2
I. Pendahuluan Usaha Penggemukan sapi potong lokal sebagian besar merupakan usaha peternakan rakyat dalam skala usaha pemilikan kecil; dan secara teknis belum berwawasan agribisnis sehingga produktivitas dan pendapatan peternak relatif rendah. Tingkat pertambahan bobot badan harian (PBBH) yang diperoleh sekitar 0,3 - 0,4 kg/ekor/hari dengan lama pemeliharaan > 1 tahun. Beberpa faktor yang menjadi penyebab rendahnya produktivitas sapi penggemukan adalah sapi bakalan yang digunakan belum memenuhi standar bibit dan belum memanfaatkan sumberdaya pakan potensial seoptimal mungkin. Dengan demikian perlu diperhatikan syarat bibit yang baik dan mempunyai skor kondisi tubuh sedang sampai dengan baik, serta dukungan pakan yang berkualitas dan ekonomis. Melalui lembar informasi pertanian ini disampaikan secara sekilas mengenai usaha penggemukan sapi potong yang layak sehingga dapat dicapai PBBH dan keuntungan ekonomis yang optimal, a.I. meliputi pemilihan bakalan, (bangsa, sex, umur, bobot badan dan kondisi awal ternak), manajemen pakan dan analisis usaha. II. Teknologi Inovatif 1. Pemilihan bangsa sapi bakalan a. Bangsa Pemilihan bangsa untuk bakalan sapi potong sangat bergantung kepada selera peternak, kemampuan modal, sumberdaya pakan dan kondisi pasar. Masing-masing bangsa sapi memiliki karakteristik tersendiri khususnya daya adaptasi terhadap lingkungan, baik pakan maupun tatalaksana pemeliharaan. b. Jenis Kelamin (Sex) Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa sapi jantan memiliki PBBH, presentase karkas dan efisiensi pakan yang lebih tinggi, dan memliki % lemak yang lebih rendah daripada sapi berina. Sapi Potong Sapi Potong Sapi Potong Penggemukan Penggemukan Penggemukan c. Umur Umur ideal sapi potong sebagai bakalan penggemukan sekitar 1,5 - 2,5 tahun, karena pada usia tersebut merupakan pertumbuhan daging yang optimal dan saat dijual deposit lemak tubuh belum terlalu tinggi. d. Bobot badan dan skor kondisi tubuh - Sehat, mata bersinar, tidak terlalu kurus - Diutamakan badan tinggi, dada dan panggul lebar, kapasitas perut besar - Diutamakan mempunyai bobot badan > 260 kg, harapan bobot potong + 400 kg dengan lama penggemukan 5-6 bulan. 2. Manajemen pakan Pakan sumber serat (hijauan) potensial yang berharga murah dapat diberikan 10% dari bobot badan. Semakin banyak tersedia hijauan dengan kualitas sedang sampai baik dan berharga murah maka jumlah pemberian hijauan dapat ditingkatkan dan pakan tambahan dapat dikurangi. Semakin rendah kualitas pakan sumber serat, maka dianjurkan jumlah pemberian semakin sedikit. Penyediaan hijauan yang berkualitas, terutama pada musim kemarau terkadang lebih sulit dibandingkan dengan pakan konsentrat/pakan tambahan yang mempunyai daya simpan lebih lama. Penggunaan pakan tambahan “konsentrat berharga murah” dan diberikan dalam jumlah banyak lebih dianjurkan untuk pengembangan sapi potong. Pada penggemukan sapi potong dengan target PBBH 0,8 kg dapat diberikan pakan yang terdiri atas hijau dan konsentrat dengan perbandingan antara 25 : 75-100%. Pemberian pakan disarankan bebas terkontrol untuk semuanya ternak. Pada kondisi pakan yang berbasis pakan lokal; identik dengan kualitas rendah (rendah protein dan tinggi serat) dan harga murah, maka anjuran pemberian pakan untuk sapi penggemukan adalah konsumsi bahan kering ransum > 3% dari berat badan. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN www.litbang.pertanian.go.id Mendukung Kegiatan Taman Teknologi Pertanian (TTP) dan Taman Sains Pertanian (TSP) TA. 2015

c. Umur Umur ideal sapi potong sebagai bakalan …lolitsapi.litbang.pertanian.go.id/.../leafletpenggemukansapipotong.pdf · I. Pendahuluan Usaha Penggemukan sapi potong lokal sebagian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: c. Umur Umur ideal sapi potong sebagai bakalan …lolitsapi.litbang.pertanian.go.id/.../leafletpenggemukansapipotong.pdf · I. Pendahuluan Usaha Penggemukan sapi potong lokal sebagian

I. Pendahuluan

Usaha Penggemukan sapi potong lokal sebagian besar merupakan usaha peternakan rakyat dalam skala usaha pemilikan kecil; dan secara teknis belum berwawasan agribisnis sehingga produktivitas dan pendapatan peternak relatif rendah. Tingkat pertambahan bobot badan harian (PBBH) yang diperoleh sekitar 0,3 - 0,4 kg/ekor/hari dengan lama pemeliharaan > 1 tahun. Beberpa faktor yang menjadi penyebab rendahnya produktivitas sapi penggemukan adalah sapi bakalan yang digunakan belum memenuhi standar bibit dan belum memanfaatkan sumberdaya pakan potensial seoptimal mungkin. Dengan demikian perlu diperhatikan syarat bibit yang baik dan mempunyai skor kondisi tubuh sedang sampai dengan baik, serta dukungan pakan yang berkualitas dan ekonomis. Melalui lembar informasi pertanian ini disampaikan secara sekilas mengenai usaha penggemukan sapi potong yang layak sehingga dapat dicapai PBBH dan keuntungan ekonomis yang optimal, a.I. meliputi pemilihan bakalan, (bangsa, sex, umur, bobot badan dan kondisi awal ternak), manajemen pakan dan analisis usaha.

