36
Presentasi Kasus HIPEREMESIS GRAVIDARUM Oleh : Amelia Istiqomah, S.ked 04104705228 Arinanda Kurniawan, S.Ked 04104705078 Nornadia, S.Ked 04104705231 Moderator : dr. Taufik Firdaus Tahir, SpOG

Case HEG Sekayu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case HEG Sekayu

Presentasi Kasus

H I P E R E M E S I S G R A V I D A R U M

Oleh :

Amelia Istiqomah, S.ked 04104705228

Arinanda Kurniawan, S.Ked 04104705078

Nornadia, S.Ked 04104705231

Moderator :

dr. Taufik Firdaus Tahir, SpOG

BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RSUD SEKAYU

2011

Page 2: Case HEG Sekayu

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus dengan judul

Hiperemesis Gravidarum

Amelia Istiqomah, S.ked 04104705228

Arinanda Kurniawan, S.Ked 04104705078

Nornadia, S.Ked 04104705231

Pembimbing :

dr. Taufik Firdaus Tahir, SpOG

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan

RSMH Palembang

Palembang, 14 Juni 2011

Pembimbing,

dr. Taufik Firdaus Tahir, SpOG

Page 3: Case HEG Sekayu

BAB I

REKAM MEDIS

I. IDENTIFIKASI

Nama : Ny. Yuli Ulandari

Umur : 31 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Sekayu

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

MRS : 31 Mei 2011

II. ANAMNESIS (autoanamnesis tanggal 31 Mei 2011)

Keluhan Utama :

Hamil muda dengan mual muntah berlebihan

Riwayat perjalanan penyakit :

± 2 hari sebelum masuk rumah sakit os mengeluh mual muntah yang

berlebihan ± 10x/hari sehingga mengganggu aktivitas. Riwayat nafsu

makan berkurang (+), riwayat demam (-), riwayat keputihan (-),

riwayat terlambat haid (+), os mengaku hamil 3 bulan setengah.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Present

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Berat badan : 48 kg

Tinggi badan : 159 cm

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 116 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 37,4oC

Page 4: Case HEG Sekayu

Turgor kulit : kurang

Mata cekung : (+)

Bibir kering : (+)

B. Status Ginekologi

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba dua jari diatas

simfisis, NT (-), cairan bebas (-), massa (-).

Inspekulo: portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-), erosi

(-), laserasi (-), Polip (-).

Pemeriksaan dalam : portio lunak, OUE tertutup, CD tidak

menonjol, CUT → 14 mgg, AP → kanan kiri lemas

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium

Darah: Hb : 13,4 g%

Ht : 41 %

Leukosit : 9.900/mm3

Diff count : 1/3/0/0/68/27

Natrium : 129 mEq/L

Kalium : 4.6 mEq/ L

Ureum : 43 mg/dL

Kreatinin : 0.8mg/dL

SGOT : 29 u/L

SGPT : 19 u/L

Urin: Darah : (-)

pH : 6.6

Bilirubin : (-)

keton : +++

Nitrit : (-)

Page 5: Case HEG Sekayu

Glukosa : (-)

Urobilinogen : normal

Protein :++

2. Tes Kehamilan : (+)

3. Pemeriksaan USG

Pada pemeriksaan USG didapatkan:

Tampak janin tunggal hidup intra uterine

BPD ~ 14 w 2 d

FL ~ 14 w 0 d

Kesan : Hamil 14 minggu Janin Tunggal Hidup

V. DIAGNOSIS KERJA

G3P2A0 hamil 14 minggu dengan HEG grade II, janin tunggal hidup

intrauterin

VI. PROGNOSIS

Ibu dan janin: dubia

VII. PENATALAKSANAAN

- Inform consent

- Observasi tanda vital ibu

- Bed rest total

- Puasa 24 jam

- Kateter menetap (obs input output)

- IVFD Asering : Aminofluid = 1:1 gtt XXX/m makro

- Pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin

- Injeksi metoclopramide 3x1 amp (IV pelan-pelan)

- Injeksi Luminal 3x1 amp (IM)

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Page 6: Case HEG Sekayu

Follow up (1 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (+)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 100/60 mmHg N : 106 kali/menit

T : 37,3oC RR : 20 kali/menit

Status ginekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-), turgor kulit kembali dengan cepat < 2 detik.

