16

Buletin Metanoiac edisi 66

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Buletin Metanoiac edisi 66
Page 2: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac2

Salam Persma...!!Salam Perubahan...!!

Selama nafas masih ada. Selama darah masih mengalir. Tinta pergerakan akan terus tergores. Bukan Pujian yang diharapkan. Bukan hadiah yang dimimpikan. Tapi, pengabdian akan kami berikan. Kami Persma hanya terdiri dari kumpulan manu-sia biasa yang siap melakukan hal yang luar biasa. Menunjukkan sebuah keberanian di atas tulisan. Mungkin itu cukup sebagai opening untuk menya-pa MetaReaders. Selanjutnya kita buka garis besar berita dalam buletin edisi 66. Kampus yang aman dan tentram adalah dambaan semua mahasiswa. Tidak terkecuali mahasiswa Po-liteknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Kampus yang dikenal dengan julukan kampus hitam, sekilas terlihat aman dan damai. Dengan tidak adanya aksi demo-demo seperti yang sering terjadi di kampus-kampus lain. Namun, di balik suasana damai dalam kampus, ada sedikit masalah yang sekarang masih kurang terekspos, yaitu pencurian. Meskipun, kejadian ini sudah kerap kali terjadi. Namun, sepertinya pihak kampus masih diam dalam menanggapi hal terse-but. Mungkin tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu akan hal tesebut. Sehingga kurangnya respon dari mereka. Dianggapnya ini adalah masalah personal saja bagi mereka yang kurang waspada dengan ba-rang-barangnya. Sehingga memancing terjadinya aksi pencurian. Meskipun masalah ini belum menampakkan

dampak yang lebih krusial pada kampus. Namun, jika tidak segera diatasi, maka kelak kampus ini bisa dicap sebagai kampus yang kurang aman dan rawan pencurian. Sehingga, menimbulkan rasa kurang nyaman di dalam kampus. Beberapa kasus pencurian sudah sering ditemui, seperti pencurian helm yang sudah dianggap biasa tapi pelakunya belum juga ada yang ditemukan. Namun, baru-baru ini sebuah kasus pencurian lagi, yaitu mahasiswa kehilangan motornya di salah satu parkiran PNUP. Berita ini akan diulas oleh crew Metanoiac dalam fokus buletin edisi ini. Agar kita semua lebih tahu bahwa kampus sekarang mulai kurang aman. Dan sebagai penghuni kampus kita sudah harus waspada, karena kita semua merupa-kan calon korban. Meskipun telah tersedia komponen pengamanan yang cukup lengkap di kampus PNUP. Namun, tidak menutup kemungkinan kasus pencurian su-dah bisa diatasi. Banyak faktor yang membuat kurang maksimalnya sistem pengamanan dalam kampus tersebut. Salah satu contohnya, CCTV yang dipasang hanya sebagai hiasan saja, sebagian tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Hal terse-but juga akan kami ulas dalam buletin ini. Ingat! Pencurian bukan hanya terjadi karena ada niat pelakunya. Tapi, juga karena ada kesempatan. Maka daripada itu, sebelum anda menjadi korban, sebaiknya anda perlu waspada. Bisa jadi, anda kor-ban selanjutnya! Waspadalah! Waspadalah!Pencurian memang perlu diwaspadai, namun untuk pencurian yang satu ini mendapat pengecualian.

Semoga tulisan di buletin ini dapat mencuri hati MetaReaders dan memberi manfaat bagi kita se-mua. Selamat membaca.

Pelindung :Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang

(Dr. Pirman, A P, M, Si)

Penasehat :Pembantu Direktur III Politeknik Negeri Ujung

Pandang

(Drs. Muslimin M T, M.Hum)

Pembina :(Sitti Sahriana, S.S., MAppling)

Penanggung Jawab :Pimpinan Umum :Nurfadli. M

Pemimpin Keorganisasian :Awaluddin

Pemimpin Redaksi :Risal Akbar

Staf Redaksi :Abdul Gofur, Winaldi. M, Faisal, Asmawati, An-

nisa, Amar Ma’ruf, Andi Muhammad Yamin. B,

Azkiah

Alamat Redaksi :Pusat kegiatan Mahasiswa Politeknik Neg-

eri Ujung Pandang Jalan Tamalanrea, KM 10,

Makassar 90245

Telepon :085340414460

E-Mail :[email protected]

Website :www.metanoiac.in

Percetakan :PNUP Press

Bukber. Pengurus Harian Organisasi (PHO) beserta alumni Persma PNUP berbuka puasa bersama disekretariat Persma PNUP. Untuk mempererat tali silaturahmi PHO dan alumni Persma PNUP. Sabtu (14/7) (dok. metanoiac)

085340414460

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 3: Buletin Metanoiac edisi 66

Kebutuhan jasmani dan Kebutuhan naluri, dua hal inilah yang memicu manusia untuk ter-us-menerus melakukan tingkah laku untuk dap-at memenuhinya. Seiring dengan semakin men-ingkatnya kebutuhan manusia, krisis ekonomi ditengah-tengah masyarakat terkhusus untuk masyarakat kampus juga tak terhindarkan. Aki-batnya, terjadilah berbagai macam bentuk ke-jahatan. Senin (8/7) lalu, telah terjadi kasus Pencurian Sepeda Motor (Curanmor) di Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) milik Muhammad Ik-san, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2011. Sepeda motor yang hilang adalah Sepeda Motor Suzuki Satria FU berwarna Merah-Hitam den-gan plat nomor DD 3240 FT. Kejadian itu me-nandakan bahwa tingkat keamanan di lembaga pendidikan ini masih sangat rendah. Curanmor bukan pertama kali terjadi di kam-pus ini. Sesuai dengan data keamanan sejak awal tahun 2013 sampai saat ini telah tercatat dua kasus curanmor. Menurut Iksan, kejadian tersebut diperkira-kan terjadi sekitar pukul 14.00 - 16.30 WITA. Saat itu Iksan sedang rapat di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). “Tepat jam 9 sam-pai dikampus,simpan motor di parkiran elektro, kemudian jam 11 helm dipinjam teman. Jam 11 motor itu masih ada, terus saya rapat di PKM dari jam 1 sampai setengah 5, saat selesai ra-pat saya mau pulang motor sudah tidak ada.” tutur Iksan memaparkan kronologis kehilangan sepeda motornya. Setelah itu, Iksan kemudian mencari kes-emua parkiran kemudian melaporkan ke pihak keamanan kampus. Namun menurutnya, pihak keamanan terkesan cuek menangani hal ini. “Saya cari dulu disemua parkiran, tidak ada juga. Baru saya melapor ke security, baru se-curity kayak biasa-biasaji. Tapi pergi juga dia cek di parkiran tapi tidak ada, lalu saya disuruh melapor ke kantor polisi.” ujarnya. Hari berikutnya, Selasa (9/7), Iksan kemu-dian kembali menanyakan kejadian ini ke pihak keamanan, namun security mengatakan “ke-marin bukan saya yang piket dek”. Hal inilah yang dinilai Iksan terkesan cuek. Kepala Urusan (Kaur) Keamanan PNUP, Syamsuddin menanggapi hal ini dengan tegas. “Kalau keamanan lebih tegang daripada yang melapor kan lebih bahaya, kan bisa saja anda mengatakan begitu karena ada tendensi atau kekecewaan,” tegas Syamsuddin. Beberapa penyebab kehilangan sepeda mo-tor menurut pihak keamanan, yaitu mahasiswa kerap meninggalkan kunci motornya. “Bisa saja mungkin melupakan kunci motor. Kalau anggota (petugas keamanan.red) pergi kontrol itu, ada beberapa kunci tiap hari ditemukan. Apakah lupa di sadelnya atau sekalian di kunci kontaknya.” kata Syamsuddin. Jika keamanan mendapatkan hal seperti itu, maka keamanan

mengamankan kunci motor terse-but kemudian menasihati pemi-liknya. Salah seorang anggota keaman-an juga menambahkan bahwa pencurian sepeda motor bisa saja dilakukan oleh oknum ma-hasiswa itu sendiri. “Mahasiswa tidak semua kita tau karakternya, sifatnya, bisa saja dia pinjam mo-tormu keluar, bisa saja dia copy kuncinya. Barangkali dia pernah pinjam tapi kau sudah lupa, kar-ena ada kesempatan baru dia am-bil, karena memang pernah ter-jadi yang seperti itu.” tutur salah s e o r a n g petugas keamanan itu. Untuk mengantisipasi hal ini, pihak keaman-an telah melakukan upaya yaitu menjaring kendaraan roda dua khusus jalur keluar dengan membuat portal pada hari-hari kerja yang bertu-juan untuk mempersempit jalur keluar. Namun diakui pihak keamanan bahwa pihak keamanan belum mampu mendeteksi keselu-ruhan sepeda motor yang keluar bahwa motor yang digunakan pengendara itu betul miliknya atau bukan. Menurut Syamsuddin, hal ini dikar-enakan masih kurangnya personel keamanan dari radius lokasi yang harus diawasi dan ban-yaknya warga kampus, jadi petugas keamanan tidak bisa standby di satu titik, hanya melaku-kan patroli. Petugas keamanan saat ini berjumlah 19 orang dan beberapa yang di receptionist. Dalam menjalankan tugasnya, keamanan menerapkan sistem piket. Sistem piketnya yaitu petugas dib-agi tiga regu sesuai jam piketnya. Setiap regu terdiri dari lima orang. “Ada yang jaga di pos, ada yang standby di portal, ada yang kontrol. Satu jam kemudian dia kembali lagi, bergilir.” Ujar Syamsuddin. Pada jalur masuk kampus, tepatnya di depan pos keamanan terdapat papan kecil berwarna biru dengan tulisan berwarna putih ‘PEMERIK-SAAN STNK MOTOR’. Tentu tulisan itu bukan sekadar tulisan saja, melainkan sistem yang te-lah ditetapkan yang diharapkan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kasus curanmor seperti ini misalnya. Namun sistem ini tidak dijalankan oleh pihak keamanan yang seharusnya bertugas menjalank-an sistem tersebut. “Satpam kan juga perlu jaga keamanannya, kalau ada orang yang keluar mestinya diperiksa STNK nya kan disana juga ada pemeriksaan STNK tapi tidak dilakukan.” kata Iksan. Senada dengan Iksan, Lisa juga menganggap pemeriksaan STNK tidak dilaksanakan. “Kalau saya lihat bisa dibilang tidak difungsikan karena tidak pernah diperiksa. Kalau memang aturan itu sudah ada, otomatis harus dijalankan.” Tegas mahasiswi Teknik Mesin angkatan 2010 itu. Menurut Kaur Keamanan, jika pemeriksaan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dilaku-kan maka akan terjadi kemacetan. Pihak keamanan hanya berusaha mendeteksi dengan cara mengamati mahasiswa. “Anda kan di sini tiga tahun, kita sudah puluhan tahun jadi kita bisa melihat bahwa ini mahasiswa.” ujar Syamsuddin.

