52
1 Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin V Edisi 2 Tahun 2010 baru bisa di upload, layout dan cover sudah ganti editor dengan dominan hijau - hijau

Citation preview

Page 1: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

1

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Page 2: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

2

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Pengantar Redaksi 3

Sinkronisasi Tugas Pokok dan Fungsi

Raissekki,SKM,MM 4

Beberapa hal yang perlu diketahui ten-

tang Keuangan, Irene Kusumastuti, SE 6

Pelasanaan Kegiatan PK&SE, (RBAW) 10

Epidemiology of Air Pollution assessment

of Health effects, Dra. Diah Lestari, ,MKM 17

Pelaksanaan Upaya Kesehatan dan

Lintas Wilayah tahun 2009 (Nyompu) 24

Jumlah Sel Mikroba dalam air Sebagai

Ukuran Kekuatan Beban Organik

Terhadap Pencemaran

By. DIAH LESTARI

31

Bagaimana Mempertahankan Sehat

dan Bugar di usia lebih dari 40 Tahun

Oleh: dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK

Dokter fungsional Pelabuhan, Bidang

UKLW KKP Kelas I Tanjung Priok

34

Executive report Pertemuan Jejaring

Kerja dan kemitraan Kekarantinaan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok Bogor, 24-26 Maret 2010,

(RBAW)

37

Daun si penyambung nyawa

Ny. Bertha M. Pasolang, SSos. 42

Executive repot Pelatihan Kekarantinaan

Kapal (RBAW) 44

Cuaca extrem (Nyompu) 49

Dul naik becak, oleh : Hendra Kusu-

mawardhana 51

DAFTAR ISI

Diterbitkan oleh :

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PELINDUNG / PENASEHAT :

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Raissekki, SKM.MM. DEWAN REDAKSI :

Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes.

Anggota Redaktur :

Drs. Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE.,MKM. Ikron, SKM.,MKM. Agus Syah FH.SKM. dr.Endriana S.Lubis. Dewi Dyah Palupi,SKM.

EDITOR :

Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM.

Desain Grafis & Photografer :

Robi’ur Rosyid Syaflovida

Sekertariat :

Nursamah,S.Sos Evi Maria

Alamat :

Jl. Raya pelabuhan No.17 - Tanjung Priok, Jakarta Utara,

Telepon : (021) 43931045, 4373266.,

Faximile : (021) 4373265,

Webblog: http://kkptanjungpriok.blogspot.com.

E-mail : [email protected]

Foto bersama saat selesainya acara

pembukaan pelatihan Fumigasi kapal

Cover depan

Page 3: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

3

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume V edisi 3 yang

diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini

merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan

potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya

bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan

pelaksanaan program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan

sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah, dan karya – karya seni serta

peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional. Topik – topiknya yakni

Atensi tentang Sinkronisasi Tugas Pokok dan Fungsi, Ruang TU tentang Beberapa hal yang perlu

diketahui tentang Keuangan, Ruang PKSE tentang Pelasanaan Kegiatan PK&SE (sambungan Vol-

ume V Edisi 1), Ruang PRL tentang Epidemiology of Air Pollution assessment of Health effects, Ruang

UKLW tentang Pelaksanaan Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah tahun 2009 (sambungan Volume

V Edisi 1), Teknologi dan informasi tentang Jumlah Sel Mikroba dalam air Sebagai Ukuran Kekuatan

Beban Organik Terhadap Pencemaran, Serba serbi tentang Bagaimana Mempertahankan Sehat

dan Bugar di usia lebih dari 40 Tahun, Jejaring kerja dan kemitraan tentang Executive report Perte-

muan Jejaring Kerja dan kemitraan Kekarantinaan, Flora dan fauna tentang Daun si penyambung

nyawa, Kajian dan Diklat tentang Executive repot Pelatihan Kekarantinaan Kapal, Aneka peristiwa

tentang cuaca extrem serta Relaksasi tentang Dul naik becak.

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak – sajak

ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan.

Redaksi memberikan kesempatan ini pada para kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan

daerah serta seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info

Kesehatan Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan

optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan. Silakan

jika ada yang mau bergabung.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

INFO KESEHATAN PELABUHAN Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi

Page 4: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

4

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Guna meningkatkan

kepercayaan dunia interna-

sional terhadap kemampuan

infra struktur pelabuhan di

Indonesia dalam bidang

kesehatan, Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP) dituntut

bukan hanya mampu men-

cegah masuk dan keluarnya

penyakit potensial wabah,

namun juga harus siap

menyelesaikan masalah

kesehatan masyarakat yang

dianggap darurat oleh dunia

internasional (Public Health

Emergency of International

Concern / PHEIC). Kita harus

serius dalam menangani

permasa lahan perkem -

bangan penyakit menular dan

potensial wabah, yang pada

akhirnya akan berimbas

kepada perkembangan

perekonomian dan sosial

Indonesia secara nasional

bahkan internasional.

Dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya,

KKP harus aktif dan responsif

terhadap kejadian yang men-

jurus kepada keadaan PHEIC

di pintu masuk negara

(Border). Oleh karena itu pa-

yung hukum KKP sebagai

institusi yang berkaitan

dengan segala peraturan

perundang – undangan

nasional dan internasional,

haruslah runtut dan efektif.

Dalam hal ini, runtut sesuai UU

10/2004 tentang pem-

b e n t u k a n p e r a t u r a n

perundang – undangan dan

efektif dalam mencapai

t u j u a n p e m b a n g u n a n

kesehatan khususnya di Pintu

Masuk Negara. Salah satu

kunci utama penguatan KKP

sebagai institusi penye-

lenggara negara bidang

kesehatan di Pintu Masuk

Negara adalah pengaturan

Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan

yang memuat tentang tugas

pokok dan fungsi KKP.

Marilah kita simak

bersama tentang tugas pokok

dan fungsi KKP yang tertuang

dalam Permenkes 356 / 2008.

KKP mempunyai tugas pokok

melaksanakan : Pencegahan

masuk dan keluarnya penyakit,

penyakit potensial wabah,

pengamanan terhadap pe-

nyakit baru dan penyakit yang

muncul kembali, survailans

epidemiologi, kekarantinaan,

p e n g a w a s a n O M K A B A ,

p e l a y a n a n k e s e h a t a n ,

p e n g e n d a l i a n d a m p a k

k e s e h a t a n l i n g k u n g a n ,

bioterorism, unsur biologi, kimia

dan pengamanan radiasi di

wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas

darat Negara.

Selanjutnya, untuk me-

laksanakan tugas pokok

t e r s e b u t d i a t a s , K K P

menyelenggarakan Fungsi :

1. Pelaksanaan kekaran-

tinaan

2. Pelaksanan pelayanan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

ATENSI SINKRONISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

Page 5: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

5

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

kesehatan

3. Pelaksanaan pengen-

dalian resiko lingkungan di

bandara, pelabuhan dan

lintas batas darat negara

4. Pelaksanaan pengamatan

penyakit, penyakit poten-

sial wabah, penyakit baru,

dan penyakit yang muncul

kembali,

5. Pelaksanaan pengamanan

radiasi pengion dan non

pengion, biologi dan kimia

6. Pelaksanaan sentra/simpul

jejaring SE sesuai penyakit

yang berkaitan dengan

lalu lintas nasional,

r e g i o n a l d a n

internasional

7. P e l a k s a n a a n ,

f a s i l i t a s d a n

a d v o k a s i

kesiapsiagaan dan

penanggulangan KLB

dan bencana bidang

kesehatan, serta kesehatan

matra termasuk penye-

lenggaraan kesehatan haji

dan perpindahan pen-

duduk

8. Pelaksanaan fasilitas dan

advokasi kesehatan kerja

di lingkungan bandara,

pelabuhan, dan lintas

batas darat negara

9. Pelaksanaan pemberian

s e r t i f i k a t k e s e h a t a n

OMKABA eksport dan

mengawasi persyaratan

d oku me n ke s e ha ta n

OMKABA import

10. Pelaksanaan pengawasan

kesehatan alat angkut dan

muatannya

11. Pelaksanaan pemberian

pelayanan kesehatan di

wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas

batas darat negara

12. Pe laksanaan je jar ing

informasi dan teknologi

bidang kesehatan di

bandara, pelabuhan, dan

lintas batas darat negara

13. Pelaksanaan jejaring kerja

dan kemitraan bidang

kesehatan di bandara,

pelabuhan, dan lintas

batas darat negara

14. Pelaksanaan kajian keka-

rantinaan, pengendalian

resiko lingkungan dan

survai lans kesehatan

pelabuhan

15. Pelaksanaan pelatihan

teknis bidang kesehatan

bandara, pelabuhan dan

lintas batas darat negara

16. Pe laksanaan ketata -

usahaan dan kerumah-

tanggaan KKP

Nah, silakan dianalisa sendiri.

Apakah tugas pokok tersebut

sudah sinkron dengan fungsi

ya n g h a r u s d i s e l e n g -

garakan??

Uraian termudah

tetapi bisa salah yakni

mengenai tugas pokok

dan fungsi ―cleaning

service‖. Mari kita simak,

― c l e a n i n g s e r v i c e ‖

mempunyai tugas pokok

melaksanakan pembersihan.

Untuk melaksanakan tugas

pokok tersebut, ―cleaning

service‖ menyelenggarakan

fungsi pelaksanaan penya-

puan, pelaksanaan penge-

pelan, pelaksanaan penge-

lapan, dll.

Selamat berfikir sambil

bekerja.

Page 6: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

6

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Salah satu faktor yang

dianggap berpengaruh terha-

dap motivasi Sumber Daya

Manusia (SDM), khususnya

pada instansi pemerintah

(misalnya KKP) adalah daya

tarik financial : gaji, tunjangan,

pe-luang untuk mendapatkan

penghasilan tambahan dan

insentif. Insentif atau system

penghargaan diharapkan da-

pat memotivasi SDM instansi

tersebut dalam meningkatkan

kinerjanya.

Kemungkinan pada ke-

nyataannya menunjukkan

bahwa pegawai (staf) tidak

memerlukan daya tarik

finansial, namun apabila ada

insentif finansial diberikan

secara tidak proporsional atau

tidak memenuhi rasa keadilan

m a k a d a p a t b e r s i f a t

kontraprodukti f . Adanya

pemikiran pembagian insentif

yang tidak proporsional atau

tidak memenuhi rasa keadilan

in i dapat d i sebabkan

ketidaktahuan pegawai (staf)

tentang penyelenggaraan

keuangan negara.

Oleh karena itu, di-

bawah ini disajikan beberapa

hal tentang penyelenggaraan

keuangan yang per lu

diketahui oleh para petugas

KKP sesuai Permenkeu 73 /

2008.

1. Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara, yang

selanjutnya disingkat

APBN, adalah rencana

keuangan tahunan pe-

merintahan negara yang

disetujui oleh Dewan Per-

wakilan Rakyat.

2. Daftar isian Pelaksanaan

Anggaran, yang se-

lanjutnya disebut DIPA,

adalah dokumen pelak-

sanaan anggaran yang

disusun oleh Menteri/

Pimpinan Lembaga selaku

Pengguna Anggaran dan

disahkan oleh Menteri Ke-

uangan selaku Bendahara

Umum Negara

3. Penerimaan Negara Bukan

Pajak, yang selanjutnya

disingkat PNBP, adalah

seluruh penerimaan pe-

merintah pusat yang tidak

berasal dari penerimaan

perpajakan.

4. Pengguna Anggaran, yang

selanjutnya disingkat PA,

adalah pejabat yang

berwenang dan ber-

tanggung jawab atas

penggunaan anggaran

pada Kementerian Ne-

ga ra/Le mba ga yang

bersangkutan.

5. Kuasa Pengguna Ang-

garan, yang selanjutnya

disebut Kuasa PA, adalah

pejabat yang memperoleh

k e w e n a n g a n d a n

tanggung jawab dari PA

untuk menggunakan ang-

garan yang dikuasakan

kepadanya.

6. Pejabat Pembuat Ko-

mitmen adalah pejabat

yang diberi kewenangan

oleh PA / Kuasa PA untuk

mengambil k eputusan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

Ruang TU BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG KEUANGAN

Oleh : Irene Kusumastuti, SE

Page 7: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

7

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

dan/atau tindakan yang

dapat mengakibatkan pe-

ngeluaran atas beban be-

lanja negara.

7. Pejabat Penandatangan

SPM adalah pejabat yang

diberi kewenangan oleh

PA/ Kuasa PA untuk me-

lakukan pengujian atas

Surat Permintaan Pem-

bayaran dan menerbitkan

Surat Perintah Membayar.

8. Bendahara adalah setiap

orang yang diberi tugas

menerima, menyimpan,

membayar dan/atau me-

nyerahkan uang atau surat

berharga atau barang-

barang negara.

9. Bendahara Penerimaan

adalah orang yang di-

tunjuk untuk menerima,

menyimpan, menyetorkan,

menatausahakan, dan

mempertanggungjawabka

n uang pendapatan ne-

gara dalam rangka

pelaksanaan APBN pada

k a n t o r / s a t u a n k e r j a

Kementerian Negara/Lem-

baga.

10. Bendahara Pengeluaran

adalah orang yang

ditunjuk untuk menerima,

m e n y i m p a n , m e m -

bayarkan, menatausa-

hakan, dan mempertang-

gungjawabkan uang untuk

keperluan belanja negara

dalam rangka pelaks-

anaan APBN pada kantor/

satuan kerja Kementerian

Negara/Lembaga.

11. Bendahara Pengeluaran

Pembantu, yang selan-

jutnya disingkat BPP,

adalah Bendahara yang

bertugas membantu Ben-

dahara Pengeluaran untuk

me l a k s a n a ka n p e m -

bayaran kepada yang

berhak guna kelancaran

pelaksanaan kegiatan

tertentu.

12. Uang Persediaan, yang

selanjutnya disingkat UP,

adalah uang muka kerja

dalam jumlah tertentu

yang diberikan kepada

Bendahara Pengeluaran

hanya untuk membiayai

kegiatan operasional

sehari-hari Satuan Kerja

yang tidak mungkin dila-

kukan melalui mekanisme

pembayaran langsung.

Tambahan Uang Perse-

diaan, yang selanjutnya

di-singkat TUP, uang yang

diberikan kepada Satuan

Kerja untuk kebutuhan

yang sangat mendesak

dalam satu bulan melebihi

pagu UP yang ditetapkan.

