4
DAFTAR ISI KAUSALITAS PENINGKATAN PANGAN MENJE- LANG HBKN 1 INFLASI JUNI 2014 TERENDAH DALAM KURUN 5 2 KONDISI HARGA PANGAN NA- SIONAL PERIODE 3 LAPORAN PEN- GIRIMAN SMS PANEL HARGA PANGAN PE- RIODE MARET - 4 Buletin Harga Pangan JULI 2014 Dari Redaksi… Kondisi harga pangan merupakan salah satu indikator untuk me- nentukan ketidaksta- bilan pasokan dan distribusi pangan.. Dengan adanya infor- masi harga pangan pada buletin saat ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi pa- sokan dan harga pan- gan di Indonesia. -AHP- Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Adapun beberapa penyebab kenaikan permintaan pangan, antara lain; (a) adanya bu- daya mudik pada saat HBKN, sehingga jumlah anggota keluarga yang makan ber- tambah; (b) masyarakat sering menyuguhkan tamu dengan berbagai variasi makanan, biasanya lauknya hanya dua macam, tetapi pada saat HBKN lauknya bisa lima sampai tujuh macam; dan (c) antisipasi setelah HBKN, biasanya ibu-ibu menghimpun stok seminggu menjelang lebaran dan akan digunakan setelah lebaran, S ejarah tentang pan- gan seusia dengan peradaban manusia, karena manusia tidak bisa hidup tanpa pangan. Ketersediaan pangan diharap- kan bersumber dari produksi domestik, cadangan dan pen- gadaan pangan, sedangkan akses terhadap pangan atau daya beli seseorang sangat tergantung dari harga pangan. Bila ketersediaan pangan cu- kup, tetapi daya beli masyara- kat rendah ataupun sebaliknya daya beli masyarakat tinggi, sementara ketersediaan pan- gan terbatas, akan menimbul- kan kerawanan pangan bila tidak segera diatasi. Menjelang Hari-hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) khususnya menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, masyarakat selalu dihadapkan pada fenomena meningkatnya permintaan pangan, yang ber- dampak pada naiknya harga pangan. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa yang mengalami peningkatan adalah permintaan kebutuhan pangan, bukan konsumsi pangan masyarakat, karena kapasitas perut manusia terbatas. Secara teori ekonomi, setiap permintaan pangan bila direspon secara baik dari sisi penawaran, maka harga pangan tidak akan mengalami peningkatan. Pertanyaannya adalah kenapa harga pangan selalu naik menjelang puasa, dan lebaran? Salah satu jawaban utamanya adalah karena adanya spekulasi pasar. Untuk memini- malisir kondisi tersebut seti- daknya ada 3 hal untuk melaku- kan antisipasi. Pertama, mela- kukan pemantauan kondisi paso- kan, stok dan harga pangan me- lalui kunjungan kerja para Menteri dan aparat terkait ke petani/peternak, pasar tra- disional dan pasar modern, serta gudang-gudang penyimpanan bahan pangan strategis. Kedua, melakukan operasi pasar; dan yang terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah mengadakan bazar dan pasar murah. Dengan adanya kegiatan seperti ini akan memberikan efek psikologis bagi para pedagang, supaya tidak menimbun barang dagangannya, dan memberikan rasa aman un- tuk melaksanakan ibadah bagi umat muslim pada khususnya KAUSALITAS PENINGKATAN PANGAN MENJELANG HBKN Gambar 1. Kunjungan Mentan ke Pasar Cipanas menjelang lebaran Bersambung ke hal 2

Buletin Harga Pangan Bulan Juli 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin Harga Pangan Bulan Juli 2014

D A F T A R I S I

KAUSALITAS

PENINGKATAN

PANGAN MENJE-

LANG HBKN

1

INFLASI JUNI 2014 TERENDAH DALAM KURUN 5

2

KONDISI HARGA

PANGAN NA-

SIONAL PERIODE

3

LAPORAN PEN-

GIRIMAN SMS

PANEL HARGA

PANGAN PE-

RIODE MARET -

4

Buletin Harga Pangan J U L I 2 0 1 4

Dari Redaksi…

Kondisi harga pangan

merupakan salah satu

indikator untuk me-

nentukan ketidaksta-

bilan pasokan dan

distribusi pangan..

Dengan adanya infor-

masi harga pangan

pada buletin saat ini,

diharapkan dapat

m e m b e r i k a n

gambaran kondisi pa-

sokan dan harga pan-

gan di Indonesia.

-AHP-

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

Badan Ketahanan Pangan

dan masyarakat Indonesia

pada umumnya.

