BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.uny.ac.id/49206/3/4 BAB III.pdf · Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... uji validitas konstruk dari soal tes kemampuan pemecahan

  • Upload
    vutram

  • View
    223

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu.

    Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

    sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

    pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian di sekolah, sering tidak

    memungkinkan untuk menentukan kelompok kontrol sesuai dengan kaidah

    dalam penelitian eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa telah dikelompokkan

    kedalam kelas-kelas. Oleh karena itu, quasi experiment digunakan apabila sulit

    mendapatkan kelompok kontrol.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Yogyakarta yang beralamat

    di Jalan RW Monginsidi 1 Yogyakarta, Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis,

    Kota Yogyakarta. Pengambilan data dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017

    semester genap, yaitu pada tanggal 5 sampai 26 Januari 2017. Jadwal

    pelaksanaan penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A halaman 99.

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

    Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 7 kelas, yaitu

  • 35

    kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII G. Masing-masing

    kelas terdiri dari 34 siswa.

    2. Sampel Penelitian

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak karena

    setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

    Pengambilan dua kelas dilakukan secara acak dengan mengundi tujuh kelas di

    SMP Negeri 6 Yogyakarta yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E,

    VIII F, dan VIII G. Dari hasil undian diperoleh kelas VIII E dan kelas VIII F

    sebagai sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan undian lagi untuk menentukan

    kelas mana yang menjadi kelas eksperimen dan kelas mana yang menjadi kelas

    kontrol. Dari undian diperoleh kelas VIII E sebagai kelas kontrol dan kelas VIII

    F sebagai kelas eksperimen.

    D. Variabel Penelitian

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran. Strategi

    pembelajaran yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu strategi metakognitif

    dan strategi ekspositori. Strategi metakognitif diterapkan di kelas eksperimen,

    sedangkan strategi ekspositori diterapkan di kelas kontrol.

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

    masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Yogyakarta. Kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest

    pada kedua kelas.

  • 36

    Variabel yang dikontrol dalam penelitian ini meliputi guru yang

    mengajar, materi pelajaran, dan jumlah jam pelajaran. Pembelajaran pada

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama

    yaitu peneliti, materi pelajaran yang sama yaitu lingkaran, dan jumlah jam

    pelajaran yang sama yaitu 16 jam pelajaran.

    E. Definisi Operasional

    Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-

    istilah pada variabel penelitian, perlu dikembangkan definisi operasional

    variabel sebagai berikut.

    1. Strategi Metakognitif

    Pembelajaran dengan strategi metakognitif pada penelitian ini

    didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pengetahuan,

    ketrampilan, dan kesadaran terhadap kognitif seseorang sehingga dapat

    membantu orang tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

    Strategi metakognitif meliputi aktivitas merencanakan (planning), memantau

    (monitoring), dan mengevaluasi hasil belajar yang telah dilakukan (evaluating).

    2. Strategi Ekspositori

    Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

    berpusat pada guru, dengan guru merupakan sumber informasi utama bagi siswa.

    Strategi ekspositori mencakup langkah-langkah sebagai berikut. (1) pembukaan,

    dengan menyampaikan tujuan, motivasi, dan apersepsi, (2) isi, ceramah materi

    pelajaran/rumus, memberikan contoh soal dan latihan soal, serta (3) penutup,

    ditutup dengan kesimpulan dan PR (Pekerjaan Rumah) atau kuis.

  • 37

    3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

    Kemampuan pemecahan masalah matematika didefinisikan sebagai

    kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengatasi berbagai

    permasalahan matematika yang diberikan oleh guru. Kemampuan tersebut

    meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah,

    menyelesaikan masalah sesuai rencana, serta menginterpretasikan jawaban ke

    masalah semula. Indikator dari setiap aspek tersebut disajikan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

    No. Aspek yang diukur Indikator

    1. Memahami masalah 1.1.Siswa dapat menuliskan informasi yang

    diketahui pada soal.

    1.2.Siswa dapat menuliskan masalah yang

    perlu diselesaikan.

    1.3.Siswa dapat membuat ilustrasi untuk

    menggambarkan situasi soal jika

    diperlukan.

    2. Merencanakan penyelesaian

    masalah

    2.1.Siswa dapat merepresentasikan

    informasi yang terdapat pada soal ke

    dalam notasi matematika.

