Upload
dinhcong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
P angan sering diidentik-
kan dengan beras,
karena beras meru-
pakan sumber pangan
pokok bagi sebagian besar pen-
duduk Indonesia, dengan ting-
kat partisipasi konsumsi lebih
dari 95 persen. Menurunnya
persediaan dan pasokan beras,
mengakibatkan terjadinya gejo-
lak harga di pasar, dan berdam-
pak terhadap stabilitas ekonomi,
sosial dan keamanan negara.
Oleh karena itu kepentingan
konsumen terhadap beras ini
menjadi salah satu bahan per-
timbangan utama dalam kebija-
kan perberasan nasional.
Berdasarkan hasil perhitungan
Prognosa Kebutuhan dan
Ketersediaan Beras Nasional
Tahun 2014, dengan asumsi
produksi padi sebesar 71,2 juta
Ton GKG, jumlah penduduk 252
juta jiwa, dan kebutuhan beras
per kapita sebesar 139,15 Kg/
tahun, maka perkiraan neraca
domestik beras secara total se-
lama 12 bulan akan mengalami
surplus sekitar 4,9 juta Ton.
Apabila dilihat neraca bulanan,
ternyata terdapat 5 bulan yang
mengalami defisit (Januari, Mei,
Oktober, November dan Desem-
ber), artinya kebutuhan beras lebih
besar dari ketersediaan beras ber-
dasarkan potensi produksi. Meski
demikian permasalahan ini bisa
diatasi dengan adanya carry over
beras tahun 2013 sebesar 2,1 juta
Ton.
Seperti diketahui Indonesia
adalah negara kepulauan, panen-
nya tersebar di 16 provinsi sentra,
dan memerlukan konektivitas yang
tinggi, sehingga surplus selama 7
bulan bisa dihimpun di beberapa
wilayah strategis, dan dapat didis-
tribusikan serta dimanfaatkan pada
5 bulan yang mengalami defisit.
Hal ini sesuai dengan amanat UU
Pangan No. 18 Tahun 2012,
bahwa ketersediaan pangan
diutamakan berasal dari produksi
domestik dan cadangan pangan.
Oleh karena itu untuk menjawab
permasalahan diatas diperlukan
manajemen stok yang baik, agar
stabilitas harga beras dapat terjaga
sepanjang waktu.(©DL)
Sumber : BKP
SMS PANEL HARGA 2014 SERENTAK DIKIRIM MULAI 3 MARET 2014
Hal. 1 Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Badan Ketahanan Pangan
Edisi : MARET 2014
P ada awal bulan Feb-
ruari 2014, telah
dilaksanakan perte-
muan Apres ias i
Panel Harga Pangan Tahun
2014 yang diselenggarakan di
Hotel Golden Flower, Bandung.
Pertemuan tersebut secara
resmi dibuka oleh Kepala
Badan Ketahanan Pangan
Prof. Achmad Suryana,MS dan
di hadiri oleh 80 peserta yang
menangani harga pangan dari
33 Provinsi.
Pertemuan apresiasi diseleng-
garakan untuk mensosialisasi-
kan kegiatan panel harga
2014 ke setiap provinsi di
Indonesia, dengan harapan
perwakilan dari setiap provinsi
yang hadir mampu menjadi
koordinator panel provinsi dan
sekaligus menjadi fasilitator
kepada petugas enumerator
kab/kota di daerah masing-
DAFTAR ISI Hal
PENTINGNYA MANAJEMEN STOK DALAM MENJAGA STA-
BILISASI HARGA PANGAN
1
SMS PANEL HARGA 2014 SERENTAK DIKIRIM MULAI 3
MARET 2014
1
DAMPAK BANJIR DAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TERHA-
DAP KETERSEDIAAN PANGAN
2
KONDISI HARGA PANGAN DALAM NEGERI
3
KONDISI PANGAN GLOBAL 4
Pembukaan acara Apresiasi Panel Harga Pangan 2014 oleh Kepala BKP Prof. Achmad Suryana, MS.
didampingi Kepala BKP Prov. Jawa Barat Dr. Dewi Sartika, MS (Kiri) dan Kapus PDC. Dr. Benny
Rachman (kanan).
