90
BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN, DITULIS TANGAN DIKERJAKAN SAAT JAM KULIAH SECARA PRIBADI, 1. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksnakan oleh perawat , disamping pasien dilibatkan untuk membehas dan melaksanakan asuhan keperawatan disebut…. a. Negosiasi b. Delegasi c. Ronde keperawatan d. Discharge planning e. PKMRS 2. Dibawah ini yang terlibat dalam melaksanakan ronde keperawatan adalah sebagai berikut kecuali… a. Perawat primer b. Konsuler c. Kepala ruangan d. Kepala departemen keperawatan e. Pasien/keluarga 3. Karakteristik dari ronde keperawatan adalah 1. Klien dilibatkan secara langsung 2. PP merupakan focus kegiatan 3. PA,PP dan konsuler melakukan diskusi bersama 4. PP memfasilitasi kreatifitas 4. Tujuan kegiatan ronde keperawatan adalah dibawah ini kecuali…. a. Menumbuhkan cara berpikir kritis b. Menumbuhkan pemikiran tentang hasil pengkajian yang bersal dari PP c. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan d. Meningkatkan validitas data klien e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja 5. Peran perawat primer dan perawat assosciate adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien 2. Menjelaskana masalah keperawatan utama 3. Menjelakskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan 4. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil 6. Peran perawat primer lain dan konsuler adalah … 1. Memberikan justifikasi 2. Menilai kebenaran dari masalah, intervensi dan tindakan 3. Mengarahkan dan koreksi 4. Memimpin jalannya ronde keperawatan 7. Yang berperan pada tahap pra ronde adalah a. Karu b. PP c. PA d. PP lain e. Konsuler 8. Pada tahap persiapan dalam ronde keperawatan adalah…. 1. Penetapan pasien 2. Penetapan tinbdakan keperawatan 3. Pemberian informed consent pada klien 4. Menduskusikan hasil temuan 9. Yang dilakukan tahap ronde pada bed pasien adalah … 1. Validasi data 2. Diskusi karu, PP, perawat konselor 3. Analisa data 4. Penyajian masalah

BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN, · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN, DITULIS TANGAN DIKERJAKAN SAAT JAM KULIAH SECARA PRIBADI, 1. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

dilaksnakan oleh perawat , disamping pasien dilibatkan untuk membehas dan melaksanakan asuhan keperawatan disebut…. a. Negosiasi b. Delegasi c. Ronde keperawatan d. Discharge planning e. PKMRS

2. Dibawah ini yang terlibat dalam melaksanakan ronde keperawatan adalah sebagai berikut kecuali… a. Perawat primer b. Konsuler c. Kepala ruangan d. Kepala departemen keperawatan e. Pasien/keluarga

3. Karakteristik dari ronde keperawatan adalah 1. Klien dilibatkan secara langsung 2. PP merupakan focus kegiatan 3. PA,PP dan konsuler melakukan diskusi bersama 4. PP memfasilitasi kreatifitas

4. Tujuan kegiatan ronde keperawatan adalah dibawah ini kecuali…. a. Menumbuhkan cara berpikir kritis b. Menumbuhkan pemikiran tentang hasil pengkajian yang bersal dari PP c. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan d. Meningkatkan validitas data klien e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

5. Peran perawat primer dan perawat assosciate adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien 2. Menjelaskana masalah keperawatan utama 3. Menjelakskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan 4. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

6. Peran perawat primer lain dan konsuler adalah … 1. Memberikan justifikasi 2. Menilai kebenaran dari masalah, intervensi dan tindakan 3. Mengarahkan dan koreksi 4. Memimpin jalannya ronde keperawatan

7. Yang berperan pada tahap pra ronde adalah a. Karu b. PP c. PA d. PP lain e. Konsuler

8. Pada tahap persiapan dalam ronde keperawatan adalah…. 1. Penetapan pasien 2. Penetapan tinbdakan keperawatan 3. Pemberian informed consent pada klien 4. Menduskusikan hasil temuan

9. Yang dilakukan tahap ronde pada bed pasien adalah … 1. Validasi data 2. Diskusi karu, PP, perawat konselor 3. Analisa data 4. Penyajian masalah

Page 2: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

10. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ronde adalah :

1. Penjelasan tentang klien oleh karu 2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus 3. Pemberian justifikasi oleh PP lain, karu, konselor, pasien dan keluarga 4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan

11. Penanggung jawab pengelolaan obat di ruangan rawat inap adalah… a. Kepala ruangan b. PP c. PA d. Staf farmasi e. Pembantu perawat

12. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan obat adalah… 1. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil keluarga diserahkan pada perawat tanpa

lembar serah terima obat 2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis, jumalh dan sediaan dalam kartu

control dan diketahui oleh keluarga 3. Keluarga mendapatkan salinan obat yang harus diminum tanpa kartu sediaan obat 4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat

13. Yang perlu diperhatikan saat pemberian obat adalah sebagai berikut, kecuali… 1. Menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping 2. Tempat/wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi 3. Pantau adanya efek samping pada pasien 4. Obat yang hilang/berkurang/ jumlah tidak sesuai dengan perhitungan diklarifikasikan

pada pasien 14. Dibawah ini tentang obat khusus adalah…

1. Memiliki harga yang cukup mahal 2. Menggunakan route pemberian yang cukup sulit 3. Memeliki efek samping yang cukup besar 4. Hanya dinerikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja

15. Bagian-bagian dalam serah terima obat adalah sebagai berikut, kecuali….

1. Identitas pasien 2. Nama, jumlah dan bentuk Lisonopril/X/tab 3. Tanda tangan dan nama yang menyerahkan dan menerima obat 4. Dosis dan cara misalnya 5 gr / oral

16. Bagian – bagian dalam buku pemberian obat adalah…. 1. Hari/tanggal/jam pemakaian obat 2. Hari/tanggal jam penyerahan obat sisa 3. Terapi/ dosis / cara pemberian obat 4. Sisa obat

17. Penulisan yang tepat tentang jadwal pemberian dan dosis obat Lisonopril 10 mg/tab diberikan 3 x 5 mg adalah… a. Lisonopril 3 x 5 mg/oral b. ½ - ½- 1/2 c. 10 – 10 – 10 d. 5 – 5- 5 e. B dan D benar

18. Dibawah ini termasuk contoh pendelegasian yang terencana ; 1. Tugas karu kepada katim 2. Tugas karu kepada penanggung jawab shift 3. Ketua tim kepada perawat pelaksana 4. Perawat pelaksana kepada perawat pelaksana

Page 3: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

19. Delegasi dalam praktik keperawatan professional sering ditemukan mengalami masalah , dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Ketidakefektifan atau kesalahan yang sering ditemukan anatara lain : 1. Under delegasi 2. Over delegasi 3. Pelimpahan yang tidak adekuat 4. Ketersediaan sumber dan sarana

20. Delegasi yang baik tergantung dari keseimbangan antara …. 1. Responsibility 2. Accountability 3. Autority 4. Efektivitas

21. Konsep dasar yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian adalah sebagai berikut, kecuali…. a. Delegasi adalah cara untuk mengurangi tanggung jawab b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasi seimbang c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya d. Dukungan perlu diberikan pada semua anggota e. Penerima tugas limpah harus aktif

22. Pendelegasian yang jelas harus meliputi unsure sebagai berikut, kecuali 1. Tujuan yang jelas secara fisik dan psikis 2. Target waktu 3. Pelaksanaan tindakan 4. Empowering

23. Dalam pendelegasian dukungan pada semua anggota sangat dibutuhkan seperti: 1. Suasana asertif 2. Empowering 3. Kemudahan melaksanakan tugas 4. Rasa kebersamaan

24. Dibawah ini merupakan tempat dan kapan pendelegasian dapat dilaksanakan, kecuali… a. Tugas rutin b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya c. Penyelesaian masalah d. Peningkatan kemampuan e. Tugas yang bersifat tekhnis

25. Dibawah ini adalah hal-hal yang menyebabkan manager gagal dalam pendelegasian, kecuali … a. Manager yang perfeksionis b. Manager tidak senang dengan pendelegasian c. Manager tidak tahu bagaimana delegasi dilakukan d. Manager tidak mempunyai otonomi untuk mendelegasikan e. Manager mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan

26. Dibawah ini adalah hal-hal yang menyebabkan staf resisten terhadap tugas limpah, kecuali….. a. Staf tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan b. Upaya staf yang pertama telah gagal c. Aktivitas staf mungkin tidak disetujui oleh manajer d. Staf memiliki ototnomi untuk melaksanakan e. Staf kurang percaya diri / pesimis bahwa supervisor akan mendukungnya

Page 4: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

27. Keberhasilan suatu tugas limpah akan ditentukan oleh factor-faktor tersebut dibawah ini,

kecuali … a. Komunikasi yang jelas dan lengkap b. Ketersediaan sumber dan sarana c. Monitoring d. Pelaporan kemajuan tugas limpah e. Kompromi atau negosiasi

28. Rencana kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang

dibuat setiap shif sesuai dengan peranya masing –masing diebut :

A. Rencana harian

B. Rencana bulanan

C. Rencana tahunan D. Rencana perawat pelaksana

29. Dalam Metode penugasan Tim- Primer, yang membuat perencanaan asuhan keperawatan merupakan

tugas dari seorang : A. Kepala Ruangan

B. Ketua Tim

C. Kepala ruangan – Ketua Tim D. Ketua Tim – Perawat Pelaksana

30. Komunikasi Katim & perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift

tersebut yang dipimpin oleh Katim, disebut : A. Operan

B. Pre converence

C. Post converence

D. Ronde keperawatan

31. Pre converence bisa ditiadakan bila :

A. Yang dinas hanya satu orang D. Hari minggu / libur

B. Katim berhalangan hadir E. Ada kasus darurat C. Karu ada kepentingan lain

32. Tujuan dari Ronde Keperawatan adalah, kecuali :

A. Mendiskusikan alternative penyelesaian masalah asuhan keperawatan B. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan

C. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus

D. Meningkatkan hubungan personal antara pasien satu dengan yang lain.

33. Yang bertugas melakukan audit asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,

kemudian menindak lanjutinya adalah :

A. Kepala ruang

B. Katim

C. Perawat primer

D. Perawat pelaksana

34. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh

perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan

tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim:

A. Catatan harian

B. Supervisi C. Pendelegasian

D. Ronde keperawatan

Page 5: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah :

A. Kepala ruang B. Katim

C. Perawat primer

D. Perawat pelaksana

36. Yang memimpin kegiatan pre dan post conferen adalah :

A. Kepala ruang

B. Katim C. Perawat primer

D. Perawat pelaksana

37. Tujuan dilaksanakan supervisi adalah ..... a. Pemenuhan kebutuhan akreditasi b. Peningkatan ketrampilan perawat c. Peningkatan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas d. Pemenuhan dan peningkatan pelayanan yang berfokus pada kebutuhan dan

keterampilan perawat e. Semua salah

38. Peran supervisor adalah : 1. Perencana 3. Pengarah 2. Pelatih 4. Penilai

39. Dibawah ini adalah prinsip supervisi yang meliputi .... 1. Dilakukan sesuai struktur organisasi 2. Dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan motivasi 3. Proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana 4. Fungsi supervisi bersifat sangat rahasia yang dilakukan secara mendadak

40. Yang diperlukan oleh seorang supervisi adalah ..... 1. Pengetahuan dasar manajemen 2. Keterampilan hubungan antar manusia 3. Kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan 4. Pengalaman kerja lebih 25 tahun

41. Dibawah ini adalah pelaksana supervisi, kecuali : 1. Kepala ruangan 2. Ka Bid Perawatan 3. Kasi Perawatan 4. Perawat pelaksana

42. Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan kompetensi yang harus dimiliki dalam

melaksanakan supervisi : 1. Interpersonal 3. interpreneur 2. Knowledge 4. Soaio ekonomi

43. Timbang terima dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh .....

a. Kepala ruangan b. Penanggung jawab tim sore c. Penanggung jawab tim malam d. Perawat yang ada e. Wakil kepala ruangan

Page 6: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

44. Pelaksanaan timbang terima dilakukan di ..... a. Nurse station b. Ruang kepala ruangan c. Ruang supervisor d. Salah satu ruang pasien e. Salah semua

45. Tahap persiapan pelaksanaan timbang terima dilaksanakan di ....

a. Nurse statiton b. Bed pasien c. Ruang Karu d. Ruang PP yang dinas saat itu e. Benar semua

46. Yang berperan penting dalam timbang terima saat melakukan validasi data di bed pasien

adalah : a. Kepala ruangan b. Perawat Primer c. Perawat Assosiate d. Supervisi e. Semua benar

47. Valisadi data saat di pasien seharusnya tidak berulang-ulang dengan alokasi waktu tiap pasien : a. 3 menit b. 5 menit c. 10 menit d. 15 menit e. 20 menit

48. pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok

klien dan perawat disebut : a) Metode Fungsional b) Metode TIM c) Metode Primer. d) Metode Kasus e) Survey kasus

49. Beban kasus pasien untuk satu perawat primer adalah :

a) 1- 2 orang b) 2-3 orang c) 4-5 orang d) 4-6 orang e) 6-7 orang

50. Dalam Metode penugasan Tim- Primer, yang membuat perencanaan asuhan keperawatan

merupakan tugas dari seorang : E. Kepala Ruangan F. Ketua Tim G. Kepala ruangan – Ketua Tim H. Ketua Tim – Perawat Pelaksana I. Clinikal instrktur

Page 7: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Essay: 1. Pada Program pembuatan MPKP pada tahapan perencanaan ada tahapan penyiapan perangkat

praktek, sebutkan ? 2. Pada tahap perencanaan ada tahapan mencari data , sebutkan cara pengkajian data yang biasa

dilakukan di praktek manajemen ?

3. Sebutkan kegiatan dalam pengawasan/actuating ? 4. Indikator mutu umum pada proses pengendalian antara lain adalah :

5. Indikator mutu khusus pada proses pengendalian antara lain adalah :

6. Jelaskan tentang tahap pengorganisasian dalam organisasi ?

7. Sebutkan kegiatan manajemen pada proses pengorganisasian ? 8. Jelaskan tentang BOR ?

9. Jelaskan tentang ronde keperawatan ?

10. Jelaskan tentang supervise ?

Page 8: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

APLIKASI PRAKTIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM DALAM KEPERAWATAN BAGI

MAHASISWA

A. Pendahuluan Pelaksanaan praktek manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan bagi mahasiswa

keperawatan merupakan salah satu aplikasi penerapan ilmu manajemen dan kepemimpinan di lahan praktek ( rawat inap) yang mengacu pada bidang keilmuan manajemen, dengan beban studi kurang lebih 3 SKS. Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan menekankan pada penerapan konsep – konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata. Diharapkan setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menerapkan dan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang professional.

Secara operasional dan teknis pada saat praktek mahasiswa diharapkan mampu peserta mampu : 1. Melaksanakan pengkajian di Ruang praktek. 2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa penyelesaian masalah seperti SWOT. 3. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah sesuai dengan kondisi ruangan 4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan

Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.

5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.

6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.

Kompetensi yang diharapkan untuk mencapai tujuan khusus tersebut diatas meliputi:

No

Tahapan Proses Keperawatan

Peran Kepala Ruangan/ Karu Peran Ketua Tim/ Katim Peran pelaksana

1 Pengkajian Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen

Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen

Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen

2 Perencanaan

Fungsi perencanaan Fungsi ketenagaan

Bersama katim membuat visi dan misi ruangan

Bersama katim menyusun standart kerja diruangan yang terdiri dari : - Tata tertib kerja - SAK - SOP

Menyusun perangkat MPKP - kartu anggota Tim, - Format catatan harian - Format pengkajian awal

keperawatan, - penentuan 10 (sepuluh)

diagnosa yang sering

Bersama karu membuat visi dan misi ruangan

Bersama Karu menyusun standart kerja diruangan yang terdiri dari : - Tata tertib kerja - SAK - SOP

Menyusun perangkat MPKP - kartu anggota Tim, - Format catatan harian - Format pengkajian

awal keperawatan, - penentuan 10

Melaksanakan pembagian tugas yang diberikam katim

Melaksanakan rencana asuhan keperawatan

Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan mengikuti ronde keperawatan bersama katim dan

Page 9: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

muncul - Format pendelegasian, - Format discharge

planning, - format audit

dokumentasi, - Format penghitungan

BOR, LOS, TOI

Menunjuk katim

Mengikuti serah terima klien

Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien

Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan Berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

Merencanakan logistik ruangan /fasilitas ruangan

Melakukan pendokumentasian

(sepuluh) diagnosa yang sering muncul

- Format pendelegasian, - Format discharge

planning, - format audit

dokumentasi, - Format penghitungan

BOR, LOS, TOI

mengadakan serah terima tugas

Bersama karu melakukan pembagian tugas

Menyusun rencana asuhan keperawatan sekelompok klien

Mengidentifikasi kesiapan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan

Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan

Mengorientasikan klien baru pada lingkungan

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian rencana keperawatan dan lembar kerja

kepala ruangan

3 Implementasi

Fungsi pengorganisasian

Merumuskan sistem penugasan

Membuat struktur organisasi

Menjelaskan rincian tugas ketua tim

Bersama Katim membuat jadual dinas perawat

Membuat klasifikasi pasien

Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruang rawat

Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan/fasilitas

Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek

Mendelegasikan tugas pada ketua tim

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

Merumuskan sistem penugasan

Membuat struktur organisasi

Menjelaskan rincian tugas ketua tim

Bersama Katim membuat jadual dinas perawat

Membuat klasifikasi pasien

Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat

Membegi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan klien

Membuat rincian tugas anggota tim dalam pemberian askep

Mampu mengkoordinasi pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan lain

Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim

Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan pada anggota tim

Melaksanakan tugas sesuai system penugasan yang diberikan oleh katim

Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana keperawatan

Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim dan mempertanggungjawabkannya

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan

Page 10: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Melakukan pelaporan danpendokumentasian

4 Fungsi Pengarahan

Memberikan pengarahan kepada ketua tim

Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap anggota tim

Melakukan Operan bersama ketua tim

Mengatur pendelegasian kepada bawahan

Melakukan supervisi

bersama Katim dan tim lainnya

Memberikan pengarahan kepada anggota tim

Memberikan informasi yang berhubungan dengan askep

Mengawasi proses pemberian askep

Melibatkan anggota tim dari awal s/d akhir kegiatan

Memberikan pujian, motivasi pada anggota tim

Melakukan pre dan post conferen

Melakukan supervise bersama Karu

Mengawasi discharge planning

Melaksanakan tugas sesuai sistem penugasan yang diberikan oleh katim

Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana keperawatan

Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim

Melakukan pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan

4 Evaluasi

Fungsi pengendalian

Mengevaluasi kinerja katim

Memberikan umpan balik pada kinerja katim

Meneliti kepuasan klien dan keluarga

Menghitung BOR, LOS dan TOI

Melakukan audit dokumen

Melakukan audit kasus infeksi nosokomial

Mengatasi masalah di ruang rawat & menetapkan tindak lanjut

Memperhatikan aspek legal & etik keperawatan

Melakukan pelaporan & pendokumentasian

Mengevaluasi asuhan keperawatan

Memberikan upan balik pada pelaksana

Memperhatiakan aspek legal & etik

Melakukan pelaporan & pendokumentasian

Mengevaluai asuhan keperawatan

Memberikan umpan balik pada pelaksana askep

Memperhatikan aspek legal & etik

Melakukan pelaporan & pendokumentasian

B. Pelaksanaan

Secara umum pelaksanaan praktek manajemen terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

Minggu kegiatan keterangan Minggu : I Tahap persiapan

Pre test

Pengkajian kelayakan diruang rawat inap 1. Kuesioner (untuk perawat para perawat pelaksana) 2. Wawancara (dengan kepala ruang) 3. Observasi (kondisi ruang perawatan) 4. Survey kepuasan awal

Penyiapan perangkat MPKP - Visi, Misi, Falsafah rungan untuk Kelompok praktek - Struktur organisasi - Job diskripsi - Membuat SOP ( + 10 buah)

Page 11: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

- Membuat SAK ( + 10 buah) - Standart kinerja kelompok - Kartu anggota kelompok - Kartu rencana harian - Format pengkajian - Format jadual dinas - Format daftar nama pasien Desiminasi awal

Minggu II-IV Tahap pelaksanaan praktek

Penerapan MPKP diruangan (peran sebagai kepala ruang, perawat primer, perawat pelaksana, preseptorship) - Dokumentasi Keperawatan - Penerimaan Pasien Baru - Timbang Terima - Pre dan Post conferent - Case conferen/Ronde keperawatan - Supervisi - HE/PKMRS - Pendelegasian - Discharge Planning Audit - dokumentasi asuhan keperawatan - kepuasan pasien, dokter, perawat dan tenaga kesehatan

lainnya - angka cedera - infeksi nosokomial - dan lainnya

Minggu V Evaluasi kegiatan

Persiapan desiminasi akhir Desiminasi akhir Penyusunan laporan kegiatan

Page 12: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

1. Minggu : I Tahap persiapan

Pada minggu pertama kelompok mahasiswa harus melakukn kajian secara menyeluruh untuk menyiapkan praktek manajemen dengan benar. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pengorganisasian kelompok secara baik, yaitu dengan membagi tugas ada yang menyiapkan perangkat MPKP, ada yang melakukan analisis data (kuesioner, wawancara, dan observasi), dan ada tim khusus yang sudah melakukan analisis data yang sudah didapatkan sehingga dalam waktu 1 minggu semua yang dibutuhkan sudah siap dan tentunya juga siap untuk melakukan desiminasi awal. Berikut salah satu alat pengkajian yang bisa digunakan pada praktek yang terdiri dari 3 elemen alat yaitu (1) kuesioner untuk mengetahui kondisi dan keadaan rungan dari para perawat pelaksana; (2) lembar wawancara untuk mengethaui kondisi kebijakan dan lainya yang diperlukan dengan perawat kepala ruang; dan (3) lembar observasi (untuk melihat kondisi ruang). Dari lembar kuesioner inilah maka mahasiswa akan mendapatkan data yang akan diolah sebagai informasi awal untuk menganalisis dan memutuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada praktek minngu berikutnya dan sebagai bahan desiminasi awal. Contoh: kuesioner, lembar wawancara dan lembar observasi untuk pengkajian praktek manajemen

dan kepemimpinan dalam keperawatan

Praktek Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes ..................... Surabaya STIKER

IDENTITAS FORMAT PENGKAJIAN DATA PRAKTEK MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN DATA PRAKTEK MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT …………………………… Yang terhormat rekan-rekan perawat

Dalam rangka kegiatan praktek Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan mahasiswa SI Keperawatan Stikes rs rs Surabaya, bersama ini saya mohon kesediaan rekan-rekan untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan benar.

Kuesioner tidak bertujuan untuk menilai kinerja dan pengetahuan rekan-rekan, tetapi untuk memperoleh gambaran yang tepat tentang pelaksanaan manajemen pelayanan dan asuhan keperawatan serta hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaannya. Hasil kajian yang diperoleh dari rekan-rekan, merupakan masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan di Rumah Sakit ……………………………….

Kuesioner ini mencakup dua bagian, yaitu bagian pertama berisi data sosio demografi dan bagian kedua berisi tentang fungsi-fungsi manajemen keperawatan. Segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan akan digunakan hanya untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit ini. Terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya. Mahasiswa Praktek ………………….. A. DATA SOSIO DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda pada salah satu pilihan jawaban yang menurut saudara benar dan menuliskan jawaban singkat pada tempat yang disediakan. 1. Usia : ………………….. tahun 2. Nama Ruangan :……………………………. 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Status Pernikahan : Belum Menikah Menikah Janda Duda 5. Pendidikan formal keperawatan yang anda miliki : SPK SPK + Bidan DIII S1 Lain-lain sebutkan :……………………… 6. Masa kerja di rs :rs..... tahun 7. Status Kepegawaian : PNS PHL

Lain-lain : rsrsrsrs... 8. Selama bekerja di Rumah Sakit ini anda mengikuti pelatihan/penataran yang diselenggarakan di dalam

maupun di luar rs ini : Tidak Pernah

Pernah, sebutkan : ………………………………………..

logo

Page 13: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

B. Fungsi-fungsi Manajemen Petunjuk Pengisian : Beri tanda (V) pada salah satu kolom yang disediakan Keterangan pilihan jawaban: Selalu, bila anda selalu melakukan tindakan seperti yang dituliskan dalam pernyataan.

Sering, bila anda hampir selalu melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan.

kadang-kadang, bila anda hampir tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan.

Tidak pernah, bila anda tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan.

