Upload
vidro-alif-gunawan
View
162
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus nevus pigmentosus
Citation preview
5/28/2018 Case mata nevus
1/34
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju
kulit periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis, dermis, atau struktur adneksa
palpebra (kelopak mata).1
Tumor ganas palpebra merupakan tumor ganas yang
sering dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit.8Tumor ganas yang
paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel
skuamosa, karsinoma sel sebasea, dan melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebra
seperti hemangioma dan xanthelasma bertambah banyak dengan meningkatnya
usia.13
Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering
ditemukan.11
Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan
sisa lima persen terdiri atas karsinoma sel skuamosa, karsinoma kelenjar meibom,
dan tumor-tumor lain yang jarang seperti karsinoma sel merkel dan karsinoma
kelenjar keringat.13
Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang
paling jarang tetapi paling ganas dan banyak menimbulkan kematian.8,11
Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra jinak yang paling sering
ditemukan pada anak. Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat
mengenai kulit pada 10% bayi dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan
anak kembar. Tumor ini biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah
lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang, bertambah besar dalam beberapa
minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia sekolah.1,2
Tumor palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis dan eksisi
dilakukan dengan alasan kosmetik. Meskipun begitu lesi ganas sering kali sulitdikenali secara klinis dan biopsi harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan
5/28/2018 Case mata nevus
2/34
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I . Identifikasi
Nama : Ny. I.N
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 48 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Kristen
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Jln.Kolonel H. Burlian km 8 no 233 Palembang
Tanggal masuk : 21 Oktober 2013
No. RM : 401626
II. ANAMNESIS (tanggal 17 desember 2013)
Keluhan Utama :
Terdapat tahi lalat yang makin lama makin membesar di kelopak mata kanan
bagian atas.
Riwayat penyakit sekarang :
Tumbuh tahi lalat dikelopak mata kanan bagian atas yang bewarna hitam sejak 6bulan terakhir.
Pasien merasakan makin lama tahi lalat ini semakin membesar
5/28/2018 Case mata nevus
3/34
3
Tahi lalat seperti ini pernah muncul di kelopak mata sebelah kiri kurang lebih 2tahun yang lalu dan di operasi.
Pasien merasa berat untuk menutup dan membuka karena ada tahi lalat yangmengganjal.
Pasien mengeluhkan pandangannya kabur di kedua mata , pandangan sepertiberasap dan berkabut (+), penglihatan silau pada siang hari (+), penglihatan
lebih terang pada malam hari daripada siang hari, penglihatan kembar (-),
penderita mengaku lebih terang membaca tanpa kacamata, mata merah (-), mata
berair (+), nyeri (-), mata seperti melihat pelangi bila melihat lampu (-), sakit
kepala (-), mual muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita penyakit yang sama yaitu tahi lalat yang membesardikelopak mata sebelumnya.
Pasien tidak menggunakan kaca mata baca sebelumnya. Riwayat minum obat anti hipertensi tidak ada Riwayat kencing manis tidak ada Riwayat memakai kacamata tidak ada. Riwayat penglihatan kabur sebelumnya ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita seperti ini sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
5/28/2018 Case mata nevus
4/34
4
Status Ophtalmikus OD OS
Visus 20/30 20/30
Refleks fundus + +
Silia/supersilia Trikiasis (-),madarosis (-) Trikiasis (-),madarosis (-)
Palpebra superior hiperemis (-)
terdapat massa di
palpebra superior
berukuran 2 mm x 2
mmx 1 mm bewarna
kehitaman, berbatas
tegas, permukaan tidak
rata.
hiperemis (-)
Aparat lakrimalis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Konjungtiva tarsalis
Konjungtiva fornik
Konjungtiva bulbi
Tak ada kelainan Tak ada kelainan
Sclera Putih Putih
Kornea Bening Bening
Kamera okuli anterior Dalam, hipopion (-),
hifema(-)
Dalam, hipopion (-),
hifema(-)
Iris Tak ada kelainan Tak ada kelainan
PupilBulat, diameter 3mm,
reflek (+/+)
Bulat, diameter 3mm,
reflek (+/+)
Lensa Keruh
shadow test (+)
Keruh
shadow test (+)
5/28/2018 Case mata nevus
5/34
5
Fundus:
- papil
- pembuluh darah
- retina
- macula
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
DIAGNOSIS BANDING
Nevus pigmentosus Nevus Melanositik Xantelasma Kelainan refraksi
DIAGNOSIS SEMENTARA
Nevus Pigmentosus + Katarak Senilis Immatur ODS
PENATALAKSANAAN
Biopsi Eksisi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
5/28/2018 Case mata nevus
6/34
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi PalpebraPalpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip dapat melindungi
kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata
sedangkan palpebra inferior menyatu dengan pipi.13
Palpebra terdiri atas 5 bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebra).13
1. KulitKulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis dengan sedikit folikel rambut tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus orbikularis okuliFungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya
mengelilingi fisura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati
tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
di dalam palpebra dikenal sebagai pratarsal, bagian di atas septum orbita adalah
praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus fasialis.
3. Jaringan areolarTerdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapissubaponeurotik dari kulit kepala.
5/28/2018 Case mata nevus
7/34
7
4. TarsusStruktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang
disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong
kelopak mata dengan kelenjar meibom.
