BAB IV-Perancangan Pabrik II Siiipp!

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IV PERANCANGAN PABRIK IIA. PENDAHULUAN 1. Tugas Perancangan Pabrik II Apabila bahan mentah diperkirakan naik 20% dari bahan mentah saat puncak yang diolah pabrik, apakah perlu lembur? Apakah perlu penyesuaian pada masing-masing tahap dan bagaimana penyesuaiannya? 2. Arti Penting Tugas Perancangan Pabrik II Perancangan pabrik adalah usaha merancang suatu industri pengolahan pangan sedemikian rupa sehingga industri yang berjalan mampu memberikan kinerja yang baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan semula. Pabrik yang baik direncanakan dan diwujudkan dengan berbagai pertimbangan sehingga saat didirikan dan dioperasikan akan menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan biaya produksi yang efisien. Tugas perancangan pabrik II bertujuan untuk mengetahui kemampuan maksimal pabrik dalam mengolah pucuk teh segar menjadi teh hitam, kemudian bila saat puncak produksi bahan mentah dinaikkan 20% apakah masih mampu diolah pabrik atau tidak. Selanjutnya, perlu disesuaikan pada masing-masing tahap dengan menambah operasi pabriknya, lembur, atau dengan menambah/ mengganti alat dan mesin yang digunakan. Bahan mentah merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi suatu produk melalui serangkaian proses pengolahan. Bahan mentah yang diolah di PT Perkebunan Nusantara VIII Perkebunan Ciater adalah pucuk daun teh segar. Bahan mentah ini berasal dari enam kebun/afdeling yaitu kebun Ciater I, Ciater II, Ciater III, Ciater IV, dan Ciater V yang luas arealnya 2.505,50 Ha. Bahan mentah yang berupa pucuk daun teh yang masih segar tersebut merupakan hasil pemetikan para pemetik teh. Di Perkebunan Ciater sendiri melaksanakan sistem petikan medium dimana hasil petikan pucuk daun teh tersebut tidak dapat lepas dari (sering terikut) pucuk daun teh yang rusak (seperti sobek, terlipat, atau terperam), dan terserang hama penyakit yang bercampur dengan pucuk daun teh yang mutunya baik. Hal ini karena mutu dan kondisi bahan metah yang berupa pucuk daun teh akan mempengaruhi kualitas produk akhir yang berupa teh hitam. Untuk dapat mengetahui saat puncak produksi yang diolah pabrik maka dibutuhkan data fluktuasi ketersediaan bahan mentah. Fluktuasi bahan mentah dapat diartikan sebagai perubahan jumlah bahan mentah yang disebabkan oleh naik turunnya jumlah bahan 97

mentah yang diterima dalam suatu proses produksi pada setiap waktu tertentu. Dalam tugas ini akan dilakukan evaluasi ketersediaan pucuk daun teh setiap bulannya pada tahun 2010. Tujuan pabrik menganalisis ketersediaan bahan mentah adalah untuk memprediksi dan membuat plan production produksi teh hitam sebulan atau sehari. Perencanaan produksi untuk menghindari peristiwa over load dalam produksi sehingga menyebabkan over time pada operasi pabriknya, apabila suatu hari terjadi lonjakan naiknya ketersediaan bahan mentah pucuk teh. Perencanaan produksi juga untuk menghindari dari kekurangan bahan mentah pucuk teh untuk diolah pabrik. Apabila bahan mentah diperkirakan naik sebanyak 20% dari saat puncak maka diperlukan penyesuaian proses pengolahan teh hitam. Penyesuaian berdasarkan kapasitas pabrik. Kapasitas pabrik berkaitan dengan kapasitas alat yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian, semua alat yang ada dapat diketahui telah dioperasikan secara maksimal atau belum. Kapasitas alat yaitu kemampuan maksimum alat untuk mengolah bahan dalam kondisi yang dipersyaratkan dan satuan waktu tertentu. Kapasitas alat digunakan untuk menentukan kapasitas masing-masing tahap pengolahan. Kapasitas tahap ditentukan oleh persentase penggunaan daya tampung alat dan jumlah alat yang digunakan. Kapasitas tahapan menentukan banyaknya bahan mentah berupa pucuk daun teh segar yang dapat diolah per satuan waktu tertentu pada kondisi yang dipersyaratkan atau banyaknya hasil olahan yang dapat dihasilkan. Kapasitas pabrik ditentukan dari kapasitas tahap pengolahan yang terkecil yaitu bottle neck. Kapasitas tersebut dinyatakan dalam ekivalensi jumlah bahan mentah ataupun hasil olahan tiap satuan waktu. Naiknya 20% ketersediaan pucuk teh dari puncak ketersediaan pucuk teh yang pernah diolah pabrik merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan karena kenaikan pucuk teh membuat proses bertambah lama. Dengan mengetahui naiknya 20% ketersediaan pucuk teh dari puncak ketersediaan pucuk teh yang pernah diolah pabrik, pabrik akan dapat mengantisipasi dan memilih solusi terbaik. Diharapkan agar semua bahan mentah dapat diolah. Dalam hal lembur dapat dianalisis lalu disimpulkan melalui tahapan proses dan gaftar alir kuantitatifnya serta mempertimbangkan operasi pabrik yang diterapkan dan penambahan operasi pabrik karena bertambahnya produksi. B. PENYELESAIAN TUGAS PERANCANGAN PABRIK II 1. Cara Pendekatan Masalah 98

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas perlu dilakukan langkah-langkah berikut : 1. Mencari data jumlah bahan mentah yang masuk pabrik dari tahun 1999-2008, diambil salah satu data sebagai acuan 2. Mencari kapasitas pabrik : a) Menentukan gaftar alir kualitatif dan kuantitatif b) Mengidentifikasi alat dan mesin yang digunakan c) Menghitung kapasitas masing-masing alat pada setiap tahapan proses d) Menghitung kapasitas ekuivalen setiap tahapan proses yang dinyatakan dalam produk teh kering atau pucuk segar e) Menentukan bottle neck sebagai kapasitas pabrik 3. Jumlah bahan mentah yang dijadikan sebagai acuan ditambah 20%, dibandingkan dengan kapasitas bottle neck 4. Jika masih sama dengan atau lebih kecil dari kapasitas bottle neck, berarti masih dapat diolah, jika melebihi kapasitas bottle neck berarti ada sebagian bahan mentah (pucuk teh) yang tidak dapat diolah. 5. Jika ada sebagian pucuk teh yang sisa (tidak dapat diolah) maka : Lihat operasi pabrik Tambah alat/ ganti alat

