18
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115). Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto 2015:148). Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian- kejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik. Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran. penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15408/3/T1_292013177_BAB...3.2.1 Variabel Bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini

  • Upload
    vanphuc

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research

(CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering

disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115).

Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa

penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang

“dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya

guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan

untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto

2015:148).

Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-

kejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar

lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.

Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa

menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran.

penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah

memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.

21

3.1.2 Latar dan Karakteristik Penelitian

a. Tempat penelitian

Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Lokasi dipilih karena banyaknya

siswa kelas 4 yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA.

b. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada smester 1 tahun

pembelajaran 2016/2017 di kelas 4 SDN Candisari 01. Penentuan waktu

penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua

siklus. Penelitian akan dilakukan pada:

1. Siklus I : 5 Desember 2016 sampai dengan 6 Desember 2016

2. Siklus II : 14 Desember 2016 sampai dengan 15 Desember 2016

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN

Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 25

yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki

3.2 Variabel Penelitian

Ada dua variable yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran

Problem Based Learning sementara variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

permasalahan di dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang

berpikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan suatu permasalahan.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4

SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Hasil belajar siswa adalah kemampuan

siswa yang diperoleh setelah siswa melalui tahapan-tahapan dalam proses

pembelajaran.

22

3.3 Prosedur Penelitian

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R.

Penelitian ini dibagi ke dalam 2 siklus dan pada setiap siklus terdapat 3 rancangan

kegiatan yakni perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Prosedur

penelitian menurut C.Kemmis an Mc.Taggert, R digambarkan dalam gambar 3.1

berikut.

Gambar 3.1

Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart, R

3.3.1 Perencanaan

Arikunto (2009:18) menjelaskan dalam tahap perencanaan, peneliti

menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk

membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada

tahap ini guru bersama peneliti membuat rancangan penelitian yang akan

dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 pertemuan. Hal yang

perlu dipersiapkan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

23

1. Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk

mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus

dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam tahap perencanaan ini merancang dan merencanakan

pembelajaran IPA kelas 4 dengan menyusun RPP materi Wujud benda dan

sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan

kompetensi dasar yang akan dicapai (lampiran 8 halaman 77), membuat media

yang berupa peta konsep RPP dalam siklus I dibuat dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu (2 x pertemuan). Pertemuan pertama 1 x pertemuan (1 hari) dan

pertemuan kedua 1 x pertemuan (1 hari).

Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung

yang diperlukan. Pembuatan instrument yang digunakan untuk mengamati dan

menganalisis data mengenai proses dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran

yang dilakukan.

b) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan atau pelaksanaan adalah implementasi atau pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan dilaksanakan dalam

pembelajaran didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan

pendekatan Problem Based Learning pada pelajaran IPA materi Wujud benda

dan sifatnya.

c) Pengamatan atau observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh

tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN

Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan

Problem Based Learning.

24

d) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, 2009:78). Pada tahap ini

peneliti bersama tim kolaborator melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji

proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar, apakah

sudah efektif melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus

pertama. Dalam kegiatan ini hal yang dievaluasi adalah kekurangan dan kelebihan

saat kegiatan pembelajaran berlangsung, serta hambatan dari kegiatan yang telah

dilakukan, sedangkan hasil tes evaluasi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk

dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II Kemudian tim kolaborasi membuat

tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus

sebelumnya.

2. Siklus II

Kegiatan pada siklus II dirancang untuk memperbaiki kekurangan pada

proses pembelajaran di siklus I, apabila dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka dalam siklus II hal

tersebut akan diperbaiki dan disempurnakan. Pada siklus II ini juga dibagi

kedalam 4 tahap, yaitu :

a) Tahap perencanaan

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini masih sama dengan

tahap perencanaan pada siklus I yaitu menyusun kegiatan pembelajaran yang

meliputi RPP sesuai dengan pembelajaran IPA dan kompetensi yang ingin dicapai

(lampiran 9 halaman 91). Perencanaan siklus II dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I. Pada siklus II ini disertai tindakan

dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang dapat mengatasi

permasalahan pada siklus 1 dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

25

b) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini yaitu menerapkan atau mengimplementasikan RPP

yang telah disusun dalam proses pembelajaran dikelas. Kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan pendekatan Problem Based Learning dalam mata pelajaran IPA

kelas 4.

c) Pengamatan atau Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh

tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN

Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan

Problem Based Learning siklus II.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran IPA kelas 4 dengan

pendekatan Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru

mengumpulkan data dari nilai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari

tindakan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning, hambatan serta hasil tindakan dalam pembelajaran IPA.

