28
WUJUDKAN BANYUWANGI SEBAGAI EKSPORTIR SERBUK DAUN KELOR Kelor di Jaman Kuno Dunia tak selebar daun kelor, masih ingat peribahasa itu kan ? tapi ternyata kelor memberikan manfaat yang lebih besar dibanding daun manapun juga. Kelor adalah tanaman yang mudah tumbuh di daera tropis. Pohon ini di duga berasal dari daerah sekitar Nepal, India. Kelor sudah lama di kenal sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Daunnya digunakan dalam tradisi pengobatan kuno India (Ayurveda), dianggap sakti karena terbukti mampu menyembuhkan sekitar 300 jenis penyakit. “Keajaiban” daun kelor ini akhirnya sampai juga ke tanah Jawa, karena pengaruh budaya India di nusantara sangatlah kental. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan daun kelor pada masa itu meang luar biasa, hingga mampu melahirkan mitos tersendiri. Di zaman dimana penyakit masih dianggap sebagai gangguan makhluk halus, dan daun kelor terbukti mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Maka tidak heran jika daun ini dianggap bisa mengalahkan kekuatan makhluk halus. Mitos inilah yang kemudian berkembang, sedangkan fungsi kelor untuk pengobatan sebagaimana diterangkan dalam Ayurveda malah jauh ditinggalkan. Masih banyak

bubuk kelor.docx

Embed Size (px)

Citation preview

WUJUDKAN BANYUWANGI SEBAGAI EKSPORTIR SERBUK DAUNKELORKelor di Jaman KunoDunia tak selebar daun kelor, masih ingat peribahasa itu kan ? tapi ternyata kelor memberikan manfaat yang lebih besar dibanding daun manapun juga. Kelor adalah tanaman yang mudah tumbuh di daera tropis. Pohon ini di duga berasal dari daerah sekitar Nepal, India. Kelor sudah lama di kenal sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Daunnya digunakan dalam tradisi pengobatan kuno India (Ayurveda), dianggap sakti karena terbukti mampu menyembuhkan sekitar 300 jenis penyakit.

Keajaiban daun kelor ini akhirnya sampai juga ke tanah Jawa, karena pengaruh budaya India di nusantara sangatlah kental. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan daun kelor pada masa itu meang luar biasa, hingga mampu melahirkan mitos tersendiri. Di zaman dimana penyakit masih dianggap sebagai gangguan makhluk halus, dan daun kelor terbukti mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Maka tidak heran jika daun ini dianggap bisa mengalahkan kekuatan makhluk halus. Mitos inilah yang kemudian berkembang, sedangkan fungsi kelor untuk pengobatan sebagaimana diterangkan dalam Ayurveda malah jauh ditinggalkan. Masih banyak kita temukan mitos bahwa kelor mampu meruntuhkan kesaktian seseorang. Sehingga jika ditemukan orang yang sakit terlalu lama dan tidak segera meninggal, disinyalir orang tersebut memiliki kesaktian. Maka, kelor dianggap mampu membantu melepaskan kesaktian orang tersebut. Bahkan untuk memandikan jasadnya, juga menggunakan kelor.Kelor di Jaman ModernMelalui penelitian ilmiah dunia barat, terungkap bahwa daun kelor mengandung berbagai unsur varian nutrisi berada di luar batas kewajaran. Pantas saja kalau pohon kelor dikenal oleh media massa internasional sebagai miracle tree alias pohon ajaib, atau ada juga yang menyebut sebagai tree for life . Adalah Lowell Fuglie, seorang berkebangsaan Perancis yang menetap dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti kandungan menakjubkan dari nutrisi daun kelor. Di akhir tahun 90an ia menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitiannya kini banyak dimanfaatkan oleh banyak negara-negara di semenanjung Afrika untuk memerangi gizi buruk yang sangat tinggi di benua hitam tersebut, dan digalakkanlah program penanaman kelor secara intensif melalui lembaga swadaya masayarakat dan lembaga-lembaga pendidikan.

Kelor sebagai Sumber NutrisiMenurut moringadirect.com Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tanaman jenis apapun. Selama ini jika kita berbicara sumber Vitamin A, yang terbayang adalah wortel, kalau Vitamin C pasti yang terbayang pastilah jeruk. Padahal dengan berat yang sama Vitamin A pada daun kelor 10 kali lebih banyak dibanding dengan wortel, dan kandungan Vitamin C pada kelor juga lebih besar. Kalsium daun kelor 17 kali lebih banyak dibanding susu; Kalium,15 kali lebih banyak dibanding pisang; Vitamin B2, 50 kali lebih banyak dibanding Sardines; Vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding kacang; Zat Besi, 25 kali lebih banyak dari bayam; dan Protein, 9 kali lipat yoghurt.Keajaiban kelor ini menyebar dan mendorong proyek penelitian yang mearik di bidang pertanian, kehutanan, kesehatan, botani, industri makanan dan obat-obatan, serta kosmetik. Church World Service ( The U.S National Council of Churches Global Service and Witness Ministry) baru-baru ini mengadakan konferensi internasinal pertama kalinya tentang pohon kelor sebagai sumber daya penduduk asli untuk memerangi kelaparan dan kekurangan gizi. Konferensi itu diikuti oleh 27 negara, termasuk 12 negara Afrika, perwakilan dari industri swasta, pejabat kementrian, peneliti, sekuler dan ekumenis organisasi non-pemerintah tampak hadir di antara para peserta.

