16

Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014
Page 2: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20142

SEMANGAT pemerintahan baru bagi mahasiswa STAIN Kudus. Dalam bu-lan Desember ini DPM berhasil melak-

sanakan PEMIRA(Pemilihan Umum Raya). Pemilihan ini untuk merebutkan kursi pemer-intahan Presiden mahasiswa BEM (Badan Ek-sekutif Mahasiswa) dan pemilihan ketua DPM (Dewan Perwakilan Rakyat). Walaupun acara pemilihan ini bertaberakan dengan UAS(U-langan Akhir Semester) bagi mahasiswa juru-san tarbiyah dan ushuludin. Akan tetapi tidak mengurangi semangat dari para mahasiswa untuk melaksanakan pemilihan pada hari Rabu(10/12)kemarin.

Memang saat hunting(pencarian berita) untuk anggota detik yang mengikuti hanya sedikit. Karena anggota detik pada hari selasa dan rabu memiliki kesibukan masing-masing.

Acara pada hari Rabu itu terkesan tertib dan berjalan dengan lancar. Tidak ada kegaduhan saat acara berlangsung dimulai pagi jam 08.00 sampai malam hari jam 21.00 WIB.

Untuk presiden mahasiswa yang baru terpilih memiliki tugas yang berat yang harus dihadapi secara langsung. Seperti menghidup-kan kembali BEM yang telah mati suri. Ke-hidupan dalam kegiatan mahasiswa itu `baik manakala dalam pemerintahanya itu hidup(ak-tif). Hal yang terpenting dalam pemerintahan ini adalah berusaha agar memiliki sifat tang-gung jawab dan memiliki nilai-nilai solidaritas terhadap kalangan mahasiswa pada umumnya.

Salam Redaksi

Daftar Isi :

Salam Redaksi,2Karikatur,3Fokus 1. Pemira 2014 Kurang Tersosial isasikan, 4 2. Kerja Total KPUM,5 3. Banyak Snack Politik Beredar,7 4. Harapan Mahasiswa,9Cerpen, 12Esai Foto, 16

Pimpinan redaksi : Yaumis Salam, Redaktul Pelaksana : Ahmad Afandi, Editor : Ayu, Arif, Fotografer: Fandi, Layouter : salam, Reporter:Fuad, Lusi, Ibriza, Rida, Karikatur : Muhtar

Kerja Total KPUM

Dua minggu sebelum hari H pelaksanaan pemilihan, KPUM sudah melakukan berbagai tugas. Harapannya yakni agar PEMIRA.......

Pemira 2014 Kurang Tersosialisasikan

Mungkin karena bertepatan dengan semesteran, jadi pertisispasi mahasiswa berkurang. ....................

SANG PECUNDANGSebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosokyang all-out. Bangku kuliah ia korbankan untuk profesionalisme............

Page 3: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20143

Karikatur

Muhtar

Page 4: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20144

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

PEMIRA (Pemilu Raya Mahasiswa) STAIN Kudus dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2014 lalu.

Pesta demokrasi tahunan kampus hijau itu ternyata belum tersolialisasi dengan baik. Terbukti masih banyak dari mahasiswa yang tidak mengetahui profil CAPRESMA (Calon Presiden Mahasiswa) dan partai-partai yang menjadi peserta Pemilu. Ita dan Alfi misalnya, mahasiswa semester satu ini hanya di sms unuk mendukung salah satu partai dan calon presiden mahasiswa.

Dari ribuan mahasiswa STAIN Kudus, pemahaman terkait pesta demokrasi di

kampus hijau itu seolah hanya milik mereka yang tergabung dalam organisasi kampus. Hal ini tercermin dari pengakuan Rini, mahasiswa semester tiga “saya tahu partai-partai dan CAPRESMA karena saya ikut PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan LDK (Lembaga Dakwah Kampus),” ujar mahasiswi Manajemen Bisnis Syariah itu.