II. Teknologi Inovatif

1. Pemilihan bangsa sapi bakalan

a. Bangsa

Pemilihan bangsa untuk bakalan sapi potong sangat bergantung kepada selera peternak, kemampuan modal, sumberdaya pakan dan kondisi pasar. Masing-masing bangsa sapi memiliki karakteristik tersendiri khususnya daya adaptasi terhadap lingkungan, baik pakan maupun tatalaksana pemeliharaan.

b. Jenis Kelamin (Sex)

Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa sapi jantan memiliki PBBH, presentase karkas dan efisiensi pakan yang lebih tinggi, dan memliki % lemak yang lebih rendah daripada sapi berina.

Sapi PotongSapi PotongSapi Potong

PenggemukanPenggemukanPenggemukan

c. Umur

Umur ideal sapi potong sebagai bakalan penggemukan sekitar 1,5 - 2,5 tahun, karena pada usia tersebut merupakan pertumbuhan daging yang optimal dan saat dijual deposit lemak tubuh belum terlalu tinggi.

d. Bobot badan dan skor kondisi tubuh - Sehat, mata bersinar, tidak terlalu kurus - Diutamakan badan tinggi, dada dan panggul

lebar, kapasitas perut besar - Diutamakan mempunyai bobot badan > 260 kg,

harapan bobot potong + 400 kg dengan lama penggemukan 5-6 bulan.

2. Manajemen pakan

Pakan sumber serat (hijauan) potensial yang berharga murah dapat diberikan 10% dari bobot badan. Semakin banyak tersedia hijauan dengan kualitas sedang sampai baik dan berharga murah maka jumlah pemberian hijauan dapat ditingkatkan dan pakan tambahan dapat dikurangi. Semakin rendah kualitas pakan sumber serat, maka dianjurkan jumlah pemberian semakin sedikit. Penyediaan hijauan yang berkualitas, terutama pada musim kemarau terkadang lebih sulit dibandingkan dengan pakan konsentrat/pakan tambahan yang mempunyai daya simpan lebih lama. Penggunaan pakan tambahan “konsentrat berharga murah” dan diberikan dalam jumlah banyak lebih dianjurkan untuk pengembangan sapi potong. Pada penggemukan sapi potong dengan target PBBH 0,8 kg dapat diberikan pakan yang terdiri atas hijau dan konsentrat dengan perbandingan antara 25 : 75-100%. Pemberian pakan disarankan bebas terkontrol untuk semuanya ternak. Pada kondisi pakan yang berbasis pakan lokal; identik dengan kualitas rendah (rendah protein dan tinggi serat) dan harga murah, maka anjuran pemberian pakan untuk sapi penggemukan adalah konsumsi bahan kering ransum > 3% dari berat badan.

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANwww.litbang.pertanian.go.id

Mendukung Kegiatan Taman Teknologi Pertanian (TTP)dan Taman Sains Pertanian (TSP) TA. 2015

Page 2: c. Umur Umur ideal sapi potong sebagai bakalan …lolitsapi.litbang.pertanian.go.id/.../leafletpenggemukansapipotong.pdf · I. Pendahuluan Usaha Penggemukan sapi potong lokal sebagian

Gambar 2. Sapi PO Jantan

Gambar 2. Sapi Bali Jantan

II. 3. Analisis Usaha Tani Penggemukan

Table 2. Analisis usaha penggemukan sapi potong PO

Lama Penggemukan

Apabila konsumsi pakan kurang dari 3%, perlu dievaluasi adanya kemungkinan ketidak seimbangan nutrisi sesuai dengan anjuran. Nutrisi pakan anjuran untuk sapi penggemukan adalah Protein Kasar > 9%, Serat Kasar 15-20% dan Total Digestible Nutriens (energi) > 60%.

Nama Bahan Alternatif I Alternatif II

Depak padi

Gaplek / Onggok giling

Kulit kopi

Bungkil kopra

Tumpi jagung

Tetes

Kapur halus

Urea

Garam

Total (%)

Total protein (% BK)

Total TDN (%BK)

48

30

4

15

-

-

1

1

1

100

10,7

61,6

17

18

6

35

15

6

1

1

1

100

10,5

61,0

Sumber : Mariyono, 2009

Lama penggemukan minimal (hari)

Bobot badan awal bakalan (kg)

Harga bakalan (Rp/kg Bobot hidup)

@ Rp. 23.300

PBBH (Kg/hari)

BB saat jual (kg/ekor)

Harga jual (Rp/kg Bobot hidup)

@ Rp. 22.700

Keuntungan kotor

Biaya-biaya

Pakan tambahan 3,00% BB (kg/hari)

Biaya pakan tambahan per periode

(dimodifikasi Rp. 1.000/kg)

Pakan sumber serat per periode

(7kg/hari; Rp. 200/kg)

Jerami padi segar per periode

(4 kg/hari; Rp. 175/kg

Tenaga kerja per periode

(Rp. 1.000/ekor/hari)

Jumlah biaya

Keuntungan bersih (per ekor/periode)

Keuntungan bersih (per ekor/bulan)

KEBUTUHAN MODAL LANCAR

(Rp./ekor)

% keuntungan terhadap modal lancar

180

330

7.590.000

0,95

501

11.372.700

3.782.700

12,46

2.243.700

25.000

126.000

135.000

2.756.700

1.026.000

171.000

10.346.700

1,65

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANwww.litbang.pertanian.go.id