Upload
trinhlien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
.
BULETININFORMASI METEOROLOGI EDISI IV
BULAN APRIL 2019
TIM REDAKSI
Penanggung Jawab :
AGUSTINUS BOLILERA
Pemimpin Redaksi :
ERWIN ANDREW KARIPUI
Redaktur :
THOMAS Y. BLEGUR, S.TrSAMSUL DAKA, S.Tr
MUHAMMAD FUADZ, S.TrRICARDA R. LILIANA, A.Md
MARGI CANDA W. WICAKSONO, A.Md
Alamat RedaksiSTASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR
Jl. Soekarno - Hatta, Bandar Udara Mali - AlorTelp./Fax : (0386) 2222820
Email: [email protected] ;[email protected]
Website : www.meteoalor.id
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga “Buletin Informasi Meteorologi edisi IV Bulan April 2019” ini
dapat tersusun.
Buletin Informasi Meteorologi ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang
penyampaian informasi meteorologi dari Stasiun Meteorologi Mali - Alor, baik kepada para
pengguna jasa informasi meteorologi penerbangan dan juga kepada masyarakat umum di
wilayah Kabupaten Alor.
Adapun isi Buletin ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim
sepanjang bulan April 2019, dan informasi prakiraan hujan bulan Mei 2019, serta
prakiraan pasang surut dan informasi waktu terbit dan tenggelam matahari masing-
masing untuk bulan Mei dan Juni 2019 di wilayah Kabupaten Alor.
Kami sadar bahwa informasi yang disajikan dalam Buletin ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupaun tampilan, untuk itu kami sangat mengharapkan
adanya masukan, kritik dan saran yang konstruktif untuk penyempurnaan kedepan.
Kalabahi, 03 Mei 2019
KEPALA STASIUN METEOROLOGIMALI - ALOR
AGUSTINUS BOLILERANIP. 19660908 199003 1 001
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
I. RINGKASAN ............................................................................................................... 1
II. PENGERTIAN.............................................................................................................. 2
A. SIFAT HUJAN....................................................................................................................2
B. NORMAL CURAH HUJAN ................................................................................................2
C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)..................................................................................2
III. ANALISIS CUACA DAN IKLIM ................................................................................... 3
A. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER & LAUTAN BULAN APRIL 2019 ........................................3
B. ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2019 ................................................................................9
C. MONITORING HARI TANPA HUJAN (HTH) ..................................................................10
D. ANALISA UNSUR CUACA DI STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR.....................11
1. PENYINARAN MATAHARI...................................................................................... 11
2. SUHU UDARA .........................................................................................................12
3. TEKANAN UDARA PERMUKAAN ..........................................................................13
4. ANGIN PERMUKAAN ............................................................................................. 14
5. PENGUAPAN ..........................................................................................................15
6. KELEMBABAN UDARA .......................................................................................... 15
7. CURAH HUJAN .......................................................................................................16
IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2019 DI WILAYAH KABUPATENALOR......................................................................................................................... 19
V. PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL) BULAN MEI DAN JUNI 2019 DI WILAYAHKABUPATEN ALOR ................................................................................................. 25
VI. INFORMASI WAKTU TERBIT DAN TENGGELAM MATAHARI DI WILAYAHKABUPATEN ALOR .................................................................................................. 30
VII. PELAYANAN PUBLIK .............................................................................................. 36
1. PELAYANAN PENERBANGAN......................................................................................36
2. LAPORAN PRODUK METEOROLOGI PUBLIK.............................................................36
VIII. LAMPIRAN ................................................................................................................ 38
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 1
I. RINGKASAN
1. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Mali (Pos Hujan
Mali), Pos Hujan Kalabahi, dan Pos Hujan Mebung yang diasumsikan mewakili daerah-
daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan pada bulan
April 2019 adalah sebagai berikut:
- Jumlah curah hujan di Mali sebesar 28,5 mm. Hujan yang terjadi pada bulan ini untuk
wilayah Mali dan sekitarnya memiliki sifat Bawah Normal (BN).- Jumlah curah hujan di Kalabahi sebesar 85,6 mm. Hujan yang terjadi pada bulan ini
untuk wilayah Kalabahi dan sekitarnya memiliki sifat Atas Normal (AN).- Jumlah curah hujan di Mebung sebesar 83,6 mm. Hujan yang terjadi pada bulan ini
untuk wilayah Mebung dan sekitarnya memiliki sifat Atas Normal (AN).2. Untuk kondisi atmosfer di bulan April 2019 adalah sebagai berikut:
- MJO aktif di wilayah Indonesia pada awal hingga akhir Dasarian III April 2019.
- Rata-rata nilai OLR di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 265 W/M², sedangkan
khusus di wilayah kepulauan Alor bernilai 235 – 255 W/M²
- Suhu muka laut (SML) dan Anomali SML di wilayah perairan sekitar Indonesia
termasuk wilayah perairan Kepulauan Alor menunjukkan kondisi SML tetap hangat.
3. Prakiraan untuk kondisi atmosfer dan sifat hujan bulan Mei 2019:
- Anomali SST Indonesia umumnya diprediksi normal, kecuali wilayah periaran pesisir
barat Sumatera, selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur diprediksi menghangat
(anomali positif).
- ENSO diprediksi pada kondisi El Nino Lemah.
- Indeks Dipole Mode diprediksi netral.
- Pola angin di lapisan 850 mb diprediksi masih didominasi oleh angin timuran untuk
sebagian besar wilayah Indonesia.
- Hasil prakiraan curah hujan tiap dasarian bulan Mei 2019 menunjukkan sifat hujan
di wilayah Kab. Alor pada Dasarian I adalah Atas Normal (AN) dengan kriteria
curah hujan rendah (jumlah curah hujan antara 10 – 20 mm), Dasarian II dan III
adalah Bawah Normal (BN) dengan kriteria rendah (jumlah curah hujan antara 0 –
10 mm. Prakiraan sifat hujan Bulanan untuk bulan Mei 2019 adalah Bawah Normal(BN) dengan kriteria hujan rendah (jumlah curah hujan antara 20 – 50 mm).
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 2
II. PENGERTIANA. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1. Di atas normal (AN), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.
2. Normal (N), jika nila perbandingannya antara 85 % - 115 %.
3. Di bawah normal (BN), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.
B. NORMAL CURAH HUJAN1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10
tahun.
2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:
Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun
dimulai dari 1 Januari 1901 s/d 31 Januari 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari
1960, 1 Januari 1961 s/d 31 Januari 1990, dan seterusnya.
C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)
Kriteria CH CH/hari CH/JamSangat Lebat > 100 mm > 20 mmLebat 50 - 100 mm 10 - 20 mmSedang 20 - 50 mm 5 - 10 mmRingan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 3
III. ANALISIS CUACA DAN IKLIM
A. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER & LAUTAN BULAN APRIL 2019
1. Monsun
Pada bulan April matahari dalam penjalarannya telah berada di Belahan Bumi
Utara (BBU) dan terus bergerak menjauhi Ekuator dengan pergerakan semu sejauh
kurang lebih 11,8° yaitu dari 5,2°LS menuju 17,0°LU. Hal ini tentu berdampak pada
peningkatan suhu muka laut di daerah sekitar BBU dan Equator yang memicu
terbentuknya pola-pola tekanan udara rendah. Selama bulan April 2019 teramati terjadi
beberapa gangguan cuaca di BBS yakni berupa Tropical Cyclone / TC (Siklon Tropis)
antara lain TC Wallace dan TC Lorna, serta satu gangguan di BBU yaitu TC Fanni. Dari
beberapa kejadian siklon tropis tersebut, tidak ada yang cukup berdampak signifikan
terhadap kondisi cuaca di sekitar Kepulauan Alor. Kondisi cuaca di sekitar kepulauan
Alor pada bulan ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lokal serta fenomena regional
lainnya (seperti: monsson Ausrtalia (timuran), daerah tekanan rendah (Low Pressure
Area), dll).
Secara umum rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia
pada bulan April 2019 berkisar antara 28,5ºC hingga 30,5ºC. Untuk wilayah perairan
di sekitar Kepulauan Alor, suhu muka laut pada kisaran 29,5ºC. Suhu muka laut yang
hangat ini mengindikasikan kandungan uap air yang terkandung di udara cukup banyak.
Kondisi demikian menyebabkan potensi pembentukan awan-awan cukup signifikan dan
kondisi cuaca cenderung berawan di wilayah Kepulauan Alor (jika faktor pendukung lain
seperti pola angin, indeks labilitas udara dan lainnya diabaikan).