NO PERNYATAAN selalu sering kadang kadang

tidak pernah

A Fungsi Perencanaan

1 saya memahami visi, misi, tujuan dan filosofi ruangan/Rumah Sakit

2 Saya melaksanakan asuhan keperawatan berpedoman pada standart asuhan keperawatan (SAK) yang ada diruangan

3 Saya melaksanakan prosedur keperawatan berpedoman pada standart operasional prosedur (SOP) yang ada diruangan

4 saya bekerja berdasarkan peraturan (juknik) yang ada di ruangan/rumah sakit

5 sistem informasi manajemen (komunikasi) diruangan berjalan dengan baik

B Pengorganisasian selalu sering kadang kadang

tidak pernah

1 Sistem pemberian asuhan keperawatan di ruangan dengan metode MPKP

2 Saya memahami struktur organisasi dan job diskripsi yang ada di ruangan

3 Saya bekerja sesuai dengan uraian tugas yang ditentukan oleh ruangan

4 Jumlah tenaga keperawatan yang ada diruangan telah sesuai dengan beban kerja

5 Pengaturan shif jaga perawat di ruangan berdasarkan tingkat ketergantungan klien

D Pengarahan selalu sering kadang kadang

tidak pernah

1 setiap dinas ada program operan antar ship sehingga saya mengerti pekerjaan yang akan saya lakukan

2 Setiap dinas pagi setelah operan ada kegiatan pre konferen dan post conferent dari kepala tim untuk menjelaskan pekerjaan yang di lakukan

3 kegiatan supervisi sudah dilakukan diruangan baik secara insidentil maupun terjadual

4 kegiatan ronde keperawatan diruang sudah dilakukan untuk menyelesaikan kasus kompleks diruangan

5 Kegiatan Discharge planning diruang sudah dilakukan

E Pengendalian selalu sering kadang kadang

tidak pernah

1 Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung BOR

2 Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung ALOS

3 Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung TOI

4 Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian infeksi nosokomial

5 Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian jatuh

6 Diruangan saya dilakukan evaluasi terhadap kinerja perawat diruangan masing-masing yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana

7 Diruangan saya dilakukan evaluasi terhadap kepuasan pasien

Page 14: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

PEDOMAN WAWANCARA KEPALA RUANGAN

A. Fungsi Perencanaan 1. Apakah Ruagan punya Visi, dan apa visinya .... 2. Apakah Ruagan punya misi, dan apa misinya .... 3. Apakah ruang telah memiliki standart kinerja sebagai pedoman para staf ? 4. Apakah ruang telah memiliki standart asuhan keperawatan (SAK) sebagai pedoman para staf dalam

melakukan asuhan keperawatan? 5. Apakah ruang telah memiliki standart operasional prosedur (SOP) sebagai pedoman para staf dalam

melakukan prosedur keperawatan ? B. Fungsi Pengorganisasian

1. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi ? 2. Apakah setiap staf sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi tiap tenaga keperawatan ? 3. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas ? 4. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan? 5. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP ?

C. Fungsi Pengarahan 1. Apakah supervisi dilakukan secara rutin dan berkala ?

a. bagaimana bentuknya? b. Siapa yang mensupervisi ? c. Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ? d. Kegiatan apa saja yang disupervisi ?

2. Apakah operan dilakukan secara rutin dan berkala ? a. bagaimana bentuknya? b. Siapa yang mensupervisi ? c. Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ? d. Kegiatan apa saja yang disupervisi ?

3. Apakah pre dan post coferen dilakukan secara rutin dan berkala ? a. bagaimana bentuknya? b. Siapa yang mensupervisi ? c. Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ? d. Kegiatan apa saja yang disupervisi ?

D. Fungsi pengendalian 1. Bagaimana penerapan terhadap penerapan SAK dan SOP yang ada 2. Adakah ada tim pengendali mutu diruangan 3. Bagaimana melakukan penilaian mutu keperawatan terhadap :

a. Penghitungan BOR b. Penghitungan ALOS c. Penghitungan TOI d. Penghitungan angka infeksi nosokomial e. Penghitungan angka cedera

PEDOMAN OBSERVASI

No Objek Observasi Hasil Observasi

Ada Tidak Ada

1 Visi Ruangan

2 Misi umah Sakit

3 Standart asuhan keperawatan (SAK)

4 Standart Operasional prosedur (SOP)

5 Struktur organisasi ruangan

6 Ketersediaan format pengkajian keperawatan

8 BOR

9 ALOS

10 TOI

11 Angka infeksi nosokomial

12 Angka cedera

Page 15: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Contoh Proposal Desiminasi Awal

DESIMINASI AWAL

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN DI RUANG…RUMAH SAKIT..........SURABAYA

OLEH :

KELOMPOK 1A

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NURSE STIKES .................SURABAYA

SURABAYA 2015

LAPORAN

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN DI RUANG…RUMAH SAKIT..........SURABAYA

OLEH :

1. Adi Baskoro (Nim. 123.0022)

2. Adi Cahyono (Nim. 123.0023) 3. Dst....

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NURSE STIKES .................SURABAYA

SURABAYA 2015

LOGO

LOGO

Page 16: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

LEMBAR PERSETUJUAN

DESIMINISI AWAL

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN DI RUANG…RUMAH SAKIT..........SURABAYA

Proposal desiminasi awal ini telah diuji dan disetujui oleh

Pembimbing Institusi dan Pembimbing Lahan

Hari/Tanggal : 25 April 2015

Pembimbing Klinik I

Sutiyo, M.Kep., Ns

Nip.:rsrsrs....

Pembimbing Institusi

Sukiman, M.Kep., Ns

Nip.:rsrsrs....

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya sehongga penulis dapat menyelesaikan proposal desiminasi awal praktik manajemen keperawatan di Ruangrsrs.Rumah Sakit

rsrsrsrsSurabaya dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan. Penyusunan laporan proposal ini digunakan

sebagai persyaratan pencapaian nilai dan kompetensi dalam mata kuliah manajemen keperawatan di Program

Pendidikan Nurse STIKES rs rs surabaya.

Penulis menyadari berat kiranya menyelesaikan proposal ini tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari para

pembimbing serta semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terima kasih, rasa hormat dan penghargaan kepada:

1. Ibu..........., selaku Ka Prodi Pendidikan Nurse STIKES rsrsrs... Surabaya.

2. Bapak ..........., selaku pembimbing institusi STIKES rsrsrs...Surabaya.

3. Ibu ..........., selaku pembimbing lahan Rumah sakit rsrsrs.... Surabaya

4. Semua perawat di Ruang Surabaya Rumah sakit ............ Surabaya atas kerja sama selama pengumpulan data.

5. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan yang telah

diberikan.

Penulis menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur sehingga proposal

desiminasi awal ini dibuat dengan sederhana baik dari segi sistematikanya maupun isinya jauh dari sempurna.

Tak ada matahari yang tak terbenam tak ada laut yang tak bergelombang, begitu juga tidak ada manusia yang

sempurna, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan semoga

proposal ini bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut.

Surabaya, April 2015

Kelompok 1A

Page 17: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER LUAR ............................................................................................................................. i COVER DALAM .......................................................................................................................... ii LEMBAR PErsETUJUAN ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................................ vi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2 1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................................................... 2 1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................................... 3 1.3 Manfaat ............................................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN LAHAN 2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktik ............................................................... 5 2.1.1 Sejarah Singkat .................................................................................................................... 5 2.1.2 Falsafah, Motto,Visi, Misi dan Tujuan ................................................................................... 5 2.1.3 Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan ........................................................................................... 7 2.2 Pengumpulan Data ............................................................................................................... 8 2.2.1 Data Umum ......................................................................................................................... 8

1) Tenaga dan Pasien (M1 - Man) .................................................................................... 8

2) Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2 - Material) .......................................................... 10 3) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 - Methode) ............................................. 15 4) Pembiayaan (M4 - Money) ........................................................................................... 18 5) Pemasaran (Marketing) ................................................................................................ 19

2.2.2 Data Khusus ........................................................................................................................ 20 2.3 Prioritas Masalah ................................................................................................................. 29 2.4 Alternatif Penyelesaian Masalah ........................................................................................... 31 BAB 3 PERENCANAAN KEGIATAN ........................................................................................ 36

3.1 Fungsi Perencanaan ............................................................................................................. 37 3.2 Fungsi Pengorganisasian ...................................................................................................... 41

3.3 Fungsi Pengarahan ....... ......... .............................................................................................. 47

3.4 Fungsi Pengendalian ............................................................................................................ 64 BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................................... 71 4.1 Simpulan ............................................................................................................................. 71 4.2 Saran ................................................................................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 75 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................. 76 Pengkajian awal ............................................................................................................................ 76

Visi dan Misi ruangan ................................................................................................................... 84 SPO Tindakan ............................................................................................................................... 85 SPO Fungsi Pengarahan ................................................................................................................ 105 SAK Medis ................................................................................................................................. 140 SAK Diagnosa Kep ....................................................................................................................... 172 Standar kinerja .............................................................................................................................. 229 Struktur organisasi ........................................................................................................................ 230

Page 18: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu disiplin ilmu dan profesi yang selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam pengaplikasiannya diharapkan pelayanan berorientasi pada suatu pelayanan profesional bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Oleh karena besarnya tuntutan akan pelayanan keperawatan profesional di era sekarang ini, maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengelola agar

pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus, 2006). Struktur dalam MPKP meliputi penetapan dalam jumlah tenaga keperawatan, penetapan jenis tenaga keperawatan dan penetapan rencana asuhan keperawatan. Beberapa metode dapat digunakan dalam praktik keperawatan profesional seperti metode keperawatan primer, metode tim dan manajemen kasus. Nilai-nilai tentang penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien, melakukan yang terbaik bagi klien, dan tidak merugikan klien merupakan nilai-nilai yang perlu ditingkatkan dalam suatu pelayanan profesional.

MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan

MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Setiap unit keperawatan memiliki upaya untuk menerapakan model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antaraketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien, Usia, diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatanpenerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat

dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Oleh karena meningkatnya tuntutan akan pelayanan profesional seperti yang sudah dijabarkan di atas maka kami mencoba

mengaplikasikan metode Model Praktik Keperawatan Profesional dengan metode tim, dimana pelaksanaannya melibatkan pasien diruang rsrsrs.Rumah sakit rsrsrsrsSurabaya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan

tentang prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional yang sesuai dengan ruangan tersebut.

1.2.2 Tujuan Khusus Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik manajemen keperawatan, diharapkan agar mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi pengkajian masalah terkait fungsi manajemen 2. Melaksanakan fungsi perencanaan yang meliputi pembuatan visi, misi ruangan, SPO, SAK, dan penyusunan standart kerja

di ruangan dan menyusun perangkat MPKP 3. Melaksanakan fungsi pengorganisasian meliputi pembuatan struktur organisasi, uraian tugas, jadwal dinas perawat, dan

daftar pasien 4. Melaksanakan fungsi pengarahan berdasarkan hasil pengkajian meliputi timbang terima, pre dan post conference,

pendelegasian, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, PKMrs, discharge planning 5. Melaksanakan roleplay MPKP berdasarkan hasil pengkajian Model Praktik Keperawatan Profesional meliputi timbang

terima, pre dan post conference, pendelegasian, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, PKMrs, discharge planning 6. Mengevaluasi pelaksanaan dan evaluasi MPKP berdasarkan hasil pengkajian MPKP timbang terima, pre dan post

conference, pendelegasian, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, PKMrs, discharge planning 7. Melaksanakan fungsi pengendalian meliputi audit dokumentasi, survey kepuasan pasien dan perawat, dan indikator mutu

1.3 Manfaat

Laporan Praktik Manajemen Keperawatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1.3.1 Bagi Rumah sakit

Sebagai bahan informasi tambahan dan masukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam pelayanan rs dan kualitas manajemen di setiap ruangan.

1.3.2 Bagi Ruangan Sebagai masukan dan informasi kepada perawat ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terutama dalam efektifitas pengisian pengkajian keperawatan.

1.3.3 Mahasiswa Keperawatan

Sebagai pembelajaran ini bagi mahasiswa praktik untuk meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada pasien.

BAB 2

TINJAUAN LAHAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang gambaran umum Rumah Sakit dan ruang praktik, pengumpulan data di ruang praktik, identifikasi masalah, prioritas masalah dan rencana strategis.

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktik

2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Pada tanggal 7 Agustus 1950 Angkatan Laut Kerajaan Belanda menyerahkan Marine Hospital Surabaya kepada ALRI.

Page 19: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Dengan adanya peristiwa itu maka lahirlah rsAL Surabaya yang menempati Sayap Timur R.S. Karang Menjangan, dengan kapasitas 129 tempat tidur. Tugas pertama rumah sakit adalah melaksanakan dukungan kesehatan terhadap ALRI dengan kegiatan seleksi calon dan anggota serta pengobatan anggota yang sakit.

Pada tanggal 20 Desember 1962, rsAL Wonocolo diresmikan penggunaannya oleh Panglima Kodamar / Armada atas nama

Menteri / Kepala Staf Angkatan Laut. Pada tanggal 20 Pebruari 1974 Berdasarkan surat keputusan Kasal nomor : Skep/ 5401.2/ II/ 1974 tanggal 20 pebruari 1974 tentang pemberian nama kepada R.S.A.L. Surabaya menjadi RUMAH SAKIT .... ....

2.1.2 Falsafah Keperawatan, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan 1. Falsafah Keperawatan

Falsafah keperawatan merupakan nilai-nilai yang diyakini dan merupakan kegiatan yang menjadikan rujukan dari semua keperawatan dan menjadi juga merupakan arahan dari seluruh perencanaan jangka panjang. Berdasarkan misi dan tujuan pelajaran keperawatan maka seluruh perawat RUMAH SAKIT .... ... meyakini bahwa :

a. Pasien sebagai individu yang mempunyai martabat, kebutuhan bio, psiko dan spiritual yang harus dipertimbangkan saat memberikan pelayanan keperawatan.

b. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak membedakan agama, suku, bangsa, status sosial, dll. c. Pelayanan keperawatan diberikan dengan isi standart, mengutamakan keselamatan pasien serta penuh tanggung jawab.

2. Motto Motto RUMAH SAKIT .... ... Surabaya adalah satukan tekad berikan layanan "TERBAIK". Adapun kepanjangan dari akronim "TERBAIK" adalah sebagai berikut: a. T = Terpercaya

b. E = Efisien c. R = Ramah d. B = Berkualitas e. A = Akurat f. I = Inovatif g. K = Komunikatif

3. Visi Visi Rumah Sakit .... ... Surabaya adalah rumah sakit pilihan utama bagi TNI dan masyarakat. Sedangkan visi dari ruangan G I adalah menjadi ruangan andalan dalam pelayanan keperawatan bedah.

4. Misi Misi Rumah Sakit .... ... Surabaya adalah: a. Terselenggaranya dukungan dan pelayanan kesehatan yang profesional dan prima bagi TNI dan masyarakat b. Tewujudnya pusat-pusat unggulan pelayanan kesehatan yang handal c. Menjadi rumah sakit pendidikan yang berkualitas d. Terselenggaranya penelitian bidang kesehatan yang berorientasi pada kesehatan matra laut e. Terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang sesuai kompetensi bidang usahanya f. Terselenggaranya manajemen rumah sakit yang bertanggung jawab

5. Tujuan RUMAH SAKIT .... ... Surabaya berjalan ke arah tercapainya derajat kesehatan yang maksimal bagi semua anggota dan masyarakat umum dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi upaya pencegahan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.

2.1.3 Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Hingga tahun 2013 ini Rumah Sakit .... ... Surabaya telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang, meliputi upaya

pencegahan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Berikut adalah pelayanan yang

dimiliki Rumah Sakit .... ... Surabaya : 1. Pelayanan medik dasar 2. Pelayanan gawat darurat 3. Pelayanan penunjang 4. Pelayanan spesialis dasar 5. Pelayanan klinik 6. Pelayanan administrasi 7. Pelayanan estetika

8. HBO Terapi

2.2 Pengumpulan Data

2.2.1 Data Umum 1. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)

Ruang G1 memiliki 14 orang tenaga keperawatan dengan jenjang pendidikan 11 orang D3 Keperawatan, 1 orang S1 Keperawatan dan 2 orang lulusan SPK. Ruang GI memiliki 1 orang kepala ruangan, 2 orang koordinator shift dan 11 orang perawat pelaksana dan semuanya merupakan pegawai tetap. Ruang GI memiliki 3 orang tenaga pekarya kesehatan (mengganti linen, memandikan klien). Kapasitas tempat tidur pasien di ruangan GI sebanyak 27, yang terdiri dari 9 tempat

tidur kelas II dan 18 tempat tidur untuk kelas III. Pada tgl 25 Maret 2013 jumlah pasien di ruangan berjumlah 21 yang terdiri dari 9 pasien bedah digestiv, 11 pasien dengan kasus bedah urologi, dan 1 pasien post combustio.

a. Struktur Organisasi Ruang GI

b. DST

Page 20: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2 - Material) a. Lokasi dan Denah Ruangan

Posisi Ruangan GI yang terletak dengan uraian sebagai berikut : 1) Sebelah timur berbatasan dengan Ruangan Departemen Bedah

2) Sebelah barat berbatasan dengan Ruangan GII 3) Sebelah utara berbatasan dengan Ruangan FI 4) Sebelah selatan berbatasan dengan Ruangan HI

b. Data Tempat Tidur Pasien Di ruangan GI adalah tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : 1) Kelas II : 9 Tempat Tidur 2) Kelas III : 18 Tempat Tidur Dengan demikian total jumlah bed di ruang GI adalah sebanyak 27 tempat tidur.

c. Inventaris dan Fasilitas 1) Daftar Inventaris Alkes

No Nama Barang Satuan ∑ Baik Rusak

Ringan Berat

1 Bak instrument besar Buah 5 5

2 Bak instrument kecil Buah 4 4

3 Bak injeksi Buah

4 Gunting AJ Buah 6 6

5 Gunting lurus Buah 5 5

6 Dst...

2) Daftar Inventaris Linen

3) Daftar Inventaris Kowalian

No. Nama Barang Satuan ∑ Baik Rusak

Ringan Berat

1. Sarung bantal hijau Buah 15 8 7

2. Sarung bantal putih Buah 30 20 10

3. Sarung kantong cucian Buah 3 3

4. Sarung pelekat Buah 20 13 7

5. Sarung tabung O2 Buah 3 3

Dst...

4) Daftar Inventaris Mebelir

No. Nama Barang Satuan ∑ Baik Rusak

Ringan Berat

1. AC Buah 10 8 2

2. Almari Obat Buah 1 1

3. Almari linen Buah 1 1

4. Almari/meja pasien Buah 27 20 7

5. Bantal busa Buah 23 10 13

Dst...

d. Fasilitas

1) Fasilitas untuk perawat o Ruang kepala ruangan jadi satu dengan ruang pertemuan perawat o Kamar mandi dan WC bagian belakang ruangan o Ruang konsultasi dokter jadi satu di ruang kepala ruangan o Ruang ganti di belakang sebelah barat o Nurse station bagian tengah ruangan

No Nama Barang Satuan ∑ Baik Rusak

Ringan Berat

1 Bak instrument besar Buah 5 5

2 Bak instrument kecil Buah 4 4

3 Bak injeksi Buah

4 Gunting AJ Buah 6 6

5 Gunting lurus Buah 5 5

Dst...

Page 21: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

o Depo farmasi di samping kanan Nurse station o Dapur disebelah kiri ruang dokter bedah umum. o Gudang di depan dapur o Tempat spoel hoek dibelakang dapur

o Tempat jemuran disamping tempat spoel hoek 2) Fasilitas untuk pasien

o Ruang rawat inap yang terdiri dari kelas 1I dan kelas III o Kamar mandi, WC dan tempat cucian untuk kelas II dan kelas III ada di belakang ruangan

3) Administrasi Penunjang o Buku injeksi o Buku obat o Buku laborat

o Buku expedisi laborat o Buku apotik anggota Askes/Pur. PC o Buku transfusi darah dan albumin o Buku expedisi pasien o Buku pemasangan infus o Buku decubitus o Buku obrovan pasien (suhu, nadi, tensi) o Buku lembar observasi

o Buku perawat + DPJP o Buku discharge planning o Buku timbang terima o SPO o SAK o Buku makanan pasien (diit) o Buku standart pembayaran pasien PC o Buku Formularium Obat/IIMS

3. Metode Pemberian Asuhan keperawatan (M3 - Methode) a. Metode Asuhan Keperawatan Profesional

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh Mahasiswa STIKES ......... Surabaya diruang GI didapatkan bahwa MPKP

yang digunakan adalah MPKP tim kasus. MPKP tim kasus merupakan modifikasi dari MPKP yang mengabungkan model kasus dan model tim dalam pelaksanaanya. MPKP tim kasus diberikan oleh beberapa perawat yang tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh ketua tim atau kordinator sif pada sejumlah pasien yang ada saat itu. Pasien akan dibagi pada semua anggota tim termasuk ketua tim, sehinga masing – masing bertangung jawab terhadap asuhan keperawatan pasiennya mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Menurut kepala ruangan GI pemilihan MPKP ini disebabkan karena keterbatasan tenaga diruangan tersebut dan banyaknya variasi kasus dari pasien yang dirawat di ruangan tersebut. Dengan adanya tim kasus ini perawat diharapkan untuk senantiasa menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai kasus pasien.

b. Metode Timbang Terima

Timbang terima diruangan dilaksanakan setiap pergantian shift yang dipimpin oleh setiap penanggung jawab shift. Semua perawat yang dinas pada shift pagi dan shift sore harus mengikuti timbang terima begitupun ketika pergantian shift sore dan shift malam. Timbang terima dilakukan di Nurse tation secara lisan dan tertulis kurang lebih 30 menit. Hal-hal yang disampaikan saat timbang terima adalah nama pasien, diagnosa pasien, kondisi pasien, intervensi yang sudah dilakukan, dan intervensi yang sudah dilakukan dan intervensi yang belum dilakukan. Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta terapi yang diberikan. Kemudian timbang terima dilakukan di kamar pasien, adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dihadapan pasien antara lain memeriksa cairan infus dan tetesannya serta memberitahu kembali hal-hal yang penting yang perlu dilakukan pasien. Timbang terima dilakukan diruangan belum maksimal karena

hal-hal berikut ini : 1) Pada saat timbang terima belum disampaikan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang sudah maupun

yang belum dilakukan 2) Pada waktu timbang terima cenderung mengungkapkan intervensi kolaboratif saja 3) Validasi data pada saat timbang terima kurang optimal

c. Metode Sentralisasi Obat Ruangan telah melakukan sentralisasi obat secara penuh, dimana alur sentralisasi obat adalah dokter memberikan resep obat dilanjutkan perawat memberikan resep pada keluarga atau pihak farmasi. Lalu pihak faramasi akan memberikan

obat ke perawat ruangan sesuai resep. Pada pasien dengan status pasien TNI dan PNS, obat dapat ditukarkan di apotik dinas. Untuk pasien ASKES dapat menukarkan resep obat ke apotik askes, sedangkan untuk pasien PC dapat menukarkan resep obat di apotik primkopal dengan menyerahkan kwitansi pembayaran obat dan pengembalian retur resep dari dokter dan obat-obat tersebut segera diberikan kepada perawat ruangan. Setelah obat diterima oleh perawat ruangan, mereka akan mendokumentasikan obat-obat yang diterima dan menyimpan sesuai dengan standart penyimpanan obat diruang sentralisasi obat. Berdasarkan observasi didapatkan bahwa untuk sentralisasi obat sudah berjalan dengan baik.

d. Metode supervisi

Supervisi diatur dalam kebijakan pelayanan keperawatan. Supervisi langsung dari Kepala Ruangan GI kepada perawat pelaksana dan dilaksanakan sewaktu-waktu mencakup kegiatan dan tindakan keperawatan. Supervisi dari Kepala Departemen Keperawatan dilakukan sewaktu-waktu yang dinilai meliputi fasilitas pasien dan kondisi pasien.

Page 22: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

e. Metode Discharge Planning Perencanaan pasien pulang sesuai dengan format pasien keluar rumah sakit dan kebijakan pasien keluar rumah sakit. Perencanaan pulang yang dilakukan ialah perawat klinik memberikan penjelasan mengenai obat-obatan yang harus diminum, jadwal kontrol, nutrisi/diit yang dianjurkan. Pendidikan kesehatan diberikan secara lisan tetapi tidak

didokumentasikan. Media pendidikan berupa leafleat belum digunakan. f. Metode Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan diatur dalam kebijakan pelayanan keperawatan. Ronde keperawatan di Ruang GI belum dilaksanakan sepenuhnya. Diskusi medis yang dilaksanakan oleh tim Dokter bersama dengan perawat dan Kepala Ruangan GI yang dilakukan pada saat morning report bila ada kasus yang dirasa sulit.

g. Metode Dokumentasi Keperawatan Sistem pendokumentasian yang digunakan di ruang GI adalah model SOR (Sorces Oriented Record) yaitu model yang menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola pencatatan yang terdiri dari 5 komponen

yaitu: 1) Lembar penerimaan berisi biodata 2) Lembar Dokter 3) Lembar riwayat medik atau penyakit 4) Catatan keperawatan

h. Catatan dan laporan khusus Pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilaksanakan secara optimal karena masih ada status klien yang belum lengkap. Terdapat buku bantu untuk dokumentasi yaitu injeksi obat, observasi tanda-tanda vital.

4. Pembiayaan (M4 - Money)

Sumber biaya ruang GI berupa pengadaan dan bagi ruangan, sumber dana operasional, sumber kesejahteraan ruangan, pendanaan fasilitas kesehatan, pendanaan bahan kesehatan maupun pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas berasal dari manajemen Rumah Sakit .... ... itu sendiri. Sumber biaya di ruang GI berasal dari manajemen Rumah Sakit .... ... Surabaya, sedangkan pembiayaan pasien, PNS dan keluarganya dibiayai dari dinas, untuk pasien askes dibiayai oleh asuransi, dan untuk pasien umum dengan biaya sendiri.

