Buletin Kawal Edisi 03-2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

  • KAMI BERUBAHKAMI BERUBAHKAMI BERUBAH

    Pembibitan Mangrove:Pembibitan Mangrove:

    Rupiah di Tepi Rupiah di Tepi

    Hutan BakauHutan Bakau

    Pembibitan Mangrove:

    Rupiah di Tepi

    Hutan Bakau

    PerempuanPerempuan

    di Tepi Hutan Bakaudi Tepi Hutan Bakau

    Perempuan

    di Tepi Hutan Bakau

    Jamban

    Sehat

    TEKASALO

    Sekolah

    Peduli

    di Tambak Bajai

    buletin

    KawaL

    Edisi : 03/I/2014

  • Bakau

    Sekarang

    Menjadi Sumber

    Pendapatan

    di Tekasalo

    Bontang Kaltim

  • Penanggung Jawab : Direktur KBCF

    Pimpinan Redaksi : Saparuddin

    Tim Redakasi :

    Nursalim, Rudiyanto, Amiruddin,

    Heri S., Kontributor Peduli

    Tata Letak : Hendra P.

    Distribusi : Achmad Albar

    Telusur KawalPerempuan di Tepi Hutan Bakau

    Berkat Program PNPM Peduli Kami Berubah

    Cerita PeduliJamban Sehat :

    Impian di Teluk Kadere

    Pembibitan Mangrove :

    Rupiah di Tepi Hutan Bakau

    Berita PeduliTantangan Pusling di TEKASALO & Tambak Bajai

    Beasiswa Laskar Pesisir

    Kedai Produk Komunitas (KPK)

    Program untuk Masyarakat Desa Tambak Bajai

    Melatih di Desa Tetangga

    Buletin Kawal diterbitkan oleh :

    Kawal Borneo Community Foundation

    Jl. Anggrek Merpati 1 No. 60 RT. 22

    Komp. Batu Alam Permai (BAP)

    Samarinda Kalimantan Timur 75124

    Telp/Fax : (0541) 7773762

    email : [email protected]

    Website : www.kawalborneo.org

    Rehabilitasi Hutan Mangrove di Tekasalo Bontang Kaltim

    Sajian

  • Buletin Kawal III-2014|

    Pembaca Peduli,

    Buletin Peduli hadir lagi untuk sampaikan berita peduli pada edisi 03 yang

    bertema Kami Berubah.

    Edisi ini menyajikan cerita dan berita peduli yang berhasil dihimpun

    kontributor Buletin Kawal dari lapangan yang bertutur tentang perubahan-

    perubahan yang terjadi di Tepi Hutan Kalimantan. Lihat saja di Desa Tambak

    Bajai saat ini sudah ada penerangan dari pemerintah setempat berupa PLTS.

    Masyarakat Adat Dayak Ngaju di sana sudah bisa menghemat pengeluaran

    ratusan ribu rupiah karena tidak perlu membeli bensin. Belum lagi

    pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang diperoleh dari PNPM

    Pedesaan dan APBD setempat karena adanya perencanaan yang partisipatif

    serta dukungan desa dan camat setempat.

    Sementara itu di tepi Hutan Bakau di Bontang Kalimantan Timur, tiga

    kelompok perempuan sudah berubah. Saat ini mereka sudah bisa mengelola

    kelompok usaha pembibitan bakau. Tidak hanya mengalahkan laki-laki dalam

    membangun jaringan dengan pihak luar tapi saat ini puluhan perempuan

    tersebut bisa berbangga karena memiliki penghasilan sendiri. Sekarang laki-

    laki di kampung mereka bahkan iri melihat perubahan isteri mereka.

    Ya, Kami Berubah. Itulah kira-kira dua kata yang menggambarkan bagaimana

    program PNPM Peduli dilakukan di Tekasalo Bontang Kaltim dan Tambak

    Bajai Kapuas Kalteng.

    Salam Peduli

    Pembibitan mangrove kelompok perempuan di Tekasalo Bontang Kaltim

  • paya Penyelamatan hutan dan ekonomi

    Ukeluarga tidak hanya muncul dari inisiatif lakilaki, namun kerap muncul oleh inisiatif perempuan. Hal tersebut tergambar pada kelompok

    perempuan Karya Bersama di Kampung Lok Tunggul.

    Berdomisili di pesisir selatan kota Bontang tepatnya

    Kampung Lok Tunggul Kelurahan Bontang Lestari,

    kelompok perempuan ini senantiasa memberikan

    motivasi dan pencerahan kepada sesama perempuan

    yang ada di kampung untuk bersama menjaga hutan

    bakau serta memanfaatkan potensi yang ada di sekitar

    tempat tinggalnya.

    Kampung Lok Tunggul yang berada di pesisir laut

    Kota Bontang ini dikelilingi oleh hutan bakau juga

    dipenuhi potensi pohon kelapa yang cukup banyak. Untuk

    dapat sampai di kampung ini ada dua cara yang bisa

    di Tepi Hutan Bakau

    Buletin Kawal III-2014|

    PEREMPUAN

    HAMZAHKontributor Peduli

    Ibu-ibu

    anggota kelompok

    ketika pelatihan

    Pembibitan Bakau

    Telusur Kawal 3

  • ditempuh; pertama, lewat jalur laut kita menggunakan

    perahu ketinting di tempuh selama 45 menit dari

    pelabuhan Bontang.

    C a r a y a n g k e d u a ,

    menggunakan jalur darat sejauh 45

    Km dari pusat kota dengan akses

    jalan berlumpur jika hujan turun.

    Kondisi akses jalan inilah yang

    m e m b u a t p e m b a n g u n a n

    infrastruktur di Lok Tunggul terkesan

    l a m b a t d a n t e r i s o l a s i d a r i

    gemerlapnya Kota Bontang yang

    terkenal dengan kawasan industri

    pupuk, minyak dan gas.