Adapun beberapa penyebab

kenaikan permintaan pangan,

antara lain; (a) adanya bu-

daya mudik pada saat HBKN,

sehingga jumlah anggota

keluarga yang makan ber-

tambah; (b) masyarakat

sering menyuguhkan tamu

dengan berbagai variasi

makanan, biasanya lauknya

hanya dua macam, tetapi

pada saat HBKN lauknya bisa

lima sampai tujuh macam;

dan (c) antisipasi setelah

HBKN, biasanya ibu-ibu

menghimpun stok seminggu

menjelang lebaran dan akan

digunakan setelah lebaran,

S ejarah tentang pan-

gan seusia dengan

peradaban manusia,

karena manusia

tidak bisa hidup tanpa pangan.

Ketersediaan pangan diharap-

kan bersumber dari produksi

domestik, cadangan dan pen-

gadaan pangan, sedangkan

akses terhadap pangan atau

daya beli seseorang sangat

tergantung dari harga pangan.

Bila ketersediaan pangan cu-

kup, tetapi daya beli masyara-

kat rendah ataupun sebaliknya

daya beli masyarakat tinggi,

sementara ketersediaan pan-

gan terbatas, akan menimbul-

kan kerawanan pangan bila

tidak segera diatasi.

Menjelang Hari-hari Besar

Keagamaan dan Nasional

(HBKN) khususnya menjelang

Bulan Ramadhan dan Idul Fitri,

masyarakat selalu dihadapkan

pada fenomena meningkatnya

permintaan pangan, yang ber-

dampak pada naiknya harga

pangan. Dalam hal ini, perlu

dipahami bahwa yang

mengalami peningkatan adalah

permintaan kebutuhan pangan,

bukan konsumsi pangan

masyarakat, karena kapasitas

perut manusia terbatas. Secara

teori ekonomi, setiap permintaan

pangan bila direspon secara baik

dari sisi penawaran, maka harga

pangan tidak akan mengalami

peningkatan. Pertanyaannya

adalah kenapa harga pangan

selalu naik menjelang puasa,

dan lebaran? Salah satu jawaban

utamanya adalah karena adanya

spekulasi pasar. Untuk memini-

malisir kondisi tersebut seti-

daknya ada 3 hal untuk melaku-

kan antisipasi. Pertama, mela-

kukan pemantauan kondisi paso-

kan, stok dan harga pangan me-

lalui kunjungan kerja para

Menteri dan aparat terkait ke

petani/peternak, pasar tra-

disional dan pasar modern, serta

gudang-gudang penyimpanan

bahan pangan strategis. Kedua,

melakukan operasi pasar; dan

yang terakhir yang tidak kalah

pentingnya adalah mengadakan

bazar dan pasar murah. Dengan

adanya kegiatan seperti ini akan

memberikan efek psikologis bagi

para pedagang, supaya tidak

menimbun barang dagangannya,

dan memberikan rasa aman un-

tuk melaksanakan ibadah bagi

umat muslim pada khususnya

KAUSALITAS PENINGKATAN PANGAN MENJELANG HBKN

Gambar 1. Kunjungan Mentan ke Pasar Cipanas menjelang lebaran

Bersambung ke hal 2

Page 2: Buletin Harga Pangan Bulan Juli 2014

H A L 2

INFLASI JUNI 2014 TERENDAH DALAM KURUN 5 TAHUN TERAKHIR

M enjelang Bulan Puasa bi-

asanya identik dengan kenai-

kan harga-harga kebutuhan

pokok. Hal tersebut sebagai

akibat dari kenaikan harga-harga kebutuhan

pokok yang kemudian akan berdampak pada

inflasi. Namun demikian, berdasarkan hasil

pantauan BPS di 82 kota pada Juni 2014 in-

flasi sebesar 0,43 persen merupakan capaian

inflasi terendah sepanjang 5 tahun terakhir. Di

lain sisi tingkat inflasi tahun kalender (Januari-

Juni) 2014 sebesar 1,99 persen dan tingkat

inflasi tahun ke tahun (Juni 2014 terhadap

Juni 2013) sebesar 6,70 persen.

Inflasi tersebut terjadi karena adanya kontri-

busi dari tujuh kelompok pengeluaran dalam

kenaikan harga yaitu: kelompok bahan

makanan (0,19 persen); kelompok makanan

jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06

persen); kelompok perumahan, air, listrik,

gas, dan bahan bakar (0,09 persen), kelom-

pok sandang (0,02 persen); kelompok kese-

hatan (0,02 persen), kelompok pendidikan,

rekreasi, dan olahraga (0,01 persen); dan

kelompok transpor, komunikasi, dan jasa

keuangan (0,04 persen).

