30
35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab sektor industri dan perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet ini tanggal 14 November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir. Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda Kemakmuran, Mr. Joesoef Wibisono. Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem parlementer menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Sjafroeddin Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa kabinet itu (tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor industri dan perdagangan dipercayakan kepada Ir. Indratjaja. Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember 1949, Ir. Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS

BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

35

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Instansi

3.1.1 Sejarah Instansi

Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

presidensil tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab sektor

industri dan perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang

dipimpin oleh Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet

ini tanggal 14 November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem

pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir.

Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan

dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai

dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan

pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian

Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda

Kemakmuran, Mr. Joesoef Wibisono.

Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem

parlementer menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh

Sjafroeddin Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa

kabinet itu (tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor

industri dan perdagangan dipercayakan kepada Ir. Indratjaja.

Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember

1949, Ir. Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS

Page 2: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

36

dengan sistem parlementer, yaitu sejak tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal

21 Januari 1950, yang merupakan kabinet peralihan RI Yogyakarta. Selanjutnya

dalam Kabinet Halim (RI Yogyakarta) dari tanggal 21 Januari sampai dengan 6

September 1950, sektor industri dan perdagangan menjadi satu dalam

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian yang dipimpin oleh Mr. Tandiono

Manoe.

Pada masa Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan

27 April 1951, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dipercayakan kepada

Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo. Karena adanya perubahan dalam Kabinet

tersebut maka Menteri Perdagangan dan Perindustrian diserahkan kepada Mr.

Soejono Hadinoto.

Pada masa Kabinet Wilopo, sejak tanggal 3 April 1952, sektor industri

dan perdagangan menjadi tanggung jawab Kementerian Perekonomian yang

dipimpin oleh Mr. Soemanang. Kemudian Mr. Soemanang digantikan oleh Mr.

Iskaq Tjokrohadisoerjo sampai tanggal 12 Agustus 1955. Masa Kementerian

Perekonomian berlangsung selama 5 tahun, yaitu sampai Kabinet Ali

Sastroamidjojo II yang berakhir pada tanggal 9 April 1957.

Dalam Kabinet Boerhanuddin Harahap yang berakhir pada tanggal 24

Maret 1956, Menteri Perekonomian dijabat oleh I.J. Kasimo. Sementraa dalam

Kabinet Ali-Roem-Idham, Menteri Perekonomian dijabat oleh Mr. Boerhanuddin

yang dibantu Menteri Muda Perekonomian, F.F. Oembas.

Ketika terbentuk Kabinet Karya yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda, sektor

industri dan perdagangan dipisahkan pada kementerian tersendiri; yaitu sektor

perdagangan masuk dalam Kementerian Perdagangan yang dipimpin oleh Prof.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

37

Soemardjo, sebagai Menteri Perdagangan dijabat oleh Drs. Rachmat

Muljomiseno, sektor industri dibina oleh Menteri Perindustrian yang dijabat oleh

Ir. F.J. Inkiriwang, berakhir pada tanggal 22 Juli 1959.

Kabinet Dwikora

Pada masa Kabinet Dwikora periode 27 Agustus 1964 sampai dengan 22

Februari 1966, jabatan Menteri Perindustrian Dasar dipercayakan pada Hadi

Thayeb, Menteri Perindustrian Pertambangan dijabat oleh Armunanto, Menteri

Perindustrian Tekstil dipimpin oleh Brigjen Ashari Danoedirdjo, Menteri

Perindustrian Ringan dipimpin oleh Brigjen M. Yoesoef, Menteri Perindustrian

Kerajinan dipimpin oleh Mayjen Dr. Aziz Saleh, Menteri Perdagangan Dalam

Negeri oleh Brigjen Achmad Joesoef dan Menteri Perindustrian Maritim dijabat

oelh Mardanoes. Sewaktu Kabinet Dwikora disempuranakan, maka sebagai

Menteri Perindustrian Dasar ditetapkan Brigjen M. Joesoef, Menteri Perindustrian

Rakyat ditetapkan Mayjen Dr. Aziz Saleh, Menteri Perindustrian Tekstil Brigjen

Ashari Danoedirdjo, Menteri Perindustrian Kerajinan Hadi Thajeb, Menteri

Perindustrian Ringan Laksda (U) Soeharnoko Harbani dan Menteri Perdagangan

tetap dipegang oleh Brigjen Achmad Joesoef. Menteri Perindustrian Maritim

masih dijabat oleh Mardanus sampai kabinet ini berakhir tanggal 28 Maret 1966.

Selanjutnya, berlangsung Kabinet Dwikora dan Brigjen M. Joesoef

ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian Dasar dan Ringan, Ir. Sjafiun sebagai

Menteri Perindustrian Tekstil, brigjen Ashari Danudirdjo diangkat sebagai

Menteri Perdagangan, Kom (U) J. Salatoen sebagai Menteri Perindustrian

Page 4: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

38

Penerbangan dan Mardanus tetap sebagai Menteri Perindustrian Maritim sampai

berakhirnya Kabinet Dwikora tanggal 25 Juli 1966.

Di era Orde Baru dengan terbentuknya Kabinet Ampera sampai 17

Oktober 1967 Mayjen M. Joesoef ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian Dasar,

Ringan dan Tenaga, Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan Rakyat, Ir. H. M.

Sanusi dan Menteri Perdagangan dijabat oleh Mayjen Ashari Danoedirdjo, Ir. H.

