55
Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 BULETIN PPIDUNIA Lintas Peristiwa: Konflik Yaman Liputan Khusus: Jelang Simposium Internasional PPI Dunia 2015 Singapura Sains: Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura Seputar PPI: PERPIKA, OlymPPIA 2015, Mubes PPI Spanyol 2015, PPI Polandia Serba-serbi: Peran ACIKITA Bisnis: Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo Sastra: Merantau Website: http://ppidunia.org | Facebook & Fanpage: OISAA PPI Dunia | Twitter: @oisaa

Buletin PPI Dunia Edisi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biro Pers PPI Dunia

Citation preview

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

BULETIN

PPI DUNIA

Lintas Peristiwa: Konflik Yaman

Liputan Khusus: Jelang Simposium Internasional PPI Dunia

2015 Singapura

Sains: Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura

Seputar PPI: PERPIKA, OlymPPIA 2015, Mubes PPI Spanyol

2015, PPI Polandia

Serba-serbi: Peran ACIKITA

Bisnis: Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo

Sastra: Merantau

Website: http://ppidunia.org | Facebook & Fanpage: OISAA PPI Dunia | Twitter: @oisaa

Daftar Isi

Salam Redaksi ................... ................... ................... ................... ...........................3

Lintas Peristiwa:

Konflik Yaman Ancam Nasib Ribuan Pelajar Indonesia ................... ............4

Liputan Khusus:

Jelang Simposium Internasional PPI Dunia 2015 Singapura…………………10

Simposium PPI Amerika Eropa 2015 ……………………………………………………. 14

Kompetisi OlymPPIA 2015 Dihadiri oleh Menpora RI ................... ...................17

WNI di Malaysia Gelar Festival Budaya………………………………………………….20

PERPIKA Gelar Pertunjukan Seni Budaya di Negeri Ginseng ....................22

Seputar PPI:

Musyawarah Besar PPI Spanyol tahun 2015 ................... ................... .............25

PPI Polandia, Kembalinya Semangat Pelajar Indonesia ................... ..........29

Inspirasi Hari Kartini :

Srikandi Oktopus : Sepenggal Kisah Dessy Irawati, PhD, FeRSA…………….34

Sains:

Perjuangan Sosok Kartini Muda di Negeri Sakura ................... .....................37

Bisnis:

Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo; yang Penting Cukup .......................42

Serba-serbi:

Peran ACIKITA dalam Membangun dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa ………….45

Sastra:

Merantau ................... ................... ................... ................... ................... .......................48

Manifesto Moskow ……………………………………………………………………………………....50

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 2

Pemimpin Redaksi: Ahmad Almaududy Amri (PPI Autralia) | Editor: Dewi Anggrayni (PPI

Malaysia) | Sekretaris Redaksi: Mohammad Agus Aufiya (PPI India) | Redaktur

Pelaksana: Puteri Komarudin (PPI Australia) | Layouter: Retno Widyastuti (PPI Taiwan) |

Kontributor Liputan: Fitrah Alfaizi (PPI Mesir) | Vincent Maudy (PPI Singapura) | M. Nafid

(HPMI Yordania) | Hariadi Aji, Rosalia Adisti (PPI Belanda) | Praja Ilham | Rizalina Tama

Saragi | Kinanti Hantiyana | Rosalina | Rizalina Tama Saragi, Ni Wayan Bejug, W.

Kurniawan | Kinanti Hantiyana Aliyah | Anindya Pradipta

Tim Redaksi

Salam Redaksi Puji syukur kami hantarkan kepada Allah SWT atas segala kemudahan dalam

penerbitan buletin PPI Dunia edisi kedua ini. Buletin ini diterbitan dengan

tujuan untuk merangkum seluruh aktifitas PPI negara serta

mempublikasikannya melalui penyusunan secara redaksional agar masyarakat

mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pelajar Indonesia di luar negeri.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kontributor yang telah

menyumbangkan pikirannya dalam penerbitan buletin ini. Kami juga berharap

agar semua pihak mendapatkan informasi positif dari penerbitan buletin ini.

Selain itu, kami juga mendukung seluruh pihak untuk dapat berkontribusi dalam

penulisan buletin di masa yang akan datang.

Saat ini, buletin PPI Dunia juga dalam tahap pengembangan sehingga segala

kekurangan dalam penulisan ini tentunya masih memerlukan perbaikan dan

saran.

Terima kasih atas segala perhatian dan dukungan.

Salam Perhimpunan!

Koordinator PPI Dunia

Periode 2014 - 2015

Ahmad Almaududy Amri

Hal | 3

Konflik Yaman: Ancam Nasib Ribuan

Pelajar Indonesia

Yaman,

Orang-orang keturunan Arab

di Indonesia sebagian besarnya berasal

dari negara ini. Berdasarkan keterangan

Kemlu, terdapat 4.159 WNI di Yaman.

Mayoritas para WNI ini bertempat tinggal

di selatan Yaman. Sebanyak 2.626 di

antaranya diketahui sebagai mahasiswa

yang sedang menuntut ilmu di

universitas dan lembaga pendidikan

yang tersebar di berbagai wilayah di

Yaman.

-------------------------------------------------------

Republik Yaman adalah

sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat

Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman

berbatasan dengan Laut Arab di sebelah

selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di

sebelah barat, Oman di sebelah timur

dan Arab Saudi di sebelah utara.

Yaman mulai bergejolak setelah kelompok

milisi Houthi, yang berjuang untuk

mendapatkan peningkatan otonomi di

Provinsi Saada, melancarkan

pemberontakan secara berkala sejak 2004.

Aksi mereka yang paling signifikan terjadi

sejak Juli 2014.

Pada September 2014, mereka menguasai

Ibukota Sanaa yang menjadi jantung

pemerintahan, menyandera staf

kepresidenan, dan menembaki kediaman

Presiden Abdu Rabuh Mansour Hadi. Kondisi

ini kemudian membuat Arab Saudi dan

sekutunya di Teluk turun tangan.

Situasi di Yaman kian mencekam

dikarenakan saat ini kekerasan antara

kelompok bersenjata di Yaman, seperti

Houthi, al-Qaeda, dan militan ISIS semakin

meningkat.. Militan garis keras Houthi

semakin berkuasa di Yaman. Sejumlah

negara memutuskan menutup kedutaan

besar mereka di ibu kota Sanaa.

Peristiwa ini terjadi setelah pada Minggu

(15/2/2015), militan Houthi bersumpah akan

melawan Dewan Keamanan PBB yang

bersiap mengadopsi sebuah resolusi untuk

mengakhiri ketegangan di Yaman.

Sebelumnya, PBB juga menyerukan kepada

militan Houthi agar segera menyingkir atau

harus menghadapi sejumlah konsekuensi.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, memperingatkan Yaman akan terpecah belah.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 4

Untuk itu, proses pemulihan harus segera

dilakukan.

Ban tidak bisa menutupi kekhawatirannya

terhadap kondisi Yaman saat ini, terutama

setelah sembilan negara Arab dan Barat

menutup kantor kedutaan besar mereka di

Yaman dan mengevakuasi para diplomat di

sana.

“Dewan Keamanan dijadwalkan akan

mengadopsi sebuah resolusi. Oleh karena

itu, militan Houthi diminta segera menarik

kekuatan dari pemerintah dan institusi-

institusi keamanan dalam tempo sesingkat-

singkatnya dan tanpa syarat apa pun,”

demikian bunyi seruan PBB.

Dalam seruan itu, kelompok Houthi juga

didesak untuk beritikad baik melakukan

upaya negosiasi yang ditengahi oleh PBB

dan membebaskan Presiden Yaman, Abdu

Rabuh Mansour Hadi, serta Perdana Menteri

Yaman, Khalid Bahah. Selain kedua pucuk

pimpinan tersebut, sejumlah pejabat tinggi

pemerintahan dan para aktivis ditahan

secara de facto oleh militan Huthi dalam

tahanan rumah.

Dewan Keamanan PBB menyebutkan dalam

resolusi pertamanya, militan Houthi telah

menggulingkan pemerintah dan parlemen

Yaman, di mana AS dan negara-negara

Teluk menggambarkannya sebagai sebuah

kudeta.

Yaman adalah sekutu Amerika Serikat (AS) dalam memerangi jaringan teroris Al-Qaeda, dan Presiden Hadi mendapat dukungan dari negara-negara Barat.

Sayang, kondisi Yaman semakin jatuh miskin setelah kelompok teroris Houthi menyebarkan kekacauan di sana. Puncaknya, pada September 2014 lalu, mereka menyerbu Ibu Kota Sanaa.

Dalam pertemuan Dewan Kerja Sama Teluk di Riyadh, Sabtu (14/2/2015), negara-negara yang bertetangga dengan Yaman mendesak PBB untuk membuka kembali Pasal 7 dari Piagam PBB, yang memungkinkan tekanan ekonomi dan militer untuk menegakkan keputusan-keputusan Dewan Keamanan. Menjawab hal itu, juru bicara kelompok Houthi, Mohammed Abdulsalam, pada Minggu (15/2/2015), seperti dikutip dari kantor berita Saba, mengatakan pihaknya tidak akan mengubah sikap.

“Masyarakat Yaman tidak akan menyerahkan kekuasaan saat menghadapi ancaman. Yaman harus menentukan nasib sendiri bebas dari intervensi asing,” kata Abdulsalam.

Puncak kemelut di Yaman memuncak ketika pada Sabtu (14/2/2015) lalu puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di sejumlah kota. Para demonstran menentang gerakan militan Houthi. Demonstrasi itu adalah yang kedua kalinya melawan kesewenang-wenangan Houthi, yang dilakukan dalam waktu kurang dari sepekan.

Hal | 5 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Konflik Yaman…

Situasi di Yaman telah menarik perhatian

dunia internasional mengingat negara itu

berbatasan persis dengan Arab Saudi,

negara eksportir terbesar minyak dunia.

Dengan begitu, memburuknya situasi di

Yaman bisa berdampak pada satu

kawasan pula.

Militan Houthi mengambil alih kekuasaan

Pemerintah Yaman dan kini melebarkan

sayap kekuasaannya dengan merangsek

ke wilayah selatan negara itu. Yaman

sekarang kehilangan fungsinya sebagai

negara.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB

telah menggelar sidang darurat terkait

situasi keamanan di Yaman pada Minggu

(22/3/2015) waktu setempat.

Sebelumnya, para pemberontak Houthi

mendeklarasikan pemerintahan baru

pada Februari lalu untuk menggantikan

pemerintahan Presiden Hadi.

Houthi merupakan kelompok minoritas

Syiah dan deklarasi mereka tak diakui

oleh kelompok Sunni dan para pemimpin

di wilayah selatan. Hadi sendiri telah

menyerukan agar para pemberontak

menarik anggotanya dari Sanaa, namun

Houthi malah menyerukan mobilisasi

untuk melawan pasukan presiden.

Presiden Abdu Rabuh Mansour Hadi yang

dilengserkan oleh Houthi pada Februari

silam, telah melarikan diri dari ibukota

Sanaa ke kota Aden di Yaman selatan.