    2.2.Siswa dapat menyusun langkah-langkah

    atau strategi yang akan digunakan untuk

    menyelesaikan masalah.

    3. Menyelesaikan masalah

    sesuai rencana

    3.1.Siswa dapat menyelesaikan masalah

    dengan rumus atau langkah-langkah

    yang sesuai dengan rencana

    penyelesaian.

    3.2.Siswa dapat melakukan perhitungan

    sesuai rencana penyelesaian dengan

    benar.

    4. Menginterpretasikan

    jawaban ke masalah semula

    4.1.Siswa dapat menjelaskan hasil yang

    diperoleh dari perhitungan ke

    permasalahan semula dengan kalimat

    yang benar.

  • 38

    F. Desain Penelitian

    Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest

    control group design. Pada desain penelitian ini terdapat dua kelompok sampel

    yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random,

    kemudian kedua kelompok ini diberi pretest untuk mengetahui kemampuan

    awal, setelah itu diberikan perlakuan/treatment dan dilanjutkan dengan posttest

    untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Desain

    penelitian pretest-posttest control group design diilustrasikan sebagai berikut.

    Tabel 2. Desain Penelitian pretest-posttest control group design

    Group Pretest Treatment Posttest

    E O1 XM O2

    K O3 XK O4

    Keterangan:

    E = kelas eksperimen

    K = kelas kontrol

    O1 = pretest kelas eksperimen

    O3 = pretest kelas kontrol

    XM = pembelajaran dengan strategi metakognitif

    XK = pembelajaran dengan strategi ekspositori

    O2 = posttest kelas eksperimen

    O4 = posttest kelas kontrol

    G. Perangkat Pembelajaran

    Untuk memperlancar proses pembelajaran, maka perlu disusun perangkat

    pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

    Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Sebelum perangkat pembelajaran ini digunakan

    untuk penelitian, perangkat pembelajaran dikonsultasikan pada dosen

    pembimbing, perangkat pembelajaran juga divalidasi dan direvisi sesuai saran.

  • 39

    Berikut penjelasan mengenai perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

    kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    1. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen

    Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen berupa

    RPP dan LKS. RPP merupakan pedoman dan langkah-langkah kegiatan yang

    akan dilakukan di dalam kelas pada setiap pertemuan. RPP yang digunakan

    dalam kelas eksperimen sesuai dengan langkah-langkah dalam strategi

    metakognitif yaitu meliputi kegiatan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.

    RPP kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran B.1. halaman 102.

    Pada setiap pertemuan, pembelajaran dilaksanakan dengan media LKS.

    LKS disusun untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi dengan

    menggunakan strategi metakognitif, sehingga pembelajaran yang dilakukan

    siswa menjadi bermakna. LKS berisi tentang petunjuk penggunaan LKS,

    indikator pencapaian tujuan pembelajaran, informasi keterkaitan materi yang

    akan dipelajari dengan materi yang telah dimiliki, maupun kegiatan-kegiatan

    yang harus diselesaikan oleh siswa. Pada setiap kegiatan tersebut, terdapat

    perintah untuk memeriksa kembali langkah-langkah yang telah dilakukan dan

    melakukan perbaikan jika terdapat kesalahan.Selain itu, dalam LKS juga

    terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk melakukan

    penilaian terhadap apa yang telah dikerjakan. LKS dapat dilihat pada lampiran

    B.3. halaman 166.

  • 40

    2. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol

    Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kelas kontrol hanyalah

    RPP, artinya tidak menggunakan media LKS. Hal ini dikarenakan pembelajaran

    yang dilaksanakan dalam kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori dimana

    guru tidak terbiasa menggunakan LKS dalam proses pembelajarannya.

    Penyusunan RPP untuk kelas kontrol disesuaikan dengan langkah-langkah pada

    strategi ekspositori. RPP memberikan pedoman bagi guru dalam memberikan

    motivasi dan menarik perhatian siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran,

    memberikan apersepsi, menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh-

    contoh sehubungan dengan materi pelajaran, memberikan pertanyaan kepada

    siswa dengan tujuan untukmengetahui sampai manakah materi pelajaran telah

    dikuasai, memberikan soal latihan, serta membuat simpulan. RPP kelas kontrol

    dapat dilihat pada lampiran B.2. halaman 136.