PENTINGNYA MANAJEMEN STOK DALAM MENJAGA STABILISASI HARGA
(Bersambung Hal 2 )
Dari Redaksi…
Silakan kirim artikel/tulisan
mengenai kondisi harga
pangan dan pasokan ke email
atau
AHP
Hal. 2
DAMPAK BANJIR DAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG
TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN
A wal tahun 2014
s e b a g i a n
wilayah Indo-
nesia men-
galami berba-
gai musibah bencana
alam, seperti banjir di
wilayah pantura Jawa
(Jawa Barat, Jawa Ten-
gah, dan Jawa Timur)
pada pertengahan Januari
2014, lalu kejadian erupsi
Gunung Sinabung di Su-
matera Utara yang sudah
terjadi sejak September
2013 dan puncaknya pada
awal Februari 2014, dan
disusul letusan Gunung
Kelud di Jawa Timur pada
pertengahan Februari
2014. Musibah tersebut
selain mengakibatkan
korban jiwa, juga telah
merusak berbagai lahan
tanaman pangan se-
h i n g g a b e r p o t e n s i
berkurangnya produksi
dan ketersediaan pangan.
Banjir yang melanda
wilayah pantura sangat
berdampak pada tergang-
gunya produksi khusus-
nya padi, sedangkan
erupsi Gunung Sinabung
lebih berdampak pada
kerusakan tanaman sa-
yur dan buah.
Lahan tanaman padi
yang terkena banjir seki-
tar 235,5 ribu hektar di
16 provinsi atau sekitar
18 persen dari total luas
tanam. Dari lahan
terkena dampak terse-
but, sekitar 39,8 ribu
hektar atau 3 persen
mengalami puso, se-
hingga diperkiraan kehi-
langan produksi padi
akibat puso sekitar 210
ribu ton, atau 3 persen dari
estimasi produksi masa
tanam Januari 2014. Apa-
bila dibanding kejadian
puso selama tahun 2013
yang seluas 78,8 ribu hek-
tar, maka kejadian puso
awal tahun 2014 termasuk
sangat besar. Bila diband-
ingkan luas tanam bulan
Januari 2014, wilayah ter-
besar yang mengalami
puso adalah Provinsi Jawa
Tengah (7,3 %) dan Su-
matera Selatan (6,5 %).
Provinsi Jawa Barat
meskipun mengalami luas
tanam terkena banjir paling
besar (83,1 ribu hektar),
namun yang mengalami
puso hanya 3,5 ribu hektar
atau 1,5 persen.
Sementara itu luas lahan
tanaman jagung yang
terkena dampak banjir
1.696 hektar di 15 provinsi
atau 0,14 persen dari luas
tanam pada Januari 2014.
Dari lahan terkena dampak
Tabel. Perkiraan Kehilangan Produksi Padi dan Hortikultura
masing sehingga petugas
pengumpul data panel/
enumerator mampu men-
guasai metode panel se-
cara baik dan benar.
Pada pertemuan apresiasi
panel telah dibahas se-
cara mendalam metode
pengumpulan data, pen-
golahan dan analisis data,
operasionalisasi website,
dan prosedur pelaporan
panel.
Tindak lanjut dari perte-
muan ini adalah setiap
provinsi diharapkan segera
melaksanakan coaching/
pelatihan enumerator
pada bulan Februari 2014
karena mulai tanggal
3 Maret 2014 pengiriman
SMS serentak dilakukan
oleh semua enumerator di
Indonesia.
Kegiatan Panel Harga
Pangan tahun 2014 meru-
pakan pengembangan
dari kegiatan tahun
sebelumnya. Adapun
pengembangan yang
dilakukan meliputi penam-
bahan lokasi panel dan
penambahan jumlah ko-
moditas, serta pengem-
bangan software panel itu
sendiri.