Konflik di Yaman memanas ketika

pemberontak Houthi mulai beraksi

merebut sejumlah wilayah di negara

tersebut. Kelompok Houthi diduga

didukung oleh mantan Presiden Ali

Abdullah Saleh yang sebelumnya

digulingkan.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 6

Puncaknya, mulai Maret 2015, Arab Saudi

dan negara teluk memutuskan untuk

melakukan operasi militer "Decisive

Storm" untuk menggempur kelompok

Houthi di Yaman setelah Presiden

Abedrabbuh Mansour Hadi meminta

bantuan. Operasi militer yang melibatkan

serangan udara itu, dimulai Kamis

(26/03/2015) pukul 23.00 GMT atau pukul

06.00 WIB.

Resolusi Dewan Keamanan PBB yang

diputuskan Selasa (14/04/2015) itu, juga

menuntut kelompok Syiah Huthi di

Yaman, yang dituding didukung Iran,

untuk menghentikan pertempuran dan

mundur dari wilayah yang mereka duduki.

Resolusi disetujui 14 anggota dan Rusia

menyatakan abstain.

PBB juga memerintahkan pembekuan asset

global dan larangan bepergian untuk dua

pimpinan Syiah Huthi, yakni Abdulmalik al-

Houthi dan Ahmed Saleh yang merupakan

putra tertua mantan Presiden Ali Abdullah

Saleh yang digulingkan tahun 2012.

Pimpinan pemberontak Syiah Huti bereaksi

mengecam resolusi itu sebagai mendukung

agresi.

Sementara Iran. yang diduga mendukung

kelompok Syiah Huthi di Yaman,

menyatakan, hari Rabu (15/04/2015) ini

akan mengajukan proposal untuk rencana

solusi damai di Yaman. Salah satu poin

dalam proposal Teheran itu adalah

mendesak dihentikannya serangan udara

koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi ke

Yaman.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 7

PELAJAR INDONESIA DI YAMAN

TERANCAM PUTUS KULIAH

Kementerian Luar Negeri (Kemlu)

menyatakan tidak ada tempat aman di

Yaman setelah Arab Saudi melancarkan

operasi militer yang ditujukan kepada

kelompok Syiah al-Houthi. Ribuan WNI

diimbau mau dievakuasi kembali ke

Indonesia dengan alasan keselamatan.

--------------------------------------

Ada beberapa jalur yang diambil untuk

evakuasi. Di antaranya melalui Oman, Arab

Saudi dan Djibouti. Untuk Oman, ambil titik di

Salawa Oman. KBRI Muscat Oman sudah

mulai membantu persiapan evakuasi yang di

Salawa.

Sementara opsi kedua melalui Dizan Arab

Saudi, ada tenaga perbantuan dari KJRI

Jeddah masuk ke wilayah Dizan untuk

membantu persiapan evakuasi. Opsi ketiga

dari Aden melalui laut menuju ke Djibouti dan

dari Djibouti terbang ke Indonesia. Djibouti

adalah sebuah negara yang terletak di Afrika

Timur yang berada di sekitar Teluk Aden.

Berdasarkan keterangan Kemlu, terdapat

4.159 WNI di Yaman. Mayoritas para WNI ini

bertempat tinggal di Selatan Yaman yang

kondisinya lebih kondusif.

Di negara ini sebanyak 2.626 di antaranya

diketahui sebagai mahasiswa. Sementara

pekerja profesional yang bekerja di bidang

minyak 1.488 orang, sedangkan 45 lainnya

merupakan staf kedutaan Indonesia.

Indonesia bergerak cepat melakukan

evakuasi WNI yang berada di Yaman. Dua

tim dipersiapkan untuk membantu evakuasi

WNI. Tim Intensifikasi Evakuasi WNI di

Yaman ini terdiri dari unsur Kemenlu, Polri,

TNI AU dan BIN.

Dari hasil data Kemlu, Pemerintah Indonesia

sejak akhir Desember 2014 telah berhasil

melakukan evakuasi sebanyak 1.988 WNI

keluar dari Yaman dan 1.369 WNI

diantaranya telah tiba kembali di Indonesia.

Sisanya sebanyak 619 WNI sudah berada di

lokasi aman di Salalah, Oman (404 WNI),

Dizan, Arab Saudi (117 WNI) dan Djibouti

City, Djibouti (98 WNI) menunggu proses

pemulangan ke Indonesia.

Miftah Nafid selaku Koordinator PPI

Kawasan Timur Tengah dan Afrika mewakili

PPI DUNIA menjelaskan, koordinasi dari

semua pihak dalam tim gabungan sangat

membantu proses evakuasi WNI yang ada di

Yaman.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 8

“Jumlah pelajar Indonesia di Yaman sekitar

1500 orang pelajar, jika tidak bertindak cepat

tentunya akan mengancam keselamatan jiwa

mereka, keberhasilan proses evakuasi

merupakan hasil kerja keras serta komunikasi

dan koordinasi yang baik antara semua pihak

di tim gabungan dari Kemlu, TNI, Kepolisian

dan BIN, dan pelajar,” tegas Nafid.

Selain itu, kelancaran upaya evakuasi ini juga

merupakan hasil dari pelibatan berbagai

pemangku kepentingan dalam berbagai aspek

dan tahap evakuasi seperti kalangan ulama

dan tokoh masyarakat,

Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman,

organisasi internasional –khususnya ICRC,

warganegara Djibouti yang menjadi Konsul

Kehormatan Indonesia di Djibouti, serta

kalangan swasta salah satunya Air Asia yang

memberikan tarif khusus bagi penerbangan

misi kemanusiaan dari Salalah ke Jakarta

sebagai bentuk CSR (Corporate Social

Responsibility).

Hingga saat ini proses pemulangan warga Indonesia dari Yaman masih terus berlangsung. Mahasiswa RI berharap bisa kembali lagi ke Yaman saat konflik di negara mereda.

Banyak mahasiswa Indonesia yang bertahan di Yaman karena faktor keamanan dan pendidikan, para mahasiswa berpikir konflik tak akan sampai ke Yaman Selatan khusunya di Tarim-Hadromaut karena Yang berkecamuk di Yaman Utara.

Selain itu menurut Nafid, mereka yang bertahan rata-rata tahun akhir yang masih menunggu keputusan dari kampus terkait proses belajar mengajar. Jadi amat disayangkan jika harus meninggalkan Yaman dengan tidak menyelesaikan belajarnya, sedangkan pemerintah Indonesia tidak memberikan kepastian terkait pemulangan kembali jika konflik mereda.

“Situasi ini sangat meresahkan pelajar, kami mengharapkan juga kepada pemerintah Indonesia khususnya Kemenristekdikti dan Kemenag untuk bisa memberikan perhatian khusus untuk kelanjutan studi para mahasiswa yang ikut evakuasi dengan memberikan beasiswa di Jakarta atau melanjutkan di perguruan tinggi yang ada di daerahnya masing-masing,” tutup Nahfid. (MN)

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 9

Jelang

Simposium

Internasional

PPI DUNIA

2015

Vincentia Maudy Apriliana Halim, ketua panitia pelaksana SI

PPI Dunia Singapura, menjelaskan tema yang diangkat untuk

SI PPI Dunia tahun ini adalah “Mempersiapkan Indonesia

dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

2015”.

Untuk menyemarakkan penyelenggaraan SI 2015 beberapa

perlombaan diselenggarakan oleh panitia pelaksana.

Perlombaan tersebut melibatkan pelajar Indoensia yang

tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan untuk

memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk turut

berpartisipasi dalam acara tersebut. Lomba-lomba yang

diadakan oleh SI 2015 merupakan bentuk pra-acara yang

harapannya dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia

serta Perhimpunan Pelajar Indonesia yang tersebar di

seluruh dunia, termasuk Singapura.

“Terbagi atas 2 perlombaan, yaitu Lomba Esai dan Kontes

Fotografi, para peserta bersaing untuk mendapat

kesempatan menghadiri Simposium Internasional PPI Dunia

2015 di Singapura pada tanggal 8-10 Agustus 2015 dengan

seluruh biaya yang ditanggung panitia,” Jelas Maudy.

Maudy menambahkan, perlombaan ini terbuka untuk pelajar

Indonesia di seluruh dunia, mulai dari tingkat diploma hingga

strata 2 dan tanpa batasan usia. Untuk Lomba Esai,

pendaftaran dilakukan 26 April 2015, tema & soal esai dibuka

pada 27 April 2015 dan peserta mendapat waktu selama

sebulan untuk menyelesaikan esainya. Berbeda halnya untuk

Kontes Fotografi, waktu pendaftaran dan pengumpulannya

ditutup pada 24 Mei 2015.

Informasi lebih lanjut, bisa diakses di website SI PPI Dunia

2015 di: http://si2015.ppisingapura.org.

Liputan Singapura

-------------------------

Semenjak

ditetapkannya

Simposium

Internasional (SI)

PPI Dunia 2015 di

Singapura pada

Kongres PPI Dunia

2014 Jepang lalu,

panitia SI 2015 telah

melakukan berbagai

persiapan terkait

penyelenggaraan SI

2015 Agustus

mendatang.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 10

SBY MENJADI FELLOW DISTINGUISHED HONORARY FELLOW

DI ISEAS, SINGAPURA

Pada tanggal 11 Mei 2015 lalu, beberapa

perwakilan PPI Singapura dan panitia

Simposium Internasional PPI Dunia 2015

menghadiri acara pengukuhan Prof. Dr.

Susilo Bambang Yudoyono sebagai

Distinguished Honorary Fellow oleh ISEAS

(Institute of Southeast Asian Studies) di

Singapura.

ISEAS menunjuk SBY sebagai Fellow

berdasarkan prestasi SBY dalam bidang

kepemimpinan dan kontribusinya dalam

hubungan bilateral antara Indonesia

dengan Singapura pada masa SBY

menjabat sebagai Presiden RI.

“Penunjukan ini didasari atas prestasi dan

kontribusi bilateral yang telah ditunjukkan

Prof. Dr. Susilo Bambang Yudoyono

selama menjabat sebagai Presiden RI,”

Tegas Prof. Wang Gungwu. Dalam

sambutannya di ISEAS.

Beberapa tamu undangan yang datang

diantaranya Mari Elka Pangestu Ph.D

sebagai mentri pariwisata dan ekonomi

kreatif RI dan Menteri Komunikasi dan

Informasi Singapura Dr. Yaacob Ibrahim.

Dalam kesempatan tersebut SBY

memberikan Keynote Speech di

Singapore Forum 2015 dihadapan

sejumlah tokoh politik, ekonomi, bisnis,

dan akademisi baik dari Asia maupun

dunia. SBY menekankan perlunya kerja

sama dan kolaborasi antar negara agar

kawasan Asia Pasifik tetap damai dan

stabil, sekaligus menjadi kawasan dengan

ekonomi yang tetap tumbuh agar

kesejahteraan rakyat dapat terus

ditingkatkan.

“Pentingnya membangun jiwa entre-

preneurship, teknologi dan konektivitas,

agar kemakmuran di Asia dapat

ditingkatkan secara adil,” tegas mantan

Presiden RI tersebut.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 11

Pesan SBY untuk Panitia

Simposium PPI Dunia

Bulan lalu, panita Simposium (SI) PPI

Dunia 2015 kedatangan tamu dari tanah

air. Mantan presiden RI Susilo Bambang

Yudoyono meluangkan waktu untuk

bertatap muka dengan panitia SI

Singapura.

Vincentia Maudy ketua SI mejelaskan,

usai dilantik menjadi Fellow di ISEAS

Singapura, SBY melakukan tatap muka

dan diskusi mengenai kegiatan SI yang

akan berlangsung Agustus 2015

mendatang.

