75
BAB I FONOLOGI & MORFOLOGI I. FONOLOGI 1.1. Pengertian Fonologi Fonologi adalah bagian dan ilmu bahasa yang menganalisis bunyi ujaran. Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan digunakan dalam kegiatan berbicara. Fonologi meliputi dua bidang kajian yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik merupakan bagian dan fonologi yang mempelajari bagaimana suatu bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap marusia. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia itu lazim disebut dengan istilah fon dan fona. Fonemik merupakan bagian dan fonologi yang mempelajari satuan-satuan bunyi bahasa dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti disebut fonem. Dalam realisasinya pada suatu tuturan, fonem dapat bervariasi. Variasi fonem disebut alofon. Mengenai fonem dan alofon ini akan dijelaskan lebih lanjut pada butir uraian 2.5. 1.2. Alat Artikulasi Proses terjadinya bunyi ujaran disebut artikulasi. Alat ucap yang digunakan dalam proses artikulasi disebut artikulator. Ada dua macam artikulator, yaitu: a. artikulator aktif, yakni alat ucap yang dapat bergerak (selanjutnva disebut artikulator saja). b. artikulator pasir, yakni alat ucap yang tidak dapat bergerak atau hanya menjadi tujuan sentuh dan artikulator (selanjutnva disebut titik artikulasi). Untuk menghasilkan bunyi ujaran diperlukan kerja sama antara artikulator dan titik artikulasi. Kerja sama tersebut berupa pengaturan dan modifikasi arus udara yang berasal dan paru-paru dan bergerak keluar melalui pita suara yang akan dikeluarkan melalu rongga mulut atau rongga hidup. Alat-alat yang berperan mengatur dan memodifikasi arus udara sehingga menjadi bunyi ujaran adalah sebagai berikut : 1. labium (bibir) 2. dentum (gigi) 3. alveolum (gusi atas) - 1 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Buku Eyd Lengkap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eyd lengkap katanya sih, ini juga dapet kopiannya. semoga bisa bantu

Citation preview

Page 1: Buku Eyd Lengkap

BAB IFONOLOGI & MORFOLOGI

I. FONOLOGI

1.1. Pengertian Fonologi

Fonologi adalah bagian dan ilmu bahasa yang menganalisis bunyi ujaran. Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan digunakan dalam kegiatan berbicara. Fonologi meliputi dua bidang kajian yaitu fonetik dan fonemik.

Fonetik merupakan bagian dan fonologi yang mempelajari bagaimana suatu bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap marusia. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia itu lazim disebut dengan istilah fon dan fona.

Fonemik merupakan bagian dan fonologi yang mempelajari satuan-satuan bunyi bahasa dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti disebut fonem. Dalam realisasinya pada suatu tuturan, fonem dapat bervariasi. Variasi fonem disebut alofon. Mengenai fonem dan alofon ini akan dijelaskan lebih lanjut pada butir uraian 2.5.

1.2. Alat Artikulasi

Proses terjadinya bunyi ujaran disebut artikulasi. Alat ucap yang digunakan dalam proses artikulasi disebut artikulator. Ada dua macam artikulator, yaitu:

a. artikulator aktif, yakni alat ucap yang dapat bergerak (selanjutnva disebut artikulator saja).

b. artikulator pasir, yakni alat ucap yang tidak dapat bergerak atau hanya menjadi tujuan sentuh dan artikulator (selanjutnva disebut titik artikulasi).

Untuk menghasilkan bunyi ujaran diperlukan kerja sama antara artikulator dan titik artikulasi. Kerja sama tersebut berupa pengaturan dan modifikasi arus udara yang berasal dan paru-paru dan bergerak keluar melalui pita suara yang akan dikeluarkan melalu rongga mulut atau rongga hidup.

Alat-alat yang berperan mengatur dan memodifikasi arus udara sehingga menjadi bunyi ujaran adalah sebagai berikut :1. labium (bibir)2. dentum (gigi)3. alveolum (gusi atas)4. palatum (langit-langit keras)5. velum (langit-langit lunak)6. uvula (anak tekak)7. apeks (ujung lidah)8. lamina (daun lidah)9. dorsum (punggung lidah)10. nasus (rongga hidung)11. orus (rongga mulut)12. faring (rongga tenggorok)13. glotis (pita suara)

1.3. Vokal dan Konsonan

- 1 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 2: Buku Eyd Lengkap

Vokal adalah bunyi yang dihasilkan dengan menggerakkan udara ke luar tanpa rintangan. Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan menggerakkan udara ke luar mendapat rintangan.

Yang dimaksud dengan “rintangan” dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator.

Vokal dalam bahasa Indonesia ada enam, yaitu a, i, u, e (taling), e (pepet), dan o. Vokal e (taling) adalah vokal seperti yang terdapat pada kata ember, tempe dan enak. Vokal e (pepet) adalah vokal seperti yang terdapat pada kata enam, segar, genap, dan lerang.

Konsonan dalam bahasa Indonesia ada dua puluh. yaitu b, d, j, g, z, p, t, c, k, s, sy, kh, h, m, n, ny, ng, r, l, dan f. Dan konsonan-konsonan tersebut ada tempat konsonan serapan dan bahasa asing yaitu: z, sy. kh, dan f.

1.4. Semivokal dan Diftong

Semivokal adalah bunyi yang cara artikulasinya mirip dengan cara artikulasi vokal dan sekaligus mirip dengan cara artikulasi konsonan. Pada artikulasi vokal, arus udara keluar tidak mendapat halangan, sedangkan pada artikulasi konsonan, arus udara keluar mendapat halangan. Pada artikulasi semivokal, arus udara keluar hanya mendapat “sedikit” halangan. Yang tergolong semivokal adalah bunvi w dan y.

Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Dalam realisasinya, diftong merupakan gabungan sebuah vokal dan sebuah semivokal yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Ada tiga diftong dalam bahasa Indonesia, yaitu au (aw), ai (ay), dan oi (oy) seperti pada kata-kata berikut

imbau petai amboikerbau lantai sepoigalau pantai santai harimau

1.5. Fonem dan Alofon

Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dibuktikan eksistensinya melalui pasangan minimal.

Pasangan minimal adalah dua kata yang mirip ucapannya, hanya ada perbedaan dalam satu bunyi. Perbedaan bunyi terkecil dalam suatu pasangan minimal disebut kontras minimal.

Perhatikan contoh berikut ini!duri ‘onak’turi ‘nama sejenis pohon’

Pasangan di atas memperlihatkan kontras minimal d dan t, kontras itu menyebabkan perbedaan makna ‘onak’ dan nama sejenis pohon. Dengan pemikiran bunyi /d/ dan /t/, masing-masing merupakan fonem.

Alofon adalah variasi dan suatu fonem. Alofon berupa perbedaan bunvi yang tidak menyebabkan perubahan arti seperti pada telur dan telor, lubang dan lobang; berembug dan berembuk.

II. MORFOLOGI

- 2 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 3: Buku Eyd Lengkap

2.1 Pengertian Morfologi

Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukannya. Morfologi disebut juga tata bentukan.

2.2 Morfem dan Alomorf

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang bermakna atau dapat dibedakan maknanya. Morfem dibedakan atas dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.

Morfem bebas adalah morfem yang secara potensial dapat berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal dapat menduduki salah satu fungsi dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia, morfem bebas disebut juga kata dasar.

Morfem terikat adalah morfem yang tidak berpotensi untuk berdiri sendiri sehingga hanya dapat ditampilkan dalam tuturan setelah mengaitkan dirinya dengan morfem bebas melalui proses morfologis. Morfem terikat berupa imbuhan.

Alomorf adalah variasi dari suatu morfem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya atau bentuk yang dilekatinya. Morfem ber, misalnya, dapat berubah menjadi be atau bel seperti pada kata beternak dan belajar.

2.3 Proses Morfologis

Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini meliputi proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

2.3.1 Kata Dasar dan Bentuk Dasar

Kata dasar adalah kata yang belum berubah, belum mengalami proses morfologis. Bentuk dasar adalah bentuk yang menjadi dasar dalam proses morfologis. Bentuk dasar dapat berupa kata dasar dapat pula berupa kata jadian. Perhatikan contoh berikut.

Kata manusia adalah kata dasar (KD) yang dalam diagram di atas merupakan bentuk dasar (BD) bagi pembentukan kata kemanusiaan dengan menambahkan imbuhan ke-an.

Selanjutnya, kata kemanusiaan merupakan bentuk dasar bagi pembentukan kata perikemarusiaan dengan penambahan imbuhan peri ; dan perikemanusiaan merupakan bentuk dasar bagi pembentukan kata berperikemanusiaan dengan penambahan imbuhan ber-.

2.3.2 Proses Afiksasi

- 3 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

BD I (KD) : manusia

BD II : kemanusiaan

BD III :

+ ke an

+ peri

perikemanusiaan+ ber

berperikemanusiaan

Page 4: Buku Eyd Lengkap

Proses afiksasi atau proses pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan imbuhan pada suatu bentuk dasar. Proses ini menghasilkan kata jadian berupa kata kompleks.

Kata kompleks adalah kata yang mnengandung morfem bebas dan morfem terikat.

2.3.2.1 Macam-macam Afiks

Ditinjau dan posisi tenhadap bentuk dasarnya, afiks dibedakan atas 4 macam yaitu:1 prefiks (awalan) melekat di awal bentuk dasar.2 infiks (sisipan) menyisip di tengah bentuk dasar.3 Sufiks (akhiran) melekat di belakang bentuk dasar.4 Konfiks (imbuhan terbagi) melekat di awal dan di belakang

bentuk dasar sekaligus.

Catatan: Konfiks, atau imbuhan terbagi dianggap sebagai satu imbuhan. Dalam penghitungan morfem, konfiks dihitung satu morfem saja.

Ditinjau dan kemampuan untuk menghasilkan bentuk jadian, imbuhan dibedakan atas imbuhan produktif dan imbuhan improduktif.

Imbuhan produktif mampu menghasilkan banyak bentuk jadian, sedangkan imbuhan improduktif tidak banyak menghasilkan bentuk jadian.

Ditinjau dari bahasa asalnya, imbuhan dibedakan atas imbuhan asli dan imbuhan serapan. Imbuhan serapan adalah imbuhan yang diserap dan bahasa asing atau bahasa daerah.

2.3.2.2 Fungsi Afiks

Yang dimaksud dengan fungsi afiks adalah peranan afiks dalam pembinaan, penentuan, atauperubahan kelas kata. Perhatikan contoh berikut!

(1)ber telur bertelurKB KK

(2)ber lari berlariKK KK

(3)ber satu bersatuK.Bil KK

Pada contoh (1) prefiks ber berfungsi membentuk kata kerja dan bentuk dasar kata benda, dengan kata lain prefiks ber berfungsi mengubah kata benda menjadi kata kerja.Pada contoh (2) prefiks ber berfungsi membentuk kata kerja dan bentuk dasar kata kerja.Pada contoh (3) prefiks ber berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata bilangan

2.3.2.3 Makna Afiks

- 4 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 5: Buku Eyd Lengkap

Makna afiks adalah makna gramatikal yang timbul setelah suatu afiks melekat pada suatu bentuk dasar. Perhatikan contoh berikut!

(1)bertelur ‘menghasilkan telur’(2)berlari ‘melakukan tindakan lari’(3)bersatu ‘menjadi satu’

Pada contoh (1) prefiks ber bermakna ‘menghasilkan’. Pada contoh (2) prefiks ber- bermakna ‘melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya’. Pada contoh (3) prefiks ber bermakna ‘menjadi’.

Berikut ini dikemukakan beberapa afiks beserta fungsi dan maknanya.

1. Prefiks di-. berfungsi membentuk verba pasif. Subjek dan predikat kata benda atau di- menjadi sasaran tindakan. contoh: dibeli, dijual, dilukis

2. Prefiks ber–, berfungsi membentuk verba. Maknanya antara lain sebagai berikut:

(1) Mempunyai, contoh: beruang, berbulu(2) Memakai, contoh: berbaju, bersepatu, bercelana(3) Berada dalam keadaan, contoh: bersantai-santai, bermalas-malas (4) Saling, contoh: bertinju, bergandengan, bersalaman(5) Tindakan untuk diri sendiri (refleksif), contoh: bercukur. berhias,

bercermin, berlindung.

3. Prefiks me—, pada umumnya berfungsi membentuk verba aktif, kadang-kadang dapat pula membentuk adjektiva. Maknanya antara lain sebagai berikut:

(1) melakukan tindakan seperti tersebut dalam bentuk dasarnya, contoh: menulis, menanam, mencakar.

(2) membuat jadi, contoh: menggulai, menyate(3) menjadi, contoh: menyatu, menua, menguning, memutih(4) dalam keadaan sebagai, contoh: menjanda, menduda.(5) mengerjakan dengan alat, contoh: menggergaji, menjahit, mencangkul,

menggunting.(6) mencari atau mengumpulkan contoh : merumput,merotan (7) berbuat seperti, contoh : membabi buta(8) berlaku sebagai, contoh: mengabdi, menghamba.

4. Prefiks pe—, berfungsi membentuk nomina maknanya antara lain sebagai berikut:

(1) alat untuk melakukan tindakan, contoh: pemotong, pengukur, penggaris.

(2) pelaku tindakan, contoh: penonton, pemeriksa, penanya, penunggu.(3) yang dikenai perbuatan, contoh: pesuruh, pelalar.(4) yang gemar suka terhadap, contoh: pecandu, peminum, pemadat.

5. Prefiks ke–, berfungsi membentuk nomina, kata bilangan kelompok, dan kata bilangan tingkat. Sebagai pembentuk nomina, prefiks ke– bermakna :

(1) yang di . . . i, contoh: kekasih(2) yang di ... kan, contoh: ketua

6. Prefiks ter–, berfungsi membentuk verba dan ajektiva. Sebagai pembentuk verba, prefiks ter–menyatakan makna:

- 5 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 6: Buku Eyd Lengkap

(1) dikenai tindakan tak sengaja, contoh: terbawa, terkena, tersentuh, tertubruk, terhapus.

(2) dalam keadaan... , contoh: terikat, terpampang, terbuka, terkunci. (3) dapat di ... , contoh: terjangkau, tertampung, terbakar.(4) spontanitas, contoh: terkejut, terpengaruh

Sebagai pembentuk ajektiva, prefiks ter— menyatakan makna ‘superlatif contoh: tercantik, terpandai, terbaru.

7. Prefiks per— berfungsi membentuk verba imperatif. Maknanya antara lain sebagai berikut:(1) membagi jadi, contoh: perdua, pertiga(2) membuat jadi, contoh: permudah, pertuan.(3) membuat lebih, contoh: perdalam, perkuat, perkecil.

8. Prefiks se–, prefiks ini tidak mengubah kelas kata bentuk dasarnya. Adapun maknanya adalah sebagai berikut:

(1) satu, contoh: .seorang, sebungkus, seikat(2) seluruh atau segenap, contoh: sejagad, se–Indonesia.(3) berada dalam satu ... , contoh: sekamar, serumah, sekampung.(4) memiliki satu ... yang sama, contoh: sewarna, seibu, searah, seasal.(5) satu kesatuan waktu dengan aspek simultan, atau segera sesudah,

Contoh: sepulang (sekolah), sesampainya, sekembalinya.

9. Konfiks ke–an berfungsi membentuk nomina, ajektiva, dan verba.Sebagai pembentuk nomina, konfiks kean menyatakan nomina abstrak, contoh: keadilan, kejujuran, kebaikan, kemajuan, keindahan.

Sebagai pembentuk adjektiva, konfiks kean menyatakan makna sifat seperti contoh : keibuan, kebapakan, kekanak-kanakan.

Sebagai pembentuk verba, konfiks kean menyatakan verba pasif dengan makna sebagai berikut :(1) terkena sesuatu secara tidak sengaja, contoh : kejatuhan, kepercikan,

kehilangan.(2) menderita atas tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya,

contoh: kecopetan, kemalingan.

