49
34 BAB IV ANALISIS DATA Data yang diteliti difokuskan pada tuturan Pernyataan-Pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintahan DKI Jakarta yang disingkat menjadi PJSKPDKI. Tuturan yang digunakan Jokowi bervariasi sehingga masyarakat yang mendengar tuturan tersebut dapat memahami apa yang dimaksudkan. PJSKPDKI akan dikaji dan dianalisis menggunakan teori pragmatik. Data dipilih kemudian dikelompokkan berdasar teori-teori yang digunakan. Peneliti memilih tuturan Jokowi sebagai objek penelitian dikarenakan belum ada peneliti lain yang meneliti dan objek yang dikaji bisa dikatakan masih segar dan baru, mengingat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Senin 15 Oktober 2012. Sesuai rumusan masalah, analisis penelitian ini dibagi dalam 2 (dua) sub pokok bahasan yaitu: (1) jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI dan (2) dampak atau efek perlokusi dalam PJSKPDKI. A. Jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI Merujuk pada jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh Seacle (dalam Leech. 1993: 164-165) dan Fraser (dalam Nadar, 2009: 16-17), peneliti menemukan empat jenis tindak tutur yang direalisasikan dalam pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta. Berikut dipaparkan jenis-jenis tindak tutur tersebut.

BAB IV ANALISIS DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · mitra tutur bahwa dulu tempat tersebut penuh dengan enceng gondok. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “ini dulu penuh eceng gondok”

  • Upload
    vobao

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

34

BAB IV

ANALISIS DATA

Data yang diteliti difokuskan pada tuturan Pernyataan-Pernyataan Jokowi

selaku Kepala Pemerintahan DKI Jakarta yang disingkat menjadi PJSKPDKI.

Tuturan yang digunakan Jokowi bervariasi sehingga masyarakat yang mendengar

tuturan tersebut dapat memahami apa yang dimaksudkan. PJSKPDKI akan dikaji

dan dianalisis menggunakan teori pragmatik. Data dipilih kemudian

dikelompokkan berdasar teori-teori yang digunakan. Peneliti memilih tuturan

Jokowi sebagai objek penelitian dikarenakan belum ada peneliti lain yang meneliti

dan objek yang dikaji bisa dikatakan masih segar dan baru, mengingat Jokowi

menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Senin 15 Oktober 2012.

Sesuai rumusan masalah, analisis penelitian ini dibagi dalam 2 (dua) sub

pokok bahasan yaitu: (1) jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI dan (2)

dampak atau efek perlokusi dalam PJSKPDKI.

A. Jenis tindak tutur perlokusi dalam PJSKPDKI

Merujuk pada jenis tindak tutur yang diungkapkan oleh Seacle (dalam

Leech. 1993: 164-165) dan Fraser (dalam Nadar, 2009: 16-17), peneliti

menemukan empat jenis tindak tutur yang direalisasikan dalam pernyataan Jokowi

selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta. Berikut dipaparkan jenis-jenis tindak tutur

tersebut.

63

a. Tindak Tutur Perlokusi Asertif

Tindak tutur asertif atau representative merupakan tindak tutur yang

mengikat penuturnya akan kebenaran pada proposisi yang diungkapkannya.

Tindak tutur asertif meliputi tindak tutur menjelaskan, memberitahu,

menegaskan,. Di bawah ini adalah hasil analisis yang ditemukan dalam

pernyataan Jokowi sebagai Kepala Pemerintah DKI Jakarta.

1. Tindak tutur Asertif Menjelaskan

Menjelaskan adalah menerangkan atau mengurai sesuatu secara terang

tentang sesuatu (KBBI, 2011 : 574 ). Tindak tutur menjelaskan diungkap penutur

kepada mitra tutur dengan tujuan menerangkan tentang sesuatu. Berikut data-data

yang termasuk dalam tindak tutur menjelaskan.

(1) Konteks tuturan :

Dalam berita tentang program visi, misi Jokowi sebagai Kepala

Pemerintah dan tujuan Jokowi setelah dilantik. Konteks dalam tuturan ini

yaitu program yang lebih dulu akan dikerjakan Jokowi setelah dilantik.

Bentuk tuturan :

“Ya untuk menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan,

daerah mana saja. program apa saja. intinya jalan-jalan saja”.

(Det/29/09/2012/1)

64

Pada data (1) tersebut merupakan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menjelaskan. Tuturan pada data di atas bermaksud untuk menjelaskan kepada

mitra tuturnya program mana yang didahulukan penutur dalam menjalankan

tugasnya sebagai kepala pemerintah. Penutur ingin menjelaskan kepada

masyarakat bahwa secara umum persiapan dalam melaksanakan program yang

lebih dulu dikerjakan. Ciri kontek yang melekat pada tuturan tersebut jatuh pada

kalimat “menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan”. Tuturan di atas

akan memberikan dampak bagi mitra tuturnya, dan dampak atau efek perlokusi

bagi mitra tutur yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa program yang akan

dikerjakan Jokowi lebih dulu sebagai Kepala Pemerintah DKI Jakarta.

(2) Kontek tuturan :

Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan

mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi

mengenai hasil survey yang mana Jokowi tidak pernah memikirkan untuk

jadi presiden. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa

survei didapat dari pendapat masyarakat..

Bentuk tuturan :

“Hasil survei itu cerminan dari keinginan masyrakat. Tapi kewenangan

dan yang memutuskan dari PDIP di ibu ketua umum”.

(Det/27/06/2013/19)

65

Pada data 2 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan mengenai

survey LIPI pada Jokowi merupakan pendapat dari masyarakat sendiri. Ciri

konteknya disampaikan pada kalimat “cerminan dari keinginan masyarakat”.

Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu

bahwa hasil survey LIPI merupakan hasil yang didapat dari pendapat masyarakat

Indonesia sendiri.

(3) Konteks tuturan :

Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan

Jokowi mengenai tidak menjadikan masalah berapapun biaya yang

dikeluarkan dengan alasan pasti dan benar apa yang dikerjakan. Kontek

dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tidak menjadi masalah asalkan

kerjanya sesuai.

Bentuk tututan :

“Yah nggak masalah asal mereka sudah melakukan dengan benar.

(Det/27/06/2013/21)

Pada data 3 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan pada mitra

tuturnya bahwa apa yang dilakukan asal benar tidak menjadikan sebuah masalah.

Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat “nggak masalah asal melakukan dengan

66

benar”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra

tutur tahu bahwa penutur memberi penjelaskan bahwa tindakan apa yang

dikerjakan tidak menjadi masalah asal apa yang sudah dikerjakan harus dengan

benar.

(4) Kontek tuturan:

Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan

mengenai tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan Jokowi. Konteks

dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tugas pemerintah harus

dikerjaan bersama-sama.

Bentuk tuturan :

“Kita akan delegasikan wewenang yang ada di kita. Ke Lurah, Camat,

dan Walikota, ngapain kita pegang sendiri? Pusing sendi nanti, iyakan?

“(Det/27/06/2013/22)

Pada data 4 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menjelaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menjelaskan pada mitra

tuturnya bahwa dalam bekerja di instandi pemerintahan banyak yang bekerjasama

dengan kita, jadi dalam bekerja kita tidak harus bekerja sendiri. Banyak lembaga

yang bias membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kita. Salah satunya Lurah,

Camat, dan Walikota. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “ngapain kita

pegang sendiri”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat

67

mitra tutur tahu bahwa dalam bekerja banyak orang yang bisa diajak kerjasama

dengan kita.