M. Sanusi tetap sebagai Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan Rakyat dan

Mayjen M. Joesoef sebagai Menteri Perdagangan, yang berakhir pada tanggal 6

Juni 1968.

Kabinet Pembangunan

Dalam Kabinet Pembangunan I dengan sistem presidensiil yang

terbentuk sejak tanggal 6 Juni 1968 sampai dengan 28 Maret 1973, Letjen M.

Joesoef sebagai Menteri Perindustrian sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan

II dan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perdagangan,

kemudian digantikan oleh Drs. Radioes Prawiro.

Dalam Kabinet Pembangunan III, tanggal 29 Maret 1978 sampai dengan

19 Maret 1983, Ir. A.R. Soehoed sebagai Menteri Perindustrian, Drs. Radioes

Prawiro sebagai dan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Bustanil Arifin SH

ditunjuk sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi. Selanjutnya sejak tanggal 29

Maret 1983 sampai dengan 19 Maret 1988, Rachmat Saleh, SE ditunjuk sebagai

Menteri Perdagangan, sementara Bustanil Arifin, SH sebagai Menteri Koperasi.

Dalam Kabinet Pembangunan IV, sebagai Menteri Perindustrian adalah

Ir. Hartarto sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan V tanggal 19 Maret 1993.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

39

Menteri Muda Perindustrian dijabat oleh Ir. T. Ariwibowo, Menteri Perdagangan

dijabat oleh Dr. Arifin Siregar dan sebagai Menteri Muda Perdagangan dijabat

oleh Dr. Soedradjat Djiwandono.

Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai

dengan 19 Maret 1998, Ir. T. Ariwibowo ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian

dan sebagai Menteri Perdagangan ditunjuk Prof. Dr. Satrio Budihardjo Joedono

yang berakhir sampai tanggal 6 Desember 1995, sebagai awal digabungnya

Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan. Sebagai Menteri

Perindustrian dan Perdagangan diangkatlah Ir. T. Ariwibowo.

Pada tangal 16 Maret 1998, menggantikan Ir. T. Ariwibowo diangkat

Mohammad Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dua bulan

berselang dengan terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI

mengalami perubahan. Pada tanggal 21 Mei 1998, Mohammad Hasan digantikan

oleh Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc.

Selanjutnya dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah

kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, tanggal 26 Oktober 1999

ditetapkan Drs. Jusuf Kalla menggantikan Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc.

Enam bulan kemudian, tepatnya tanggal 26 April 2000, pergantian pimpinan

Depperindag kembali terjadi yakni dari Drs. Jusuf Kalla diserahkan kepada Letjen

TNI Luhut B. Pandjaitan.

Kabinet Gotong Royong

Pada tanggal 9 Agustus 2001, dalam Kabinet Gotong Royong di bawah

kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, maka pimpinan Depperindag

Page 6: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

40

diserahterimakan dari Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan kepada Rini M.S.

Soewandi.

Selama kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, selaku Presiden

Republik Indonesia ke-4, dengan berbagai alasan dan masalah yang dihadapi telah

berkali-kali merubah susunan dan komposisi personalia kabinet yang

dipimpinnya. Dalam hubungan ini telah terjadi sebanyak tiga kali pergantian

Menteri Koordinator Perekonomian Nasional, semula dijabat oleh Dr. Kwik Kian

Gie; kemudian berturut-turut dipegang oleh Dr. Rizal Ramli dan Drs,

Burhanuddin Abdullah MA hingga berakhirnya pemerintahan Presiden

Abdurrahman Wahid. Sedangkan Menteri yang menjabat bidang perindustrian dan

perdagangan ditetapkan semula Drs. Jusuf Kalla, kemudian diganti oleh Letjen

TNI Luhut B. Pandjaitan seperti yang telah diungkapkan di atas.

Presiden Abdurrahman Wahid kemudian diberhentikan oleh MPR - RI

melalui suatu Sidang Istimewa (SI) pada tanggal 23 Juli 2001. Selanjutnya, sesuai

konstitusi, Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai

Presiden RI ke-5 yang menjabat hingga tahun 2004. Sedang sebagai Wakil

Presiden RI untuk periode yang sama terpilih Dr. Hamzah Haz.

Harapan besar bangsa Indonesia yang diletakkan di pundak Megawati

Soekarnoputri dan Hamzah Haz memang beralasan. Betapa tugas-tugas berat

tersebut harus diemban, tidak saja melingkupi bidang perekonomian, penegakan

hukum, pemulihan keamanan serta persoalan-persoalan lain yang demikian

kompleks menjadi dambaan seluruh rakyat Indonesia untuk segera berakhir.

Bangsa Indonesia demikian menyadari bahwa globalisasi semakin dekat,

Page 7: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

41

sementara jika persoalan di dalam negeri masih belum terselesaikan secara baik,

sangat mustahil akan mampu bersaing di kancah internasional.

Penanganan sektor industri dan perdagangan yang dipercayakan kepada

Rini Mariani Soemarno Soewandi diharapkan mampu menghidupkan kembali

perekonomian bangsa Indonesia.

