38
Benign Paroxysmal Positional Vertigo Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat Telp: (021) 569 42061 Kasus Seorang wanita usia 51 tahun, sejak 2 minggu terakhir merasa pusing berputar. Pusing terjadi hanya kira-kira selama 1 menit tetapi terjadi beberapa kali dalam sehari. Keluhan timbul bila pasien berubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk dan kemudian tegak kembali. Pasien juga merasa mual tetapi tidak muntah. Kira-kira 6 bulan yang lalu, pasien juga pernah sakit seperti ini tapi sembuh sendiri. Pendengaran kedua telinga baik, tidak berdengung. Riwayat trauma dan demam sebelumnya disangkal. BAB I. PENDAHULUAN Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit. 1

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

beserta dengan diagnosis bandingnya

Citation preview

Benign Paroxysmal Positional VertigoMahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat Telp: (021) 569 42061

Kasus

Seorang wanita usia 51 tahun, sejak 2 minggu terakhir merasa pusing berputar. Pusing terjadi hanya kira-kira selama 1 menit tetapi terjadi beberapa kali dalam sehari. Keluhan timbul bila pasien berubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk dan kemudian tegak kembali. Pasien juga merasa mual tetapi tidak muntah. Kira-kira 6 bulan yang lalu, pasien juga pernah sakit seperti ini tapi sembuh sendiri. Pendengaran kedua telinga baik, tidak berdengung. Riwayat trauma dan demam sebelumnya disangkal.

BAB I. PENDAHULUANBenign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas tempat tidur atau menoleh ke belakang) biasanya memicu terjadinya episode vertigo ini. Penyakit ini tampaknya disebabkan oleh adanya endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam. Vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Tidak disertai hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging. Mungkin disertai oleh mual, muntah, dan nystagmus khusus (gerakan mata terbelalak yang cepat pada satu arah bergantian dengan gerakan menurun yang lebih lambat hingga ke posisi semula). Episode biasanya reda dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Kadang-kadang menetap selama berbulan-bulan dan bisa menyebabkan dehidrasi karena mual dan muntah.3

BAB II. PEMBAHASANDEFENISI4Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.Benign paroxysmal positional vertigo atau BPPV, adalah kekacauan biasa yang menyebabkan episode pendek resiko dalam merespon untuk merubah posisi kepala yang merangsang kanal semusirkular posterior dari telinga bagian dalam. Vertigo adalah sensasi pusing spesifik. Orang dengan vertigo merasa seolah-olah mereka, lingkungan mereka, atau keduanya sedang bergerak atau berputar.ANAMNESIS41. Apa yang dirasakan?2. Kapan dimulai?3. Posisi mana yang dapat memicu vertigo (pada vertigo posisional benigna, vertigo muncul bila penderita berbaring pada satu sisi atau sisi lainnya dan berlangsung singkat. Pada iskemia atau insufisiensi vertebrobasiler, vertigo muncul bila penderita menengadah).4.Berapa lama dirasakan sampai gejala hilang?5. Berapa sering?6.Apakah input visual (keramaian, penerangan) atau perubahan posisi dapat mencetuskan vertigo?7. Rasa tidak stabil8. Disorientasi9. Osilopsia (suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak maju atau mundur)10. Nausea (rasa enek) dan muntah.11. Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik.

PEMERIKSAAN7Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau neurologic vestibuler atau serebelar; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum. Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan penyebab, apakah akibat kelainan sentral yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat korteks serebri, serebelum, batang otak, atau berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik. Selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmia jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi. Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.A. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik diarahkan pada kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.Pemeriksaan fisik umum: Tekanan darah Denyut jantung

Pemeriksaan Neurologis3Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada:1. Fungsi vestibuler/serebelera. a. Uji Romberg Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. b. Tandem GaitPenderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler, penderita akan cenderung jatuh.

c. Uji UnterbergerBerdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

e. Uji Babinsky-WeilPasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

2. Saraf kranialis: Nervus fascialis (VII), Nervus vestibular (VIII).3. Tonus dan kekuatan motorik4. Koordinasi5. Keseimbangan

Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis3Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.1. Fungsi Vestibuler.a. Uji Dix-Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45 di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).b. Tes KaloriPenderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau N.VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.

c. ElektronistagmogramPemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.