6. Jika tambah/ ganti alat dilihat space yang tersedia, perlu tambahan tempat/tidak Data-data yang diperlukan : 1. Jumlah bahan mentah yang masuk pabrik pada tahun 2010 2. Gaftar alir kualitatif dan kuantitatif 3. Sifat produk antara (bulk density dari tiap produk hasil antara) 4. Spesifikasi alat (dimensi alat, jumlah alat yang beroperasi) 5. Lama pemakaian masing-masing alat 6. Operasi Pabrik

2. Penyelesaian Tugas 2.1. Fluktuasi Jumlah Pucuk Daun Teh 99

Kecukupan bahan mentah berupa pucuk teh segar sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi. Jumlah bahan mentah 10 tahun terakhir disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 2.16 Jumlah Pucuk Daun Teh (ton) Selama 10 Tahun TerakhirBulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata Tahun 2004 2005 1362.1 886.214 9 584.27 823.182 3 1162.2 1050.57 3 998.25 1254.46 1323.44 1014.53 1164.28 1069.81 1253.03 1194.73 894.364 12926.9 1077.24 1025.81 1221.7 3 1071.9 4 827.24 1 1178.0 4 1063.8 1 1114.3 3 1077.9 3 1085.06 12774. 6 1064.55

2000 632.45 97.184 146.09 199.07 1246.9 2 1302.0 6 946.38 5 890.96 6 1026.3 9 1174.7 2 717.62 6 856.659 9236.5 2 760.71

2001 638.00 6 1296.3 192.79 4 1277.3 1353.55 1433.4 2 1506.6 1576.19 937.15 9 964.78 5 864.92 6 923.58 9 12964. 6 1080.3 9

2002 1268.2 3 1180.2 8 1354.5 6 1252.8 4 1472.8 1386.3 9 1070.2 6 1070.2 6 1259.5 1170.05 1300.5 1 899.51 4 14685. 2 1223.7 7

2003 875.005 822.759 900.105 1145.7 2 1091.1 4 1395.9 4 1127.6 3 1136.7 2 1062.8 4 909.76 8 1035.0 8 1025.3 2 12528 1044

2006 781.41 4 531.06 8 751.186 980.06 4 1109.7 3 905.94 1 1088.3 952.13 2 1038.9 8 852.159 930.82 7 1250.8 4 11172. 6 931.05 3

2007 1114.3 9 942.78 6 983.47 3 967.87 7 1191.7 1 1036.5 9 911.73 2 576.21 4 672.059 1380.6 994.98 2 1344.9 1 12117. 3 1009.7 8

2008 993.47 3 841.33 6 996.49 1 1185.3 1218.3 1099.65 946.35 895.77 3 879.08 2 1014.3 2 1071.4 5 1164.9 7 12306. 5 1025.54

2009 1093.88 948.332 969.668 1250.46 1049.62 1191.4 1050.2 1131.76 945.573 1045.3 1033.61 854.314 12564.1 1047.01

Dalam penyelesaian tugas ini digunakan acuan produksi saat puncak ketersediaan bahan mentah pada tahun 2002. Untuk lebih jelasnya, fluktuasi pucuk daun teh pada 10 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah :1400 1200 1000 800 600 400 200 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pucukba a sh

100

Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa fluktuasi selalu terjadi pada jumlah pucuk daun teh. Jumlah pucuk daun teh terbanyak ada pada tahun 2002 sebesar 1223,77 ton pucuk teh segar.

2.2. Gaftar Alir KualitatifPucuk Segar (Ka 70-80 %)

Pelayuan Suhu 22 C , lama 14-24 jam, kerataan layuan minimal 85%o

Pucuk teh layu (Ka : 52-60%)

Penggilingan Suhu 18-24oC , RH 85-95%

Lama: OTR 40 menit PCR 30 menit RV 15 menit

Suhu bubuk bongkaran 25-35oC

Bubuk teh basah (Ka : 52-60 %)

Oksidasi Enzimatis Suhu ruangan 18-24oC, RH 85-95%

Suhu bubuk 24-32oC

Bubuk teh basah (Ka : 52-60 %)

Bubuk I : 160-180 menit Bubuk II : 155-170 menit Bubuk III : 150-160 menit Bubuk IV :145-180 menit Badag :150-200 menit

Pengeringan Suhu inlet 98-110 C, suhu outlet 60-70oC, lama 15-30 menito

Bubuk teh kering (Ka : 2.0-3.5 %)

Sortasi Kering Suhu ruangan 25oC, RH 70% Hitam, beneurTeh kering dg ukuran seragam (Ka: 3.0-4.5%)

Pengemasan Suhu 25oC, RH 70% 101

Teh dalam kemasan (Ka: 3.0-4.5%)

2.3. Gaftar Alir Kuantitatif Pucuk daun segar (ka:79%)Padatan : 210kg Air : 790kg

Pelayuan

Air kg

: 400

Pucuk layu (ka : 65%) Pucuk layu tergulung (ka : 65%) Penggilingan

Padatan : 210 kg Air : 390kg

Padatan : 210 kg Air : 390kg

Bubuk Teh Hasil Penggilingan (ka : 65%) Sortasi Basah

Padatan : 210 kg Air : 390kg

Bubuk 1, Bubuk 2 , Bubuk 3, Bubuk 4, Badag (ka : 65%) Oksidasi enzimatis Bubuk dan badag teroksidasi enzimatis (ka : 65%) Pengeringan

Padatan : 210 kg Air : 390kg

Padatan : 210 kg Air : 390kg

Air kg

382,38

Bubuk dan badag kering (kadar air 3,5%) Sortasi kering Teh kering berdasarkan grade (ka : 4%)

Padatan : 210 kg Air : 7,62kg

Air : 1,12 kg dari lingkungan

Padatan : 210 kg Air : 8,74kg

102

Pengepakan

Teh kering hasil pengepakan (ka : 4%) 2.4. Persentase Layu Derajat Layu Rendemen

Padatan : 210 kg Air : 8,74kg

Kapasitas Pabrik Berdasarkan Alat dan Mesin yang Digunakan = Berat pucuk layu / berat pucuk segar x 100 % = 60 % = Berat teh kering / berat pucuk layu x 100 % = 36,46 % = Berat pucuk kering / berat pucuk segar x 100 % = 21,87 %

Kapasitas Tahap Pelayuan

suhu udara pemanas maksimal : 28 oC perbedaan higrometrik Tdb dan Twb : 1 - 2oC RH udara pelayuan : >75 % waktu pelayuan : 12 - 24 jam

Bulk Density BD Pucuk Segar BD Pucuk Layu BD Bubuk Kasar BD Teh Kering = 80 gr/850 ml = 94,1176 kg/m3 = 174 gr/850 ml = 204,7059 kg/m3 = 263 gr/850 ml = 309,4118 kg/m3 = 223 gr/850 ml = 262,3529 kg/m3