Kabinet Indonesia Bersatu

Departemen Perindustrian dan Perdagangan di bawah kepemimpinan

Rini M.S. Soewandi berakhir pada tahun 2004 seiring dengan pergantian Presiden

RI, yaitu dengan terpilihnya Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden

RI melalui pemilihan langsung yang pertama di Indonesia. Pada Susunan Kabinet

Indonesia Bersatu Jilid I (Periode 2004 - 2009) di bawah kepemimpinan Presiden

RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI Drs. Jusuf Kalla,

Departemen Perindustrian dan Perdagangan dipecah menjadi dua yaitu

Departemen Perindustrian yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andung A. Nitimihardja (20

Oktober 2004 - 5 Desember 2005) sebagai Menteri Perindustrian dan Departemen

Perdagangan yang dipimpin oleh Mari Elka Pangestu. Pada tanggal 5 Desember

2005 terjadi perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dimana Dr. Ir. Andung

A. Nitimihardja diganti oleh Drs. Fahmi Idris (2005 - 2009) sebagai Menteri

Perindustrian.

Kemudian pada susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (periode

2009-sekarang) di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo Bambang

Yudhoyono dan Wakil Presiden RI Boediono, Departemen Perindustrian diubah

Page 8: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

42

menjadi Kementerian Perindustrian dengan Mohamad S. Hidayat sebagai Menteri

Perindustrian.

Kabinet Kerja

Presiden Joko Widodo secara resmi telah membentuk Kabinet Kerja

tanggal 26 Oktober 2014, dan Saleh Husin ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian

menggantikan Mohamad S Hidayat yang telah berakhir masa tugasnya.

Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Pisah Sambut

sekaligus Serah Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Mohamad S Hidayat

kepada penggantinya Saleh Husin di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian,

Jakarta, 28 Oktober 2014. Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di

lingkungan Kementerian Perindustrian serta dihadiri oleh para pelaku usaha dan

wartawan dari berbagai media nasional. Saleh Husin akan menjalankan tugas

barunya sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Menteri Perindustrian Saleh Husin akan terus mendorong pengembangan

industri nasional mengingat sektor tersebut merupakan tulang punggung

perekonomian Indonesia, dimana sektor industri masih memberikan kotribusi

yang cukup signifikan terhadap ekonomi dengan mencapai lebih dari 23% atau

menjadi sektor terbesar penyumbang ekonomi nasional.

Kebijakan pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan

terjemahan visi dan misi Presiden RI dengan mewujudkan dan menjabarkan

program Trisakti, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan

berkepribadian secara sosial budaya.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

43

Pada 27 Juli 2016 Airlangga Hartarto ditunjuk untuk menjabat sebagai

Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin pada perombakan Kabinet Kerja

Joko Widodo. Kebijakan terkait industri yang sudah disusun pada era

kepemimpinan Saleh Husin akan dilanjutkan. Namun, ada beberapa hal yang

ditekankan ke depan, yaitu soal pemerataan wilayah industri dan juga soal

ketenagakerjaan agar tenaga kerja Indonesia mampu berdaya saing.

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

3.1.2. Visi, Misi dan Strategi

Sebagai amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,

telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 untuk jangka waktu 20

(dua puluh) tahun, memuat antara lain tentang visi, misi dan strategi

pembangunan industri. Visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia

menjadi Negara Industri Tangguh. Industri tangguh bercirikan :

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan;

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global;

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional

mengemban misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak

perekonomian nasional;

2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;

3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta industri

hijau;

Page 10: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

44

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah

pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan

yang merugikan masyarakat;

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah

Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;

7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara

berkeadilan.

Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan

industri nasional adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam;

2. Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi;

3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia

(SDM) industri;

4. Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI);

5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan

Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan industri

menengah;

6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,

penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri

kecil dan industri menengah;

7. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri;

Page 11: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

45

8. Melakukan pembangunan industri hijau dan Melakukan pembangunan

industri strategis;

9. Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan Meningkatkan

kerjasama internasional bidang industri.

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Perindustrian

TUGAS POKOK :

Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

FUNGSI :

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Perindustrian

menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang industri;

2. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di

bidang perindustrian;

3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian;

4. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur

organisasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian;

5. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di Lingkungan

Kementerian Perindustrian;

6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Perindustrian. Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Page 12: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

46

3.1.4 Filosofi Logo Kementerian Perindustrian

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Gambar III.1 Logo Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Bentuk logogram terinsipirasi dari gabungan stilasi daun, dengan sirkuit

yang terdapat di dalam daun yang menghubungkan komponen elektronik satu

sama lain tanpa kabel, dan roda gigi yang berjumlah 5 (lima) melambangkan 5

(lima) asas negara Indonesia dan 5 (lima) nilai inti (core value) Kementerian

Perindustrian yaitu Integritas, Profesionalisme, Inovatif, Produktif, dan

Kompetitif. Kementerian Perindustrian diharapkan juga berperan dalam:

1. peningkatan kesejahteraan rakyat;

2. penciptaan lapangan kerja;

3. peningkatan daya saing industri;

4. kepedulian lingkungan;

5. pengembangan inovasi pada pembangunan industri nasional.

Bentuk huruf (typeface) yang bold dan dinamis merefleksikan kekuatan

dan semangat dari Kementerian Perindustrian sebagai organisasi yang modern dan

menjangkau seluruh masyarakat industri. Sedangkan warna biru pada huruf

Kementerian Perindustrian menggambarkan pentingnya peran teknologi dalam

pembangunan industri nasional.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

47

Tabel III.1.

Makna Warna Logo Kementerian Perindustrian :

WARNA MELAMBANGKAN

Warna Merah Oranye Dinamis dan bijaksana.

