Author
mila-astari
View
48
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lapsus jiwa
LAPORAN KASUS PSIKIATRIK
(F31.2)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 tahun ( 31-12-1984)
Agama : Islam
Suku Bangsa : Gowa
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Appa Gowa
Masuk RSKD Dadi pada tanggal 2 Desember 2014, diantar oleh ibu
kandungnya.Ini merupakan keempat kalinya pasien masuk ke rumah sakit
dengan gangguan jiwa.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 2 Desember 2014 dari :
Nama : Ny. S
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Alamat : Gowa
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
1
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang
1. Keluhan dan Gejala
Mengamuk dialami pasien sekitar 2 minggu lalu. Saat mengamuk
pasien ingin memukul anggota keluarganya dan membanting barang-
barang di sekitarnya. Pasien mengamuk bila keinginannya tidak dituruti.
Gelisah juga dialami oleh pasien sekitar 5 hari yang lalu. Saat
gelisah, pasien mondar-mandir dalam rumah dan selalu ingin keluar
rumah. Pasien juga sering bepergian kemana-mana (ke mall Panakukang,
mall Ratu Indah dan mall GTC) dengan menggunakan taksi. Pasien lebih
suka menggunakan taksi dibandingkan angkutan umum lainnya karena
menurut pasien, menggunakan taksi lebih nyaman dibandingkan naik bis
atau angkot. Pasien selalu mengajak taksi yang ditumpanginya berkeliling
Makassar dan meminta uang makan kepada sopir taksi, kemudian total
biayanya dibayar saat pasien tiba dirumah. Biaya taksi dibayarkan oleh
ibu pasien.
Pasien juga sering meminta uang kepada ibunya, kemudian uang
tersebut digunakan untuk membeli roti dan roti tersebut dibagikan
kepada anak-anak kecil disekitar rumahnya. Pasien juga sering berdandan
menor dan banyak bicara.
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 6 tahun yang lalu. Saat
itu, pasien sering mengurung diri, sering menangis dan terdiam di kamar.
Pasien juga tidak mau beraktivitas, tidak mau makan dan susah tidur,
sehingga pasien dirawat di RS karena keluhan tersebut. Setelah itu pasien
sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Pasien dapat membantu
pekerjaan ibunya di rumah.
2
Kemudian sekitar 1 tahun yang lalu pasien menikah dengan laki-
laki yang dijodohkan oleh orang tuanya, tetapi setelah 5 bulan menikah,
suami pasien meninggalkan pasien. Setelah itu, pasien mulai berubah
perilaku kembali, menjadi lebih banyak bicara, berdandan menor dan
suka menghamburkan uang. Saat itu, pasien juga sempat dirawat kembali
di RSKD.
Pasien sudah 4 kali di rawat di RSKD dan mendapat obat
haloperidol, chlorpromazine, carbamazepine, tetapi sejak 1 minggu
terakhir pasien tidak teratur minum obat.
2. Hendaya atau disfungsi
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)
3. Faktor stress psikososial
Ditinggal suami sejak 6 bulan lalu.
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya
- Trauma (-)
- Infeksi (-)
- Kejang (-)
- NAPZA :
o Narkotika (-)
o Alkohol (-)
o Psikotropika (-)
o Zat adiktif lainnya seperti rokok,dll (-)
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Sebelumnya sudah pernah mengalami gangguan yang sama.
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Lahirpada 31 Desember 1984, lahir di RS dibantu oleh
bidan,kelahiran normal. Riwayat kehamilan pada ibu pasien tidak
diketahui.
2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik,sama dengan anak
lainnya.
3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) sampai selesai.
4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan pendidikannya pada tingkat menengah
pertama (SMP) karena pasien malas ke sekolah .
Riwayat Masa Dewass
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-harinya membantu ibunya di rumah.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah kurang lebih satu tahun yang lalu, dan
tidak memiliki anak. Namun ditinggal suami 5 bulan setelah
menikah.
c. Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien sering bersosialisasi dengan baik dengan tetangganya
sebelum menderita gangguan jiwa.
d. Riwayat Kehidupan Sekarang
4
Pasien sekarang tinggal di Gowa bersama ibu dan bapaknya.
E. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara (♀,♀,♀).
Hubungan dengan keluarga baik.
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada
F. Tilikan
Tilikan 1 (Pasien tidak mengakui bahwa dirinya sakit dan harus
berobat)
III. AUTOANAMNESIS
Autoanamnesis pasien dilakukan pada tanggal 02 Desember 2014
diRSUD Dadi pukul 10.00 WITA.
DM : Assalamualaikum bu, selamat siang. Perkenalkan saya
Anty dokter muda yang bertugas disini. Ada beberapa hal
yang ingin saya tanyakan kepada ibu. Apakah boleh bu?