5. Konjungtiva palpebraBagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa yaitu konjungtiva
palpebra yang melekat erat pada tarsus.
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm. Ia
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan
posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula zeiss, dan moll.13
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu
mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah. Selain itu,
melengkung ke atas sedangkan bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula
zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut
pada dasar bulu mata. Glandula moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.13
Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata dan sepanjang tepian
ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi
(glandula meibom atau tarsal).
13
Pungtum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior
palpebra berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada
palpebra superior dan inferior. Pungtum ini berfungsi menghantarkan air mata ke
bawah melalui kanalikuli terkait ke sakus lakrimalis.13
Fisura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.
Fisura ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-kira 0,5 cm
dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.10
Septum orbita adalah fasia di belakang bagian muskularis orbikularis yang
terletak di antara tepian orbita dan tarsus. Berfungsi sebagai sawar antara palpebra
orbita. Septum orbita superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior
5/28/2018 Case mata nevus
8/34
8
dan tarsus superior sedangkan septum orbita inferius menyatu dengan tarsus
inferior.13
Retraktor palpebra berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,
bagian otot rangka adalah levator palpebra superior yang berasal dari apeks orbita
kemudian berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis. Bagian
yang lebih dalam mengandung serat-serat otot polos dari muskulus muller (tarsalis
superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior
yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus oblikus inferior
dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot
polos dari retraktor palpebra dipersarafi oleh nervus simpatis. Levator dan
muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotorius.13
Pembuluh darah
yang memperdarahi palpebra adalah a. palpebralis. Persarafan sensorik kelopak
mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V sedangkan kelopak mata bawah
oleh cabang kedua nervus V.
5/28/2018 Case mata nevus
9/34
9
B. TUMOR PALPEBRA1. HEMANGIOMA
a. DefinisiHemangioma merupakan pertumbuhan hemartomatous yang terdiri
dari sel-sel endotel kapiler yang berproliferasi. Hemangioma ditemukan
pada fase awal pertumbuhan aktif pada bayi dengan periode selanjutnya
berupa regresi dan involusi.2
b. KlasifikasiSecara histologik hemangioma dibedakan berdasarkan besarnya
pembuluh darah yang terlibat menjadi 3 jenis yaitu:3
1) Hemangioma kapilera) hemangioma kapiler pada anak (nevus vaskulosus, strawberry
nevus)
b) granuloma piogenikc)
cherry spot (ruby spot), angioma senilis
2) Hemangioma kavernosuma) hemangioma kavernosum (matang)b) hemangioma keratotikc) hemartoma vaskuler
3) Teleangiektasisa) nevus flameusb) angiokeratomac) spider angioma
Dari segi praktisnya, para ahli memakai sistem pembagian sebagai
berikut:3
5/28/2018 Case mata nevus
10/34
10
1) Hemangioma kapiler2) Hemangioma kavernosum3) Hemangioma campuran
c. EpidemiologiPrevalensi hemangioma infantil 1-3% pada neonatus dan 10%
pada bayi sampai dengan umur 1 tahun. Lokasi tersering yaitu pada kepala
dan leher (60%). Faktor risiko yang telah teridentifikasi, terutama neonatus
dengan berat badan lahir di bawah 1.500 gram. Rasio kejadian perempuan
dibanding laki-laki 3:1. Hemangioma infantil lebih sering terjadi di ras
Kaukasia daripada ras di Afrika maupun Amerika.
Lesi hemangioma infantil tidak ada pada saat kelahiran. Seiring
dengan bertambahnya usia, risiko hemangioma infantil pada usia 5 bulan
meningkat 50%, pada usia 7 bulan meningkatkan 70%, dan 90% pada usia
9 bulan. Mereka bermanifestasi pada bulan pertama kehidupan,
menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusimenuju bentuk lesi yang sempurna.
d. Etiologi dan PatofisiologiSampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum
diketahui. Meskipun growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik
diperkirakan menjadi penyebab proliferasi abnormal pada jaringan
hemangioma tetapi penyebab utama yang menimbulkan defek pada
hemangiogenesis masih belum jelas dan belum terbukti sampai saat ini
tentang pengaruh genetik.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang
berlanjut sampai beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskuler
5/28/2018 Case mata nevus
11/34
11
terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir. Faktor angiogenik kemungkinan
mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan involusi
hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma
mempunyai kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor.
Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik.
Angiogenik bekerja melalui 2 cara yaitu:
1) Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah.2) Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, sel mast, dan sel T
helper.
Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel
endotel dan pertumbuhan kapiler. Di samping heparin sendiri berperan
sebagai agen angiogenesis. Efek angiogenesis ini dihambat oleh adanya
protamin, kartilago, dan kortikosteroid. Konsep inhibisi kortikosteroid
ini diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase
involusi.
Angioplastin, fragmen internal plasminogen merupakan inhibitor
poten dan spesifik untuk proliferasi endotel. Makrofag menghasilkan
stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase proliferasi, jaringan
hemangioma diinfiltrasi oleh makrofag dan sel mast sedangkan padafase involusi terdapat infiltrasi monosit.
Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh monocyte
chemo-attractant protein-1 (MCP-1), suatu glikoprotein yang berperan
sebagai kemotaksis mediator. Zat ini dihasilkan oleh sel otot polos
pembuluh darah pada fase proliferasi tetapi tidak dihasilkan oleh
hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler.