    Kampung yang dihuni 36

    kepala keluarga ini memiliki potensi

    hutan bakau dan pohon kelapa yang

    cukup melimpah, namun belum

    dimanfaatkan secara maksimal, keseharian kegiatan

    masyarakat khususnya lakilaki adalah nelayan pancing

    dan juga budidaya rumput laut. Sedangkan kegiatan

    perempuan di kampung ini hanya membantu suami

    menjemur rumput laut disaat panen dan sebagian kecil

    juga ikut melaut untuk mencari kerang membantu

    perekonomian keluarga dan hal ini terus berlangsung

    semenjak mereka bermukim di Lok Tunggul.

    Perencanaan pembangunan di Lok Tunggul

    didominasi oleh kaum lakilaki, tidak banyak perempuan

    turut serta berdiskusi untuk merencanakan kegiatan

    pembangunan, kelompokkelompok yang terbentuk

    pun hanya kelompok lakilaki tidak ada kelompok

    perempuan, kelompok perempuan hanya sebatas

    kelompok pengajian dan arisan.

    Kami

    membentuk

    Kelompok

    Perempuan

    Karya Bersama

    ini sejak Tahun

    2010, Tutur

    Hapsiah.

    Buletin Kawal III-2014|

    Ibu Hapsiah

    meneliti jenis Bakau

    Telusur Kawal 4

  • Kehadiran Kawal Borneo Community Foundation (KBCF) di Lok Tunggul memberi warna baru dalam kegiatan keseharian kaum perempuan di kampung ini, kini muncul kelompok perempuan di Lok Tunggul. Kami membentuk Kelompok Perempuan Karya

    Bersama ini sejak Tahun 2010, tutur Hapsiah (32 Tahun)

    yang juga Ketua Kelompok Perempuan Karya Bersama.

    Kelompok kami ini terbentuk sejak KBCF masuk

    mendampingi kami di sini, tujuannya supaya kami bisa

    memanfaatkan kelapa-kelapa yang ada di sini dan kami

    perempuan juga bisa sama seperti kelompok lakilaki

    dapat mengelola usaha untuk menambah pendapatan,

    tambah Hapsiah.

    KBCF yang merupakan Mitra dari Program PNPM

    Peduli melakukan pendampingan di kampung ini

    membantu masyarakat khususnya kelompok perempuan

    untuk menemukenali potensi sumber daya yang ada di

    Lok Tunggul.

    Pelibatan kelompok perempuan

    b u k a n t a n p a a l a s a n d a l a m

    pendampingan ini, Selain waktu yang

    dimiliki perempuan lebih banyak, para

    ibu-ibu dapat dilatih untuk mengolah

    hasil bumi agar dapat memiliki nilai

    ekonomi yang lebih baik, ujar Hamzah,

    kontributor peduli KBCF.

    Te r b e n t u k n y a k e l o m p o k

    perempuan di Lok Tunggul telah

    m e r u b a h k e s e h a r i a n a k t i t a s

    perempuan di kampung ini, Dulu punya

    banyak waktu luang hanya untuk

    santaisantai saja, tetapi sekarang

    dengan adanya kelompok, waktu luang

    Banyak hal

    yang kami

    dapatkan

    dari

    berkelompok,

    kami merasa

    hidup kami

    telah berubah

    Buletin Kawal III-2014|

    Serah terima

    inventaris

    pembibitan bakau

    Telusur Kawal 5

  • Buletin Kawal III-2014|

    itu kami gunakan untuk produksi minyak, membibit

    bakau, ikutikut pelatihan dan rapat-rapat kelompok,

    ujar Sarmina sekretaris kelompok Perempuan Karya

    Bersama.

    Banyak hal yang kami dapatkan dari berkelompok,

    kami merasa hidup kami telah berubah yang dulu kami

    hanya diam saja ketika bapakbapak ada pertemuan, kini

    kami juga aktif memberikan masukanmasukan dalam

    pengambilan keputusan terkait dengan pembangunan

    kampung kami, ujar Sarmina.

    Selain itu tambah Sarmina, Kami dapat mengelola

    sendiri kelapakelapa yang tumbuh di kampung kami

    menjadi berbagai macam produk kelapa seperti minyak

    kelapa, VCO, kue kelapa sehingga menghasilkan

    pendapatan yang dapat membantu ekonomi keluarga.

    Disamping kelapa, kami juga melakukan

    pembibitan bakau, bakaubakau yang dibibit ini

    sebagian kami tanam di sekitar kampung secara

    bertahap dan sebagaian juga kami jual sehingga bakau

    ini juga memberikan tambahan pendapatan lain selain

    dari kelapa, tambahnya.

    Perempuan di Lok Tunggul kini telah berubah, ujar

    Zaenal yang menjadi ketua RT di Kampung Lok Tunggul.

    Sejak KBCF ada di Kampung ini serta mendampingi

    kelompok perempuan, kini perempuan di Lok Tunggul

    tidak bisa diam tanda kutip tidak bisa diamnya, tambah

    Zaenal.

    Kenapa kampung saya, Zaenal menjelaskan, Dulu

    ibuibu kalau disuruh ikut rapat pertemuan RT tidak ada

    yang mau datang, kalaupun ada yang mau datang saja

    tapi tidak mau ngomong, tetapi sekarang setiap

    per temuan RT mereka se la lu berb icara ba ik

    membicarakan masalah kelompoknya maupun masalah-

    Perempuan

    di Lok Tunggul

    kini telah

    berubah,

    ujar Zaenal

    (Ketua RT Lok

    Tunggul)

    Telusur Kawal 6

  • Buletin Kawal III-2014|

    Telusur Kawal 7

    Ibu-ibu

    anggota kelompok

    foto bersama

    setelah

    pelatihan

    pembibitan bakau

    masalah yang terjadi di kampung.