B. Pemeriksaan Penunjang31. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP).4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI).DIAGNOSIS4,7Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam teling. Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

DIAGNOSIS BANDING4,7

1. Vertigo sentralVertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil). Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita akan mengalami hal-hal seperti: penglihatan ganda sukar menelan kelumpuhan otot-otot wajah sakit kepala yang parah kesadaran terganggu tidak mampu berkata-kata hilangnya koordinasi mual dan muntah-muntah tubuh terasa lemahGangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral termasuk antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan otak), tumor, trauma di bagian kepala, migren, infeksi, kondisi peradangan, neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf) yang menimbulkan dampak pada otak kecil. Penyebab : Gangguan di batang otak (gejala khasnya adalah diplopia (pandangan dobel),parestesi (kesemutan/gringgingen/singsireumen), perubahan sensibilitas danfungsi motorik.) Gangguan di serebelum: sulit ditentukan. Misalnya stroke serebelar gejalanya dapat menyerupai gangguan vestibuler perifer. Perlu dicari gejala gangguan serebelar lainnya, seperti gangguan koordinasi. Penderita gangguan serebelar mungkin mempunyai kesulitan dalam melaksanakan gerak supinasi dan pronasi tangannya secara berturut-turut (disdiakokinesia). Percobaan tunjuk-hidung (penderita disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudia setelah itu menunjuk hidungnya) : buruk Ataksia (+) Gangguan berjalan (+) pada vertigo sentral dan perifer.

2. Vertigo periferVertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti : pandangan gelap rasa lelah dan stamina menurun jantung berdebar hilang keseimbangan tidak mampu berkonsentrasi perasaan seperti mabuk otot terasa sakit mual dan muntah-muntah memori dan daya pikir menurun sensitif pada cahaya terang dan suara

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakit-penyakit seperti benign paroxysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinitis (radang di bagian dalam pendengaran) .

Lamanya vertigo berlangsung : a. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik: vertigo posisional benigna. b. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam: Penyakit Meniere atau vestibulopati berulang. Trias Penyakit Meniere: kurang pendengaran, vertigo, dan tinitus. c. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu Contoh: Neuronitis vestibular.

Tabel 1. Perbedaan vertigo sentral dan periferVertigo sentralVertigo perifer

Onsetlambatcepat/mendadak

DerajatringanBerat

Pengaruh gerak kepala-+

Gejala otonom+/-+

Gangguan pendengaran--

Tanda fokal otak-+

Contoh penyebab vertigo oleh gangguan sistem vestibuler yang perifer ialah: mabok kendaraan, neuronitis vestibuler, vertigo posisional benigna, penyakit Meniere, vertigo pasca trauma. Contoh gangguan di sentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo ialah iskemia batang otak, tumor di fossa posterior, migrain basiler.