5. Pemasaran (M5 - Marketing)

Berdasarkan BOR rata-rata dalam 3 bulan terakhir sebesar 69% pasien yang dirawat di ruangan GI ini berasal dari daerah yang berbeda dari seluruh Indonesia. Sumber keuangan dari pasien yang dirawat ada yang berasal dari ASKES, maupun pembiayaan umum (oleh diri sendiri). Tetapi sebagian besar pasien yang dirawat bersumber keuangan dari ASKES. Tingkat pendidikan pasien yang dirawat pun bermacam-macam, ada yang sama sekali tidak pernah sekolah, sampai yang sudah berjenjang pendidikan S1. Hal ini mempengaruhi pelayanan yang akan diberikan. Ruangan GI sebagai ruangan perawatan kelas II dan kelas III yang diperuntukkan bagi penderita penyakit bedah khusus untuk laki-laki, penyakit yang biasanya ada antara lain : kasus bedah umum, bedah urologi, bedah digestiv, bedah orthopedi, bedah vaskuler, bedah syaraf, bedah oncology dan post combustio. Ruang GI ini juga dipergunakan sebagai lahan praktik

klinik mahasiswa kesehatan seperti STIKES, Akper, FK, PPDS, Farmasi, Gizi, dll.

2.2.2 Data Khusus

1. Fungsi Perencanaan

a. Visi dan Misi Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa ruangan GI sudah mempunyi visi dan misi, namun hasil pengamatan di ruangan GI tidak terlihat visi dan misi ruangan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat terbaca oleh semua orang yang melewatinya, hanya ada visi misi Rumah Sakit. Analisis persepsi perawat sebanyak 76% perawat mengetahui visi misi rumah sakit, namun visi misi ruangan mereka tidak paham.

Masalah : Perawat sudah melaksanakan tugas sesuai visi dan misi rumah sakit, visi, misi ruangan belum ada b. Standar Prosedur Operasional

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa prasat sudah mengacu pada standar

operasional prosedur (SPO) yang sudah ditetapkan dan disepakati oleh Rumah Sakit di tiap-tiap unit rawat inap. Hasil pengamatan di ruangan GI Sudah ada buku standar operasional prosedur (SPO) di ruangan. Hasil analisis persepsi perawat sebagian besar perawat pelaksana sudah bekerja sesuai dengan SPO. Masalah : perawat sudah melaksanakan prosedur keperawatan yang berpedoman pada SPO

c. Standar Asuhan Keperawatan Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa prasat sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan. Hasil pengamatan di ruangan GI Sudah ada buku standar asuhan keperawatan di ruangan GI. Hasil analisis persepsi perawat sebagian besar perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan sudah melaksanakan sesuai dengan SAK. Masalah : perawat sudah melaksanakan prosedur keperawatan yang berpedoman pada SAK

d. Standar Kinerja Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa standar kinerja para perawat di ruangan GI sudah sesuai dengan SPO dan SAK yang sudah ada. Hasil pengamatan di ruangan G I belum ada buku tertulis tentang standar kinerja di ruangan dan hasil analisis persepsi perawat sebagian besar perawat bekerja sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan

Masalah : Perawat sudah bekerja berdaarkan peraturan atau stndart kinerja yang ada di ruangan

Page 23: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2. Fungsi Pengorganisasian a. Struktur Organisasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa struktur organisasi di ruangan sudah dibuat berdasarkan senioritas (masa kerja), prestasi kerja, dan jenjang pendidikan. Hasil pengamatan di ruangan GI sudah ada

dan terpasang struktur organisasi di dinding ruangan dan hasil analisis persepsi perawat sebagian besar perawat sudah mengetahui struktur organisasi yang ada di ruangan. Masalah : perawat sudah mengetahui struktur organisasi yang sudah ada diruangan

b. Uraian Tugas Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa setiap anggota di ruangan GI sudah mempunyai uraian tugas masing-masing, setiap anggota bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing di ruangan dan tertuang dalam jobdisk masing-masing. Hasil pengamatan di ruangan GI sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai dengan perannya dan analisis persepsi perawat sebagian besar perawat sudah mengetahui uraian

tugas masing-masing. Masalah : perawat sudah bekerja sesuai dengan uraian tugas yang disepakati ruangan berdasarkan struktur organisasi

c. Pengaturan Jadwal Dinas Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pengaturan jadwal dinas di ruang GI berdasarkan kolaborasi antara senior dan junior (masa kerja). Hasil pengamatan di ruangan GI Pengaturan jadwal dinas sesuai dengan kolaborasi antara senior junior (masa kerja). Masalah : pengaturan shift yang ada di ruangan sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan klien

d. Pengaturan Daftar Pasien

Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pengaturan daftar pasien di ruangan berdasarkan kelas rawat inap. Hasil pengamatan di ruangan GI Pengaturan daftar pasien sesuai dengan kelas rawat inap yakni kelas II dan kelas III. Masalah : pembuatan daftar pasien sudah sesuai dengan standart daftar pasien

e. Metode Asuhan Keperawatan Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa metode yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan adalah metode tim primer. Hasil pengamatan di ruangan GI Perawat di ruangan GI melaksanakan asuhan keperawatan lebih ke arah metode fungsional. Masalah : sistem pengorganisasian sudah menggunakan metode MPKP tetapi perlu penyempurnaan

f. Sistem Penghitungan Tenaga Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa sudah dilakukan penghitungan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan rumus perhitungan perawat. Hasil pengamatan di ruangan GI Sudah dilakukan penghitungan jumlah tenaga keperawatan dan didapatkan kekurangan tenaga sehingga dibutuhkan penambahan tenaga perawat. Hasil analisis persepsi perawat penghitungan jumlah tenaga keperawatan di ruang GI telah disesuaikan dengan tingkat ketergantungan . Masalah : penghitungan tenaga keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan klien belum berjalan secara optimal dan perlu penyempurnaan

3. Fungsi Pengarahan a. Timbang terima

Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan GI bahwa timbang terima selalu dilakukan setiap pergantian shift, timbang terima dipimpin oleh Kepala Ruangan pada saat dinas pagi dan malam, dan untuk dinas sore dipimpin oleh kepala jaga (perawat senior). Hasil pengamatan di ruangan GI Pelaksanaan operan dilakukan setiap pergantian shift di ruangan GI. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan sebagian perawat di ruangan selalu mengikuti operan setiap pergantian shift. Masalah : kegiatan timbang terima belum dilakukan secara optimal dan perlu penyempurnaan

b. Pre dan Post Conference Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pre dan post conference dilakukan tetapi secara tidak resmi, sudah ada diskusi antara koordinator shift dan perawat pelaksana. Hasil pengamatan di ruangan GI Pre dan post conference sudah dilakukan di ruangan GI. Hasil analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa perawat selalu melaksanakan pre dan post conference di ruangan. Masalah : kegiatan pre dan post conference belum dilakukan secara optimal dan perlu penyempurnaan

c. Pendelegasian Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pelaksanaan pendelegasian dilakukan secara

lisan. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Pelaksanaan pendelegasian dilakukan secara lisan. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa perawat menerima pendelegasian secara singkat mengenai hal - hal tertentu. Masalah : penerapan pendelegasian dilakukan secara lisan dan perlu penyempurnaan

d. Supervisi Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pelaksanaan supervisi dilakukan secara berkala tentang kegiatan pasien dan fasilitas yang ada di ruangan. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Belum terlihat pelaksanaan supervisi di ruangan. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi kepada perawat pelaksana terkadang dilakukan. Masalah : belum optimalnya kegiatan supervisi diruangan

e. Ronde Keperawatan Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan tidak pernah dilakukan di ruangan. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Pelaksanaan ronde keperawatan belum terlihat dilakukan di ruangan. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa perawat pelaksana selalu melakukan ronde keperawatan di ruangan. Masalah : ronde keperawatan belum terlihat dilakukan di ruangan

Page 24: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

f. Motivasi Kepada Perawat Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa tidak ada program motivasi tertulis kepada perawat. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI tidak ada program motivasi untuk perawat tertulis. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa motivasi kepada perawat sering dilakukan.

Masalah : sistem reward dan punishment untuk keperawatan belum optimal dan perlu penyempurnaan g. Manajemen Konfliks

Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa ada maanajemen konflik jika ada masalah di ruangan GI dan diselesaikan secara musyawarah. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Hubungan antara perawat yang satu dengan yang lainnya terlihat baik. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa perawat menggunakan manajemen konflik dalam penyelesaian masalah. Masalah : sistem manajemen konflik sudah diterapkan secara optimal

h. PKMrs

Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa kegiatan PKMrs dilakukan di ruangan GI. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Pelaksanaan PKMrs di ruangan dilakukan. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa perawat jarang melakukan PKMrs. Masalah : kegiatan PKMrs sudah terprogram dan berjalan tetapi masih perlu penyempurnaan

i. Discharge Planning Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa sudah melakukan discharge planning. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Ada kartu persiapan pasien pulang. Dari analisis persepsi menunjukkan bahwa perawat sering melaksanakan discharge planning

Masalah : Discharge planning belum dilakukan secara optimal dan perlu penyempurnan

4. Fungsi Pengendalian a. Indikator Mutu Umum (BOR, ALOS, TOI)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa sudah ada penghitungan. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Sudah ada penghitungan BOR di ruangan. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahawa perawat melakukan penghitungan BOR di ruangan. Masalah : kegatan audit mutu dengan cara menghitung BOR, ALOS dan TOI belum dilakukan secara optimal dan perlu penyempurnaan

b. Indikator Mutu Khusus (Kejadian Infeksi Nosokomial, Kejadian Cedera, Kondisi Pasien, Kondisi SDM)

Berdasarkan hasil wawancarara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa dilakukan penghitungan angka kejadian cedera dan analisis kerja perawat. Berdasarkan hasil pengamatan di ruangan GI Ada penghitungan kejadian cedera dan hasilnya zero accident. Dari analisis persepsi perawat menunjukkan bahwa ada penghitungan angka kejadian cedera. Masalah : kegiatan audit mutu dengan cara menghitung kejadian infeksi nosokomial belum dilakukan secara optimal dan perlu dilakukan penyempurnaan

2.3 Pemecahan masalah

2.3.1 Prioritas Masalah

Prioritas masalah dilakukan dengan tekhnik kriteria matriks dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : o Magnitute (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi o Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan o Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah-masalah o Nursing Concern (Nc), yaitu fokus pada keperawatan o Affordability (Af), yaitu ketersediaan sumber daya Setiap masalah diberikan dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai berikut : o Nilai 1 = sangat kurang sesuai

o Nilai 2 = kurang sesuai o Nilai 3 = cukup sesuai o Nilai 4 = sesuai o Nilai 5 = sangat sesuai Tabel Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Di Ruang GI RUMAH SAKIT .... ... Surabaya

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor

1. Visi dan misi ruangan belum tertempel di dinding

ruangan

3 4 5 4 4 640

2. Pelaksanaan metode tim belum optimal 4 4 5 5 4 1600

3. Timbang terima belum berjalan dengan optimal 5 4 4 3 3 720

4. Discharge planning belum terlaksana dengan optimal 4 3 4 4 3 576

5. Ronde keperawatan belum terlaksana dengan maksimal 3 4 3 3 3 324

6. Supervisi belum terlaksana dengan optimal 3 3 4 3 3 324

7. Pendelegasian belum terlaksana dengan optimal 4 4 3 3 3 432

8. Belum optimalnya pelaksanaan PKMrs 3 3 4 3 3 324

9. Pelaksanaan pre dan post conference belum optimal 3 3 3 3 3 243

10. Belum optimalnya audit dokumentasi 3 3 4 4 4 576

Dari tabel diatas dapat dibuat prioritas masalah berdasarkan fungsi manajemen sebagai berikut : 1. Pelaksanaan metode tim belum optimal 2. Timbang terima belum berjalan dengan optimal 3. Visi dan misi ruangan belum tertempel di dinding ruangan 4. Discharge planning belum terlaksana dengan optimal

Page 25: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

5. Belum optimalnya audit dokumentasi 6. Pendelegasian belum terlaksana dengan optimal 7. Ronde keperawatan belum terlaksana dengan maksimal 8. Supervisi belum terlaksana dengan optima

9. Belum optimalnya pelaksanaan PKMrs 10. Pelaksanaan pre dan post conference belum optimal

2.3.2 Alternatif Penyelesaian Masalah Dari masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi, dengan mempertimbangkan sunber daya, waktu, kewenangan dan

kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, maka masalah yang diatasi hanya 5 masalah. Dan berdasarkan prioritas masalah diatas maka skor tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut (masalah 1 sampai masalah 5). Tindak lanjut yang akan diambil mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dana keuangan dan kemampuan dengan seleksi aternatif penyelesaian

Masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu: o C= Capability, bartinya kemampuan melaksanakan alternative o A= Accessability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternative o R= Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternative o L= Leverage, artinya daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah. Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut: o Nilai 1= sangat kurang sesuai o Nilai 2= kurang sesuai

o Nilai 3= cukup sesuai o Nilai 4= sesuai o Nilai 5= sangat sesuai 1. Masalah Pelaksanaan metode tim belum optimal

No Alternative Penyelesaian Masalah C A R L Total

1. Penyamaan persepsi satu ruang 3 3 3 3 81

2. Penambahan SDM sesuai kebutuhan 4 3 3 4 144

3. Pelatihan bersama 4 3 5 4 240

2. Timbang terima belum berjalan dengan optimal

No Alternative Penyelesaian Masalah C A R L Total

1. Penyamaan persepsi satu ruang 3 3 4 3 108

2. Perubahan SOP timbang terima 4 2 3 4 96

3. Perubahan jadual timbang terima 4 4 2 4 128

3. Dst...

BAB 3

Perencanaan kegiatan Pengkajian di Ruang GI RUMAH Sakit .... ... Surabaya dilakukan mulai tanggal 25 Maret-31 Maret 2013. Dari data yang diperoleh dilakukan proses analisa data sampai dengan perencanaan kegiatan, yang kemudian dipresentasikan pada desiminasi awal pada tanggal 28 Maret 2013 yang dihadiri oleh dosen pembimbing mahasiswa praktek keperawatan manajemen. Perencanaan kegiatan praktek manajemen menggunakan pendekatan fungsi management meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengendalian, dengan rencana kegiatan sbagai berikut:

3.1 Penyiapan Perangkat MPKP Penyiapan perangkat MPKP dilakukan dengan menyusun format-format yang diperlukan bersama dengan tim kelompok

di ruangan praktek manajemen, antara lain format pengkajian awal dengan metode wawancara, observasi dan kuesioner, kartu anggota tim, format daftar dinas, format catatan harian, format timbang terima, format post dan pre conference, format pendelegasian, format supervisi, format ronde keperawatan, format PKMrs, format discharge planning, format pengkajian keperawatan, format audit dokumentasi (BOR, ALOS, TOI, Kejadian infeksi nosokomial, Kejadian cedera, Kepuasan pasien). Penyiapan perangkat dilakukan pada tanggal 25 Maret 2013 sampai dengan tanggal 31 Maret 2013 ( format terlampir ).

3.2 Perencanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan MPKP dilakukan mulai tanggal 1 April 2013 sampai dengan 21 April 2013. Metode MPKP yang

digunakan adalah dengan menggunakan metode Tim. Dalam setiap shift memiliki perawat penanggung jawab jaga yang memiliki job description masing-masing. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan kemampuan, kondisi, serta SDM perawat dalam ruangan Pavilliun GI.

3.2.1 Fungsi Perencanaan

1. Pembuatan Visi Ruangan Visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi yang ingin dicapai di masa depan. Statemen visi dirancang untuk mengilhami dan memotivasi karyawan untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan. Visi ini

dirumuskan bersama dengan kelompok di Ruang GI dan visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan tuntutan masyarakat. Visi di ruangan diturunkan dari visi rs yang merupakan pengembangan yang disesuaikan dengan ruang masing-masing

Page 26: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Visi yang akan dibuat yaitu: “Menjadi Ruang Unggulan Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Profesional”

2. Pembuatan misi ruangan Misi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi. Misi merupakan langkah-langkah atau arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu yang

mengandung pokok-pokok bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta pengalokasian sumber daya ke segenap pihak yang berkepentingan.

Misi yang akan dijalankan oleh kelompok di Ruang GI yaitu : a. Menyiapkan dan menggunakan alat-alat elektronik kesehatan terkini b. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien c. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang profesional d. Menciptakan komunikasi terapeutik

3. Pembuatan Standar Prosedur Operasional Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang berurutan dan dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO) dilakukan dengan cara membuat SPO untuk tindakan keperawatan sebanyak minimal 10 SPO.

4. Standar Asuhan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah Menggambarkan tingkat kompeten dari asuhan yang diberikan oleh proses keperawatan, mencakup pengkajian, diagnosis, perencanaan dan evaluasi. Pelaksanaan Standar Asuhan keperawataan (SAK) dilakukan dengan cara membuat SAK untuk diagnosa medis dan diagnosa keperawatan sebanyak minimal 10 SAK.

5. Standar Kinerja Standar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus dilakukan. Setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak. Pelaksanaan yaitu dengan membuat standar kinerja yang telah disepakati oleh anggota kelompok. Standar kinerja yang telah dibuat adalah : a. Perawat diwajibkan menggunakan seragam dan atribut yang telah ditentukan (dinas pagi: seragam biru, dinas sore dan

malam: seragam putih). b. Perawat diwajibkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat melakukan tindakan keperawatan. c. Jadwal dinas pagi pukul 07.00 - 14.00 WIB, dinas sore pukul 14.00 - 21.00 WIB, dan dinas malam pukul 21.00 - 07.00

WIB. d. Perawat datang 10 menit sebelum waktu yang ditentukan. e. Jika perawat datang terlambat lebih dari waktu yang ditentukan, maka akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp

2000,-. f. Jika perawat sakit diwajibkan memberi surat keterangan sakit dari dokter, jika ada keterangan ijin yang lain (keluarga

meninggal dunia, kecelakaan, dll), diharapkan menghubungi rekan sejawat yang sedang dinas saat itu. g. Penggantian dinas ijin dilakukan sesuai dengan hari ijin. h. Perawat diwajibkan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional).

i. Perawat diwajibkan melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan SAK (Standar Asuhan Keperawatan).

3.2.2 Fungsi pengorganisasian

1. Pembuatan Sruktur organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi. Pengorganisasian di ruangan menggunakan pendekatan sistem/metode tim murni. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi dua KATIM. Masing-masing KATIM membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok klien. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien di

ruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim adalah 3 orang, dan jumlah perawat pelaksana adalah 5 orang.

2. Uraian tugas Perincian tugas pekerja yang akan dilaksanakan dalam suatu pekerjaan. Uraian tugas dibuat berdasarkan jobdisc masing-masing anggota kelompok sesuai dengan yang dibuat. Adapun uraian tugas yang telah dibuat yaitu

Tugas Kepala Ruangan o Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan, dan harian o Mengorganisir pembagian tim dan pasien

o Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangan o Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegatan yang ada di seluruh ruangan. o Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lain. o Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangan, kemudian menindak lanjuti. o Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lain. Tugas Ketua Tim (KATIM) o Membuat rencana tahunan bulanan, mingguan, dan harian. o Mengatur jadwal dinas tim yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan.

o Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuahn keperawatan bersama-sama anggota tim. o Memberi pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan. o Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. o Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab tim. o Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.

Page 27: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Tugas Perawat Pelaksana (PP) o Membuat rencana harian asuahan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya. o Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan pasien dan keluarga. o Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.

3. Pengaturan jadwal dinas Pengaturan jadwal dinas dilaksanakan berdasarkan penghitungan ketenagaan yang dibutuhkan dalam waktu 24 jam dan pembagian masing-masing shift diwakili oleh masing-masing tim.

4. Pengaturan daftar pasien Daftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung jawab tiap kelompok selama 24 jam. Secara individu, setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan jaga setiap shift dinas. Hal ini

menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah perawatan pasien yang holistic. Daftar pasien dibuat berdasarkan pasien yang dirawat oleh kelompok sesuai dengan kamar yang dikelola. Pasien kelolaan kelompok adalah pasien di Ruang GI khususnya yang bertempat di kamar 4 yang kapasitas tempat tidur yang tersedia adalah 6 sehingga bila terisi penuh total adalah 6 pasien kelolaan. Pada daftar pasien berisi tentang daftar identitas pasien yang ada di kamar 4 Ruang GI beserta dengan Dokter penanggungjawab dan perawat pelaksana yang bertanggungjawab pada masing-masing pasien.

5. Sistem penghitungan tenaga

Pada sistem penghitungan tenaga perawat kami menggunakan sistem Berdasarkan sistem perhitungan tenaga keperawatan dan berdasarkan pengelompokan unit kerja di rumah sakit (rawat inap) sebagai berikut :

3.2.3 Fungsi pengarahan

1. Timbang Terima Pasien Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. Timbang

terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176). Pelaksanaan timbang terima secara penuh dilaksanakan pada tanggal 1 April sampai tanggal 21 April 2013 setiap hari setiap pergantian shift dinas. Timbang terima dilaksanakan pukul 07.00 dari dinas malam ke dinas pagi, pukul 14.00 dari dinas pagi ke dinas sore dan pukul 21.00 dari dinas sore ke dinas malam. Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari Nurse station dimana kepala ruangan, KATIM dan PP shift malam dan shift pagi sudah siap.

Kepala ruangan membuka acara yang didahului dengan doa, kemudian kepala ruangan menyerahkan acara timbang terima kepada PJ shift malam, kemudian PJ shift malam melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada KATIM pagi dan PP yang akan berdinas selanjutnya. PP shift malam yang sudah bertugas memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll) serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan validasi ke tempat pasien. KATIM dinas pagi mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dikasanakan. Lama

kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang berifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu dilklarifikasi, maka dilakukan di Nurse station setelah kunjungan ke pasien berakhir. Para perawat dan kepala ruangan kembali ke Nurse station mendiskusikan tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia, setelah proses timbang terima dilakukan, maka kedua KATIM menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.

2. Pre dan Post Conference Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari sebelum (pre) melakukan asuhan keperawatan pada pasien atau setelah selesai operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksana. Post Conference adalah komunikasi ketua tim dengan perawat pelaksana

tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan shift berikutnya. Isinya adalah asuhan keperawatan dan hal-hal lain yang perlu dioperkan. Perencanaan pre dan post conference dilakukan oleh mahasiswa mulai tanggal 1 April 2013 – 21 April 2013. Kegiatan pre dan post conference dilakukan di Nurse station yang diikuti oleh KATIM dan perawat pelaksana dari kedua shift dinas dan pelaksanaan dilakukan sebelum dan sesudah timbang terima. Pada saat pre conference setiap KATIM I dan II mencari tempat masing-masing untuk diskusi antar Tim. Setiap KATIM mengumpulkan anggotanya yang dinas malam untuk menanyakan tentang hasil asuhan keperawatan, kendala dalam pemberian asuhan keperawatan dan tindak lanjut atau rencana tindakan dalam pemberian asuhan keperawatan. Setiap KATIM membuka acara pre conference terlebih dahulu dan mengingatkan pada perawat pelaksana untuk menyiapkan buku catatan serta bolpoint dan KATIM membawa buku tim nya. Setelah itu, KATIM menanyakan tentang hasil asuhan keperawatan atau tindakan dari masing-

masing pasien kelolaan yang sudah dilakukan selama dinas malam oleh perawat. Lalu KATIM menanyakan tentang tindak lanjut atau rencana untuk dinas berikutnya serta memberi reinforcement pada perawat. Terakhir KATIM menutup acara post conference. Untuk perencanaan post conference setiap KATIM I dan II mencari tempat masing-masing untuk diskusi antar anggota tim. Setiap KATIM wajib mengumpulkan anggotanya yang dinas pagi untuk menyusun rencana harian dan tindak lanjut dalam melakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Dimana setiap KATIM membuka acara terlebih dahulu dan mengingatkan

Page 28: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

pada perawat pelaksana untuk menyiapkan buku catatan serta bolpoint dan KATIM membawa buku tim nya. Setelah itu, KATIM membicarakan rencana harian pada perawat pelaksana untuk perawatan pasien, lalu KATIM memberi masukan dan tindak lanjut untuk masalah keperawatan pasien pada perawat pelaksana serta memberi reinforcement pada perawat. Terakhir KATIM menutup acara pre conference.

3. Pendelegasian Delegasi adalah pemberian sebagian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain. Pendelegasian atau pelimpahan wewenang merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Pendelegasian adalah penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi. Perencanaan Pelaksanaan pendelegasian dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 11 April 2013, dibawah bimbingan pembimbing lahan dan pembimbing akademik. Pendelegasian dilakukan di ruang kepala ruangan yang diikuti oleh kepala ruangan dan KATIM. Dalam kegiatan pendelegasian, kepala ruangan menjelaskan tujuan pendelegasian yang diberikan kepada KATIM. Hal yang disampaikan

dalam pendelegasian adalah pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala ruangan kepada KATIM karena akan menjalankan dinas luar selama 2 hari. Setelah kepala ruangan menjelaskan tugas yang diberikan, kemudian kepala ruangan memberikan kesempatan pada KATIM untuk menyakan hal yang kurang jelas. Setelah ada kesepakatan, kedua belah pihak menandatangani format surat pendelegasian yang ada.

