Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    1/12

    Volume 2 - Maret/April 2014

    IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014 | 1 

    POTENSI GAS METANA BATUBARA

    TERUS DIKEMBANGKAN

    Kegiatan pengembangan gas metana

    batubara atau yang lebih dikenal

    dengan sebutan CBM (coalbed

    methane) walau tak banyak terdengar,

    ternyata berjalan cukup lancar. Setidaknya

    demikian yang bisa disimpulkan dari

    kegiatan The 5 th  International Indonesia

    CBM Conference and Exhibition 2014 yang

    berlangsung akhir Maret lalu di JakartaConvention Center, Jakarta.

    Mengambil tema “Indonesia CBM Potential

    to Reality – Challenges to Overcome” ,

    kegiatan yang sudah menjadi acara tetap

    IATMI setiap dua tahun itu dibuka dengan

    Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo.

    Faktor Keekonomian

    Dalam pengantarnya, Ketua Steering

    Committee yang juga adalah Ketua UmumIATMI Bambang Ismanto  mengungkap

    optimismenya bahwa Indonesia

    mempunyai potensi CBM yang signifikan.

    Menunjuk beberapa milestones di bidang

    produksi CBM, ia berharap konferensi ini

    akan member manfaat kepada pemerintah

    dan dunia industri.

    Konferensi IndoCBM kali merupakan

    kegiatan serupa keenam kali yang

    diselenggarakan IATMI. Prakarsa IATMI

    untuk mengembangkan sumber energialternatif yang relatif baru ini diawali pada

    IndoCBM 2006. Ketika itu pengembangan

    CBM baru sebatas cita-cita.

    Hal. 3 : GALERIGALERI FOTO INDOCBM 

    Hal. 4 : ARTIKELPENGEMBANGAN GMB DAN

    INOVASI TEKNOLOGI DALAM .....

    Hal. 6 : ARTIKELBERDAYAKAN ABG !

    Hal. 7 : WORKSHOPWORKSHOP PENGEBORAN DI

    BANDUNG 

    DARI KONFERENSI  INDOCBM 2014 :

    bersambung ke hal. 2 ...

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    2/12

    2  |  IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014

    Berkat pelaksanaan konferensi

    internasional itu, Pemerintah mulai

    member perhatian yang diikuti pula oleh

    dunia industri, khususnya migas. Setelah

    itu, berturut IATMI menyelenggarakan

    konferensi pada tahun 2008, 2010, 2012

    dan kini 2014. Dalam perkembangannya,

    pemanfaatanunconventional hydrocarbon 

    ini menunjukkan kemajuan yang cukup

    berarti. Bermula dengan perhatian

    Pemerintah membuat kebijakan dan

    regulasi dalam menarik minat perusahaan

    migas untuk mengelola lapangan CBM.

    Kini Indonesia telah memasuki era

    baru dengan kesiapan para operator

    memproduski CBM dari lapangan-

    lapangan yang tersebar di Sumatera dan

    Kalimantan.

    Selama kegiatan dua hari yang didahului

    oleh Business Forum, mendengarkan

    beberapa keynote speeches , diskusi

    panel dan sesi teknikal yang membahas

    operasi CBM dari berbagai sisi. Beberapa

    topik dalam keynote adalah Progress in

    Indonesia CBM Exploration to Production,

    CBM Appraisal Development in Complex

    Environment,  sementara panel diskusi:

    Commercial Challenges in Unconventional

    Development, Acceleration Permits and

    ... sambungan dari hal. 1

    Sebuah tonggak sejarah dalam

    pemanfaatkan produksi gas metana

    batubara (CBM) di Indonesia terjadi

    pada 30 April 2013. Saat itu diresmikan

    penggunaan CBM untuk jaringan listrik.