BD Pucuk Tergulung = 188 gr/850 ml = 221,176 kg/m3

Kapasitas monorail: : 316 meter : 50 kg pucuk segar : 110 unit

Panjang lintasan monorail Daya angkut tiap kursi Jumlah kursi

Daya angkut monorail (semua kursi) : 1500 kg Laju monorail saat 30% kursi terisi beban (v) : 132 kursi/jam Kapasitas monorail saat 30% kursi terisi beban : = Daya angkut kursi x v = 50 kg pucuk segar/ kursi x 132 kursi / jam 103

= 6600 kg pucuk segar/ jam Kapasitas equivalen monorail tehadap pucuk segar : = 100 kg pucuk segar/100 kg pucuk segar x 6600 kg pucuk segar/ jam = 6600 kg pucuk segar/ jam =105600 kg pucuk segar / hari Kapasitas equivalen monorail terhadap teh kering : = 21,87 kg pucuk kering/100 kg pucuk segar x 6600 kg pucuk segar/ jam = 1443,42 kg teh kering/ jam = 23094,72 kg teh kering / hari Kapasitas Volumetrik palung pelayuan Lebar : 1,84 m

Ukuran palung : panjang : 28,4 m Tinggi : 0,32 m Volume palung : p x l x t = 28,4 m x 1,84 m x 0,31 m = 16,2 m3 Berat pucuk teh dalam palung = volume palung x Bulk Density pucuk segar = 16,2 m3 x 94,1176 kg/m3 = 1524,71 kg pucuk segar Tdb (0C) 26 24 Twb (0C) 24 22

Udara masuk (in) Udara keluar (out)

Udara masukKecepa tan Fan (CFM) Juml ah WT

Waktu Prosses (Menit/h ari) 960 960 960 960 960 960 5760

volume udara (m3/ha ri) 521625 6 475440 0 565094 4 586828 8 532492 8 630297 6 331177 92

24000 25000 26000 27000 28000 29000 total

8 7 8 8 7 8 46

berat UK masuk (kg UK/har i) 596143 5 548057 6 651405 6 676459 7 613824 6 726567 8 381245 89

Air diuapk an (kg H20/ha ri) 745.179 43 685.072 05 814.257 06 845.574 64 767.280 69 908.209 8 4765.57 37

kapasita s total palung pelayua n 14903.58 86 11988.76 08 16285.14 12 16911.49 28 13427.41 21 18164.19 6 91680.59 15

Kapasitas total equivalent teh kering3260.0109 64 2622.4215 39 3562.2117 88 3699.2199 34 2937.1121 104 24 3973.2362 25 20054.212 57

Dari grafik psychometric chart diperoleh : H1 = 0,018 kg H2O / kg UK V1 = 0,85 + (0,025) = 0,875 m3 / kg UK Q1 = 1 cfm = 1 ft3 / menit x 0,0283 m3 / ft3

Udara keluar Dari grafik psychometric chart diperoleh : H2 = 0,016 kg H2O / kg UK Waktu operasi = 16 jam Banyaknya air yang diuapkan H = H4 H3 = 0,018 0,06= 0,001 kg H2O / kg UK Jadi kapasitas tahap pelayuan berdasarkan kapasitas penguapan air adalah 91680.59 kg pucuk segar/hari, ekivalensi dengan 20054.21257 kg teh kering/hari.Berdasarkan kapasitas terpasang pada alat, tiap Witehring Through mempunyai kapasitas 1500 kg pucuk layu yang mempunyai ekuivalensi terhadap pucuk segar: 1000 kg pucuk segar/600kg pucuk layu x 1500 kg pucuk layu = 2500 kg pucuk segar/hari Sehingga, untuk 46 WT :

2500kg pucuk segar/hari x 46 WT = 115000 kg pucuk segar/hariEkuivalensi terhadap teh kering :

218,74 kg teh kering/1000 kg pucuk segar x 115000 kg pucuk segar = 25155,1 kg teh keringPerbedaan kapasitas pelayuan berdasar teori dan perhitungan dapat disebabkan karena pada perhitungan digunakan 2 kecepatan udara pengering yang berbeda. Efisiensi penggunaan alat :

91680.5915 kg pucuk segar/hari x 100% = 79,72 % 115000 kg pucuk segar/hari

105

Tahap Penggulungan, Pengilingan, dan Sortasi Basah OTR BD pucuk layu = 204,7059 kg pucuk layu / m31,3 m I II 0,28 m 0,17 m

III

1,01 m

1,25 mMaka volumenya adalah: Volume Bangun I = = = 0,3715 m3 Volume Bangun II =

)= 1,93 ( 0,37 + 1,34) 0,0001 = 0,2199 m3 Volume Bangun III = = = 1,2388 m3 Maka volume totalnya adalah = 0,3715 m3 + 0,2199 m3 + 1,2388 m3

106

= 1,8302 m3 Densitas pucuk layu: 210 kg/m3 Jumlah OTR : 4 unit Kapasitas OTR: = volume total OTR x Densitas pucuk layu x efisiensi x jumlah OTR = 1,8302 m3 x 204,7059 kg/m3 x 90% x 4 unit = 1348.75 kg pucuk layu = 1348.75 kg pucuk layu x 16 jam / hari = 21580 kg pucuk layu / hari Kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar = 1000 kg pucuk segar x 21580 kg pucuk layu/hari = 600 kg pucuk layu =35966,67 kg pucuk segar/hari Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering218,74 kg teh kering x 35966.67 kg pucuk segar/hari = 7867.3494 kg teh kering /hari 1000 kg pucuk segar

Berdasarkan kapasitas terpasang pada alat, OTR mempunyai kapasitas 350 kg pucuk tergulung/jam untuk tiap alat. Jadi, kapasitas untuk 4 OTR : 4 x 350 kg pucuk tergulung/jam x 16 jam/hari = 22400 kg pucuk tergulung.hari Kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar

= 1000 kg pucuk segar x 22400 kg pucuk tergulung / hari 600 pucuk tergulung = 37333.33kg pucuk segar / hari

Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering

218,74 kg teh kering x 37333.33kg pucuk segar/hari = 8166,2926 kg teh kering /hari 1000 kg pucuk segarPerhitungan kapasitas RV menggunakan asumsi jika RV beroperasi secara screw conveyor, Densitas bubuk kasar sebelum masuk RV : 454.54 kg/m3 RV I Dimensi : diameter poros (dp) jumlah ulir jarak ulir panjang silinder = 0.077 meter =2 unit = 0.051 meter = 1.37 m mengabaikan hambatan yang mungkin terjadi, dan mengabaikan ruang yang ditempati oleh vane.