4. Supervisi Keperawatan Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004) Supervisi merupakan

salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Supervisi merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Perencanaan pelaksanaan supervisi dilakukan pada hari Kamis tanggal 11 April 2013, dengan obyek supervisi pemberian terapi injeksi IV bolus dan observasi tanda tanda vital kepada pasien. Supervisi diawali dengan penyampaian kegiatan supervise oleh kepala ruangan kepada KATIM, kemudian dilanjutkan supervise persiapan alat, kepala ruangan menggunakan instrumen supervisi seperti terlampir.

Hasil supervisi didapati terlihat tremor didepan pasien dan komunikasi dengan pasien ketika melakukan tindakan masih kurang. Selanjutnya kepala ruangan selaku supervisor melakukan pembinaan dan pengarahan untuk lebih memperdalam tindakan sesuai dengan SPO yang sudah ditentukan.

5. Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2002). Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh

perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh kepala ruangan, KATIM, perawat pelaksana serta melibatkan seluruh anggota tim (Dokter, ahli Gizi, dll). Perencanaan pelaksanaan ronde keperawatan yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 12 April 2013 kelompok. Pelaksanaan ronde pertama dilakukan di Nurse station dengan antar KATIM yang dipimpin oleh kepala ruangan. Kemudian dilanjutkan dengan validasi data ke bed pasien dengan melibatkan keluarga serta pasien. Setelah dilakukan validasi data ke pasien, semua perawat pelaksana serta kepala ruangan kembali ke Nurse station. Di Nurse station semua perawat pelaksana, kepala ruangan, serta anggota tim medis lainnya melakukan diskusi untuk membicarakan masalah kebutuhan pasien yang belum terpenuhi dilihat dari segala pandangan. Dalam diskusi ini, diharapkan adanya masukan dari anggota tim medis

lainnya untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh pasien.

6. PKMRS PKMrs merupakan salah satu wujud pelayanan paripurna di Rumah Sakit dimana masyarakat pemakai jasa Rumah Sakit diberi kesempatan untuk berperan serta aktif dalam upaya penyembuhan penyakit maupun pencegahan penularannya. PKMrs adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bisa menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Selain itu efektivitas suatu pengobatan dipengaruhi juga oleh pola

pelayanan masyarakat yang ada, sikap dan keterampilan para pelaksananya serta lingkungan, sikap dan pola hidup pasien serta keluarganya. Rencana kegiatan PKMrs dilakukan pada hari selasa tanggal 16 April 2013 di kamar 6 Pavilliun GI. Materi PKMrs yang kami sampaikan adalah cuci tangan yang benar dan pelaksanaan hernia. Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan kesehatan (Diskusi, tanya jawab, dan pemaparan materi). Media yang dipergunakan adalah leaflet dan LCD. Pelaksanaan dapat berjalan lancar sesuai dengan proposal dikarenakan antusiasme dan peran aktif semua peserta PKMrs.

7. Discharge Planning Discharge planning adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai, menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan

fasilitas kesehatan yang ada atau yang telah ditentukan serta bekerjasama dengan pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum dan sesudah pasien pindah/pulang. Perencanaan Perawat di Ruang GI selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang, akan tetapi ruang GI belum memiliki kartu khusus tentang discharge planning. Tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. Pada saat Discharge planning kepala ruangan memeriksa kelengkapan berkas-berkas yang dilakukan oleh KATIM, KATIM melakukan Discharge planning kepada pasien di Nurse station.

Page 29: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

3.2.4 Fungsi Pengendalian

1. Indikator mutu umum dan khusus Indikator mutu umum (BOR, ALOS, dan TOI). BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada

satu satuan waktu tertentu. ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.

2. Indikator mutu khusus (kejadian infeksi nosokomial, kejadian cedera) Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan dirumah sakit. Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya.

a. Audit dokumentasi Audit adalah suatu proses analisa data yang menilai tentang proses keperawatan/hasil asuhan keperawatan pada pasien untuk

mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan akan bertanggung jawab hal ini akan meningkatkan akuntabilitas dari perawat, (GILLIES, 1994). Audit adalah proses membandingkan praktik yang ada dengan standar yang telah disepakati, (Karen Holland, 2009). Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP. Perencanaan Pendokumentasian dilaksanakan tanggal 01 April 2013 sampai dengan 21 April 2013. Sedangkan kegiatan audit pendokumentasian keperawatan dilaksanakan setiap minggu yakni pada tanggal 8, 15, dan 22 April 2013. Berdasarkan hasil

observasi pada 6 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 4 status pasien telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 2 status pasien pengisian status kurang lengkap, yang terbukti dari belum diisinya lembar persetujuan tindakan medis dan nama terang pada pengkajian asuhan keperawatan.

b. Survey kepuasan Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien atau keluarga dalam menerima pelayanan. Perencanaan

pelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluarga dilakukan setiap pasien akan pulang dan mengisi kuesioner yang telah disediakan. Dari hasil penghitungan didapatkan bahwa sebanyak 93% pasien dan keluarga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh ruangan.

c. Survey masalah pasien

Alat yang digunakan untuk mengetahui masalah baru yang dialami oleh pasien. Perencanaan pelaksanaan survey masalah baru dilakukan setiap pergantian shift. Dari hasil pelaksanaan erdapat masalah baru yang muncul pada beberpa pasien sehingga katim membuat intrvensi baru sesuai dengan masalah yang muncul pada pasien.

BAB 4

PENUTUP Setelah melakukan Desiminasi awal kegiatan manajemen keperawatan di Ruang.....Rumah Sakit rsrsSurabaya, maka dapat dibuat kesimpulan dan saran.

4.1 Simpulan 1. Pengkajian masalah diruangan dengan cara melakukan pengkajian, wawancara dan observasi secara langsung terkait

dengan fungsi manajemen di ruangan GI. 2. Perencanaan fungsi manajemen perencanaan (planning) yang meliputi pembuatan visi dan misi ruangan sesuai dengan

kesepakatan kelompok, mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan SPO dan SAK, dan mampu menyusun standart kerja dan perangkat MPKP serta melaksanakan standart kinerja dan perangkat MPKP yang telah disusun.

3. Perencanaan fungsi manajemen pengorganisasian (organizing) meliputi pembuatan struktur organisasi menggunakan metode Tim, serta mampu melaksanakan job discription sesuai dengan uraian tugas masing- masing, jadwal dinas perawat dibuat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada penghitungan jumlah pasien selam 21 hari pelaksanaan, dan daftar pasien dibuat berdasarkan pasien yang dirawat oleh kelompok sesuai dengan kamar yang dikelola dengan pembagian perkatim.

4. Perencanaan fungsi manajemen pengarahan (actuating) meliputi timbang terima, pre dan post conference di ruang G1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing – masing shift. Pendelegasian dilaksanakan dari atasan kepada bawahan dimana dengan cara pengisian format pendelegasian, supervisi keperawatan sudah dilakukan dengan perencanaan yang berarti supervisi dilakukan setelah ada perencanaan terlebih dahulu, ronde keperawatan dilakukan dengan memilih pasien dan menindaklanjuti masalah yang dialami pasien dengan rencana tindak lanjut yang yang terbaik bagi pasien. PKMrs berjalan dengan baik dan mendapatkan antusiasme dari audience yakni keluarga pasien serta menghasilkan evaluasi yang sangat berguna karena suasana menjadi hidup dengan diskusi, tanya jawab maupun timbal balik yang nyata, discharge planning selalu dilaksanakan setiap pasien pulang yakni dengan memberitahukan tentang obat

yang harus diminum, jadwal kontrol, aturan diit, memberikan health edukasi secara lisan dll. 5. Perencanaan fungsi manajemen pengendalian (controling) meliputi audit dokumentasi, survey kepuasan pasien dan perawat,

dan indikator mutu

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Lahan 1. MPKP dengan menggunakan metode Tim dapat dijadikan bahan acuan atau pertimbangan dalam penerapan di Ruang G I

dan dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengembangkan metode yang lebih baik selanjutnya.

2. Daftar pasien dijadikan sebagai dokumentasi dalam Ruang G I sesuai dengan metode yang diterapkan. 3. Setelah dilakukan timbang terima diharapkan perawat pelaksana dapat melakukan timbang terima lebih fokus pada diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan dan tindakan keperawatan. 4. Setelah dilakukan pre dan post conference diharapkan perawat dapat melakukan pre dan post conference lebih terlaksana

Page 30: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

secara rutin sesuai standart kegiatan yang telah dibuat oleh ruangan. 5. Melakukan kegiatan ronde secara terjadwal dan terencana 6. Adanya program PKMrs yang rutin dan tempat serta media yang memadai sehingga dapat menjadi program tambahan bagi

ruangan.

7. Membuat format discharge planing yang disosialisasikan kepada pasien. Memasukan kegiatan discharge planing sebagai salah satu kegiatan program keperawatan.

8. Agar supervise dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan/Ketua tim perlu melatih dan membudayakan kegiatan supervise secara terus – menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pihak menajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervise di ruangan – ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun informal dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan dan katim terutama yang berkaitan dengan supervise. Hasil audit selanjutnya harus ditampilkan secara transparan untuk memudahkan supervisi sesuai target yang diperlukan. Melakukan supervisi insidentil di lapangan guna memastikan perawat dapat melakukan pendokumentasian dengan baik.

4.2.2 Mahasiswa Dalam praktek manajemen ini diharapkan mahasiswa mampu menilai manajemen keperawatan yang dipakai di rs, terutama

dalam hal kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam rs tersebut. Dalam hal ini mahasiswa juga dapat diharapkan mampu untuk melakukan pengumpulan data pada suatu ruangan perawatan melakukan analisa, menetapkan masalah, memilih satu model MPKP yang sesuai dengan ruangan, menyusun rencana strategis dan mengevaluasi pelaksanaan suatu metode MPKP.

Page 31: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2. Minggu : II-IV Tahap Pelaksanaan Pada minggu kedua kelompok mahasiswa sudah melakukan pelaksanaan kegiatan praktek manajemen, dimana sudah menentukan model MPKP apa yang akan dilakukan. Pada tahap ini mahasiswa ada yang sebagai kepala ruang, kepala tim, perawat primer, perawat pelaksana, preseptorship, atau lainnya yang diperlukan. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

Timbang terima (operan)

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer penanggung jawab dinas pagi, sore, atau malam secara tulisan dan lisan. Operan dinas malam ke perawat dinas pagi, dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam.

Seluruh perawat dinas pagi dan malam berkumpul di ruang perawat, kepala ruang memberi pengarahan secara umum dan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan. Untuk selanjutnya dilakukan ronde keliling dengan operan langsung ke pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sampai saat ini Kegiatan operan lebih terfokus pada masalah kolaborasi, lalu mahasiswa melakukan diskusi dengan perawat yang ada serta dibuat panduan operan yang lebih terfokus pada masalah keperawatan, tindakan yang sudah dilakukan dan rencana tindak lanjut, serta pencatatan jumlah cairan terakhir. Saat operan, terjadi tanya jawab dan klarifikasi data atau pasien dan perawat pemberi dan penerima laporan diarahkan oleh mahasiswa terutama untuk penentuan masalah keperawatan dan prioritas masalah. Beberapa tujuan dilakukan timbang terima antara lain adalah: 1) Menyampaikan kondisi atau keadaan klien (Data Fokus). 2) Menyampaikan diagnosis keperawatan klien. 3) Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan kepada klien. 4) Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan kepada klien. 5) Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya. 6) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya 7) Mendokumentasikan timbang terima Tahapan yang dilakukan pada saat timbang terima antara lain: 1) Tahap Persiapan

a) Persiapan Alat o Status pasien o Format timbang terima o Workshet

b) Persiapan Pasien o Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2) Prosedur Pelaksanaan a) Persiapan

o Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet) , PP yang akan mengoperkan

menyiapkan lembar timbang terima o Kepala rungan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa bersama dan

membacakan visi, misi, dan motto b) Pelaksanaan

o PP dinas malam melakukan timbang terima pada PP dinas pagi, hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima : - Identitas klien dan diagnosis medis

Page 32: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

- Masalah keperawatan yang muncul. - Data Fokus (Keluhan subyektif dan obyektif) - Rencana keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan. - Tindakan kolaboratif. - Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang,

konsul, prosedur tindakan tertentu), perlu disampaikan untuk ditindak lanjuti. o PP dinas pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang disampaikan. o Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat. o Lama timbang terima setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang

memerlukan keterangan lebih rinci. o Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. PP dinas pagi melakukan validasi data.

3) Penutup a) Perawat kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang hasil validasi. b) Setelah proses timbang terima selesai dilakukan maka kedua PP menandatangani laporan

timbang terima diketahui oleh Karu. c) Karu menutup timbang terima, Karu memberikan reward kepada PP dinas malam dan

mengucapkan selamat bekerja kepada PP dinas pagi.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan pada keadaan timbang terima antara lain adalah : 1) Dilaksanakan tepat waktu, setiap pergantian shif 2) Dipimpin oleh Karu atau penanggung jawab pasien (PP). 3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. 4) Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab 5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi klien saat

ini serta menjaga kerahasiaan klien 6) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien. 7) Saat timbang terima dikamar klien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga klien di

sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privacy bagi klien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didepan pasien.

8) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di Nurse station. Alur Timbang Terima

Pasien

Diagnosis Medis/

Masalah Kolaboratif

Diagnosis Keperawatan

Rencana Tindakan

Yang Telah Dilakukan Yang Akan Dilakukan

Perkembangan Keadaan Pasien

Masalah

Teratasi,

Belum Teratasi

Teratasi Sebagian

Muncul masalah baru

Page 33: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

contoh: Proposal Timbang terima Mahasiswa

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN TIMBANG TERIMA

DI RUANG ......... RUMAH SAKIT .......... SURABAYA 2015

A. Latar Belakang

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi, komunikasi yang kurang baik dapat mengganggun kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan

Timbang terima merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang Terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat. Operan/timbang terima dilakukan setiap pergantian dinas jaga atau shift. Operan dilakukan 3 kali dalam sehari.

B. Tujuan

1. Tujuan umum Setelah mengikuti kegiatan timbang terima diharapkan para perawat dapat mengaplikasikan cara melakukan timbang terima dengan benar.

2. Tujuan khusus a. Setelah mengikuti kegiatan timbang terima perawat dapat melakukan kegiatan timbang terima dengan benar. b. Setelah mengikuti kegiatan timbang terima perawat dapat melakukan timbang terima secara rutin dan dapat

terdokumentasi.

C. Strategi Menentukan tempat dan sarana prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan program timbang terima dan

berkoordinasi dengan kepala ruangan.

D. Rencana Pelaksanaan 1. Sasaran, seluruh perawat yang berdinas sesuai dengan Kegiatan operan dilakukan oleh dinas malam ke dinas pagi,

dinas pagi ke dinas siang, dinas siang ke dinas malam dan dipimpin oleh katim masing-masing. 2. Tempat Kegiatan dilakukan di Nurse Station. 3. Waktu, dilakukan setiap hari dari shift pagi, siang dan malam tanggal 8 Mei 2015. 4. Sarana

a. Lembar dokumentasi b. Lembar absensi perawat yang melakukan timbang terima

5. Langkah Kerja a. Timbang Terima dipimpin oleh Karu dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas saat itu. Perawat pelaksana

yang dinas sebelumnya mengoperkan kepada Katim masing-masing dan perawat pelaksana yang akan dinas selanjutnya mengenai tindakan yang sudah dilakukan dan tindakan yang belum dilakukan.

b. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station membicarakan tentang kegaiatan perawat pada pasien dan perkembangan serta hal-hal penting pasien selama shift jaga tersebut, seperti identitas singkat pasien, diagnosa medis, terapi dokter, diagnose keperawatan, rencana keperawatan dan hal-hal yang perlu dilakukan.

c. Kemudian dilakukan operan ke bed klien untuk validasi operan seperti keluhan pasien, dan saat operan di bed pasien, katim memperkenalkan anggota yang akan berdinas saat itu kepada klien kelolaan yang baru,dan kembali ke Nurse station untuk melakukan rencana tindak lanjut perawatan.

d. Saat berada sudah kembali ke Nurse station Katim menyebutkan identitas klien, diagnosa keperawatan yang muncul, intervensi yang sudah dilakukan dan belum dilakukan, advis dokter dan terapi.

E. Pengorganisasian

Penanggung jawab kegiatan terima praktek manajemen dan kepemimipinan dalam keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Ketua : ....... 2. Penanggung Jawab : ....... 3. Katim 1 : ....... 4. Katim 2 : .......

Page 34: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

5. Perawat Pelaksana : a. Hari Rabu tanggal 8 Mei 2013 b. Shift pagi :

- ........ - ........ - ........

c. Shift siang : - ........ - ........ - ........

d. Shift malam: - ........ - ........ - ........

F. Susunan Acara

WAKTU KEGIATAN

06.45 - 07.00 WIB Timbang terima dinas malam ke dinas pagi

13.45 - 14.00 WIB Timbang terima dinas pagi ke dinas siang

20.45 – 21.00 WIB Timbang terima dinas siang ke dinas malam

G. Setting

Keterangan :

: Karu

: Katim

: Perawat Pelaksana

H. EVALUASI 1. Struktur

a. Karu mampu memimpin proses timbang terima pada pergantian shift malam ke shift pagi dan pagi ke sore. b. Katim / perawat penanggung jawab shift menyiapkan buku laporan katim.

2. Proses Karu membuka timbang terima dengan salam dan didahului dengan berdoa bersama serta memimpin pembacaan visi dan misi ruangan. Hasil Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. PJ Shift mengoperkan ke KATIM berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang belum dan sudah dilakukan, advise dokter, dan terapi kemudian dilakukan operan ke bed klien untuk validasi operan seperti keluhan klien dan melakukan reinforcement pada klien. Saat operan di bed klien, katim/ perawat penanggung jawab shift memperkenalkan anggota yang akan berdinas saat itu kepada klien dan kembali ke Nurse station untuk melakukan rencana tindak lanjut perawatan, kemudian karu menutup timbang terima dengan mengucapkan selamat bekerja untuk yang dinas pagi dan ucapan selamat istirahat untuk yang berdinas malam lalu berdoa dan bersalaman antar anggota. Padahari kamis tanggal 16 mei 2013 pukul 07.45 wib dilaksanakan role play timbang terima yang dihadiri oleh pembimbing ruangan dan

Page 35: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

pembimbing institusi, dan mahasiswa melaksanakan roleplay sesuai dengan SPO yang telah dibuat. 3. Hasil

a. Jumlah perawat yang mengikuti kegiatan timbang terima pada MPKP minggu pertama sampai minggu ketiga rata-rata pada dinas pagi sebanyak 7 orang, dinas siang 3 orang dan dinas malam 3 orang untuk setiap harinya, namun pada kenyataannya ada 1 orang perawat untuk setiap harinya yang tidak mengikuti kegiatan timbang terima karena terlambat.

b. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana katim.

c. Katim/ perawat penanggung jawab shift menandatangani buku laporan.

I. Referensi

Page 36: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Pre post conference

Pengertian Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinikdan kegiatan konsultasi.

Conference dilakukan sebelum dan sesudahmelaksanakan asuhan keperawatan pada pasienKonferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, soreatau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangigangguan dari luar. Prosedur : 1) Karu/Pj shift membuka acara 2) Katim memberitahu kepada perawat pelaksana tentang tindakan asuhan keperawatan yang akan

dilakukan kepada masing-masing pasien 3) Katim memberikan arahan dalam asuhan yang telah diberikan 4) Katim menutup acara 5) Catat pada buku pendokumentasian Sikap: Teliti, sopan, sabar dan bertanggung jawab Setelah operan dan pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan pre-post conference bersama anggota timnya dan membagi habis pasien sesuai dengan pasien kelolaan dan pasien titipan pada shiftnya. Mahasiswa berdiskusi dengan kepala ruang tentang metode penugasan tim primer, bersama-sama dengan ketua tim menentukan tingkat ketengantungan pasien agar mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien. Pelaksanaan kegiatan pre-post conference pada umumnya sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, tetapi para perawat belum terbiasa. Tahapan 1. Pre Conference

a. Definisi Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksanasetelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yangdipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada timtersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi preconference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahanrencana dari katim dan penanggung jawab tim(Modul MPKP, 2006)

b. Tujuan 1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,merencanakan asuhan dan

merencanakan evaluasi hasil 2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan 3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaanpasien

c. Waktu, tempat dan penanggung jawab Waktu pre conference adalah pada saat setelah operan di Nurse station dan penanggung jawab adalah ketua tim.atau penanggung jawab tim

d. Kegiatan 1) Ketua tim atau Penanggung jawab tim membuka acara 2) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencanaharian masing 3) masing perawat pelaksana 4) Ketua tim atau Penanggung jawab tim memberikan masukandan tindakan lanjut terkait

dengan asuhan yang diberikan saatitu. 5) Ketua tim atau Penanggung jawab tim memberikanreinforcement 6) Ketua tim atau Penanggung jawab tim menutup acara

e. Syarat Pelaksanaan 1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhankeperawatan 2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

Page 37: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentangkeadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-datayang perlu ditambahkan

4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketuatim dan anggota tim 2. Post Conference

a. Definisi komunikasi katim dan perawatpelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelumoperan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasilaskep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindaklanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (ModulMPKP, 2006)

b. Tujuan Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai

c. Waktu, Tempat dan Penanggung Jawab Waktu post conference adalah sebelum operan dinas berikutnya di Nurse stasion dan yang bertanggung jawab adalah ketua tim dan penanggung jawab tim

d. Kegiatan 1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhanyang telah diberikan. 3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjutasuhan klien yang harus dioperkan

kepada perawat shiftberikutnya. 4) Ketua tim atau Pj menutup acara

e. Syarat 1) Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan 2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit 3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentangkeadaan pasien, perencanaan

tindakan rencana dandata-data yang perlu ditambahkan Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,ketua tim dan anggota tim

FORMAT PRE DAN POST CONFERN

Hari : ..........

Tanggal : .......... Ruangan : .........

No Nama &

RM

Diagnosa &

keluhan utama

Tanda-tanda Vital GCS

Rencana tindakan Evaluasi Ket. TD N R S

PROPOSAL PRE DAN POST CONFERENCE A. Pendahuluan

Proses pelaksanaan Pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga serta masyarakat….” (Gillies, 1985) Manajemen keperawatan adalah pelayanan keperawatan profesional dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi manajemen, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien Lima element sistem manajement keperawatan yaitu input berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses merupakan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output dilihat dari hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan, pengembangan staf serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil/keluaran. Control diperlukan sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil. Mekanisme Umpan Balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil atau perbaikan yang akan datang.

Prinsip dasar manajemen keperawatan yaitu berlandaskan perencanaan, dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif, melibatkan pengambilan keputusan, harus terorganisasi, menggunakan komunikasi yg efektif , pengendalian. Kerangka

Page 38: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

konsep : manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat, kesehatan lingkungan. Filosofi manejemen keperawatan keyakinan yang dimilki individu atau kelompok kepada pencapaian tujuan bersama. Tujuan pelayanan keperawatan pernyatan konkret dan spesifik tentang pelayanan keperawatan, yang digunakan untuk menetapkan prioritas kegiatan. Manajemen keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan yang mendasar dalam memasuki abad ke-21 ini. Perubahan sebagai dampak dari perubahan social, politik, ekonomi, kependudukan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua perubahan membawa sistem pelayanan kesehatan/ keperawatan dan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisme. Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang, yang ditunjukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan masyarakat, tuntutan masyarakat akan peningkatan kesehatan yang berkualitas juga akan semakin meningkat.

Tuntutan akan kebutuhan pelayanan asuhan dimasa yang akan datang merupakan tantangan yang harus di persiapkan secara benar dan ditangani dengan sungguh-sungguh olehinstitusi pendidikan kesehatan (Hasan, 1997). Tuntutan akan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas mengakibatkan institusi pendidikan yangmencetak tenaga kesehatan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkansumber daya kesehatan yang mampu melaksanakan tugas tenaga kesehatanyang berkualitas dan sesuai standar pelayanan kesehatan. Profesionalismetenaga kesehatan dapat dimulai saat pembelajaran di institusi pendidikan kesehatan. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi, dan saling berkepentingan. Oleh karena itu, inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktik keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama dalam proses profesionalisme. Keadaan ini akan bisa dicapai apabila perawat menguasai pengolaan keperawatan secara profesional saat ini dan yang akan datang. Kebanyakan perawat di Indonesia masih kurang dalam menguasai pengolaan keperawatan atau manajemen keperawatan. Biasanya perawat Indonesia hanya duduk manis dalam pengolaan manajemen keperawatan terhadap tanggung jawab yang diberikan. Mereka hanya paham konsep yang sudah dipelajarinya selama mereka mengenyam pendidikan, saat dilapangan mereka tidak mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan. Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim terseebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006).

Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Pre-konferens para instruktur klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. Pada makalah ini akan di bahas mengenai pre dan post komference.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu : 1. Apakah pengertian pre dan post komfrerence ? 2. Apakah tujuan dari pre dan post konfrerence ? 3. Apakah gejala syarat pre dan post konfrence ? 4. Bagaimana pedoman pelaksanaan ? 5. Bagaimana penanganan tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaa pre dan postkonfre ? 6. Bagaimana kegiatan ketua tim dalam pre dan post konfre ini ?