10. Konfiks pean, berfungsi membentuk nomina. Makna konfiks pean antara lain adalah sebagai berikut:

(1) perihal yang di ... , contoh: pengalaman, pengetahuan, pendapatan, penjabaran.

(2) proses me ..., contoh: penyesuaian, pemerataan, pemeriksaan, pengalaman.

11. Konfiks peran, berfungsi membentuk nomina. Makna konfiks peran antara lain adalah sebagai berikut:

(1) perihal ber ... , contoh: perdagangan, persahahatan, pergaulan, perkelahian, perbuatan.

(2) apa yang di ... kan, contoh: perkataan, pertanyaan.(3) tempat untuk ber ... , contoh: perhentian, pertapaan, perburuan.

12. Sufiks i secara umum sufiks ini berfungsi membentuk verba. Secara rinci fungsi dan makna sufiksi adalah sebagai berikut:

- 6 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 7: Buku Eyd Lengkap

(1) berfungsi membentuk verba imperatif dengan makna:(a) perintah untuk melakukan perbuatan seperti tersebut pada

bentuk dasarnya, Contoh : duduki, tangani, sirami, datangi.(b) perintah untuk memberi sesuatu yang tersebut pada bentuk

dasarnya, Contoh : gulai, obati, garami, bumbui.(2) Berfungsi membentuk verba intransitif dengan makna:

(a) melakukan tindakan untuk orang lain, contoh : menangisi(b) kausatif, contoh: membasahi

13. Sufiks kan berfungsi membentuk verba imperatif dengan makna:

(1) jadikan lebih, contoh : lebarkan, panjangkan, kecilkan.(2) jadikan, contoh : betulkan, rapikan, tegakkan.

14. Sufiks an berfungsi membentuk nomina dan adjektiva sebagai pembentuk nomina sufiks an bermakna sebagai berikut :

(1) yang di ... , contoh : dagangan, titipan, bawaan, cucian.(2) alat untuk me ... , contoh : pikulan, gantungan, timbangan(3) hasil dari perbuatan, contoh: didikan, tulisan, lukisan, catatan.

2.4 Reduplikasi

Istilah reduplikasi dalam buku ini mengacu kepada dua hal, yaitu:

(1) proses morfologis dan(2) hasil dari proses morfologis.

Sebagai proses morfologis, reduplikasi berarti proses pengulangan. Sebagai hasil dan proses morfofogis, reduplikasi berarti kata ulang.

2.4.1 Macam-macam Reduplikasi

Ada beberapa jenis kata ulang dalam bahasa Indonesia, yakni sebagai berikut :

(1) kata ulang penuh, yaitu kata ulang dibentuk dengan mengulang seluruh bentuk dasar. Berdasarkan bentuk dasar yang diulang itu, kata ulang penuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu :a. Dwipurna, yaitu kata ulang penuh yang bentuk dasarnya morfem

bebas (kata dasar). Contoh : orang-orang, anak-anak, rumah-rumah,b. Kata ulang penuh yang bentuk dasarnya kata berimbuhan, contoh :

persoalan-persoalan, kunjungan-kunjungan, ujian-ujian.

(2) Dwipurwa, kata ulang yang terjadi karena pengulangan suku pertama bentuk dasarnya, contoh: leluhur, tetangga, lelaki, reranting.

(3) Dwipurna salinsuara, kata ulang berubah bunyi, contoh : sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, serba-serbi, lauk-pauk.

(4) Kata ulang berimbuhan, contoh : goreng-gorengan, tulis-menulis, kekanak-kanakan, meraba-raba, menggaruk-garuk.

(5) Kata ulang semu. Bentuk ini sebenarnya bukan hasil dan proses reduplikasi, melainkan merupakan kata dasar, contoh : lab-laba, kupu-kupu, rama-rama, empek-empek, ubur-ubur.

2.4.2 Arti Reduplikasi

Reduplikasi dapat menyatakan bermacam-macam arti, antara lain sebagai berikut :1. Menyatakan intensitas kualitatif

Ida membungkus kue itu rapat-rapat.

- 7 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 8: Buku Eyd Lengkap

Baju yang dijual di toko bagus-bagus.Wahyu menendang lawannya kuat-kuat.

2. Menyatakan intensitas kuantitatifBeribu-ribu orang menderita akibat bencana itu.Kapal Hinomaru mengangkat beratus-ratus peti kemas.Berkarung-karung beras tersimpan di gudang.

3. Menyatakan instesitas frekuentatifOrang itu berjalan mondar-mandir. Berkali-kali anak itu dipukuli ibunya.Pada akhir bulan ini tante Nita marah-marah saja.

4. Menyatakan jamakBuku-buku tersusun rapi di rak buku.Di halaman sekolah murid-murid berkumpul.

5. Menyatakan arti melemahkan Warna mobilnya kuning kehijau-hijauan.Anita tersenyum kemalu-maluan.

6. Menyatakan arti bermacam-macam Ibu membeli buah-buahanSayur-mayur dijual di Pasar Cileduk.Pepohonan menghiasi puncak bukit.

7. Menyatakan arti dalam keadaanDimakannya daging itu mentah-mentahPemain debus itu terkubur hidup-hidup

8. Menyatakan arti resiproks (saling)Kedua anak itu tendang-menendangTolong-menolong merupakan ciri masyarakat kita

9. Menyatakan arti menyerupai atau tiruanTingkah laku orang itu kekanak-kanakan.Adik bermain mobil-mobilan.

10. Menyatakan arti meskipunKecil-kecil, cabe rawit pedas rasanya.Hujan-hujan, datang juga mereka ke rumahku

11. Menyatakan arti perihalSekretaris di kantor ini bukan hanya menangani surat-menyurat.Kakak saya mengikuti lomba masak-memasak.

12. Menyatakan arti seenaknya, untuk bersenang-senang, sekadarnya sajaTiga orang remaja duduk-duduk di bawah pohon.Semalaman Adi mengadakan acara makan-makan.Di pasar swalayan itu, mereka hanya melihat-lihat saja.

2.5 Komposisi

Komposisi adalah proses morfologi yang menghasilkan kompositum (kata majemuk). Kata majemuk dapat dibedakan dengan frasa idiomatik (ungkapan). Perhatikan batasan berikut ini!

- 8 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 9: Buku Eyd Lengkap

Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dengan satu makna yang baru, dan makna barunya itu dapat ditelusuri dari (dikembalikan kepada) makna unsur pembentuknya. Contoh : rumah makan, meja belajar, sapu tangan, kamar mandi.

Frase atau kelompok kata adalah susunan dua kata atau lebih yang tidak bersifat predikatif. Dalam frasa tidak terjadi pembentukan makna baru. Contoh : buku bacaan, orang ini, yang sedang duduk, ke pasar, di rumah.

Frasa idiomatik atau ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih membentuk satu kesatuan dengan suatu makna yang baru, dan makna barunya itu tidak dapat ditelusuri dari (dikembalikan kepada) makna unsur pembentuknya. Contoh : meja hijau, polisi tidur, panjang tangan, tinggi hari, berat hati.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!(a) Riva menolong orangtua itu menyeberang jalan.(b) Orangtua Riva tinggal di Cirendeu.Susunan kata orang tua pada kalimat (a) adalah sebuah frasa. Kata orang tua di sini berarti orang yang sudah tua.Susunan kata orang tua pada kalimat (b) adalah sebuah kompositum (kata majemuk). Kata orang tua di sini berarti ibu dan bapak

Perhatikan pula kalimat-kalimat berikut ini!

(c) Tangan kanan Hasan membengkak karena terkilir.(d) Saya tahu bahwa Bang Dulo sudah lama menjadi tangan kanan Babah Liem.Susunan kata tangan kanan pada kalimat (c) adalah sebuah kata majemuk yang bermakna ‘tangan sebelah kanan’, sedangkan susunan kata tangan kanan pada kalimat (d) adalah sebuah frasa idiomatik (ungkapan) yang bermakna ‘orang kepercayaan’ atau ‘pembantu utama.

2.5.1 Ciri Kata Mejemuk

Suatu gabungan kata dapat digolongkan kata majemuk apabila memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut :

1. gabungan itu membentuk satu arti yang baru2. dalam kalimat gabungan itu menduduki satu fungsi sintaksis3. gabungan itu berhubungan erat, tidak dapat disisipi kata lain.

2.5.2 Macam-macam Kata MajemukDengan memandang kata majemuk suatu frasa, kata majemuk dapat dibedakan atas tiga macam sebagai berikut :

1. Kata majemuk yang bersifat endosentris atributif, contoh : rumah sakit, gempa bumi, meja tulis, surat kabar, pasar malam.

2. Kata majemuk yang bersifat endosentris koordinatif, contoh : tanah air, pecah belah, warta berita, rindu dendam, tegur sapa.

3. Kata majemuk yang bersifat eksosentris, contoh: luar negeri, dalam negeri, ke luar, bawah sadar.

2.6 Kelas Kata

Tata bahasa tradisional mengelompokkan kata-kata atas sepuluh kelas, sebagai berikut :1. nomina (kata benda)

- 9 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 10: Buku Eyd Lengkap

2. verba (kata kerja)3. adjektiva (kata sifat)4. pronomina (kata ganti)5. numeralia (kata bilangan)6. adverbia (kata keterangan) 7. konjungsi (kata sambung)8. preposisi (kata depan)9. artikula (kata sandang)10. interjeksi (kata seru)

Tata bahasa baru mengelompokkan kata-kata atas empat kelas, sebagai berikut :1. nomina (kata benda), termasuk dalam kelompok ini pronomina dan artikula2. verba (kata kerja)3. adjektiva (kata sifat), termasuk dalam kelompok ini numeralia.4. kata tugas termasuk dalam kelompok ini preposisi, adverbia, dan konjungsi.

2.6.1 Ciri-ciri Kata Benda

Kata benda merupakan nama dari semua benda dan hal-hal yang di bendakan. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :1. dapat dinegasikan dengan kata bukan.2. dapat diperluas dengan frase yang kata

sifat.

Contoh :bukan buku, bukan ayah bukan rumah, bukan ibu rumah yang besar rumah yang baru ayah yang baikibu yang cantik

2.6.2 Ciri Kata Kerja

Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan, proses, gerak, dan perbuatan. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :1. dapat dinegasikan dengan kata tidak2. dapat diperluas dengan frase dengan kata sifat

Contoh:tidak tidur tidak tertawa tidak duduk tidak makan tidur dengan nyenyak duduk dengan santai tertawa dengan nyaringmakan dengan lahap

2.6.3 Ciri-ciri Kata Sifat

Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat dari suatu benda, baik benda konkret maupun benda abstrak. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :1. dapat didahului oleh kata-kata seperti : agak, kurang, lebih, amat, sangat,

terlalu, paling, sekali.2. dapat mengambil bentuk se reduplikasi nya

- 10 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 11: Buku Eyd Lengkap

Contoh: agak mahalpaling mahal mahal sekali kurang panjang terlalu panjang sepanjang-panjangnyasemahal-mahalnya

2.6.4 Ciri-ciri Kata Tugas

Kata tugas adalah kata yang berfungsi memperluas atau menginformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat.

Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

1. tidak dapat berdiri sendiri2. tidak pernah mengalami afiksasi.3. sifat keanggotaannya tertutup, jumlah kata tugas tidak berkembang,

berbeda dengan kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang terus berkembang karena diperkaya dengan kata-kata baru.

4. berfungsi mengubah makna gramatikal kalimat, makna sebuah kalimat akan berubah jika kata tugas di dalamnya diganti dengan kata tugas yang lain.

Perhatikan kalimat berikut!

Ali mandiAli sedang mandiAli sudah mandiAli belum mandiAli akan mandiAli selalu mandiAli pernah mandi

- 11 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 12: Buku Eyd Lengkap

BAB IIS I N T A K S I S

II.1 Pengertian SintaksisSintaksis (Tata Kalimat) adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat atau menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Obyek yang dibahas dalam sintaksis adalah frase, klausa, dan kalimat.

II.2 Frase

Kelompok Kata atau Frase

Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, dan selalu menempati satu jabatan dalam kalimat (S, P, O, K ). Frase juga memiliki hubungan yang renggang sehingga masih dapat disisipkan kata lain (bedakan dengan kata majemuk).

Ahli lingkungan itu pernah mengatakan bahwa Jakarta dapat menjadi waduk raksasa

S P S2 P2 Pel

Kalimat di atas terdiri atas empat frase, yang masing-masing menempati satu jabatan dalam kalimat kecuali kata Jakarta karena bukan termasuk kelompok kata. Frase dapat dibagi atas beberapa bagian :

Frasa endosentris merupakan gabungan dua kata atau lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan tersebut sama dengan kelas kata salah satu atau semua unsur pembentukannya.Contoh:Buku tulis ayah ibu merah jambu KB KK KB KB KS KB KB KB KS

Frasa endosentris dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu frasa atributif (frasa subordinatif) dan frasa koordinatif.Frasa atributif (frasa subordinatif) disebut juga frasa bertingkat, adalah frasa yang mempunyai komponen penjelas. Komponen pokok (D) diterangkan oleh komponen penjelas (M)

- 12 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Frase Nominal : dokter anak, system ini, pelajar teladan, satu kasus (Inti = N)

Frase Verbal : naik kelas, terbang tinggi, sudah masuk, tidak belajar (Inti = V)

Frase Ajektival: murah sekali, pintar juga, paling luas, amat halus (Inti = Adj)

Frase Adverbial : amat sangat, tidak selalu, sudah begitu (Inti = Adv)

Inti frase

FRASE

Hubungan Kata

Frase Endosentris

Frase Eksosentris / Preposisional

Subordinatif

Koordinatif

Page 13: Buku Eyd Lengkap

Pola frasa bertingkat:

a. Pola DMContoh: baju baru, roti tawar

b. Pola MDContoh: seorang prajurit, sehelai kertas

c. Pola MDMContoh: selembar uang kertas

Frasa koordinatif, disebut juga frasa setara, adalah frasa yang terjadi dari perpaduan komponen-komponen pokok saja, tidak ada komponen penjelas.Contoh : suami-istri, sawah ladang

warta berita, cerdas cermat

Frasa eksosentris merupakan gabungan dua kata atau lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan tersebut tidak sama dengan kelas kata unsur pembentuknya.Contoh:

dari pasar ke sekolah karena takut KT KB KT KB KB KS K. Ket K. Ket K. Ket

Keterangan:KB : Kata BendaKK : Kata KerjaKS : Kata SifatKT : Kata TugasK.Ket : Kata Keterangan

II.3 Klausa

Klausa adalah suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata, yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara fakultatif, dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain. (Keraf, 1991: 181)

Ayah berangkat ke kantor tadi pagisusunan ayah berangkat adalah klausa karena mengandung subyek dan predikat.

Agama mengajarkan dalam kitab suci bahwa kita harus menepati janji.susunan agama mengajarkan dan kita harus menepati merupakan klausa.

Macam klausa berdasarkan variasi subyek-predikat

(1) klausa berpredikat verba intransitif: anak itu menari, kakek merokok(2) klausa berpredikat verba transitif : kurir mengantar surat, guru mengajar

murid(3) klausa berpredikat frase konektif : anak itu merupakan musuh mereka

Sinta menjadi pramugari

II.4 Kalimat

Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. (Keraf. 1991:185)

Jabatan atau Fungsi Gramatikal Kalimat

a) Subyek, bagian kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau masalah inti, subyek selalu menjawab pertanyaan APA & SIAPA yang dibicarakan.

b) Predikat, bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat dan perbuatan subyek, predikat menjawab pertanyaan MENGAPA, KENAPA, DIAPAKAN, dan BAGAIMANA subyeknya.