P : Waalaikumsalam. Iya, bisaji.
DM : Namanya siapa bu?
P : namaku Hasnia (biasa dipanggil I’na ).
DM : Ibu masih ingat lahir tanggal berapa?
P : Tanggal 31 Bulan 12 Tahun 1984.
DM : Ibu tinggal dimana dan dengan siapa?
P : Di Limbung. Sama mamaku, sama bapakku
DM : Kalau boleh tau setiap harinya Hasnia kerja apa?
P : Tidak ada dok. Makan tidurji
5
DM : Kenapaki dibawa kesini?
P : Tidakji dok, suka ka pergi-pergi.
DM : Pergi kemanaki bu?
P : Anu dok, suka ka pergi-pergi ke mall naik taksi!Pergi tanjung MP,
Mari ,GTC ,pokoknya semua dok. Enaknya dok pergiki sama bidadari.
DM : Siapa yang suruhki itu pergi-pergi?
P : ehh anu dok.bidadari
DM : bagaimana caranya bidadari suruhki bu?
P : pokoknya na suruh-suruh jika dok. Na suruhka mengaji, na
suruhka bicara lembut, suruhka juga mandi 5x sehari, na suruhka
sembahyang. Na bikin repotka bidadari
DM : Bagaimana ceritanya kita bisa ketemu bidadari?
P : anu dok, waktu hari pergika permandian segeri baru ketemu
mika bidadari.
DM : Kenapa bisa ketemuki?
P : mandi-mandi ka dok, pakai bedaknya bidadari waktu disana dok.
DM : bagaimana caranya ibu bisa lihat bidadari sementara orang lain
tidak lihat?
P : karena na sayangka saya bidadari
DM : dimana sekarang bidadarimu?
P : lagi tidak ada disini. pergimi
DM : apa na lagi dia suruhkanki bidadari?
6
P : na gangguka dok. Na larangka tidur!na bilang janganko tidur.
Pokoknya na gangguka na kasi tidak tidurka.
DM : jadi ko ikuti apa yang dia bilang?
P : saya ikuti semua dok
DM : Ibu hasnia tau sekarang sedang ada di mana?
P : Di rumah sakit jiwanya Dadi
DM : Siapa yang membawa ibu ke sini?
P : mamaku toh dok, na kiraka sakit
DM : Ada kejadian apa sebelumnya sehingga ibu di bawa kesini?
P : itu terusji pergi-pergib teruska karena kusuka. Pergi terus naik
taksi. Bicara terus juga
DM : Apakah sebelumnya ibu juga sudah pernah dibawa ke
rumah sakit?
P : Tidak pernah.
DM : Apakah hubungan ibu dengan keluarga yang lain baik- baik saja?
P : Iya baik ji. Disayangka juga sama mama bapakku
DM : Ibu, saya mau tanya sedikit hal lain ya. Ibu tau sekarang
tanggal berapa?
P : Tanggal… bukan tanggal 2 toh dok
DM : Bulan Desember, tahun 2014.
DM : 100-7 berapa bu?
7
P : emm 93.
DM : Kalau 93-7?
P : 93-7? Aduh tidak tauka menghitung saya paling kubenci berhitung.
DM : Ibu, kita ingat ini 2 benda ya.
P : Benda-benda? Allah saja sama saya sekalian
DM : Bukan ibu. Pulpen. Buku.
P : ia gampangji kuhapal itu dok.
DM : Kalau panjang tangan ibu tau maksudnya apa?
P : Panjang tangan? Pencuri
DM : Kalau artinya tong kosong nyaring bunyinya?
P : Tidak ada otaknya itu.
DM : Ibu kalau ulang kata yang saya bilang buku,pulpen. Bisa?
P : ahh tidak ku tahu dok, malaska ingat
DM : Kalau misalkan ibu menemukan uang dijalan, akan ibu apakan?
P : Nda ji, kupake pergi naik taksi
DM : Oke bu, mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan. Terima kasih Bu.
P : Iya, sama-sama dok.
IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI
Dilakukan pada tanggal 2 Desember 2014.
1. Status Internus
Keadaan umum : Baik
8
Tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 36,30C
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Jantung : Dalam batas normal
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Tidak tampak kelainan
2. Status Neurologis
Compos Mentis
GCS : 15 (E4M6V5)
Rangsang Menings : Kaku Kuduk (-), Kernig’s Sign (-/-)
Nn. Cranialis : Pupil, bulat, isokor ǿ 2,5mm/2,5 mm ODS
RCL +/+, RCTL +/+
Motorik : Normal
Refleks Patologis : (-)
V. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan
Tampak perempuan, baju kaos berwarna coklat tua, celana
pendek berwarna biru, wajah sesuai umur, perawakan diri kulit
berwarna kecokelatan, kurus, tinggi serta beralaskan sandal jepit.