C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui : 1. Definisi 2. Tujuan pre dan post konfrence 3. Syarat pre dan post konfrence 4. Pedoman pelaksanaan conference 5. Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konference 6. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfrerence 7. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat 8. Hal-hal yang di sampaikan oleh ketua tim D. Pengorganisasian

Kepala ruangan : ................ Kepala Primer : ................ Perawat Associate : ................. Pasien : ................ Supervisor : ................. Pembimbing : ................. Hari/Tanggal : ................. Pukul : ................. Pelaksana : .................

Page 39: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Tempat : ................. Sasaran : ................. Materi : .................

E. Metode

Metode yang digunakan dalam pre dan post conference adalah diskusi dan tanya jawab tentang keluhan utama klien, TTV dan kesadaran, Hasil Pemeriksaan laboratorium dan atau diagnostic terbaru, masalah keperawatan, Rencana perawatan hari ini, perubahan rencana medis, rencana medis. Media : a. Status klien b. Lembar pre dan post conference (terlampir

F. Pedoman Pelaksanaan Conference 1) Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan 2) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok 3) Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan memberi umpan balik 4) Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik 5) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginanmengambil tanggung jawab dan

menerima pendekatan serta pendapat yang G. Pelaksanaan Kegiatan

Topik : ..................... Hari/tanggal : ..................... Pukul : ..................... Tempat : ..................... Pelaksana : ..................... Sasaran : .....................

H. Pengorganisasian Kepala ruangan : ..................... Kepala Primer : ..................... Perawat Associate : ...................... Pasien : ..................... Supervisor : ..................... Pembimbing : .....................

I. Metode Metode yang digunakan dalam pre dan post conference adalah diskusi dan tanya jawab tentang keluhan utama klien, TTV dan kesadaran, Hasil Pemeriksaan laboratorium dan atau diagnostic terbaru, masalah keperawatan, Rencana perawatan hari ini, perubahan rencana medis, rencana medis.

J. Instrumen 1. Status klien 2. Lembar pre dan post conference (terlampir)

K. Mekanisme kegiatan Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana Persiapan 1. Karu mengucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana persiapan Ketua Tim untuk pelaksanaan discharge

planning 2. Ketua Tim sudah siap dengan status klien dan format pre dan post conference

L. Pelaksanaan 1. ketua tim atau pj tim menanyakan aspek asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat dinas sebelumnya

terutama pada pasien/ masalah yang perlu didiskusikan 2. Diskusi yang dipimpin oleh ketua tim atau PJ 3. Ketua tim atau pj tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana 4. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu. 5. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement. 6. Ketua tim atau Pj tim menutup acara

M. Referensi

Page 40: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Supervisi Dalam Keperawatan

Pendahuluan Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non

kesehatan. Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan suatu system management of nursing care delivery. Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain, karena sasaran yang ingin dicapai ialah pasien. Pelayanan keperawatan di berbagai negara relative sama, hanya saja di Indonesia memiliki keunikan tersendiri mengingat faktor kemajemukan pendidikan perawat (Nurachmah, 2000). Kemajemukan ini membawa dampak pada tidak konsistennya sistem pelayanan keperawatan. Fungsi manajemen tidak mampu diperankan oleh perawat di sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Salah satu fungsi manajemen ialah directing dimana didalamnya terdapat kegiatan supervisi keperawatan. Fakta menunjukkan pelaksanaan supervisi keperawatan di berbagai rumah sakit belum optimal.

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin atau penanggung jawab keperawatan yang bertujuan untuk perkembangan para perawat dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan, Supervisi meliputi kegiatan kegiatan merencanakan, mengarahkan, membimbing mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Makna dari supervisi yang lebih demokratis, bukan hanya mengawasi seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikut sertakan dalam usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya.

Supervisi keperawatan adalah upaya yang berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi dapat juga diartikan sebagai proses yang memacu anggota unit kerja untuk berkontribusi secara aktif dan positif agar tujuan organisasi tercapai. perawat dapat dikelompokan kedalam beberapa kelompok yaitu perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruangan. Perawat pelaksana adalah seseorang yang berperan dalam merawat, memelihara dan membantu serta melindungi orang yang sakit, cedera dan proses penuaan (ANA,2000). Perawat pelaksana bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator, serta rehabilitator (Sieglar, 2000). Perawat pelaksana akan di manejeri oleh seorang ketua tim. Ketua tim adalah seorang yang bertugas mengkoordinasi perawat pelaksana dalam melakukan proses tindakan keperawatan meliputi pengkajian, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan.

Penelitian Mularso (2006), menemukan bahwa kegiatan supervisi lebih banyak pada kegiatan “pengawasan” bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian. Di Indonesia model supervisi klinik keperawatan juga belum jelas seperti apa dan bagaimana implementasinya di rumah sakit. Di beberapa negara maju terutama US dan Eropa, kegiatan supervisi klinik keperawatan di rumah sakit dilakukan dengan sangat sistematis. Peran dan kedudukan perawat supervisor begitu penting. Peran supervisor dapat menentukan apakah pelayanan keperawatan (nursing care delivery) mencapai standar mutu atau tidak. Penelitian Hyrkäs dan Paunonen-Ilmonen (2001), membuktikan bahwa supervise klinik yang dilakukan dengan baik berdampak positif bagi quality of care. Menegakan diagnosa, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan(Gartinah,2008).

Pengertian Supervisi Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000). Supervisi meliputi kegiatan kegiatan merencanakan, mengarahkan, membimbing mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Makna dari supervisi yang lebih demokratis, bukan hanya mengawasi seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga

Page 41: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

bersama para perawat bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikut sertakan dalam usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya atau yang paling sering adalah dari supervisor ke perawat pelaksana. Perawat pelaksana adalah seseorang yang berperan dalam merawat, memelihara dan membantu serta melindungi orang yang sakit, cedera dan proses penuaan (ANA,2000). Perawat pelaksana bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator, serta rehabilitator (Sieglar, 2000). Perawat pelaksana akan di manejeri oleh seorang ketua tim. Ketua tim adalah seorang yang bertugas mengkoordinasi perawat pelaksana dalam melakukan proses tindakan keperawatan meliputi pengkajian, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan. Tujuan Kegiatan supervisi Beberapa tujuan dari kegiatan supervisi antara lain adalah : 1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yng telah ditetapkan dalam tempo yang

diberikan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. 2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan kekurangan para perawat dalam hal kemampuan,

pengetahuan dan pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai. 3. Memungkinkan pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf

yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut. 4. Memungkinkan manajemen sumber yang disediakan telah tercukupi dan dipergunkan dengan baik. 5. Memungkinkan management menentukan penyebab kekurangan pada kinerja tersebut. Unsur-Unsur Pokok Dalam Supervisi

Kegiatan supervise bisa berhasil maka supervise harus lebih mengutamakan kelebihan pengetahuan dan ketrampilan dari yang melakukan supervisi, umumnya pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervise adalah atasan karena memiliki kelebihan dalam organisasi dan karena itu fungsi supervise di miliki oleh atasan. Tingkatan manager dalam melakukan supervise adalah : 1. Top Manager (Manager Puncak), manager puncak betanggung jawab atas seluruh kegiatan dari hasil kegiatan

serta proses management organisasi. Tugas utamanya menetapkan kebijakan, memberi petunjuk atau pengarahan umum berkaitan dengan tujuan.

2. Middle Manager (Manager menengah), tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manager kedalam program-program.

3. Manager Tingkat Pertama ( First line, First level manager, Supervisor Manager), yang bertugas memimpin langsung para pelaksana, tugasnya melaksanakan supervise sebagai supervisor.

Syarat Atau Karakteristik Pelaksana Supervisi 1. Atasan langsung dari yang di supervise atau apabila tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-

batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 2. Memiliki ketrampilan melakukan supervise artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervise. 3. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi. 4. Mempunyai sifat edukatif, suportif dan bukan otoriter 5. Mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-gesa melainkan secara sabar berupaya meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan para bawahan yang disupervisi. Selain 5 karakteristik seperti tersebut diatas juga dibutuhkan kemampuan melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan dan kepemimpinan. Menurut WHO proses pengarahan pegawai yang baik harus : 1. Tepat waktu artinya tindakan pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat 2. Sederhana artinya tindakan pengawasan harus sederhana kaena kalau tidak akan memerlukan waktu yang

lama. 3. Minimal artinya pengawasan disediakan sedikit mungkin, yakni sedikit yang diperlukan untuk menjamin

pekerjaan akan diselesaikan dan standar dipertahankan. 4. Luwes artinya pengawasan yang kaku dapat menjadi seperti senjata makan tuan, para petugas akan

menghindarinya.

Page 42: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Sasaran dan Frekuensi kegiatan supervisi Sasaran atau objek dari supervise adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan yang melakukan

pekerjaan. Sasaran yang dilakukan oleh bawahan disebut sebagai sasaran langsung. Pegangan umum yang digunakan dalam melakukan supervise tergantung dari derajad kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan. Menurut Nursalam(2011) melakukan supervise yang tepat harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan. Tergantung bagamana staf melihatnya. 1. Over control, control yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan. Staf tidak akan dapat

memikul tanggung jawabnya. 2. Under control, control yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap delegasi dimana staf tidak produktif

melaksanakan tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir dan melaksanakan tugas tersebut.

Tehnik Supervisi Teknik supervisi ada beberapa kegiatan yaitu: 1. Supervisi Langsung

Supervisi lansung dilakukan pada saat perawat sedang melaksanakan pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Pada waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan supervisi efektif adalah : a. Pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami. b. Menggunakan kata-kata yang tepat c. Berbicara dengan jelas dan lambat d. Berikan arahan yang logis e. Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu f. Pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami g. Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008): a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa pendokumentasiannya akan disupervisi. b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan pendokumentasian. Supervisor

melihat hasil pendokumentasian secara langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan. c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan keperawatan yaitu menggunakan

form A Depkes 2005. d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang disupervisi komponen

pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari Depkes.

2. Secara Tidak Langsung. Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008. Langkah-langkah Supervisi tak langsung. a. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada buku rekam medik

perawat. b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan. c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan keperawatan yang

ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes. d. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan memberikan tanda bila ada yang masih

kurang dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang mendokumentasikan. e. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai standar. f. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.

Page 43: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Langkah-Langkah Supervisi Beberapa langkah yang dilakukan pada proses supervisi antara lain adalah : 1. Persiapan

Kegiatan Kepala Ruangan (supervisor) meliputi: a. Menyusun jadwal supervise b. Menyiapkan materi supervisi (format supervisi, pedoman pen dokumentasian) c. Mensosialisasikan rencana supervisi kepada perawat pelaksana

2. Pelaksanaan supervise Kegiatan kepala ruangan (supervisor) pada tahap pelaksanaan supervisi meliputi : a. Mengucapkan salam pada perawat yang disupervisi b. Membuat kontrak waktu supervisi pendokumentasian dilaksanakan c. Bersama perawat mengidentifikasi kelengkapan pendokumentasian untuk masing-masing tahap d. Mendiskusikan pencapaian yang telah diperoleh perawat dalam pedokumentasian asuhan keperawatan e. Mendiskusikan pencapaian yang harus ditingkatkan pada masing-masing tahap f. Memberikan bimbingan / arahan pendokumentasian asuhan keperawatan g. Mencatat hasil supervisi.

3. Evaluasi Kegiatan kepala ruangan (supervisor) pada tahap evaluasi meliputi : a. Menilai respon perawat terhadap pendokumentasian yang baru saja di arahkan b. Memberikan reinforcement pada perawat c. Menyampaikan rencana tindak lanjut supervisi

Alur Supervisi

PRA Supervisi PELAKSA NAAN PASCA

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Per. Irna

Menetapkan kegiatan & tujuan

serta instrumen/alat ukur ukur Karu

Menilai Kinerja Perawat :

RAA

(responsibility,

Accountbility, Authority)

PP 1 PP 2

PA Pembinaan (3 F)

1.penyampaian penilaian

2. Feed Back

3.Follow up, pemecahan

masalah & reward

PA

Kinerja perawat &

kualitas pelayanan

Page 44: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Tahapan Pelaksanaan Supervisi Beberapa Langkah Supervisi antara lain : 1. Pra Supervisi

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise b. Supervisor menetapkan tujuan

2. Pelaksanaan Supervisi a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur/instrument yang telah disiapkan b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan. d. Pelaksanaan supervise dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder

1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada 2) Supervisor melakukan Tanya jawab dengan perawat

3. Pasca Supervisi a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F- Fair) b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

FORMAT SUPERVISI Hari / Tanggal : Yang Disupervisi : Perawat Primer Ruang : Pav VI B

No Kegiatan Nilai

4 3 2 1

1 Dokumentasi : Kelengkapan format Kelengkapan tulisan. Isi Dokumentasi : 1. Data 2. Masalah Keperawatan 3. Rencana Keperawatan 4. Implementasi 5. Evaluasi

Jumlah Nilai : Jumlah Nilai 7 Keterangan Nilai : Hasil Penilaian : Empat ( 4 ): 76 – 100 % Baik : 3 – 4 Tiga ( 3 ) : 50 – 75 % Cukup : 2 – 2,9 Dua ( 2 ) : 25 – 49 % Kurang : 1 – 1,9 Satu ( 1 ) : 0 – 24 %

DAFTAR HADIR SUPERVISI KEPERAWATAN

No. Hari dan Tanggal Nama / Jabatan atau Peran Tanda Tangan

Page 45: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Format Evaluasi Aktivitas Supervisi Petunjuk Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda √ pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor

SS (nilai 4) : Jika anda sangat setuju dengan isi pernyataan

S (nilai 3) : Jika anda setuju dengan isi pernyataan

TS (nilai 2) : Jika anda tidak setuju dengan isi pernyataan

STS (nilai 1) : Jika anda sangat tidak setuju dengan isi pernyataan

No Kriteria Nilai

SS S TS STS

1 Supervisi disusun secara terjadwal

2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan

3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf

4 Supervisor mengorientasi materi supervisi kepada staf yang disupervisi

5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi

6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinforcement

7 Supervisor mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan oleh staf

8 Supervisor memberikan solusi dan rolemodel bagaimana meningkatkan kinerja staf

9 Supervior menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan

10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf

Sub Total

Total Nilai

Nilai aktivitas supervisi = Total Nilai x 100 40

INSTRUMEN SUPERVISI ASKEP SECARA LANGSUNG

PADA PERAWAT PELAKSANA Nama : Ruangan: Nama Supervisor : Hari/Tanggal:

No Aspek yang Dinilai Dilakukan

Ya Tidak

A Pengkajian Keperawatan 1 Memberikan senyum, sapa, tanya dan bantu 2 Melakukan pengkajian 3 Merumuskan masalah 4 Mendokumentasikan hasil pengkajian data keperawatan B Perencanaan Tindakan 5 Melakukan pendidikan kesehatan 6 Menciptakan lingkungan terapeutik 7 Melakukan tindakan keperawatan mandiri sesuai standar 8 Melakukan tindakan kolaboratif 9 Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan C Pelaksanaan 10 Hubungan terapeutik (sikap dan teknik terapeutik) 11 Memperhatikan tindakan aseptic dan antiseptic 12 Memperhatikan prinsip tindakan universal precaution 13 Peran serta pasien dalam rencana tindakan 14 Melakukan seluruh tindakan keperawatan yang telah direncanakan sesuai prosedur 15 Selalu menyimpan dan memelihara dengan baik barang rumah sakit yang menjadi

tanggung jawabnya

16 Melakukan tindakan penerimaan pasien sesuai prosedur 17 Mendokumentasikan tindakan keperawatan D Evaluasi 18 Menilai kemampuan atau respon klien yang dicapainya 19 Memodifikasi rencana tindakan 20 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan

TOTAL SKOR Sumber: Lumbantoruan, L. (2005) Keterangan: Ya = nilai 1, Tidak = Nilai 0 Nilai = Jumlah total skor/26 x 100% Yang disupervisi Supervisor Nama Jelas Nama Jelas

Page 46: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

INSTRUMEN SUPERVISI ASKEP SECARA TIDAK LANGSUNG PADA PERAWAT PELAKSANA

Nama : Ruangan: Nama Supervisor : Hari/Tanggal:

No Aspek yang Dinilai Dilakukan

Ya Tidak

A Pengkajian Keperawatan

1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian 2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai sekarang

B Diagnosa Keperawatan

3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

4 Merumuskan masalah keperawatan aktual

C Perencanaan Tindakan

5 Perencanaan berdasarkan masalah keperawatan 6 Disusun menurut urutan prioritas

7 Mempunyai rumusan tujuan dan kriteria hasil

8 Rencana tindakan melibatkan pasien/keluarga

9 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan lain

D Tindakan Keperawatan

10 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana

11 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan 12 Revisi tindakan berdasakan hasil evaluasi

13 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas

E Evaluasi

14 Evaluasi hasil tindakan dilakukan pada shift tersebut

15 Hasil evaluasi dicatat

F Catatan Askep

16 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada format yang baku 17 Perawat mencantumkan paraf/nama jelas, tanggal dan jam setiap tindakan

keperawatan yang dilakukan

18 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

TOTAL SKOR

Sumber: Lumbantoruan, L. (2005) Keterangan: Ya = nilai 1, Tidak = Nilai 0 Nilai = Jumlah total skor/18 x 100% Yang disupervisi Supervisor Nama Jelas Nama Jelas

SURAT PERSTUJUAN DILAKUKAN SUPERVISI KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : .............................................................................................................................. Jabatan : .............................................................................................................................. Hal yang disupervisi : ............................................................................................................................. Akan melakukan supervisi keperawatan kepada : Nama : ............................................................................................................................... Jabatan : .............................................................................................................................. Hal yang disupervisi : ............................................................................................................................. Har/Tanggal Supervisi : .......................................................................................................................... Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan supervisi keperawatan

Surabaya,

Perawat pelaksana Perawat supervisi (................) (................)

Page 47: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Contoh: proposal kegiatan supervisi PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KEGIATAN SUPERVISI

DI RUANG rs..... RUMAH SAKIT rs.....SURABAYA

A.

Latar belakang

Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan

tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan

penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan.

Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung, misalnya perawat

pelaksanan sedang melakukan ganti balutan, maka katim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan apakah standar kerja dijalankan. Pengawasan terkait pula

dengan kinerja dan kompetisi perawat, yang akan berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui pelaporan atau

dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan.

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil

pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan, penambahan pengetahuan atau keterampilan,

promosi untuk tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan.

Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat.

Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan

katim.

Supaya hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan, penambahan

pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan

fokus yang telah ditetapkan.

Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat.

Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan

katim.

Diruang MPKP supervsi berjenjang dilakukan sebagai berikut :

- Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan terhadap kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana

- Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan perawat pelaksana

- Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana

Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruang materi supervisi adalah kemampuan manajerial

dan kemampuan asuhan keperawatan. Ketua tim supervise terkait dengan kemampuan pengelolahan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan, sedangkan untuk

perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervise dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok

bagi staff maka perlu disusun standart dan jadual pasti dalam supervise.Untuk evaluasi fungsi pengarahan ini, kepala ruangan menyusun rencana terhadap ketua tim dan

perawat pelaksana sebagai rencana bulanan.

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Nurse Stikes rs rs Surabaya akan melaksanakan kegiatan MPKP di ruang Pavilliun VI B yang berlangsung pada tanggal 06 – 26 Mei

2013. Kegiatan supervisi akan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2013, dengan kegiatan supervisi diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dan asuhan

keperawatan sesuai standart mutu yang ditetapkan.

B.

Tujuan

1.

Tujuan Umum

Untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan.

2.

Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kinerja perawat

b. Menumbuhkan rasa kompetisi perawat

c. Memfasilitasi program jenjang karir perawat

d. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.

e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakkan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.

g. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

C.

Strategi

Menentukan standart mutu ruangan di Pavilliun VI B RUMAH SAKIT .... ... Surabaya dalam pelayanan dan asuhan keperawatan.

D.

Pelaksaaan

1.

Sasaran

KARU, KATIM, Perawat Pelaksana

2.

Tempat

Nurse Station, Ruang Rawat

Page 48: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

3.

Waktu

Jum’at, 24 Mei 2013, pukul 08.00 WIB.

4.

Sarana

1. Rekam Medis Keperawtan klien

2. Dokumentasi keperawatan klien pada buku KATIM

3. Dokumentasi observasi dan kegiatan harian klien

4. Buku Punishment

5.

Langkah Kerja

1.

Pelaksanaan pada hari jum’at, 24 Mei 2013 Pukul 08.00 WIB

2.

Dalam MPKP Tim Pelaksanaan Supervisi Dilakukan Oleh :

a.

Kepala ruang mensupervisi ketua timdan perawat pelaksana

b.

Ketua tim mensupervisi perawat pelaksana

3.

Langkah – Langkah :

Pelaksanaan supervisi harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada yang akan disupervisi, untuk itu perlu dijadual dan diketahui oleh orang-orang yang akan

terlibat dalam kegiatan supervisi.

Pelaksanaan Supervisi

a.

Supervisi tidak langsung

1)

Laporan tertulis atau lisan (Supervisor tidak melihat kegiatan yang disupervisi secara langsung)

2)

Supervisi melalui laporan tertulis atau lisan, mungkin terjadi kesenjangan fakta, tetapi umpan balik diberikan secara tertulis

E.

Pengorganisasian

Kepala Ruangan : ...............

Ketua Tim I : ...............

Perawat Pelaksana : ................

Ketua Tim II : .................

Perawat Pelaksana : ................

F.

Susunan Acara

WAKTU KEGIATAN

07.50 Persiapan kegiatan supervisi

08.00 Pembukaan kegiatan supervisi oleh Kepala Ruangan dengan salam, pembacaan doa, pembacaan visi,

misi dan motto

08.10 Kepala Ruangan mengingatkan kembali kegiatan supervisi yang telah direncanakan, melaksanakan

kontrak waktu

08.15 Kepala ruangan mesupervisi Ketua Tim

08.40 Karu memberikan pengarahan pada katim dan perawat pelaksana

08.50 Kepala ruangan memberikan reinforcement dan melakukan penjadwalan ulang untuk dilakukan

supervisi

09.00 Penutupan kegiatan supervise oleh kepala ruangan dengan pembacaan doa dan salam

G. Setting

Keterangan :

: : Kepala Ruangan

: : KATIM I & 2

: Perawat Pelaksana

Meja Nurse Station

Page 49: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

H. Evaluasi

1. Struktur

Kepala Ruangan menjadwalkan supervisi dan mensosialkan kepada anggota ruangan untuk waktu supervisi Jum’at, 24 Mei 2013 Pukul 08.00, hal-hal yang akan disupervisi yaitu rekam medik klien dan pendokumentasian ruangan serta siapa yang akan disupervisi yaitu Ketua Tim I dan Ketua Tim II. Kepala Ruangan telah menyiapkan format supervisi untuk menilai standart kinerja anggotanya.

Ketua Tim disupervisi oleh Kepala Ruangan tentang kemampuan dalam pengelolaan asuhan keperawatan melalui buku KATIM.

Perawat pelaksana disupervisi oleh Ketua Tim terkait dengan kemampuannya dalam asuhan keperawatan yang dilaksanakan dan didokumentasikan dalam catatan perkembangan klien di rekam medik.

2. Proses

Kegiatan supervisi kepala ruangan kepada kinerja ruangan dilaksanakan satu kali yang diadakan hari Jum’at, 24 Mei 2013 Pukul 08.00 di Nurse station paviliun VIB. Supervisi dilaksanakan oleh Kepala Ruangan (Lina) kepada Ketua Tim I (Lailul Riska) dan Ketua Tim II (Fandi P.), serta Ketua Tim I kepada perawat pelaksana (Miftahul R.) dan Ketua Tim II kepada perawat pelaksana (Meida P.).

Kegiatan supervisi Kepala Ruangan kepada Ketua Tim I melalui buku KATIM, catatan perkembangan klien pada rekam medik, dan pendokumentasian kegiatan harian klien. Pemberian reinforcement, motivasi dan solusi kepada perawat pelaksana

Kegiatan supervisi Ketua Tim kepada perawat pelaksana melalui catatan perkembangan klien pada rekam medik, pendikumentasian kegiatan harian klien, pendokumentasian observasi TTV. Ketua tim mensupervisi buku punishment. Pemberian reinforcement, motivasi dan solusi kepada perawat pelaksana.

3. Hasil

Supervisi Kepala ruangan kepada Ketua Tim I pada penulisan SOAP di buku KATIM dan catatan perkembangan rekam medik masih kurang tepat.

S : Ditulis pernyataan klien sesuai SP yang dilaksanakan O : Ditulis sesuai kriteria hasil dan kondisi klien saat itu A : Ditulis tiap-tiap SP yang teratasi atau teratasi sebagian atau belum teratasi P : Dituliskan planning untuk perawat dank lien, penulisan SP harus dijelaskan tiap pointnya. Kelengkapan pengkajian penting untuk penentuan diagnosa keperawatan dan menentukan tindakan yang tepat untuk klien. Daftar obat klien untuk mengetahui terapi yang didapatkan, dan ketersediaan obat. Supervisi Kepala Ruangan kepada anggota ruangan tentang standart tata tertib yang telah dibuat dengan melalui buku punishment, masih ada anggota yang datang terlambat dan terdapat anggota yang masih tidak menggunakan atribut sesuai tata tertib. Punishment telah dijalankan bagi yang melanggar dan memberi motivasi untuk teteap mematuhi tata tertib yang ada. Reward telah diberikan bagi anggota yang disiplin dalam menjalankan tata tertib ruangan dan mampu mengelola asuhan keperawatan.

