Upload
firman-prayogex
View
799
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
PROFIL DAN KINERJA BIDANG PERENCANAAN
TRANSPORTASI
A. PROFIL RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Kota Surakarta merupakan salah satu kota di pulau Jawa yang
memiliki aktifitas sangat tinggi. Dengan statusnya sebagai kota
Budaya dan kota Pelajar, surakarta menjadi salah satu pusat tarikan
bagi daerah lainya terutama yang berada di Pulau Jawa.
Selain itu, Surakata juga merupakan salah satu kota yang dilalui
lalu lintas antara Pulau Jawa bagian timur dan bagian barat melalui
moda jalan.
Sehingga tingginya kegiatan mobilitas yg melibatkan pergerakan
orang dan barang tidak hanya dipicu oleh kegiatan dr internal saja
namun juga dari eksternal kota Surakarta.
Sehingga dalam pengembangannya, kota Surakarta terus
ditingkatkan peran serta fungsinya sebagai pusat kegiatan nasional
(PKN). Oleh karena itu, harus didukung dengan aksesibelitas serta
mobilitas yang baik.
Untuk menjaga keselamatan, kelancaran, kenyamanan dan
ketertiban lalu lintas serta untuk menunjang pergerakan orang dan
barang yang selamat, efektif dan efisien perlu adanya perencanaan
transportasi yang baik. Sehingga akan terwujud tatanan kota,
budaya, serta pola aktifitas sosial yang baik yang menunjang
perekonomian, pertahanan dan keamanan.
Berdasarkan pada perumusan penataan ruang Kota Surakarta serta
merujuk kepada Pedoman Penyusunan RTRW Kota, maka rumusan
kebijakan pengembangan struktur ruang kota Surakarta meliputi:
(1) Pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai pusat
kegiatan nasional (PKN), yang melayani kegiatan skala
nasional;
(2) Pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan
Andalan Subosuko-Wonosraten dalam peningkatan ekonomi
masyarakat kota; dan
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 1
(3) Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan
berhirarki sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif,
perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga
dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi Kota Surakarta
sebagai PKN (pusat kegiatan nasional), maka perlu adanya
peningkatan penguatan keterkaitan Kota Surakarta dengan wilayah
belakangnya maupun dengan pusat-pusat yang menjadi orientasi
Kota Surakarta. Dengan demikian Kota Surakarta dapat lebih
mengoptimalkan fungsinya sebagai simpul koleksi dan distribusi
bagi wilayah belakangnya maupun terhadap simpul yang saling
orientasi dengan Kota Surakarta.
Penguatan keterkaitan fisik, di antaranya meliputi peningkatan
kapasitas pelayanan transportasi, baik transportasi jalan maupun
kereta api. Melalui pendekatan ini, maka rumusan strategi
pengembangan struktur ruang Kota Surakarta adalah sebagai
berikut.
(1) Strategi untuk melaksanakan kebijakan pertama meliputi :
a. mendorong kemudahan aksesibilitas terhadap kegiatan skala
nasional;
b. pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung kota
sebagai pusat dan simpul utama kegiatan ekspor-impor serta
pintu gerbang nasional dan internasional ; dan
c. memperkuat kota agar dapat berfungsi dan berpotensi
sebagai pusat kegiatan industri kreatif dan jasa skala
nasional.
(2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan kedua meliputi :
a. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi kota
untuk mendukung sektor industri kreatif dan sektor
pariwisata yang melayani Kawasan Andalan Subosuko-
Wonosraten; dan
b. menjalin kerja sama dengan daerah otonom Kawasan
Andalan Subosuko-Wonosraten (Surakarta, Boyolali,
Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten ) untuk
memantapkan pelayanan dan pengembangan kota.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 2
(3) Strategi untuk melaksanakan kebijakan ketiga meliputi :
a. menetapkan satu pusat kota yang membawahi 6 (enam) sub
pusat kota dan beberapa pusat lingkungan yang
dihubungkan melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola
pergerakan merata;
b. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat
pelayanan sesuai skala pelayanannya;
c. mengembangkan sistem Transit Oriented Development (TOD)
meliputi pembangunan dan pengembangan terminal/stasiun
antar moda pada pusat-pusat kegiatan, stasiun angkutan
jalan rel, shelter angkutan massal jalan raya dan terminal
angkutan umum jalan raya yang terintegrasi dengan
pengembangan lahan di sekitarnya; dan
d. membangun sistem park and ride dengan mengembangan
lahan parkir di pinggir kota maupun lokasi transfer moda
untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan
angkutan umum menuju ke tengah kota.
B. PENETAPAN ZONA
Luas lahan Kota Surakarta sebesar 4.404,06 ha dimana
penggunaan tanah pada tahun 2011 sebagian besar digunakan
untuk permukiman sebesar 2.731,02 ha (62,01 persen), kemudian
untuk jasa sebesar 427,13 (9,7 persen), kawasan jasa memiliki luas
area 427,13 (9,7 persen) dan kawasan lain-lain sebesar 399,44 ha
(9,07 persen).
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 3
Pembagian zona ditentukan berdasarkan kepada penyebaran
jumlah penduduk dan tata guna lahan, jaringan jalan, serta kondisi
geografis dan administrative, yang pada akhirnya ditentukan
jumlah sampel yang akan menjadi objek wawancara rumah tangga
pada masing masing zona. Zona–zona tersebut telah dikaji sesuai
dengan penggunaan lahan yang sebisa mungkin homogen serta
jaringan jalan tidah berhimpit / sejajar dengan batas zona agar
jelas arah pergerakan penduduk yang ada di wilayah studi.
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kota Surakarta di bagi
menjadi 33 Zona Internal, 2 Zona Penghubung (gateway) dan 7
Zona Eksternal yaitu antaralain:
Tabel IV.1 Pembagian Zona internal Kota Surakarta
Zona KelurahanKecamata
n
Luas Wilayah (km2)
Kepadatan Penduduk per km2
Jumlah Pendudu
k1 2 3 4 5 61 Keprabon 1 Banjarsari 0.1186 11965 1419
Buluwarti 1Pasar Kliwon 0.0600 18463 1107
Gajahan 1Pasar Kliwon 0.0622 18463 1149
Kampung BaruPasar Kliwon 0.1997 18463 3687
Kauman Pasar Kliwon
0.1909 18463 3524
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 4
Gambar IV.1 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2012 ( RTRW 2011)
KedunglumbuPasar Kliwon 0.2631 18463 4857
Pasar Kliwon 1Pasar Kliwon 0.1263 18463 2331
Jayengan 1 Serengan 0.0224 20151 451Kemlayan 1 Serengan 0.0450 20151 907
2Sangkrah
Pasar Kliwon 0.6281 18463 11597
SemanggiPasar Kliwon 0.9201 18463 16989
3Semanggi
Pasar Kliwon 0.9201 18463 16989
4
Buluwarti 2Pasar Kliwon 0.3347 18463 6179
Joyosoran 2Pasar Kliwon 0.2735 18463 5049
Pasar Kliwon 2Pasar Kliwon 0.2623 18463 4842
Danukusuman 2 Serengan 0.3921 20151 7901
5
Joyosoran 1Pasar Kliwon 0.3561 18463 6574
Danukusuman 1 Serengan 0.1864 20151 3756Joyotakan Serengan 0.4427 20151 8921Serengan 1 Serengan 0.2120 20151 4273
6
Gajahan 2Pasar Kliwon 0.2232 18463 4121
Keratonan 1 Serengan 0.1563 20151 3150Serengan 2 Serengan 0.4319 20151 8703Tipes 1 Serengan 0.4191 20151 8446
7
Jayengan 2 Serengan 0.2663 20151 5366Panularan 1 Laweyan 0.3184 12866 4096Keratonan 2 Serengan 0.1505 20151 3033Tipes 2 Serengan 0.1471 20151 2965
1 2 3 4 5 6
8
Keprabon 2 Banjarsari 0.1937 11965 2318Timuran Banjarsari 0.3653 11965 4371Sriwedari Laweyan 0.3748 12866 4822Kemlayan 2 Serengan 0.1968 20151 3966
9 Pajang 1 Laweyan 1.0365 12866 13335
10Bumi Laweyan 0.5626 12866 7239Laweyan Laweyan 0.2005 12866 2580Sondakan Laweyan 0.9306 12866 11973
11
Panularan 2 Laweyan 0.4396 12866 5656Penumping Laweyan 0.4375 12866 5629Purwosari Laweyan 1.0148 12866 13057Tipes 3 Serengan 0.1212 20151 2443
12Ketelan Banjarsari 0.3580 11965 4284
Mangkubumen Banjarsari 0.8369 11965 10013
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 5
Punggawan Banjarsari 0.4382 11965 5243
13
Kestalan Banjarsari 0.2532 11965 3030Setabelan Banjarsari 0.3662 11965 4382Kepatihan Kulon Jebres 0.2553 11478 2930Kepatihan Wetan Jebres 0.2657 11478 3050Purwodiningrat Jebres 0.4751 11478 5453Sudiroprajan Jebres 0.4388 11478 5037
14 gandekan Jebres 0.7964 11965 9529
15Jagalan Jebres 1.0788 11478 12382Sewu Jebres 0.6676 11478 7663
16 Pucangsawit 1 Jebres 0.9463 11478 1086217 Karangasem Laweyan 0.7638 12866 9827
18Jajar Laweyan 0.7565 12866 9733pajang 3 Laweyan 0.5865 12866 7546
19Kerten Laweyan 0.9279 12866 11939pajang 2 Laweyan 0.2900 12866 3731
20 Manahan Banjarsari 1.1226 11965 1343221 Gilingan 1 Banjarsari 0.9120 11965 1091222 Gilingan 2 Banjarsari 0.9120 11965 10912
23Jebres 1 Jebres 0.8393 11478 9634Tegal Harjo Jebres 0.5295 11478 6078
24Jebres 2 Jebres 1.9584 11478 22478Pucangsawit 2 Jebres 0.2649 11478 3041
25 Sumber Banjarsari 1.4094 11965 1686426 Nusukan1 Banjarsari 1.1922 11965 1426527 Nusukan2 Banjarsari 1.1922 11965 1426528 Banyuanyar Banjarsari 0.9934 11965 1188629 Kadipiro 1 Banjarsari 1.1615 11965 138981 2 3 4 5 630 Kadipiro 1 Banjarsari 1.1615 11965 1389831 Mojosongo Jebres 2.0150 11478 2312832 Mojosongo Jebres 2.0150 11478 2312833 Kadipiro 2 Banjarsari 1.8236 11965 21819
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Tabel IV.2 Pembagian Zona eksternal Kota Surakarta
zona wilayah
34Baturan, Bulukan, Pailar, Gajahan, Tohudan, Donohudan dan sekitarnya
35 Pendeyan, Sawahan, Wonorejo dan sekitarnya
36 Plesungan dan Jeruk Sawit dan sekitarnya
37 Ngringo dan Palur dan sekitarnya
38 Gadingan, Plumbon, Laban, Kadokan, Dukuh dan sekitarnya
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 6
39Banaran, Gentan, Siwal, Duwet, Manang, Sangrahan, Kwarasan, Gedangan, Madegondo, Grogol dan sekitarnya
40 Purbayan, Mayang, Waru, Pabelan, Gonilan dan sekitarnya
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Tabel IV.3 Pembagian Zona gateway Kota Surakarta
Zona Keterangan
zona 41 Stasiun Solo Balapan
zona 42 Bandara Adi Sumarmo Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Untuk lebih jelas tentang pembagian zona baik zona internal,
gateway dan zona eksternal Kota Surakarta dapat di lihat pada
peta berikut ini :
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
C. PENETAPAN SAMPEL
1. Sampel Wawancara Rumah Tangga
Untuk pengambilan sampel dalam survey wawancara rumah
tangga berdasarkan jumlah penduduk daerah studi.