Keberadaan MCP-1 dapat di-down-regulasi oleh deksametason dan
interferon alfa. Interferon alfa terbukti menghambat migrasi endotel
yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis. Hal ini memberikan efek
tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas
5/28/2018 Case mata nevus
12/34
12
makrofag. Bukti-bukti di atas menjelaskan efek deksametason dan
interferon alfa pada hemangioma pada fase proliferasi.
e. Gambaran KlinisGambaran klinis hemangioma berbeda-beda sesuai dengan
jenisnya. Hemangioma kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir.
Strawberry nevus terlihat sebagai bercak merah yang makin lama makin
besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang, berbentuk lobuler,
berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat
bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang
subkutan berwarna kebiru-biruan. Involusi spontan ditandai oleh
memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang, dan
lebih mendatar.5
Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa makula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya
merupakan tonjolan yang timbul dari permukaan. Jika ditekan mengempis
dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi jika dilepas dan kembali
berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskuler yang matang.
Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifatpermanen.
5
Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari
jenis kapiler dan kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang pada perkembangannya dapat memberikan gambaran
keratotik dan verukosa. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas
inferior dan biasanya unilateral.5
5/28/2018 Case mata nevus
13/34
13
Gambar Hemangioma Kapiler
f. Pemeriksaan PenunjangKetersediaan alat-alat canggih saat ini memungkinkan pencitraan
massa orbita untuk dibedakan secara non invasif dalam banyak kasus.
Untuk evaluasi diagnostik pada orbita, CT-Scan memiliki sensitivitas yang
tinggi terhadap tulang sedangkan MRI untuk jaringan lemak. USG juga
dapat memberikan informasi penting dalam diagnosis massa orbita.2
Jika diagnosis hemangioma belum jelas secara klinis, MRI sangat
berguna untuk membedakan hemangioma dari neurofibroma pleksiformis,
malformasi limfatik, dan rhabdomiosarkoma di mana masing-masing
berhubungan dengan pertumbuhan dan proliferasi cepat atau proptosis
yang progresif. MRI atau USG Doppler dapat menggambarkan perluasan
tumor ke posterior jika tidak dapat dipastikan secara klinis.2
Gambaran histopatologi tergantung stadium perkembangan
hemangioma. Lesi awal tampak banyak sel dengan sarang-sarang padat sel
endotel dan selalu berhubungan dengan pembentukan lumen vaskuler yangkecil. Lesi yang terbentuk secara khas menunjukkan saluran kapiler yang
berkembang dengan baik, rata, dan mengandung endotel dengan
konfigurasi lobuler. Lesi involusi menunjukkan peningkatan fibrosis dan
hialinisasi dinding kapiler dengan oklusi lumen.2
g. PenatalaksanaanTerdapat 2 cara pengobatan pada hemangioma yaitu:
3
1) Terapi konservatifPada perjalanan alamiah lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama kemudian mencapai besar
maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12
5/28/2018 Case mata nevus
14/34
14
bulan. Lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
Hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Jika hemangioma ini
dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal.5
2) Terapi aktifHemangioma yang memerlukan terapi secara aktif antara lain
adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital (mata, telinga,
tenggorokan), mengalami ulserasi, perdarahan, infeksi, pertumbuhan
cepat, dan deformitas jaringan.3
a) Terapi kompresiTerdapat 2 macam terapi kompresi yaitu continous
compression dengan menggunakan bebat elastik dan intermittent
pneumatic compression dengan menggunakan pompa Wright
Linear. Diduga dengan penekanan yang diberikan, akan terjadi
pengosongan pembuluh darah yang menyebabkan rusaknya sel-
sel endotelial sehingga terjadi involusi dini dari hemangioma.12
b) Terapi kortikosteroidSteroid digunakan selama fase proliferatif tumor untuk
menghentikan pertumbuhan dan mempercepat involusi lesi.
Steroid dapat digunakan secara topikal, intralesi, atau sistemik.Krim clobetasol propionate0,05% topikal dapat digunakan pada
lesi superfisial yang kecil. Injeksi intralesi kombinasi antara
steroid kerja panjang dan kerja singkat sering digunakan pada
hemangioma periorbita terlokalisir. Jika hemangioma difus atau
meluas ke posterior orbita, digunakan steroid sistemik dengan
dosis anjuran prednison atau prednisolon 2-5 mg/kg BB/hari.
Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang
akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat.2
Steroid dihubungkan dengan banyak komplikasi sehingga
perlu dipertimbangkan. Supresi adrenal dan retardasi
pertumbuhan dapat terjadi pada semua cara penggunaan,
5/28/2018 Case mata nevus
15/34
15
termasuk krim topikal. Injeksi intralesi berisiko menyebabkan
emboli arteri retinalis bilateral, atrofi lemak subkutan linier, dan
depigmentasi palpebra. Imunisasi perlu ditunda pada anak-anak
yang mendapat terapi steroid dosis tinggi. Dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.2
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1) Jika melibatkan salah satu struktur yang vital.2) Tumbuh cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.3) Secara mekanik mengadakan obstruksi orifisium.4) Banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.5) Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.7
Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak
mata dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan
steroid injeksi untuk mengurangi ukuran lesi secara cepat
sehingga penglihatan bisa pulih. Hemangioma kavernosum atau
campuran diobati jika steroid diberikan secara oral dan injeksi
langsung pada hemangioma. Penggunaan kortikosteroid peroral
dalam waktu lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan
darah, diabetes, iritasi lambung, dan pertumbuhan terhambat.