Pemeriksaan STNK hanya dilakukan oleh pihak keamanan jika ada mahasiswa yang dicurigai. Namun pemeriksaan ini masih besifat sporadis dan hasilnya belum efektif, terbukti dengan masih adanya kasus curanmor yang terjadi di kampus ini. Selain itu, masih adanya mahasiswa yang mengacuhkan aturan bahwa dilarang berada ditempat parkir selama jam perkuliahan ber-langsung. “Kadang kita menegur dengan bagus, biasanya dijawab dengan kurang bagus.” kata Syamsuddin. Mahasiswa kadang mengatakan “Motorku tonji pak”. Kamera pengintai atau yang biasa disebut Closed-circuit Television (CCTV) yang ter-pasang di dekat pos keamanan yang diharapkan dapat merekam arus lalu lintas kendaraan yang melintas di gerbang kampus juga tidak ber-fungsi dengan baik. Akibatnya pihak keamanan tidak dapat memutar ulang atau melakukan pe-nyidikan jika terjadi pencurian seperti ini. Iksan berharap CCTV yang ada di pos keamanan seharusnya difungsikan. “Kan ban-yak CCTV tapi tidak ada yang digunakan biar satu.” kata Iksan. Mengenai CCTV, Agung juga menang-gapi bahwa keamanan dikampus sudah cukup baik, namun masih perlu diting-katkan. “Keamanan masih perlu diting-katkan lagi karena beberapa CCTV tidak berfungsi sekalipun satpam bergantian berjaga tapi tidak efektif kalau seperti itu. Mestinya CCTV difungsikan. Per-cuma ada CCTV kalau tidak berfungsi” Ungkap Agung Mahasiswa Teknik Mesin 2009. Menanggapi hal ini, Kaur keaman-an mengatakan CCTV memang tidak berfungsi dengan bagus. Namun pihak keamanan telah mengajukan kepada pimpinan agar CCTV difungsikan kem-bali. Hal di atas menandakan bahwa sistem yang telah ditetapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika sistem ini dijalankan dengan baik, maka kasus seperti ini tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi, pihak keamanan akan dengan mudah menyelidiki pelaku curanmor dengan memutar ulang di CCTV. Semoga dengan terjadinya kasus curan-mor di kampus kita ini, dapat membuka mata kita akan pentingnya menjalankan aturan yang telah ditetapkan. Semoga kejadian ini dapat menjadi guru yang bijak untuk kita semua (207) .

Pencurian Motor Bukti Kampus tak Aman“Kejahatan terjadi bukan hanya karena

adanya niat pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan.

Waspadalah!!! Waspadalah!!!"begitulah pesan Bang Napi dalam berita

kriminal yang sering kita saksikan di layar kaca.

Parkiran Elektro. Tam-pak sesorang mahasiswa sedang memarkir motornya di parkiran elektro, Jumat (26/7). (Fadli Metanoiac)

Metanoiac3E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 4: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac4

emua mahasiswa mengharapkan memiliki kampus yang keamanannya terjamin, sehingga tidak ada rasa ragu untuk melakukan aktivitas

di dalam kampus. Begitupun mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Oleh karena itu setiap kampus sudah seharusnya memiliki petugas keamanan yang bertanggungjawab terhadap keamanan kampus.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa keamanan kampus akan maksimal dengan adanya petugas keamanan, akan tetapi setidaknya kasus Kriminal seperti pencurian di kampus dapat diminimalisir. Tugas pokok petugas keamanan secara umum adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di ling-kungan kampus khususnya pengamanan fisik (physical security) yang meliputi pengaturan, penjagaan, pen-gawalan dan patrol serta pelayanan. Sehingga dapat benar-benar menciptakan kondisi yang aman dan mem-buat semuanya merasa aman serta bisa percaya pada pihak keamanan kampus. Rasa was-was dan cemas kini mulai selalu meng-hantui mahasiswa PNUP beberapa bulan terakhir ini. Sejak beberapa kasus pencurian seolah naik daun dan sibuk diperbincangkan hampir semua mahasiswa. Bu-kan hanya mereka yang telah menjadi korban pencuri-an namun mereka juga yang berpeluang besar menjadi korban.Sampai saat ini, keamanan kampus PNUP sendiri bisa dikatakan masih belum maksimal, ini ditandai dengan adanya kasus pencurian motor yang menimpa salah satu mahasiswa PNUP jurusan Teknik Elektro angka-tan 2011 yakni Muhammad Iksan pada hari Senin (8/7) di parkiran Elektro PNUP. Dan bahkan ini bukan kasus pencurian yang pertama kalinya di kampus PNUP. Se-lama tahun 2013, telah terjadi dua kasus pencurian mo-tor. Ini baru hanya kasus pencurian motor, bagaimana dengan pencurian barang lainnya? Misalnya saja helm yang belum sempat terdata kuantitasnya karena terbil-ang dianggap pencurian sepele. Keamanan yang belum maksimal ini entah siapa yang harus disalahkan. Bila kita melihat di beberapa sisi kampus PNUP sendiri, telah terpasang Closed-Circuit Television (CCTV) meskipun beberapa di antaranya hanya berbentuk fisik (tidakberfungsi). Bah-kan di gerbang masuk kampus PNUP terdapat papan yang bertuliskan “PEMERIKSAAN STNK MOTOR” meskipun realitanya tidak difungsikan sebagaimana mestinya dengan alasan jika pemeriksaan Surat Tanda

Nomor Kendaraan (STNK) dilakukan maka akan ter-jadi kemacetan menurut Syamsuddin selaku Kepala Urusan (Kaur) Keamanan. Lalu untuk apa semua itu harus dipajang tanpa fungsi? Melihat realita ini maka seharusnya pihak birokrasi merasa rugi menyediakan fasilitas yang sia-sia dan tidak berguna. Jika sudah kehilangan seperti yang dialami Muham-

mad Iksan, tidak jelas bagaimana pihak birokrasi kam-pus atau pihak kemanan kampus bertanggungjawab. Adanya petugas keamanan tapi ketika ada kehilangan seperti itu, tidak ada tindak tegas yang nampak. Bahkan pihak yang seharusnya lebih bertanggungjawab terse-but ujung-ujungnya hanya menyuruh korban untuk me-laporkan kejadian kepada polisi. Hal itu diperkuat oleh pernyataan yang dihaturkan Muhammad Iksan “Saya cari dulu disemua parkiran, tidak ada juga. Baru saya melapor ke security, baru security kayak biasa-biasa-ji. Tapi pergi juga dia cek di parkiran tapi tidak ada, lalu saya disuruh melapor ke kantor polisi”. Meskipun pihak keamanan bekerja sama dengan pihak kepolisian, namun sudah seharusnya mereka yang terlebih dahulu memproses dengan baik kejadian tersebut, berusaha mencari pelaku pencurian dengan teliti. Tapi yah kem-bali lagi, bagaimana cara mencari pelaku jika CCTV tidak berfungsi dengan baik? Tidak ada yang bisa men-jadi data bagi petugas keamanan untuk mencari tahu pelaku pencurian motor tersebut. Namun, bagaimana mahasiswa atau warga kampus bisa lagi percaya pada pihak keamanan (security), jika masih sering terjadi kasus pencurian? Terus siapa yang harusnya disalahkan?. Kita tidak dapat menyalah kanpihak keamanan sepenuhnya. Hal itu karena tidak berfungsinya lagi sebagian CCTV yang ada di kampus. Dan mereka bukanlah penyedia fasilitas. Yang mengurus hal ini seharusnya adalah Maintenance and repair. Meskipun Kaur (Kepala Urusan) keamanan mengatakan pihak keamanan telah mengajukan kepada pimpinan agar CCTV difungsikan kembali dan belum juga ditangga-pi. Ini berarti bahwa maksimalnya keamanan kampus tidak dapat hanya dilimpahkan kepada pihak keamanan dalam hal ini petugas keamanan (security) kampus. Akan tetapi pihak birokrasi PNUP juga memiliki tang-gungjawab akan hal itu sebagai penyedia fasilitas baik itu berupa CCTV yang seharusnya difungsikan kem-bali serta penambahan personil petugas keamanan yang menurut Kaur keamanan kuantitas personilnya masih

