16
I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air (Hardjasasmita, 1992). Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampur dengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Arjuna, 2008). 1

biokimia empedu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum biokimia (empedu)

Citation preview

Page 1: biokimia empedu

I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada

pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen

intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan

mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin.

Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin.

Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu

komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu,

empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air

(Hardjasasmita, 1992).

Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus,

terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus

dan bercampur dengan  makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan

lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang,

sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif

untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Arjuna,

2008).

Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya

garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik.

Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin

A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan

permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan

memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam

lemak   menghasilkan   senyawa   kompleks  yang  lebih  mudah  larut  dan 

mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Arjuna, 2008).

1

Page 2: biokimia empedu

Oleh karena itu, dilakukan percobaan empedu dengan beberapa uji yang

diujikan yaitu Uji Gmellin, dan Uji Smith.

B. Tujuan

Membuktikan adanya pigmen dalam empedu.

2

Page 3: biokimia empedu

II. TINJAUAN PUSTAKA

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau

kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata.

Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati,  akan tetapi ditampung dalam

sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila

makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang

kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam

duodenum (Panil, 2004).

Kandungan  empedu  merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang

terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung

empedunya menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan,

kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit

cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan

empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin seperti vitamin

A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-

garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari

empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses

(Anonim, 2012).

Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan

mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500

mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan

pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk

dalam sel usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat

anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam

empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).

3

Page 4: biokimia empedu

Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu

(misalnya bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk

membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah

merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan

lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak

dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu menyerapnya dari usus.

Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi

bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai

protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi

dalam empedu (Anonim, 2012).

Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya

garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik.

Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin

A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan

permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan

memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam

lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah

terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).

Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan,

sekresinya dan empedu memegang peranan penting dalam pencernaan lemak.

Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah

alat penampung ialah kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan

masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang konsentrasi

kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke dalam duodenum.

Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan lainnya, antara lain ialah

pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah hasil pemecahan pigmen sel darah

merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah yang tua.

4

Page 5: biokimia empedu

Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass dari

feses atau tinja (Kimball, 1983).

Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah

sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok

garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin

atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan

meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak,

sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari

penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam

empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang

peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam

empedu(Hardjasasmita, 1992).

Asam-asam empedu membantu emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu

proses yang memudahkan pencernaan enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-

asam deoksikolat dan litokolat adalah asam-asam empedu sekunder yang

disintesis dalam usus lewat kerjanya enzim-enzim bakteri pada asam-asam

empedu primer. Hanya sebagian asam-asam empedu primer yang terdapat dalam

usus diubah menjadi asam empedu sekunder (Hardjasasmita, 1992).

Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang

menghasilkan cairan ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah: kelenjar parotis,

yang terletak di dekat telinga, kelenjar sublingualis yang terletak di bawah rahang

atas, kelenjar sub mandibularis yang terletak di bawah lidah. Di dalam cairan

ludah mengandung sebanyak 90% air dan sisanya terdiri atas garam-garam

bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri) dan amilase

(ptialin). Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang

1600 cc air ludah. Cairan ludah berfungsi untuk memudahkan dalam menelan

makanan karena makanan tercampur dengan lendir dan air, melindungi rongga

mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa, serta membantu pencernaan

5

Page 6: biokimia empedu

kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang

berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini

berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7) (Poedjadi, 2009).

Saliva mempunyai pH antar 5,75 sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva

sedikit dibawah 7. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari

kelenjar saliva adalah pikiran tentang makanan yang disukai, adanya bau makanan

yang sedap atau melihat makanan yang diharapkan sehingga menimbulkan selera.

Rangsangan demikian disebut rangsangan reflex. Rangsangan keluarnya saliva

karena adanya makanan dalam mulut disebut rangsangan mekanik, sedangkan

rasa makanan yang lezat atau manis dapat menimbulkan rangsangan yang disebut

rangsangan kimiawi (Poedjadi, 2009).

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau

kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata.

Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam

sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila

makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang

kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam

duodenum (Kimball, 1983).

Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus,

terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus

dan bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan

lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang,

sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif

untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi. (Kimball,

1983).