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade II, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu dan tanda

dehidrasi

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- IVFD Asering : Aminofluid = 1:1 gtt XXX/m makro

- Pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin

- Injeksi metoclopramide 3x1 amp (IV pelan-pelan)

- Injeksi Luminal 3x1 amp (IM)

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (2 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : (-)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

Page 7: Case HEG Sekayu

TD : 110/60 mmHg N : 100 kali/menit

T : 36,8oC RR : 20 kali/menit

Status ginekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Pemeriksaan Laboratorium:

Albumin : 2,3 g/dl

Keton Urin : +3

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade II, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis II

- IVFD Asering : D5% : Aminofluid = 2:1:1 gtt XXX/m makro

- Albumin fls 1x1 gtt 30 (hari ke-1)

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (3 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (+)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 110/60 mmHg N : 84 kali/menit

T : 36,5oC RR : 20 kali/menit

Status gynekologi:

Pemeriksaan luar:

Page 8: Case HEG Sekayu

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade II, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis II

- IVFD Asering : D5% : Aminofluid = 2:1:1 gtt XXX/m makro

- Albumin fls 1x1 gtt 30 (hari ke-2)

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (4 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (+)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 110/60 mmHg N : 96 kali/menit

T : 36,5oC RR : 20 kali/menit

Status ginekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade II, janin tunggal hidup

intrauterin

Page 9: Case HEG Sekayu

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis II

- IVFD Asering : D5% : Aminofluid = 2:1:1 gtt XXX/m makro

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (5 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (-)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 110/60 mmHg N : 88 kali/menit

T : 36,5oC RR : 20 kali/menit

Status gynekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade I, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis III

- IVFD Asering : D5% : Aminofluid = 2:1:1 gtt XXX/m makro

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

Page 10: Case HEG Sekayu

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (6 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (-)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 110/60 mmHg N : 84 kali/menit

T : 36,5oC RR : 20 kali/menit

Status gynekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade I, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis III

- IVFD Asering : D5% = 2:1 gtt XXX/m makro

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

Follow up (7 Juni 2011, jam 07.00 WIB)

S: Keluhan : Mual berkurang, Muntah (-)

O: Status present:

KU : sedang Sense : CM

TD : 110/60 mmHg N : 84 kali/menit

T : 36,5oC RR : 20 kali/menit

Page 11: Case HEG Sekayu

Status gynekologi:

Pemeriksaan luar:

Abdomen datar, lemas, simetris, FUT teraba 2 jari atas simfisis, NT (-),

massa (-), TCB (-)

Diagnosa:

G3P2A0 hamil 15 minggu dengan HEG grade I, janin tunggal hidup

intrauterin

Penatalaksanaan:

- Observasi his tanda vital ibu

- Bed rest total

- Kateter menetap (obs input output)

- Diet Hiperemesis III

- IVFD Asering : D5% = 2:1 gtt XXX/m makro

- Procalma 3x1 tab

- Hystolan 2x1 tab

- Premaston 2x ½ tab

- Rencana pulang

Page 12: Case HEG Sekayu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama

masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan

dehidrasi dan kelaparan.1

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita

hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi

buruk. 2

ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada

bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa

penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan

biokimia, perubahan-perubahan natomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan

susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat

kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.1 Beberapa faktor predisposisi

dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut

1. faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa

dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang

peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin

dibentuk berlebihan.

Page 13: Case HEG Sekayu

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan

ini merupakan faktor organik.

3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut

sebagai salah satu faktor organik

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah

tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan,

takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik

mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar

terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

PATOLOGI

Bedah mayat pada mayat wanita yang meninggal karena hiperemesis

gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang

juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh beberapa macam sebab.

1. Hati. Tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler,

kelainan ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai

akibat muntah yang terus-menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal

karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati

yang normal.

2. Jantung. Menjadi tampak lebih kecil daripada biasanya dan beratnya atrofi dan

sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-

endokardial.

Page 14: Case HEG Sekayu

3. Otak. Dapat ditemukan ensefalopati Wernicke yaitu dilatasi kapiler dan

perdarahan kecil–kecil didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan

keeempat.

4. Ginjal. Tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli

kontorti.

PATOFISIOLOGI

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester

pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal

dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah

dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa

gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang

sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka

makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang

tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam

hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

Page 15: Case HEG Sekayu

kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian

pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik

yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya

ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,

dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi

robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-Weiss),

dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan

perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau

tindakan operatif.

GEJALA DAN TANDA

Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik

dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang

menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan

petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagai kedalam 3

tingkatan.

1. Tingkatan I. Ringan

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu

merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun

Page 16: Case HEG Sekayu

dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah

sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

2. Tingkat II. Sedang

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah

mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan

mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,

hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa

pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam

kencing.

3. Tingkat III. Berat

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.

Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati

Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini

adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek.

Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

DIAGNOSIS

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan

adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga

mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilamn muda

dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang

dapat pula memberikan gejala muntah.

Page 17: Case HEG Sekayu

PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari

dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi

jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan untuk makan roti

keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak

sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam

keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat

dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,

oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

TERAPI

1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak

berkurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan

adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6,

antihistaminika juga dianjurkan Pada keadaan lebih berat diberikan

antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.

2. Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang

baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai

muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar

dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang

Page 18: Case HEG Sekayu

dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilanhg tanpa

pengobatan

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan

vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino

secara intra vena

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing

perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin.

Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut

keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum

bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun

minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan

penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan

akan bertambah baik.

5. Penghentian kehamilan

Page 19: Case HEG Sekayu

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk.

Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam

manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan

abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh

silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai

terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

Diet Hiperemesis Gravidarum

1) Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur

memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

2) Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranyanadalah:

a) Karbohidrat tinggi

b) Lemak rendah

c) Protein sedang

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan

disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan

diberikan sering dalam porsi kecil

f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan

pada makan malam dan selingan malam

g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

Page 20: Case HEG Sekayu

3) Macam-macambDiet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :

a)bDietbHiperemesisbI

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis

gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong

bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak

diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada

diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak

diberikan dalam waktu lama.

b)nDietbHiperemesisbII

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet

diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan

makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan

bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat

pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan

energi.

c)nDietbHiperemesisbIII

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum

ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh

diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi

kebutuhan energi dan semua zat gizi.

4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :

a) Roti panggang, biskuit, crackers

b) Buah segar dan sari buah

c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi

encer

5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah

makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan

berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi,

Page 21: Case HEG Sekayu

dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan

penyedap) juga tidakbdianjurkan.

PROGNOSIS

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat

memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada

tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang

menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah adanya

aseton dam urin dan berat badan sangat turun.1

Page 22: Case HEG Sekayu

BAB III

PERMASALAHAN

1.Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

2.Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

3.Apakah yang menjadi kemungkinan etiologi pada kasus ini?

Page 23: Case HEG Sekayu

BAB IV

ANALISIS KASUS

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

Pasien seorang wanita, 31 tahun, datang ke RSUD Sekayu pada

tanggal 31 Mei 2011, dengan keluhan hamil 3 bulan setengah dengan mual

muntah yang berlebihan ± 10x/hari sehingga mengganggu aktivitas sejak 2

hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit kurang, mata

cekung, dan bibir kering. Pada pemeriksaan obstetri, FUT teraba dua jari

diatas simfisis, kesan USG hamil 14 minggu janin tunggal hidup.

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

Pada pasien ini ditatalaksana dengan resusitasi cairan asering dan

aminofluid, pemberian antiemetik Metoclopramide, sedativa luminal dan

penguat janin hystolan dan premaston. Diet yang diberikan sesuai dengan

diet hiperemesis II. Namun pada penatalaksanaan seharusnya diberikan

vitamin B kompleks untuk mengurangi morbiditas.

3. Apakah yang menjadi kemungkinan etiologi pada kasus ini?

Etiologi hiperemesis gravidarum pada pasien ini adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada

trisemester pertama. Sedangkan faktor predisposisi yang sering

dikemukakan seperti primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda, dan

alergi dapat disingkirkan. Faktor predisposisi yang paling memungkinkan

pada pasien ini adalah faktor psikis.

Page 24: Case HEG Sekayu

BAB IV

KESIMPULAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama

masa hamil yang dapat menyebabkan pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum

menjadi terganggu Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara

pasti tetapi terdapat beberapa faktor predisposisi seperti primigravida, mola

hidatidosa, kehamilan ganda, masuknya vili khorialis kedalam sirkulasi maternal,

resistensi ibu yang menurun terhadap perubahan selama kehamilan, alergi dan

faktor psikologik. Mual dan muntah yang dialami mungkin karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG, keadaan ini dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit dan alkolosis hipokloremik. Menurut berat ringannya

hiperemesis gravidarum dibagi dalam tiga tingkatan dari derajat ringan sampai

yang menyebabkan penurunan kesadaran. Pengelolan hiperemesis gravidarum

adalah edukasi, mengubah kebiasaan makan seahri-hari, obat-obatan, isolasi,

cairan parenteral, terapi psikologik sampai penghentian kehamilan. Dengan

penanganan yang baik prognosis penyakit ini sangat memuaskan namun demikian

pada tingkat yang berat dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

Page 25: Case HEG Sekayu

DAFTAR PUSTAKA

1. Wibowo B, Soejono A: Hiperemesis Gravidarum dalam Ilmu

Kebidanan. Edisi ketiga cetakan ketujuh. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawihardjo. 2005: 275-280.

2. Mochtar R. Hiperemesis Gravidarum dalam Sinopsis Obstetri.Edisi 2

cetakan pertama. EGC.Jakarta.1998.195-197

3. Hiperemesis Gravidarum, www.medicastore.com. Diakses tanggal 26

Juli 2007.