52

Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008
Page 2: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

2

Daftar Isi :

Pengantar Redaksi

Ketua Redaksi

3

Change Management

Raissekki,SKM,MM

4

Taktik Mengatasi Penolakan atas

Perubahan Management

Nana Mulyana,SKM

5

Pelatihan Kekarantinaan Kapal

RBA Widjonarko,SKM,Mkes

6

Beberapa SOP dan Intrumen

Kekarantinaan Kapal ( bagian 1)

RBA Widjonarko,SKM,Mkes

12

Penyelenggaraan Pelatihan

Pemeriksaan HSK bagi petugas

KKP, Sugeng Retyono,SKM

17

Atasi Kegemukan dengan diet

Golongan darah

Imi Chumairah,SKM

22

Cara bertahan hidup (survival) di

laut, Dewi Dyah Palupi,SKM

27

Selayang Pandang Antisipasi

Banjir, Agus Syah FH,SKM

34

Hidup lebih "Green" dengan

Komputer Anda

Nana Mulyana,SKM

38

Dibalik Bahaya plastik sebagai

kemasan makanan

Fifi Nur Afifah,SKM

40

Rose yang cantik nan menawan

Ny.Bertha M.Pasolang,Ssos

43

Kemampuan Binatang yang

sering di temui di kapal

RBA Widjonarko,SKM,MKes

44

Buah-buahan berkasiat di sekitar

Kita, Syaflovida

46

Kegunaan pemberian Vaksinasi

terhadap Jemaah Haji,

dr.H.Endriana S.L.

49

Diterbitkan oleh :

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

DITJEN PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PELINDUNG / PENASEHAT

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Raissekki, SKM.MM.

DEWAN REDAKSI :

Ketua,

RBA. Widjonarko, SKM.M.Kes.

ANGGOTA REDAKTUR :

Rosyid Ridlo Prayogo, SE.MKM.

Ikron, SKM.MKM.

Agus Syah FH.SKM.

Sugeng Retyono, SKM.

EDITOR :

Nana Mulyana, SKM.

Lussi Soraya.

Dewi Dyah Palupi, SKM.

SEKRETARIAT :

Evi Maria

ALAMAT :

Jl. Raya pelabuhan No.17,

Tg. Priok, Jakarta Utara

( (021) 43931045, 4373266

Fax (021) 4373265

E-mail

[email protected]

Kami menerima tulisan berupa artikel,

berita atau ulasan dan kritik saran dari

pembaca, Kirimkan ke redaksi Buletin Info

Kesehatan Pelabuhan Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok atau

melalui e-mail . Kami tidak membalas e-mail

secara personal, terima kasih.(red.)

B entuk resistensi sebagian petugas

terhadap perubahan bisa bermacam-

macam, mulai dari mogok melakukan

pekerjaan, meluasnya frustasi pada

kelompok hingga protes terang – terangan

untuk menolak prosedur kerja dan

teknologi baru yang sedang

dikembangkan. Mungkin, pada dasarnya

setiap petugas Pelabuhan akan berusaha

menolak perubahan, terlebih lagi apabila

perubahan itu bakal mengancam

keamanan posisi mereka, uang mereka

atau berujung pada ketidakpastian, yang

akhirnya berimbas pada tersendatnya

pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di Pelabuhan.

Change management merupakan

perubahan yang terencana, merupakan

perubahan perilaku, dan hasil perubahan

itu berupa peningkatan kinerja organisasi

KKP sebagai unit pelaksana teknis,

sekaligus membaiknya kualitas budaya

kerja. Nah, di sinilah change management

menjadi penting.

CHANGE MANAGEMENT

P ermenkes 356 / 2008 : KKP mempunyai

tugas melaksanakan pencegahan

masuk & keluarnya penyakit, penyakit

potensial wabah, pengamanan terhadap

penyakit baru dan penyakit yang muncul

kembali, survailans epidemiologi, kekaran-

tinaan, pengawasan OMKABA, pelayanan

kesehatan, pengendalian dampak kese-

hatan lingkungan, bioterorism, unsur

biologi, kimia dan pengamanan radiasi di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan

lintas batas darat negara

Sebuah UPT melakukan tugas pokok yang

buuuuanyak sekali, tentu fasilitas

pendukungnya membutuhkan bermacam

– macam sarana dan prasara yang

memadai pula. Semoga segera tersedia . .

. . ., apalagi dalam pengendalian dampak

kesehatan lingkungan, bioterorism? Unsur

biologi? Unsur kimia? Pengamanan

radiasi? Belum lagi tugas pokok dalam

pencegahan masuk & keluarnya penyakit

baru (new emmerging disease). Cover & Layout

Nana Mulyana, SKM

SOP & INSTRUMEN

KEKARANTINAAN KAPAL

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 3: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

3

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume III edisi 3 yang

diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan

wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna

mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor

Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan program, kajian

– kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan,

naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya,

bahkan informasi kesehatan tradisional.

Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Nusantara ini merupakan salah satu unit

pelaksana teknis Departemen Kesehatan RI yang mempunyai tugas melaksanakan

pencegahan masuk & keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, pengamanan

terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, survailans epidemiologi,

kekarantinaan, pengawasan OMKABA, pelayanan kesehatan, pengendalian dampak

kesehatan lingkungan, bioterorism, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah

kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Sebagai perwujudan dari

penyelenggaraan fungsi KKP dalam pelaksanaan jejaring informasi serta jejaring kerja dan

kemitraan bidang kesehatan maka KKP harus saling memberikan informasi tentang

penyakit dan faktor resikonya yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan

internasional di wilayah kerjanya dengan menggunakan seluruh media informasi yang telah

tersedia, termasuk menggunakan buletin ini sebagai wahana penyampaian informasi.

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak –

sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan

pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada para kolega KKP, institusi kesehatan

unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi

dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan

kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang

kita inginkan.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

Pengantar Redaksi

INFO KESEHATAN PELABUHAN

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 4: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

4

CHANGE MANAGEMENT Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

Keberhasilan pembangunan kesehatan di Pelabuhan, bukan hanya tergantung

pada sumberdaya yang ada seperti petugasnya, dananya, metode, material, mesin,

pasar, dll tetapi juga berbagai faktor lain yang ikut berkontribusi dalam mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di Pelabuhan. Pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di Pelabuhan dapat berlangsung secara optimal dan sukses

apabila dibarengi dengan management perubahan (change management)

Kepala bidang Pengendalian Karantina dan Surveilens Epidemiologi pada salah satu

KKP Kelas I wajahnya berubah tertekuk seperti onta sambil mengomel : “membuka website

saja tidak bisa, kirim E-mail tidak tahu, menyusun naskah buletin tidak bisa, wah . . . buntu”.

Padahal lelaki paruh baya itu sudah mensosialisasikan pentingnya jejaring informasi untuk

mendukung kinerja. Kepala Kantor sudah menyediakan sarana untuk akses internet,

buletin, dll sebagai wahana informasi dan komunikasi bagi insan pelabuhan dalam

mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan,

khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Ironisnya ??? Walaupun sudah ada, masih enggan untuk menggunakannnya, susah benar

untuk berubah. Singkatnya, masih bertahan dengan menggunakan budaya kerja lama. Hal

ini menggambarkan bahwa betapa sulitnya melakukan change management.

Biasanya adanya perubahan berpijak pada kebutuhan (demand) atau keinginan

(need) untuk membuat kinerja yang lebih baik. Memang kenyataannya, kadangkala

sebagian petugas perubahan justru mengakibatkan ketidak – pastian sehingga tidak heran

bila petugas Pelabuhan yang menolak adanya perubahan dengan berbagai cara dan

alasan. Oleh karena itu, keinginan pimpinan (need) dan kebutuhan staf (demand) harus

terwujud dalam satu area yang sama bahkan bila perlu tertuang dalam suatu kesepakatan

dan kebulatan tekad bersama. (SBY : bersama kita bisa /red).

Bentuk resistensi sebagian petugas terhadap perubahan bisa bermacam-macam,

mulai dari mogok melakukan pekerjaan, meluasnya frustasi pada kelompok hingga protes

terang – terangan untuk menolak prosedur kerja dan teknologi baru yang sedang

dikembangkan. Mungkin, pada dasarnya setiap petugas Pelabuhan akan berusaha

menolak perubahan, terlebih lagi apabila perubahan itu bakal mengancam keamanan

posisi mereka, uang mereka atau berujung pada ketidakpastian, yang akhirnya berimbas

pada tersendatnya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Pelabuhan.

Perubahan organisasi KKP telah telah terjadi sejak tahun tahun 1949/1950,

pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan Karantina, pada tahun 1970 terbit SK Menkes

nomor : 1025/DD /Menkes, tentang pembentukan Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL)

dan Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara (DKPU). Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut sebanyak

60 DKPL dan Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara sebanyak 12 DKPU, semuanya non eselon.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 5: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

5 Selang 8 tahun kemudian yakni pada tahun

1978, terbit SK Menkes Nomor : 147/Menkes/

IV/78 DKPL/DKPU dilebur menjadi Kantor

Kesehatan Pelabuhan, dengan eselon IIIB,

yakni 10 KKP Kelas A dan 34 KKP Kelas B.

Perubahan kembali terjadi yakni pada

tahun 1985, terbitnya SK Menkes 630/

Menkes/SK/XII/85, menggantikan SK No.147,

jumlah KKP berubah menjadi 46 oleh

penambahan KKP kelas B (KKP Dili dan KKP

Bengkulu). Pada tahun 2004 berubah lagi

oleh terbitnya SK Menkes nomor : 265/

Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi &

Tata Kerja KKP yang baru. Pada tahun 2007,

terbit Permenkes nomor : 167 merupakan

perbaikan Kepmenkes No. 265 yakni

penambahan KKP kelas` III menjadi 32 KKP

sekaligus wilayah kerjanya. Selanjutnya

Pada tahun 2008, berubah lagi oleh terbit

Permenkes nomor : 356/MENKES/PER/V/2008

tentang Organisasi & Tata Kerja KKP. Hebat

bukan ???

Untuk itulah, proses perubahan perlu

dikelola agar proses tersebut berjalan mulus.

Change menagement merupakan langkah

– langkah yang harus diambil untuk men-

ingkatkan kemampuan organisasi dalam

beradaptasi dengan perubahan global se-

cara efektif, termasuk di dalamnya men-

gubah perilaku individu dan kelompok di

dalam organisasi kesehatan di pelabuhan.

Change management merupakan

perubahan yang terencana, merupakan

perubahan perilaku, dan hasil perubahan

itu berupa peningkatan kinerja organisasi

KKP sebagai unit pelaksana teknis, sekaligus

membaiknya kualitas budaya kerja. Nah, di

sinilah change management menjadi

penting.@

U ntuk mencapai tujuan dari perubahan

maka diperlukan langkah atau taktik

yang nyata dan pasti, seperti yang di tulis

oleh Coch dan French Jr. Ada enam taktik

yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi

perubahan,yaitu :

1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan

penjelasan secara tuntas tentang latar

belakang, tujuan, akibat, dari diada-

kannya perubahan kepada semua pi-

hak.

2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk

mengambil keputusan. Pimpinan hanya

bertindak sebagai fasilitator dan motiva-

tor. Biarkan anggota organisasi yang

mengambil keputusan

3. Memberikan kemudahan dan dukun-

gan. Jika pegawai takut atau cemas,

lakukan konsultasi atau bahkan terapi.

Beri pelatihan-pelatihan.

4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dila-

kukan adalah melakukan negosiasi den-

gan pihak-pihak yang menentang pe-

rubahan.

5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi

adalah menutupi kondisi yang sesung-

guhnya. Kooptasi dilakukan dengan

cara memberikan kedudukan penting

kepada pimpinan penentang peruba-

han dalam mengambil keputusan.

6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan.

Berikan ancaman dan jatuhkan huku-

man bagi siapapun yang menentang

dilakukannya perubahan. (MGC @).

TAKTIK MENGATASI PENOLAKAN ATAS PERUBAHAN MANAGEMENT

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 6: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

6

PENDAHULUAN

Meningkatnya teknologi transportasi

mengakibatkan makin cepatnya arus

perjalanan orang, barang, dan alat angkut

lebih cepat daripada masa inkubasi

penyakit, sehingga penjalaran dan

penularan penyakit antar negara semakin

cepat, terutama masalah yang berkaitan

dengan kesehatan manusia.

Pengawasan kesehatan kapal

merupakan tanggung jawab Kantor

Kesehatan Pelabuhan sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan

Pelabuhan tersebut adalah melakukan

pencegahan masuk & keluarnya penyakit,

penyakit potensial wabah, pengamanan

terhadap penyakit baru dan penyakit yang

muncul kembali, epidemiologi,

kekarantinaan, pengawasan OMKABA,

pelayanan kesehatan, pengendalian

dampak kesehatan lingkungan, bioterorism,

unsur biologi, kimia dan pengamanan

radiasi di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Guna meningkatkan kepercayaan

pelayaran internasional, Kantor Kesehatan

Pelabuhan dituntut bukan hanya mampu

mencegah masuk dan keluarnya penyakit

potensial wabah, namun juga harus siap

menyelesaikan masalah kesehatan

masyarakat yang dianggap darurat secara

internasional ( Public Health Emergency of

International Concern ). Dengan demikian,

maka petugas KKP dituntut untuk memiliki

kemampuan yang profesional dalam

melaksanakan tugas kekarantinaan kapal.

Salah satu upaya peningkatan

profesionalisme petugas KKP seantero

Nusantara ini dilakukan melalui pelatihan

Kekarantinaan Kapal ini. Yang

diselenggarakan pada tanggal 14 s/d 19 Juli

2008 di Hotel Ria diani, Bogor, Jawa Barat

dan di Pelabuhan Tanjung Priok.

TUJUAN

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan petugas KKP secara profesional

dalam melaksanakan kegiatan

kekarantinaan kapal.

PESERTA

Jumlah peserta pelatihan sebanyak 30

peserta yang berasal dari KKP Kelas I, II dan

III, dengan kriteria sebagai berikut :

Pendidikan minimal Diploma III Kesehatan,

Petugas lapangan yang memiliki uraian

tugas dalam pengawasan kedatangan

kapal dalam karantina dan berusia

maksimal 40 tahun.

MATERI PELATIHAN

1. Materi Dasar

a. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor

PELATIHAN KEKARANTINAAN KAPAL (summarry report)

Munculnya Permenkes 356 / 2008, berarti jumlah KKP Kelas I di bumi Nusantara ini bertambah jumlahnya menjadi 7 KKP, dengan

konsekuensi penyelenggaran fungsi pelatihan juga harus dilaksanakan secara efektif. Ringkasan laporan penyelenggaraan pelatihan ini, paling

kurang dapat dipakai sebagai referensi dalam penyelenggaraan pelatihan petugas KKP pada masa mendatang, terutama format – format

evaluasi yang lazim dipergunakan. Semoga sukses

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 7: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

7 Kesehatan Pelabuhan

b. Peraturan Perundang-undangan

yang berkaitan dengan

Kekarantinaan Kapal

2. Materi Inti

a. Kebijakan dan Strategi

Departemen Kesehatan dalam

Penerapan IHR 2005

b. Penerapan Surveilans

Epidemiologi pada Kantor

Kesehatan Pelabuhan

c. Kapasitas Inti IHR 2005 dalam

Kekarantinaan Kapal

d. Penggunaan APD dalam

Karantina Kapal

e. Instrumen Pengawasan Kapal

dalam Karantina

f. Pemeriksaan Dokumen Kesehatan

Kapal dalam Karantina

3. Materi Penunjang

a. Building Learning Comitment

(BLC)

b. Peran Administrator Pelabuhan

dalam Penerapan IHR 2005

c. Rencana Tindak Lanjut

Penyelenggaraan Kekarantinaan

Kapal

NARA SUMBER dan FASILITATOR

Nara sumber dan fasilitator berasal dari :

Pusdiklat Badan PPSDM Kesehatan Depkes

RI, Adpel utama Pelabuhan Tanjung Priok,

Ditjen PP & PL – Depkes RI dan KKP Kelas I

Tanjung Priok.