107

diameter silinder (ds) putaran poros lebar end plate jumlah vane

= 0.41 m = 41 rpm = 0.105 m = 11 buah

luas penampang silinder = /4 x (ds)2 = luas penampang poros = /4 x (dp)2 =

108

kapasitas: (luas penampang silinder luas penampang poros) x densitas pucuk tergulung x putaran poros x jarak ulir x waktu operasiX 41 rpm X 16

= 116214,5369 kg pucuk tergulung / hari x 2 unit. = 232429,0738 kg pucuk tergulung / hari RV II Dimensi: Diameter poros (dp) jumlah ulir jarak ulir panjang silinder diameter silinder (ds) putaran poros lebar end plate jumlah vane = 0.077 meter =2 unit = 0.051 meter = 1.45 m =0.41 m = 41 rpm = 0.105 m = 11 buah

luas penampang silinder = /4 x (ds)2 = luas penampang poros = /4 x (dp)2 = kapasitas: (luas penampang silinder luas penampang poros) x densitas pucuk tergulung x putaran poros x jarak ulir x waktu operasiX 41 rpm X 16

= 116214,5364 kg pucuk tergulung / hari. x 2 = 232429,0729 kg pucuk tergulung / hari. Total kapasitas: =( 232429,0738 + 232429,0729) kg pucuk tergulung / hari. = 464858.1467 kg pucuk tergulung / hari. Kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar 1000 kg pucuk segar x 464858.1467 kg pucuk tergulung/hari = 774763.5778 kg pucuk segar /hari600 kg pucuk tergulung

108

Sehingga jika penggunaan RV diasumsikan penggunaan 1/7 kapasitas, maka kapasitasnya menjadi1 x 774763.5778 = 110680.5111kg pucuk segar /hari 7

Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering 218,74

x 110680.51kg p

24210,255 kg teh kering/hari

Berdasar kapasitas yang terpasang pada alat, total kapasitas RV adalah 3200 kg pucuk tergulung/jam. Sehingga kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar adalah 1000 kg pucuk segar x 3200 kg pucuk tergulung/hari x 16 jam/hari = 85333,3334 kg pucuk segar /hari600 kg pucuk tergulung

Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering218,74 kg teh kering 1000 kg pucuk segar x 85333,3334 kg pucuk segar/hari = 18665,8134 kg teh kering /hari

DIBN Bulk density bubuk kasar = 309,4118 kg bubuk kasar/m3 Jumlah DIBN = 4 unit Kapasitas DIBN secara volumetrik Ukuran DIBN : panjang : 3 m Lebar : 0,8 m Ukuran ayakan : 7-7-7-6-6-6 mesh Diameter : 2,1519 mm; 2,1519 mm; 2,4593 mm Diameter rata-rata : 2,2544 mm Luas DIBN : p x l = 3 m x 0,8 m x 10,7643 ft2/m2 = 25,8343 m2 Ayakan dalam DIBN termasuk ayakan osilasi. Menurut Muljoharjo (1987), kapasitas ayakan dengan getaran osilasi adalah 2 ton bahan masuk/ft2/mm/24 jam atau 83,3333 kg bahan masuk/ft2/mm/jam. Kapasitas total DIBN per hari = kapasitas actual x luas x diameter ayakan x waktu operasi x jumlah DIBN = 83,3333 kg bubuk kasar/ft2/mm/jam x 25,8343 ft2 x 2,2544 mm x 8 jam/16 jam x 16 jam/8jam x 4 = 310.617,7207 kg bubuk kasar/16 jam 109

Kapasitas DIBN equivalent terhadap pucuk layu = BD pucuk layu x kapasitas bubuk kasar BD bubuk kasar = 204,7059 kg pucuk layu / m3 x 310.617,7207 kg bubuk kasar/16 jam 309,4118 kg bubuk kasar/m3 = 205.503,7334 kg pucuk layu / 16 jam Kapasitas DIBN equivalent terhadap pucuk segar = kapasitas total DIBN / 16 jam Prosentase layu = 205.503,7334 kg pucuk layu / 16 jam x 100 kg pucuk segar 60 kg pucuk layu = 342.506,2224 kg pucuk segar / 16 jam Kapasitas DIBN equivalent terhadap teh kering = kapasitas DIBN terhadap pucuk segar x rendemen teh kering =342.506,2224 kg pucuk segar /16 jam x (21,87kg teh kering/100 kg pucuk segar) = 74906,1108 kg teh kering / 16 jamBerdasar kapasitas yang terpasang pada alat, total kapasitas DIBN adalah 2000 kg pucuk tergulung/jam. Sehingga kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar adalah

= 1000 kg pucuk segar x 2000 kg pucuk tergulung/hari x 16 jam/hari x4 600 kg pucuk tergulung = 213333,3332 kg pucuk segar /hariKapasitas ekuivalen terhadap teh kering

218,74 kg teh kering 1000 kg pucuk egar

x 53333,3333 kg pucuk segar/hari = 11666,1333 kg teh kering /hari

Kapasitas total pada saat penggilingan dan penggulungan yaitu : Berdasarkan perhitungan : 35966,67 kg pucuk segar/hari + 110680,5111 kg pucuk segar/hari + 342506,2224 kg pucuk segar/hari = 489.153,40 kg pucuk segar / hari Berdasarkan teori : 110

37333,33 + 85333,3334 + 213333,3332 = 335999,9966 Efisiensi alat : Perhitungan / teori x 100% = 335999,9966 / 489153,4035 = 68,69 % Tahap Oksidasi EnzimatisJumlah troli : 12, (troli besar 9 dan troli kecil 3) Jumlah baki dalam troli : troli besar = 10 baki besar dan troli besar = 14 baki kecil Total baki :156 baki ( 126 baki kecil dan 30 baki besar) Jumlah baki bubuk I Jumlah baki bubuk II = 32 = 32

Jumlah baki bubuk III = 31 Jumlah baki bubuk IV = 31 Jumlah baki badag Kapasitasnya adalah: Baki besar : untuk badag: Dimensi : Panjang baki bagian atas Lebar baki bagian atas Lebar baki bagian bawah Luas baki bagian atas = 1.09 x 0.62 = 0.6758 m2 Luas baki bagian bawah = 1.01 x 0.52 = 0.5252 m2 Luas rata-rata Tinggi bubuk = 0.6005 m2 =0.06 m =1.09 m = 0.62 m = 0.52 m Panjang baki bagian bawah = 1.01 m = 30

Bulk density rata-rata bubuk = 385 kg/m Baki untuk bubuk I - IV: Dimensi: Panjang baki bagian atas = 0.77 m Panjang baki bagian bawah = 0.57 m