2. Tindak Tutur Asertif Memberitahu

Memberitahu adalah menyampaikan (kabar dan sebagainya) supaya

diketahui. (KBBI, 2011 :179). Tindak tutur memberitahu diungkap penutur

kepada mitra tutur dengan tujuan menyampaikan sesuatu agar diketahui. Berikut

data-data yang termasuk dalam tindak tutur memberitahu sebagai berikut.

(5) Konteks tuturan :

Dalam berita di mana keluarga Jokowi akan tinggal. Pernyataan Jokowi

mengenai kemanakah keluarga Jokowi akan tinggal, apa ikut ke Jakarta

atau masih tinggal di Solo. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi

memberitahukan bahwa keluarganya akan diboyong ke Jakarta.

Bentuk tuturan :

“Keluarga diboyong ke Jakarta, masa ditinggal “(Det/29/10/ 2012/9)

Dari data (5) tuturan tersebut termasuk jenis tindak tutur perlokusi asertif

memberitahu, Tuturan tersebut bermaksud memberitahu bahwa keluarga akan

tinggal di Jakarta ikut bersama Jokowi. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat

diboyong ke Jakarta. Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra

68

tutur tahu bahwa Jokowi akan memboyong keluarganya ke Jakarta setelah dilantik

jadi Kepala Pemerintah DKI Jakarta.

(6) Konteks tuturan :

Dalam berita Persiapan Jokowi ketika akan tinggal di Jakarta seusai

dilantik jadi Gubernur. Pernyataan mengenai hal apa saja yang akan

dilakukan sebelum tinggal di Jakarta. Konteks dalam tuturan ini yaitu

menunjukkan harga baju di solo murah.

Bentuk tuturan :

“Ya nanti, beli baju satu, dua kandi Solo murah-murah”

(Det/29/09/2012/2)

Pada data (6) terdapat jenis tindak tutur perlokusinya berupa asertif

memberitahu. Maksud dari tuturan tersebutpenutur memberikan informasi kepada

Mitra tutur bahwa harga baju di Solo murah-murah. Ciri konteks diatas di

sampaikan pada kalimat “di Solo kan murah-murah”. Dan dampak atau efek dari

tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa harga baju di Solo murah-

murah.

(7) Kontek tuturan :

Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam

Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai banyaknya sampah dan tanaman-

69

tanaman yang mengganggu di waduk Pluit. Konteks dalam tuturan ini

yaitu Jokowi mengatakan bahwa dulu Waduk Pluit penuh enceng gondok.

Bentuk tuturan :

“Ini dulu penuh eceng gondok, bahkan bisa main sepakbola”.

(Det/21/11/2013/26).

Dari data (7) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada

mitra tutur bahwa dulu tempat tersebut penuh dengan enceng gondok. Ciri

konteknya ditegaskan pada kalimat “ini dulu penuh eceng gondok”. Dampak atau

efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa waduk

Pluit dulu dipenuhi dengan enceng gondok.

(8) Kontek tuturan :

Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Konteks tuturan

dalam tuturan ini yaitu masalah banjir dalam Jakarta terlihat tidak sulit

bagi Jokowi.

Bentuk tuturan :

“Kelihatannya nggak sulit-sulit amat. Hahaha, menurut pengalaman

yang saya punyai di sini”. (Det/23/01/2014/30)

70

Dari data (8) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada

mitra tuturnya bahwa dengan pengalaman yang dimiliki penutur, penutur merasa

masalahnya tidak begitu sulit, beginya masalah bisa diatasi. Ciri konteknya

ditegaskan pada kalimat “nggak sulit-sulit amat”. Dampak atau efek perlokusi

dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur berfikir tentang masalah yang

dihadapi penutur dapat diselesaikan.

(9) Kontek tuturan :

Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan

mengenai kesiapan antisipasi banjir di Jakarta lewat program normalisasi

waduk, sungai, dan pembangunan sumur resapan belum terealisasi

seluruhnya. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan

kenyataan dalam kerjanya.

Bentuk tuturan :

“Ini kan kita sudah muter-muter, sudah kita keruk, tapi memang belum

rampung semuanya. Kita ngomong apa adanya saja.” (Det/9/1/2014/32)

Dari data (9) tersebut terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

memberitahu. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberitahu pada

mitra tuturnya bahwa usaha pengerukan pada waduk sudah dikerjakan namun

masih ada banjir. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “kita ngomong apa

71

adanya saja”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat

mitra tutur berfikir tentang usaha yang sudah dilakukan penutur meskipun masih

terjadi banjir.

3. Tindak Tutur Asertif Menegaskan

Menegaskan adalah menerangkan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-

ragu), membenarkan dan memastikan sesuatu (KBBI, 2011 :1418). Tindak tutur

menegaskan diungkap penutur kepada mitra tutur dengan tujuan memberikan

kepastian atau ketegasan tentang sesuatu. Berikut data-data yang termasuk dalam

tindak tutur menegaskan.

(10). Konteks tuturan :

Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua

Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di

rumahnya. Banyak orang hadir, termasuk Rhoma Irama. Saat disinggung

soal silaturahmi dengan Jokowi, Jokowi mengaku tidak diundang dan

tidak mengetahui acara tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi

mengatakan tidak tau perihal undangan Foke.

Bentuk tuturan :

“Nggak tahu, saya nggak tahu.” (Det/26/08/2013/16)

72

Pada data 10 terdapat jenis tindak tutur perlokusi asertif menegaskan.

Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan perihal ketidak tahuan

bliau tentang undangan dari pak Fauzi Bowo. Ciri konteksnya disampaikan pada

kalimat “saya nggak tahu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut

yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa penutur benar-benar tidak tahu mengenai

undangan Fauzi Bowo.

(11). Konteks tuturan :

Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai

Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai tinggal dimana setelah

sampai di Jakarta. Konteks dalam tuturan ini yaitu jokowi menunjukkan

akan tinggal di rumah dinas.

Bentuk tuturan :

“Tinggal di rumah dinaslah” (Det/29/09/2012/3)

Pada data (11) Tuturan di atas merupakan jenis tindak tutur asertif

menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud menegaskan bahwa Jokowi akan tiggal

dirumah dinas. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “di rumah dinaslah”.

Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa

Jokowi akan tinggal di rumah dinas setelah dilantik jadi Kepala Pemerintah DKI

Jakarta.

73

(12). Konteks tuturan :

Dalam berita “ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih

Tua Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal

bihalal di rumahnya. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan

akan datang bila diundang

Bentuk tuturan :

“Oh datang. Pasti datang.” (Det/26/08/2013/17)

Pada data 12 terdapat jenis tindak tutur perlokusi asertif menegaskan.

Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberi kepastian pada mitra

tuturnya bahwa Jokowi akan datang apabila Pak Fauzi Bowo mengundangnya.

Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “pasti datang”. Dampak atau efek

perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa penutur akan

datang bila benar-benar diundang.

(13). Konteks tuturan :

Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan

mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi yang

membantah bahwa dirinya akan menjadi capres, karena pusat pikiran

Jokowi saat ini terpusat pada permasalahan Jakarta. Konteks dalam tuturan

ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa Jokowi tidak mau di pengaruhi.

74

Bentuk tuturan :

“Sekarang ini saya tidak mau digosok-gosok, tidak mau digoda-goda,

tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori, tidak mau

dibisik-bisikin. Konsentrasi saya masih tetap sama macet, rusun, banjir.

Lelang jabatan. “(Det/27/06/2013/20)

Pada data 13 terdapat tindak tutur perlokusi asertif menegaskan. Tuturan

tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan bahwa beliau tidak mau

terpengaruh dengan survey LIPI karena penutur ingin focus pada masalah yang

ada. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat “saya tidak mau digosok-gosok,

tidak mau digoda-goda, tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori,

tidak mau dibisik-bisikin”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu

membuat mitra tutur tahu bahwa penutur tidak mau terpengaruh pada hasil survey

dan penutur ingin fokus pada masalah yang ada.