7
c) Terapi pembedahanIndikasi dilakukannya terapi pembedahan pada
hemangioma adalah:
(1)Pertumbuhan terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggulesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
(2)Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.(3)Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan
sesudah 6-7 tahun.6
Eksisi hemangioma periorbita dapat dilakukan dengan
mudah pada beberapa lesi yang terlokalisir dengan baik. Pada
5/28/2018 Case mata nevus
16/34
16
kasus lain, pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan bertahun-
tahun setelah terapi medis.2
Embolisasi sebelum pembedahan dapat sangat berguna
jika hemangioma yang akan dieksisi mempunyai ukuran yang
besar dan lokasi yang sulit dijangkau dengan pembedahan.
Embolisasi akan mengecilkan ukuran dan mengurangi risiko
perdarahan pada saat pembedahan.6
d) Terapi radiasiPengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah
banyak ditinggalkan karena:
(1)Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yangpertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
(2)Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangkapanjang.
(3)Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akanmenyulitkan jika diperlukan suatu tindakan.
3
e) Terapi sklerotikTerapi ini diberikan dengan cara menyuntikan bahan
sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl
hipertonik. Namun, cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri
dan menimbulkan sikatrik.3
f) Terapi pembekuanAplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair. Dianggap
cukup efektif diberikan pada hemangioma tipe superfisial tetapi
ini jarang dilakukan karena dilaporkan menyebakan sikatrik
paska terapi.6
g) Terapi embolisasiEmbolisasi merupakan teknik memposisikan bahan yang
bersifat trombus ke dalam lumen pembuluh darah melalui kateter
5/28/2018 Case mata nevus
17/34
17
arteri dengan panduan fluoroskopi. Embolisasi dilakukan jika
modalitas terapi yang lain tidak dapat dilakukan atau sebagai
persiapan pembedahan. Pembuntuan pembuluh darah ini dapat
bersifat permanen, semi permanen atau sementara, tergantung
jenis bahan yang digunakan. Banyak bahan embolisasi yang
digunakan, antara lain methacrylate spheres, cyanoacrylate,
balon kateter, silikon, wol, katun, spon gelatin, dan spon
polyvinyl alcohol.6
h) Terapi laserPenyinaran hemangioma dengan laser dapat dilakukan
dengan menggunakanpulsed dye laser (PDL) di mana jenis laser
ini dianggap efektif terutama untuk jenis Port-Wine stain.
Pulsed-dye laser dapat digunakan untuk mengobati hemangioma
superfisial dengan beberapa komplikasi tetapi berefek kecil
terhadap komponen tumor yang lebih dalam. Jenis laser ini
memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan jenis laser lain
karena efek keloid yang ditimbulkan minimal.5
i) KemoterapiVinkristin merupakan terapi lini kedua lainnya yang dapat
digunakan pada anak-anak yang tidak berhasil diterapi dengan
kortikosteroid dan efektif pada anak-anak yang menderita
sindromKassabach Merritt. Vinkristin diberikan secara intravena
dengan angka keberhasilan lebih dari 80%. Efek samping dari
terapi ini adalah neuropati perifer, konstipasi, dan rambut rontok.
Siklofosfamid jarang digunakan pada tumor vaskuler jinak
karena mempunyai efek toksisitas yang sangat besar.5
5/28/2018 Case mata nevus
18/34
18
h. KomplikasiMorbiditas hemangioma palpebra sangat bergantung dari seberapa
besar ukurannya mengisi rongga mata. Komplikasi yang paling sering dari
hemangioma adalah ambliopia deprivasi pada mata yang terkena jika lesi
cukup besar untuk menghalangi aksis visual. Hal ini dapat ditemukan pada
43-60% pasien dengan hemangioma palpebra. Jika lesi cukup besar untuk
menyebabkan distorsi kornea dan astigmatisma maka ambliopia
anisometrik dapat terjadi.1,2
Selain itu, perdarahan juga merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan
dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan
hemangioma sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh.6
Ulkus dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan risiko
infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis.
Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur.6
2. MOLLUSCUM CONTAGIOSUM
a. Definisi
Molluscum contagiosumadalah infeksi virus pada epidermis yang
mengenai kelopak mata. Dahulu molluscum contagiosum paling sering
mengenai anak-anak tetapi baru-baru ini lebih sering terdapat pada orang
dewasa dengan sindrom defisiensi imun (AIDS). Pada anak-anak,
penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan individu
yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan pada orang dewasa umumnya
menular melalui hubungan seksual. Molluscum contagiosum merupakan
infeksi pox virus pada kulit yang juga bisa menyebabkan lesi pada wajah,
batang tubuh, dan bagian proksimal ekstremitas.8
5/28/2018 Case mata nevus
19/34
19
b. EpidemiologiMolluscum contagiosum lebih sering terlihat pada anak di bawah
usia 15 tahun, sekitar 80% kasus dilaporkan bahwa anak-anak yang
terkena pada usia 1-4 tahun yang paling parah keadaannya.9
c. EtiologiPenyebab molluscum contagiosum adalah Poxvirus. Virus ini
bereplikasi di dalam sel epitel host. Masa inkubasi dari virus ini adalah
sekitar 2 minggu.10
d. Manifestasi KlinisInfeksi molluscum contagiosumbiasanya muncul sebagai satu atau
lebih lesi yang terpisah satu dengan yang lain, lesi berupa papul berukuran
1-5 mm. Setiap lesi biasanya memiliki umbilisasi di tengahnya di mana
dari bagian tengah lesi muncul detritus. Sebagai akibat dari penyebaran
partikel virus ke dalam konjungtiva forniks dapat mengakibatkan
konjungtivitis folikuler kronis yang jika tidak diobati maka dapat
menyebabkan pannus kornea dan trakoma. Molluscum contagiosum juga
dapat menyebabkan dermatitis eksematosa di periorbita. Pada pasien yangterinfeksi HIV, lesi cenderung lebih besar dan lebih agresif. Keterlibatan
kelopak mata bilateral dapat terjadi pada anak-anak dengan
imunosupresan. Infeksi molluscum contagiosum bisa menjadi tanda awal
dariAIDS.8
GambarMolluscum Contangiosum
5/28/2018 Case mata nevus
20/34
20
e. Pemeriksaan PenunjangSecara histopatologi, khas dari lesi molluscum contagiosum
menunjukkan invasif akantosis dan degenerasi sel-sel epitel yang mengisi
bagian tengah lesi. Terdapat juga sejumlah badan inklusi intra sitoplasma.8
f. TatalaksanaPengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan
kuretase dari bagian tengah lesi. Krioterapi dan laser telah digunakan
sebagian besar untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan
anestesi lokal dilaporkan menjadi metode yang lebih aman untuk
molluscum contagiosum kelopak mata yang multipel pada pasien AIDS.
Topikal trichoroacetic acid tretinoin, asam salisilat, dan cantharidhinjuga
telah digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan
memperkecil angka kekambuhan.8
3.
NEVUSa. Definisi
Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum
terjadi pada kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit yang
memproduksi pigmen. Permukaan dari nevus bisa halus ataupun
berbenjol-benjol tergantung pada jumlah keratin yang dikandungnya.
Bisa terdapat beberapa rambut dengan ukuran panjang yang bervariasi.
Warna nevus mulai dari sewarna kulit hingga coklat dan hitam
tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan pigmen di dalam
tumor. Nevus dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang
lebih dekat ke permukaan.11
5/28/2018 Case mata nevus
21/34
21
b. Klasifikasi1) Junctional nevus
Junctional nevus biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna
cokelat seragam. Dinamakanjunctional nevuskarena sel-sel nevus ini
terletak pada perbatasan antara epidermis dan dermis. Memiliki
potensi rendah berubah menjadi keganasan.
2) Intradermal nevusIntradermal nevus umumnya meninggi di atas kulit dan merupakan
jenis nevus paling umum. Biasanya berwarna cokelat hingga hitam.
Nevus intradermal sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu
mata pada kelopak mata yang ditumbuhi nevus tersebut dapat tumbuh
normal di atas nevus. Bisa tumbuh pada alis mata dan bulu-bulu alis
mata juga dapat tumbuh baik pada nevus. Sebagian besar ahli
berpendapat bahwa nevus ini tidak memiliki potensi keganasan.
3) Compound nevusCompound nevusadalah nevus yang berasal dari gabungan komponen
jaringan pembatas antara epidermis dan dermis dengan komponen
jaringan dermis kulit. Nevus ini memiliki potensi keganasan yang
rendah.
Gambar Nevus
4) Nevus biruNevus biru biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang
berbatas tegas. Nevus ini dapat berwarna biru, abu-abu, hingga hitam.
Warna biru hitam dikarenakan letaknya yang jauh lebih dalam dari
kulit yang di atasnya.
5/28/2018 Case mata nevus
22/34
22
Gambar Nevus Biru
5) Congenital oculodermal melanocytosis (nevus of ota)Jenis dari nevus biru dari kulit di sekitar bola mata yang berhubungan
konjungtiva dan uvea. Nevus ini biasa mengenai ras kulit hitam dan
oriental, jarang mengenai ras Kaukasia. Berpotensi menjadi ganas jika
mengenai ras Kaukasia.11
Gambar Nevus of Ota
c.
TatalaksanaWalaupun dari tampilan klinis dan riwayat penyakit membantu
dalam membuat diagnosis klinis, biopsi biasanya diperlukan untuk
mengkonfirmasi diagnosis nevus. Biopsi insisi bisa dilakukan jika lesi
berukuran besar dan untuk memastikan diagnosis. Biopsi eksisi juga dapat
dilakukan jika nevus ingin dihilangkan karena alasan kosmetik selain juga
untuk konfirmasi diagnosis. Nevus tidak sensitif terhadap radioterapi
sehingga bedah eksisi adalah cara terbaik untuk menghilangkan tumor
ini.11
5/28/2018 Case mata nevus
23/34
23
4. XANTHELASMAa. Defenisi
Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum,
merupakan jenis yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinis
xantoma yang dikenal. Selain itu xanthelasma diartikan pula sebagai
kumpulan kolesterol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna
kekuningan biasanya di permukaan anterior palpebra sehingga sering
disebut xanthelasma palpebra.12,13
b. EpidemiologiSecara global xanthelasma juga merupakan kasus jarang di
populasi umum. Pada studi kasus pasien dengan xanthomatosis,
xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita dengan 32% dan 17,4%
pada laki-laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15-73 tahun
dengan puncak pada dekade 4-5. Xanthelasma jarang ditemukan pada
anak-anak dan remaja.12
c.