Menurut kelorina.com, penelitian yang dilakukan oleh Dahot (1998) melaporkan bahwa dalam ekstrak daun kelor mengandung protein dengan berat molekul rendah yang mempunyai aktivitas antibakteri dan antijamur. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Meitzer dan Martin (2000) serbuk daun kelor yang dilarutkan dalam air dapat digunakan sebagai antibiotik alami terbaik.Fakta lainnya, kekurangan nutrisi juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Penyakit dementia (kekurangan pada jaringan otak dengan gejala menurunnya daya ingat, kesulitan berpikir logis, dan berperilaku semaunya, belakangan ditengarahi penyebabnya adalah akibat kekurangan Vitamin B3. Bayangkan jika setengah saja manusia di negeri kita ini kekurangan Vit 3, apa tidak kacau bangsa ini ? Apalagi kita tidak pernah tahu dengan seksama apakah makanan yang kita konsumsi setiap harinya benar-benar telah memenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan atau bahkan bisa jadi kekurangan, namun di sisi lain ternyata kelebihan.Tak ada salahnya, bila kita mengadopsi cara negara-negara di Afrika dalam membantu mengatasi masalah gizi buruk dengan kelor. Karena untuk sebagian besar saudara-saudara kita, jeruk mahal, ikan atau daging masih mahal, susu terlalu mahal, yoghurt sangat mahal, obat semakin mahal, dokter dan biaya di Rumah Sakit luar biasa mahal.

Masalah Kemiskinan dan Kesehatan di Banyuwangi

Masalah kemiskinan akan selalu berdampak pada tingkat kesehatan masyarakat. Di Indonesia kedua hal tersebut merupakan permasalahan serius yang tengah diimplementasikan formulanya. Namun, terkadang belum menyentuh masyarakat sasaran. Untuk tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi, menurut tkpk.banyuwangikab.go.id, walaupun telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskin secara konsisten, namun jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dapat dikatakan masih cukup besar. Menurut data PPLS 20011(diolah 2012), terdapat 163.994 jiwa penduduk miskin kategori 1 (individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah) dari 1,5 juta penduduk pada tahun 2011. Disamping itu, banyak masyarakat hidup mengelompok sedikit di atas garis kemiskinan. Golongan masyarakat ini sering disebut dengan kelompok hampir miskin dan merupakan kelompok masyarakat yang sangat rentan. Pada kelompok ini, sedikit saja terjadi goncangan ekonomi, maka kelompok hampir miskin tersebut dapat dengan mudah jatuh kembali hidup di bawah garis kemiskinan.Menghadapi masalah kemiskinan tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya untuk memberikan kepedulian kepada warga miskin dengan meningkatkan dan melindungi kesehatannya dengan berbagai program Banyuwangi Sehat. Konsep pembangunan kesehatan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek, bukan sebagi objek pembangunan kesehatan.Peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat diperlukan dalam pelayanan masyarakat, pelaksanaan advokasi kesehatan, dan pelaksanaaan pengawasan sosial. Upaya kesehatan dengan konsep tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Namun demikian, derajat kesehatan Kabupaten Banyuwangi dibandingkan dengan rata-rata di Kabupaten Kota di Jawa Timur masih tertinggal. Angka kematian bayi di Jawa Timur lebih rendah dibanding Banyuwangi, demikian juga dengan angka harapan hidup di Jawa timur lebih tinggi daripada di Banyuwangi.Tantangan pembangunan kesehatan di Banyuwangi memang masih sangat berat. Apalagi problem beban ganda penyakit masih berlangsung. Penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung, diabetes termasuk HIV/AIDS mengalami trend peningkatan. Sementara penyakit infeksi (TB Paru dan ISPA) juga masih ada. Pada tahun-tahun mendatang persoalan kualitas kesehatan penduduk miskin, perilaku hidup bersih dan sehat, kondisi kesehatan lingkungan, kinerja pelayanan kesehatan, pemerataan pelayanan kesehatan, dan lain-lain terus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yang tentu saja harus mendapat dukungan semua pihak, karena kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus diberikan dan diperjuangkan.Gerakan Penanaman dan Pemanfaatan KelorKabupaten Banyuwangi sebenarnya memiliki potensi untuk mejadi kabupaten yang maju dengan masyarakat yang sejahtera, mengingat Kabupaten Banyuwangi dan masyarakatnya menyimpan potensi sumber daya alam yang tinggi dan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dengan berbagai permasalahan yang tengah kita hadapi, saya berharap Banyuwangi kedepannya menjadi lebih baik. Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak semua pihak di Kabupaten Banyuwangi untuk peduli dan secara mandiri berjuang melawan kemiskinan dan masalah kesehatan yang tengah kita hadapi.Di awal tulisan saya, telah mengupas bagaimana kelor telah berpengaruh besar terhadap hidup dan kehidupan banyak negara yang memiliki permasalahan yang sama. Kenapa tidak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan hal yang sama dengan melakukan gerakan penanaman dan pemanfaatan kelor agar kebutuhan nutrisi dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan di Banyuwangi saat ini kelor tidak dimanfaatkan dengan baik. Malah semakin sulit saja menemukan kelor disekitar rumah kita yang dulu banyak dimanfaatkan sebagai pagar pembatas di rumah atau kebun. Ketidaktahuan masyarakat terhadap kandungan nutrisi dan manfaat kelor yang luar biasa mengakibatkan kelor semakin terpinggirkan. Kebutuhan mereka terhadap miracle tree ini hanya sebatas untuk diolah menjadi sayur saja. Kurangnya sosialisasi di masyarakat bisa jadi mengakibatkan kelor semakin ditinggalkan.Mengapa harus kelor ? karena hanya tanaman kelor kemungkinan bisa tetap dibuat murah karena menanamnya juga sangat mudah, bisa tetap tumbuh nyaris tanpa perawatan, dan mulai bisa dipanen pada umur yang cukup singkat. Tancapkan saja beberapa batang kelor di sembarang jenis tanah dan tunggu dua atau tiga bulan daunnya sudah mulai bisa dipetik dan dimanfaatkan. Bukankah kita telah dikaruniai tanah yang subur, musim yang mendukung pertanian tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka, kita harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat Banyuwangi.Melalui berbagai hasil penelitian, pemanfaatan tanaman kelor saat ini sangat beragam, selain merupakan komoditas pangan yang penting sebagai sumber gizi alami daerah tropis, juga memiliki fungsi pelestarian alam dan lingkungan, natural kosmetik, herbal, konservasi, penyerapan karbon, sumber minyak nabati, energi terbarukan, peningkatan kualitas air, dan sebagai sumber pupuk serta pestisida alami. Hampir di setiap negara yang menjadikan kelor sebagai komoditas agribisnis, kelor dimanfaatkan dalam berbagai cara dan menjadi komoditas utama sumber mata pencaharian petaninya. Tidak hanya daunnya saja, tetapi buah, bunga dan akarnya juga bisa dimanfaatkan.