- 13 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 14: Buku Eyd Lengkap

c) Obyek, bagian kalimat yang mengikuti verba transitif, bila kalimat dipasifkan obyek berubah menjadi subyek.

d) Keterangan, bagian kalimat yang memberi penjelasan tentang kapan, di mana, dan bagaimana peristiwa berlangsung. Posisi keterangan dapat dipindah-pindah.

2.4.1 Macam-macam Kalimat

Berdasarkan Kandungan Informasia) Kalimat berita (deklaratif)b) Kalimat tanya (interogatif)c) Kalimat Perintah (imperatif) permintaan,

perizinan, ajakan, syarat, harapan, permohonan, dan larangan

Berdasarkan kelas kata yang menduduki predikata) Kalimat verbal, predikatnya kata kerja : Hasan belajar di perpustakaan.

Hanifah mengetik skripsi.b) Kalimat nominal, predikatnya bukan kata kerja : Firman seorang dokter.

Mobilnya bagus

Berdasarkan sifat subyeknya

a) Kalimat aktif , subyek sebagai pelaku : Ir. Suwondo mengajarkan pelajaran Fisika

b) Kalimat pasif, subyek sebagai sasaran predikat. : Komputer dibeli ayah kemarin.

Kalimat Pasif Inversi :

(1) Diambilnya uang itu dari dalam laci.P S K

(2) Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasihK P S

(3) Sudah saya baca buku ituP S

(4) Mereka taburkan bunga di pusara ibu.P S K

Berdasarkan lengkap tidaknya unsur utama kalimat

a) Kalimat sempurna, sekurang-kurangnya ada unsur subyek dan predikat : Bambang menggugat

b) Kalimat elips, kehilangan subyek atau predikat atau kedua-duanya : Makan ? Pergi !

Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya

a) Kalimat inti ( S-P) Ahmad belajarb) Kalimat transformasi:

inversi, pembalikan susunan S-P P-S : Belajar Ahmad perubahan intonasi : Ahmad belajar ? Ahmad, belajar ! perluasan : Ahmad sedang belajar di perpustakaan penegasian : Ahmad tidak belajar

Berdasarkan jumlah klausa serta sifat hubungan antar klausa

Kalimat Tunggal, adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa bebas. Bila diperluas, hasil perluasannya tidak boleh membentuk klausa yang baru.

- 14 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 15: Buku Eyd Lengkap

misalnya : (a) Saya membaca(b) Saya membaca koran(c) Saya membaca koran setiap hari

Kalimat Majemuk, adalah kalimat yang mengandung dua klausa atau lebih. Hubungan antarklausa dapat ditandai dengan adanya konjungsi pada awal salah satu klausa tersebut. Berdasarkan sifat hubungan antara kalimat yang membentuknya, kalimat majemuk dapat dibagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Kalimat Majemuk Setara : merupakan kalimat yang terjadi dari gabungan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama (setara). Setiap klausa adalah klausa utama (klausa bebas).

a) Kalimat majemuk setara penggabungan atau penjumlahanberkonjungsi: dan, sesudah itu, kemudian, lalu, dan lagi pula.

b) Kalimat majemuk setara pemilihan berkonjungsi kata ataumisalnya: Hampir setiap pagi dia berdagang koran atau menjajakan kue

butan ibunya

c) Kalimat majemuk setara perlawanan atau pertentangan berkonjungsi: tetapi, dan melainkan

d) Kalimat majemuk setara menguatkan berkonjungsi: bahkan, lagipula, dan lagi.

Kalimat Majemuk Bertingkat, adalah kalimat tunggal yang salah satu unsurnya diperluas sehingga perluasan itu membentuk klausa baru disamping klausa yang sudah ada. Bagian yang diperluas disebut klausa sematan (klausa terikat) atau anak kalimat, sedangkan bagian asalnya disebut klausa utama (klausa bebas) atau induk kalimat.

Bagan hubungan antara klausa induk dengan klausa sematan (anak kalimat):

Berdasarkan klausa sematannya(anak kalimat), kalimat majemuk bertingkat dibagi menjadi:

a) Perluasan keterangan waktu berkonjungsi; ketika, sewaktu, tatkala, sejak dan sementara

- 15 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Klausa Klausa

KALIMAT

KALIMAT

klausaklausa

Page 16: Buku Eyd Lengkap

b) Perluasan keterangan cara (hubungan cara)berkonjungsi: dengan dan secara

c) Perluasan keterangan syarat berkonjungsi: kalau, andaikata, andaikan dan jika

d) Perluasan keterangan tujuanberkonjugsi: agar, supaya

e) Perluasan keterangan perbandingan berkonjungsi: daripada, seperti, laksana, ibarat, alih-alih

f) Perluasan keterangan sebab

berkonjungsi: sebab, karena, dan oleh karena

g) Perluasan keterangan akibat berkonjungsi: sehingga, sampai-sampai, dan maka

h) Perluasan subyek : Contoh: Barang siapa meniru uang kertas akan diancam dengan hukuman penjara

i) Perluasan predikat : Contoh :Ayah temannya baik hatinya

j) Perluasan obyek :Contoh: Beliau menyebutkan bahwa ibadah puasa dapat meyehatkan badan

II.5 Kalimat Baku

Kalimat baku (standar) dipergunakan apabila kita berbahasa baku. Adapun ciri-ciri kalimat baku adalah sebagai berikut:(a) menggunakan kata-kata baku(b) menggunakan struktur baku (sesuai dengan kaidah morfologi dan sintaksis

bahasa Indonesia)(c) dalam ragam tulis, menggunakan ejaan baku (sesuai dengan Pedoman Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)(d) dalam ragam lisan, menggunakan lafal baku (lafal yang tidak mencerminkan logat

asing atau logat kedaerahan)Contoh: (1) Siapa yang bikin rumah ini? (tidak baku)

Siapa yang membuat rumah ini? (baku)

(2) Rumahnya Udin yang catnya kuning, (tidak baku)Rumah Udin yang bercat kuning. (baku)

(3) Mudah2an dia lekas datang. (tidak baku)Mudah-mudahan dia lekas datang. (baku)

II.6 Keterangan Aspek Kata

Keterangan aspek kala adalah keterangan yang menandai waktu pelaksanaan pekerjaan/perbuatan/ proses yang tersebut pada predikat kalimat.

Keterangan aspek kala posisinya selalu di depan predikat kalimat. Kata-kata yang merupakan keterangan aspek kala adalah sudah, telah, sedang, belum, dan akan.

Contoh: (1) Ani sedang membaca buku.

keterangan aspek kontinuatif, menyatakan pekerjaan tengah berlangsung.

(2) Ani akan membaca buku.

- 16 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 17: Buku Eyd Lengkap

Keterangan aspek futuratif, menyatakan pekerjaan akan berlangsung.

(3) Ani telah membaca buku.

keterangan aspek perfektif, menyatakan pekerjaan sudah berlangsung.

II.6.1 Letak Keterangan Aspek Kala pada Kalimat Pasif Inversi

Pada kalimat pasif inversi, keterangan aspek kala posisinya sama dengan posisi pada kalimat aktif dan kalimat pasif biasa, yaitu di depan predikat.

Perhatikan contoh berikut!(1) Rudi telah membaca kitab itu hingga tamat.(2) Kitab itu telah dibaca oleh Rudi hingga tamat.(3) Kitab itu telah Rudi baca hingga tamat.(4) Telah Rudi baca kitab itu hingga tamat.(5) Rudi telah baca kitab itu hingga tamat.

Letak kata telah pada kalimat (1), (2), (3), dan (4) benar, sedangkan pada kalimat (5) salah. Dengan demikian kalimat (5) adalah kalimat yang mengalami kesalahan struktural.

II.7 Gagasan Utama Kalimat

Gagasan utama atau pikiran pokok kalimat adalah amanat/informasi yang terpenting yang terkandung dalam sebuah kalimat. Gagasan utama kalimat dinyatakan dengan pola S-P atau pola S-P-O.

Gagasan utama dinyatakan dengan pola S-P dalam kalimat nominal dan kalimat verbal intransitif. Sedangkan pada kalimat verbal transitif gagasan utama dapat dinyatakan dengan pola S-P-O atau S-P saja.Contoh: (1) Amir sedang membaca buku di dalam kamar.

S P O KGU: Amir membaca

(2) Kemarin Ida mengantarkan surat ke rumahku.K S P O K

GU: Ida mengantarkan surat.

(3) Ayah Anita adalah seorang perwira menengah.S P

GU: Ayah perwira.

(4) Ratna sedang duduk di ruang tamu.S P K

GU: Ratna duduk.

II.7.1 Gagasan Utama pada Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang mengandung dua pola klausa atau lebih yang hubungan antarklausa bersifat setara.

Pada kalimat majemuk setara terdapat lebih dari satu gagasan yang kedudukannya sederajat. Jadi, dalam kalimat majemuk setara terdapat lebih dari satu gagasan utama.

Contoh: (1) Eko makan sate, Andi makan asinan.

- 17 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 18: Buku Eyd Lengkap

GU: (1) Eko makan; (2) Andi makan.

(2) Ali sedang belajar, sedangkan Abas sedang tidur.GU: (1) Ali belajar ; (2) Abas tidur.

II.7.2 Gagasan Utama pada Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat pada dasarnya adalah kalimat tunggal yang salah satu fungsinya diperluas dan perluasannya itu membentuk sebuah pola klausa.

Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat klausa utama (klausa bebas) dan klausa terikat. Dengan demikian, dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat gagasan utama dan gagasan bawahan (gagasan penjelas). Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa gagasan utama tidak selamanya berada pada klausa utama. Perhatikan keterangan berikut dengan baik.

(a) Apabila anak kalimat merupakan perluasan fungsi keterangan, gagasan utama terdapat pada klausa utama yang merupakan induk kalimat.Contoh: (1) Ketika ayah pergi, ibu kesepian di rumah.

GU: Ibu kesepian.(2)Wati menyirami tanaman itu setiap hari supaya buahnya lebat.

GU: Wati menyirami tanaman.(3)Aminah bahagia karena suaminya naik pangkat.

GU: Aminah bahagia.

(b) Apabila anak kalimat merupakan perluasan fungsi objek (anak kalimat merupakan objek dari predikat verba transitif), gagasan utama terdapat pada anak kalimat.Contoh: (1)Presiden mengatakan bahwa pembangunan harus

dilanjutkan.GU: Pembangunan harus dilanjutkan.

(2) Mat Kemplo menceritakan bahwa kakeknya jatuh dari ayunan.GU: Kakeknya jatuh.

(c) Apabila anak kalimat merupakan pelengkap, gagasan utama terdapat pada induk kalimat.Contoh: (1)Saya berharap hal itu tidak akan terjadi.

GU: Saya berharap.(2) Mereka lupa bahwa mereka harus melunasi pinjamannya pada

akhir bulan ini.GU: Mereka lupa.

- 18 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 19: Buku Eyd Lengkap

BAB IIIK E S U S A S T R A A N

3.1Pengertian Kesusastraan

Kata kesusastraan berasal dari kata susastra ditambah konfiks ke-an. Kesusastraan berarti ‘segala sesuatu yang berkaitan dengan susastra’. Kata susastra berasal dari bahasa Sansekerta: su yang berarti ‘indah, baik, bermanfaat’, dan sastra yang berarti ‘kata, tulisan, pengetahuan’. Dengan demikian, susastra dapat diartikan sebagai suatu karya baik berupa kata-kata yang terucap secara lisan maupun kata-kata yang tertulis, yang mengungkapkan suatu pengetahuan yang berguna dan diungkapkan dengan gaya yang baik dan indah.

Bahasa yang digunakan untuk mewujudkan susastra disebut bahasa sastra. Oleh karena itu, susastra sering disebut dengan istilah sastra saja. Adapun syarat-syarat bahasa sastra antara lain adalah :(1) dapat menimbulkan kesan indah,(2) mampu menggugah imajinasi, dan(3) memungkinkan adanya konotasi.

3.2Sejarah Kesusastraan Indonesia

Susastra merupakan karya seni yang bermediumkan bahasa. Apabila bicara tentang kesusastraan Indonesia, kita tidak dapat mengabaikan sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu, sastra Indonesia pun tidak dapat dipisahkan dari nenek moyangnya yaitu sastra Melayu. Istilah sastra Melayu dalam tulisan ini diartikan sebagai sastra lama yang dapat dibedakan dari sastra baru.

Secara garis besar, perjalanan sastra Indonesia telah mengalami tiga zaman, yaitu sastra lama, sastra zaman peralihan, dan sastra baru.

Perbandingan Sastra Lama dan Sastra Baru

Ditinjau dari berbagai segi sastra lama dan sastra baru memperlihatkan perbedaan ciri yang cukup jelas, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Segi tinjauan Sastra Lama Sastra Baru

1. tema cerita2. perkembangan3. bahasa dalam karya4. nama pengarang5. akhir cerita6. pengaruh sastra asing

1. istanasentris2. statis3. klise4. anonim5. happy ending6. sastra Hindu-Arab

1. sosialsentris2. dinamis 3. variatif4. disebutkan5. bebas, variatif6. sastra Barat

Di antara sastra lama dan sastra baru ada masa peralihan yang lazim disebut Sastra Zaman Peralihan. Sastrawan yang terkenal sebagai tokoh zaman peralihan adalah Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Abdullah disebut pelopor zaman peralihan karena walaupun masih berpegang pada tradisi sastra lama, karya-karya Abdullah sudah mulai menunjukkan ciri sastra baru; tidak lagi bersifat istana sentris, klise, dan anonim.

Beberapa karya Abdullah yang terkenal antara lain adalah sebagai berikut:1.Hikayat Abdullah (biografi)2.Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah (biografi)3.Syair Singapura Dimakan Api (syair)4.Hikayat sang Boma (hikayat)5.Hikayat Bakhtiar (hikayat)Sastra Baru kita secara garis besar dapat dibagi menjadi lima periode, yaitu:

- 19 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 20: Buku Eyd Lengkap

(1) Angkatan Balai Pustaka,(2) Angkatan Pujangga Baru,(3) Sastra Zaman Jepang,(4) Angkatan ’45, dan(5) Angkatan ’66

3.3Bentuk Karya Sastra

Puisi adalah hasil karya manusia yang terdiri atas satu atau beberapa larik (baris) yang memperlihatkan pertalian makna dan membentuk bait. Keindahan puisi terletak pada persamaan bunyi (rima) dan iramanya yang indah.

3.3.1 Puisi Lama Bentuk-bentuk yang tergolong puisi lama adalah mantra, pantun, seloka, talibun, gurindam, dan syair.

MantraMantra merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Satu untai mantra terdiri atas beberapa bait dengan susunan yang bernilai ritmit. Bahasa mantra dapat menimbulkan kekuatan magis apabila dibaca oleh ahlinya yaitu pawang.

Contoh:Assalamualaikum putri satolong besar,yang beralun berilir simayang,mari kecil, kemari!mari halus, kemari!aku menyanggul rambutmu!aku membawa sadap gadingakan membasuh mukamu.

Sadap gading merancung kamu,kaca gading menadahkanmu,kolam gading menanti di bawahmu,bertepuk berkicar dalam kolam gading,kolam bernama maharaja bersalin.

Mantra tersebut digunakan orang Melayu untuk menyadap nira dari mayang nipah dengan maksud agar mayang pohon nipah itu dapat mengeluarkan nira dalam jumlah banyak dan segera memenuhi bambu yang ditambahkan.

PantunPuisi asli Indonesia , terdiri atas empat baris tiap baitnya; dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi. Rimanya adalah a b a b

Berburu ke padang datarMendapat rusa belang kakiBerguru kepalang ajarBagai bunga kembang tak jadi

Karmina atau Pantun Kilat (Pantun 2 larik; 1 sampiran dan 1 isi)

Sudah geharu cendana pulaSudah tahu bertanya pula

Talibun (Pantun 6 larik)

Contoh:

- 20 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 21: Buku Eyd Lengkap

(1)kalau anak pergi ke depan(2)Yu beli belanak beli Sampiran(3) Ikan panjang beli dahulu.