    Pasokan pertama CBM produksi dari

    Lapangan Multi Wells Pilot #3 oleh

    operator Vico dialirkan masuk ke dalam

     jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN)

    di Mutiara, Kutai Kartanegara. Dengan

    demikian untuk pertama kali pula listrik

    bersumber CBM dapat dinikmati oleh

    masyarakat.

    Selama ini Vico yang mengoperasikan

    Lapangan CBM Sanga-Sanga dalam

    kegiatan artificial lift  menggunakan tipe

    Linear Rod Pump . Dengan hydraulic rig ,

    menurut Wiarto Putro dari Vico Indonesia,bisa menghemat waktu dalam rig moving

    dua hari lebih cepat dibandingkan dengan

    penggunaan rig   konvensional yang

    CBM UNTUK MASYARAKAT

    Land Acquisition for CBM Development

    dan sesi teknikal membahas CBM

    Technology Operational Challlenges,

    CBM Fit for Purpose Drilling Completion

    Technology, A New Design of Low-cost

    and High-local content CBM Drilling Rig

    dan Updated CBM Projects & Technology

    Showcase.

    Sementara kegiatan-kegiatan itu

    berlangsung dalam ruang tertutup, di

    lobi berlangsung pula pameran yang

    diikuti oleh perusahaan-perusahaan

    KKKS dan penyedia jasa. Terkait denga

    apa yang dipamerkan di dalam gedung,

    di halaman JCC tegak berdiri sebuah

    prototype rig CBM yang dikembangkan

    oleh Lemigas sebagai gabungan antara

    rig   migas dan rig   tambang denganspesifikasi kemampuan setara dengan 

    rig migas berkapasitas 440 HP. Selain

    Lemigas, perusahaan Hunan Yuzhong

    Geology juga mengincar kesempatan

    untuk menjual rig seperti dikatakan Hu

    Xiang Lhu, salah satu representatif yang

    hadir selama IndoCBM ini. Pada awal acara

    di hari pertama Wamen Susilo Siswotomo

    berkenan menyerahkan sertifikat SPE

    kepada peserta-peserta yang lulus

    kegiatan bersama SPE - IATMI itu.***

    dikenal sebelumnya.

    Menurut Heribertus Joko dari Lemigas,

    kendala utama pengembangan kegiatan

    CBM adalah pada faktor keekonomian.

    Oleh karena itu menurut dia Lemigas

    membuat studi drilling rig   yang cocok.

    Terutama karena posisi kandungan yang

    terletak di tengah resevoar batubara.

    Dalam jangka panjang, menurut ZikriNasser, ahli teknik perminyakan lainnya

    dari Vico, biaya penggunaan rig berukuran

    besar bisa dihemat.***

    ...bisa menghemat waktudalam rig moving  dua harilebih cepat dibandingkandengan penggunaan rig

    konvensional yang dikenal

    sebelumnya...

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    3/12

    IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014 | 3 

    G  ALERI FOTO INDOCBM 2014

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    4/12

    4  |  IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014

    Coal bed methane  (CBM) atau yang juga dikenal sebagai

    gas metana batubara (GMB) adalah gas metana yang

    diproduksi dan kemudian tersimpan dalam lapisan

    batubara di bawah permukaan. Meskipun umumnya terakumulasi

    dalam kuantitas yang relatif kecil dalam satu reservoar batubara

    dan membutuhkan penanganan yang berbeda jika dibandingkandengan reservoar gas konvensional, banyak negara sudah

    memanfaatkannya. Amerika, Rusia, Cina, dan Australia telah

    banyak mengembangkannya yang umumnya digunakan bahan

    bakar instalasi pembangkit listrik.

    GMB adalah salah satu sumber energi yang secara potensial

    tersedia dalam jumlah besar di Indonesia. Beberapa sumber

    mengemukakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya 

    (speculative resource) GMB mencapai 450 trillon cubic feet  (TCF)

    yang sebagian besar terpusat di Sumatera (Sumatera Tengah dan

    Selatan) dan Kalimantan (Kalimantan Timur dan Cekungan

    Barito). Dapat dikatakan seluruh potensi tersebut belum

    dimanfaatkan.