111

Lebar baki bagian atas Lebar baki bagian bawah Luas baki bagian atas Luas baku bagian bawah Luas rata-rata Tinggi bubuk

= 0.57 m = 0.38 m = 0.77 x 0.57 = 0.4389 m2 = 0.57 x 0.38 = 0.2166 m2 = 0.3278 m2 = 0.07 m2

Bulk density rerata bubuk I = 417kg/m3 Bulk density rerata bubuk II= 435 kg/m3 Bulk density rerata bubuk III=381 kg/m3 Bulk density rerata bubuk IV=316kg/m Volume baki badag

II

I

Volume I = p x l x t = 1.01 x 0.52 x 0.06 = 0.0315 m3 Volume II = 1/3 x luas alas x tinggi = 1/3 x (1/2 x 0.1 x 0.07) x 1.01 m3 = 0.0012 m3 Volume II (arah samping) = 1/3 x (1/2 x 0.08 x 0.07) x 0.52 m3 = 0.0005 m3 Volume baki = 0.0332 m3 Kapasitas baki = volume baki x bulk density badag = 0.0332 m3x 385 kg/m3 = 12.782 kg bubuk /baki Kapasitas dalam setiap hari = jumlah baki x kapasitas setiap baki/pemakaian x jumlah pemakaian/hari = 30 baki x 12.782 kg bubuk /baki x 16 jam/hari = 6135.36 kg badag/hari Volume baki bubuk I-IV Volume I = p x l x t = 0.57 x 0.38 x 0.07 = 0.0152 m3 Volume II = 1/3 x luas alas x tinggi = 1/3 x (1/2 x 0.19 x 0.07) x 0.57 m3 = 0.0013 m3 Volume II (arah samping) = 1/3 x (1/2 x 0.2 x 0.07) x 0.38 m3 = 0.0008 m3

112

Volume baki = 0.0173 m3 Kapasitas baki bubuk I = volume baki x bulk density bubuk = 0.0173 m3x 417 kg/m3 = 7,2141 kg bubuk /baki Kapasitas baki untuk bubuk I dalam setiap hari = jumlah baki x kapasitas setiap baki/pemakaian x jumlah pemakaian/hari = 32 baki x 7,2141 kg bubuk /baki x 16 jam/hari = 3693,33 kg bubuk I/hari Kapasitas baki bubuk II = volume baki x bulk density bubuk II = 0.0173 m3x 435 kg/m3 = 7,5255 kg bubuk /baki Kapasitas baki untuk bubuk II dalam setiap hari = jumlah baki x kapasitas setiap baki/pemakaian x jumlah pemakaian/hari = 32 baki x 7.5255 kg bubuk /baki x 16 jam/hari = 3853,0533 kg bubuk II/hari Kapasitas baki bubuk III = volume baki x bulk density bubuk III = 0.0173 m3x 381 kg/m3 = 6,5913 kg bubuk /baki Kapasitas baki untuk bubuk III dalam setiap hari = jumlah baki x kapasitas setiap baki/pemakaian x jumlah pemakaian/hari = 31 baki x 6.5913 kg bubuk /baki x 16 jam/hari =3269.28 kg bubuk III/hari Kapasitas baki bubuk IV = volume baki x bulk density bubuk IV = 0.0173 m3x 316 kg/m3 = 5,4668 kg bubuk /baki Kapasitas baki untuk bubuk IV dalam setiap hari = jumlah baki x kapasitas setiap baki/pemakaian x jumlah pemakaian/hari = 31 baki x 5,4668 kg bubuk /baki x 16 jam/hari = 2711.5333 kg bubuk IV/hari Kapasitas total pada oksidasi enzimatis

113

= 2711.5333 kg bubuk IV/hari+3269.28 kg bubuk III/hari+ 3853,0533 kg bubuk II/hari+ 3693,33 kg bubuk I/hari+ 6135.36 kg badag/hari = 19662.5566 bubuk basah / hariKapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar 1000 kg pucuk segar x 19662.5566 bubuk basah / hari = 32770.93 kg pucuk segar /hari 600 kg pucuk basah Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering 218,74 kg teh kering 1000 kg pucuk segar x 32770.9276 kg pucuk segar/hari = 7168,3119 kg teh kering /hari

Tidak terdapat kapasitas perpasang pada alat. Sehingga kapasitas tahap oksidasi enzimatis adalah 32770.93 kg pucuk segar/hari atau setara dengan 7168,3119 kg teh kering/hari. Tahap PengeringanSuhu ruang pengeringan Tdb : 220C dan Twb : 190C Kadar air bubuk basah = 65 % Kadar air bubuk kering = 3,5 %

Untuk setiap ton bubuk basah mengandung 790 kg air + 210 padatan untuk bubuk kering Ka = 3,15% 3,5% = (air/air + padatan )x 100% 3,5% = air/air + 210 kg 735 kg = 100 air 3,5 air 735 kg = 96,5 air Air = 7.62 kg Untuk setiap 1 ton bubuk basah harus diuapkan air sebanyak = 790 kg 7.62kg = 782.38 kg air/ton bubuk basah = 0.78238 kg air / kg bubuk basah

Kapasitas penguapan FBD

114

Suhu inlet

= 120 oC (db); 39 oC (wb)

AH II AH I

22c

50c

120c

Sifat udara inlet : AH Volume spesifik Sifat udara outlet: Suhu AH Jadi AH = 50oC (db mengikuti garis wetbulb = 42,8 gram/ kg udara kering = 42,8 12,8 gram/ kg udara kering = 30 gram/ kg udara kering Debit udara pengering = 9000 cfm = 9000cfm x 0,02832 m3/ft3 = 254,88 m3/menit Jumlah udara yang dipindahkan= debit udara pengering x 1/ densitas = 254,88 m3/menit x 1/ 1,14 m3/kg = 223,58 kg udara kering/ menit Kapasitas penguapan udara = jumlah udara yang dipindahkan x AH = 223,58 kg udara kering/ menit x 30 gram/ kg udara kering = 6.707,4 gram H2O / menit = 6,71 kg H2O/ menit = 402,6 kg H2O/ jam Kapasitas alat pengering = kapasitas penguapan udara /jumlah air yang harus diuapkan = 402,6 kg air /jam : 0.78238 kg air/ kg bubuk basah = `12,8 gram/kg udara kering = 1,113m3/ udara kering