“Kegiatan SI harus di-support oleh KBRI

di masing-masing Negara, sehingga

para calon penerus bangsa kita dapat

terwadahi aspirasinya, termasuk juga

masalah-masalah yang mereka hadapi

selama menuntut ilmu,” tegas SBY.

Sementara itu panitia SI sangat

termotivasi dengan support penuh yang

diberikan SBY, menurut Maudy SBY

mengaku pernah hadir dalam satu

Simposium yang berlangsung di

Australia beberapa tahun lalu.

”Saya sangat termotivasi dengan

respon positif pak SBY, berharap acara

ini akan sukses pelaksanaannya,” ujar

Maudy usai melakukan tatap muka

bersama SBY di KBRI Singapura.

Tak ketinggalan juga Mari Elka Ph.D selaku

mantan menteri pariwisata RI juga

menyampaikan dukungannya untuk

pelaksanaan kegiatan SI. Berharap pelajar

Indonesia yang tersebar di seluruh Negara

dapat menjadi duta bagi Indonesia di tempat

mereka belajar.

“Saya pribadi memberikan dukungan penuh

dengan agenda SI, jika memungkinkan saya

akan siapkan waktu untuk ikut hadir pada

pelaksanaannya nanti. Kehadiran pelajar

Indonesia sejatinya dapat menjadi duta bagi

Indonesia di Negara tempat belajar,” ujar

Elka kepada panitia SI.

Di akhir acara, panitia SI menyempatkan diri

melakukan foto bersama dengan SBY

beserta seluruh tamu undangan yang hadir

pada saat itu.(VM)

Hal | 12

SBY mendukung penuh kegiatan organisasi pelajar Indonesia diberbagai Negara

yang wujud dalam pelaksanaan simposium. Menurutnya kegiatan ini dapat

dijadikan kesempatan untuk mengetahui seperti apa perkembangan pelajar

Indonesia yang belajar di luar negeri, termasuk juga masalah-masalah yang

dihadapi selama belajar di luar Negara.

Foto Bersama Panitia SI PPI Dunia 2015

Singapura dengan SBY dan Ani Yudhoyono

Hal | 13

SIMPOSIUM PPI

AMERIKA EROPA 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Moskow, Mei 2015. Kolaborasi PPI Kawasan Amerika Eropa

dengan tuan rumah Permira Rusia telah menyelenggarakan

Simposium PPI Amerika Eropa dengan tema “Persatuan dan

Kesatuan Bangsa dalam menghadapi ASEAN Community

2015” pada tanggal 6-8 Mei 2015 yang lalu.

MOSKOW, 5-8 Mei 2015

foto : PERMIRA

Hal | 14

Simposium ini diselenggarakan oleh tuan

rumah, PERMIRA (Perhimpunan

Mahasiswa Indonesia di Rusia). Berangkat

ke Rusia, sebanyak 12 delegasi dari PPI

kawasan Amerika – Eropa untuk

menghadiri acara di bawah kepanitiaan

Permira Rusia di Moskow dari negaranya

masing-masing. adalah PPI Austria, PPI

Belanda, PPI Belgia, PPI Republik Ceko,

PPI Denmark, PPI Estonia, PPI Jerman,

PPI Italia, Permika Kanada, PPI Prancis,

PPI Portugal, dan PPI United Kingdom.

Kegiatan ini diselenggarakan mengingat

Indonesia adalah salah satu founding

father ASEAN. ASEAN Community akan

memasuki tahap percepatan pada 31

Desember 2015 ini. Hitungan bulan adalah

waktu yang sangat sempit namun

persiapan Indonesia untuk menghadapinya

kurang sebaik beberapa negara ASEAN

lainnya. Hal ini harus segera dibenahi,

mengingat Indonesia sebagai founding

father ASEAN harus mempersiapkan diri

dalam menghadapi tantangan tersebut

khususnya dari sisi sumber daya manusia

dan regulasi pemerintah terkait dalam

melindungi dan menjaga daya saing

masyarakatnya agar tidak kalah bersaing

dengan masyarakat negara ASEAN

lainnya.

Simposium ini terbagi menjadi 3 hari.

Rangkaian kegiatan terdiri dari hari pertama

yang merupakan seminar kebangsaan, hari

kedua merupakan sidang, dan hari ketiga

adalah kunjungan budaya. Seminar

kebangsaan hari pertama bertempat di

MGIMO (Moscow State Institute of

International Relations).

Menghadirkan sejumlah narasumber dari

praktisi, akademisi, dan pemerintah seperti

Dubes Djauhari Oratmangun, Dubes

Ngurah Swajaya, Connie Rahakundini

Bakrie, Victor Sumsky, Fadhil Hasan, Victor

Tarushin, dan Dessy Irawati-Rutten. Serta

sejumlah narasumber yang berbicara

melalui telekonferensi dengan para

mahasiswa peserta Simposium PPI

Amerika-Eropa, yaitu Menteri Luar Negeri

RI dan Sesmenpora RI.

Pada hari pertama, peserta dan pembicara

pun dibuat terkejut dan mengapresiasi

kemampuan mahasiswi dan mahasiswa

Rusia dalam melestarikan budaya

Indonesia dengan tarian-tarian nasional

Indonesia.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

SIMPOSIUM PPI

AMERIKA EROPA 2015 MOSKOW, 5-8 Mei 2015

Hal | 15

Hari kedua adalah saat-saat di mana para

delegasi mendapat kesempatan untuk

menetapkan perumusan mengenai apa

yang dapat direkomendasikan kepada

pemerintahan Jokowi melalui sidang.

Sidang berlangsung dengan lancar dengan

diskusi membangun, dan menghasilkan

rekomendasi bersama yang bernama

“Manifesto Moskow”. Manifesto ini dapat

dilihat pada halaman issuu PPI Dunia

http://issuu.com/ppidunia/ dan dilampirkan

pula di halaman akhir Buletin ini.

Manifesto Moskow ini ditanda tangani oleh

para perwakilan delegasi PPI se-Amerika

Eropa.

dan disampaikan untuk Presiden Jokowi

yang diserahkan melalui pihak KBRI

Moskow dan berbagai pihak lainnya.

Sebagai mahasiswa yang tengah belajar di

luar negeri, mahasiswa di luar negeri pun

turut berusaha mengasah soft skill dalam

acara ini dan merumuskan hal-hal penting

untuk Indonesia menghadapi ASEAN

Community dari kaca mata mahasiswa di

luar negeri melalui Manifesto Moskow hasil

pemikiran kami bersama ini. Di hari ketiga,

panitia menyelenggarakan kunjungan

budaya untuk mempererat tali silaturahim

antara tuan rumah bersama para delegasi

PPI Amerika-Eropa. (j2y)

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

SIMPOSIUM PPI

AMERIKA EROPA 2015 MOSKOW, 5-8 Mei 2015

Hal | 16

Menurut Ketua PPIA Pusat, Ahmad

Almaududy Amri, pekan olahraga pelajar

Indonesia di Australia yang dikenal

dengan OlymPPIA ini telah dihadiri oleh

lebih dari 120 orang dari berbagai

penjuru Australia (QLD, NSW, SA, VIC

dan ACT).

Kompetisi yang diperlombakan terdiri

dari dua kategori di antaranya kesenian

dengan jenis perlombaan, photography,

singing dan dancing. Sedangkan bidang

olahraga terdiri dari futsal, basketball,

ping-pong dan badminton.

“Saya merasa bangga dengan

apresiasi pelajar Indonesia yang ada di

Australia, masing-masing pelajar dengan

suporternya bersemangat untuk terlibat

dalam pertandingan yang

diselenggarakan,” ujar pelajar Doktoral

Hukum Wollongong University ini.

Menurut Dudy, yang menarik dari

OlymPPIA tahun ini adalah kompetisi

kesenian via online.

Liputan Australia. Program Kerja terbesar PPIA Pusat Kabinet AKTIVIS 2014/2015 'OlymPPIA' telah sukses diselenggarakan pada tanggal 11-12 April 2015 di

Wollongong, NSW, Australia. Antusiasme peserta sangat baik dan positif. 7 cabang PPIA ikut serta dalam kegiatan ini dalam berbagai kompetisi (seni dan budaya).

KOMPETISI OLYMPPIA 2015

DIHADIRI MENPORA RI

Ini merupakan bentuk baru dari kompetisi

OlymPPIA 2015 yang tidak

diselenggarakan sebelumnya. Hal ini

dilakukan agar semua pelajar dapat

berpartisipasi walaupun belum

berkesempatan hadir secara fisik di

Wollongong.

“Mengingat jarak dari satu universitas

dan universitas lainnya di Australia sangat

jauh, panitia memutuskan

menyelenggarakan kompetisi via online ini,

tujuannya agar semua pelajar yang tidak

bisa hadir dapat tetep berpartisipasi,” jelas

Dudy lebih lanjut.

Selain kompetisi kesenian dan olahraga,

OlymPPIA hadir dengan konsep

perlombaan baru dan menarik lainnya yang

disebut 'mini games'. Perlombaan ini

ditujukan khusus kepada para supporter,

namun atlit juga turut ikut berpartisipasi

dalam perlombaan rakyat ini.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 17

“OlymPPIA tahun ini menjadi spesial mengingat pejabat yang menghadiri acara ini

komplit yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Bapak Imam Nahrawi, Walikota

Wollongong, Mr. Gordon Bradbery, Dubes RI untuk Australia, Bapak Nadjib Riphat

K dan Konjen RI di Sydney, Bapak Yayan Mulyana.”

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 18

“Bentuk perlombaannya yaitu tarik

tambang, balon race dan trivia. Dan

panitia juga memberikan hadiah

kepada peserta yang menang,”

jelasnya.

“Dukungan dari pemerintahan RI

dengan kedatangan bapak mentri

sangat berarti bagi pelajar dalam

pertandingan ini, secara tidak

langsung peserta semakin

bersemangat mengikuti lomba,” jelas

Dudy.

Pertunjukan tarian tradisional

Indonesia dan tarian internasional

mewarnai pembukaan OlymPPIA

2015, perkenalan kontingen dengan

pengibaran bendera dan penyalaan

obor oleh Menpora sebagai simbol

penyerahan tuan rumah dari VIC ke

NSW juga dilaksanakan dengan

diiringi mars PPIA.

Pada penutupan pertandingan panitia

juga memberikan hadiah spesial

dengan memberikan undian 2 raffle

ticket Sydney-Jakarta (return) yang di

sponsori oleh Garuda Indonesia.

Peserta dan tamu undangan juga di

hibur dengan live music, tarian

daerah, pembagian trophy.

“Alhamdulillah acara berlangsung

dengan lancar, dan ntuk pertama kali

lagu Mars PPI Australia dinyanyikan

live dan disimak secara langsung

oleh Menpora,” ungkap dudy.

PPI Australia juga sempat melakukan pertemuan terbatas antara perwakilan pusat, cabang dan ranting PPIA dengan Menpora untuk membahas isu terkini terkait pemuda dan olahraga. Dalam kesempatan tersebut Menpora imam Imam Nahrawi berharap pelajar Indonesia di Australia dapat meningkatkan persaudaraan dengan sharing experience yang wujud dalam kegiatan OlymPPIA.