Kurangnya antusian mahasiswa STAIN Kudus ini diengaruhi karena kondisi kampus yang kebetulan sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk jurusan Tarbiyah dan Ushuluddin. “ Mungkin karena bertepatan dengan semesteran, jadi pertisispasi mahasiswa

Pemira 2014 Kurang Tersosialisasikan

CAPRESMA sedang memperkenalkan diri dan menyampaikan visi dan misinya.Afandi /Detik

Page 5: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20145

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

berkurang. Karena banyaka yang memikirkan semesteran daripada ikut pemilu,” ujar Uli, mahasiswa Tarbiyah.

Tidak ada sosialisasi khusus. Kami hanya sosialisasi melalui pamflef-pamflef, mengingat jumlah mahasiswa yang sangat banyak jadi itu cara paling efektif menurut kami,”

Minimnya sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemiliha Umum Mahasiswa (KPUM) juga disinyalir menjadi salah salah salah satu penyebabnya. Menurut pemaparan salah satu anggota KPUM yang ditemui redaksi beberapa

Kerja Total KPUM

waktu lalu, pihak KPUM memang sengaja tidak ada sosialisasi khusus. “Tidak ada sosialisasi khusus. Kami hanya sosialisasi melalui pamflef-pamflef, mengingat jumlah mahasiswa yang sangat banyak jadi itu cara paling efektif menurut kami,” ujar Selamet Sukirno, anggota KPUM.

Katidaktahuan akan informasi terkait Pemira, ternyata tak lantas menjadikan semua mahasiswa acuh. Sebut saja Atmim, mahasiswa semester lima ini selalu menanyakan kepada teman-temannya partai mana yang punya visi-misi baik. Calon mana yang punya dedikasi kepedulian terhadap mahasiswa STAIN nantinya. sayangnya mahsiswa seperti Atmim tidak banyak ditemukan di kampus hijau ini.[]

(Khoridatul Jannah dan Fuad Hasan)

DPM sudah membahas matang tentang konsep penyelenggaraan PEMIRA, hal ini tertuang dalam Undang-Un-

dang DPM No. 2 Tahun 2014 tentang penye-lenggaraan pemilihan umum. Mulai dari pembentukan Komisi Pemilihan Umum Ma-hasiswa (KPUM) sampai Panitia Pengawas Pemilu Mahasiswa (Panwaslu). Anggota KPUM dan PANWASLU terdiri atas tujuh anggota. Masing-masing perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tiga orang dan masing-masing dari Himpunan Mahasiswa Ju-rusan (HMJ) satu orang.

Penyelenggaraan Pemira tahun ini ber-jalan lancar tanpa aksi anarkis dari pihak ter-tentu seperti yang pernah terjadi dua tahun silam. Hal tersebut tak lepas dari kerja total KPUM. Pihak-pihak terkait seperti KPUM dan Panwaslu telah berusaha maksimal untuk kelancaran hajatan akbar STAIN Kudus. “Se-lama ini kami berusaha semaksimal mungkin agar PEMIRA tahun ini berjalan lancar”, Ujar Ahwani ketua KPUM.

Setelah KPUM dan Panwaslu disahkan, mereka segera bekerja sesuai dengan amanat yang diberikan oleh DPM. Termasuk untuk

Page 6: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20146

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

segera membentuk KPPS. Ketua KPUM Ah-wani mengatakan bahwa selama disahkan menjadi KPUM, mereka segera menjalankan amanat yang diberikan oleh DPM.

Dua minggu sebelum hari H pelaksanaan pemilihan, KPUM sudah melakukan berbagai tugas. Harapannya yakni agar PEMIRA tahun ini berjalan dengan lancar dan sukses, sesuai dengan apa yang diinginkan. Ketika ditemui satu hari sebelum pemungutan suara, ahwani menjelaskan, “hingga hari ini (red selasa) pe-

siapan sudah 90 persen” imbuhnya.

Mulai dari penyusunan peraturan KPUM, menyeleksi partai yang msuk, sosialisasi kepa-da mahasiswa, serta membuat Komisi Panitia Pemungutan Suara (KPPS) “sejak dua minggu yang lalu sudah mulai pasang pamflet, ban-ner KPUM serta memosting di grup facebook DPM STAIN Kudus,” pungkasnya.[]

(Ahmad Afandi/Fakta/*)

PARA anggota KPPS dan saksi partai menghitungan masing-masing suara partai pada TPS di gedung timur.