sangat minim sehingga tidak dapat mengawasi banyak titik di kampus. Melihat kasus pencurian yang sering terjadi, terus siapa yang akan bertanggungjawab akan hal tersebut?. Pastinya, semuanya otomatis akan dikembalikan pada si korban. Bagaimana keadaan barang yang ditinggal-kan? Mungkin memang meninggalkan peluang untuk pelaku pencurian. Keamanan di kampus tidak lepas juga dari diri pribadi masing-masing mahasiswa. Bagaimana bisa keamanan hanya diserahkan kepada petugas keamanan. Mahasiswa pula yang harus berusaha bagaimana agar barang-barangnya tetap terjaga. Hal ini sesuai dengan perkataan Kaur keamanan “Bisa saja mungkin melu-pakan kunci motor. Kalau anggota (petugaskeamanan.red) pergi control itu, ada beberapa kunci tiap hari ditemukan. Apakah lupa di sadelnya atau sekalian di kunci kontaknya”. jelasnya Antisipasi kasus pencurian memang tidak seharus-nya hanya dilakukan oleh pihak keamanan saja. Karena tidak sepenuhnya tanggungjawab keamanan barang berharga yang dimilki ada pada mereka. Justru calon korbanlah yang harus terlebih dahulu mempersiapkan keamanan untuk barang-barangnya agar tidak menjadi korban dalam hal ini. Karena malah yang sering menja-di korban adalah mereka yang teledor dan menyepele-kan keamanan dari barang-barangnya sendiri. Jika dibandingkan dengan kampus lain, ketatnya keamanan kampus ini lebih tinggi, di mana gerbang be-lakang kampus tidak pernah terbuka lebar kecuali pagi dan di sore hari yang sempat terbuka lebar untuk sesaat kemudian di tutup lagi. Kampus tidak pernah dibuka untuk umum pada hari Minggu dan meskipun tak ja-rang mahasiswa yang mengeluh tapi demi keamanan kampus, kegiatan mahasiswa dibatasi pada malam hari. Dari usaha yang ditanamkan tersebut, maka para pihak keamanan berinisiatif bahwa yang melakukan tindakan pencurian motor di parkiran kampus kemung-kinan besar adalah mahasiswa sendiri, seperti yang dihaturkan oleh salah satu petugas keamanan “Maha-siswa tidak semua kita tahu karakternya, sifatnya, bisa saja dia pinjam motormu keluar, bisa saja dia copy kuncinya. Barangkali dia pernah pinjam tapi kau sudah lupa, karena ada kesempatan baru dia ambil, karena memang pernah terjadi yang seperti itu.”. Dengan demikian, para petugas keamanan memang harus lebih meningkatkan lagiu saha untuk menjaga keamanan kampus. Jika para petugas keamanan telah mampu menjaga keamanan kampus dari pihak ekster-nal maka para petugas keamanan kampus juga harus mampu menjaga keamanan kampus dari pihak internal kampus ini sendiri. Memang akan sangat sulit melaku-kan hal tersebut, tapi inilah tantangan bagi para petugas keamanan dalam menjalankan tugasnya. Pencurian biasanya terjadi bukan karena ada niat dari pelaku, namun karena adanya kesempatan dan peluang yang biasa diberikan kepada pelaku. Maka dari pada itu, waspadalah! Beri pengamanan pada barang anda sebelum menyerahkan pengamanan-nya kepada pihak yang bertanggungjawab menjaga keamanan.Bagi warga kampus PNUP sendiri, sebaiknya ikut juga menjaga keamanan kampus. Jangan malah menjadi pelaku Kriminal dalam kampus. Menjaga keamanan juga justru membantu menjaga nama baik kampus yang kita cintai ini. Semoga kejadian ini dapat senantiasa menjadi pelajaran bagi kita selaku masyarakat kampus untuk senantiasa mengantisipasi kejadian seperti ini (pencurian red). (Redaksi)

Poltek Kebobolan Lagi

Pemeriksaan STNK. kendaraan bebas keluar masuk tanpa adanya pemeriksaan STNK oleh pihak keamanan PNUP (22/7) (Rizal Metanoiac)

S

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 5: Buletin Metanoiac edisi 66

ada tahun ini Politeknik Negeri Ujung Pandang kembali mengadakan semester pendek. Semester pendek dilaksanakan

t idak setiap semester tapi di setiap semester genap. Perkuliahan semester pendek dimulai setelah penentuan kelulusan tingkat Politeknik Negeri Ujung Pandang dan berakhir sebelum perkuliahan semester ganjil. Semester pendek merupakan kebijakan yang dibuat oleh Direk-tur Politeknik Negeri Ujung Pandang yang sudah tercantum didalam undang-undang per-guruan tinggi NO.12 tahun 2012. Sebelum ada undang-undang tersebut Politeknik Negeri Ujung Pandang sudah lama memberlakukan semester pendek. “walaupun undang-undang itu baru, kita sudah lama memberlakukan se-mester pendek”. Ungkap Muas selaku Pembantu

Direktur Satu (PD1)Semester pengulangan atau lebih dikenal dengan semester pendek tercantum di dalam SK Direk-tur Politeknik Negeri Ujung Pandang Nomor : 2125/K23/AK/2008 tanggal 2 Mei 2008 tentang aturan penyelenggaraan semester pendek. Semester pendek bukan sesuatu yang mengikat tapi sebuah opsi yang diberikan ma-hasiswa untuk memperbaiki nilai yang ber-masalah . Mahasiswa yang dapat mengikuti se-mester pendek adalah yang memperoleh nilai C,D dan E pada mata kuliah dan juga terdaftar pada semester pendek yang akan berjalan. Ma-hasiswa dan dosen tidak boleh dipaksakan un-tuk mengikuti semester pendek. Apa lagi untuk dosen tidak boleh dipaksakan untuk mengikuti semester pendek. Hal inipun dijelaskan Muas “pada saat ketua jurusan ingin menetapkan dosen untuk mengikuti semester pendek dit-anyakan baik-baik, kalau mengiyakan berarti dia srek di waktu ini, jika kalau tidak jangan dipaksakan”, jelasnya. Tujuan diadakan semester pendek untuk mem-bantu mahasiswa memperbaiki nilai agar tidak terlalu lama kuliah dikarenakan ada beberapa nilai yang bermasalah. “sebenarnya membuat mahasiswa terbantu juga, jangan sampai terlalu lama kuliah. Kalau tidak ada semester pendek artinya harus menunggu tahun berikutnya mengambil pelajaran itu, tapi kalau saja ada semester pendek dia bisa juga tidak perlu

menunggu satu tahun lagi, efisiensi waktu yang bersangkutan” ujar Muas Dengan adanya semester pendek memu-dahkan mahasiswa untuk memperbaiki nilai. Mereka tidak perlu menunggu satu tahun lagi untuk mengulang pelajaran itu. Tapi bagaima-na dengan efisiensi waktu pembelajaran? Se-mester pendek dilaksanakan dengan jumlah perkuliahan 6 kali dan 8 kali pertemuan sudah termasuk ujian. Waktu untuk setiap pertemuan adalah 50 menit/SKS (Satuan Kredit Semes-ter). Salah satu mahasiswi Jurusan Teknik Sipi l Si t i fa t imah berpendapat “menurutku ef is ien, karena i tu sudah di pelajar i t inggal di ulang kembal i , karena ni la i t idak tergantung pada i lmu yang ki ta dapatkan, karena biasanya

ki ta tahu sekal i pelajaran, keluar-keluar ni la i t idak sesuai” . Hal ini juga di tanggapi oleh Muas. “Sebenarnya dar i s is i dosenkan harus memberikan mater i -mater i yang pemada-tan. Bisa jadi mater i -mater i yang diber ikan adalah mater i mater i yang di anggap urgent untuk diber ikan pada saat semester pendek” je lasnya. Berbeda dengan UNHAS semester pendek tidak diterapkan. Muhammad Afif, mahasiswa Teknik Sipil Unhas, Mahasiswa UNHAS akan mengulang kembali mata kuliahnya di tahun depan atau dua semester berikutnya jika mis-alnya ada nilai E (error) atau ada nilai D di semester genap maka akan diulangi disemes-ter genap lagi dengan mata kuliah yang sama. “Saya juga mau mengulang disemester 6 kar-ena saya mempunyai nilai error disemester genap. Tidak mesti nilai IPK tidak mencukupi baru mengulang yang penting kalau ada er-ror itu mengulang. Jadi di UNHAS tidak ada semester pendek yang ada cuma pengulangan mata kuliah”. Jelas Afif Dengan adanya semester pendek ini sep-er t inya membuat mahasiswa terbantu nant i-nya dalam melamar pekerjaan. Karena di da-lam dunia ker ja ni la i IPK menentukan juga. “dengan adanya semester pendek maka ni la i bisa lebih baik lagi sehingga dapat nant inya digunakan untuk melamar pekerjaan i tu ni la i juga menentukan”, ungkap Hendri Paulus maha-