13. Surat Permintaan Pem-

bayaran, yang selanjutnya

disingkat SPP, adalah do-

kumen yang diterbitkan

oleh Pejabat Pembuat

Komitmen yang berisi per-

mintaan kepada Pejabat

Penandatanganan SPM

untuk menerbitkan surat

perintah membayar se-

jumlah uang atas beban

bagian anggaran yang

dikuasainya untuk untung

pihak yang ditunjuk dan

sesuai syarat-syarat yang

ditentukan dalam do-

kumen perikatan yang

menjadi dasar penerbitan

SPP berkenaan.

Page 8: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

8

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

14. Surat Perintah Membayar,

yang selanjutnya disingkat

SPM, adalah surat perintah

yang diterbitkan oleh

Pe j a b a t Pe n a n d a ta -

nganan SPM untuk dan

atas nama PA kepada

BUN atau kuasanya ber-

dasarkan SPP untuk

melakukan pembayaran

sejumlah uang kepada

pihak dan atas beban

anggaran yang ditunjuk

dalam SPP berkenaan.

15. Surat Perintah Membayar

Uang Persediaan, yang

selanjutnya disingkat SPM-

UP, adalah surat perintah

m e m b a y a r y a n g

diterbitkan oleh PA/Kuasa

PA yang dananya di-

pergunakan sebagai uang

persediaan untuk mem-

biayai kegiatan ope-

asional kantor sehari-hari.

16. Surat Perintah Membayar

Tambahan Uang Per-

sediaan, yang selanjutnya

disingkat SPM-TUP, adalah

surat perintah membayar

yang diterbitkan oleh PA/

Kuasa PA karena ke-

butuhan dananya melebihi

pagu uang persediaan

yang ditetapkan.

17. Surat Perintah Membayar

Penggantian Uang Per-

sediaan, yang selanjutnya

disingkat SPM-GUP, adalah

surat perintah membayar

yang diterbitkan oleh PA/

Kuasa PA dengan mem-

bebani DIPA, yang dana-

nya dipergunakan untuk

menggantikan uang pers-

ediaan yang telah dipakai.

18. Surat Perintah Membayar

Langsung, yang selan-

jutnya disingkat SPM-LS

adalah surat perintah

membayar yang dike-

luarkan oleh PA/Kuasa PA

kepada:

a. Pihak ketiga atas dasar

perikatan atau surat

keputusan;

b. Bendahara Pengeluaran

untuk belanja pegawai/

perjalanan.

19. Surat Perintah Pencairan

Dana, yang selanjutnya

disebut SP2D, adalah surat

perintah yang

diterbitkan oleh

K u a s a B U N

kepada bank

o p e r a s i o n a l /

kantor pos dan

giro berdasarkan

SPM untuk memin-

dahbukukan sejumlah

uang dari Kas Negara ke

rekening pihak yang di-

tunjuk dalam SPM ber-

kenaan.

20. Laporan pertanggungja-

waban Bendahara, yang

selanjutnya disingkat LPJ,

adalah laporan yang di-

buat oleh bendahara atas

uang yang dikelolanya se-

bagai pertanggungja-

waban pengelolaan uang.

21. S PM- UP/S PM- TUP/S PM -

G U P / S P M - L S y a n g

dinyatakan sah adalah

S PM- UP/S PM- TUP/S PM -

GUP/SPM-LS yang telah

diterbitkan SP2D dan

dibubuhi cap ―telah

d i t e r b i t k a n S P 2 D

tanggal ...... Nomor .... .‖

oleh KPPN.

Page 9: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

9

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

22. SPM-GUP Nih i l yang

dinyatakan sah adalah

SPM-GUP Nihil yang telah

dibubuhi cap ―telah

d i b u k u k a n p a d a

tanggal ...... .‖ oleh KPPN.

23. Kuasa PA melakukan

pemeriksaan kas sekurang-

kurangnya satu kali dalam

satu bulan.

24. Tugas kebendaharaan

meliputi kegiatan me-

n e r i ma , me n y i m p a n ,

membayar atau menye-

rahkan, menatausahakan,

dan mempertanggung-

jawabkan uang dan surat

berharga yang berada

dalam pengelolaannya.

25. Dalam rangka pelak-

sanaan anggaran belanja,

PA/Kuasa PA dan/ atau

Bendahara Pengeluaran

merupakan wajib pungut

dan wajib menyetorkan

seluruh penerimaan yang

dipungutnya dalam jangka

waktu sesuai dengan

peraturan perundang-

undangan.

26. Pembukuan bendahara

dapat dilakukan dengan

t u l i s t a n g a n a t a u

komputer.

27. P e l a k s a n a a n

p e m b a y a r a n

dengan UP

hanya dapat

dilakukan oleh

B e n d a h a r a

P e n g e l u a r a n

atas perintah

PA/Kuasa PA.

28. Bendahara Pengeluaran

m e l a k s a n a k a n

pembayaran UP yang

dikelolanya setelah:

a. meneliti kelengkapan

perintah pembayaran

yang diajukan oleh PA/

Kuasa PA meliputi

kuitansi/tanda terima,

faktur pajak, dan

dokumen lainnya yang

menjadi dasar hak tagih;

b. menguj i kebenaran

perhitungan tagihan

yang tercantum dalam

perintah pembayaran,

termasuk perhitungan

pajak dan perhitungan

atas kewajiban lainnya

y a n g b e r d a s a r k a n

ketentuan dibebankan

kepada pihak ketiga;

dan

c. menguji ketersediaan

dana, meliputi pengujian

kecukupan pagu/sisa

pagu DIPA untuk jenis

belanja yang di-mintakan

pemba-yarannya.

29. Bendahara Pengeluaran

wajib menolak perintah

pembayaran dari PA/

K u a s a P A a p a b i l a

persyaratan sebagaimana

dimaksud pada nomor 28

tersebut diatas tidak

terpenuhi.

30. Bendahara Pengeluaran

b e r ta n g g u n g j a w a b

secara pr ibadi atas

p e m b a y a r a n y a n g

dilaksanakannya.

31. Bendahara Pengeluaran

dalam melaksanakan

p e m b a y a r a n w a j i b

m e m p e r h i t u n g k a n

k e w a j i b a n - k e w a j i b a n

(pajak dan bukan pajak)

pihak ketiga kepada

negara.

Page 10: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

10

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

C. Pengawasan Kesehatan ka-

pal melalui penerbitan Bu-

ku Kesehatan

D a l a m m e l a k u k a n

penga-wasan kesehatan

kapal, salah satu caranya

adalah dengan melakukan

k o m u - n i k a s i d e n g a n

pelabuhan sebelumnya. Hal

ini bisa dilakukan dengan

m e l i h a t d a r i b u k u

kesehatan kapal. Untuk

Tahun 2009 pener-bitan

buku kesehatan da-pat

dilihat pada grafik 7.

Distribusi penerbitan

buku kesehatan terbesar di

Bulan Oktober sebesar 135

buku (10,44%), dan terkecil

di Bulan September sebe-

sar 69 buku (5,34%), den-

gan rata-rata penerbitan

buku kesehatan setiap

bulannya sebesar 107 buku

kesehatan.

D. Pengawasan Pelaksanaan

Tindakan Karantina (Fu-

migasi dan Disinseksi)

Kegiatan kekarantinaan di

KKP Kelas I Tanjung Priok

antara lain pengawasan

tindakan penyehatan (fu-

migasi dan disinseksi) pada

kapal. Pelaksanaan kegi-

atan ini bekerjasama de-

ngan Bidang Pengendalian

Risiko Lingkungan dilakukan

berdasarkan : permohonan

pemilik kapal/nahkoda me-

lalui agen kapal; dan

temuan petugas KKP

terhadap pemeriksaan

tanda-tanda kehidupan

tikus dan atau tikus hidup,

serta vektor penular

penyakit seperti kecoa,

lalat, nyamuk dan se-

rangga penular penyakit

lainny, di kapal serta

berdasarkan permohonan

pemilik kapal dan kapal

setelah selesai doking. Pe-

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

RUANG PKSE Selintas tentang :

PELAKSANAAN KEGIATAN PK & SE PADA TAHUN 2009

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2010

Ngawasan harus dilakukan,

mengingat bahan yang

d i g u n a k a n u n t u k

melakukan fumigasi dan

desinseksi adalah bahan

kimia berbahaya dan

beracun, sehingga di-

perlukan pengawasan

setiap tahap pelak -

sanaannya. Dari hasil

t indakan penyehatan

kapal (fumigasi dan

des inseks i ) kemudian

diterbitkan Ship Sanitation

Control Certificate (SSCC).

S e s u a i I H R 2 0 0 5

t e r d a p a t p e r l u a s a n

pengawasan kapal, yang

sebelumnya hanya me-

n g a w a s a i p e n y a k i t

karantina (Pes, kolera,

yellow fever) kini berubah

menjadi seluruh penyakit

kedaruratan kesehatan

masyarakat yang menjadi

perhatian dunia. Menyikapi

Page 11: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

11

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

h a l t e r s e b u t , m a k a

pengawasan terhadap nya

SSCC tidak hanya berdasar-

kan pada tanda-tanda

kehidupan tikus di atas

kapal, akan tetapi seluruh

vektor yang memung-

kinkan menjadi faktor risiko

penyakit yang berpotensi

menimbulkan kedaruratan

Kesehatan masyarakat

yang menjadi perhatian

global. Untuk distribusi

penerbitan SSCC dapat di

lihat pada grafik 8.

Grafik 7

Grafik 8

Page 12: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

12

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Proporsi terbesar penerbitan

SSCC menurut jenis tin-

dakan penyehatan terbesar

adalah fumigasi sebanyak

96 % (228 sertifikat) dan

diikuti desinseksi sebanyak

4% (9 sertifikat) dari total 237

SSCC yang diterbitkan di

Tahun 2009. Jika diban-

dingkan dengan Tahun

2008 maka terjadi penuru-

nan sebesar 20 SSCC (8,0%).

Pada Tahun 2009 kapal

yang dilakukan tindakan

fumigasi mengalami penu-

runan sebesar 6,80% (22 ka-

pal). Pada Tahun 2008 ka-

pal yang difumigasi seban-

yak 250 kapal sedangkan di

Tahun 2009 terdapat 228

kapal. Namun sebaliknya

untuk tindakan desinseksi

justru mengalami peningka-

tan jika dibandingkan Ta-

hun 2008. Pada Tahun 2008

kapal yang difumigasi

hanya 7 kapal sedangkan

di Tahun 2009 meningkat

menjadi 9 kapal sehingga

terjadi peningkatan sebesar

28,57% (2 kapal).

Pengawasan tindakan pe-

nyehatan (fumigasi dan

desinseksi) berdasarkan

grafik 9, dapat dijelaskan

b a h w a , t e r b e s a r

penerbitan SSCC terjadi

pada Bulan Mei dan Juni

masing-masing sebesar 29

kapal (12,23%) dan terkecil

pada Bulan Januari sebesar

10 kapal (4,21%) dengan

rata-rata pengawasan

setiap bulannya adalah 19

kapal dari 237 kapal yang

dilakukan tindakan penye-

hatan.

Sedangkan distribusi

tindakan penyehatan me-

nurut dasar tindakan

tampak terbesar pe-

nerbitan SSCC didasarkan

pada permohonan sebesar

98 kapal (41,35%) dari total

tindakan penyehatan yang

ada di tahun 2009. Hal ini

m e n g a l a m i s e d i k i t

perubahan dengan Tahun

2008 yakni tindakan pe-

nyehatan terbesar di-

lakukan karena kapal telah

melakukan Dokking. Pe-

rubahan ini mengandung

arti bahwa sosialisasi yang

telah dilakukan oleh

petugas cukup berhasil.

Peningkatan kesadaran ini

sangat penting dalam

mencegah penyebaran

penyakit menular potensial

wabah khususnya penyakit

pes, kesadaran nahkoda

maupun agen kapal untuk

melakukan pemusnahan

b i n a t a n g p e m b a w a

penyakit yang mungkin

ada di kapal perlu terus

ditingkatkan, mengingat

w a b a h y a n g b i s a

disebabkan karena pe-

nyakit menular potensial

wabah seperti pes dan

cholera.

Page 13: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

13

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Gambaran hasil penga-

wasan fumigasi dapat dili-

hat pada grafik 8 di atas.

Jenis tikus hasil fumigasi

yang didapat selama Ta-

hun 2009 terdiri dari tiga

jenis yaitu Ratus Ratus (RR),

Ratus Norwegicus (RN) dan

Mus Musculus (MM); ketiga

jenis tikus tersebut terban-

yak didapatkan pada Bu-

lan Mei sebesar 79 tikus

(18,28%) dan terkecil pada

Bulan Oktober sebesar 9

tikus (2,08%) dengan rata-

rata setiap bulannya 36

tikus dari 432 tikus yang di-

dapat hasil fumigasi se-

lama Tahun 2009.

Untuk jenis tikus yang

didapat hasil dari pega-

wasan fumigasi, terbanyak

didapatkan berjenis Ratus

Grafik 9

Grafik 10

Page 14: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

14

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

ratus sebesar 249 ekor, dii-

kuti Mus musculus sebasar

182 ekor dan terkecil ber-

jenis Ratus Norwegicus se-

besar 1 ekor. Tingginya

jumlah tikus yang didapat

di bulan Mei, sebagian

besar di dapatkan dari

kapal penumpang. Meli-

hat hasil tersebut maka

pengawasan terhadap

alat angkut harus lebih

diperketat khususnya un-

tuk kapal – kapal penum-

pang, mengingat faktor

resiko penyebaran pen-

yakit juga semakin besar.

Sedangkan untuk hasil

pengawasan desinseksi

pada Tahun 2009, selu-

ruhnya ditemukan atau

didapatkan kecoa jenis

Blattella Aermanica dan

Periplaneta Americana.

Hasil pemeriksaan terse-

but, diinterpretasikan

menggunakan standart

sebagai berikut :

Tabel 3

Standart Pemeriksaan Kecoa

KKP Kelas I Tanjung Priok

Sumber : Ditjen PP & PL

Interpretasi hasil :

Rendah : Tidak menjadi masalah

Sedang : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan

Tinggi/padat : perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan rencana

pengendalian (Lakukan Pest Control/ Hapus Serangga)

Sangat tinggi : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan

pengendalian.