(4)kalau anak pergi merantau(5) Ibu cari sanak pun cari isi (6) Induk semang cari dahulu

Seloka

Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu baik saja sebab pantung berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. Hubungan antarbait itu adalah sebagai berikut:Larik kedua dan keempat bait pertama dipakai sebagai larik pertama dan ketiga bait kedua. Larik kedua dan larik keempat pada bait kedua dipakai sebagai larik pertama dan ketiga pada bait ketiga. Demikian, berlaku seterusnya.

Contoh:

Lurus jalan ke PayakumbuhKayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuhIbu mati bapak berjalan Kayujati bertimbal jalanTurun angin patahlah dahanIbu mati bapak berjalanke mana untung diserahkan

Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait hanya mengandung dua larik dengan pola sajak akhir a-a. Isi gurindam merupakan suatu nasihat yang cukup jelas yakni dengan menampilkan persoalan penyelesaiannya atau menampilkan suatu sebab dan akibatnya.

Gurindam sangat diminati oleh sastrawan zamn peralihan. Pengarang guridam yang terkenal adalah Raja Ali Haji dengan karya yang berjudul “Gurindam Dua Belas”

Contoh:Kurang pikir kurang siasatTentu dirimu akan tersesat

Barang siapa tinggalkan sembahyangBagai rumah tiada bertiang

Jika suami tiada berhati lurusIstri pun kelak menjadi kurus

SyairSyair adalah puisi lama yang berasal dari Arab, setiap baik terdiri atas empat larik dengan rima (pola sajak akhir) a a a a. Setiap larik (baris) mengandung delapan sampai dua belas suku kata. Keistimewaan syair dibanding puisi jenis lainnya adalah “kemampuannya” sebagai sarana untuk bercerita.Contoh :

Pada zaman dahulu kalatersebutlah sebuah ceritasebuah negeri yang aman sentosadipimpin sang raja nan bijaksana

- 21 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 22: Buku Eyd Lengkap

Negeri bernama Pasir Luhurtanahnya luas lagi suburrakyat teratur hidupnya makmurrukun raharja tiada terukur

Raja bernama Darmalaksanatampan rupawan elok parasnyaadil dan jujur penuh wibawagagah perkasa tiada tandingnya

3.3.2 Puisi Baru

Pada umumnya puisi baru lebih menonjolkan isi, namun demikian nilai estetisnya tetap tinggi karena irama dan pilihan kata yang tetap mendapat perhatian penyairnya.

Berdasarkan jumlah larik, puisi baru diberi nama distikon (dua larik setiap bait), terzina (tiga larik setiap bait), kuatren (empat larik setiap bait), sekstet atau dobel tersina (enam larik setiap baik), oktaf (delapan larik setiap baik), soneta (empat belas larik), dan puisi bebas.

Berdasarkan isinya, puisi baru diberi nama balada, elegi, romansa, ode, himne, epigram, dan satire.

Balada berisi kisah perjalanan hidup seseorang, elegi berisi rintihan kesedihan, romansa berisi luapan perasaan cinta dan kasih sayang, ode berisi sanjungan kepada pahlawan, himne berisi sanjungan kepada orang yang dimuliakan atau puji-pujian kepada Tuhan, epigram berisi dorongan semangat kepada kawan muda, dan satire berisi sindiran atau kritik.

Prosa ialah karangan bebas yang tidak terikat oleh bentuk, irama dan sajak (rima). Keindahannya terletak pada gaya bahasa pengarang yang mencerminkan jiwanya dalam menyusun dan menyampaikan buah pikiran. Bila prosa tersebut mengandung irama puisi maka disebut prosa lirik.

3.3.3 Prosa Lama

Bentuk-bentuk karya sastra yang tergolong sastra lama adalah dongeng, hikayat, tambo.

Dongeng merupakan cerita khayal yang tujuannya memberikan hiburan (pelipur lara) atau menyampaikan nilai moral secara tidak langsung. Dongeng dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni: (1) dongeng binatang (fabel): Kancil yang cerdik, (2) dongeng asal-usul (legenda): Malin Kundang, Sangkuriang(3) dongeng kepercayaan (mithe): Nyi Loro Kidul, Cerita Gerhana(4) dongeng kepahlawanan atau wiracarita (epos): Ramayana, Mahabarata(5) dongeng jenaka: Si Kabayan, Pak Belalang

Hikayat adalah cerita khayal yang berkisah tentang percintaan, pengembaraan, peperangan, atau petualangan seorang pangeran, pahlawan, raja, saudagar, atau bangsawan yang dalam perwujudannya dianggap sebagai cerita sejarah.

Tambo (silsilah/ babad) adalah cerita sejarah yang dicampur aduk dengan khayalan sehingga banyak kejadian yang tidak tercerna oleh nalar.

3.3.4 Prosa Baru

Prosa baru meliputi karya berbentuk roman, novel, cerpen, drama, biografi, kritik, dan esai.

- 22 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 23: Buku Eyd Lengkap

Roman adalah jenis prosa baru yang mengisahkan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Isinya akan bercerita tentang kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Dilihat dari rentang alurnya, roman mencerminkan pelaku utamanya dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.Berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya, roman dibedakan atas lima macam yaitu:1) Roman sejarah, roman yang isinya dijalin dengan fakta sejarah.

Contoh:Surapati karya Abdul MuisHulu Balang Raja karya Nur Sutan IskandarTambera karya Utuy Tatang Sontani

2) Roman Sosial, roman yang menggambarkan keadaan masyarakat baik dari sisi baik maupun sisi buruknya. Biasanya lebih banyak menyoroti sisi buruk kondisi masyarakat yang digambarkannya.Contoh:

Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan SatiNeraka Dunia karya Adi NegoroBelenggu karya Armijn Pane

3) Roman Jiwa, roman yang lebih banyak mengungkapkan segi-segi kejiwaan yang mendasari perilaku tokoh-tokohnya.Contoh:

Atheis karya Achdiat KartamihardjaBelenggu karya Armijn Pane

4) Roman Bertendens, roman yang di dalamnya terdapat tendensi tertentu dari pengarangnya atau terdapat pandangan serta falsafah hidup yang dapat dipetik oleh pembaca.Contoh:

Salah Asuhan karya Abdul MuisLayar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana

5) Roman Detektif, roman berisi cerita kriminal. Biasanya pelaku utamanya adalah seorang detektif yang bertugas membongkar kasus kejahatan.Contoh :

Percobaan Setia karya Suman Hs.Mencari Pencuri Anak Perawan karya Suman Hs.

Novel adalah bentuk prosa baru yang bercerita tentang sepenggal perjalanan hidup seseorang. Dalam novel dilukiskan perubahan nasib tokoh yang terjadi dalam rentang waktu yang singkat. Berbeda dengan roman yang cenderung bersifat romantis atau idealis, novel lebih cenderung bersifat realistis atau naturalis.

Cerpen (Cerita Pendek) adalah prosa baru yang bercerita tentang suatu masalah yang dialami tokoh cerita. Roman dan novel menampilkan masalah dengan lingkup yang luas, sedangkan cerpen menampilkan masalah yang sempit. Rentang alur pada cerpen sangat pendek. Oleh karena itu, biasanya watak tokoh dalam cerpen ditampilkan secara langsung.

Drama adalah karya berbentuk prosa yang menonjolkan unsur dialog. Naskah drama ditulis dengan tujuan untuk dapat dipentaskan. Oleh karena itu, unsur latar dalam drama dilukiskan melalui dialog dan dapat pula digambarkan dengan busana dan segenap atribut yang dikenakannya.Biografi adalah prosa yang berkisah tentang riwayat hidup seseorang. Biografi yang ditulis sendiri disebut otobiografi.

- 23 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 24: Buku Eyd Lengkap

Kritik Sastra adalah karya berbentuk prosa yang ditulis untuk memberikan penilaian objek terhadap karya sastra. Dalam menulis kritik penulis harus berpijak pada teori tertentu, tulisan harus ditampilkan secara sistematis dengan bahasa denotatif.

Esai adalah karya berbentuk prosa yang ditulis berdasarkan pandangan pribadi pengarangnya. Kualitas suatu esai sangat ditentukan oleh kemampuan dan kekayaan perjalanan penulisnya.

3.4Unsur-unsur dalam Karya Sastra

1. Unsur Intrinsik, unsur-unsur yang terdapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni:a. Tema (pokok penceritaan).b. Alur (plot) adalah peristiwa yang membangun cerita.c. Tokoh.d. Latar (tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita).e. Gaya bahasa penceritaan.f. Sudut pandang.

2. Unsur Ekstrinsik, unsur-unsur adalah sesuatu (faktor-faktor) yang terdapat di luar karya sastra yang mempengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah memahami karya sastra tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain: biografi pengarang, agama, dan falsafah yang dianut pengarang, sejarah, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra.

3.5Beberapa Persamaan dan Perbedaan Bentuk Karya Sastra

3.5.1 Beberapa Persamaan dan Perbedaan karmina dan gurindam

Persamaan : sama-sama dua baris dalam satu bait.Perbedaan : Karmina baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi

Contoh :dahulu karang sekarang besidahulu sayang sekarang benci

Gurindam baris pertama merupakan sebab atau persoalan sedangkan baris kedua merupakan akibat atau penyelesaian.Contoh: kurang pikir kurang siasat

tentu dirimu akan sesat

3.5.2 Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dan SyairPersamaan : keduanya mempunyai baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris.Perbedaan : sajak akhir berirama ab-ab pada pantun dan aa pada syair. Pantun

berisi sampiran dan isi sedangkan syair merupakan rangkaian cerita.

3.5.3 Persamaan dan Perbedaan antara Roman, Novel, dan Cerpen

Persamaan : sama-sama kesusastraan prosa baru.Perbedaan : a. Roman lebih panjang dari novel dan novel lebih panjang dari cerpen.

b. Roman menceritakan seluruh kehidupan dari kecil sampai mati, novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang merubah nasib pelaku, dan cerpen hanya menceritakan kejadian khusus dalam kehidupan yang luas.

c. Roman dan novel terdiri dari beberapa alur sedangkan cerpen hanya satu alur.

- 24 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 25: Buku Eyd Lengkap

3.5.4 Perbedaan antara Novel dan Hikayat

a. Novel merupakan bentuk kesusastraan baru sedangkan hikayat bentuk kesusastraan lama.

b.Novel lebih pendek daripada roman sedangkan hikayat sama dengan roman.c. Novel menceritakan kehidupan masyarakat sedangkan hikayat

menceritakan kehidupan raja-raja atau dewa-dewa.d.Novel dihiasi ilustrasi kehidupan yang realistis sedangkan hikayat dihiasi

dongeng yang serba indah dan fantastis.

3.6Aliran dalam Sastra

Pengungkapan pikiran dan perasaan yang mendasari pengarang dalam membuat cipta sastra berbeda-beda. Terdapat dua paham besar dalam cara pengungkapan karya sastra, yaitu realisme dan ekspresionisme.

Realisme adalah aliran dalam sastra yang mengungkapkan realitas kehidupan secara nyata, dalam arti bahwa pengarang tidak menyertakan emosinya dalam mengungkapkan realitas tersebut.

Impresionisme adalah aliran dalam sastra yang menonjolkan impresio (kesan) yang dialami pengarang akan sesuatu yang pernah dilihat atau didengarnya.

Naturalisme adalah bagian dari realisme dan sekaligus merupakan reaksi atas adanya aliran realisme. Realisme cenderung menampilkan realitas kehidupan yang baik-baik saja, sedangkan naturalisme lebih berani melihat realitas kehidupan dari segala sisinya, baik dari sisi yang indah maupun dari sisi yang menjijikkan dan buruk. Dalam perkembangan selanjutnya, naturalisme lebih banyak menyoroti realitas kehidupan dari sisi buruknya.

Determinisme melukiskan paksaan nasib seperti kesengsaraan dan penderitaan dan lainnya, yang timbul karena keadaan masyarakat sekitarnya.

Ekspresionisme adalah aliran yang melukiskan pencurahan jiwa yang bergejolak dalam jiwa pengarang. Dalam aliran ini unsur subyektivitas sangat menonjol.

Psikologisme adalah aliran yang lebih cenderung kepada pengungkapan segi-segi kejiwaan. Sastrawan yang menganut psikologisme lebih banyak menampilkan segi-segi kejiwaan yang mendasari perilaku tokoh-tokoh dalam karyanya. Karya sastra yang mengandung psikologisme akan memberikan kekayaan pengalaman batin bagi pembaca. Karya seperti itu biasanya dihasilkan oleh sastrawan yang memiliki pengalaman batin yang matang dan juga memiliki pengetahuan teori ilmu jiwa.

Simbolisme adalah aliran dalam sastra yang lebih banyak mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang. Aliran ini sudah lama dikenal dalam kesusastraan kita. Dongeng-dongeng dalam sastra lama, misalnya, menggunakan tokoh binatang sebagai simbol watak manusia.

Idealisme adalah aliran dalam sastra yang menekankan ide atau gagasan pengarang terhadap sesuatu yang baik dan dicita-citakan.

- 25 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

REALISME

EKSPRESIONIS

Page 26: Buku Eyd Lengkap

Romantisme adalah aliran dalam sastra yang menonjolkan keharuan rasa dengan menggunakan bahasa yang berbunga-bunga penuh angan.

BEBERAPA ANGKATAN DAN KARYANYA

a. Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka atau Angkatan 20-an dikenal dengan nama Angkatan Siti Nurbaya, sebab pada masa ini terbit sebuah roman yang sangat terkenal berjudul Siti Nurbaya (terbit pada tahun 1922) buah karya Marah Rusli.

Sebenarnya nama Balai Pustaka pada mulanya adalah nama sebuah badan penerbit yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Penerbit ini terutama menerbitkan buku-buku bacaan untuk sekolah bumiputra. Di samping menerbitkan buku-buku pelajaran, Balai pustaka juga menerbitkan karya-karya sastra berbentuk roman.

Roman yang pertama diterbitkan Balai Pustaka adalah Azab dan Sengsara Seorang Anak Gadis (terbit pada tahun 1920) buah karya Merari Siregar.

Karena Balai Pustaka banyak menerbitkan buku-buku sastra, nama Balai Pustaka kemudian dikenal sebagai nama Angkatan Sastra pada tahun 20-an. Selain kedua roman yang disebut di atas, Balai Pustaka menerbitkan banyak sekali roman-roman yang cukup terkenal pada zamannya. Beberapa di antaranya adalah seperti yang tersebut berikut ini.

01. Salah Asuhan karya Abdul Muis 02. Pertemuan Jodoh karya Abdul Muis03. Surapati karya Abdul Muis 04. Robert Anak Surapati karya Abdul Muis05. Darah Muda karya Adi Negoro06. Percobaan Setia karya Suman Hs07. Kasih Tak Terlerai karya Suman Hs08. Cinta Membawa Maut karya Nur Sutan Iskandar 09. Salah Pilih Gadis Bali karya Nur Sutan Iskandar10. Cinta dan Keajaiban karya Nur Sutan Iskandar11. Sukreni Gadis Bali karya I Gusti Nyoman Panji Tisna12. I Swasta Setahun di

Bedahulukarya I Gusti Nyoman Panji Tisna

13. Kehilangan Mestika karya Hamidah 14. Adang Teruna karya Sutomo Jauhar Arifin15. Muda Teruna karya Muhammad Kasim16. “Teman Duduk” karya Muhammad Kasim

Pada umumnya roman-roman Balai Pustaka bercorak romantisme-sentimental dan bertemakan persoalan adat seperti kawin paksa dan lain sebagainya.

b. Angkatan Pujangga Baru

Pada tahun 1933, terbit sebuah majalah sastra yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, dan Amir Hamzah, yakni majalah Poedjangga Baroe. Para pengasuh majalah ini adalah budayawan yang menaruh perhatian besar terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Oleh karena itu, majalah Poedjangga Baroe yang diasuhnya merupakan wahana yang tepat untuk menyalurkan kreativitas mereka dan menampung karya-karya sastra pada sastrawan pada zamannya. Nama

- 26 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 27: Buku Eyd Lengkap

Pujangga baru selanjutnya lebih dikenal sebagai nama Angkatan Sastra pada tahun 30-an.