“Berharap agar OlymPPIA dapat menjadi ajang silaturrahmi yang dapat meningkatkan persaudaraan teman-teman PPIA. Meningkatkan kepedulian sesama dan menjadi ajang sharing experiences tentang kegiatan kemahasiswaan khususnya di bidang seni dan olahraga. Dan semoga di masa yang akan datang OlymPPIA dapat melahirkan atlit-atlit yang dapat merepresentasikan Indonesia di ajang internasional,” tutup Menpora Imam Nahrawi.(Ddy)

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Hal | 19 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Penang, 1 Maret 2015, Hampir 80 orang audiens memenuhi ruang aula Konsulat Jenderal Republik

Indonesia di Penang Malaysia dalam acara Festival Budaya Indonesia. Kegitan yang diadakan oleh

Universitas Terbuka Pokjar Pulau Penang tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecintaan terhadap

kebudayaan Indonesia.

WNI Di Malaysia Gelar

Festival Budaya

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 20

Kegiatan ini mengambil tema

“Remember My Culture” ini

menyelenggarakan sejumlah

perlombaan yang diikuti oleh pelajar

dari Universitas Terbuka. Diantaranya

perlombaan yang diadakan adalah

lomba baca puisi dengan tema budaya,

fashion show baju adat dan batik serta

lomba tarian daerah.

Para peserta yang mengikuti lomba

tersebut, umumnya datang dari

kalangan para pelajar yang juga

sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

yang bekerja di sekitar pulau Penang

Malaysia. Sebagian peserta lomba juga

dating dari perwakilan UT Kuala

Lumpur. Menurut Taufik Rodhy,

Konsulat Jendral Republik Indonesia

(KJRI) Penang menjelaskan, peserta

lomba ada yang bersifat individu dan

ada pula atas kapasitas sebagai

perwakilan dari tempat bekerjanya

masing-masing. Dalam kesempatan

tersebut juga hadir masyarakat

Indonesia yang ada di Penang untuk

memeriahkan acara perlombaan.

Acara ini mendapat sambutan dari

masyarakat Indonesia yang ada di

Penang, sejumlah masyarakat

Indonesia yang hadir berasal

ekspatriat, pelajar hingga Tenaga Kerja

Indonesia (TKI).

“Saya sangat mengapresiasi

terselenggaranya event seperti ini.

Mereka walaupun sibuk sebagai TKI,

masih menyempatkan diri belajar di UT

untuk meningkatkan kemampuan

masing-masing dan juga bisa

mengadakan kegiatan positif ini,“ Ujar

Taufik Rodhy kepada Media Center

PPI.

Dalam acara fashion show, para

peserta diharuskan tampil berpasang-

pasangan sambil mengenakan baju

adat yang telah disediakan oleh

panitia. Meraka berjalan bergandengan

di atas panggung dan turun di depan

para penonton. Sabutan tepuk tangan

menyemarakkan penampilan para

peserta yang terlibat dalam

perlombaan tersebut.

Sejumlah tarian-tarian daerah yang

ditampilkan sangat beraneka ragam

dari seluruh nusantara. Diantara tarian

yang ikut ditampilkan dalam

perlombaan adalah tarian Satria dari

daerah Cirebon Jawa Barat, tarian Tor-

tor dari Sumatera Utara hingga tari

Bajidor Kahot dari Jawa Barat.

Di sela-sela acara tersebut, para

audien juga dihibur oleh grup musik

yang membawakan beberapa lagu

populer. Serta juga diselingi oleh

pementasan sebuah kesenian Ludruk.

Kesenian ludruk yang berbentuk

dagelan ringan ini mampu memecah

kesunyian audien dalam menunggu

hasil pertandingan yang akan

diumumkan. (Mfd)

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Hal | 21

PERPIKA Gelar

Pertunjukan

Seni Budaya

di Negeri

Gingseng

----------- Seoul, Sebuah ide

sampai ke alam mimpi,

sehingga wujud dalam

sebuah gagasan yang

ditunjukkan dalam

bentuk aksi. Inilah

yang melatarbelakangi

sejumlah aksi-aksi

inovatif generasi muda

Indonesia yang

sedang menuntut ilmu

di Korea.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 22

Korea saat ini melesat menjadi negara

penuh kreativitas di berbagai sektor industri

seperti bidang hiburan, teknologi, otomotif,

pelajar indonesia disana mencoba apakah

mungkin mereka meletakkan benda asing

ditengah hamparan budaya negara tersebut

yang sedang mendunia.

Adalah Azimil Alam yang akan dipercaya

sebagai project leader Persatuan Pelajar

Indonesia (PPI) Korea atau yang akrab

dikenal dengan PERPIKA untuk

menyelenggarakan festival seni budaya

Indonesia. Menurutnya, Perpika mencoba

membuat suatu kegiatan yang bertujuan

sebagai ungkapan terima kasih atas

diterimanya pelajar Indonesia oleh

masyarakat Korea.

“ Kami telah diterima dengan baik untuk

dapat tinggal dan mengadu nasib di negeri

gingseng ini, sebagai ungkpan terimakasih

inilah kami ingin hadiahkan pertunjukan seni

budaya bangsa kami kepada masyarakat

Korea secara luas,” ungkpnya.

Terima kasih dalam bahasa korea adalah

Kamsahamnida, kalimat ini yang menjadi

tema pagelaran seni yang akan diadakan 17

Mei 2015 mendatang. Perpika bertekad

mengibarkan identitas ke-Indonesia-an

kepada masyarakat Korea. Menunjukkan

bahwa Indonesia adalah negara

multikultural yang sudah sejak lama

menyimpan setumpuk warisan dunia

dengan sejuta kekayaan alamnya.

Berbagai pertunjukan seni budaya

Indoensia akan di tampilkan pada 17 Mei

mendatang. Selain menampilkan peragaan

busana daerah dari berbagai suku di

Indonesia, pagelaran seni budaya tersebut

juga akan memperkenalkan tari-tarian

maupun berbagai pertujujkan seni lainnya.

“ Indonesia sangat kaya dengan seni

budaya, mungkin Korea terbiasa melihat

pakaian Korea bernama hanbok, tapi

Indonesia memiliki ratusan jenis pakaian

adat, begitu juga dengan tarian, dan kami

akan memperkenalakan kekayaan seni

budaya Indonesia tersebut pada Mei

mendatang,” tutur Azimil.

Azimilpun semakin termotifasi dengan

adanya dukungan penuh dari KBRI Seoul,

Bank BRI, PKPU Korea Selatan, Asia

Exchange Association, dan NET TV. Secara

tidak langsung hal ini menjadi sebuah

kebanggaan bagi seluruh pelajar Indoensia

yang ada di Korea.

Website: www.kamsahamnida.perpika.kr

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 23

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 24

MUSYAWARAH BESAR

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI SPANYOL

TAHUN 2015

SPANYOL – Kegiatan tahunan Musyawarah

Besar (MUBES) Perhimpunan Pelajar

Indonesia di Spanyol telah dilakukan pada

tanggal 18 – 19 April 2015 yang lalu

bertempat di Kedutaan Besar Republik

Indonesia di kota Madrid (KBRI Madrid).

Kegiatan ini diselenggarakan khususnya

rangka melantik ketua dan kepengurusan

PPI Spanyol baru yang akan menjabat untuk

periode 2015/2016 serta membahas hal -

hal yang terkait dengan program kerja untuk

periode 2015/2016.

PPI Spanyol saat ini memiliki 52 anggota

aktif yang tersebar di banyak kota di

Spanyol. Mayoritas anggota PPI Spanyol

berada di kota besar seperti Madrid dan

Barcelona. PPI Spanyol membagi wilayah

kerjanya menjadi empat wilayah yang terdiri

dari: Wilayah 1 yang meliputi Galicia,

Asturias, Cantabria, País Vasco; Wilayah 2

yang meliputi Catalunya, Aragón, Navarra,

La Rioja; Wilayah 3 yang meliputi

Comunidad de Madrid, Castilla y Leon,

Castilla la Mancha, Extremadura; dan

Wilayah 4 yang meliputi Valencia, Murcia,

Andalucia, Islas Baleares, Canarias.

Masing-masing wilayah memiliki ketua

wilayah yang bertanggungjawab atas pelajar -

pelajar di wilayahnya dan selalu memperbarui

informasi.

Musyawarah Besar PPI Spanyol pada tanggal

18 April 2015 didahului dengan pembukaan

acara oleh Ketua PPI Spanyol 2014/2015

yaitu saudara Akira Aula Afif. Selanjutnya

saudara Akira menyampaikan laporan

pertanggung-jawaban program kerja pengurus

PPI Spanyol 2014/2015 yang kemudian

diterima oleh forum dalam MUBES PPI

Spanyol.

Pemilihan Ketua PPI Spanyol periode

2015/2016 sendiri telah dilakukan melalui

kegiatan Pemilihan Raya 2015 (PEMIRA

2015) yang sebelumnya dilakukan secara

online sejak tanggal 15 April 2015 pukul 15:00

CEST dan berakhir pada tanggal 18 April 2015

pukul 09:00 CEST. Setiap orang yang

terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap PEMIRA

PPI Spanyol 2015 berhak memilih siapa Ketua

PPI Spanyol 2015/2016, dan telah dikirimi e-

mail dengan tautan formulir pemilihan.

Sedangkan rekapitulasi suara dilakukan

sebagai bagian dari agenda MUBES PPI

Spanyol. Hasil dari PEMIRA PPI Spanyol

menyatakan saudara W. Kurniawan sebagai

Ketua PPI Spanyol 2015/2016 terpilih.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 25

Pelantikan Pengurus

PPI Spanyol

Periode 2015 - 2016

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 26

Selanjutnya MUBES PPI Spanyol juga diisi

dengan rapat pleno yang membahas

pembentukan pengurus PPI Spanyol

2015/2016, pembentukan tim pembahsan

AD/ART, melakukan pembahasan mengenai

program kerja yang akan dilakukan dalam

kepengurusan 2015/2016, dan melakukan

pembahasan terhadap perbaikan sistem

keorganisasian PPI Spanyol.

Program kerja yang akan dilakukan untuk

kepengurusan PPI Spanyol untuk periode

2015/2016 salah satunya adalah pembuatan

buku kumpulan cerpen dengan latar belakang

kehidupan di Spanyol yang ditulis oleh para

pelajar Indonesia. Selain itu, melakukan

kajian/talk show/sharing melalui media online

dengan pelajar atau pun non pelajar yang

berada di Indonesia yang tertarik untuk

melakukan studi ataupun bekerja di Spanyol.

MUBES PPI Spanyol 2015 menghasilkan

struktur organisasi untuk PPI Spanyol

periode 2015/2016 sebagai berikut:

Ketua:

W. Kurniawan

Wakil Ketua:

Yogawira Prada Pasiaji

Sekretaris/Bendahara:

Nurul Inayaty

Divisi Humas:

Doddy Irawan

Divisi Informasi:

Yogawira Prada Pasiaji

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 27

Ketua Wilayah

Wilayah 1 : Doddi Irawan

Wilayah 2 : Wiyogo Prio Wicaksono

Wilayah 3 : Romi Satria

Wilayah 4 : Shantosa Yudha Siswanto

Pelantikan ketua dan kepengurusan PPI

Spanyol periode 2015-2016 dilakukan oleh

Bapak Erie Bawono selaku Pejabat KBRI

untuk Kerajaan Spanyol. Pelantikan ini diawali

dengan serah terima jabatan dilakukan oleh

W. Kurniawan sebagai Ketua PPI Spanyol

2015-2016 terpilih yang menggantikan Akira

Aula Afif sebagai Ketua PPI Spanyol

sebelumnya. Pelantikan badan pengurus

harian PPI Spanyol 2015/2016 dilakukan pada

malam hari dan disaksikan oleh para anggota

PPI Spanyol dan WNI yang saat ini sedang

menetap di Spanyol. Kegiatan kemudian

dilanjutkan dengan acara makan malam dan

ramah tamah oleh seluruh WNI yang hadir.