(Afandi /Detik)

Page 7: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20147

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

AROMA politik nampaknya sudah membaur dengan udara STAIN Ku-dus. Partai- partai sibuk berkampa-

nye. Tak ketinggalan dari dua kandidat Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) yaitu Iqbal Abdu Rouf dan Muhammad Nawa Syarif. Mereka juga sedang sibuk mengkampanyekan diri mereka dengan menunjukan visi-misi ter-baiknya untuk kemajuan STAIN Kudus dan juga mahasiswanya.

Berbagai kampanye telah dilakukan baik penempelan poster-poster, blusukan ke kelas-kelas, mendekati teman lama, sampai ke sosial media. Kampanye seperti itu wa-jar dilakukan, namun tersiar kabar tak sedap dari beberapa partai. Menurut pengakuan mahsiswa jurusan Syariah dan Ekonomi Is-lam yang tidak mau disebutkan namanya, ada partai yang berkampanye dengan cara kotor. Mereka akan memberikan imbalan jika mau memilih partainya.

Jika nanti kamu memilih partai nomer 14 kamu akan mendapat bakso, caranya tinggal kamu ngasih KTM dan juga nomer hp setelah pencoblosan kamu akan di sms dan di ajak makan bakso.ini omongan apa sms???

Bukan hanya partai pendukung partai nomer urut 14 saja yang memberikan snack politik, partai lain juga berlaku serupa. Se-bagaimana yang diungkap oleh mahasiswi Tarbiyah semester tiga yang sekaligus anggota dari partai PSK, “kalau kamu pilih partai PSK nanti ada kontribusi snack buat kamu asalkan nanti habis nyoblos konfirmasi ke aku.”

Snack politik seakan sudah menjadi hal

biasa pada saat Pemira berlangsung ,hampir semua partai melakukan hal seperti itu. Se-bagaimana yang di ungkapkan oleh salah satu anggota partai Macan. “Banyak partai yang menggunakan snack politik tak terkecuali partai saya. Namun dalam benak hati, saya kurang setuju dengan yang namanya snack politik,” ujarnya.

Setelah pencoblosan selesai para koal-isi partai tidak malu ataupun takut untuk terang-terangan memberikan snack poli-tik tersebut. Terlihat di depan kampus barat

Banyak Snack Politik Beredar

Gerobak Cimol : tempat salah satu partai membagi snack politik kepada pendukungnya.

(Lusi /Detik)

Page 8: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20148

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

STAIN Kudus terdapat gerobak yang ber-isikan cimol, disana para mahasiswa-mahasis-wi yang memilih partai Puisi akan mendapat satu plastik cimol dan juga chocolatos dari tempat tersebut.

Bungkus coklat juga nampak berserakan di sekitar Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kejadian ini lumrah juga. Pada tahun-tahun sebelumnya hal semacam ini selalu terjadi. “Tahun lalu saya mendapat coklat dari partai yang saya pilih,” ujar Isna mahasiswa semes-ter tiga jurusan Tarbiyah.

Menaggapi hal tersebut, Anam, ketua Panitian Pengawas Pemilu (Panwaslu) men-gaku kesulitan mengapus snack politik yang sudah membudaya itu. “Ini termasuk pelang-garan, namun ingin menghapus dan menghi-langkannya itu sangat susah. Sebab itu sudah seperti budaya yang mendarah danging dan sudah dilakukan pada setiap diadakannya Pemira pada tahun sebelum-sebelumnya ”, ujarnya[]