Di samping karya sastra berbentuk roman, Angkatan Pujangga Baru banyak pula menghasilkan karya sastra berbentuk drama, karya-karya tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

01. Layar Terkembang karya S.T. Alisyahbana02. Dian yang Tak Kunjung Padam karya S.T. Alisyahbana03. Anak Perawan di Sarang Penyamun karya S.T. Alisyahbana04. Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka05. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Hamka06. Bebasari (drama) karya Rustam Effendi07. Kertajaya (drama) karya Sanusi Pane08. Manusia Baru (drama) karya Sanusi Pane09. Puspa Mega (kumpulan sajak) karya Sanusi Pane10. Madah Kelana (kumpulan sajak) karya Sanusi Pane11. Lukisan Manusia (drama) karya Amirjn Pane12. Ratna (drama) karya Amirjn Pane13. Lenggang Kencana (drama) karya Amirjn Pane14. Ken Arok dan Ken Dedes (drama) karya Muhammad Yamin15. Diponegoro karya Muhammad Yamin16. Tanah Air (kumpulan sajak) karya Muhammad Yamin17. Dalam Lingungan Kawat Berduri karya Asmara Hadi18. Rindu Dendam (kumpulan sajak) karya J.E. Tatengkeng19. Buah Rindu (kumpulan sajak) karya Amir Hamzah20. Nyanyian Sunyi (kumpulan sajak

terjemahan)karya Amir Hamzah

21. Setanggi Timur karya Amir Hamzah

c. Angkatan ’45

Nama ‘Angkatan ‘45” ini berasal dari tulisan Rosihan Anwar lalu menjadi populer karena sering dipakai juga oleh para pengamat sastra, seperti H.B. Jassin. Angkatan ’45 sering disebut juga sebagai “Angkatan Pendobrak” maksudnya adalah mendobrak tradisi sastra sebelumnya. Jika karya-karya Balai Pustaka dan Pujangga Baru bercorak Romantis, karya-karya Angkatan ’45 bercorak realistis. Jika karya-karya Angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru bertemakan masalah adat, karya-karya Angkatan ’45 lebih banyak bertemakan patriotisme, revolusi, dan perlawanan terhadap penjajah.

01. Kejahatan Membalas Dendam (drama) karya Idrus02. Corat-coret di Bawah Tanah (drama) karya Idrus03. Kota Harmoni karya Idrus04. Sedih dan Gembira (kumpulan drama) karya Usmar Ismail05. Kita Berjuang (puisi) karya Usmar Ismail06. Cahaya Merdeka (puisi) karya Usmar Ismail07. Kertajaya (drama) karya Usmar Ismail08. Taufan di Atas Asia (kumpulan drama) karya El Hakim09. Intelek Istimewa karya El Hakim10. Deru Campur Debu (kumpulan puisi) karya Chairil Anwar11. Kerikil Tajam (kumpulan puisi) karya Chairil Anwar12. Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi) karya Chairil Anwar, Asrul Sani dan

- 27 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 28: Buku Eyd Lengkap

Rivai Apin13. Melaut Benciku (puisi) karya Amal Hamzah14. Pembebasan Pertama (puisi) karya Amal Hamzah15. Radio Masyarakat Karya Rosihan Anwar16. Tanah Air (kumpulan sajak) Karya Mochtar Lubis 17. Tiada Hari Esok karya Mochtar Lubis 18. Atheis (roman) karya Achdiat Karta Mihardja19. Keretakan dan Ketegangan (kumpulan cerpen dan drama) 20. Bentrokan dalam Asrama (drama) karya Achdiat Karta Miharja 21. Kesan dan Kenangan (kumpulan cerpen) karya Achdiat Karta Miharja22. Yang terhempas dan yang Terkandas

(kumpulan cerpen)karya Rusman Sutiasumarga

23. Wajah yang Berubah (kumpulan cerpen) karya Trisno Sumardjo 24. Kata hati dan Perbuatan (kumpulan sajak) karya Trisno Sumardjo25. Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen) karya A.A. Navis26. Bianglala (kumpulan cerpen) karya A.A. Navis27. Kemarau (roman) karya A.A. Navis28. Laki-laki dan Mesiu (kumpulan Cerpen) karya Trisno Yuwono29. Pagar Kawat Berduri (roman) karya Trisno Yuwono30. Kisah-kisah Revolusi karya Trisno Yuwono31. Daerah Tak Bertuan (roman) karya Toha Mochtar32. Pulang (roman) karya Toha Mochtar33. Kejantanan di Sumbing (kumpulan cerpen) karya Subagio Sastrowardoyo34. Simphoni (kumpulan Puisi) karya Subagio Sastrowardoyo

d. Angkatan ’66

Angkatan ini muncul sejalan dengan adanya perubahan sosial dan politik yang besar yang terjadi dalam kehidupan bangsa dan negara kita, yakni tampilnya Orde Baru menggantikan Orde Lama.

Karya Sastra berbentuk puisi yang tercipta pada masa ini pada umumnya bertema protes sosial dan politik. Sedangkan, karya sastra berbentuk prosa lebih banyak mengambil tema tentang masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum.

Di bawah ini adalah karya sastra yang ditulis oleh sastrawan kita yang menurut kebanyakan buku pelajaran Bahasa Indonesia tergolong sastrawan Angktan ’66.

01. Dua Dunia (kumpulan cerpen) karya Nh. Dini02. Hati yang Damai (novel) karya Nh. Dini03. Namaku Hiroko (novel) karya Nh. Dini04. Pada Sebuah Kapal (novel) karya Nh. Dini05. La Barka (novel) karya Nh. Dini06. Petang di Taman (kumpulan drama) karya Iwan Simatupang07. Kertajaya (drama) karya Iwan Simatupang08. Kering (novel) karya Iwan Simatupang 09. Merahnya Merah (novel) karya Iwan Simatupang10. Dia Musuh Keluarga (novel) karya Motinggo Boesje11. Bibi Marsiti (novel) karya Motinggo Boesje

- 28 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 29: Buku Eyd Lengkap

12. Tante Maryati (novel) karya Motinggo Boesje13. Sri Ayati (novel) karya Motinggo Boesje14. Cross Mama (novel) karya Motinggo Boesje15. Neraka Lampu Biru (novel) karya Motinggo Boesje16. Tanah Kesayangan (novel) karya Bokor Hutasuhut17. Kleopatra dalam Konperensi Perdamaian

(novel)karya Ali Audah

18. Perjalanan ke Akhira (novel) karya Djamil Suherman19. Ia sudah Bertualang (kumpulan cerpen) karya W.S. Redra20. Balada Orang-orang Tercinta (kumpulan

puisi)karya W.S. Redra

21. Oedipus Sang Raja (drama terjemahan) karya W.S. Redra22. Kereta Kencana (drama terjemahan) karya W.S. Redra23. Royan Revolusi (roman) karya Ramadhan K.H. 24. Priangan Si Jelita (kumpulan puisi) karya Ramadhan K.H.25. Cahaya di Mata Emi (roman) karya Kirdjomuljo26. Di saat Rambutnya Terurai (roman) karya Kirdjomuljo27. Domba-domba Revolusi (drama) karya B. Soelarto28. Sang Ayah (Roman) karya Bur Rasuanto29. Mereka akan Bangkit (kumpulan cerpen) karya Bur Rasuanto30. Bumi yang Berpeluh (kumpulan cerpen) karya Bur Rasuanto31. Nyanyian Tanah Air (kumpulan puisi) karya Saini K.M.32. Duka-Mu Abadi (kumpulan puisi) karya Sapardi Djoko Darmono

- 29 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 30: Buku Eyd Lengkap

BAB IVSEMANTIK & ETIMOLOGI

I. SEMANTIK

1.1 Pengertian Semantik

Semantik adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari makna suatu satuan bahasa. Secara garis besar, semantik dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) semantik leksikal dan (2) semantik gramatikal.

1.2 Pengertian dan Macam-macam Makna

Makna adalah hubungan antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diawalinya.Adapun macam-macam makna adalah sebagai berikut:

(1) Makna leksikal yaitu makna kata sebagai satuan yang bebas. Makna ini dapat disejajarkan dengan makna denotatif.

(2) Makna gramatikal yaitu makna suatu satuan bahasa yang diperoleh melalui konteks gramatikal.

(3) Makna denotatif disebut juga makna sebenarnya atau makna luas, yaitu makna yang didasarkan pada penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau makna yang didasarkan atas konversi tertentu. Makna ini bersifat objektif. Contoh: kata bunga dalam kalimat Fatimah memetik bunga mawar.

(4) Makna konotatif disebut juga makna kias, makna subjektif, atau makna sampingan, yaitu makna yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada pemakai bahasa. Contoh: kata bunga dalam kalimat Fatimah adalah bunga desa yang sedang mekar.

(5) Makna idiomatik yaitu makna yang timbul atas kelompok kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri dari makna kata-kata yang menjadi unsur kelompok kata tersebut. Makna ini bersifat kias. Contoh: kambing hitam, kelompok kata ini bermakna, ‘penyebab kerusuhan atau kekacauan’. Dalam hal ini penyebab kerusuhan yang dimaksud bukanlah kambing dan tidak pula hitam.

1.3 Perubahan Makna

Makna sebuah kata dapat berubah oleh beberapa sebab, antara lain perubahan lingkup cakupan makna, perubahan nilai rasa, dan pergeseran makna. Perubahan makna kata yang sering terjadi dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

(1) Penyempitan yaitu perubahan cakupan makna yang semula luas menjadi sempit. Contoh: madrasah, ustad, sarjana, pala, sastra, pendeta, lafal, dan ulama.Keterangan:Kata madrasah (dari bahasa Arab: Madrosatun) yang berarti ‘sekolah’ (umum) dalam bahasa Indonesia diartikan ‘sekolah Islam’ (khusus)

(2) Perluasan yaitu perubahan cakupan makna yang semula sempit menjadi luas.Contoh: saudara, ibu, bapak, belajar, dan kereta api.Keterangan:Kata ibu semula hanya diartikan ‘wanita yang melahirkan (diri kita sebagai anaknya)’ sekarang diartikkan juga ‘orang yang dihormati atau dituakan’ seperti dalam konteks ibu guru, ibu lurah, dan ibu negara.

(3) Ameliorasi yaitu perubahan nilai rasa pada suatu kata yang semula dianggap kurang baik atau biasa saja, sekarang menjadi baik atau lebih baik.

- 30 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 31: Buku Eyd Lengkap

Contoh: wanita, istri, kakak, putra, dan lain-lain.

(4) Peyorasi yaitu perubahan nilai rasa pada suatu kata yang semula baik, sekarang menjadi kurang baik. Contoh: perempuan, bini, abang, eksekusi, dan lain-lain.

(5) Asosiasi yaitu perubahan makna kata karena persamaan sifat atau karena adanya tautan pikiran yang menghubungkan suatu hal dengan hal lain yang dianggap berkaitan.Contoh: amplop, tukang catut, mencukur dalam susunan kalimat berikut ini:- Beri saja amplop supaya urusanmu lekas dia bereskaan.- Semenjak terkena PHK, dia menjadi tukang catut di loket Stasium Gambir.- Rudi berhasil mencukur Badu dengan skor 15 : 0 dalam pertandingan

bulutangkis semalam

(6) Sinestesia yaitu perubahan makna kata karena adanya pertukaran tanggapan antara dua buah indera.Contoh: pedas, manis, pahit, kasar, tajam dalam susunan kata-katanya pedas,

senyumnya manis, pengalaman pahit, tingkah lakunya kasar, dan sorot matanya tajam.

1.4 Tata Hubungan Makna

Dalam suatu bahasa, antara kata yang satu dengan yang lain dimungkinkan terjadi hubungan makna. Hubungan tersebut secara teratur dapat dikelompokkan atas beberapa macam berdasarkan sifat-sifat tertentu. Hal yang demikian disebut tata hubungan makna. Tata hubungan makna meliputi hal-hal berikut.

1.4.1 Antonimi

Antonimi (perlawanan makna) adalah hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain yang ditinjau dari segi makna dianggap berlawanan. Kata-kata yang berlawanan makna itu, masing-masing disebut dengan istilah antonim atau lawan kata.

Berdasarkan sifatnya, antonim dibedakan atas dua macam yaitu:

(1) Antonim mutlak hubungan antara dua kata yang saling menegasikan.Contoh: kata hidup antonim dari kata mati. Kedua kata tersebut saling menegasikan (tidak hidup = mati; tidak mati = hidup)

(2) Antonim relatif hubungan antara dua kata yang dalam kaitannya dengan objek (pokok pembicaraan) tertentu dianggap berlawanan makna.Contoh: kata panjang berantonim secara relatif dengan kata pendek. Demikian pula kata tua dan muda; mahal dan murah; besar dan kecil.

Catatan:Semua kata yang dapat dibatasi (didampingi) dengan kata-kata agak, lebih, kurang, sangat, terlalu, dan sekali adalah kata-kata yang mempunyai antonim yang bersifat relatif.

1.4.2 Sinonimi

- 31 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 32: Buku Eyd Lengkap

Sinonimi (persamaan makna kata) adalah hubungan antara dua kata atau lebih yang dianggap mempunyai kesamaan makna.

Kata-kata mempunyai kesamaan makna satu dengan yang lainnya itu, masing-masing disebut dengan istilah sinonim atau padan kata.Contoh: kata baik bersinonim dengan kata bagus; kata betul bersinonim dengan kata benar.

1.4.3 Hiponimi

Hiponimi adalah hubungan membawahkan antara kata umum terhadap kata khusus. Kata umum (superordinat) adalah kata yang mempunyai cukupan makna luas, mencakupi makna beberapa kata khusus. Kata khusus (hiponim) adalah kata yang mempunyai cakupan makna sempit, hanya mangacu kepada satu hal tertentu. Contoh: kata bunga sebagai superordinat mempunyai beberapa hiponim, antara lain: anggrek, mawar, melati, dan kenanga.

1.4.4 Polisemi

Polisemi (banyak makna), istilah ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa satu kata dapat memiliki banyak arti. Arti-arti yang dimiliki oleh kata yang berpolisemi itu satu sama lain dapat dihubungkan.

Contoh:

1.5 Pertalian Bentuk Kata

Istilah bentuk dalam hal ini kepada tulisan dan ucapan suatu kata. Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari seringkali dijumpai adanya kata-kata yang ditinjau dari segi

- 32 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

bunga bunga

mawarmawar melatimelatikenangakenangaanggrekanggrek

(superordinat)

hiponimi

(hiponim)

bulan

Nama benda langit yang menjadi satelit bumi

Satuan waktu yang lamanya 30 hari

asam

Jenis rasa

Nama suatu jenis pohon

kepala Organ tubuh teratas dan terpenting

Bagian depan

Pemimpin

Page 33: Buku Eyd Lengkap

ucapan dan tulisan menunjukkan adanya kesamaan. Berdasarkan macam-macam kesamaanya, pertalian bentuk kata dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut

1.5.1 Homonim

Homonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang menunjukkan adanya kesamaan tulisan dan ucapan,Contoh: beruang 1 (kata dasar)

‘nama bitanang’

beruang 2 (ber + uang)‘mempunyai uang’

beruang 3 (ber + ruang)‘mempunyai ruang’

Contoh tersebut memperlihatkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada tiga kata beruang yang berhomonim, ditulis dengan huruf yang sama dan dan diucapkan dengan bunyi yang sama.