Gbr. 1 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut Bulan April 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 4
Nilai anomali Suhu Muka Laut (SML) pada bulan ini di wilayah perairan Indonesia
umumnya cenderung normal hingga lebih dingin (anomali negatif), kecuali di perairan
sebelah selatan kepulauan Maluku, Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga
sebelah barat Sumatera dan perairan sebelah timur Sumatera Utara menunjukkan
anomali positif (menghangat). Anomali SML di sekitar perairan kepualauan Alor
menunjukkan kondisi normal (sama dengan rata-ratanya) di sebelah barat, dan cenderung
mendingin (anomali negatif) di sebelah timur. Meskipun demikian, suhu muka laut tetap
hangat sehingga potensi pembentukan awan-awan cukup signifikan dan kondisi cuaca
cenderung berawan di wilayah Kepulauan Alor (jika faktor pendukung lain seperti pola
angin, indeks labilitas udara dan lainnya diabaikan).
Gbr. 3. Rata-Rata Tekanan Udara Bulan April 2019
Berdasarkan analisa peta rata-rata tekanan udara permukaan laut (Mean Sea
Level Pressure / MSLP, Gbr. 3), pada bulan April 2019 terlihat wilayah tekanan udara
rendah terdapat di daratan India (Asia Barat) dan Afrika, serta meluas dan
Gbr. 2 Peta Anomali Suhu Muka Laut bulan April 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 5
mendominasi wilayah Indonesia hingga ke wilayah Nino, sedangkan wilayah BBS
(Australia) dan BBU (Asia Timur) hingga Samudera Pasifik didominasi wilayah
berterkanan tinggi (High Pressure Area). Hal ini menyebabkan pola pergerakan
massa udara bergerak dari wilayah daerah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan
rendah tersebut, sehingga pola angin pada lapisan 850 mb di sekitar wilayah Indonesia
cenderung berhembus dari arah Timur Laut di wilayah Indonesia sebelah Utara Ekuator,
dan Barat laut hingga Tenggara di sebelah Selatan Ekuator, yang menyebabkan wilayah
Indonesia sekitar ekuator menjadi wilayah konvergensi. Khusus di wilayah Kepulauan
Alor, aliran massa udara dominan berhembus dari arah Timue hingga Tenggara dengan
kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5 - 10 Knot (Gbr.4). Kecepatan angin yang
cenderung lemah sangat mendukung proses pembentukan awan di wilayah
Kabupaten Alor sehingga menyebabkan kondisi cuaca cenderung berawan hingga
hujan yang sebagian besar dihasilkan dari awan-awan konvektif (Cumulus mediocris dan
Cumulunimbus).
Gbr. 4. Rata-rata Angin lapisan 850 mbBulan April 2019
2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD)Indeks ENSO ditunjukkan dalam bentuk SOI (Southern Oscillation Index). SOI
negatif / positif mengindikasikan adanya perkembangan intensitas fenomena El Nino / La
Nina di Samudera Pasifik. Indeks SOI = -10 (negatif) menunjukkan adanya
perkembangan fenomena El Nino yang dapat berdampak cukup signifikan terhadap
kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Indeks SOI = +10 (positif) menunjukkan adanya
perkembangan fenomena La Nina yang dapat berdampak cukup signifikan terhadap
kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Dampak ENSO di bumi sangat luas, dikaitkan dengan pergeseran sirkulasi tropis
skala luas seperti sel Walker dan sel Hadley. Beberapa area di daerah tropis secara
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 6
langsung dipengaruhi oleh kondisi kekeringan atau banjir bergantung pada kejadian fasa
panas ENSO yaitu El Niño, atau fasa dingin ENSO yaitu La Niña jika anomali temperatur
permukaan laut di daerah Niño 3 dan Niño 4 positif atau negatif. Daerah kunci interaksi
atmosfer – ocean dalam ENSO terletak antara Niño 3 dan Niño 4 yang sering disebut
daerah Niño 3.4 yaitu daerah 180ºE – 120ºW, 5ºN – 10ºS (Trenberth, 1996).
ENSO menyebabkan variasi iklim tahunan. Ketika tahun ENSO, sirkulasi zonal di
atas Indonesia divergen, sehingga terjadi subsidensi udara atas. Divergensi massa
udara mengakibatkan awan-awan yang terbentuk bergeser ke Pasifik tengah dan timur,
sehingga di atas Indonesia terjadi defisiensi curah hujan bahkan dapat terjadi bencana
alam kekeringan (Tjasyono, B., 2003)Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya
sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (2009), Berdasarkan
intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai berikut:
a. El Nino lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik
ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-
turut.
b. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di
Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
c. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik
ekuator > 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Pada bulan April 2019, ENSO berada pada kondisi El Nino Lemah (weak El
Nino). Hal ini ditunjukkan dengan indeks anomali SST Nino 3.4 pada minggu awal bulan
Gbr.5. Grafik indeks SST Nino 3.4Bulan Oktober 2014 s/d. Mei 2019
Sumber: BoM (http://www.bom.gov.au)
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 7
sebesar (+0.79) dan akhir bulan sebesar (+0,76), serta nilai SOI pada awal bulan
sebesar (-7,1) dan cenderung flukutiatif hingga pada akhir bulan sebesar (-1,3). Rata-
rata indeks ENSO (gabungan antara indeks atmosfer – Lautan) sebesar (+0,8). Kondisi
demikian cukup berpengaruh signifikan terhadap penambahan atau pengurangan jumlah
curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk wilayah kepulauan Alor.
3. Madden-Jullian Oscillation (MJO)a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gbr.7. Rata-rata OLR bulan April 2019
OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi
ke luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi
sampai ke luar angkasa. Awan-awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi
perjalanan gelombang panjang. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan
konvektif, maka nilai OLR akan kecil.
Rata-rata nilai OLR pada bulan April 2019 di wilayah Indonesia berkisar antara 180
Sumber Data: BoM (http://www.bom.gov.au)
Gbr. 6. Grafik indeks ENSO / SOI Bulan April 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 8
– 265 W/M², sedangkan khusus di wilayah kepulauan Alor bernilai 235 – 255 W/M². Hal ini
menunjukan bahwa tutupan awan lebih sedikit di wilayah Kepulauan Alor jika dibandingkan
dengan bulan sebelumnya.
b. Fase MJO (Madden - Jullian Oscillation)
MJO pada bulan April 2019 aktif pada semua phase (garis hijau) dengan sifat
lemah (weak) hingga kuat (strong). MJO dengan sifat kuat aktif di wilayah Indonesia
pada awal hingga akhir Dasarian III bulan ini sehingga secara umum cukup
berdampak terhadap penambahan curah hujan di wilayah Indonesia. MJO
berpengaruh di wilayah Kepulauan Alor pada akhir Dasarian III bulan ini dengan
bertambahnya tutupan awan (cloud cover).
4. IOD (Indian Ocean Dipole)Indeks IOD (Indian Ocean Dipole) ditunjukkan dalam bentuk DMI (Dipole Mode
Index). DMI negatif mengindikasikan adanya aliran massa udara dari wilayah Samudera
Hindia bagian barat ke Wilayah Samudera Hindia bagian timur, sedangkan IOD positif
menunjukkan kondisi yang berkebalikan. Indeks IOD –0.5 (negatif) mengindikasikan
adanya kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembentukan awan di sekitar wilayah
Indonesia.
Pada bulan April 2019, DMI pada kondisi Netral, dengan nilai DMI pada minggu
awal dan akhir bulan masing-masing sebesar (-0,48) dan (-0,32) dengan rata-rata
sebulan sebesar (-0,12). Hal ini mengindikasikan aliran massa udara dari wilayah
Sumber : BoM (http://www.bom.gov.au)
Gbr. 8. Fase MJO Bulan April 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 9
Samudera Hindia bagian timur ke wilayah Samudera Hindia bagian barat maupun
sebaliknya tidak signifikan, sehingga secara umum IOD tidak berpengaruh terhadap
peluang pertumbuhan awan dan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
****
B. ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2019Berdasarkan data curah hujan bulan April 2019 yang diperoleh dari Stasiun / pos
hujan yang diasumsikan mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah
curah hujan dan sifat hujan bulan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Curah Hujan dan Sifat HujanBulan April 2019
* Keterangan: Pos Hujan Kalabahi dan Mebung belum memiliki nilai rata-rata (Normal) curah hujan,sehingga nilai Normal yang dipakai adalah Normal CH Mali (Stasiun Meteorologi Mali)
Dari tabel di atas tampak bahwa pada bulan April 2019, kriteria sifat hujan untuk
wilayah Alor yang diasumsikan diwakili oleh wilayah Mali, Kalabahi, dan Mebung sebagai
berikut:
- Wilayah Mali memiliki variabilitas sifat hujan Bawah Normal (BN) dengan kriteriarendah,
- Wilayah Kalabahi memiliki variabilitas sifat hujan Atas Normal (AN) dengan kriteriarendah,
- Wilayah Mebung memiliki variabilitas sifat hujan Atas Normal (AN) dengan kriteriarendah.