(14). Konteks tuturan :

Dalam berita Sabet Award Tokoh Pluralisme 2013, Jokowi Cerita tentang

Lurah Cantik Susan. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan

tidak menanggapi masalah warga yang menolak Lurah seorang

perempuan.

Bentuk tuturan :

75

“Pertama, ada kelompok saat itu datang ke saya dari warga yang

menyampaikan menolak Lurah Susan karena masalahnya di Lenteng

Agung itu mayoritas muslim. Nah saya sudah bilang, di hari pertama

tidak. Datang lagi, saya sampaikan tidak”. (Det/30/12/2013/28).

Dari data (14) terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra

tutur bahwa penutur tidak setuju dengan penolakan masyarakat mengenai

ponolakannya adanya Lurah perempuan. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat

“Nah saya sudah bilang, di hari pertama tidak. Datang lagi, saya sampaikan

tidak”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra

tutur tahu bahwa pemimpin desa seorang perempuan itu tidak menjadi masalah

asalkan kerjanya baik.

(15). Konteks tuturan :

Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Konteks dalam

tuturan ini yaitu Jokowi menegaskan banjir yang terjadi karena masalah

hujan.

Bentuk tuturan :

“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik.

Problemnya ada di situ”.(Det/20/01/2014/29)

76

Dari data 15 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra

tutur bahwa masalah banjir yang terjadi dikarenakan terjadi hujan deras di

Pulogadung. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat “problemnya ada disitu”.

Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur

berfikir bahwa banjir yang terjadi karena adanya hujan deras di Pulogadung.

(16). Kontek tuturan :

Dalam berita Jokowi tak mau tanggapi pernyataan Prabowo soal capres.

Dalam pernyataannya mengenai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra

Prabowo Subianto mengaku siap bersaing dengan Jokowi dalam Pilpres

2014 nanti. Selain itu, Prabowo juga menyarankan agar namaJokowi tidak

terus dimunculkan di media karena menurutnya masih banyak calon-calon

lain. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia tidak

pernah memikirkan tentang popularitas dan survei mengenai capres.

Bentuk tuturan :

“Saya gak ngurus itu. Saya gak pernah ngurus popularitas dan gak

pernah ngurus elektabilitas. Gak pernah ngurus capres. Gak pernah juga

ngurus survei.” (Det/30 /9/2013/23)

Pada data 16 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menegaskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur menegaskan pada mitra

77

tuturnya bahwa penutur tidak pernah memikirkan mengenai popularitas,

elektabilitas, capres dan survey. Ciri konteksnya ditegaskan pada kalimat

“sayagak ngurus itu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu

membuat mitra tutur tahu bahwa penutur memang benar-benar tidak memikirkan

tentang popularitas, elektabilitas, capres dan survey mengenai penuturnya.

4. Tindak Tutur Asertif Menanyakan

Menanyakan adalah bertanya sesuatu atau meminta keterangan tentang

sesuatu (KBBI, 2011: 1401). Tindak tutur menanyakan diungkap penutur kepada

mitra tutur dengan tujuan meminta keterangan tentang sesuatu. Berikut data-data

yang termasuk dalam tindak tutur „menanyakan‟.

(17). Konteks tuturan :

Dalam berita tariff MRT Rp 15.000 per orang dikemukakan oleh Direksi

PT MRT. Pernyataan Jokowi mengenai tarif MRT yang terlalu sedikit

belum bisa menutupi subsidi yang besar dari pemerintah. Konteks tuturan

ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa dalam jangka berapa tahun bisa

menutupi subsidi bila tarifnya terlalu sedikit.

Bentuk tuturan :

“Soal tarif, misalnya, jika tarifnya Rp 15.000 per orang, subsidinya

berapa. Berapa tahun bisa seperti itu. Saya perlu menanyakan kepada

78

Direksi PT MRT sebab investasinya besar, triliunan rupiah”.( Det/30/11/

2012/35)

Dari data 17 terdapat tuturan diatas terdapat jenis tindak tutur perlokusi

asertif menanyakan. Maksud tuturan itu penutur menanyakan pada mitra tuturnya

khususnya pada Direksi PT MRT dengan subsidi dan tarif yang ada berapa tahun

bisa menutupi subsidi pemerintah yang ada. Ciri konteksnya ditunjukkan pada

kalimat “subsidinya berapa. Berapa tahun bisa seperti itu”. Dampak atau efek

perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur berfikir tentang tarif

MRT dan subsidi pemerintah tindak seimbang.

(18). Konteks tuturan

Dalam berita Jokowi Bagi-bagi Buku dan Tas Sekolah di Rusun Pluit.

Pernyataan Jokowi mengenai tujuannya membagikan alat-alat sekolah

pada warga Rusun Pluit. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi

menawarkan pada warga yang ingin tas dan buku lagi.

Bentuk tuturan :

” Ini siapa mau? tas, buku!.” (Det/02/02/2013/15)

Dari data 18 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi asertif

menanyakan. Maksud tuturan ini Jokowi menanyakan siapa lagi yang mau dapat

buku dan tas untuk sekolah. Ciri konteksnya ditunjukkan pada kalimat “ini siapa

79

mau?”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra

tutur senang, senang dengan pemberian Penutur pada mitra tutur.

b. Tindak Tutur Perlokusi direktif

Tindak tutur direktif dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan

tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian ini ditemukan

tindak tutur direktif meliputi tindak tutur direktif melarang, mengharuskan,

memerintah, mengajak, mengingatkan. Berikut ini hasil analisis tuturan yang

mengandung tindak tutur direktif.

1. Tindak Tutur Direktif Memerintah

Memerintah adalah memberi perintah atau menyuruh melakukan sesuatu.

(KBBI, 2011 :1057). Tindak tutur memerintah diungkap penutur kepada mitra

tutur dengan tujuan menyuruh untuk melakukan sesuatu. Berikut data-data yang

termasuk dalam tindak tutur memerintah.

(19). Konteks tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan

tidak mau pindah. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga

untuk pindah dari tempat tinggalnya.

Bentuk tuturan :

80

“Diminta Ngungsi kok Dadah”(Det/23/01/2013/11).

Pada data ke 19 termasuk tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif

memerintah, Tuturan tersebut bermaksud memerintah pada warga Pluit untuk

pindah atau mengungsi kerumah susun. Ciri konteksnya disampaikan pada

kalimat “diminta ngungsi”. Dampak atau efek dari tuturan tersebut yaitu

membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk segera mengungsi.

(20). Konteks tuturan :

Dalam berita pelantikan Jokowi setelah jadi gubernur. Pernyataan Jokowi

mengenai bentuk dan upaya seperti apa dalam pelantikannya sebagai

Gubernur DKI. Konteks tuturan ini yaitu menyuruh untuk diadakan

pelantikan yang sederhana.

Bentuk tuturan :

“Saya hanya minta agar sesederhana mungkin, seminim mungkin

pelantikannya.Yang penting bukan seremoninya, yang penting setelah

dilantik mau kerja apa? Ya kerja saya dimulai dengan penghematan

seperti itu”. (Det/29/10/ 2012/10)

Dari data 20 tuturan diatas terdapat jenis tindak tutur perlokusi direktif

memerintah. Maksud tuturan itu penutur memerintah pada mitra tuturnya untuk

melaksanakan pelantikan dengan sederhana, karena yang terpenting bukan

81

pelantikan melainkan kerjanya. Ciri konteksnya ditunjukkan pada kalimat “saya

hanya minta agar sesederhana mungkin”. Dampak atau efek perlokusi dari

tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu yaitu mengadakan

pelantikan pada jabatan apapun dengan sederhana karena yang penting buka

pelantikan tapi kerjanya.