Manifestasi KlinisTimbul plak iregular di kulit, warna kekuningan sering kali di
sekitar mata. Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2-30 mm, ada
kalanya simetris, dan cenderung bersifat permanen. Pasien tidak mengeluh
gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma palpebra
biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Lesi berwarna
kekuningan dan lembut berupa plak berisi deposit lemak dengan batas
tegas. Lesi akan bertambah besar dan bertambah jumlahnya. Biasanya lesi-
lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata tetapi ptosis harus
diperiksa jika ditemukan.12
5/28/2018 Case mata nevus
24/34
24
Gambar Xanthelasma
d. PatofisiologiSetengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid. Erupsi
xanthoma dapat ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder.
Kelainan genetik primer termasuk dislipoproteinemia, hipertrigliseridemia,
dan defisiensi lipase lipoprotein yang diturunkan. Diabetes yang tidak
terkontrol juga menyebabkan hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga
bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai
HDL kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein.12
e. Pemeriksaan LaboratoriumKarena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan
lipid disarankan untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL.
Xanthelasma biasanya dapat didiagnosis dengan jelas secara klinis dan
jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Jika ragu, eksisi
bedah dan analisis PA sebaiknya dilakukan.12
f. Pemeriksaan HistologiXanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan
histiosit dengan deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis
atas. Lipid utama yang disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma
normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol ini adalah yangteresterifikasi.
12
5/28/2018 Case mata nevus
25/34
25
g. TatalaksanaPembatasan diet dan penggunaan obat-obatan penurun lipid serum
hanya memberikan respon pengobatan yang kecil terhadap xanthelasma.1
Terdapat beberapa pilihan untuk menghilangkan xanthelasma palpebra
yaitu eksisi bedah, argon dan karbondioksida ablasi laser, kauterisasi
kimia, elektrodesikasi, serta krioterapi.12,13
1) Eksisi bedah12a) Pada lesi liniar yang kecil, eksisi lebih disarankan karena skar akan
berbaur dengan jaringan sekitar.
b) Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudahterjadi skar karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi
sederhana pada lesi yang lebih luas berisiko menyebabkan retraksi
kelopak mata dan ektropion sehingga butuh cara rekonstruksi lain.
Pengangkatan xanthelasma sudah menjadi bagian dari bedah
kosmetik.
2) Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argonMenambah hemostasis, memberikan visualisasi lebih baik, tanpa
penjahitan, dan lebih cepat. Namun, skar dan perubahan pigmen dapatterjadi.
12
3) Kauterisasi kimia.Penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan
xanthelasma. Zat ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein
dan lipid. Monochloroacetic acid, dichloroacetic acid, dan
trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil yang baik. Haygood
menggunakan kurang dari 0.01 ml dari 100% dichloracetic acid
dengan hasil sempurna dan skar minimal.12
4) Elektrodesikasi dan krioterapiDapat menghancurkan xanthelasma superfisial tetapi butuh terapi
berulang. Krioterapi menyebabkan skar dan hipopigmentasi.12
5/28/2018 Case mata nevus
26/34
26
h. PrognosisKekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari
penelitian yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan
pada 40% pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder.
Kegagalan ini terjadi pada tahun pertama dengan persentase 26% serta
lebih sering terjadi pada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan jika
terjadi pada 4 kelopak mata sekaligus.12
C . KATARAK
Katarak dapat disebabkan berbagai macam faktor antara lain trauma,
peradangan, gangguan metabolik, radiasi dan proses penuaan. Perubahan biokimia
terjadi pada katarak dimana terjadi perubahan pada komposisi air, kehilangan potasium,
peningkatan kalsium, peningkatan konsumsi O2, penurunan dari glutation, yang
berhubungan dengan akumulasi atau pengurangan heksosa dan pengurangan asam
askorbat serta pengurangan protein.8,11
Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Katarak juvenile yang terlihat setelah usia 1 tahun
dapat terjadi karena:
9, 10
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat
penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitis anterior, glaukoma,
ablasio retina, miopia tinggi, ftisis bulbi yang mengenai satu mata
Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia distrofi,yang mengenai kedua mata akibat trauma tumpul ataupun tajam
Klasifikasi Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan perkembangan, etiologi, lokasi di
lensa, bentuk serta derajat opfikasinya.
5/28/2018 Case mata nevus
27/34
27
Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi katarak
kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.2,3,5
1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenataldimana kelanan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang
sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa.
2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa.
Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.
Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan
lain.
3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahuibahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan
proses penuaan lensa.
Berdasarkan lokasinya di lensa ada tiga mayor katarak yaitu mengenai korteks,
nuklear dan subkapsular posterior. Pada tipe inti bagian sentral menjadi lebih keras dan
secara optik menjadi lebih padat sehingga berwarna kuning sampai coklat. Katarak ini
akan berkembang lambat dan selalu diasosiasikan dengan menurunnya penglihatan
dekat yang disebabkan oleh perubahan lensa.
2,8,9
1. Katarak kortikal merusak lapisan lensa terluar. Kekeruhan yang tampak sepertigelombang rreguler dan perifer ke sentral lensa. Kekeruhan terus berkembang
hingga mengganggu penglihatan jauh dan dekat.