Belum lama ini di Madura dipilih sebagai Pusat Kajian Implementasi Gerakan Penanaman dan Pemanfaatan Tanaman Kelor sebagai Solusi Malnutrisi di Indonesia khususnya di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Di sana terdapat hamparan tanaman kelor yang cukup luas dan kemudian diolah menjadi serbuk kelor yang mujarab. Serbuk daun kelor merupakan bahan organik yang 100% alami berasal dari daun kelor tanpa tangkai, yang dikeringanginkan di dalam ruang pengeringan tertutup dengan suhu terjaga, kemudian dihaluskan menjadi serbuk. Saat ini serbuk daun kelor juga memiliki sisi bisnis yang bagus, karena merupakan komoditas ekspor ke Korea dan Eropa.

Terdapat berbagai cara untukmemasukan nutrisi yang terkandung dalam serbuk daun kelor ke dalam tubuh kita, antara lain :1. Dimasukkan dalam kapsul dengan menggunakan kapsul ukuran 00 dan dikonsumsi 3x 2 kapsul per hari.2. Ditaburkan langsung dalam makanan seperti nasi, nasi goreng, bubur, sayur. Harap diperhatikan, akan ada rasa dan aroma khas kelor dalam makanan yang telah dicampurkan.3. Dicampurkan dalam resep olahan makanan seperti kue, puding, agar-agar, dll.4. Dicampurkan dalam juice buah-buahan.5. Dicampurkan dalam kopi, susu dan madu.6. Dibuat teh kelor dengan cara memasukkan 1 sendok teh serbuk daun kelor ke dalam 1 gelas air panas, kemudian diaduk hingga larut dan diamkan sapai mengendap dan dingin. Lalu saring ampasnya. Jika tidak suka teh kelor kenatl, bisa dicaikan dengan mencampurnya kembali dengan secangkir air hangat.7. Dicampurkan ke dalam kecap, saus, atau sambal kesukaan anda.