METODE PELATIHAN

Metode dalam penyelenggaraan pelatihan

ini dilaksanakan dengan cara : ceramah,

curah pendapat, diskusi, praktek (dikelas

dan lapangan)

WAKTU DAN TEMPAT

Pelatihan ini dilaksanakan di Hotel Ria Diani

Cibogo, Bogor, Jawa Barat dan di

Pelabuhan Tanjung Priok mulai tanggal 14

s/d 19 Juli 2008

PEMBIAYAAN

Biaya pelaksanaan kegiatan pelatihan

Kekarantinaan Kapal ini dibebankan

kepada DIPA KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun

Anggaran 2008

RINGKASAN JALANNYA PELATIHAN

Pelatihan ini berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan rencana yang ditetapkan,

dengan uraian sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pelatihan diikuti

oleh 31 peserta ( 1 orang peserta

tambahan gratis dari KKP Kelas II

Jayapura), dengan narasumber /

fasilitator sesuai yang direncanakan

2. Hasil Pre Test terhadap 30 orang

peserta, rentang nilai ( terendah 44

dan tertinggi 88) dengan nilai rata –

rata 66 sedangkan hasil Post Tes

rentang nilai (terendah 60 dan

tertinggi 92) dengan nilai rata – rata

78,6. Nilai pre test peserta

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 8: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

8 menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan nilai pada saat post

test dan dari hasil uji statistik dengan

menggunakan t Test before – after

pada alfa 0,05 menunjukkan bahwa

ada perbedaan yang signifikan

antara nilai pre test dan nilai post

test. Hal ini berarti proses

pembelajaran ini telah berhasil

meningkatkan kemampuan peserta

dalam bidang kekarantinaan kapal

3. Peserta diberikan kesempatan untuk

menilai fasilitator dalam proses

pembelajaran selama pelatihan

dengan memakai format evaluasi

pada saat akhir pelatihan. Hasil

evaluasi terhadap fasilitator

menunjukkan nilai baik sekali,

bahwa nilai rata – rata fasilitator 80,3

(rentang nilai 70,4 - 90,2) dengan

kategori baik sekali (format

terlampir).

4. Peserta diberikan kesempatan untuk

menilai dirinya sendiri dalam proses

pembelajaran selama pelatihan

dengan memakai format evaluasi

pada saat akhir pelatihan. Hasil

evaluasi tersebut menunjukan

bahwa :

a. Pengalaman belajar selama

pelatihan ini bermanfaat bagi

p e n g e m b a n g a n d a l a m

pelaksanaan pekerjaan :

Amat baik (lebih dari 80)

sebanyak 25 orang

Baik (71 – 80) sebanyak 5

orang

Yang tergolong pada kategori amat

baik sebesar 83,3 %, dan yang

tergolong kategori baik sebesar 16,7

%. Hal ini berarti peserta merasa

bahwa melalui pelatihan ini mereka

memperoleh pengalaman belajar

yang sangat bermanfaat bagi

pengembangan dalam pelaksanaan

tugasnya sehari – hari karena isian

format pengalaman belajar para

peserta pelatihan tergolong dalam

kategori amat baik dan baik.

b. K e p u a s a n t e r h a d a p

p e n y e l e n g g a r a a n p r o s e s

pembelajaran pada umumnya

Baik (71 - 80) sebanyak 30

orang

Yang tergolong pada kategori

baik sebesar 100 %, yang berarti

peserta latih merasa puas dengan

proses pembelajaran pelatihan

karena sebagian besar kepuasan

p e s e r t a t e r h a d a p

p e n y e l e n g g a r a a n p r o s e s

pembelajaran pada umumnya

tergolong dalam kategori baik.

5. Peserta diberikan kesempatan untuk

m e n i l a i p e n y e l e n g g a r a a n

akomodasii dengan cara mengisi

format evaluasi pada saat akhir

pelatihan.

Hasil evaluasi tersebut menunjukan

bahwa :

a. Akomodasi ruang kelas

Baik (71 – 80) sebanyak 30 orang.

Dengan demikian yang tergolong

pada kategori baik sebesar 100 %,

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 9: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

9

yang berarti sebagian besar peserta

menyatakan bahwa akomodasi

ruang kelas cukup menunjang dalam

pemahaman materi yang diberikan.

b. Akomodasi makanan/minuman

Baik (71 – 80) sebanyak 30 orang

Dengan demikian yang tergolong

pada kategori baik sebesar 100 %,

yang berarti sebagian besar peserta

menyatakan bahwa akomodasi

makanan / minuman cukup

menunjang dalam pelaksanaan

pelatihan.

6. Kutipan instruksi Dirjen PP & PL yang

disampaikan pada pembukaan

pelatihan kekarantinaan kapal ini,

antara lain :

Para peserta pelatihan yang saya

cintai, saya instruksikan kepada

saudara – saudara sekalian untuk :

Lakukan Surveilans Epidemiologi,

setiap saat secara

berkesinambungan serta

merespon setaip perubahan

Lakukan pengawasan serta

tindakan terhadap alat angkut/

barang dan penumpang dipintu

masuk.

Lindungi masyarakat yang

hendak bepergian keluar negeri

(daerah endemi) dengan

vaksinasi ICV

Tingkatkan kemampuan petugas

dalam merespon PHIEC

Ciptakan lingkungan pelabuhan

yang sehat

Tingkatkan koordinasi dengan

instansi terkait dipelabuhan serta

Dinas kesehatan setempat

Jalin kerjasama yang baik dengan

Agen Pelayaran/ Insan

masyarakat pelabuhan lainnya.

Tingkatkan kemampuan

tehnologi, komunikasi dan bahasa

EVALUASI TERHADAP FASILITATOR

Nama Fasilitator : ........................................................

Mata Ajaran : ........................................................

UNSUR YANG DIEVALUASI : ........................................................

30 40 50 55 60 70 90 95 100

a Penguasaan materi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

b Ketepatan waktu ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

c Sistematika penyajian ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

d Penggunaan metoda dan alat

Bantu

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

e Daya simpati (gaya dan sikap

terhadap peserta)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

f Penggunaan bahasa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

g Pemberian motivasi belajar

pada peserta

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

h Pencapaian TTU dan TIK ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

i Tulis hasil rata-ratanya : ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 10: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

10 Terakhir bekerjalah dengan iklas

dan jujur

PENUTUP

Semoga ringkasan laporan

penyelenggaraan pelatihan kekarantinaan

kapal ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca buletin, terutama bagi petugas

yang memiliki tugas di instalasi DIKLAT pada

KKP Kelas I sesuai Permenkes 356 / 2008.

RBAW 2008 ***

PENILAIAN HARIAN

- Berilah tanda [X] pada angka jawaban yang anda pilih

- Nama anda tidak perlu ditulis

UNSUR YANG DIEVALUASI

A MATERI

60 60 65 70 75 80 85 90 95 100

- Materi pelatihan ini

memenuhi harapan anda ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Materi pelatihan sesuai

kebutuhan di tempat tugas ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Manfaat praktek di kelas ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

B PROSES PEMBELAJARAN

- Pengalaman belajar selama

pelatihan ini bermanfaat bagi

pengembangan anda

dalam pelaksanaan tugas

nanti

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Kepuasan anda terhadap

penyelenggaraan proses

pembelajaran

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

C AKOMODASI

- Ruang kelas ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Ruang tidur / asrama ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Makanan / minuman ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

D HAL-HAL YANG MEMBANTU DAN MENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN

- Yang membantu ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

- Yang menghambat ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

E SARAN SAYA UNTUK KEGIATAN TINDAK LANJUT

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 11: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

11

PENILAIAN DISKUSI KELOMPOK

Kelompok :

Topik diskusi :

Hari / tanggal / jam :

No Nama peserta

Skore

Keterangan Pemahaman

materi

Penganalisaan &

pemecahan

masalah

Komunikasi

lisan

1

2

3

dst

……….……, ….………. …………

MOT / Fasilitator

_________________________

Keterangan :

Angka penilaian, skore : 0 – 100

Indikator penilaian :

a. Pemahaman materi :

Pemahaman materi pokok yang didiskusikan

Pengetahuan terhadap lain materi yang terkait dengan materi pokok.

b. Penganalisaan dan pemecahan masalah :

Ada analisa / sintesa yang tidak hanya menguraikan fakta tetapi juga membandingkan pendapat lain

Ada hubungan sebab akibat dari faktor yang mempengaruhi dan masuk akal

Ada alternatif pemecahan masalah yang dapat dikembangkan

Ada pemikiran baru atau inovatif

c. Komunikasi pesan :

Kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas dan sistematis

Kemampuan meyakinkan orang lain terhadap apa yang dikemukakan

Kemampuan memberikan tanggapan, menerima kritik dengan sikap dewasa

Kemampuan mempertahankan pendapat tanpa merendahkan pendapat lain.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 12: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

12

S ampai pada saat ini sebagian besar

instrumen pengawasan alat angkut

(kapal) relatif sangat bervariasi alias

berbeda antar KKP se Nusantara tercinta ini,

termasuk standar prosedur pelaksanaannya.

Kenapa demikian ??? Silakan bertanya

pada rumput yang bergoyang.

Guna mengantisipasi kondisi ini, KKP Kelas I

Tanjung Priok sejak tahun 2004

memberlakukan SOP dan instrumen –

instrumen lokal guna penyelenggaraan

fungsi instutusi secara profesional. Kita harus

menjaga kepercayaan dunia pelayaran

internasional dalam pengawasan kapal

sehingga Tanjung Priok Port Health Office

diperhitungkan oleh mereka.

Dalam penyelenggaraan fungsi

sesuai tugas pokok yang diemban, Kantor

Kesehatan Pelabuhan se Nusantara ini

dituntut untuk bertindak profesional sesuai

standar walaupun standar pelaksanaan

dan instrumen yang berlaku secara nasional

masih belum ada.

Apakah KKP harus menunggu ???

KKP harus bertindak profesional dalam

melaksanakan tugas tanpa menunggu . . . .

apapun, KKP harus siap siaga bertindak

handal. Apalagi pada saat ini sudah terbit

Permen 356 / 2008, tugas pokok KKP semakin

banyak dan berat bila dibanding dengan

Kepmen 265 / 2004. Mari kita lihat . . . .

Kepmenkes 265 / 2004 : KKP mempunyai tu-

gas melaksanakan pencegahan masuk dan

keluarnya penyakit, penyakit menular po-

tensial wabah, surveilens epidemiologi, ke-

karantinaan, pengendalian kesehatan ling-

kungan, pelayanan kesehatan, pengawa-

san OMKABA serta pengamanan terhadap

penyakit baru dan penyakit yang muncul

kembali, bioterorisme, unsur biologi, nimia

dan pengamanan radiasi di wilayah kerja

bandara, pelabuhan dan lintas batas darat

negara.

Permenkes 356 / 2008 : KKP mempunyai

tugas melaksanakan pencegahan masuk &

keluarnya penyakit, penyakit potensial wa-

bah, pengamanan terhadap penyakit baru

dan penyakit yang muncul kembali, sur-

vailans epidemiologi, kekarantinaan, pen-

gawasan OMKABA, pelayanan kesehatan,

pengendalian dampak kesehatan lingkun-

gan, bioterorism, unsur biologi, kimia dan

pengamanan radiasi di wilayah kerja ban-

dara, pelabuhan, dan lintas batas darat Ne-

gara.

Hebat bukan ??? . . . . Sebuah UPT

melakukan tugas pokok yang buuuuanyak

sekali, tentu fasilitas pendukungnya

membutuhkan bermacam – macam sarana

dan prasara yang memadai pula. Semoga

segera tersedia . . . . ., apalagi dalam

pengendalian dampak kesehatan

lingkungan, bioterorism? Unsur biologi? Unsur

kimia? Pengamanan radiasi? Belum lagi

tugas pokok dalam pencegahan masuk &

keluarnya penyakit baru (new emmerging

disease).

Untunglah dengan terbitnya Permenkes

356 / 2008 tersebut, beberapa KKP banyak

BEBERAPA SOP DAN INSTRUMEN KEKARANTINAAN KAPAL

(Bagian 1)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 13: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

13 yang naik eselon sehingga jumlah KKP Kelas

I (eselon 2b) menjadi 7 (tujuh) KKP, hampir

setingkat direktur. Hebat bukan ??? . . . . . .

Beberapa SOP dan instrumen lokal

dalam pengawasan kesehatan kapal yang

diberlakukan di Pelabuhan Tanjung Priok,

antara lain :

1. Instrumen kapal dalam karantina

Sesuai Undang – Undang No 1 Tahun

1962 pada bab VI tentang tata cara

dan tindakan karantina :

a. Tiap kapal yang datang dari luar

negeri berada dalam karantina

b. Tiap kapal yang datang dari suatu

pelabuhan dan / atau daerah

wilayah Indonesia yang ditetapkan

terjangkit suatu penyakit berada

dalam karantina

c. Tiap kapal yang mengambil

penumpang dan / atau muatan dari

kapal tersebut point 6.b berada

dalam karantina

d. Kapal yang disebut pada point a s.d.

c baru bebas dari karantina bila telah

mendapat ijin karantina (free

pratique)

Oleh karena itu, diperlukan instrumen untuk

pemeriksaan kapal dalam karantina sesuai

yang tertuang dalam aturan perundang –

undangan tersebut. Oleh karena itu, Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

memakai format pemeriksaan kapal

dibawah ini untuk pelaksanaan tugas dan

fungsinya.

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAH KELAS I TANJUNG PRIOK

INSTRUMEN PEMERIKSAAN KAPAL DALAM KARANTINA

I. DATA UMUM

- Nama Kapal : .............................. - Nama Kapten/

Nahkoda

: ..............................

- Bendera : .............................. - Besar Kapal (GRT) :

...............................

- No. IMO : .............................. - Pemilik Kapal :

................................

- Agen Kapal : .............................. - Penumpang Gelap :

...............................

- Pelabuhan Asal : .............................. - Pelabuhan Tujuan :

...............................

- Tanggal Tiba/Labuh : ........................... Jam : ………… Lokasi : ......................

- Tanggal Sandar/Tambat : ......................... Jam : ………… Lokasi : ..........................

- Tanggal

diperiksa

: .............................. - Jam diperiksa : ....... s/d ....... WIB

- Jumlah ABK

Asing

RI

: .......... Orang

: .......... Orang

- Jumlah Penumpang

Asing

RI

: .......... Orang

: .......... Orang

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 14: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

14

II. DATA KHUSUS

A Pelanggaran Karantina

1 Isyarat Karantina Ya Tidak

dipasang sejak di luar dam

Pasang saat sandar

Tidak pasang

2 Aktifitas di atas kapal

Ada bongkar muat sebelum penerbitan free

pratique

Menaikkan/ menurunkan orang sebelum

penerbitan free pratique

Tidak ada

B. Dokumen Kesehatan

No Jenis Dokumen Kondisi *) Keterangan

1 MDH Ada Tidak Ada

Bila tidak ada,

alasannya :

. . . . . . . . . . . . . . . . .

Sehat Tidak Sehat

2

SSCEC/ SSCC

Ada Tidak Ada

Bila tidak ada,

alasannya :

Tempat Terbit ...............

Tanggal Terbit ..............

Berlaku sampai

dengan ........................

3 Crew List/ Daftar ABK

Berlaku Tidak Berlaku

Bila tidak ada,

alasannya :

4 Vaccination List

Ada

Bila tidak ada,

alasannya :

5 Buku Kuning (ICV)/ Profilaksis

Ada

Tidak Ada

Bila tidak ada,

alasannya :

. . . . . . . . . . . . . . . . .

Sesuai Tidak Sesuai

6 P3K

Ada

Tidak Ada

Bila tidak ada,

alasannya

Berlaku Tidak Berlaku

Tempat Terbit ...............

Tanggal Terbit ...............

Berlaku s/d ...................

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 15: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

15

No Jenis Dokumen Kondisi *) KETERANGAN

7 Buku Kesehatan

Ada

Tidak Ada

Sesuai Tidak

sesuai

Bila tidak ada, alasannya

Tempat Terbit ..............

Tanggal Terbit ..............

8 Voyage Memo/ Last Port Ada Tidak ada Bila tidak ada, alasannya

9 Ship Particular

Ada Tidak ada

Bila tidak ada, alasannya

10 Cabel Master * Ada Tidak ada Bila tidak ada, alasannya

11 Last Port Clearance *

Ada Tidak Ada Bila tidak ada, alasannya

Tempat Terbit ...................

Tanggal Terbit ....................

12 PHC last Port

Ada Tidak ada

Bila tidak ada, alasannya

Tempat Terbit ………………

Tanggal Terbit .................

13 Sertifikat Hapus Serangga *

Ada

Tidak ada

Bila tidak ada, alasannya

Berlaku Tidak

Berlaku

Tempat Terbit ................

Tanggal Terbit .................

Berlaku sampai

dengan ..................................

C. Faktor Resiko PHEIC

No Item Resiko Ada Tidak Ada Keterangan

1 Tanda – tanda kehidupan

tikus / Kecoa / Lalat /

Nyamuk / Serangga

penyebab penyakit

Lainnya , B3 / Nubika, dll

KESIMPULAN

1. Pelanggaran

- Ada

- Tidak ada

2. Dokumen Kesehatan

- Lengkap dan berlaku

- Tidak Lengkap dan berlaku

3. Masalah PHEIC

- Ada

- Tidak ada

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 16: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

16

REKOMENDASI

1. Pelanggaran

Karantina

Surat Pernyataan

Proses Verba

2. Dokumen Kesehatan

Melengkapi

Memperbaharui

3. Penanganan Masalah PHEIC

Tata laksana Kasus

Tindakan Sanitasi / Penyehatan Kapal

(Deratisasi / Desinseksi/ Desinfeksi /

Dekontaminasi)

Investigasi

4. Free Pratique

Diterbitkan No : ................. Tanggal : .................. Jam : ................