Benign paroxysmal positional vertigo7Vertigo benigna dikenal juga sebagai vertigo Barany. Syndrome vestibular ini paling umum, dan dijuluki posisional karena vertigonya timbul kalau kepala berputar kekanan atau kiri. Hal ini terjadi kalau kepala menoleh kekanan atau kekiri dan jika merebahkan badan untuk berbaring atau berbalik kesamping sewaktu berbaring. Vertigo yang timbul pada saat perubahan sikap kepala ini bersifat berputar-putar dimana orang sakit merasa bahwa seisi ruangan berputar-putar seolah-olah bergelimpangan dan berjungkir balik. Jika penderita disuruh berbaring untuk diperiksa seringkali ia tidak mau, karena ia takut akan diserang oleh vertigo itu. Kebanyakan vertigo posisional benigna ini tergolong pada kelompok yang berusia 45 tahun keatas dan kaum wanita. Nistagmus ritmis selalu mengiringi vertigo tersebut. daya pendengaran tetap utuh, muntah jarang tetapi mual hampir selalu ada. Jika orang sakit disuruh berbaring dengan mata tertutup dan merebahkan dirinya perlahan-lahan, serangan vertigo posisional dapat dihindarkan. Tetapi jika diprovokasi dengan memutarkan kepala penderita, vertigo serta nistagmus akan bangkit. Etiologinya jarang dapat ditentukan secara mantap dan biasanya tidak diketahui. Tetapi seringkali dipikirkan ischemia vestibular akibat tertekannya arteria vertebralis karena osteofit yang menonjol kedalam foramen intervertebralis, sewaktu kepala berputar. Adapun pengiraan lain adalah tertekuknya arteria vertebralis pada kelokan-kelokan sepanjang perjalanan arteri tersebut terutama jika sudah ada banyak tempat-tempat sklerotik pada dinding arteri. Vertigo posisional benigna didasari oleh gangguan vestibular perifer yang reversibel. Akan tetapi vertigo posisional dapat juga disebabkan oleh lesi sentral misalnya karena lesi dibatang otak pada sclerosis multipleks, infark dan tumor infratentorial. Maka pada setiap kasus vertigo posisional perlu diselidiki adanya gejala-gejala yang merupakan manifestasi penyakit-penyakit tersebut diatas. Pada permulaan penyakit-penyakit tersebut mungkin hanya menimbulkan vertigo posisional. Dalam hal ini perlu diadakan test-test yang dapat membedakan vertigo posisional perifer dan sentral.Penyakit MeniereDianggap disebabkan oleh pelebaran dan ruptur periodik kompartemen endolimfatik di telinga dalam; selain vertigo, biasanya disertai juga dengan tinitus dan gangguan pendengaran. Belum ada pengobatan yang terbukti efektif; terapi profilaktik juga belum memuaskan; tetapi 60-80 % akan remisi spontan. Dapat dicoba pengggunaan vasodilator, diuretik ringan bersama diet rendah garam; kadang-kadang dilakukan tindakan operatif berupa dekompresi ruangan endolimfatik dan pemotongan n.vestibularis. Pada kasus berat atau jika sudah tuli berat, dapat dilakukan labirintektomi atau merusak saraf dengan instilasi aminoglikosid ke telinga dalam (ototoksik lokal). Pencegahan antara lain dapat dicoba dengan menghindari kafein, berhenti merokok, membatasi asupan garam. Obat diuretik ringan atau antagonis kalsium dapat meringankan gejala. Simtomatik dapat diberi obat supresan vestibluer.

NeuritisvestibularisMerupakan penyakit yang self limiting, diduga disebabkan oleh infeksi virus; jika disertai gangguan pendengaran disebut labirintitis. Sekitar50% pasien akan sembuh dalam 2 bulan. Di awal sakit, pasien dianjurkan istirahat di tempat tidur, diberi obat supresan vestibuler dan anti emetik. Mobilisasi dini dianjurkan untuk merangsang mekanisme kompensasi sentral.

Vertigo akibat obatBeberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai tinitus dan hilangnya pendengaran. Obat-obat itu antara lain aminoglikosid, diuretik loop, antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik yang mengandung platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian juga gentamisin; sedangkan kanamisin, amikasin dan netilmisin lebih bersifat ototoksik. Antimikroba lain yang dikaitkan dengan gejala vestibuler antara lain sulfonamid, asam nalidiksat, metronidaziol dan minosiklin. Terapi berupa penghentian obat bersangkutan dan terapi fisik; penggunaan obat supresan vestibuler tidak dianjurkan karena jusrtru menghambat pemulihan fungsi vestibluer. Obat penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan antiparkinson dapat menimbulkan keluhan rasa melayang yang dapat dikacaukan dengan vertigo.