Lokasi Panel Harga ta-
hun ini bertambah dari
262 kab/kota menjadi 267
Sambungan SMS Panel...
kab/kota yang tersebar
di 33 provinsi, dan
melibatkan 549 petugas
enumerator. Sementara
itu tambahan komoditas
yang dipantau antara
lain harga cabai merah
keriting dan bawang
merah di tingkat petani
serta harga tepung
terigu dan minyak
goreng curah di tingkat
pedagang eceran.
Untuk tingkat grosir,
k o m o d i t a s y a n g
dipantau masih sama
d e n g a n t a h u n
s e b e l u m n y a .
P e n g e m b a n g a n
software panel tahun
2014 lebih diarahkan pada
sistem informasi yang lebih
dinamis dibandingkan tahun
sebelumnya sehingga data
yang tersedia pada sistem
merupakan integrasi dari
data tahun 2010 sampai
sekarang.
D e n g a n a d a n y a
pengembangan tersebut,
diharapkan kegiatan panel
harga 2014 ini lebih
memudahkan pelaksanaan
kegiatan baik bagi petugas
pusat, petugas provinsi
m a u p u n p e t u g a s
enumerator kab/kota.(© YN)
(Bersambung Hal 3 )
Hal. 3
KONDISI PANGAN DALAM NEGERI 2014
sekitar 130 hektar. Kondisi
jalan yang rusak tersebut
sangat mengganggu distri-
busi bahan pangan dari
daerah podusen ke daerah
konsumen.
Dari uraian tersebut, ke-
jadian bencana alam
seperti banjir dan erupsi
gunung Sinabung dan Ke-
lud telah mengganggu dis-
tribusi dan akses pangan
masyarakat, namun tidak
sampai mengganggu
kondisi ketahanan pangan.
Puso tanaman padi, jagung
dan kedelai dapat ditan-
gani dengan penanaman
kembali, namun produksi
mengalami pergeseran
waktu (mundur).(© MD)
tersebut, sekitar 438 hektar
atau 0,04 persen mengalami
puso atau gagal panen. Esti-
masi potensi kehilangan
produksi jagung akibat banjir
sekitar 2,5 ribu ton, dengan
wilayah terbesar di Su-
matera Barat yang menca-
pai 1,1 hektar dan Provinsi
NTB sekitar 477 hektar. Na-
mun demikian puso pada
awal tahun 2014 akibat ban-
jir lebih rendah daripada
tahun 2013 (0,18%)
Untuk komoditas kedelai,
sekitar 1.300 hektar lahan
terkena banjir, namun hanya
306 hektar atau 1,7 persen
yang mengalami puso, yaitu
di provinsi Sulawesi Selatan,
Riau, Jawa Tengah, dan
Sumatera Utara. Potensi
kehilangan produksi sekitar
350 ton. Meski terlihat
sedikit, namun mengingat
produksi dalam negeri masih
belum mencukupi, potensi
kehilangan tersebut sangat
berarti pada tingkat ket-
ersediaan kedelai.
Untuk komoditas hortikultura,
khususnya cabai, dampak
kerugian akibat banjir seba-
gaimana data dari Direktorat
Jenderal Hortikultura, sekitar
62 hektar atau 0,9 persen
terkena dampak banjir/puso.
Potensi kehilangan produksi
sekitar 546 ton atau 1,2 per-
sen dari estimasi produksi
masa tanam Januari 2014.
Dampak erupsi Gunung Si-
nabung khususnya pada pro-
duk hortikultura, sampai tang-
gal 27 Januari 2014, terdapat
6,8 ribu hektar lahan tanaman
sayuran yang terkena dam-
pak, dan seluas 5,2 ribu hek-
tar atau 75,9 persen men-
galami puso. Terdapat sekitar
12 komoditas sayuran yang
mengalami puso cukup be-
sar, yaitu kentang, cabai,
kubis, cabai, bawang merah,
tomat, wortel, buncis, dan
terung.