    Lebih lanjut Zaenal menambahkan, Sekarang ibu-

    ibu di Lok Tunggul selain membantu suaminya

    menjemur rumput laut kalau lagi panen, mereka juga

    ada kegiatan usaha yang membantu pendapatan

    keluarga produksi minyak kelapa dan membibit bakau

    sendiri.

    Kini mereka juga sama dengan kami laki-laki kalau

    ada kegiatan di kampung, baik pertemuan RT atau pada

    saat kerja bakti aktif memberikan masukanmasukan

    bahkan banyak inisiatif yang tak terduga keluar dari ide

    mereka. Bahkan kami ini sampai iri melihat mereka

    begitu aktif mengikuti kegiatankegiatan yang tidak

    hanya di kampung tapi sampai keluar kota bahkan

    keluar pulau sana, tambah Zaenal.

    Keberhasilan KBCF mendampingi kelompok

    perempuan Karya Bersama di Kampung Lok Tunggul

    set idaknya telah membuktikan bahwa upaya

    pengelolaan sumber daya alam, tidak hanya muncul

    dan didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi juga banyak

    ideide dan inisiatif yang cemerlang tersebut berasal

    dari kaum perempuan, set idaknya kelompok

    perempuan Karya Bersama membuktikan bahwa dulu

    perempuan tidak memiliki akses untuk menyampaikan

    aspirasinya kini mereka bisa bersuara dan bergerak

    bersama mengelola sumber daya alam di kampungnya.

  • Melalui Program PNPM Peduli di Tekasalo

    Kelurahan Bontang Lestari Kecamatan Bontang

    Selatan, KBCF dengan dukungan Kemitraan

    mengembangkan program penjangkauan

    pelayanan kesehatan dasar.

    Pada 2013 melalui kerjasama puskesmas

    setempat telah dilatih 12 orang kader kesehatan.

    Mereka disiapkan agar bisa membantu petugas

    puskesmas melakukan eduksi dan pemantauan

    kondisi kesehatan masyarakat setempat.

    Kesibukan dan keterbatasan akses membuat

    mereka tidak semuanya dapat menindaklanjuti

    Tantangan Pusling

    di Tekasalo & Tambak Bajai

    Buletin Kawal III-2014|

    Berita Peduli8

    Kontributor Peduli

    Saparuddin

  • hasil pelatihan, yaitu Melakukan pendataan kondisi

    masyarakat, sosialisasi tidak Buang Air Besar (BAB)

    sembarangan dan cuci tangan sebelum makan.

    Dalam sosialisasi tersebut, kader juga harus

    mendorong agar masyarakat rutin memeriksakan

    kesehatanya ke puskesmas keliling (pusling).

    Sayangnya, jadwal pusling dua kali sebulan tidak

    berjalan sesuai perencanaan. Cuaca dan jalan rusak

    menjadi penyebab yang sempat saya dengar dari

    laporan kader mengapa pusling di Tekasalo sering

    tidak sesuai jadwal. Hal ini pula yang menyebabkan

    kader kesulitan mengajak masyarakat untuk

    memeriksakan kesehatannya ke pus l ing.

    Sementara mau ke puskesmas mereka tidak

    banyak yang memiliki kendaraan pribadi dan

    reguler yang bisa mengangkut mereka.

    Lain lubuk lain ikannya, lain tempat beda

    masalahnya. Pelayanan Kesehatan dasar di Desa

    Tambak Bajai Kecamatan Dadahup Kabupaten

    Kapuas Kalimantan Tengah beda lagi. Ada

    puskesmas pembantu tetapi petugasnya tidak ada,

    pindah ikut suami. Karena petugas tidak ada, maka

    praktis kegiatan kader kesehatan di sana menjadi

    tidak optimal. Terkiat dengan hal itu fasilitator

    PNPM Peduli melakukan komunikasi aktif dengan

    puskesmas yang ada di kecamatan. Memang untuk

    tempat yang sangat terpencil dengan fasilitas yang

    tidak memadai seperti Desa Tambak Bajai sulit

    menemukan petugas yang mau. Meskipun saya

    yakin ada namun belum ketemu. Untuk mengatasi

    KBCFmelalui

    dukungan

    Kemitraan

    mengembangkan

    program

    penjangkauan

    pelayanan

    kesehatandasar.

    Buletin Kawal III-2014|

    Berita Peduli 9

  • Untuk

    mengatasi

    kekosongan

    tersebut KBCF

    memfasilitasi

    petugas

    puskesmas

    agar dapat

    memeriksa

    kesehatan

    masyarakat.

    kekosongan tersebut KBCF memfasilitasi petugas

    puskesmas agar dapat memeriksa kesehatan

    masyarakat terutama pasca banjir yang sempat

    merendam pemukiman warga berminggu-minggu.

    Masalah pelayanan kesehatan dasar di kedua lokasi

    meskipun teknisnya berbeda namun masalah

    pokoknya sama yang mungkin saja terjadi di banyak

    tempat.

    Kehadiran kader kesehatan yang digagas PNPM

    Peduli nyatanya belum memberikan perubahan yang

    signifkan karena pelayanan pengobatan dan

    pemeriksaan kesehatan tetap menjadi tugas petugas

    medis. Ini baru terkait jadwal pelayanan oleh petugas

    kesehatan di puskesmas keliling dan puskesmas

    pembantu. Belum sampai pada jenis penyakit yang

    berhasil diidentikasi oleh kader kesehatan PNPM

    Peduli.

    Kendati demikian, apa yang ada saat ini sudah

    menghasilkan perubahan, Setidaknya bila tidak ada

    petugas yang datang sudah ada kader kesehatan

    yang akan menghampiri mereka walau sekadar

    bertanya tentang keluhan sakit yang mereka alami.

    Buletin Kawal III-2014|

    Berita Peduli10

    Gambar ilustrasi

  • adak NGL adalah perusahaan yang bergerak pada bidang

    Bpengolahan sumberdaya alam yang telah memiliki komitmen implementasi CSR secara berkelanjutan. Perusahaan tersebut terletak di pesisir Kota Bontang dan telah

    hidup menyatu dengan lingkungan termasuk masyarakat setempat.