Dari uraian tersebut, dipastikan tanaman kelor membuka peluang usaha baru, karena kesehatan menjadi sebuah kebutuhan mendasar. Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin hari semakin bertambah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Mengingat banyaknya ancaman penyakit yang tidak hanya ditimbulkan dari udara yang kita hirup, tetapi makanan yang kita santap setiap hari. Semakin sulit saja menemukan makanan yang bebas dari bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan. Sehingga tubuh kita ini membutuhkan zat penyeimbang, multivitamin alami, dan penetralisir racun-racun yang mengendap dalam tubuh. Bayangkan jika dipekarangan rumah kita sudah kita tanami kelor, bukankah semakin mudah saja untuk memiliki tubuh yang sehat ?Tentunya, bukanlah hal yang mustahil untuk menciptakan Banyuwangi menjadi negara pengekspor serbuk kelor terbesar di dunia, karena permintaan serbuk daun kelor dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Bagi negara-negara yang telah membudidayakan kelor, saat ini mereka belum mampu memenuhi kebutuhan serbuk daun kelor pasar internasional. Pun demikian dengan kebutuhan dalam negeri yang juga mengalami peningkatan.Gerakan ini harus mendapat dukungan semua pihak, sebab bila berhasil, dampaknya akan luar biasa bagi bangsa dan negara ini. Visi dan Misi dari gerakan ini jelas dan sederhana, bagaimana masyarakat dapat mengakses sumber pangan bergizi tinggi dengan cara yang mudah dan murah. Partisipasi masyarakat adalah ujung tombaknya. Saya membayangkan Banyuwangi Sehat dapat tercapai untuk menuju Banyuwangi Hebad di segala bidang kehidupan masyarakat.Aamin.Sumber foto dari kelorina.comNovember 30, 2013 Gambar Tinggalkan komentar MENYABUNG NYAWA DI KAWAH GUNUNGIJENDi balik keindahan nan eksotis Kawah Gunung Ijen yang mampu menghipnotis setiap pengunjung, disana juga merupakan kawah penghidupan bagi masyarakat sekitar. Kawasan wisata yang berada diantara perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso ini berada pada ketinggian 2.600 m di atas permukaan laut. Siapapun yang ingin menuju Kawah Ijen, harus menempuh perjalanan sejauh 3 km dari Pos Paltuding tepat dikaki Gunung Ijen. Pos Paltuding merupakan pos Departemen Kehutanan yang dilengkapi fasilitas Resort dan Camping Ground. Pos ini merupakan shelter utama sebelum mendaki ke Kawah Ijen dan tempat penumpukan belerang.

Pemandangan di sana begitu menakjubkan di pagi hari. Air kawah yang volumenya sekitar 200 juta meter kubik dengan panas mencapai 200 derajat celcius memancarkan kemilau hijau keemasan saat sinar mentari menerpa di balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen. Kawah Ijen juga merupakan penambangan belerang terbesar di Indonesia yang masih menggunakan cara tradisional.

Berani Mati, Takut LaparBagi saya yang sudah tiga kali menuju Kawah Ijen, selalu saja ngos-ngosan dengan kondisi jiwa raga yang sehat nan bugar. Tapi, bagi para Hercules atau penambang belerang tradisional ini disebut, mereka sudah sangat terbiasa dengan medan mendaki yang curam. Lantaran keterbatasan ekonomi dan pendidikan, maka para penambang yang sudah lintas generasi ini memilih dan menggantungkan hidupnya dari belerang sebagai satu-satunya mata pencahariannya, demikian ungkap Bahrowi, 62 tahun salah satu penambang yang menemani saya saat menuju ke puncak. Itulah sebabnya, walaupun ada himbauan pelarangan tambang karena aktivitas vulkanik meningkat para penambang tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka memperjuangkan hidup yang ironisnya justru mempertaruhkan hidup untuk kehidupan.

Sebuah profesi yang tidak mempedulikan latar belakang pendidikan, hanya mengandalkan kekuatan dan nyali yang besar demi mengantongi 50 ribu atau 60 ribu untuk sehari saja. Benar-benar sebuah profesi yang membelalakan mata dan mengelus dada bagi sebagian besar orang.Paparan pekatnya asap belerang, pola hidup di luar kebiasaan, bekerja di bawah ancaman alam, medan berbatu yang ekstrim, dan memikul beban melebihi berat badannya sendiri. Berani mati, takut lapar, mbak , tambah Bahrowi. Sejenak saya merasa tertampar ! membandingkan perjuangan saya yang belum ada apa-apanya dibanding mereka. Untuk memulai perjuangan hidup keluarganya, mereka harus berangkat dari rumah pada sore hari sekitar pukul 16.00, dan akan sampai di Paltuding sekira pukul 18.00. Disinilah mereka manghibur diri dengan saling bercengkrama sampai pukul 21.00, lalu tidur sampai pukul 03.00 dinihari. Tepat pukul 03.30 atau 04.00 mereka menuju lokasi penambangan belerang yang membutuhkan waktu tempuh 2 jam perjalanan.

Perlengkapan Kerja Tak Layak dan Ancaman KesehatanPerjalanan dari puncak menuju dasar kawah sangatlah sulit. Medan berbatu terjal dan licin, maka kuncinya adalah berhati-hati jika tidak ingin tergelincir menghantam batuan padas. Bau belerang pekat yang membuat dada terasa sesak dan sangat pedih di mata. Jika antrian pikulan sudah penuh terisi belerang, maka para penambang ini naik lagi menuju ke atas/bibir kawah dengan medan yang sama sambil membawa beban belerang minimal 70 kg sampai 100 kg dalam sekali pikulan menuju lokasi penimbangan. Ironisnya, para penambang tidak memakai perlengkapan yang layak. Mereka hanya menggunakan kain sarung sebagai masker, sandal jepit yang sudah berlekuk dan menipis. Hanya sebagian dari mereka yang memakai sepatu boot dan masker, hanya dalam hitungan jari.