Selain kata beruang dalam bahasa Indonesia masih banyak lagi kata yang berhomonim, antara lain kopi, genting, buku, kali, lagi, daki, dan papa.

1.5.2 Homofon

Homofon adalah pertalian dua kata atau lebih yang menunjukkan adanya kesamaan ucapan (bunyi).Contoh: Bank dan bang

Tank dan tangSanksi dan sangsi

1.5.3 Homograf

Homograf adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang menunjukkan adanya kesamaan tulisan (huruf).Contoh: serang (serbu) dan serang (nama tempat)

teras (inti) dan teras (beranda)mental (melejit) dan mental (jiwa)

Pertalian bentuk kata seperti telah diuraikan di atas tidak menunjukkan adanya pertalian makna. Untuk sederhananya, perhatikan diagram berikut ini.

Istilah Tulisan Ucapan MaknaHomonim sama sama bedaHomograf sama beda bedaHomofon beda sama beda

- 33 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 34: Buku Eyd Lengkap

II. ETIMOLOGI

2.1 Pengertian Etimologi

Etimologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari asal-usul kata. Pengertian ini menyiratkan bahwa kata mempunyai sejarah. Dalam perjalanan sejarahnya, kata dapat mengalami perubahan bentuk, baik tulisan ataupun ucapannya dapat berubah. Kata dapat pula mengalami perubahan arti.

Dalam bahasa Indonesia terdapat kata sejarah yang diserap dari bahasa Arab sajarotun. Kata sajarotun berarti ‘pohon’. Kata itu kemudian dipakai secara kias dengan makna ‘silsilah’. Bagaimana pengertian sejarah saat ini?

Bab ini tidak akan membahas perkembangan arti kata, tetapi hanya akan mengemukakan perubahan bentuk-bentuk kata atau gejala-gajala yang tampak pada perubahan kata yang lazim disebut dengan istilah gejala bahasa.

Ada beberapa gejala bahasa yang tampak pada pembendaharaan kata bahasa Indonesia. Di antaranya adalah sebagai berikut.

2.2 Adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian bentuk kaidah fonologi atau morfologi. Adaptasi berdasarkan kaidah fonologi disebut adapatasi fonologis, sedangkan adaptasi berdasarkan kaidah morfologi disebut adaptasi morfologis.

Contoh adaptasi fonologis:pajeg (Jawa) menjadi pajakvoorloper (Belanda) menjadi peloporvoorschot (Belanda) menjadi persekotunit unit (Inggris) menjadi unitteam (Inggris) menjadi tim coup de etat (Perancis) menjadi kudeta

Contoh adaptasi morfologis:pratama (Sangsekerta) menjadi pertamapost card (Inggris) menjadi kartu pos

2.3 Analogi

Analogi adalah pembentukan kata berdasarkan contoh yang telah ada. Dalam bahasa Indonesia ada kata dewa (maskulin) dan dewi (feminin). Mengacu kepada contoh dewa dan dewi, kata putra, siswa, pemuda dianggap sebagai maskulin, dan untuk menyatakan feminin dibentuk kata putri, siswi, dan pemudi.

Berdasarkan kata pramugari yang bermakna ‘pelayan’ dengan konotasi positif, dibentuk kata pramuniaga, pramuwisma, pramusiwi, dan pramusaji.

2.4 Anaptiksis

Anaptiksis adalah perubahan ucapan kata dengan penyisipan bunyi vokal (e) pepet untuk melancarkan ucapan.

- 34 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 35: Buku Eyd Lengkap

Contoh: putra puteranegri negeriksatria kesatria

2.5 Asimilasi

Asimilasi adalah proses perubahan bentuk kata karena dua fonem berbeda disamakan atau dijadikan hampir sama. Berdasarkan tempat fonem yang diasimilasikan, asimilasi dibedakan atas asimilasi progresif dan asimilasi regresif. Berdasarkan sifat penyamaannya, asimilasi dibedakan atas asimilasi total dan asimilasi parsial.

Contoh asimilasi progresif:colnis collis (latin: ‘bukit’)

Contoh asimilasi regresif:in-moral immoraladsimilatio asimilasial-salam asalam

Contoh similasi total :al-salam asalamin-relevan irelevan

Contoh asimilasi parsial:in-port imporin-provisasi improvisi

2.6 Disimilasi

Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena dua fonem yang sama dijadikan tidak sama. Disimilasi merupakan kebalikan dari asimilasi.

Contoh:saj jana sarjanasayur-sayur sayur-mayurlauk-lauk lauk-pauk

2.7 Diftongisasi

Diftongisasi adalah perubahan bentuk kata karena perubahan vokal tunggal (monoftong) menjadi vokal rangkap (diftong).

Contoh:anggota anggutasentosa sentausapande pandaicuke cukai

2.8 Monoftongisasi

Monoftongisasi adalah perubahan bentuk kata karena perubahan vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong).

Contoh:pulau pulo

- 35 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 36: Buku Eyd Lengkap

autonomi otonomiautobiografi otobiografilantai lantesantai sante

2.9 Sandi (Persandian)

Sandi atau persadian adalah perubahan bentuk kata yang terjadi karena peleburan dua buah vokal yang berdampingan, dengan akibat terjadi pengurangan dua buah suku kata. Jumlah suku dalam kata menjadi berkurang satu.

Contoh:keratuan keratonburuan burondurian durensajian sajen

Perhatikan jumlah suku kata!ke – ra – tu – an ke – ra – ton1 2 3 4 1 2 3sa – ji – an sa – jen

1 2 3 1 2

2.10 Metatesis

Metatesis adalah pertukaran letak fonem dalam suatu kata tanpa menyebabkan perubahan makna dasar kata tersebut.

Contoh:lajur jalur serap resaproyal lontar sapu usappadma podam palsu sulap

Catatan: Kata rontal terbentuk dari ron ‘daun’ dan tal ‘sejenis pohon palma’. Daun tersebut dimanfaatkan sebagai tempat menuliskan teks tembang dan karya sastra oleh para pujangga zaman dahulu.

Kata padma berarti ‘bunga teratai’. Kata tersebut biasa dikaitkan dengan kata merah menjadi merah padam ‘yang berarti seperti bunga teratai merah’. Contoh kalimat: mukanya merah padam karena amarah.

2.11 Protesis

Protesis adalah penambahan sebuah fonem pada awal sebuah kata. Protesis lebih sering terjadi pada kata monosilabis (bersuku tunggal).Contoh:lang elang smaraserap asmarampu empu stri istrimas emas sa esaatus ratus eram peram

2.12 Epentesis (Mesogoge)

- 36 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 37: Buku Eyd Lengkap

Epentesis atau mesogoge adalah penambahan sebuah fonem atau lebih di tengah kata.Contohbhasa bahasa kapak kampakbhaya bahaya general jenderalakasa angkasaupama umpama

2.13 Paradog (Mesogoge)

Paragog adalah penambahan sebuah fonem di akhir sebuah kata.

Contoh:boek buku hulu bala hulubalangbank bangku conto contohdatu datuk bodo bodohpen pena pati patih

2.14 Aferesis

Aferesis adalah penanggalan atau penghilangan sebuah fonem atau lebih pada awal sebuah kata.

Contoh:upawasa puasa wujud ujudTetapi tapi adhyaksa jaksaempunya punya bapak pak

2.15 Sinkop

Sinkop adalah penanggalan atau penghilangan sebuah fonem atau lebih di tengah sebuah kata.

Contoh:niyata nyata pelihara piaralaghu lagu utpati upeti

2.16 Apokop

Apokop adalah penanggalan atau penghilangan sebuah fonem di akhir sebuah kata.

Contoh:pelangit pelangi riang riasikut siku anugraha anugrah

2.17 Haplologi

Haplologi adalah penanggalan atau penghilangan satu silabel (suku kata) di tengah kata.

Contoh:budidaya budayamahardika mardika (merdeka)

2.18 Kontraksi

Kontraksi adalah pemendekan atau penyingkatan frasa (kelompok kata) menjadi suatu kata baru.

- 37 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 38: Buku Eyd Lengkap

Contoh:tidak ada tiadakamu sekolah kaliankelam harian kelemarin kemarinSingkatan berbentuk akronim seperti samsat (sistem administrasi manunggal satu atap), rudal (peluru kendali), ampera (amanat penderitaan rakyat), dan waskat (pengawas melekat) dapat digolongkan sebagai gejala kontraksi

2.19 Onomatope

Onomatope adalah pembentukan kata berdasarkan tiruan bunyi.

Contoh: cicak desah dorketuk derum meongdesis debur

2.20 Kontaminasi

Kontaminasi atau kerancuan adalah perpaduan dua buah struktur yang tidak tepat. Kata yang terbentuk dengan kontaminasi adalah kata yang tidak tepat atau tidak baku.

Contoh:berulang-berulang dan berkali-kali berulang-kalimemperlebar dan melebarkan memperlebarkanmusna dan punah musnah

2.21 Hiperkorek

Hiperkorek adalah pembetulan bentuk kata yang sebenarnya sudah betul, sehingga hasilnya justru menjadi salah. Gejala hiperkorek muncul karena adanya kecenderungan gagah-gagahan dari pemakai bahasa, yakni adanya rasa ingin keren arau merasa paling tahu tentang bentuk kata yang benar.

Contoh:Sabtu saptuKhotbah khutbahSurga sorgadisahkan disyahkankewajiban kwajibanpasal fasalasas azasizin ijinpersen prosennasihat nasehatahli akhlu

- 38 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 39: Buku Eyd Lengkap

BAB VG A Y A B A H A S A

Gaya bahasa ialah pengungkapan perasaan atau pikiran dengan menggunakan pilihan kata dan bentuk tertentu, sedemikian rupa sehingga kesan dan efek yang ditimbulkan pada pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal dan seintensif mungkin.

Gaya bahasa dapat dibedakan atas:1. Gaya bahasa penegasan2. Gaya bahasa perbandingan3. Gaya bahasa pertentangan4. Gaya bahasa sindiran

5.1 Gaya Bahasa Penegasan

5.1 InversiInversi adalah gaya bahasa yang diwujudkan dalam kalimat yang predikatnya terletak di depan subjek. Hal ini disengaja untuk memberikan ketegasan pada predikatnya.Contoh: Besar sekali rumahnya.

Tertawa ia setelah dibelikan baju baru.

5.2 RetorisRetoris adalah gaya bahasa yang diwujudkan dalam kalimat tanya tetapi sebenarnya tidak bertanya.Contoh: Inikah yang dinamakan kerja?

Itukah bukti janji yang engkau ucapkan?

5.3 Koreksio (Pembetulan)Koreksio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi (menggantikan kata yang dianggap salah), baik di sengaja atau tidak.Contoh: Dia baru saja makan, oh bukan, dia tidur.

Setelah acara ini selesai, silakan saudara-saudara pulang, eh maaf, silakan saudara-saudara mencicipi hidangan yang telah disediakan.

5.4 RepetisiRepetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang suatu kata berturut-turut dalam satu wacana.Contoh: Sekali merdeka, tetap merdeka!

5.5 ParalelismeParalelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.Paralelisme dibagi dua:a.Anafora, apabila kata yang diulang terdapat pada awal kalimat atau sanjak.

Contoh:sunyi itu dukasunyi itu kudussunyi itu lupasunyi itu lampus

b.Epifora, apabila kata yang diulang terdapat pada akhir kalimat atau di tengah kalimat. Contoh:

Oh ibuyang kurindu adalah kasihmuyang kudamba adalah kasihmuaku ingin selau bermanja dengan kasihmu

- 39 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 40: Buku Eyd Lengkap

5.6 EnumerasioEnumerasio adalah gaya bahasa penegasan yang menyebutkan beberapa hal yang saling berkaitan membentuk satu kesatuan, dan satu persatu dari tiap-tiap hal tersebut memperoleh tekanan sehingga tampak jelas.Contoh: Apakah yang engkau harapkan dari saya ini, saya orang miskin,

yang tidak disenangi orang kampung, yang tidak punya tempat tinggal.

5.7 KlimaksKlimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin tinggi tingkatannya.Contoh: Seratus? Jangankan seratus, seribu, sepuluh ribu, atau sejuta pun

akan saya berikan jika saya punya.Di dusun-dusun, di kota-kota, sampai ke ibu kota, hari proklamasi dirayakan dengan meriah.

5.8 Antiklimaks (Gaya menurun)Antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, yaitu gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin rendah tingkatannya.Contoh : Jangankan sejuta, seribu, seratus pun tak mau aku memberikan

uang itu kepadamu.

5.9 AsindentonAsindenton adalah gaya bahasa penegasan yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.Contoh: Buku tulis, buku bacaan majalah, koran, alat-alat kantor semua

dapat Anda beli di toko itu.

5.10 PolisindentonPolisindenton adalah kebalikan dari asindenton yaitu gaya bahasa penegasan yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.Contoh: Piring dan gelas serta sendok yang kotor harus segera dicuci.

5.11 PleonasmePleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu, karena makna kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkan.Contoh: Ia tidak ingin turun ke bawah.

5.12 Tautologi Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan beberapa

kata sinonim.Contoh: Kehendak, cita-cita, dan harapanmu itu akan tercapai jika kamu

mau berusaha keras.

5.13 ElipsisElipsis adalah gaya bahasa yang diwujudkan dalam kalimat elips (kalimat tak lengkap), yakni kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan karena dianggap sudah diketahui atau dimengerti oleh lawan bicaranya.Contoh: “Ali!”

maksudnya supaya Ali berhenti membuat keributan.“Saya khawatir, jangan-jangan dia … “ kata-katanya tidak diteruskan.

- 40 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 41: Buku Eyd Lengkap

5.14 InterupsiInterupsi adalah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan kata-kata atau frase yang disisipkan di antara kalimat pokok dan diapit tanda koma ( , ), dengan maksud untuk menjelaskan sesuatu dalam kalimat.Contoh: Saya, kalau bukan karena terpaksa, tak bertemu dengan dia lagi.

Dia, orang yang selama ini tidak kusenangi, tiba-tiba saja berubah sikap, amat baik dan sopan.

5.15 EkslamasioEkslamasio adalah gaya bahasa yang di dalamnya memakai kata seru. Kata seru seperti: wah, amboi, awas, aduh, astaga, oh.Contoh: Aduh, mana tahan!

Awas, ada anjing galak.

5.2 Gaya Bahasa Perbandingan

5.1 TropenTropen dalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang maknanya sejajar dengan pengertian yang dimaksudkan.Contoh: Bapak Presiden terbang ke Denpasar tadi pagi.

Ia menjual suaranya untuk membiayai uang kuliah.Seharian ia berkubur di dalam kamarnya.

5.2 SimbolikSimbolik adalah gaya bahasa kiasan yang membandingkan sesuatu dengan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang. Simbol itu bisa berupa (nama) benda, (nama) binatang atau (nama) tumbuh-tumbuhan dan arti simbol itu sudah diketahui oleh umum.Contoh: Hati-hatilah, dia itu buaya darat.

Hasan Al Bana, merpati dari Mesir itu, telah meninggal dunia.

5.3 AntonomasiaAntonomasia adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata tertentu untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata itu diambil dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang menonjol yang dimiliki oleh orang yang dimaksud; atau bisa juga gelar atau jabatan yang melekat pada orang tersebut.Contoh: Yang Mulia tidak dapat hadir pada acara itu.

5.4 AlusioAlusio adalah gaya bahasa perbandingan yang mempergunakan ungkapan-ungkapan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang.Contoh: Aku sudah tahu. Dan semuanya sudah jelas. Maka jangan lagi

berlagak seperti kura-kura dalam perahu.Yah, terpaksa, tidak ada rotan akar pun jadilah.