Lokasi Total CH (mm) Rata-Rata (mm) Sifat Hujan \ KriteriaMali 28,5 72 Bawah Normal \ Rendah
*Kalabahi 85,6 72 Atas Normal \ Rendah*Mebung 83,6 72 Atas Normal \ Rendah
Gbr.9. Grafik IOD Bulan Oktober 2014 s.d. Mei 2019
Sumber: BoM (http://www.bom.gov.au)
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 10
Evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan tiap dasarian untuk bulan April
2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Curah Hujan dan Sifat HujanTiap Dasarian April 2019
* Keterangan: Pos Hujan Kalabahi dan Mebung belum memiliki nilai rata-rata (Normal) curah hujan,sehingga nilai Normal yang dipakai adalah Normal CH Mali (Stasiun Meteorologi Mali)
Dari tabel di atas tampak bahwa kriteria dan sifat hujan tiap dasarian untuk bulan April
2019 secara umum yang mewakili wilayah Alor adalah sebagai berikut:
- Wilayah Mali pada Dasarian I hingga III memiliki variabilitas sifat hujan BawahNormal (BN) dengan kriteria curah hujan rendah.
- Wilayah Kalabahi pada Dasarian I memiliki variabilitas sifat hujan Atas Normal(AN) dengan kriteria curah hujan rendah; Dasarian II : Normal (N) dengan kriteria
rendah; dan Dasarian III : Bawah Normal (BN) dengan kriteria rendah.
- Wilayah Mebung pada Dasarian I memiliki variabilitas sifat hujan Atas Normal(AN) dengan kriteria curah hujan rendah ; sedangkan Dasarian II dan III: BawahNormal (BN) dengan kriteria rendah.
***
C. MONITORING HARI TANPA HUJAN (HTH)Hari tanpa hujan berturut-turut dihitung dari hari terakhir pengamatan, jika hari
terakhir tidak hujan, maka dihitung sesuai dengan Kriteria. Sedangkan jika hari terakhir
pengamatan ada hujan ( 1 mm) langsung dikategorikan Hari Hujan (HH). Adapun
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 – 5 Sangat Pendek6 – 10 Pendek11 – 20 Menengah21 – 30 Panjang31 – 60 Sangat Panjang> 61 Kekeringan EkstrimHH Masih ada hujan
Lokasi Dasarian Total CH(mm)
Rata-Rata(mm) Sifat Hujan \ Kriteria
MaliI 3,8 31 Bawah Normal \ RendahII 23,8 34 Bawah Normal \ RendahIII 0,9 7 Bawah Normal \ Rendah
*KalabahiI 46,9 31 Atas Normal \ RendahII 37,5 34 Normal \ RendahIII 1,2 7 Bawah Normal \ Rendah
*MebungI 56,0 31 Atas Normal \ RendahII 28,0 34 Bawah Normal \ RendahIII 0 7 Bawah Normal \ Rendah
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 11
Hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berdasarkan data hasil penakaran curah
hujan dari pos-pos hujan (Mali, Kalabahi, dan Mebung) yang diasumsikan mewakili wilayah
Kabupaten Alor hingga akhir bulan (30 April 2019) sebagai berikut:
- Wilayah Mali dan Mebung dikelompokkan dalam kriteria menengah (HTH antara 11– 20 hari), sedangkan wilayah Mali dikelompokkan dalam kriteria masih ada hujan
(sampai akhir bulan masih ada hujan dengan jumlah curah hujan 1,0 mm).
***
D. ANALISA UNSUR CUACA DI STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR
1. PENYINARAN MATAHARI
Penyinaran matahari yang diamati dibagi dalam dua jenis yaitu meliputi
lamanya penyinaran matahari (durasi penyinaran matahari) dan Intensitas radiasi
matahari. Durasi penyinaran matahari selama periode tertentu adalah jumlah pada
periode itu untuk pemancaran radiasi matahari melampaui 120Wm-2 (WMO,2006).
Sedangkan intensitas radiasi matahari adalah besarnya energi yang dipancarkan oleh
matahari persatuan waktu.
Intensitas dan lamanya penyinaran matahari berbanding terbalik terhadap
jumlah tutupan awan dan berbanding lurus terhadap suhu udara dan penguapan,
dimana makin pendek durasi penyinaran matahari, makin besar jumlah tutupan awan
yang menutupi langit maka suhu udara cenderung menurun sehingga makin kecil
pula jumlah penguapan yang terjadi atau sebaliknya.
Penyinaran matahari diukur untuk mengetahui lama / durasi penyinaran
matahari yang terjadi selama 1 (satu) hari (12 jam) yakni jam 06.00 – 18.00 waktu
setempat. Satuan untuk mengukur durasi penyinaran matahari dinyatakan dalam
persen (%) dan Jam. Untuk satuan dalam persen (%) digunakan untuk kepentingan
Klimatologi dan satuan dalam jam digunakan untuk kepentingan Meteorologi. Alat
untuk mengukur durasi penyinaran matahari adalah Campbell Stokes.
Pada bulan April 2019, durasi penyinaran matahari berkisar antara 15,0%
hingga 89,2% atau sekitar 1,8 – 10,7 jam. Hari dengan dengan durasi penyinaran
terpendek (tersingkat) tersebut terjadi pada tanggal 30 April 2019; sedangkan durasi
penyinaran terpanjang (terlama) terjadi pada tanggal 20 April 2019, dengan rata-rata
durasi penyinaran matahari selama satu bulan sebesar 69,4% atau ± 8,3 jam per hari.
Hal ini mengindikasikan bahwa tutupan awan di wilayah Kabupaten Alor pada bulan
ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 12
Gbr.10. Grafik Penyinaran Matahari Bulan April 2019di Mali – Alor
2. SUHU UDARASuhu adalah jumlah fisik yang mencirikan rata-rata gerakan acak dari molekul-
molekul pada benda fisik (WMO, 2006). Suhu udara permukaan yang diukur pada
ketinggian 1.20 – 1,25 m dari permukaan tanah. Suhu udara didefinisikan sebagai
keadaan pada pada suatu benda dan atau luasan pada suatu saat dan waktu. Faktor
utama yang menjadi penyebab adanya suhu udara adalah sinar matahari terhadap
benda/bidang atau luasan tertentu.
Satuan suhu udara permukaan dinyatakan dalam derajat Celcius (oC). Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur suhu udara permukaan adalah Thermometer.
Suhu udara permukaan diukur dengan menggunakan alat Thermometer Bola Kering.
Suhu Udara Maximum adalah suhu udara tertinggi yang diamati dan dicatat,
yang terjadi pada hari itu. Suhu udara maximum diamati sekali dalam 1 hari. Untuk
suhu udara maximum diamati pada jam 12:00 UTC (20:00 WITA) pada hari itu juga.
Alat untuk mengukur suhu udara maximum dipergunakan Thermometer Maximum
dan satuannya dinyatakan dalam derajat celcius (oC).
Suhu Udara Minimum adalah suhu udara terendah yang diamati dan dicatat,
yang terjadi pada 1 hari itu. Suhu udara minimum diamati sekali dalam 1 hari yaitu
pada jam 00:00 UTC (08:00 WITA). Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara
minimum adalah Thermometer Minimum dan satuannya dinyatakan dalam derajat
Celcius (oC)
Pada bulan April 2019, suhu udara rata-rata harian berkisar antara 26,9°C
hingga 29,3°C. Suhu udara terendah (minimum absolut) dalam bulan ini sebesar
22,2°C pada tanggal 16 April 2019 pagi hari, sedangkan suhu udara tertinggi
(maksimum absolut) sebesar 33,1°C terjadi pada tanggal 27 April 2019 siang hari.
Suhu udara rata-rata pada bulan ini tercatat sebesar 28,0°C, rata-rata suhu
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 13
maksmimum sebesar 32,1°C dan rata-rata suhu minimum sebesar 24,0°C. Dengan
demikian suhu udara pada bulan ini cenderung lebih tinggi jika dibandingkan bulan
sebelumnya.