Warna Hijau Pertumbuhan kesejahteraan dan

berwawasan lingkungan.

Warna Biru Percaya diri, kemandirian dan teknologi.

Warna Abu-abu Sikap optimis dan berdaya guna.

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

3.1.5 Posisi Humas dalam Kementerian Perindustrian

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Gambar III.2 Posisi Humas dalam Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian

Fungsi dan tugas humas dalam organisasi Kementerian Perindustrian

dikenal dengan Biro Hubungan Masyarakat, yang berada pada unit kerja

Sekretariat Jenderal. Unit Humas dalam Kementerian Perindustrian dipimpin oleh

Kepala Biro Humas atau singkatnya disebut dengan Kabiro Humas. Menurut

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2015

Page 14: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

48

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Pasal 85 sampai

Pasal 87, tugas dan fungsi Biro Hubungan Masyarakat, sebagai berikut:

Pasal 85

Biro Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,

koordinasi, pemberian dukungan administrasi humas dan kerja sama.

Pasal 86

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Biro

Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan hubungan

internal dan hubungan eksternal di dalam negeri;

2. penyiapan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan hubungan

dengan media massa, pengelolaan pemberitaan sektor industri, dan publikasi

kebijakan, program, kegiatan, dan kinerja sektor industri;

3. penyiapan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi promosi industri di dalam

negeri, serta pelaksanaan promosi industri skala nasional dan lintas sektoral.

4. penyiapan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, dan pelayanan informasi publik

dan perpustakaan, serta penyiapan koordinasi pelayanan publik;

5. penyiapan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi kerja sama di dalam negeri;

6. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

kinerja, urusan tata usaha, dan rumah tangga biro.

Pasal 87

Biro Hubungan Masyarakat terdiri atas Bagian Hubungan Antar

Lembaga dan Kerja Sama, Bagian Pemberitaan dan Publikasi, dan Bagian

Informasi Publik.

Page 15: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

49

3.1.6 Perpustakaan Kementerian Perindustrian

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Gambar III.3 Pintu masuk Perpustakaan Kementerian Perindustrian

Perpustakaan Kementerian Perindustrian menyediakan layanan dan koleksi

pustaka yang dapat membantu pengembangan sumber daya manusia di

Kementerian Perindustrian, serta masyarakat pada umumnya.

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Gambar III.4 Suasana Perpustakaan Kementerian Perindustrian

Page 16: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

50

Koleksi perpustakaan tersebar di masing-masing perpustakaan unit kerja Eselon I,

Balai Besar, Balai Riset dan Standardisasi, Sekolah, dan Perguruan Tinggi di

lingkungan Kementerian Perindustrian. Berikut adalah fasilitas yang terdapat :

1. Ruang baca dan ruang koleksi full AC;

2. Komputer dan TV;

3. Alfa Link EIC-1430TTX yang memiliki 66 bahasa;

4. Scanner portable;

5. Free-Wifi;

6. Komputer khusus untuk layanan audio-visual.

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

3.1.7 Visi, Misi dan Motto Perpustakaan Kementerian Perindustrian

VISI :

"Menjadi pusat pengelola dan penyebaran informasi di bidang industri

yang handal dengan ragam koleksi dan layanan untuk mendukung tugas dan

fungsi Kementerian Perindustrian"

MISI :

1. Mengembangkan koleksi dan infrastruktur perpustakaan di lingkungan

Kementerian Perindustrian

2. Meningkatkan layanan informasi yang cepat, tepat, dan terbarukan

3. Meningkatkan kualitas pustakawan di lingkungan Kementerian Perindustrian

4. Meningkatkan minat baca pegawai di lingkungan Kementerian Perindustrian.

MOTTO :

CeRmaT (Cepat, Ramah, Tanggap)

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

Page 17: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

51

3.1.8 Tata Tertib Perpustakaan Kementerian Perindustrian

1. Pengunjung diwajibkan untuk mengisi buku tamu.

2. Pengunjung wajib menjaga ketenangan, ketertiban dan kebersihan di dalam

Perpustakaan seperti :

a) Tidak membuat kegaduhan/keributan yang dapat menganggu

kenyamanan pengunjung lain.

b) Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di dalam

Perpustakaan

c) Tidak diperkenankan mencoret-coret meja, buku serta peralatan lain

yang ada di dalam Perpustakaan.

3. Pengunjung tidak diperkenankan menaruh koleksi yang telah

dibaca/digunakan ke dalam rak, koleksi diletakkan di kotak pengembalian

buku.

4. Ketentuan Peminjaman Koleksi :

Layanan peminjaman dapat digunakan apabila pengunjung sudah terdaftar

sebagai anggota perpustakaan;

a) Jumlah peminjaman maksimal 3 (tiga) koleksi;

b) Lama peminjaman maksimal 14 (empat belas) hari dan dapat

diperpanjang selama 5 (lima) hari;

c) Perpanjangan peminjaman koleksi dapat dilakukan 2 (dua) hari

sebelum masa peminjaman berakhir;

d) Keterlambatan pengembalian buku lebih dari 30 (tiga puluh) hari,

akan dikenakan sanksi berupa larangan peminjaman sampai kewajiban

yang mengikat terpenuhi;

Page 18: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

52

e) Apabila buku kembali dalam kondisi rusak atau hilang, peminjam

harus memperbaiki atau mengganti koleksi tersebut;

f) Koleksi referensi, skripsi, KTI, laporan penelitian,

jurnal/majalah/koran tidak dapat dipinjamkan, hanya untuk dibaca di

tempat.

