18
R Agung Ismail S, 2016 HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain yang digunakan dalam penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai isntrumen yang digunakan untuk memperoleh data, prosedur pengambilan data, serta teknik analisis data yang berguna untuk menjawab hipotesis penelitian. A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Bandung yang bertempat di Jalan Setiabudhi No. 89 Cidadap, Bandung. Lokasi ini dipilih dengan beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya yaitu peneliti telah melakukan pra-penelitian dengan mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi siswa dan sekolah yang dapat menunjang penelitian, juga kemudahan jangkauan dan akses dengan sekolah. 2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana humor styles dan subjective well-being pada remaja awal. Maka dari itu subjek penelitian dalam peneilitian ini yaitu siswa SMP Negeri 15 Bandung, baik itu putra maupun putri. Secara psikologis, siswa SMP umumnya berada pada rentang usia 12-15 tahun yang termasuk dalam kategori remaja awal (Hurlock, dalam Desmita, 2009). 3. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang terdiri

atas lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain yang digunakan dalam

penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut.

Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai isntrumen yang digunakan untuk

memperoleh data, prosedur pengambilan data, serta teknik analisis data yang

berguna untuk menjawab hipotesis penelitian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Bandung yang

bertempat di Jalan Setiabudhi No. 89 Cidadap, Bandung. Lokasi ini dipilih

dengan beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya

yaitu peneliti telah melakukan pra-penelitian dengan mendapatkan

informasi dasar mengenai kondisi siswa dan sekolah yang dapat

menunjang penelitian, juga kemudahan jangkauan dan akses dengan

sekolah.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana humor styles

dan subjective well-being pada remaja awal. Maka dari itu subjek

penelitian dalam peneilitian ini yaitu siswa SMP Negeri 15 Bandung, baik

itu putra maupun putri. Secara psikologis, siswa SMP umumnya berada

pada rentang usia 12-15 tahun yang termasuk dalam kategori remaja awal

(Hurlock, dalam Desmita, 2009).

3. Populasi dan Sampel

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

35

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Populasi merupakan subjek ataupun objek, yang mempunyai

karakteristik tertentu yang dimana sebelumnya telah ditetapkan oleh

peneliti (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria

sebagai subjek dalam penelitian, yaitu siswa dengan kategori remaja awal

dan bertempat tinggal di Bandung. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan teknik sampel purposif atau judgmental

sampling. Teknik ini digunakan dengan cara menentukan kriteria khusus

terhadap sampel yang telah ditentukan oleh peneliti, sehingga pada

penelitian ini peneliti mendapatkan 99 siswa yang masuk kriteria dari total

616 siswa (total 18 kelas dari kelas VIII dan IX).

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode yang

menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Pendekatan ini mengukur humor styles sebagai variabel independen (X) dan

subjective well-being sebagai variabel dependen (Y) dengan menggunakan

instrumen. Penelitian ini bersifat non eksperimental (ex post facto) sehingga

penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan atau manipulasi terhadap variabel-

variabel yang akan diteliti, sehingga bertujuan untuk menguji teori yang ada

(Latipun, 2010).

Skor dari masing-masing variabel kemuadian akan dilakukan uji

korelasi untuk menyelidiki nilai-nilai pada dua variabel, kemudian menguji

dan menentukan hubungan dari kedua variabel tersebut (Silalahi, 2010).