Hasil refleksi berguna untuk menentukan keberhasilan dari tindakan pembelajaran

yang dilakukan sebekumnya yaitu pada siklus I.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi

sebagai alat untuk mengukur kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA

di SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali setelah melalui proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Based Learning adalah :

a. Tes Tertulis

Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siawa setelah mempelajari

materi yang diajarkan. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes yang

26

bebentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

b. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati

perilaku dan aktivitas individu-individu selama proses pembelajaran berlangsung.

penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dan siswa

selama proses belajar mengajar.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian berupa butir-butir hasil belajar untuk mengetahui tingkat

penguasaan materi dari siswa kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali.

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi pembelajaran IPA.

a. Lembar Soal

Lembar soal tes tertulis dipergunakan untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dinilai dengan satuan angka, dapat

dilihat pada (lampiran no 11 &13 halaman 106&110).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru dan siswa

dalam melaksanakan proses pembelajaran apakah kegiatan yang dilakukan sudah

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat atau belum, dapat dilihat pada

(lampiran 14&15 halaman 113&114)

c. Dokumentasi

Merupakan kegiatan yang dilakukan ralam rangka memperoleh informasi

dalam kegiatan yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini peneliti akan

menggunakan dokumentasi berupa foto saat proses penelitian berlangsung, dapat

dilihat pada (lampiran 24&25 halaman 139&140)

3.5 Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Instrumen

3.5.1 Uji Validitas

Sebelum digunakan unutk dibagikan kepada peserta didik, soal terlebih

dahulu akan diuji coba dan diketahui soal yang valid. Uji coba untuk mengetahui

27

valid tidaknya sebuah soal disebut dengan uji validitas. Seperti menurut Arikunto

(2014:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Arikunto, 2014:211 mengungkapkan

bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan.

Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji lembar soal yang

akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I

maupun siklus II. Validitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dari Pearson. Hal ini digunakan untuk

mengkorelasikan skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor

total yang dinyatakan dengan simbol (Y). Suharsimi Arikunto (2014: 318),

merumuskan cara pengukuran validitas instrumen, yaitu sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)

√{(𝑁Σ𝑋2 − Σ𝑋2)}{(𝑁Σ𝑌2 − Σ𝑌2)}

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒𝑛

𝑋 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

𝑌 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

28

Mengolah data untuk mengukur validitas menggunakan aplikasi SPSS 20 for

windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik

analyze > correlate > bivariate. Dan untuk mengetahui hasil validitas dapat

dilihat pada kolom Total. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis dari taraf

signifikan yang dikehendaki dipertemukan dengan n jumlah subyek maka

diperoleh bahwa, untuk n=25 dan DF = n-2 maka dari itu DF = 25-2 = 23,

dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 maka harga r tabel= 0,3961, sehingga syarat

minimum untuk memenuhi syarat validitas adalah apabila r hitung ≥ 0,3961. Jadi,

jika nilai r hitung kurang dari 0,3961 maka butir instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid. Arikunto (2013: 89) membagi ketetapan untuk mengukur suatu

instrumen dengan rentang sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Validitas Instrumen

NO Indeks Keterangan Validitas

1 0,8 ≤ 𝒓 ≤ 𝟏 Validitas Sangat Tinggi

2 0,6≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟕𝟗 Validitas Tinggi

3 0,4≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟓𝟗 Validitas Cukup

4 0,2≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟑𝟗 Validitas Rendah

5 0,0≤ 𝒓 ≤ 𝟎, 𝟏𝟗 Tidak Valid

29

Hasil Uji validitas soal Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Tabel 3.2 terlihat bahwa dari 30 butir soal, terdapat 21 Soal Valid dan 9 soal

tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27. Sedang soal yang dinyatakan