Gbr.11 Grafik Suhu Udara Bulan April 2019di Mali – Alor
3. TEKANAN UDARA PERMUKAANTekanan udara didefinisikan sebagai gaya persatuan luas yang disebabkan
oleh berat udara diatasnya (BMG, 2006). Satuan tekanan udara dinyatakan dalam
satuan milibar (mb), 1 milibar (mb) = 1 hektopascal (HPa). Alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara permukaan adalah Barometer.
Gbr.12 Grafik Rata-Rata Tekanan Udara PermukaanBulan April 2019 di Mali – Alor
Pada bulan April 2019, rata-rata tekanan udara permukaan laut harian
berkisar antara 1009,0 hingga 1011,8 mb (hPa). Rata-rata tekanan udara permukaan
laut harian terendah tersebut terjadi pada tanggal 26 April 2019, serta tertinggi terjadi
pada tanggal 16 dan 17 April 2019 dengan rata-rata tekanan udara sebulan sebesar
1010,3 mb (hPa).
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 14
4. ANGIN PERMUKAANAngin adalah udara yang bergerak horizontal terhadap permukaan bumi
(United Kingdom Civil Aviation Authority, 2001). Arah angin adalah dari mana
datangnya angin bertiup (BMG, 2006). Kecepatan angin adalah jumlah vector tiga
dimensi dalam fluktuasi skala kecil yang acak pada ruang dan waktu yang berpadu
pada aliran skala besar yang teratur (WMO, 2006).
Arah dan Kecepatan angin permukaan diukur pada ketinggian 10 meter dari
permukaan tanah (BMG, 2006). Arah angin diukur dalam satuan derajat yang diukur
searah jarum jam mulai dari titik Utara yang sebenarnya (True North). Kecepatan
angin dinyatakan dalam Knot (KT), 1 Knot = 1,85 km/jam. Alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin adalah Anemometer.
Selama periode bulan April 2019, angin permukaan (10 meter dari
permukaan) secara umum didominasi berturut-turut dari arah Barat sebanyak 17,64%
(127 jam kejadian), disusul dari arah Timur sebanyak 50,00 % (108 jam kejadian) dan
dari arah Timur Laut sebanyak 9,31% (67 jam kejadian). Dominasi arah angin
menunjukkan pada bulan ini wilayah Kabupaten Alor telah memasuki periode musim
kemarau, sehingga telah tampak dominasi siklus harian (diurnal) yakni angin darat
(dari arah barat) dan angin laut (dari timur).
Untuk kategori kecepatan angin, distribusi frekuensi kejadian didominasi oleh
angin dengan kecepatan rata-rata antara 1 – 4 knot (± 1,85 – 7,4 km/jam) sebesar 39,3
% (283 jam kejadian); disusul kategori angin teduh (calm) sebesar 27,2% (196 jam
kejadian); disusul kecepatan antara 4 – 7 knot (± 7,4 – 12,95 km/jam) sebesar 22,2%
(160 jam kejadian), disusul antara 7 – 11 knot (± 12,95 – 20,35 km/jam) dengan
Gbr.13. Wind Rose Angin PermukaanBulan April 2019 di Mali – Alor
Gbr.14. Distribusi Frek. Angin PermukaanBulan April 2019 di Mali – Alor
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 15
distribusi frekuensi sebesar 9,2%, (66 jam kejadian). Angin dengan kecepatan signifikan
(>11 knot atau > 20,35 km/jam) sebesar 2,1 % (15 jam kejadian).
Arah dan kecepatan angin maksimum (Gust) terekam berhembus dari arah
Timur (70º) dengan kecepatan sebesar 18,6 knot (± 34,41 km/jam), terjadi pada tanggal
23 April 2019 jam 04:49 UTC (jam 12:49 WITA).
5. PENGUAPANPenguapan atau evaporasi adalah jumlah air yang menguap dari permukaan
air yang terbuka atau dari tanah (WMO, 2006). Untuk menghitung jumlah penguapan
yang ada maka dapat diperoleh dari jumlah selisih tinggi air hari kemarin dengan hari
ini ditambah curah hujan. Pengukuran jumlah penguapan dilakukan satu kali dalam
satu hari pada jam 00:00 UTC. Satuan penguapan yang digunakan adalah milimeter
(mm). Alat yang digunakan untuk mengukur penguapan adalah panci penguapan
terbuka (Open Pan Evaporimeter).
Gbr.15 Grafik Penguapan Bulan April 2019di Mali – Alor
Pada bulan April 2019, jumlah penguapan yang terukur berkisar antara 2,0
mm hingga 8,6 mm. Jumlah penguapan terendah tersebut terjadi pada tanggal 01
April 2019 dan tertinggi pada tanggal 13 April 2019 dengan total penguapan sebulan
sebesar 140,0 mm dan rata-rata penguapan sebesar 4,7 mm per hari.
6. KELEMBABAN UDARALembab nisbi atau kelembapan relatif adalah perbandingan antara massa uap
air yang ada di dalam satu satuan volume dengan massa uap air yang diperlukan
untuk menjenuhkan satu aatuan volume udara tersebut pada suhu yang sama (BMG,
2006). Satuan yang digunakan untuk mengukur lembab nisbi dinyatakan dalam
Persen (%). Alat yang digunakan untuk menentukan lembab nisbi adalah Screen
Psycrometer / Psycrometer Sangkar Tetap (Thermometer Bola Kering dan
Thermometer Bola Basah)
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 16
Kelembapan nisbi atau kelembapan relatif berubah sesuai dengan tempat dan
waktu, dipengaruhi oleh ketinggian tempat, kerapatan udara, tekanan udara dan
radiasi matahari. Jika cuaca normal, menjelang tengah hari kelembapan nisbi
berangsur-angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah
besar.
Gbr.16. Grafik Rata-Rata Kelembaban Udara Bulan April 2019di Mali – Alor
Pada bulan April 2019, rata-rata kelembaban udara harian berkisar antara
69% hingga 84%. Kelembaban udara terendah mutlak sebesar 51% terjadi pada
tanggal 19 April 2019 jam 04:00 UTC dan 05:00 UTC (12:00 dan 13:00 WITA),
sedangkan kelembaban udara tertinggi mutlak sebesar 96% terjadi pada tanggal 01
April 2019 jam 22:00-23:00 UTC (06:00-07:00 WITA) dan pada tanggal 13 April
2019 jam 19:00 UTC s/d. 22:00 UTC (03:00 s/d. 06:00 WITA). Rata-rata
kelembaban udara selama satu bulan sebesar 78%. Dengan demikian kondisi
udara pada bulan ini relatif lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya (Maret
2019).
7. CURAH HUJANCurah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir (BMKG,
2009). Satuan curah hujan dinyatakan dalam millimeter (mm). Alat yang digunakan
adalah penangkar hujan biasa (Tipe Obs) dan penangkar hujan tipe Helman.
7.1 Curah Hujan Stasiun Meteorologi Mali – Alor (Pos Hujan Mali)
Berdasarkan hasil pengukuran (penakaran) curah hujan di Stasiun
Meteorologi Mali (Pos Hujan Mali), pada bulan April 2019 diketahui terdapat 7 (tujuh)
hari hujan Terukur dan 4 (empat) hari hujan Tidak Terukur (TTU). Jumlah curah
hujan tertinggi sebanyak 28,5 mm terjadi pada tanggal 13 April 2019 dengan jumlah
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 17
curah hujan satu bulan sebanyak 23,4 mm.
Gbr.17. Grafik Curah Hujan Stasiun Meteorologi MaliBulan April 2019
7.2 Pos Hujan Kecamatan Teluk Mutiara (Pos Hujan Kalabahi)
Berdasarkan hasil pengukuran (penakaran) curah hujan di Pos Hujan
Kalabahi, pada bulan April 2019 diketahui terdapat 8 hari hujan Terukur dan 3
(tiga) hari hujan Tidak Terukur (TTU). Jumlah curah hujan tertinggi sebanyak
31,5 mm terjadi pada tanggal 14 April 2019 dengan jumlah curah hujan satu
bulan sebanyak 85,6 mm.
Gbr.18. Grafik Curah Hujan Pos Hujan KalabahiBulan April 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 18
7.3 Pos Hujan Kecamatan Alor Tengah Utara (Pos Hujan Mebung)Berdasarkan hasil pengukuran (penakaran) curah hujan di Pos Hujan
Mebung, pada bulan April 2019 diketahui terdapat 8 hari hujan Terukur dan 7 (tujuh)
hari hujan Tidak Terukur (TTU). Jumlah curah hujan tertinggi sebanyak 42,0 mm
terjadi pada tanggal 04 April 2019 dengan jumlah curah hujan satu bulan sebanyak
83,6 mm.