siswa jurusan Teknik Mesin. PD1 menyarankan kepada mahasiswa PNUP sebaiknya untuk mengikuti semester pendek jika misalnya ada nilai yang membuat IPKnya kurang dari standar. “misalnya kalau ada nilai D yang membuat IPKnya kurang dari standar sebaiknya diulang, nanti dikhawatirkan pada saat sudah jadi alumni ada beberapa perusahaan yang tidak mau IPKnya misalnya dibawah 2,75” ujar Muas. “Yang bersangkutan harus melakukan registrasi di prodi. Ketua Jurusan/KPS menyurat ke bidang akademik, untuk pengajar yang dialokasikan un-tuk mata kuliah yang ada di semester pendek dibuatkan surat keputusan dari Direktur”. Tutur Muas saat menjelaskan prosedur mengambil SP. Mahasiswa yang beminat mengikut i ku-l iah pada semester pendek ter lebih dahulu harus mendaftar. Mahasiswa dapat mengikut i maksimum 9 SKS. Untuk mengikut i semes-ter pendek dikenakan biaya Rp.50.000/SKS. “Biaya tersebut digunakan untuk operasional karena semester pendek t idak ada didalam anggaran” je las Muas “kebanyakan untuk operasional , misalnya menghonor pengajar, kemudian menghonor pani t ia , kemudian ada juga (alat tul is kantor) ATK, i tu sebenarnya t idak ada didalam anggaran”, tambahnya. Dengan meng iku t i s emes te r pendek t i dak men jamin n i l a i yang d ipe rba ik i akan be rubah men jad i l eb ih ba ik . “ sebena rnya semes te r pendek t i dak men jamin bah-wa yang be r sangku tan be rubah n i l a inya , i t u kesempa tan sa j a , t i dak be ra r t i ka l au meng iku t i s emes te r pendek be rubah n i l a i , kemba l i ke yang be r sangku tan mau t idak be la j a r, ka l au saya beg i tu” , t egas Muas “ ka l au has i l u j i annya bagus maka n i l a i akan na ik , ka l au t i dak akan t e t ap , l ag i an juga semes te r pendek bebas sa j a mau me lonca t da r i E ke A b i sa sa j a , ka l au semes te r s e t e -l ah penen tuan ke lu lusan ha rus sa tu l angkah bedanya .” j e l a s be l i au kemba l i . PD1 menjelaskan perbedaan antara pen-gulangan biasa dan SP “Pengulangan biasa itu aturannya hanya maksimum wajib naik satu tingkat ,kalau pengulangan biasa tidak semua orang diberi kesempatan mengulang ,bagi mereka saja yang dianggap IP nya mem-buat dirinya terancam, misalnya dalam semes-ter yang berjalan ada dua belas mata kuliah, terus ada satu mata kuliah yang membuat IP keseluruhan anjlok terancam tidak lulus, bisa saja mata kuliah yang membuat kamu teran-cam diberi kesempatan untuk diperbaiki, tidak di beri kesempatan seluas-luasnya mata kuliah yang di ulang, kalau semester pendek maha-siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memilih mata kuliah mana yang mau diulan-gi”. Jelasnya Da lam meng iku t i s emes te r pendek pas t i ada konsekuens inya . Misa lnya sa j a yang meng iku t i s emes te r pendek t i dak akan mendapa tkan cum laude a t au lu lusan t e r-ba ik . “ada sya ra t - sya ra t un tuk mendapa t -kan cumlaude yang t i dak mere k a penuhi , i tu ki ta persyaratkan. Art inya ki ta mel i n d -u n g i a p a y a n g n a m a n y a c u m l a u d e “ j e l a s M u a s d i a k h i r w a w a n c a r a . ( 2 1 3 ) .

Metanoiac5

Belajar. Tampak beberapa mahasiswa teknik sipil yang mengambil SP (semester pendek) sedang serius menyimak penjelasan dari dosen. Kamis (1/8). (Fadli Metanoiac)

PSemester Pendek ala Kampus Hitam

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 6: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac6

Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Su-karela 121 PNUP (UKM KSR 121 PNUP ) kembali melaksanakan peringatan hari lahir mereka yang ke VI (PERIHAL VI ) dengan mengusung tema “Seven for Six, Sentuh Hati Mereka dengan Warna Kemanusiaan”. Peringatan Hari Lahir (PERIHAL) merupakan program kerja unggulan yang selalu dilaksanakan tiap tahunnya dimana dalam kegiatan ini mempunyai beberapa rangkaian kegiatan seperti, pengadaan perpustakaan, Halal Bi Halal , (Donor Darah), Fire Rescue, Malam Ramah Tamah sekaligus malam puncak. Salah satu rangkaian kegiatan yang telah terlaksana saat ini ialah Pen-gadaan Perpustakaan di SD Muhammadi-yah, menurut menurut Muh. Asyraf selaku ketua panitia mengatakan “Mengapa kami memiliih Pengadaan Perpustakaan sebagai salah satu item kegiatan Perihal VI, karena kami ingin kembali menumbuhkan minat baca murid-murid SD, karena seperti kita ketahui bahwa membaca membuat wa-wasan anak semakin luas dan buku adalah sumber ilmu, dan itu harus dipupuk sejak dini agar kedepannya dapat menghasil-kan para penerus-penerus bangsa yang berkualitas”. Selain pengadaan perpustakaan, perihal VI juga melakukan aksi sosial yakni do-nor darah di mana donor darah ini mer-

upakan salah satu rangkaian kegiatan perihal VI yang akan berlangsung di 17 titik dan menargetkan untuk men-gumpulkan 1000 kantong darah “do-nor darah di 17 titik pertama itu yang sudah di pelatatran kantin selanjutnya titik ke dua itu di Citra land 25-26 se-lanjutnya titik ke tiga 27-28 di anjun-gan, dan berlanjut terus sampai titik ke 17. 1000 kantong darah hanya untuk memotifasi kita atau bisa dibilang tar-get, sekalian juga membantu PMI kan sekarang lagi kekurangan darah jadi sekalian kegiatan sosial juga” tutur Muh. Asyraf KSR menargetkan memilih CCC (triple c) sebagai tempat puncak kegiatan pada tanggal (21/9) nan-ti. Selain itu KSR juga berencana menghadirkan Jusuf Kalla selaku ketua PMI Indonesia sebagai bin-tang tamu dalam kegiatan tersebut. “Itu semua masih rencana belum fix, masih kita bicarakan semua, se-dangkan masalah tempat itu sendiri masih planning-planning ada be-berapa tempat yang disarankan sep-erti CCC, karebosi dan wismakalla untuk sekarang ini kita masih pilih-pilih yang mana lebih capable un-tuk digunakan, jadi nanti ada pub-likasinya untuk itu”.(209)

SE7EN FOR SIX

Baliho 3D. Dalam rangka menyambut PERIHAL 6 UKM KSR 121 PNUP membuat baliho 3D dengan tema Seven for Six di depan pintu gerbang PNUP (24/7) (Fadlan Metanoiac)

KOMPENSASI DI POLITEKNIK Kedisiplinan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan ini, apalagi dalam dunia pekerjaan. Oleh karena itu Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) melakukan upaya-upaya untuk membina kedisiplinan para mahasiswanya sebelum memasuki dunia kerja. Kompensasi jika dikaitkan dalam dunia kerja ialah pemotongan gaji karyawan, namun di dalam kampus PNUP Kompensasi merupakan sanksi yang diberikan oleh pihak kampus Politehnik Negeri Ujung Pandang (PNUP) terhadap maha-siswa yang tidak hadir dalam proses perkuliahan, kompensasi bertujuan memberi efek jera kepada Mahasiswa yang malas mengikuti proses perku-liahan . Kegiatan kompen biasanya diadakan se-tiap selesai UAS, sanksi yang diberikan kepada Mahasiswa berupa kerja fisik yang disiplin ilmu-nya, menurut Muas selaku Pembantu Direktur I mengatakan “kompen

diberikan kepada seorang mahasiswa yang mem-punyai alpha selama proses pembelajaran , jadi kompensasi biasanya dilaksanakan setelah ujian akhir semester yang saya tahu kompen itu diberi melalui beberapa tahap sebenarnya, jadi yang per-tamakan diberi semacam kesempatan yang ber-sangkutan agar kompenya itu diberi, setahu saya fisik dulu yach, fisik itu kan bisa berarti disiplin ilmunya bisa juga yg tidak terkait dengan disip-lin ilmunya, yang kita inginkan sebenarnya fisik yang terkait disiplin ilmunya misalnya ada per-alatan lap yang rusak dimana kamu bisa dianggap perbaiki ya itu yang diberikan supaya ada proses pembelajaran disitu”. Selain kerja fisik yang disi-plin ilmunya pembayaran kompensasi juga biasa diberikan dengan membayar menggunakan uang. “Sebaiknya diberikan pekerjaan lebih efisien begi-

tu dari pada membayar mahasiswanya lebih memilih kompensasi lagi tapi kalau dengan kerja mungkin akan lebih menguranginya, kerja ini kalau menurut saya lebih ba-gus kalau diberi tugas karena kan mahasisswa juga bisa belajar“, ungkap Ayu meyla sari salah satu Mahasiswi. Ditambahkan juga oleh Muas “ Kalau uang sih sebenarnya kita tidak menginginkan itu cuman yah saya tidak menutup mata ada beberapa dosen, mungkin uang itu tidak kekantongnya yah katakanlah ada kaca na-

konya yang rusak mungkin itu yang dibelikan”.

Berdasarkan Pasal 22 peraturan akademik kompensasi deberikan kepada Mahasisswa apa-bila tidak hadir kurang dari satu jam atau sama dengan satu jam dan tidak hadir selama satu hari. ”Apabila Mahasiswa tidak hadir selama kurang dari satu jam atau sama dari satu jam itu dikompen 4 jam kalau di antara satu jam sampai satu hari di kompen satu hari sebanyak jumlah mata kuliah di aturannya kalau ada penyim-pangan sana sini mungkin merupakan ketidak pahaman yang bersangkutan”, ujar Muas selaku Pembantu Direktur I. Selain itu Muas juga menambahkan bahwa yang merekap dan memberikan tugas kompensasi ialah dosen wali yang bekerja sama dengan kepala lab, di mana biasanya kepala lap membutuhkan tenaga un-tuk memperbaiki alat-alat lab yang rusak maka Ma-hasiswa yang dapat kompen dipanggil untuk mem-perbaikinya. Sesuai dengan peraturan akademik mahasiswa yang tidak menghadiri proses perkuliah-an selama 14 jam tanpa keterangan maka akan dike-nakan Surat Peringatan 1 (SP1) selanjutnya apabila mahasisswa tidak menghadiri proses perkuliahan se-lama 24 jam maka akan dikenakan surat peringatan 2 (SP2). “Kalau diperaturan akademik itukan seorang mahasiswa yang alpha sekian jam itukan ada sp1, sp2 itu juga merupakan bagian efek jera mereka jadi cerita kasarnya kan orang yang kompen ialah orang yang belum masuk dalam kategori sp3 yah, jadi orang yang sudah sp1 dan sp2 pastilah karna kompe-nya jadi kalo orang yang sudah kena sp3 di DO kalo sudah di DO tidak perlu diberi kompen lagi yah, jadi itu merupakan usaha-usaha di institusi manapun ada usaha usaha menghukum tapi bukan menghukum dalam arti melanggar HAM “. (209).