    Murah

    Pemanfaatan GMB di Indonesia baru dimulai oleh pilot proyek

    lapangan Rambutan. Setelah membangun kapasitas laboratorium

    dan uji lapangannya Lemigas sebagai lembaga penelitian yang

    berada dalam naungan Badan Penelitian dan Pengembangan -

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memulai pemboran

    lima sumur pada pilot proyek di lapangan Rambutan – Sumatera

    Selatan. Dengan bekerja sama dengan Medco Energi gas mulai

    terproduksi pada tahun 2008 setelah melalui proses dewatering .

    Gas metana yang terproduksi dipakai untuk pembangkit listrik

    lapangan dengan kapasitas 12 KVA.

    Pengembangan pilot proyek GMB ini diharapkan akan menjadi

    sumber pembelajaran bagi pengembangan GMB di Indonesia.

    Dari pilot proyek ini juga telah diperoleh pengalaman tentang

    berbagai aspek teknis dan non-teknis yang dihadapi, mulai

    kendala-kendala yang dihadapi dalam pemboran, pengambilan

    perconto , komplesi, operasional pompa, sampai beratnya

    kondisi medan. Dari pengalaman tersebut, dan sejalan

    dengan misi Pemerintah yang mensinyalir akan semakin

    perlunya untuk meningkatkan aspek keekonomian di sektor

    industri GMB maka Lemigas mendesain rig   pemboran khususGMB yang murah dan memiliki tingkat kandungan dalam negeri

    yang memadai.

    PENGEMBANGAN GMB DAN INOVASITEKNOLOGI DALAM RANGKA DIVERSIFIKASI

    SUMBER ENERGI NASIONALOleh: Bambang Widarsono

    Peneliti LEMIGAS & Ketua Dewan Pakar Teknikal IATMI

    Rancang Bangun dan Pengembangan Rig GMB Murah dengan

    Kandungan Lokal Tinggi

    Pada tahun 2013 SKK MIGAS mencanangkan bahwa tahun

    tersebut adalah “Tahun Pemboran” dimana tidak kurang dari

    412 sumur GMB akan dibor hingga tahun 2015. Ketersediaanrig pemboran yang ada di Indonesia belum bisa mencukupi

    untuk menjawab program tersebut. Rig  migas yang tersedia pun

    akan memerlukan pembiayaan yang tinggi jika dipakai untuk

    pemboran GMB. Berawal dari fakta tersebut maka Badan Litbang

    ESDM melalui Lemigas berprakarsa agar industri manufaktur di

    Indonesia dapat membuat rig  GMB yang ekonomis dan dengan

    kandungan lokal yang terus meningkat. Dengan desain  rig  

    yang dibuat LEMIGAS ini diharapkan biaya pemboran menjadi

    dapat ditekan sehingga meningkatkan aspek keekonomian

    dari pengusahaan GMB. Disamping itu industri manufaktur rig  

    nasional juga bisa lebih dinamis dan bersaing dengan produk

    asing.

    Desain rig  GMB ini adalah merupakan kombinasi antara rig  migas

    konvensional dan rig  tambang, dengan spesifikasi kemampuan

    setara dengan rig migas berkapasitas 440 HP. Untuk prototipe

    ini tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) telah mencapai lebih

    dari 40 persen yang meliputi sasis, kabin, roda (unit carrier ),

    beberapa komponen mesin, sistem hidrolik, menara (mast) ,

    dan sistem elektrik. Unit pembawa rig (carrier)   GMB didesain

    agar sesuai dengan kondisi lebar jalan pada umumnya di

    Indonesia, dan dilengkapi dengan sistem penggerak beroda 8

    x 8 yang cocok untuk dioperasikan pada medan yang berat dan

    berlumpur.