Penentuan jumlah sampel dapat dilihat dalam tabel dibawah.
Tabel IV.4 Sampel Statistik Untuk Survey Wawancara Rumah Tangga
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 7
Gambar IV.2 Peta Pembagian Zona penelitian transport kota
Surakarta
Jumlah Penduduk Sampel Yang Dianjurkan
Sampel Minimum Yang Dianjurkan
Di bawah 50.000 1 dalam 5 1 dalam 10
50.000 - 150.000 1 dalam 8 1 dalam 20
150.000 - 350.000 1 dalam 10 1 dalam 35
350.000 –
500.000
1 dalam 15 1 dalam 50
500.000 –
1.000.000
1 dalam 20 1 dalam 70
Di atas 1.000.000 1 dalam 25 1 dalam 100
Sumber : Bruton 1985
Dimana pengambilan sample dalam survai wawancara rumah
tangga adalah berdasarkan jumlah penduduk salam wilayah
study. Dan untuk wilayah studi Kota Surakarta jumlah
penduduk tahun 2010 adalah 586.039 jiwa dan menurut
sampling statistik, pengambilan sampel untuk wawancara
rumah tangga dengan jumlah penduduk antara 500.000-
1.000.000 jiwa maka besarnya sampel yang di anjurkan
adalah 1 dalam 20 ( 5% ) dan sampel minimum adalah 1
dalam 70 ( 1,43% ). Namun karena keterbatasan tenaga,
waktu dan biaya sehingga kami mengambil sampel minimum
1,43% dari jumlah penduduk sebesar 586.039 jiwa, maka
besarnya sampel minimum sebesar 8381 jiwa atau 2.095
kepala keluarga.
Adapun pembagian dan jumlah sampel tiap zona dapat
terlihat pada tabel berikut :
Tabel IV.5 Pembagian Jumlah Sampel Tiap Zona
ZonaLuas
(km2)
Jumlah Popula
si (jiwa)
prosentase populasi zona
terhadap populasi area
study
Jumlah Sample (orang)
Jumlah sample (keluarg
a)
1 2 3 4 5 61 1.09 19432 3.32% 278 692 1.55 28586 4.88% 409 1023 0.92 16989 2.90% 243 614 1.26 23971 4.09% 343 865 1.20 23524 4.01% 336 846 1.23 24420 4.17% 349 87
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 8
7 0.88 15460 2.64% 221 558 1.13 15477 2.64% 221 559 1.04 13335 2.28% 191 48
10 1.69 21792 3.72% 312 7811 2.01 26785 4.57% 383 9612 1.63 19540 3.33% 279 7013 2.05 23882 4.08% 342 8514 0.80 9529 1.63% 136 3415 1.75 20045 3.42% 287 7216 0.95 10862 1.85% 155 3917 0.76 9827 1.68% 141 3518 1.34 17279 2.95% 247 6219 1.22 15670 2.67% 224 5620 1.12 13432 2.29% 192 4821 0.91 10912 1.86% 156 3922 0.91 10912 1.86% 156 3923 1.37 15712 2.68% 225 5624 2.22 25519 4.35% 365 9125 1.41 16864 2.88% 241 6026 1.19 14265 2.43% 204 5127 1.19 14265 2.43% 204 5128 0.99 11886 2.03% 170 4229 1.16 13898 2.37% 199 5030 1.16 13898 2.37% 199 501 2 3 4 5 631 2.01 23128 3.95% 331 8332 2.01 23128 3.95% 331 8333 1.82 21819 3.72% 312 78
jumlah
44.01 586039 100.00% 8381 2095
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari data di atas, jumlah sampel paling banyak terdapat di
zona 2 dengan sampel 409 jiwa atau 102 keluarga. Hal ini
dikarenakan zona tersebut memiliki kepedatan penduduk
yang tinggi.
Sedangkan jumlah sampel terendah berada di zona 14
sebesar 136 jiwa atau 34 keluarga.
2. Sampel Survey Wawancara Tepi Jalan (road side
interview)
Untuk menentukan sampel wawancara tepi jalan adalah
dengan menggunakan rumus Slovin (1960) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 9
n= N
N .d2+1
Sumber : Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan:Telaah Konsep dan Aplikasinya (Nugraha Setiawan
Tahun 2007)
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
d : Galat Pendugaan
Berikut adalah contoh penentuan sampel survey wawancara
tepi jalan pada salah satu ruas jalan :
Tabel IV.6
Penentuan Sampel Survey Wawancara Tepi Jalan di Jln. Yos
Sudarso
(arah masuk ke kota Surakarta)
Jenis Kendaraan
Hasil Survai TC 24 jam
(kendaraan/hari)
Sampel (kendaraan/hari)
dengan standar eror 0,05
1 2 3sepeda motor
42105 396
mobil 6525 377mpu 48 33bus sedang 106 51bus besar 151 60sepeda 829 89
1 2 3becak 821 89pick up 1905 95truk 2 as 785 89truk 3,4,5 as 102 50truk gandeng 21 17truk tempelan
21 17
truk 20 ft 21 17truk 40 ft 22 18Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
(arah keluar kota Surakarta)Jenis Kendaraan
hasil survai tc 24 jam (kendaraan) sampel (kendaraan)
1 2 3Sepeda motor
40486381
mobil 6214 359mpu 43 30
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 10
bus sedang 93 45bus besar 140 56Sepeda 747 80Becak 746 81pick up 1701 85truk 2 as 695 79truk 3,4,5 as 90 44truk gandeng 18 15truk tempelan
1815
truk 20 ft 18 15truk 40 ft 18 15
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
C. PENGUMPULAN DATA
1. Survey Tata Guna Lahan
Penggunaan Lahan di Kota Surakarta di dominasi oleh lahan
terbangun. Kota Surakarta terbagi menjadi 5 Kecamatan,
yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Jebres, Kecamatan
Banjarsari, Kecamatan Serengan dan kecamatan Pasar
Kliwon. Perkembangan untuk lahan terbangun belum
tersebar secara merata. Dominasi penggunaan lahan dengan
kepadatan tinggi adalah Kecamatan Banjarsari dan
Kecamatan dengan sebaran perkantoran, perdagangan jasa,
industri, pemukiman kepadatan tinggi dan wisata kota.
Penggunaan lahan untuk Kecamatan Serengan dan
Kecamatan Pasar Kliwon di dominsi oleh pendidikan, home
industri, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman
kepadatan sedang dan rendah. Untuk Kecamatan Jebres,
dominasi penggunaan lahannya adalah perkantoran, industri,
home industri, permukiman kepadatan sedang dan rendah
serta pertanian.
Tabel IV.7
penggunaan Lahan (terbangun) Kota Surakarta tahun 2010
kecamatanLahan terbangun (ha)
pemukiman jasa
perusahaan
industri
Laweyan 563.61 90.58 50.19 39.4Serengan 230.43 19.34 33.19 6.11
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 11
Pasar Kliwon 308.94 48.89 34.43 7.06
Jebres 711.82149.1
6 45.42 27.39Banjarsari 994.84 56.99 62.86 17.76Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Tabel IV.8
Penggunaan Lahan (tak terbangun dan penggunaan lain) Kota
Surakarta tahun 2010
No. kecamatan
Lahan tidak terbangun dan penggunaan lain (ha)Tanah koson
g tegala
n sawa
h kubura
n
lap. Olahrag
a tama
n lain-lain
1 Laweyan 7.28 0 39.9 6.05 12.24 0.25 54.362 Serengan 2.52 0 0 1.36 2.07 0 24.38
3 Pasar Kliwon 16.36 0 0 1.52 8.55 0 55.77
4Jebres 45.69 83.46 19.33 31.05 9.16 8.85
126.85
5Banjarsari 54.88 42.56 77.33 28.78 30.23 3.49
111.38
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dapat terlihat dari peta tata guna lahan berikut, Kota Surakarta
sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan.
Sedangkan untuk kawasan pemukiman terpusat di pusat kota.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 12
Gambar IV.3 Peta Tata Guna Lahan Kota Surakarta
Kondisi tata guna lahan sangat mempengaruhi sistem
transportasi di suatu kota/ kabupaten,karena hal tersebut
berhubungan dengan aksesibilitas, atau kemudahan
masyarakat untuk mencapai tempat- tempat yang dapat
menyediakan kebutuhan mereka.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 13
Gambar IV. 4 Kawasan Pemukiman
Gambar IV. 5 Kawasan Perkantoran
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 14
Gambar IV. 6 Kawasan pendidikan
Gambar IV. 7 Kawasan Pertokoan
Gambar IV. 8 Kawasan Pabrik
2. Survai Wawancara Rumah Tangga ( Home Interview
Survey)
Survai wawancara rumah tangga dilaksanakan ditiap-
tiap zona dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.