2. Tindak Tutur Direktif Mengharuskan

Mengharuskan adalah mewajibkan; memandang perlu atau patut (KBBI

2011: 486).Tindak tutur mengharuskan diungkap penutur kepada mitra tutur

dengan tujuan harus atau wajib untuk melakukan sesuatu. Berikut data-data yang

termasuk dalam tindak tutur mengharuskan.

(21). Kontek tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan

tidak mau pindah. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga

untuk pindah dari tempat tinggalnya.

Bentuk tuturan :

“Iya karena sudah merasakan dan kita harus tegas untuk pindah,

geser.” (Det/23/01/2013/12).

82

Pada data ke 21 tuturan tersebut termasuk jenis tindak tutur perlokusi

direktif mengharuskan, Tuturan tersebut bermaksud bahwa mitra tutur harus

mematuhi apa yang disuruh penutur. Ciri konteksnya disampaikan pada kalimat

“tegas untuk pindah”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu

membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk segera pindah dari

tempat yang dilarang Jokowi.

(22). Kontek tuturan :

Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan Jokowi

mengenai adanya kemauan untuk menggunakan anggaran pemprov DKI

Jakarta mengatasi hal tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi

mengatakan bahwa dalam waktu tiga tahun masalah harus selesai.

Bentuk tuturan:

"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135

triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus

rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak

cukup, investor saya kira ngantre (Det/23/01/2014/31)

Dari data 22 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif

mengharuskan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur mengharuskan pada

mitra tuturnya untuk merampungkan atau menyelesaikan pekerjaannya dalam

jangka waktu yang sudah ditenukan yaitu tiga tahun. Ciri konteksnya ditegaskan

83

pada kalimat “tiga tahun harus rampung semua”. Dampak atau efek perlokusi

dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu, yaitu

melakukan pekerjaan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan harus segera

selesai.

(23). Konteks tuturan :

Dalam berita pengelolaan kampung kumuh. Pernyataan Jokowi mengenai

pengelolaan tempat kumuh dari mulai pasar sampai dengan tempet tinggal

warga. Konteks dalam tuturan ini Jokowi meminta untuk pasar dijadikan

bersih.

Bentuk tuturan :

“Intinya pasar harus bersih, tertata rapi, ada tempat parkirnya, di

dalamn kondisinya seperti minimarket”. (Det/25/10 /2012/34).

Dari tuturan 23 terdapat jenis tindak tutur perlokusi direktif

mengharuskan. Maksud tuturan itu penutur meminta pada mitra tuturnya untuk

membuat pasar yang bersih dan rapi sesuai keinginan penutur. Ciri konteksnya

ditunjukkan pada kalimat “intinya pasar harus bersih”. Dampak atau efek

perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur melakukan sesuatu, yaitu

membuat pasar yang bersih dan rapi seperti minimarket.

3. Tindak Tutur Direktif Mengingatkan

84

Mengingatkan adalah mengingat akan sesuatu menjadikan ingat terhadap

sesuatu (KBBI 2011: 535). Tindak tutur mengingatkan diungkap penutur kepada

mitra tutur dengan tujuan agar mitra tutur ingat dengan sesuatu hal atau mengingat

akan hal yang dikatakan penutur. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak

tutur mengingatkan.

(24). Kontek tuturan

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

mengenai tempat-tempat kumuh baik pasar maupun tempat jualan yang

lain. Tempat berjualan yang tadinya kumuh akan dipintah ketempat yang

lebih bersih. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi memberitahukan agar

warga tidak berjualan di sembarang tempat lagi.

Bentuk tuturan :

“Ya setujulah, bukan setuju lagi, bagus sekali kok, biar jualan nggak

sembarangan lagi” (Det/23/01/2013/14).

Dari data 24 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif

mengingatkan. Tuturan tersebut bermaksud penutur meningkatkan pada mitra

tutur untuk tidak berjualan sembarangan lagi. Ciri konteksnya disampaikan pada

kalimat “jualan nggak sembarangan lagi”. Dampak atau efek perlokusi dari

tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur untuk melakukan sesuatu yaitu untuk

tidak berjualan secara sembarangan lagi.

85

4. Tindak Tutur Direktif Menyarankan

Menyarankan adalah memberikan saran/anjuran atau menganjurkan

sesuatu (KBBI 2011: 1226). Tindak tutur menyarankan diungkap penutur kepada

mitra tutur dengan tujuan memberi saran pada mitra tutur untuk melakukan

sesuatu. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak tutur menyarankan.

(25). Konteks tuturan :

Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam

Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai permasalahan yang ada di waduk

banyaknya sampah dan tanaman-tanaman yang mengganggu di waduk

Pluit. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi menunjukkan dengan kerja

lapangan bisa tahu masalah yang muncul.

Bentuk tuturan :

“Kalau sudah di lapangan seperti ini terus, jadi ngerti ada problem apa

saja”. (Det/21/11/2013/25).

Pada 25 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi direktif menyarankan.

Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur memberi saran pada mitra tuturnya

agar bekerja juga dilapangan karena dengan bekerja dilapangan juga kita bisa tahu

masalah apa yang muncul. Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “kalau sudah

di lapangan”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat

mitra tutur melakukan sesuatu yaitu dengan melakukan kerja lapangan juga selain

dikantor agar mengetahui masalah yang ada di lapangan.

86

c. Tindak Tutur Perlokusi Ekspresif

Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang mengungkapkan atau

mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam

ilokusi. Tindak tutur ekspresif meliputi tindak tutur memuji dan menyindir.

Berikut ini uraian tindak tutur ekspresif.

1. Tindak Tutur Ekspresif memuji

Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu

yg dianggap baik, indah, gagah berani (KBBI 2011: 1112). Tindak tutur memuji

diungkap pn kepada mt dengan tujuan memberi pujian atau menunjukkan

kekaguman pn kepada mt. Berikut data-data yang termasuk dalam tindak tutur

memuji.

(26). Konteks tuturan:

Dalam berita penetapan Jokowi sebagai gubernur DKI. Mengenai

pernyataan Jokowi tentang tanggapan dari Pak fauzi Bowo perihal

pengangkatannya sebagai Gubernur DKI. Konteks dalam tuturan ini yaitu

Jokowi memberitahu bahwa pak Fauzi Bowo orang yang sportif dan

negarawan.

Bentuk tuturan :

“Mudah-mudahan tidak ada. Saya lihat Pak Fauzi Bowo sportif dan

sangat negarawan.” (Det/29/09/2012/5)

87

Pada data 26 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi ekspresif

memuji. Tuturan tersebut bermaksud penutur memuji pada pak Fauzi Bowo

bahwa beliau orang yang sportif dan negarawan. Ciri konteknya disampaikan

pada kalimat “saya lihat pak Fauzi Bowo sportif dan negarawan”. Dampak atau

efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur untuk berfikir

tentang bapak Fauzi Bowo orang yang sportif dan negarawan.

2. Tindak Tutur Ekspresif Menyindir

Menyindir mengkritik atau mencela, mengejek seseorang secara tidak

langsung atau tidak terus terang (KBBI 20011: 1311). Tindak tutur menyindir

diungkap pn kepada mt dengan tujuan menyindir atau mencela seseorang agar

seseorang itu merasa malu atau sadar. Berikut data-data yang termasuk dalam

tindak tutur menyindir.