    Bekerjasama dengan pemerintah dan LSM seperti Yayasan

    BIKAL Karya Lestari, Kawal Borneo Community Foundation (KBCF),

    Badak NGL telah mengembangkan program CSR berbasis

    sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk pesisir.

    Pesisir dalam tulisan ini dimaksudkan untuk menujukkan satu

    daerah yang didiami oleh masyarakat nelayan, dimana secara

    geogras merupakan pertemuan darat dan laut, dengan batas darat

    dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air

    yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut,

    pasang surut, dan intrusi air laut.

    Menurut Dahuri 2004, hingga saat ini masih belum ada denisi

    wilayah pesisir yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan

    umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah

    peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis

    pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam

    batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore)

    dan batas yang tegak lurus garis pantai (cross shore).

    Beasiswa

    11Berita Peduli

    Kontributor Peduli

    Saparuddin

    LASKAR PESISIR

    Buletin Kawal III-2014|

  • Masyarakat yang bermukim di daerah pesisir Kota

    Bontang yang juga merupakan site plant PT. Badak NGL, hidup

    dari usaha perikanan baik tangkap maupun budidaya.

    Semuanya masih dilakukan secara tradisional. Pada awalnya,

    mereka (nelayan) bermukim di darat, namun pertimbangan

    ekonomis bila setiap hari harus bolak-balik membutuhkan

    biaya untuk membeli bahan bakar serta pertimbangan

    esiensi karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk

    sampai pada lokasi budidaya dan kegiatan perikanan lain

    seperti memancing dan memungut hasil laut.

    Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat

    pesisir di Kota Bontang cenderung digolongkan pada

    kelompok miskin yang terdiri dari rumah tangga perikanan

    menangkap ikan tanpa menggunakan perahu, menggunakan

    perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel.

    Kemiskinan yang merupakan indikator ketertinggalan

    masyarakat pesisir ini disebabkan paling tidak oleh tiga hal

    utama: 1) kemiskinan struktural, 2) kemiskinan super-

    struktural, dan 3) kemiskinan kultural.

    Hingga saat ini tersebar pemukiman nelayan di pesisir

    Kota Bontang yang juga menimbulkan masalah lain seperti

    akses pendidikan. Masalah ini sudah direspon pemerintah

    dengan mendirikan sekolah dasar namun masih saja ditemui

    anak-anak yang putus sekolah ketika lulus SD dan tidak

    memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang

    berikutnya karena sekolah tidak ada di kampung.

    Seiring perkembangan waktu, rupanya dalam isu

    pendidikan dasar tidak hanya ditemui masalah akses tapi juga

    bagaimana kualitas pendidikan yang mereka terima. Hal ini

    juga menjadi perhatian pemerintah Kota Bontang dan telah

    direspon melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

    Respon tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

    keluarnya kebijakan terkait keharusan semua peserta didik

    kelas 6 SD di pesisir untuk melanjutkan pendidikan di kota.

    Setidaknya ditemukan tiga anak yang saat ini telah

    mengikuti program tersebut dan satu diantaranya berhenti.

    Dari diskusi dengan orang tua murid diperoleh informasi

    bahwa ada dua hal yang menjadi tantangan dalam program

    ini, yaitu:

    Merekatidak

    disekolahkandi

    kampung,tapidi

    Kotadengansistem

    mencariorangtua

    asuhsebagaitempat

    tinggalmereka

    selamasekolah.

    Berita Peduli12

    Bersambung hal. 16

    Buletin Kawal III-2014|

  • PKKKP KKPK

    elompok dampingan PNPM Peduli di

    KTekasalo dan Tambak Bajai saat ini dihadapkan pada masalah pemasaran produk. Cara pemasaran yang konvensional sudah

    tidak mampu bersaing dengan produk serupa.

    Setidaknya ini menjadi sebab mengapa KBCF

    dengan dukungan Kemitraan mulai memberikan

    dukungan pembuatan Kedai Produk Komunitas

    (KPK).

    Gagasan ini diimplementasikan secara bertahap

    yang dimulai dengan pembuatan katalog, dan

    tahun 2014 akan dibuat leeat serta standing

    banner yang akan dipajang di kelompk masing-

    masing. Sementara itu, KBCF menyediakan tempat

    di Samarinda sebagai pusat KPK di atas. Berbagai

    jenis produk dapat dilihat, dibeli dan dipesan

    melalui KPK.

    Berita Peduli

    Buletin Kawal III-2014|

    Kontributor Peduli

    Achmad Albar

    Kedai Produk Komunitas (KPK)Kedai Produk Komunitas (KPK)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)

    Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60

    Email : [email protected] : [email protected]

    Telp : 0541 7773762 (jam kerja)Telp : 0541 7773762 (jam kerja)

    Kedai Produk Komunitas (KPK)Kawal Borneo Community Foundation (KBCF)

    Komp. BAP Jl. Anggrek Merpati 1 No.60

    Email : [email protected]

    Telp : 0541 7773762 (jam kerja)

    Samarinda, KaltimSamarinda, KaltimSamarinda, Kaltim@@@

    Kedai Produk KomunitasKP K

    Keda

    i Pr

    oduk

    Komunitas

    Heri Susanto, 0853 4900 3467

    email : [email protected]

    Kapuas, Kalteng@

    Yayasan BIKAL Karya Lestari

    Jl. Cumi Cumi 3 No. 50 RT.001

    email : [email protected]

    [email protected]

    telp : 0812 555 6764 (Hamzah)

    Bontang, Kaltim@KPK

    13

    KPK

  • KERAJINAN TANGANKERAJINAN TANGANKERAJINAN TANGAN

    Buletin Kawal III-2014|

    Piring lidi/

    Piring lidi/

    BakungBakungPiring li

    di/

    Bakung

    Rp. 5.000,- /buah (k)