Lusi dan Ibriza

Perolehan Suara Partai

No. Partai TPS 1 TPS2TO-TAL

1 MAWAR 87 55 1422 HAM 26 46 723 PMI 59 13 724 PK3 104 30 1345 MACAN 51 35 866 PNT 21 75 96

7PRAGMA-TIS 65 45 110

8 PPCM 25 6 319 PKM I 74 69 143

10 PKM II 2 10 12

11AL ITTI-HAD 12 14 26

12 PDM 151 36 18713 PMM 93 9 10214 PUISI 120 17 13715 PSK 158 22 180

TIDAK SAH 129 82 211

TOTAL 1177 564 1741

PEROLEHAN SUARA PRESMA

No. NAMA CALOMTPS

1TPS

2 Total

1 IQBAL ABDUL ROUF 644 344 988

2M. NAWA SYARIF 300 129 429

TIDAK SAH 233 91 324

TOTAL 1177 564 1741

Page 9: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 20149

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

Harapan Mahasiswa

PEMILIHAN calon ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Ketua DPM( Dewan Perwakilan Mahasiswa)

di STAIN Kudus dilaksanakan Rabu (10/12) lalu. Pemilihan ini bertujuan untuk, mencari pemimpin yang bisa bertanggungjawab dalam mengemban amanah pemerintahan bagi maha-siswa dalam satu tahun kedepannya.

Pada pemilihan tahun ini ada dua Capres-ma( Calon Presiden Mahasiswa). Pada nomor

urut pertama dipegang oleh Iqbal Abdul Rouf. Sedangkan pada nomor urut dua dipegang oleh M. Nawa Syarif. Kedua kandidat adalah mahasiswa jurursan Tarbiyah semester tujuh.

Pada perebutan kursi DPM terdapat 15 partai. Dengan nomor urut Pertama dengan nama partai Mawar (Mahasiswa Revolusi), nomor urut kedua partai HAM ( Hak Asasi Mahasiswa), nomor urut ketiga PMI (Partai Mahasiswa Islam), nomor urut keempat PK 3 (Partai Kesatuan Keadilan Kemahasiswaan), nomor urut kelima partai MACAN ( Maha-siswa Cerdas dan Militan), nomor urut keenam PNT (Partai NahdlotutTullab), nomor urut ketujuh PRAGMATIS ( Partai Revolusi Gera-kan Mahasiswa Kritis), nomor urut Kedelapan PPCM (Partai Pencerahan Cakrawala Maha-siswa), nomor urut kesembilan PKM 1 (Partai Kebangkitan Mahasiswa), nomor urut kesepu-luh PKM 2 (Partai Kesejahteraan Mahasiswa), nomor urut kesebelas Partai Al Ittikhad, no-mor urut keduabelas PDM (Partai Demokrasi Mahasiswa), nomor urut Ketigabelas PMM (Partai Mahasiswa Merdeka), Nomor urut ke-empatbelas PUISI (Partai Ukuwah Islamiah), nomor urut terakhir dengan nomer urut 15 PSK (Partai Solidaritas Kampus).

Dalam pemilihan CAPRESMA semua mahasiswa harus bisa bijak dan selektif da-lam memilih, agar dapat terpilihnya pemer-intah yang baik dan bisa bertanggung jawab. “Mahasiswa tidak boleh acuh tak acuh dalam pemilihan ini, karena jika hasil pemerintahan tahun ini buruk, maka yang akan kena im-basnya adalah mahasiswa sendiri. Akan tetapi jika hasil pemerintahan baik maka yang akan

(Afandi /Detik)

Gambar bahagia saat Iqbal Abdul Rouf , dinyatakan menang dalam PEMIRA (10/12) saat tim detik berkunjung ke komisariat PMII.

Page 10: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201410

E D I S I K H U S U S P E M I R A 2 0 1 4S T A I N K U D U S

menikmati adalah mahasiswa sendiri. Sehing-ga peran mahasiswa sangat dibutuhkan,” kata Ahmad Alimul Hasan, mahasiwa semester sembilan jurusan Tarbiyah.