Secara rinci dari kelompok bahan makanan

pada Juni 2014 yang memberikan andil sebe-

sar 0,19 persen antara lain: daging ayam ras

0,06 persen; bawang merah 0,05 persen; telur

ayam ras 0,04 persen; tomat sayur, dan bawang

putih masin-masing 0,02 persen dan beras 0,01

persen. Di sisi lain, komoditas yang dominan mem-

berikan kontribusi terhadap deflasi adalah cabai

rawit 0,03 persen; cabai merah 0,02 persen; dan

ikan segar 0,01 persen.

Meskipun terjadi inflasi yang rendah, berdasarkan

tren memang menjelang puasa harga komoditas

mengalami kenaikan, akan tetapi harga akan kem-

bali stabil pada pertengahan Puasa dan akan kem-

bali mengalami kenaikan menjelang lebaran sete-

lah itu kembali normal setelah lebaran. (YD)

karena khawatir warung-warung atau

tukang sayur seminggu setelah le-

baran masih mudik dan belum ber-

jualan. Sementara disisi lain, peda-

gang dibebani oleh permintaan uang

Tunjangan Hari Raya (THR) oleh para

karyawan, sopir truk dan kuli angkut

yang kemudian akan berdampak

kepada konsumen. Efek psikologis

pasar ini sudah barang tentu mem-

berikan stimulan terhadap kenaikan

harga pangan. Untuk itu, masyarakat

dihimbau tidak membeli bahan pan-

gan secara berlebihan agar harga

tetap aman dan terkendali. (DL)

Tabel 1. Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Juni 2014

Lanjutan Kausalitas Peningkatan Pangan...

Sumber : BPS

Page 3: Buletin Harga Pangan Bulan Juli 2014

H A L 3

wilayah pada Juni 2014 se-

besar Rp 2.808 ton/hari.

Gula Pasir dan Minyak

Goreng Curah

Rata-rata harga gula pasir

tingkat eceran pada Juni

2014 naik 0,59% dibanding-

kan Mei 2014, yaitu dari

Rp 11.948/kg menjadi Rp

12.019/kg. Kondisi yang ber-

beda terjadi pada harga min-

yak goreng, harga rata-rata

minyak goreng curah turun

0,76% dari Rp 15.127/kg

menjadi Rp 15.013/kg. Na-

mun demikian Kenaikan/

penurunan yang terjadi pada

kedua komoditas tersebut

masih dianggap wajar.

Bawang Merah

Rata-rata harga bawang

merah di tingkat eceran pada

Juni 2014 naik 16,10% di-

bandingkan Mei 2014 dari

Rp 19.615/kg menjadi Rp

22.774/kg. Kenaikan harga

bawang merah tersebut seir-

ing dengan terjadinya kenai-

kan harga bawang merah di

tingkat produsen sebesar

25,53% dibanding Mei 2014,

yaitu dari Rp 10.879/kg men-

jadi Rp 13.656/kg. Naiknya

harga bawang merah ini

disebabkan berkurangnya

S ecara umum kondisi

beberapa harga pan-

gan strategis pada

bulan Juni 2014 ma-

sih dalam kategori aman dan

wajar meskipun terjadi kenai-

kan atau penurunan di be-

berapa komoditas. Tercatat

harga cabai merah dan daging

sapi yang mengalami penu-

runan harga dibandingkan bu-

lan sebelumnya. Sedangkan

harga gabah/beras, gula pasir,

minyak goreng curah, bawang

merah, daging ayam ras, dan

telur ayam ras mengalami ke-

naikan. Secara rinci berdasar-

kan data BPS kondisi harga

pangan strategis Juni 2014

adalah sebagai berikut :

Beras

Rata-rata harga Gabah Kering

Panen (GKP) tingkat petani

Rp 4.214/kg atau naik 2,03%

dari bulan sebelumnya. Kondisi

yang sama, rata-rata harga

beras umum di tingkat kon-

sumen pada Juni 2014 naik

0,36% dibandingkan bulan Mei

2014 menjadi Rp 11.260/kg.

Begitu pun di tingkat grosir

PIBC, beberapa jenis beras

mengalami kenaikan namun

kenaikannya tidak signifikan

yaitu antara 0,56%-1,24%.

Harga rata-rata beras premium

di PIBC pada Juni 2014 berk-

isar antara Rp 9.600/kg - Rp

11.980/kg dan beras medium

antara Rp 7.374/kg –

Rp 8.648/kg. Hal ini dikarena-

kan pasokan beras ke PIBC

turun 12,63% dibandingkan

Mei 2014 yaitu 2.618 ton/hari.

Namun demikian pasokan

beras ke PIBC masih diatas

normal yaitu 2.618 ton/hari.

Sementara itu pengeluaran

beras dari PIBC ke beberapa

pasokan, di Pasar Induk

Keramat Jati (PIK) turun

8,91 % dari bulan sebelum-

nya menjadi 80 ton/hari.