    Rp. 7.000,- /buah (b)

    Sapu sabut

    Sapu sabut

    kelapakelapaSapu sab

    ut

    kelapa

    Rp. 20.000,- /pcs

    Tali sabut

    Tali sabut

    kelapakelapaTali sabu

    t

    kelapa

    Rp. 1.000,- /meter

    Keset sabut

    Keset sabut

    kelapakelapaKeset sa

    but

    kelapa

    Rp. 40.000,- /buah

    SejadahSejadahSejadah

    Rp. 250.000,-

    Ukuran : 180 x 60 cm

    Pembersih

    Pembersih

    DebuDebuPembers

    ih

    Debu

    Rp. 50.000,- /pcs

    Topi

    Topi

    Topi

    (tergantung ukuran kepala)

    Rp. 75.000 - 100.000/pcs

    Tas Rotan

    Tas Rotan

    Tas Rotan

    (tergantung ukuran kepala)

    Rp. 75.000 - 100.000/pcs

  • aneka PANGANAN

    Buletin Kawal III-2014|

    OlahanOlahan

    Rumput laut

    Rumput laut

    Olahan

    Rumput laut

    Rp. 5.000,- /bks

    OlahanOlahan

    KelapaKelapaOlahan

    Kelapa

    Rp. 5.000,- /bks

    Sirup Sirup

    Mangrove

    Mangrove

    Sirup

    Mangrove

    Rp. 20.000,- /buah

    Rp. 15.000,- /buah

    Rp. 5.000,- /bks

    Rempeye

    Rempeye

    tudetudeRempey

    e

    tude

    Rp. 25.000,- /bks

    AmplangAmplang

    Rumput laut

    Rumput laut

    Amplang

    Rumput lautSirupSirup

    manggamanggaSirup

    mangga

    Rp. 20.000,- /buah

    Rp. 15.000,- /buah

  • Berita Peduli16

    Sambungan hal. 12

    Beasiswa Laskar Pesisir

    Sekolah SD

    di perkampungan

    atas laut

    Buletin Kawal III-2014|

    1. Masih ada perasaan rendah diri sebagai anak kampong.

    2. Keterbatasan perhatian orang tua murid karena tidak punya

    biaya.

    KBCF dan Badak NGL melalui Program PNPM Peduli

    menemukan bahwa pendidikan dasar sebagai tanggung jawab

    pemerintah belum dilaksanakan secara memadai, sehingga

    memerlukan dukungan dari para pihak. Perusahaan dan

    NGO/LSM yang memiliki tanggung jawab sosial menganggap

    perlu untuk merumuskan solusi atas tantangan tersebut di atas.

    Salah satu solusi yang akan ditawarkan adalah bantuan

    pendidikan kepada anak-anak pesisir yang diharapkan akan

    memperbaiki kualitas hidup mereka dimasa mendatang. Kendati

    demikian bantuan ini memiliki keterbatasan waktu dan jumlah

    sehingga harus diberikan penegasan kepada masyarakat pesisir

    sebagai penerima manfaat.

    Program ini akan berhenti ketika pemerintah sudah dapat

    memberikan layanan pendidikan dasar kepada masyarakat pesisir

    secara memadai dengan melakukan pembangunan infrastruktur,

    sarana dan prasarana pendukung lainnya. Dalam konteks

    tersebut, maka dalam konsep ini dirumuskan untuk melakukan

    impelementasi program dengan durasi 10 tahun. Waktu tersebut

    merupakan durasi yang dipandang cukup bagi pemerintah

    melakukan semua tanggung jawabnya dalam penyediaan

    layanan pendidikan dasar di pesisir Kota Bontang.

    Program beasiswa ini dimaksudkan untuk memberikan

    kesempatan yang sama bagi siswa (tidak harus berprestasi) dari

    keluarga tidak mampu yang tinggal di pesisir

    dengan tujuan:

    1) Menciptakan dan menjaga hubungan

    harmonis perusahaan dan masyarakat

    pesisir (Tujuan Jangka Panjang)

    2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

    pesisir (Tujuan Jangka Menengah)

    3) Meningkatkan penanganan anak putus

    sekolah di pesisir Kota Bontang (Tujuan

    Jangka Pendek).

  • Buletin Kawal III-2014|

    Jamban merupakan sanitasi dasar yang

    harus dimiliki oleh setiap masyarakat. Pada

    dasarnya masyarakat sadar dan mengerti arti

    penting memiliki jamban sendiri di rumah.

    Alasan klasik yang sering diungkapkan oleh

    masyarakat mengapa sampai saat ini belum

    memiliki jamban sendiri adalah belum

    memiliki uang. Melihat kenyataan tesebut,

    tidak adanya jamban di rumah tangga bukan

    semata terkendala faktor ekonomi, tetapi

    lebih kepada lahirnya kesadaran masyarakat

    untuk menerapkan Pola Hidup Sehat dan

    Bersih (PHBS). Faktor lain adalah karena

    ketergantungan pada bantuan pemerintah

    dan perusahaan.

    Terciptanya lingkungan yang sehat

    khususnya pada Buang Air Besar (BAB)

    merupakan salah satu dari berbagai masalah

    kesehatan yang perlu mendapat perhatian

    serius, penyediaan sarana jamban sehat pun

    tidak mudah karena menyangkut peran serta

    masyarkat yang erat hubungannya dengan

    perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan

    pendidikan.

    Masyarakat Teluk Kadere RT. 13 yang ada

    di Tekasalo Kelurahan Bontang Lestari

    Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang

    Jamban Sehat :

    Impian di Teluk Kadere

    Kontributor Peduli

    Amiruddin

    Cerita Peduli 17

    Photo ilustrasi

  • yang berpenduduk 85 jiwa sesuai data hasil

    inventarisasi kepemilikan jamban sehat yang

    dilakukan oleh fasilitator bulan Juni 2014 lalu,

    tersebar di 17 rumah terdiri dari 21 kepala keluarga

    (KK).

    Kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS

    masih sangat rendah, hal ini terlihat dari kondisi

    rumah serta masih banyaknya rumah yang tidak

    memiliki jamban sehat, sehingga BAB masih

    dilakukan sembarang tempat. Hal ini tentu saja

    membuat lingkungan tidak sehat, saat harus BAB di

    kebun hajat di hinggapi lalat kemudian hinggap ke

    makanan, BAB di laut hajatnya dimakan ikan lalu

    ikan dikonsumsi oleh warga, secara tidak langsung

    warga kembali memakan hajat mereka.

    Berdasarkan laporan kader kesehatan, hasil

    pendataan jenis keluhan penyakit yang sering

    terjadi di masyarakat, terdapat 12 jenis penyakit

    yang sering dikeluhkan masyarakat adalah diare,

    gatal-gatal dan cacingan yang dialami orang

    dewasa maupun anak-anak. Dari data tersebut

    disadari bahwa kualitas sanitasi dan air bersih

    menjadi prioritas penting, pasalnya hal tersebut

    erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan

    lingkungan.

    Salah satu upaya yang dilakukan dalam

    penanganan hal tersebut adalah adanya pola hidup

    sehat dan bersih dari masyarakat itu sendiri, untuk

    mendorong agar upaya ini dapat terlaksana

    sebelumnya dilakukan kegiatan pemicuan Sanitasi

    Buletin Kawal III-2014|

    Cerita Peduli18

  • Berbasis Masyarakat. Dari hasil pemicuan tersebut

    masyarakat tidak akan BAB Sembarangan karena

    ada rasa malu, jijik dan takut sakit.

    Kenyataannya ketika dilakukan pendataan dan

    wawancara kepemilikan jamban sehat, tidak ada

    perubahan perilaku di masyarakat, salah satu BAB

    warga mengungkapkan, ya... mau gimana lagi Pak,

    namanya kondisi di kampung ya begini, kita mau

    bikin jamban tidak punya uang, rumah yang saya

    tinggali pun pinjam Pak, ujar ibu Sri Kitemiyah.

    Lain halnya dengan ibu Bala, seorang janda

    umur sekitar 65 tahun, Saya numpang di BAB

    tetangga Pak, rumah anak. Tapi malu juga rasanya

    masa malam-malam kalau kebelet harus ngetok-

    ngetok pintu.

    Persoalan di Teluk Kadere menjadi STMB

    perhatian khusus, dari 17 rumah yang didiami oleh

    warga hanya 8 rumah yang memiliki jamban sendiri,

    9 diantaranya tidak memiliki jamban. Dari 9 rumah

    tersebut terdapat 47 jiwa, 14 jiwa numpang , BAB

    sisanya 33 jiwa di sembarang tempat, BAB

    kebanyakan untuk orang dewasa di hutan BAB

    bakau.

    Sarana air bersih masyarakat memperoleh dari

    air tanah, terdapat 2 sumur yang digunakan warga

    untuk konsumsi dan 6 sumur untuk , 2 sumur MCK

    diantaranya bantuan dari (dulu ) Program LKM BKM

    PNPM-Reguler Kelurahan Bontang Lestari. Untuk

    sumur yang bisa dikonsumsi jaraknya cukup jauh

    sehingga menyulitkan masyarakat memenuhi

    kebutuhannya secara memadai sehingga

    terkadang mereka harus menggunakan sumur

    yang terdekat dari rumah mereka jika kepepet.

    Saya BAB

    numpang di

    tetangga pak,

    rumah anak,

    tapi malu juga

    rasanya masa

    malam-malam

    kalau kebelet

    harus ngetok-

    ngetok pintu,

    ujar Ibu Bala

    Buletin Kawal III-2014|

    Cerita Peduli 19

  • Bu, ada undangan dari perusahaan untuk

    mengirimkan dua orang perwakilan kelompok

    mengikuti pelatihan.

    Sebentar Pak. Kami harus rapat dulu malam ini.

    Tapi sekarang kan sudah lumayan malam, Bu

    Sudah menjadi kesepakatan kelompok kami

    bahwa setiap keputusan yang diambil harus

    melalui rapat.

    Meski malam-malam begini? Apa anggota

    tidak merasa keberatan?

    Nggak, anggota kelompok siap hadir tiap

    pertemuan, meski malam hari.

    Pembibitan Mangrove:

    Rupiah di Tepi Hutan Bakau

    Buletin Kawal III-2014|

    Kontributor Peduli

    N u r s a l i m

    Cerita Peduli20

  • Ku tatap jam dinding, pukul 21.00. Maklum, nggak

    pernah memakai jam tangan. Beberapa saat

    kemudian kembali ponselku berdering. Apakah

    boleh saya mengirim semua anggota? Tanya Ibu

    Hapsiah di ujung sana, menunjukkan spirit yang

    tinggi untuk mengikuti kegiatan.

    Tapi undangannya hanya untuk 2 orang. Bu.

    Jawabku singkat.

    Itulah kutipan pembicaraanku via ponsel dengan

    Ibu Hapsiah, Ketua Kelompok Karya Bersama Lok

    Tunggul. Kelompok dampingan KBCF di Kota

    Bontang yang selalu memperlihatkan semangat

    yang tinggi. Di tengah segala keterbatasan, tidak

    menyurutkan semangat berkelompok mereka.

    Aturan main telah dibuat, setiap anggota kelompok

    mempunyai kewajiban untuk menjalankan

    kesepakatan itu.

    Lok Tunggul, sebuah wilayah yang terletak di

    Selatan Kota Bontang. Untuk menjangkaunya

    butuh sedikit perjuangan. Melewati jalan tanah

    yang berlumpur dan licin saat hujan. Butuh

    perjuangan ekstra menggunakan sepeda motor.