    Rig  bergerak yang diproduksi oleh Lemigas dengan bekerjasama

    dengan perusahaan manufaktur nasional bersertifikat API ini

    memiliki kapasitas mesin 440 HP yang dapat digunakan untuk

    pemboran sedalam 1000 – 1500 meter. Proses manufaktur

    dilakukan di workshop   Dawuan – Cikampek. Desain yang

    didesain khusus untuk pemboran GMB ini dilengkapi dengan

    sistem transmisi, menara, top driving power head , sasis heavy

    duty untuk pergerakan medan berat, sistem feeding , sistem

    transmisi hidrolik, console  pengoperasian, dan sistem listrik

    untuk mendukung operasi.

    Singkat, Cepat dan Ringkas

    Dengan menggunakan rig   yang didesain sesuai dengan

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    5/12

    IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014 | 5 

    kebutuhan pemboran GMB tetapi memenuhi kualifikasi

    keselamatan/keamanan rig standar minyak dan gas bumi, serta

    memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup

    (untuk prototipe  ini sekitar 40 persen, dan akan ditingkatkan)

    maka biaya pemboran dapat ditekan. Dengan waktu mobilisasi

    yang singkat, proses rig up and down yang cepat, dan jumlah

    awak yang sedikit saja maka proses pemboran dapat berlangsung

    cepat dan ringkas. Perhitungan secara umum memperkirakan

    bahwa biaya pemboran (termasuk logging , pemasangan

    casing , dan cementing ) dapat ditekan hingga menjadi hanya 60

    persen dari biaya pemboran dengan menggunakan rig migas

    konvensional maupun rig  GMB impor. Mengingat jumlah sumur

    GMB yang diperlukan pada setiap lapangan berjumlah besar

    maka penekanan biaya sebesar itu akan sangat berpengaruh

    terhadap tingkat keekonomian suatu lapangan GMB. Dengandemikian maka dengan menggunakan rig GMB dalam negeri ini

    dalam jumlah yang memadai maka diharapkan sektor industri

    GMB nasional akan menjadi lebih berkembang.***

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    6/12

    6  |  IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014

    Pesawat Garuda yang saya tumpangi dari Jakarta di bulan Januari

    2014 mendarat mulus pagi hari di Seoul Incheon Airport. Hhhhmm…

    pagi yang cerah. Setelah terbang ke Busan selama 45 menit. Saya,

    dijemput seorang engineer   bangsa Korea di bandara Busan membawa

    saya ke Lotte Hotel di pusat kota. Saya diundang Pemerintah Korea melalui

    KyungNam University untuk memberikan presentasi di suatu workshop  

    bertajuk “Deep Offshore” . Oleh-oleh dari Busan yang ingin saya bagi dalam

    tulisan ini adalah bagaimana bangsa lain yang maju (kasus Korea Selatan

    dan China yang kini juga disebut Tiongkok) sangat menjunjung tinggi

    dan menerapkan apa yang kita kenal sebagai ABG’s partnership  dengan

    sukses. Ooops , ABG di sini bukan Anak Baru Gede, tapi… Academia -

    Business – Government . Sukses Korea Selatan ini bukan merupakan

    hasil sesaat, melainkan “a long voyage” mereka, sejak mengembangkan

    perusaaan baja POSCO serta lingkungan akademis di Korea. Atau kalau di

    China, barangkali buah positif dari reformasi (termasuk pemberantasan

    korupsi) yang mereka lakukan beberapa waktu sebelumnya.