= 514,5837 kg bubuk basah/ jam

115

Kapasitas tahap pengeringan (2 alat FBD) = 514,5837 kg bubuk basah/ jam x 2

= 1029.167 kg bubuk basah/ jam x 16 jam / hari = 16466.67 kg bubuk basah/ hariKapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar =1000 kg pucuk segar/600 kg bubuk basah x 16466.67 kg bubuk basah/hari = 27444.46 kg pucuk segar/hari Kapasitas ekuivalen terhadap teh kering 218,74 kg teh kering 1000 kg pucuk segar x 27444.46 kg pucuk segar/hari = 6003.2 kg teh kering /hari

Total kapasitas pengeringan yaitu : Total kapasitas pengeringan terhadap pucuk segar 27444.46 kg pucuk segar/hari atau setara dengan 6003.2 kg teh kering / hari. Berdasakan kapasitas terpasang pada alat, kapasitas total FBD adalah 400 kg teh kering/jam. Sehingga kapasitas dalam satu hari adalah : 400 kg teh kering/jam x 16 jam/hari = 9.600 kg teh kering/hariKapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar berdasarkan teori : = 1000 kg pucuk segar/600 kg bubuk basah x 9.600 kg bubuk basah/hari = 16000 kg pucuk segar / hari x 3 = 48000 kg pucuk segar Efisiensi penggunaan alat :

41166,69 kg pucuk segar / hari x 100% = 85,76 % 48000 kg pucuk segar

116

Tahap SortasiCrusher Dimensi: chrusher I : untuk bubuk I III Roller Panjang Diameter Jarak antar roller Densitas teh kering Perhitungan kapasitas : Kecepatan perifer(V) =xDxN = x 0,23 m/putaran x 60 rpm = 43,332 m/menit Kapasitas crusher/jam : = 60 menit/jam x V x p x dp x densitas teh kering = 60 menit/jam x 43,332 m/menit x 0,6 x 0,005 m x 308,375 = 2.405,25 kg teh kering/jam Kapasitas crusher dalam 1 hari : = 2405,25 kg teh kering/jam x waktu operasi/hari = 2405,25 kg teh kering/jam x 16 jam/hari = 38484 kg teh kering/ hari Kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar =1000 kg pucuk segar/218.74 kg teh kering x 38484 kg teh kering/hari = 175934,9 kg pucuk segar /hari chrusher II: untuk badag dan bubuk IV Roller Panjang Diameter Jarak antar roller Densitas teh kering = 0.65 m = 0.36 m = 0.005 m =308,375 = 0.6 m = 0.23 m = 0.005 m = 308.375

117

Kecepatan perifer(V) = xDxN = 3.14 x 0,36 m/putaran x 60 rpm = 67,824 m/menit Kapasitas crusher = 60 menit/jam x V x p x dp x bulk density teh kering = 60 menit/jam x 67.824 m/menit x 0.65 m x 0,005 m x 308.375 kg/m3 = 4.078,469 kg teh kering/jam Kapasitas Total Crusher per hari =kapasitas per jam x 16 jam/ hari =4.078,469 kg teh kering/jam x 16 jam/ hari =65255.507 kg teh kering/hari Kapasitas Crusher ekuivalen terhadap pucuk segar: =1000 kg pucuk segar/218.74 kg teh kering x 65255.507 kg teh kering/hari = 298324.527 kg pucuk segar/hari Kapasitas total Crusher : = 65255.507 + 38484 = 103739 kg teh kering/hari Atau = 298324.527 + 175934,9 = 474259.427 kg pucuk segar/hari Bubble Tray Bubble tray I; untuk bubuk I III Dimensi: Panjang ayakan atas Lebar ayakan atas Panjang ayakan bawah Lebar ayakan bawah = 3.30 m = 0.94 m = 3.34 m = 0.95 m

Ketebalan teh kering dalam ayakan bagian atas = 0.005 m Ketebalan teh kering dalam ayakan bagian atas = 0.002 m Waktu proses Densitas ( masuk keluar) = 2 menit = 308.375

118

Kapasitas Bubble Tray I = kecepatan bubuk melewati buble tray x ketebalan teh x lebar ayakan x densitas teh x waktu operasi /hari Pada ayakan bagian atas: = = 4591.58 kg teh hasil sortasi kering /hari Pada ayakan bagian bawah = = 1878.67 kg teh hasil sortasi kering/hari Total untuk bubble tray I adalah : (4591.58 +1878.67 ) kg teh hasil sortasi kering/hari = 6470.25 kg teh hasil sortasi kering / hari. Kapasitas ekuivalen: =1000 kg pucuk segar/218.74 kg teh hasil sortasi kering x 6470.25 kg teh hasil sortasi kering / hari = 29579.638 kg pucuk segar/hari Bubble tray II: untuk badag dan bubuk IV Dimensi: Panjang ayakan atas Lebar ayakan atas Panjang ayakan bawah Lebar ayakan bawah Ketebalan teh kering dalam ayakan Waktu proses ( masuk keluar) Densitas rata - rata Kapasitas Bubble Tray II = kecepatan bubuk melewati buble tray x lebar ayakan x ketebalan teh x densitas teh x waktu operasi /hari Pada ayakan bagian atas: = 1.83 m = 0.82 m = 1.83 m = 0.81 m bagian bawah = 0.006 mX 16 X 16

Ketebalan teh kering dalam ayakan bagian atas = 0.019 m = 2 menit 12 detik =

119

16 jam

= = 6415.293 kg teh hasil sortasi kering /hari Pada ayakan bagian bawah16 jam

= = 2393.57 kg teh hasil sortasi kering/hari Total untuk bubble tray II adalah : (6415.293 +2393.57 ) kg teh hasil sortasi kering/hari = 8808.863 kg teh hasil sortasi kering / hari. Kapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar: = 1000 kg pucuk segar/218.74 kg teh hasil sortasi kering x 8808.863 kg teh hasil sortasi kering / hari = 40270.9305 kg pucuk segar Kapasitas total Bubble tray 40270.9305 + 29579.638 = 69850.57 kg pucuk segar/hari Atau 6470.25 + 8808.863 = 15278.863 kg teh kering/hari . Berdasarkan kapasitas yang terpasang pada alat, kapasitas total crusher adalah 1200 kg teh kering/jam. Sehingga kapasitas ekuivalen crusher dalam satu hari adalah = 1000 kg pucuk segar/218.74 kg teh hasil sortasi kering x 1200 kg teh hasil sortasi kering / hari x 16 jam/hari = 87775.4412 kg pucuk segar / hari

Vibrex Panjang Lebar : 3,65 m : 0,87 m

Tinggi bubuk : 0,03 m Volume vibrex : p x l x t = 3,65m x 0,87m x 0,03 m = 0,0953 m3 Berat teh dalam sekali lewat melewati vibrex = volume vibrex x Bulk Density teh kering = 0,0953 m3 x 262,3529 kg / m3 = 25,0022 kg teh kering Waktu sekali vibrex = 1 menit (asumsi) Kapasitas vibrex / hari :