    Jika hujan turun dengan deras, perjalanan menuju

    kesana menjadi mengasyikkan, ibarat pembalap

    o road. Jembatan ulin panjang menghubungkan

    kampung ini dengan wilayah Teluk Kadere

    sehingga memungkinkan untuk dijangkau dengan

    perjalanan darat. Sebelum tahun 2013, satu-

    Di tengah segala

    keterbatasan,

    tidak

    menyurutkan

    semangat

    berkelompok

    mereka.

    Buletin Kawal III-2014|

    Cerita Peduli 21

  • satunya akses menuju ke kampung Lok Tunggul

    menggunakan alat transportasi laut.

    Alternatif lain untuk menjangkau daerah ini

    melalui laut. Dengan menggunakan perahu

    ketinting, daerah ini lebih bisa dicapai kurang 45

    menit dari pelabuhan Tanjung Laut Indah

    Bontang. Laut tidak selalu bersahabat. Kadang

    tenang, kadang gelombang datang menghempas

    ketinting.

    Sulitnya akses tidak menurunkan semangat

    anggota kelompok yang semuanya adalah kaum

    perempuan. Jika ada undangan, pagi-pagi sekali

    mereka telah berangkat menggunakan ketinting.

    Saat gelombang datang, mereka pun harus

    berjuang melawan rasa khawatir. Tanpa jaket

    pelindung, tanpa alat penolong keselamatan.

    Semua serba natural. Mungkin karena telah

    terbiasa, membuat segala jenis perlengkapan

    tersebut menjadi tidak berarti.

    Semangat seperti itu terus tumbuh seiring

    kegiatan pendampingan yang dilakukan KBCF.

    Seolah-olah menemukan dunia baru dengan

    keasyikannya tersendiri, setelah sekian lama

    hanya berkutat pada kegiatan rutin di urusan

    domestik rumah tangga.

    Spirit ini menunjukkan bahwa kaum ibu-ibu juga

    bisa melakukan kegiatan bermanfaat. Mampu

    membangun jaringan dengan pihak luar, mampu

    Buletin Kawal III-2014|

    Sulitnya akses

    tidak

    menurunkan

    semangat

    anggota

    kelompok yang

    semuanya

    adalah kaum

    perempuan.

    Cerita Peduli22

  • beradaptasi dengan lingkungan luar, serta

    mempunyai kesempatan yang sama untuk

    meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

    mereka. Mereka kemudian juga bisa belajar

    membagi waktu antara urusan keluarga dengan

    urusan kelompok.

    Kegiatan pendampingan telah memberikan

    manfaat signikan bagi kelompok ibu-ibu.

    Bahwa, kemampuan menjalin kerjasama dan

    kemitraan dengan dunia luar bukan hanya milik

    laki-laki. Bahwa kaum perempuan juga bisa

    melakukan hal-hal yang selama ini hanya

    dilakukan oleh laki-laki di kampungnya. Bahwa

    kaum perempuan pun mempunyai kesempatan

    didengarkan suaranya, ikut terlibat dalam urusan

    pembangunan di kampungnya, yang selama ini

    meraka hanya menjadi penonton saja.

    Lebih dari itu, kaum perempuan adalah guru

    pertama dan utama bagi anak-anaknya.

    Meningkatnya kemampuan mereka, akan

    menular kepada anak-anaknya. Kaum ibu lah

    yang lebih sering bersama dan mengajarkan

    nilai-nilai serta pengetahuan kepada anak-

    anaknya. Tidak heran, saat mereka melakukan

    pembibitan bakau anak-anak mereka sering

    diajak, mulai dari mengisi polybag dengan tanah.

    Pengetahuan kami menjadi meningkat dengan

    mengikuti kegiatan-kegiatan pendampingan.

    Buletin Kawal III-2014|

    Bibit bakau

    jenis Rhizopora Mucronata :

    Tabungan Kelompok Perempuan

    Tekasalo, Bontang Kaltim

    Cerita Peduli 23

  • Kepercayaan diri kami pun ikut meningkat. Suara

    kami menjadi lebih didengarkan. Jika ada

    pertemuan di kampung, kaum perempuan

    khususnya yang terlibat dalam kelompok,

    seringkali mendapat undangan untuk ikut

    memberikan pendapat. Peristiwa yang hampir

    tak pernah terjadi di waktu-waktu yang lalu.

    terang Hapsiah berapi-api.

    Kegiatan pendampingan, sejatinya adalah

    meningkatkan kemampuan dan pemahaman

    kelompok-kelompok yang suaranya hampir tidak

    d idengarkan d i da lam komun i ta snya .

    Menularkan virus optimisme dan kepercayaan

    diri, bukan untuk lebih tinggi dibandingkan laki-

    laki, tapi agar terjadi keseimbangan peran dalam

    sebuah komunitas. Laki-laki dan perempuan

    mempunyai kesempatan dan kemampuan yang

    sama. Pendampingan yang dilakukan telah

    memperlihatkan hal itu.

    Kerjasama

    Kunci

    Mengatasi

    Semua

    Masalah Kelompok

    Buletin Kawal III-2014|

    Cerita Peduli24

  • ambak Bajai, salah satu desa yang terkena dampak

    Ttsunami Proyek Lahan Gambut (PLG) satu juta hektar. PLG telah meluluh lantahkan hampir seluruh tatanan ekonomi, budaya sosial dan lingkungan mayarakat Adat Ngaju di

    sana. Butuh waktu puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun

    untuk mengembalikan ke kondisi asal, itupun bila masih mungkin.

    Pasca PLG, aktivitas mereka seperti menanam karet, rotan,

    buah-buahan menjadi pilihan satu-satuya. Dengan keberdayaan,

    kemampuan ataupun ke-swadayaan masyarakat mulai menata

    kembali ruang kelola dengan beberapa perencanaan jangka

    panjang, dan melakukan perehabilitasian lahan yang rusak secara

    tradisional. Kondisi ini dilihat dari segi pengelolaan lingkungan.