Surveyor mengumpulkan informasi berdasarkan suatu
daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan tentang
keadaan keluarga dan perjalanan yang dilakukan
penghuninya selama periode waktu tertentu. Metode
wawancara dilakukan dengan menanyai langsung
semua penghuni rumah.
Data yang dikumpulkan harus mencakup :
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 15
Gambar IV. 9 Kawasan Industri
Gambar IV. 10 Kawasan persawahan
a. Data rumah tangga (jumlah anggota, identitas, umur,
status)
b. Data tentang anggota rumah tangga (pekerjaan,
kepemilikan kendaraan, pendapatan, pengeluaran
transport),dan
c. Data perjalanan rutin yang dilakukan oleh setiap anggota
rumah tangga.
Data rumah tangga dan anggota rumah tangga adalah data
yang berhubungan dengan alamat, jumlah penghuni, jumlah
kendaraan yang dimiliki, pendapatan keluarga, struktur umur
dan jenis kelamin, pekerjaan, lokasi tempat bekerja, lokasi
sekolahan/pendidikan.
Data perjalanan yang dikumpulkan adalah data perjalanan
untuk setiap anggota keluarga, waktu melakukan perjalanan,
tujuan perjalanan, dan moda transportasi yang digunakan.
3. Survai Wawancara Tepi Jalan ( Road Side Interview
Survey )
Survai wawancara tepi jalan ini dilaksanakan selama 1(satu)
hari, dimana terdapat tiga titik lokasi survai. Adapun waktu
pelaksanaan survai adalah saat peak pagi, siang dan sore
sampai sample terpenuhi.
Lokasi survai dilaksanakan pada titik jalan yang memotong
batas kordon luar. Penentuan lokasi titik wawancara ini harus
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 16
Gambar IV. 11 Pelaksanaan Survai Wawancara Rumah Tangga
ditentukan dengan teliti untuk menjaga keselamatan para
pewawancara dan tidak mengganggu arus lalu lintas yang
lewat. Untuk lokasi pelaksanaan survai wawancara di tepi
jalan ini ditetapkan pada 3 titik lokasisurvai, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Data yang didapat dari hasil survai wawancara tepi jalan ini
adalah sebagai berikut :
1. Jumlah kendaraan sampel menurut zona asal/tujuan
perjalanan sesuai dengan moda yang digunakan.
2. Jumlah penumpang/orang yang disurvai dalam
kendaraan menurut zona asal atau tujuan perjalanan.
3. Jumlah orang dalam kendaraan.
4. Perhitungan faktor okupansi jumlah orang dalam
kendaraan dengan jumlah orang yang disurvai dalam
kendaraan.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 17
Gambar IV. 12 Peta Lokasi Survai Wawancara Tepi Jalan
4. Survai Wawancara Gateway Spot ( Stasiun KA Solo
Balapan dan Badar Udara Adi Sumarmo)
Survay wawancara ini dilakukan di stasiun Kereta Api Solo
Balapan dan Bandar Udara Adi Sumarmo yang merupakan
titik yg merupakan penghubung kota solo dengan zona
eksternal secara langsung sehingga ke dua titik ini dianggap
sebagai zona eksternal.
Pada dasarnya survey ini sama seperti survey wancara
rumah tangga atau tepi jalan yaitu untuk mengetahui asal
dan tujuan perjalanan orang.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 18
Gambar IV. 13 Peta Lokasi Survai Wawancara Tepi
Jalan
Gambar IV.14 Pelaksanaan Survay Wawancara di Gateway Spot
D. ANALISIS
1. Karakteristik Tata Guna Lahan
Tata guna lahan merupakan kondisi penggunaan lahan di
wilayah studi. Di suatu wilayah studi tentu terdapat berbagai
macam penggunaan lahan, seperti kawasan wisata,
kawasan pendidikan, kawasan perumahan, kawasan
perkantoran, perkebunan, pertanian, dan lain sebagainya.
Tata guna lahan sangat mempengaruhi sistem transportasi
di suatu wilayah, karena hal tersebut berhubungan dengan
aksesabilitas, atau kemudahan masyarakat untuk mencapai
tempat - tempat yang dapat menyediakan kebutuhan
mereka.
Tabel IV.9 Penggunaan Lahan Kota Surakarta tahun
2010
Jenis Lahan Luas (ha)pemukiman 2809.64jasa 364.96perusahaan 226.09industri 97.72Tanah kosong 126.73tegalan 126.02sawah 136.56kuburan 68.76lap. Olahraga 62.25taman 12.59lain-lain 372.74
Total 4404.06Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
64%
8%5%
2%3%3%3%2%1%0% 8%
Penggunaan Lahan Kota Surakartapemukiman jasa perusahaan industri Tanah kosong tegalan sawah kuburan lap. Olahraga taman lain-lain
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 19
Gambar IV.15 Prosentase penggunaan lahan kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki sebaran tata guna lahan yang
cukup potensial menimbulkan adanya pergerakan yang
cukup besar. Hal ini karena di kota Surakarta tersebut
terdapat beberapa kawasan yang sebagai pusat suatu
kegiatan yaitu sebagai pusat industri, pusat perdagangan,
dan kawasan sekolah.
Sumber : Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Kota Surakarta dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan
perubahan sangat pesat, khususnya dalam pengembangan
properti sebagai wadah kegiatan ekonomi dan bisnis.
Sejumlah pusat perbelanjaan dan perkantoran di pusat kota
dan lokasi lain di Kota Solo dan sekitarnya, seperti Solo
Grand Mall (SGM), Solo Square, Pusat Grosir Solo, Makro dan
Pusat Perbelanjaan Beteng, serta kawasan terpadu pusat
perbelanjaan, perkantoran, dan Hotel Solo Paragon yang
akan dibangun. Sebelumnya sudah ada Alfa dan Goro
Assalaam yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 20
Gambar IV.16 Pusat-pusat tarikan kota Surakarta
Kawasan perumahan elit maupun sederhana berkembang
secara sporadis di wilayah selatan dan barat Kota Surakarta.
Lokasi perumahan yang dulunya di pinggiran Kota Surakarta
kini berubah jadi kawasan elit, misalnya kawasan Solo Baru
dengan sentra perdagangan, perumahan elite, dan gedung
pertemuan. Juga perumahan di Colomadu, Karanganyar di
barat Solo dengan geliat pembangun kompleks perumahan
untuk segmen kelompok menengah ke atas. Dalam skala
berbeda, kondisi serupa juga terlihat di wilayah utara dan
timur Solo, meski dengan intensitas yang kecil.
2. Karakteristik Perjalanan
a. Maksud Perjalanan
Setiap perjalanan tentu mempunyai maksud dan tujuan.
Data mengenai maksud dilakukannya perjalanan dapat
diperoleh bersamaan dengan survai wawancara rumah
tangga (Home Interview Survey). Dari hasil analisa data
survai wawancara rumah tangga yang dilakukan di Kota
Surakarta dapat disimpulkan bahwa prosentase terbesar
dari maksud perjalanan adalah perjalanan bekerja
sebesar 51,5%, sekolah 32,8%, belanja 6,9%, rekreasi
1,8%, dan sosial 7,1% dari total perjalanan dan yang
terkecil adalah perjalanan rekreasi sebesar 1,8%.
Tabel IV.10 Analisis Maksud Perjalanan Kota Surakarta
Maksud perjalanan Jumlah %Bekerja 4248 51.5%belajar 2704 32.8%Belanja 568 6.9%Sosial 589 7.1%rekreasi 145 1.8%Total 8254 100.0%
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 21
51%
33%
7%7%
2%
prosentase maksud perjalanan
Bekerja
belajar
Belanja
Sosial
rekreasi
Dari gambar grafik prosentase maksud perjalanan Kota
Surakarta di atas dapat kita ketahui bahwa masyarakat
di Kota Surakarta dalam melakukan perjalanan lebih
didominasi oleh maksud untuk bekerja. Hal ini
dikarenakan penduduk kota Surakarta di dominasi oleh
usia produktif
b. Panjang Perjalanan
Informasi mengenai panjang perjalanan yang dilakukan
oleh masyarakat suatu kota perlu diperhatikan karena
terkait dengan pengambilan kebijakan dalam hal
manajemen lalu lintas dan juga terkait dengan angkutan
umumnya. Panjang perjalanan tiap kota berbeda-beda
sesuai dengan karakteristik kota tersebut. Panjang
perjalanan rata-rata yang dilakukan oleh masyarakat di
Kota Surakarta adalah 8,2 km.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 22
Gambar IV.17 Prosentase Maksud Perjalanan Kota
Surakarta
0,1-22,1-44,1-66,1-8
8,1-1010,1-1212,1-1414,1-1616,1-18
>18
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00%
Panjang perjalanan rata-rata
frekuensi
jara
k Pe
rjal
anan
(km
)
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
c. Waktu Perjalanan
Karakterisitk waktu perjalanan yang dilakukan oleh
masyarakat di Kota Surakarta dari hasil analisa
diperoleh waktu perjalanan rata-rata sebesar 17,16
menit
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 23
Gambar IV. 18 Grafik Distribusi Frekuensi Panjang
Gambar IV. 19 Grafik Distribusi Frekuensi Waktu
Perjalanan
0-10
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60
0.00% 5.00% 10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%
waktu perjalanan
% frekuensi
wak
tu (m
enit)
d. Produksi Perjalanan
Dari hasil survai wawancara rumah tangga, diperoleh
perjalanan rata-rata per keluarga, perjalanan rata-rata
per orang, dan perjalanan rata-rata masyarakat Kota
Surakarta
Gambar IV.20 Perjalanan Rata-Rata Per Hari
3. Perhitungan Faktor Ekspansi
Data sampel yang diperoleh sebelum dianalisa lebih lanjut
terlebih dahulu dilakukan ekspansi atau perluasan sampel
menjadi populasi. Untuk mencari faktor ekspansi atau
perluasan sampel menjadi populasi pada data survai
wawancara rumah tangga di dapat dari metode atau rumus
yang seperti di bawah ini :
Keterangan :
A = Populasi zona
B = Jumlah sample yang diperoleh
C = Jumlah rumah tangga yang tidak menanggapi
D = Jumlah rumah yang tidak dihuni atau bukan
bangunan rumah
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 24
Perjalanan orang/hari = 2,32 trip
Perjalanan keluarga/hari = 9,28 trip
Perjalanan total penduduk/hari =
1.302.379 trip
E =
A− AB
(C+D)
B−C−D
E = Faktor ekspansi
Tabel IV.11
Perhitungan Faktor Ekspansi Survai Wawancara Rumah Tangga
ZONAKRITERIA EKSPANSI FAKTOR
EKSPANSIA B C D E
1 2 3 4 5 6
1 19432 278 0 0 69.92
2 28586 409 0 0 69.92
3 16989 243 0 0 69.92
4 23971 343 0 0 69.92
5 23524 336 0 0 69.92
6 24420 349 0 0 69.92
7 15460 221 0 0 69.92
8 15477 221 0 0 69.92
9 13335 191 0 0 69.92
10 21792 312 0 0 69.92
11 26785 383 0 0 69.92
12 19540 279 0 0 69.92
13 23882 342 0 0 69.92
14 9529 136 0 0 69.92
15 20045 287 0 0 69.92
16 10862 155 0 0 69.92
17 9827 141 0 0 69.92
1 2 3 4 5 618 17279 247 0 0 69.92
19 15670 224 0 0 69.92
20 13432 192 0 0 69.92
21 10912 156 0 0 69.92
22 10912 156 0 0 69.92
23 15712 225 0 0 69.92
24 25519 365 0 0 69.92
25 16864 241 0 0 69.92
26 14265 204 0 0 69.92
27 14265 204 0 0 69.92
28 11886 170 0 0 69.92
29 13898 199 0 0 69.92
30 13898 199 0 0 69.92
31 23128 331 0 0 69.92
32 23128 331 0 0 69.92
33 21819 312 0 0 69.92
41 1400 105 0 0 13.33
42 1314 105 0 0 12.51 Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 25
Setelah didapat faktor ekspansi seperti terlihat pada tabel
diatas maka tiap sel matrik yang didapat dari hasil survai
dikalikan dengan faktor ekspansinya maka didapat matrik
populasi survai wawancara rumah tangga.