Beberapa hal lain yang juga
dapat mengganggu kondisi
pasokan/ketersediaan pan-
gan akibat banjir adalah ru-
saknya infrastruktur jalan
raya. Data Kementerian
Pekerjaan Umum sampai
awal Februari 2014, akibat
banjir yang melanda berbagai
wilayah di Indonesia telah
merusak kondisi jalan sekitar
305 km, sebagian besar di
wilayah Jawa Tengah dan
Jawa Timur sekitar 145 km
dan DKI-Banten-Jawa Barat
Sambungan Dampak Banjir ...
GABAH/BERAS
Secara nasional, harga
Gabah Kering Panen (GKP)
tingkat petani dan Gabah
Kering Giling (GKG) tingkat
penggilingan selama dua
bulan terakhir (Januari-
Februari 2014), cenderung
mengalami kenaikan, yaitu
mencapai 4,58% untuk
GKP dan 0,35% untuk
GKG. Pada bulan Februari
2014, harga GKP mencapai
Rp 4.423/kg atau naik
0,25% dan harga GKG
mencapai Rp 4.900/kg atau
naik 0,89% dari bulan Janu-
ari 2014.
Kondisi yang sama juga
terjadi pada harga beras di
tingkat konsumen yang
menunjukkan kenaikan.
Secara nasional, rata-rata
harga beras umum dan
beras termurah tingkat kon-
sumen pada bulan Februari
2014 masing-masing sebe-
sar Rp 11.397/kg dan Rp
9.043/kg atau masing-masing
naik 1,54% dan 1,26% di-
bandingkan bulan Januari
2014. Di tingkat Grosir PIBC,
harga beras juga masih
menunjukan kenaikan, yaitu
harga beras premium naik
antara 1,08%-4,25% dan
beras medium naik antara
1,95%-3,32% dibandingkan
bulan Januari 2014. Harga
beras premium di PIBC per
28 Februari 2014 berkisar
Rp 9.900/kg-Rp 11.900/kg
dan beras medium antara
Rp 8.100/kg-Rp 9.200/kg.
GULA PASIR DAN MINYAK
GORENG CURAH
Kondisi harga gula pasir dan
minyak goreng curah tingkat
konsumen sejak awal tahun
hingga akhir Februari 2014
cenderung naik, yaitu gula
pasir naik 7,56% dan minyak
goreng curah naik 1,02%.
Pada bulan Februari, rata-
rata harga gula pasir menca-
pai Rp 12.212/kg dan harga
minyak goreng curah menca-
pai Rp15.461/kg.
KEDELAI
Harga kedelai di dalam negeri
dua bulan terakhir juga
menunjukkan kenaikan. Di
tingkat konsumen, harga
kedelai mengalami kenaikan
sebesar 5,29%, namun di
tingkat produsen turun
3,9%. Pada bulan Februari
2014, rata-rata harga kede-
lai tingkat konsumen sebe-
sar Rp 11.151/kg atau naik
0,57% sedangkan di ting-
kat produsen sebesar
Rp 7.796/kg atau turun
1,27% dari bulan sebelum-
nya.
(Bersambung Hal 4 )
KONDISI PANGAN GLOBAL TAHUN 2014
Hal 4
GANDUM
Pasokan gandum global tahun
2014 diperkirakan akan men-
galami kenaikan 0,8 juta ton
seiring dengan naiknya pro-
duksi gandum pada tahun
2014. Produksi gandum
diperkirakan naik 1,1 juta ton
untuk India dan 0,5 juta ton
untuk Australia. Kebutuhan gan-
dum global untuk konsumsi
diperkirakan naik sejalan den-
gan naiknya tingkat konsumsi
gandum di India, Iran, Austra-
lia, Irak dan Maroko. Selain
untuk konsumsi, kebutuhan
gandum untuk pakan juga
Sumber : World bank,, perkiraan bulan Februari 2014
ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND BERAS, GANDUM DAN KEDELAI
TAHUN 2014
BULETIN HARGA PANGAN
Diterbitkan oleh: Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.