120

= 25,0022 kg teh kering x 60 menit / jam x 8 jam / 16 jam x 16 jam/8 jam 1 menit = 24.002,112 kg teh kering / 16jam Kapasitas equivalent terhadap pucuk segar : = 100 kg pucuk segar x 24.002,112 teh kering / 16 jam 21,87 teh kering = 109749,0261 kg pucuk segar / 16 jam x 6 = 658494,1566 kg pucuk segar / hari Kapasitas terpasang yaitu 350 kg x 6 =2100 (6,4 rpm) 2100 x 6,4 putaran / menit x 60 menit/ jam =806400 kg pucuk segar / hari Chota Kapasitas terpasang Kapasitas alat Jumlah alat = 300 kg teh kering/jam = 300 kg teh kering/jam x 8 jam/16 jam x 16 jam/8 jam = 4800 kg teh kering/16 jam = 3 Unit = 14400 kg teh kering/16 jam Kapasitas chota equivalent terhadap pucuk segar = 100 kg pucuk segar x 14400 kg teh kering / 16 jam 21,87kg teh kering =68571,4286 kg pucuk segar / 16 jam Kapasitas terpasang pada alat yaitu 300 kg 300 x 7,8 putaran/menit x 6 menit/ jam= 140400 Cutter Kapasitas actual Kapasitas cutter : 500 kg teh kering/jam : 500 kg teh kering/jam x 8 jam/16 jam x 16jam/8 jam : 8.000 kg teh kering/16 jam Kapasitas equivalent terhadap pucuk segar : = 100 kg pucuk segar x 8000 kg teh kering/16 jam 21,87 kg teh kering = 36579,79 kg pucuk segar/16 jam Kapasitas total chota = 12.600 kg teh kering/16 jam x 3 unit

121

Winower Jumlah tea winower Jumlah jam kerja :2 : 8 jam / hari

Kapasitas tea winower masing-masing unit: = 400 kg teh kering / jam x 8 jam / hari x 16 jam/8 jam = 6.400 kg teh kering / hari Kapasitas tea winower equivalent terhadap pucuk segar = 100 kg pucuk segar x 6400 kg teh kering / hari 21,87 kg teh kering = 29263,8318 kg pucuk segar / hari Kapasitas total winower equivalent teh kering = 6400 x 2 = 12800 kg teh kering/hari Kapasitas total winower equivalent pucuk segar = 29263,8318 x 2 = 58527,6636 kg pucuk segar/hari Kapasitas tahap sortasi kering adalah 12800 kg teh kering/hari dan kapasitas tahap sortasi kering equivalent terhadap pucuk segar adalah 58527,66 kg pucuk segar/hari. Tahap Pengepakan Kapasitas Tea Bin : = 2500 kg teh kering / jam = 2500 kg teh kering / jam x 8 jam/hari x 16 jam/8jam = 40.000 kg teh kering / hari Kapasitas Tea Bin equivalen terhadap pucuk segar : = 100 kg pucuk segar x 40.000 kg teh kering / hari 21,87 kg teh kering = 182898,95 kg pucuk segar/hari Jadi kapasitas Tea Bin adalah 40.000 kg teh kering / hari dan kapasitas equivalent terhadap pucuk segar sebesar 182.898,95 kg pucuk segar/hari.

122

2.5.

Kapasitas Pabrik

Kapasitas pabrik merupakan kapasitas pada pengolahan terkecil atau bottle neck. Pada pengolahan teh hitam di Pabrik Ciater, kapsitas terkecil pada tahap pengeringan dengan kapasitas sebesar 6003,2 kg teh kering / hari, ekivalen dengan 27444,46 kg pucuk segar/hari. Jika dinyatakan dalam satu tahun kapasitas pabrik : = 27444,46 kg pucuk segar/hari x 300 hari/tahun = 8.233.338 kg pucuk segar/tahun Ekivalen dengan 1.800.960 kg teh kering/tahun Jadi dalam setahun pabrik UP Ciater mampu mengolah 8.233.338 kg pucuk segar/tahun dan menghasilkan 1.800.960 kg teh kering/tahun. 2.6. Pelayuan Kapasitas Tahap untuk Menentukan Bottle neck = kapasitas sejumlah WT = 91.68 ton pucuk segar/hari Penggulungan dan penggilingan= = 146.64 ton pucuk segar/hari Sortasi basah = kapasitas DIBN = 342.51 ton pucuk segar/hari Oksidasi enzimatis = 32.77 ton pucuk segar/hari Pengeringan = Kapasitas sejumlah FBD = 27.44 ton pucuk segar/hari (Bottleneck) Pengeringan menjadi bottle neck karena pada tahap pengeringan karena tahap ini yang paling banyak membutuhkan biaya produksi. Sortasi kering Pengepakan = kapasitas winower = 58,53 ton pucuk segar / hari = kapasitas tea bin = 182,89 ton pucuk segar/hari

123

Tabel 2.17 Kapasitas Ekuivalen Pucuk Segar Tiap Proses No 1 2 3 4 5 6 7 Tahapan Pelayuan Penggulungan, penggilingan Sortasi basah Oksidasi enzimatis Pengeringan Sortasi kering Pengepakan Kapasitas ekuivalen Kapasitas ekuivalen (ton pucuk segar/hari) (ton pucuk segar/jam) 91.68 146.64 342.51 32.7727.44

5.73 9.16 21.41 2.051.72

58.53 182.89

3.66 11.43

Tabel 2.18 Shift Pabrik Perkebunan Ciater No. 1. 2. 3. 4. 5. Proses Pelayuan Penggulungan Penggilingan, sortasi basah dan oksidasi enzimatis Pengeringan Sortasi Kering Shift 2 1 1 1 1

2.7.