Tidak diterbitkan

Tanjung Priok, ................................................ 2008

Mengetahui,

Master, Petugas Pemeriksa,

1 Nama : ....................................

NIP : .................................... (Tanda Tangan)

2 Nama : ....................................

NIP : .................................... (Tanda Tangan)

3 Nama : ....................................

NIP : .................................... (Tanda Tangan)

2. Surat pernyataan di atas kapal

Apabila dari hasil pemeriksaan kapal dalam karantina tersebut diatas ternyata terjadi

pelanggaran kekarantinaan, maka penanggungjawab kapal (Nahkoda) diminta

menandatangani surat pernyataan untuk datang ke KKP Kelas I Tanjung Priok, dengan

harapan memperoleh pembinaan agar pelanggaran tersebut tidak akan terulang lagi

pada masa mendatang, yang diketahui oleh agen pelayaran (Shiping Line).

Bersambung ke Volume III edisi 4 ……………...

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 17: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

17

I. PENDAHULUAN

Pelaksanaan pengawasan Hygiene

Sanitasi Kapal yang dilakukan oleh petugas

KKP sangatlah bergantung kepada

kemampuan petugas maupun sarana dan

prasarana yang dimiliki. Untuk itu diperlukan

suatu kemampuan yang handal dalam

pengawasan Hygiene Sanitasi Kapal baik

dari segi metode yang digunakan, teknik

penggunaan alat maupun analisis data

sehingga perlu peningkatan kemampuan

ket rampi lan dalam pelaksanaan

pengawasan Hygiene Sanitasi Kapal.

Peningkatan kemampuan dalam

pengawasan Hygiene Sanitasi Kapal bagi

petugas KKP dapat dilakukan melalui

pemberian pelatihan. Diharapkan

terselenggaraanya pelatihan dimaksud

akan lebih memantapkan lagi eksistensi

Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam

mencegah penyakit menular potensial

wabah.

II. PERSIAPAN PELATIHAN

A. Penyusunan Kerangka Acuan Kerangka

acuan disusun pada tanggal 14 Januari

2008.

B. Kepanitiaan

Pembentukan panitia penyelenggaraan

Pelatihan Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal ditetapkan melalui Surat

Keputusan Kepala Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Nomor :

PM.04.18/VIII.2/1046/2008 tanggal 11 Juli

2008 .

C. Garis-garis Besar Program

Pembelajaraan (GBPP)

GBPP pelatihan disusun pada tanggal

30 Juli 2008.

D. Penyusunan Jadwal Pelatihan

Jadwal pelatihan disusun pada tanggal

30 Juli 2008 .

E. Desiminasi Informasi Pelatihan

Pemberitahuan kepada :

Panggilan peserta pelatihan

Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal

Nomor : TU.09.01/VIII.2/1145/08.

Undangan pembukaan dan

permohonan sebagai narasumber

pelatihan Pemeriksaan Hygiene

Sanitasi Kapal Nomor : TU.09.01/

PENYELENGGARAAN

PELATIHAN PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL

BAGI PETUGAS KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

(sebagai laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan)

Oleh : Sugeng Retyono, SKM

Kegiatan Hygiene Sanitasi Kapal merupakan salah satu bentuk upaya kewaspadaan dini terhadap

timbulnya wabah penyakit yang ditimbulkan oleh vektor. Sesuai dengan ketentuan International

Health Regulation yang mengharuskan pelabuhan bebas dari infestasi kecoa, tikus dan air bersih

serta penyimpanan bahan makanan, maka pengendalian vektor mutlak harus dilakukan. Sementara

selama ini pengendalian tersebut belum maksimal dilakukan. dikarenakan oleh kendala

kemampuan pendanaan, keterbatasan peralatan hingga keterbatasan kemampuan sumber daya

manusia yang ada. Keterbatasan tersebut merupakan suatu kendala dan dapat pula merupakan

hambatan dalam pengawasan Hygiene Sanitasi Kapal.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 18: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

18 VIII.2/1154/08.

III. PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Jalannya Pelatihan

Pelatihan Pemeriksaan Hygiene

Sanitasi Kapal telah dapat

dilaksanakan dengan baik, lancar,

dan tertib sesuai jadwal waktu

yang telah ditetapkan, yaitu :

selama 6 hari mulai tanggal 19 s.d

24 Agustus 2008 di Hotel Ria Diani

Bogor, Jawa Barat.

Pembukaan sekaligus arahan

pelatihan dilaksanakan oleh Bapak

Direktur Jenderal Pemberantasan

Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan Departemen

Kesehatan RI pada Hari Selasa

tanggal 19 Agustus 2008 jam 19.00

WIB di Hotel Ria Diani Bogor, Jawa

Barat, sedang penutupan

dilaksanakan pada hari Minggu

tanggal 24 Agustus 2008 jam 16.00

WIB.

B. Peserta

Jumlah peserta yang hadir sebanyak

25 orang dari KKP Kelas I : 7 orang, KKP

Kelas II :12 orang dan KKP Kelas III : 6

orang. Rician nama peserta dapat dili-

hat pada table disamping kanan ini.

No. Nama Peserta Asal KKP

1 Uli Rohati Siregar KKP Kelas I Tanjung

Priok

2 Sulviana Syafri KKP Kelas I Tanjung

Priok

3 I Made Jendra KKP Kelas I Denpasar

4 Hari Susanto, ST KKP Kelas I Surabaya

5 Rohani, SKM, MKes KKP Kelas I Makassar

6 Suyono KKP Kelas I Medan

7 Nurdin, SKM KKP Kelas I Batam

8 Mukhammad Pujianto KKP Kelas II

Semarang

9 Nooryadi Setiawan, SKM KKP Kelas II Balik

Papan

10 Triyono KKP Kelas II Banten

11 Albert Jefferson, SKM KKP Kelas II Pekan

Baru

12 Beni Mardhani KKP Kelas II Tanjung

Balai Karimun

13 Kusna Ramdani KKP Kelas II Tanjung

Pinang

14 Adi KKP Kelas II

Samarinda

15 Abdul Malik Setiabudi,

SKM KKP Kelas II Tarakan

16 Jena Tuasikal KKP Kelas II Ambon

17 Salim Daroeni, SKM KKP Kelas II Panjang

18 Hartono, SKM KKP Kelas II Mataram

19 M. Ihsan KKP Kelas II

Banjarmasin

20 Pattimura, SKM KKP Kelas III Banda

Aceh

21 Jhonson Simarmata, SKM KKP Kelas III Pangkal

Pinang

22 Syamsudin, Am. KL KKP Kelas III

Manokwari

23 Roundstony Johan D.R KKP Kelas III Bitung

24 Lutfi Sidasi, SKM KKP Kelas III Ternate

25 Syafriwal, SKM KKP Kelas III Dumai

Tabel 1

Nama Peserta Pelatihan Pemeriksaan

Hygiene Sanitasi Kapal

Tanggal 19 s.d 24 Agustus 2008

Hotel Ria Diani, Bogor Jawa Barat

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 19: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

19 C. Narasumber dan Fasilitator

Pelatihan Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal ini didukung oleh narasumber dan

fasilitator dari :

1. Direktorat PL (Sub Dit Penyehatan Air,

SubDit Sanitasi Makanan dan Bahan

Pangan, Sub Dit Pengamanan

Limbah) Ditjen PP&PL

2. Direktorat P2B2 ( Sub Dit

Pengendalian Vektor ), Ditjen PP&PL

3. Direktorat Sepim-Kesma (Sub Dit

Karkes), Ditjen PP&PL

4. Adpel Utama Pelabuhan Tanjung

Priok

5. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok

D. Materi Pelatihan

1. Materi Dasar

a. Tugas Pokok dan Fungsi KKP

b. Kebijakan Depkes dalam

pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal

c. Peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan

Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal

2. Materi Inti

a. Tanda-tanda kehidupan vektor

dan identifikasi vektor di kapal

b. Pengawasan penyediaan air

kapal

c. Pengamanan makanan dan

hygiene penjamah makanan di

kapal

d. Pengelolaan limbah kapal

e. Instrumen pemeriksaan sanitasi

kapal

f. Inspeksi sanitasi ruangan kapal

3. Materi Penunjang

a. Peran Administrator Pelabuhan

dalam mendukung upaya

Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal.

b. Membangun Komitmen Belajar

(Building Learning Comitment).

c. Rencana Tindak Lanjut

Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Kapal.

E. M e t o d e

Metode yang dipakai dalam pelatihan

ini yakni ceramah, tanya jawab (diskusi),

simulasi dan praktek di lapangan.

IV. PENGOLAHAN DAN ANALISIS HASIL PELA-

TIHAN

A. Penilaian terhadap Peserta, dengan

kategori :

1) Nilai Pre Test, dengan kategori :

a. Baik dengan nilai 71 - 95

sebanyak 14 orang

b. Cukup dengan nilai 61 - 70

sebanyak 2 orang

c. Sama dengan atau kurang

dari nilai 60 sebanyak 9 orang

Dengan demikian sebagian besar

peserta tergolong pada kategori

cukup

2)Nilai Post Test, dengan kategori :

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 20: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

20

a. Amat baik dengan nilai lebih dari

80 sebanyak 14 orang

b. Baik dengan nilai 71 - 80 sebanyak

8 orang

c. Cukup dengan nilai 61 - 70

sebanyak 3 orang

Dengan demikian sebagian besar

peserta tergolong pada kategori

amat baik.

Nilai pre test peserta menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan nilai

pada saat post test dan dari hasil uji

statistik dengan menggunakan t test

before – after pada alfa 0,05

m e n u n j u k k a n b a h w a a d a

perbedaan yang signifikan antara

nilai pre test dan nilai post test. Hal ini

berarti proses pembelajaran ini telah

berhasil meningkatkan kemampuan

peserta dalam pemeriksaan hygiene

sanitasi kapal.

B. Penilaian terhadap Proses Pembela-

jaran, dengan kategori :

Peserta diberikan kesempatan untuk

menilai dirinya sendiri dalam proses

pembelajaran selama pelatihan

dengan memakai format evaluasi

pada saat akhir pelatihan.

Hasil evaluasi tersebut menunjukan

bahwa :

1. Pengalaman belajar selama pe-

latihan ini bermanfaat bagi

pengembangan dalam pelak-

sanaan pekerjaan :

a. Amat baik (lebih dari 80)

sebanyak 15 orang

b. Baik (71 – 80) sebanyak 6

orang

c. Cukup dengan nilai 61 - 70

sebanyak 4 orang

Yang tergolong pada kategori

amat baik sebesar 60%, yang

tergolong kategori baik sebesar

24% dan yang tergolong cukup

sebesar 16%. Hal ini berarti peserta

merasa bahwa melalui pelatihan

i n i me r e ka me mp e r o l e h

pengalaman belajar yang sangat

b e r m a n f a a t b a g i

p e n g e m b a n g a n d a l a m

pelaksanaan tugasnya sehari –

hari karena isian format

pengalaman belajar para peserta

pelatihan tergolong dalam

kategori amat baik dan baik.

2. K e p u a s a n t e r h a d a p

p e n y e l e n g g a r a a n p r o s e s

pembelajaran pada umumnya

a. Baik (71 - 80) sebanyak 20

orang

b. Cukup (61 – 70) sebanyak 5

orang

Yang tergolong pada kategori

baik sebesar 80%, dan yang

tergolong kategori cukup sebesar

20%. Hal ini berarti peserta latih

merasa puas dengan proses

pembelajaran pelatihan karena

sebagian besar kepuasan peserta

terhadap penyelenggaraan

proses pembelajaran pada

umumnya tergolong dalam

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 21: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

21 kategori baik.

C. Penilaian terhadap Penyelenggaraan

Akomodasi

Peserta diberikan kesempatan untuk

menilai penyelenggaraan akomodasi

dengan cara mengisi format evaluasi

pada saat akhir pelatihan.

Hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa :

1. Akomodasi ruang kelas

a. Baik (71 – 80) sebanyak 19 orang

b. Cukup (71 – 80) sebanyak 6 orang

Dengan demikian yang tergolong

pada kategori baik sebesar 76%, dan

yang tergolong pada kategori cukup

sebesar 24% . Hal ini berarti sebagian

besar peserta menyatakan bahwa

akomodasi ruang kelas cukup

menunjang dalam pemahaman

materi yang diberikan.

2. Akomodasi makanan/minuman

a. Baik (71 – 80) sebanyak 25 orang

b. Cukup (61 – 70) sebanyak 0 orang

Dengan demikian yang tergolong

pada kategori baik sebesar 100%,

dan yang tergolong pada kategori

cukup sebesar 0% . Hal ini berarti

semua peserta menyatakan bahwa

akomodasi makanan/minuman

c u k u p m e n u n j a n g d a l a m

pelaksanaan pelatihan.

V. REKOMENDASI

a. Pemeriksaan hygiene sanitasi kapal

juga harus dilengkapi dengan ship

sanitation kit guna memperoleh hasil

pemeriksaan yang lebih akurat.

b. Keterbatasan tenaga yang dilatih

agar tidak menjadi alasan untuk

meningkatkan profesionalisme, oleh

karena itu tenaga terlatih agar dapat

m e n u l a r k a n i l m u d a n

keterampilannya ditempat kerjanya

masing – masing.

c. Harus dilakukan kemitraan dan

jejaring kerja dengan lintas program

dan lintas sektor di pelabuhan

( ADPEL, PELINDO, Agen pelayaran

dll ) agar menghasilkan kegiatan

atau program yang berdaya guna

dan berhasil guna. ***

PENULIS MENGERJAKAN TUGAS SEBAGAI

PANITA PENYELENGGARAAN PELATIHAN

PHOTO BERSAMA PADA PELATIHAN PRAKTEK LAPANGAN YANG DILAKSANAKAN

PESERTA PELATIHAN DI KAPAL

BEBERAPA PHOTO PENYELENGGARAAN PELATIHAN PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL

BAGI PETUGAS KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 22: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

22

S etiap orang pasti tidak ingin mengalami

kegemukan, salah satu impian klasik

yang selalu didambakan setiap orang

apalagi kaum perempuan adalah memiliki

tubuh yang proporsional, serta bebas dari

resiko penyakit tetapi aktivitas pekerjaan

yang digeluti membuat mereka tidak

memiliki waktu untuk melakukan diet yang

sehat, yang kebanyakan orang fikirkan

adalah bagaimana cara menurunkan berat

badan mereka dengan cara pintas, instant

dan cepat, baik dengan cara penyedotan

lemak serta meminum obat- obatan ter-

tentu tanpa kontrol dari dokter. Padahal

dari segi kesehatan justru diet seperti inilah

yang tidak efektif dan berbahaya bagi ke-

sehatan.

Apakah yang dimaksud dengan kegemu-

kan ? , Kegemukan adalah persentase ab-

normalitas lemak yang dinyatakan dalam

Indeks Masa Tubuh ( body Mass Index), yaitu

perbandingan antara berat badan dengan

tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan

dan stamler, 1991).

Berat badan dan indeks masa tubuh ber-

hubungan langsung dengan tekanan da-

rah . Data studi Framingham (AS) menunjuk-

kan bahwa kenaikan berat badan sebesar

10 persen pada pria akan meningkatkan

tekanan darah 6,6 mmHg, gula darah 2 mg/

dl, dan kolesterol 11 mg/dl. Selain itu resiko

relative untuk menderita hipertensi pada

orang – orang gemuk 5x lebih tinggi diband-

ingkan dengan seseorang yang berat

badannya normal. Belum lagi ditambah

dengan resiko penyakit lainnya seperti

diabetes serta jantung dan pembuluh da-

rah. Jadi jelaslah sudah selain tubuh tidak

nyaman dan penampilan kurang sedap di-

pandang, dari sisi medis juga tidak menye-

hatkan. Apakah penyebab utama kegemu-

kan ?, jawabannya adalah pola makan, ke-

banyakan orang Indonesia tidak tau pola

makan seperti apakah yang baik untuk

mereka.Ada yang beranggapan lemak dan

protein lah yang membuat mereka jadi ge-

muk, sehingga mereka mulai menghentikan

secara drastis konsumsi lemak dan protein-

nya.

Anda mungkin sudah pernah mendengar,

“golongan darah Anda O, hindari kacang-

kacangan dan mustard. Yang bertipe darah

A, hindari produk susu dan daging. Begitu

sekelumit aturan diet yang didasarkan pada

golongan darah.

Metode yang cukup baru ini masih diperde-

batkan para ilmuwan, tapi pengikutnya su-

dah banyak. Apa kelemahan dan kelebi-

hannya? Tentu saja, setiap metode memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Semua tergantung pada kondisi dan kebu-

tuhan tubuh set iap pelakunya.