Mengecat. Membayar kompensasi seorang mahasiswa teknik sipil sedang mengecat lemari penyimpanan alat di laboraturium bahan jurusan teknik sipil, kamis (11/7). (Fadli Metanoiac)

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 7: Buletin Metanoiac edisi 66

MetanoiacEdisi 66/X/Agustus/20137

Apa tanggapan Bapak mengenai kasus kehilangan motor?

Bagaimana Mekanisme piket dari keamanan?

Kenapa Pemeriksaan STNK itu tidak di berlakukan ?

Siapa yang bertanggung jawab atas kehilangan yang terjadi ?

Apa antisipasi kedepannya dari pihak Keamanan?

Jika terjadi kehilangan, dari pihak Keamanan sendiri apa tindakan selanjutnya ?

Syamsuddin : Sebenarnya keamanan di POLTEK yang harus betanggung jawab kita semua, Civitas Akademika.

Mungkin anggota ada jelaskan yang menjaga pada hari itu, kehilangan motor apa siapa. Kalau memang

dilaporkan ke polsek BTP, untuk lebih lanjutnya mungkin dari pihak punyanya itu untuk mendata

ulang tempat kejadiannya kapan terjadinya. Karena terus terang baru kali ini lagi ada kehi-langan.

Senin (8/7) Telah terjadi kasus Pencurian Sepeda Motor (Curanmor) di Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) milik Muhammad Iksan, maha-siswa Teknik Elektro angkatan 2011. Sepeda motor yang hilang adalah Sepeda Motor Suzuki Satria FU berwarna Merah-Hitam dengan plat nomor DD 3240 FT. Kejadian itu bukan yang pertama kalinya di Politeknik Negeri Ujung Pandang. Sesuai dengan data keamanan sejak awal tahun 2013 sampai saat ini telah tercatat dua kasus curanmor. Itu menandakan bahwa tingkat keamanan di lembaga pendidikan ini masih sangat rendah. (212)

Tingkat Keamanan di PNUP belum maksimal

Kalau kita di sini ada 3 regu, setiap regu itu bertugas 12 jam, kalau dia bertugas jam 7 pagi sampai jam 7 malam kemudian jam 7 malam sampai jam 7 pagi. Dalam satu regu itu ada 5 orang. Jadi yang piket itu ada yang jaga

pos, ada yang di portal ada yang control dan itu dilaku-kan secara bergilir.

Itu biasa kita lakukan, tapi kalau semua mahasiswa kalau kita periksa STNK nya maka akan terjadi kemacetan. Makanya kita mendeteksi mana yang mahasiswa. Keluarnya itu yang kita ka-dang gunakan portal dan kadang kita periksa STNK nya. Kalau

kita lakukan pemeriksaan STNK secara rutin masuk keluar terjadi kemacetan, bukan hanya roda dua tapi roda 4 juga kan

tidak bisa lalu lalang. Terkadang juga mahasiswa itu tidak mau taati aturan di

rambu parkir itu sudah di pasang bahwa mahasiswa yang sudah parkir tinggalkan parkir. Kadang kita menegur

dengan bagus biasanya dibalas dengan kurang bagus .

Sebenarnya keamanan di POLTEK yang harus betanggung jawab kita semua disini Civitas

Akademika yang terdiri dari mahasiswa, karyawan dan dosen . Kalau kita membuat

sistem kemudian kita setujui, kemudian kita berlakukan dan berjalan dengan mulus

maka tidak akan jadi seperti ini.

Kalau dari mahasiswa ada hal-hal yang dicurigai, karena itu tidak terjangkau

oleh keamanan, silahkan lapor-kan, karena itu adalah suatu

bentuk ada dukungan dari mahasiswa.

Kita follow Up saja lapo-rannya dari Polsek . Ada pun kadang-kadang dari polsek itu untuk menfollow Up kembali dima-na TKP nya yg kita lapor-kan.

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

SyamsuddinKepala Urusan (Kaur) Keamanan PNUP

Page 8: Buletin Metanoiac edisi 66

ers Mahasiswa adalah sebuah lembaga yang bergerak dibidang jurnalistik yang membawa nama mahasiswa dan peranan sebagai maha-

siswa dalam hal agent of change dan sosial control dimasyarakat. Tentunya dengan mengemban kuat idelismenya. Persma dalam kerja-kerja jurnalis-tiknya tentunya membawa sifat independensi, para jurnalis kampus tentunya wajib berdiri sendiri dalam sebuah lembaga artinya tidak terikat dengan lembaga/organisasi lainnya. Dengan independennya Persma bisa terhindar dari intervensi-intervensi dari pihak lain mengenai tulisannya. Se-bagai sebuah lembaga yang ber-peran dalam perubahan sesuatu yang layak untuk diperbaiki ditengah-tengah masyarakat kampus maupun duluar kampus. Dengan adanya Persma tentunya kehidu-pan dunia kampus bisa dikontrol dan mem-bentuk opini opini publik dalam me-nyelesaikan sebuah permasalahan yang tidak sepantasnya dibi-arkan berlarut-larut. Se-gala penindasan fisik maupun nonfisik ditiadakan lagi. Disinilah peran Persma dalam menyikapi hal-hal yang di anggap tabu dan tidak seharusnya terjadi. Sebagai wadah pengembang opini masyarakat, wadah demokrasi dan pergerakan-pergarakan maha-siswa untuk menghentikan hal-hal yang tidak sewa-jarnya. Memberitakan sesuatu yang menyinggung penindasan bukankah sesuatu yang tidak baik? apakah sesuatu yang menyimpang layak untuk didiami begitu saja? tentu sebagai mahasiswa tidak akan diam menang-gapi hal seperti itu. Disinilah kita sebagai insan Persma

bergerak menggabung rangkaian kata demi

kata kutipan ar-gumentasi dari mahasiswa ke-pihak birokrasi

begitu pula se-baliknya. Dicibir,

dimaki, dan masih banyak lagi

resiko-resiko yang pasti melabrak kedudukan peran Persma. Karena idelisme Persma yang diemban maka hal-hal seperti itu akan diwajari karena telah ter-tanam benih pergerakan pembawa perubahan kegaris yang lebih lurus dan terang. Insan Pers tidak akan pernah tertekan oleh inter-

vensi-intervensi oleh pihak manapun dalam penulisan beritanya. Dengan mental keberaniannyalah kisah-kisah kebenaran ditorehkan dalam sebuah lembaran berita yang layak untuk diketahui khalayak. Kalau kita flashback melihat jatuh bangunnya insan persma dalam membangkitkan kembali semangat pergerakannya. Setelah direzim orde baru masa diperlakukannya normalisasi kehidupan kampus (NKK) dan badan koor-dinasi kemahasiswaan (BKK) merupakan kebijakan pemerintah yang pada saar itu menghalangi gerak-ger-ak kebebasan aksi mahasiswa. Menjadikan mahasiswa cuma mengejar akademis dan dilarang membentuk kehidupan lembaga. Tapi setelah jatuhnya rezim or-debaru persma kembali berbenah dan mulai memban-gun kembali bibit-bibit pejuang insan jurnalis yang berani menuliskan fakta. Kecintaannya dengan dunia jurnalistik serta menerapkan fungsinya sebagai se-

orang mahasiswa tentunya Pers Mahasiswa menjadi lembaga yang tepat untuk menuang-kan segala potensi. Persma tidak memeberi

syarat siapa saja yang akan bergelut dibidangnya tapi

persma hanya mencari orang yang mau belajar dan terus be-

lajar dibidangnya. Ketika insan Persma sudah berhenti untuk bela-

jar disitulah titik jatuhnya. Berbeda dengan Pers umum. Pers mahasiswa dijalankan dengan penuh rasa tang-

gung jawab dan tanpa pamrih tulus ikhlas mengabdi dalam hal penyebaran

isu-isu seputar fakta internal/eksternal kampus.

Salam Persma, Salam Perubahan !! (Fadli).