    H. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen data

    kuantitatif dan kualitatif. Instrumen data kuantitatif berupa tes kemampuan

    pemecahan masalah matematis, sedangkan instrumen data kualitatif berupa

    lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan

    tentang instrumen penelitian secara rinci.

    1. Instrumen data kuantitatif

    Instrumen data kuantitatif berupa tes kemampuan pemecahan masalah

    matematis yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Terdapat dua jenis tes

  • 41

    yang digunakan dalam penelitian yaitu pretest dan posttest.Pretest dan posttest

    dilakukan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest digunakan untuk

    mengukur kemampuan awal siswa terhadap pemecahan masalah matematis

    sebelum pelaksanaan pembelajaran, sedangkan posttest digunakan untuk

    mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah

    pembelajaran selesai dilaksanakan. Penyusunan instrumen didasarkan pada

    indikator kemampuan pemecahan masalah matematis.

    Soal pretest dan posttest dalam penelitian ini berupa soal uraian yang

    terdiri dari 5 butir soal. Hal ini bertujuan agar penulis dapat mengetahui proses

    pengerjaan soal oleh siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa sudah

    mempunyai komponen-komponen kemampuan pemecahan masalah atau belum.

    Soal yang digunakan dalam pretest dan posttest dibuat setipe dengan tingkat

    kesulitan yang sama. Sebelum instrumen ini digunakan untuk pengambilan data,

    instrumen dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan divalidasi oleh dosen

    ahli. Kisi-kisi dan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematika

    dapat dilihat pada lampiran C halaman 223.

    2. Instrumen data kualitatif

    Instrumen data kualitatif berupa lembar observasi keterlaksanaan

    pembelajaran. Pada penelitian ini disusun dua macam lembar observasi, yaitu

    lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen yang

    menggunakan strategi metakognitif dan lembar observasi keterlaksanaan

    pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan strategi ekspositori. Lembar

    observasi disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran untuk kelas

  • 42

    eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi ini akan digunakan dengan cara

    observasi langsung oleh satu observer pada masing-masing kelas eksperimen

    dan kelas kontrol. Aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran akan

    diamati apakah telah sesuai dengan aspek-aspek yang diharapkan. Kriteria untuk

    mengisi lembar observasi adalah dengan memberi tanda centang pada

    kolom Ya jika aspek yang diamati terlaksana dan memberi tanda centang

    pada kolom Tidak jika aspek yang diamati tidak terlaksana.

    Selain lembar observasi, peneliti juga menyiapkan alat bantu observasi

    berupa lembar catatan lapangan untuk mencatat hal-hal tambahan yang tidak

    termuat dalam lembar observasi. Hasil catatan lapangan ini digunakan sebagai

    bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan bagi peneliti dalam melaksanakan

    pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

    I. Validitas Instrumen

    Sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data, maka perlu

    dilakukan validasi terhadap instrumen tersebut. Sugiyono (2011:121)

    menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut

    dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika instrumen

    dikatakan tidak valid, maka instrumen harus diperbaiki hingga instrumen

    tersebut dapat dikatakan valid dan layak untuk digunakan dalam pengambilan

    data. Validitas instrumen yang digunakan terdiri dari validitas isi dan validitas

    konstruk.

    Validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan

    substansi yang ingin diukur (Sukardi, 2011:123). Validitas isi pada umumnya

  • 43

    ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Proses validasi diawali dengan

    pengamatan instrumen oleh para ahli, kemudian para ahli mengoreksi semua

    item-item pada instrumen sesuai atau tidak dengan kisi-kisi instrumen, dan

    selanjutnya instrumen direvisi berdasarkan masukan para ahli. Setelah

    memeriksa hasil revisi dan mengevaluasi secara sistematis, para ahli

    memberikan penilaian apakah instrumen layak digunakan atau tidak. Kriteria

    penilaian instrumen ada tiga yaitu instrumen layak digunakan tanpa revisi,

    layak digunakan dengan revisi, atau tidak layak digunakan. Instrumen pada

    penelitian ini divalidasi oleh dua dosen ahli Jurusan Pendidikan Matematika

    FMIPA UNY. Instrumen yang divalidasi oleh para ahli berupa instrumen tes

    kemampuan pemecahan masalah matematis, lembar observasi keterlaksanaan

    pembelajaran, RPP, dan LKS. Hasil keterangan validasi oleh dosen ahli dapat

    dilihat selengkapnya pada lampiran F halaman 306.

    Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan validitas konstruk

    terhadap butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang

    diberikan. Validitas konstruk adalah validitas yang mengukur sejauh mana item-

    item tes mampu mengukur apa yang benar-benar ingin diukur sesuai dengan

    konsep dan definisi konseptual yang telah ditetapkan. Adapun rumus yang

    digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh

    Pearson dalam Sugiyono (2010:212) sebagai berikut.

  • 44

    Keterangan:

    : koefisien korelasi N : jumlah subjek

    X : skor item

    Y : skor total

    Pengambilan keputusan yang dilakukan adalah dengan membandingkan

    dengan pada taraf signifikansi 5%. Jika maka soal

    valid, sedangkan jika maka soal tidak valid. Hasil perhitungan

    uji validitas konstruk dari soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis

    dapat dilihat pada lampiran E.1. halaman 298.

    J. Teknik Analisis Data

    Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan strategi metakognitif,

    yang pertama akan diuji efektivitas strategi metakognitif ditinjau dari

    kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan yang kedua akan diuji

    apakah terdapat perbedaan signifikan dalam hal kemampuan pemecahan

    masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan

    strategi metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi

    ekspositori. Untuk menguji dua hal tersebut, dilakukan analisis data pada nilai

    pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam

    penelitian ini, analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, uji

    asumsi analisis, uji perbedaan kemampuan awal, dan uji hipotesis.

    Analisis deskriptif adalah teknik analisis yang memberikan informasi

    hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan untuk membuat

    kesimpulan yang berlaku secara umum. Untuk membuat kesimpulan yang

  • 45

    berlaku secara umum digunakan uji hipotesis, namun sebelumnya dilakukan uji

    asumsi analisis dan uji perbedaan kemampuan awal terlebih dahulu. Uji asumsi

    analisis digunakan terhadap pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol. Sedangkan uji perbedaan kemampuan awal digunakan untuk

    mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan awal kelas

    eksperimen dengan kemampuan awal kelas kontrol. Uji perbedaan kemampuan

    awal tersebut dilakukan dengan menggunakan rata-rata nilai pretest kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji perbedaan kemampuan awal tersebut

    akan menentukan uji hipotesis yang akan digunakan.

    Berikut ini dijelaskan mengenai analisis deskriptif, uji asumsi analisis, uji

    perbedaan kemampuan awal, dan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian

    ini.

    1. Analisis Deskriptif

    Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data hasil observasi

    keterlaksanaan pembelajaran dan data hasil tes kemampuan pemecahan masalah

    matematis yang terdiri dari data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol. Uraiannya adalah sebagai berikut.

    a. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

    Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil observasi akan dianalisis dengan skor 1

    untuk pilihan jawaban ya dan skor 0 untuk pilihan jawaban tidak. Cara

    menghitung persentase skornya adalah sebagai berikut.

  • 46

    Data hasil perhitungan kemudian dikualifikasikan sendiri oleh peneliti

    dengan ketentuan seperti pada tabel berikut.

    Tabel 3. Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran

    No. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Kualifikasi

    1. 80% P 100% Sangat Baik

    2. 60% P< 80% Baik

    3. 40% P< 60% Cukup

    4. 20% P< 40% Rendah

    5. 0% P< 20% Sangat Rendah

    b. Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

    Data pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematis

    dideskripsikan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik statistik yang

    digunakan meliputi rata-rata, variansi, simpangan baku, nilai tertinggi, dan nilai

    terendah.

    2. Uji Asumsi Analisis

    Uji analisis asumsi meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut

    penjelasannya secara lengkap.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai pretest dan

    posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang

    digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi

    = 0,05.

    Untuk perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas ini

    adalah sebagai berikut.

  • 47

    Dengan kriteria keputusan ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang

    dari = 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS

    16.0.

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

    memiliki kesamaan variansi atau tidak. Uji ini dilakukan pada nilai pretest dan

    posttest menggunakan Uji Levene Test dengan taraf signifikansi = 0,05.

    Pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 16.

    Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah

    sebagai berikut.

    (data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang

    sama)

    (data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang

    berbeda)

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika nilai Sig. pada tabel Test of

    Homogeneity of variances kurang dari = 0,05.