Visualisasi desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Humor Styles (X) Subjective Well-being (Y)

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

36

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Hubungan variabel independen X humor styles dengan

variabel dependen Y subjective well-being

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala hal yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut untuk

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Terdapat 2 (dua)

variabel utama dalam penelitian ini, yaitu:

X : Humor Styles

Y : Subjective Well-Being

2. Definisi Operasional

Untuk memperoleh pengukuran yang relevan dengan tujuan dari

penelitian, maka diperlukan definisi dari setiap variabel sehingga dapat

disusun alat ukur mengenai variabel tersebut. Berikut definisi operasional

dalam penelitian ini, yaitu:

a. Definisi Operasional Humor Styles

Humor styles pada penelitian ini didefinisikan sebagai

kecenderungan siswa SMP Negeri 15 Bandung kelas VIII dan IX

dengan rentang umur 12-15, dan bertempat tinggal di Bandung

untuk menggunakan jenis humor dalam kehidupannya sehari-hari,

dimana mereka biasa menampilkan pola humor yang khas, secara

spontan dan tidak menyadari penggunaannya.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

37

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Terdapat 4 (empat) jenis humor atau humor styles yang

berkaitan dengan variasi seseorang dalam menggunakan humor

(Martin et al., 2003), yaitu:

1) Affiliative humor: Menceritakan hal-hal lucu, menciptakan

lelucon pada orang lain. Bertujuan untuk merperkuat

hubungan dengan orang lain (interpersonal), dan tidak ada

unsur untuk menyakiti orang lain.

2) Self-enhancing humor: Memikirkan atau menggunakan

humor mengenai pandangan tentang kehidupan, meskipun

saat seorang diri. Bertujuan untuk mengurangi situasi sedih,

stress, atau saat menghadapi kesulitan.

3) Aggressive humor: Menggunakan humor dengan bentuk

mengkritik, sarkasme, mengejek, menggoda, bahkan

meremehkan atau merendahkan orang lain. Humor ini

bersifat offensive, dan tidak bertujuan untuk meningkatkan

hubungan dengan orang lain, bahkan cenderung untuk

menunjukan bahwa mereka merasa superior.

4) Self-defeating humor: Menggunakan humor dengan

merendakan atau meremehkan dirinya sendiri, bercerita

lucu atau menertawakan diri saat disindir atau diremehkan.

Humor ini bertujuan untuk mendekatkan diri dengan orang

lain, sarana agar terhindar dari masalah atau perasaan

negatif.

b. Definisi Operasional Subjective Well-Being

Subjective Well-Being dalam kontoeks ini yaitu tinggi

rendahnya penilaian siswa SMP Negeri 15 Bandung kelas VIII dan

IX dengan rentang umur 12-15, dan bertempat tinggal di Bandung

terhadap kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif dan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

38

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penilaian afektif (emosi positif dan negatif) sebagaimana

ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dalam Satisfaction with Life

Scale (SWLS), Scale of Positive and Negative Experience

(SPANE).

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Humor Styles (Humor Styles Questionnaire)

Dalam penelitian ini digunakan alat ukur Humor Styles

Questionnaire (HSQ) milik Rod Martin (2003) yang telah diadaptasi ke

dalam bahasa Indonesia oleh peneliti. HSQ ini terdiri dari 32 butir soal

berbentuk pernyataan atau self-report yang terdiri dari 4 dimensi humor

styles yang terdiri dari affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive

humor, self-defeated humor, yang dimana masing-masing dimensi terbagi

menjadi 8 item. Respon partisipan pada alat ukur ini menggunakan skala

likert dengan 7 pilihan jawaban pada setiap item yang terdiri dari skala 1

―sangat tidak setuju‖ (STS), hingga 7 ―sangat setuju‖ (SS). Pilihan atau

yang mengarah ke ―sangat setuju‖ (SS) menunjukan bahwa pernyataan

item tersebut sesuai dengan gambaran diri, sedangkan pilihan atau yang

mengarah ke ―sangat tidak setuju‖ (STS) menunjukan bahwa pernyataan

tersebut tidak sesuai dengan gambaran diri indvidu tersebut.