Kategori B.Germanica P. Branca B. Orientalis P. Americana

Rendah 0 – 5 0 – 3 0 – 1 0 – 1

Sedang 6 – 20 4 – 10 2 – 10 2 – 10

Tinggi/Padat 21 – 100 11 – 50 11 – 25 11 – 25

Sangat Tinggi 100+ 50+ 25+ 25+

Page 15: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

15

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Untuk hasil pengawasan

desinseksi pada Tahun

2009, seluruhnya ditemu-

kan atau didapatkan

hasil dengan jumlah

yang tinggi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4 di bawah

ini.

Tabel 4

Distribusi Jenis Kecoa Hasil Pengawasan Desinseksi Menurut Bulan

Di Wilayah Pengawasan KKP Kelas I Tanjung Priok

Tahun 2009

NO BULAN DESINFEKSI

JENIS KECOA

Blattella ger-

manica

Periplaneta

Americana

1 Januari

2 Februari

3 Maret

4 April 2 Tinggi (21-100 ekor)

5 Mei 3 Tinggi (21-100 ekor)

6 Juni 1 Tinggi (21-100 ekor)

7 Juli

8 Agustus 1 Tinggi (21-100 ekor)

9 September

10 Oktober

11 November 1 Tinggi (21-100 ekor)

12 Desember 1 Tinggi (21-100 ekor)

JUMLAH 9

E. Pengawasan kapal dalam

rangka mencegah adanya

penularan Penyakit Pes

Penyakit Pes merupakan

salah satu penyakit yang

dapat menyebabkan per-

masalahan kesehatan ma-

syarakat yang menjadi per-

hatian global. Penyakit Pes

Disebabkan Oleh Basilus

Pasteurela Pestis, dimana

bakteri ini memerlukan

host/induk semang berupa

tikus. Salah satu upaya

pencegahan, penanggula-

ngan dan pengawasan

Penyakit Pes tersebut, Bi-

dang Pengendalian Karan-

tina dan Survailans Epide-

miologi Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I Tanjung

Priok melakukan penga-

wasan investasi tikus di

kapal. Bentuk pengawasan

ini dilaksanakan dengan

melakukan pemeriksaan

dokumen Ship Sanitation

Control Exemption Certifi-

cate (SSCEC) dan tanda-

tanda kehidupan tikus serta

vektor penular penyakit

lainnya di atas kapal.

Page 16: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

16

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 11

Fluktuasi jumlah penerbitan

SSCEC dalam rangka

pengawasan kapal untuk

pencegahan penularan

Penyakit Pes di KKP Kelas I

Tanjung Priok, terbesar

pada Bulan Oktober

sebesar 321 kapal (11,18%)

dan terkecil terdapat di

Bulan September sebesar

176 kapal (6,13%) dengan

rata-rata setiap bulannya

sebesar 239 kapal

d a r i t o t a l

pengawasan sebesar

2869 kapal. Jika

d i b a n d i n g k a n

dengan Tahun 2008,

untuk penerbitan

SSCEC terjadi peningkatan

sebesar 22 kapal (0,77%).

F. Penanganan Emergency

Call

Salah satu respon cepat

yang telah dilakukan oleh

Bidang Pengendalian Ka-

rantina dan Surveilans Epi-

demiologi adalah mela-

kukan penanganan Emer-

gency Call. Kegiatan ini

dilakukan untuk melakukan

cegah tangkal sedini

mungkin terhadap ke-

m u n g k i n a n a d a n y a

penyebaran penyakit ke

Wilayah Pelabuhan Tan-

jung Priok. Pelaksanaannya

dilakukan oleh Tim yang

terdiri dari bidang Upaya

Kesehatan & Lintas Wi-

layah, bidang pengen-

dalian resiko lingkungan

dengan kordinator bidang

pengendalian karantina

dan SE. Selama Tahun

2009 terdapat 7 (tujuh)

k a s u s p e n a n g a n a n

Emergency Call.

Bersambung ke

Volume V Edisi 3

Page 17: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

17

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

RUANG PRL

Epidemiology of Air Pollution

ASSESMENT OF HEALTH EFFECTS (Chronic Respiratory Effect)

By Diah Lestari

D. Kajian Efek Kesehatan :

Studi epidemiologi

umumnya bertujuan untuk

menentukan hubungan

antara paparan dan e-

fek kesehatan yang timbul.

Ahli epidemiologi meng-

gunakan 2 cara pe-

ngukuran untuk kajian efek

kesehatan yang diperoleh

yaitu data klinis dari

diagnosa medis, data ke-

sakitan dan kematian. Jenis

data kedua dinamakan

early marker atau subklinik

yang diperoleh dar i

pengukuran f i s iologis ,

biokimia atau gambaran

morfologi dan analisa

pelbagai simptom melalui

media kuesioner. Prosedur

diagnostik yang digunakan

dalam mendeteksi penyakit

paru-paru dapat dipilah

menjadi metode morfologi

atau fisiologis. Metode

morfologis antara lain teknik

radiologi (radiogram dada

rutin, tomografi, fluroskopi,

bronkografi, angiografi

pembuluh paru -paru)

endoskopi, pemeriksaan

biopsi dan sputum. Metode

f i s iologis antara la in

pengukuran gas darah dan

uji fungsi ventilasi. Adapun

kapasitas dan volume paru,

perubahan fungsi ventilasi

akibat penyakit paru-paru

dapat dilihat pada hasil

pemeriksaan spirometri.

Efek kesehatan akibat

pencemaran udara dapat

dibagi dalam 4 katagori ya-

itu, efek akut respiratory,

efek kronik respiratory,

kanker paru dan efek pada

sistem organ lainnya.

E. Efek Saluran Pernapasan

Kronik akibat polusi udara

Tiga efek kesehatan

kronik yang timbul akibat

pencemaran udara yaitu

c h r o n i c o b s t r u c t i v e

pu lmonary deseases

(COPD), pertumbuhan

fungsi paru yang kurang

pada anak, pengurangan

fungsi paru yang cepat

sesuai dengan umur.

Chronic Obstructive Pulmo-

nary Deseases (COPD).

Chronic Obstructive

Pu lmo nary Dese ases

(COPD) atau penyakit paru

-paru obstruktif menahun

(PPOM) merupakan istilah

yang sering digunakan un-

tuk sekelompok penyakit

paru-paru yang berlang-

sung lama dan ditandai

oleh peningkatan resistensi

terhadap aliran udara se-

bagai gambaran patofisi-

ologi utamanya.

Efek kronik akibat pe-

maparan jangka panjang

terhadap polusi udara, di-

Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2010

Page 18: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

18

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

samping kanker paru yaitu

penyakit paru obstruktif

kronik atau chronic obstruc-

tive pulmonary Deseases

(COPD). COPD dapat ter-

jadi pada pekerja asbestos

cement, pekerja cotton tex-

tile industri. PPOM meru-

pakan sebab terbanyak ke-

5 dari kematian pada orang

berusia 45-64 tahun dan

menyerang pria 2 kali lebih

banyak daripada wanita.

Tes fungsi paru yang

digunakan adalah FEVI se-

bagai indikator COPD yang

progresif.

Kapasitas vital paksa

(FVC) adalah pengukuran

kapasitas vital yang dida-

pat pada ekspirasi yang di-

lakukan secepat dan se-

kuat mungkin. Volume

udara ini dalam keadaan

normal nilainya kurang lebih

sama dengan kapasitas vi-

tal, pada pasien obstruksi

saluran napas akan men-

galami pengurangan yang

nyata karena penutupan

prematur saluran napas

yang kecil dan akibat

udara yang terperangkap.

Volume ekspirasi paksa

(FEV) adalah volume udara

yang diekspirasi dalam

waktu standar selama tin-

dakan kapasitas vital paksa

(FVC). Biasanya FEV diukur

selama detik pertama ek-

spirasi yang dipaksakan

disebut FEV1. FEV memberi-

kan petunjuk yang sangat

berharga untuk mengeta-

hui adanya gangguan ka-

pasitas ventilasi dan nilai

yang kurang dari 1L selama

detik pertama menunjuk-

kan adanya gangguan

fungsi yang berat. Individu

normal dapat menghem-

buskan napas sekitar 80%

dari kapasitas vitalnya

dalam satu detik, dinyata-

kan sebagai rasio FEV1/

FVC. Pada penyakit ob-

struktif seperti bronkitis

kronik atau emfisema, ter-

jadi pengurangan FEV1

yang lebih besar diband-

ingkan kapasitas vital, se-

hingga rasio FEV1/FVC

kurang dari 80%.

COPD sebenarnya

adalah suatu kelompok

yang memiliki gejala umum

dari sesak napas. Kelompok

COPD meliputi; bronchitis

kronik, emphisema dan

penyakit saluran perna-

pasan lainnya yang men-

galami keterbatasan aliran

udara paru, mengakibat-

kan perubahan pada

fungsi paru. Syndrom

chronic obstructive pulmo-

nary deseases digolongkan

ke dalam beberapa kom-

ponen yaitu :

Chronic Mucus Hyper-

tensi atau Bronkitis

Kroniks.

Ditandai dengan hyper-

tropi dari gland mucous

dan perubahan small

a i r w a y s b i a s a n y a

diketahui dengan pasti,

melalui studi epidemi-

ologi, batuk produktif

(yang menghasilkan

sputum atau dahak) se-

lama sedikitnya 3 bulan

berturut-turut dalam se-

t a h u n , s e k u r a n g -

k u r a n g n y a d a l a m

jangka waktu 2 tahun.

Beberapa penderita

bronkitis kronik memberi-

kan manifestasi infeksi

yang berkaitan dengan

paru dan keterbatasan

Page 19: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

19

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

aliran udara kronik atau

keduannya.

Destruksi Alveolar atau

Emphysema. Emphy-

sema

paru merupakan suatu

perubahan anatomis

parenkim paru-paru

yang ditandai dengan

pembesaran alveolus

dan duktus alveolaris,

serta dektruksi dinding

alveolar. Ditandai den-

gan sesak napas tanpa

diikuti batuk. Penting un-

tuk mengetahui patofisi-

ologi emphysema yang

mengakibatkan kerusa-

kan pada dinding alveo-

lar yang rupanya dise-

babkan oleh proteolytic

enzym yang dilepaskan

oleh macrophag atau

leucocyt polymorhonu-

clear. Sekarang ini, pe-

rubahan yang irreversi-

bel pada struktur paru

dapat didiagnosa den-

gan pasti hanya dengan

biopsi.

Small Airway Disease.

Kondisi ini sering tampak

pada chronic obstruc-

tive pulmonary diseases

tetapi juga terjadi pada

kondisi lainnya atau

pada iritsi inhalasi. Yang

merepleksikan kejadian

inflamasi pada bronkhus

pernapasan. Hal ini

penting oleh adanya

lesi awal pada COPD

perokok yang dapat

dikenali. Pertimbangan

obstruksi yang hadir

pada smaleer airways

lebih dari 2 mm sebelum

perubahan FEV1 dide-

teksi. Seterusnya Small

airway diseases memai-

nkan peranan penting

dalam terjadinya model

penyakit yang diaplika-

sikan dalam studi epide-

miologi . Bebarapa

orang dengan COPD

juga mengalami hy-

peraktif airway dan

bronchospasma, ban-

yak asmatics dalam

jangka panjang yang

berkembang menjadi

obstruksi airway.

Ketiga komponen

tersebut dapat berdiri

sendiri atau terjadi secara

kombinasi secara luas

digunakan istilah COPD,

dikarenakan para kliniks ke-

sulitan membedakan se-

bagian komponen ini pada

individu maupun masyara-

kat. Beberapa kejadian

kerusakan irreversible dari

jaringan paru sebelum

sesak napas, menampakan

symptom COPD. Sulit

m e m b u a t d e f i n i s i

operasional COPD, yang

kehadirannya ketika nilai

prediksi FEV1 kurang dari

65% dan prediksi FEV1 : FEC

rationya kurang dari 80%.

Ketika diprediksi nilai ini

dipengaruhi usia, sex, ras

dan berat badan. Sebab

itu COPD dipertimbangkan

sinonim dengan keter-

batasan aliran udara

kronik. Keterbatasn aliran

udara di tandai oleh

syndrom kurangnya aliran

udara respiratory, produksi

sputum dan batuk. Survival

dan morbidity dipengaruhi

oleh susceptibility individu

dengan COPD infeksi res-

piratory,seprti influenza dan

infeksi yang lebih serius

yang mengakibatkan gang

Page 20: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

20

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

guan pada fungsi paru.

Komponen COPD dipelajari

sejak tahun 1950-an ketika

secara klinis diindentifikasi

bronkitis kroniks. Diagnosis

emphysema sulit dan tidak

penting karena tidak bisa

diobati. Tes fungsi paru

yang digunakan hanyaFEV1

t i d a k d i k a j i s e c a r a

mendetail. Faktor etiologi

lainnya adalah merokok,

paparan di tempat kerja,

terhadap bahan-bahan

seperti debu, batu bara,

debu kapas, diisocyanate

toluene, peningkatan umur,

konsentrasi yang tinggi dari

partikular sulfur dioksida dan

faktor-faktor genetis seperti

defesiensi αl-antiprotease,

yang terjadi dalam jumlah

kecil di populasi dan

meningkatkan susceptibili-

tas terhadap emphysema.

Beberapa kajian yang

mendukung riwayat infeksi

respiratory pada anak dan

faktor resiko lainnya.

Dikembangkan model

untuk memprediksi keter-

batasan aliran udara kronik

berdasarkan umur, sex,

riwayat merokok dan FEV1.

Hipotesis pencemaran

udara yang penting untuk

kejadian COPD adalah

logis tetapi tidak dikaji

secara adikuat. Bebarapa

studi yang ada mengkaji

penyakit secara kliniks atau

paparan jangka panjang

dari paparan heavier.

S e l a n j u t n y a d e s i g n

beberapa studi tidak

diijinkan oleh perbedaan

antara ak ibat yang

mengganggu dari penyakit

dan efek etiologi. Batuk

kroniks dan produksi sputum

adalah umum akibat polusi

partikel dan SO2, beberapa

data memperl ihatkan

polusi oxidant diasosiasikan

dengan penambahan

napas yang berbunyi

( w h e e z i n g ) k r o n i k s .