2. Kesadaran
Berubah
9
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Gelisah, menggerak-gerakkan tangannya meliuk-liuk.
4. Verbalisasi
Pasien menjawab pertanyaan dengan lancar, spontan, intonasi
biasa, kesan membanjir
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan afektif, mood, empati :
1. Mood : Gembira
2. Afek : hipertimia
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
4. Keserasian : Tidak Serasi
C. Fungsi Intelektual :
1. Taraf pendidikan : Pengetahuan sesuai taraf pendidikan
pasien
2. Daya konsentrasi : Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang)
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
5. Pikiran abstrak : Terganggu
6. Konsentrasi dan perhatian : Mudah teralihkan
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup
D. Gangguan Persepsi
10
Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+), pasien mendengar suara Bidadari,
sejak setahun yang lalu. Isi : menyuruh pasien pergi-pergi,
mandi berulang kali dan shalat. Frekuensi :hampir setiap hari.
Halusinasi visual (+), melihat bayangan Bidadari berwarna putih.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikir
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Kadang irelevan
Flight of ideas : ada
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
Pre okupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikir : Waham kebesaran yaitu meyakini
bahwa dirinya memiliki bidadari
F. Pengendalian Impuls : Terganggu
G. Daya nilai :Terganggu
H. Tilikan (Insight) :Derajat 1
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Mengamuk dialami pasien sekitar 2 minggu lalu. Saat mengamuk pasien
ingin memukul anggota keluarganya dan membanting barang-barang di
sekitarnya. Pasien mengamuk bila keinginannya tidak dituruti. Gelisah
juga dialami oleh pasien sekitar 5 hari yang lalu. Saat gelisah, pasien
11
mondar-mandir dalam rumah dan selalu ingin keluar rumah. Pasien juga
sering bepergian kemana-mana (ke mall Panakukang, mall Ratu Indah dan
mall GTC) dengan menggunakan taksi. Pasien lebih suka menggunakan
taksi dibandingkan angkutan umum lainnya karena menurut pasien,
menggunakan taksi lebih nyaman dibandingkan naik bis atau angkot.
Pasien selalu mengajak taksi yang ditumpanginya berkeliling Makassar
dan meminta uang makan kepada sopir taksi, kemudian total biayanya
dibayar saat pasien tiba dirumah. Biaya taksi dibayarkan oleh ibu pasien.
Pasien juga sering meminta uang kepada ibunya, kemudian uang tersebut
digunakan untuk membeli roti dan roti tersebut dibagikan kepada anak-
anak kecil disekitar rumahnya. Pasien juga sering berdandan menor dan
banyak bicara.
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 6 tahun yang lalu. Saat
itu, pasien sering mengurung diri, sering menangis dan terdiam di kamar.
Pasien juga tidak mau beraktivitas, tidak mau makan dan susah tidur,
sehingga pasien dirawat di RS karena keluhan tersebut. Setelah itu pasien
sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Pasien dapat membantu
pekerjaan ibunya di rumah.
Kemudian sekitar 1 tahun yang lalu pasien menikah dengan laki-
laki yang dijodohkan oleh orang tuanya, tetapi setelah 5 bulan menikah,
suami pasien meninggalkan pasien. Setelah itu, pasien mulai berubah
perilaku kembali, menjadi lebih banyak bicara, berdandan menor dan
suka menghamburkan uang. Saat itu, pasien juga sempat dirawat kembali
di RSKD. Pasien sudah 4 kali di rawat di RSKD dan mendapat obat
haloperidol, chlorpromazine, carbamazepine, tetapi sejak 1 minggu
terakhir pasien tidak teratur minum obat.
Dari pemeriksaan status mental penampilan tampak perempuan,
berjilbab besar bercorakan macam tutul, baju hijau tosca lengan pendek
panjang, wajah sesuai umur, perawakan diri cukup. Kesadaran berubah,
12
perilaku dan aktivitas psikomotor gelisah dan sering mundar – mandir.
Verbalisasi pasien menjawab pertanyaan dengan lancar, spontan, intonasi
biasa, kesan membanjir. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Mood sulit dinilai, afek hipertimia, empati tidak dapat
dirabarasakan, keserasian tidak serasi. Fungsi intelektual pasien adalah
taraf pendidikan pasien sesuai taraf pendidikan. Daya konsentrasi cukup.
Orientasi waktu, tempat dan waktu pasien adalah baik. Daya ingat jangka
panjang, jangka pendek, jangka segera pasien adalah baik. Pikiran abstrak
pasien terganggu. Kemampuan menolong diri sendiri cukup.