    3. Uji Perbedaan Kemampuan Awal

    Sebelum melanjutkan ke uji hipotesis, perlu dilakukan uji perbedaan

    kemampuan nilai awal. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

    kemampuan nilai awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

    perbedaan kemampuan awal tersebut dilakukan dengan menggunakan rata-rata

  • 48

    nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan dengan

    menggunakan uji independent-sample t-test dengan bantuan software SPSS versi

    16.0 dengan taraf signifikansi yang digunakan = 0,05. Hasil uji perbedaan

    kemampuan awal tersebut akan menentukan uji hipotesis yang digunakan.

    Hipotesis yang digunakan dalam pengujian kemampuan nilai awal adalah

    sebagai berikut.

    (tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan awal

    siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol)

    (terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan awal siswa

    kelas eksperimen dan kelas kontrol)

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari =

    0,05.

    4. Uji Hipotesis

    Berdasarkan hasil uji kemampuan nilai awal diperoleh dua kemungkinan

    yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen

    dan kelas kontrol atau terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Berikut penjelasan uji hipotesis yang akan

    digunakan berdasarkan dua kemungkinan tersebut.

    a. Tidak Terdapat Perbedaan Kemampuan Awal

    Apabila dari hasil uji kemampuan nilai awal diperoleh kesimpulan bahwa

    tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan

    kelas kontrol, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan nilai posttest

    dari kedua kelas tersebut. Berikut penjelasan tentang uji hipotesis yang akan

    dilakukan.

  • 49

    1) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 1

    Strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa jika rata-rata nilai

    posttest siswa kelas eksperimen minimal mencapai 78. Suharsimi Arikunto

    (1997:251) menyatakan bahwa nilai pada rentang 66-79 termasuk dalam

    kategori baik. Pemilihan kriteria minimal juga didasarkan pada KKM di SMP

    Negeri 6 Yogyakarta yaitu 78. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

    (strategi metakognitif tidak efektif digunakan dalam

    pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa)

    (strategi metakognitif efektif digunakan dalam

    pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa)

    Keterangan:

    : rata-rata nilai posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif (kelas

    eksperimen).

    Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang

    digunakan adalah uji one sample t-test dengan taraf signifikansi = 0,05

    menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. Kriteria keputusan yang

    diambil adalah ditolak jika nilai Sig. kurang dari = 0,05.

    2) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 2

    Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal

    kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

    matematika dengan strategi metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran

    dengan strategi ekspositori, perlu dilakukan pengujian terhadap rata-rata nilai

    posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan dengan

  • 50

    menggunakan uji independent-sample t-test dengan bantuan software SPSS versi

    16.0 dengan taraf signifikansi yang digunakan = 0,05. Hipotesis yang

    digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.

    (tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam

    kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol)

    (terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan

    kelas kontrol)

    Keterangan:

    : rata-rata nilai posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif (kelas

    eksperimen).

    : rata-rata nilai posttest kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori (kelas kontrol).

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari =

    0,05.

    3) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 3

    Strategi metakognitif dikatakan berpengaruh terhadap kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa jika mencakup dua hal berikut.

    a) Strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Untuk

    mengetahui efektivitas strategi metakognitif ini dapat melihat hasil pengujian

    hipotesis pada rumusan masalah yang pertama.

    b) Terdapat perbedaan signifikan dalam hal kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi

    metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori.

  • 51

    Kesimpulan tentang perbedaan ini dapat dilihat pada hasil pengujian

    hipotesis pada rumusan masalah yang kedua. Jika terdapat perbedaan yang

    signifikan, maka perlu ditunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif

    lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori.

    Strategi metakognitif dikatakan lebih baik ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa dibandingkan dengan strategi

    ekspositori, apabila rata-rata nilai posttest siswa kelas eksperimen lebih

    tinggi dari rata-rata nilai posttest kelas kontrol. Pengujian dilakukan dengan

    menggunakan uji independent-sample t-test dengan bantuan software SPSS

    versi 16.0 dengan taraf signifikansi yang digunakan = 0,05. Hipotesis

    yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.

    (pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa tidak lebih baik dibandingkan dengan strategi

    ekspositori)

    (pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa lebih baik dibandingkan dengan strategi ekspositori)

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari

    = 0,05.