Jangan harap akan menjumpai para penambang dengan helm, sarung tangan dan kaca mata. Sungguh, mereka benar-benar tak sadar bahaya mengincar mereka dari jarak dekat, meski hanya dihargai 600 sampai 700 rupiah per kilogram belerang. Maka, demi mendapatkan hasil tambahan, para Hercules inipun rela mempertaruhkan nyawanya sampai dua kali untuk menambang lagi ke dasar kawah. Resiko kesehatan pun tidak begitu mereka pedulikan. Ancaman gigi keropos, penyakit sesak nafas, dan paru-paru yang menyerang lebih dini akibat terus menerus menghirup gas belerang. Tidak sedikit diantara mereka yang juga menawarkan suvenir dari belerang kepada pengunjung.Kini, pasca status Gunung Ijen menjadi siaga akibat aktifitas kegempaan di pertengahan 2012 lalu, kandungan gas belerang yang keluar bertambah pekat. Di tengah ancaman yang lebih besar ini, para penambang mengabaikan himbauan Pemda setempat dan kembali melakukan kegiatan penambangan demi keluarga di rumah. Sebab, ketika mereka harus peduli terhadap himbauan Pemda tersebut, maka yang terjadi adalah berhentinya aktifitas para istri di dapur. Tidak dapat dipungkiri, menjadi penambang belerang adalah satu-satunya sumber mata pencaharian mereka, sebab sama sekali tidak membutuhkan skill. Jadi, kehidupan keluarga para penambang tersebut sangat bergantung pada kelembutan Gunung Ijen yang sudah terjadi selama turun temurun.

Mereka Butuh PerhatianTak mungkin hati kecil saya ini diam melihat kenyataan hidup saudara-saudara kita yang tengah memperjuangkan mimpi bagi keluarganya. Setiap kali ke sana, saya selalu sempatkan belanja di Alfamart untuk membeli roti dan air mineral agar bisa berbagi dengan para penambang belerang itu. Meski kepedulian saya itu hanya menyentuh sebagian kecil dari mereka yang saat ini berjumlah -/+ 290 orang. Tapi, ini adalah sebagai pintu gerbang perhatian saya untuk bisa mewujudkan kepedulian yang lebih besar lagi bagi mereka. Besar harapan saya untuk bisa berbagi dengan mereka suatu hari nanti. Seperti memberi bingkisan hari raya atau tahun baru, masker, topi/helm, baju lengan panjang, kain panjang sebagai ikat pinggang, handuk kecil untuk lap keringat dan botol minuman. Saya juga punya angan-angan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan cek kesehatan dan multivitamin gratis mengingat besarnya resiko pekerjaan mereka. Barang-barang tersebut tentu sangat mereka butuhkan, sebab saya menjumpai seorang penambang yang menggunakan topi anak SMP misalnya, atau mengandalkan sarung sebagai masker, sandal jepit yang sudah tidak layak. Saya yakin, harapan saya ini adalah doa, dan Tuhan Yang Maha Mendengar punya rencana yang indah untuk para penambang tradisional tersebut. Amin. November 30, 2013 Tinggalkan komentar GAME ZONE ALA DESAKHAYANGANLiburan ke rumah nenek uti di Wonogiriwaah Kenzie tak bosan-bosannya bertanya tiap hari sebelum hari keberangkatan.