tidak valid yakni soal nomor 2, 5, 17, 20, 23, 25, 28, 29, 30. Butir soal yang

dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

Nomor

Soal

Index

Correlation

Keterangan

Soal1 .817 Valid

Soal2 -.178 Tidak Valid

Soal3 .567 Valid

Soal4 .589 Valid

Soal5 .212 Tidak Valid

Soal6 .417 Valid

Soal7 .446 Valid

Soal8 .417 Valid

Soal9 .632 Valid

Soal10 .498 Valid

Soal11 .783 Valid

Soal12 .773 Valid

Soal13 .545 Valid

Soal14 .814 Valid

Soal15 .457 Valid

Soal16 .565 Valid

Soal17 -.068 Tidak Valid

Soal18 .629 Valid

Soal19 .528 Valid

Soal20 .055 Tidak Valid

Soal21 .594 Valid

Soal22 .789 Valid

Soal23 .018 Tidak Valid

Soal24 .764 Valid

Soal25 .192 Tidak Valid

Soal26 .628 Valid

Soal27 .443 Valid

Soal28 .392 Tidak Valid

Soal29 .025 Tidak Valid

Soal30 .265 Tidak Valid

30

penelitian di siklus I. Hasil validitas pada siklus II terdapat pada tabel 3.3 sebagai

berikut :

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 20 Soal Valid dan 10 soal

tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 12, 14, 16, 18, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30. Sedang soal yang dinyatakan tidak

Nomor

Soal

Index

Correlation

Keterangan

Soal1 .904 Valid

Soal2 .501 Valid

Soal3 .009 Tidak Valid

Soal4 .716 Valid

Soal5 .580 Valid

Soal6 .476 Valid

Soal7 -.148 Tidak Valid

Soal8 .602 Valid

Soal9 .684 Valid

Soal10 .520 Valid

Soal11 .557 Valid

Soal12 .729 Valid

Soal13 .137 Tidak Valid

Soal14 .814 Valid

Soal15 -.221 Tidak Valid

Soal16 .591 Valid

Soal17 -.051 Tidak Valid

Soal18 .627 Valid

Soal19 .423 Tidak Valid

Soal20 .260 Tidak Valid

Soal21 .247 Tidak Valid

Soal22 .787 Valid

Soal23 .789 Valid

Soal24 -.256 Tidak Valid

Soal25 .757 Valid

Soal26 .775 Valid

Soal27 .334 Tidak Valid

Soal28 .533 Valid

Soal29 .718 Valid

Soal30 .729 Valid

31

valid yakni soal nomor 3, 7, 13, 15, 17, 19, 20, 21, 24, 27. Butir soal yang

dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

penelitian di siklus II.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensiun

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen

yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga (Arikunto 2014:221).

Dalam penelitian ini uji reliabelitas digunakan untuk menguji lembar soal

yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I

maupun siklus II.

Tabel 3.4

Koefisien Reliabilitas dan Kategori

NO Indeks Kategori

1 𝝏 < 𝟎, 𝟕 Tidak Reliable

Cukup Reliable

Reliable bagus

Reliable memuaskan

2 𝟎, 𝟕 < 𝝏 ≤ 𝟎, 𝟖

3 𝟎, 𝟖 < 𝝏 ≤ 𝟎, 𝟗

4 𝟎, 𝟗 < 𝝏 ≤ 𝟏, 𝟎

Hasil Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Tabel 3.5 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 1 didapatkan koefisien

Cronbach’s Alpha sebesar 0,875. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas

Cronbach's Alpha N of

Items

.875 30

32

melampaui batas nilai signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal

siklus I memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Adapun hasil uji reliabilitas soal

pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien

Cronbach’s Alpha sebesar 0,889. Hasil tersebut sudah melampaui batas nilai

signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal siklus II memiliki

tingkat reliabilitas yang bagus.

3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Slamet, 2001 (dalam buku Naniek, dkk:2012:338) Tingkat

kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab

betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin

mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal

itu makin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung seperti berikut ini :

𝑃 =𝐵

𝑁

Dimana :

B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul.

N = Jumlah peserta didik

P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah

keseluruhan peserta didik atau

P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar

Cronbach's

Alpha

N of Items

.889 30

33

Mengolah data untuk mengukur tingkat lesukaran menggunakan aplikasi SPSS 20

for windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik

analyze > descriptive statistics > frequencies > statistics > mean > continue > OK. Dan

untuk mengetahui hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom mean. Tingkat

kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya

berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat

menggunakan tabel tingkat kesukaran sebagai berikut :

Tabel 3.7

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

NO Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

1 𝟎. 𝟎𝟎 − 𝟎. 𝟐𝟓 Sukar

2 𝟎. 𝟐𝟔 − 𝟎. 𝟕𝟓 Sedang

3 𝟎. 𝟕𝟔 − 𝟏. 𝟎𝟎 Mudah

34

Hasil Uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :

Tabel 3.8

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest Siklus I

Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 25 soal dengan tingkat

kesukaran sedang dan terdapat 5 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Butir Soal

yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27. Sedang soal yang

dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni soal nomor 20, 23, 28, 29, 30.