Tabel 3.1. Penyekoran Item Humor Styles Questionnaire (HSQ)

Item

Skor Pernyataan

1

(STS)

2 3 4 5 6 7

(SS)

Favorable 1 2 3 4 5 6 7

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

39

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Unfavorable 7 6 5 4 3 2 1

Kategorisasi pada instrumen HSQ ini dilakukan dengan cara

menjumlahkan skor dari setiap dimensi atau jenis humor yang didapat,

sehingga akan dihasilkan 4 (empat) total skor dari setiap dimensi. Dengan

demikian dapat diketahui bagaimana humor styles yang dimiliki oleh

subjek dengan melihat skor yang paling dominan.

Koefisien reliabilitas pada HSQ yang telah di adaptasi ini

menunjukan nilai yang cukup reliabel, untuk affiliative humor

menunjukan nilai 0.690, 0.636 pada self-enhancing humor, 0.460 pada

aggressive humor, dan 0.666 pada self-defeated humor.

2. Instrumen Subjective Well-being

Pada penelitian ini digunakan 2 (dua) instrumen untuk mengukur

kedua aspek dari subjective well-being, yaitu aspek kognitif menggunakan

instrumen Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan aspek afektif atau

emosi menggunakan instrumen Scale of Positive and Negative Experience

(SPANE).

a. Satisfaction with Life Scale (SWLS)

Satisfaction with Life Scale (SWLS) merupakan instrumen

baku yang disusun oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin pada

tahun 1985. Instrumen ini digunakan untuk mengukur penilaian

kognitif individu mengenai kehidupannya. Satisfaction with Life Scale

(SWLS) terdiri atas 5 item dengan 7 skala jawaban yang memiliki

kategorisasi 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 7 (sangat setuju).

Instrumen ini disusun dengen menggunakan jenis skala Likert dan

menghasilkan data yang bersifat ordinal.

Tabel 3.2. Penyekoran Satisfaction with Life Scale (SWLS)

Item Skor Pernyataan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

40

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1

(STS)

2 3 4 5 6 7

(SS)

Favorable 1 2 3 4 5 6 7

Unfavorable 7 6 5 4 3 2 1

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa instrumen ini

memiliki koefisien reliabilitas yang konsisten tinggi, yaitu berkisar

antara 0,78-0,91 (Diener, 2006). Satisfaction with Life Scale (SWLS)

ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan memiliki

koefisien reliabilitas sebesar 0,733 (Wahyudin, 2011).

b. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE)

Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) disusun

oleh Diener dan Biswas-Diener untuk mengukur penilaian afektif

individu mengenai mood dan emosi yang dirasakan dalam hidup. Scale

of Positive and Negative Experience (SPANE) merupakan instrumen

baku yang terdiri atas 12 item dan 5 skala jawaban dengan kategorisasi

1 (sangat jarang atau hampir tidak pernah) sampai dengan 5 (sangat

sering atau selalu). Instrumen ini disusun dengen menggunakan jenis

skala Likert dan menghasilkan data yang bersifat ordinal.

Tabel 3.3. Penyekoran Scale of Positive and Negative Experience

(SPANE)

Item

Skor Pernyataan

1

(STS)

2 3 4 5 6 7

(SS)

Favorable 1 2 3 4 5 6 7

Unfavorable 7 6 5 4 3 2 1

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

41

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sejumlah hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa

instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang konsisten berkisar

antara 0,83-0,86 (Diener, 2009). Scale of Positive and Negative

Experience (SPANE) ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dan memiliki reliabilitas sebesar 0,846 (Wahyudin, 2011).

3. Pengembangan Instrumen

a. Uji Validitas

Asal kata validitas adalah dari kata validity, yang dapat

diartikan dengan sejauhmana ketepatan atau kecermatan suatu alat

ukur melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau benar-benar mengukur aspek yang diukurnya. Sebaliknya, alat

ukur yang memiliki nilai validitas rendah dapat diartikan bahwa data

yang dihasilkan tidak relevan dengan tujuan pengukuran alat ukur

tersebut (Azwar, 2010).