Bun, nanti naik Kereta Api (KA) yang panjang itu ya? Mbah uti dibawain oleh-oleh manisan cermai ya? Nanti Kenzie main di sungai sama mbak Tata ya, Bund? dan masih beragam lagi pertanyaan antusiasnya. Usianya baru menginjak 3,5 tahun, tapi Ken sudah sering bepergian naik KA moda transportasi kegemarannya itu dan turun di Stasiun Balapan, Solo.Di rumah nenek utinya, Ken akan bersua dengan tujuh orang saudaranya yang berusia di bawah 11 tahunan. Waahkebayang ramenya kayak apa, sampai-sampai nenek utinya harus merelakan tujuh ekor ayam kampung untuk menuruti keinginan ayam bakar favorit cucu-cucunya itu. Di daerah pelosok Desa Khayangan itu, ada saja acara Ken n frends berpetualang. Jangan harap akan bertemu Time zone, mall, atau rentalan PSan. Namun, banyak wahana yang menyuguhkan permainan yang membutuhkan sentuhan kreatifitas ala anak-anak desa. Seperti sungai di belakang rumah nenek utinya yang tak ubahnya water boom alami. Meski tak ada ban karet warna warni, menyususri hulu sungai Waduk Gajah Mungkur bisa dinikmati dengan ban dalam atau tubing. Tidak hanya murah meriah, namun keceriaan Ken dan saudara2nya begitu meluap-luap. Meski berkali-kali diajak pulang, mereka tetap tak bergeming. Sebab, mencari ikan-ikan kecil dan batu kali adalah aktifitas yang menyenangkan buat mereka. Bagi mereka, tak pernah ada kata capek, lapar atau mengantuk jika bermain di sungai yang jernih airnya itu.Beruntung nenek utinya memiliki sawah dan kebun buah-buahan, dan anak-anak tak pernah mau melewatkan kegiatan petik kacang panjang, kangkung, dan bayam. Apalagi kalau diajak ke kebun buah, ada kelapa muda, mangga gadung, jambu merah dan monyet serta kesemek yang langka itu. Waahteriakan mereka saat minta bagian buah adalah obat rindu untuk sang nenek. Nah, kalau ke desa pasti mereka juga menyempatkan diri sibuk memberi makan ternak tetangga nenek, seperti kambing, sapi, dan ayam. Wah, Kenzie juga sempat minta anak kambing yang putih lucu dan menggemaskan untuk di bawa pulang ke Banyuwangi lho. Ku beri nama aja si mBeki embek punya Kenziehihihi. Benar-benar pengalaman yang langka dan hanya mereka temukan saat menikmati liburan di rumah nenek uti. Asyiknya lagi, nenek juga masih menyimpan alat permainan zaman dulu seperti congklak, bekel,dan bakiak. Mainnya juga bareng anak-anak di desa itu lho, jadi terasah kan jiwa sosial merekaseneeng banget.Nah, ke Wonogiri kurang lengkap rasanya kalau belum mengunjungi obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, tiga mobil APV kami terisi penuh. Setibanya disana, Ken n fams mencoba beraneka fasilitas wisata yang ditawarkan seperti naik perahu, kereta kelinci, sepeda air dan berani naik gajah juga lhoini yang pertama baginya. Tanpa ada rasa takut sedikitpun bahkan ia sangat menikmati pengalaman naik gajah bersama saudara-saudaranya. Setelah lelah menika ti taman satwa, maka kegiatan kuliner wajib dilaksanakan. Yup, menikmati tempe mendoan dan ikan nila bakar khas Waduk Gajah Mungkur diatas rumah makan terapung terasa begitu nikmat dan berbeda.Hmmmbenar-benar pengalaman liburan yang selalu kami rindukan, begitu hangat dan membahagiakan, meski warna kulitku dan Ken menjadi agak berwarna gelaphahaha. Selain itu, tetap kami sisipkan muatan bermain sambil belajarnyadan ternyata mengasyikkan.Sampai jumpa lagi mBeki:)November 29, 2013 Tinggalkan komentar KIRANTI, RITUAL STADIUM AKHIRKUBelum lama aku mensyukuri takdirku sebagai seorang perempuan. Dulu, menurut saya jadi cewek itu ribed dan banyak pengeluaran ! Menstruasi yang sakitnya minta ampun, hamil yg begitu menyulitkan, proses melahirkan yang penuh resiko dan berapa juta yang harus dikeluarkan untuk membeli pembalut dan obat nyeri haid nya. Opini ini muncul semenjak aku memasuki masa akhil balig, haid pertamaku menjelang kenaikan kelas tiga SMP. Saya menangis, tidak hanya karena kehilangan masa kanak-kanak dan mulai menanggung semua dosa-dosaku sendiri, tetapi juga karena rasa sakit yang luar biasa. Cewek tomboy sepertiku dibuat tak berdaya ketika nyeri haid atau dilepen kalau orang ditempatku menyebutnya itu datang.