Kejadian ini juga tidak

m e y a k i n k a n o l e h

peningkatan kejadian

e m p h y s e m a p a d a

beberapa kota yang

m e n g a l a m i p o l u s i .

Beberapa studi terakhir di

kota French ditemukan

prevalensi tinggi symptom

chronic respiratory pada

area dengan polusi SO2

yang tinggi. Bebarapa

kejadian dari studi pada

h e w a n p e r c o b a a n ,

mendukung paparan polusi

udara mengakibatkan

penyakit paru kroniks,

peneliti melihat destruksi

pada dinding alveolar. Lesi

primer pada emphysema

oleh enzym proteolytic

trachea yang diproduksi

serupa dengan lesis akbat

paparan jangka panjang

dengan NO2 atau O3.

Paparan kroniks SO 2

dengan konsentrasi tinggi

( 4 0 0 - 6 0 0 p p m )

menimbulkan bronchitis

kroniks pada tikus dan

anjing, tetapi hubungan ini

ditemukan pada penyakit

manusia akibat konsentrasi

SO2 (standar kualitas udara

ambien secara nasional

adalah 0,03 ppm) tidak

diketahui.

I nc i d e nc e C O PD

re lat i f rendah, s tudi

p r os p e c t i v e d e n g a n

menggunakan kasus klinik

untuk menentukan bahwa

penyebabnya adalah

p e n c e m a r a n u d a r a

terhadap terjadinya sin-

Page 21: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

21

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

drom adalah hal yang

unfeasible. Ada dua strategi

alternatif studi onset COPD

retrospective dan studi

dengan pengembangan

early marker (fisiologis atau

b i o k i m i a ) u n t u k

menentukan penyaki t

secara klinis.

Metode retrospective

dari studi ini kurang reliable,

presisi data paparan

polutan ambien individu,

stusi case control menarik.

Riwayat tempat tinggal

responden melalui in-

terview, sehingga dapat

disusun index kumulasi

papran polutan, yang

memungkinkan mengkaji

variasi level paparan pada

beberapa tempat. Hasilnya

adalah index kumulatif

paparan polutan yang

relatif kasar dan insensitive

untuk menentukan polutan

pada individu.

Case control pada

kelompok tidak merokok

yang menderita COPD

diperhatikan karena mem-

pengaruhi hubungan mero-

kok dengan banyak kasus.

Incidence COPD pada

kelompok tidak merokok

relatif kecil. Sebagai con-

toh prevalensi COPD pada

kelompok tidak merokok

pada Tucson kohort adalah

2 per 1000 orang. Jika

polutan udara yang

menyebabkan COPD, ke-

mungkinan kasusnya lebih

banyak pada kelompok

merokok daripada kelom-

pok tidak merokok, bagai-

manapun studi ini membe-

rikan informasi interaksi ant-

ara hubungan pencema-

ran udara dengan keajdian

COPD.

Pada studi prospecti-

ve cohort efektif menge-

tahui penyebab COPD,

informasi presisi paparan

dan ukuran sampel bisa

dipertahankan dimungkin-

kan untuk mengembang-

kan uji biokimia untuk

mengetahui injury pada

jaringan connective pada

COPD. Sejauh ini studi ini

dapat mendeteksi degra-

dasi produksi elastin dan

kolagen. Pengukuran fungsi

paru seperti FEV1 yang

mengalami decline sangat

sensitive pada kasus COPD.

Studi etiologi ini lebih

cepat, murah dan mem-

punyai power statistik yang

memuaskan.

Pendekatan kohort

dapat digunakan dan di-

gunakan sampel kecil ter-

hadap paparan ozon dan

asam aerosol. Studi case

control dapat digunakan

untuk indikator jangka

pendek dari efek mutage-

nic dan carcinogenic wa-

laupun tidak necessary

untuk studi hubungannya

dengan pencemaran uda-

ra dan kanker paru.

COPD pada beber-

apa masyarakat di US,

diakibatkan oleh heavy

pollution, akibat paparan

yang berlangsung dalam

jangka panjang. Kejadian

efek kronik pada respiratory

akibat polusi, jarang dite-

mukan dikarenakan kesu-

litan dalam hal metodelogi

dikaitkan dengan kasus.

Kesenjangan antara riwa-

yat alamiah obstruksi aliran

udara kroniks. Instrument

tradisional yang dapat

digunakan untuk mengukur

Page 22: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

22

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

efek kesehatan yang

merugikan pada studi

epidemiologi pencemaran

u d a r a a n t a r a l a i n

pengumpulan data rutin

kesakitan dan kematian,

quisioner dan spirometri.

Biologic marker yang

digunakan antara lain

sampel darah, urine dan

sputum, kaitannya dengan

perubahan biokimia akibat

perubahan pada fungsi

paru.

Bronchitis kronik, em-

physema dan penyakit

saluran pernapsan hal ini

akan menimbulkan gejala

berkepanjangan berupa

batuk berdahak. Penyakit

s a l u r a n p e r n a p a s a n

meliputi radang serta

penyempi ta n sa lu ran

pernapasan yang terkecil

(bronchioles) dan ini

merupakan tanda yang

paling awal penyakit COPD

yang disebabkan merokok.

Penyakit-penyakit ini dapat

muncul sendiri-sendiri atau

bersama-sama.

Penderita COPD bia-

s a n y a p a r u - p a r u n y a

melemah. Perubahan

jangka panjang pada

p e n d e r i t a s a n g a t

dipengaruhi oleh tingkat

k e r e n t a n a n m e r e k a

terhadap infeksi saluran

pernapasan dan pne-

umonia. Polusi udara

mempunyai peran dalam

berbagai cara. Beberapa

bukti menguatkan terja-

dinya infeksi saluran

pernapasan selama masa

k a n a k - k a n a k d a p a t

mendorong terjadinya

penyakit paru pada usia

tua. Polusi udara dapat

meningkatkan in feks i

d imasa kanak-kanak.

Penelitian terhadap hewan

percobaan menunjukkan

bahwa pemaparan yang

b e r l a n g s u n g l a m a

terhadap nitrogen dioksida

dan ozon dapat merusak

dinding alveoli pada

emphysema. Perkemba-

ngan paru-paru juga

dipengaruhi oleh polusi

udara. Paru-paru umumnya

berkembang sampai umur

dua puluh tahun. Secara

p e r l a h a n m e n u r u n

kemampuannya sejalan

dengan lanjutnya umur.

Pertumbuhan paru-paru

terbukti lambat pada anak

usia 6-12 tahun, dihu-

bungkan dengan bebera-

pa polutan tertentu di

dalam ruang. Perubahan

ini jadi lebih parah di dalam

r u ma h y a n g d i h u n i

perokok. Ukuran paru yang

lebih kecil pada orang

dewasa berarti kurang siap

menghadapi penyusutan

paru di usia lanjut yang

tidak terelakan, yang biasa

terjadi pada usia lanjut.

F. Upaya Pengendalian Pen-

cemaran

Upaya pengendalian

pencemaran lingkungan

perlu dilakukan secara

terpadu dan tuntas.

Sebagai contoh pengen-

dalian pencemaran udara

akibat asap kendaraan

bermotor. Pengendalian

dapat dilakukan dari

berbagai aspek, dari segi

desain mesin, penam-

bahan peralatan anti

polusi, mengurangi jumlah

k e n d a r a a n a t a u p u n

kualitas kendaraan yang

Page 23: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

23

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

berlalu lalang di jalan raya,

mengurangi arus lalu lintas

dengan mengubah adat

dan kebiasaan hidup,

misalnya dengan meman-

faatkan kendaraan umum

d a r i p a d a ke n d a r a a n

pribadi, membuat area

khusus bagi pejalan kaki,

me mp e r ba n ya k s a m -

bungan telepon kota

apabila orang dapat

menerima percakapan

lewat telepon sebagai ganti

percakapan tatap muka

dan tidak lagi meman-

dangnya sebagai kurang

sopan. Solusi untuk menga-

tasi polusi udara kota

terutama ditujukan pada

pembenahan sektor trans-

portasi, tanpa menga-

baikan sektor-sektor lain. Hal

ini kita perlu belajar dari

kota-kota besar lain di

dunia, yang telah berhasil

menurunkan polusi udara

kota, angka kesakitan serta

kematian yang diakibat-

kannya.

Atas dasar uraian di

atas dapat difahami hanya

permasalahan lingkungan

perlu dirumuskan secara lu-

as sehingga tercapai pe-

nyelesaian yang lebih per-

manen disamping bahwa

bisa dicari alternatif yang

lebih banyak untuk me-

nentukan solusi terbaik.

G. Kesimpulan

Beberapa faktor yang

membuat kesulitan dalam

melakukan studi hubungan

polusi udara dan penyakit

respiratory kronik. Wa-

laupun komponen COPD

telah dibedakan sejak

tahun 1950-an. Dokter se-

ring tidak dapat mem-

bedakan kehadiran kom-

ponen ini . Beberapa

penyebab COPD seperti

merokok, lebih sering terjadi

dibanding dengan polusi

udara ambien. Interaksi po-

lusi udara dengan pelbagai

faktor termasuk merokok

memberikan konstribusi

terhadap variasi komponen

COPD atau laju abnormal

perubahan fungsi paru

belum dapat ditentukan.

Kesenjangan pemahaman

antara riwayat perjalanan

penyakit paru, khususnya

COPD, memaksa studi

pencemaran udara, untuk

mengetahui perubahan

fungsi paru. Kehadiran

symptom seperti batuk dan

wheezing pada hyperacti-

vity airway. Infeksi respirat-

ory pada anak dan pertum

-buhan paru yang lambat.

Pada beberapa perokok

kemunduran fungsi paru

memiliki pola yang sama

dengan beberapa akibat

pencemaran udara.

Daftar Pustaka :

1. Comitee On The Epidemiology Of Air Pollutants, Boards On Toxicology And Environmental

Heatlth Hazards, Comission On Life Sciences National Research Council, (1985) Epidemiology

And Air Pollution, National Academic Press, Washngton DC.

2. HJ Mukuno, (1999). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkugan, Airlangga University Press.

3. Indang, (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT Citra Aditya Bakti, Bandung

4. Juli Soemirat Slamet, (2002). Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press

Page 24: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

24

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

RUANG UKLW Selintas tentang :

PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN DAN LINTAS

WILAYAH TAHUN 2009

Grafik 1.7

Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 1 Triwulan I ( Januari - Maret ) Tahun 2010

Kesehatan matra

Pelayanan kesehatan

matra dilakukan pada

saat kedatangan TKI,

Lebaran, Natal dan

Tahun Baru serta jika ada

kejadian – kejadian tidak

terduga lainnya. Untuk

hasil kegiatanya dapat

dilihat pada grafik dan

tabel berikut.

Berdasarkan grafik

tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa

kunjungan pasien laki –

laki tertinggi pada Bulan

Mei yaitu sebesar 404

orang, terendah pada

Bulan Februari sebesar

120 orang. Untuk Pasien

perempuan tertinggi

pada Bulan Januari

sebesar 15 orang, yang

terendah pada Bulan

Desember sebanyak 10

orang.

Dari Grafik 1.8, dapat

digambarkan bahwa

dari kunjungan TKI yang

datang ke poliklinik

K a n t o r K e s e h a t a n

Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok penyakit

t e r b a n y a k y a n g

d i te mu ka n a da la h

Nasofaringitis akut.

Page 25: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

25

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 1.8

Grafik1.9

Berdasarkan grafik 1.9

diatas disimpulkan bahwa

kunjungan pasien laki –

laki umum terbanyak

pada Bulan September

sebanyak 19 orang,

untuk pasien perempuan

kunjungan terbanyak

pada Bulan September

dan selebihnya tidak

ada kunjungan dari

pasien yang berjenis

kelamin perempuan

(semuanya pasien laki—

laki, RED).

Page 26: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

26

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 1.10

Grafik1.11

Dari grafik tersebut

diatas dapat dilihat

bahwa kasus terbanyak

dari kunjungan pasien

umum poliklinik Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok

adalah Migrain dan

Nasofaringitis.

Berdasarkan grafik

1.11 tersebut, disimpulkan

bahwa kunjungan pasien

tertinggi berada pada

Bulan September yaitu

sebanyak 20 orang dan

yang terendah pada

Bulan Juni sebanyak 1

orang dengan jenis

kelamin laki – laki, untuk

pas ien perempuan

berada pada Bulan

Januari dan Oktober,

m a s i n g — m a s i n g

sebanyak 1 orang.

Page 27: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

27

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 1.12

Grafik 1.13

Dari grafik tersebut

diatas dapat di

gambarkan bahwa kasus

tertinggi yang terjadi di

poliklinik Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok,

adalah Diare.

Pelayanan kesehatan

terbatas

Pelayanan

kesehatan terbatas di

berikan kepada siapa

saja yang datang ke

poliklinik Kantor

kesehatan pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok

dengan prioritas utama

adalah masyarakat

pelabuhan. Hasil

rekapitulasi data

penyakitnya dapat

dilihat dalam grafik di

bawah ini :

Page 28: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

28

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 1.14

Berdasarkan grafik

1.13, dapat disimpulkan

b a h w a k u n j u n g a n

tertinggi untuk pasien laki

– laki terbanyak pada

Bulan Februari yaitu

sebesar 136 orang dan

t e r e n d a h B u l a n

September sebanyak 15

orang. Sedang untuk

k u n j u n g a n p a s i e n

perempuan tertinggi

pada Bulan Februari

yaitu 99 orang dan

terendah pada Bulan

Desember tidak ada

kunjungan.

Dari grafik dibawah

ini, disimpulkan bahwa

kejadian kesakitan

tertinggi adalah

penyakit nasofaringitis

akut sebesar 212 kasus.

2. Laboratorium

Pelayanan

Laboratorium Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok diprioritaskan

untuk masyarakat sekitar

Pelabuhan atas dasar

permintaan pasien. Adapun

jenis pemeriksaan yang

disediakan adalah :

Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan Urine Rutin

Pemeriksaan Gula darah

Pemeriksaan Kimia

Darah

Hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan selama

Tahun 2008 terdapat pada

grafik 1.16.

Dari grafik 1.16 dapat

d i k u t a h u i b a h w a

pemeriksaan darah rutin

tertinggi adalah pada

Bulan November yaitu

sebesar 201 sampel, Urine

rutin tertinggi pada Bulan

November sebanyak 201

sampel, pemeriksaan SGPT,

SGOT, Creatinin dan

Glukosa Sewaktu pada

Bulan agustus , Oktober,

November, Desember rata

– rata sebanyak 9 sampel.