5.5 EufemismeEufemisme adalah gaya bahasa perbandingan yang menggunakan kata-kata atau ungkapan yang diperhalus agar tidak menyinggung perasaan orang. Ungkapan halus ini untuk menggantikan kata atau ungkapan yang mungkin dirasakan menghina atau menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan, yang dipantangkan/ditabukan.Contoh: Harga BBM akan disesuaikan lagi.

- 41 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 42: Buku Eyd Lengkap

Karena banyak masalah yang dipikirkannya, akhirnya ia menderita sakit ingatan.

5.6 LitotesLitotes adalah gaya bahasa perbandingan yang memperendah derajat sesuatu dari keadaan sebenarnya; atau yang menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari arti yang dimaksud untuk merendahkan diri.Contoh: Terimalah baju jelek ini sebagai kenang-kenangan. (baju bagus).

Jika ke Cipanas, singgahlah ke pondok saya. (sebuah villa yang indah).

Saya bekerja mencari sesuap nasi.

5.7 HiperbolaHiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal dari yang sesungguhnya.Contoh: Air matanya mengalir menganak sungai.

Hampir meledak dadaku menahan amarah.

5.8 Perifrasis (Prifrase)Perifrasis sebenarnya mirip dengan pleonasme, yaitu menggunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya, dalam perifrasis, kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.Contoh: Ia telah beristirahat dengan damai (meninggal)

Jawaban bagi permintaan Saudara adalah tidak! (permintaan ditolak).

5.9 Personifikasi atau PenginsananPersonifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati atau (barang-barang yang tidak bernyawa) seolah-olah memiliki sifat-sifat manusia; dapat berlaku, bertindak, berpikir, merasa, dan berbicara seperti manusia.Contoh: Angin malam membelai wajahnya yang ayu.

Bulan mengerling tanda setuju kepada dua insan yang tengah bahagia itu.

5.10 SinekdokheSinedokhe adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.

Gaya bahasa sinekdokhe dibagi dua yaitu:a. Pars pro toto ialah sebagian untuk seluruh.

Contoh: Setiap kepala dikenakan sumbangan Rp. 5,000,00.

b.Totem pro parte ialah seluruh untuk sebagian.Contoh: Indonesia mengalahkan Maladewa dengan kedudukan 10:0

dalam pertandingan bulutangkis semalam.

5.11 MetonimiaMetonimia adalah gaya bahasa penamaan terhadap suatu benda yang mempergunakan nama pabrik, merek dagang, nama penemu, nama jelas, dan lain-lain.Contoh: Kami pulang pergi naik kijang

Ibu meminum “Nyonya Meneer” setiap pagi.

5.12 AlegoriAlegori (perbandingan utuh) adalah sebuah gaya bahasa bercerita yang mengandung kiasan. Bentuk kiasan ini membandingkan manusia dengan gejala alam.

- 42 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 43: Buku Eyd Lengkap

Contoh: Hidup ini lautan. Kadang pasang naik, kadang pasang surut. Belum lagi badai topan melanda tanpa berita. Berhati-hatilah mengarungi lautan ini. (Hidup yang dijalani manusia begitu luas dan dalam bagai laut. Kadang hidup itu, manusia seketika berada di atas kadang di bawah. Semua ini masih ditambah gejolak prahara dalam kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, manusia harus benar berhati-hati dalam menjalani hidup ini).

5.13 MetaforaMetafora adalah gaya bahasa (sejenis analogi) yang membandingkan dua hal baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk yang singkat. Contoh: Buah hatinya telah pergi untuk selamanya.

Gelombang demonstrasi melanda Jakarta.

5.14 Simile (Asosiasi)Simile adalah gaya bahasa perbandingan eksplisit. Perbandingan eksplisit maksudnya langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Biasanya, simile menggunakan kata pembanding seperti bak, seperti, laksana, bagaikan, dan seterusnya agar lebih jelas.Contoh: Alisnya laksana semut beriring.

5.3 Gaya Bahasa Pertentangan

5.1 ParadoksParadoks adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung dua pernyataan yang membentuk satu kalimat, sehingga sepintas lalu tidak masuk akal.Contoh: Dia selalu merasa sepi di kantor yang ramai ini.

5.2 Antitesis Anititesis adalah gaya bahasa pertentangan yang menggunakan paduan kata-kata yang artinya bertentangan.Contoh: Suka duka, susah gembira akan kita hadapi berdua dengan penuh pengertian.

5.3 AnakronismeAnakronisme adalah gaya bahasa yang mengandung uraian atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu.Contoh: Candi Borobudur dirancang oleh nenek moyang kita dengan

menggunakan komputer.

5.4 Kontradiksio in terminisKontradiksio in terminis adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan atau pengecualian. Apa yang telah dikatakan disangkal lagi oleh upacan yang diucapkan kemudian.Contoh: Suasana sepi, hening sekali, tak ada seorang pun yang berbicara,

hanya jam dinding yang terus kedengaran berdetak-detak.

5.5 OkupasiOkupasi adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan dan penjelasan. Contoh: Udin sebenarnya anak yang cerdas, namun karena

kemalasannya, maka dia mendapat nilai paling rendah.

5.4 Gaya Bahasa Sindiran

5.1 IroniIroni adalah gaya bahasa sindiran yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlawanan dari apa yang diucapkan. Ironi adalah gaya sindiran yang paling halus.Contoh: Siang benar kamu pulang (siang benar maksudnya larut sekali)

- 43 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 44: Buku Eyd Lengkap

5.2 SinismeSinisme adalah gaya bahasa seperti ironi, tetapi lebih kasar.Contoh: Sungguh merdu suaramu, rasanya pecah anak telingaku mendengarnya.

Harum benar bau badanmu, tolong agak bergeser sedikit.

5.3 SarkasmeSarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata kasar (sindiran lebih tajam dari ironi dan sinisme). Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah.Contoh: Cih, muak aku melihat gayamu yang seperti seorang putri turun dari becak.

- 44 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 45: Buku Eyd Lengkap

BAB VIEJAAN YANG DISEMPURNAKAN

I. PEMAKAIAN HURUF1. Abjad (Urutan Huruf)

Dalam bahasa Indonesia abjad yang digunakan terdiri atas huruf sebagaimana tersebut di bawah ini. Nama setiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A aB bC cD dE eF fG gH hI i

a becedeeefgehai

J jK kL l

M mN nO oP pQ qR r

jekael

emeno

pekier

S sT tU u V vW wX xY yZ z

esteufeweeksyezet

2. Vokal (Huruf Hidup)Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o dan u.

HurufContoh Pemakaian dalam Kata

di depan di tengah di belakangae

iou

ayamelok

emasingkarolaholeh

usang

pakupeta

debathindarbotakbolehpulas

lukasore

metodekuncikuno

tempowaktu

Catatan : Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika kata menimbulkan keraguan.

Contoh: Anak-anak bermain di teras (téras)Peresmian monumen perjuangan itu dihadiri oleh pejabat teras

pemerintahan.

3. Diftong

HurufContoh Pemakaian dalam Kata

di depan di tengah di belakang

ai

au

oi

--

ausaula

-

--

saudarasaudagar

-

bantaidamaibeliau

kemarauamboi

Catatan: Diftong yang dieja, au, ai, dan oi dilafalkan sebagai bunyi vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran w atau y karena diftong bukanlah gabungan dua bunyi vokal. Istilah semi-vokal yang kadang-kadang dipakai untuk w dan y sudah menunjukkan bahwa keduanya bukan vokal. Bandingkan beda lafal au dan ai dalam kemarau dan menggulai (au dan ai di sini adalah diftong), dan dalam mau dan menggulai kopi (au dan ai di sini melambangkan deret bunyi vokal).

- 45 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 46: Buku Eyd Lengkap

4. Konsonan (Huruf Mati)

HurufContoh Pemakaian dalam Kata

di depan di tengah di belakang

bcdfghjk

khl

mnngnyp

q**rssytvw

x**yz

baguscalondekanfitnahgila

hematjalan

kawan-

khususlemahmalasnamangilunyatapanasQuranrabasaya

syarattampak

variawanitaxenonyakin

zaman

sabarguciadatkafan

dermagasaham

ajakcakap

rakyat*akhiriklan

kemahkendalaanginhanyaapa

Furqanjarakasli

isyaratmatalarvahawa

-kayu

takzim

jawab-

tekadmaafgudegsusah

-jiplak

bapak*tarikhkebaldiam

jantanpusing

-sedap

-bundarpedasarasycepat

-putaw

---

Catatan : * Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah. * *Khusus untuk nama dan kepentingan ilmu.

5. PersukuanDalam bahasa Indonesia setiap suku kata ditandai oleh sebuah vokal. Vokal dapat diikuti atau pun didahului oleh konsonan.

1. Bahasa Indonesia mengenal empat pola umum suku kata, yaitu:a. V i-nang, a-ku, ma-u, a-du, i-parb. VK in-duk, la-in, om-pong, om-bakc. KV ra-jut, ma-ju, a-bud. KVK ram-but, lam-bat, pan-tul, rim-bun, ma-kan

2. Di samping itu, bahasa Indonesia masih memiliki beberapa pola suku ka1a yang seperti berikut ini:a. KKV pra-ja, sas-tra, in-frab. KKVK blok, prak-tik, trak-tor, trak-tir, skan-dalc. VKK eks, ons, ohmd. KVKK teks, pers, kon-tekse. KKVKK kom-pleks, ga-nyangf. KKKV stra-ta, stra-te-gi, in-stru-meng. KKKVK struk-tur, in-struk-si

Keterangan: K = konsonanV = vokal

3. Cara pemisahan suku kata pada kata dasar adalah :

- 46 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 47: Buku Eyd Lengkap

a. Kalau di tengah kata ada dua vokal berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.Contoh: bu-at, ta-at, ni-an, sa-uh, bu-ah, ma-in.

b. Kalau di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.Contoh: su-kar, za-kat, sa-kit, a-nak, sa-rang karena ng, ny, dan kh

melambangkan satu konsonan, maka gabungan huruf-huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata dilakukan sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.

Contoh: nyo-nya sya-rat, ang-ka, akh-lak, sa-ngat.

c. Kalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua konsonan itu.Contoh: ban-dar, man-tan, man-di, ran-ting, lam-bat, lan-dai.

d. Kalau di tengah kata ada tiga konsonan, pemisahan tersebut di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dan huruf konsonan yang kedua.Contoh: in-fra, am-bruk, bang-krut, bong-krek, ang-klung

4. Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan.Contoh: ma-kan-an, mi-num-an, bel-a-jar, me-nya-bit, me-lak-sa-na-kan, per-gi-lah.

6. Nama DiriPenulisan nama gunung, laut, jalan, sungai dan sebagainya disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Begitu juga penulisan nama orang,badan hukum dan nama diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan, kecuali ada pertimbangan khusus misalnya Univ. Gadjah Mada.

II. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING

1. Huruf Kapital atau Huruf Besar

a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.Contoh: Anak-anak itu sedang belajar.

Mengapa harus terjadi?Matahari bersinar terang.Permohonan itu telah dikabulkan.

b. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.Contoh: Ayah bertanya, “Kapan kita pergi ke Filipina?”

“Kemarin aku naik kereta api,”katanya.Guru menasihatkan,”Belajarlah dengan rajin’’.

- 47 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 48: Buku Eyd Lengkap

c. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Contoh: Allah

Yang Maha EsaYang Maha PengasihQuranAlkitabWedaIslamKatolikKristenHinduBudhaTuhan selalu mengasihi semua hamba-Nya.Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

d. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.Contoh: Haji Abdul Kadir

Imam MalikiNabi IsmailSultan Ageng Tirtoyoso

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.Contoh: Tahun lalu dia pergi naik haji.

Dia diangkat menjadi sultan.

e. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.Contoh: Presiden Abudulrahman Wahid

Gubernur Basofi SudirmanPerdana Menteri NehruProfesor Adi Sucipto

Akan tetapi huruf kapital atau huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orangContoh: Siapakah perdana menteri yang baru dilantik?

Kolonel Sugondo baru dilantik menjadi brigadir jenderal.

f. Huruf kapital atau huruf besar dipapkai sebagai huruf pertama nama orang.Contoh: Dewi Sartika

Ali MahrufWage Rudolf SupratmanHusein Sastranegara

g. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.Contoh: bangsa Indonesia

suku Jawabahasa Inggris

Akan tetapi, perhatikan penulisan di bawah ini:mengindonesiakan kata-kata asingkebelanda-belandaankeinggris-inggrisan

- 48 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 49: Buku Eyd Lengkap

h. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya dan peristiwa sejarah.Contoh: Senin Galungan

Maret Perang SalibMaulid Perang CanduHijriah MasehiSaka Proklamasi KemerdekaanNatal LebaranWaisak Nyepi

i. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dari geografi.Contoh: Asia Tenggara Terusan Suez

Jakarta Tanjung HarapanSurabaya Teluk BenggalaDanau Toba Selat BaliGunung Kawi Laut JawaBukit Barisan Kali BrantasLampung Tengah Jazirah Arab

j. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen.Contoh: Universitas Terbuka

Kerajaan Arab SaudiDewan Perwakilan RakyatPiagam Perserikatan Bangsa-BangsaUndang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia

k. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, untuk dan yang yang tidak terletak pada posisi awal.Contoh: Layar Terkembang

Salah AsuhanDari Ave Maria ke Jalan Lain ke RomaPelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama

l. Huruf kapital atau huruf besar dipakai dalam singkatan nama, gelar, sapaan.Contoh: Tn. Tuan S.E. Sarjana Ekonomi

Ny. Nyonya S.H. Sarjana HukumNn. Nona S.S. Sarjana SastraSdr. SaudaraM.A.Master of ArtsProf. Profesordr. dokterIr. Insinyur Dr. Doktor

Catatan: Singkatan di atas selalu diikuti tanda titik.Selanjutnya lihat lampiran Penerbitan Gelar dan Sebutan yang berlaku mulai 9 Februari 1993.

- 49 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 50: Buku Eyd Lengkap

m. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, kakak dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.Contoh: Kapan Ibu berangkat?

Itu siapa, Pak?Besok Paman akan datang. (untuk dirinya)Mereka pergi ke rumah Pak Bupati.Kakak dan adik berkunjung ke rumah Ibu Muhammad.

Huruf kapital atau huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.Contoh: Semua guru mengikuti upacara.

Semua lurah dan camat hadir di pendapa kabupaten.Kita wajib menghormati ibu dan bapak kita.

2. Huruf MiringHuruf miring dalam cetakan digunakan untuk:a. Menulis judul buku, nama majalah dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

Contoh: surat kabar Jawa PosSutasoma karangan Mpu TantularMajalah Olahraga dan Kesehatan

b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata.Contoh: Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum.

Buatlah kalimat dengan berkacak pinggang.Huruf pertama kata benci adalah b.

c. Menulis kata nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuakan ejaannya.Contoh: Vox populi, vox Dei bermakna suara rakyat adalah suara Tuhan.

Penggunaan kata training centre sebaiknya diganti dengan kata pusat latihan.

Oryza sativa nama Latin tanaman padi.Ora et labora berarti berdoa dan bekerja.

Catatan: Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.

III. PENULISAN KATA1. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-satuan.Contoh: Kakak sedang makan nasi

Gedung bioskop itu penuh sesak.Buku ini buku lama.

2. Kata Turunana. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Contoh: mempermainkanmemperpanjangmemaafkanberjalanperjalanan

- 50 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 51: Buku Eyd Lengkap

b. Kalau bentuk dasarnya berupa gabunga kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.Contoh: memberitahukan

mempertanggungjawabkanmelipatgandakan

c. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.Contoh: Pancasila prasarana

swadaya prasyaratswalayan monoteismedwiwarna purnawirawanmahasiswa saptakridapoligami dasawarsatunagrahita pascasarjana

Catatan:(1) Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf

kapital, antara unsur itu dituliskan tanda hubung (–).Contoh: pan-Afrikanisme

non-Israel

(2) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai kecuali jika diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar.Contoh: Di dalam menjalankan pemerintahannya Sultan

Agen Tirtoyoso dikenal raja yang “mahabijaksana”.Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua.Tuhan Maha Mengetahui segalanya.