Seperti ada tangan yang mencabik-cabik onderdil perutku, dan kejadian ini berlangsung selama 224 jamoh God. Guling kekanan, guling kekiri, nungging sambil mengaduh menyebut nama ibu, sering kusebut sebagai aksi goyang kasur. Ritual berikutnya adalah tangan ibu yang berkarakter itu mulai mengusap perutku dengan balsem, hmmPANAAASSpanasnya gak ilang-ilang ! Kenapa harus aku Tuhan ?? coz tidak semua cewek yang lagi nyeri haid merasakan sakit stadium akhir sepertiku, buktinya mereka masih bisa menjalani aktivitas seperti biasanya. Bagiku, tiap bulan selalu ada surat ijin ke sekolah yang menerangkan bahwa aku sakit. Jadilah aku bahan olok-olok teman-teman. Hingga pada suatu ketika, bapak sampai mengajak tetanggaku yang punya mobil untuk mengantarkanku ke Rumah Sakit, karena aku sampai pingsan tak tahan menahan sakitnya. Kista atau miom negatif. Diagnosa dokter pun tak berdasar, makanya jangan sering makan pedas, mbak . Biar cewek perkasa, tapi nyaliku ciut dengan cabe ciiinnhiii. Obat pereda nyeri resep dokter atau dari warung sering menjadi andalanku, meski hanya bertahan 2-3 jam saja. Setelah itu ya. ibuuukk sakiitt.ya Alloooh ampuuunn , aku mulai meracau.Bagaimana jika nanti aku harus berjauhan dengan ibu ? siapa yang akan mengelus-elus perutku meski dengan balsem yang terasa membakar ?Apakah ini penyakit turunan ? sebab menurut pengakuan ibuku, beliau mengalami hal yang sama saat sebelum melahirkan. Atau artinya aku harus cepet-cepet merit agar terbebas dari belenggu nyeri haid ini ? sebab banyak yang menenangkan aku seperti itu, tapi saat itu aku masih 14 tahun, berapa lama lagi harus kurasakan derita ini ?Jalan pintas pun kutempuh, dengan mengkonsumsi obat tidur. Sebab, tidur adalah obat terbaik. Tapi, kalau tiba-tiba terbangun ritual bulimia amatiran pun kujalani. Yup, kupaksakan agar bisa muntah dengan memasukkan dua jemariku ke pangkal tenggorokan. Alhasil, dengan muntah-muntah berkuranglah rasa sakit itu meski hanya sekejap. Pengobatan yang aneh ya tapi itulah kenyataan hidup yang harus kulalui karena nyeri haid akut. Sempat terpikir juga untuk menunda haid datang dengan minum obat penahan haid seperti orang yang mau naik haji banyak jalan menuju Roma kan? Sungguh, aku parno banget dengan PMS ku ini.Semoga penyakit ini hanya ujian, bukan kutukan atau azab. Semoga anak gadisku nanti tidak merasakan sakit yang seperti ini ya Alloh, Aamin. Tapi aku yakin, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan Tuhan YME tidak memberikan ujian di atas kemampuan hambaNya. Apalagi penyakitku ini bukanlah kanker otak atau diabetes stadium akhir. Pasti ada obatnya! Hingga akhirnya aku harus berterima kasih pada Mbak Umi, tetanggaku yang mahir menghias hantaran untuk lamaran/pernikahan. Aku pikir agak aneh sih salah satu isi hantaran lamarannya adalah KIRANTI.

Kok pake KIRANTI, Mbak ? tanyaku. Iya, calon istrinya sering nyeri haid nya guling-guling kayak kamu. Ini juga permintaan calon istrinya, Er , jelas Mbak Umi. Itu kan sejenis jamu, Mbak , balasku KIRANTI bukan jamu, Neng! Itu obat herbal, nih baca! Coba aja KIRANTI, banyak yang cocok kok , tambah Mbak Umi sembari memberikan KIRANTI padaku.Bener lho, ternyata KIRANTI Obat Herbal Berstandar yakni klasifikasi dari Badan POM untuk obat tradisional setingkat di atas jamu. Kegunaannya membantu mengatasi keluhan saat haid seperti haid, bau tak sedap, dan membantu memperlancar haid sehingga tubuh terasa segar dan sehat. Untuk anjuran pemakaiannya juga unik, diminum secara rutin 1-2 botol per hari, 3 hari sebelum, selama, dan 3 hari sesudah haid. Asyiknya lagi KIRANTI boleh diminum dalam keadaan dingin, so pasti lebih nikmat dan segar. Coba gak ya?

Beruntung banget punya Ibu cerdas, beliau paham betul saat aku mengira bahwa KIRANTI itu jamu. Lalu, tanpa sepengetahuanku beliau memindahkan isi KIRANTI dingin ke dalam gelas plastik yang dihias dengan irisan jeruk dipinggiran gelasnya, sedotan plus ditaburi meseshehe. Minuman itu rasanya asem manis dan hmm segeeer n nikmat banget deh, siapa sangka kalau minuman itu ternyata KIRANTI yang bahan-bahannya adalah kunyit, asam Jawa, kencur, gula Jawa, jahe, kayu manis, dan air. Tapi, aroma kunyit n kencurnya ga kenceng kok, pinter banget yang bikin ya?! Kalau minum beginian lebih dari 3 botol per hari sih mau banget, boleh gak yahehe. Karena KIRANTI juga aman coz tanpa bahan pengawet dan aspartam. Dan yang terpenting adalah benar-benar membantu mengurangi nyeri haidkualhamdulilah bisa beraktifitas seperti biasanya. Badan juga ga gampang lemes lagi deh. Selain itu, kalau dulu haidku selalu ngicrit-ngicrit bisa sampai 9-10 hari baru bersuci, kadang keluar lagi kecoklatan. Setelah rajin minum KIRANTI haidku lancar dan beres sampai 7 hari saja.