Page 29: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

29

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik 1.16

Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Tahun 2009

Grafik 1.17

3. Instalasi Farmasi

I n s t a l a s i f a r m a s i

d i f u n g s i k a n u n t u k

mendukung pelaksanaan

pelayanan kesehatan

terbatas, dan pelayanan

kesehatan matra yang

dilaksanakan oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok.

Adapun hasil kegiatanya

selama Tahun 2009 adalah

sebagai berikut :

Page 30: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

30

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Grafik1.18

Distribusi kunjungan pasien IMS

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Tanjung Priok Tahun 2009

Berdasarkan grafik

1.17, dapat dilihat bahwa

p e m a k a i a n o b a t

terbanyak adalah

A m o x i l i n 5 0 0 d a n

p e m a k a i a n o b a t

t e r e n d a h a d a l a h

c e fa d r ox i l . H a l i n i

dipengaruhi oleh kasus

kesakitan yang terjadi

dan ditangani oleh

p o l i k l i n i k K a n t o r

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok.

4. Klinik IMS

Kl inik IMS Kantor

Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Tanjung Priok

m e r u p a k a n h a s i l

kerjasama dengan Dinas

Kesehatan DKI Jakarta

(Suku Dinas Kesehatan

masyarakat Jakarta

Utara, RED) dalam

rangka pencagahan

dan penanggulangan

penyakit seksual atau

lebih jauh lagi HIV/AIDS.

Para pasien klinik IMS

terdiri dari :

Waria

PSK/Tuna susila

Tukang Ojek

Nahkoda/ABK

Masyarakat umum

G a m b a r a n

kegiatannya selama

Tahun 2009 dapat dilihat

pada grafik di 1.18. Dari

grafik 1.18, tersebut

d i a t a s d a p a t

dis impulkan bahwa

jumlah kunjungan pasien

IMS di pol ik l in ik

cempaka yang tertinggi

pada Bulan September

yaitu sebesar 202 orang

dan yang terendah

pada Bulan Mei yaitu

sebesar 51 orang.

Page 31: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

31

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

TEKNOLOGI

dan

INFORMASI

Jumlah Sel Mikroba Dalam Air Sebagai Ukuran Kekuatan

Beban Organik Terhadap Pencemaran

Oleh : Diah Lestari

Alge Hijau, mikroalge

bentuk unisellular, berfilamen

dan sebagian sudah berben-

tuk tubuh lengkap terdiri dari

akar, batang dan alat per-

kembangbiakan, hidup bebas

dan ada yang bersimbiosis.

Alge Kersik / Diatomae,

uniselluler, kadang-kadang sel

berbentuk seperti kolon, dalam

sel terkandung senyawa silikat

(SiO2).

Protozoa, mikroskopik

berbentuk unisellular, dapat

hidup pada kondisi yang rumit,

dapat menggunakan bakteri

sebagai sumber makanan,

dapat membentuk kista pada

kondisi yang tidak sesuai, tidak

mempunyai bentuk tetap

karena mempunyai kaki semu

(pseudopodia), mempunyai

membran sitoplasma dan ber-

sifat pagositosis.

Virus, ukuran lebih kecil

dari bakteri garis tengah 10-20

mµ dan panjang 20-400 mµ,

terdiri dari satu jenis asam

nukleat (RNA) untuk virus ta-

naman, sedang virus yang

menyerang hewan mengan-

dung DNA dengan susunan

yang lebih komplek.

Beberapa Contoh Kelompok

Mikroba Yang Bermanfaat

atau Merugikan

1. Bakteri

Menguntungkan :

Nitrosomonas europaea:

Proses nitrifikasi

Rhizobium japanicum:

Penambat N2 – udara

Lactobacillus Bulgari-

cus :Proses pembuatan

yoghurt

Merugikan :

Pseudomonas cocove-

nenan: penghasil asam

bongkrek

Corynebacterium dipthe-

riae: penyebab penyakit

diptheri

Pasteurella pestis:

Kelompok mikroba yang

didapatkan hidup di dalam air

terdiri dari bakteri, fungsi,

mikroalge, virus dan protozoa.

Kelompok-kelompok tersebut

kehadirannya di dalam air ada

yang mendatangkan keuntu-

ngan, tetapi juga banyak yang

mendatangkan kerugian.

Bakteri, umumnya unisel

-luler/sel tunggal, tidak ber-

khlorofil, hidup bebas secara

kosmopolitan di udara, di

tanah, di dalam air, pada

bahan makanan, pada tubuh

manusia, hewan ataupun

tanaman.

Alge Biru Hijau, berben-

tuk uniselluler, berfilamen (po-

lisakarida), jasad fotosintetik

karena mengandung khlorofil,

hidup dalam air secara bebas

pada tanah yang lembab.

Fungi atau jamur,

umumnya berbentuk filamen

yang disebut hifa atau miselia,

tidak berkhlorofil.

Page 32: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

32

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Trichopnyton rubrum: Pe-

nyakit kulit

Candida albicans: Penyakit

mulut

4. Alge Hijau Menguntungkan :

Chlorella pyrenoidosa: sum-

ber protein (PST)

Scenedesmus obligue: Ma-

kanan ikan

Caulerpa sp: sumber kapur

sirih

M e r u g i k a n :

penyebab bau

Penyumbat saluran pipa

Menurut ketentuan

WHO dan APHA, kualitas air

ditentukan oleh kehadiran dan

jumlah coli di dalamnya, yaitu

sebagai indikator pencemaran

dan secara umum berdasar-

kan karakteristik kimia, fisik dan

mikrobiologis. Penelitian kuali-

tas air secara umum, seperti air

sungai, air danau ataupun air

badan air lainnya dapat pula

diukur berdasarkan indeks pen-

cemaran biologis (IPB), tabel 1

merupakan kualitas air berda-

sarkan IPB.

Penentuan kehadiran

mikroba di dalam air ber-

dasarkan kebutuhannya untuk

mengetahui ada tidaknya jenis

yang berbahaya sebagai

penyebab penyakit, penghasil

t o k s i n d a n p e n y e b a b

pencemaran air.

Jumlah sel mikroba per-

liter dalam air dapat dijadikan

ukuran kekuatan beban

organik terhadap pen-

cemaran. Pemeriksaan yang

biasa dilakukan untuk me-

ngukur beban organik adalah

analisa BOD selama 5 hari

pada temperatur 200 C.

Berhubungan dengan jumlah

O2 secara kualitatif di dalam

penentuan nilai BOD faktor

yang terpenting ialah jumlah

mikroba di dalam air buangan.

Sebagai contoh, pertumbuhan

bakteri di dalam air buangan

rumah tangga awalnya

berjumlah 1x10 /ml di dalam

setiap 240 ml/l. Bakteri akan

tumbuh dan berkembang

s e l a ma s u m b e r n u t r i n

mencukupi. Mendekati waktu

24 jam, pertumbuhan bakteri

menjadi lambat karena

sumber nutrisi berkurang. Di

dalam kondisi ini protozoa

akan tumbuh dengan jumlah

1x105 / ml dan jumlah bakteri

Penyebab penyakit pes

Treponema pallidum:

Penyebab penyakit sipilis

2. Alge Biru Hijau

Menguntungkan :

Anabaena azollae: Penam-

bat N2 – udara sim-biosis

Spirulina maxima :Penghasil

protein (PST)

Calothrix parietima: pe-

nambat N2 – udara bebas

Merugikan :

Microcystis aerugynosa: Pe-

nyebab blooming pada air

Anabaena flos-aquae: Pe-

nyebab blooming pada air

3. Jamur / Fungi Menguntungkan :

Candida utilis: Penghasil

protein (PST)

Rhizopus stoloniferus: jamur

tempe

Aspergillus wentii: Jamur ke-

cap

Penicillium notatum: Peng-

hasil antibiotik

Merugikan :

Mucor parasiticus: Penye-

bab penyakit kulit

Aspergillus fumigatus: Pe-

nyebab penyakit TBC semu

Page 33: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

33

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

jumlah oksigen semakin

bertambah menjadi DO 6,8

mg/l, dan protozoa turun men-

jadi 50/liter (tabel2).

Konversi senyawa kimia

di dalam air buangan yang

diassimilasikan oleh mikroba

untuk kepentingan hidup

dapat berjalan dalam

keadaan aerobik sesuai

dengan lingkungannya, dan

jelas perbedaannya antara

metabolisme aerobik dan

anaerobik yang terjadi.

k a n b a k t e r i s e m a k i n

berkurang, sehingga jumlah

bakteri menjadi 6x10/ml,

protozoa 100/liter dan nilai DO

5,5 mg/l. Di dalam 100 sel

protozoa / ml yang berada

pada fase endogenous, akan

me mbu tuh ka n 1x 1 0 6 /ml

bakteri, jadi pada meta-

bolisme endogenous populasi

bakteri 1x106/ml. Setelah 96

jam diperoleh jumlah bakteri

yang konstan 6x106/ml dengan

jumlah protozoa 100/ml dan

nilai DO 5,8 mg/l, sehingga

1x107 /ml dengan nilai DO 1,8

mg / l. Dengan bertambahnya

jumlah bakteri maka protozoa

akan berkembang biak

sehingga jumlahnya bertam-

bah karena bakteri menjadi

sumber makanan.

Pada 48 jam kemudian

bakteri menghambat per-

tumbuhan protozoa sehingga

jumlah bakteri menjadi

1,3x107 /ml, protozoa 30 / liter

dan nilai DO 4,8 mg/l. Setelah

72 jam jumlah protozoa

semakin meningkat, sedang-

Tabel 1

Nilai Air Berdasarkan Nilai IPB

Tabel 2

Hubungan Jumlah Mikroba Dengan Nilai DO

Kepustakaan : Suriawiria, U., 1996, Mikrobiologi Air Dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara

Biologis, Bandung.

Nilai IPB Keadaan Air

0 – 8

9 – 20

21 - 60

61 - 100

Bersih, jernih

Tercemar ringan

Tercemar

Tercemar berat

Waktu (jam) Protozoa (ml) Bakteri (ml) DO (mg/l)

24

48

72

96

1 x 105

3 x 103

1 x 106

100 x 106

1 x 107

1,3 x 107

6 x 10

6 x 106

1,8

4,8

5,5

5,8

Page 34: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

34

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

SERBA-SERBI BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN

SEHAT DAN BUGAR DI USIA LEBIH DARI 40 TAHUN ???

Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK

Dokter fungsional Pelabuhan, Bidang UKLW KKP Kelas I Tanjung Priok

makanan dan minuman.

Masih ingat bukan

dengan ungkapan ―WE ARE

WHAT WE EAT” ?... Kita menjadi

seperti apa yang kita

makan…Setiap makanan

dan minuman yang

masuk kedalam tubuh

kita pasti memiliki efek

bagi organ tubuh kita

termasuk otak, sehingga

m e m p e n g a r u h i

bagaimana cara otak itu

bekerja..Contohnya.. sehabis

makan kangkung kita me-

ngantuk, sehabis minum kopi

kita justru sulit tidur, sehabis

makan jeroan badan kita akan

terasa pegal, dan sebaga-

inya.

saat itu… Bagaimana Life Style

kita, makanan dan minuman

apa saja yang dikonsumsi?.

Bagaimana pola tidur kita?

Dan bagaimana kebiasaan

berolahraga kita? Juga

baga imana s i ka p k i ta

menghadapi stress dalam

kehidupan pekerjaan dan

kehidupan sehari-hari ini?..

T e r d a p a t

berbagai faktor yang

d a p a t m e m -

pengaruhi kesehatan

tubuh. Dalam tulisan

ini akan dibahas

khusus dari segi

“LIFE BEGIN AT FOUR-

TY”…Kita baru mulai menikmati

hidup setelah usia 40 tahun…

Tetapi bagaimana hal

ini bisa terwujud jika stamina

tubuh mulai menurun?.

Bagaimana jika justru

setelah usia 40 tahun

k i t a d i d i a g n o s a

mempunyai penyakit

berat?

Beberapa rekan

kerja dan juga pasien sering

me-ngeluh, ―Kenapa ya

setelah memasuki usia 40

tahun badan terasa lebih

cepat lelah?‖

Kesehatan tubuh yang

kita rasakan saat ini setelah

usia 40 tahun adalah investasi

kita 10-20 tahun yang lalu. Jadi

kalau kita bugar di usia 40

tahun ini, adalah suatu hasil

kerja keras di usia 20-30 tahun

yang lalu bagaimana kita

memperlakukan tubuh kita

Page 35: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

35

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

sekarang ini. Semua

makanan dibuat serba

i n s t a n t . B a n y a k

makanan yang sudah

dikemas dalam kaleng,

makanan olahan.

Demikian juga jika

makanan segar, dalam

m e m a s a k n y a

ditambahkan zat kimia

dengan tujuan menam

-bah enak rasa

makanan. Bisa dibandingkan

dengan ma-kanan kakek dan

nenek kita dahulu. Semua

makanan sangat alami, sayur

mayur yang ditanam dengan

pupuk organik/kandang, beras

yang ditumbuk sehingga kulit

ari beras yang sangat tinggi

kan-dungan vitamin B masih

utuh. Ikan, ayam, sapi yang

dipelihara dengan diberi

makan daun-daun dan sisa

nas i . Dalam mengolah

makanan agar terasa lebih

enak (penyedap

makanan) selalu diberi

sedikit gula atau ebi/

udang kering alami,

tidak ada Mono

Sodium Glutamat

(MSG). Makanan

kalengan yang ada

hanya sebatas sarden dan

cornet, yang biasanya

m e r u p a k a n m a k a n a n

alternatif lain jika sulit dida-

patkan bahan makanan.