Dalam uji validitas isi, sesuai dengan namanya, yakni

merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi

atau konten tes dengan analisis rasional. Validitas isi berkaitan dengan

kemampuan suatu instrument mengukur isi (konsep) yang harus diukur

(Anastasi, 1988). Validitas isi dalam penelitian ini akan dilakukan oleh

professional judgement. Inti dari validitas ini adalah untuk menjawab

pertanyaan ―sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan

kawasan isi objek yang hendak diukur‖, atau juga ―sejauhmana isi tes

tersebut mencerminkan ciri atribut yang ingin diukur‖. Hal tersebut

dikarenakan sebuah tes haruslah komprehensif isinya dan juga memuat

isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan akhir (Azwar,

2010).

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

42

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, instrumen HSQ, SPANE, dan SWLS

merupakan alat ukur yang sudah teruji secara metodologis. Berbeda

dengan instrumen SPANE dan SWLS yang sudah teruji validitasnya

dengan Bahasa Indonesia, bahasa pada instrumen HSQ masih

menggunakan Bahasa Inggris, maka item-item pada instrumen ini

perlu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Agar validitas isi dari

intrumen terjaga, maka penerjemah instrumen harus merupakan

seorang yang memiliki ekpertisi atau profesional dibidang bahasa dan

psikologi.

Untuk professional judgement atau expert judgment dari segi

bahasa di lakukan oleh Dr. Doddy Rusmono, MLIS. Setelah

menerjemahkan HSQ kedalam bahasa Indonesia, maka secara konstruk

dan konsep psikologi pada instrumen HSQ ini dikaji ulang oleh

bantuan dari pakar bidang psikologi yaitu Helli Ihsan S.Ag,. M.Si., dan

Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., Psikolog.

Kemudian instrumen HSQ, SPANE, dan SWLS ini diujikan

kepada 163 remaja awal di kota Bandung dengan rentang umur 12-15

tahun, karena instrumen-instrumen ini merupakan adaptasi, maka tidak

dilakukan pengurangan atau penambahan item, sehingga pada

beberapa item hanya dilakukan perubahan redaksi kata agar tidak

mempengaruhi penilaian pada instrumen.

b. Uji Reliabilitas

Reliability yang berasal dari kata rely dan ablity, merupakan

penerjemahan dari kata reliabilitas. Suatu alat ukur yang reliabel

adalah yang memiliki nilai reliabitas yang tinggi. Reliabilitas yang

dimaksud adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

atau diandalkan untuk tetap digunakan di lain waktu (Azwar, 2010).

Reliabilitas juga bisa diartikan sebagai konsistensi dari serangkaian

pengukuran atau serangkaian alat ukur. Instrumen yang reliabel adalah

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

43

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

instrumen yang bila dilakukan dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan diperoleh hasil

yang sama (Anastasi, 1988).

. Berikut kriteria dari Guillford pada tabel di bawah yang

menjadi acuan dalam menentukan kriteria dalam penelitian ini,

(Sugiyono, 2008):

Tabel 3.4. Kriteria Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel > 0,900

Reliabel 0,700 – 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700

Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

Tidak Reliabel < 0,200

Pada penelitian-penelitian sebelumnya, koefisien reliabilitas

pada HSQ ini menunjukan nilai yang konsisten reliabel, untuk

affiliative humor menunjukan nilai 0.80, 0.81 pada self-enhancing

humor, 0.77 pada aggressive humor, dan 0.80 pada self-defeated

humor (Martin, et al., 2003). Pada penelitian ini, reliabilitas HSQ

kembali diujikan menggunakan alpha cronbach dengan bantuan

software SPSS 20 for windows dan mengacu pada kriteria dari

Guillford, menghasilkan nilai reliabilitas untuk affiliative humor 0.690,

pada self-enhancing humor menunjukan nilai 0.636, 0.460 pada

aggressive humor, dan 0.666 pada self-defeated humor. Pada dimensi

affiliative humor, self-enhancing humor, dan self-defeated humor,

termasuk kedalam kategori cukup reliabel, begitu pula pada dimensi

aggressive humor, nilai koefisien reliabilitasnya tergolong kecil

walaupun masuk pada kategori cukup reliabel, hal ini dapat disebabkan

karena beberapa faktor, seperti sedikitnya subjek yang memilih atau

rendahnya skor pada dimensi ini.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