Gangguan persepsi didapatkan halusinasi auditorik yaitu pasien
sering mendengar suara Tuhan sejak 4 tahun yang lalu. Isi suara ialah
menyuruh pasien menyebarkan tentang Tuhan. Frekuensi sangat sering,
serta halusinasi visual yaitu melihat bayangan Tuhan berwarna hitam tapi
frekuensi jarang. Ilusi tidak ada, depersonalisasi tidak ada, derealisasi
tidak ada. Arus pikir pasien secara produktivitas cukup, kontinuitas
kadang irelevan dan ada flight of ideas. Hendaya bahasa tidak ada.
Didapatkan Isi pikir preokupasi tidak ada. Gangguan isi pikir berupa
waham kebesaran yaitu meyakini bahwa dirinya adalah Rasul.
Pengendalian impuls terganggu, daya nilai terganggu, tilikan 1. Taraf
dapat dipercaya, dapat dipercaya.
VII. EVALUASI MULTI AKSIAL
1. Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan gejala
klinis berupa gelisah, pasien sering pergi-pergi, membagikan roti, dan
banyak bicara. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi
13
psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat
dalam menilai realitas ditandai dengan adanya halusinasi auditorik
dan visual, sehingga pasien ditemukan adanya gangguan psikotik.
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan
status mental didapatkan adanya afek yang meningkat, mood
gembira, flight of idea, psikomotor yang aktif sehingga memenuhi
kriteria mania. Terjadi periode remisi dari fase mania dulu ke fase
mania sekarang dimana pasien juga pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya dan pernah mengalami penyembuhan. Pasien juga
disertai halusinasi auditorik berupa mendengar halusinasi auditorik
yaitu pasien sering mendengar suara bidadari dan menyuruhnya
melakukan berbagai aktivitas. Frekuensi sangat sering, serta
halusinasi visual yaitu melihat bayangan bidadari berwarna putih
frekuensi jarang. Sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada
Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik(F 31.2)
2. Aksis II
Pasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul, sehingga
belum cukup informasi yang diperoleh untuk menentukan ciri
kepribadian.
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Stressor psikososial ditinggal oleh suaminya sejak 5 bulan lalu.
5. Aksis V
14
GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41 1 : Gejala berat,
disabilitas berat.
VIII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak terdapat kelainan yang spesifik,namun
diduga terdapat ketidakseimbangan antara
neurotransmitter maka pasien memerlukan
farmakoterapi.
2. Psikologi : Ditemukan adanya hendaya berat dalam
menilai realita berupa halusinasi auditorik dan waham
kebesaran sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang
pekerjaan sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
IX. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasien
A. Faktor pendukung :
Dukungan dari keluarga baik
Stressor psikososial jelas
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada.
B. Faktor penghambat :
Pasien tidak minum obat teratur
Prognosis : Dubia
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmakoterapi :
Haloperidol 5 mg 3x1
15
Depakote 250 mg 3x1
Chlorpromazin 100 mg 0-0-1
2. Psikoterapi suportif :
Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan
memahami cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien
agar tetap minum obat secara teratur.
3. Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga
tercipta dukungan moral dan lingkungan yang kondusif sehingga
membantu proses penyembuhan pasien.
XI. DISKUSI
Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang kronis dan berat
yang ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran atau depresi.
Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ
III), Gangguan Afektif Bipolar, episode kini manik dengan gejala Psikotik
dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria :
- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania
dengan gejala psikotik (F30.2) dan
- Harus sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif atau campuran) di masa lampau.
16
Pada pasien ini ditemukan adanya episode mania yang ditandai dengan
adanya mood dan afek yang meningkat selama 3 minggu, disertai adanya,
lebih banyak berbicara, penurunan waktu tidur, distraktibilitas, dan
halusinasi visual yaitu pasien terkadang melihat bidadari dengan
penampakan putih. Sebelum timbulnya episode manik, sekitar lima bulan
yang lalu pasien pernah mengalami gejala yang sama. Pasien kemudian
sembuh dan bisa menjalankan aktivitasnya secara normal sebelum timbul
episode manik yang membuat pasien dibawa ke RSKD oleh keluarganya.
Sekitar 6 tahun lalu, pasien juga pernah dirawat di RSKD dengan episode
depresi. Oleh karena itu pasien di diagnosis dengan Gangguan Afektif
Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik.
Medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik dan obat
antimania disertai dengan intervensi psikososial untuk memperkuat
perbaikan klinis. Penatalaksanaan psikososial umumnya lebih efektif pada
saat penderita berada dalam fase akut. Jelaskannnn sedikit tentang
haloperidol dan chlorpromazine plus depakote.Terapi berorientasi
keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang
gangguan yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar
dapat mendukung proses pemulihan pasien.
Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai dengan melihat faktor-
faktor pendukung penyembuhannya dan penghambat penyembuhannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5, Cetakan Kedua. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Atmajaya. Halaman 61
2. Elvira, Sylvia D. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. 2013. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. halaman 303-
305.
3.
4. Uuuuu
5. Yyyyy
18