“Menulis adalah sebuah keberanian...”― Pramoedya Ananta Toer ―

Metanoiac Edisi 66/VII/Juli/20138 Metanoiac8

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Black Campus JournalistP

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 9: Buletin Metanoiac edisi 66

ukan Indonesia namanya jika tak ada korupsi. Ya Korupsi adalah suatu kasus penggelapan, Penyelundupan, dan pencurian uang Negara,

atau aset Negara dalam jumlah yang besar untuk dimi-likinya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa saat ini banyak kasus korupsi yang terjadi di Negara kita. Yang sangat merugikan Negara dan juga rakyatnya. Kini kasus ko-rupsi di Negara kita seakan menjadi budaya dan telah menjadi aktivitas para pemimpin kita. Maraknya Koru-psi di Indonesia, menjadikan Negara kita sebagai salah-satu Negara yang banyak terjadi korupsi. Lucunya Para Pelaku koruptor adalah pejabat-pejabat Negara yang se-harusnya menjadi panutan rakyat, dan pemimpin yang amanah, yang jauh dari perilaku yang busuk. Kasus Ko-rupsi yang melanda Negara kita sangat berdampak buruk bagi Negara kita sendiri, terlebih kepada rakyatnya. Ta-hun 2012 dilaporkan tingkat korupsi di Indonesia naik dari peringkat 100 menjadi 118. Tingkat korupsi tersebut merupakan laporan hasil survei lembaga Transparansi Internasional (TI) yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Dari situs resmi TI, Indonesia dilaporkan mendapat nilai 32 dari 0 yang terkorup. Sementara angka 100 meru-pakan negara terbersih. Survei tersebut dilakukan terhadap 176 negara di se-luruh dunia. Selama awal tahun 2012, Indo-nesia Corruption Watch (ICW) menemukan 285 kasus koru-psi yang merugikan negara hingga Rp 1,22 triliun. ICW mencatat jumlah tersangka korupsi mencapai 597 orang. Jumlah itu menurun diband-ingkan periode yang sama di tahun 2011. Saat itu, jumlah kasus korupsi sebanyak 436 kasus dengan 1.053 tersangka.Menteri Da-lam Negeri G a m a w a n Fauzi -pun mengakui a d a n y a pening-k a t a n k a s u s k o r u -psi yang melibatkan sejumlah pejabat daerah. Modus mereka beragam mulai dari penggelapan ada 92 kasus, penggelem-bungan dana ada 83 kasus, hingga p e m o t o n g a n anggaran dan g r a t i f i k a s i . S e d a n g k a n untuk kasus korupsi yang m e l i b a t k a n PNS, ternyata sudah men-embus angka 1000, baik untuk kasus yang sedang d i p r o s e s

maupun yang sudah menjalani proses hukum.Menurut MNC Media Research Polling, kasus koru-psi di daerah berdasarkan data Kemendagri, sepanjang 2004 hingga 2012, ada 2.976 anggota DPRD Tingkat I dan DPRD Tingkat II yang terlibat kasus kriminal. Di antara kasus-kasus tersebut, kasus korupsi adalah kasus terbanyak dengan jumlah 349 kasus atau 33,2 persen. Sepanjang periode itu pula, sebanyak 155 kasus korupsi melibatkan kepala daerah. Sementara itu, KPK baru me-nyelesaikan 37 dari 155 kasus yang ada. Dengan melihat data-data yang telah dipaparkan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa meskipun gen-derang perang terhadap tindak pidana korupsi telah dit-abuh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak awal kekuasaannya, ternyata hasilnya belum menunjuk-kan perubahan yang signifikan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal itu juga diakui oleh Ketua Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) Abraham Samad. Ia menyatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah merupakan ke-

jahatan yang luar biasa (extra ordinary crimes), karena sudah merasuki ke semua lembaga negara dan semua sektor dari daerah hingga pusat. Bahkan korupsi sudah menjadi fenom-ena transnasional sehingga perlu ditangani secara meluas dan komprehensif.

Kenyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil survey yang dilakukan MNC Media Research

Polling di 10 kota di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa 71 persen re-

sponden menyatakan setuju dengan gagalnya penanganan korupsi di Indonesia. Jika dilihat dari segi ekonomi para pelaku , sangat tidak me-mungkinkan untuk bisa melaku-kan korupsi. Hal demikian dikarenakan dengan jabatan yang didudukinya, pastilah

mandapatkan gaji yang cukup dari negara. Tapi ternyata hal ini sangat tidak dianggap cukup oleh mereka. sehingga mereka,

para “tikus –tikus” Negara den-gan kelicikannya, menggelap-kan aset Negara yang bukan hak mereka, tanpa memikirkan dampak-dampak buruk yang akan terjadi pada diri mereka dan Negara serta rakyatnya. Dan jika dilihat Di sisi lain se-orang pemimpin, pastilah dis-umpah untuk mengabdi pada Negara dan juga rakyatnya. Namun semua itu hanyal

sumpah dan ucapan belaka saja. Serta di sisi lain para koruptor adalah alumni-alum-ni mahasiswa yang begitu kir-tis terhadap pemerintah, dan tak sedikit dari mereka ada-lah pelaku-pelaku demon-strasi pada zaman mereka kuliah. Tapi kenapa justru merekalah yang yang men-jadi pelaku korupsi. Sangat

mengherankan bukan.? Namun setelah di tinjau dari beberapa sumber, yang menjadi faktor pe-nyebab terjadi korupsi yang men-impa para pemimpin kita adalah faktor ekonomi, politik, serta penempatan golongan keluarga

pada kedinasan di bawah kekuasaannya. Selain factor diatas, factor lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi adalah kurang siraman - siraman rohani, para pemimpin kita. Sehingga memudahkan perbuatan keji mudah dilakukannya. Kedudukan yang telah dipegang oleh pemimpin kita membuat mereka lupa akan syukur dan lupa merendahkan diri. Birokrasi yang korup mempunyai dampak negatif yang sangat luas, bukan saja merusak birokrasi itu sendiri, tapi juga menjadi sebab dari tidak efisiennya sektor bisnis, high cost economy, merendahkan minat untuk berinvestasi, menjadi sebab dari ketimpangan dan kemiskinan, merusak kualitas pribadi masyarakat, meru-sak masyarakat, memperburuk pelayanan kesehatan, pendidikan dan sekaligus merusak masa depan dunia akhirat. Dampak dari korupsi bisa kita rasakan dalam kehidu-pan kita sehari-hari. Di bidang ekonomi, Korupsi dapat mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat ketidakefisienan yang tinggi. Serta dampak negative di sektor politik ialah Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik. Dengan demikian masyarakat tidak akan per-caya pada pemerintah dan pemimpin tersebut. Akibat-nya rakyat tidak akan patuh dan tunduk pada otoritas pemimpin. Tidak berkembangnya Negara kita adalah salah satu dampak dari korupsi. Banyak bangunan Negara yang tertunda pembangunannya, akibat dana yang hilang, serta banyak fasilitas - fasilitas umum yang tidak dibangun. Banyak masyarakat yang miskin akibat hilangnya anggaran-angaran untuk masyarakat. Padahal hal ini seharusnya bisa diatasi oleh pemerintah. Meng-ingat Indonesia adalah Negara yang kaya. Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi makanan setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan masyarakat tersebut sebagai masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat berlaku dengan baik. Setiap individu dalam masyarakat hanya akan mement-ingkan diri sendiri. Tidak akan ada kerjasama dan per-saudaraan yang tulus. Korupsi dapat berpengaruh negatif terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi mengaki-batkan perbedaan yang tajam diantara kelompok sosial dan individu baik dalam hal pendapatan, kekuasaan, dan lain-lain. Korupsi juga membahayakan terhadap standar moral dan intelektual masyarakat. Jika suasana masyarakat telah tercipta seperti demikian, maka keingi-nan publik untuk berkorban demi kebaikan dan perkem-bangan masyarakat akan terus menurun dan mungkin akan hilang. Untuk mengatasi atau memberantas korupsi di Indonesia seharusnya di adakan evaluasi kerja perbulan setiap birokrasi Untuk menghindari adan-ya penyelewengan. Harapan buat diri saya, dan juga teman-teman mahasiswa yang seperjuangan, mari-lah kita membiasakan untuk menjadi pribadi yang amanah, jujur, dan kritis dalam hal positive. Tidak terlalu mengandalkan otot, dan tidak mudah terpro-fokasi oleh orang lain karena bisa jadi hal itu akan menabah masalah pada diri kita. Mari kita melatih diri untuk bisa menjadi pemimpin yang bijak. Kar-ena kita adalah Bibit untuk menjadi pemimpin di Negara kita INDONESIA. Buktikanlah Mulai seka-rang ..!!

Metanoiac9

INDONESIACINT KORUPSIB

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

oleh : Nurasiva Teknik Sipil 2011

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 10: Buletin Metanoiac edisi 66

Adapun daftar komponen dari rangkaian power supply diatas yaitu:

b). Pembuatan rangkaian mikrokontroller

d). Pembuatan rangkaian Relay

e). Rangkaian keseluruhan alat

3. Pembuatan Perangkat Lunak

Metanoiac

Rancang Bangun Alat Pengaman KendaraanMenggunakan Barcode ( Kode Batang )

Oleh : Fajriah Rasmaq dan Riska Adriana Hasanuddin Angkatan 2009 Jurusan Teknik Elektro

Alat dan bahan Dalam pembuatan alat pengaman kendaraan menggunakan barcode via sms yang akan di lakukan ini, menggunakan beberapa perang-kat yang terdiri dari perangkat keras maupun-perangkat lunak.

1. Alat

2. Bahan

Langkah Kerja Adapun langkah kerja dari pembuatan-proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Blok Diagram Sistem

2. Pembuatan Perangkat Keras

a). Rangkaian Power Supply

a. b. c. d. e. f. g. h. i.j.

a. b. c. d. e. f. g.

Power SuplayMikrokontroler AVR ATmega 16LCDScanner barcodeKartu BarcodeKomunikasi Serial RS232PC / LaptopRangkaian relayMiniatur MobilSelenoid pengunci

Bahan yang digunakan adalah:a. Program Basic Compiler AVR

Perancangan blok diagram sistem untuk pembuatan proyek ini dapat di lihat pada gambar di bawah / dalam hal ini ketika barcode menerima inputan, maka barcode akan memproses data tersebut pada mikrokontroller. Apabila data tersebut telah teregistrasi atau ses-uai dengan program yang sudah dibuat, maka pintu mobil akan terbuka. Begitu juga sebaliknya, apabila data yang di-masukkan belum benar maka pintu mo-bil tidak akan bisa terbuka.

Perencanaan pembuatan perangkat keras pada proyek akhir ini menggunakan bar-code sebagai masukan data input sehingga mikrokontroller ATMega16 sebagai otak sistem dapat mengolah masukan dari bar-code tersebut. Adapun beberapa langkah kerjanya sebagai berikut:

Untuk mendapat tegangan DC murni, maka kita harus memperhatikan regula-

si tegangan dan arus yang diubah dari arus AC ke DC. Untuk itu dibutuhkan rangkaian power supply untuk mem-bangkitkan tegangan dan arus agar alat bisa bekerja. Power Supply yang digu-nakan adalah power supply 12 Volt den-gan arus sebesar 7 Ampere.