Kegiatan MUBES PPI Spanyol ini juga

sekaligus merupakan ajang silaturahim dan

mempererat hubungan antar sesama pelajar

Indonesia di Spanyol yang tersebar di banyak

kota yang sebelumnya hanya terhubung

melalui media online. Sehingga kegiatan

MUBES PPI Spanyol tidak hanya dilakukan

untuk melantik ketua dan kepengurusan PPI

Spanyol saja, akan tetapi juga mencakup

kegiatan keakraban sesama pelajar.

Kegiatan keakraban yang dilakukan PPI

Spanyol sebagai bagian dari acara MUBES

PPI Spanyol yaitu dengan melakukan karya

wisata ke Centro de Madrid pada tanggal 19

April 2015.

Saat kegiatan karya wisata di kota Madrid ini,

seluruh anggota PPI Spanyol yang hadir

menampakkan keceriaannya. Perjalanan

diawali dari Plaza de Toros de Las Ventas,

tempat ini merupakan salah satu arena adu

banteng yang terkenal di Madrid, walaupun

rombongan tidak masuk ke dalam Plaza de

Toros mereka sudah dipastikan

menyempatkan diri untuk mengambil foto di

depan tempat tersebut. Selanjutnya

perjalanan dilanjutkan ke Plaza de Colón,

Plaza Cibeles, dan Plaza de Sol yang

merupakan pusat wisata dan perbelanjaan di

kota Madrid. Palacio Real yang dahulu

merupakan istana kediaman kerajaan

Spanyol tidak lupa untuk dikunjungi. Setiap

tempat yang dikunjungi anggota PPI Spanyol

tidak lupa untuk mengabadikannya melalui

foto. Karya wisata PPI Spanyol diakhiri

dengan mengunjungi Stadion Santiago

Bernabéu.

Oleh: Rizalina Tama Saragi, Ni Wayan Bejug,

W. Kurniawan

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 28

PPI Polandia: Kembalinya

Semangat Pelajar Indonesia

Sejarah baru bagi masyarakat Indonesia di

Polandia akhirnya tertoreh di Warsawa.

Setelah mengalami hibernasi selama

berpuluh-puluh tahun, akhirnya pada tanggal

21 Maret 2015, sejumlah pelajar Indonesia,

yang jumlahnya kalah banyak dengan jumlah

jari tangan orang normal, beserta beberapa

staf KBRI dan warga Indonesia di Polandia

resmi membentuk PPI Polandia melalui

Kongres Luar Biasa Pertama, bertempat di

Kantor KBRI Polandia di Warsawa. Kongres

Luar Biasa Pertama tersebut diagendakan

untuk membahas rancangan AD/ART PPI

Polandia yang sudah disiapkan oleh Kang

Dikhi Firmansyah, mahasiswa doktoral yang

baru saja lulus dan balik ke tanah air

beberapa hari setelah memimpin kongres luar

biasa pertama tersebut.

Pada kongres yang dihadiri oleh 12 orang,

yang delapan di antara nya merupakan

mahasiswa tersebut akhirnya disepakatilah

Sdr. Alexander Themas dan saya sebagai

calon Ketua PPI Polandia. Metode pemilihan

yang dipilih adalah voting yang dilaksanakan

melalui grup Facebook PPI yang sebelumnya

sudah terbentuk.

Namun, berhubung jenis keanggotaan PPI

Polandia yang lain yaitu anggota

kehormatan, dan pendukung belum terdata

secara pasti jumlahnya, maka diputuskan

bahwa yang berhak ikut memilih adalah

anggota inti saja (pelajar).

Berselang empat hari terhitung dari

pelaksanaan kongres, maka terpilihlah

saya sebagai Ketua PPI dengan perolehan

suara sebesar 69 persen. Dengan

demikian, secara otomatis posisi wakil

ketua diisi oleh Sdr. Alex.

Pasca terpilihnya ketua dan wakil ketua

PPI Polandia, beberapa hari yang lalu,

tepatnya pada Hari Sabtu, tanggal 11 April

2015, telah dilakukan Kongres Pertama.

Pada kongres tersebut diagendakan

penyempurnaan AD/ART, penentuan logo,

pembentukan struktur organisasi, dan

pembahasan program kerja dalam waktu

dekat.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 29

Pasang Surut PPI Polandia : Dari Zaman

Komunis hingga Zaman Reformis

Sejarah terbentuknya PPI Polandia

pertama kali dimulai pada tahun 1957.

Pada tahun itu Pemerintah Polandia

mendatangkan pelajar dari berbagai negara

yang pada waktu itu terafiliasi dengan

paham komunisme, salah satunya

Indonesia. Dari Indonesia tercatat

sebanyak sepuluh mahasiswa gelombang

pertama dikirim ke Polandia untuk

menempuh pendidikan. Pada saat itu, PPI

di ketuai oleh Bapak Soegijanto, salah satu

dari sepuluh pelajar Indonesia yang dikirim

tersebut.

Saat ini beliau merupakan pegawai

pensiunan KBRI Polandia yang hingga

sekarang masih menetap di Warsawa. PPI

saat itu walaupun telah menjalankan fungsi-

fungsi ke-PPI-an seperti sebagai wadah

pemersatu pelajar, mengadakan

pertemuan-pertemuan dan kegiatan

bersama dengan PPI-PPI negara lain serta

juga memberikan saran-saran kepada

pemerintah, namun organisasi PPI

Polandia masih sangat tergantung dari

banyak hal kepada pemerintah, sesuai

dengan ciri komunisme bahwa negara

mengendalikan segala aktifitas warga.

Gelombang pengiriman pelajar tersebut

berlangsung hingga terakhir, gelombang

ketiga, pada saat pecah pemberontakan

G30 S/PKI pada awal tahun 60-an. Pada

saat itulah PPI Polandia mulai retak.

Beberapa anggota PPI Polandia waktu itu

yang beraliran kiri memisahkan diri.

Sedangkan PPI Polandia berubah nama

menjadi PPI Pancasila untuk menunjukkan

bahwa PPI Polandia bebas dari unsur

komunisme. Pasca pemberontakan tersebut,

ada beberapa pelajar Indonesia yang tidak

pulang ke Indonesia lantaran dicap sebagai

komunis oleh pemerintah Orde Baru.

Semenjak gelombang ketiga selesai,

pengiriman pelajar dari Indonesia ke

Polandia berhenti.

PPI Polandia pun akhirnya vakum selama

berpuluh-puluh tahun hingga tahun 2010,

terbentuk lah PPI Polandia “tidak resmi”. PPI

ini merupakan kepanjangan dari Pemuda-

Pemudi Indonesia Polandia yang sebagian

besar anggotanya adalah para warga

Indonesia yang bekerja di Polandia karena

pada waktu itu jumlah pelajar Indonesia di

Polandia sangat sedikit, dan sebagian hanya

merupakan mahasiswa program exchange

dari universitas lain yang hanya belajar di

universitas-universitas di Polandia satu atau

dua semester.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 30

Kegiatan PPI ini hanya bersifat internal sebagai wadah pemupuk kebersamaan

warga Indonesia di Polandia. Walaupun tanpa AD/ART ataupun struktur

keorganisasian yang cukup jelas, PPI di bawah kepemimpinan Mas Puguh Budi

Susetiyo dan Mbak Dila Rochmania dan dibantu oleh warga Indonesia yang

peduli akan keberlangsungan wadah pemersatu ini, seperti Mbak Sylvi

Kurniawati, Kang Dikhi Firmansyah, dan pihak KBRI sebagai bagian yang tak

terpisahkan dengan aktifitas PPI serta beberapa warga, dosen dan mahasiswa

lainnya bisa dibilang cukup berhasil dalam mencapai tujuan nya.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 31

PPI Polandia Generasi Kedua: Harapan

dan Tantangan

Semangat untuk “membangkit batang

terendam” PPI Polandia dimulai dari

beberapa pelajar yang seolah seperti

gayung bersambut didukung secara

maksimal oleh pihak KBRI.

Berselang waktu yang tidak terlalu lama,

setelah pengajuan proposal dan

konsultasi beberapa kali ke pihak KBRI,

akhirnya pembentukan PPI Polandia

resmi terealisasi dengan baik dengan

ditandai terbentuknya kepengurusan baru

PPI Polandia.

Diharapkan jangkauan aktifitas PPI tidak

hanya ke dalam, akan tetapi juga ke luar,

lintas organisasi pelajar - baik dengan

organisasi pelajar negara lain di Polandia

ataupun dengan PPI-PPI negara lain -

ataupun organisasi nonpelajar.

Sebagai program kerja PPI ke depan,

maka saya mengadopsi visi, misi, serta

program kerja yang telah saya canangkan

sewaktu kampanye calon ketua PPI

Polandia, antara lain:

Visi

• “Mewujudkan PPI Polandia sebagai

wadah penyampai aspirasi dan bentuk

nyata kerja pelajar dan warga untuk

kejayaan bangsa.”

Misi

Mempererat ikatan kekeluargaan

antar anggota, baik pelajar, alumni

maupun WNI di Polandia.

Bersinergi dengan KBRI dan

organisasi/ perkumpulan lain

seperti Indonesian Diaspora

Network, PPI negara lain, PPI

dunia, dan sebagai nya.

Meningkatkan intelektualitas,

kreatifitas, networking, hobi, dan

kerohanian para anggota PPI dan

WNI di Polandia.

Menjadi sumber informasi

terpercaya bagi pelajar atau warga

yang berada atau akan ke

Polandia.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 32

Program Kerja

Merintis website resmi PPI Polandia

sebagai salah satu media utama untuk

memperkenalkan PPI Polandia

berserta kegiatan-kegiatan pelajar dan

WNI di Polandia. Selain web resmi,

grup pada media sosial yang sudah

ada tetap akan dimanfaatkan secara

optimal.

Melakukan kegiatan pendampingan

bagi pelajar atau warga yang akan

datang ke Polandia.

Menghimpun dan menyimpan berbagai

macam karya ilmiah atau penelitian,

seperti skripsi, tesis, disertasi, ataupun

paper yang dilakukan oleh pelajar atau

alumni, dengan tetap memperhatikan

prinsip-prinsip hak cipta.

Mengintensifkan dan mendukung

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan

rasa kebersamaan yang bersifat

mingguan seperti olahraga/hobi,

bulanan seperti kegiatan pertemuan

rutin, kerohanian, ataupun yang

bersifat aksidental seperti jalan-jalan

bersama antara pelajar dan warga.

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

diskusi atau seminar yang berkaitan

dengan bidang bisnis/kewirausahaan,

teknologi, isu politik, budaya, seminar

peningkatan kecerdasan emosional

(EQ), ataupun berbagi pengalaman

dan diskusi santai di coffe shop, dsb.