Sekitar tahun 1996 di Amerika diperkenalkan

cara baru diet dengan mendasarkan pada

golongan darah si pelaku. Diet ini diperke-

nalkan oleh seorang naturopatis dari Stam-

ATASI KEGEMUKAN DENGAN DIET GOLONGAN DARAH

Oleh : Imi Chumairah, SKM

Indeks Massa

Tubuh (IMT)

Berat Badan (Kg)

Tinggi badan di bagi 100 (cm2) =

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 23: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

23 ford, Connecticut, Amerika Serikat, ber-

nama Dr. Peter J. D’Adamo. Dalam proses

sosialisasinya, teori ini dicerca para ahli, tapi

juga banyak diterapkan orang. Memang

ada yang mengatakan bahwa diet macam

ini bermanfaat. Nah, apa itu diet berdasar

golongan darah dan apa kelemahan serta

kelebihannya?

Teori Evolusi Dalam bukunya berjudul "Eat

Right For Your Type", Dr. D’Adamo menye-

butkan bahwa manusia yang memiliki tipe

darah berbeda pasti memiliki respon atau

tanggapan terhadap makanan yang ber-

beda pula.

Gagasan ini berakar pada sejarah evolusi,

khususnya yang berkaitan dengan perbe-

daan golongan darah (O, A, B, dan AB).

Berdasar sejarah evolusi itu disebutkan

bahwa sekitar 50.000 sampai 25.000 tahun

SM, nenek moyang kita memiliki tipe darah

yang sama, yakni O. Mereka ini adalah para

pemburu sejati. Setiap hari makanan

pokoknya daging.

Namun, pada sekitar tahun 25.000 sampai

15.000 SM, ketika gaya hidup manusia

berubah dari pemburu menjadi peramu

dan kemudian agraris, muncullah tipe darah

A, sebagai penyesuaian atas kebiasaan

yang ada. Kemudian, akibat percampuran

dari berbagai ras dan terjadinya migrasi dari

Afrika ke Eropa, Asia, dan Amerika, tipe da-

rah B muncul. Selanjutnya di zaman modern

yang sudah penuh dengan bermacam

manusia, tipe darah AB baru ada. Dalam

hal ini, Dr. D’Adamo yakin bahwa kemam-

puan beradaptasi dengan lingkungan yang

dimiliki manusialah yang menyebabkan ter-

jadinya perubahan tipe darah. Adaptasi

yang tentu saja terkait dengan makanan

yang diasup, diyakini D’Adamo menjadi

kunci sehat nenek moyang kita.

Karena itu, menurut dia, kalau mau sehat

kita mesti makan seperti yang dilakukan

oleh nenek moyang. Misalnya saja, ia mem-

beri rekomendasi bahwa mereka yang ber-

tipe darah O cocok melakukan diet dengan

mengasup lebih banyak daging, sedangkan

untuk golongan darah A mengikuti diet

vegetarian, yakni mengonsumsi makanan

rendah lemak. 16 Kategori Bagaimanakah

kesimpulan itu bisa didapat Dr. D’Adamo?

Tentu saja jawabannya lewat penelitian-

penelitian yang sudah dilakukannya.

Penelitian selama bertahun-tahun atas tipe

darah menunjukkan bahwa ada efek fisiolo-

gis yang muncul akibat lektin yang masuk

dalam tubuh. Lektin adalah protein yang

terdapat pada umumnya makanan, khusus-

nya biji-bijian dari tanaman polong-

polongan.

Setiap protein yang terserap tubuh lewat

makanan yang kita asup, menurutnya,

masing-masing hanya cocok dengan tipe

darah tertentu. Kalau makanan tersebut lek-

tinnya tidak cocok dengan tipe darah, akan

terjadi bahaya. Bahaya itu berupa meng-

gumpalnya sel darah merah. Proses yang

disebut aglutinasi yang dilakukan lektin inilah

yang mengakibatkan munculnya banyak

keluhan kesehatan.

Terkait dengan persoalan inilah, Dr. Peter J.

D’Adamo melakukan penelitian dengan

mengecek reaksi setiap tipe darah terha-

dap makanan tertentu. Berdasarkan peneli-

tian ini, ia membuat daftar makanan apa

saja yang cocok dengan tiap tiap tipe da-

rah. Bahkan selain tipe darah, masih di-

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 24: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

24 golongkan juga makanan berdasarkan ras.

Sebab, menurutnya, tipe darah masing-

masing ras berbeda. Ini akibat dari perbe-

daan lingkungan yang ditempatinya.

Hasilnya, terdaftar oleh Dr. D’Adamo 16

kategori makanan. Terdiri dari: daging dan

unggas; hasil laut; susu dan telur; minyak

dan lemak; kacang dan biji-bijian; buncis

dan polong-polongan; sereal; roti dan

aneka kue; padi-padian dan pasta; sayur-

sayuran; buah-buahan; jus dan segala

macam cairan; rempah-rempah dan

bumbu; teh-teh herbal; dan bermacam-

macam minuman.

Makanan-makanan ini masih dimasukkan

dalam golongan sangat baik, netral, atau

harus dihindari sesuai tipe darah. Golongan

sangat baik bisa diartikan bahwa makanan

itu bekerja bagaikan obat. Golongan netral

berarti makanan tersebut bekerja sebagai-

mana yang pengaruhnya kecil bagi tubuh.

Golongan dihindari berarti makanan bertin-

dak bagaikan racun bagi tubuh. Program

diet ini telah menjadi tren di beberapa ne-

gara. Karena itu, banyak pengikut Dr.

D’Adamo yang sudah mencobanya. Se-

bagian dari mereka menyatakan bahwa

cara diet ini tidak hanya membantu mengu-

rangi berat badan -- walaupun maksud se-

benarnya bukanlah untuk itu -- juga bisa

memperbaiki kondisi kesehatan. Karenanya,

buku karangannya setebal 400 halaman itu

menjadi best seller (laris manis) di beberapa

negara.

Banyaknya kesaksian akan manfaat diet ini

bukan berarti membuat para ahli diet dan

ilmuwan langsung setuju begitu saja. Banyak

pihak, terutama dari kalangan ilmuwan,

menyebutkan bahwa teori Dr. D’Adamo ini

kurang ilmiah.

John McMahon, ND, seorang naturopatis

dari Wilton Connecticut, AS, menyatakan

bahwa teori itu masih harus diteliti lebih lan-

jut. Dikatakan John bahwa penelitian Dr.

D’Adamo atas pengaruh lektin terhadap

makanan dijalankan di luar tubuh, maksud-

nya hanya dilakukan di sebuah tabung uji.

Padahal, semestinya harus diteliti dalam

tubuh. Selain itu, efek lektin makanan yang

sudah dimasak juga belum terbukti. Me-

mang, Dr. D’Adamo melakukan tes terha-

dap makanan yang belum dimasak. Na-

mun, bukankah makanan yang diasup bi-

asanya sudah dimasak?

Sikap dan pernyataan yang sama juga di-

ungkapkan John Foreyt, Ph.D, ilmuwan dari

Baylor College of Medicine di Houston, AS.

"Walaupun teori ini sudah lama dibicarakan

dan diteliti, tidak ada kesimpulan yang di-

dapat. Tidak ada kaitannya antara tipe da-

rah dan penyakit tertentu. Ini adalah lonca-

tan kesimpulan yang masih perlu diteliti lebih

lanjut," tutur Andrea Wiley, Ph.D, profesor an-

tropologi dari James Madison University di

Harrisonburg. Bahkan Dr. Samuel

Oetoro,MS., ahli gizi dari Klinik Nutrifit di Ja-

karta menambahkan bahwa penelitian

yang dilakukan Dr. D’Adamo tidak me-

menuhi standar penelitian ilmiah. Teori yang

diajukannya hanya berdasar bukti empiris

atau pengalaman yang dijalankan orang.

"Jelas itu tidak cukup," tuturnya.

Padahal, kalau sebuah teori hendak dijadi-

kan pegangan, mesti melewati proses

penelitian tingkat tertinggi yang disebut

Prospectif Double Blind Randomize Clinical

Trial. Maksudnya, penelitian tersebut mesti

dilakukan dengan objek yang diambil se-

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 25: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

25 cara acak (random). "Yang terjadi pada Dr.

D’Adamo tidak demikian. Orang yang

diteliti sudah ditentukan, yakni mereka yang

pernah datang ke kliniknya. Mereka pun su-

dah tahu kalau menjalani diet tipe ini, pada-

hal semestinya tidak demikian," penjelasan

Dr. Samuel.

Selain acak, pasien harus dibagi dalam dua

kelompok, mereka yang menjalankan diet

dan tidak. Untuk itu pasien tidak boleh tahu

bahwa mereka dibagi dalam dua kelom-

pok. Bahkan mereka juga tidak boleh tahu

(blind) kalau sedang diteliti. Juga tidak bo-

leh tahu kalau sedang menjalani diet model

ini. Setelah beberapa waktu, hasilnya baru

dibandingkan. Dengan alasan kurang ilmiah

inilah, bisa dipahami bahwa diet ini tidak

dianjurkan oleh ahli gizi.

"Belum ada penelitian secara ilmiah yang

menunjukkan diet ini aman dan efektif. Saya

tidak recommended," kata Elvina, seorang

ahli gizi dari Universitas Indonesia (UI) usai

seminar mencegah keputihan, di Taman Sari

Spa, Jakarta, Selasa (16/9). Memang, saat

ini diet berdasar golongan darah banyak

dibicarakan dalam milis dan buku-buku dan

banyak orang yang menyatakan sukses

dalam menjalani diet tersebut. Namun, tern-

yata diet ini belum terbukti secara ilmiah.

Elvina mengatakan diet dapat dilakukan

dengan menjaga asupan gizi makanan

yang dikonsumsi seperti, hindari makan

goreng-gorengan, mengatur konsumsi

kalori, dan meminimalkan konsumsi lemak

dan karbohidrat. Sedangkan untuk pilihan

konsumsi makanan dapat dilakukan den-

gan memperbanyak makan sayur dan buah

-buahan.

Selain itu, bagi orang yang memiliki berat

badan berlebih perlu membiasakan diri un-

tuk melakukan olahraga minimal 3 kali sem-

inggu. Olahraga dapat dilakukan di pagi

hari, seperti jalan pagi, sit up, atau lari pagi.

Menurut Elvina, orang yang kurus juga harus

olahraga dengan porsi yang sama.

"BAB (Buang Air Basar) wajib minimal 1 hari

sekali. Jika susah BAB, jangan terlalu sering

melakukan pengobatan karena dapat

menyebabkan usus botak," kata Elvina.Yang

paling penting, kata Elvina, menghindari

makan pada malam hari menjelang jam

tidur. "Waktu istirahat juga harus cukup mini-

mal 6-8 jam sehari," kata Elvina. Gizi Seim-

bang Bagi banyak ahli gizi di Indonesia,

juga di negara-negara lain, diet yang ter-

baik untuk dijalankan sampai saat ini adalah

dengan gizi seimbang.

Dr. Samuel menjelaskan bahwa diet gizi

seimbang adalah mengasup makanan den-

gan kandungan protein, lemak, karbohidrat,

vitamin, dan mineral. Makanan yang kita

asup setiap hari mesti lengkap mengand-

ung semua unsur tersebut. Misalnya, hari ini

kita mengonsumsi nasi untuk sumber karbo-

hidrat, tempe atau daging untuk kebutuhan

protein, sayur buncis dan wortel untuk kebu-

tuhan vitamin dan mineral, serta minum susu

untuk kebutuhan lemaknya. Hari selanjutnya

bahannya bisa variasi. Yang jelas, tidak

membosankan, tapi juga jangan sampai

tidak seimbang.

Pendapat sama juga diungkapkan Prof. Dr.

Ir. Ali Khomsan. Menurutnya, berbagai

macam diet yang ditawarkan sering tidak

sesuai dengan kebutuhan masing-masing

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 26: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

26 orang. "Setiap individu itu unik dan berbeda.

Karenanya, apa yang cocok untuk seseo-

rang belum tentu cocok untuk orang lain.

Kebutuhan nutrisi setiap orang tergantung

pada usia, tingkat stres, jenis kelamin, berat

badan, faktor emosional, latihan fisik yang

dijalankan, dan penyakit yang diderita," se-

but Prof. Ali. Karena itu, setiap orang mesti

paham benar dengan dirinya. Tipe darah

bisa dipakai sebagai tambahan informasi

untuk mengenali diri, tapi jangan digunakan

sebagai patokan dasar. Kalau kurang pa-

ham, kita bisa berkonsultasi dengan ahli gizi

bagaimana menyikapi diri sendiri. "Yang je-

las, setiap hari gizi seimbang dengan varias-

inya mesti dijalani," tutur Dr. Samuel.

Khas Pemburu Sampai Sensitif Berdasar

penelitiannya, Dr. D’Adamo membuat ke-

simpulan untuk masing-masing tipe darah,

sebagai berikut:

1. Tipe darah O, yang disebut sebagai

pemburu, memiliki ciri khas Sistem

k e k e b a l a n n y a b e r l e b i -

han,dianjurkan :

a. Dianjurkan untuk mengonsumsi

makanan tinggi protein dan ren-

dah karbohidrat, seperti daging,

buah, ikan, sayuran.

b. Tidak cocok bila berdiet dan mu-

dah beradaptasi dengan lingkun-

gan.

c. Respon yang baik atas stres bisa

ditanggapi dengan aktivitas fisik.

d. Memiliki risiko terkena penyakit

yang disebabkan oleh radang

dan kerusakan organ seperti ar-

thritis bila makanan yang diasup

tidak sesuai

2. Tipe darah A berciri khas jalur pencer-

naan cukup sensitive,Dianjurkan :

a. menjadi vegetarian atau makan

tinggi karbohidrat dan rendah le-

mak.

b. Stres biasanya bisa diatasi lewat

meditasi.

c. Sistem kekebalan tubuhnya tidak

sekuat tipe darah O

3. Tipe Darah B berciri khas, Dianjurkan :

a. untuk melakukan diet dengan

berbagai variasi dari semua tipe

darah termasuk di dalamnya dag-

ing.

b. Tipe darah ini sangat cocok den-

gan asupan produk susu.

c. Dianjurkan juga menjalani latihan

gerak seperti renang dan jalan

kaki.

d. Bila makanan yang diasup tidak

sesuai dengan tipe ini, diduga

risiko terkena virus yang bisa men-

yerang sistem saraf sangat tinggi

e. Memiliki sistem kekebalan tubuh

yang kuat.

f. Bila seseorang bertipe ini stres,

akan sangat cocok bila diatasi

dengan melakukan pekerjaan

yang membutuhkan kreativitas.

g. Tipe darah ini adalah tipe yang

paling seimbang.

4. Tipe Darah AB berciri khas Memiliki

jalur pencernaan yang sensitif.

Sistem kekebalan tubuh sangatlah

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 27: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

27 toleran, dianjurkan untuk :

a. Respon yang paling baik terha-

dap stres biasanya dengan mela-

kukan kegiatan spiritual dibarengi

dengan aktivitas fisik dan kreativi-

tas.

b. Masih dalam tahap evolusi.

c. Paling mampu beradaptasi terha-

dap perubahan lingkungan dan

bentuk diet.

d. Bentuk gabungan dari tipe A dan

B.

Pada akhirnya penulis menyerahkan semua

kepada pembaca artikel ini, pendapat

mana yang anda yakini. Saran dari penulis,

lebih baik konsultasikan terlebih dahulu

kepada dokter keluarga anda. Yang pasti

seiring peningkatan usia, tubuh kita akan

mengalami penurunan beberapa organ

seperti hormon dan lain-lain yang bisa men-

yebabkan tubuh mudah kegemukan, dan

memudahkan kita untuk terserang penyakit

degeneratif dan penyakit lainnya. Ingat,

hidup sehat tanpa harus penyakitan bu-

kanlah milik para pemimpi, tapi mereka

yang punya tekad kuat untuk mengubah

perilaku hidupnya kearah yang lebih baik

dengan cara,menjaga pola makan dan ti-

dak lapar mata, olahraga berkelanjutan,

istirahat yang cukup, serta berfikir positif un-

tuk mengurangi stres.

Bagaimana apakah Anda bisa......?, Pasti

bisa !!!!!!!. Selesai

Sumber Penulisan :

(Abdi Susanto, http:/ www.kompas.co.id/ 21

April 2003)

Surveilans Penyakit Jantung & Pembuluh Da-

rah Dir Jen PP & PL DepKes RI 2007

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/

fullnews.cgi?newsid1089099749,3962,

www.kompas.com/read/

xml/2008/09/16/21105017/

diet.golongan.darah.belum.teruji

CARA BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL) DI LAUT

Oleh : Dewi Dyah Palupi, SKM.