C1= Elco 6800 uF/25 VC2= Elco 100 uF/16 VC2= Elco 2200 uF/25 VD1, D2= Dioda IN 5402Qi= Transistor 2N 3055ICI= IC Regulator 7812TI = Trafostepdown 220 V/15V 5ACT

Rangkaian ini digunakan sebagai pen-ghubung interface antara barcode dan mikrokontroller ATMega16. Data dan clock dibaca pada Pin A dan B yang ada pada mikrokontroller secara berturut-turut dan membutuhkan tegangan nor-mal sebesar +5V.

Rangkaian ini merupakan rangkaian driver yang menghubungkan mikrokon-troller dengan miniatur kendaraan yang digunakan pada proyek akhir ini. Rang-kaian Relay ini berfungsi sebagai saklar, sehingga jika ada data yang dimasukkan ke dalam mikrokontroller, rangkaian relay akan menjadi driver untuk meng-gerakkan solenoid yang dipasang pada miniature kendaraan sehingga akan-menghasilkan output sesuai input yang masuk. Tegangan normal yang dibutuh-kan sebesar +12 V.

Setelah semua rangkaian selesai dibuat maka rangkaian tersebut dihubungkan satu persatu untuk menghasilkan rang-kaian keseluruhan alat agar selanjutnya dilakukan pengujian data.

Power Supply Dihubungkan ke rangkaian mikrokon-troller untuk membangkitkan tegangan kemudian di dalam rangkaian mikrokon-troller terdapat IC Max 232 dan port serial yang akan terhubung ke scanner barcode untuk membaca data yang masuk sebagai input, di mana IC Max 232 tersebut ter-hubung kemikrokontroller ATMega16 yang akan memproses data tersebut un-tuk dilanjutkan ke LCD yang sudah ter-hubung di port B mikrokontroller untuk menampilkan karakter dari data yang su-dah masuk. Sedangkan rangkaian relay terhubung kemikrokontroller pada port C, rangkaian relay akan meneruskan per-intah dari mikrokontroller agar solenoid yang dipasang pada miniatur mobil dapat membuka pintu mobil.

Perangakat Lunak diperlukan sebagai pro-tokol antara Barcode dan mikrokontroller. Dalam hal ini perangkat lunak yang diguna-kan adalah Basic Compiler AVR.

LCD digunakan untuk menampilkan krakter dan menginformasikan proses dan control yang terjadi dalam suatu program. Dalam proyek ini LCD yang digunakan adalah LCD dengan banyak karakter 16x2. Maksudnya semacam fungsi table dalam MS Office, 16 me-nyatakan baris.

10

Flowchart. Gambar flowchart keseluruhan sistemRangkaian LCD. Gambar rangkaian LCD

Rangkaian. Gambar rangkaian keseluruhan alat

Diagram . Gambar Blok Diagram Sistem

c). Rangkaian LCD 16x2

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 11: Buletin Metanoiac edisi 66

Integrated Circuit (IC)Integrated Circuit adalah suatu chip yang berfungsi sebagai unit pengendali dan memo-ri untuk menyimpan perintah-perintah dan al-goritma, sebagai penerima sinyal dari sensor, dan sebagai pengirim sinyal ke aktuator se-suai dengan algoritma yang telah tersimpan di dalamnya. Perin-tah-perintah atau algo-ritma ini sebelumnya telah dibuat dengan menggunakan bahasa Integratet circuit .

Sensor UvtronTeknik pencarian titik api dengan meman-faatkan sensor Uvtron sebagai sensor api, di-mana setelah mende-teksi adanya api maka motor akan bekerja untuk memadamkan-nya dengan cara men-

nggerakkan kipas ketitik nyala api.

3.

4.

5.

Metanoiac

PK 10 Sang Pemadam Api Tak mau ketinggalan teknologi dengan univer-sitas-universitas yang berada di kota Makassar maupun di luar kota Makassar, Mahasiswa Po-litenik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang tergabung dalam ELEKTRO POLTEK ROBOT TEAM (EPROM) Juga meluncurkan sebuah robot pemadam api yang bernama PK10 , ro-bot ini menyerupai sebuah mobil dimana PK10 ini diprogram untuk bergerak secara mandiri dan mencari titik-titik api yang berada di dalam ruangan dengan menggunakan sensor api seba-gai pendeteksi api dan sensor Ultrasonic untuk sistem Navigasinya. Prinsip kerja dari robot PK10 ini menurut Muammar Husaini “ Robot mulai dari start dia mencari api dan menelusuri setiap ruangan, dan ketika dia menemukan api, dia akan memadam-kannya. Kemudian kembali lagi ketempat dia start. Startnya sendiri ada 2 yang sudah diten-tukan tempatnya. Robot harus melewati segala rintangannya seperti tanjakan, ada juga cermin yang mengacaukan sensornya, dan ada pula berbentuk tembok tiang. Robot harus menyele-saikan misinya yaitu memadamkan api dengan waktu yang singkat.” Keakuratan dan kecepatan PK10 ini dalam menemukan dan memadamkan api sudah tidak diragukan lagi terbukti setelah robot ini ber-hasil menyingkirkan para pesaing-pesaingnya dalam devisi pemadam api beroda dan menya-bet juara 1 tingkat nasioanal pada kontes robot cerdas Indonesia 2013 (KRCI) di Bali.

Menurut Syarifuddin Latif Proses pembuatan robot PK10 itu sendiri memakan waktu seban-yak 6 bulan dengan menghabiskan dana kurang lebih 15-20 juta. Berikut komponen utama da-lam robot PK10.

1.

2.

PWM Berfungsi untuk mengontrol pergerakan mo-tor.

Motor DC Berfungsi untuk menggerakkan roda robot.

LcdBerfungsi untuk menampilkan data.

Setealah di ikutkan di KRCI ternyata robot ini masih mempunyai kelemahan menu-rut Muammar Hu-saini kelemahan PK10 ini terletak pada sensor garis yang membeda-kan warna hitam dan putih. Sen-sor garis ini tidak disangka menda-pat penyinaran 900 lux sehingga sulit membedakan

mana garis hi-tam dan putih. (209)

Robot PK10. Juara 1 tingkat nasioanal pada kon-tes robot cerdas Indonesia 2013 (KRCI) di Bali.

Dare’ MP, kata Dare’ berasal dari bahasa Makassar yang berarti Monyet sedangkan kata MP merupakan singkatan dari Mesin Politeknik. Prinsip kerja dari Dare’ MP yaitu melakukan Tarian Hanoman yang sebelumnya telah diten-tukan oleh panitia Lomba melalui sebuah VID-EO sebagai referensi , gerakan tari itu sendiri berasal dari gerakan sendi-sendinya yang telah diprogram sebelumnya yang disesuaikan den-gan VIDEO yang diberikan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) sehingga memiliki kemiripan yang sama dengan video tersebut, kemudian untuk menggerakkan robot itu sendiri menggunakan sensor suara yaitu suara tarian itu sendiri untuk melakukan tarian Hanoman. Hal yang paling utama yang harus diperha-tikan diantaranya yang pertama adalah sensor suara karna merupakan alat vital yang diguna-kan untuk menggerakkan robot agar mengikuti-tarian yang telah diprogram sebelumnya. Yang kedua keindahan tarian merupakan hal wajib yang perlu diperhatikan karna keindahan tarian merupakan salah satu poin penilaian juri dalam-lomba tersebut. Lama pengerjaan kurang lebih 1 semester (6 bulan). Kendala –kendala yang dihadapi di-antaranya manajemen waktu hal ini dikarena-kan para peserta yang notabenenya mahasiswa PNUP sendiri harus membagi waktu kuliah den-gan waktu pengerjaan robot itu sendiri, kendala lain yang dihadapi yaitu pengadaan komponen / bahannya yang terbilang cukup jauh mulai dari-Surabaya hingga Cina dan vietnam. (206)

DARE’ MP. Pemenang lomba kategori Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) tingkat REGIONAL V.

DARE’ MPS a n gRobot Seni

11E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 12: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac12

“Yang security harus berperan aktif, penambahan personil bukan jalan satu satunya, kan mereka bisa keliling untuk patroli dan menurut saya CCTV juga kurang efektif.”

“Saya belum dengar pencurian motor. Tapi, kalau helm ban-yak. Keamanan dari pihak kampus sebebarnya harus lebih ditingkatkan. Ada CCTV yang tidak aktif, jadi sebenarnya

tidak terlalu maksimal, ada yang dipasang tapi tidak aktif. Ka-lau memang CCTVnya sudah ada kenapa tidak diaktifkan untuk

meningkatkan keamanan. Bisa dibilang tidak difungsikan, karena tidak pernah diperiksa apa-apa. Kalau memang aturan itu sudah ada mengapa tidak dijalankan”

“Kalau masalah pencurian motor, belum pernah dengar. Ka-lau saya selama kuliah di kampus Politeknik selama 4 tahun. Saya rasa cukup baik. Tapi perlu dikembangkan lagi. Kar-ena beberapa keamanan CCTV yang ada di kampus tak

berfungsi. Sekalipun, sering shift jaga, ganti-gantian satpamnya. Tapi, tidak efektif kalau seperti itu. Mestinya lebih difungsikan lagi CCTV. Percuma pasang CCTV, tapi tidak berfungsi seperti

itu. Kalau memang itu fontnya dari dulu seperti itu. Ka-

lau memang mau dijalankanya dijalankan dan memang apa yang sudah diperundingkan itu bisa dijalankan. Kalau hanya

sebagai pampangan saja dikatakan pemeriksanaan STNK baru ternyata tidak dijalankan. Ssaya rasa mau diefek-

tifkan lagi”.