Gedung E Lantai 6 Telp/Fax (021) 7804496. Email: [email protected]
Website: http://harga.distribusipangan.com
Penanggung Jawab: Kepala Pusat DCP; Pemimpin Redaksi: Kabid Harga Pangan;
Tim Penyusun: Staf Bidang Harga Pangan,
diperkirakan naik terutama
untuk Australia dikarenakan
pasokan sorgum yang
berkurang. Namun demikian
stok akhir global untuk gan-
dum diperkirakan hampir
sama dengan tahun yang lalu.
BERAS
Pasokan beras global
diperkirakan naik secara sig-
nifikan dikarenakan naiknya
perkiraan produksi di Birma
1 juta ton, China 0,8 juta ton
dan India 2 juta ton. Kondisi
yang sama perkiraan kon-
sumsi beras global naik 0,7
juta ton dari 473,33 juta ton
menjadi 474,03 seiring den-
gan naiknya konsumsi beras
di Birma dan India. Namun
berbeda dengan India dan
Birma konsumsi beras di Indo-
nesia diperkirakan akan men-
galami penurunan. Stok akhir
beras global diperkirakan naik
6,7 juta ton dari 105,4 menjadi
111,7 juta ton.
KEDELAI
Pasokan kedelai global
diperkirakan turun 2,3 juta ton
dari 285,43 juta ton menjadi
287,49 juta. Sementara itu ke-
butuhan kedelai diperkirakan
naik 0,36 juta ton dari 269,34
juta ton menjadi 269,34 juta
ton. Total akhir stok kedelai
global diperkirakan akan turun
dari 73,01 juta ton menjadi
70,64 juta ton.(© YN)
Sambungan Kondisi Harga Pangan ...
BAWANG MERAH
Kondisi berbeda terjadi pada
harga bawang merah yang
sudah menunjukkan penu-
runan sejak awal tahun 2014
hingga bulan Februari 2014.
Selama dua bulan (Januari-
Februari), rata-rata harga
bawang merah di tingkat kon-
sumen telah mengalami penu-
runan sebesar 52,59%, dan
harga di tingkat produsen tu-
run sebesar 66,12%. Pada
bulan Februari 2014, rata-rata
harga bawang merah di ting-
kat konsumen sebesar
Rp 19.154/kg atau turun
21,15% dan di tingkat pro-
dusen mencapai Rp 7.478/kg
atau turun 28,75% dari bulan
sebelumnya.
CABAI MERAH
Tidak jauh berbeda dengan
kondisi harga bawang merah,
harga cabai merah pada bulan
Februari 2014 sudah menun-
jukkan penurunan dibanding-
kan bulan sebelumnya. Pada
bulan Februari 2014, rata-rata
harga cabai merah di tingkat
konsumen turun 15,19% men-
jadi Rp 31.085/kg dan di tingkat
produsen turun 27,25% men-
jadi Rp 18.199/kg.
DAGING SAPI
Perkembangan harga daging
sapi di tingkat konsumen se-
lama dua bulan terakhir
(Januari-Februari 2014) masih
menunjukkan kenaikan. Pada
bulan Februari 2014, harga di
tingkat konsumen Rp 100.525/
kg atau naik 0,62% dibanding-
kan bulan sebelumnya. Harga
di tingkat produsen pada bulan
Februari 2014 naik 3,21% men-
jadi Rp 38.594/kg berat hidup.
DAGING AYAM
Pada bulan Februari 2014, rata
-rata harga daging ayam ras
di tingkat konsumen sudah
mulai turun (1,84%) menjadi
Rp 28.299/kg dibandingkan
bulan sebelumnya. Sementara
itu, harga di tingkat produsen
masih menunjukkan kenaikan
sebesar 2,23% menjadi
Rp 16.180/kg.
TELUR AYAM
Perkembangan harga telur ayam
ras pada bulan Januari 2014
cenderung naik dan berangsur-
angsur turun pada bulan Febru-
ari 2014. Dibandingkan dengan
bulan sebelumnya, rata-rata
harga telur ayam ras tingkat
konsumen turun 0,65% men-
jadi Rp 18.935/kg dan rata-rata
harga di tingkat produsen
turun 2,77% menjadi
Rp 15.441/kg.(© IR)