44

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk pengukurun pada variabel subjective well-being,

digunakan dua (2) instrumen, yaitu SWLS dan SPANE. Sejumlah

penelitian menyebutkan bahwa instrumen SWLS ini memiliki

koefisien reliabilitas yang konsisten tinggi, yaitu berkisar antara 0,78-

0,91, sedangkan instrumen SPANE berkisar antara 0,83-0,86 (Diener,

2009). Kedua instrumen ini telah diadaptasi kedalam bahasa Indonesia

(Wahyudin, 2011) dan tergolong dalam kategori reliabel dengan

koefisien reliabilitas sebesar 0,733 pada instrumen SWLS, dan untuk

instrumen SPANE memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,846. Pada

penelitian ini, kedua instrumen yang telah diadaptasi tersebut

menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.630 untuk instrumen

SWLS, sedangkan untuk instrumen SPANE menghasilkan koefisien

reliabilitas sebesar 0.496. Dalam kriteria guillford, kedua instrumen ini

tergolong pada kriteria cukup reliabel.

Pada tabel berikut akan ditunjukan koefisien reliabilitas dari

instrument HSQ, SWLS dan SPANE.

Tabel 3.5. Koefisien Reliabilitas Instrumen HSQ, SWLS, dan SPANE

Instrumen Koefisien Reliabilitas

Humor Styles

Affiliative humor 0.690

Self-enhancing humor 0.636

Aggressive humor 0.460

Self-defeating humor 0.666

Subjective Well-being

SWLS 0.630

SPANE 0.496

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

45

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala bertujuan untuk menempatkan subjek

penelitian atau responden ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah

secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2010).

Kategorisasi skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari instrumen subjective

well-being, yaitu kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari

instrumen yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Azwar, 2010). Secara

umum, sampel atau responden dalam penelitian ini akan dibagi ke

dalam dua kategori, yaitu kategori subjective well-being tinggi dan

kategori subjective well-being rendah.

Pada penelitian ini, untuk mengetahui skor dimensi subjective

well-being digunakan dua instrumen, yaitu Satisfaction with Life Scale

(SWLS) dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE).

Dengan demikian, kategorisasi skala dalam penelitian ini diperoleh

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (Santoso, 2003):

1) Menentukan skor ideal atau sering disebut juga dengan skor

maksimal dan skor minimal dengan cara sebagai berikut:

Skor Ideal = skor ideal SWLS + skor ideal SPANE = 35 + 24 = 59

Skor Minimal =

skor minimal SWLS + skor minimal SPANE = 5 + (- 24) = -19

2) Menentukan rentang kategori dengan cara sebagai berikut:

Rentang Kategori =

= [59 - (-19)]/2 =

78/2 = 39

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh norma

atau kategorisasi skala pada subjective well-being ini sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kategorisasi Skala pada Subjective Well-being

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

46

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skor Kategori

-19 ≤ X ≤ 20 subjective well-being rendah

X >20 subjective well-being tinggi

Selanjutnya akan disajikan tabel kategorisasi aspek kognitif

mengenai kepuasan hidup dan aspek afektif mengenai mood dan emosi

beserta deskripsi dari masing-masing kategori tersebut berdasarkan

norma baku Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Scale of Positive

and Negative Experience (SPANE) yang disusun oleh Diener (2006;

2009).

Tabel 3.7. Kategorisasi Aspek Kognitif Mengenai Kepuasan Hidup Berdasarkan

Skor Satisfaction with Life Scale (SWLS)

Skor Kategori Deskripsi

30.00 ≤ X ≤

35.00 Sangat Puas

Responden yang berada dalam kategori

ini sangat mencintai kehidupan mereka.