Perhitungan faktor ekspansi atau perluasan dari sampel
menjadi populasi pada data survai wawancara tepi jalan
adalah sebagai berikut:
Menghitung rata-rata penumpang tiap moda, dengan cara :
Sumber : Buku STP 2
Menghitung faktor ekspansi RSI Orang selama jam survai
atau perjalanan orang selama waktu survai (2 jam).
Diperoleh dengan menggunakan data TC selama waktu
survai (2 jam) dan rata - rata penumpang.
Menghitung factor ekspansi RSI orang selama jam survai
dengan :
Sumber : Buku STP 2
Menghitung faktor ekspansi TC 16 jam menjadi 24 jam dengan cara :
Sumber : Buku STP 2
Keterangan :
100/95 : Asumsi survei selama 16 jam dikonversikan ke 24
jam
Menghitung faktor ekspansi RSI perjalanan orang 24 jam
dengan cara :
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 26
Volumekendaraan 24 jam=TC 16 jam95
x 100
Rata−RataPenumpang= JumlahOrangDalam KendaraanJumlahKendaraanYang Disurvai
Perjalananorang2 jam=TC 2 jam x Rata−Rata Penumpang
Sumber : Buku STP 2
Pengolahan data diatas merupakan penghitungan rata-rata
yang diakumulasikan dalam perjalanan /hari.
Tabel IV.12
Contoh hasil perhitungan factor ekspansi survey RSI
Jenis Kendaraan
Volume Jam Sibuk
(kendaraan/hari)
PF 24 jam (kendaraan/har
i)
Faktor Ekspansi RSI
Faktor Okupansi RSI
Penumpang Yang
Diwawancarai
(orang/hari)
1 2 3 4 5 6sepeda motor
1353 0.11 31.97 1.13 436
mobil 112 0.08 14.68 2.77 258
mpu 3 0.15 1.20 5.84 98
bus sedang 2 0.04 1.57 16.53 600
bus besar 2 0.02 2.14 41.16 2197
Sepeda 13 0.03 5.50 1.33 109
Becak 13 0.03 5.46 1.33 109
pick up 40 0.07 6.78 1.70 145
1 2 3 4 5 6
truk 2 as 57 0.11 5.99 1.69 141
truk 3,4,5 as 36 0.08 5.70 1.81 149
truk gandeng
4 0.04 1.98 1.98 98
truk tempelan
4 0.04 1.98 1.98 98
kontainer 20 ft
4 0.04 1.97 1.99 98
kontainer 40 ft
4 0.04 2.02 1.98 100
Total 1647 - - - 4636Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
4. Analisis Bangkitan Perjalanan
Dari hasil survey wawancara rumah tangga yang telah
dilakukan, didapatkan data mengenai asal dan tujuan
perjalanan tiap-tiap zona, ukuran keluarga, pemilikan
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 27
Perjalanan24 jam=Vol . Kend .24 jamTC 2 jam
x Perjalanan2 jam
kendaraan, jumlah pendapatan, serta jumlah perjalanan
keluarga. Di dalam melakukan peramalan terhadap
bangkitan perjalanan maka perlu ditentukan dahulu
variabel-variabel yang dianggap mewakili dan saling
berkorelasi. Untuk itu perlu diketahui koefisien dari masing-
masing variabel, dimana :
Jumlah perjalanan sebagai variable tidak bebas (Y);
Jumlah anggota keluarga (X1);
Jumlah kepemilikan kendaraan (X2);
Jumlah pendapatan (X3);
Variabel-variabel diatas harus diuji secara statistik dengan
menggunakan analisa regresi untuk mengetahui hubungan
korelasi dari masing-masing variabel tersebut dan
selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mendapatkan
permodelan bangkitan perjalanan.
1. Melakukan uji korelasi
Dengan menggunakan bantuan software SPSS 17, maka
dari semua data yang telah dikumpulan pada masing-
masing zona dilakukan uji korelasi masing-masing
kelompok variable dengan contoh output sebagai berikut:
Correlations
y x1 x2 x3
y Pearson Correlation 1 .922** .370** .135
Sig. (2-tailed) .000 .002 .266
N 70 70 70 70
x1 Pearson Correlation .922** 1 .487** .229
Sig. (2-tailed) .000 .000 .057
N 70 70 70 70
x2 Pearson Correlation .370** .487** 1 .445**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 70 70 70 70
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 28
x3 Pearson Correlation .135 .229 .445** 1
Sig. (2-tailed) .266 .057 .000
N 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan :
Y = perjalanan (keluarga/hari)
X1 = jumlah jiwa (orang)
X2 = kendaraan (unit)
X3 = pendapatan(Rp)
Dari data di atas dapat kita lihat variable yang memenuhi
persyaratan untuk digunakan dalan model regresi adalah
variable x1 (jumlah populasi) dan x2 (jumlah kendaraan)
yaitu yang memiliki korelasi kuat dengan variable terikat
dan korelasi yang lemah antar variable bebasnya.
2. Model Regresi perjalanan
Dengan menggunakan software SPSS 17, maka variable
yang memenuhi syarat tersebut selanjutnya diproses
dengan analisa regresi untuk mendapatkan model
perjalanan. Dari hasil analisis, didapatkan model sebagai
berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .354 .650 .544 .588
x1 3.125 .159 .922 19.705 .000
a. Dependent Variable: y
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 29
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .922a .851 .849 1.11012
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
Dari hasil analisis diatas maka didapat model regresi
sebagai berikut:
Y = 0,354 + 3,125 X1………( R2=0,849)
Yang berarti setiap satu satuan jumlah jiwa (x1)
mempengaruhi perjalanan sebesar 3,125 perjalanan. Dan
R2=0,849 berarti pengaruh variable x1 terhadap y senilai
0,849 atau 84,9%. Semakin besar nilai R2 (semakin
mendakati 1) maka semakin tinggi tingkat hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat.
Berikut adalah model regresi untuk tiap tiap zona di kota
Surakarta.
Tabel IV.13
Persamaan Regresi Untuk Tiap Zona Kota Surakarta
ZONA PERSAMAAN REGRESI R2
1 y=0.354+3.125X1 0.832 y=0.666+1.447x1+0.468x2 0.653 y=0.383+1.833x1+0.069x2 0.7984 y=0.159+1.625x1+0.424x2 0.7145 y=0.849+1.568x1+0.526x2 0.66 y=0.006+1.495x1+0.720x2 0.4587 y=0.2+2.298x1+0.413x2 0.7558 y=0.74+2.522x1+0.564x2 0.7619 y=0.164+1.978x1+0.128x2 0.654
10 y=0.269+1.441x1+0.855x2 0.62311 y=0.223+2.401x1+0.089x2 0.80312 y=0.266+2.251x1+0.219x2 0.67813 y=-0.018+1.329x1+0.731x2 0.50614 y=2.065+1.227x1+0.449x2 0.67115 y=0.370+1.562x1+0.434x2 0.46616 y=0.122+1.435x1+0.692x2 0.62117 y=1.233+1.737x1 0.45918 y=0.587+1.937x1 0.48319 y=-605+2.001x1+0.603x2 0.7620 y=-2.035+2.617x1 0.6421 y=-4.132+2.984x1+1.839x2 0.71322 y=0.3562+1.972x1+0.18x2 0.744
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 30
23 y=-0.437+2.228x1+0.205x2 0.47524 y=0.555+1.810x1+0.222x2 0.51825 y=1.034+1.5x1+0.401x2 0.72826 y=0.464+2.080x1+0.414x2 0.69427 y=-0.81+2.184x1+0.444x2 0.70428 y=0.775+1.681x1+0.323x2 0.77529 y=1.21+1.470x1+0.126x2 0.71930 y=1.058+1.678x1+0.036x2 0.8331 y=0.673+1.519x1+0.562x2 0.53232 y=0.713+1.509x1+0.587x2 0.53833 y=0.610+1.520x1+0.032x2 0.681
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL kota Surakarta 2012
5. Kalibrasi Model Tahun Dasar
Pada prinsipnya, proses kalibrasi adalah membandingkan
pergerakan pada tiap pasangan O-D (O-D pairs) dengan data
hasil survey. O-D matriks yang dimodelkan diharapkan tidak
terlalu besar perbedaanya dengan hasil-hasil survey.
