2009).

6) Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenore adalah

nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau

berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas

sehari-hari. Istilah Dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari

bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau nyeri hebat/

abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang artinya flow

(aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan aliran darah

menstruasi atau nyeri menstruasi.

Dari beberapa pendapat mengenai Dismenore, maka dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa Dismenore adalah rasa nyeri yang

timbul menjelang dan selama menstruasi yang dapat menggangggu

aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada abdomen

bagian bawah. Gejala ini disebabkan karena tingginya produksi

hormon Prostaglandin.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

24

b. Klasifikasi

1) Dismenore Primer

Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik,

esensial, intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ

reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak menarche

dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati &

Misaroh, 2009).

Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan

pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih

stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah

menikah dan melahirkan (Wijayanti, 2009).

Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah

menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena

siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche

umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri.

Rasa nyeri tidak timbul lama sebelumnya atau bersama dengan

permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun

pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari

(Prawirohardjo, 2006).

Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1

tahun setelah seorang gadis mendapatkan menstruasi

pertamanya. Ini adalah waktu ketika sel telur mulai matang

setiap bulan dalam ovarium. Pematangan sel telur disebut

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

25

ovulasi. Dismenore tidak ada pada siklus jika ovulasi belum

terjadi. Dismenore primer jarang terjadi setalah usia 20 tahun

(Ramaiah, 2006).

Menurut Prawirohardjo (2006), ada beberapa faktor

peranan sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain;

a) Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi

jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang

proses haid, mudah timbul Dismenore.

b) Faktor kostitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena

dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya

anemia, penyakit menahun, dan sebagainya yang dapat

mempengaruhi timbulnya Dismenore.

c) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan

terjadinya Dismenore primer adalah stenosis canalis

servikalis.

d) Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya

asosiasi antara Dismenore dengan urtikaria, migrane atau

asam bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

26

2) Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore

ekstrinsik, acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena

kelainan ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian besar),

fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya

tidak mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).

Dismenore sekunder merupakan nyeri yang

disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika,

endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain-lain

(Prawirohardjo, 2006).

Dismenore sekunder biasanya didapati pada wanita

berusia diatas 20 tahun meskipun dalam beberapa kasus bisa

mulai tampak pada usia kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).

c. Tanda dan Gejala

Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip

kram dibagian bawah perut yang menyebar ke punggung dan kaki.

Gejala terkait lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan,

diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa

wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa

berlangsung beberapa hari (Ramaiah, 2004).

Dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu

gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke

dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

27

sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun

frekuensi Dismenore cukup tinggi dan lama dikenal, namun sampai

sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dan memuaskan.

Oleh karena itu hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak

diperut bagian bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa

mual, muntah, sakit kepala, diare, dan iritabilitas sehingga memaksa

penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara

hidupnya sehari-hari (Prawirohardjo, 2006).

d. Penanganan

Beberapa pendapat tentang upaya penanganan untuk

mengatasi Dismenore :

1) Upaya penanganan Dismenore menurut Yatim (2001), adalah;

a) Olahraga atau latihan, psikoterapi untuk meyakinkan

perempuan bahwa keluhannya tidak membahayakan

kehidupan, dan akan berlalu begitu darah keluar dengan

lancar

b) Obat-obatan anti sakit (analgetik) sebaiknya bukan

golongan narkotik seperti Morfin dan Codein

c) Obat-obatan penghambat pengeluaran hormon

Prostaglandin, seperti Aspirin, Endometasin, dan Asam

Mefenamat

2) Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh

(2009) dan Wijayanti (2009) adalah :

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

28

a) Kompres dengan botol dingin (hangat tepat pada bagian

yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian

belakang)

b) Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi

c) Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es

krim

d) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit

e) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke

bawah

f) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi

g) Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter.

Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak

dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali

sehari

3) Menurut Dianawati (2003), ada beberapa cara pengobatan yang

biasa dilakukan untuk membantu mengurangi Dismenore yaitu:

a) Olahraga ringan

b) Mengonsumsi buah dan sayur

c) Mengurangi kadar gula dan kafein

d) Minum obat yang mengandung aspirin dan ibuprofen

4) Upaya penanganan Dismenore menurut Prawirohardjo (2006)

antara lain :

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

29

a) Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa Dismenore adalah

gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan.

Hendaknya diadakan penjelasan mengenai cara hidup,

pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita.

Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya

tabu atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan.

Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang

cukup, dan olahraga mungkin berguna.

b) Pemberian obat analgesik

Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur

dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi

penderitaannya. Obat analgesik yang sering diberikan

adalah preparat kombinasi Aspirin, Fenasetin, dan Kafein.

Obat-obat paten yang beredar di pasaran antara lain

Novalgin, Ponstan, Acep-aminopen dan sebagainya.

c) Terapi hormonal

Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk

membuktikan bahwa gangguan benar-benar Dismenore

primer atau untuk memungkinkan penderita melakukan

pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan

ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil

kombinasi kontrasepsi.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

30

d) Terapi dengan obat nosteroid anti prostaglandin

Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen

hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, 1-3

hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid.

e) Dilatasi canalis servikalis

Dapat memberikan keringanan karena kemudahan

pengeluaran darah haid dan prostaglandin di dalamnya.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilakudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-definafiro... · Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

31

B. Kerangka Teori

C.

D.

E.

F.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

& Proverawati (2009)

Predisposing Factor

(Faktor

Predisposisi):

a. Pengetahuan

b. Sikap

c. Kepercayaan

d. Tradisi

e. Nilai

f. Umur

Enabling Factor

(Faktor

Kemungkinan):

Ketersediaan

sumber-sumber

atau fasilitas

Reinforcing Factor

(Faktor Penguat):

a. Sikap

b. Perilaku petugas

c. Peraturan

Undang-undang

Perilaku

Kesehatan Reproduksi

Remaja

Menstruasi

Dismenore

Sekunder