Melakukan joint-programme dengan

PPI negara lain, PPI Dunia, ataupun

perhimpunan pelajar negara lain di

Polandia.

Tantangan terbesar yang kami hadapi

adalah masih sedikitnya jumlah pelajar

di Polandia, apalagi yang mengambil

full study. Hingga saat ini tercatat

sebanyak sembilan pelajar yang kuliah

full study ( dua di antaranya rencana

lulus tahun ini) dan lima pelajar

program exchange. Jangankan untuk

ukuran sebuah negara yang

mempunyai luas lebih dari 300 ribu km2

dan jumlah penduduk sebanyak lebih

dari 38 juta jiwa, untuk sebuah kota

pun jumlah tersebut masih terbilang

sangat kecil.

Walaupun demikian, bukan pelajar

namanya jika tidak bisa melihat

peluang dibalik kelemahan. Bukankah

Bung Karno cuma butuh sepuluh

pemuda untuk mengguncang dunia?.

Warsawa, 14 April 2015

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Oleh : Teguh Ilham

(e-mail: [email protected] )

Ketua PPI Polandia 2015-2016

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 33

Srikandi Oktopus: Sepenggal Kisah

Dessy Irawati, Ph.D FeRSA oleh : Rosalia Adisti

Oktopus. Bertangan delapan. Begitulah

kesan yang muncul saat mewawancarai Ibu

Dessy Irawati atas segudang kesibukan dan

prestasi yang beliau jalani.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 waktu

Belanda saat Ibu Dessy Irawati, Ph.D

FeRSA menyapa saya di Skype dengan raut

muka segar berseri, walaupun telah

menjalani hari yang melelahkan di kantor.

Setelah lepas dari karier akademik di

Newcastle, UK, dan mengikuti suaminya ke

Belanda, Ibu Dessy memang terus aktif

meneliti, mendirikan EduPRIME Creative

Network, perusahaan konsultansi edikasi

dan penelitian yang berbasis di Tilburg,

Belanda, dan sejak 2014 menjadi konsultan

eksekutif dan Business Representative

penuh waktu BNI 1946 di Belanda. Tak

hanya menerbitkan buku dan jurnal

internasional, gelar Fellow of Regional

Studies (FeRSA) di belakang namanya pun

menjadi pengakuan forum internasional

Regional Studies Association bahwa Ibu

Dessy telah memberikan kontribusi yang

signifikan di bidang economic geography,

studi regional, komunitas akademis,

pemerintah, dan masyarakat umum. Beliau

pun tergabung di jaringan riset SDIN (Social

Dynamic of Innovation Networks)

mempromosikan elemen norma, nilai, dan

manusia dalam mempelajari inovasi di

ekonomi maju dan berkembang, terutama di

Eropa dan Asia Tenggara.

Beliau pun mengabdikan diri menjadi ketua

umum Ikatan Ilmuwan Indonesia

Internasional periode 2013-2015.

Sangat menginspirasi, ini kesan saya saat

pertama kali bertemu Bu Dessy di seminar

EU-ASEAN di Utrecht sebagai pembicara.

Public Speaking yang berapi-api, seakan

menghipnotis pendengar untuk bergerak

maju dan berkontribusi bagi dunia.

Lahir di Malang dan besar di Balikpapan

dan Malang, sejak kecil beliau telah

berkeinginan ke luar negeri dan

mengunjungi negara asal teman-temannya,

anak-anak para pegawai asing di

Balikpapan. Di sekolah, beliau selalu

menjadi nomor satu, cita-citanya pun

setinggi langit. Mulai dari astronot saat kecil

(langit secara harafiah..), diplomat saat

SMP, dan businesswoman saat kuliah.

Dalam masa kuliahnya beliau aktif di

organisasi, menjadi asisten dosen, dan

membantu sang ibunda menjalankan

berbagai usaha properti dan katering.

Beasiswa pun ia raih. Beliau bersemboyan

“Aim for the Best” dan mengidolakan

Khadijah, istri Nabi Muhammad, yang

merupakan pengusaha sukses yang tetap

tahu batas-batasnya sebagai perempuan.

Berkesempatan mengunjungi London pada

acara British Council saat itu, beliau pun

berkeinginan untuk mengunjungi London

lagi; bukan sebagai wisatawan, melainkan

sebagai scholar.

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Inspirasi Hari Kartini :

Toko

h

Hal | 34

Menjalani S2 dan S3 di Inggirs, Ibu Dessy

berprinsip tidak mau mengambil beasiswa,

karena beliau merasa masih ada orang-

orang yang lebih tidak mampu yang

membutuhkan beasiswa. Beliau pun

mengajukan proposal pembiayaan tuition

fee sekolah pada orangtuanya, sebagai

sebuah investasi – investasi di bidang

pendidikan. Soal biaya hidup, itu adalah

perjuangan Ibu Dessy: mencuci piring di

Chinatown, sales assistant di toko pakaian

retail, menjadi nanny, hingga bekerja di

kampus sebagai pengawas ujian (invigilator)

dan IT Helpdesk computer service. Sepuluh

tahun di Inggris menjadi sarana belajar

hidup bagi Ibu Dessy, sebuah kawah

candradimuka. Berbagai pengalaman hidup

didapatkan beliau di sini. Saat menjadi

invigilator, misalnya, Ibu Dessy dipercaya

mengawas ujian bagi orang-orang

berkebutuhan khusus yang membutuhkan

interpreter maupun soal ujian dengan huruf

braille. Saat melamar menjadi IT Helpdesk,

beliau mengalahkan kandidat lain yang lebih

berpengalaman. Karena merasakan sulitnya

mencari uang pula, Ibu Dessy sangat

menghargai uang walaupun satu sen.

Mengenai Indonesia, beliau berpendapat

salah satu tantangan yang harus dihadapi

adalah ASEAN Economic Community 2015.

Hal itu tidak bisa ditawar-tawar lagi:

Indonesia harus bisa bersaing secara

regional dan internasional. Terkait inovasi

yang merupakan bidang Ibu Dessy,

dibandingkan radical innovation, Indonesia

lebih cocok menggunakan pendekatan

incremental innovation yang menekankan

riset-riset kecil terapan dan low cost

innovation. Sayangnya, Indonesia saat ini

belum memiliki roadmap sistem inovasi. Di

sini Ibu Dessy berharap akan adanya

perngembangan dan penerapan sistem

inovasi di Indonesia. Dalam sistem inovasi

ini, setiap aktor harus mengerti peran dan

fungsinya masing-masing serta bersinergi.

Menurut penulis, adanya sistem inovasi

memang penting untuk kemajuan suatu

negara :red. Satu pesan dari Bu Dessy

untuk orang-orang Indonesia, “Jangan

minder (merasa rendah diri), inlander

(terjajah, kurang dari “bangsa barat”, dan

keminter (sok tahu).”

Bersesuaian dengan hari Kartini bulan April

2015 lalu, saya pun menanyakan pada Ibu

Dessy: Bagaimana pendapat Ibu Dessy

tentang perempuan Indonesia? Menurut

beliau, perempuan Indonesia harus bisa

mengoptimalkan knowledge, skill, dan

talent yang dimiliki dan menggunakannya

pada kesempatan yang diberkan kepada

mereka, tanpa melupakan hak dan

kewajiban sebagai perempuan.

Perempuan indonesia harus bisa

menempatkan diri dan tahu kodratnya,

tetapi juga harus sadar bahwa kita

dilahirkan dengan maksud tertentu:

menjadi khalifah atau pempimpin di bidang

masing-masing. Tentang Kartini sendiri,

dari surat-surat Kartini, Ibu Dessy

berpendapat bahwa wanita bisa sejajar

dengan pria, menjadi kopilot dalam

rumahtangga. Selain itu, Ibu Dessy juga

mengidolakan Srikandi yang merupakan

pemburu yang hebat dalam dunia wayang.

Jika dihubungkan dengan kehidupan Ibu

Dessy sekarang, bisa dibayangkan,

sebagai Srikandi yang hebat, beliau juga

sangat “oktopus” bertangan delapan: sibuk

mengurus segala hal termasuk rumah

tangga yang mandiri tanpa asisten luar

tangga di luar negeri. Memang super!

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Toko

h

Hal | 35

Menutup pembicaraan kami malam itu, Ibu Dessy memberikan tujuh pesan pada

pelajar yang berada di seluruh dunia:

• Cita-cita setinggi langit itu boleh. Namun, di saat yang sama, pikirkan secara

realistis cara mencapainya.

• Pupuk jiwa entrepreneur. Inovatif dan kreatif.

• Ora et labora – berdoa dan bekerja.

• Veni vidi vici – saya datang, saya lihat, saya menang.

• Keluar dari comfort zone. Mingle dengan komunitas internasional dan bangun

jaringan.

• Disiplin pada diri sendiri dan segala hal.

• Doa orangtua sangat menentukan keberhasilan, terutama Ibu.

(Ros)

Delft, April 2015

Biodata

Nama: Dessy Irawati, Ph.D, FeRSA

Tempat/tanggal lahir: Malang, 1 Desember

Suami: Dr. Roel Rutten

Tempat tinggal: Tilburg, Belanda

Pendidikan:

• 1998-2002 B.Sc. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang, IP 3,8/4

• 2004-2005 M.Sc. Innovation, Creativity, dan Entrepreneurship Management, Universitas Newcastle, Inggris

• 2005-2009 Ph.D International Business/Trade/Commerce, Economic Geography, Universitas Newcastle, Inggris Raya

Kesibukan saat ini:

• Full time executive consultant dan Business Representative, BNI 1946 Belanda

• CEO dan pendiri eduPRIME

• Ketua Umum I-4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional)

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Toko

h

Hal | 36

Perjuangan Sosok Kartini Muda

di Negeri Sakura

Liputan Jepang

"Door Duisternis tot Licht" -

"Habis Gelap Terbitlah

Terang" seperti judul buku

karangan sang pelopor

emansipasi wanita, Kartini.

Pesan-pesan dari beliau

sangatlah menjunjung tinggi

emansipasi wanita. Pada

zamannya, kedudukan

antara wanita dan pria

tidaklah setara.

-----------------------------------

Dahulu, wanita tidak boleh

bekerja dan berpendidikan.

Sang pahlawan emansipasi

wanita terus mendorong kaum

hawa Indonesia untuk

menempuh pendidikan agar

tidak terus didiskriminasi oleh

kaum adam. Saat ini wanita

Indonesia sudah banyak yang

menjadi kaum terpelajar dan

terbukti sukses, memiliki

kedudukan dan hak yang

sama dengan pria berkat

perjuangan ibu Kartini.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 37

Jepang merupakan salah satu negara

yang paling sering dijadikan tujuan belajar

bagi para pelajar Indonesia. Sudah banyak

kisah yang menceritakan bagaimana para

pelajar Indonesia mengenyam pendidikan

di Jepang. Namun, tak terlalu marak

dijumpai kisah mengenai riset yang

dilakukan pelajar Indonesia di Jepang,

khususnya seorang mahasiswi program

S1. Penasaran dengan lika-liku dan serba-

serbi riset S1 di Jepang?

Gadis Indonesia berparas ayu bernama

Madoka Hazemi, seorang mahasiswi muda

S1 di Tohoku University, Faculty of Science

yang aktif meneliti, berkenan untuk berbagi

cerita risetnya.