5. Ketentuan penggunaan layanan audio-visual :

a) Pemutaran koleksi audio-visual hanya diperbolehkan maksimal 3

(tiga) kali dalam 1 (satu) hari;

b) Tidak diperkenankan untuk memutar perangkat audio-visual di luar

koleksi yang tersedia di perpustakaan.

Waktu Layanan Perpustakaan :

Senin – Kamis : 09.00 – 12.00 s/d 13.00 – 15.00 WIB

Jumat : 09.00 – 11.30 s/d 13.00 – 15.30 WIB

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/

3.2 Proses Kerja Program PR

3.2.1 Perencanaan Kegiatan

1. Analisis Situasi

Membahas soal citra positif dalam sektor industri bidang pendidikan,

Bersumber dari Key Informan Bapak Setia Utama selaku Kepala Biro Humas

Kementerian Perindustrian, Industri 4.0 adalah batu loncatan dari langkah

teknologi yang akan diterima masyarakat ke dalam pelaksanaan masyarakat, agar

lebih banyak anak-anak muda untuk menggunakan pola pikirnya, menggunakan

kesarjanaannya, keilmuannya untuk menerapkan teknologi terhadap peluang

produksi-produksi yang ada di lingkungannya dalam memasuki era perkembangan

Page 19: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

53

teknologi yang semakin canggih dimana saat ini industri global telah beralih ke

industri digital.

Tabel III.2.

Analisa SWOT Kementerian Perindustrian

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Kementerian Perindustrian sebagai

instansi pemerintah yang memiliki andil

dalam meluncurkan Making Industri 4.0

atau Revolusi Industri 4.0.

Kurangnya kesinambungan Kementerian

Perindustrian dengan kementerian lain

dalam mewujudkan dan menyukseskan

Making Indonesia 4.0 atau Revolusi

Industri 4.0

Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)

Upaya perimbangan level industri

Indonesia dengan industri global, yang

sudah terlebih dahulu mengalami

kemajuan di bidang perindustrian.

Ketakutan dari masyarakat akan

perkembangan teknologi, karena tidak

sedikit yang beranggapan dengan

menggunakan teknologi 4.0 dapat

menghilangkan tenaga kerja manusia yang

telah tergantikan dengan mesin.

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Key Informan Bapak Setia Utama.

Kemenperin Book Fair 2018 adalah salah satu strategi yang digunakan

oleh Biro Humas Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan citra positif

dengan memperkenalkan perpustakaan industri dan perkembangan pendidikan

mengenai industri 4.0 melalui tema Digital Literasi Industri dalam bentuk sebuah

pameran. Kegiatan Kemenperin Book Fair 2018 juga menjadi sarana promosi dan

pemasaran yang menarik juga efektif bagi penerbit buku di Indonesia hingga para

pengrajin produk buatan dalam negeri dengan cara memberikan fasilitas penjualan

langsung antara Penerbit Buku, IKM, dan masyarakat, serta sebagai sarana untuk

mengkampanyekan #Digitaliterasi sehingga menambah kecintaan pada kekayaan

budaya dan produk dalam negeri. Panitia Kemenperin Book Fair bekerja sama

dengan berbagai penerbit, media partner, komunitas dan pihak sponsor.

Page 20: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

54

Kontribusi dari kerjasama ini akan diserahkan kembali kepada pengunjung dalam

bentuk goodie bag, doorprize, serta hadiah.

Tabel III.3.

Analisa SWOT Kemenperin Book Fair 2018

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Konten yang disediakan merupakan

konten yang sedang Happening pada saat

ini, diterapkannya free entry memperkuat

kegiatan ini dalam menarik hati khalayak .

Lokasi diadakannya kegiatan hanya

tertuju pada khalayak sekitar Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia.

Keterbatasan booth serta ruang seminar

turut menjadi kelemahan dalam kegiatan.

Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)

Memperkenalkan perpustakaan kepada

masyarakat khususnya para mitra bidang

industri untuk lebih mengenal koleksi -

koleksi pustaka yang dimiliki oleh

Perpustakaan Kementerian Perindustrian,

yang berhubungan dengan bidang Industri

serta sebagai jalan promosi untuk menjaga

eksistensi perpustakaan di era globalisasi

saat ini.

Sejauh ini, ancaman muncul apabila ada

kebijakan pemotongan anggaran. Jika hal

itu terjadi, akan mempengaruhi

berkurangnya jumlah konten yang

ditampilkan.

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Informan 1 Bapak Bimo Arianto Pinandito

Perpustakaan Kementerian Perindustrian merupakan salah satu

“perpustakaan khusus” dengan koleksi mayoritas bidang industri untuk

mendukung visi dan misi Kementerian dalam perumusan kebijakan industri. Sejak

tiga tahun terakhir Perpustakaan Kementerian Perindustrian kian marak

menggalakkan koleksi digital mengingat saat ini pengguna lebih banyak

memanfaatkan perpustakaan digital, serta promosi secara massive (besar-besaran)

melalui sosial media.