Baik buruknya pemerintahan tahun depan bergantung pada partisipasi mahasiswa da-lam memilih. Lebih lanjut ia mengungkapkan kriteria pemimpin yang diharapkannya. “Se-benarnya kriteria untuk menjadi ketua BEM adalah mampu untuk menjalin kebersamaan untuk semua mahasiswa, menjadi figur maha-siswa dan menjadi fasilitator,” ungkapnya

Menurutnya, menjadi ketua BEM yang

terpenting adalah dapat bertanggung jawab. Baik dalam hal perkataan maupun perbuatan. Selain itu harus sering-sering mengadakan acara yang bertujuan untuk menumbuhkan dan membangun intelektualitas mahasiswa. Bisa membaur antar sesama, karena menjadi pemimpin adalah orang yang paling penting dan sentral dalam sebuah pemerintahan. Jika presidennya kurang bertanggung jawab dan ti-dak memiliki sifat kekeluargaan. Maka dalam menjalankan tugas pemerintahan tidak dapat menjalankan amanahnya dengan baik.[]

(Yaumis Salam/Detik)

Istimewa

Bagi mahasiswa-mahasiswi yang berkeinginan untuk mengirimkan karyanya untuk dimuat di buletin Detik atau majalah Paradigma. Nanti bisa dikirim ke E-mail [email protected] atau bisa dikirim langsung di kantor LPM Paradigma di kampus barat.

Page 11: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201411

Apakah pemuda sekarang masih mencintai bangsa ini?Bangsa yang gengsi dan malu dengan negara tetanggaMerdeka duluan tapi jayanya belakanganApakah pemuda masih gandrung dengan bangsanya?Semua masih tanda tanya.

Berbahasa yang satu, Bahasa persatuan Indo-nesiaItu janji ketiga merekaBahasa yang lagi-lagi dihancurkan oleh kincir angin EropaKemudia mereka mulai sadar dan harus men-yatukan bahasa merekaDan menjadikan satu suara yaitu MERDEKAItu dulu,Sekarang?Apakah pemudanya masih bangga dengan ba-hasa persatuan Indonesia?Bahasa yang mulai dirobek-robek oleh adi dayaSemua masih tanda tanya.

Mampukah kita seperti Cina?Yang sangat mencintai negerinyaYang sangat mencintai bangsanyaYang hanya mau menggunakan bahasanya sa-bagai bahasa persatuannya.Semua masih tanda tanya.

Negeri Tanda TanyaPuisi

oleh : Ahmad Afandi

1928 adalah hari dimanaPemuda-pemuda berkumpulYa, berkumpul untuk mengucapkan sebuah janjiJanji yang menjadi simbol kelahiran sebuah bangsa Indonesia

Bertumpah darah satu, tanah air IndonesiaItu janji pertama merekaYa, mereka para pemuda yang merasa memili-ki tanah air IndonesiaMereka yang mencintai dan bangga dengan tanah air IndonesiaMereka yang mulai sadar akan tindasan kincir angin EropaItu dulu,Sekarang?Apakah pemuda sekarang masih peduli den-gan keadaan negeri ini?Negeri yang mulai diombang ambingkan oleh penguasa-penguasa duniaApakah pemuda masih bangga dengan Nega-ranya?

Semua masih tanda tanya.

Berbangsa yang satu, bangsa IndonesiaItu janji kedua merekaYa, mereka yang mencintai bangsa ini dengan seluruh gugusan pulaunyaMereka yang mulai sadar bahwa bangsanya selalu dihancurkan oleh kincir angin EropaItu dulu,Sekarang?

Page 12: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201412

Bangunan itu masih berdiri megah, setidaknya sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Jendela, keramik,

papan nama dan kotak berkaca ti-dak ada yang berubah. Hanya taman kecil di depan gedung yang s u d a h berganti menjadi halaman b e r p a v -ing. Meski ada perasan tak me-nentu, rindu bercampur k e c e -wa dan m a l u , ia tetap me lang-k a h k a n kaki man-tap. Ia ingin kelihatan professional, m e n -jalankan peker- jaannya dengan baik.

L a n g -kah kakinya tercegat oleh sebuah tulisan berbungkus iso-latif putih “batas suci”. Satu hal yang berbeda dengan sep-uluh tahun lalu, menyebabkan ia tampak canggung. Ia pun melepas alas kaki. Dike-luarkannya bungkusan persegi dari tas

SANG PECUNDANGpunggung yang ia kenakan. Pintu dalam posisi terbuka, ketika ia mengangukkan kepala, sambil megucap salam dengan

ragu. Belum ada balasan. Tampaknya tidak ada seorangpun di dalam. Ia

menyisir pandangannya ke seki-tar ruangan. Ya, sebuah ruan-

gan yang tidak asing. Dulu ia pernah bergumul dengan ruangan lima kali enam meter ini dengan setia.