Kehidupan mereka tidak sempurna,

tetapi mereka merasa bahwa dan

merasa bahwa segala sesuatu berjalan

dengan sangat baik. Meskipun

demikian, bukan berarti responden

yang berada dalam kategori ini

memiliki kepuasan yang bersifat mutlak

terhadap kehidupannya. Kepuasan yang

dirasakan oleh responden yang berada

dalam kategori ini sebagian besar

disebabkan oleh adanya tantangan dan

kemajuan dalam kehidupan mereka.

Bagi sebagian besar responden dalam

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

47

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelompok ini, kehidupan bersifat

menyenangkan dan hampir semua

aspek kehidupan mereka—pekerjaan,

sekolah, keluarga, teman, waktu luang,

dan lain-lain—berjalan dengan baik.

25.00 ≤ X ≤

29.00 Puas

Responden yang berada dalam kategori

ini menyukai kehidupan mereka dan

merasa bahwa segala sesuatu berjalan

dengan baik. Kehidupan mereka tentu

saja tidak sempurna, tetapi mereka

merasa bahwa sebagian besar aspek

kehidupan mereka berjalan dengan

baik. Pada beberapa aspek kehidupan,

mereka merasa kurang puas. Namun,

perasaan kurang puas tersebut masih

dapat dikurangi dengan cara pemberian

motivasi.

20.00 ≤ X ≤

24.00 Cukup Puas

Kategorisasi ini biasanya diisi oleh

responden yang berasal dari negara-

negara berkembang. Responden yang

berada dalam kategori ini merasa puas

dengan kehidupan mereka secara

umum. Namun, terdapat beberapa

aspek kehidupan yang mereka anggap

sangat memerlukan perbaikan. Oleh

karena itu, responden yang berada

dalam kategori ini cenderung memiliki

keinginan dan usaha yang kuat untuk

mengubah kehidupan mereka agar

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

48

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menjadi lebih baik.

15.00 ≤ X ≤

19.00 Kurang Puas

Responden yang berada dalam

kelompok ini biasanya memiliki

beberapa permasalahan kecil yang

bersifat signifikan pada beberapa aspek

kehidupan atau memiliki permasalahan

yang besar hanya pada salah satu aspek

kehidupan.

10.00 ≤ X ≤

14.00 Tidak Puas

Responden yang berada dalam kategori

ini secara umum merasa tidak puas

dengan kehidupan mereka. Responden

dalam kelompok ini biasanya memiliki

sejumlah aspek kehidupan yang tidak

berjalan dengan baik atau memiliki satu

sampai dua aspek kehidupan yang

berjalan dengan sangat buruk.

Responden yang berada dalam kategori

ini dianjurkan untuk sering berbincang-

bincang dengan teman-teman,

mengikuti kegiatan kerohanian, atau

bahkan menghubungi konselor agar

mereka dapat bergerak dan berubah ke

arah yang lebih positif.

5.00 ≤ X ≤ 9.00 Sangat Tidak Puas

Responden yang berada dalam

kelompok ini biasanya merasa sangat

tidak bahagia dengan kehidupan

mereka. Responden yang berada dalam

kategori ini biasanya memiliki

ketidakpuasan terhadap seluruh aspek

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

49

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kehidupan mereka. Bahkan, responden

yang berada dalam kategori ini dapat

dikatakan memiliki gangguan dalam

fungsi kehidupan mereka. Oleh karena

itu, responden yang berada dalam

kategori ini dianjurkan untuk

menghubungi psikolog atau psikiater.

Tabel 3.8. Kategorisasi Aspek Afektif Mengenai Mood dan Emosi Berdasarkan Skor Scale of Positive and Negative Experience (SPANE)

Skor Kategori Keterangan

X ≤ -9 Kurang Seimbang

Responden lebih sering merasakan afek

negatif daripada afek positif atau terdapat

salah satu afek yang lebih sering dirasakan

secara ekstrim.