Sekarang dimana tek-

nologi sudah maju, aktivitas

yang semakin banyak dan

harus cepat, serba tergesa-

gesa, waktu 24 jam terasa

semakin sempit, sehingga

untuk mengatasi keadaan ini

dalam hal makanan timbullah

ide makanan yang serba

praktis dan instan, yang pasti

mengandung penyedap,

pengawet dan pewarna

seperti mie instan, sosis,

nugget, bubur instan, daging

asap, berbagai fast food dan

lain-lain. Atau makanan yang

pengolahannya memerlukan

waktu lama seperti rendang,

pepes duri lunak, bandeng

presto, ayam tulang lunak,

ikan asin dll. Semua makanan

Satu dasawarsa terda-hulu,

penyakit degeneratif (penyakit

yang d iak ibatkan o leh

kemunduran fungsi organ

tubuh) seperti penyakit

jantung, hipertensi, rematik,

osteoporosis, stroke, diabetes

mellitus, impotensi sekunder

dan sebagainya, umumnya

diderita oleh usia lanjut setelah

60 tahun. Namun hasil survey

kesehatan terbaru menytakan

penyakit degenerative seka-

rang ini sudah mulai muncul di

usia 30 tahun. Mengapa dan

bagaimana hal ini bisa terjadi?

Salah satu faktor penyebab-

nya adalah faktor makanan,

minuman, rokok dan obat-

obatan.

Coba kita perhatikan

jenis dan pola makanan kita

Page 36: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

36

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

kulkas, lebih dari setengah jam

saja rasanya sudah berubah.

Bagaimana efek maka-

nan tersebut terhadap tubuh?

Bila makanan di atas kita

m a k a n , p e r u t

memang terasa

kenyang, tetapi sel-

sel tubuh kita tetap

lapar karena tidak

m e n d a p a t k a n

makanan yang

dibutuhkan tubuh,

akibatnya organ-

organ tubuh kita

cepat ―aus‖ ,

sehingga cepat

rusak. Pengawet,

penyedap dan

pewarna serta zat

-zat lain yang

tidak dibutuhkan

tubuh akan menjadi radikal

bebas yang merupakan

―racun‖ bagi tubuh kita.

Radikal bebas akan merusak

organ tubuh, pembuluh

darah, se h ingga

kemampuan organ akan

menurun dan kita jadi sakit.

Sebagai contoh, jika banyak

radikal bebas yang menumpuk

di sendi-sendi tulang kita

sehingga menjadi sakit

reumatik. Bahkan radikal

bebas dapat memicu tumor

dan kanker.

Oleh sebab itu… mari

mulai sekarang kita

berinvestasi kesehatan untuk

nanti di usia 50-60 tahun atau

bahkan lebih ..

Mulai sekarang belum

terlambat!!. Kita ubah gaya

hidup kita menuju gaya hidup

yang sehat, dengan cara :

MAKAN MAKANAN YANG

SEHAT, ALAMI DAN SEGAR

BERPIKIR POSITIF

OLAHRAGA YANG BAIK,

BENAR DAN TERATUR

TIDUR CUKUP

MENANGGULANGI STRESS

DENGAN BAIK, BUKAN

MENGHINDARI STRESS!!

HINDARI ROKOK DAN

ALKOHOL…

Sumber : dr.Fetti AMM, Pengantar

Gizi Klinik, FKUI,2006

ini kandungan gizi atau

nutr is inya sudah sangat

berkurang karena protein dan

vitamin akan rusak bila

dipanaskan terlalu lama. Begitu

pula dengan beras yang

sudah diolah oleh

me s i n s e h i n gg a

warnanya jadi putih

bersih karena kulit

arinya sudah tidak

ada sehingga nilai

g i z inya sudah

berkurang. Gula

pasir yang diberi

pemutih sehingga

warnanya sangat

p u t i h , t e t a p i

m e n g a n c a m

kesehatan karena

mengan-dung zat

kimia. Demikian

juga dengan

minuman kaleng dan botol.

M i n u m a n t e r s e b u t

mengandung kadar gula

buatan yang tinggi, kadar

soda yang tinggi. Juga jus

buah dalam kemasan botol

atau kaleng tetap saja tidak

sehat buat tubuh ki ta

walaupun tertera tanpa

pengawet. Secara logika coba

kita diamkan jus buah dalam

Page 37: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

37

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

JEJARING

KEMITRAAN

EXECUTIVE REPORT

PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

BOGOR – JAWA BARAT, 24 – 26 MARET 2010

I. PENDAHULUAN

Dunia sekarang sedang

dihadapkan pada era glo-

balisasi. Keadaan ini ditan-

dai dengan semakin maju-

nya dunia teknologi dalam

bidang informasi dan

transportasi . Kemajuan

teknologi informasi dan

transportasi telah mampu

membuka sekat-sekat yang

membatasi penduduk untuk

melakukan mobi l i sas i .

Pemanfaatan teknologi oleh

manusia kian meningkat

tetapi ironisnya justru

manusia dihadapkan pada

b e r b a g a i m a s a l a h ,

terutama masalah yang

berkaitan dengan keseha-

tan manusia.

Ancaman global kian

mengancam, adanya New

Emerging Desease : Influen-

za A (H1N1), SARS, Nipah

Virus, Paragoniasis Pulmo-

nallis, Ebola, Hanta Fever.

Disamping itu juga ada-

nya Emerging disease an-

tara lain HIV/AIDS, De-

ngue Haemoragig Fever,

Japanese B, Encephalitis,

Chikungunya, Cholera,

Salmonellosis, malaria dan

TBC. Sedangkan Re emer-

ging desease antara lain :

Pes, Filariasis, Scrub thypus,

Anthrax, dan Rabies juga

menunjukan peningkatan

lagi.

IHR 2005 yang telah

diberlakukan sejak 15 Juni

2007 menekankan pen-

tingnya peningkatan pe-

ngawasan yang ketat di

pintu masuk negara. Pela-

buhan Tanjung Priok seba-

gai pelabuhan terbesar

dan tersibuk di Indonesia

yang merupakan pintu

gerbang keluar masuknya

barang maupun orang,

baik ABK (Anak Buah

Kapal) maupun penum-

pang yang berasal dari

dalam maupun luar ne-

geri dan juga sekaligus

sebagai pintu keluar

maupun masuknya

penyakit beserta faktor

risikonya, baik yang ter-

bawa melalui kapal,

barang, barang bawa-

an lainnya, dan pelaku

perjalanan (ABK dan

penumpang) mempu-

nyai kewajiban untuk

meningkatkan kapasitas

inti khususnya pengawa-

san kekarantinaan.

Berdasarkan Permen-

kes RI No. 356 Tahun

2008 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan,

bahwa KKP sebagai Unit

Pelaksana Teknis di

Lingkungan Departe-

Page 38: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

38

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

sektor serta stake holder

d a l a m p e l a k s a n a a n

pengawasan kekarantina-

an kapal.

III . POKOK BAHASAN

a. Tugas Pokok dan Fungsi

KKP

b. Peran Adpel dalam

mendukung Kekaranti-

naan Kesehatan di

Pelabuhan

c. Peran PT. (Persero)

PELINDO II Cabang Tan-

jung Pr iok dalam

Mendukung Kekaranti-

naan Kesehatan di Pe-

labuhan

d. Peran INSA JAYA dalam

Mendukung Kekaranti-

naan Kesehatan di Pe-

labuhan

e. Aspek Legal Kekaranti-

naan

IV .NARASUMBER/FASILITATOR

1. ADPEL Utama Tanjung

Priok

2. KKP Kelas I Tanjung

Priok

3. PT. (Persero) PELINDO II

Cabang Tanjung Priok

4. DPC INSA JAYA

V. PESERTA

Peserta pertemuan

j e j a r i n g k e r j a d a n

kemitraan kekarantinaan

adalah lintas program,

lintas sektor serta stake

holder terkait, dengan

jumlah peserta sebanyak

35 peserta.

VI. MEKANISME

Mekanisme dalam penye-

lenggaraan jejaring kerja

ini dilaksanakan dengan

cara :

1. Pembukaan perte-

muan

2. Penyajian pokok

bahasan oleh nara

sumber

3. Tanya jawab

4. Diskusi (Roundtable

Discussion)

5. Kesepakatan - kee-

pakatan

6. Penutupan pertemuan

VII. WAKTU DAN TEMPAT

Jejaring kerja dan Kemitra-

an Kekarantinaan ini dilak-

sanakan pada tanggal 24

s/d 26 Maret 2010 di Hotel

Ria Diani Puncak, Bogor –

Jawa Barat.

men Kesehatan yang

berada di bawah dan

b e r t a n g g u n g j a w a b

kepada Dirjen PP & PL,

mempunyai tugas melak-

sanakan pencegahan

masuk dan keluarnya

penyakit, penyakit poten-

sial wabah. Dan salah satu

fungsi yang dilaksanakan

ya i tu kekarant inaan.

Pelaksanaan kekaranti-

naan di pelabuhan akan

berjalan maksimal dengan

adanya dukungan dan

kerjasama dengan lintas

program / sektor dan stake

holder terkait di wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk itu perlu dibangun

kerjasama antara KKP de-

ngan lintas program, lintas

sektor dan stake holder

terkait di wilayah pelabu-

han melalui pertemuan je-

jaring kerja dan kemitraan

kekarantinaan yang dilak-

sanakan pada tanggal 24

s/d 26 Maret 2010 di Hotel

Ria Diani, Bogor - JABAR.

II . TUJUAN

Meningkatnya kerjasa-

ma dan dukungan lintas

Page 39: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

39

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

(notulen terlampir)

2. Hari II

Penyajian materi dan

Tanya jawab / diskusi :

Peran Adpel dalam

Mendukung Kekaranti-

naan Kesehatan di

pelabuhan (notulen

terlampir)

Peran PT. (Persero)

PELINDO II Ca-bang

Tanjung Priok dalam

Mendukung Keka-

rantinaan Kese-hatan

d i p e l a - b u h a n

(notulen terlampir)

Peran INSA JAYA

dalam Mendu-kung

K e k a r a n - t i n a a n

K e s e h a t a n d i

pelabuhan (notulen

terlampir)

A s p e k L e g a l

K e k a r a n t i n a a n

(notulen terlampir)

3. Hari III

a. Round table discussion

b. Kesepakatan bersama

c. Penyusunan lapo-ran

jejaring kerja dan

k e m i t r a a n k e -

karantinaan

d. Adanya kesepa-katan

antara KKP Kelas I

Tanjung Priok dengan

instansi dan stake

holder terkait di wilayah

Pelabu-han Tanjung

P r i o k d a l a m

p e l a k s a n a a n

kekarant inaan se -

bagai berikut :

1. A D P E L U t a m a

Tanjung Priok :

Fas i l i tas i fungs i

koordinasi ins-tansi

teknis dalam pelak-

sanaan Tupoksi di

wilayah Pela-buhan

Tanjung Priok

In – out clea-rance

kapal di Kali Japat

me-nunggu in – out

clearance dari KKP.

Dalam waktu dekat

akan disusun sistem

d a n p r o s e d u r

pelayanan kapal

dan pelayanan

b a r an g a n tar a

instansi terkait di

wila-yah Pelabuhan

T a n j u n g P r i o k

termasuk d ida-

lamnya ten-tang in-

out c le -arance

k a r a n t i n a

kesehatan

VIII. SUMBER DANA

Biaya penyelenggaraan

jejaring kerja dan kemi-

traan kekarantinaan bera-

sal dari DIPA KKP Kelas I

Tanjung Pr iok Tahun

Anggaran 2010.

IX.JALANNYA PENYELENGGA-

RAAN

Hasil dari penyelengga-

raan jejaring kerja dan

kemitraan kekarantinaan

ini sebagai berikut :

A. Peserta yang hadir

sebanyak 35 (tiga puluh

lima) orang

B. Narasumber memberi-

kan materi sesuai de-

ngan jadwal yang telah

direncanakan

C. Penyelenggaraan kegi-

atan ini berjalan de-

ngan baik dan sebaga-

imana mestinya :

1. Hari I

Registrasi

Pembukaan perte-

muan jejaring kerja

dan kemi t raan

keka-rantinaan

Penyajian materi

an Tanya jawab /

diskusi Tugas Pokok

dan Fungsi KKP

Page 40: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

40

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

ngan duku-ngan

A D P E L U t a m a

Tanjung Priok.

3. KPU Type A Bea Cukai

Tanjung Priok.

Operasional Tupoksi di

lapangan berkoordinasi

dengan KKP terhadap

pengawasan kapal

dalam karantina dan

pengawasan komoditi

OMKABA

4. PT. (Persero) PE-LINDO II

Cabang Tanjung Priok :

a. Dukungan fa-s i l i tas

sesuai kebutuhan ke-

karantinaan kesehatan

t e - r u t a m a d a l a m

pengawasan kapal

d a l a m k a - a n t i n a ,

dilaksanakan bersama –

sama dengan Devisi

Kepan-duan.

b. Dukungan fas i l i ta s

peme-riksaan kese-

hatan di terminal

penum-pang serta

penanganan kasus kesa

-kitan, kecela-kaan,

kematian di atas kapal.

c. Berperan serta dalam

pengawasan keluar

masuknya orang dan

barang

5. DPC INSA JAYA dan

anggota :

a. Menyampaikan laporan

keda-tangan dan

keberangkatan kapal,

baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri

b. Me n i n g ka ka n d a n

memper-cepat pelapo-

ran secara on line

d a l a m p e -

nyelenggaraan INA

PORT – NET

c. M e n d u k u n g

pelaksanaan cegah

tangkal masuk kelu-

arnya penyakit

d. M e n i n g k a t k a n

koordinasi dal-am

f a s i l i t a s i a n - t a r a

regulator dan Agent Pe-

layaran

e. Berperan serta dalam

penye-barluasan infor-

m a s i t e n t a n g

k e k a r a n t i n a a n ,

khusunya ke-pada

seluruh anggota DPC

INSA JAYA

f. D P C I N S A J A Y A

d iharapkan dapat

mensosialisasikan pera-

turan perundang-unda-

ngan khusus-nya IHR

F a s i l i t a s i f u n g s i

koordinasi ten-tang

penga-wasan kapal

dalam karan-tina di

wilayah Pelabuhan

Tan-jung Priok oleh

KKP bersama – sama

d e n g a n D i v i s i

K e p a n d u - a n P T .

(Persero) PELINDO II

Ca-bang Tanjung

Priok .