    Manajemen dan Profesional

    Prestasi Korea Selatan melalui perusahaan seperti Hyundai, Dae-Woo atau

    Samsung Heavy Industries cukup membanggakan. Kita jadi gregetan,

    terasa sekali kalau kita jauh ketinggalan. Ya, Korea Selatan termasuk

    pemasok fasilitas produksi migas di luar negaranya. Misalnya, Floating

    Production Storage & Offloading (FPSO ) untuk proyek laut-dalam TOTALdi Girassol, Angola - Afrika Barat, dibuat di Ulsan Korea dan diangkut 

    (towing)   selama tiga bulan ke Angola. Workshop “Deep Offshore”   itu

    berlangsung tiga hari termasuk plant visit . Betapa civitas academica

    Program Studi Naval Architecture KyungNam University di bawah supervisi

    Prof. Kim, maupun engineers   dari Samsung Heavy Industries sangat

    antusias membimbing dan memfasilitasi sesuai dengan pakem akademis

    ke managemen dan professional Usaha Kecil dan Menengah (UKM atau

    Small and Medium Enterprises - SME ) termasuk perusahaan besar di

    sektor perkapalan (baca: Samsung Heavy Industries).

    Workshop   ini disponsori Pemerintah Korea, juga penginapan dan

    transportasi untuk para pengajar. Pemerintah Korea bahkan menaja UKM

    untuk mengikuti exhibitions di luar Korea. Engineer yang menjemput saya

    di bandara Busan itu bahkan pernah ikut Pameran Industri di Kemayoran,

     Jakarta. Di kelas ada sekitar 40 peserta terdiri dari manajemen dan

    profesional dari UKM bersama dengan perusahaan besar Samsung

    Heavy Industries. Kepada mereka diberi arahan terkait “Deep Offshore

    Technology” (Teknologi Laut-Dalam) oleh tiga dosen terdiri dari orang Korea

    bergelar PhD yang bekerja di (dan jadi warga negara) Kanada, orang Korea

    (juga bergelar PhD) bekerja di Amerika dan saya sendiri. Ada UKM yang

    didorong membuat riset instrumentasi di subsea , ada juga riset tentang

    pipeline protective coating   dengan neoprene sebagai bahan dasarnya

    dan segera akan dipasarkan. Topik eksplorasi dan eksplotasi laut-dalam

    yang dibahas di bengkel kerja itu sangat visioner mulai dari SURF (Subsea

    Umbilical Riser and Flowlines)  sampai ke Arctic Technology  (Exploration &

    Production Adventure di Kutub Utara). Mereka minta saya untuk berbagi

    tentang “Subsea Corrosion Mitigation” yang saya tahu, hasil “intensive selflearning”  selama tiga tahun terakhir termasuk perkembangan dan deep

    offshore market  di Asia Selatan. Contoh lain yang ingin saya sampaikan di

    sini ketika saya memberikan “short lecture” di hadapan belasan PhD yang

    BERDAYAKAN ABG !Oleh: Deden Supriyatman

    Anggota IATMI #2118, SPE #3116988, NACE #135080

    bergabung di Corrosion Protection Group - USTB (University of Science &

    Technology Beijing) July 2013. Mereka “curious” atas “corrosion cases” di

    Indonesia. Juga saya kagum karena peralatan uji korosinya lengkap dan

    canggih di kampus mereka yang didanai negara (Tiongkok) dan tentunya

    dengan bantuan industri (termasuk  projects assignments industry ke

    USTB dari Petrochina, CNOOC). Tak heran hasil riset yang dituangkan

    dalam belasan kertas kerja dengan patronage Prof Lu setiap tahunnya

    mereka presentasikan di ajang bergengsi NACE (National Association of

    Corrosion Engineers)  International  di AS.