-8 ≤ X ≤ 8 Seimbang Responden merasakan afek positif dan afek

negatif secara seimbang.

X ≥ 9 Sangat Seimbang

Responden lebih sering merasakan afek

positif daripada afek negatif, tetapi masih

dalam kategori seimbang.

Pada instrumen humor styles, kategorisasi skala yang

digunakan berfungsi untuk mengetahui jenis humor atau humor styles

yang dimiliki oleh setiap subjek. Humor styles yang dimiliki subjek

diketahui berdasarkan perbandingan skor setiap jenis humor subjek

dengan skor maksimal pada dimensi humor styles tersebut. Setelah

diketahui masing-masing proporsi nilai pada masing-masing dimensi,

maka akan dilakukan perbandingan antar semua dimensi humor styles.

Nilai terbesar yang dimiliki oleh subjek diantara empat dimensi humor

styles menunjukan bahwa subjek masuk kedalam jenis humor tersebut.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

50

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

kuisoner atau angket. Kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulils yang

digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (Arikunto, 2002).

Kuisoner diberikan kepada subjek penelitian secara klasikal dengan terlebih

dahulu peneliti memberikan instruksi dan informasi mengenai cara mengisi,

juga poin-poin atau item yang ada pada lembar kuisoner secara bertahap

selama pengisian berlangsung. Subjek pun dapat bertanya langsung bila

terdapat kata atau kalimat yang tidak dapat dimengerti selama proses

pengisian lembar kuisoner agar tidak salah dalam penafsiran kata atau kalimat.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi dari sebuah

data telah mendekati distribusi normal. Data yang ‗baik‘ yaitu data yang

memiliki pola seperti lonceng atau bell shaped (Santoso, 2003). Pada

penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

software SPSS 20 for windows dengan metode One-Sample Kolmogorov-

Smirnov. Dengan demikian sebuah data dapat dikatakan berdistribusi

normal jika memiliki nilai Assym. Sig. (2-tailed) > 0.05. Berikut tabel dari

hasil perhitungan dari penelitian ini.

Tabel 3.9. Hasil Uji Normalitas Variabel Humor Styles dan Subjective Well-being

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/23380/6/S_PSI_1002950_Chapter3.pdf · penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional dari variabel tersebut

51

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Affiliative SE Aggressive SD SWB

N 99 99 99 99 99

Normal Parametersa,b

Mean 42.5354 34.1212 30.1616 28.6869 26.4343

Std. Deviation 7.19596 6.95360 5.13632 7.21626 7.30831

Most Extreme Differences

Absolute .101 .079 .067 .063 .100

Positive .059 .079 .038 .049 .100

Negative -.101 -.045 -.067 -.063 -.059

Kolmogorov-Smirnov Z 1.010 .788 .668 .624 .996

Asymp. Sig. (2-tailed) .260 .564 .764 .830 .274

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 3.9 di atas mengenai nilai signifikansi (Asymp.

Sig.) dari variabel Subjective Well-Being dan Humor Styles yang terdiri

dari Affiliative, Self-Enhancing, Aggressive, dan Self-Defeating. Masing-

masing dari seluruh variabel memiliki nilai signifikansi 0.260, 0.564,

0.764, 0.830, dan 0.274. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel berdistribusi normal, dikarenakan nilai Assym. Sig.

(2-tailed) > 0.05.

2. Uji Korelasi

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah desain korelasional, maka pada penelitian ini menggunakan teknik

analisis Pearson’s Product Moment dengan bantuan software SPSS 20 for

windows. Teknik ini digunakan dalam penelitian ini untuk untuk

menunjukan ada atau tidaknya suatu hubungan antara variabel humor

styles dan subjective well-being.