S etiap orang yang bekerja atau dalam

perjalanan menunaikan tugas di ling-

kungan perairan pantai, akan menghadapi

banyak situasi yang tidak terduga. Anca-

man bahaya yang dapat terjadi saat

menunaikan tugas seperti : Man Over Board

(terjatuh ke laut), platform collapse

(anjungan runtuh), kebakaran di anjungan,

kapal tenggelam, kecelakaan saat transfer

pekerja dari jetty ke boat, dari boat ke boat

landing di anjungan merupakan serentetan

resiko yang mungkin terjadi di laut lepas

maupun muara-muara sungai di tepi laut.

Statistik menunjukkan 30% orang-orang

yang berhasil menyelamatkan diri dari se-

buah kecelakaan laut dengan masuk ke air

akan mengalami kematian dalam 3 jam

awal tahap bertahan hidup (Survival). Menit

-menit pertama adalah merupakan hal

yang penting. Ada 4 langkah yang harus

diketahui dan diikuti. Ini dikenal dengan

nama 4 P, yaitu :

1. Protection (Perlindungan) Lindungi

diri dari bahaya yang mengancam

seperti angin dan arus

2. Provide First Aid (Menyediakan P3K)

Rawat atasi kondisi tubuh yang

membahayakan seperti luka, cidera,

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 28: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

28 mabuk laut, dll

3. Provide Assistance to searcher

(Memberikan bantuan kepada tim

pencari). Berikan bantuan kepada

tim pencari/penyelamat dengan

member tahu posisi kita melalui alat-

alat seperti pemancar sinyal, suar, dll

4. Plan to survive (Rencana untuk ber-

tahan hidup). Atur diri dan kelom-

pok, periksa rakit penyelamat, buat

rencana selanjutnya, dll.

Bila terjadi accident dan masih memiliki

waktu cukup, personal on board dapat

dievakuasi menggunakan alat-alat kese-

lamatan yang tersedia baik di kapal (misal:

sekoci, lifecraft). Melompat ke laut meru-

pakan tindakan yang terakhir dilakukan bila

diperkirakan tidak memiliki waktu cukup un-

tuk pindah ke peralatan-peralatan kea-

manan yang tersedia baik di platform mau-

pun kapal atau lazim disebut dengan PFD

(Personal Floatation Devices).

Kondisi terburuk yang mungkin akan diha-

dapi adalah keharusan meninggalkan ka-

pal karena akan membuat jiwa mereka le-

bih terancam dan keharusan untuk ber-

tahan terhadap elemen yang berbahaya.

Dalam meninggalkan tempat kecelakaan

diperlukan teknik-teknik khusus untuk

meminimalisasi tejadinya kecelakaan yang

fatal. Selain kewajiban menggunakan life

jacket atau pelampung, usahakan melom-

pat dengan ketinggian di bawah 5 meter.

Terdapat 5 jenis tipe life jacket atau pelam-

pung yaitu :

1. Tipe I adalah pelampung yang

digunakan untuk lokasi kerja di off-

shore (lepas pantai). Pelampung

jenis ini akan menopang kepala

korban sehingga dalam posisi bagai-

manapun (misal: pingsan) kepala

korban akan berada di atas permu-

kaan air.

2. Tipe II adalah pelampung untuk lo-

kasi kerja di near shore.

3. Tipe III adalah pelampung yang

digunakan untuk mengapung

dalam waktu yang relatif singkat.

Sedangkan

4. Tipe IV adalah pelampungpelam-

pung yang di desain untuk kegiatan

olahraga pelampung

5. Tipe V adalah pelampung yang di

desain khusus, salah satu bentuknya

adalah seperti ban bekas yang ban-

yak digunakan di kolam renang.

MELAKUKAN LOMPATAN KE DALAM AIR

Melompat ke dalam air harus dihindari

atau ketinggian tempat lompatan sebai-

knya serendah mungkin. Jika seseorang di-

hadapkan dengan ketidakadaan pilihan

lain, maka sebelum melompat ada be-

berapa hal yang harus diperhatikan,

seperti :

1. Pastikan permukaan tempat yang akan

dituju clear dari serpihan-serpihan mau-

pun korban lain.

2. Perhatikan juga arah angin dengan cara

melihat bendera atau benda-benda rin-

gan lainnya. Bila tidak ada gunakan

sapu tangan atau basahi tangan den-

gan air kemudian angkat ke atas dan

putar perlahan. Sisi tangan yang dingin

pada saat posisi tersebut adalah posisi

darimana arah angin bertiup.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 29: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

29 3. Jangan melompat sejajar dengan arah

angin karena bisa saja api (bila accident

-nya adalah kebakaran platform) men-

yambar setelah korban berada di per-

mukaan air. Lakukan lompatan ke arah

berlawanan dengan arah angin, ambil

sudut sekitar 300 – 450, hal ini sebagai an-

tisipasi bila arus laut membawa korban

ke arah sumber accident maka akan

ada selisih jarak, sehingga korban tidak

terbawa tepat ke sumber accident.

Berapapun ketinggian tempat lompatan

life jacket harus selalu dikenakan, karena

jika terjadi cidera akibat loncatan maupun

benturan dengan permukaan air life jacket

yang dipakai secara benar akan mem-

bantu anda terapung di permukaan air.

Saat memakai life jacket sebelum mela-

kukan lompatan, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, antara lain :

a. Jika life jacketnya memiliki pengen-

cang leher dan pengencang ping-

gang, tali pengencang bagian leher

harus disetel terlebih dahulu agar ter-

pasang dengan tepat.

b. Jika memasang pengikat bagian

bawah, maka ikatan harus kencang

dan kuat guna mencegah life jacket

terangkat ke atas tubuh pada saat

terbentur dengan air. Hal ini dapat

menyebabkan cidera pada leher.

Semua tali pengikat, kunci dan pen-

gencang harus kencang dan kuat. Semua

bagian yang tersisa harus dilipat untuk

menghindari tersangkut

Adapun langkah-langkah yang harus dilaku-

kan saat masuk ke dalam air sebagai beri-

kut :

a Carilah kerendahan tempat loncat se

endah mungkin

b Lepaskan kacamata dan benda-benda

tajam lainnya

c Lihat ke bawah untuk meyakinkan tidak

ada orang lain atau benda-benda ber-

bahaya pada daerah jatuh

d Letakkan telapak satu tangan di bawah

dagu anda, kemudian gunakan jempol

dan telunjuknya untuk menutup lobang

hidung dan mulut.

e Tangan lainnya menggenggam bagian

atas life jacket menutupi tangan sebe-

lumnya. Sikap ini akan mengunci posisi

tangan penutup hidung dan mencegah

life jacket bergerak naik saat terhempas

di air.

f Berdiri tegak, pandangan lurus ke depan

kearah horizon kemudian melangkah

kedepan dengan pasti.

g Lipat kaki belakang menyilang dibagian

belakang kaki depan, jaga agar lutut

tetap saling rapat. Ini akan melindungi

selangkangan anda dari terbentur den-

gan air.

h Pertahankan sikap melompat hingga

anda muncul kembali ke permukaan air.

i Pada saat di dalam air, usahakan me-

mutar badan anda 180o sehingga anda

muncul kepermukaan dengan mengha-

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 30: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

30 dap ke tempat loncat.

Begitu muncul dipermukaan pastikan

anda berbalik melihat ke tempat darimana

anda melompat. Arah renang adalah ke

belakang bukan ke depan karena akan

sangat sulit berenang ke arah depan saat

menggunakan pelampung. Jaga posisi

tubuh dan segera mungkin menjauh dari

daerah jatuh. Ini akan membuat anda bisa

berjaga-jaga terhadap benda berbahaya

yang jatuh atau gerakan air yang men-

dorong anda kembali ke tempat jatuh.

Gunakan tenaga seefisien mungkin karena

yang terpenting pada kondisi ini adalah bu-

kan kekuatan individu korban, melainkan

kebijakan dalam mengalokasikan dan

menggunakan tenaga yang tersisa agar

bisa mengulur waktu sebelum tim SAR (Searh

and Rescue) datang atau lifecraft terkem-

bang dengan sempurna

Setelah berada di lokasi aman dari

bahaya, lakukan posisi HELP (Heat Escape

Lessening Procedure) bila korban seorang

diri. Posisi ini bertujuan untuk mengurangi ke-

hilangan panas tubuh dari ketiak, dada dan

selangkangan. Posisi HELP adalah seperti

pada saat seseorang dalam posisi tidur /

berbaring karena kedinginan.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan

adalah :

a. Kepala di atas air termasuk bagian

tengkuk kenakan topi/benda-

benda untuk menutup kepala

b. Rapatkan lengan anda ke sisi tubuh

dan dada. Genggam alat bantu

apung dan bertahan serapat mung-

kin.

c. Silangkan kaki, lutut terangkat, akan

memudahkan stabilitas bila ada om-

bak, usahakan dan pertahankan

lutut tetap rapat.

Bila jumlah korban lebih dari 3 (tiga), la-

kukan posisi HUDDLE, kaitkan tangan-tangan

korban membentuk lingkaran penuh. Posisi

ini berfungsi untuk bisa saling menghangat-

kan tubuh-tubuh korban, selain itu bila ada

korban yang terluka atau dalam keadaan

lebih lemah bisa diletakkan di tengah-

tengah lingkaran.

Putar tubuh 1800 dan tetap pada

posisi melingkar bila ada ancaman bahaya

dari luar. Manfaat lain yang juga penting

dari posisi HUDDLE ini adalah agar para

korban bisa melakukan komunikasi satu

dengan lainnya sehingga bisa memotivasi

korban lain yang sudah mulai putus asa

karena dalam kondisi seperti ini hal paling

penting yang harus dimiliki korban adalah

keinginan dan kemantapan hati untuk mau

bertahan sampai bantuan datang.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan

adalah :

a. Kepala di atas permukaan air termasuk

bagian tengkuk. Kenakan topi/benda-

benda untuk menutup kepala

b. Tangan saling bersilang dan memeluk

teman lain di sekitar alat bantu apung.

Usahakan tetap serapat mungkin

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 31: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

31 c. Maksimalkan persentuhan tubuh, teru-

tama pada bagian dada

d. Kaki saling silang dengan kaki teman

lainnya

e. Saling berbicara untuk membangkitkan

semangat/percaya diri

f. Kelompok yang lebih besar memberikan

kesempatan pertukaran bagi orang

yang kelelahan untuk istirahat di tengah-

tengah kelompok.

BERTAHAN DI PERAIRAN DINGIN

Pada musim angin barat, perairan

Indonesia cenderung lebih dingin terutama

di malam hari. Namun suhu air bukan meru-

pakan factor utama yang menentukan

waktu survival, sejumlah factor lainnya juga

memegang peranan seperti peralatan, per-

caya diri, pakaian yang dikenakan dan

kondisi cuaca.

Pada kondisi di permukaan air terda-

pat 3 (tiga) bahaya utama, yaitu mati

karena tenggelam, exposure kepada ele-

men alam (misal sinar matahari, meminum

air laut, luka yang bisa mengundang bi-

natang laut, dan dinginnya air laut yang

bisa mengakibatkan hypothermia), bahaya

ke-tiga adalah ter-expose kembali ke ba-

haya awal.

Berendam di air dingin dapat mengu-

rangi kemampuan bernafas secara normal,

akibat lain bias menyebabkan hyperventilasi

dan lebih parah lagi terkena penyakit jan-

tung. Namun dari kesemua itu yang paling

berbahaya adalah efek dinginnya air.

Cairan dengan suhu kurang dari 37oC da-

pat mendinginkan tubuh. Tubuh manusia

akan berusaha mempertahankan suhu

tubuh pada suhu rata-rata 37oC. Setiap pe-

rubahan / pengurangan suhu tubuh akan

berdampak tubuh mengigil yang mengindi-

kasikan bahwa tubuh berusaha meningkat-

kan panas tubuh dan meningkatkan aliran

darah. Dalam suhu air kurang dari 27oC se-

bagian orang akan lebih banyak kehilan-

gan panas tubuh ketimbang panas tubuh

yang diproduksi. Konsekuensinya suhu tubuh

akan terus menerus menurun di dalam air

selagi mereka berada di dalam air.

Jika suhu tubuh menurun lebih dari

35oC, beberapa tanda dan gejala-gejala

akan timbul. Hyportemia adalah kondisi

yang dapat mengancam nyawa dimana

tubuh gagal mempertahankan suhu normal

tubuh dan terjadinya penurunan suhu tubuh

di bawah suhu 35oC.

Waktu survive bervariasi tergantung suhu

perairan dan factor-faktor individu yang da-

pat meningkatkan waktu survival dan tinda-

kan/sikap yang dilakukan hingga berhasil

diselamatkan. Faktor-faktor yang dapat

meningkatkan waktu survival :

1. Berat badan

Orang yang memiliki tubuh besar/

berat badan lebih, cenderung dapat

survive lebih lama ketimbang orang

yang berbadan kecil/kerus. Lemak

pada korban bisa berfungsi menghang

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 32: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

32 kan tubuh korban

2. Pakaian

Kenakan pakaian sebanyak mungkin

dan jangan pernah membuangnya di

air

3. Posisi tubuh

Bagian tubuh tertentu harus ditutupi

dari kehilangan panas tubuh yang ber-

lebihan. Dengan melakukan HELP posisi

dan HUDDLE posisi meningkatkan

waktu survival 50% lebih lama. Bagian

tubuh yang cepat melepaskan panas

tubuh adalah leher bagian depan,

ketiak,di bawah buah zakar dan sendi

lutut bagian dalam.

4. Penggunaan alat bantu apung

Penting sekali jika anda tidak bisa

berenang menggunakan alat apung

agar tetap mengambang di permu-

kaan, selain menghemat tenaga. Ja

ngan melakukan berenang yang tidak

perlu karena akan berdampak penge-

luaran tenaga yang lebih banyak dan

terjadinya kehilangan panas tubuh

yang berlebihan. Alat bantu apung

juga akan membantu para survivor

yang tidak sadarkan diri serta memu-

dahkan dilakukannya tindakan penye-

lamatan pernafasan mulut ke mulut.

5. Gunakan peralatan bantu lainnya

Dengan menempatkan para korban

keluar dari air ke Rakit penyelamat (Life

Raft), Life Boats, dll dapat menghindari

terjadinya hyporthemia.

Tanda-tanda dan gejala-gejala hyporthe-

mia :

Tubuh menggigil

Denyut nadi lambat tidak bera-

turan

Indra perasa mati rasa

Mata berkunang-kunang/pikiran

melayang

Tingkat kesadaran berkurang

Koordinasi tubuh tidak normal

PENANGANAN KORBAN :

Penanganan terhadap korban dapat

dikelompokkan seperti pada table 1. Riset

yang dilakukan oleh Coastguard Amerika

pada laki-laki dewasa yang mengenakan

pakaian tipis di dalam air bersuhu 100oC

ternyata dapat bertahan dalam waktu

yang tertera pada table 2.

Secara umum, kemungkinan ber-

tahan seorang korban kecelakaan di laut

adalah bersumber dari dirinya sendiri. Sikap

mental yang positif untuk tetap berke-

mauan bertahan hidup bisa menjadi modal

signifikan agar bisa tetap bertahan dalam

situasi dan kondisi apapun. Persiapkan

segala sesuatu sebelum berangkat ke lokasi

kerja dan selalu mematuhi aturan keselama-

tan yang berlaku di manapun serta tidak

bertindak ceroboh merupakan tindakan

preventif untuk meminimalisasi kejadian ke-

celakaan yang bisa berakibat fatal.****

SEBELUM TERLAMBAT PERSIAPKAN LIVE JACKET

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 33: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

33

SUHU 35 – 37OC 30 – 34OC 24 – 29OC

TANDA-TANDA &

GEJALA

Tubuh dingin

Menggigil

Tubuh dingin

Mengantuk

Tidak menggigil

Tidak sadar

DI AIR Posisi H.E.L.P Posisi HUDDLE

Posisi Huddle

Jaga jalan pernafasan

Lakukan bantuan

Pernafasan mulut

PENANGANAN DI

LIFE RAFT

Jemur baju

Berlindung dari

angin

Tangani hati-hati, Baringkan lurus

Hangatkan tubuh

Lakukan bantuan pernafasan mulut

DIATAS KAPAL

PENOLONG

Mandi air hangat

Keringkan baju

Beri minuman ma-

nis dan hangat

Baringkan di tempat tidur kering dengan suhu

kamar yang hangat

Beri minuman manis hangat

Bantuan pernafasan mulut/ pengurutan jantung

Lakukan perawatan medis

Tabel 1

Melakukan teknik mengambang di permukaan Sekitar I jam

Melakukan variasi berenang 1,5 jam

Mengambang dengan kepala tetap kering 2,5 jam

Terapung dengan menggunakan alat bantu apung 3 jam

Terapung bergantung pada alat apung atau diatas perahu terbalik 4,5 jam

Tabel 2

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 34: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

34

B anjir merupakan kejadian yang selalu

terjadi setiap tahun di beberapa

daerah di nusantara, Jakarta sebagai Ibu

kota Negara tidak luput dari keganasannya

terutama pada musim hujan. Berdasarkan

kondisi morfologinya, bencana banjir dise-

babkan oleh relief bentang Geografi alam

yang rendah dan banyaknya sungai yang

mengalir di antaranya. Populasi penduduk

yang semakin padat yang dengan sendir-

inya membutuhkan ruang yang memadai

untuk kegiatan penunjang hidup yang se-

makin meningkat secara tidak langsung me-

rupakan salah satu faktor pemicu terjadinya

banjir disamping tata kota baik di hulu dan

hilir yang tidak terencana dari sisi lahan ta-

dah hujan.