Kepala ruangan tidak memberikan reinforcement ditiap supervisi, tidak memberikan motivasi dan solusi kepada anggota ruangan.

Peserta supervisi mengikuti kegitan supervisi hingga berakhir, diakhir kegiatan kepala ruangan menutup kegiatan dengan pembacaan doa dan salam.

Perawat dapat : - Menumbuhkan cara berpikir yang kritis. - Meningkatkan cara berpikir yang sistematis. - Meningkatkan kemampuan validitas data klien. - Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. - Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. - Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan. - Meningkatkan kemampuan justifikasi. - Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Page 50: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Ronde Keperawatan

Pengertian : Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, yang melibatkan berbagai unsur untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Tujuan Tujuan dilakukan ronde adalah : Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dengan beberapa tujuan khusus sebagai berikut : 1.Menumbuhkan cara berpikir secara kritis. 2.Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan validitas data klien. 4. Menilai kemampuan justifikasi. 5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. 6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan Sasaran 1. Kepala Ruangan 2. Ketua Tim 3. Perawat Pelaksana 5. Konselor Prosedur ronde keperawatan Persiapan alat

Format Doa

Status pasien

Sarana diskusi : kertas, ballpoint

Materi Rencana kegiatan 1. Pra Ronde

a. Tentukan kasus dan topic (masalah yang tidak teratasi/masalah yang langkah) b. Tentukan tim ronde c. Cari sumber atau literature d. Buat Proposal e. Persiapkan pasien, inform consent dan pengkajian f. Diskusi tentang diagnose keperawatan, data yang mendukung, Asuhan keperawatan yang

dilakukan, dan hambatan selama perawatan. 2. Pelaksanaan Ronde :

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang di fokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau associate atau kepala ruangan tentang masalah

pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan. 3. Pasca Ronde a. Evaluasi, Revisi dan perubahan b. Kesimpulan dan Rekomendasi penegakkan diagnose, intervensi keperawatan selanjutnya

Page 51: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Contoh Rencana Kegiatan

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Y DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN POLA NAFAS

PADA DIAGNOSA EFUSI PLEURA (DI RUANG PELANGI)

Topik : Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan gangguan pola nafas pada

pasien dengan efusi pleura Sasaran : pasien S (33 tahun) Hari/Tanggal : kamis, Desember 2014 Waktu : 60 menit. (pkl 10.00-11.00 Wib)

Tujuan 1. Tujuan umum :

Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu gangguan pola nafas. 2. Tujuan khusus :

- Menjastifikasi masalah yang belum teratasi; - Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan lain; - Menemukan alas an ilmiah terhadap maslah pasien; - Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai maslah pasien.

Sasaran Pasien S Umur 33 tahun yang dirawat di kelas III no tempat tidur 239 ruang Pelangi Materi 1. Teori asuhan keperatan pasien dengan efusi pleura 2. Masalah yang muncul pada pasien dengan efusi pleura dan intervensi keperawatan pada pasien dengan efusi

pleura dengan masalah . Metode Diskusi Media 1. Dokumen/Status pasien 2. Sarana diskusi: kertas,bullpen 3. Materi yang disampaikan secara lisan. Kegiatan Ronde Keperawatan

waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan

pasien Tempat

1 hari sebelum ronde

pra-ronde.

Pra Ronde 1. Menetapkan kasus dan topik sehari

sebelum pelaksanaan ronde 2. Menentukan tim ronde 3. Menentukan literatur 4. Membuat proposal 5. Mempersiapkan klien 6. Informed Consentkepada keluarga

Penanggung jawab :

-

Ruang Pelangi

5 menit Ronde Pembukaan 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan klien dan tim ronde dan

menjelaskan tujuan kegiatan ronde serta mempersilahkan PP1 menyampaikan kasusnya

3. Menyampaikan dasar pertimbangan dilakukan ronde

4. Menjelaskan tujuan ronde

Kepala runagan (karu)

- Nurse Station

30 menit 1. Penyajian masalah o Memberi salam dan memperkenalkan

pasien dan keluarga kepada tim ronde o Menjelaskan riwayat penyakit dan

Pp

Mendengarkan

Nurse Station

Page 52: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

keperatan pasien o Menjelaskan masalah pasien dan

rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu dilakukan

2. Validasi data o Mencocokan dan menjelsakan kembali

data yang telah disampaikan . o Diskusi antar anggota tim dan pasien

tentang masalah keperawatan tersebut o Pemberian justifikasi oleh perawat

primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta renca tindakan yang akan dilakukan.

o Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan.

Karu,pp, perawat konselor. Karu,pp, perawat konselor Karu

Memberikan respond an menjawab pertanyaan

R.perawatan

10 menit Pasca ronde

1. Karu membuka dan memimpin diskusi 2. Diskusi antar anggota tim dan klien

tentang masalah keperawatan tersebut 3. Menyimpulkan hasil diskusi dan

merekomendasikan solusi yang dilakukan dalam mengatasi masalah

4. Reward dan salam penutup

Karu,supervisor, perawat konselor, pembimbing.

- Nurse Station

Kreteria evaluasi 1. Struktur

a. Ronde keperawatan dilaksanakan diruang Pelangi b. Peserta ronde keperawtan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan c. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2. Proses a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan

3. Hasil a. Pasien puas dengan hasil kegiatan b. Masalah pasien dapat teratasi c. Perawat dapa :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis 2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien 3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperatan, menumbuhkan pemeikiran tentang

tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien. 4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan 5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi 6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

Contoh : Skenario Role Play Ronde Keperawatan 1. PRA RONDE KEPERAWATAN

PP mendatangi kantor kepala ruangan untuk konsultasi masalah pasien PP : Ass, permisi bu… KARU : wslm, silahkan masuk dan silahkan duduk. PP : Trima kasih bu, saya menghadap ibu ingin mengkonsultasikan masalah pasien Ny.S dan

meminta saran ibu. KARU : Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut. PP : Ya bu, pasien Ny.S datang dengan keluhan sesak dan diagnose medis yang ditemukan adalah

effuse pleura dan Ca Mamae. Setelah dirawat selama 10 hari dan sudah diberi tindakan keperawatan dan tindakan medis seperti punksi pleura ternyata sesak yang dialami Ny.S masih

Page 53: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

belum berkurang maka dengan ini saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan.

KARU : Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim ronde dan siapakah yang akan kamu ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan pelaksanaanya?

PP : Sudah bu, rencananya besok akan dilakukan ronde keperawatan kemdian saya mengajak perawat bayu, yostri dan santi serta mengundang dokter titik sebagai konsultan dan dokter zaki sebagai konselor.

KARU : Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kamu lanjutkan dan persiapkan yang perlu di persiapkan.

PP : Terima kasih bu, saya permisi dahulu. Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian PP mengunjungi kekamar pasien Ny.S untuk melakukan inform concent dan meminta persetujuan untuk dilakukan ronde keperawatan. PP : Ass, permisi bu… bagaimana kondisi ibu hari ini… Px : Wslm, silahkan sus, seperti biasa masih sesak tapi lumayan sudah agak berkurang. PP : Begini ya bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang masih dirasakan ibu maka saya

berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya pemasalahan ini akan diberikan solusi oleh dokter ahli dan tim medis lainnya. Tujuan tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalah yang masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon ibu untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.

Px : Saya setuju saja asalkan sesak saya bisa segera sembuh. PP : Baiklah terima kasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu.

2. RONDE

KARU, PP dan tim ronde keperawatan berkumpul di Nurse station. KARU : Ass, terima kasih atas kehadirannya dan hari ini kita akan mengadakan ronde keperawatan.

Silahkan kepada PP 2 untuk memperkenalkan tim ronde dan menyampaikan permasalahan pada pasien Ny.S

PP : Trima kasih, disini saya akan memperkenalkan tim ronde keperawatan yaitu PP1 bayu, PA1 dan 2 adalah yostri dan santi. Permasalahannya adalah Ny.S sudah dirawat selama 10 hari dengan diagnose effuse pleura dan Ca mamae dan keluhan yang masih dirasakan pasien adalah sesaknya masih ada meskipun sudah dilakukan tindakan punksi pleura dan tindakan kepeawatan. Maka dari itu saya mengadakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran kepada semuanya untuk menyelesaikan masalah Ny.S.

PP1 : Baiklah saya akan melihat pasien bernama Ny.S untuk menyamakan data yang sudah ada bersama PA.

PP 1 bersama PA mendatangi pasien untuk validasi data. PP1 : Ass, permisi bu kami dari tim ronde keperawatan bermaksud untuk menanyakan perihal yang

masih dirasakan ibu saat ini. Px : Wslm, silahkan… PP1 : Bagaimana kondisi ibu saat ini apakah masih sesak atau ada keluhan tambahan. Px : Alhamdulillah sesak sudah agak berkurang. PP1 : “Melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan segala hal yang diperlukan untuk menunjang

data yang sudah ada” Px : “Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat” PP1 : Baiklah terima kasih dan kami mohon undur diri.

Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke Nurse station untuk menindak lanjuti dan membahas masalah yang ada. KARU : Untuk mempersingkat waktu saya persilahkan kepada PP, PA dan konselor untuk memberikan

solusi atau intervensi lanjutan yang akan diberikan kepada Ny.S PP1 : Setelah saya validasi data kepada pasien langsung, saya mendapatkan bahwasannya sesak

pasien sudah agak berkurang tetapi masih agak berat untuk melepas oksigen. Menurut dokter bagaimana mengatasi sesak pasien?

Page 54: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Konsultan :Sebenarnya penyakit dasar Ny.S adalah Ca mamae jadi effuse pleura ini merupakan dampak dari kanker stadium lanjut yang sudah bermetastase ke jaringan lainnya sehingga meskipun dilakukan tindakan medis (punksi) berulang kali tetap akan timbul cairan pada cavum pleura maka dari itu dilakukan pluraldisis, harapannya cairan tidak akan kembali pada cavum pleura.

PP : Lalu apakah nyeri akibat pleuraldisis dan hipertermi tidak akan mengakibatkan efek lainnya? Konselor ; Pleuraldisis merupakan perlekatan antara lapisan pleura agar terjadi peradangan yang nantinya

akan mencegah terjadinya pemasukan cairan kembali pada pleura sehingga reaksi yang diinginkan untuk mengetahui pleuraldisis berhasil adalah adanya nyei dan hipertermi.

PP : Lalu bagaimana untuk mengatasi agar sesaknya dapat berkurang? Konsultan : Sebenarnya Ny.S sudah membaik tetapi yang harus dilakukan adalah melatih pasien untuk

melepas oksigen, melakukan mobilsasi bertahap dan control pasien pulang adalah poli penyakit paru dan poli penyakit dalam.

KARU : Baiklah saya rasa sudah cukup pelaksanaan ronde keperawatan ini dan terima kasih atas partisipasinya dan saya ucapkan terima kasih wassalam.

FORMAT

RONDE KEPERAWATAN

No. Aspek Yang dinilai Dilakukan Tidak

A. PERSIAPAN

1. Menentukan jadwal ronde keperawatan

2. Memilih pasien yang akan dipakai ronde

3. Membuat kontrak atau inform consent dengan pasien

4. Mencari sumber atau literature

5. Menyiapkan data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan

6. Mempersiapkan tempat yang cukup sesuai jumlah peserta ronde

7. Menyiapkan alat yang diperlukan

8. Mengatur lingkungan fisik untuk ronde keperawatan sehingga mudah dilihat dan didengar oleh peserta

B. PELAKSANAAN

9. Membuka kegiatan ronde dengan mengucapkan salam

10. Menjelaskan tentang kegiatan, waktu, tujuan ronde keperawatan (tidak didepan pasien)

11. Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari hasil ronde

12. Menjelaskan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan

13. Mengajak peserta menuju ruang pasien

14. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta yang lain, keluarga/pasien

C EVALUASI

15. Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan (tidak didepan pasien)

16. Membuat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan

17 Menutup kegiatan ronde keperawatan

TOTAL NILAI

Page 55: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN

RONDE KEPERAWATAN

Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat :

Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien : Nama : Umur : Alamat : Ruang : No. RM. :

Dengan ini menyetakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan. Surabaya , Perawat yang menerangkan Penanggung jawab ………………………...…. ………………………………… Saksi-saksi : Tanda tangan :

1. .………………………………… 2. …………………………………. ………………………………..

Page 56: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

PKMRS (pendidikan kesehatan masyarakat rumah sakit)

Pengertian PKMrs adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk pasien dan keluarganya untuk bisa

menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Selain itu efektivitas suatu pengobatan dipengaruhi juga oleh pola pelayanan masyarakat yang ada, sikap dan keterampilan para pelaksananya serta lingkungan, sikap dan pola hidup pasien serta keluarganya. PKMrs dimulai sejak pasien masuk Rumah Sakit atau sejak ia berinteraksi dengan tenaga kesehatan, pengalaman pertama pasien tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan Program Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit. Penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien serta keluarganya untuk berperan serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pelayanan Rumah Sakit. PKMrs di beberapa Rumah Sakit memang sudah dilaksanakan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya tidak sistematik dan tidak terorganisir secara terarah melainkan hanya berdasarkan minat dan kesempatan yarg dimiliki oleh beberapa petugas tertentu saja.

Berbagai reaksi baik pro maupun kontra muncul terhadap penyuluhan kesehatan Rumah Sakit antara lain kegiatan pelayanan demikian padat sehingga tidak ada waktu, tidak ada biaya. Namun pendapat positif menyatakan bahwa upaya PKMrs dapat berkembang di Rumah Sakit asal ada pengertian dan kemauan pengelola dan penyelenggaranya.

Beberapa unsur penunjang yang diperlukan agar program PKMrs dapat dilaksanakan sebaik-baiknya adalah: a. Kesepakatan konsep b. Kebijaksanaan yang menunjang c. Tenaga d. Sumber daya e. Teknologi f. Pengelolaan. Strategi PKMrs yang digunakan saat ini adalah: a. Memanfaatkan forum koordinasi baik lintas sektoral maupun lintas program. b. Menetapkan wadah koordinasi PKMrs dalam struktur Organisasi Rumah Sakit. c. Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di satuan-satuan kerja Rumah Sakit. d. Mengupayakan dana untuk pengembangan program. e. Menyusun tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola PKMrs. f. Menyusun pedoman/petunjuk pelaksanaan PKMrs.

Kelompok Sasaran PKMrs a. Sasaran primer (mitra langsung). Sasaran primer atau mitra langsung terutama adalah para pasien atau

penderita yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit beserta keluarganya; b. Sasaran sekunder (mitra antara). Sasaran sekunder atau mitra antara adalah sasaran/ mitra yang mempunyai

pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada sasaran primer, seperti petugas rumah sakit dan kelompok profesi;

c. Sasaran tersier (mitra penentu). Sasaran tersier atau mitra penentu adalah sasaran mitra yang mempunyai pengaruh dan dukungan besar, baik berupa dana, kebijakan maupun dukungan lainnya. Sasaran tersier antara lain: direktur rumah sakit dan para pengambil keputusan. Peran yang diharapkan dari para mitra penentu adalah untuk memberikan dukungan kebijakan/ peraturan dan sumber daya termasuk dana, serta memberikan contoh perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit (Depkes RI, 2004).

Strategi

Strategi adalah cara untuk visi dan pelaksanaan misi, berdasarkan tujuan dan kebijakan yang ditetapkan. Strategi penyuluhan kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut: a. pendekatan pimpinan (advocacy). Strategi ini terutama ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil

keputusan, seperti Direktur rumah sakit, kepala bagian/ instalasi atau pejabat baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota, yang secara fungsional maupun struktural membina rumah sakit. Tujuannya adalah agar para pemimpin atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan atau peraturan yang berorientasi sehat, serta memberikan dukungan kemudahan, pengayoman, dan bimbingan, berupa arahan atau peraturan tertulis, dukungan dana ataupun dukungan moril, termasuk memberikan katauladanan.

b. bina suasana/ dukungan sosial (social support). Strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan di rumah sakit, termasuk organisasi profesi kesehatan seperti ikatan dokter indonesia, persatuan perawat nasional indonesia, termasuk organisasi perumahsakitan, lembaga swadaya

Page 57: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

masyarakat yang peduli rumah sakit, para pembuat opini di masyarakat dan media massa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya penyuluhan kesehatan di rumah sakit.

c. pemberdayaan masyarakat (empowerment). Strategi ini ditujukan kepada seluruh kelompok khususnya sasarn primer, meliputi baik penderita, keluarganya, masyarakat umum secara individu, kelompok maupun massa. Tujuannya agar kelompok sasaran meningkatkan pengetahuannya, kesadaran maupun kemempuannya sehingga dapat berperilaku positif dalam bidang kesehtan. Caranya dengan penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, membuat gerakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan melakukan kegiatan bersama untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 1999).

Metode Pelaksanaan a. Mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan untuk kegiatan PKMrs. b. Menjelaskan kontrak dan alur kegiatan PKMrs pada supervisor atau penanggung jawab kegiatan PKMrs. c. Menjelaskan petunjuk kegiatan termasuk pembagian jobdisk pembwa acara, moderator, pemateri, fasilitator,

dan observer. d. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien yang ada di ruang perawatan rumah sakit. e. Mengawali kegiatan PKMrs dengan penjelasan pengertian dan tujuan dari PKMrs dan materi yang akan

disampaikan. f. Melaksanakan kegiatan PKMrs menggunakan metode yang sudah dipilih dan menggunakan media dalam

pemberian materi PKMrs. g. Melaksanakan kegiatan diskusi tanya jawab setelah penyampaian materi. h. Melaksanakan penutupan dari kegiatan PKMrs yang telah dilaksanakan dan menganjurkan pasien untuk

berperilaku sehat. i. Melaksanakan evaluasi kegiatan PKMrs bersama dengan obeserver dan supervisor yang sudah dipilih

Contoh : proposal PKMRS

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT (PKMrs)

A. Latar Belakang

Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna, untuk mencapai tujuan serta menumbuh kembangkan peran serta melalui perubahan perilaku yang positif bagi pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit memerlukan berbagai upaya penyuluhan kesehatan, salah satunya melalui kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMrs). Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit adalah upaya penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit. Tujuannya agar individu, kelompok dan masyarakat di lingkungan rumah sakit tahu akan hidup sehat, mau dan mampu mempraktekkannya, serta mau dan mampu berpartisipasi dalam upaya kesehatan yang ada (Depkes RI, 1999). PKMrs dimulai sejak pasien masuk Rumah Sakit atau sejak pasien berinteraksi dengan tenaga kesehatan, pengalaman pertama pasien tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan PKMrs. Penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien serta keluarganya untuk berperan serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pelayanan Rumah Sakit. PKMrs di beberapa Rumah Sakit memang sudah dilaksanakan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya tidak sistematik dan tidak terorganisir secara terarah melainkan hanya berdasarkan minat dan kesempatan yarg dimiliki oleh beberapa petugas kesehatan.

Kanker serviks adalah kanker yang berasal dan tumbuh pada serviks, khususnya berasal dari epitel atau lapisan luar permukaan serviks dan 99,7% disebabkan oleh infeksi virus HPV (Samadi, 2011). Setiap tahun sekitar 470.000 wanita di seluruh dunia didiagnosis kanker serviks. Sebanyak 230.000 wanita meninggal karena penyakit ini dan lebih dari 190.000 wanita di antaranya berasal dari negara-negara berkembang. Pada 3 dekade terakhir ini didapatkan peningkatan kasus kanker serviks pada wanita dengan usia lebih muda, di bawah 30 tahun. Berdasarkan data dari Globocan (IARC, WHO) tahun 2002 estimasi insidensi kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua yaitu sebesar 16/100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan data dari SIrs pada tahun 2005 insidensi kejadian kanker serviks menempati urutan kedua sebesar 13%, dan pada tahun 2007 SIrs mendapatkan data bahwa terdapat peningkatan insidensi kanker serviks di Indonesia yaitu pada urutan kedua sebesar 17% setelah kanker payudara yang memiliki insiden kejadian paling tinggi (Rasjidi, I., 2009). Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dalam siaran persnya di Surabaya, menyebutkan, pada 2009 jumlah kasus kanker serviks di Jawa Timur mencapai 1.879 kasus yang terdiri atas 1.185 orang menjalani rawat inap dan 694 orang rawat jalan. Angka ini mendudukkan Jawa Timur sebagai peringkat pertama kasus kanker serviks tingkat nasional.

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pap smear. Metode skrining untuk menemukan infeksi HPV atau lesi prakanker adalah menemukan kelainan sel serviks pada tahap pra kanker dan mengobati sehingga tidak berlanjut menjadi kanker serviks. Deteksi dini kanker serviks ini harus dilakukan oleh semua wanita, baik yang berusia 20 sampai 60 tahun dan wanita yang memiliki aktivitas seksual yang aktif.

Page 58: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

B. Tujuan 1. Tujuan Umum

Kegaitan PKMrs (penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit) dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien dan keluarga pasien tentang penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan penanganannya.

2. Tujuan Khusus a. Mengindentifikasi pelaksanaan PKMrs. b. Mengindentifikasi pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan

penanganannya. c. Mengindentifikasi Sikap pasien dan keluarga pasien tentang pengetahuan dan sikap pasien dan keluarga pasien. d. Menganalisa pelaksanaan PKMrs dengan peningkatan pengetahuan dan sikap pasien dan keluarga pasien tentang

penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan penanganannya.

C. Manfaat a. Bagi Pasien

Dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan penanganannya.

b. Bagi Keluarga Pasien Diharapkan dari PKMrs yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai acuan untuk merubah pengetahuan dan sikap dalam menjaga perilaku kesehatan untuk mencegah dan memilih metode pengobatan kanker serviks untuk keluarganya yang sedang mengidap kanker serviks.

c. Bagi Rumah Sakit Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit di lingkungan rumah sakit dapat membantu pasien dan keluarga pasien untuk berperilaku sehat yaitu membantu pasien yang tidak tahu akan penanganan kanker serviks dan membantu keluarga pasien untuk melakukan pencegahan mengenai terjadinya kejadian kanker serviks.

d. Bagi Profesi Dapat menambah wawasan para petugas kesehatan khususnya perawat dalam memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit tentang penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan penanganannya dalam rangka membantu pasien dan keluarga pasien untk berperilaku sehat sehingga kejadian penyakit kanker serviks dapat berkurang di masyarakat.

D. Strategi

Memfasilitasi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMrs yaitu mempersiapkan materi yang akan diberikan dalam pelaksanaan PKMR, mempersiapkan metode yang digunakan untuk PKMrs yaitu melalui poster dan leaflet, dan mempersiapkan tempat untuk melaksanakan PKMrs.

E. Pelaksanaan

1. Sasaran Kegiatan PKMrs diikuti oleh pasien, keluarga pasien, dan perawat/bidan yang ada di paviliun F-II. 2. Tempat

Kegiatan dilakukan di kamar 6 ruang perawatan di paviliun F-II Rumah Sakit .... ... Surabaya. 3. Waktu

Pelaksanaan PKMrs dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2013 pukul 09.00 WIB. 4. Sarana

a. Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. b. Menggunakan media leaflet dan poster.

F. METODE PELAKSANAAN

1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien, keluarga pasien, dan perawat/bidan di paviliun F-II untuk mengikuti kegiatan PKMrs di kamar 5 paviliun F-II Rumah Sakit .... ... Surabaya.

2. Mengawali kegiatan PKMrs dengan penjelasan pengertian dan tujuan dari PKMrs dan materi yang akan disampaikan. 3. Melaksanakan kegiatan PKMrs menggunakan metode ceramah dan yang disampaikan melalui media penyuluhan leaflet

dan poster mengenai penyakit kanker serviks, pencegahannya, dan penanganannya. 4. Melaksanakan kegiatan diskusi tanya jawab setelah penyampaian materi mengenai penyakit kanker serviks,

pencegahannya, dan penanganannya. 5. Melaksanakan penutupan dari kegiatan PKMrs yang telah dilaksanakan dan menganjurkan pasien untuk berperilaku

sehat dengan cara mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapatkan melalui PKMrs yang sudah dilaksanakan.

G. PENGORGANISASIAN Penanggung Jawab : ....................... Pembuka Acara : ....................... Pemberi Materi : ....................... Moderator : ....................... Observer : .......................