Pandangannya tercekat pada satu

foto berb-i n g k a i yang ter-pampang di sudut

ruangan sebelah kanan atas. Foto

pemuda yang gagah tampan, mengenakan jas almameter cokat

terang, tampak menyembul dasi warna

mer-ah-hitam bermotif

polkadot. Sosok yang sangat

tidak asing bagi dir-inya, bahkan sangat intim.

Seakan memandang cermin waktu, sosok dengan senyum tipis itu seolah mengejek dirinya. Ia merasa bahwa kegagahan dan

Cerpen

Page 13: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201413

kebesaran foto yang dibawahnya tertu-lis “Presiden mahasiswa’’ itu kontradiksi dengan keadaan dirinya saat ini. Ya, foto dirinya sepuluh tahun yang lalu tersebut, berderet berjejer dengan foto-foto yang memakai jas almamater yang sama. Di se-belah kanannya ada sepuluh bingkai yang semakin ke kanan semakin asing bagi di-rinya.

Lamunannya tiba-tiba terbang menje-lajah waktu. Ia masih ingat, sepuluh tahun yang lalu ia adalah sosok hebat yang tidak hanya disegani oleh mahasiswa, namun juga pihak pimpinan yang ada di rektorat. Terpilihnya ia menjadi orang nomor satu dalam politik mahasiswa adalah ben-cana bagi birokrasi kampus. Dengan ke-mampuan orasi yang tangkas berapi-api, ia menjadi orator ulung di zaman dan di kampusnya. Tidak hanya itu, keberani-an dan kecerdasan khas mahasiswa kritis menjadikan ia benar-benar lain dari pada yang lain. Berbicara tentang debat, ia lah kampiumnya. Bahkan Pembantu Rektor 3 terkadang harus diam-kalah oleh logi-ka-retorikanya.

Sebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosok-yang all-out. Bangku kuliah ia korbankan untuk profesional-isme seorang Presma.

Sebagai seorang aktifis, ideologi marxis seakan mengalir ke dalam darah

dan jiwanya. Ia masih ingat, pada semes-ter dua, ia rela menyisihkan tabungannya demi untuk mendapatkan buku terjemah-an “Das Capital”, magnum opus dari sang bapak sosialisme Karl Marx. Buku terse-but merupakan “kitab babon” bagi para marxis. Atau, bagaimana ia rela mem-baca berulang-ulang dan membawan-ya kemana-mana buku “Pemikiran Karl Marx” tulisan Frans Magnis Suseno, yang menurutnya lebih mudah dipahami dari pada Das Capital versi terjemahan terse-but. Meskipun selanjutnya ia agak pesimis dengan Marx, setelah perkenalannya den-gan Antonio Gramsci, seorang Marxian yang memilih jalan “damai” dalam pe-mikiran revolusinya. Bahkan “Gramsci” ia selipkan di tengah dua kata namanya, Sohibul “Gramsci” Anam.

Sebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosokyang all-out. Bangku kuli-ah ia korbankan untuk profesionalisme seorang Presma. IPK nya tidak hanya turun, namun jebol dan hancur. Meski-pun di kemudian hari, ia mengakui sangat menyesal atas tragedi IPK tersebut. Na-mun aktifitas di gerakan mahasiswa intra kampus tidak diragukan lagi. Pernah, un-tuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa, ia menggalang aksi sampai memboikot UAS. Sekretariat UAS disabotasi. Semua pegawai dan dosen dipaksa keluar. Pintu sekretariat ia gembok, padahal semua soal dan administrasi berada di dalam. Prak-tis, UAS gagal total. Meskipun bebera-pa dosen menyiasati dengan ujian lesan. Semua itu hanya karena isu, akan ada ke-naikan uang SPP mahasiswa.