(27). Konteks tuturan :

Dalam berita Peluncuran kartu sehat dan kartu pintar bagi masyarakat

tidak mampu. Pernyataan Jokowi mengenai pemberlakuan kartu sehat dan

kartu pintar bagi warga kurang mampu. Kontek dalam tuturan ini yaitu

Jokowi mengatakan apabila orang kaya tidak malu menggunakan kartu

sehat silahkan saja.

Bentuk tuturan :

88

“Kalau orang kaya mau pakai kartu itu juga tidak apa- apa, asal tidak

malu.” (Det/27/10/ 2012/33).

Dari data 27 terdapat tuturan jenis tindak tutur perlokusi ekspresif

menyindir. Maksud tuturan itu penutur menyindir pada orang kaya yang mau

menggunakan kartu sehat dan kartu pintar. Ciri konteksnya ditunjukkan pada

kalimat “asal tidak malu”. Dampak atau efek perlokusi dari tuturan tersebut yaitu

membuat mitra tutur malu, khususnya pada orang kaya yang menggunakan kartu

sehat dan kartu pintar.

Tuturan tersebut maksudnya bukan hanya seperti apa yang tersurat pada

kata-kata yang digunakan dalam tuturan tersebut. Akan tetapi Pn mempunyai

maksud yang tersirat di balik tuturan tersebut. Tuturan tersebut dimaksudkan

untuk menyindir secara halus kepada orang kaya yang menggunakan kartu sehat

untuk berobat, hal tersebut dilakukan Pn agar orang kaya tidak menggunakan

kartu sehat agar anggaran untuk kesehatan di DKI Jakarta tidak membengkak

mengingat orang kaya pasti mampu berobat tanpa menggunakan kartu sehat.

d. Tindak Tutur Perlokusi Deklaratif

Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang mengungkapkan

adanya antara isi proposisi dengan realitas. Berikut merupakan hasil analisis

dengan tindak tutur deklaratif.

1. Tindak Tutur Deklaratif Mengizinkan

89

Mengizinkan adalah memberi izin, mengabulkan, membolehkan atau tidak

melarang seseorang untuk melakukan sesuatu (KBBI 2011: 553). Tindak tutur

mengizinkan diungkap pn kepada mt dengan tujuan memberi izin kepada mt

untuk melakukan sesuatu asalkan yang di lakukan itu benar.

(28). Konteks tuturan :

Dalam berita PM Belanda Ingin Keliling Kampung Kumuh dengan

Jokowi. Pernyataan Jokowi mengenai, PM Belanda Mark Rutte dan

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyambangi perkampungan kumuh

di Muara Baru, Jakarta Utara. Mereka juga meninjau lokasi pembangunan

rumah pompa di lokasi tersebut. Konteks dalam tuturan ini yaitu Jokowi

menunjukkan lokasi-lokasi pada PM Belanda.

Bentuk tuturan :

“Dia (PM Belanda) pengen sekali lihat di sini, jadi mutar, ya saya antar”.

(Det/21/11/2013/24)

Dari data 28 ini terdapat jenis tindak tutur perlokusi deklaratif

mengizinkan. Tuturan tersebut bermaksud bahwa penutur mengizinkan pada PM

Belanda untuk berkeliling melihat kampong kumuh yang ada di Jakarta Utara.

Ciri konteknya ditegaskan pada kalimat “ya saya antar”. Dampak atau efek

perlokusi dari tuturan tersebut yaitu membuat mitra tutur tahu bahwa PM Belanda

ingin melihat lokasi kampong kumuh yang ada di Jakarta Utara.

90

B. Efek Perlokusi bagi mitra tutur.

Dari analisis diatas terdapat beberapa dampak perlokusi bagi mitra

tuturnya. Dampak perlokusi itu terbagi atas

a. Efek perlokusi „membuat mitra tutur tahu bahwa….dari efek perlokusi ini

terdapat 13 analisis yaitu data analisis pada nomor

(1,2,3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,16, dan 28).

b. Efek perlokusi „membuat mitra tutur berfikir tentang….. dari efek

perlokusi ini terdapat 5 analisis yaitu data analisis pada nomor (8, 9, 15,

17, dan 26)

c. Efek perlokusi „membuat mitra tutur melakukan sesuatu….dari efek

perlokusi ini terdapat 7 analisis yaitu data analisis pada nomor (19, 20, 21,

22, 23, 24, dan 25).

d. Efek perlokusi „membuat mitra tutur senang‟dari efek perlokusi ini

terdapat 1 analisis yaitu data analisis pada nomor (18).

e. Efek perlokusi „membuat mitra tutur malu‟ dari efek perlokusi ini terdapat

1 analisis juga yaitu pada noomor (27).

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban

dari perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Simpulan dari

penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut

1. Dalam analisis yang dilakukan pada pernyataan-pernyataan Jokowi selaku

Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam detik.com, terdapat jenis tuturan

perlokusi, tuturan perlokusi tersebut diantarnya tindak tutur perlokusi

asertif: meliputi menjelaskan, memberitahu, menegaskan, dan

menanyakan. Kedua tindak tutur perlokusi direktif :

memerintah,mengharuskan, mengingatkan, dan menyarankan, ketiga

tindak tutur perlokusi ekspresif : memuji dan menyindir, dan yang terakhir

atau keempat tindak tutur perlokusi deklaratif dari tindak tutur perlokusi

deklaratif ini terdapat satu jenis yaitu: mengizinkan.

2. Dalam analisis pernyataan-pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah

DKI Jakarta dalam detik.com, terdapat efek perlokusi. Efek perlokusi

bagi mitra tutur pada pernyataan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI

Jakarta dalam surat kabar online detik.com terdapat 5 efek perlokusi bagi

mitra tuturnya. Efek tersebut diantaranya: pertama efek perlokusi

„membuat mitra tutur tahu bahwa…‟ dari efek ini ditemukan sebanyak

65

14 data yang terdapat pada nomor data 1, 2, 3, 9, 16, 17, 19, 20, 21, 23,

24, 26, dan 28. Kedua efek perlokusi „membuat mitra tutur berfikir

tentang…‟ dari efek ini ditemukan sebanyak 5 data yang terdapat pada

nomor data 5, 29, 30, 32, dan 35. Ketiga efek perlokusi „membuat mitra

tutur senang‟ terdapat pada nomor data 15. Yang keempat efek perlokusi

„membuat mitra tutur melakukan sesuatu‟ pada efek yang keempat

terdapat 7 data yang nomor datanya 10, 11, 12, 14, 25, 31, dan 34. Efek

perlokusi yang terakhir atau kelima yaitu efek perlokusi „membuat mitra

tutur malu‟ dari efek ini terdapat satu data yang menunjukkan efek

membuat malu yaitu terdapat pada nomor data 33.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis membahas Tindak Tutur perlokusi dalam

pernyataan-pernyatan Jokowi selaku Kepala Pemerintah DKI Jakarta dalam Surat

Kabar Detik.Com. Perlokusi yang dibahas meliputi jenis tindak tutur perlokusi

dan efek perlokusi bagi mitra tuturnya beserta konteks. Pembahasan dalam

penelitian ini, masih terbatas pada tindak tutur dan efek perlokusi menurut Leech.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini merupakan penelitian tahap awal,

sehingga masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap,

dalam penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih baik daripada penelitian-

penelitian sebelumnya.

66

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J. L.1962. How to Do Things with Words. Oxford: oxford University

Press.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum.

I Dewa Putu Wijana. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.

Keraf, Gorys, 1997. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende

Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti 1992. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press).