Page 59: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

....................... Fasilitator : ....................... ....................... Dokumentasi : ....................... Perlengkapan : ....................... ....................... Audience : Pasien dan Keluarga Pasien

H. SUSUNAN KEGIATAN

No. Tahap/waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1. Pembukaan 3 menit

a. Memberi salam pembuka b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan

penyuluhan d. Membagi leaflet kepada peserta

Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

2. Pelaksanaan 20 menit

a. Menjelasakan tentang pengertian kanker serviks

b. Menjelasakan tentang penyebab kanker serviks

c. Menjelasakan tentang tanda dan gejala kanker serviks

d. Menjelasakan tentang faktor resiko yang dapat terkena kanker serviks

e. Menjelaskan tentang klasifikasi kanker

serviks f. Menjelasakan tentang penanganan kanker

serviks g. Menjelasakan tentang pencegahan dan

deteksi dini kanker serviks h. Menerima pertanyaan yang diajukan oleh

peserta mengenai materi yang disampaikan

Memperhatikan

3. Evaluasi 5 menit

Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan memberi reinforcement kepada pasien dan keluarga yang dapat menjawab pertanyaaan

Menjawab pertanyaan

4. Terminasi 2 menit

a. Mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan peserta

b. Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan Menjawab salam

I. SETTING

Keterangan :

: Pemberi materi

: Pasien

: Fasilitator

: observer

: Pembawa Acara

: Panitia Penanggung Jawab

Page 60: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

J. EVALUASI

1. Struktur Persiapan alat. Kursi sebagai tempat duduk audience keluarga pasien sudah disiapkan dan ditata rapi

dengan posisi melingkar. Persiapan media penyuluhan yaitu poster dan leaflet dalam bentuk printout sudah disiapkan. Pelaksanaan PKMrs : acara dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 April 2013, pada pukul 10.050

WIB, acara dilaksanakan ± 30 menit. Penentuan Tempat : acara dilaksanakan di kamar 5 paviliun F-II Rumah Sakit .... ... Surabaya. Melakukan kontrak kepada pasien dan keluarga pasien, KARU, pembimbing lahan, pembimbing

institusi. Mahasiswa sudah mengetahui susunan struktur pengorganisasian dan pembagian tugas pada saat

pelaksanaan PKMrs. 2. Proses Peserta PKMrs hadir ditempat penyuluhan. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, peserta yang terlibat aktif pada kegiatan PKMrs. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan. Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam kegiatan. Pelaksanaan kegiatan PKMrs dilaksanakan di kamar 5 paviliun F-II RUMAH SAKIT .... ... Surabaya. Mahasiswa sudah melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi pada susunan organisai.

3. Hasil Peserta memahami penjelasan yang telah diberikan, dibuktikan dengan peserta dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh moderator. Jumlah peserta yang hadir pada kegiatan PKMrs adalah sebanyak 5 orang. Keluarga pasien tampak senang dengan materi penyuluhan telah disampaikan oleh tim pemateri

karena dapat menambah wawasan bagi pasien dan keluarga pasien. Daftar pertanyaan :

1) Apakah Ca Cerviks bisa disamakan dengan HIV AIDS? 2) Bagaimana cara Penanggulangan Ca Cervis selain yang dilampirkan dalam leaflet? 3) Mulai usia berapa boleh diberi vaksinasi anti Ca Cerviks?

K. DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC. Dian...a, R. (2008). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta : Kata Hati. Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Lestadi, J. (2009). Sitologi Pap Smear. Jakarta : EGC.

Page 61: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Discharge Planning

Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan,

pelayanan yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau. Discharge Planning (Perencaana Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau (Doengos & Moorhouse :94-95) Tujuan

1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.

2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.

3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.

4. Membantu rujukan pada klien pada system pelayanan yang lain.

5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien

Unit Terkait Semua ruang keperawatan, ahli gizi, fisioterapi, farmasi, patologi Jenis pemulangan pasien 1. Conditional discharge (pemulangan sementara)

Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya) Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya. Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.

3. Judocal discharge (pulang paksa) Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan tim home care rs atau puskesmas terdekat.

Perencanaan pulang

1. Perawatan di rumah

2. Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, waktu kontrol, tempat control.

3. Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.

4. Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.

5. Hasil pemeriksaan

6. Hasil pemeriksaan luar sebelum Mrs dibawakan kepada klien waktu pulang.

7. Surat-surat seperti surat keterangan sakit. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang 1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi angka

kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga. 2. Program pulang bertahap. 3. Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan pasien di rumah sakit, dan

tugas keluarga. 4. Rujukan. 5. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan

rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.

Page 62: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Alur Discharge Planning

Peran perawat dalam discharge planning Kepala ruangan 1. Membuka acara discharge planning kepada pasien 2. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning Ketua Tim 1. Membuat rencana discharge planning 2. Membuat leaflet dan kartu discharge planning 3. Memberikan konseling 4. Memberikan pendidikan kesehatan 5. Menyediakan format discharge planning 6. Mendokumentasikan discharge planning 7. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir perawatan) Perawat Pelaksana Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanakan oleh Ketua Tim. PERSIAPAN ALAT 1. Status pasien 2. Format Pesanan pasien pulang 3. Alat-alat tulis 4. Obat-obatan yang akan disertakan pulang 5. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang 6. Leaflet jika diperlukan 7. Surat keterangan sakit jika diperlukan

Dokter DPJP

mengizinkan pulang

Perawat Primer

Perawat Associate

Menyiapkan

Ahli gizi

Pengaturan diet bila

diperlukan

Farmasi

Menyiapkan obat untuk

KRS

Perawat primer merecek ulang form

discharge planning menjelas

menjelaskan kepada pasien dan

keluarga

Terminasi

Evaluasi

Refer / Rujuk

1. Form Discharge

Planning

2. Form Transfer ke RS

lain

3. Resume Medis

1. Form discharge planning

2. Resume Medis

3. Obat-obatan

4. Hasil pemeriksaan diagnostik

5. Form retur consumable dan obat

yang tidak diperlukan

Perawat UGD mengantar

dan merujuk ke RS Lain

Page 63: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Alur Discharge Planning

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes ..................... Surabaya

STIKER IDENTITAS

PESANAN PASIEN PULANG

Dokter yang merawat : ............ Dokter konsultan : ............ Dirawat : ............ Tgl operasi/Tindakan medis lain/Persalinan : ............ Kontrol ke dokter 1. .......Tgl ..........

2.........Tgl .......... Obat-obatan yang masih diminum : ............ ............ Diit : ............ Nasihat/Perawatan dirumah : ............ ............ Alat medis yang masih digunakan NGT/PEG Kateter Urine

Tracheostomi IV line/CVC/Double Lumen HD/...ain

Hasil Pemeriksaan Yang Diserahkan 1. Patologi :...........lbr

2. Radiologi :...........lbr

3. USG :...........lbr

4. EKG/Treadmill :...........lbr

5. CD Angio :...........lbr

6. Surat keterangan sakit : Ada Tidak Ada

7. Surat Asuransi : Ada Tidak Ada

8. Resume Medis : Ada Tidak Ada

9. Obat-obatan : Ada Tidak Ada

10. Lain-lain :

Kondisi saat pulang

1. GCS : E ...... V...... M......

2. Tensi : ...... mmHg, Nadi : ......x/mnt

Suhu : ...... 0C, RR : ......x/mnt 3. Kondisi Luka : ......

4. Mobilisasi : ......

5. Lain-lain : ......

Status Pulang : Rumah Rujuk Transportasi saat pulang : Kendaraan Pribadi Ambulance Surabaya, ...... / ...... / ...... Ruang Perawatan .............

Pesanan Dibuat oleh : Diserahkan oleh : Diterima oleh :

Tanda tangan :

Nama lengkap :

log

o

Page 64: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes ..................... Surabaya STIKER IDENTITAS Ringkasan Pasien Yang Dilakukan Rujuk Ke Rumah

Sakit Lain

Dari Ruangan Ke Rumah Sakit :

Staf yang kontak Tanggal dan Pukul : Nama :

Staf yang menerima kontak Nama : Nomor Telepon :

Ambulance berangkat pukul : Tiba ditempat tujuan :

Alasan Merujuk : 1. Klinikal :

2. Non Klinikal : Tidak ada tempat di ICU Ruangan Rawat Inap Penuh

Permintaan pasien atau keluarga Lain-lain :.............. Diagnosa Medis :

Dokter yang merujuk :

Catatan Klinis : 1. Alergi : Tidak Ya

2. Pengobatan: 3. Riwayat Penyakit : 4. Intake oral terakhir : Tanggal : Pukul : 5. Tindakan yang telah dilakukan :

Kondisi pasien saat ini: Kesadaran : GCS : E __ V__ M__ Pupil : __mm/__mm Reflek cahaya : __/__ SpO2 : ____% TD : ___/___ mmHg Nadi : _____x/mnt Suhu : ____oC Pernafasan : _____ x/mnt Pasien memakai peralatan medis : Infus Kateter Urine ETT Oksigen CVC NGT Bidai Pump Lain-lain : Perawatan pasien lanjutan yang dibutuhkan :

Kegiatan Klinis selama dilakukan transfer :

Tanggal dan Pukul Serah Terima Pasien :

Staf yang melakukan rujukan

Nama dan Tanda Tangan

Staf yang menerima pasien :

Nama dan Tanda Tangan

log

o

Page 65: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes .......... Surabaya STIKER IDENTITAS LEMBAR DISCHARGE PLANNING

Dari Ruangan No. Reg :

Nama :

Jenis kelamin :

Tanggal Mrs :

Bagian :

Tanggal Krs :

Bagian :

Dipulangkan dari Ruang Pelangi dengan keadaan : A. Sembuh B. Meneruskan dengan rawat jalan C. Pindah ke rumah sakit lain D. Atas Permintaan Sendiri

E. Lari F. Meninggal

Kontrol : 1. Waktu : 2. Tempat :

Lanjutan perawatan di rumah : luka operasi / pemasangan gift / pengobatan / dll ( ……………………. )

Aturan diet :

Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Yang dibawa pulang : hasil laborat / foto / ECG / Obat / dll

( ……………......)

Staf yang menerima pasien : Nama dan Tanda Tangan

Lain-lain :

Pasien / keluarga

( ………………………….. )

Surabaya, ………………...

Perawat

( ………………………….. )

log

o

Page 66: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes ............ Surabaya STIKER IDENTITAS DISCHARGE PLANNING AWAL PASIEN MASUK

No. Reg : .......................................................................................................................................................................... Nama : .......................................................................................................................................................................... Jenis Kelamin : .......................................................................................................................................................................... Dokter : ........................................................................................................................................................................... Perawat yang menerima : ..........................................................................................................................................................................

KU Pasien Datang : ...........................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................

Masalah yang Muncul : .......................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................

Pemeriksaan Penunjang : .......................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................

Rencana Tindakan yang Akan Dilakukan Setelah Berkolaborasi Dengan Dokter : ........................................................................................ .................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................

Pasien / keluarga

( ………………………….. )

Surabaya, ………………...

Perawat

( ………………………….. )

Contoh proposal discharge planning

Proposal Discharge Planning

A. Latar Belakang Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan

kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Discharge planning yang berjalan belum optimal dapat mengakibatkan kegagalan dalam program perencanaan perawatan pasien di rumah yang akan berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien, dan tingkat keparahan pasien saat di rumah. Dengan adanya mahasiswa praktik manajemen keperawatan diharapkan pelaksanaan discharge planning di Ruang Pelangi rs rs Surabaya dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. B. Tujuan

1. Tujuan Umum Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan perawat di Ruang Pelangi Rumah Sakit rs Surabaya mampu menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.

2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning. b. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning c. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning

log

o

Page 67: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

d. Membuat jadwal pelaksanaan untuk pasien discharge planning. e. Melaksanakan discharge planning f. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning g. Pendokumentasian discharge planning

C. Manfaat 1. Bagi Pasien

a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah. b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah. c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan

klien. 2. Bagi Perawat

a. Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dengan pasien sebagai penerima pelayanan. b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien. c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah. d. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien saat di rumah.

D. Pengorganisasian

Kepala ruangan : ........ Kepala Primer : ........ Perawat Associate : ........ Pasien : ........ Supervisor : ........ Pembimbing : ........ Pelaksanaan Discharge Planning : ........ Hari/Tanggal : ........ Pukul : ........ Pelaksana : ........ Tempat : ........ Sasaran : ........ Materi : ........ Metode : ........ Media : ........

1. Lembar discharge planning 2. Lembar Resume Medis 3. Lembar Transfer/Rujuk, jika pasin discharge untuk transfer ke tempat lain 4. Lembar dan hasil pemeriksaan diagnostik 5. Obat-obatan yang dibawa pulang 6. Leaflet bila diperlukan

E. Pelaksanaan Kegiatan

Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Hipertensi Hari/tanggal : ......................... Pukul : ......................... Tempat : ......................... Pelaksana : Perawat Primer Sasaran : Klien dan keluarga klien

F. Pengorganisasian Kepala ruangan : ......................... Kepala Primer : ......................... Perawat Associate : ......................... Pasien : ......................... Supervisor : ......................... Pembimbing : .........................

G. Metode

Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diberikan dalam perencanaan pulang, meliputi: 1. Komponen perencanaan pulang

a. Perawatan di rumah Pemberian pendidikan kesehatan mengenai : Diet, waktu kontrol, tempat kontrol

b. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.

Page 68: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

c. Obat-obatan yang dihentikan Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.

d. Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan luar sebelum Mrs dibawakan kepada klien waktu pulang.

e. Surat-surat seperti surat keterangan sakit. 2. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang

a. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien serta keluarga.

b. Program pulang bertahap. Melatih klien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan klien di rumah sakit, dan tugas keluarga.

c. Rujukan. d. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan rumah

sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan klien di rumah. H. Instrumen

1. Status klien 2. Lembar discharge planning (terlampir) 3. Leaflet (terlampir) 4. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang.

I. Mekanisme kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana Persiapan 1. Karu mengucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana persiapan Ketua Tim untuk pelaksanaan discharge

planning 2. Ketua Tim sudah siap dengan status klien dan format discharge planning 3. Menyebutkan masalah-masalah klien. 4. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada klien dan keluarga. 5. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning.

J. Pelaksanaan

1. Karu membuka acara discharge planning. 2. Ketua Tim dibantu Pa menyampaikan pendidikan kesehatan, dan menjelaskan tentang :

a. Definisi b. Etiologi c. Tanda dan gejala d. Pencegahan dan penatalaksanaan e. Menjelaskan aturan pengobatan, dan rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit saat ada keluhan atau sesuai

jadwal kontrol. f. Cara minum obat, perawatan di rumah

3. Ketua Tim menanyakan kembali kepada klien dan keluarga tentang materi yang telah disampaikan. 4. Ketua Tim mengucapkan terima kasih. 5. Pendokumentasian. 6. Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, Pa dengan keluarga klien.

K. Role Play Pemulangan

Pemeran: Kepala ruangan : ......... Perawat Primer : ......... Perawat Associate : ......... Pasien : ......... Supervisor : ......... Keluarga pasien : ......... Diagnosa medis : ......... Tanggal masuk : ......... Alur Cerita: Pada hari Rabu , tanggal 10 Desember 2014. Dokter penanggung Jawab Ny ayu, .... Irwan, Sp.Jp mengunjungi Ny Ayu. Saat memeriksa didampingi perawat asossite Ns Siti Nur Hayati didapat hasil pengukuran Tensi 135/80mmHg, Nadi 88x/m, RR 20x/m, Kesadaran komposmentis, perfusi rsat sudah tidak menggunakan obat-obatan antihipertensi pump. Setelah memeriksa pasien, .... Irwan, Sp.Jp menuju Nurse stasion dan menulis advis dan mengijinkan pasien pulang. Perawat asossiate Ns Siti Nur Hayati menyiapkan form discharge planning, resume medis. Ns Siti Nur Hayati memberitahu

Page 69: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

perawat primer Ns Soeprihatin bahwa Ny. Ayu diperbolehkan pulang dan memberitahu asisten perawat untuk menyiapkan mengembalikan konsumable dan obat-obatan yang tidak dipake lagi. Ns Siti Nur Hayati membuat discharge planning dan melengkapi resume medis, lalu di kroscek ulang dengan perawat primer Ns Soeprihatin. Apakah yang ditulis dan yang disiapkan sudah benar termasuk obat-obatan yang diminum selama dirumah, dan leaflet. Perawat asossiate melepas peralatan medis pasien misalnya iv line. Jika sudah siap semua ( Form discharge planning, resume medis, obat-obatan), perawat primer Ns Soeprihatin memanggil pasien dan keluarga untuk duduk di Nurse stasion. Dimulai dengan mengucapkan salam dan perkenalan, lalu menjelaskan semua item yang tercantum dalam discharge planning dan diskusi jika ada yang belum dimengerti. Ns Soeprihatin melakukan evaluasi ulang terhadap yang sudah dijelaskan. Jika sudah mengerti semua, pertemuan diakiri dengan mengucapkan salam, semoga pasien lekas sembuh. Perawat primer Ns Soeprihatin meminta asisten perawat mengantarkan ke luar dengan kursi roda.

L. Evaluasi

1. Stuktur a. Persiapan dilakukan saat klien masuk Ruang Pelangi b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik. c. Menyusun proposal d. Menetapkan kasus. e. Pengorganisasian peran. f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning dan lembar discharge planning. g. Persiapan obat, hasil-hasil lab, dan pemeriksaan penunjang. h. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien

2. Proses a. Kelancaran kegiatan. b. Peran serta perawat yang bertugas. c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi

3. Hasil Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga. Klien dapat menyebutkan kembali tentang : a. Definisi b. Etiologi c. Tanda dan gejala d. Pencegahan dan penatalaksanaan e. Menjelaskan manfaat aturan pengobatan, minum obat dan rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit saat

ada keluhan atau sesuai jadwal kontrol. f. Cara minum obat, perawatan di rumah, dll.

M. SIMPULAN

1. Kesimpulan Discharge Planning Awal Pada pelaksanaan praktek manajemen keperawatan di Ruang Pelangi yang dilaksanakan pada tanggal 1 Desember – 13 Desember 2014, didapatkan 13 pasien rawat inap kamar 239 dan 240 yang telah keluar dari Ruang Pelangi. Discharge Planning yang kami buat adalah discharge planning Awal pasien masuk Ruang Pelangi dilakukan Discharge Planning yang terdiri dari 13 pasien terdiri dari diagnose medis CLP, COR, GE Dehi...asi Sedang dan vertigo Adapun kesulitan yang dilaporkan dari teman-teman perawat Ruang Pelangi adalah mengidentifikasi dan mengeksplore Standart Asuhan Keperawatan. Misalnya pada pasien dengan Diagnosa Medis Cidera Otak Sedang bisa muncul beberapa masalah keperawatan seperti Perubahan perfusi jaringan cerebral, Intoleransi aktivitas, Gangguan komunikasi verbal, Defisit perawatan diri, Perubahan peran. Namun hanya muncul 2 atau 3 masalah keperawatan.

2. Kesimpulan Discharge Planning Pulang Pada pelaksanaan praktek manajemen keperawatan di Ruang Pelangi yang dilaksanakan pada tanggal 1 Desember – 13 Desember 2014, didapatkan 13 pasien rawat inap kamar 239 dan 240 yang telah keluar dari Ruang Pelangi. Discharge Planning yang pulang pulang terdiri dari 13 pasien semua keluar pulang dalam kondisi sembuh. Discharge Planning pulang yang melibatkan Keluarga, pasien dan perawat asosiate ada beberapa hambatan yang kami temukan. a. Kurang percaya diri memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga saat discharge planning saat ada pertanyaan

dari pasien / keluarga bagaimana perawatan dan adakah kemungkinan kambuh lagi. b. Belum lengkap Leaflet yang kami buat untuk disertakan pasien pulang.

3. Konsep solusi Diharapkan semua staf menguasai lagi berbagai meteri dan menguasai parawatan lanjutan dari berbagai diagnose medis, dengan cara menambah wawasan belajar dan update ilmu pengatahuan, menerapkan attitude yang professional.

REFERENSI Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta Brunner and Suddart 2003. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC. Jakarta

Page 70: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Pendelegasian

ANA (1996) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemindahan tanggung jawab dalam melakukan tugas dari satu orang ke orang lain. Marquis dan Huston (1998), pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Swanburg, RC., (2000), Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara struktural.. Tony Atherton mendefinisikan pendelegasian pekerjaan sebagai mempercayakan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang didefinisikan dengan jelas, dan disetujui di bawah pengawasan pendelegasi sambil tetap memegang seluruh tanggung jawab atas keberhasilan pekerjaan. Salah satu ciri pimpinan yang bagus adalah lancarnya proses pendelagasian.

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Beberapa alasan delegasi diperlukan dalam suatu manajemen diantaranya adalah memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri, agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien, atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan, dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan, karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri, agar organisasi berjalan lebih efisien, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting, dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.

Beberapa kegiatan yang sering didelegasikan diruang perawatan adalah (1) tugas Rutin, seperti pre dan post conferent, operan, menyelesaikan tugas administrasi pembukuan pasien ; (2) Tugas yang tidak mencukupi waktunya; (3) Penyelesaian masalah, untuk memberikan penglaman atau tantangan kepada staf untuk menyelesaikan masalah; dan (4) peningkatan kemampuan Alur Pendelegasian

Tugas yang didelegasikan dari atasan kepada bawahan menurut Manullang (2001) dapat dibedakan menjadi 2, yang ditinjau berdasarkan aspek: 1. Ditinjau dari tugas proses (Manullang, 2001: 113-114)

Pada gambar 1 di atas terlihat bahwa fungsi manajer disederhanakan menjadi 3 fungsi yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Manajer bertugas

Pengawasan

Pelaksanaan

Perencana

Pelaksanaan Perencanaan

Pengorganisasian

Sebagian didelegasikan

kepada bawahan

Page 71: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Pada gambar 2 di atas terlihat bahawa para bawahan yang menerima delegasi tugas dan kekuasaan, selanjutnya mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada bawahannya. Pada keadaan ini, manajer terdahulu lebih banyak lagi mendelegasikan perencanaan dan pelaksanaan, dan semakin banyak ia memusatkan perhatian dalam pengawasan. Jika diperhatikan pada kedua gambar di atas, tampak bahwa tugas-tugas perencanaan dan pelaksanaan sebagian besar dapat didelegasikan, sedangkan tugas pengawasan tidak dapat didelegasikan (hanya sebagian kecil saja). Penerapan Pendelegasian di MPKP

Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP antara lain adalah: a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara

karena alasan tertentu b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang

telah direncanakan Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut: a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan

tugas Kepala Ruangan b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat

pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka

Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.

Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan

kemampuan yang digantikan tugasnya c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis

Tugas-tugas Pelaksana

Pengawasan

Pelaksanaan perencanaan

A B C D E F

Page 72: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi

e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya. Pelaksanaan pendelegasian Tahap persiapan

a. Format Pendelegasian b. Alat-alat tulis c. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan d. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

PROSEDUR a. Membuat rencana tugas yang perlu dikerjakan b. Memilih orang yang mampu melakukan tugas yang didelegasikan bila pendelegasian terencana :

- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu

- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift - Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan bila pendelegasian insidentil : - Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk

menggantikan tugas Kepala Ruangan - Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim

(perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim - Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil

maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.

c. Mengkomunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya d. Menjelaskan tugas yang didelegasikan harus secara verbal terinci dan tertulis e. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian, sehingga jelas

pelaksanaan tugas dan kewenangannya f. Membuat batasan waktu g. Orang yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi

rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi h. Setelah selesai pendelegasian, dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan

dalam Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : NIM : Jabatan : Menyatakan memberikan wewenang untuk melaksanakan tugas pada : Hari, tanggal :

Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya kepada : Nama : NIM : Jabatan : Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh

Pendelegasi tugas

( ………………………….. )

Surabaya, ………………...

Penerima delegasi

( ………………………….. )

log

o

Page 73: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS

Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas

No Kriteria Skor

4 3 2 1

1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas

2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian

3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan

4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan

5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah

6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan

Sub Total

Total skor

Contoh Proposal pendelegasian PROPOSAL PENDELEGASIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NURSE KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN rs rs SURABAYA

TAHUN AJARAN 2014 A. Pendahuluan

Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer, pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas.

Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah. Pendelegasian juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian” kesempatan kepada pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif (Marquis, Bessie L, dkk.2010 ). Beberapa alasan delegasi diperlukan dalam suatu manajemen diantaranya adalah memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri, agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien, atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan, dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan, karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri, agar organisasi berjalan lebih efisien, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting, dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.

B. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami pengertian delegasi. 2. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami aspek penting dalam pendelegasian. 3. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami metode-metode pendelegasian 4. Mahasiswa mampu menganalisis wewenang yang dapat didelegasikan maupun yang tidak dapat didelegasikan. C. STRATEGI

Menentukan tempat dan sarana prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan program kegiatan pendelegasian dengan pihak perawat di ruang pavilliun VI B. D. Pelaksanaan Kegiatan

Topik : ........... Hari/tanggal : ........... Pukul : ........... Tempat : ........... Pelaksana : ...........

logo

Page 74: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

E. Pengorganisasian Kepala ruangan : ........... Kepala Primer : ........... Perawat Associate : ........... Pembimbing : ...........

F. Metode Metode yang digunakan dalam pendelegasian adalah diskusi setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu dilakukan dalam pendelegasian tugas, meliputi: 1. Rencana tugas yang perlu dituntaskan 2. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya. 3. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas 4. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi

model peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi 5. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai 6. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

G. Instrumen 1. Format pendelegasian 2. Alat-alat tulis 3. Mekanisme kegiatan

H. Pelaksanaan 1. Manajer perawat memutuskan tugas mana yang dapat didelegasikan 2. Manajer perawat memutuskan perawat yang akan mendapat penugasan 3. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas 4. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu 5. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang

digantikan tugasnya 6. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis 7. Kepala ruangan yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada

kesulitan yang dihadapi 8. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.