Kenapa nggak dari dulu-dulu aku minum KIRANTI, obat herbal yang tentu lebih aman. Daripada balsem kepanasan , aksi bulemia, dan obat kimiawi yang ternyata meracuni tubuhku sendiri. Tapi, kupetik hikmah dari teror dilepen ini. Tahu banyak tentang informasi menjaga kesehatan reproduksi wanita dan penyakitnya, love herbal, dan lebih dekat dengan Ibu. Dan ternyata jadi cewek itu mulia dan banyak pahalanya, mulai hamil, menyususi, melayani suami, sampai mendidik anak-anaknya dengan penuh keikhlasan tentu bernilai ibadah. Bukankah surga itu telapak kaki Ibu ?Berkat KIRANTI, kekhawatiranku sebagai seorang Ibu yang saat ini memiliki gadis kecil juga sirna, coz aku nggak ingin putriku kelak mengalami hal sama saat haid nanti, ngeri booo! Nah, meski aku sudah pernah melahirkan dan ternyata terbukti lho nyeri haidku tak sehoror dulu, tapi aku masih tetap setia minum KIRANTI sesuai anjuran. Disamping karena bermanfaat mengurangi sakit PMS nya, KIRANTI juga terbukti membantu menjaga kesegaran tubuhku saat haid, lebih lancar dan cepat bersih. Menurutku, kehebatan KIRANTI tidak hanya sebagai pelopor minuman anti nyeri haid saja, tapi sebagai salah satu warisan tak ternilai untuk anak cucu kita.AYO bebaskan wanita Indonesia dari nyeri haid stadium akhir ! Agar lebih bermanfaat, kreatif, dan sehat.Terima Kasih KIRANTImuuaaach :)November 29, 2013 Tinggalkan komentar CAIRAN AJAIB ITU YAA RINSOCAIROriginally posted on ernakayakaya:Bagi yang baru punya bayi di kampung, pasti stok detergen bubuknya melimpah. Bagaimana tidak, sebab buah tangan ibu-ibu untuk nyambang bayi atau menjenguk ibu yang baru melahirkan biasanya adalah bedak bayi dan detergen bubuk, sayang hadiah piring dari detergennya tidak sekalian dikasihkanhehe. Yah, namaya juga gratisan, meskipun sudah di bagi-bagikan, tetap saja detergen bubuk itu menggunung. Bahkan sanggup untuk mencuci baju hingga hampir dua tahun usia si kecilWOW ! Tapi, ada yg tak biasa diantara gundukan hadiah-hadiah itu. Empat buah Rinso Cair kemasan pouch 800 ml lengkap dengan peralatan mandi si kecil. Waahjarang-jarang yang ngasih beginian. Saya ingat betul pemberian itu berasal dari Mbak Eni si pemilik toko depan gang. Waah bisa untuk nyambang bayi yang lain nih, Rinso Cair kan mahal pikir saya.

Detergen bubuk dengan hadiah piring ternyata banyak memikat hati kaum ibu, termasuk saya. Yaa lumayanlah bisa untuk menambah aset di dapur. SoalView original 616 more wordsOktober 31, 2013 Tinggalkan komentar CAIRAN AJAIB ITU YAA RINSOCAIRBagi yang baru punya bayi di kampung, pasti stok detergen bubuknya melimpah. Bagaimana tidak, sebab buah tangan ibu-ibu untuk nyambang bayi atau menjenguk ibu yang baru melahirkan biasanya adalah bedak bayi dan detergen bubuk, sayang hadiah piring dari detergennya tidak sekalian dikasihkanhehe. Yah, namaya juga gratisan, meskipun sudah di bagi-bagikan, tetap saja detergen bubuk itu menggunung. Bahkan sanggup untuk mencuci baju hingga hampir dua tahun usia si kecilWOW ! Tapi, ada yg tak biasa diantara gundukan hadiah-hadiah itu. Empat buah Rinso Cair kemasan pouch 800 ml lengkap dengan peralatan mandi si kecil. Waahjarang-jarang yang ngasih beginian. Saya ingat betul pemberian itu berasal dari Mbak Eni si pemilik toko depan gang. Waah bisa untuk nyambang bayi yang lain nih, Rinso Cair kan mahal pikir saya.

Detergen bubuk dengan hadiah piring ternyata banyak memikat hati kaum ibu, termasuk saya. Yaa lumayanlah bisa untuk menambah aset di dapur. Soal kualitas hasil cucian yang dihasilkan selalu responnya seperti ini, aahh. semua detergen hasilnya sama, asal jangan direndam di air aki aja, cucian pasti bersih lah !Memang begitu ?? agak ragu juga sih !Apalagi saat itu suami memilih untuk menghandle semua cucian. Saya tambah parno, sebab kemampuan mencucinya cukup mengkhawatirkan, semua cucian dicampur jadi satu dan wuuiiihhh tinggal di peres-peres ajah. Saking diburu waktu untuk kerja, jadi nyucinya kayak sulapancepet banget !Niatnya memang membantu saya karena mash baru melahirkan, tapi hasil cuciannya masih kalah bersih dibanding hasil cucian saya saat masih SMP dulu. Dia lupa kalau baju-baju bayi, popok dan bedong ada didalamnya. Dan, tak sedikit diantara popok-popok kain itu meninggalkan jejak-jejak biologis si kecil. Belum lagi noda roll on yang sering membekas putih dan mengerak pada bagian ketiak pakaian berwarna saya. Anehnya, meski pakaian belum kering sekalipun, di bagian ketiak pakaian saya juga masih meningalkan bau badan yang kurang sedap. Diendus-endus pula olehnya, sambil nyindir, jamu-jamu bujamune sekarwangi . Malu lah kalau begini aku:(