Keberhasilan dari proses ini sangat ditentukan oleh basis
data dan validitas data survey. O-D matriks yang tersedia
merupakan basis dari pola pergerakan dan di sisi lain hasil
survey untuk mengkonfirmasikan bahwa model relatif valid.
Secara keseluruhan, proses kalibrasi akan menghasilkan
“base year” O-D matriks yang selanjutnya digunakan untuk
melakukan peramalan untuk kondisi di masa datang.
Untuk lebih jelasnya contoh penghitungan proses kalibrasi
pada Zona 1 dapat dilihat seperti bi bawah ini :
Tabel IV. 14 Perhitungan Validasi Model Tahun Dasar Zona 1
zonaPerjalanan
(Model)
Perjalanan
(Eksisting)Selisih Kalibrasi Persentase
1 60725.354 59618 1107 0.018572 1.85% Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari hasil perhitungan di atas persentase kalibrasi antara
matrik Perjalanan pada zona 1 di Tahun 2012 hasil survai
dengan perjalanan hasil permodelan pada tahun yang sama
yaitu sebesar 1,85%. Artinya angka tersebut sudah
memenuhi syarat kalibrasi model, dimana syarat kalibrasi
model tersebut dapat diterima bila persentase kalibrasi
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 31
kurang dari 20%. Untuk perhitungan kalibrasi pada zona lain
dapat dilihat pada tabel lampiran.
6. Peramalan Bangkitan Perjalanan
Meramalkan jumlah perjalanan tahun perencanaan,
sebelumnya harus diramalkan terlebih dahulu jumlah
penduduk, jumlah anggota keluarga dan jumlah kendaraan
tahun perencanaan.
Teknik ini diasumsikan perkembangan jumlah penduduk
akan berganda dengan sendirinya. Hal ini analog dengan
teori bunga berbunga dengan rumus :
Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk tahun target
Po = Jumlah penduduk tahun dasar
i = Tingkat pertumbuhan
n = Jumlah tahun
Tabel IV. 15 Pertumbuhan penduduk kota Surakarta
tahunjumlah
pendudukpertumbuhan jiwa pertumbuhan
penduduk (%)Per tahun2003 497.2 2004 510.7 13.5 2.7%2005 534.5 23.8 4.7%2006 512.9 -21.6 -4.0%2007 515.4 2.5 0.5%2008 522.9 7.6 1.5%2009 528.2 5.3 1.0%2010 499.3 -28.9 -5.5%
Rata-rata pertumbuhan per tahun 0.12% Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 32
Pt = Po x ( 1 + i )n
Angka pertumbuhan untuk jumlah jiwa keluarga di daerah
Kota Surakarta adalah 0.12 %, maka peramalan jumlah
penduduk di masa yang akan dating adalah sebagai berikut:
Tabel IV.16 Peramalan Jumlah Penduduk
Zona jumlah penduduk tahun 2012
jumlah penduduk tahun 2017
jumlah penduduk tahun 2022
1 2 3 41 19432 19549 196662 28585.5 28757 289303 16988.5 17091 171934 23971 24115 242605 23524 23665 238086 24420 24567 247157 15460 15553 156478 15477 15570 156649 13335 13415 13496
10 21792 21923 2205511 26785 26946 2710812 19540 19658 1977613 23882 24026 2417014 9529 9586 964415 20045 20166 2028716 10862 10927 1099317 9827 9886 994618 17279 17383 1748719 15670 15764 1585920 13432 13513 1359421 10911.5 10977 1104322 10911.5 10977 1104323 15711.6 15806 159011 2 3 424 25519.4 25673 2582725 16864 16965 1706726 14264.5 14350 1443727 14264.5 14350 1443728 11886 11957 1202929 13897.5 13981 1406530 13897.5 13981 1406531 23128 23267 2340732 23128 23267 2340733 21819 21950 22082
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 33
Rata-rata pertumbuhan kendaraan di Kota surakarta adalah
7.2% per tahun. Untuk lebih jelasnya, terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel IV.17 Peramalan Jumlah Kendaraan per Keluarga
Zona jumlah kendaraan tahun 2012
jumlah kendaraan tahun 2017
jumlah kendaraan tahun 2022
1 2 3 41 10440 14780 209252 11359 16080 227653 6767 9580 135624 14307 20254 286745 12809 18133 256716 15032 21281 301277 7105 10059 142408 8652 12248 173409 6767 9580 13562
10 11552 16354 2315311 11794 16696 2363712 18222 25797 3652113 9522 13480 1908414 4882 6911 978415 10827 15328 2170016 6477 9169 1298117 13147 18612 2634918 11600 16423 2324919 7540 10675 1511220 6767 9580 1356221 4785 6774 959022 5075 7185 1017223 6332 8964 1269024 6477 9169 1298125 10972 15533 2199026 9570 13549 191811 2 3 427 9425 13343 1889028 7395 10469 1482229 7057 9990 1414330 6670 9443 1336831 13630 19296 2731832 13437 19023 2693133 14162 20049 28384
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
7. Analisa Distribusi Perjalanan
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 34
Penyebaran perjalanan yang terjadi di daerah penelitian
sangat dipengaruhi oleh karakteristik tata guna lahan dan
fasilitas yang ada pada tiap zona. Untuk mendapatkannya
maka dilakukan survai wawancara rumah tangga dan
wawancara tepi jalan. Terdapat 4 (empat) tipe dasar
perjalanan yang diperlukan, yaitu internal – internal, internal
– eksternal, eksternal – internal dan eksternal – eksternal.
Dari hasil analisis data wawancara rumah tangga dan data
wawancara tepi jalan diperoleh jumlah perjalanan sebagai
berikut :
a. Perjalanan internal – internal
Total seluruh perjalanan internal-internal sebesar
1.150.767 dengan perjalanan terbesar yang terbesar
pada zona 11 dengan jumlah perjalanan sebesar
63.814 perjalanan per hari.
b. Perjalanan Internal – Eksternal
Total seluruh perjalanan internal-eksternal sebesar
363.217 dengan perjalanan terbesar yang terbesar
pada zona 33 dengan jumlah perjalanan sebesar
14.307 perjalanan per hari.
Tabel IV.18 OD matrik Perjalanan Internal - eksternal
O/D 34 35 36 37 38 39 40 Ti
1 568 613 620 2626
1250
1593
1680 8949
2 619 613 620 2626
1086
1636
1680 8878
3 619 613 620 2626
1086
1636
1680 8878
4 726 619 633 2631
1147
1636
1680 9072
5 659 619 633 2631
1064
1639
1680 8926
6 647 619 633 2631
1064
1637
1680 8912
7 647 619 633 2631
1064
1637
1680 8912
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 35
8 647 619 633 2472
1064
1637
1680 8752
9 647 619 633 2472
1089
1637
1680 8777
10 669 619 633 2708
1089
1637
1680 9036
11 669 701 1239
4278
1466
1637
1680 11671
12 692 701 1252
4396
1496
1635
1680 11853
13 711 784 1252
4278
1496
1635
1680 11836
14 764 784 1252
4160
1496
1635
1680 11771
15 764 784 1252
4160
1496
1635
1680 11771
16 764 787 1268
4187
1505
1635
1680 11825
17 741 787 965 3248
1379
1635
1686 10441
18 721 787 981 3277
1387
1635
1556 10344
19 664 1106 981 372
4171
7165
0155
6 11397
20 664 1106 981 372
4171
7165
0155
6 11397
21 664 1106 981 386
5171
7165
0155
6 11538
22 724 1106 981 386
5171
7165
0155
6 11599
23 781 1106 981 386
5171
7165
0159
1 11690
24 710 1102 981 386
5171
7165
0155
6 11581
25 710 1269 996 391
9171
7165
0155
6 11816
26 656 1219 996 391
9171
7165
0157
8 11735
27 656 1219 996 391
9171
7165
0157
8 11735
28 656 1297 996 393
7173
1177
7151
3 11908
29 656 1388
1110
4115
1814
1806
2366 13256
30 656 1390
1149
4097
1811
1806
1534 12444
31 656 1390
1139
4106
1825
1806
1534 12457
32 708 1390
1300
5051
1965
1806
1534 13755
33 708 1390
1441
5362
2091
1803
1513 14307
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
c. Perjalanan Eksternal – Internal
Total seluruh perjalanan eksternal-internal sebesar
318.207 dengan perjalanan terbesar yang terbesar pada
zona 9 dengan jumlah perjalanan sebesar 11.408
perjalanan per hari.
Tabel IV.19 OD matrik Perjalanan Eksternal - Internal
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 36
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
d. Perjalanan Eksternal – Eksternal
Total seluruh perjalanan eksternal-eksternal sebesar
124.419 dengan perjalanan terbesar yang terbesar pada
zona 39 dengan jumlah perjalanan sebesar 22.471
perjalanan per hari.