2. katarak subkapsular poterior dikarakteristikan oleh gumpalan sel-sel epitel yangabnormal pada kutub posterior lensa tepat didalam kapsul. Sel-sel tersebut secara
cepat membentuk plak yang keruh di pusat aksis visual. Ketajaman penglihatan
seringkali memburuk pada cahaya yang terang ketika pupil mengecil.
3. Katarak traumatik dapat terjadi akibat trauma mekanik, agen-agen fisik (radiasi,arus listrik, panas dan dingin) serta pengaruh osmotik. Sebagian besar katarak
traumatik dapat dicegah. Di dunia industri tindakan pengamanan terbaik adalah
sepasang kacamata pelindunga dengan mutu baik
5/28/2018 Case mata nevus
28/34
28
4. Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus terjadi pada tahun 1930-an sebagaiakibat penelanan dinitrifenol (suatu obat yang dipakai untuk menekan nafsu makan).
Kortikosteroid yang diberikan dalam waktu lama baik sistemik maupun dalam
bentuk tetes dapat menyebabkan kekeruhan lensa.
Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium
imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur.
1. Stadium insipienStadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan
terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari
roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih.
Gambaran ini disebutspokes of a wheel yang nyata bila pupil dilebarkan.
2. Stadium imaturKekeruhan belum mengenai eluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di
bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di
lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh
karena kekeruhan di bagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian
yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil
ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang
keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaanini disebutshadow test (+).
3. Stadium maturPada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang
melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan
iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow test
membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut
dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow
test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan
tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang,
walaupun masih stadium imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat
menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu per tak hingga,
5/28/2018 Case mata nevus
29/34
29
hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan
ini disebut vera matur.
4. Stadium hipermaturKorteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus
lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada daerah yang
keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan
warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Pada stadium ini
juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi
korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya
terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.
Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang
disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensa
menjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal
ini tidak selalu terjadi. Pada umumnya terjadi pada stadium II.
Gejala
Gejala awal yang paling umum adalah kaburnya penglihatan jauh. Seiring
dengan perkembangan katarak, nukleus lensa mengeras sehingga meningkatkan
kekuatan optik lensa pada penglihatan jarak dekat. Penglihatan baca akan lebih sedikitdipengaruhi daripada penglihatan jauh.
1
Keluhan utama:
1. pandangan silau dan berkabut2. penurunan visus yang semakin lama semakin berat3. perasaan tidak nyaman4. keluar air mata dan mata merah5. kotoran mata tidak pernah ada6. diplopia7. lebih terang melihat pada pagi hari atau malam hari
5/28/2018 Case mata nevus
30/34
30
Gejala pada katarak juvenile atau katarak pada orang dewasa cukup progresif,
juga terdapat penurunan tajam penglihatan. Besarnya penurunan tajam penglihatan
tergantung dari lokasi dan tingkat kekeruhan.2,3,11
Ketika kekeruhan di nukleus sentral
lensa (katarak nuklear), miopia terjadi pada stadium dini, sehingga pasien presbiopi
dapat diketahui ketika pasien dapat membaca tanpa kacamata. Meskipun jarang, katarak
dapat menyebabkan timbulnya glaukoma sekunder dan nyeri.2,10
Penatalaksanaan
Perubahan resep kacamata dan pengontrolan refraksi yang sering dapat
membantu mempertahankan visus selama perkembangan katarak. Dilatasi pupilari
kronik (dengan phenylephrine 2,5%) berguna bagi opasitas lenticuler yang kecil.
Banyak dokter mata merekomendasikan kacamata UV atau kacamata matahari untuk
dipakai dibawah sinar matahari.
Salah satu terapi katarak adalah tindakan bedah. Bedah katarak sudah berubah
secara dramatis pada 20 tahun terakhir ini, yang disebabkan oleh diperkenalkannya
operasi dengan mikroskop, instrumentasi lebih baik, benang jahit yang lebih baik dan
lebih baiknya lensa okuler. Indikasi operasi untuk operasi katarak termasuk
pengkoreksian visus maksimal 20/50 (6/15) dan kelemahan visus secara subyektif
yang menghalangi aktivitas sehari-hari (seperti mengemudi, membaca, dan aktivitas
lainnya). Pandangan berbayang dapat merupakan indikasi untuk pembedahan dan palingumum dengan katarak subkapsular posterior. Indikasi yang jarang adalah penyakit lensa
(seperti glaukoma phocolytic, uveitis) atau kebutuhan untuk menampilkan fundus pada
penatalaksanna penyakit seperti retinopati diabetik atau glaukoma. Ekstraksi katarak
biasanya menggunakan anestesi lokal dan sedasi IV. Ada 3 teknik ekstraksi katarak :
ekstraksi katarak intrakapsular, dimana terdiri dari pemindahan katarak dalam satu
keping (jarang dilakukan lagi); ekstraksi katarak ekstrakapsular, yang terdiri dari
pemindahan nukleus sentral yang luas dalam satu keping, kemudian pemindahan kortek
yang lunak dalam kepingan kecil ganda, dan fakoemulsifikasi, dimana menghancurkan
nukleus sentral yang keras pada mata dengan ultrasoundm, kemudian memecahkan
soft cortex menjadi pecahan kecil yang mulitpel, insisi yang terkecil menggunakan
fakoemulsifikasi, karena proses penyembuhan yang cepat.9
5/28/2018 Case mata nevus
31/34
31
Pada kebanyakan kasus, pemberian antibiotika topikal dan kortikosteroid
dibatasi hanya untuk 4 minggu setelah pembedahan. Pasien diminta untuk
menggunakan penutup mata selama tidur, dilarang melakukan manuver valsava,
mengangkat beban berat dan berjalan jauh.9,10
Ekstraksi katarak intra capsular (ICCE), yang jarang lagi dilakukan sekarang
adalah mengangkat lensa in toto yakni didalam kapsulnya melalui limbus superior 140-
160 derajat.12
Pada Ektraksi katarak ekstra capsular (ECCE) juga dilakukan incisi limbus
superior. Bagian anterior kapsul dipotong atau diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks
lensa dibuang dari mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga
meninggalkan kapsul posterior.