Adapun pembagian Vertigo yang lainnya adalah sebagai berikut:1. Vertigo VestibularIni adalah salah satu pemicu munculnya vertigo. Jika ada gangguan pada sistem ini, yang lazim disebut vertigo vestibular, dunia akan terasa seperti berputar. Serangan vertigo jenis ini umumnya terjadi secara mendadak, bersifat datang-pergi (episodik), disertai rasa mual/muntah, kadang-kadang ada denging di telinga. Pencetus serangan ini adalah gerakan kepala.Vertigo vestibular ini dibedakan menjadi dua tipe.a. Tipe sentral, gangguan terjadi pada batang otak sampai otak besar. Adapun gejalanya diplopia (pandangan ganda), sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, koordinasi tubuh menurun, mual dan muntah, serta lemas.b. Tipe perifer, gangguan terletak pada batang otak sampai labirin di telinga bagian dalam. Gejalanya adalah pandangan kabur, letih, lesu, sakit kepala, detak jantung cepat, kehilangan keseimbangan, kehilangan konsentrasi, nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual, muntah, kemampuan kognitif menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan bunyi.

2. Vertigo Non-VestibularPada vertigo nonvestibular, sensasi yang dirasakan penderita adalah melayang, bergoyang, atau sempoyongan. Serangan biasanya terjadi terus-menerus, tetapi tidak ada mual maupun muntah. Vertigo akibat gangguan sistem visual biasanya dicetuskan oleh situasi yang ramai, banyak orang atau benda lalu lalang.Pada gangguan sistem somatosensorik/proprioseptik atau gangguan pada saraf sumsum tulang belakang, misalnya gangguan pada saraf tepi berupa kaki baal atau pundak kaku, impuls gerakan terlambat diterima otak besar. Akibatnya, keseimbangan penderita terganggu dan termanifestasi sebagai vertigo.Gangguan baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher kaku (cervical tension) umumnya dialami mereka yang bekerja di belakang meja.

Selain dari vertigo vestibular dan nonvestibular, ternyata flu juga bisa menjadi pemicu dari vertigo. Jika flu tersebut menyebabkan infeksi atau peradangan di telinga dalam, maka akan mengakibatkan organ keseimbangan kita kacau dan terjadi deh si vertigo-nya. Selain flu, alergi dari obat-obatan juga bisa memicu si vertigo jika si obat-obat tersebut menyerang tiga sistem keseimbangan .Tabel 2. Perbedaan vertigo vestibular dan non vestibular

EPIDEMIOLOGI6Benign Paroxysmal Potitional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta usia tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun yang tidak memiliki riwayat cedera kepala.

ETIOLOGI6 Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50 tahun adalah cedera kepala. Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya adalah degenerasi sistem vestibuler pada telinga tengah. BPPV meningkat dengan semakin meningkatnya usia.

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Penyebab umum dari vertigo:1. Keadaan lingkungan - Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) 2. Obat-obatan - Alkohol - Gentamisin 3. Kelainan sirkulasi - Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler 4. Kelainan di telinga - Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) - Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri - Herpes zoster - Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) - Peradangan saraf vestibuler - Penyakit Meniere 5. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer : Telinga bagian luar : serumen, benda asing. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.6. Penyakit SSP : Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues. Trauma kepala/ labirin. Tumor. Migren. Epilepsi.7. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.8. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.9. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.10. Intoksikasi.11. Kelainan neurologis - Sklerosis multipel - Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya - Tumor otak - Tumor yang menekan saraf vestibularis.Kemungkinan penyebab vertigo yang lain diantaranya:1. Infeksi bakteri di telinga bagian tengah2. Radang sendi di daerah leher3. Serangan migren4. Sirkulasi darah yang terlalu sedikit sehingga menyebabkan aliran darah ke pusat keseimbangan otak menurun5. Mabuk kendaran6. Alkohol dan obat-obatan tertentu 7. Infeksi virus seperti influenza yang menyerang area labirin8. Infeksi virus seperti common cold atau influenza yang menyerang area labirin.