Tabel IV.18 OD matrik Perjalanan Eksternal - Eksternal
O/D 34 35 36 37 38 39 40 Ti
34 0 2154 2199 6766 276
1 2385 2097 18362
35 1563 0 241
5 6651 2950 2768 151
3 17860
36 728 1461 0 5847 2131 1951 151
3 13631
37 2341 2585 265
4 0 2812 3702 313
8 17231
38 1735 1937 193
6 4679 0 3024 2499 15810
39 2896 3205 321
2 6006 3428 0 372
5 22471
40 2562 2392 240
2 5219 3048 3431 0 19054
Tj1182
5 137351481
7 351671712
9 172621448
4 124419Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Analisa besarnya jumlah perjalanan total berdasarkan tipe
pergerakannya dapat dilihat pada tabel berikut.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 37
Gambar IV.20 Jumlah Perjalanan Per Hari Terbesar
363.217 trip/hari
124.419 trip/hari
318.207
1.150.767
Tabel IV. 18 Jumlah Perjalanan Berdasarkan Tipe Pergerakan
Tipe Pergerakan Jumlah Persentase
Internal-Internal 1150767 58.64%Internal-Eksternal 363217 18.66%Eksternal-Internal 318207 16.32%Eksternal-Eksternal 124419 6.38%
Total 1956610 100%Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Pengolahan distribusi perjalanan yang merupakan hasil
wawancara rumah tangga dan tepi jalan, disajikan dalam
bentuk matriks asal dan tujuan perjalanan pada Tabel IV. 17
berikut:
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 38
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 39
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Tabel IV.19Matriks O/D Populasi Hasil Survey HI Tahun 2012 ( Trip Orang Per
Hari )
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 40
Tabel IV.20Matriks O/D Populasi Hasil Survey RSI Tahun 2012
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 41
Tabel IV.21Matriks O/D Populasi gabungan Hasil Survey HI, RSI, wawancara di Stasiun Solo Balapan dan bandara Adi Soemarmo Tahun 2012
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
8. Peramalan Distribusi Perjalanan
Setelah didapat Matrik Asal – Tujuan perjalanan di Kota
Surakarta tahun 2012, maka dilakukan analisis distribusi
perjalanan tahun rencana yaitu tahun 2022. Metode yang
digunakan dalam peramalan distribusi perjalanan adalah
metode gravity dengan dua batasan. Dibawah ini merupakan
contoh perhitungan dengan menggunakan metode gravity
dengan dua batasan (DCGR) dari zona 1 ke zona 2.
Langkah – langkah dalam peramalan dengan metode DCGR,
yaitu:
a. Mencari nilai β
Nilai β didapat dari hasil regresi dengan program SPSS 17.0.
Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi
adalah nilai jarak (Xi), Ln dari matiriks OD tahun 2012 (Y).
Nilai β yang didapat dari hasil SPSS 17.0, adalah :
b. Menghitung nilai fungsi eksponensial negatif (Exp.-β.Cid)
Dalam hal ini ukuran aksesibilitas yang dipakai adalah nilai
jarak tempuh antar zona.
1) Jarak 1 ke 2 = 1,8 Km
2) Nilai Exp.-β.Cid = Exp.-0,07.1,8
= 0,88
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 42
c. Menghitung nilai Bd = Ai.Pi’.(-βCid), iterasi 1.
1) Nilai Pi’ = 61458 perjalanan orang / hari
2) Nilai Exp.-β.Cid = 0,88
3) Nilai Bd = Pi’.Exp.-β.Cid = 61458x0,86 = 54182,28
d. Menghitung nilai Ai = Bd.Aj’.(-βCid), iterasi 2.
1) Nilai Aj’ = 53501 perjalanan orang / hari
2) ∑ Bd12 = 942820,95
3) Nilai Bd = 1/∑ Bd12
= 1/942820,95
= 0,00000106
4) Nilai Ai = Bd.Aj’.Exp-β.Cid
= 0,00000106x53501x0,88
= 0,050
Proses iterasi di atas dilakukan secara berulang. Jika nilai
Ai pada iterasi bilangan genap misal iterasi 6 & 8 sertanilai
Bd pada bilangan ganjil misal iterasi 5 & 7, tidak terlalu
berbeda, berarti sudahkonstan, sehingga bisa
langsungmenghitung Fully Constrained Gravity.
Langkah terakhir yaitu menentukan nilai matriks fully
gravity modelatau metode gravity dengan dua batasan.
Contoh perhitungannya yaitu:
1) Nilai Ai12 pada iterasi 12 = 0,938
2) Nilai Ai12 pada iterasi 14 = 0,938
3) Nilai Bd12 pada iterasi 13 = 0,00000106
4) Nilai Bd12 pada iterasi 15 = 0,00000106
5) Nilai dijⁿ = nilai Exp.-β.Cid = 0,88
6) Menghitung nilai matriks fully gravity model :
Ti-j = Ai.Bd.Pi’.Aj’.dijn
T12 = 0,938 x 0,00000106 x 61458 x 53501 x 0,88
= 2891,59 perjalanan orang / hari pada tahun 2022
Distribusi peramalan perjalanan kota Surakarta pada tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 43
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 44
Tabel IV.22 Matrik O/D Perjalanan kota Surakarta Tahun 2022
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
9. Analisa Pemilihan Moda
Modal Split merupakan suatu tahapan dalam proses
perencanaan angkutan dimana dalam tahap ini digunakan
untuk menentukan perjalanan - perjalanan yang
menggunakan berbagai jenis moda. Hal ini sangat penting
untuk mengestimasikan jumlah kendaraan dimasa yang
akan datang pada suatu jaringan jalan serta untuk membuat
analisis biaya keuntungan dari berbagai rencana alternatif.
Dari hasil wawancara rumah tangga yang telah dilakukan,
diperoleh prosentase pemilihan moda untuk melakukan
perjalanan pada daerah studi Kota Surakarta , yaitu sebagai
berikut :
a. Mobil pribadi : 1026perjalanan (13%)
b. Sepeda Motor : 4052perjalanan (49%)
c. Angkutan umum : 767 perjalanan (9%)
d. Sepeda : 1520perjalanan (18%)
e. Jalan kaki : 889 perjalanan (11%)
Dari data tersebut terlihat bahwa prosentasi pilihan moda
yang paling banyak pada wilayah studi Kota Surakarta
adalah sepeda motor, yaitu sebesar 49% dari seluruh
perjalanan di kota Surakarta
12%
49%
9%
18%11%
persentase pemilihan moda
Mobil
Motor
Angkutan umum
Sepeda
Jalan Kaki
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 45
Gambar IV.21 Diagram Penggunaan Moda Kota
Surakarta
Berdasarkan hasil survey wawancara rumah tangga
didapatkan proporsi penggunaan moda tiap zona yang
terlihat dalam tabel dan diagram dibawah ini .
Tabel IV.23 Penggunaan moda pada tiap zona di kota
Surakarta
ZONA
SEPEDASEPEDA MOTOR MOBIL
ANGKUTAN UMUM
JALAN KAKI
JML % JML % JML % JML % JML %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 24 10% 150 62% 32 13% 30 12% 24 3%2 70 18% 158 41% 45 12% 43 11% 66 17%3 36 16% 115 50% 22 9% 34 15% 25 11%4 29 9% 218 68% 36 11% 32 10% 7 2%5 67 22% 163 53% 19 6% 37 12% 20 7%6 27 8% 235 71% 35 11% 20 6% 16 5%7 12 6% 115 58% 26 13% 38 19% 6 3%8 39 18% 140 65% 23 11% 13 6% 1 0.4%9 17 9% 104 55% 26 14% 23 12% 19 10%
10 27 9% 169 56% 57 19% 39 13% 12 4%11 30 8% 203 55% 62 17% 45 12% 27 7%12 5 2% 119 46% 60 23% 65 25% 12 5%13 20 6% 193 57% 52 15% 54 16% 17 5%14 21 17% 50 40% 16 13% 26 21% 12 10%15 56 19% 127 44% 56 19% 31 11% 20 7%16 15 10% 82 55% 28 19% 16 11% 12 8%17 50 31% 62 38% 42 26% 7 4% 2 1%18 74 28% 124 47% 34 13% 26 10% 4 2%19 33 15% 85 39% 14 6% 50 23% 35 16%20 28 15% 109 60% 21 11% 13 7% 12 7%21 9 6% 82 56% 28 19% 21 14% 7 5%22 7 4% 92 59% 28 18% 22 14% 7 4%23 24 11% 94 43% 53 24% 43 20% 6 3%24 56 16% 197 56% 43 12% 44 13% 12 3%25 45 18% 120 48% 56 22% 26 10% 5 2%26 28 14% 97 49% 16 8% 47 24% 8 4%27 40 19% 110 51% 17 8% 41 19% 6 3%28 33 22% 78 51% 12 8% 23 15% 7 5%29 46 24% 107 56% 14 7% 13 7% 11 6%30 46 23% 93 47% 29 15% 11 6% 10 5%31 91 27% 159 47% 57 17% 20 6% 8 2%32 93 27% 155 46% 63 19% 25 7% 3 1%33 65 21% 143 47% 35 12% 48 16% 12 4%
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 46
Selanjutnya kita lihat prosentase pemilihan moda terkait
dengan maksud perjalanan pada digram berikut:
Bekerja
belajar
Belanja
Sosial
rekreasi
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
18.5%
3.2%
16.7%
5.1%
22.0%
64.4%
36.2%
24.1%
28.9%
20.0%
2.3%
19.0%
11.6%
10.2%
20.0%
2.3%
34.4%
34.7%
45.0%
20.0%
12.4%
7.2%
12.9%
10.9%
18.0%
mobil
motor
angkutan umum
sepeda
jalan kaki
Persentase pemilihan moda berdasarkan maksud per-jalanan
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari diagram batang di atas dapat kita lihat bahwa
penggunan moda jenis motor banyak digunakan oleh pelaku
perjalanan dengan maksud Bekerja yaitu sebesar 64.4%.
Selain itu pemilihan jenis moda motor juga mendominasi
perjalanan dengan maksud belajar yaitu sebesar 36,2%
yang hamper imbang dengan angkutan umum yaitu sebesar
34,4%. Sedangkan untuk maksud belanja, moda terbanyak
yang dipilih adalah moda angkutan umum yaitu sebesar
34,7% begitu juga dengan maksud perjalanan untuk
keperluan sosial yang 45%nya menggunakan angkutan
umum. Lain halnya dengan perjalanan untuk keperluan
rekreasi, moda yang banyak digunakan adalah mobil pribadi
dengan nilai yang hamper imbang dengan moda lain yaitu
sebesar 22%.