Fakofragmentasi atau fakoemulsi dengan irigasi atau aspirasi atau keduanya
adalah teknik ekstrakapsuler yang menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk
mengangkat nukleus dan korteks melalui incisi limbus yang kecil (2-5mm), sehingga
mempermudah penyembuhan luka operasi.
5/28/2018 Case mata nevus
32/34
32
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini perempuan berusia 48 tahun datang dengan keluhan timbul tahi
lalat yang semakin lama semakin membesar di kelopak mata kanan sejak 6 bulan
yang lalu. Pasien mengaku pernah mengalami keluhan serupa pada 1 tahun yang lalu di
kelopak mata kiri dan dibuang dengan operasi Pasien merasa berat untuk menutup dan
membuka karena ada tahi lalat yang mengganjal. Pasien mengeluhkan pandangannya
kabur di kedua mata , pandangan seperti berasap dan berkabut (+), penglihatan silau
pada siang hari (+), penglihatan lebih terang pada malam hari daripada siang hari,
penglihatan kembar (-), penderita mengaku lebih terang membaca tanpa kacamata, mata
merah (-), mata berair (+), nyeri (-), mata seperti melihat pelangi bila melihat lampu (-),
sakit kepala (-), mual muntah (-).
Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi didapatkan penglihatan kabur dan
visus mata kanan 20/30 pin hole 20/25, visus mata kiri 20/30 pin hole 20/25. Hal ini
menunjukkan bahwa tajam penglihatan pasien berkurang. Untuk mengetahui apakah
berkurangnya tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau media refraksi,
maka harus dilakukan pemeriksaan pinhole. Setelah pemeriksaan pinhole tajam
penglihatan tetap atau menurun, maka letak kelainan terjadi pada media refraksi. Jadi,
kelainan refraksi dapat disingkirkan.
Diagnosis nebus pigmentosus dan katarak ditegakkan dari keluhan adanya tahi
lalat yang semakin membesar di kelopak mata nyeri (-) yang disertai penglihatan turun
perlahan, Penderita merasa pandangan seperti berasap atau berkabut, penglihatan silau
pada siang hari, dan penglihatan lebih terang pada malam hari daripada siang hari. Pada
pasien ini, katarak terjadi pada usia lanjut sehingga jenis katarak pada pasien ini adalah
katarak senil. Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 40 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara
pasti. Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,
5/28/2018 Case mata nevus
33/34
33
hipermatur. Pada pemeriksaan oftalmologi pada pasien ini ditemukan tanda-tanda
katarak imatur yaitu katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak
imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan
lensa yang degeneratif, kedalaman bilik mata depan dangkal, terdapat bayangan iris
pada lensa, sehingga uji bayangan iris positif.
5/28/2018 Case mata nevus
34/34
34
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Opthalmology. Lens and Cataract. Section 11. SanFransisco: MD Association, 2005-2006
2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:Widya Medika, 2000.
3. Ilyas S.Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 20034. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta: 2005.
5. Ilyas S.Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:Balai Penerbit FK UI;2002.
6. J.P Shock. Lensa dalam Oftalmologi Umum. Edisi 14. 1996: 175-1837. Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2005. Hal 242-4
8. Marchuk DA. Pathogenesis of Hemangioma. Journal Clinical InvestigationsVol.107; 2001.
9. Mulliken J.B. Vascular Anomalies. In: Aston S, Beasley R, Thorne C, Editors.Grabb and Smith's Plastic Surgery. 5th ed. Philadelphia : Lippincot-Raven Publ;1997. p. 191-200
10.Oski F, Deangelis C, Feigen R. Hemangioma. In: Julia A. McMillan, CatherineD. Deangelis, Ralph D, editors. Principle and Practice of Pediatrics. 2
ndedition.
Philadelphia : WB Saunders Co; 1999. p.802-12
11.Hasan Q, Tan T.S, Gush J, Peters S, Davis P. Steroid Therapy of a ProliferatingHemangioma: Histochemical and Molecular Changes. J Pediatr 2000; 105: 117-20.
12.Eyelid, Conjungtival, and Orbital Tumors : An Atlas and Text . Second Edition.Jerry A. Shields and Carol L. Shields. Penerbit : Wolters Kluwer Health. Hal:
206.
13.Ocular Molluscum contagiosum- A case report. Nigwekar Shubhangi. PravaraMed Rev 2009: 4
14.Eyelid Tumors clinical diagnosis & surgical treatment. Second edition. Jayjustin older. 2003 hal : 3840.