    Sedangkan kondisi kehidupan sosial dan budaya masyarakat belum

    bisa dipulihkan, Butuh waktu panjang untuk melakukan perbaikan,

    terang Guset Kepala Desa Tambak Bajai.

    Salah satu aspek sosial yang hilang adalah rapat desa

    (handep hapakat), padahal kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang

    sangat penting dalam melakukan musyawarah pembangunan desa.

    Aspek ini ternyata berdampak pada aspek lainnya, misalnya tidak

    Program untuk Masyarakat

    Desa Tambak Bajai

    Buletin Kawal III-2014|

    Kontributor Peduli

    Heri Susanto

    Berita Peduli 25

  • ada upaya untuk mengatasi masalah penerangan, tidak ada

    pembangunan jalan dan infrastruktur desa lain. Belum lagi

    tidak ada daya saing untuk memperoleh dukungan program

    pembangunan dari PNPM Pedesaan.

    Kondisi tersebut yang menjadi sebab sehingga tahun

    2010, Yayasan Tahanjungan Tarung sebuah lembaga lokal

    mulai melakukan pengembangan program PNPM Peduli

    bersama Kawal Borneo Community Foundation (KBCF).

    Pendampingan yang dilakukan oleh kedua lembaga ini

    menjadikan sebagian masyarakat mulai memahami kondisi

    desa yang sudah ketinggalan jauh dari desa lainnya dalam

    kabupaten Kapuas.

    Berselang satu tahun kemudian, perlahan tapi pasti

    mereka sudah berubah. Saat ini mereka sudah bisa

    menghemat pengeluaran membeli BBM sebesar 15 ribu per

    hari. Fasilitas Jalan dalam lingkungan desa pun mendapat

    bantuan dari program Bupati. Tahun demi tahun berganti,

    pembangunan satu demi satu diperoleh sehingga sekolah,

    jembatan, dermaga menjadi hadiah diakhir tahun 2012 yang

    bersumber dari ADD dan PNPM Mandiri. Bukan itu saja,

    memasuki tahun 2013 Desa Tambak Bajai ditetapkan sebagai

    sasaran Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L).

    Tahun 2014 pun menjadi tahun dimana mereka kebanjiran

    program pembangunan.

    Sebagai contoh banjir program tersebut adalah

    bantuan 1 buah Laptop dari Kepmoninfo, 1 buah mesin

    pemotong rumput dari BLH Kab. Kapuas, 5 buah ces (perahu),

    4 buah mesin jahit dan 1 buah mesin obras dari Disnakersos,

    200 ekor bantuan ternak itik yang semuanya dari Program

    PM2L. Bulan Juli inipun dilakukan pelebaran jalan sehingga

    mobil pick-up sudah bisa sampai ke seberang kampung.

    Semua itu bersumber dari rencana aksi komunitas yang

    disusun dan diadopsi menjadi rencana pembangunan desa.

    Terus terang, awalnya saya sempat menolak program

    PNPM Peduli. Tapi saya hampir menyesal karena berkat

    program itu kami berubah, papar Guset.

    Buletin Kawal III-2014|

    Berita Peduli26

    Terus terang,

    awalnya saya

    sempat menolak

    program PNPM

    Peduli.

    Tapi saya hampir

    menyesal karena

    berkat program itu

    kami berubah,

    papar Guset.

  • Melatih

    di Desa Tetanggaardi dan tiga orang anggota kelompok lainnya

    Npagi ini bergegas. Maklum, harus sampai tujuan sebelum acara pembukaan. Ini kali kedua mereka diundang untuk melatih menerapkan

    hasil pelatihan yang pernah mereka peroleh. Undangan

    pertama berasal dari Desa Santan Tengah dan kali ini

    pelatihan diadakan di Desa Kresik Kecamatan

    Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara selama tiga

    hari pada Maret 2014. Pesertanya berasal dari

    penduduk setempat yang berjumlah sepuluh orang.

    Hari pertama pelatihan dimulai pada pukul 09.00

    Wita dengan pengisian Materi telah disampaikan

    Buletin Kawal III-2014|

    Kontributor Peduli

    Rudiyanto

    Berita Peduli 27

  • oleh narasumber yang kemudian memandu

    pelaksanaan teknis pelatihan sabut kelapa. Ada

    dua jenis produk sabut kelapa yakni pembuatan

    keset kaki dan sapu lantai. Peserta pelatihan dibagi

    menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok

    akan membuat kedua jenis produk tersebut.

    Dihari kedua masing-masing kelompok yang

    terdiri dari 5 orang dibagi tugas, 3 orang

    menghaluskan sabut kelapa sedangkan 2 orang

    lagi memulai pemintalan, masing-masing

    kelompok diberi tugas praktek membuat tali

    sepanjang 80 meter - 100 meter.

    Semenetara itu dihari ketiga masing-masing

    kelompok mulai menganyam. Mereka diberi

    waktu sampai istirahat siang tetapi kenyataanya

    masing-masing kelompok menyelesaikan lebih

    cepat dari waktu yang diberikan oleh narasumber.

    Waktu yang tersisa digunakan peserta untuk

    pembuatan sapu lantai yang dapat dibuat hanya

    dalam waktu singkat, tidak lebih dari 15 menit

    m a s i n g - m a s i n g k e l o m p o k d a p a t

    menyelesaikannya. Setelah istirahat siang, semua

    peserta kumpul dan merasa senang dan bangga

    mendapat tambahan ilmu tentang pemanfaatan

    sabut kelapa, diteruskan dengan foto bersama dan

    penyerahan piagam sekaligus penutupan.

    Buletin Kawal III-2014|

    Proses memilin

    sabut kelapa

    untuk membuat keset kaki

    Berita Peduli28

  • Jembatan

    Penghubung

    Salantuko ke Teluk Kadere

    Bontang Kaltim

  • Sunset Teluk Kadere

    PNPM

    SUPPORT

    FACILITYPSF