Gbr.19. Grafik Curah Hujan Pos Hujan MebungBulan April 2019
****
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 19
IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2019 DI WILAYAH KABUPATENALOR
A. DINAMIKA LAUT & ATMOSFER1. Suhu Muka Laut
Pada bulan Mei 2019, Anomali SST Indonesia umumnya diprediksi
normal, kecuali wilayah periaran pesisir barat Sumatera, selatan Jawa hingga
Nusa Tenggara Timur diprediksi menghangat (anomali positif). Wilayah Nino 3.4
dan Samudera Hindia diprediksi tetap pada kondisi anomali positif (menghangat).
Gbr.20. Prediksi Spasial Anomali Suhu Muka LautBulan April 2019
2. ENSO (El Nino-Southern Oscillation)
Gbr.21. Prediksi ENSO Periode Mei s/d. Oktober 2019
Sumber: BMKG (http://www.bmkg.go.id)
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 20
ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang
mempengaruhi penambahan curah hujan (fase La Nina) maupun pengurangan
curah hujan (fase El Nino) di wilayah Indonesia. Analisa ENSO pada bulan April
2019 teramati dalam kondisi El Nino Lemah, dengan indeks ENSO bernilai
(+0,98).
Kebanyakan model memprediksi ENSO akan tetap berada dalam kondisi
El Nino Lemah pada periode 6 bulan ke depan yakni bulan April hingga
September mendatang. Berdasarkan prediksi tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa pada bulan Mei 2019, ENSO cukup signifikan berpengaruh terhadap
pengurangan jumlah curah hujan di wilayah Indonesia termasuk di wilayah
Kepulauan Alor.
3. Prediksi Angin 850 mbGbr.22. Prediksi Angin Lapisan 850 mb
Prediksi angin lapisan 850 mb pada Dasarian I Mei 2019 menunjukkan
aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi angin timuran dan semakin
meluas di wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian utara angin berasal dari
baratan. Belokan angin terdapat di mendominasi di wilayah indonesia sekitar
ekuator dan selatan ekuator. Daerah pertemuan angin terbentuk di perairan
sekitar Sumatera Barat hingga Kepulauan Riau, dan perairan sebelah utara
Sulawesi hingga Papua. Di wilayah Kabupaten Alor, arah angin cenderung
berhembus dari arah Tenggara, serta tidak terdapat gangguan pada pola arus
angin sehingga potensi pembentukan awan hujan tidak signifikan pada periode
Dasarian I Mei mendatang.
Prediksi angin lapisan 850 mb pada bulan Mei 2019 menunjukkan angin
timuran mendominasi wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian utara
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 21
berhembus dari arah barat. Belokan angin terbentuk di sepanjang ekuator.
Terdapat pola siklonik di perairan barat Bengkulu. Daerah pertemuan angin
terbentuk di sekitar Palembang, Laut Cina Selatan, dan Papua hingga perairan
sebelah utara Sulawesi. Hal ini mengindikasikan sebagian wilayah Indonesia
bagian selatan ekuator, termasuk wilayah Kabupaten Alor, telah memasuki
periode musim kemarau, sehingga peluang pembentukan awan hujan menjadi
berkurang.
4. Prediksi Indeks MonsunGbr.23. Analisis dan Prediksi Indeks Monsun
Monsun Asia pada dasarian III April 2019 aktif dan diprediksi tidak aktif
pada Dasarian I Mei 2019 dan aktif kembali pada Dasarian II hingga III Mei 2019,
sehingga peluang pembentukan awan hujan berkurang pada Dasarian I Mei
2019, dan bertambahn pada dasarian II hingga III Mei 2019, khususnya di
wilayah Indonesia bagian Utara. Sedangkan Monsun Australia pada Dasarian III
April 2019 aktif dan diprediksi mendekati klimatologinyadi dasarian I Mei 2019
dan aktif kembali dan lebih kuat dari normalnya selama Dasarian II hingga akhir
Dasarian III Mei 2019, yang berpotensi menghambat pembentukan awan-awan
hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk wilayah Kabupaten Alor.
5. MJO (Madden-Julian Oscillation)Analisis tanggal 30 April 2019 menunjukkan MJO aktif di phase 4 dan
diprediksi aktif di phase 5 dan 6 hingga pertengahan dasarian II Mei 2019.
Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR, awal dasarian I Mei 2019
terbentuk wilayah konvektif/basah di wilayah Indonesia dan pada pertengahan
dasarian I Mei 2019 mulai terbentuk wilayah subsiden/kering mulai memasuki
wilayah Indonesia bagian barat dan meluas ke Indonesia tengah pada awal
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 22
dasaria II Mei 2019. Sehingga dapat dikatakan pada bulan Mei 2019, MJO cukup
mempengaruhi penambahan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk wilayah
Kabupaten Alor (namun tidak signifikan).
6. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)
Gbr. 25. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM, NASA,dan BMKG periode Mei s/d. Oktober 2019
Sumber: BMKG (http://www.bmkg.go.id)
Sumber: NCEP-NOAA (http://www.cpc.ncep.noaa.gov)
Gbr. 24. Grafik Fase MJO dan Anomali OLR pada Bulan April2019 dan Prakiraan Bulan Mei 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 23
Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang
hujan di Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah Dipole Mode.
Rata-rata indeks IOD bulan April 2019 berada pada kondisi Netral dengan nilai
(-0,07). Ini berarti perpindahan aliran massa uap air dari wilayah Indonesia
bagian barat ke wilayah Samudera Hindia maupun sebaliknya tidak signifikan,
sehingga peluang pembentukkan awan dan hujan di wilayah Indonesia bagian
barat menjadi tidak signifikan pula.
Prediksi Indeks Dipole Mode (IDM) oleh BMKG, NASA, dan
BOM/POAMA menyatakan pada bulan Mei IDM berada pada kondisi Netral.
sehingga tidak berpengaruh terhadap penambahan atau pengurangan jumlah
curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian Barat.
7. Tinjauan KlimatologisKondisi unsur cuaca bulan Mei di Alor berdasarkan data klimatologis
selama 30 tahun (1981-2010) diketahui sebagai berikut:
Tabel 3. Data Normal Unsur Cuaca Kabupaten AlorBulan Meil Tahun 1981 - 2010
Secara klimatologis, rata-rata curah hujan pada bulan ini menunjukkan
bahwa wilayah Kepulauan Alor telah berada pada periode musim kemarau,
sehingga peluang curah hujan sangat sedikit.
***
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 24
B. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2019 DI WILAYAHKABUPATEN ALOR
1. Prakiraan Hujan Dasarian
Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi
ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) yang telah divalidasi dan
mempertimbangkan kondisi fisis dinamika atmosfer-lautan sampai dengan akhir
April 2019, maka prakiraan curah hujan dan sifat hujan tiap Dasarian untuk bulan
Mei 2019 di wilayah Kabupaten Alor sebagai berikut:
Tabel 4. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan DasarianBulan Mei 2019
Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, maka hasil prakiraan
menunjukkan secara umum sifat hujan pada Dasarian I adalah Atas Normal(AN) dengan kriteria curah hujan rendah (jumlah curah hujan antara 0 – 10
mm), Dasarian II dan III Mei 2019 adalah Bawah Normal (BN) dengan kriteria
rendah (jumlah curah hujan antara 0 – 10 mm.
2. Prakiraan Hujan Bulanan
Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi
ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) yang telah divalidasi dan
mempertimbangkan kondisi fisis dinamika atmosfer-lautan sampai dengan akhir
April 2019, maka prakiraan curah hujan dan sifat hujan untuk bulan Mei 2019 di
wilayah Kabupaten Alor sebagai berikut:
Tabel 5. Prakiraan Curah Hujan (CH) dan Sifat Hujan BulananBulan Mei 2019
Sesuai dengan kriteria sifat hujan bulanan, maka hasil prakiraan
menunjukkan secara umum sifat hujan pada bulan Mei 2019 adalah BawahNormal (BN) dengan kriteria hujan rendah (jumlah curah hujan: 20 – 50 mm)
Sifat Hujan Curah Hujan (mm) /Kriteria
Dasarian Pertama Atas Normal 10 - 20 / Rendah
Dasarian Kedua Bawah Normal 0 - 10 / Rendah
Dasarian Ketiga Bawah Normal 0 - 10 / Rendah
Dasarian Pertama Atas Normal 116.2 mm
Dasarian Kedua Atas Normal 80.2 mm
Dasarian Ketiga Atas Normal 156.8 mm
Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan
Wilayah Prediksi CH (mm)/ Kriteria
Normal CH(mm) Sifat Hujan
Mali, Alor 20 - 50 / Rendah 44 Bawah Normal
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 25
V. PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL) BULAN MEI DAN JUNI 2019 DIWILAYAH KABUPATEN ALOR
1. PendahuluanPasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang
terjadi akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang
panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini
berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air.