  • 52

    b. Terdapat Perbedaan Kemampuan Awal

    Apabila dari hasil uji kemampuan nilai awal diperoleh kesimpulan bahwa

    terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas

    kontrol, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan data skor gain.

    Rumus indeks gain menurut Hake (1999:1) adalah sebagai berikut.

    Keterangan:

    = Skor posttest

    = Skor pretest

    = Skor maksimal

    Hasil perhitungan skor gain kemudian diinterpretasikan dengan

    menggunakan klasifikasi skor gain (Hake, 1999:1) seperti pada tabel berikut.

    Tabel 4. Klasifikasi Gain

    Skor Gain Klasifikasi

    Tinggi

    Sedang

    Rendah

    1) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 1

    Strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa jika skor gain

    lebih dari atau sama dengan 0,7. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai

    berikut.

    (strategi metakognitif tidak efektif digunakan dalam

    pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa)

    (strategi metakognitif efektif digunakan dalam

    pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa)

  • 53

    Menurut Sugiyono (2010:96), pengujian hipotesis ini dapat dilakukan

    dengan rumus statistika berikut.

    Keterangan:

    = rata-rata skor gain kelas eksperimen

    = banyaknya siswa kelas eksperimen = variansi skor gain kelas eksperimen

    = nilai yang dihipotesiskan, yaitu 0,69

    Dengan derajat bebas dan = 0,05.

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika

    2) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 2

    Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal

    kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

    matematika dengan strategi metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran

    dengan strategi ekspositori, perlu dilakukan pengujian terhadap rata-rata skor

    gainkelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan dalam

    pengujian ini adalah sebagai berikut.

    (tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam

    kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol)

    (terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan

    kelas kontrol)

    Keterangan:

    : rata-rata skor gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

    mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif (kelas eksperimen).

  • 54

    : rata-rata skor gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

    mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori (kelas kontrol).

    Menurut Walpole (1992:305), pengujian hipotesis ini dapat dilakukan

    dengan rumus statistika berikut.

    dengan dan

    Keterangan:

    = rata-rata skor gain kelas eksperimen

    = rata-rata skor gain kelas kontrol

    = banyaknya siswa kelas eksperimen = banyaknya siswa kelas kontrol

    = variansi skor gain kelas ekperimen

    = variansi skor gain kelas kontrol

    = simpangan baku gabungan

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika .

    3) Pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 3

    Strategi metakognitif dikatakan berpengaruh terhadap kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa jika mencakup dua hal berikut.

    a) Strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Untuk

    mengetahui efektivitas strategi metakognitif ini dapat melihat hasil pengujian

    hipotesis pada rumusan masalah yang pertama.

    b) Terdapat perbedaan signifikan dalam hal kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi

    metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori.

    Kesimpulan tentang perbedaan ini dapat dilihat pada hasil pengujian

    hipotesis pada rumusan masalah yang kedua. Jika terdapat perbedaan yang

  • 55

    signifikan, maka perlu ditunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi metakognitif

    lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori.

    Strategi metakognitif dikatakan lebih baik ditinjau dari kemampuan

    pemecahan masalah matematis siswa dibandingkan dengan strategi

    ekspositori, apabila rata-rata skor gain siswa kelas eksperimen lebih tinggi

    dari rata-rata skor gain kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan dalam

    pengujian ini adalah sebagai berikut.

    (pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa tidak lebih baik dibandingkan dengan strategi

    ekspositori)

    (pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif

    ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis

    siswa lebih baik dibandingkan dengan strategi ekspositori)

    Menurut Walpole (1992:305), pengujian hipotesis ini dapat dilakukan

    dengan rumus statistika berikut.

    dengan dan

    Keterangan:

    = rata-rata skor gain kelas eksperimen

    = rata-rata skor gain kelas kontrol

    = banyaknya siswa kelas eksperimen = banyaknya siswa kelas kontrol

    = variansi skor gain kelas ekperimen

    = variansi skor gain kelas kontrol

    = simpangan baku gabungan

    Kriteria keputusannya adalah ditolak jika .

  • 56

    K. Jadwal Penelitian

    Tabel 5. Jadwal Penelitian

    No. Kegiatan Waktu

    1. Penyusunan proposal September Oktober 2016

    2. Penyusunan instrumen November Desember 2016

    3. Pengambilan data Januari 2017

    4. Analisis data Februari 2017

    5. Penyusunan laporan Maret April 2017