2. AD P E L K e p u l a u a n

Seribu :

a. F a s i l i t a s i f u n g s i

koordinasi ins-tansi

teknis da-lam pelak-

sanaan Tupoksi di

wilayah Ke-pulauan

Seribu khususnya di

pelabuhan khusus

lepas pantai Cinta

T e r m i n a l /C N O O C

114, Widuri Terminal

dan Arjuna Ter-minal

b. F a s i l i t a s i f u n g s i

koordinasi ten-tang

penga-wasan kapal

dalam karanti-na

o l e h K K P d i

pelabuhan khusus

pulau Pabelokan a-

kan ditindakl-anjuti

secara bersama, de-

Page 41: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

41

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

9. KKP :

a. Free pratique diberikan

lewat INAPort – Net,

n a m u n b e d a

per lakuan anta-ra

kapal dalam karantina

yang datang dari

pelabuhan luar negeri

ter jangki t dengan

kapal dalam karan-tina

yang da-tang dari pela

-buhan luar ne-geri

sehat

b. Berkoordinasi dg lintas

sektor dan stake holder

dalam pelaksanaan

kekarantinaan kapal.

c. Pemberian infor-masi

yang terkini kepada

stake holder di Pela-

buhan

d. Bersama-sama dengan

divisi kepanduan un-tuk

mendukung tugas KKP

da-lam hal penga-

wasan kapal dalam

karantina

Himbauan bersama :

Untuk peningkatan

produktivitas dan zero waiting

time, dihimbau kiranya PT.

(Persero) PELINDO II Cabang

T a n j u n g P r i o k d a p a t

m e m b a n t u d a l a m

penyediaan Boat untuk

pemeriksaan kedatangan

kapal dalam karantina.

Penutupan pertemuan

jejaring kerja dan kemitraan

kekerantinaan.

2005 dan UU No. 1 Tahun

1962 tentang Karan-tina

Laut kepa-da anggota-

nya.

6. PT. DOK :

Memberikan infor-masi

kepada KKP tentang

kapal yang melakukan

doking

7. PT. JICT :

a. Berkoordinasi dalam

pena-nganan penya-kit

di terminal/kade JICT

b. Fasilitasi pe-ngendalian

fak-tor risiko penya-kit di

terminal/kade JICT

8. BUS FUMIGASI :

Fasi l i tasi duku-ngan

p e n y e l e n g - g a r a a n

tindakan kekarantinaan

Page 42: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

42

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

DAUN SI PENYAMBUNG NYAWA

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos.

(flora) di bumi ini bagi

kebutuhan hidup manusia.

Salah satu tumbuhan

yang memiliki khasiat obat

ya kn i ta n a ma n p e r d u

―sambung Nyawa‖ yang sering

kita temui di hutan, bahkan

saat ini sudah banyak

dijadikan sebagai tanaman

hias di halaman rumah yang

sekaligus tanaman obat

keluarga.

Tanaman Sambung

Nyawa berbentuk perdu,

batangnya berbentuk segi

empat dan berruas – ruas,

daunnya berwarna hijau dan

pada tiap pangkal ruas

terdapat tunas kecil berwarna

hijau kekuningan. Daunnya

mempunyai banyak sel

kelenjar minyak (berlendir).

Manfaat

B a t a n g t a n a m a n

Sambung nyawa dapat

digunakan untuk menurunkan

demam, dengan cara meng-

haluskan batangnya dan

diperas untuk diambil airnya.

Air perasan batang sambung

nyawa diminum sebanyak 3

sendok makan untuk pagi,

siang dan malam.

Umbi tanaman Sam-

bung nyawa untuk menghi-

langkan pembekuan darah

(haematom), pembengkakan,

gigitan serangga dan patah

tulang, dengan cara meng-

haluskan umbi tanaman terse-

but sampai halus, kemudian di-

tempelkan pada bagian tubuh

yang mengalami pembekuan

darah (haematom), pem-

bengkakan, gigitan serangga

dan patah tulang.

H i d u p d a n m a t i

seseorang manusia, berada

dalam kekuasaan Tuhan yang

menciptakan alam semesta ini.

Up a ya ma n u s i a u n tu k

penanganan kasus kesakitan

sebaiknya dibawah penga-

wa s a n d ok te r , n a mu n

kepintaran otak manusia ada

batasnya sehingga ada

beberapa kasus kesakitan

yang tidak bisa ditangani oleh

dokter. Apakah upaya kita

selanjutnya? Pengobatan al-

ternatif yang berkaitan

dengan flora dan fauna

ciptaan Tuhan. Tuhan menye-

diakan tumbuh – tumbuhan

FLORA

Dan

FAUNA

Page 43: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

43

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

daun sambung nyawa

yang masih segar, dicuci

dan dibilas dengan air

matang. Selanjutnya,

makanlah daun tersebut

sebagai lalap mentah.

Lakukan 3 (tiga) kali dalam

sehari sampai selama

seminggu.

Se lan jutnya, pada

minggu kedua dilakukan 2

(dua) kali dalam sehari;

dan pada minggu ketiga

dilakukan 1 (satu) kali

dalam sehari. Semoga

dapat sembuh.

4. Kholesterol tinggi

Siapkan 5 (lima) lembar

daun sambung nyawa

segar untuk dibuat jus atau

dimakan sebagai lalapan.

Lakukan setiap hari secara

teratur selama sebulan.

Semoga dapat sembuh.

5. Gigitan serangga

Menghaluskan 1 (satu)

lembar daun sambung

nyawa segar, dicampur

dengan tanah, selanjutnya

oleskan pada bagian

tubuh yang terkena gigitan

serangga. Niscaya racun

atau ―bisa‖ serangga

te rsebut t idak akan

menimbulkan rasa gatal

d a n t i d a k a k a n

menimbulkan bengkak.

Semoga dapat sembuh.

Se lamat mencoba

tanaman obat tradisional ini

sebagai obat alternatif yang

tidak kalah ampuhnya.

D a u n t a n a m a n

Sambung nyawa dapat

dipakai untuk pengobatan

berbagai macam penyakit

s e h i n g g a n y a w a b i s a

bersambung, antara lain :

1. Maag

Siapkan 3 (tiga) lembar

daun sambung nyawa

yang masih segar, dicuci

dan dibilas dengan air

matang. Selanjutnya,

makanlah daun tersebut

sebagai lalap mentah.

Lakukan 3 (tiga) kali dalam

sehari sampai selama

seminggu. Semoga dapat

sembuh.

2. Bisul

Tumbuklah 7 (tujuh)

lembar daun sambung

nyawa hingga halus,

selanjutnya oleskan atau

balurkan pada bisu l

tersebut. Semoga dapat

sembuh.

3. Diabetes

Siapkan 7 (tujuh) lembar

Page 44: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

44

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

KAJIAN

Dan

DIKLAT

EXECUTIVE REPORT

PELATIHAN KEKARANTINAAN KAPAL

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

BOGOR, 27 APRIL S/D 01 MEI 2010

katnya teknologi transportasi

m e n g a k i b a t k a n m a k i n

cepatnya arus perjalanan

orang, barang, dan alat

angkut lebih cepat daripada

masa inkubasi penyakit,

sehingga penjalaran dan

penularan penyakit antar

negara semakin cepat,

terutama masalah yang

berkaitan dengan kesehatan

manusia.

Pengawasan keseha

-tan kapal/kekarantinaan

kapal di wilayah pelabuhan

merupakan tanggung jawab

Kantor Kesehatan Pelabuhan

sesuai Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

No. 356 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Tugas pokok dan fungsi Kantor

Kesehatan Pelabuhan tersebut

a d a l a h m e l a k u k a n

pencegahan masuk dan

keluarnya penyakit, penyakit

p o t e n s i a l w a b a h ,

pe ngama nan te rh adap

penyakit baru dan penyakit

yang muncul kembal i ,

epidemiologi, kekarantinaan,

p e n g a w a s a n O M K A B A ,

p e l a y a n a n k e s e h a t a n ,

p e n g e n d a l i a n d a m p a k

k e s e h a t a n l i n g k u n g a n ,

bioterorism, unsur biologi, kimia

dan pengamanan radiasi di

wi layah kerja Bandara,

Pelabuhan dan Lintas Batas

Negara.

Guna meningkatkan

kepercayaan pelayaran inter-

nasional terhadap kemam-

puan pelabuhan – pelabuhan

di Indonesia dan sehubungan

dengan di berlakukannya IHR

tahun 2005, pada tanggal 15

Juni 2007 lalu, yang mana

Kantor Kesehatan Pelabuhan

dituntut bukan hanya mampu

mencegah masuk dan ke-

luarnya penyakit potensial

PENDAHULUAN

Sebagaimana di

ketahui bersama bahwa pos-

pos pelabuhan, Bandar udara

dan lintas batas darat

merupakan batas-batas antar

negara yang berfungsi

sebagai pintu gerbang

perdagangan dan laju per-

tumbuhan ekonomi antar

daerah maupun antar negara,

maka diperlukan kondisi status

pelabuhan yang sehat dan

t e t a p k o n d u s i f b a g i

perkembangan dan per-

tumbuhan ekonomi nasional

maupun global. Perkem-

bangan teknologi informasi

dan tranportasi belakangan

ini, ibarat pisau bermata dua,

satu sisi teknologi memang

dapat mempermudah dan

m e n s e j a h t e r a ka n u ma t

manusia, namun disisi lain

teknologi mempunyai dampak

yang negati f terhadap

kehidupan manusia. Mening-

Page 45: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

45

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

maka sudah menjadi kewaji-

ban kita untuk selalu mening-

katkan pengetahuan dan ket-

erampilan, terutama keteram-

pilan khusus dalam menunjang

kesiapan kita dalam men-

jawab tantangan permasala-

han dunia, termasuk dalam

melakukan pengawasan kapal

dalam karantina di pelabuhan,

diperlukan tenaga yang han-

dal dan profesional.

Menyadari akan tantan-

gan ke depan dan kelemahan

yang dimiliki saat ini, melalui

Surat Keputusan Kuasa Peng-

guna Anggaran Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas I

Tanjung Priok No : PM.04.18/

VIII.2/497/2010 tanggal 22 Ma-

ret 2010 tentang Pembentukan

Panitia Pelatihan Kekaranti-

naan Kapal, telah diselengga-

rakan Pelatihan Kekarantinaan

Kapal pada tanggal 27 April s/

d 01 Mei 2010 di Hotel Ria

Diani, Bogor, Jawa Barat.

P e l a t i h a n t e r s e b u t

d i m a k s u d k a n u n t u k

mendapatkan persamaan

persepsi dan tindakan dalam

melaksanakan kekarantinaan

kapal dengan profesional,

sebagai pelaksana cegah

tangkal penyakit menular

potensial wabah.

TUJUAN

Tujuan dari pelatihan ini

adalah untuk meningkatkan

p e n g e t a h u a n d a n

keterampilan petugas KKP

agar profesional dalam

melaksanakan kegiatan

kekarantinaan kapal.

MATERI PELATIHAN

Seluruh materi yang

diberikan pada pelatihan

kekarantinaan kapal tertuang

pada Garis - garis Besar

Program Pembelajaran (GBPP)

dengan struktur program

pelatihan yang terdiri dari :

Teori sebesar 11 JPL (27,5%),

Penugasan sebesar 11 JPL

(27,5%) dan praktek di kelas /

lapangan sebesar 18 JPL (45%).

Adapun rincian dari

materi pelatihan ini adalah

sebagai berikut :

1. Materi Dasar

Tugas pokok dan fungsi

Kantor Kesehatan

Pelabuhan

Kebijakan dan Strategis

Kementerian Kesehatan

dalam Penerapan IHR 2005

wa-bah, namun juga harus siap

menye lesa i kan masa lah

kesehatan masyarakat yang

dianggap darurat secara

internas ional (PHE IC ) .

Permasalahan ini perlu di

respon dan ditindaklanjuti

s e c a r a s e r i u s g u n a

meningkatkan kemampuan

dan keterampilan petugas

dalam menangani PHEIC,

j a n g a n s a m p a i d u n i a

menganggap kita tidak serius

d a l a m m e n a n g a n i

permasalahan perkembangan

penyakit menular potensial

wabah, yang dapat berimbas

p a d a p e r k e m b a n g a n

perekonomian Indonesia.

Dalam melaksanakan

fungsi cegah tangkal, KKP ha-

rus aktif dan responsif terhadap

kejadian yang menjurus

kepada keadaan PHEIC. KKP

sebagai UPT Kementerian Kese-

hatan yang berada di pintu

masuk negara, harus mampu

mengembangkan, mem-

perkuat dan memelihara ka-

pasitas untuk merespon secara

cepat dan efektif terhadap

risiko PHEIC, seperti yang ter-

cantum pada lampiran 1 IHR

2005. Berdasarkan hal tersebut,

Page 46: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

46

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Tanjung Priok

3. D i rektur I muni sas i &

Karantina, Ditjen PP & PL,

Kementerian Kesehatan RI

4. Bagian HOH, Ditjen PP & PL

Kementerian Kesehatan RI

5. Sub Direktorat Karantina &

Kesehatan Pelabuhan,

Ditjen PP & PL Kementerian

Kesehatan RI

6. K a n t o r K e s e h a t a n

Pelabuhan Kelas I Tanjung

Priok

PESERTA

Kriteria peserta pelatihan

yaitu :

1. Pendidikan minimal Diplo-

ma III Kesehatan

2. Petugas lapangan yang

b i a s a m e l a k u k a n

pengawasan kedatangan

kapal dalam karantina

3. Usia peserta maksimal 40

tahun

4. Jumlah peserta pelatihan

sebanyak 30 peserta, yakni

berasal dari : KKP Kelas I Tg

Priok, KKP Kelas II Kendari,

KKP Kelas II Tarakan, KKP

Kelas II Padang, KKP Kelas II

Ambon, KKP Kelas II

Manado, KKP Kelas II

Pontianak, KKP Kelas II

Panjang, KKP Kelas II

Jayapura, KKP Kelas III

Bitung, KKP Kelas III

Tembilahan, KKP Kelas III

Palu, KKP Kelas III Kupang,

KKP Kelas III Biak, KKP Kelas

III Sorong, KKP Kelas III

Manokwari, KKP Kelas III

Sampit, KKP Kelas III Banda

Aceh, KKP Kelas I I I

Lokseumawe, KKP Kelas III

Bengkulu KKP Kelas III

Merauke, KKP Kelas III Poso,

KKP Kelas III Pulang Pisau,

KKP Kelas III Gorontalo, KKP

Kelas III Ternate dan KKP

Kelas III Sabang

MEKANISME PELATIHAN

Metode pelatihan

yang di terapkan pada

p e l a t i h a n i n i a d a l a h

pembelajaran orang dewasa

( A n d r a g o g i ) , d e n g a n

mekanisme yang digunakan

dalam penyelenggaraan

pelatihan ini dilaksanakan

dengan cara :

1. Ceramah

2. Curah pendapat

3. Pe r ma i n a n - p e r ma i n a n

(Games)

4. Diskusi

5. Demonstrasi

Peraturan Perundang-

undangan yang berkai-

tan dengan kekaranti-

naan kapal

2. Materi Inti

Kapasitas inti IHR 2005

dalam kekarantinaan

kapal

Penggunaan Alat Pelin-

dung Diri dalam karan-

tina kapal

Instrumen pengawasan

kapal dalam karantina

Pemeriksaan dokumen

kesehatan kapal dalam

karantina

3. Materi Penunjang

a. Building Learning Comit-

ment (BLC)

b. Peran Administrator Pe-

l a b u h a n d a l a m

kekarantinaan kapal

c. Rencana Tindak Lanjut

dalam kekarantinaan

kapal

Masing-masing materi

pelatihan sesuai dengan Garis

– Garis Besar Program Pelatihan

kekarantinaan kapal.