Lyons, John. 1997. Semantics. Cambridge: Cambridge University Press.

Moelino, Anton. M (Penyunting). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Nababan, PTJ. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan analisis. Yogyakarta: Lingkar

Media.

Rustono, 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:

UNS Press.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik: Pengantar Penanganan Bahasa Secara

Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik: Mengupas Pelbagai Praktik Bahasa.

Solo: UNS Press.

Ullmann, Stephen. 2007. Pengantar Semantik, Terj. Sumarsono. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Verhaar, J.W.M. 1985. Pengantar linguistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana

Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yule, George. Indah Fajar Wahyuni dan Rome Mustajab (penerjemah). 2006.

Pragmatik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sumber Internet

Hanifah, Nurul. 2012. Nilai Karakter pada Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan

Perlokusi dalam Novel Astral Astria Karya Fira Basuki. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Ganesha.

http://www//ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS (diakses pada

tanggal 5 desember 2015).

68

Hidlir, Lalu Muhammad; Suandi dan Putra yasa. 2013. Tindak Tutur Pengawas

dalam Kegiatan Supervisi Akademik pada Guru SMA di Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2012/201. e-Journal Program Pasca sarjana

Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Volume 2 Tahun 2013. (diakses pada tanggal 22 desember

2015).

Nafianti, Dewi. 2012. Tindak Tutur Perlokusi dalam Dakwah Ustad Maulana

pada Acara Islam Itu Indah di Trans TV. Surakarta: UMS. Skripsi Jurusan

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.

http://eprints.ums.ac.id/19586/1. (diakses pada tanggal 22 desember 2015).

Pratiwi, Dita Nidya. 2013. Penerapan Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi

Ustad Nur Maulana pada Tayangan Islam Itu Indah di Trans TV.

SkriptoriumVol.1No.1.Yogyakarta:UNY.

http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/519/gdlhub-gdl-s1-2013-pratiwidit.(

diakses pada tanggal 22 desember 2015).

Pringganti, Agustina. 2013. “Analisis Tindak TuturI lokusi pada Cerpen “Ilona”

Karya Leila S. Chudori. Jurnal program studi Inggris. Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya. Jakarta: Universitas Indonesia.

https://www.academia.edu.( diakses pada tanggal 23 desember 2015).

Siagian, Novalina. 2013. Analisis Tindak Tutur Mario Teguh dalam Acara Golden

Ways di Metro TV. Universitas Negeri Medan. Skripsi fakultas Bahasa dan

Seni. Universitas Negeri Medan. http://library.unimed.ac.id/(diakses pada

tanggal 23 desember 2015).

silvia Sari, Septy. 2012. Analisis Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Pasar

Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.

https://eprints.uny.ac.id (lumbung pustaka Universitas Negeri Yogyakarta)

(diakses pada tanggal 23 desember 2015).

Sumber Internet Lain

<http://detik.com/read> Usai ditetapkan jadi pemenang Pilgub DKI Jokowi akan

keliling Jakarta (diakses tanggal 29 september 2012).

<http://www.detik.com> Banjir jakarta jokowi sebut bukan dewa (diakses tanggal

19 november 2012).

<http://detik.com/read> Reaksi jokowi hadapi warga Jakarta yang bandel

(diakses tanggal 23 januari 201).

<http://detik.com/read> relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit (diakses

tanggal 23 januari 2013).

<http://detik.com/read>Jokowi setelah normalisasi kali rampung jangan coba

coba bangun apa pun?( diakses tanggal 23 januari 2013).

<http://detik.com/read> Jokowi jangan sampai kita kesulitan cari batu pasir

lagi? (diakses tanggal 23 januari 2013).

69

<http://detik.com/read> Jokowi bagi-bagi buku dan tas sekolah di rusun pluit?

(diakses tanggal 2 februari 2013).

<http://www.detik.com> politik jokowi tak mau tanggapi pernyataan prabowo

soal capres. (diakses tanggal 1 juni 2013).

<http://detik.com/read> Jokowi didesak nyatakan sikap tegas soal bursa capres

(diakses tanggal 1 juni 2013).

<http://detik.com/read> Ini jawaban Jokowi terkait pernyataan foke yang lebih

tua siapa (diakses tanggal 26 agustus 2013 ).

<http://detik.com/read> pm belanda ingin keliling kampong kumuh dengan

jokowi. (diakses tanggal 21 november 2013).

<http://detik.com/read> Sabet award tokoh pluralisme 2013 jokowi cerita tentang

lurah cantik susan? (diakses tanggal 30 desember 2013).

<http://detik.com/read> di depan ribuan slankers jokowi bacakan pernyataan

terbuka slank (diakses tanggal 13 desember 2013).

<http://detik.com/read> kisruh taman burung pluit jokowi masa minta miliaran

yang benar saja? (diakses tanggal 20 desember 2013).

<http://detik.com/read> Jokowi targetkan pembangunan waduk marunda selesai

dalam setahun. (11 februari 2014).

<http://detik.com/read> setelah dievaluasi 1 camat dan 5 lurah hasil lelang

jabatan diganti?. (diakses tanggal 21 maret 2014).

<http://www.detik.com/read/index>Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.

(diakses tanggal 9 juli 2014).

70

LAMPIRAN DATA

1. Kontek Tuturan :

Dalam berita tentang program visi, misi Jokowi selaku Kepala Pemerintah

dan tujuan Jokowi setelah dilantik. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

memberikan pernyataan program yang lebih dulu akan dikerjakan setelah

dilantik.

Bentuk tuturan :

“Ya untuk menunjukkan (program) mana yang harus didahulukan,

daerah mana saja. program apa saja. intinya jalan-jalan saja”.

(Det/29/09/2012/1)

2. Konteks tuturan :

Dalam berita Persiapan Jokowi ketika akan tinggal di Jakarta seusai

dilantik jadi Gubernur. Pernyataan mengenai hal apa saja yang akan

dilakukan sebelum tinggal di Jakarta. Kontek dalam tuturan ini yaitu

menunjukkan harga baju di solo murah.

Bentuk tuturan :

“Ya nanti, beli baju satu, dua kan di Solo murah-murah.”

(Det/29/09/2012/2)

3. Konteks tuturan :

Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai

Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai tinggal dimana setelah

sampai di Jakarta. Kontek dalam tuturan ini yaitu jokowi menunjukkan

akan tinggal di rumah dinas.

71

Bentuk tuturan :

“Tinggal di rumah dinaslah”

(Det/29/09/2012/3)

4. Konteks tuturan :

Dalam berita dimana Jokowi akan tinggal setelah dilantik sebagai

Gubernur. Dalam pernyataan Jokowi mengenai kendaraan yang diberikan

pada Gubernur baru. Kontek dalam tuturan ini yaitu jokowi mengatakn

bahwa ia akan menggunakan mobil dinas.

Bentuk tuturan :

“Saya nggak mau menerima, mobil dinas kan banyak. Kalau nanya mobil

itu di mana sekarang, bisa Tanya ke yang ngasihnya”

(Det/29/09/2012/4)

5. Konteks tuturan :

Dalam beritapenetapan Jokowi sebagai gubernur DKI.mengenai

pernyataan Jokowi tentang tanggapan dari Pak fauzi Bowo perihal

pengangkatannya sebagai Gubernur DKI. Kontek dalam tuturan ini yaitu

Jokowi memberitahu bahwa pak Fauzi Bowo orang yang sportif dan

negarawan.

Bentuk tuturan :

“Mudah-mudahan tidak ada. Saya lihat Pak Fauzi Bowo sportif dan

sangat negarawan”.