6

Page 7: biokimia empedu

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat

1. Tabung Reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet Tetes

4. Pipet ukur

5. Gelas ukur

B. Bahan

1. Larutan empedu encer (1 : 10)

2. Larutan HNO3 Pekat

3. Larutan Iodium 0,5 %

C. Prosedur Kerja

Uji Gmelin

 

Uji Smith

7

Melalui dinding tabung yang dimiringkan ,tambahkan secara hati-hati 1 ml larutan empedu encer pada tabung

sehingga kedua larutan tersebut tidak tercampur

Amati warna cincin

isi tabung dengan 1 ml HNO3 pekat

isi tabung dengan 1 ml Iodium 0,5%

Melalui dinding tabung yang dimiringkan ,tambahkan secara hati-hati 1 ml larutan empedu encer pada tabung

sehingga kedua larutan tersebut tidak tercampur

Amati warna cincin

Page 8: biokimia empedu

IV. HASIL

IDENTIFIKASI EMPEDU

Pengamatan Larutan Empedu Cair

pH 8

Warna Hijau pekat

Aroma Amis

UJI IDENTIFIKASI PIGMEN EMPEDU

Metode Pengujian Hasil

Uji Gmelin Tebentuk cincin berwarna ungu

Uji Smith Terbentuk cincin berwarna hitam

8

Page 9: biokimia empedu

V. PEMBAHASAN

Pada uji Gmelin, hasil percobaan yang kami peroleh yaitu pada larutan

asam nitrat pekat 1 ml ditambah empedu 1 ml yang sudah diencerkan

menghasilkan warna hijau  dan bening di bagian bawah tabung dengan terdapat

cincin berwarna ungu pudar. Hal ini sesuai dengan pendapat Erika Kusmawati

(2011) menyatakan bahwa uji gmellin’s test akan memberikan nilai positif apabila

membentuk warna kuning, merah, hijau, violet dan biru.

Uji Iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida, dalam hal ini

adalah amilum. Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan kompleks adsorpsi

berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium. Reaksi amilum

dengan Iodium menghasilkan berwarna biru kehitaman. Uji

Benedict bertujuan membuktikan adanya gula reduksi (monosakarida maupun

oligosakarida). Pengujian ini berdasarkan  gula yang mempunyai gugus aldehida

atau keton bebas mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang

mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Reaksi positif ditandai dengan

perubahan warna larutan menjadi hijau kekuningan, dan setelah dilakukan

pemanasan terbentuk endapan berwarna merah bata, kepekatan warna sebanding

dengan kandungan gula pereduksi yang ada (Yazid, 2006). 

Pada praktikum  uji gmelin yang kami peroleh yaitu pada tabung yang

berisi HNO3 yang telah ditetesi dengan 1 ml empedu pekat secara hati –hati

sehingga kedua larutan tidak bercampur menghasilkan warna dari bawah ke atas

bening, ungu dan hijau. HNO3 pada uji gmelin berguna untuk oksidasi pigmen-

pigmen empedu dan akan menghasilkan turunan senyawa-senyawa berwarna.

Sedangkan pada tabung yang telah berisi iodium yang telah ditetesi dengan 1 ml

empedu pekat menghasilkan warna hijau tua, hal ini menandakan adanya pigmen -

pigmen warna empedu pada kedua tabung tersebut. Penambahan iodium juga

dimaksudkan untuk mengoksidasi pigmen-pigmen empedu sehingga

menghasilkan turunan senyawa-senyawa berwarna.

9

Page 10: biokimia empedu

Empedu memegang peran penting dalam pencernaan. Empedu merupakan

cairan yang berwarna hijau yang dieksresikan oleh hepatosit hati pada sebagian

besar vertebrata.ada percobaan ini dilakukan beberapa tes pada empedu. Empedu

menghasilkan bau amis dan berwarna hijau. Warna hijau dari cairan empedu ini

berasal dari penghancuran eritrosit yaitu biliverdin. Untuk menentukan pH

empedu, indikator universal dicelupkan kedalam cairan empedu dan diperoleh pH

empedu adalah 6 itu menunjukkan bukti bahwa empedu bersifat asam. (Kimball,

1983).

10

Page 11: biokimia empedu

V. PENUTUP

A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu pada percobaan ini diketahui

empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin, kedua zat warna ini

merupakan pigmen empedu yang terbentuk dari eritrosit yang sudah tua menjadi

rapuh sehingga pecah dan hemoglobinnya lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah

menjadi heme dan globin. Cincin hemoglobin dibuka untuk membentuk  besi 

bebas  yang  kemudian  dibawah  tranfelin dari rantai lurus dari empat pirol yang

kemudian dibentuk menjadi pigmen empedu.

B.Saran

Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan praktikum

“identifikasi pigmen empedu”, ketepatan jumlah tetesan pereaksi akan

menghasilkan hasil yang diharapkan.

11

Page 12: biokimia empedu

Lampiran

12

Uji Gmelin,

terbentuk cincin ungu

Uji Smith,

terbentuk cincin hitam