PATOFISIOLOGI1,7Mekanisme pasti terjadinya BPPV masih samar. Tapi penyebabnya sudah diketahui pasti yaitu debris otokonia yang terdapat pada kanalis semisirkularis, biasanya pada kanalis posterior. Debris berupa kristal kalsium karbonat yang berasal dari struktur utrikulus. Diduga debris itu menyebabkan perubahan tekanan endolimfe dan defleksi kupula sehingga timbul gejala vertigo.

Gambar 1. Debris otokonia pada kanalis semisirkularisKerusakan utrikulus bisa disebabkan oleh cedera kepala, infeksi atau penyakit lain yang ada di telinga dalam, atau degenerasi karena pertambahan usia. BPPV juga bisa disebabkan kelainan idiopatik, trauma, otitis media, pembedahan telinga, perubahan degeneratif karena usia tua dan kelainan pembuluh darah, obat-obat ototoksik seperti gentamicin. Penyebab lain yang lebih jarang adalah labirinitis virus, neuritis vestibuler, pasca stapedektomi, fistula perilimfa dan penyakit meniere. Kelompok idiopatik merupakan kelompok yang paling banyak ditemukan. Perasaan berputar terkadang sangat hebat yang menyebabkan seolah-olah mengalami blackout.BPPV terjadi karena adanya otokonia di dalam kanalis semisirkularis. Kanalis semisirkularis terdiri atas kss horizontal (lateral), kss anterior (superior), dan kss posterior (inferior). BPPV dibagi menjadi tiga berdasarkan kanal yang terlibat, yaitu varian kanal posterior, kanal anterior, dan lateral.Vertigo terjadi akibat kelainan sistem vestibularis Sistem vestibularis Struktur telinga dalam (labirin) Nervus vestibularis Batang otak Cerebellum Fungsi sistem vestibularis Integrasi rangsang sensorik dan gerakan Menempatkan obyek dalam fokus visual pada saat tubuh bergerak

Labirin2,5Labirin terletak didalam telinga, terdiri atas 3 kanalis semusirkularis (anterior, posterior, horizontal) Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam atau labirin. Secara klinik menyebabkan gangguan keseimbangan dan pendengaran. Bakteri dan virus dapat menyebabkan peradangan akut labirin dan berkaitan dengan infeksi lokal atau sistemik. Labirinitis viral ditandai dengan hilangnya fungsi vestibular dan pendengaran unilateral secara tiba-tiba. Vertigo akut, sering diikuti mual dan muntah merupakan karakteristik gangguan ini. Vertigo dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu. Labirinitis bakteri sering merupakan komplikasi meningitis dan otitis media. Dapat bersifat supuratif dan serosa. Gejala labirinitis dapat berupa; vertigo, tuli, tinitus, otorhea, otalgia, mual atau muntah, demam, asimetri wajah, nyeri leher, infeksi saluran nafas atas, gangguan visual.

Kanalis Semisirkularis2,5

Gambar 2. Kanalis semisirkularis

Sistem vestibularisWaktu kepala bergerak, sinyal ditransmisi ke labirin, labirin yang menyalurkan informasi tentang gerakan ke nervus vestibularis. Nervus vestibularis membawa informasi tersebut ke batang otak dan cerebellum (bagian otak yang mengatur keseimbangan, postur dan koordinasi motorik). Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N.III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

MANIFESTASI KLINIK3Gejala dan tanda: Episode-episode vertigo yang singkat Dipicu oleh perubahan posisi kepala Lama beberapa detik sampai menit intermitten Rasa pusing berputar Mual, muntah Berkeringat Gerakan mata abnormal (nistagmus) Gejala-gejala lain seperti : tinitus, rasa penuh di telinga, gangguan pendengaran elemahan ekstrimitas, lesu, penurunan kesadaran, dll Tabel 3. Penggolongan pusing/peningPenggolongan Pusing/Pening