NARA SUMBER / FASILITATOR

1. Pusdiklat Badan PPSDM

Kementerian Kesehatan RI

2. Adpel Utama Pelabuhan

Page 47: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

47

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

s e m a ks i m a l m u n g k i n ,

sehingga pelaksanaan

pelatihan dapat berjalan

dengan optimal.

1. Rapat Persiapan I (12

Maret 2010)

Rapat persiapan I di

lakukan dengan tujuan

untuk menyiapkan :

a. SK Panitia Pelatihan

Kekarantinaan Kapal

b. Peserta Pelatihan

c. Garis - Garis Besar

Program Pembelajaran

d. N a r a S u m b e r /

fasilitator

e. S y a r a t – s y a r a t

pengakreditasian dan

sertifikasi pelatihan

Setelah rapat persiapan

pertama, mulai dilakukan

serangkaian kegiatan

y a n g m e n u n j a n g

pelaksanaan pelatihan

seperti :

a. Mempersiapkan dan

mengirimkan surat –

surat :

1. Surat permoho-nan

MOT

2. Surat permohonan

a k r e d i t a s i d a n

sertifikasi Pelatihan

3. Surat Undangan bagi

p a r a p e s e r t a

pelatihan

4. Surat undangan nara

sumber

b. Mempersiapkan jadwal

pelatihan

c. Mempersiapkan tempat

pelatihan

d. M e m p e r s i a p k a n

sambutan dan laporan :

1. S a m b u t a n

pembukaan acara

pelatihan oleh Dirjen

PP & PL

2. Laporan ketua Panitia

p a d a a c a r a

P e m b u k a a n

Pelatihan

3. D o a p a d a

p e m b u k a a n

pelatihan

4. S a mb u ta n p ad a

acara Penutupan

oleh Dirjen PP & PL

5. Laporan Panitia pada

Penutupan Pelatihan

6. Doa pada penu-

tupan pelatihan

e. M e m p e r s i a p k a n

susunan acara pada

pembukaan pelatihan

d a n p e n u tu p a n

pelatihan.

6. Praktek dikelas

7. Praktek lapangan

WAKTU DAN TEMPAT

Pelatihan kekarantinaan

kapal dilaksanakan di Hotel

Ria Diani Cibogo, Bogor, Jawa

Barat dan Pelabuhan Tanjung

Priok, di mulai pada tanggal 27

April s/d 01 Mei 2010.

PEMBIAYAAN

Biaya pelaksanaan kegi-

atan pelatihan Kekarantinaan

Kapal bagi petugas Kantor

Kesehatan Pelabuhan dibe-

bankan kepada DIPA KKP Kelas

I Tanjung Priok Tahun Anggaran

2010.

JALANNYA PENYELENGGARAAN

PELATIHAN

Di dalam melakukan pe-

nyelenggaraan pelatihan ke-

karantinaan kapal, terdiri dari

beberapa tahap kegiatan,

yaitu :

A. Persiapan

Sebelum melaksanakan

pelatihan, dilakukan rapat –

rapat yang bertujuan agar

semua yang dibutuhkan

d a l a m p e l a k s a n a a n

pelatihan dapat di siapkan

Page 48: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

48

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

2. Rapat Persiapan II (19 - 4 -10)

Rapat persiapan II di lakukan

bertujuan untuk menyiapkan

dan mengevaluasi :

a. Kehadiran peserta pelatih-

an

b. Kehadiran dan materi na-

ra sumber

c. Pengakreditasian dan ser-

tifikasi pelatihan

d. Surat permohonan sambu-

tan / arahan Dirjen PP & PL

e. Surat undangan mengha-

diri pelatihan

f. Berkas pertanggungjawab-

an :

1). Kwitansi peserta, pani-

tia dan nara sumber

2). Daftar Nominatif peser-

ta, panitia dan nara

sumber

3). Tanda terima peserta,

panitia dan nara

sumber

4). Daftar hadir peserta,

panitia dan nara

sumber

g. Alat tulis kantor dan Kit

pelatihan

h. Sambutan dan laporan :

1). Sambutan pembukaan

Dirjen PP & PL

2). Laporan Panitia pada

Pembukaan Pelatihan

3). Doa pada pembukaan

pelatihan

4). Sambutan Penutupan

Dirjen PP & PL

5). Laporan Panitia pada

Penutupan Pelatihan

6). Doa pada penutupan

pelatihan

B. Pelaksanaan

Rincian dari hasil penyele-

nggaraan pelatihan keka-

rantinaan kapal sebagai

berikut :

1. Jumlah peserta latih seba-

nyak 30 (tiga puluh)

peserta

2. Nara sumber / fasilitator

telah memberikan materi

sesuai yang telah

direncanakan baik

menurut Garis-garis Besar

Proses Pembelajaran

(GBPP) maupun sesuai

jadwal pelatihan yang

telah disusun.

f. Syarat – syarat pengakre-

ditasian dan sertifikasi

pelatihan :

1). Surat keterangan bah-

wa pelatihan terakre-

ditasi

2). Kerangka Acuan

3). SK Panitia

4). Komponen Kurikulum :

a) Kompetensi

b). Tujuan Pelatihan

c). Struktur Program

Pelatihan

d) GBPP

e). Evaluasi :

Evaluasi peserta : pre

test dan post test

Evaluasi fasilitator /

nara sumber / fasilita-

tor

Ev a luas i penye -

lenggara pelatihan

g).Jadwal

5). Komponen Peserta :

a). Kriteria Peserta

b). Jumlah peserta

6). Komponen fasilitator /

nara sumber/fasilitator

7). Komponen penyele-

nggaraan pelatihan :

g. Mempersiapkan alat tulis

kantor dan Kit pelatihan

h. Mempersiapan kendaraan

i. Mempersiapkan spanduk

Bersambung ke

Volume V Edisi 3

Page 49: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

49

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

ANEKA

PERISTIWA

CUACA EKSTRIM

By: Nyompu

Nah, cuaca ekstrim ini apa

h u b u n g a n n y a d e n g a n

kesehatan ?

Semua mahluk hidup

secara alami sudah memiliki

k e m a m - p u a n u n t u k

m e l a k u k a n a d a p - t a s i

terhadap lingkungannya yang

setiap saat dapat berubah-

uba. Bagaimana dengan

manusia (orang) ?

Bagi orang yang sehat

dan bugar badannya, pasti

akan mampu beradaptasi

dengan perubahan cuaca

yang ekstrim tersebut. Metabo-

lisme tubuh akan menyesuai-

kan diri dengan perubahan

cuaca tersebut, tentu saja un-

tuk dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan cuaca

seperti itu dibutuhkan stamina

baik fisik maupun psikis yang

prima. Justru inilah persoa-

lannya bagaimana menjaga

tubuh tetap bugar untuk

menghadapi perubahan

cuaca ini. Bagi orang yang

staminanya lemah maka dia

akan sangat mudah terserang

berbagai macam penyakit,

karena penyakit terutama

yang dapat ditularkan timbul-

nya sangat tergantung pada

kesegaran jasmani seseorang.

Virus, bakteri atau apapun na-

manya akan sangat mudah

berkembang di dalam tubuh

orang yang staminanya se-

dang lemah karena orang

yang stamina sedang ter-

ganggu maka system keke-

balan tubuh akan berkurang

sehingga orang akan menjadi

sangat rentan terhadap ber-

bagai macam penyakit. Be-

berapa penyakit yang perlu

diwaspadai yang biasanya

muncul pada keadaan cuaca

ekstrim sepert influenza,

radang tenggorokan, diare,

tifus abdominalis dan lain-lain.

Umumnya penyakit – penyakit

tersebut mudah menyerang

orang-orang yang rentan

seperti orang yang pekerja

keras yang kurang istirahat, ibu

-ibu hamil, orang yang usianya

Terminologi ekstrim se-

ring dihubungkan dengan idio-

logi, seperti ekstrim kanan

maupun ekstrim kiri. Namun

akhir-akhir ini kita sering

mendengar maupun memba-

ca istilah cuaca ekstrim, hal ini

dihubungkan dengan peruba-

han cuaca yang terjadi secara

mendadak, semula cuaca

sangat cerah dan bahkan

cenderung sangat panas di

musim kemarau dalam waktu

yang sangat cepat tiba-tiba

cuaca berubah menjadi

mendung kemudian hujan

yang sangat lebat disertai petir

dan hembusan angin ken-

cang. Sehingga wilayah yang

tadinya panas dan berdebu

dalam waktu singkat menjadi

daerah yang becek dan

bahkan banjir. Terlebih bebe-

rapa tahun terakhir ini cuaca

sudah tidak lagi manut sama

yang namanya musim, pada

musim kemarau bisa turun

hujan yang lebat dan juga

sebaliknya.

Page 50: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

50

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

8 jam sehari. Sering saking

terlalu semangat

menyelesaikan tugas-

tugasnya orang sampai

lupa istirahat, sehingga

daya tahan tubuhnya

menurun.

3. Sempatkan berolahraga

secara rutin minimal 3 kali

seminggu selama 30 menit.

4. Sedapat mungkin menghin-

dari rokok dan alkohol

5. Mengelola stress dengan

baik. Usahakan menyedia-

kan waktu rekreasi untuk

mengendurkan pikiran-pi-

kiran dan bebas dari

kegiatan rutin sehari-hari.

6. Menjaga kebersihan diri pri-

badi dan lingkungan.

7. Ikhlas menjalani hidup

sehari-hari.

Beberapa cara menjaga

kebugaran tersebut di atas

hanyalah gampang

diucapkan pada kenyataan-

nya banyak yang tidak dapat

melaksanakanhal tersebut de-

ngan beragai macam alasan

seperti pekerjaan sudah batas

waktu sehingga harus disele-

saikan walaupun harus mengu-

rangi waktu tidur bahkan ada

yang tidak tidur sama sekali,

kalau waktu untuk istirahat saja

sudah kurang alih-alih mau

menyediakan waktu untuk

rekreasi dan olah raga. Ada

juga yang berpendapat kalau

tidak menghisap rokok maka

ide-ide cemerlang tidak bisa

keluar, sungguh pendapat

yang sesat dan kabur.

Siapapun yang memba-

ca artikel ini mudah-mudahan

menjadi bagian dari orang-

orang yang menyayangi

dirinya sendiri, punya cukup

waktu untuk istirahat, rekreasi,

olah raga dan lain-lain dalam

upaya untuk menjaga dan

meningkatkan kesegaran fisik

maupun psikisnya sehingga

dapat berguna bagi keluarga,

Negara dan bangsanya.

Bangsa yang tangguh

dan prima hanya dapat

dibangun oleh masyarakatnya

yang sehat, segar dan selalu

optimis menatap kehidupan,

OKE BRAVO.

sudah tua dan anak-anak teru-

tama yang kurang gizi.

Bagaimana mencegah

atau menghindari penyakit

akibat cuaca yang ekstrim?

Pada prinsipnya, de-

ngan melakukan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

sudah dapat menangkal

berbagai macam penyakit

apapun penyebabnya. Berikut

ini ada beberapa cara agar

badan tetap sehat dan segar

bugar menghadapi cuaca

yang tidak bersahabat terse-

but :

1. Konsumsi makanan bergizi,

empat sehat lima

sempurna. Memelihara

badan tetap sehat dan

bugar dibutuhkan

makanan yang cukup baik

jumlah maupun gizinya.

2. Istirahat yang cukup,tidur 6-

Page 51: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

51

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2 ( April - Juni ) Tahun 2010

RELAKSASI Dul naik becak

Oleh : Hendra Kusumawardhana

mobil dari depan‖

Si Tukang becak

menyahut dengan

santainya : ―ah, . . tidak

apa – apa mas, tidak

mungkin mereka berani

nabrak becak, mereka

kan tahu bahwa sopir

becak itu tidak punya SIM‖

Si Dul hanya bisa

tercengang, seraya minta

turun dari becak. Saat sudah

turun dari atas becak, dia

tanya ke Tukang becak :

―bayar berapa, pak‖?

S i Tu kan g b eca k

menjawab : ―wah murah mas,

Cuma 50 ribu rupiah saja‖

Kemb al i s i Du l

tercengang :

―lho pak, jarak

dekat kok 50 ribu

rupiah, tempat

mulai saya naik

naik becak ini

tadi kan masih

kelihatan dari

sini‖

S i Tu kan g b eca k

menyahut lagi dengan

tenang : ―iya sih mas, . .

rembulan itu juga kelihatan

dari sini tapi kalau mau

kesana, orang tidak mau

dibayar 1 milyard‖

Kembali si Dul termangu

– mangu, terpaksa membayar

uang 50 ribu, seraya pergi

sambil tersenyum kecut.

Si Dul sudah lama

merantau ke daerah Indonesia

T imur yang t idak ada

kendaraan angkutan ―becak‖

sehingga pada saat mudik ke

Surabaya, dia bernostalgia naik

becak. Langsung dia nyetop

becak dan naik diatasnya

tanpa tawar menawar lagi

karena dia membawa uang

hasil siluman yang banyak

sekali. Pada saat Tukang becak

mengayuh, dia tahu bahwa

perjalannya salah jalur yakni

lawan arus lalu lintas.

Setengah berteriak si Dul

bilang : ―pak, . . pak, ini salah

jalur, ini bisa bahaya ditabrak

Page 52: Buletin V Edisi 2 Tahun 2010

52

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 2 Triwulan 2( April - Juni) Tahun 2010