Dan luka codet di bawah telinga kanan adalah saksi bisu keberanian mel-awan kesewenag-wenangan penguasa.

Cerpen

Page 14: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201414

Sabetan sangkur dari aparat menggores menjadi luka permanen. Saat itu ia adalah Korlap aksi mahasiswa menolak kenaikan BBM di gedung gubernur, yang berdiri di barisan muka. Entah mengapa, massa ti-ba-tiba rusuh dan chaos. Bentrokan pun tidak bisa dielakkan. Satu malam ia harus meringkuk di balik jeruji tahanan. Sebuah harga mahal untuk sebuah kata, aktifis.

“Cari siapa Mas?” suara lirih dari belakang membuyarkan lamunannya, pa-dahal ia masih ingin menikmati nostalgia masa keemasanya. Ia tersigap kaget. Seo-rang anak muda bertubuh kecil menyap-anya.

‘Ini ada kiriman paket dari Jakarta”, jawabnya agak gugup.

“O iya mas.. Terima kasih,” jawaban singkat anak muda tersebut, seolah ia se-dang mengingat-ingat sesuatu.

Anam memicingkan mata. Wajah pemuda kecil tersebut seakan pernah dili-hatnya, belum lama. Ia tidak mau terlibat dalam buaian memori. Lamunannya tadi sudah mengganggu kerjanya yang bergu-mul dengan waktu. Ia bergegas, setelah pamitan singkat.

Lamunan tadi telah membuka lagi ke-pedihan hatinya. Kegagahan dan kebera-nian masa lalu, harus ia tukar dengan tun-tutan hidup. Tiba-tiba ia teringat kembali SMS dari Ibunya

“Le, kapan kamu diwisuda? Ahmad seangkatanmu saja sudah beberapa tahun lalu wisuda. Dan sekarang ia sudah jadi PNS.”

Sebenarnya itu SMS standar dari seorang Ibu. Namun baginya, tidak lebih SMS terror yang selalu menghantuinya.

Tiga tahun lalu, ia harus merelakan diri melepas predikat mahasiswa, setelah sep-ucuk surat DO dari rektorat ia terima. IPK nya benar-benar merah terbakar, menjad-ikan ia tak tertolong lagi.

Sejak tiga tahun lalu ia tidak pernah pulang ke rumah. Lewat SMS ia mengab-arkan kalau dia sudah selesai kuliah dan sekarang sudah bekerja mapan. Ia hanya bisa berkilah, “Maaf bu, undangan wisu-danya lupa saya antar”, ketika ibunya menanyakan mengapa keluarga tidak diajak ikut wisuda. Ia benar-benar tidak bisa untuk tidak berbohong. Dengan han-ya berbekal ijasah SMA, akhirnya ia bisa bekerja pada sebuah kantor Ekspedisi. Pekerjaanya sebagai kurir antar surat dan paket, adalah bekerjaan yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya. Idealis-menya benar-benar telah runtuh.

Di Kantor BEM, anak muda kecil itu masuk kantor dengan gontai. Ia masih saja penasaran dengan orang yang baru saja mengantarkan paket.

“ Siapa ya? Sepertinya aku sering melihatnya,” pikirnya penasaran.

Sambil melangkah masuk, ia sesekali mendongakkan wajahnya ke atas. Pada tit-ik sisiran pojok kanan, ia tercekat. Bunca-han hatinya mengalir deras. Ia girang. Per-sis seperti ketika Archimides berlari dari bak mandi dan berteriak “Eurika…”.

Kedungbanteng, 7-12-14 08:10

Oleh: Muhamad Mustaqim, Penulis adalah dosen STAIN Kudus

Cerpen

Page 15: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014

Detik Edisi Khusus PEMIRA Desember 201415

Esai FotoKONDISI dan partisipasi setiap partai, saat KPPS meng-hitung hasil pencoblos pada putaran pemilihan untuk menjadi DPM di STAIN Kudus.

SEMANGAT yang tercurahkan saat KPPS menghitung hasil pemilihan PRESMA pada malam hari di depan gedung kantor jurusan.

Page 16: Buletin detik edisi khusus pemira desember 2014