Saat menjalankan fungsinya, seorang pekerja humas dituntut untuk

selalu menjalin hubungan yang baik kepada publik Internal dan Publik Eksternal,

Terutama kepada Publik Eksternal. Pada hal ini yang dimaksud dengan publik

Page 21: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

55

eksternal adalah masyarakat sekitar wilayah Kementerian Perindustran RI yaitu

masyarakat Jakarta Selatan. Tentunya hal ini merupakan strategi yang

dilaksanakan agar meningkatkan citra positif industri bidang pendidikan dengan

menambah kesadaran masyarakat, terutama terhadap pentingnya buku.

2. Tujuan Kegiatan

Didalam melaksanakan sebuah kegiatan kehumasan, tentu saja tersirat

tujuan yang ingin dicapai didalamnya. Adapun tujuan dalam dilaksanakannya

Kemenperin Book Fair 2018 , antara lain :

a. Meningkatkan citra positif industri bidang pendidikan;

b. Meningkatkan kesadaran pengguna terhadap keberadaan, jenis koleksi dan

layanan perpustakaan;

c. Membuka akses bagi masyarakat untuk bertemu langsung dengan para

penerbit;

d. Meningkatkan jejaring dengan berbagai mitra perpustakaan.

3. Target Audience

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Informan 1 yaitu Bimo

Arianto Pinandito, menyampaikan bahwa Kemenperin Book Fair adalah salah

satu kegiatan tahunan dari Kementerian Perindustrian dengan Target Audience

atau Khalayak Sebagai Berikut :

Tabel III.4.

Target Audience Kemenperin Book Fair

Primer Sekunder

masyarakat umum di daerah Jakarta

Selatan dan sekitarnya. mitra bidang industri

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Informan 1 Bapak Bimo Arianto Pinandito

Page 22: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

56

4. Pesan Kegiatan

Di tahun 2018, Book Fair Kementerian Perindustrian mengangkat tema

Digital Literasi Industri. Dengan adanya perpustakaan yang disediakan oleh

Kementerian Perindustrian dan juga dengan adanya acara ini diharapkan:

a. Dapat memberikan Ruang kepada masyarakat untuk mengeksplor buku-buku

yang ada dan juga dapat mengapresiasi karya-karya penulis Indonesia;

b. Menjadi pusat kegiatan berkumpulnya komunitas literasi, para pecinta buku,

dan budayawan Indonesia baik dari dalam maupun luar negeri serta

membangun jaringan literasi dan budaya secara internasional;

5. Strategi dan Taktik

Strategi Humas yang digunakan Humas Kementerian Perindustrian

dalam Meningkatkan Citra Industri Bidang Pendidikan adalah dengan

mengadakan kegiatan Kemenperin Book Fair 2018. Berlandaskan dari penuturan

Bapak Bimo sebagai Informan 1, adapun taktik yang digunakan dalam

menjalankan strategi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pertama, mengadakan pameran dalam frekuensi satu tahun sekali, dengan

tema dan konten yang berbeda disetiap tahunnya;

b. Kedua, menggunakan Event Organizer sebagai Media Partner

c. Ketiga, menampilkan bintang tamu yang berpengalaman di bidangnya, serta

selalu menyediakan konten yang sedang happening dan tidak monoton;

d. Keempat, menampilkan Talk Show Digital Literasi Industri;

e. Keempat, menampilkan Talk Show Modern Parenthink;

Page 23: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

57

f. Kelima, Disediakannya Mini Library teruntuk pengunjung yang ingin

mengetahui macam koleksi yang dimiliki perpustakaan Kementerian

Perindustrian serta Creative Preneurs Bazaar;

g. Keenam, Photo Booth dan Photo Contest;

h. Ketujuh, Acoustic Performance, Tarian Papua, Merchandise dan Doorprize.

6. Media

Ada beberapa media yang digunakan dalam menyampaikan informasi

jalannya kegiatan Kemenperin Book Fair 2018, berikut media yang dimaksud

menurut penjelasan dari Bapak Bimo selaku Informan 1 :

a. Media Publikasi

Tabel III.5.

Media Publikasi Kemenperin Book Fair 2018

Media Cetak Media Elektronik

Brosur, Goodie Bag, Poster, Flyer,

Spanduk , Roll Up Banner , Baliho,

Umbul-Umbul , Id Card dan Que Card.

Internal : Website Resmi, Facebook, Twitter,

Instagram.

Eksternal : (BACA) Website Resmi, Facebook, Twitter,

Instagram, dan Youtube.

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Informan 1 Bapak Bimo Arianto Pinandito 2018

b. Media Partner

Media Partner atau EO yang turut membantu dan berperan banyak dalam

Kegiatan Kemenperin Book Fair 2018 meliputi planning awal , produksi , media

publikasi hingga pelaksanaan kegiatan adalah PT. Digital BACA.

Page 24: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

58

7. Anggaran

Mengenai anggaran, dalam proses wawancara dengan Bapak Bimo

sebagai Informan 1 menjelaskan anggaran yang digunakan merupakan dana yang

berasal dari APBN, jumlah atau nominalnya dalam 1 kali pelaksanaan adalah

Rp.99.999.900,00. Kisaran tersebut tergantung dan mengikuti dari konten yang

digunakkan setiap tahunnya.

8. Kriteria Evaluasi

Tabel III.6.

Kriteria Evaluasi Kemenperin Book Fair 2018

Kegiatan Tujuan Indikator

Mengadakan

Kemenperin Book

Fair

Meningkatkan citra positif

industri bidang pendidikan

Adanya feedback yang baik

terhadap Kementerian

Perindustrian bidang pendidikan,

dimulai dengan memberikan

pelayanan terbaik kepada

pengunjung sehingga dapat

meninggalkan kesan yang positif.