    Mencari Titik Temu

    Bagaimana di negara kita, Indonesia? Rekan saya M. Yusran, di milis

    Senyum ITB  menulis: “Kelemahan utama kita adalah dalam membangun

    sistem. Kemudian juga menjahit antar sistem dalam satu kesatuan

    tujuan. Baru kemudian bermitra lintas sistem, bersinergi dan bersimbiosis

    mutualisme. Mesti ada niat yang tulus untuk longterm partnership ”. Tapi

    sayang, baru membangun sistem yang controllable  kita sudah macet

    duluan. Kekalahan kita dengan Malaysia dan Singapura adalah dalam

    hal “system development” . Manusianya sepertinya lebih unggul dari segi

    potensi serta kepandaian individualnya. Seorang profesor di ITB bergumam

    pesimistis, ”Ah…. Pak Deden… saat ini siapa sih yang memiliki perhatian

    terhadap hal tersebut?” Seorang mahasiswa saya, Aziz, ragu apakah bisa

    kemitraan  ABG ini diimplementasikan di Indonesia. Aziz berpendapatbahwa yang harus ditingkatkan terkait ABG partnership adalah kesadaran

    masing-masing individu tentang pentingnya semangat kompetisi (bukan

    kompetisi antar sesama melainkan untuk unggul dari bangsa lain) serta

    mereka harus sadar bahwa kepentingan bangsa di atas kepentingan

    individu. Dapat juga dilakukan duduk bersama antara ABG agar mereka

    bisa berdiskusi dan mencari titik temu yang saling menguntungkan.

    Pelajaran apa yang dapat dipetik dari semua ini ?

    1. Yang jelas bangsa ini jangan hanya jadi penonton kita harus bangkit,

    dan jangan hanya jadi pemakai teknologi! Kita harus berperan aktif!.

    Pendidikan dan riset menjadi salah satu ujung tombak!.

    2. Perlu ada blue print  untuk kemitraan yang kuat di antara Academia,

    Business, Government   ini. Tentunya harus ada “policy”   yang jelas dari

    Pemerintah. Riset - riset di ITB, UI, UGM ITS, perguruan tinggi lain dan

    institusi penelitian kalau toh sudah ada kerjasama dengan industri, perlu

    diperkuat dan diperluas, dengan dukungan penuh pemerintah.

    3. Khusus untuk “teknologi laut-dalam”, terus terang saya agak ragu.

    Apakah riset bertajuk ini sudah serius digarap, walaupun riset Met-ocean 

    sebagai bagian dari deep-offshore technology , dulu saya dengar sudah

    ada di bawah supervisi alm. Prof. Hang Tuah (Teknik Kelautan ITB).

    Prof Pudjo Sukarno dan Dr Darmadi (Teknik Perminyakan ITB) dalam

    “Research Consortium of Optimization of Pipeline Network (OPPINET)”

    sudah memulai melakukan penelitian terkait “temperature profiles”

    untuk keperluan teknologi eksplorasi dan eksploitasi di laut-dalam, yang

    merupakan harapan masa depan industri migas.

    4. Barangkali menjadi challenge  dan agenda ke depan Menteri

    Koordinator Perekonomian (yang sekarang dijabat anggota kehormatanIATMI), bersama dengan Mendikbud, Menperin, forum rektor, dan asosiasi

    profesi seperti IATMI, SPE, IAGI, HAGI untuk memperkuat kemitraan ABG

    di negeri yang sangat kita cintai ini.***

    [email protected] 

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    7/12

    IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014 | 7 

    WORKSHOP PENGEBORAN

    DI BANDUNG

    Enam puluh orang peserta dari

    berbagai lembaga dan instansi

    di lingkungan migas hadir dalam

    workshop   selama dua hari di Bandung

    pada 24-25 April 2014. Mereka mengikuti

    Workshop Pedoman Teknis Perencanaan

    Drilling Sumur Migas di Indonesia   yang

    diselenggarakan oleh IATMI di Hotel

    Trans Luxury, Bandung.

    Acara dibuka oleh Ketua Umum

    IATMI Bambang Ismanto, dilanjutkan

    sambutan Kadiv SKK Migas Gunawan S,

    di moderatori oleh M. Tavip (SKK Migas),

    Hendrazid  (IATMI),  Jufrihadi  (IATMI).