I. SUSUNAN ACARA

WAKTU KEGIATAN

10.00 – 10.05 WIB Pembukaan dengan salam

10.05 - 10.25 WIB 10.25 – 10.30 WIB

Karu menjelaskan tujuan dan tugas yang akan didelegasikan kepada perawat yang ditunjuk. Pendelegasian selesai.

J. SETTING

Keterangan :

: Kepala ruangan

: Perawat

: Katim

K. EVALUASI

1. Stuktur a. Katim menentukan tugas dan wewenang yang akan didelegasikan kepada perawat pelaksana yaitu tugas dan

wewenang untuk memimpin pre conference/post conference. b. Setiap Katim yang melakukan pendelegasian menunjuk perawat pelaksana untuk menerima pendelegasian tugas

dan wewenang dari Katim. c. Katim sudah menyiapkan format pendelegasian untuk diisi dan didokumentasikan pada saat dilakukan

pendelegasian sebagai bukti tertulis dari kegiatan pendelegasian. 2. Proses

a. Kegiatan pendelegasian dilakukan 2 kali yaitu pada hari Kamis tanggal 16 Mei pukul 08.00 di ruangan Nurse station yang diikuti oleh Kepala ruangan, Katim 1 dan Katim 2 serta perawat pelaksana diruangan. Pendelegasian dilakukan

Page 75: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

oleh Katim 1 (Maria C.) kepada Perawat pelaksana (M. Hainum) dan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 12.00 di ruangan Nurse station yang dilakukan oleh Katim 2 (Fandi P.S) kepada Perawat Pelaksana (Eufrasia G.D.)

b. Pendelegasian yang pertama yaitu Katim 1 (Maria C.) memberikan tugas dan wewenangnya kepada perawat pelaksana (M. Hainum) selama Katim tidak berada diruangan dan perawat pelaksana melakukan tugas dan wewenang yaitu memimpin pre conference dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana selama Katim tidak berada diruangan.

c. Pendelegasian yang kedua yaitu Katim 2 (Fandi P.S) memberikan tugas dan wewenangnya kepada perawat pelaksana (Eufrasia G.D) selama Katim tidak berada diruangan dan perawat pelaksana melakukan tugas dan wewenang yaitu memimpin pre conference dan menyampaikan laporan Katim 2 pada saat operan pada perawat dinas siang.

d. Perawat pelaksana yang telah ditunjuk oleh Katim bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah didelegasikan oleh Katim selama Katim tidak berada di ruangan.

3. Hasil

a. Katim mengevaluasi tugas dan wewenang yang telah diberikan kepada perawat pelaksana. b. Katim mengoreksi tugas yang dikerjakan oleh perawat pelaksana sesuai dengan arahan pada saat dilakukan

pendelegasian

DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta Brunner and Suddart 2003. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC. Jakarta.

Page 76: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Sentralisasi obat

Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik oral

maupun injeksi diserahkan sepenuhnya kepeda perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepeda staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut. Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik oral maupun injeksi diserahkan sepenuhnya kepeda perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepeda staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut. 1. Penerimaan obat

Resep obat dari dokter yang diserahkan pada klien/ keluarga diberikan pada depo farmasi. Obat yang telah diresepkan kemudian disediakan oleh depo farmasi ruangan dan disimpan. Obat diberikan pada perawat oleh petugas farmasi. Obat yang telah diterima oleh perawat dicatat di format serah terima obat dan format pemberian obat oral dan injeksi yang meliputi, identitas klien, no. reg, diagnosa medis, nama obat, dosis, rute pemberian, tanggal penerimaan dan jumlah obat yang diterima dan kemudian diberikan paraf. Kolom paraf pada format pemberian obat ditanda tangani oleh perawat. Sementara kolom paraf di format serah terima obat ditandatangani oleh perawat dan petugas farmasi. kemudian obat yang sudah diterima disimpan di dalam kotak obat dan dikelola oleh perawat.

2. Pembagian obat a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang

tercantum dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam medik ).

b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus melakukancross check dengan perawat lain untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan jumlah obat pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan cross check obat membubuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.

c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan oleh depo farmasi kepada perawat dan kemudian oleh perawat akan dimintakan resep kepada dokter penanggung jawab klien.

3. Penambahan Obat Baru a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi

ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi. b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi dilakukan pada format

pemberian obat oral / injeksi. 4. Obat Khusus

a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.

b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat pelaksana.

c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat.

5. Pengembalian Obat Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditandatangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.

Prosedur 1. Persiapan

a. Karu mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu b. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi c. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan

Page 77: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

d. Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat)

2. Pelaksanaan a. Katim menerima obat dari depo farmasi. b. Katim melakukan pencatatan pada format penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :

- Identitas pasien - Nama obat, dosis dan cara pemberiannya - Jumlah obat yang diterima dari farmasi - Jam dan nama penerima obat

c. Katim dan perawat pelaksana menjelaskan informed consent sentralisasi obat d. Katim dan perawat pelaksana Menyiapkan kartu serah terima obat oral. e. Katim memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,

manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan kontra-indikasinya. f. Katim dan perawat pelaksana memberikan obat oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan. g. Perawat pelaksana memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga. h. Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun injeksi serta mengobservasi

efek samping dari obat yang telah diberikan. i. Karu mengecek kembali kelengkapan pendokumentasian sentralisasi obat

ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT

SURAT PERSETUJUAN

pendekatan perawat

Dokter

Farmasi/Apotik

Keluarga/ Pasien

FARMASI/ APOTIK

Pp/ Perawat Yang Menerima

Pengaturan/Pengelolaan Oleh Perawat

Keluarga/ Pasien Farmasi/ Apotik

Page 78: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER

IDENTITAS

Format Serah Terima Obat Nama Pasien :.......... Ruangan : ....... Umur/Jenis Kelamin :............. No. Reg :.........

tgl No. dosis Nama obat Keterangan

(Diterima/Diserahkan)

Tanda

Tangan/Nama

Terang yang

Diserahkan

keterangan

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS

Format Daftar Kepemilikan Obat Pasien

Nama Pasien :.......... Ruangan : ....... Umur/Jenis Kelamin :............. No. Reg :.........

No. Nama Barang Jumlah

Awal

Tgl/Jam Barang

Keluar

Barang

Masuk

Jumlah Sisa TTD PJ

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER

IDENTITAS Format Penggunanan Obat Oral

Tgl No Nama Obat Nama

Pasien/No TT

Waktu/Jam Nama/TTD

Pelaksana Pagi Siang Malam

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER

IDENTITAS FORMAT PENGGUNANAN OBAT INJEKSI

Tgl No Nama

Obat

Nama

Pasien/No

TT

Waktu/Jam Jenis Injeksi TTD

Pelaksana Pagi Siang Malam IC SC IM IV

logo

logo

logo

logo

Page 79: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS

Surat Persetujuan Dilakukan Sentralisasi Obat

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami ( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnyarsrs... Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Ruang : No.reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur/dikoordinasi oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.

Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat. 2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu. 3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat. 4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani oleh

keluarga/pasien dan perawat yang menerima. 5. Obat akan disimpan di kantor perawatan. 6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis. 7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien/keluarga.

Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut. Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Perawat yang menerangkan (..........................)

Surabaya,.........200 Yang menyetujui,

(....................)

Saksi 1 : .......(...........) Saksi 2 : .......(...........) NB: harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan * ) : Coret yang tidak perlu

Contoh proposal sentralisasi obat

KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang

harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Pavilliun F-II dilaksanakan pada obat injeksi dan obat oral yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal, dan memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan kepada keluarga pasien untuk ambil di apotek/depo farmasi, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Dengan pembagian unrtuk pasien umum/ PC dan askes, resep dari dokter langsung diberikan kepada keluarga dan di ambil oleh keluarga pasien sendiri kemudian diberikan kepada perawat diruangan untuk disentralisasikan dan pembagiannya dilakukan oleh perawat diruangan , untuk pasien anggota resep diberikan kepada perawat diruangan atau langsung ke petugas apotek untuk diambil dan diberikan kembali ke perawat untuk dilakukan sentralisasi dan pembagiannya perawat yang melaksanakan,

logo

Page 80: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Karena hal tersebut diatas, kelompok berencana akan mensosialisasikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Pavilliun F-II, kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat di pavilliun F-II Rumah Sakit ....... Surabaya.

2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendelagasian diharapkan : a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Pavilliun F-II dan mahasiswa dalam menerapkan pemberian obat

secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.

b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat Ruang Pavilliun F-II dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat

c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang Pavilliun F-II dalam penggunaan obat sesuai dengan program terapi.. d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan. e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.

C. STRATEGI 1. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah terima obat dan format pemberian obat

oral/injeksi 2. Membuat format daftar sentralisasi obat 3. Membuat petunjuk teknis penulisan sentarlisasi obat 4. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan spersepsi antara petugas. 5. Mensosialisasikan jadwal pemberian obat dan teknik penulisan yang dilaksanakan serta mendokumentasikan hasil

pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.

D. PELAKSANAAN 1. Sasaran

Kegiatan role play sentralisasi obat diikuti oleh semua anggota kelompok berjumlah 12 mahasiswa, dan yang melakukan hanya 3 orang dengan rincian 1 sebagai kepala ruangan, 1 orang sebagai katim dan 1 orang sebagai perawat pelaksana.

2. Tempat Kegiatan dilakukan di Pavulliun F-II Rumah Sakit .... ... Surabaya

3. Waktu Jumat, 12 April 2013 pukul 14.00-14.30 WIB.

4. Media Lembar informed consent, format serah terima obat, lembar pendelegasian keperawatan.

5. Peran a. Kepala Ruangan

1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek. 2) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi. 3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.

b.Katim 1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat. 2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat. 3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.

c. Perawat Pelaksana Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

6. Metode Pelaksanaan a. Memberikan informed consent pada pasien atau keluarganya b.Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat meliputi :

1) Identitas pasien 2) Nama dan jumlah obat yang diresepkan. 3) Hari dan tanggal penerimaan obat sesuai yang diresepkan 4) Tanda tangan yang menerima obat dan yang menyerahkan obat.

Page 81: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

5) Menuliskan dosis dan cara pemberian obat. 6) Menuliskan jam pemberian

c. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang telah ditentukan dan perawat pelaksana tanda tangan. d.Melakukan timbang terima obat setiap pergantian shift sesuai dengan sisa obat yang telah diberikan kepada pasien. e. Memintakan resep bila obat klien habis yang dilakukan oleh perawat primer. f. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan kepada klien atau keluarga dengan menandatangani pada

bagian bawah lembar sentralisasi obat. E. PENGORGANISASIAN

Penanggung Jawab : rsrsrsrs.. Anggota : rsrsrsrs.. F. MEKANISME KEGIATAN

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Karu mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu

2. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi

3. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan

4. Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat)

10 menit Nurse Station

Katim Karu Katim Karu

Pelaksanaan 1. Katim menerima obat dari depo farmasi. 2. Katim melakukan pencatatan pada format

penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi:

a. Identitas pasien b. Nama obat, dosis dan cara pemberiannya c. Jumlah obat yang diterima dari farmasi d. Jam dan nama penerima obat 3. Katim dan perawat pelaksana menjelaskan

informed consent sentralisasi obat 4. Katim dan perawat pelaksana Menyiapkan

kartu serah terima obat oral. 5. Katim memberikan penjelasan pada pasien dan

keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan, manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan kontra-indikasinya.

6. Katim dan perawat pelaksana memberikan obat oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

7. Perawat pelaksana memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga.

8. Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun injeksi serta mengobservasi efek samping dari obat yang telah diberikan.

9. Karu mengecek kembali keleng-kapan pendokumentasian sen-tralisasi obat

Nurse station Nurse station Bed pasien Bed pasien Bed pasien Bed pasien Nurse station Nurse station

Katim Katim Katim, PP Katim, PP Katim, PP Katim, PP PP Karu,katim,PP

G. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur

a. Tahap Persiapan :

Persiapan perawat yang bertugas yaitu kepala ruangan, katim dan perawat pelaksana. Persiapan lembar informed consent, dan format serah terima obat

a. Penentuan Waktu : acara dilaksanakan pada tanggal 17 April 2013, pada pukul 12.10 WIB, acara dilaksanakan ± 30 menit

b. Penentuan Tempat : acara dilaksanakan di paviliun F-II kamar 6 di Rumah Sakit .... ... Surabaya c. Pemberitahuan kepada anggota keluarga pasien, karu, CI ruangan, serta perawat paviliun F-II.

Page 82: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2. Evaluasi Proses a. Pasien baru datang pukul 12.00 WIB b. Acara dilaksanakan pukul 12.10 WIB dan dilaksanakan sesuai jadwal c. Jumlah pasien keseluruhan sejak tanggal 1- 20 April 2013 adalah 23 orang d. Sebagian besar keluarga pasien dan pasien dapat kooperatif dalam penjelasan mengenai sentralisasi obat dan

menyetujui dilakukan sentralisasi obat dengan ditandatanganinya informed consent yang diberikan oleh perawat pelaksana.

e. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan. 3. Evaluasi Hasil

a. Jumlah pasien yang menyetujui dilakukannya sentralisasi obat adalah sebanyak 18 orang atau 75 %, 5 orang atau 25 % tidak kooperatif dengan alasan ketika awal masuk sudah pernah menandatangani lembar persetujuan dilakukan tindakan termasuk obat-obatan.

b. Keluarga dan pasien dapat kooperatif dalam penjelasan mengenai sentralisasi obat dan menyetujui dilakukan sentralisasi obat dengan menandatangani informed consent yang diberikan oleh perawat pelaksana.

c. Keluarga pasien dan pasien memahami isi dan tujuan dilakukannya sentralisasi obat d. Keluarga pasien dan pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat e. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar f. Perawat mudah mengontrol pemberian obat g. Acara berakhir sesuai dengan waktu yang sudah terjadwal yaitu ± 30 menit, dari pukul 12.10 WIB sampai 12.40 WIB h. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

Page 83: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

3. Minggu : V Tahap Evaluasi

Indikator Mutu

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan. Sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan , sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemn adalah pengendalian. Pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai dan apabila tidak dapat dicapai dicari faktor pencetusnya, dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian, juga dapat memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dan perencanaan tersebut tepat pada waktunya, dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.

Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator pelayananasuhan keperawatan dapat bersumber dari sensus harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan di ruang rawat inap. Beberapa indikator mutu yang digunakan diruangan keperawatan antara lain adalah indikator mutu umum dalam bentuk BOR, ALOS, TOI, BTO, N..., G... dan indikator mutu khusus dalam bentuk survey dan audit seperti kejadian infeksi nosokomial, kejadian cedera, survey masalah pasien, audit dokumentasi asuhan keparawatan, survey masalah baru, kepuasan pasien, keluarga, kepuasan tenaga kesehatan yaitu perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

1. Indikator Mutu a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu dengan rumus bakunya sebagai berikut =

Rumus : Jumlah hari perawatan

X 100 % : Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu

Keterangan : - Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu

satuan waktu - Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari

dalam bulan tersebut

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien yang akan memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan.

Rumus penghitungan ALOS :

Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluar

X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan : - Jumlah hari perawatan pasien keluar = jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode

waktu - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode tertentu

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.

Rumus penghitungan TOI :

Rumus :

(Jumlah TT x hari) – hari perawatan rs

X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan : - Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki

Page 84: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

- Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang,

lari atau meninggal d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of crsed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu

Rumus penghitungan BTO :

Rumus :

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

X 100 % : Jumlah tempat tidur

Keterangan : - Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang,

lari atau meninggal e. NDR (net death rate) NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus penghitungan NDR:

NDR =

Jumlah pasien mati > 48 jam

X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

Keterangan : - Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang,

lari atau meninggal

f. GDR (Gross Death Rate) G... menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit. Rumus :

2. Indikator khusus a. Kejadian infeksi nosokomial

Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan dirumah sakit.

b. Kejadian cedera Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien yang cedera

c. Kondisi pasien 1) Audit dokumentasi asuhan keparawatan

Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.

GDR =Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati))

Page 85: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2) Survey masalah baru Survey masalah keperawatan adalah survey dengan standart Nanda untuk pasien baru opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).

3) Kepuasan pasien dan keluarga Kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Survey kepuasan yang dilakukan diruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS

Survey Masalah Keperawatan

Ruangan : ....... jumlah pasien masuk : : ....... Periode : ....... No. Reg :.........

No. Masalah Keperawatan Jumlah Presentase Keterangan

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS Evaluasi Penerapan Standar Asuhan

Keperwatan

No. Aspek yang dinilai Presentase Keterangan

1 Pengkajian keperawtan

2 Diagnosa keperawatan

3 Perencanaan keperawatan

4 Tindakan keperawtan

5 Evaluasi keperwatan

6 Catatan keperawatan

logo

logo

Page 86: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya

STIKER

IDENTITAS AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Hari : rsrsrs.... Auditor : rsrsrs.... Tanggal : rsrsrs.... Ruangan : rsrsrs.... Petunjuk : Beri tanda “√” bila kegiatan dilakukan

A. PENGKAJIAN 1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman

pengkajian 2. Pengkajian data fokus 3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pasien pulang

4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

1 2 3 4 5 1= Tidak

dilakukan ; 2=

Jarang ;

3= Kadang-

kadang ; 4=

Sering ;

5= Selalu

SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASE

B. DIAGNOSA 1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang

telah dirumuskan

2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES

3. Merumuskan diagnosa keperawatan (actual /

potensial

SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASE

C. PERENCANAAN 1. Berdasarkan diagnose keperawatan 2. Disusun menurut urutan prioritas 3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien / subyek,

perubahan, perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu 4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat

terinci dan jelas 5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien /

keluarga 6. Rencana tindakan keperawatan menggambarkan kerjasama

dengan tim kesehatan lain

SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASE

D. TINDAKAN 1. Tindakan keperawatan dilaksanakan mengacu pada

tindakan keperawatan 2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan

keperawatan

3. Semua tindakan yang telah dilakukan dicatat ringkas dan jelas

4. Setiap melakukan tindakan perawat mencantumkan paraf, nama jelas, tanggal dan jam dilakukan tindakan

SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASE

E. EVALUASI 1. Evaluasi mengacu pada tujuan 2. Hasil evaluasi dicatat

SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASE

Mengetahui,

Auditor

(.................)

logo

Page 87: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER

IDENTITAS KEPUASAN KELUARGA

No.

Bulan Pasien Lari Pengekangan Kasus Cedera

jumlah % jumlah % jumlah %

A. Data Umum 1. Jenis kelamin saudara : laki-laki / Perempuan 2. Umur saudara : tahun 3. Suku Bangsa : 4. Pendidikan terakhir :

5. Pekerjaan saudara : 6. Lama saudara di rawat di rs : minggu/bulan

B. Data Pelayanan Keperawatan Berilah tanda check (√) pada kotak

SS : Bila saudara Sangat Setuju terhadap isi pertanyaan S : Bila saudara Setuju terhadap isi pertanyaan TS : Bila saudara Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan

STS : Bila saudara Sangat Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Perawat bersikap sopan

2 Perawat berpenampilan rapi

3 Perawat menggali informasi dari keluarga

4 Perawat memberikan informasi mengenai masalah yang dihadapi pasien

5 Perawat memberikan informasi mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada pasien (inform consent)

6 Perawat menjelaskan perkembangan pasien

7 Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga mengenai cara

perawatan yang harus dilakukan keluarga dirumah

8 Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa obat

9 Perawat menjelaskan waktu kontrol

10 Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah dimengerti

11 Perawat memberikan penjelasan rujukan yang bisa digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan

12 Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter Saran-saran saudara demi perbaikan pelayanan keperawatan 1. 2. Keterangan: Nilai > 76 sangat puas Nilai 65-76 Puas Nilai 56-64 kurang puas

Nilai < 56 tidak puas

logo

Page 88: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Stikes .............. Surabaya STIKER

IDENTITAS REKAPITULASI MUTU KHUSUS

No.

Bulan

Pasien Lari Pengekangan Kasus Cedera

jumlah % jumlah % jumlah %

1 Januari

2 Februari

3 Maret

4 April

5 Mei

6 Juni

7 Juli

8 Agustus

9 September

10 Oktober

11 November

12 Desember

Total

Contoh proposal audit mutu

PROGRAM KEGIATAN AUDIT MUTU

DI PAVILIUN VI-B RUMAH SAKIT .... ... SURABAYA

A. Pendahuluan Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan. Sumber daya

untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan , sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemn adalah pengendalian. Pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai dan apabila tidak dapat dicapai dicari faktor pencetusnya, dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian, juga dapat memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dan perencanaan tersebut tepat pada waktunya, dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum

Untuk mempertahankan kualitas, mutu atau standar manajemen ruangan sehingga output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Khusus Pelaksanaan audit mutu umum (penghitungan BOR, ALOS, TOI) betujuan untuk : a. Mengetahui prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. b. Mengetahui jumlah rata-rata lama rawat seorang pasien pada ruangan Pav VI B. c. Mengetahui jumlah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya yang dapat

memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.

Pelaksanaan audit mutu khusus betujuan untuk :

a. Mengetahui kejadian infeksi nosokomial, tingkat cedera pasien.

b. Mengetahui tingkat kepuasan pasien dan keluarga.

c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

C. STRATEGI Menentukan materi dan sarana prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan audit mutu umum

D. PELAKSAAAN 1. Sasaran, Pasien yang Mrs di paviliun VI B

logo

Page 89: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

2. Tempat, Kegiatan dilakukan di Paviliun VIB Rumah Sakit ... ... Surabaya 3. Waktu, Jum’at, 24 Mei 2013 jam 10.00-11.00 4. Sarana

a. Format penghitungan BOR b. Format penghitungan ALOS c. Format penghitungan TOI d. Penghitungan angka infeksi nosokomial e. Penghitungan angka cedera f. Survey masalah keperawatan g. Audit dokumentasi asuhan keperawatan h. Survei kepuasan keluarga i. Survei kepuasan kerja perawat

5. Langkah Kerja

E. Indikator Mutu Umum

1. Penghitungan Lama Hari Rawat (BOR) BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80-90%. Standar nasional BOR adalah 70-80%.

Rumus penghitungan BOR : Jumlah hari perawatan

X 100% Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu

Keterangan :

- Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu. - Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari dalam bulan

tersebut.

2. Penghitungan Rata-Rata Lama Dirawat (ALOS) ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan

gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum ALOS ideal 6-9 hari.

Rumus penghitungan ALOS : Jumlah hari perawatan pasien keluar

X 100% Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan : - Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu

periode waktu. - Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode tertentu.

3. Penghitungan Lama Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI) TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.

Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari.

Rumus penghitungan TOI : (Jumlah TT X hari) – hari perawatan rs

X 100% Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan : - Jumlah TT adalah jumlah kapasitas tempat tidur yang dimiliki. - Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati. - Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal.

Indikator Motto Khusus

1. Penghitungan Angka Infeksi Nosokomial

Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan di rumah

sakit. Di rumah sakit jiwa angka ini diukur melalui penghitungan jumlah pasien scabies dalam satu periode waktu

Page 90: BACALAH MODUL INI DAN JAWAB PERTANYAAN,  · PDF file35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah : A. Kepala ruang B. Katim C. Perawat primer D. Perawat pelaksana

tertentu. Di MPKP pengukuran angka skabies dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara

menghitung jumlah pasien yang mengalami skabies dalam satu periode satuan waktu tertentu (satu bulan).

2. Penghitungan Angka Cedera

Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama perawatan yang disebabkan karena tindakan fiksasi,

pemukulan dari pasien lain atau petugas, dan karena jatuh. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang

diberikan kepada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien dengan cedera artinya 0 (zero defect). Di MPKP pengukuran

angka cedera dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang

mengalami cedera atau perlukaan yang tidak termasuk dekubitus selama masa perawatan dalam periode waktu

tertentu (satu bulan).

3. Survey Masalah Keperawatan

Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standar NANDA untuk pasien baru/her

opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).

4. Rekapitulasi Audit Dokumentasi Keperawatan

Pada akhir penilaian dibuat rekapitulasi nilai sebagai laporan hasil penilaian

5. Survey Kepuasan

Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keaaan yang dirasakan seseorang yang merupakan

hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan

seseorang.

Survey kepuasan yang dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.

Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi atau

saat mempersiapkan pulang dengancara pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk

dilakukan tiap 6 bulan sekali

F. PENGORGANISASIAN

1. Ketua : ....... 2. Penanggung Jawab : ....... 3. Anggota : .......

G. EVALUASI

1. Struktur a. Kepala ruangan menyiapkan rumus perhitungan BOR, LOS, TOI. b. Kepala ruangan menyiapkan data dalam penghitungan audit mutu umum (BOR, LOS, TOI).

2. Proses a. Audit mutu umum dilaksanakan hari jum’at tanggal 24 Mei 2013, tempat di Nurse station. b. Kepala ruangan melakukan perhitungan dan setelah menemukan hasil perhitungan kepala ruangan mengisi

format perhitungan BOR, LOS, TOI. c. Perhitungan audit mutu umum telah menggunakan referensi yang sesuai. c. Audit mutu umum telah dilakukan sesuai SPO yang telah di buat.

3. Hasil

H. Referensi