24
BATU SALURAN KEMIH MOH. REZA MAHDI PUTRA HABIBIE A L WINA P YOUSMAN

Batu Saluran Kemih 03

Embed Size (px)

DESCRIPTION

batu saluran kemih

Citation preview

Page 1: Batu Saluran Kemih 03

BATU SALURAN KEMIH

MOH. REZA MAHDIPUTRA HABIBIE A LWINA P YOUSMAN

Page 2: Batu Saluran Kemih 03

• Faktor ekstrinsik:1. Geografi : di daerah Bantu di Afrika

Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.2. Iklim , temperature : 3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya

kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat menigkatkan insidensi batu saluran kemih.

4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium

5. Pekerjaan : pekerjaan yang banyak duduk atau kurang aktifitas

Page 3: Batu Saluran Kemih 03

Etiologi• Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya

dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

• Faktor interinsik:1. Hereditair (keturunan) : Penyakit ini diduga

diturunkan dari orang tuanya.2. Umur : penyakit ini paling sering

didapatkan pada usia 30-50 tahun.3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga

kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.

Page 4: Batu Saluran Kemih 03

TEORI PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH

• Batu dapat terbentuk pada seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin) yaitu pada system kalise ginjal atau buli-buli.

• Batu terdiri Kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organic maupun anorganik yang terlarut dalam urin.

• Kristal-kristal tersebut berada dalam keadaan metastabel (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan tertentu yang menyebabkan terjadi presipitasi Kristal.

Page 5: Batu Saluran Kemih 03

• Kristal-kristal yang mengalami presipitasi membentuk inti batu (nukleus) yang kemudian mengalami agregasi , dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjai Kristal yang lebih besar.

• Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH lautan, adanya koloid di dalam urin, konsentrasi solute di dalam urin, laju aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu

Page 6: Batu Saluran Kemih 03

PENGHAMBAT PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH

• Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran kemih ditentukan juga oleh adanya keseimbangan antara zat-zat pembentuk batu dan inhibitor.

• Ion magnesium (Mg++) dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium (Ca++) untuk membetuk kalium oksalat menurun.

• Begitu pula halnya dengan sitrat

Page 7: Batu Saluran Kemih 03

• Protein inhibitor: 1.glikosaminoglikan (GAG), 2.protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid3.nefrokalsin dan osteopontin

Page 8: Batu Saluran Kemih 03

KOMPOSISI BATU

• Pada umumnya mengandung unsure : kalium oksalat ata kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, siklat.

Page 9: Batu Saluran Kemih 03

BATU GINJAL DAN BATU URETER

• Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal.

• Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut staghorn.

• Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltic otot-otot system pelvikalisme dan turun ke ureter menjadi batu ureter.

Page 10: Batu Saluran Kemih 03

• Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar sering kali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi radang (periuteritis) serta menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter atau hidronefrosis.

• Batu yang terletak pada ureter maupun system pelvikalises mampu menimbulkan obstruksi saluran kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas.

Page 11: Batu Saluran Kemih 03

• Jika disertai dengan infeksi dapat menibulkan pionefrosis, urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik, ataupun pielonefritis

• Pada keadaan yang lanjut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal, dan jika mengenai kedua sisi mengakibatkan gagal ginjal permanen

Page 12: Batu Saluran Kemih 03

GAMBARAN KLINIS• Keluhan tergantung posisi atau letak, besar

batu, dan penyulit yang akan terjadi. • Keluhan tersering nyeri pinggang. • Nyeri ini mungkin bisa kolik ataupun bukan kolik. • Nyeri kolik karena aktifitas peristaltic otot

polos system kalises maupun ureter ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.

• Nyeri nonkolik akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.

Page 13: Batu Saluran Kemih 03

• Batu yang terletak pada distal akan memberikan keluhan nyeri pada saat kencing, atau sering kencing.

• Hematuria seringkali dikeluhkan karena trauma pada mukosa saluran kencing yang disebabkan oleh batu.

• Jika didapatkan demam harus curiga suatu urosepsis dan ini merupakan kedaruratan di bidang urologi.

• Pada pemeriksaan fisik juga mungkin di dapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil.

Page 14: Batu Saluran Kemih 03

• Pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya leukosituria, hematuria, dan dijumpai Kristal-kristal pembentuk batu.

• Pemeriksaan kultur urine menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.

• Pemeriksaan faal ginjal untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.

• Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai factor penyebab timbulnya batu saluran kemih – ( antara lain: kalsium, oksalat, fosfat maupun urat di

dalam darah maupun di dalam urin).

Page 15: Batu Saluran Kemih 03

FOTO POLOS ABDOMEN

• Bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih.

• Batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).

Page 16: Batu Saluran Kemih 03

PIELOGRAFI INTRA VENA (PIV)

• Bertujuan untuk menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.

Page 17: Batu Saluran Kemih 03

ULTRASONOGRAFI

• Dikerjakan bila penderita tidak memungkinkan untuk dilakukan PIV yang disebabkan oleh:

• Alergi terhadap bahan kontras• Faal ginjal yang menurun• Pada wanita yang sedang hamil

Page 18: Batu Saluran Kemih 03

PENATALAKSANAAN

• MEDIKAMENTOSA• Ditujukan untuk batu yang berukuran kurang dari 5 mm,

karena diharapkan dapat keluar dengan spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran ut\rin dengan pemberian diuretikum, dan minum yang banyak agar mendorong batu keluar dari saluran kemih.

• • ESWL (EXTRACORPORAL SHOCKWAVE LITHOTRIPSY)• Pemecahan baru tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa

pembiusan. Batu dipecahkan menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.

Page 19: Batu Saluran Kemih 03

ENDOUROLOGI• Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan

batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke lasuran kemih.

• Alat tersebut dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan) proses pemecahan batu dilakukan secara mekanik, dengan memakai energy hidraulik, energy gelombang suara, atau dengan enersi laser.

BEDAH LAPAROSKOPI• Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu

saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.

Page 20: Batu Saluran Kemih 03

BEDAH TERBUKA• Pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk

mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.

• Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah, korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi menahun.

Page 21: Batu Saluran Kemih 03

PENCEGAHAN

• Angka kekambuhan saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.

• Pencegahan:1. Menghindari dehidrasi dengan minum yang

cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter per hari

2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu

3. Aktivitas harian yang cukup4. Pemberian medikamentosa

Page 22: Batu Saluran Kemih 03

BATU BULI-BULI• Sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat

benda asing di dalam buli-buli.• Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien hyperplasia prostat, striktur

uretra, divertikel bulu-buli, atau buli-buli neurogenik.• Gejala khas:1. Nyeri kencing2. Perasaan tidak enak waktu kencing3. Kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancer kemali dengan

perubahan posisi tubuh.4. Nyri pada saat miksi seringkali dirasakan pada ujung penis, skrotum,

perineum, pinggang, sampai kaki5. Pada anak seing mengeluh adanya enuresis nokturna, disamping sering

manarik-narik penisnya (anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (panak perempuan).

• Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi ataupun jika terlalu besar memerlukan pembedahan terbuka (vesikolitotomi)

Page 23: Batu Saluran Kemih 03

BATU URETRA

• Biasanya berasal dari batu ginjal/batu ureter yang turun ke buli-buli, kemudian masuk ke uretra.

• Angka kejadian batu utetra ini tidak lebih dari 1 % dari seluruh batu saluran kemih.

• Keluhan yang disampaikan:1. Miksi tiba-tiba berhenti sehingga terjadi resistensi urin yang

mungkin sebelumnya didahului oleh nyeri pinggang.2. Batu berada di uretra anterior sering kali dirasakan benjolan

keras di pars bulbosa maupun pendularis atau kadang-kadang tampak di meatus eksterna

3. Nyeri dirasakan di glans penis atau pada tempat batu berada.4. Batu yang berada pada uretra posterior, nyeri dirasakan di

perineum atau rectum.

Page 24: Batu Saluran Kemih 03

• Tindakan untuk mengeluarkan batu tergantung pada posisi, ukuran, dan bentuk batu. Sering kali batu yang ukurannya tidak terlalu besar dapat keluar dengan spontan asalkan tidak ada kelainan atau penyempitan pada uretra. Batu pada meatus uretra eksternum atau fossana vikularis dapat diambil dengan forcep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran uretra (meatotomi), sedangkan batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dengan melalui lubrikasi terlebih dahulu dengan memasukkan campuran jelly dan lidokain 2% intrauretra dengan harapan batu dapat keluar spontan.

• Batu yang masih cukup besar dan berada di uretra posterior di dorong dahulu ke buli-buli, kemudian di lakukan litotripsi