Awal mulanya mengapa ia menempuh

pendidikan di Jepang adalah karena

dahulu kedua orang tuanya pernah

mengenyam pendidikan S2 dan S3,

sehingga Madoka kecilpun bermimpi untuk

melanjutkan pendidikan S1 di negeri

sakura.

Akhirnya mimpi Madoka membawanya

kepada salah satu universitas ternama di

Jepang berlokasi di kota Sendai, sebelah

timur laut Jepang bernama Tohoku

University.

“Sebuah kebanggaan akhirnya bisa belajar

di sini,” ujar Kartini muda ini.

Saat ini Madoka mendalami bidang

“Advanced Molecular Chemistry Program,”

di mana pada bidang itu, Madoka fokus

pada Kimia Organik.

Selama menempuh pendidikan di bidang

Advanced Molecular Chemistry Program,

Madoka mulai penasaran dan ikut

penelitian yang diadakan oleh profesornya

yang bernama Kazumitsu Onizuka sejak

tahun kedua akhir.

Madoka menekuni risetnya di Institute of

Multidisciplinary Research for Advanced

Materials Tohoku University, Nagatsugi

Laboratory, Professor Nagatsugi Fumi.

Pada umumnya, institutsi ini menjadi

tempat riset mengenai hal yang

berhubungan dengan DNA dan RNA, gen

dan ekspresinya. Sebagai contoh,

merancang DNA atau RNA dengan struktur

yang baru, mempelajari mekanisme

pembentukan DNA dan RNA, atau

kegagalan mekanisme ekspresi DNA dan

RNA.

Kenapa hal tersebut harus diketahui?

Menurut Madoka hal ini dipercayai banyak

menjadi sumber penyakit misalnya kanker,

AIDS, dan sebagainya berawal dari DNA

dan RNA yang gagal diekspresikan dengan

baik (salah satu dari banyak kemungkinan).

“Nah, dengan mempelajari lebih lanjut, ada

ekspektasi bahwa kedepannya, penelitian

ini sangat akan berjasa dalam bidang

medis, inilah alasan saya ingin

menekuninya,” ujar Madoka lebih lanjut.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 38

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Madoka menambahkan bahwa visi

besar dari penelitiannya adalah ke

arah drug development, dan

sebagainya. Tema dari riset Madoka

saat ini adalah Synthesis of natural-

like cross-linked duplex RNA.

Fokus pada pembuatan double

stranded RNA (biasanya RNA

memiliki single stranded).

Lagi lagi, mengapa double stranded itu

penting? Dipercayai bahwa double

stranded RNA dan hubungannya

dengan enzim tertentu punya alih besar

terhadap pengekspresian gen yang

berhubungan erat dengan penyakit

seperti kanker.

Inspirasi untuk menjalani riset pada

bidang ini didapat dari Associate

Professor lab bernama Onizuka

Hal | 39 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Kazumitsu yang berkolaborasi dengan

profesor di Amerika yang sangat tertarik

meneliti tentang duplex RNA karena

punya visi bahwa penelitian ini akan

banyak berguna dalam bidang medis

kedepannya.

Banyak cerita menarik dari Madoka

mengenai risetnya yang juga

bermanfaat bagi orang lain yang

berkelut dalam bidang yang sama atau

terjun ke dalam dunia penelitian.

Madoka awalnya selalu berpikir bahwa

orang yang bergerak di bidang sains

pasti punya motivasi kuat untuk

menemukan hal yang baru.

Terlebih lagi kalau sesuatu yang baru

itu punya dampak luar biasa terhadap

suatu komunitas, bahkan masyarakat

yang kesannya akan jadi kebanggaan

luar biasa.

“Peneliti atau profesor di Jepang

memiliki semangat yang luar biasa,

usaha, dan daya juangnya tinggi, setiap

hari pulang sampai larut malam untuk

menekuni reasearchnya, ” jelas Madoka

lagi.

Madoka menangkap bahwa sang

professor melakukan riset yang semata-

mata karena ia memiliki rasa ingin tahu

terhadap topik yang dierjakan, ia

menikmati dan suka, dan ia yakin

bahwa nanti hal ini akan berguna bagi

dunia pendidikan atau kedokteran.

Selain itu, Madoka juga menjelaskan

rasanya meneliti di Jepang. Selulusnya

dari bangku SMA, Madoka langsung

melanjutkan studinya ke Jepang. Banyak

hal yang membuatnya nyaman saat

penelitian. Selama melakukan penelitian

di Jepang, support dari profesor

sangatlah besar. Selalu ada dorongan

untuk tidak pernah menyerah dan terus

belajar.

Banyak hal yang dipelajari berdasarkan

kegagalan yang dialami. Hal inilah yang

terus membuat Madoka semangat dan

pantang menyerah untuk terus berjuang

melakukan penelitiannya.

“ Pemerintah dan pihak universitas juga

banyak memberikan dukungan seperti

fasilitas yang sangat memadai. Memang

harus diakui iklim penelitian di Jepang itu

sangat bagus, beruntung bisa

merasakan pendidikan di Jepang,”

ujarnya lagi.

Ada beberapa kesan dan pesan yang

Madoka ingin sampaikan kepada para

pembaca. Madoka menyebutkan bahwa

penelitian itu sangatlah menarik.

Namanya saja meneliti berarti belum

pernah ada yang melakukan sebelumnya

di dunia ini. Inilah yang menjadikannya

bangga sebagai peneliti. Keren banget

deh. Rasanya, menemukan hal baru

yang mungkin nantinya bisa berguna

bagi masyarakat itu dorongan besar

tersendiri.)

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Hal | 40 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

“Berharap nantinya hasil riset ini dapat berkontribusi dalam kemajuan tanah air

tercinta. Saya sangat ingin mempublikasikan hasil riset ini agar masyarakat dunia

tahu bahwa ada sosok Kartini Indonesia muda di Jepang yang sedang

melakukan riset yang berguna untuk penemuan drugs kedepannya,” ujarnya lagi.

Karena saat ini Madoka melakukan riset di bidang kimia organik, mungkin dekat

hubungannya dengan penemuan drugs atau terapi penyakit yang semoga juga

berdampak positif.

Madoka melakukan penelitiannya dengan sepenuh hati dan selalu memberikan

terbaik. Kalau memang Tuhan mengizinkan, di ujung jalan terlihat dampak besar

dan akhirnya bisa mengharumkan nama Indonesia.

Interviewer:

Kinanti Hantiyana Aliyah (Tohoku University)

Editor:

Anindya Pradipta

(Ritsumeikan Asia Pacific University

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 41 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Bisnis Mahasiswa Indonesia di Kairo;

“Yang Penting Cukup”

Mahasiswa Indonesia di Mesir atau yang

lebih dikenal sebagai Masisir terbilang

cukup banyak dibanding mahasiswa dari

negara lainnya. Menurut data Atase

Pendidikan (Atdik) KBRI Kairo, jumlah

pelajar Indonesia sekitar 2500 orang, dan

90 persennya adalah mahasiswa

universitas al-Azhar. Selebihnya, mereka

kuliah di berbagai universitas di Mesir,

seperti Kairo University, Arab League

University, American Open University dan

universitas lainnya.

-------------------------------------------------------

Berdasarkan data yang dimiliki Atdik KBRI

Kairo, Universitas al-Azhar terdapat hampir

di seluruh kota di Mesir. Dulunya mahasiswa

asing, termasuk dari Indonesia tersebar di

beberapa kota seperti Tanta, Alexandria,

Mansoura, Damanhur dan kota lainnya.

Namun Sejak tahun 2010, kebijakan al-

Azhar hanya menempatkan mahasiswa

asing di kota Kairo. Kebijakan ini membuat

mahasiswa Indonesia yang notabene adalah

mahasiswa asing terbanyak nomor dua

setelah Malaysia “menjajah” Kairo.

Para mahasiswa ini rata-rata tinggal berdekatan satu dengan lainnya. Kebanyakan mereka ngontrak rumah di Hay Asyir (Distrik 10), Kairo Timur. Di sana, hampir di setiap hunian ada rumah yang ditinggali oleh mahasiswa Indonesia. Jadilah Hay Asyir ini seperti “kampung Indonesia”, atau bahkan “kecamatan Indonesia” .

Menurut Fitrah Alfaizi salah seorang Pelajar asal Indonesia yang tinggal di Kairo Timur menjelaskan, keadaan dan lingkungan mahasiswa seperti ini membuat naluri bisnis pelajar bangkit. Mereka berpikir bisa hidup dari dan untuk mereka sendiri. Didukung oleh perizinan dari pemerintah Kairo yang relatif mudah.

“ Akhirnya home industri menjamur, seperti tempe, tahu, kerupuk, dan aneka makanan ringan lainnya sangat mudah didapatkan di Kairo, dan semua itu yang jualan pelajar asal Indonesia,” jelas Alfaizi.

Alfaizi menambahkan, harga pangan relative murah dan mudah didapatkan. Hal ini juga yang mendorong Masisir berkreasi mendirikan berbagai rumah makan khas Indonesia.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 42

“Tercatat lebih dari 30 rumah makan khas

Indonesia berdiri di gang-gang kota Kairo,

mulai dari RM. Padang, Sate Madura,

sampai empek-empek Palembang,” jelas

Alfaizi.

Di Kairo, pindah rumah kontrakan adalah

hal sangat biasa. Setahun pindah,

setengah tahun pindah, bahkan ada yang

dua bulan sekali pindah, karena mungkin

kurang cocok dengan tuan rumah maupun

mendapat kontrakan yang lebih baik.

Ketika melihat pindahan kontrakan ini

cukup merepotkan, maka para mahasiswa

berpikir untuk menyediakan sewa mobil

untuk kebutuhan itu. Hal ini tentu lebih

memudahkan mereka, daripada harus

menyewa kepada penduduk asli Mesir.

“Orang bilang segala

jenis bisnis di Masisir

tersedia, sampai

segala macam jasa

juga dapat diakses

dengan mudahnya;

laundry, pijat, jual

beli tiket, fotografer

dan lain sebagainya.

Itu semua dilakukan

oleh mahasiswa dan

untuk mahasiswa,”

tutup Alfaizi.( FA)

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 43

Dalam bisnis, Masisir terbagi menjadi 4

bagian:

Pada dasarnya, bisnis Masisir di Kairo adalah dari, oleh dan untuk para mahasiswa

Indonesia itu sendiri. Jarang sekali bisnis-bisnis tersebut bersinggungan dengan warga non

Indonesia. Kebanyakan dari mereka menjalaninya sebagai sampingan saja, buka sebagai

tujuan. Karena memang, tujuan utama para mahasiswa datang ke Mesir bukanlah untuk

berbisnis, tapi untuk belajar. Bagi mereka bukan kekayaan yang menjadi tujuan, tapi yang

penting bisa cukup kebutuhan sehari-harinya, karena memang tidak semuanya

mendapatkan beasiswa, dan tidak semuanya masih dibiayai oleh orang tua.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

1

• Petama employee, yaitu mahasiswa yang bekerja sebagai karyawan kepada mahasiswa lain yang memiliki modal, seperti bekerja di rumah makan khas Indonesia, di rental mobil, loundry dan lain sebagainya.

2

• Kedua self employee, yaitu mahasiswa yang bekerja dengan ketrampilannya, seperti menjadi guide, montir, tukang pijat, bekam, ruqyah dan lain sebagainya.