Nomor

Soal

Mean Keterangan

Soal1 .48 Sedang

Soal2 .68 Sedang

Soal3 .72 Sedang

Soal4 .68 Sedang

Soal5 .48 Sedang

Soal6 .56 Sedang

Soal7 .48 Sedang

Soal8 .68 Sedang

Soal9 .60 Sedang

Soal10 .72 Sedang

Soal11 .60 Sedang

Soal12 .36 Sedang

Soal13 .48 Sedang

Soal14 .44 Sedang

Soal15 .72 Sedang Soal16 .44 Sedang Soal17 .56 Sedang Soal18 .68 Sedang Soal19 .44 Sedang Soal20 .84 Mudah

Soal21 .72 Sedang Soal22 .44 Sedang Soal23 .88 Mudah

Soal24 .56 Sedang

Soal25 .44 Sedang

Soal26 .52 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .84 Mudah

Soal29 .80 Mudah

Soal30 .88 Mudah

35

Hasil dari tingkat kesukaran pada siklus II dapat dilihat pada tebel 3.9 sebagai

berikut ini :

Tabel 3.9

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest Siklus II

Hasil dari tabel 3.9 tingkat kesukaran siklus II terdiri dari 30 soal, dari 30 soal

terdapat 27 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat

kesukaran mudah. Butir Soal yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah

soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25,

26, 27, 28, 29, 30 Sedang soal yang dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni

soal nomor 20, 21, dan 24.

Nomor

Soal

Mean Keterangan

Soal1 .44 Sedang

Soal2 .64 Sedang

Soal3 .84 Sedang

Soal4 .64 Sedang

Soal5 .48 Sedang

Soal6 .56 Sedang

Soal7 .72 Sedang

Soal8 .36 Sedang

Soal9 .44 Sedang

Soal10 .68 Sedang

Soal11 .56 Sedang

Soal12 .48 Sedang

Soal13 .68 Sedang

Soal14 .52 Sedang

Soal15 .68 Sedang Soal16 .48 Sedang Soal17 .64 Sedang Soal18 .56 Sedang Soal19 .52 Sedang Soal20 .84 Mudah

Soal21 .80 Mudah Soal22 .48 Sedang Soal23 .56 Sedang

Soal24 .80 Mudah

Soal25 .60 Sedang

Soal26 .48 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .60 Sedang

Soal29 .48 Sedang

Soal30 .48 Sedang

36

3.6 Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas 4 SDN Candisari 01

Kabupaten Boyolali mencapai ketuntasan 85% dalam mata pelajaran IPA dengan

standar ketuntasan 70. Sehingga apabila ketuntasan siswa dibawah 85% maka

penelitian ini dapat dikatakan gagal.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

deskripsi analisis kuantitatif dan deskripsi kualitatif.

1. Deskriptif kuantitatif

Deskriptif kuantitatif merupakan teknik yang menganalisis data

secara kuantitatif dengan menggunakan persen. Penyajian data

kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa

selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data berupa

hasil belajar siswa pada pra siklus. Hal tersebut untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap

akhir siklus. Hasil analisis data dihitung dengan menggunakan statistik

sederhana yaitu sebagai berikut:

Nilai rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P = 𝐹

𝑁 x 100%

Keterangan:

P = angka presentase

𝐹 = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

𝑁 = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai

berikut:

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar

jumlah seluruh siswa x100%

37

Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang

dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:

Tuntas = jika ketuntasan ≥ 70

Tidak tuntas = jika ketuntasan < 70

2. Deskripsi Kualitatif

Data deskriptif kualitatif merupakan data hasil observasi terhadap

kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran baik siklus I

maupun siklus II dengan menggunakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri

terbimbing. Hasil tersebut berupa kekurangan maupun kelebihan yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung yang diamati oleh observer.