    Dua orang pembica menjadi fasilitator,

    Dr. Bonar Tua Halomoan Marbun dari

    ITB mengulas berbagai aspek pedoman

    dalam bidang pemboran. Pada hari

    kedua Rahmat Basuki dari ENI Indonesiaberbagai pengetahuan: Pedoman Teknis

    Perencanaan Drilling Sumur Migas di

    Indonesia (Deepwater - Subsea Well

    System).

    Berbagai topik dibahas antara lain

    Casing Design, Casing Inventory dan Kick

    Tolerance.  Hal ini menjadi pengetahuan

    baru bagi sebagian peserta. Misalnya

    dalam Desain Casing tidak hanya sebatas

    dari sudut pandang  drilling engineering

    tetapi juga ada aspek-aspek dari

    bidang reservoir seperti keekonomian,

    produksi, formation pressure, fracture

    gradient & pressure dan EOR yang dapat

    berpengaruh. Demikian pula dalam

    Kick Tolerance yaitu maksimum gas

    atau influx yang dapat ditoleransi tanpa

    terjadinya formation breakdown.  Selain

    itu juga Annulus Pressure Build-Up (APB),

    Casing Wear dan Well Barriers. Pembicara

    praktisi dari salah satu perusahaan KKKS

     juga membagi pengalamannya dalam

    mengatasi APB tekanan yang muncul

    akibat hubungan antara  casing   padaannulus   akibat sumur yang sudah lama

    berada dalam kondisi produksi. Dalam

    hal ini para peserta banyak mendapat

    petunjuk praktis APB.***

    IATMI SIAPKAN

    CALON

    PENSIUNAN

    Banyak orang merasa gamang memasuki

    masa pensiun. Terutama bila pada saat

    terakhir orang itu menduduki posisi

    bagus, jabatan tinggi, kewenangan luas dan,

    tentunya gaji memadai. Masa purna bhakti yang

    ada di depan mata seolah hantu yang kalau bisa

    dihindari. Namun seberapa giatnya seseorang

    yang bekerja dan mengabdikan waktu, pikiran

    dan tenaganya pada sebuah lembaga, cepat

    atau lambat pasti akan memasuki masa

    pensiun. Umumnya masa peralihan ke “dunia”

    baru itu harus dijalani pada saat mereka berada

    pada puncak kematangan psikologis serta kaya

    akan pengalaman. Kebanyakan mereka tidak

    siap mental untuk memasuki masa ini sehingga

    menimbulkan masalah.

    Untuk mengantisipasi perasaan-perasaan

    serupa, yang sebenarnya wajar, pada calon-

    calon pensiunan, IATMI bekerjasama dengan

    berbagai pihak, merencanakan pelatihan

    khusus, “Entrepreneurship Workshop for Pre- 

    Retirement” yang waktunya akan ditentukan

    kemudian.

    Menata Hidup Sehat

    Workshop akan membahas bagaimana

    mengubah sikap mental dengan menawarkan

    satu alternatif sebagai wirausaha. Dan juga

    membahas bagaimana mengelola dana sesuai

    dengan kemampuan agar peserta mampu

    menjadi wirausaha profesional.

    Bengkel kerja ini dirancang dalam bentuk

    interaktif melalui ceramah, diskusi, simulasi

    dan pelatihan dengan kasus. Para fasilitator

    sengaja dipilih mereka yang punya kompetensi

    di bidangnya, termasuk psikolog, dokter ahli

    kesehatan manula serta pra praktisi.