Sebagai contoh bencana banjir yang

dialami masyarakat DKI Jakarta pada tahun

2002 tepatnya minggu terakhir bulan Janu-

ari sampai minggu terakhir bulan Pebruari,

merupakan salah satu kejadian bencana

banjir terparah yang pernah dialami be-

berapa waktu yang lalu. Sebagian besar

wilayah Jakarta, yaitu 168 kelurahan dari

265 kelurahan (63,4%) yang ada terendam

air sampai berhari-hari. Genangan air pun

termasuk luar biasa. Di beberapa tempat,

tinggi air genangan pada tanggal 1 Febru-

ari 2002 misalnya, mencapai 1,75 – 2,5 meter

(Depkes, 2002).

Banjir yang luar biasa itu membawa

dampak berupa rusaknya berbagai sarana,

yaitu rumah-rumah penduduk, jalan-jalan

dan fasilitas-fasilitas umum. Aliran listrik di be-

berapa wilayah sempat padam atau di-

padamkan sampai beberapa hari. Perusa-

haan Daerah Air Minum (PDAM) tidak dapat

menyalurkan air bersih. Sementara itu, seko-

lah-sekolah banyak yang diliburkan karena

kebanjiran atau digunakan oleh masyarakat

untuk tempat mengungsi. Selain itu, banjir

juga telah mengakibatkan terjadinya

pencemaran lingkungan yang cukup parah.

Luapan air dari got-got dan sungai-sungai

menyebarkan sampah dan limbah lain ke

segala penjuru. Resapan air menyebabkan

naiknya isi penampungan tinja (septic tank)

sampai meluap dan mengirim tinja ke mana

-mana. Pencemaran lingkungan ini jelas cu-

kup besar dampak negatifnya bagi kese-

hatan masyarakat.

Bencana banjir terjadi pada tahun

2007 di Jakarta, data dan informasi yang

diperoleh dari berbagai sumber, khususnya

Bakornas PB dan Satkorlak PB dan Crisis Cen-

ter Provinsi DKI Jakarta, bencana banjir yang

terjadi mulai pada tanggal 1 Februari 2007

melanda wilayah Provinsi DKI Jakarta yang

tersebar di wilayah Jakarta Timur, Jakarta

Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan

Jakarta Utara (Bappenas, 2007), dengan

uraian sebagai berikut:

1. Wilayah Jakarta Timur, banjir tersebar

di 45 kelurahan, terutama dengan jum-

lah korban pengungsi terbesar di Ke-

camatan Jatinegara (Kel. Kampung

Melayu, Cipinang Muara, dan Bidara

Cina) yang berada di sekitar Sungai

Ciliwung dan Kali Cipinang. Data tera-

khir per Sabtu, 3 Februari 2007 pukul

22.00, sebanyak 28.357 KK telah men-

jadi pengungsi, dengan jumlah jiwa

keseluruhan sebanyak 80.852 jiwa, di

SELAYANG PANDANG ANTISIPASI BANJIR

Oleh : Agus Syah FH,SKM

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 35: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

35 mana sebanyak 5.029 KK berada di Ke-

lurahan Kampung Melayu yang ditam-

pung di Sekolah Santa Maria, RS Her-

mina, Masjid Atawabin dan PT. Dirgan-

tara Indonesia.

2. Wilayah Jakarta Barat, banjir terjadi di

3 kecamatan yaitu di Kecamatan

Cengkareng (Kel. Rawa Buaya, Kapuk,

Cengkareng Timur), Kecamatan

Grogol Petamburan (Kel. Tanjung

Duren Utara, Jl. Patra, Jl. Manoi, dan Jl.

Makalibe), Kecamatan Kebon Jeruk

(Kel. Duri Kepa dan Kedoya Utara),

Kecamatan Kembangan (Jl. Jogjo

Raya dan Jl. Karang Tengah).

3. Wilayah Jakarta Selatan, banjir terjadi

di Kecamatan Pancoran (Kel. Rawa-

jati) dengan jumlah pengungsi seban-

yak 116 KK atau 299 jiwa, dan Ke-

camatan Tebet (Kel. Bukit Duri) den-

gan jumlah pengungsi sebanyak 1055

KK atau 4.739 jiwa. Khususnya korban

banjir di Kecamatan Pancoran (Kel

Rawajati), pengungsi ditampung di

Puskesmas Rawajati dan Kantor PT.

Delta. Jebolnya Pintu Air Manggarai,

dengan air mencapai ketinggian 1090

cm, mengakibatkan tingginya air di

sekitar jalan Minangkabau dan jalan

Sultan Agung. Warga secara swadaya

menyiapkan ratusan karung pasir un-

tuk menghindari daerah yang terkena

luapan air dari Sungai Ciliwung.

4. Wilayah Jakarta Utara, banjir tersebar

di 6 kecamatan yang meliputi 31 kelu-

rahan, dengan jumlah pengungsi se-

banyak 6.669 KK atau 22.957 jiwa yang

menjadi pengungsi dan tersebar di be-

berapa pos penampungan pengungsi

yang dibangun secara swadaya.

5. Wilayah Jakarta Pusat, banjir tersebar

di Kecamatan Tanah Abang dan seki-

tarnya, terutama di Kelurahan Petam-

buran, Bendungan Hilir, Karet Tengsin,

Kampung Bali, Kebon Melati, Blora, dan

Kebon Kacang, dengan jumlah korban

yang masih dalam proses penghitun-

gan oleh Satkorlak PB DKI Jakarta. Sete-

lah adanya kiriman banjir bandang

pada tanggal 4 Februari dini hari, banjir

juga merambah wilayah Jakarta Pusat,

khususnya di Manggarai, Pegangsaan,

dan Matraman.

Berdasarkan fakta diatas, maka perlu

disusun suatu rencana antisipasi kejadian

luar biasa dan bencana akibat banjir di ber-

bagai Provinsi di nusantara dalam bidang

kesehatan lingkungan. Perencanaan antisi-

pasi ini harus dilakukan secara terpadu,

menyeluruh serta melibatkan seluruh stake

holder baik lintas program maupun lintas

sektor.

I. Rencana Kegiatan Bidang Kesehatan

Lingkungan

a. Identifikasi daerah-daerah rawan

banjir dan pemetaan daerah ban-

jir di tiap Provinsi (Data bersumber

dari Crisis Center di masing -

masing Provinsi)

b. Identifikasi jumlah pos penampun-

gan/pengungsian masyarakat

korban banjir (Data bersumber

dari Crisis Center di masing -

masing Provinsi)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 36: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

36 c. Identifikasi petugas kesehatan ling-

kungan di Tingkat Dinas Kese-

hatan, Sudinkesmas Kotamadya

dan Puskesmas

d. Identifikasi tentang kebutuhan

sarana kesehatan lingkungan di

pos penampungan/pengungsian

berupa penyediaan air bersih,

jamban keluarga, pembuangan

sampah dan limbah, pengenda-

lian vektor penyakit dan lain-lain

e. Identifikasi penyakit berbasis ling-

kungan pasca banjir yang dapat

meningkat atau menjadi wabah

II. Penyusunan Rencana Kegiatan Bidang

Kesehatan Lingkungan Berdasarkan

Peran Serta Lintas Program dan Lintas

Sektor

1. Dinas Kesehatan, Sudinkesmas/

Sudin yankes dan Puskesmas

a. Melakukan upaya penyehatan

kualitas air bersih bersama-

sama masyarakat berupa

kegiatan desinfeksi sumber air

bersih (kaporitisasi) dan pen-

jernihan air cepat (PAC)

b. Melakukan upaya penyehatan

lingkungan pemukiman ber-

sama-sama masyarakat

berupa kegiatan desinfeksi

c. Melakukan upaya pengenda-

lian vektor penyakit khususnya

Demam Berdarah Dengue

berupa kegiatan pemberanta-

san sarang nyamuk (PSN), fog-

ging missal, larvasidasi dan

pemberantasan sarang vektor

( lalat, kecoa, tikus).

d. Melakukan kegiatan penyulu-

han kepada masyarakat ten-

tang upaya penyehatan air

bersih, lingkungan pemukiman,

makanan minuman, pem-

buangan sampah dan limbah,

pemberantasan sarang nya-

muk dan upaya kesehatan

lingkungan lainnya

2. Dinas Kebersihan

a. Penyediaan sarana jamban ke-

luarga

b. Penyediaan sarana pembuan-

gan sampah dan limbah

c. Pengumpulan, pengangkutan

dan pemusnahan sampah

3. Dinas Pekerjaan Umum

a. Pembersihan dan perbaikan salu-

ran air kotor

b. Penyediaan air bersih

c. Tenda Pengungsian/tempat

pegungsian ( Relokasi )

4. Dinas Trantib dan Linmas

a. Bantuan ketenagaan dalam

pelaksanaan upaya kesehatan

lingkungan

b. Bantuan ketenagaan dalam

pelaksanaan Pemercikan/

fogging massal

c. Bantuan ketenagaan dalam

pelaksanaan evakuasi ben-

cana

5. Walikota, Camat dan Lurah

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 37: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

37 a. Koordinasi pelaksanaan upaya

kesehatan lingkungan

b. Bantuan ketenagaan dalam pe-

laksanaan upaya kesehatan ling-

kungan

6. PDAM

a. Penyediaan air bersih

III. Penyusunan Rencana Kegiatan Bidang

Kesehatan Lingkungan Berdasarkan

Tahapan Bencana Banjir

1. Pra Bencana

a. Mapping area daerah rawan

banjir (data bersumber Crisis Cen-

tre Pemerintah masing-masing

Provinsi)

b. Penyusunan ketenagaan petugas

kesehatan lingkungan di tingkat

Dinas Kesehatan, Sudinkesmas

Kotamadya dan Puskesmas.

c. Penyusunan perencanaan kebu-

tuhan logistik penanggulangan

banjir bidang kesehatan lingkun-

gan berupa desinfektan air ber-

sih, penjernih air cepat (PAC),

desinfektan sarana pemukiman ,

insektisida, larvasida dan pember-

antasan sarang vektor ( lalat, ke-

coa, tikus).

d. Pelaksanaan koordinasi lintas sek-

tor dan lintas program tentang

upaya kesehatan lingkungan

pada penanggulangan bencana

banjir, baik di tingkat provinsi, ko-

tamadya, kecamatan dan kelu-

rahan

e. Pelaksanaan pelatihan bagi

petugas kesehatan tentang

upaya penyehatan lingkungan

pada penanggulangan banjir,

berupa pelatihan desinfeksi air

bersih, penjernih air cepat, desin-

feksi sarana pemukiman, pember-

antasan sarang nyamuk (PSN)

dan larvasidasi

f. Pelaksanaan sosialisasi/

penyuluhan kepada masyarakat

oleh petugas kesehatan tentang

upaya kesehatan lingkungan

pada penanggulangan banjir,

berupa sosialisasi desinfeksi air

bersih, penjernih air cepat, desin-

feksi sarana pemukiman, pember-

antasan sarang nyamuk (PSN) lar-

vasidasi dan pemberantasan

sarang vektor ( lalat, kecoa, tikus).

g. Penyusunan tim penanggulangan

bencana banjir bidang kese-

hatan lingkungan di tingkat Dinas

Kesehatan, Sudinkesmas dan

Puskesmas

h. Penyusunan standar operasional

prosedur (SOP) bidang kesehatan

lingkungan, berupa SOP desin-

feksi air bersih, penjernih air ce-

pat, desinfeksi sarana pemuki-

man, pemberantasan sarang

nyamuk (PSN), perindukan vektor

dengan Pemercikan/fogging

massal dan larvasidasi

2. Saat Bencana

a. Penilaian awal secara cepat

(initial rapid health assessment)

bidang kesehatan lingkungan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 38: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

38 b. Penyediaan fasilitas sanitasi ling-

kungan yang diperlukan bersama

-sama dengan seluruh instansi ter-

kait, berupa penyediaan air ber-

sih, jamban keluarga, pembuan-

gan sampah dan limbah di pos

penampungan/pengungsian

c. Surveilans penyakit berbasis ling-

kungan potensial KLB

3. Pasca Bencana

a. Pemantauan sanitasi lingkungan,

berupa penyediaan air bersih,

jamban keluarga, pembuangan

sampah dan limbah

b. Pelaksanaan upaya kesehatan

lingkungan bersama-sama

masyarakat, berupa desinfeksi

sumber air, penjernih air cepat

(PAC), desinfeksi sarana pemuki-

man, pemberantasan sarang nya-

muk (PSN) dan larvasidasi

c. Pelaksanaan pengendalian vektor

penyakit berupa pemercikan/

fogging massal

d. Surveilans penyakit berbasis ling-

kungan potensial KLB lanjutan se-

suai kebutuhan potensial penyakit

setempat. ****

HIDUP LEBIH ‘‘ GREEN “

DENGAN KOMPUTER ANDA

A nda selalu bekerja di depan komputer?

Atau anda selalu melakukan kegiatan

sehari-hari tanpa bisa terlepas dari yang na-

manya komputer? Mulai dari yang nama-

nya menyusun laporan, membuat presen-

tasi, menyimpan catatan resep makanan

sampai maen game dan nonton film serta

mendengarkan musik.

Tahukah anda, meski waktu Anda sebagian

besar dihabiskan di depan komputer, dan

anda jarang sekali keluar rumah dan ber-

interaksi dengan alam sekitar, bukan berarti

bahwa anda tidak bisa berperan dalam ikut

mensukseskan gerakan anti global warming

dan menjadikan bumi ini lebih hijau.

Ada hal-hal kecil yang bisa anda lakukan

dengan kegiatan berkomputer anda, yang

bisa mendukung terhadap pencegahan

bahaya global warming dan membuat

hidup anda lebih “Green” hingga bisa

membantu bumi tercinta menjadi lebih hijau

dan sejuk.

1. Hemat Pemakaian Tinta dan Kertas

Sering kita mendengar bahwa jutaan pohon

musnah dalam setiap detiknya hanya untuk

memenuhi kebutuhan kertas kita. Dan bisa

dibayangkan bagaimana jadinya bumi ini

bila pohon-pohon itu akhirnya habis dan hi-

lang dari muka bumi? Alam yang tadinya

sejuk segar dan menyehatkan, akan

berubah menjadi padang tandus yang

menyesakkan. Oleh karena itu, hematlah

pemakaian kertas anda. Caranya, gunakan

kedua sisi kertas untuk memprint dokumen

anda. Apalagi kalau dokumen yang anda

print bukan untuk laporan resmi, tapi untuk

sekedar bahan bacaan atau masih berupa

draft laporan, ada baiknya gunakan opsi

“Two Pages per Sheet” saat memprint-

outnya dan gunakan kedua sisi kertas. Jadi

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 39: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

39 kalau dalam keadaan normal kertas yang

anda butuhkan sebanyak 4 lembar, dengan

opsi seperti ini anda hanya memerlukan 1

lembar kertas, lebih hemat kan?

2. Aktifkan Screen Saver, Mode Hiberna-

tion dan Power Off

Anda bekerja seharian di depan komputer,

itu bukan berarti bahwa anda akan terus

menerus tanpa henti menggunakan kom-

puter kan? ada saatnya dimana anda bu-

tuh istirahat sejenak untuk sholat, sekedar

makan, minum atau mengistirahat mata

anda. Untuk itu aktifkan Screen Saver di

komputer anda, dan juga aktifkan pula fitur

Power Off dari Monitor dan Hardisk anda.

Jadi ketika komputer tidak dipakai dalam

periode waktu tertentu, secara otomatis

power monitor dan hardisk anda akan off

sehingga anda bisa menghemat pe-

makaian listrik. Sekalian membantu kantor

dalam menghemat tagihan listrik setiap bu-

lannya. Caranya, untuk anda pengguna

Windows XP, Klik Kanan di Desktop --> pilih

Propertis --> setelah itu akan muncul jendela

Display Properties, kemudian klik tab Screen

Saver, pilih screen saver yang sesuai dengan

kebutuhan anda dan tentukan seminal

mungkin waktu aktifnya, misalnya 2 menit. Di

bagian paling bawah klik / button Power

yang akan memunculkan jendela Power

Option Properties, pada pilihan Turn Off

Monitor pilih waktu seminimal mungkin, mis-

alnya After 5 minutes. Hal yang sama laku-

kan juga pada pilihan Turn Off Hardisk.