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Informan 1 Bapak Bimo Arianto Pinandito

3.2.2 Pelaksanaan Kegiatan

Tabel III.7.

Table Mapping Kemenperin Book Fair 2018

Pelaksanaaan Januari Februari Maret April

Perencanaan tema dan pengisi acara

Penentuan target pengunjung

Pengumpulan peserta pameran

Pemasangan media promosi di berbagai

tempat dan media

Page 25: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

59

Laporan persiapan acara

Penyerahan desain panggung, booth

plaza pameran, dekorasi ruang seminar

serta media promosi

Pemasangan atribut pameran

Pelaksanaan pameran

Evaluasi pameran

Sumber: Hasil wawancara Penulis dengan Informan 1 Bapak Bimo Arianto Pinandito

Bersumber dari wawancara dengan bapak Bimo selaku kepala

Perpustakaan sebagai Informan 1, Dalam melaksanaan kegiatan ini, dibutuhkan

perancanaan yang matang dari bagian divisi yang berkontribusi. Setelah itu, turut

membutuhkan kekompakan setiap anggota untuk menjalankan acara dari

pembukaan hingga penutupan. Hal yang pertama kali dilaksanakan Biro Humas

Kementerian Perindustrian yang turut bekerja sama dengan PT. Digital BACA

selaku EO antara lain, perencanaan tema dan pengisi acara serta penentuan target

pengunjung pada bulan Januari-Februari, dan dilanjutkan dengan pengumpulan

peserta pameran pada bulan Februari-Maret. Peserta yang mengikuti kegiatan

Kemenperin Book Fair adalah 57 pengisi pameran yang terdiri dari 30 penerbit

buku, 20 IKM/ Wirausahan Kreatif, dan 7 komunitas mulai dari buku, produksi

lokal, pakaian sampai makanan dan minuman.

Tahap selanjutnya adalah pemasangan media promosi di berbagai tempat

dan media, pembuatan laporan persiapan acara, penyerahan desain panggung (

booth plaza pameran, dekorasi ruang seminar serta media promosi ), pemasangan

atribut pameran, hingga pelaksanaan kegiatan pameran yang dilaksanakan selama

4 hari pada 20-23 Maret 2018.

Page 26: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

60

Kegiatan opening ceremony (pembukaan kegiatan) dimulai pada hari

selasa, 20 maret 2018 jam 10 pagi di Plaza Pameran Industri, gedung Kementerian

Perindustrian, yang turut diiringi dengan cerahnya sinar mentari pagi dan juga

semangat yang membara dari tim panitia kegiatan Pameran Buku (Book

Fair).Pada pembukaan kegiatan, Sambutan pertama disampaiakan oleh Bpk. Ir.

Setia Utama selaku Kepala Biro Humas Kementerian Perindustrian, lalu diikuti

sambutan kedua oleh Bpk. Haris Munandar N selaku Sekretaris Jenderal

Kementerian Perindustrian. Kemenperin Book Fair 2018 dibuka secara simbolis

dengan memukul gong dan dimeriahkan dengan tarian papua. Dilanjutkan dengan

Melakukan kunjungan kesemua pameran, dan berfoto di booth Libkemenperin.

Acara pembukaan ini juga turut dimeriahkan oleh PT. Digital Baca dalam promosi

media partnership , serta pada penghujung acara ditutup dengan live music

performance oleh One Soul Entertaintment.

Hari kedua pameran, Rabu, 21 Maret 2018 diawali dengan registrasi

peserta pameran pada pukul 10 pagi di Plaza Pameran Industri, gedung

Kementerian Perindustrian. Setiap peserta wajib mengelola masing-masing

penjualan produk yang dipamerkan dan menyerahkan laporan hasil penjualan

setiap hari pukul 15.00 WIB ke Panitia. Kegiatan dibuka dengan opening

moderator bersama Ledy Lie, beliau adalah Announcer dari Hard Rock FM. Pada

saat opening diinfokan bahwa ada games, menulis kata-kata yang

menggambarkan hari itu di Instagram dengan hashtag #LIBKEMENPERIN

#KEMENPERINBOOKFAIR2018 yang nantinya pada penghujung acara, para

pemenang akan diumumkan untuk mendapatkan merchandise langsung dari

bintang tamu, Aan Mansyur. Dilanjutkan dengan Talkshow Inspiratif “Digital

Page 27: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

61

literasi Industri” dengan Aan Mansyur di Ruang Rajawali gedung Kementerian

Perindustrian. Aan Mansyur, merupakan seorang penulis, penyair dan juga

pustakawan yang berasal dari Makassar. Dikenal oleh para pecinta sastra lewat

buku-bukunya, baik berupa kumpulan puisi maupun novel yang terbit sejak tahun

2005. Sejak pemutaran film AADC 2, nama Aan Mansyur menjadi lebih dikenal

bersama dengan buku kumpulan puisi Tidak Ada New York Hari Ini. Talkshow

ditutup pada pukul 11:40 siang dan diiringi dengan live music performance oleh

One Soul Entertaintment.

Hari ketiga pameran, kamis, 22 Maret 2018 masih diawali dengan

registrasi peserta pameran pada pukul 10 pagi di Plaza Pameran Industri, gedung

Kementerian Perindustrian dan pembukaan pameran bersama Ledy Lie.