    Kegiatan selama lima hari itu juga akan

    diisi dengan pencerahan tentang sikap

    mental menghadapi perubahan, bagaimana

    menata hidup sehat di masa pensiun serta

    mendengarkan cerita sukses pengusaha

    yang berhasil. Selain itu peserta akan dibawa

    mengunjungi tempat-tempat usaha seperti

    bengkel kendaraan, café  dan restoran, tempat

    usaha makanan dan suvenir serta juga lokasi-

    lokasi peternakan, perikanan, perkebunan

    dan-lain-lain. Pelatihan juga diselingi dengan

    konsultasi personal kewirausahaan serta

    praktek budidaya tanaman dan pembuatan

    pupuk.***

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    8/12

    Penasehat :

    Bambang IsmantoPenanggung Jawab :

     Judha SumariantoWakil Penanggung Jawab :

    Ratnayu Sitaresmi Tim Redaksi :

    Renville AlmatsierAndry Halim

    Tauk FathaddinBoni Swadesi

    Redaktur Pelaksana :

    Renville AlmatsierLayout & Foto :

    Alief SyahruAbdul MananAlamat Redaksi :

    Patra Office Tower, 1st Floor, Suite 1-C Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34

     Jakarta Selatan 12950

     Telp/Fax :021-5203057Email :

    [email protected]

    8  |  IATMI  Volume 2 - Maret/April 2014

    Bulan Maret dan April lalu

    merupakan bulan yang sepi

    dari kegiatan. Kecuali penyelenggaraan Konferensi

    IndoCBM 2014, tampaknya seluruh lapisan masyarakat,termasuk warga IATMI, terbawa sibuk dengan persiapan

    dan pelaksanan Pemilihan Umum Calon Anggota

    Legislatif yang gaungnya masih terus terasa hingga

    saat ini. Kurangnya aktivitas itu berdampak pada kerja

    kami mempersiapkan bulletin ini. Kami mohon maaf

    kepada para pembaca sekalian bila nomor ini hadir

    agak terlambat dari biasanya. Kegiatan Konferensi

    IndoCBM itu kami laporkan dengan ilustrasi dalam

    Galeri Foto dan kolom khusus mengenai perkembangan

    teknologi menara bor yang ditulis oleh rekan Bambang

    Widarsono. Selain itu ada tulisan oleh-oleh dari

    rekan Deden Supriatman  mengenai workshop

    yang dihadirinya. Tulisan-tulisan seperti inilah yang

    sebenarnya kami harapkan dari para anggota IATMI.

    Dengan menorehkan pengalaman, Anda bisa berbagi

    pengetahuan atau menyampaikan ide atau usul kepada

    sesama rekan IATMI. Karena ide sekecil apa pun, bila

    mendapat tambahan masukan, bisa berkembang

    menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua.

    Akhirnya, selamat beraktivitas kepada semua pembaca

    dan anggota IATMI. Redaksi

    Dari Redaksi 

    Redaksi

    SPE - IATMI Petroleum Engineering Certication

    09 – 13 June 20 14, Venue : Bandung

    Wireline Logging Tools & Applications

    16 – 18 June 20 14, Venue : Bandung

    Wireline Logging for Non Engineer

    18 – 20 June 20 14, Venue : Bandung

    Reliability Of Core Analysis & PVT Data

    23 – 26 June 2014, Venue : Yogyakarta

    Contact Person :  Abdul Manan (0813 162 544 74)

    Jadwal Pelatihan IATMI

    • Telah meninggal dunia rekan Sunoto

    Murbini  (No. Anggota 01323) karena

    sakit pada hari Sabtu, 3 Mei 2014, jam

    05.25 WIB di RS Pertamina Pusat, Jakarta.

     Jenazahnya dikebumikan di Bojonegoro

    pada tanggal 4 Mei 2014. Almarhum

    adalah pendiri LSATMI dan pernah

    menjabat pelaksana harian IATMI tahun

    2008-2009.

    Semoga arwahnya diterima disisi-Nya

    dan diampuni segala dosa-dosanya. Serta

    untuk keluarga yang ditinggalkannya,diberikan ketabahan. Aamiin.***

    Alm. Sunoto Murbini.

    BERITA DUKA

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    9/12

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    10/12

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    11/12

  • 8/17/2019 Buletin IATMI & Barrels Maret-April 2014

    12/12