3. Turn Off/ Matikan

Ya, matikanlah printer, scanner, monitor,

speaker jika tidak digunakan. Anda tidak

mungkin menggunakan printer dan scaner

terus menerus kan? karena itu matikan pera-

latan ini, karena meskipun dalam keadaan

idle/standbye, peralatan-peralatan ini tetap

mengkonsumsi sumber listrik.

4. Kampanye Anti Global Warming di E-

mail, Blog atau di Forum dan bahkan di

Chat Room.

Hal kecil bisa anda lakukan, gunakan slogan

Anti Global Warming di Signature pada e-

mail anda, di Forum dan bahkan di blog

anda. Tidak susah kok untuk mencantumkan

kata-kata seperti Let’s Go Green, Save Our

Earth, atau Going Green Lifestyle hingga se-

cara tidak langsung anda bisa mengajak

orang lain untuk bersama-sama menye-

lamatkan bumi ini dari bahaya Global

Warming.

5. Sumbangkan PC lama kepada yang

membutuhkan

Anda baru saja membeli PC/ personal com-

puter baru dengan spesifikasi yang high

end, hingga PC lama anda tidak punya lagi

tempat di ruang kerja anda. Nah, daripada

anda menyimpannya di gudang, atau

anda membuangnya sembarangan hingga

bisa mencemari lingkungan, alangkah lebih

baik PC lama anda yang masih bisa diguna-

kan, anda sumbangkan ke orang yang

membutuhkan. Entah itu ke lembaga sosial

atau mungkin ke teman. Jika PC tersebut

milik inventaris kantor, coba usulkan kepada

atasan anda untuk di manfaatkan dibagian

pengarsipan atau perpustakaan kantor

atau berikan kepada staf yang tidak

memiliki PC yang bisa menjadikan staf lebih

maju dalam teknologi, Selamat mencoba.

S u m b e r : w w w . t a s i k i s m e . c o m / i n d e x . p h p ?option=com_content&view=article&amp

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 40: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

40

Penggunaan plastik pada saat ini sudah

sedemikian luasnya bahkan karena sangat

tinggi dalam kehidupan sehari – hari kita se-

lalu menggunakan plastik tak terkecuali un-

tuk kemasan makanan.Kemasan plastik ser-

ing kita gunakan sebagai kemasan

makanan karena selain murah, kemasan

plastik juga murah dan mudah didapat.

Bagi sebagian orang kemasan plastik hanya

sekedar pembungkus makanan dan

cenderung dianggap “pelindung “

makanan.Sebetulnya tidak tepat begitu,

karena banyak masyarakat yang belum

mengetahui bahwa bahaya plastic sebagai

kemasan makanan apabila kita tidak benar

menggunakannya.

Plastik dalam segala bentuknya sebagai ba-

han pengemas telah diatur oleh badan ter-

nama yang bernama Society of Plastic In-

dustry dan telah distandarisasi oleh SNI

( Standar Nasional Indonesia ) untuk itu pe-

makaian plastik sebagai kemasan makanan

harus sesuai dengan peruntukannya.

Makanan yang dikemas dalam plastik yang

tidak memenuhi standar, akan terjadi mi-

grasi atau berpindahnya zat-zat monomer

dari bahan plastik kedalam makanan. Mi-

grasi terjadi karena dipengaruhi oleh suhu

atau penyimpanan dan proses pengola-

han.Semakin tinggi suhu makanan yang

dikemas semakin banyak pula monomer

yang migrasi kemakanan. Menurut penjela-

san dr Syahriza ahli kimia IPB ( Kartini, No

2225 tahun 2008 ) bahwa zat berbahaya

dalam plastik akan mudah berpindah jika

digunakan untuk mengemas bahan panas,

dan faktor lain yang yang memudahkan zat

berbahaya didalam plastik luruh adalah

makanan dan minuman yang bersifat asam

Demikian pula dengan tingkat lamanya

makanan tersebut disimpan, karena se-

makin lama kontak antara makanan dan

kemasan plastik, jumlah monomer yang ber-

pindah akan semakin banyak pula.

Masyarakat harus waspada karena migrasi

monomer ke makanan akan memicu ber-

bagai penyakit yang setiap saat meracuni

tubuh dan dalam jangka panjang dapat

menimbulkan berbagai gangguan seperti

kelainan kulit,gangguan pembuluh darah,

kemandulan dan kanker.Untuk itu masyara-

kat harus waspada dan mengenali krikteria

bahan plastik yang diperbolehkan untuk

mengemas makanan.

Tentunya kita sebagai masyarakat awam

tidak tahu mana plastik yang aman dan

yang tidak aman. Tetapi ternyata peng-

gunaan plastik sudah ditetapkan secara in-

ternasional sehingga di Negara manapun

didunia ini menggunakan simbul dan kode

yang sama. Kode ini dikeluarkan oleh The

Society of Plastic Industry pada tahun 1998

di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lem-

baga-lembaga pengembangan sistem

kode seperti ISO (International for Stan-

dardization). Namun sayang masih banyak

DIBALIK BAHAYA PLASTIK SEBAGAI KEMASAN MAKANAN

Oleh : Fifi Nur Afifah, SKM

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 41: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

41 masyarakat yang belum mengetahui seperti

apa kode tersebut. Bagi masyarakat kode

dan simbol tersebut sangat penting untuk

diketahui berkaitan dengan jenis bahan

dan cara dampak pemakaiannya.

Secara umum tanda pengenal plastik

tersebut :

1. Berada atau terletak dibagian

bawah

2. Berbentuk segitiga

3. Di dalam segitiga tersebut terdapat

angka

4. Terdapat nama jenis plastik dibawah

segitiga

Tanda pengenal plastik dibagi menjadi 7

buah kelompok :

1. Tanda ini biasanya tertera logo daur

ulang dengan angka 1 ditengahnya

serta tulisan PETE atau PET

( polyethylene terephtalate ) dibawah

segitiga. Biasa dipakai untuk botol

plastik, berwarna jernih,transparan serta

tembus pandang seperti botol

mineral,botol jus dan hampirsemua

botol minuman lainnya. Botol ini

direkomendasikan hanya sekali pakai.

Bila terlalu sering dipakai apalagi untuk

menyimpan air panas, akan

menyebabkan lapisan monomer akan

luruh dan mengeluarkan zat

karsinogenik yang akan menyebabkan

kanker dalam jangka panjang.

2. Pada bagian bawah plastik tertera

logo daur ulang dengan angka 2

ditengahnya serta tulisan HDPE ( high

density polyethylene) dibawah

segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu

yang berwarna putih susu, tupperware,

galon air minum dll. HDPE memiliki sifat

bahan yang lebih keras, kuat dan lebih

tahan terhadap dosis tinggi. HDPE

merupakan salah satu bahan plastik

yang aman digunakan karena

kemampuan untuk mencegah reaksi

kimia antara kemasan plastik berbahan

HDPE dengan makanan yang

dikemasnya. HDPE juga

direkomendasikan untuk sekali

pemakaian karena pelepasan

senyawa zat berbahaya seiring dengan

lamanya pemakaian.

3. Tertera logo daur ulang ( terkadang

berwarna merah ) dengan angka 3

ditengahnya, serta tulisan V, yang

artinya PVC ( Polivinil chloride) yaitu

jenis plastik yang paling sulit didaur

ulang. Reaksi yang terjadi antara

antara PVC dengan makanan yang

dikemas berpotensi berbahaya. Plastik

jenis ini bisa ditemukan pada plastik

pembungkus( cling wrap ) dan botol-

botol.

4. Tertera logo daur ulang dengan angka

4 ditengahnya serta tulisan LDPE ( low

density polyethylene ), biasa dipakai

untuk tempat makanan, plastik

kemasan dan botol-botol yang lembek.

Barang-barang dengan logo ini dapat

didaur ulang dan baik untuk barang-

barang yang memerlukan fleksibilitas

tetapi kuat. Plastik dengan kode 4 bisa

dibilang tidak dapat dihancurkan

tetapi sangat baik untuk tempat

makanan. Contohnya plastik

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 42: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

42 pembungkus gula, minyak curah dan

terigu.

5. Tertera logo daur ulang dengan angka

5 ditengahnya serta tulisan PP

(Polypropilen ). Plastik ini adalah pilihan

terbaik terutama yang berhubungan

dengan makanan dan minuman.

Khususnya sebagai bahan makanan

dan botol bayi.

6. Tertera logo daur ulang dengan angka

6 ditengahnya serta tulisan PS

(polystyrene), merupakan bahan

styrofoam, tempat minum dan makan

sekali pakai. Didalam bahan ini

terdapat styrine yang mudah luruh ke

makanan dan minuman. Styrine

berbahaya bagi otak dan sistem syaraf,

mengganggu hormon estrogen pada

wanita sehingga berakibat pada

masalah reproduksi. Plastik ini sulit

didaur ulang dan apabila didaur ulang

memerlukan proses yang sangat

panjang.

7. Tertera logo daur ulang dengan angka

7 ditengahnya serta tulisan OTHER.

Plastik jenis ini bening, tahan panas dan

bisa dipakai berulang kali. Dapat

ditemukan pada tempat makanan dan

minuman seperti minuman olah raga,

suku cadang mobil, alat-alat rumah

tangga dan plastik kemasan.

Dari paparan diatas kita dapat melihat

bahwa pemakaian plastik sebagai bahan

kemasan makanan apabila tidak hati-hati

dapat menimbulkan bahaya penyakit

dikemudian hari. Untuk itu ada beberapa

tips untuk menghindari bahaya kemasan

plastik antara lain :

Pilih wadah plastik yang aman sesuai

dengan peruntukannya. Jangan membeli

asal murah, sebab harga memang

menentukan kualitas

Apabila memakai wadah plastik untuk

makanan atau gorengan sebaiknya

dilapisi kertas terlebih dahulu. Atau bila

memungkinkan memakai kemasan

alternatif lain seperti daun, kertas putih dll.

Hindari sebisa mungkin memakai

kemasan styrofoam, jika terpaksa

makanan yang akan dikemas sebaikknya

didinginkan diluar terlebih dahulu.

Sebaiknya tidak menggunakan botol

bekas minuman air mineral untuk isi

ulang.Sedapat mungkin bekas botol

dirusak kemasannya.

Pilih botol susu bayi berbahan kaca atau

plastik jenis 4 atau 5 dan dot bayi yang

berbahan silikon, Botol bayi sebaiknya

secara berkala diganti.

Hindari memanaskan makanan di dalam

microwave, apabila terpaksa sebaiknya

makanan dibungkus dengan daun atau

kertas.

Sebisa mungkin menghindari pemakaian

clip wrap ( plastik pembungkus yang

sangat tipis ) sebab plastik tersebut paling

mudah luruh terutama bila terkena panas

makanan. ***

Sumber :

www.kompas.com .

www.surabaya.health.org.

http// organisasi.org

Majalah Kartini No

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 43: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

43

S eorang lelaki muda

yang tengah jatuh

cinta terhadap seorang

gadis jelita dari lereng

pegunungan Pangrango sedang merenung

sambil menulis sajak. Ballpoint yang

dipegangnya bergerak perlahan kertas

bersih berwarna pink : “Rose kekasihku yang

cantik nan menawan, hatiku ingin

mempersembahkan bunga mawar sebagai

tanda kasihku padamu dan hatiku ingin

membawamu ke langit biru”

Bunga mawar yang sering disebut

bunga “rose”, sering dipakai sebagai

ungkapan rasa cinta oleh para muda –

mudi yang sedang dilanda asmara, baik

muda – mudi di kota maupun di pedesaan.

Disamping sebagai hiasan rumah ataupun

kebun, bunga mawar juga dipakai sebagai

ungkapan rasa terima kasih, ungkapan

hormat, ungkapan kedekatan hati, dan

ungkapan – ungkapan lain yang indah –

indah.

Warna dan bentuk bunga mawar

yang lazim dipakai untuk mengungkapkan

perasaan hati tersebut diatas, tergantung

dari jenis rasa hati yang akan diungkapkan,

sebagai contoh : mawar berwarna putih

mengungkapkan bahwa dengan hati yang

tulus, saya mulai simpati kepadamu.

B u n g a m a wa r b e r w a r n a p i n k ,

mengungkapkan bahwa saya sangat

sayang padamu dan saya ingin agar

hubungan kita dapat terjalin secara

mendalam .

Bunga mawar berwarna merah,

mengungkapkan bahwa saya sudah sangat

menggebu – gebu untuk menyuntingmu.

Bunga mawar berwarna kuning,

mengungkapkan bahwa saya sangat

sayang padamu tetapi saya sangat

cemburu bila engkau sering berbincang –

bincang dengan pria lain.****

ROSE YANG CANTIK NAN MENAWAN

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 44: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

44

“Ada gula, ada semut” itulah

pepatah yang sering kita dengan dalam

kehidupan kita sehari – hari, makhluk hidup

selalu tidak jauh dari makanan terutama

pada kehidupan binatang, termasuk

binatang yang sering kita temui di kapal.

Beberapa binatang yang sering ditemui di

kapal, antara lain tikus, kecoa dan lalat.

TIKUS

Lingkungan manusia sangat di senangi ada

2 (dua) hal menarik yakni tersedianya

makanan dan tempat sebagai tempat

istirahat, bermain-main maupun bersarang,

namun apabila tidak ada makanan pastilah

akan semakin tidak disenangi danmereka

akan segera meninggalkan tempat

tersebut.

Kemampuan Fisik:

1. Menggali : tikus menggali lobang

dalam tanah di luar atau di dalam

rumah sebagai sarang dan tempat

tinggalnya, biasanya berbentuk

mangkuk yang berdiameter lebih

kurang 20 cm

2. Memanjat : memiliki kemampuan

memanjat pohon, bangunan atau

tempat yang tinggi sangat baik,

bahkan tikus mampu memanjat

vertikal di dalam pipa yang

berukuran 3 inch.

3. Meloncat : memiliki kemampuan

meloncat vertical setinggi 60 cm,

sejauh kurang lebih 40 cm, dan dari

ketinggian 5 meter tikus juga dapat

meloncat ke bawah

4. Mengerat : mempunyai kebiasaan

menggigit dan mengerat kayu,

papan, bahan makanan,

pembungkus barang dan lain

sebagainya. Tujuan menggigit dan

mengerat barang ini adalah untuk

menjaga agar gigi tidak terlalu

panjang

5. Berenang / Menyelam : dapat

menyelam selama 30 detik, Suhu air

yang rendah tidak mempengaruhi

kemampuan tikus untuk berenang

Disamping kemampuan fisik, tikus juga

memiliki kemampuan Indera, antara lain :

Penglihatan, penciuman, pendengaran,

perasa, dan peraba

Untuk mengetahui ada dan tidaknya tikus,

antara lain : Dropping, Run ways, Grawing,

Borrow, Bau, Tikus hidup dan ditemukannya

bangkai tikus

Kecoak

Kecoak merupakan salah satu dari ser-

angga kapal, disamping juga serangga

rumah dan bangunan. Pada malam hari

kecoak aktif mencari makanan di dapur,

gudang makanan, tempat sampah, saluran

air dan sebagainya.

Kemampuan kecoak :

1. Mampu membawa Ootheca yang

diletakkan di belakang tubuhnya

selama beberapa minggu

2. Mampu terbang

3. Mampu beradaptasi walau terbawa

dalam barang dalam alat angkut,

termasuk kapal

4. Mampu berjalan dari gedung ke

KEMAMPUAN BINATANG YANG SERING

DITEMUI DI KAPAL

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 45: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

45 gedung lain atau dari saluran ke

saluran lain, taman, selokan dalam

tanah ke tempat kehidupan

manusia

5. Suka makan tinja manusia dan suka

menginjak-injak kotoran maupun

sampah pada waktu mencari

makanannya

6. Mampu mengeluarkan cairan dari

mulut dan bagian lain dari

tubuhnya, sehingga mengakibatkan

bau di area atau makanan yang

diinjaknya

Jenis – jenis kecoa yang banyak terdapat di

Indonesia (dalam gambar):

1. Periplaneta Americana

2. Periplaneta australasiae

3. Supella longipalpa

3. Symploce sp

3. Blatella germanica

3. Neostylophyga rombifolia

Lalat

Lalat yang paling banyak merugikan

manusia adalah lalat rumah (Musca

domestica), lalat hijau (Lucilia seritica), lalat

biru (Calliphora vomituria) dan

lalat latrine (Fannia canicularis).

Kemampuan lalat, antara lain :

1. Mampu terbang mencapai 1

kilometer walau tidak menentang

arah angin.