Selanjutnya dapat dianalisis mengenai hubungan antara
tingkat penghasilan penduduk dengan pemilihan kendaraan
di Kota Surakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 47
Gambar IV.22 Persentasepemilihan moda berdasarkan maksud perjalanan
tidak berpenghasilan
sampai dengan 1 jt
1 jt < penghasilan < = 2 jt
2 jt < penghasilan < = 3 jt
3 jt < penghasilan < = 4 jt
4 jt < penghasilan < = 5 jt
penghasilan > 5 jt
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
0.8%
0.0%
0.0%
3.0%
28.0%
58.7%
66.0%
25.0%
52.0%
70.8%
66.0%
57.0%
41.0%
33.0%
15.0%
10.0%
14.2%
14.0%
10.0%
0.3%
0.0%
33.0%
27.0%
10.0%
12.0%
5.0%
1.0%
26.0%
11.0%
5.0%
5.0%
0.0%
0.0%
mobil
motor
angkutan umum
sepeda
jalan kaki
Persentase pemilihan moda berdasarkan pendapatan
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari gambar di atas terlihat bahwa masyarakat di Kota
Surakarta dengan penghasilan tinggi yaitu diatas 4 juta
rupiah cenderung memilih menggunakan kendaraan pribadi
yaitu mobil pribadi dan motor dalam melakukan perjalanan.
Namun dapat kita lihat secara umum yang banyak menjadi
moda pilihan bagi penduduk kota Surakarta adalah moda
motor yang banyak sekali digunakan oleh seluruh kalangan
penduduk dari tingkat penghasilan rendah hingga
berpenghasilan tinggi
Analisis pemilihan moda juga dilakukan pada masing-masing
zona penelitian di kota Surakarta. Sebagai contoh pada zona
1 dapat diketahui prosentase penggunaan moda, yaitu
sebagai berikut :
13%
62%
12%10% 3%
Pemilihan moda Zona 1Mobil
Motor
Angkutan umum
Sepeda
Jalan Kaki
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 48
Gambar IV.23 Diagram Pemilihan Moda Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Gambar IV.24 Diagram Penggunaan
Dari gambar grafik prosentase penggunaan moda pada zona
1 dapat kita ketahui bahwa penggunaan moda untuk zona 1
masih didominasi oleh penggunaan sepeda motor dengan
jumlah prosentase yaitu 62 %, dan posisi kedua penggunaan
moda untuk zona 1 yaitu mobil dengan prosentase yaitu 13
% dan disusul dengan penggunaan sepeda sebesar 12%. Hal
tersebut menggambarkan bahwa penduduk pada zona 1
melakukan perjalanan ke tempat lain masih dominan untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan
menggunakan angkutan umum.
10. Analisa Pembebanan Perjalanan
Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dalam suatu jaringan
dapat diperkirakan sebagai hasil proses pengkombinasian
informasi O-D matrik, deskripsi sistem jaringan, dan
pemodelan pemilihan rute. Pada tahap ini, beberapa prinsip
digunakan untuk membebankan matrik asal tujuan
perjalanan pada jaringan jalan yang akhirnya menghasilkan
informasi lalu lintas pada setiap ruas jalan.
Dalam melakukan analisa kinerja jaringan jalan di Kota
Surakarta pada penulisan laporan umum ini digunakan
analisa pembebanan dengan menggunakan metode all or
nothing assignment without capacity restraint atau semua
pembebanan perjalanan tanpa memperhatikan kendala
kapasitas.
Tabel IV.24
Contoh Analisis Pemilihan Rute Perjalanan Menggunakan
Metode All or Nothing
Nama Jalan Node Perhitungan All Or
Nothing(smp/jam)
Brigjend. Slamet Riyadi 14 105 120 2537.58Dr. Rajiman 4 1107 1109 2664.67Jend. A. Yani 11 2304 2303 3228.18Yos Sudarso 5 603 501 1575.75Kol. Sutarto 2302 2303 1686.86Tentara Pelajar 1 2202 2301 2073.84Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 49
Hasil dari pembebanan model selanjutnya dibandingkan
dengan data volume lalu lintas hasil survai. Untuk menilai
baik atau tidaknya model jaringan yang telah dibuat perlu
dilakukan validasi dengan uji statistik. Uji statistik yang
digunakan untuk menguji apakah hasil pemodelan yang
dihasilkan dapat diterima atau tidak adalah Uji Chi-kuadrat,
terhadap 7 sample ruas jalan utama di wilayah studi Kota
Surakarta. Berikut adalah langkah – langkah validasi model
pembebanan dengan hasil survey lalu lintas :
a) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis altenatifnya
yaitu :
Ho : hasil survai (Oi) = hasil model (Ei)
H1 : hasil survai (Oi) ≠ hasil model (Ei)
Tingkat signifikan yang dipakai adalah 95% atau
= 0.05
Derajat kebebasan = 30 – 1 = 29 (n minimum)
Dengan = 0.05 dan df = 29 maka Chi-square (X2)
tabel = 42,5
Ho diterima jika : X2 hasil hitungan < X2 hasil tabel
H1 ditolak jika X2 hasil hitungan > X2hasil tabel
b) Menghitung Chi-kuadrat tiap link berdasarkan volume
hasil survey dan volume hasil model, dengan rumus :
(X2) =(Vol.Hasil survey – Vol.Hasil model)2 / vol. Hasil
model
Sebagai contoh, Berikut adalah perhitungan Chi-
kuadrat untuk ruas Jl. Slamet Riyadi (Gladak ) ,
sebagai berikut :
volume hasil survey : 2453 smp/jam
volume hasil model: 2537.58 smp/jam
(x2) = (2453 – 2537.58 )2 / 2537.58
= (-84.58)2 / 2537.58
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 50
= 2.8
Tabel. IV.25. Tabel Perbandingan Volume Lalu Lintas
Hasil Survey dengan Hasil Model
NO NAMA JALAN
SIMPUL (NODE)
VOLUME
(SMP/JAM)SURVE
YMODEL
1 Jend. A. Yani 11 2304 2303 3260 3228.182 Jl. Jendral Sudirman 118 1403 2743 2889.7783 Dr. Rajiman 4 1107 1109 2546 2664.674 jl.veteran 603 405 2547 2610.715 Brigjend. Slamet Riyadi 14 105 120 2453 2537.586 Tentara Pelajar 1 2202 2301 2080 2073.847 Jl. Bhayangkara 607 1110 1979 2065.48 Jl. MT. Haryono 2003 2009 2013 1967.479 Jl.Dr. Wahidin 1104 1105 1752 1756.23
10 Jl. Mangunsarkoro 2601 2901 1759 1689.4311 Kol. Sutarto 2302 2303 1597 1686.8612 Yos Sudarso 5 603 501 1587 1575.7513 Jl. Mongonsidi 1310 2304 1535 1504.6214 Jl. Alun-alun 402 403 1426 1340.8915 Jl. KH. Agus Salim 1002 1003 1915 1896.1616 Jl. KH. Saman Hudi 1003 1005 1288 1289.68917 Jl. Perintis Kemerdekaan 1005 1102 1472 1499.3518 Jl. Kebangkitan Nasional 1108 810 1867 1844.88419 Jl. Dr. Muwardi 1104 1103 2819 2973.1320 Jl. MT. Haryono 2009 2003 2013 1967.4721 Jl. Setiabudi 2002 2101 1523 1520.95122 Jl.RM.Said 2003 1207 1997 1924.97823 Jl. Hasannudin 1201 1206 1365 1366.12224 Jl. Balapan 1209 1301 1543 1608.8525 Jl. Mongonsidi 1301 1308 1444 1388.8826 Jl.DI. Panjaitan 1308 2201 2166 2128.2727 Jl.Kenanga 1101 1103 425 383.51428 Jl. Yosodipuro 1202 1217 2127 2231.8429 Jl. Dr. Supomo 808 1203 1639 1610.6430 Jl. Ronggowarsito 1203 801 1657 1666.148
Jumlah 56537 56892.28Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
(x2) = (Σ Qmodel – Σ Qsurvey)2 / Σ Qmodel
= (56892.28 - 56537)2 / 56892.28
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 51
= 2.21
Dengan melihat hasil validasi antara hasil model dengan
kondisi eksisting, maka dapat disimpulkan bahwa model
dapat diterima karana X2 hasil hitungan < X2 hasil tabel
yaitu (x2) hitungan = 2,21 sedangkan dari hasil tabel
(x2)=42,5.
11. Analisa Aksesibilitas
a. Aksesibilitas Antar Zona
Berdasarkan hasil analisa perbandingan antara jarak
sebenarnya dengan jarak lurus (crow fly distance ratio)
dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas yang terburuk
terdapat pada perjalanan dari zona7 ke zona1 dengan
angka banding JS/JL Rasio Tertimbang terbesar . Di
bawah ini dapat dilihat tabel terburuk dalam
aksesibilitas jarak antar zona.
Tabel IV.26 Perangkingan JS/JL
NO ASAL TUJUAN JS JL JS/SL RANKING1 24 32 6.00 1.90 3.16 12 32 23 4.50 1.80 2.50 23 32 16 7.40 3.00 2.47 34 16 32 6.50 3.00 2.17 45 33 30 2.80 1.30 2.15 56 22 32 5.50 2.60 2.12 67 31 30 1.90 0.90 2.11 78 11 27 6.10 2.90 2.10 89 24 30 6.70 3.20 2.09 9
10 14 28 6.70 3.20 2.09 10Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari table diatas dapat kita lihat 10 tingkat aksesibelitas
terburuk dari seluruh zona asal tujuan di kota Surakarta.
Terlihat dari table diatas, aksesibelitas terburuk adalah
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 52
dari zona 24 menuju zona 32 dengan rasio JS/JL sebesar
3,16.
Tabel IV.27 Perangkingan JS/JLDengan Rasio Tertimbang
No Asal Tujuan JS JL JS/JLTrip/hari
(tij) tij*JS/JL rangking1 8 11 2.5 1.3 1.92 7316 14069.66 12 7 11 2.4 1.6 1.50 6577 9864.76 23 11 7 2.1 1.6 1.31 6637 8711.55 34 11 8 1.3 1.3 1.00 7427 7426.60 45 24 32 6 1.9 3.16 2235 7059.39 56 1 11 3.8 2.8 1.36 5196 7051.31 67 1 8 2.3 1.5 1.53 4231 6487.73 78 33 30 2.8 1.3 2.15 2836 6107.53 89 11 1 3.2 2.8 1.14 5340 6103.17 9
10 31 32 1.8 1.2 1.50 4061 6091.28 10Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dari kesepuluh peringkatan JS/JL diatas dapat kita
ketahui zona yang memerlukan penanganan segera
karena memiliki demand yang besar. Dimana peringkat
terkritis adalah dari zona 8 ke zona 11 dengan nilai
JS/JLRasio Tertimbang sebesar 14070. Hal ini dikarenakan
ruas jalan yang menghubungkan kedua zona memiliki
tingkat perjalanan yang tinggi.
b. Aksesibilitas Dalam Zona
Aksesibilitas dalam zona, dapat terlihat dari analisa ratio
luas jalan dengan luas wilayah. Pada tabel di bawah
dapat terlihat peringkat terburuk, yaitu yang memiliki
aksesibilitas terendah.