(Det/29/09/2012/5)

6. Konteks tuturan :

72

Dalam berita rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Mengenai

pernyataan Jokowi perihal rencana dan hal apa saja yang pertama beliau

akan kerjakan sesampainya di Jakarta nanti. Kontek dalam tuturan ini yaitu

Jokowi memberitahu bahwa pertama kali yang akan dilakukan setelah

dilantik akan mengurus KTP DKI.

Bentuk tuturan :

“Setelah pelantikan nanti saya mau urus KTP DKI.”

(Det/29/09/2012/6)

7. Konteks tuturan :

Dalam berita Rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Pernyataan Jokowi

mengenai rencana setelah jadi Gubernur dan kemana saja tujuannya yang

akan di datangi. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi ingin mengenal

pegawai yang bekerja di instansi pemerintah yang ada di DKI Jakarta.

Bentuk tuturan :

“Saya pokoknya gini, setelah pelantikan mau kenal Sekda, Walikota,

Kepala Dinas, Lurah, RW”(Det/29/09/2012/7)

8. Konteks tuturan :

Dalam berita Rencana Jokowi sesampainya di Jakarta. Pernyataan Jokowi

mengenai sistem pemerintahan mana yang akan dirombak dan

diperbaharui. Kontek pada tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia

tidak akan mengubah sistem pemerintahan langsung.

Bentuk tuturan :

“Kenal dulu kok udah rombak-rombak”

(Det/29/09/2012/8)

9. Konteks tuturan :

73

Dalam berita Dimana keluarga Jokowi akan tinggal. Pernyataan Jokowi

mengenai kemanakah keluarga Jokowi akan tinggal, apa ikut ke Jakarta

atau masih tinggal di Solo. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

memebritahukan bahwa keluarganya akan diboyong ke Jakarta.

Bentuk tuturan :

“Keluarga diboyong ke Jakarta, masa ditinggal”

(Det/29/10/ 2012/9)

10. Konteks tuturan :

Dalam berita pelantikan Jokowi setelah jadi gubernur. Pernyataan Jokowi

mengenai bentuk dan upaya seperti apa dalam pelantikannya sebagai

Gubernur DKI. Kontek tuturan ini yaitu menyuruh untuk diadakan

pelantikan yang sederhana.

Bentuk tuturan :

“Saya hanya minta agar sesederhana mungkin, seminim mungkin

pelantikannya. Yang penting bukan seremoninya, yang penting setelah

dilantik mau kerja apa?ya kerja saya dimulai dengan penghematan seperti

itu,”

(Det/29/10/ 2012/10)

11. Konteks tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

Jokowi mengenai reaksi warga Jakarta yang terkena korban banjir yang

semakin tinggi. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa

warga harus ngungsi.

Bentuk tuturan :

“Diminta Ngungsi kok Dadah “

74

(Det/23/01/2013/11)

12. Konteks tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

Jokowi mengenai warga yang tetap ingin tinggal di sekitar waduk dan

tidak mau pindah. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi meminta warga

untuk pindah dari tempat tinggalnya.

Bentuk tuturan :

“Iya karena sudah merasakan dan kita harus tegas untuk pindah, geser.”

(Det/23/01/2013/12)

13. Konteks tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

Jokowi mengenai usahanya untuk bisa memindahkan warga ketempat

yang lebih baik yaitu dari bantaran pesisir waduk ke rumah rusun yang

bersih. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi optimis dalam tujuannya.

Bentuk tuturan :

“Optimis. Moso kerja nggak optimis”

(Det/23/01/2013/13)

14. Konteks tuturan :

Dalam berita relokasi warga di sekitar pesisir waduk Pluit. Pernyataan

mengenai tempat-tempat kumuh baik pasar maupun tempat jualan yang

lain. Tempat berjualan yang tadinya kumuh akan dipintah ketempat yang

lebih bersih. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi memberitahukan agar

warga tidak berjualan di sembarang tempat lagi.

Bentuk tuturan :

75

“Ya setujulah, bukan setuju lagi, bagus sekali kok, biar jualan nggak

sembarangan lagi.”

(Det/23/01/2013/14)

15. Konteks tuturan:

Dalam berita Jokowi Bagi-bagi Buku dan Tas Sekolah di Rusun Pluit.

Pernyataan Jokowi mengenai tujuannya membagikan alat-alat sekolah

pada warga Rusun Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

menawarkan pada warga yang ingin tas dan buku lagi.

Bentuk tuturan :

“Ini siapa mau, tas, buku.”

(Det/02/02/2013/15)

16. Konteks tuturan :

Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua

Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di

rumahnya. Banyak orang hadir, termasuk Rhoma Irama. Saat disinggung

soal silaturahmi dengan Jokowi, Jokowi mengaku tidak diundang dan

tidak mengetahui acara tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

mengatakan tidak tau perihal undangan Foke.

Bentuk tuturan :

“Nggak tahu, saya nggak tahu”

(Det/26/08/2013/16)

17. Konteks tuturan :

Dalam berita ini jawaban Jokowi terkait pernyataan Foke‟Yang Lebih Tua

Siapa?‟. Pernyataan mengenai Foke yang menggelar acara halal bihalal di

rumahnya. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan akan dating

bila diungang.

76

Bentuk tuturan :

“ Oh datang. Pasti datang”

(Det/26/08/2013/17)

18. Konteks tuturan :

Dalam berita warga cengkareng jual ginjal untuk anaknya. Pernyataan

Jokowi mengenai ajakannya menemui warga cengkareng yang menjual

ginjal. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa siapa

yang menjual ginjal untuk menemui Jokowi.

Bentuk tuturan :

“Saya nggak tahu. Suruh ke saya saja langsung.”

(Det/26/08/2013/18)

19. Konteks tuturan :

Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan

mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi

mengenai hasil survey yang mana Jokowi tidak pernah memikirkan untuk

jadi presiden. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa

survei didapat dari pendapat masyarakat.

Bentuk tuturan :

“Hasil survei itu cerminan dari keinginan masyarakat. Tapi kewenangan

dan yang memutuskan dari PDIP di ibu ketua umum.”

(Det/27/06/2013/19)

20. Konteks tuturan :

Dalam berita hasil survey LIPI yang memberitakan bahwa Jokowi akan

mencalonkan capres di pemilu yang akan datang. Pernyataan Jokowi yang

membantah bahwa dirinya akan menjadi capres, karena pusat pikiran

77

Jokowi saat ini terpusat pada permasalahan Jakarta. Kontek dalam tuturan

ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa Jokowi tidak mau di pengaruhi.

Bentuk tuturan :

“Sekarang ini saya tidak mau digosok-gosok, tidak mau digoda-goda,

tidak mau dipanas-panasi, tidak mau dikompor-kompori, tidak mau

dibisik-bisikin. Konsentrasi saya masih tetap sama macet, rusun, banjir.

Lelang jabatan.”

(Det/27/06/2013/20)

21. Konteks tuturan :

Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan

Jokowi mengenai tidak menjadikan masalah berapapun biaya yang

dikeluarkan dengan alasan pasti dan benar apa yang dikerjakan. Kontek

dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tidak menjadi masalah asalkan

kerjanya sesuai.

Bentuk tuturan :

“Yah nggak masalahasal mereka sudahmelakukan dengan benar.”

(Det/27/06/2013/21)

22. Konteks tuturan :

Dalam berita besarnya anggaran taktis untuk Lurah dan Camat. Pernyataan

mengenai tugas-tugas apa saja yang akan dikerjakan Jokowi. Kontek

dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan tugas pemerintah harus

dikerjaan bersama-sama.