2. Mampu hidup di tempat yang kotor,

lembab dan gelap

3. Mampu bertahan hidup di rumah

yang bersuhu panas (30o - 35oC)

4. Mampu bertelur 100 – 300 telur dan

menetas dalam waktu + 12 jam

5. Menyukai cahaya, pada malam

hari tidak aktif, namun dapat aktif

dengan adanya sinar buatan

Tempat yang disenangi adalah kotoran

kuda yang masih segar, kotoran manusia,

sampah basah, buah – buahan dan

sayuran yang telah busuk , tanah yang

lunak dengan cairan kotoran dan juga

bangkai binatang. ( RBAW)@

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 46: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

46

S adar atau tidak banyak buah – buahan

di sekitar kita memiliki obat berkasiat,

tidak dipungkiri bahwa buah-buahan juga

memiliki vitamin C yang tidak bisa di pro-

duksi oleh tubuh manusia. yang harus diko-

sumsi cukup oleh manusia setiap hari, den-

gan mengkomsumsinya secara tidak lang-

sung kita berperan mengurangi efek rumah

kaca, lho kok begitu…. ? kenapa tidak ! ba-

gaimana memanfaat buahnya jika tidak

ada pohonya ( masuk akal ?). Dari pada

ngelantur langsung saja kita simak langsung

apa saja sih buahnya terutama buah- bua-

han lokal tentunya.

1. Alpukat atau Persea americana Mill

Ciri Umum :

Habitus memiliki ketinggian ± 10 m

Batang bulat, bercabang dan

coklat kotor

Daun tunggal, bulat telur, ber-

tangkai, letak tersebar, ujung dan

pangkal runcing, berbulu, pan-

jang 1O-20 cm, lebar 3-10 cm, hi-

jau.

Bunga majemuk, bentuk malai,

berkelarnin dua, tumbuh di ujung

ranting, benang sari dua belas,

ruang kepala sari empat, putih

kotor, mahkota berambut,. Di-

ameter 1-1,5 cm, putih kekunin-

gan.

Buah dengan ciri bulat telur, pan-

jang 5-20 cm, berbintik-bintik atau

gundul, daging buan jika Sudan

masak lunak, hijau atau kuning

keunguan. Memiliki biji bulat, di-

ameter 2,5-5 cm. keping biji putih

kemerahan

Akar tunggang, bulat, coklat.

Khasiat yang dimiliki :

Buah Persea gratissima berkhasiat

sebagai obat sariawan, sedang

daunnya berkhasiat sebagai pe-

luruh air seni.

Untuk obat sariawan dipakai ±

100 gram buah masak Persea

gratissima,diambil daging buah-

nya dan dimakan.

Kandungan Kimia :

Buah dan daun Persea gratissima

mengandung saponin, alkaloida,

flavonoida, tanin dan polifenol.

2. Anggur atau Vitis vinifera L

Ciri Umum :

Habitust Semak, menjalar, tahu-

nan, tinggi + 8 m.

Batang Tegak, silindris, berkayu,

coklat kehijauan

BUAH BUAHAN BERKASIAT DI SEKITAR KITA

Oleh : Syaflovida

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 47: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

47 Daun Tunggal, lonjong, berseling,

tepi bergigi, berambut,panjang

10-16 cm, lebar 5-8 cm, bertang-

kai coklat, panjang ± 10 cm, hijau

Bunga Majemuk, bentuk malai,

berhadapan, kelopak bentuk

mangkok, ujung rompang,

mahkota lima, panjang ± 2 mm,

ujung berlekatan, hijau.

Buah Buni, bulat, hitam

Biji Lonjong, coklat muda

Akar Tunggang, putih kotor.

Khasiat yang dimiliki :

Daun Vitis vinifera berkhasiat se-

bagai peluruh air seni, obat syphi-

lis, kudis, sakit kepala, dan radang

tenggorokan. Untuk peluruh air

seni dipakai ± 15 gram daun se-

gar Vitis vinifera, dicuci, direbus

dengan 2 gelas air selarna 15

menit, setelah dingin disaring. Ha-

sil saringan diminum dua kali

sarna banyak pagi dan sore.

Kandungan Kimia :

Daun dan buah Vitis vinifera

mengandung saponin, flavon-

oida dan polifenol

3. Apel atau Pyrus malus L.

Ciri Umum :

Habitus Perdu, tinggi 3-5 m:

Batang Berkayu, buiat, berca-

bang, putih kehijauan

Daun Tunggal, bulat telur, ujung

dan pangkal runcing, tepi ber-

gerigi, berbulu, berseling, di ujung

cabang, panjang 3-15 cm, lebar

2-6 cm, pertulangan menyirip, hi-

jau

Bunga Majemuk, bentuk malai, di

ujung cabang, kelopak hijau, ber-

bulu, berbagi lima, benang sari

banyak, putih, kepala sari kuning

kecoklatan, putik satu, putih ke-

kuningan, putih.

Buah Buni, bulat, ujung dan pang-

kal berlekuk, hijau keunguan.

Biji Kecil, pipih, coklat kehitaman

Akar Tunggang, putih kecoklatan

Khasiat yang dimiliki :

Buah Pyrus malus berkhasiat se-

bagai obat tekanan darah tinggi.

Untuk obat tekanan darah tinggi

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 48: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

48 dipakai ± 50 gram buah segar Py-

rus malus, dikukus sampai ma-

lang, setelah dingin dimakan

sekaligus.

Kandungan Kimia :

Buah dan daun Pyrus malus men-

gandung saponin, tlavonoida

dan polifenol.

4. Arbei atau Fragaria vesca L

Ciri Umum :

Habitus Semak, menjalar, tinggi 15

-25 cm.

Batang menjalar, beruas-ruas, bu-

lat, berbulu, hijau.

Daun majemuk, (angkai panjang

15-25 cm, berbulu, hijau kemera-

han, helaian daun bulat, ujung

dan pangkal tumpul, tepi bery-

erigi, pertulangan menyirip, hijau

tua.

Bunga majemuk, tangkai pan-

jang 25-30 cm, berbulu, hijau

kemerahan, kelopak berbagi

sepuluh sampar dua belas, hijau,

daun mahkota tujuh, bulat, putih,

benang sari banyak, tangkai dan

kepala sari kuning, putik lonjong,

putih, putih kekuningan.

Buah buni, lonjong, berambut,

diameter 2-4 cm, masih muda hi-

jau setelah tua merah

Biji kecil, keras, masih muda pulih

setelah tua hitam

Akar serabut, putih kekuningan

Khasiat yang dimiliki :

Buah Fragaria vesca berkfiasiat

sebagai obat sariawan. Untuk

obat sariawan dipakai ± 10 gram

buah segar Fragaria vesca,

dicuci, kemudian dimakan seka-

ligus.

Kandungan Kimia :

Buah Fragaria vesca mengand-

ung saponin, flavonoida dan

polifenol

5. Cerme atau Phyllanthus addus (L.)

Skeels

Ciri umum :

Habitus Pohon, tinggi ± 10 cm.

Batang tegak, bulat, berkayu,

mudah patah, kasar, percaba

ngan monopodial, coklat muda.

Daun majemuk, lonjong,

berseling, panjang 5-6 cm, lebar 2

-3 cm, tepi rata, ujung runcing,

pangkal turnpul, pertulangan

menyirip, halus, tangkai silindris,

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 49: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

49 panjang ± 2 cm, hijau muda.

Bunga majemuk, bulat, di ranting,

tangkai silindris, panjang ± 1 cm,

hijau muda, kelopak bentuk bin-

tang, halus, mahkota merah

muda.

Buah bulat, permukaan berlekuk,

kuning keputih-putihan.

Biji bulat pipih, coklat muda.

Akar tunggang, coklat muda.

Khasiat yang dimiliki :

Daun Phyllanthus acidus berkha-

siat untuk urus-urus dan obat

mual, akarnya untuk obat asma

dan daun muda untuk obat saria-

wan. Untuk urus-urus dipakai ± 3

gram daun Phyllanthus acidus,

dicuci dan keringkan, ditumbuk

halus, diseduh dengan 1/2 gelas

air matang panas, Hasil seduhan

diminum sekaligus bersama am-

pasnya.

Kandungan Kimia :

Daun, kulit batang dan kayu Phyl-

lanthus acidus mengandung

saponin, flavonoida, tanin dan

polifenol, di samping itu kayunya

juga mengandung alkaloida.

Semoga bermanfaat dan mudah diprakte-

kan, selamat mencoba. ****

Sumber : http://www.iptek.net.id

Memasuki bulan haji tahun ini, walau-

pun merupakan suatu peristiwa ritual

ibadah akbar yang rutin, tetapi tetap selalu

menimbulkan pertanyaan seputar pembe-

rian vaksinasi meningitis, suatu vaksinasi

yang diwajibkan untuk diberikan kepada

calon jamaah haji menjelang keberangka-

tan ke tanah suci.

Banyak sekali pertanyaan yang diaju-

kan oleh para calon jamaah haji kita sepu-

tar vaksinasi meningitis ini. contohnya

adalah : untuk apa harus divaksinasi?, bu-

kankah vaksinasi itu hanya untuk balita?,

apakah meningitis itu?, apakah vaksinasi

meningitis itu aman untuk calon jamaah haji

yang sedang batuk pilek?, apakah setelah

divaksin masih juga mungkin terkena menin-

gitis sewaktu haji?,

Meningitis adalah infeksi selaput otak

(meningen) dan cairan otak. Penyebab

meningitis adalah bakteri, virus dan basil

(misalnya tuberculosis). Meningitis virus

mempunyai gejala klinis yang lebih ringan

dari pada meningitis bakteri,sedangkan

KEGUNAAN PEMBERIAN VAKSINASI TERHADAP JEMAAH HAJI

Oleh : dr. Hj.Endriana S. Lubis

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 50: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

50 meningitis yang dapat mewabah sewaktu

musim haji adalah meningitis bakteri. sebe-

lum tahun 1990, penyebab utama meningitis

adalah bakteri haemophilus influenza tipe b

(hib), sedangkan sekarang ini, penyebab

tersering meningitis bakteri adalah strepto-

coccus pneumonia dan neisseria meningiti-

dis .

Tanda-tanda penyakit meningitis adalah :

panas tinggi, sakit kepala, kejang-kejang,

muntah, kesadaran menurun dan kaku

kuduk.

Delapan tahun yang lalu tepatnya pada

tahun 2000, terjadi wabah meningokokus

w135 yang menyebabkan meningitis dan

septikemia pada jamaah haji, dan menye-

bar ke seluruh dunia termasuk di indonesia,

setelah jamaah haji pulang ke daerah atau

rumah masing-masing. walaupun penyakit

meningitis w135 telah berkurang sejak tahun

2001, namun jamaah tetap memerlukan

perlindungan terhadap meningitis. Risiko

untuk tertular meningitis sewaktu menunai-

kan ibadah haji sekarang ini memang kecil,

tetapi lebih baik kita tidak mengambil risiko.

kita baru bisa menunaikan ibadah haji, jika

Kita sudah mempunyai sertifikat vaksinasi

meningitis.

Vaksin meningitis ada beberapa jenis, salah

satunya adalah vaksin kwadrivalen atau

acwy. vaksin tersebut memang disyaratkan

oleh pemerintah saudi arabia untuk sia-

papun yang mau berangkat haji-dan juga

untuk tenaga kerja musiman- yang harus

dibuktikan dengan sertifikat vaksinasi. sertifi-

kat tersebut berlaku bila vaksinasi dilakukan

lebih dari 10 hari menjelang berangkat haji,

dan sertifikat vaksinasi berlaku untuk tiga ta-

hun saja. vaksin kwadrivalen mempunyai

daya proteksi terhadap 4 jenis/strain bakteri

meningokokus yang sering ditemukan, yaitu

jenis a, c, w135 dan y. kekebalan terhadap

meningitis acwy, setelah vaksinasi akan

habis 3 sampai 5 tahun kemudian.

Jutaan orang telah divaksinasi dengan vak-

sinasi tersebut, dan sangat sedikit yang

mendapatkan efek samping. Meningitis ti-

dak dapat ditularkan antar penumpang di

pesawat terbang, bus, kereta api, atau bila

kita tinggal satu hotel?

Kemungkinan kecil seseorang tertular men-

ingitis atau septikemia (masuknya bakteri

dalam sirkulasi darah), melalui kontak sosial

biasa. sebetulnya, sekitar 10% orang yang

berpapasan dengan kita sehari-hari mem-

punyai bakteri meningokok di hidung dan

tenggorokan mereka, tetapi biasanya tidak

menyebabkan kita tertular dan sakit.

Bisa diambil intisari di atas bahwa vaksinasi

meningitis sangat perlu dilakukan untuk se-

mua calon jamaah haji. wabah tahun 2000

membuktikan bahwa meningitis bakteri da-

pat menyerang orang dewasa dan menim-

bulkan gejala yang parah dan cacat. vaksi-

nasi meningitis sangat aman, termasuk bagi

calon jamaah yang sedang batuk pilek.

risiko tertular meningitis sewaktu haji me-

mang besar, namun dapat diminimalkan

dengan vaksin.

Semoga informasi ini bermanfaat dan se-

lamat menunaikan ibadah haji dengan se-

hat, bugar. Dan semoga menjadi Haji

mabrur, amiin. ****

(Sumber : harian republika dan konsultasi

kesehatan)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 51: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

51

M asih banyak orang yang tidak

mengerti dengan bahasa Asing

misalnya Inggris sedangkan untuk

menggali dan belajar kebanyakan litelatur

menggunakan bahasa Inggris. Dalam masa

kini apapun bisa ditemukan asal ada

kemauan apalagi dunia maya dengan

internet merambah kesemua aspek

masyarakat. Jika tidak mampu untuk

membeli software penterjemah kenapa

tidak menggunakan layanan penterjemah

“Gratis “ dari mesin pencari/browsing

Google. Penterjemah atau Translator dari

Google ini bebas digunakan kapan saja

dan dimana saja dengan syarat harus

terhubung dengan jaringan internet salah

satu piturnya menterjemahkan Bahasa

Indonesia ke bahasa Inggris dan sebaliknya.

Dengan demikian Google Translate kini

mendukung 35 bahasa. Artinya, kita bisa

menerjemahkan 34 bahasa lain

menggunakan Google Translate.

Ini memang terjemahan yang dilakukan

oleh mesin milik Google. Jadi, jangan harap-

kan adanya hasil terjemahan yang luwes,

enak dibaca dan tidak kacau. Tapi, bagai-

manapun juga hasil terjemahan kilat ini su-

dah cukup memadai jika kita hanya ingin

mengerti intisari (gist) dari sebuah naskah

dalam bahasa yang tidak kita ketahui arti-

nya. Untuk mendapatkan makna yang se-

benarnya, Anda harus mencari orang yang

mengerti bahasa sumber dan bahasa hasil

terjemahan. Bagi yang belum tahu, mungkin

ini merupakan info yang bermanfaat. Lagi-

lagi proyek google sangat memudahkan

kita semua.

Berikut ini merupakan cara-cara dalam

menerjemahkan bahasa asing mengguna-

kan google translate:

1. Buka http://www.google.com pilih

more cari translate

2. Setelah buka rubah pilihan bahasa

yang akan diterjemahkan english to

indonesia atau sebaliknya

3. Salin teks bahasa yang ingin Anda

terjemahkan ke kotak “Teks

asli”copy and paste

4. Kemudian tentukan bahasa asing

yang ingin anda terjemahkan. Kalau

belum tahu bahasa apa itu maka

pilih yang auto detect (Detek ba-

hasa).

5. Klik terjemahkan (translate).

6. Jika Anda ingin langsung menerje-

mahkan satu halaman web maka

tinggal ketik alamat web yang ingin

Anda terjemahkan dan pilih detek

bahasa jika ingin auto detect, lalu

klik terjemahkan. maka kini anda

bisa membaca web/blog tersebut

sesuai dengan bahasa yang

inginkan.

7. Salin kode ini http://66.102.9.104/

translate_chl=id&sl=id&tl=en&u= (di

depan alamat web) URL web/blog

Satu hal yang mesti anda ingat, ketika

menggunakan Google translate untuk

menerjemahkan teks berbahasa Indonesia

ke dalam Bahasa Inggris sebaiknya anda

menggunakan EYD dengan baik dan benar

untuk menghasilkan hasil terjemahan yang

lumayan sempurna.

Selamat mencoba dan jadikan dunia maya

sebagai hamparan buku digital, selamat

mencoba.(NM)

YO .... KITA GUNAKAN PENTERJEMAH ONLINE

DARI GOOGLE

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume III Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September) Tahun 2008

Page 52: Buletin III Edisi 3 Tahun 2008

52

PELATIHAN FUMIGASI TAHUN 2008

PELATIHAN PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL TAHUN 2008

PELATIHAN KEKARANTINAAN KAPAL TAHUN 2008