Tabel IV.28 Perangkingan Aksesibilitas Dalam Zona
Zona
Luas jalan (Km²)
Luas Wilayah (Km²)
Ratio Rangking
1 2 3 4 52 0.020 1.548 0.013 19 0.015 1.036 0.015 2
27 0.022 1.192 0.018 325 0.028 1.409 0.020 433 0.036 1.824 0.020 529 0.038 1.162 0.033 6
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 53
3 0.031 0.920 0.033 724 0.074 2.223 0.033 815 0.061 1.746 0.035 932 0.075 2.015 0.037 1026 0.045 1.192 0.038 1128 0.038 0.993 0.039 1230 0.045 1.162 0.039 1316 0.040 0.946 0.043 1410 0.073 1.694 0.043 151 2 3 4 513 0.094 2.054 0.046 1631 0.095 2.015 0.047 1711 0.097 2.013 0.048 1821 0.045 0.912 0.049 1912 0.082 1.633 0.050 205 0.063 1.197 0.053 21
22 0.048 0.912 0.053 224 0.077 1.262 0.061 23
23 0.089 1.369 0.065 246 0.081 1.231 0.066 257 0.061 0.882 0.070 268 0.083 1.131 0.073 27
19 0.091 1.218 0.075 2818 0.102 1.343 0.076 2917 0.069 0.764 0.090 3020 0.105 1.123 0.093 311 0.110 1.088 0.101 32
14 0.084 0.796 0.105 33Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Aksesiblitas Kota Surakarta apabila dilihat dari rasio luas
jalan dan luas wilayah yang bermasalah atau yang
menempati posisi pertama adalah zona 2 Hal ini
dikarenakan rasio antara luas jalan dengan luas wilayah
kecil sehingga hal tersebut tidak efisien atau kurang
efektif dalam hal melakukan perjalanan. Dan pada zona
tersebut jaringan jalan yang telah terbangun tidak
seimbang dengan luas wilayah, sehingga kemudahan
dalam mencapai suatu lokasi pada zona 2 tidak efisien.
12. Desire Line
Hasil survai wawancara rumah tangga diperoleh garis
keinginan (desire line) yang merupakan pola perjalanan
yang ada di daerah studi. Disamping itu juga dibuat final
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 54
pola perjalanan dari hasil wawancara rumah tangga dan
wawancara tepi jalan. Desire line yang dibuat merupakan
bangkitan dari setiap zona serta tarikan pada setiap
zonanya. Contoh peta desire line (zona 1) dapat dilihat pada
peta di bawah ini :
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Surakarta 2012
Dapat dilihat di atas, tanda panah dengan berbagai macam
ketebalan menunjukkan jumlah perjalanan yang dilakukan,
semakin tebal garis menunjukkan tingkat perjalanan yang
makin tinggi. Hasil lengkapnya dapat dilihat dalam gambar
desire line yang terdapat pada lampiran.
E. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Pada dasarnya masalah transportasi merupakan suatu masalah
yang tidak dapat berdiri sendiri, dimana hal tersebut dapat pula
mempengaruhi bidang lainnya. Berdasarkan hasil analisa data
survai wawancara rumah tangga (Home Interview Survey) dan
survai wawancara tepi jalan (Road Interview Survey) yang telah
dilakukan di dalam wilayah studi Kota Surakarta, maka dapat
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 55
0-350
351-700
701-1050
1051-1400
1401-17501751-21002101-24502451-2800
Gambar IV.26 Peta Desire Line zona 1 Kota Surakarta
diidentifikasikan permasalahan-permasalahan dalam bidang
perencanaan transportasi yang terjadi di Kota Surakarta. Dimana
dalam pengidentifikasian permasalahan ini berpedoman pada hasil
perangkingan analisa aksesibilitas.
1. Berdasarkan hasil analisa perbandingan antara jarak
sebenarnya dengan jarak lurus (Crow Fly Distance Ratio) dapat
disimpulkan bahwaperingkat terburuk adalah dari zona 8 ke
zona 11 dengan nilai rasio tertimbang sebesar 14070. Hal ini
dikarenakan ruas jalan yang menghubungkan kedua zona
tersebut memiliki jumlah perjalanan yang tinggi serta rasio
JS/JL sebesar 1,92 yang berarti harus ditempuh kurang lebih 2
kali lipat dari jarak lurus.
2. Untuk aksesibilitas dalam zona terburuk adalah zona 2, dilihat
dari ratio luas jalan di bandingkan dengan luas wilayah,
dimana jumlah ratio tersebut adalah 0,013. Pada zona 2
tersebut jaringan jalan yang telah terbangun tidak seimbang
dengan luas wilayah pada zona 2, sehingga kemudahan dalam
mencapai suatu lokasi pada zona 2 tidak efisien.
3. Sedangkan untuk aksesibilitas dalam zona terbaik adalah zona
14, dilihat dari ratio luas jalan di bandingkan dengan luas
wilayah, dimana jumlah ratio tersebut adalah 0,105.
F. KESIMPULAN
Karakteristik perjalanan yang diperoleh dari hasil survai tersebut
adalah sebagai berikut :
1). Karakteristik Tata Guna lahan
Kota Surakarta memiliki sebaran tata guna lahan yang cukup
potensial menimbulkan adanya pergerakan yang cukup besar.
Hal ini karena di kota Surakarta tersebut terdapat beberapa
kawasan yang sebagai pusat suatu kegiatan yaitu sebagai
pusat industri, pusat perdagangan, dan kawasan sekolah.
Adapun penggunaan lahan di kota Surakarta terbanyak adalah
untuk pemukiman yaitu seluas 2809,64 ha atau sebesar 64%
dari luas kota Surakarta. Dan penggunaan terkecil untuk
taman yaitu seluas 12,59 ha atau sebesar 0,5% dari luas kota.
2). Karakteristik perjalanan kota Surakarta
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 56
Dari survai ini diperoleh karakteristik perjalanan yang terjadi di
dalam daerah studi, yaitu :
a. Total perjalanan yang dibangkitkan dari daerah studi Kota
Surakarta adalah 1.302.379 perjalanan orang per hari.
b. Perjalanan internal terbesar adalah dari zona 8 ke zona 11
sebesar 7.427 perjalanan orang per hari.
c. Perjalanan internal terkecil adalah dari zona 17 ke zona 16
sebesar 72 perjalanan orang per hari.
d. Perjalanan keluar terbesar adalah dari zona 33 ke zona 37
sebesar 5.362 perjalanan orang per hari.
e. Perjalanan keluar terkecil adalah dari zona 1 menuju zona
34 sebesar 568 perjalanan orang per hari.
f. Perjalanan masuk terbesar adalah dari zona 37 ke zona 7
sebesar 3.674 perjalanan orang per hari.
g. Perjalanan masuk terkecil adalah dari zona 36 menuju zona
3 sebesar 525 perjalanan orang per hari.
h. Dari hasil analisa data survai wawancara rumah tangga
yang dilakukan di Kota Surakarta dapat disimpulkan bahwa
prosentase terbesar dari maksud perjalanan adalah
perjalanan bekerja sebesar 51,5%, sekolah 32,8%, belanja
6,9%, rekreasi 1,8%, dan sosial 7,1% dari total perjalanan
dan yang terkecil adalah perjalanan rekreasi sebesar 1,8%.
3). Karakteristik Pemilihan moda
Dari hasil wawancara rumah tangga yang telah dilakukan,
diperoleh prosentase pemilihan moda untuk melakukan
perjalanan pada daerah studi Kota Surakarta , yaitu sebagai
berikut :
a. Mobil pribadi : 1026perjalanan (13%)
b. Sepeda Motor : 4052perjalanan (49%)
c. Angkutan umum : 767 perjalanan (9%)
d. Sepeda : 1520perjalanan (18%)
e. Jalan kaki : 889 perjalanan (11%)
4). Karakteristik Jaringan Jalan
Dari hasil perangkingan rasio jarak sebenarnya dengan jarak
lurus diketahui bahwa perjalanan dari zona 8 ke zona 11 adalah
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 57
yang paling buruk. Dimana dalam perangkingan, zona asal dan
tujuan tersebut menduduki rangking 1 (satu) yaitu mempunyai
aksesibilitas terjelek dan seharusnya mendapatkan
penanganan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan ruas jalan
yang menghubungkan kedua zona tersebut terlampau jauh,
sehingga dalam melakukan perjalanan dapat menempuh jarak
yang jauh bila dibandingkan dengan jarak lurus antar kedua
zona tersebut.
Zona-zona yang memiliki tingkat aksesibilitas jaringan jalan
yang rendah crow fly distance dikarenakan kurangnya fasilitas
transportasi (jaringan jalan) pada zona tersebut dibandingkan
dengan luas wilayahnya.
G. SARAN
1. Untuk jaringan jalan pada zona 8 ke 11 harus dilakukan
perbaikan , hal itu akan meningkatkan aksesibilitas yang masuk
pada zona tersebut dan secara otomatis hal itu akan
meningkatkan atau menimbulkan semangat tersendiri bagi
masyarakat untuk melakukan berbagai aktVitas misalnya
bekerja sehingga akan meningkatkan sosio-ekonomi daerah
tersebut.
2. Perlu adanya pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi pada
suatu anggota keluarga sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kemacetan yang berkepanjangan akibat
menumpuknya kendaraan pribadi pada suatu ruas jalan
tertentu.
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SURAKARTA DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KOTA SURAKARTA 2012/ STTD/ ANGK.XXX IV - 58