Periodenya pun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan
oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan,
dan matahari.
2. Pola Pasang SurutDi seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun
waktu kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan
terendah setiap hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang
mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut mempunyai
semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang
dicapai berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed
tide.
Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang
menunjukkan paras air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan
waktu hari. Pengamatan pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan
untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai rata-rata ini dapat
dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.
3. Paras Pasang Surut.Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High
Water (HW) / Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low
Water (LW) / Low Tide. Mengingat Kabupaten Kepulauan Alor sebagian besar
wilayahnya terdiri dari lautan maka fenomena pasang surut air laut sangat besar
pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan seperti
bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk
itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di wilayah Kepulauan Alor
yang meliputi 2 (dua) lokasi sebagai berikut:
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 26
a. Wilayah Pelabuhan Kalabahi – Alor
Keterangan :Time (waktu) : WITA
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 27
Keterangan :Time (waktu) : WITA
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 28
b. Wilayah Pelabuhan Kabir – Alor
***
Keterangan :Time (waktu) : WITA
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 29
****
Keterangan :Time (waktu) : WITA
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 30
VI. INFORMASI WAKTU TERBIT DAN TENGGELAM MATAHARI DI WILAYAHKABUPATEN ALOR
Data waktu terbit dan tenggelam Matahari di wilayah Kabupaten Alor untuk
bulan Mei dan Juni 2019 dengan menggunakan software SunCalculator Version 5.1,
sebagai berikut:
1. Stasiun Meteorologi Mali(Koordinat: 8.217 LS & 124.571 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:44:11 17:33:35 01 June 2019 05:49:09 17:29:4602 May 2019 05:44:15 17:33:17 02 June 2019 05:49:23 17:29:5003 May 2019 05:44:19 17:32:59 03 June 2019 05:49:38 17:29:5504 May 2019 05:44:24 17:32:43 04 June 2019 05:49:53 17:30:0005 May 2019 05:44:29 17:32:26 05 June 2019 05:50:08 17:30:0606 May 2019 05:44:34 17:32:11 06 June 2019 05:50:22 17:30:1207 May 2019 05:44:40 17:31:56 07 June 2019 05:50:37 17:30:1908 May 2019 05:44:46 17:31:42 08 June 2019 05:50:52 17:30:2709 May 2019 05:44:53 17:31:29 09 June 2019 05:51:07 17:30:3510 May 2019 05:45:00 17:31:17 10 June 2019 05:51:22 17:30:4311 May 2019 05:45:08 17:31:05 11 June 2019 05:51:37 17:30:5212 May 2019 05:45:16 17:30:54 12 June 2019 05:51:52 17:31:0213 May 2019 05:45:24 17:30:43 13 June 2019 05:52:07 17:31:1214 May 2019 05:45:33 17:30:34 14 June 2019 05:52:22 17:31:2215 May 2019 05:45:42 17:30:25 15 June 2019 05:52:36 17:31:3316 May 2019 05:45:52 17:30:17 16 June 2019 05:52:51 17:31:4417 May 2019 05:46:01 17:30:10 17 June 2019 05:53:05 17:31:5618 May 2019 05:46:12 17:30:03 18 June 2019 05:53:19 17:32:0819 May 2019 05:46:22 17:29:57 19 June 2019 05:53:33 17:32:2020 May 2019 05:46:33 17:29:52 20 June 2019 05:53:47 17:32:3221 May 2019 05:46:45 17:29:48 21 June 2019 05:54:00 17:32:4522 May 2019 05:46:57 17:29:44 22 June 2019 05:54:13 17:32:5823 May 2019 05:47:09 17:29:41 23 June 2019 05:54:26 17:33:1224 May 2019 05:47:21 17:29:39 24 June 2019 05:54:38 17:33:2525 May 2019 05:47:34 17:29:37 25 June 2019 05:54:50 17:33:3926 May 2019 05:47:46 17:29:36 26 June 2019 05:55:02 17:33:5327 May 2019 05:48:00 17:29:36 27 June 2019 05:55:13 17:34:0628 May 2019 05:48:13 17:29:37 28 June 2019 05:55:24 17:34:2129 May 2019 05:48:27 17:29:38 29 June 2019 05:55:35 17:34:3530 May 2019 05:48:41 17:29:40 30 June 2019 05:55:44 17:34:4931 May 2019 05:48:55 17:29:43
Date Date
MAY 2019 JUNE 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 31
2. Kota Kalabahi(Koordinat: 8.217 LS & 124.518 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:44:24 17:33:48 01 June 2019 05:49:22 17:29:5902 May 2019 05:44:28 17:33:29 02 June 2019 05:49:36 17:30:0303 May 2019 05:44:32 17:33:12 03 June 2019 05:49:51 17:30:0804 May 2019 05:44:37 17:32:55 04 June 2019 05:50:05 17:30:1305 May 2019 05:44:42 17:32:39 05 June 2019 05:50:20 17:30:1906 May 2019 05:44:47 17:32:24 06 June 2019 05:50:35 17:30:2507 May 2019 05:44:53 17:32:09 07 June 2019 05:50:50 17:30:3208 May 2019 05:44:59 17:31:55 08 June 2019 05:51:05 17:30:3909 May 2019 05:45:06 17:31:42 09 June 2019 05:51:20 17:30:4710 May 2019 05:45:13 17:31:29 10 June 2019 05:51:35 17:30:5611 May 2019 05:45:21 17:31:18 11 June 2019 05:51:50 17:31:0512 May 2019 05:45:28 17:31:06 12 June 2019 05:52:05 17:31:1513 May 2019 05:45:37 17:30:56 13 June 2019 05:52:20 17:31:2414 May 2019 05:45:46 17:30:47 14 June 2019 05:52:35 17:31:3515 May 2019 05:45:55 17:30:38 15 June 2019 05:52:49 17:31:4616 May 2019 05:46:04 17:30:30 16 June 2019 05:53:04 17:31:5717 May 2019 05:46:14 17:30:22 17 June 2019 05:53:18 17:32:0818 May 2019 05:46:24 17:30:16 18 June 2019 05:53:32 17:32:2019 May 2019 05:46:35 17:30:10 19 June 2019 05:53:46 17:32:3320 May 2019 05:46:46 17:30:05 20 June 2019 05:54:00 17:32:4521 May 2019 05:46:58 17:30:00 21 June 2019 05:54:13 17:32:5822 May 2019 05:47:09 17:29:57 22 June 2019 05:54:26 17:33:1123 May 2019 05:47:21 17:29:54 23 June 2019 05:54:39 17:33:2424 May 2019 05:47:34 17:29:51 24 June 2019 05:54:51 17:33:3825 May 2019 05:47:46 17:29:50 25 June 2019 05:55:03 17:33:5126 May 2019 05:47:59 17:29:49 26 June 2019 05:55:15 17:34:0527 May 2019 05:48:12 17:29:49 27 June 2019 05:55:26 17:34:1928 May 2019 05:48:26 17:29:50 28 June 2019 05:55:37 17:34:3329 May 2019 05:48:39 17:29:51 29 June 2019 05:55:47 17:34:4730 May 2019 05:48:53 17:29:53 30 June 2019 05:55:57 17:35:0231 May 2019 05:49:07 17:29:56
Date Date
MAY 2019 JUNE 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 32