Dilanjutkan dengan Talkshow Inspiratif Modern Parenthink “Urban Parents yang

Cerdas dan Bijak” dengan Mona Ratuliu di Ruang Rajawali gedung Kementerian

Perindustrian. Mona Ratuliu adalah publik figur yang sangat memperhatikan

masalah parenting. Dalam kegiatan kesehariannya, Mona Ratuliu ikut

menggalakkan berbagai pesan untuk sesama orang tua, bagaimana menjalin relasi

yang nyaman dengan anak-anak. Sebagai wujud nyata dari kepeduliannya

mengenai parenting, Mona Ratuliu bermaksud mengajak para orang tua untuk

bersama-sama duduk dengan narasumber untuk berbincang lebih jauh mengenai

bagaimana bersikap lebih baik kepada anak-anak. Sehingga anak-anak nantinya

bisa lebih berbahagia. Talkshow ditutup pada pukul 11:40 siang dan diiringi

dengan live music performance oleh One Soul Entertaintment.

Hari ketiga closing ceremony (penutupan kegiatan), kamis, 22 Maret

2018 dimeriahkan dengan penyerahan berbagai macam doorprize kepada

Page 28: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

62

pemenang, yang diiringi dengan dengan live music performance oleh One Soul

Entertaintment hingga penghujung acara.

3.2.3. Evaluasi

Dalam kegiatan Pameran Buku (Book Fair) yang dilaksanakan oleh

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tanggal 20 hingga 23 maret

2018 di plaza pameran industri, gedung Kementerian Perindustrian Republik

Indonesia dilaksanakan oleh pihak Kemenperin terutama tim perpustakaan.

Dengan bantuan dari pihak ketiga sebagai EO, Kemenperin sangatlah

mendapatkan banyak apresiasi dari diadakannya kegiatan ini.

Pameran Buku (Book Fair) yang dilakukan setiap 1 tahun sekali sangat

sukses dijalankan dari tahun ketahun. Bagaimana tidak, strategi Pameran Buku

(Book Fair) yang dilakukan oleh tim praktisi humas Kementerian Perindustrian

selama kurun waktu 4 tahun kebelakang ini turut dihadiri ratusan pengunjung dan

berbagai macam peserta dari berbagai divisi internal, mitra, higga masyarakat di

wilayah jakarta selatan dan sekitarnya. Selama total 4 hari dilaksanakannya

kegiatan, kesuksesan kegiatan dibantu oleh seluruh karyawan Kementerian

Perindustrian dan turut serta dalam meramaikan acara, mulai dari divisi yang

bertanggung jawab dalam kegiatan hingga divisi lainnya.

3.3. Kendala dan Pemecahan

3.3.1 Kendala

Bersumber dari Informan 1 yaitu Bapak Bimo, Biro Humas Kementerian

Perindustrian, kegiatan Kemenperin “Book Fair” 2018 yang dilaksanakan

Page 29: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

63

Kementerian Perindustrian dalam upaya meningkatkan citra positif industri

bidang pendidikan tentunya menghadapi beberapa kendala yaitu pada

perencanaan dan peserta ilegal booth.Pada perencanaan, kendala yang dialami

adalah berupa kurangnya sumber daya manusia yang membantu dan melesetnya

rencana awal pelaksanaan kegiatan. Rencananya, kegiatan akan dilaksanakan oleh

divisi Humas selama 4 hari yg berisi penuh dengan konten talk show dan seminar.

Namun, rencana tersebut harus di ubah karena pada saat dilaksanakannya

Kemenperin Book Fair 2018, Bagian divisi Humas kekurangan sumber daya

manusia yang diharuskan untuk dinas pada saat itu ke berbagai wilayah di

Indonesia dalam melaksanakan kegiatan peluncuran program Link & Match

Industri 4.0, serta di alih fungsikannya ruang khusus talk show dan seminar untuk

kegiatan Menteri Perindustrian lainnya.

Sedangkan kendala selanjutnya adalah bahwa Kementerian Perindustrian

tidak menyangka akan bermunculannya peserta pameran yang illegal, dimana

calon peserta membuat booth sendiri tanpa membuat appoitment terlebih dahulu

pada panitia karena jumlah booth yang disediakan hanya 40 pendaftar.

3.3.2 Pemecahan

Strategi yang dilakukan Praktisi Humas hingga Panitia Kemenperin

“Book Fair” 2018 yang dilaksanakan Kementerian Perindustrian dalam upaya

memecahkan kendala tersebut adalah dengan cara bermusyawarah untuk

mencapai tujuan akhir dari target pelaksanaan, yang mana akhirnya Kemenperin

“Book Fair” 2018 hanya dilaksanakan selama 4 hari penuh dengan konten, dan 1

hari untuk doorprize dengan menggunakan jasa bantuan Event Organizer, PT.

Digital BACA.

Page 30: BAB III PEMBAHASAN · 35 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Instansi 3.1.1 Sejarah Instansi Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensil tanggal 19 Agustus

64

Selanjutnya, dalam antisipasi bermunculannya peserta illegal pameran,

Panitia pun menyiapkan siasat untuk menerapkan daftar ulang dan konfirmasi

melalui e-mail bagi mereka yang ingin berkontribusi dalam pameran. Dan

akhirnya, semua kendala itu dapat diatasi dengan baik sehingga acara dapat tetap

berlangsung baik hingga closing ceremony pada hari ke-4.