Namun penurunan pasokan

tersebut masih dianggap

wajar karena masih diatas

pasokan normal (70 ton/

hari).

Cabai Merah

Rata-rata harga cabai

merah tingkat konsumen

pada Juni 2014 turun

7,98% dibandingkan Mei

2014, yaitu dari Rp 17.575/

kg menjadi Rp 16.172/kg.

Namun apabila diamati

harga mingguan, sejak

minggu IV terjadi kenaikan

harga cabai merah sebesar

KONDISI HARGA PANGAN NASIONAL PERIODE JUNI 2014

Bersambung ke hal 4

2,91% dari 15.685/kg men-

jadi Rp 16.141/kg. Penu-

runan harga cabai merah di

tingkat konsumen sejalan

dengan penurunan harga

cabai merah di tingkat pro-

dusen, yaitu turun 9,25%

dari Rp 7.348/kg menjadi

Rp 6.668/kg. Dari sisi paso-

kan cabai merah pada

minggu IV Juni 2014 ke

Pasar Induk Keramat Jati

Jakarta mencapai 174 ton/

hari atau naik 0,43 persen

dari minggu sebelumnya,

dan naik 0,3 persen dari

rata-rata 3 bulan sebelum-

nya (Maret-Mei).

Gambar 2. Perkembangan Pasokan Bawang Merah di Pasar

Induk Kramat Jati

Sumber : PIK

Page 4: Buletin Harga Pangan Bulan Juli 2014

LAPORAN PENGIRIMAN SMS PANEL HARGA PANGAN PERIODE MARET -JUNI 2014

BULETIN HARGA PANGAN

Diterbitkan oleh:

Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan

Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

Gedung E Lantai 6 Telp/Fax (021) 7804496. Email: [email protected] Website: http://harga.distribusipangan.com

Penanggung Jawab: Kepala Pusat DCP; Pimpinan Redaksi: Kabid Harga Pangan;

Tim Penyusun : Staf Harga Pangan

H A L 4

Lanjutan Kondisi Harga Pangan ...

Kegiatan panel harga 2014 pada Juni 2014 sudah diikuti oleh 33 Provinsi. Rata-rata tingkat persentase data panel pada pe-

riode Maret-Juni 2014 untuk panel produsen 85%, panel pedagang grosir 79% dan panel pedagang eceran 77%.

Gambar 4. Persentase Pengiriman SMS Mingguan Data Panel Harga Pangan

Daging Sapi

Rata-rata harga daging sapi

di tingkat konsumen pada

Juni 2014 cenderung turun

0,45% dari Rp 98.056/kg

menjadi Rp 97.614/kg.

Harga daging sapi di tingkat

di tingkat peternak stabil

pada harga Rp 38.020/kg

berat hidup. Di sentra pro-

duksi (Kabupaten Ciamis)

selama Juni 2014 pun relatif

s t a b i l p a d a h a r g a

Rp 40.000/kg berat hidup.

Daging Ayam Ras

Rata-rata harga daging ayam

ras tingkat konsumen pada

Juni 2014 cenderung naik pada

harga Rp 31.307/kg. Kenaikan

harga daging ayam ras tingkat

konsumen ini seiring dengan

terjadinya kenaikan harga dag-

ing ayam ras di tingkat peter-

nak sebesar 8,88% dari Rp

16.575/kg berat hidup menjadi

Rp 18.047/kg berat hidup.

Menghadapi puasa dan le-

baran, pasokan daging ayam

ras dari Ciamis ke Bandung

dan Jabodetabek sekitar 200-

300 ribu ekor/hari.

Telur Ayam Ras

Rata-rata harga telur ayam ras

di tingkat konsumen Juni 2014

mengalami kenaikan sebesar

7,87% dibandingkan Mei

2014, dari Rp 17.612/kg

menjadi Rp 18.998/kg.

Kondisi yang sama, terjadi

kenaikan harga telur ayam

ras di tingkat produsen se-

besar 9,25% dari Rp

1 3 . 3 1 3 / k g m e n j a d i

Rp 14.546/kg. Harga telur

ayam ras di sentra produksi

(Kabupaten Ciamis) selama

bulan Juni 2014 naik

2 9 , 2 7 % m e n j a d i

R p 1 3 . 2 5 0 / k g d a r i

Rp 10.250/kg. Naiknya

harga telur ayam ini

dikarenakan naiknya per-

mintaan dalam rangka per-

siapan puasa dan lebaran

khusunya untuk pembuatan

kue. (YN&WY)

Gambar 3. Perkembangan Pasokan Cabai Merah di PIK

Sumber : PIK