JenisUraianBeberapa Penyebab yang Mungkin

PingsanOrang tersebut merasa gelap ketika berdiri. Tekanan darah jatuh ketika berdiri (orthostatic hypotension)DehidrasiKehilangan darah parahPenyumbatan aliran dari jantung (aortic valve stenosis)Ritme jantung tidak normalKelebihan pengobatan (khususnya dengan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah).Gangguan sistem saraf (diabetic auronomic neuropathy, multisystem atrophy)

Hilangnya keseimbanganOrang tersebut merasa goyah dan hampir jatuh bahkan ketika kekuatan otot adalah normal.Gangguan telinga dalam (vertigo).Gangguan cerebellar (ataksia yang berhubungan dengan stroke, alcoholism kronis).Gangguan basal ganglia (penyakit Parkinson, demensia tubuh Lewy, kelumpuhan supranuclear progressive).Hilangnya perasa posisi pada kaki.Penyakit neuropati atau tali tulang belakang.Gangguan penglihatan (disebabkan oleh kacamata baru, penglihatan ganda, operasi katarak).Pengobatan berlebihan dengan obat penenang, anticonsulvant, atau obat-obatan lain.Keracunan alkohol.

VertigoOrang tersebut atau orang di sekitarnya tampak bergerak atau berputar.Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)Vestibular neuritis.Penyakit Meniere.Infeksi bagian Tengah Telinga.Migren.Mabuk perjalanan.Suplai darah yang berkurang menuju batang otak dan cerebellum (vertebrobasilar insufficiency), seperti terjadi selama stroke atau serangan ischemic transient (TIA transient ischemic attack).Racun obat-obatan menuju telinga bagian dalam (antibiotik aminoglycoside, aspirin, cisplatin (obat kemoterapi), furosemide (diuretik), dan kuinin).

Vaguely lightheadedPusing, lepas dari dunia atau dengan kata lain terperangkap dalam serangan panik.Bernafas dalam dan cepat yang tidak normal (hyperventilation dengan serangan panikGangguan kegelisahan.Depresi dengan perasaan disassociation dari dunia.

PENATALAKSANAAN7Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. SkopolaminSkopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.a. Terapi Simtomatik ditujukan kepada dua gejala utama, yaitu rasa vertigo (berputar, melayang) dan gejala otonom (mual, muntah). pasien biasanya merasa cemas dan menderita, maka perlu diberikan obat simtomatik. pemberiannya secukupnya saja untuk mengurangi gejala, tujuannya agar pasien dapat segera dimobilisasi untuk melakukan latihan rehabilitasi.Tabel 4. Obat-obatan untuk terapi simptomatik vertigo

Jenis Obat Antivertigo Calsium entry blockler Mekanisme kerja: mengurangi aktivitas eksitatori SSP dan bekerja langsung sebagai depresor labirin. Bisa untuk vertigo perifer dan sentral. Obat: flunarisin (SIBELIUM) Antihistamin Mekanisme kerja: efek antikolinergik dan merangsang inhibitory-monoaminergik, dengan akibat inhibisi N. vestibularis Obat: sinarisin (STUGERON), dimenhidrinat (Dramamine), prometasin (Phenergan), meclizine, cyclizine. Antikolinergik Mekanisme kerja: mengurangi eksitabilitas neuron dengan menghambat jaras eksitatorik-kolinergik ke N. vestibularis yang bersifat kolinergik. Mengurangi firing rate dan respon N. vestibularis terhadap rangsang. Obat: skopolamin, atropin. Monoaminergik Mekanisme kerja: merangsang jaras inhibitori-monoaminergik pada N. vestibularis, akibatnya mengurangi eksitabilitas neuron. Obat: amfetamin, efedrin Fenotiasin (Antidopaminergik) Mekanisme kerja: bekerja pada kemoreseptor trigger zone dan pusat muntah di medula oblongata. Obat: klorpromasin (Largactil), proklorperasin (Stemetil), haloperidol (Haldol, Serenace), droperidol. Benzodiazepine Mekanisme kerja; menurunkan resting activity neuron pada N. vestibularis, dengan menekan recticular facilitatory system. Obat : diazepam (Valium) Histamin Mekanisme kerja: inhibisi neuron polisinaptik pada N. Vestibularis lateralis. Obat: betahistin (Merislon) Antiepileptik Karbamasepin, fenitoin, pada temporal lobe epilepsi dengan gejala vertigo. Bekerja meningkatkan ambang rangsang epilepsinya.