Penyesuaian Pabrik

Berdasarkan pengamatan jumlah pucuk segar yang masuk pabrik Ciater selama 10 tahun terakhir ini, jumlah pucuk daun teh segar terbesar adalah pada tahun 2002 sebesar 1223.77 ton pucuk teh segar. Jika diasumsikan dalam sebulan terdapat 25 hari kerja maka diperoleh: 1223.77 ton pucuk teh segar = 48.95 ton pucuk segar/hari

124

25 hari Apabila terjadi kenaikan bahan mentah sebesar 20% maka pucuk segar yang masuk ke pabrik adalah: 120/100 x 48.95 ton pucuk segar/hari = 58.74 ton pucuk segar/hari Bottle neck dari pabrik adalah pada kapasitas tahap terkecil yakni pada tahap pengeringan dengan kapasitas sebesar 41.16 ton pucuk segar/ hari. Kenaikan bahan mentah sebesar 20% ternyata berada di atas kapasitas pabrik. Jumlah pucuk yang diolah saat puncak produksi dinaikkan 20% yaitu 58.74 ton pucuk segar/hari. Karena berada diatas kapasitas pabrik maka pabrik perlu melakukan penyesuaian pada tahap pengolahan yang lain dengan adanya kenaikan bahan mentah tersebut. Penyesuaian operasi pabrik tersebut dapat berupa perubahan atau penambahan jam kerja.Norm al Pelayuan pemetikan 1 pemetikan 2 10.0002.00 14.0006.00 16 jam 16 jam Kenaikan 20% Pelayuan pemetikan 1 pemetikan 2 10.00-03.00 14.00-07.00 17 jam 17 jam

Penggilingan dan sortasi pemetikan 02.001 10.00 pemetikan 06.002 14.00 Oksidasi enzimatis pemetikan 1 pemetikan 2 Pengering an pemetikan 1 pemetikan 2 Sortasi

Penggilingan dan sortasi 8 jam 8 jam pemetikan 1 pemetikan 2 Oksidasi enzimatis 02.00-11.00 06.00-15.00 9 jam 9 jam

03.0011.00 07.0015.00

8 jam 8 jam

pemetikan 1 pemetikan 2 Pengering an

03.00-12.00 07.00-16.00

9 jam 9 jam

06.0013.00 10.0017.00

7 jam 7 jam

pemetikan 1 pemetikan 2 Sortasi

06.00-14.00 10.00-18.00

8 jam 8 jam

125

kering pemetikan 1 pemetikan 2

kering 07.0015.00 11.0019.00 8 jam 8 jam pemetikan 1 pemetikan 2 07.00-16.00 11.00-20.00 9 jam 9 jam

Jika dilihat dari waktu masing-masing proses pada kenaikan bahan baku sebanyak 20% tersebut terjadi perpanjangan waktu atau proses di setiap prosesnya. Hal ini menyebabkan waktu dari masing-masing proses menjadi lebih lama daripada biasanya. Namun perpanjanan waktu yang ada tidak begitu signifikan, oleh karena itu dilihat dari kapasitas tahapnya untuk mengetahui apakah kapasitas masingmasing tahap tersebut sesuai dengan kapasitas alat atau tidak. Tabel 2.19 Perbandingan Kapasitas Proses dengan Kapasitas AlatTahap Penggilingan dan sortasi Oksidasi enzimatis Pengeringan Sortasi kering Kapasitas proses (ton) 10.72 4.59 4.6 11.32 Kapasitas alat (ton) 9.61 2.05 1.72 3.66

Berdasarkan perhitungan dan data yang telah diperoleh, kapasitas pada setiap tahap melebihi kapasitas alat per jamnya. Oleh karena itu dapat dikatakan setiap proses tidak mampu mengolah semua bahan baku dari pucuk segar menjadi bubuk teh secara sempurna. Atau dengan kata lain ada bahan/pucuk segar yang tidak dapat diolah pabrik dilihat dari kapasitas alatnya. Jika dilihat dari bottle neck (proses pengeringan) saja:Kapasitas tahap pengeringan (3 alat FBD) = 514,5837 kg bubuk basah/ jam x 3

= 1542,50 kg bubuk basah/ jam x 16 jam / hari = 24680,03 kg bubuk basah/ hariKapasitas ekuivalen terhadap pucuk segar =1000 kg pucuk segar/600 kg bubuk basah x 16.466,67 kg bubuk basah/hari = 41133,39 kg pucuk segar/hari

Total kapasitas pengeringan terhadap pucuk segar 41133,39 kg pucuk segar/hari atau setara dengan 2,57 ton pucuk segar/jam.

126

Tahap Penggilingan dan sortasi Oksidasi enzimatis Pengeringan Sortasi kering

Kapasitas proses (ton) 10.72 4.59 4.6 11.32

Kapasitas alat (ton) 9.61 2.05 2.57 3.66

Bottle neck pada pabrik Ciater ini terletak pada proses pengeringan. Jika kapasitas proses pada pengeringan saja yang melebihi kapasitas alat, maka dapat dilakukan penambahan alat Fluidized Bed Drier agar memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Namun ternyata penambahan Fluidized Bed Drier dengan kapasitas yang sama seperti yang ada di pabrik pun tak mampu memenuhi kapasitas prosesnya (kapasitas proses masih berada di atas kapasitas alat) sehingga ada bubuk teh yang tidak dapat diolah. Begitu juga jika dilihat dari kapasitas proses yang lain pun ternyata berada diatas kapasitas alatnya sehingga pucuk segar tidak dapat dioalah dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh alat yang digunakan memiliki efisiensi rendah sehingga perlu dilakukan penggantian alat agar proses pengolahan pucuk teh segar menjadi bubuk teh kering berjalan efisien. Namun penggantian alat-alat di semua proses akan memakan biaya yang besar. Selain itu juga proses produksi teh hitam akan terhambat jika dilakukan penggantian beberapa alat secara bersamaan. Maka dilakukan penggantian alat secara bertahap. Namun jika kelebihan pucuk segar tersebut masih dalam jumlah sedikit, dapat dilakukan pengiriman bahan baku pucuk segar ke pabrik lain yakni Sukawana yang masih berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara VIII. Hal ini akan lebih efisien dan memakan biaya yang lebih sedikit daripada mengganti alat-alat pada setiap proses. Sebab kenaikan bahan baku hingga 20% diatas bahan baku saat puncak tidak terjadi sepanjang tahun, hanya pada saat musim hujan ketika produktivitas teh meningkat. Hal ini pula yang telah dilakukan oleh pabrik Ciater selama ini untuk mengatasi kelebihan bahan baku.

C. KESIMPULAN Kenaikan 20 % ketersediaan bahan mentah saat puncak yaitu sebesar 58.74 ton pucuk segar/hari berada di atas kapasitas pabrik. Kapasitas pabrik teh 127

Perkebunan Ciater yakni sebesar 48.95 ton pucuk segar/hari. Dalam hal menentukan bottle neck, pabrik teh Perkebunan Ciater sudah sesuai dengan hasil perhitungan kapasitas karena bottle neck berada pada tahap pengeringan karena tahap ini yang paling banyak membutuhkan biaya produksi. Aspek perancangan pabrik teh Perkebunan Ciater kurang baik karena saat puncak produksi pucuk teh tidak dapat diolah tanpa penambahan atau penggantian alat. Apabila bahan mentah saat produksi puncak naik 20% maka pabrik perlu penyesuaian dengan cara mengirim pucuk segar ke pabrik lain yang masih berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara VIII.

128