“Pencurian juga kan tidak bisa dihindari, kalau dari pengamanan bisa lebih waspada lagi karena tidak memandang bulan rama-dhan atau bulan lain, terus masalah fasilitas yaitu CCTV itu kurang efektif , karena tiap tahun itu pasti ada kehilangan, baik itu lap-

top atau kendaraan,.”

“ini sudah yang kesekian kalinya, kalau prosedurnya dijalankan, kan di depan ada tulisan pemeriksaan

STNK itu kuncinya, Kalau jam pulang kuliah pasti tidak menimbulkan kemacetan, kan yang keluar tidak

bersamaan semua, pemeriksaan STNK kan pada waktu keluar saja, kalau CCTV harus di banyak tempat, tapi sebelum CCTV yang har-ganya mahal, sebaiknya dilihat dulu efektifitas

pemeriksaan STNK itu.”

“Saya masih menganggap pengamanan di poltek masih belum efektif karena dilihat CCTV juga banyak yang tidak menyala. Kami juga di sini sering beberapa kali kehilangan inventaris.”

Lisa T. Mesin 2010

Agung Arifwangsa T. Mesin 2009

Abdul MalikAdministrasi niaga 2010

AryoT. Kimia 2011

IrwanT. Sipil 2010

Sukma AbadiDosen T.Mesin

Apa kata mereka ?

Tentang kasus pencurian motor di Poltek

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 13: Buletin Metanoiac edisi 66

Tidak mudah untuk membangun usaha terutama bagi Mahasiswa yang juga di tuntut untuk menjalankan akademik dengan baik. Usaha yang dibangun pasti akan menemui kendala-kendala, se-lain masalah modal, masalah sosial juga sering menjadi ken-dala yang bahkan sering membuat wirausahawan tidak mampu lagi melan-jutkan usaha yang dirintisnya. Namun Khalid mahasiswa jurusan Administrasi Niaga Politeknik Neg-eri Ujung Pandang (PNUP) sebagai us-ahawan muda yang merintis usaha Topi Jerami. Topi Jerami mulai dia buka pada 4 Juni 2012 ber-sama dua rekannya yaitu Perdana dan Taufan yang juga merupakan Maha-siswa Administrasi Niaga. Dengan bermula dari hobi Mereka merintis usahanya. Usaha ini awalnya mer-eka ajukan di Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), namun mereka tidak lulus. Namun hal itu tidak menjadi kendala untuk melan-jutkan usahanya. Sehingga mereka saling bahu membahu menjalankan usaha tersebut. Topi jerami merupakan usaha yang men-jual berbagai aneka eskrim, menu khas yang ditawarkan adalah minuman bajaklaut, es-krim goreng, roti bakar oishi dan aneka es-krim lainnya. Eskrim di pilih nya untuk usaha ini, karena dia suka eskrim, dia ingin bekerja dengan hati yang senang. “saya memang suka eskrim, dulu kalau ingin makan eskrim saya harus ke M-tos hanya untuk Rp.3000, jadi lebih baik saya menjual sendiri di kampus,” tuturnya . Topi jerami memasarkan produknya lewat media sosial, di twitter, facebook lalu dia membentuk suatu komunitas. Selain lewat media sosial, dia juga memasarkan produk dengan memasang pamflet. Selain itu, topi jerami juga menawarkan promo untuk me-

narik pelanggan, misalnya saja ada tempat duduk diskon di salah satu meja tertentu khusus di food court topi jerami, ada juga mid-night bonus yang berlaku pukul 00.00-02.00 dengan diskon 10%, dan bahkan ada promo gratis bagi yang ulang tahun. Eskrim banyak diminati kaum pelajar. Seh-ingga awal mula mereka membuka usahanya begitu banyak pelanggan yang datang, karena suksesnya itulah sehinga mereka berniat un-tuk membuka cabang di berbagai tempat. Topi jerami telah memiliki enam cabang. Jadi Topi Jerami pertama dibuka dikantin Politeknik Negeri Ujung Pandang, lalu dia membuka cabang di SMAN 5 Makassar, cabang kedua di UNHAS, cabang ketiga di Jalan Bung, ca-bang keempat di Stikes Nani Hasanuddin, cabang kelima di workshop UNHAS yaitu Topi Jerami food court yang baru di buka be-berapa bulan yang lalu yaitu pada 10 Februari 2013, dan cabang keenam di kampus UIN Sa-mata. Semua cabang menawarkan aneka es-krim kecuali topi jerami food court yang juga membawahi roti canai dan kick burger yang keduanya adalah milik mahasiswa Politeknik

Negeri Ujung Pandang juga. Dalam menjalan kan bisnis topi jerami ini, tidak mungkin berjalan dengan mulus saja, dia juga pernah mengalami kendala-kendala.

Kendala yang paling sering di dapatkan yaitu kendala mana-jemen, namun kini dia memiliki Standar Opera-sional Propesion-al (SOP) Gudang yang mengatur bahan baku dan SOP Keuangan yang mengatur semua pemasukan dan pengeluaran. Namun kendala sosial yang ia per-nah temui, salah satunya yaitu pernah didemo oleh 20-an orang yang merupakan pesaing di kantin. “saya akhirnya pernah merasa-kan didemo yang

usut punya usut karena topi jerami sangat laku, jadi mahasiswa tidak hanya mendemo. Tapi juga harus bisa didemo juga,” tuturnya. Selain itu kendala sosial yang pernah ia temui adalah pernah dituduh menggunakan tuyul hanya kar-ena topi jerami menggunakan lilin padahal lilin itu hanya untuk mengusir lalat. Adapun kendala lain yang pernah ia temui yaitu pernah freezer yang penuh dengan 60 liter eskrim di cabut seh-ingga semua eskrim di dalamnya encer. Melihat suksesnya usaha topi jerami ini, mungkin sebagian orang sudah merasa puas, tapi bagi Khalid, dia masih ingin mengem-bangkan usahanya sampai go internasional, sekurang-kurangnya dia ingin membang-gakan nama Sulawesi selatan, dia ingin bu-kan hanya orang Makassar yang membeli francise orang Jawa tapi suatu saat nanti orang jawa yang membeli francise orang Makassar. Saat ini topi jerami masih Usa-ha Kecil Menengah (UKM) jadi usaha ini harus terus berkembang. Harapannya suatu hari nanti topi jerami harus memi-liki corporate sendiri. (210)

Metanoiac13

Topi Jerami di demo karena Terlalu laku

Foto bersama. Anggota TopJer (Topi Jerami) berfoto bersama diakhir acara Anniversery di Food Court TopJer, (Dok. Metanoiac)

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 14: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac14

SEPI. Kantin yang biasanya ramai dengan aktifitas mahasiswa tampak sepi ditinggal mahasiswa yang sibuk mengurus kompensasi di bulan Ramadhan, (16/07). (Fadlan Metanoiac)

Terlupakan. Kolam renang yang terletak di belakang gedung sekolah (GS) ini tak terawat, lantai-lantanya ditum-buhi oleh rumput liar dan di sekitar kolam menjadi tempat pembakaran sampah, (16/07). (Yamin Metanoiac)

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 15: Buletin Metanoiac edisi 66

Metanoiac15

Pemeriksaan. Kendaraan roda dua ( motor) bebas keluar masuk kampus tanpa ada pemeriksaan STNK, (16/07). (Fadlan Metanoiac)

Tak berfungsi..Tempat pembuangan akhir (TPA) PNUP tak berfungsi sehingga mengakibatkan sampah berserakan di pinggir jalan dan merusak nilai estetika kampus. (20\08). (Fadlan Metanoiac)

E-mail : [email protected] : www.metanoiac.in

Edisi 66/X/Agustus/2013

Page 16: Buletin Metanoiac edisi 66

Politeknik Negeri Ujung Pan-dang merupakan kampus dengan populasi mahasiswa yang cukup banyak. Dengan jumlah yang banyak, sehingga linear den-gan tingkat pengguna kendaraan bermotor. Banyaknya mahasiswa yang menggunakan motor membuat Politeknik Negeri Ujung Pandang harus menyediakan tempat parkir yang cukup untuk semua mahasiswa di se-tiap jurusan. Hampir di setiap jurusan yang ada di Politeknik Negeri Ujung Pandang mempunyai tempar parkir khusus. Tapi seringkali pula masih banyak mahasiswa yang melanggar aturan dengan memarkir-kan motornya di sembarang tempat. Bah-kan kadang fasilitas kampus yang menjadi tempat parkir mahasiswa. Tindakan yang seperti ini bisa saja merugikan orang lain, terutama yang memarkirkan motornya di tempat yang seharusnya menjadi jalan un-tuk pengguna kendaraan lain. (206).

SUDAH TERTIBKAH

A N D A ?

M e l a n g g a r

tanda dilarang

parkir. Area de-

pan gedung PKM

(Pusat Kegiatan

Mahasiswa) men-

jadi tempat parkir

walaupun sudah

terpasang dengan

jelas tanda dila-

rang parkir. (Rizal Metanoiac)

Sempit dan membahayakan pengguna jalan. Jalanan menuju parkiran Jurusan Elektro terlihat banyak motor yang parkir sembarangan sehingga memnyebabkan pengendara yang ingin naik atau turun kesulitan melaluinya, ditambah lagi jalan yang tidak rata yang membuat jalan menjadi berbahaya. (Rizal Metanoiac)

Parkir semba-rangan. Lapangan basket Politeknik Negeri Ujung Pan-dang menjadi tem-pat parkir bagi se-bagian mahasiswa yang kekurangan tempat. (Rizal Metanoiac)

Parkiran Teknik Sipil sepi dan

tidak digunakan. Parkiran Ju-

rusan Sipil terlihat sepi dan tidak

digunakan. Tempat tersebut juga

tidak dirawat dengan baik seh-

ingga terlihat sangat kotor. (Rizal Metanoiac)