Catatan:Menurut EyD tahun 1980-an, Mahaesa ditulis serangkai, tetapi menurut EyD 1993 ditulis terpisah Maha Esa.Karena maha merupakan bentuk terikat, maka gabungan itu seyogyanya tetap ditulis serangkai dengan menggunakan tanda hubung:

Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha-Esa melindungi kita.Tuhan Maha-Mengetahui segalanya. Sedangkan kata-kata dengan bentuk terikat maha- yang lain yang diikuti kata dasar ditulis serangkai.Contoh: mahabesar, mahakuasa, mahasuci, mahaguru, mahasiswa dll.

3. Kata UlangBentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.Contoh : kata-kata mata-mata

biri-biri lalu-lalanggerak-gerik sayur-mayurhuru-hara tunggang-langgangkupu-kupu tukar-menukarlauk-pauk undang-undanglayang-layang sia-siamodar-mandir terus-menerus

4. Gabungan Kataa. Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk istilah

khusus, bagian-bagiannya umum ditulis terpisah.Contoh: konsul jenderal orang tua

- 51 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 52: Buku Eyd Lengkap

kambing hitam simpang limakursi roda rumah sakitmeja tulis kolam renangmata pelajaran rumah tangga

b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.Contoh: anak-istri saya ampere-meter

alat pandang-dengardua-sendiibu-bapak kami buku sejarah-baruwatt-jam mesin-hitung tangan

c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.Contoh: apalagi sentimeter

bagaimana manakalabarangkali mataharibilamana peribahasabumiputra padahaldaripada paramasastradukacita radioaktifdarmawisata syahbandarhalabihalal hulubalangkacamata olahraga

5. Kata DepanKata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.Contoh: Murid duduk di bangku.

Bapak pergi di bangku.Pama datang dari Medan.

6. Kata si dan sangKata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Contoh: Surat itu dikirim oleh si pengirim dengan alamat yang jelas.

Si Kumbang adalah harimau yang lincah.Monyet itu marah sekali pada sang Kancil.

7. Kata ganti ku, kau, mu dan nyaKata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Contoh: Apa yang kumiliki dapat kauminta sekarang.

Bajuku, bajumu dan bajunya tersimpan di lemari.

8. Partikela. Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.Contoh: Marilah kita pergi bersama-sama.

Siapakah yang menang dalam pertandingan kemarin?Siapakah gerangan dia?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Contoh: Apa pun yang dimitanya akan saya berikan.

Dia pun mengetahui persoalan itu.Kapal-kapal yang yang besar pun dapat berlayar di sungai itu.

- 52 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 53: Buku Eyd Lengkap

Kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap terpadu benar, ditulis serangkai: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sugguhpun.Contoh: Adapun asal usulnya tidak diketahui.

Meskipun kaya, dia masih baik dengan sesama manusia.Baik para mahasiswa maupun para mahasiswi ikut

berdemontrasi.Meskipun dia pandai, dia tak mau menyombongkan diri.

c. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘setiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.Contoh: Harga minyak tanah itu Rp 350,00 per liter.

Mereka dipersilahkan masuk satu per satu.Pegawai negeri akan mendapatkan kenaikan gaji per 1 April.

9. Angka dan Lambang Bilangana. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam

tulisan lazim digunakan angka Adam dan angka Romawi dalam pasal-pasal berikut ini:Contoh: angka Arab : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C(100), D(500), M (1.000), (5.000), (1.000.000)

b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat dan isi, satuan waktu dan nilai uang.Contoh: 5 meter persegi 500 dolar Amerika

15 kilogram 50 yen8 liter tahun 1945pukul 08.00 Rp3.000,0025 paun (pound) Inggris 1500 rupiah

c. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada alamat.Contoh: Jalan Raya Margorejo Indah A 203 A

Hotel Ramayana Kamar 20

d. Angka digunakan juga untuk menomori karangan dan bagiannya.Contoh: Bab V, Pasal 3, halaman 121

Surat Al-Baqarah : 28

e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:1. Bilangan utuh

Contoh: 11 sebelas23 dua puluh tiga183 seratus delapan puluh tiga

2. Bilangan pecahan

Contoh: setengah seperempat

dua pertiga 1% satu persen

2,4 dua empat persepuluh

f. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut:Contoh: bab II bab ke-2

bab kedua abad XXIabad ke-21 abad kedua puluh satutingkat I tingkat ke-1

- 53 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 54: Buku Eyd Lengkap

tingkat kesatu

g. Penulisan bilangan yang dapat akhiran-an mengikuti cara yang berikut:Contoh: tahun 30-an atau tahun tiga puluhan

uang 2000-an atau uang dua ribuantiga uang 1000-an atau tiga uang seribuan

h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam rincian dan pemaparan.Contoh: Ita menonton film itu sampai tiga kali.

Diantara 100 anggota yang hadir, 75 orang memberikan suara setuju, 20 suara tidak setuju dan 5 suara blangko. Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum berjumlah 30 bus, 79 helicak dan 115 bemo.

i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat.Contoh: Tiga puluh orang tewas dalam kecelakaan itu.Bukan: 30 orang tewas dalam kecelakaan itu.

j. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.Contoh: Perusahaan itu baru saja mendapat kredit 500 juta rupiah.

k. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.Contoh: Kantor kami mempunyai lima puluh orang pegawaiBukan: Kantor kami mempunyai 50 (lima puluh) orang pegawai.

l. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.Contoh: Bersama ini kami kirimkan uang sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)

Bersama ini kami kirimkan 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

IV. TANDA BACA1. Tanda Titik

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.Contoh: Kusnan pergi ke Jakarta.

Biarlah mereka pergi.Budi menanyakan kapan adiknya datang.

b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.Contoh: A.M. Sangaji

Muh. Yamin

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.Contoh: Ir. Insinyur

Dr. DoktorKep. KepalaKol. KolonelSdr. SaudaraS.H. Sarjana HukumS.E. Sarjana Ekonomi

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.Contoh: a.n. atas nama

u.b. untuk beliauu.p. untuk perhatiandkk. dan kawan-kawan

- 54 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 55: Buku Eyd Lengkap

dsb. dan sebagainyadll. dan lain-laintgl. tanggal

hlm. halaman

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.Contoh: pukul 4.25.10 (pukul 4 lewat 25 menit 10 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Contoh: 4.25.10 (4 jam, 25 menit, 10 detik)

g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.Contoh: Sartono lahir pada tahun 1955 di Surabaya.

Pesawat teleponnya bernomor 832668.

h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.Contoh: ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

DPR Dewan Perwakilan RakyatMPR Majelis Permusyaratan RakyatSMP Sekolah Menengah PertamaUUD Undang-Undang Dasarormas organisasi masyarakatsekjen sekertaris jenderaltilang bukti pelanggaran

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan, takaran timbangan dan dan mata uang.Contoh: Na : Natrium cm : sentimeter

TNT : trinitrotoluen kg : kilogramL : literRp : rupiah

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.Contoh: Acara Kunjungan Presiden Gus Dur

Layar TerkembangSalah Asuhan

k. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.Contoh: Jalan Agus Salim 97

Surabaya

9 Juli 2000

Yth. Sdr. Moh. BilalJalan Mundu 27Bandung

l. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.Contoh: III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan MasyarakatB. Direktorat Jenderal Agraria

Penyiapan Naskah:1. Patokan Umum1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

- 55 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 56: Buku Eyd Lengkap

1.2.2 Tabel1.2.3 Grafik

2. Tanda Koma (,)a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau

pembilangan.Contoh: Budi membeli buku, pena dan penggaris.

Satu, dua, … tiga!

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan.Contoh: Pak Bangun bukan ayah saya, melainkan Ayah Bandi.

Saya ingin datang, tetapi hari masih hujan.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.Contoh: Kalau hari hujan, saya tak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janji.

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.Contoh: Saya tak datang kalau hari hujan.

Dia mengatakan bahwa hal itu sangat penting.Andi tidak naik kelas karena tidak rajin belajar.

e. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata sambung antara kalimat yyang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, lagipula, meskipun begitu, akan tetapi, namun sekalipun demikian.Contoh: Oleh karena itu, Ita harus berangkat sekarang.

Jadi, kita sekarang harus rajin belajar.

f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.Contoh: O, begitukah caranya?

Wah, bukan main hebatnya!

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

h. Tanda koma dipakai di antara nama dan kalimat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Contoh: Bapak Budi Santoso, Jalan Langsep 2, Malang

Jakarta, 12 Agustus 1976Surat-surat ini harap dikirim ke Dekan Fakultas Hukum,

Universitas Airlangga, Jalan Arilangga 4, Surabaya

i. Tanda koma dipakai di antara nama penerbit dan tahun penerbitan.Contoh: Tejakusuma, Sudono, S.H., Sudahkah Kita Pandai Berbahasa

Indonesia? Surabaya: Penerbit Indah, 1986

j. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Contoh: Siregar, Merari. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka, 1920.

k. Tanda koma dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan singkatan nama keluarga atau marga.

- 56 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 57: Buku Eyd Lengkap

Contoh: B. Situmorang, S.H.Ny. Jamilah, M.Sc.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan antara rupiah dan sen dalam bilangan. Contoh: 10,30 m

Rp17,50

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Contoh: Guru saya, Pak Bandi, pandai sekali.

Si Hitam, kambing saya,besar sekali.Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang yang makan nasi

jagung pada musim kemarau.

n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.Contoh: “Ke mana kamu akan pergi?” Tanya Gandu.

“Larilah dengan cepat!” Peritahnya.

3. Tanda Titik Koma (;)a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memilih bagian-bagian kalimat yang

sejenis dan setara.Contoh: Malam makin larut; kami belum juga tidur.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata sambungContoh: Ayah bekerja di Kantor PLN; ibu mengajar di SMP Negeri; adik

berbelanja di toko buku; saya sendiri membersihkan rumput di halaman rumah.

4. Tanda Titik Dua (:)a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

rangkaian atau pemerian.Contoh: Yang sedang kita butuhkan sekarang adalah barang-brang seperti:

meja,kursi, bangku, lemari dan papan tulis.

b. Tanda titik dua dipakai setelah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.Contoh: 1. Ketua : Abdul Manaf

Sekretaris : E. Sulistyaningsih Bendahara : Hartono

2. Hari : SeninTanggal : 22 Januari 2000Waktu : 9.30 pagiTempat : Jalan Melati 29 SurabayaAcara : Rapat Tahunan

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.Contoh: Ayah : “Keluarkan mobil segera, Dul!”

Dullah : “Baik, Pak.”Ayah : “Jangan lupa mencuci dan membersihkannya!”

d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.Contoh: Kita sekarang memerlukan kursi, meja, lemari, bangku dan papan tulis.

- 57 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 58: Buku Eyd Lengkap

e. Tanda titik dua dipakai antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.Contoh: Sarinah, II (1976), 38:5

Surah Al-Baqarah:28Karangan M. Ramlan, Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif, terbit

pada 1978 di Yogyakarta.

5. Tanda Hubung (-)a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian baris.Contoh: … mari kita menunjukkan pres-

tasi yang baik.

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian barais.Contoh: … cara yang baik meng-

ambil udara.… cara baru untuk me-ngukur kelapa.… merupakan alat pertahan-an tubuh yang baik.

c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.Contoh: benda-benda berulang-ulang

lauk-pauk bersama-sama

d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.Contoh: s-e-k-o-l-a-h

9-7-1987

e. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.Contoh: ber-evolusi dengan be-revolusi

istri-guru yang ramah dengan istri guru-yang ramah

f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang di mulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.Contoh: se-Indonesia se-Jawa Timur

hadiah ke-3 tahun 1960-anKTP-nya nomor 176559 A

g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.Contoh: di-export di-charter

pen-trackle-an me-recruit

6. Tanda Tanya (?)a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Contoh: Kapan kamu pulang?

b. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.Contoh: Budi dilahirkan tahun 1928 (?).

- 58 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 59: Buku Eyd Lengkap

7. Tanda Seru (!)Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang meng-gambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan atau rasa emosi yang kuat.Contoh: Alangkah hebatnya permainan itu!

Bersihkan halaman rumah ini sekarang juga! Merdeka!

8. Tanda Kurung ( )a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh: Dia bersekolah di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Budi Utomo.

b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat diikuti itu dapat diikuti oleh tanda kurung tutup saja.Contoh: Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul

secara bersama oleh unsur unsur:(1) pemerintah a) pemerintah(2) masyarakat b) masyarakat(3) orang tua murid c) orang tua murid

c. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.Contoh: Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami

harus dikatakan: ‘pengajaran’) ini ada metode dan sistemnya.

9. Tanda Garis Miring ( / )a. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat

Contoh: No. 71/SK/1987

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.Contoh: putra/putri harganya Rp15.00/lembar

Mahasiswa/mahasiswi, Jalan Kertajaya IV/5

10.Tanda Petik (“ … “)a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,

naskah atua bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.Contoh: “Sudah berangkat?” Tanya Sardi

“Belum, masih mandi, “tanya Sari, “tunggu saja.”

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.Contoh: Bacalah “Belajar Membaca” dalam buku pelajaran bahasa Indonesia.

c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.Contoh: Amat berkata,”Saya akan pergi sekarang juga.”

d. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.Contoh: Anton memakai celana panjang yang dikenal dengan nama “cutbrai”.

Penemu “vaksin hepatitis” itu telah dapa penghargaan dari WHO.

- 59 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 60: Buku Eyd Lengkap

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan ungkapan khusus.Contoh: Karena warna bulunya, kucingku kuberi julukan “si putih”.

Diponegoro adalah “pahlawan”, ia berjuang dengan gigih pada zaman perang sebelum kemerdekaan.

11.Tanda Pisah ()a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi

penjelasan khusus di luar bangun kalimat.Contoh: Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai

diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat lebih jelas.Contoh: Rangkaian penemuan ini teori, evolusi, kenisbian dan juga

pembelahan atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan berarti sampai dengan atau di antara nama kota berarti ke atau sampai.Contoh: Ia dibesarkan di Bandung dari tahun 1945 1972.

Seminar itu berlangsung dari tanggal 5 11 April. Jakarta Semarang

12.Tanda Elipsis (…)a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

Contoh: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.

b. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.Contoh: Sebab-sebab kegagalan … akan diteliti lebih lanjut.

c. Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat karena menghilang bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir, menggunakan empat titik, yang tiga titik untuk penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.Contoh: Didik bertekad mengikuti lomba itu, padahal …

d. Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan sebuah kalimat.Contoh: Gajinya kecil. Akan tetapi ia memiliki sebuah mobil luks, rumah

yang mewah, malah sebuah bungalo di Puncak. Entahlah dari mana ia dapat mengumpulkan semua kekayaan itu … !

13.Tanda Kurung Siku […]

- 60 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI

Page 61: Buku Eyd Lengkap

a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu merupakan isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal.Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.Contoh: (Perbedaan antara dua proses ini [lihat Bab I] tidak didiskusikan.

14.Tanda Petik Tunggal (‘ … ’)a. Tanda petik tunggal mengapiot petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Contoh: Tanto bertanya, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”“Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku,

‘Ibu, Bapak pulang,’ dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata atua ungkapan asing.Contoh: rate of inlation ‘laju inflasi’

division of labour ‘pembagian keja’

15.Tanda Penyikat (Apostrof) (‘)a. Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian huruf atau kata.

Contoh: Lita,”kan kujemput. (kan=akan)Hari’lah larut malam. (‘lah=telah)

- 61 - B. Indonesia/Intensif/ALUMNI