3. Alor Kecil(Koordinat: 8.269 LS & 124.408 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:44:54 17:34:11 01 June 2019 05:49:53 17:30:2002 May 2019 05:44:58 17:33:52 02 June 2019 05:50:08 17:30:2403 May 2019 05:45:02 17:33:35 03 June 2019 05:50:22 17:30:2904 May 2019 05:45:07 17:33:18 04 June 2019 05:50:37 17:30:3405 May 2019 05:45:12 17:33:02 05 June 2019 05:50:52 17:30:4006 May 2019 05:45:17 17:32:46 06 June 2019 05:51:07 17:30:4607 May 2019 05:45:23 17:32:32 07 June 2019 05:51:22 17:30:5308 May 2019 05:45:29 17:32:18 08 June 2019 05:51:37 17:31:0009 May 2019 05:45:36 17:32:04 09 June 2019 05:51:52 17:31:0810 May 2019 05:45:43 17:31:52 10 June 2019 05:52:07 17:31:1711 May 2019 05:45:51 17:31:40 11 June 2019 05:52:22 17:31:2612 May 2019 05:45:59 17:31:29 12 June 2019 05:52:37 17:31:3613 May 2019 05:46:07 17:31:18 13 June 2019 05:52:52 17:31:4514 May 2019 05:46:16 17:31:09 14 June 2019 05:53:06 17:31:5615 May 2019 05:46:25 17:31:00 15 June 2019 05:53:21 17:32:0716 May 2019 05:46:35 17:30:52 16 June 2019 05:53:36 17:32:1817 May 2019 05:46:45 17:30:44 17 June 2019 05:53:50 17:32:2918 May 2019 05:46:55 17:30:38 18 June 2019 05:54:04 17:32:4119 May 2019 05:47:06 17:30:32 19 June 2019 05:54:18 17:32:5320 May 2019 05:47:17 17:30:26 20 June 2019 05:54:31 17:33:0621 May 2019 05:47:29 17:30:22 21 June 2019 05:54:45 17:33:1922 May 2019 05:47:40 17:30:18 22 June 2019 05:54:58 17:33:3223 May 2019 05:47:52 17:30:15 23 June 2019 05:55:11 17:33:4524 May 2019 05:48:05 17:30:13 24 June 2019 05:55:23 17:33:5925 May 2019 05:48:17 17:30:12 25 June 2019 05:55:35 17:34:1226 May 2019 05:48:30 17:30:11 26 June 2019 05:55:47 17:34:2627 May 2019 05:48:44 17:30:11 27 June 2019 05:55:58 17:34:4028 May 2019 05:48:57 17:30:11 28 June 2019 05:56:09 17:34:5429 May 2019 05:49:11 17:30:12 29 June 2019 05:56:19 17:35:0830 May 2019 05:49:25 17:30:14 30 June 2019 05:56:29 17:35:2331 May 2019 05:49:39 17:30:17
Date Date
MAY 2019 JUNE 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 33
4. Kabir(Koordinat: 8.278 LS & 124.197 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:45:45 17:35:01 01 June 2019 05:50:45 17:31:1002 May 2019 05:45:49 17:34:42 02 June 2019 05:50:59 17:31:1403 May 2019 05:45:53 17:34:25 03 June 2019 05:51:14 17:31:1904 May 2019 05:45:58 17:34:08 04 June 2019 05:51:29 17:31:2405 May 2019 05:46:03 17:33:52 05 June 2019 05:51:43 17:31:2906 May 2019 05:46:08 17:33:36 06 June 2019 05:51:58 17:31:3607 May 2019 05:46:14 17:33:22 07 June 2019 05:52:13 17:31:4308 May 2019 05:46:21 17:33:08 08 June 2019 05:52:28 17:31:5009 May 2019 05:46:28 17:32:54 09 June 2019 05:52:43 17:31:5810 May 2019 05:46:35 17:32:42 10 June 2019 05:52:58 17:32:0711 May 2019 05:46:42 17:32:30 11 June 2019 05:53:13 17:32:1612 May 2019 05:46:50 17:32:19 12 June 2019 05:53:28 17:32:2513 May 2019 05:46:59 17:32:08 13 June 2019 05:53:43 17:32:3514 May 2019 05:47:08 17:31:59 14 June 2019 05:53:58 17:32:4615 May 2019 05:47:17 17:31:50 15 June 2019 05:54:13 17:32:5616 May 2019 05:47:26 17:31:42 16 June 2019 05:54:27 17:33:0817 May 2019 05:47:36 17:31:34 17 June 2019 05:54:41 17:33:1918 May 2019 05:47:47 17:31:27 18 June 2019 05:54:56 17:33:3119 May 2019 05:47:57 17:31:21 19 June 2019 05:55:09 17:33:4320 May 2019 05:48:09 17:31:16 20 June 2019 05:55:23 17:33:5621 May 2019 05:48:20 17:31:12 21 June 2019 05:55:36 17:34:0922 May 2019 05:48:32 17:31:08 22 June 2019 05:55:49 17:34:2223 May 2019 05:48:44 17:31:05 23 June 2019 05:56:02 17:34:3524 May 2019 05:48:56 17:31:03 24 June 2019 05:56:15 17:34:4825 May 2019 05:49:09 17:31:01 25 June 2019 05:56:27 17:35:0226 May 2019 05:49:22 17:31:00 26 June 2019 05:56:38 17:35:1627 May 2019 05:49:35 17:31:00 27 June 2019 05:56:50 17:35:3028 May 2019 05:49:49 17:31:01 28 June 2019 05:57:00 17:35:4429 May 2019 05:50:02 17:31:02 29 June 2019 05:57:11 17:35:5830 May 2019 05:50:16 17:31:04 30 June 2019 05:57:21 17:36:1231 May 2019 05:50:30 17:31:07
Date Date
MAY 2019 JUNE 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 34
5. Baranusa(Koordinat: 8.358 LS & 124.092 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:46:15 17:35:21 01 June 2019 05:51:18 17:31:2702 May 2019 05:46:19 17:35:02 02 June 2019 05:51:32 17:31:3103 May 2019 05:46:24 17:34:45 03 June 2019 05:51:47 17:31:3604 May 2019 05:46:29 17:34:28 04 June 2019 05:52:02 17:31:4105 May 2019 05:46:34 17:34:11 05 June 2019 05:52:17 17:31:4706 May 2019 05:46:39 17:33:56 06 June 2019 05:52:32 17:31:5307 May 2019 05:46:45 17:33:41 07 June 2019 05:52:47 17:32:0008 May 2019 05:46:52 17:33:27 08 June 2019 05:53:02 17:32:0709 May 2019 05:46:59 17:33:13 09 June 2019 05:53:17 17:32:1510 May 2019 05:47:06 17:33:01 10 June 2019 05:53:32 17:32:2411 May 2019 05:47:14 17:32:49 11 June 2019 05:53:47 17:32:3312 May 2019 05:47:22 17:32:38 12 June 2019 05:54:02 17:32:4213 May 2019 05:47:30 17:32:27 13 June 2019 05:54:17 17:32:5214 May 2019 05:47:39 17:32:17 14 June 2019 05:54:32 17:33:0215 May 2019 05:47:49 17:32:08 15 June 2019 05:54:46 17:33:1316 May 2019 05:47:58 17:32:00 16 June 2019 05:55:01 17:33:2417 May 2019 05:48:08 17:31:52 17 June 2019 05:55:15 17:33:3618 May 2019 05:48:19 17:31:46 18 June 2019 05:55:29 17:33:4819 May 2019 05:48:30 17:31:40 19 June 2019 05:55:43 17:34:0020 May 2019 05:48:41 17:31:34 20 June 2019 05:55:57 17:34:1221 May 2019 05:48:52 17:31:30 21 June 2019 05:56:10 17:34:2522 May 2019 05:49:04 17:31:26 22 June 2019 05:56:23 17:34:3823 May 2019 05:49:16 17:31:23 23 June 2019 05:56:36 17:34:5224 May 2019 05:49:29 17:31:21 24 June 2019 05:56:48 17:35:0525 May 2019 05:49:42 17:31:19 25 June 2019 05:57:00 17:35:1926 May 2019 05:49:55 17:31:18 26 June 2019 05:57:12 17:35:3327 May 2019 05:50:08 17:31:18 27 June 2019 05:57:23 17:35:4728 May 2019 05:50:22 17:31:19 28 June 2019 05:57:34 17:36:0129 May 2019 05:50:35 17:31:20 29 June 2019 05:57:44 17:36:1530 May 2019 05:50:49 17:31:22 30 June 2019 05:57:54 17:36:2931 May 2019 05:51:04 17:31:24
Date Date
MAY 2019 JUNE 2019
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 35
6. Maritaing(Koordinat: 8.286 LS & 125.127 BT)
Sunrise Sunset Sunrise SunsetWITA WITA WITA WITA
01 May 2019 05:42:02 17:31:17 01 June 2019 05:47:02 17:27:2602 May 2019 05:42:06 17:30:59 02 June 2019 05:47:17 17:27:3003 May 2019 05:42:10 17:30:41 03 June 2019 05:47:31 17:27:3504 May 2019 05:42:15 17:30:24 04 June 2019 05:47:46 17:27:4005 May 2019 05:42:20 17:30:08 05 June 2019 05:48:01 17:27:4506 May 2019 05:42:26 17:29:53 06 June 2019 05:48:16 17:27:5207 May 2019 05:42:32 17:29:38 07 June 2019 05:48:31 17:27:5908 May 2019 05:42:38 17:29:24 08 June 2019 05:48:46 17:28:0609 May 2019 05:42:45 17:29:11 09 June 2019 05:49:01 17:28:1410 May 2019 05:42:52 17:28:58 10 June 2019 05:49:16 17:28:2311 May 2019 05:43:00 17:28:46 11 June 2019 05:49:31 17:28:3212 May 2019 05:43:08 17:28:35 12 June 2019 05:49:46 17:28:4113 May 2019 05:43:16 17:28:24 13 June 2019 05:50:01 17:28:5114 May 2019 05:43:25 17:28:15 14 June 2019 05:50:16 17:29:0115 May 2019 05:43:34 17:28:06 15 June 2019 05:50:30 17:29:1216 May 2019 05:43:44 17:27:58 16 June 2019 05:50:45 17:29:2317 May 2019 05:43:54 17:27:50 17 June 2019 05:50:59 17:29:3518 May 2019 05:44:04 17:27:44 18 June 2019 05:51:13 17:29:4719 May 2019 05:44:15 17:27:38 19 June 2019 05:51:27 17:29:5920 May 2019 05:44:26 17:27:32 20 June 2019 05:51:41 17:30:1221 May 2019 05:44:37 17:27:28 21 June 2019 05:51:54 17:30:2422 May 2019 05:44:49 17:27:24 22 June 2019 05:52:07 17:30:3723 May 2019 05:45:01 17:27:21 23 June 2019 05:52:20 17:30:5124 May 2019 05:45:14 17:27:19 24 June 2019 05:52:32 17:31:0425 May 2019 05:45:26 17:27:17 25 June 2019 05:52:44 17:31:1826 May 2019 05:45:39 17:27:17 26 June 2019 05:52:56 17:31:3227 May 2019 05:45:53 17:27:16 27 June 2019 05:53:07 17:31:4628 May 2019 05:46:06 17:27:17 28 June 2019 05:53:18 17:32:0029 May 2019 05:46:20 17:27:18 29 June 2019 05:53:28 17:32:1430 May 2019 05:46:34 17:27:20 30 June 2019 05:53:38 17:32:2831 May 2019 05:46:48 17:27:23