b. Terapi rehabilitatif Tujuan terapi adalah untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. Mekanisme kerja terapi ini adalah melalui: Substitusi sentral oleh sistem visual dan somatosensori untuk fungsi vestibular yang terganggu. Mengaktifkan kendali pada tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual, dan somatosensori Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimuli sensorik yang diberikan berulang-ulang.PENCEGAHAN3,5Beberapa langkah-langkah berikut dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo yaitu sbb:1. Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi.2. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur.3. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.4. Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda dari ketinggian5. Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.

Untuk pencegahan utama dalam menghindari vertigo dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup kita seperti: menghindari alkohol, kopi, coklat dan merokok; Hindari kelelahan fisik dan stress, makan yang cukup, diet tinggi protein, konsumsi garam dibatasi sampai 1500 mg/hari; Aktivitas fisik atau olahraga yang teratur serta tidur yang cukup dan teratur.Secara naturopati gangguan vertigo ini bisa dibantu dengan mengkonsumsi atau menghindari makanan tertentu. Setiap makan, usahakan porsi yang cukup, jangan terlalu banyak, hindari makanan yang tinggi karbohidrat, makanan-makanan yang bisa merangsang alergi (misalnya seafood, pedas, asam yang berlebihan), makanan yang mengandung alkohol, kafein, minyak dan lemak. Selain itu gangguan vertigo ini bisa dikurangi dengan mengkonsumsi enzim Bromelain, Magnesium, Vitamin B12 yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan sistem syaraf. Jahe dan Ginko juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi ke dan dalam otak.Untuk kasus vertigo yang masih ringan, aromaterapi sangat membantu untuk menstabilkan sistem syaraf, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun pemijatan. Secara homeopati dapat digunakan beberepa alternatif obat, di antaranya Aconite, Cocculus, Conium, Gelsium yang bergantung pada tingkat keparahan vertigo dan penyebabnya.

PROGNOSIS7 Prognosis tergantung penyebab vertigo dan bagaimana respons terhadap terapi. Vertigo yang hebat dapat sangat menyusahkan terutama pada pasien lansia. Gangguan vestibuler perifer dapat menyebabkan hilangnya pendengaran secara progresif.

BAB III. PENUTUPKESIMPULANVertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak. Sebagian besar kasus vertigo sembuh dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari jika penanganannya secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA1. Declan T. Walsh. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi, alih bahasa Caroline Wijaya, Jakarta:EGC, 1997, hlm. 50, 54, 491.2. Sherwood L. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC, 2001.hal:186-83. Hain TC. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Available at: http://www.vertigo-and-balance.com/disorders/bppv/bppv.html (diakses pada 9 Januari 2012)4. Bashiruddin J. Hadjar E. Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan kepala leher. Edisi keenam. 2008. Balai penerbit FKUI. Jakarta. Halaman 94-10112. Ganong WF. Review of Medical Physiology. Ed 22. USA: McGraw Hill, 2005. hal:177-813. Kasper, et.al. (Ed.). Harrisons Manual of Medicine. 16th Edition. McGraw-Hill. 2005:168-171.14. Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan kepala leher. Edisi keenam. 2008. Balai penerbit FKUI. Jakarta. Halaman 104-10

26