Bentuk tuturan :

78

“Kita akan delegasikan wewenang yang ada di kita. Ke Lurah, Camat,

dan Walikota, ngapain kita pegang sendiri? Pusing sendiri nanti,

iyakan?”

(Det/27/06/2013/22)

23. Konteks tuturan :

Dalam berita Jokowi tak mau tanggapi pernyataan Prabowo soal capres.

Dalam pernyataannya mengenai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra

Prabowo Subianto mengaku siap bersaing dengan Jokowi dalam Pilpres

2014 nanti. Selain itu, Prabowo juga menyarankan agar namaJokowi tidak

terus dimunculkan di media karena menurutnya masih banyak calon-calon

lain. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa ia tidak

pernah memikirkan tentang popularitas dan survei mengenai capres.

Bentuk tuturan :

”Saya gak ngurus itu. Saya gak pernah ngurus popularitas dan gak

pernah ngurus elektabilitas. Gak pernah ngurus capres. Gak pernah juga

ngurus survei.”

(Det/30 /9/2013/23)

24. Konteks tuturan :

Dalam berita PM Belanda Ingin Keliling Kampung Kumuh dengan

Jokowi. Pernyataan Jokowi mengenai, PM Belanda Mark Rutte dan

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyambangi perkampungan kumuh

di Muara Baru, Jakarta Utara. Mereka juga meninjau lokasi pembangunan

rumah pompa di lokasi tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

menunjukkan lokasi-lokasi pada PM Belanda.

Bentuk tuturan :

“Dia (PM Belanda) pengen sekali lihat di sini, jadi mutar, ya saya antar.”

(Det/21/11/2013/24)

79

25. Konteks tuturan :

Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam

Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai permasalahan yang ada di waduk

banyaknya sampah dan tanaman-tanaman yang mengganggu di waduk

Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi menunjukkan dengan kerja

lapangan bisa tahu masalah yang muncul.

Bentuk tuturan :

“Kalau sudah di lapangan seperti ini terus, jadi ngerti ada problem apa

saja.”

(Det/21/11/2013/25)

26. Konteks tuturan:

Dalam berita Jokowi Targetkan Pembangunan Waduk Selesai dalam

Setahun. Pernyataan Jokowi mengenai banyaknya sampah dan tanaman-

tanaman yang mengganggu di waduk Pluit. Kontek dalam tuturan ini yaitu

Jokowi mengatakan bahwa dulu Waduk Pluit penuh enceng gondok.

Bentuk tuturan:

“Ini dulu penuh eceng gondok, bahkan bisa main sepakbola.”

(Det/21/11/2013/26)

27. Konteks tuturan:

Dalam berita Di Depan Ribuan Slankers, Jokowi Bacakan Pernyataan

Terbuka Slank .pernyataan Jokowi mengenai Manifesto (pernyataan

terbuka) Slank. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan harus

berfikir kritis, berjiwa sosial, solidaritas tinggi, setia, sederhana, cinta

alam, punya rasa manusiawi, berani, bersahabat, angan tinggi, menjadi diri

sendiri, membuka hati dan otak.

Bentuk tuturan:

80

Berikut 13 poin dalam manifesto Slank yang dibacakan Jokowi:

35

1. Kita harus kritis

2. Berjiwa sosial

3. Penuh solidaritas

4. Saling setia

5. Selalu merdeka

6. Hidup sederhana

7. Mencintaialam

8. Manusiawi

9. Berani untuk beda

10. Menjunjung persahabatan

11. Punya angan yang tinggi

12. Menjadi diri sendiri

13. Membukaotak dan hati kita

28. konteks tuturan :

Dalam berita Sabet Award Tokoh Pluralisme 2013, Jokowi Cerita tentang

Lurah Cantik Susan. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan

tidak menanggapi masalah warga yang menolak Lurah seorang

perempuan.

Bentuk tuturan :

“Pertama, ada kelompok saat itu datang ke saya dari warga yang

menyampaikan menolak Lurah Susan karena masalahnya di Lenteng

Agung itu mayoritas muslim. Nah saya sudah bilang, di hari pertama

tidak. Datang lagi, saya sampaikan tidak.”

(Det/30/12/2013/28)

29. Konteks tuturan :

Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.Kontek dalam

tuturan ini yaitu Jokowi menegaskan banjir yang terjadi karena masalah

hujan.

78

36

Bentuk tuturan :

“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik.

Problemnya ada di situ.”

(Det/20/01/2014/29)

30. konteks tuturan:

Dalam berita Ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir.Kontek tuturan

dalam tuturan ini yaitu masalah banjir dalam Jakarta terlihat tidak sulit

bagi Jokowi.

Bentuk tuturan:

“Kelihatannyanggaksulit-sulit amat. Hahaha, menurut pengalaman yang

saya punya di sini.”

(Det/23/01/2014/30)

31. Konteks tuturan :

Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan Jokowi

mengenai adanya kemauan untuk menggunakan anggaran pemprov DKI

Jakarta mengatasi hal tersebut. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi

mengatakan bahwa dalam waktu tiga tahun masalah harus selesai.

Bentuk tuturan :

"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135

triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus

rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak

cukup, investor saya kira ngantre.”

(Det/23/01/2014/31)

79

37

32. Konteks tuturan:

Dalam berita ternyata Jakarta tak Siap Hadapi Banjir. Pernyataan

mengenai kesiapan antisipasi banjir di Jakarta lewat program normalisasi

waduk, sungai, dan pembangunan sumur resapan belum terealisasi

seluruhnya. Kontek dalam tuturan ini yaitu Jokowi mengatakan kenyataan

dalam kerjanya.

Bentuk tuturan:

“Ini kan kita sudah muter-muter, sudah kita keruk, tapi memang belum

rampung semuanya. Kita ngomong apa adanya saja.”

(Det/9/1/2014/32)

33. konteks tuturan:

Dalam berita Peluncuran kartu sehat dan kartu pintar bagi masyarakat

tidak mampu. Pernyataan Jokowi mengenai pemberlakuan kartu sehat dan

kartu pintar bagi warga kurang mampu. Kontek dalam tuturan ini yaitu

Jokowi mengatakan apabila orang kaya tidak malu menggunakan kartu

sehat silahkan saja.

Bentuk tuturan :

“Kalau orang kaya mau pakai kartu itu juga tidak apa-apa, asal tidak

malu.”

(Det/27/10/2012/33).

34. konteks tuturan :

Dalam berita pengelolaan kampung kumuh. Pernyataan Jokowi mengenai

pengelolaan tempat kumuh dari mulai pasar sampai dengan tempat tinggal

warga. Kontek dalam tuturan ini Jokowi meminta untuk pasar dijadikan

bersih.

80

38

Bentuk tuturan :

“Intinya pasar harus bersih, tertata rapi, ada tempat parkirnya, di

dalamnya kondisinya seperti minimarket”.

(Det/25/10/2012/34)

35. kontek tuturan :

Dalam berita tariff MRT Rp 15.000 per orang dikemukakan oleh Direksi

PT MRT. Pernyataan Jokowi mengenai tarif MRT yang terlalu sedikit

belum bisa menutupi subsidi yang besar dari pemerintah. Kontek tuturan

ini yaitu Jokowi mengatakan bahwa dalam jangka berapa tahun bisa

menutupi subsidi bila tarifnya terlalu sedikit.

Bentuk tuturan :

“Soal tarif, misalnya, jika tarifnya Rp 15.000 per orang, subsidinya

berapa. Berapa tahun bisa seperti itu. Saya perlu menanyakan kepada

Direksi PT MRT sebab investasinya besar, triliunan rupiah”.

(Det/30/11/ 2012/35).

81