3

• Ketiga business, yaitu mahasiswa yang menciptakan lapangan kerja untuk dirinya dan orang lain. Mereka membuat rumah makan, usaha tahu tempe, kerupuk, toko londry dan lain sebagainya.

4

• Keempat investor, yaitu mahasiswa yang memiliki modal besar. Biasanya mereka diberi modal oleh orang tuanya untuk belajar usaha di Kairo. Mereka membeli “saham” rumah makan khas Indonesia, rental mobil dan usaha lainnya.

Hal | 44

Peran ACIKITA dalam Membangun dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA), adalah

organisasi yang didirikan oleh anak bangsa

(4 Oktober 2006), mereka adalah orang

yang pernah bersekolah dan bekerja di

Jepang. Mereka ingin melakukan

perjuangan nyata untuk ikut memperbaiki

kondisi Indonesia.

Organisasi ini lahir dari gagasan

masyarakat Indonesia yang ada di Jepang

yang sangat peduli dengan kemajuan

Indonesia kedepannya. Mereka adalah Dr

Jumiarti Agus, Dr. Prihardi Kahar, dan

Rahmiwati, S.Ag. Saat itu semuanya

terkumpul di bawah Tokyo Institute of

Technology.

PPI Dunia telah menggali Informasi dari

Organisasi yang saat ini di Pimpin oleh

salah seorang pengagasnya. Bagaimana

perjalnan ACIKITA dalam memperjuangkan

gagasannya dalam membangun Indonesia

lebih baik kedepannya telah berhasil

dirangkum dan di tuturkan oleh Jumiarti

dalam wawancara khusus yang dilakukan

PPI dunia beberapa waktu lalu.

Bagaimanakah Acikita terbentuk ?

Melalui referensi seorang professor senior

di Indonesia, yang rajin mengikuti

pertumbuhan dan perkembangan ACIKITA,

kami telah berpartisipasi dua kali dalam 3

kali undangan WanTinPres (Anggota

Dewaan Pertimbangan Presiden).

Pertama kali hadir atas undangan

WanTinPres bidang Pendidikan (Ibu

Prof. Meuthia Hatta, 4 Agustus 2010)

dan selanjutnya menghadiri

undangan WanTinPres Bidang

Agama (6 Desember 2011).

Kami juga membantu para pejabat

pemerintah yang ingin

mengeksplorasi informasi dari

instansi di Jepang, yang pernah

dilakukan adalah membantu pejabat

di Kementrian Riset dan Teknologi,

untuk studi paten di Tokyo Institute of

Technology, dan pejabat BKKBN

dalam studi singkat di Jepang, untuk

program kerja BKKBN, pejabat di

kementrian perindustrian dan

perdagangan, dari beragam

universitas di Indonesia untuk

kerjasama riset.

Program Kerja apa saja yang

dimiliki ACIKITA ?

Melalui perjuangan di bidang

pendidikan kami berupaya memutus

rantai permasalahan bangsa

Indonesia dengan membuat empat

program pendidikan dasar yang

terdiri dari pendidikan usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan umum,

serta tengkat Universitas.

Edis

i 2 |

Bu

leti

n P

PI D

un

ia |

Mei

201

5

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 45

Untuk program program pendidikan usia

dini dan dasar, dan menengah Kami aktif

menerbitkan buku-buku parenting,

mencakup sistem pola asuh yang berfokus

pada usaha para ibu dan pendidik untuk

menggali potensi anak sejak usia dini,

selain itu Kami juga aktif menerbitkan buku-

buku bacaan anak, bisa dikonsumsi oleh

anak mulai usia nol tahun hingga

seterusnya. Selain itu ACIKITa juga sudah

mendirikan taman bermain Ibu dan Anak

2014 lalu. Para Ibu dapat membawa

anaknya bermain bersama di Ruang

Bermain ACIKITA (RBA), pada kesempatan

tertentu kami mendatangkan pakar untuk

berkonsultasi. RBA pertama kami buka di

Sekretariat ACIKITA Cibubur. Sejumlah

beasiswa juga kami berikan kepada anak-

anak kurang mampu untuk mendapatakan

pendidikan lebih baik. Program beasiswa

ini telah berlangsung di Payakumbuh

Sumatera Barat semenjak 2002.

Bagaimana dengan program pendidikan

mahasiswa (S1, S2 dan Doktor) dosen dan

peneliti?

Kami secara aktif berbagi informasi,

semangat dan inspirasi untuk generasi muda

agar bergiat dalam studi dan berbagi info

“Kiat Melanjutkan Studi dan Mendapatkan

Beasiswa ke Luar Negeri”. Informasi kami

berikan melalui website, Facebook, Seminar

setiap tahun pada bulan Juli-Agustus di

banyak kota, dan juga melalui buku-buku

yang kami terbitkan.

Selain itu Kami setiap tahun mengadakan

“ACIKITA International Conference on Science

and Technology” Kami mengundang

partisipasi dari banyak pelajar, akademisi,

researcher, industries baik anak bangsa

Indonesia maupun orang asing untuk ikut

dalam event menarik ini. Disamping untuk

mentransfer ilmu diharapkan terjadi hubungan

kerjasama untuk memajukan pendidikan dan

riset di tanah air.

ACIKITA juga mengadakan exhibition untuk

para profesor memaparkan risetnya masing-

masing, sehingga membantu para peminat

studi dan periset ke luar negeri. Selain itu

Kami juga mengadakan program prtukaran

pelajar, homestay, student exchange, dan

ACIKITA Short Study to Japan. Kegiatan

lainnya adalah mengadakan kontes penulisan

hasil riset dan karya tulis ilmiah. Pemenang 1-

5 akan disupport untuk lanjut studi ke Jepang.

Bagaimana dengan program pendidikan

untuk Masyarakat ataupun kegiatan yang

bersifat sosial?

Kami telah mendirikan Ruang Baca ACIKITA

(RUBACA) untuk menumbuh kembangkan

minat membaca pada masyarakat mulai usia

nol tahun hingga seterusnya. Dalam hal ini

Kami mengajak partisipasi masyarakat yang

ingin bekerjasama mendirikan RUBACA.

Selain itu Kami juga menerbitkan buku-buku

yang menginspirasi masyarakat. Mengisi buku

untuk perpustakaan di sekolah, RUBACA,

dengan mengajak peran serta masyarakat

dalam program sumbangan buku bersama

ACIKITA.

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 46

Program pendidikan masyarakat lainnya

adalah dengan mengadakan program

ACIKITA Short Study to Japan,

memabntu masyarakat yang ingin

berkunjung, studi singkat, studi banding

ke Jepang. Dan seluruh kegiatan

ACIKITA telah Kami rangkum dalam

majalah tahunan yang telah diterbitkan

semenjak 2014 lalu.

Untuk kegiatan social masyarakat

ACIKITA juga memiliki sejumlah program,

misalnya dengan menyalurkan dana

zakat, infaq dari donatur kepada murid-

murid sekolah binaan ACIKITA dan kaum

miskin. Setiap tahun kami

menyelenggarakan kurban dan diberikan

kepada orangtua murid dari sekolah

ACIKITA yang semuanya orang miskin,

korban bencana alam, dll yang berhak

menerimanya.

Untuk pelayanan kesehatan ACIKITA

telah melakukan upaya pemeriksaan

kesehatan anak di SD terdekat dengan

aktivis ACIKITA kesehatan. Memberikan

pengetahuan kesehatan yang wajib

diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Membantu golongan ekonomi lemah agar

tidak mudah sakit, karena di Indonesia

secara umum yang miskin tidak

dapat merasakan layanan kesehatan

maksimal.

Masih dalam aksi social ACIKITA 8 Mei 2015

kemarin membangun sebuah masjid, dan

tempat membina anak muda Indonesia yang

berdomisili di Jepang. Pembangunan ini

dilakukan dengan peggalangan dana social

masyarakat yang berasal dari berbagai

kalangan.

Mengangkat isu MEA 2015, adakah program

ACIKITA terkait bidang Ekonomi?

Untuk bidang ekonomi ACIKITA Publishing dan

ACIKITA Printing telah memproduksi buku

untuk konsumsi umum dan untuk buku-buku di

sekolah ACIKITA dan RUBACA. Secara tidak

langsung telah terbuka lapangan kerja bagi

yang ingin berjuang bersama. Bisnis lainnya

dengan mendirikan divisi ACIKITA Tour and

Travel. Program yang berhubungan dengan

kegiatan ke luar negeri akan dibantu oleh

ACIKITA Tour and Travel. Untuk urusan studi,

home stay, exchange student, visit dan studi

banding ke luar negeri, kami membuka unit

jasa dan usaha khusus, “ACIKITA Short Study

to Japan (ASSJA)” dan “ACIKITA Study Abroad

Program (ASAP)”.

Selain itu ACIKITA juga berencana akan

mendirikan usaha unit kecil yang bisa

menyerap tenaga kerja di desa-desa. Hal ini

disesuaikan dengan potensi dan kebutuhn

daerah. Misalnya di daerah Pariaman, ingin

mendirikan usaha pengilangan minyak goring

ataupun mengeksplorasi kerajinan dan hasil

karya pribumi untuk dicarikan pasarnya di

tingkat internasional .

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 47

MERANTAU

Tunas-tunas harap tumbuh dikepit pamit

Air mata pisah menumbuhkannya sebagai

haru

Niat baru belajar membulat

Namun selamat tinggal telah mati berkali

kali

Pada sebuah langkah yang enggan

Sepasang mata piawai memotret kenangan

Pada jarak yang kian menjauh

Ingatan tak sedikitpun menjadi keruh

Aku pergi

Bukan tanah ini gagal menepati janji

Namun anak panah, katanya

Tidak akan mengenai sasaran

Jika tidak lepas dari busurnya

Aku datang

Pada tanah asing mimpiku menjelang

Karena hidup, katanya

Baru akan terasa indah

Jika kita menikmati pindah

Maka izinkanlah aku hidup

Jauh dari tempat jantungmu

berdegup

Dan sajak ini adalah janji

Bahwa aku pergi

Untuk memastikan aku akan kembali

-----------------------------

Rio Restu Priambodo

Desember, 2013

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 48

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Hal | 49

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015 Hal | 50

Manifesto Moskow

Hari kedua adalah saat-saat di

mana para delegasi mendapat

kesempatan untuk menumpahkan

pikiran dan merumuskan apa yang

dapat direkomendasikan kepada

pemerintahan Jokowi. Sidang

berlangsung dengan lancar dengan

diskusi membangun. Memang tidak

mudah untuk menyatukan pendapat

dari berbagai ke dalam poin-poin

rekomendasi yang dikatakan

“Manifesto Moskow”.

Manifesto Moskow ini ditanda

tangani oleh para ketua dan

perwakilan delegasi PPI se-Amerika

Eropa, dan disampaikan untuk

Presiden Jokowi yang diserahkan

melalui pihak KBRI Moskow dan

berbagai pihak lainnya. Sebagai

mahasiswa yang tengah belajar di

luar negeri, mahasiswa di luar

negeri pun turut berusaha

mengasah soft skill dalam acara ini

dan merumuskan hal-hal penting

untuk Indonesia menghadapi

ASEAN Community dari kaca mata

kami melalui Manifesto Moskow

hasil pemikiran kami bersama ini.

Salam perhimpunan !

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015

Edisi 2 | Buletin PPI Dunia | Mei 2015