Date
MAY 2019 JUNE 2019
Date
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 36
VII. PELAYANAN PUBLIK
1. PELAYANAN PENERBANGAN
Berdasarkan hasil data pengamatan cuaca selama bulan April 2019, dalam hal
ini banyak hasil observasi cuaca khusus untuk pelayanan penerbangan yang berupa
QAM, SPECI, dan METAR dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 6. Informasi Pelayanan Meteorologi Untuk PenerbanganStasiun Meteorologi Mali – Alor
BULANHASIL PENGAMATAN
QAM SPECIAL METAR SPECI
April 2019 136 2 769 13
Keterangan Tabel:
o QAM : merupakan informasi cuaca yang diberikan untuk kepentingan Take Off
(Lepas Landas) dan Landing (Pendaratan) pesawat terbang.
o SPECI : Merupakan informasi cuaca khusus yang harus dilaporkan setiap terjadi
perubahan cuaca yang signifikan (bermakna) seperti: terjadi thunderstorm
(badai guntur), terjadi hujan, terjadi peruban arah kecepatan angin secara
tiba – tiba dan lain – lain. Informasi ini dilaporkan saat keadaan cuaca
mulai terjadi dan setelah cuaca selesai terjadi
o METAR: Merupakan informasi cuaca rutin untuk kepentingan penerbangan
yang dibuat setiap jam atau ½ jam sekali pada jam penuh atau jam
tengahan.
2. LAPORAN PRODUK METEOROLOGI PUBLIKLaporan produk meteorologi publik merupakan laporan informasi mengenai
kegiatan publikasi data – data hasil pengamatan yang di gunakan atau dimanfaatkan
oleh BMKG, instansi di luar BMKG dan masyarakat umum yang membutuhkan. Hasil
produk meteorologi publik dapat di lihat dalam tabel di berikut ini.
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 37
Tabel 7. Laporan Produk Meteorologi PublikStasiun Meteorologi Mali – Alor Bulan April 2019
No
JenisPublikasi
UnitKerja
INSTANSI PENERIMA PUBLIKASIDI LINGKUNGAN BMKG DI LUAR BMKGUNIT KERJA JML UNIT KERJA JML
1 2 3 4 5 6 71 Data
KlimatologiStamet Mali-
Alor- Deputi Bidang
Meteorologi- Kepala Balai
Besar MKGWil.III
- Koord. BMKGNTT
- Ka. StasiunKlimatologiLasiana Kupang
2 lbr
Sda
Sda
Sda
- -
2 BuletinInformasiMeteorologi
Stamet Mali-Alor
Sestama BMKG
Deputi Bdg.Meteorologi
Deputi BidangKlimatologi
Kepala BiroUmum
Ka. Balai BesarMKG Wil. III
Koord. BMKGNTT
Stamet, Staklim,Stageo se-NTT
1 Exp
Sda
Sda
Sda
Sda
Sda
Sda
- Bupati Alor- Ketua DPRD
Kab. Alor- Kepala
BAPEDA kab.Alor- Kepala Dinas
PU kab. Alor- Kepala BPS
kab. Alor- Kepala
DinasPertanian &PerkebunanKab. Alor- Kepala
DinasPerhubungan kab. Alor- Kepala
BadanLingkunganHidupDaerah kab.Alor
1 ExpSda
Sda
Sda
Sda
Sda
Sda
Sda
3 QAM Stamet Mali-Alor
- - Bandara Malidi Alor 136
4 SPECIAL Stamet Mali-Alor
- - Bandara Malidi Alor 2
4 METAR Stamet Mali-Alor
BMKG viaCMSS
- - 769
5 SPECI Stamet Mali-Alor
BMKG viaCMSS
- - 13
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 38
VIII. LAMPIRAN
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 39
DAFTAR ISTILAH
Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata
Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari pemanasan
vertikal yang membawa uap air. Awan ini mengakibatkan terjadinya
hujan secara tiba-tiba, petir dan angin.
Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki
wilayah Indonesia bagian barat, cold surge biasa terjadi pada saat
Asia memasuki musim dingin.
Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada waktu
tertentu
Dasarian : Periode sepuluh harian
Dipole Mode /IOD (Indian Ocean
Dipole)
: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut
antara Samudera Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.
DMI (Dipole Mode Index) : Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole
Mode. DMI yang bernilai negatif akan menambah kandungan uap
air di sekitar wilayah Sumatera, sehingga curah hujannya secara
umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak menambah
kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung berkurang.
Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik
Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu
daerah terdapat eddy, maka cenderung banyak hujan.
El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur
sehingga secara umum menyebabkan curah hujan di sebagian
besar wilayah Indonesia berkurang
ENSO (El Nino-Shouthern
Oscillation)
: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.
Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan laut.
Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan
wilayah yang luas.
ITCZ (Intertropical Convergence
Zone)
: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan
yang luas. Umumnya daerah-daerah yang dilintasi ITCZ berpotensi
terjadi pertumbuhan awan-awan hujan lebat dan cukup lama (bisa
lebih dari satu hari).
Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul
La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum
menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat.
MJO (Madden Jullian Oscillation) : Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-
tekanan rendah) di kawasan tropik yang terkait dengan
Buletin Informasi Meteorologi Edisi IV bulan April 2019 Page 40
********
penambahan gugusan uap air yang menyuplai pembentukan
awan hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar
dari barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika
kemudian menjalar ke timur dan menghilang di bagian
tengah Pasifik. MJO ini berkaitan dengan OLR (Outgoing
Longwave Radiation)
Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik
pada suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain
polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan 2
istilah monsun yaitu monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun
Asia berkaitan dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan
Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.
Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun,
menggunakan periode waktu yang tidak ditentukan (1971-
2000, 1976-2005, 1978-2007, dsb)
OLR (Outgoing Longwave Radiation) : Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan
keluar dari bumi. OLR yang bernilai negatif menunjukkan
tutupan awan konvektis yang banyak. Sedangkan nilai positif
menunjukan tutupan awan konvektif yang sedikit.
Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahuN
(1971 – 1980, 1976 – 1985, 1996 – 2002, 1995 – 2010, dsb.)
Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan
kecepatan angin secara tiba-tiba.
SOI (Southern Oscillation Index) : Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino
atau La Nina.
Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan
periode waktu yang sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1
dan diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-1990, 1971-2000, 1981-2010,
dst)
Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)
Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang
berhubungan dengan fenomena cuaca