16
BSI: TERADATA THE CASE OF THE FRAGRANT SLEEPER HIT KECERDASAN BISNIS D Wahyu Prayoga A 5212100061 Andung Akbar R 5212100069 Estu Rizky H 5212100085 Andhika Iman R 5212100129

Case of The Fragrant Sleeper Hit

  • Upload
    estu

  • View
    308

  • Download
    45

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Case of The Fragrant Sleeper Hit

Citation preview

BSI: TERADATA THE CASE OF THE

FRAGRANT SLEEPER HIT KECERDASAN BISNIS D

Wahyu Prayoga A 5212100061

Andung Akbar R 5212100069

Estu Rizky H 5212100085

Andhika Iman R 5212100129

BSI: TERADATA THE CASE OF THE

FRAGRANT SLEEPER HIT

Seorang Chief Operating Officer dari Golden Soft Skin Care produk melakukan rapat dengan

staff – staff nya untuk menghadapi musim liburan yang akan datang, karena Jan merasa kecewa

dengan penjualan tahun lalu yang biasa – biasa saja serta kehabisan stok pada aroma tertentu pada

produknya. Sehingga Jan meminta staff nya untuk melakukan tindakan – tindakan antisipatif agar

kejadian tahun lalu tidak terulang lagi.

Dibawah ini adalah ilustrasi ringkasan jalan cerita pada studi kasus yang ada dalam video tersebut.

Berikut adalah detil cerita yang ada di video berdasarkan setiap aktor – aktor yang ada

pada video studi kasus, alur cerita tetap mengikuti ilustrasi diatas.

Jan Smith (COO)

Jan kecewa dengan hasil penjualan tahun lalu dan membutuhkan feedback

customer terhadap aroma(fragrance) pada produknya “golden soft skin care”,

sehingga John smith meminta tim kerja/ staffnya untuk melakukan analisa dan

mendapatkan feedback dari customer lebih awal sebelum musim liburan datang

dimana penjualan akan dilakukan.

Berikut adalah susunan posisi dari tim kerja/staff Jan Smith pada perusahaan

Golden Care yang ada pada studi kasus :

Jan merasa kurang mendapatkan feedback dari customer terhadap produknya.karena tahun

lalu produk golden soft skin care mengalami kehabisan stok(stock out) berusaha untuk tidak ingin

pada musim liburan tahun ini terjadi lagi.

Dibutuhkan feedback lebih cepat untuk menghadapi musim liburan ini, sebelum

perencanaan produksi dan marketing telah ditetapkan oleh staff – staff nya. Karena Jan merasa

kurang yakin dengan perencanaan yang dilakukan oleh Stella dan David.

David Hefenhaus(Supply Chain VP)

David Telah melakukan perencanaan production plan berdasarkan sistem

peramalan(forecast) yang ada pada SAP, akan tetapi jika terjadi perubahan secara

mendadak bulan depan maka perencanaan produksi(forecast) akan kacau dan

David harus segera dilakukan pemastian terhadap perencanaan. Karena pada

tahun lalu Golden Soft Skin Care mengalami kehabisan stok(stock out) pada

aroma tertentu, dan David tidak ingin hal ini terjadi lagi pada musim liburan tahun

Jan Smith()Chief Operating Officer

Stella Hawkins

Group Brand VP

David Hefenhaus

Supply Chain VP

ini. Oleh karenanya David ingin musim ini production planning nya tepat sasaran, tidak mengalami

kehabisan stok(stock out) dan membludaknya barang sisa(left over inventory).

Berikut adalah perencanaan berdasarkan input dari Stella projection test (spekulasi awal

production planning David)

LIME & SPIES diramalkan akan menjadi penjualan terbesar

Coconut masih baru dan penjualan masih kurang serta tidak signifikan

Almond menghabiskan based cost terbesar karena extract diambil dari perancis

Stella Hawkins (Group Brand VP)

Stella telah melakukan testing terhadap jumlah yang harus di stok

diawal(initial test store), yang kemudian dijadikan sebagai input oleh sistem

peramalan production planning David.

Stella juga telah menggunakan Aprimo Marketing Studio mengelola

pengeluaran dalam marketing, dan Stella memilih Lime sebagai produk utama

yang akan dipromosikan.

Dimana hasil ini didapatkan dari penggunaan data tahun lalu(historical data) untuk proses

perencanaan marketing musim ini. Akan tetapi karena Jan merasa kurang puas dengan hasil analisa

Stella sehingga Jan berpikir dibutuhkannya ahli dari luar perusahaan(eksternal Expertise) dari BSI

Teradata sehingga Stella menemui tim BSI Teradata untuk membantu Golden Soft Skin Care

menentukan perencanaan paling efektif dan efisien, yaitu :

Chi Tylana

[Ketua Tim BSI]

Mercedes Marple Marco Espinoza

Tim BSI Investigators

Chi Tylana

Stella Hawkins selaku Group Brand VP melakukan pertemuan dengan BSI Investigators

untuk membicarakan terkait permasalahan yang dihadapi oleh Perusahaan Goldensoft.

Berdasarkan pembicaraan yang telah dilakukan, Stella dan tim BSI Investigators merumuskan

perencanaan untuk mengetahui informasi terkait dengan persalahan, yaitu sebagai berikut :

Informasi terkait pendapat masyarakat terkait fragrance dari Goldensoft.

Pengaruh opini dari masyarakat melalui media sosial terhadap jumlah penjualan produk dan

seberapa besar pengaruhnya.

Pola yang dapat datarik atau dibentuk berdasarkan social buzz dan penjualan secara retail yang

dapat mempengaruhi perencanaan permintaan dan persediaan produk.

Informasi terkait strategi promosi terbaik yang dapat dilakukan oleh departemen marketing

Setelah melakukan diskusi dengan Stella dan tim BSI Investigators, Chi Tylana selaku BSI

Leader membagi tim BSI Investigators menjadi 2 tim terpisah untuk menganalisis customer dari

perusahaan menjadi dua pendekatan yaitu sentiment analytics dan viral couponing campaign.

Tugas tersebut diserahkan kepada dua tim BSI Investigators yaitu Mercedes Marple dan Marco

Espinoza. Berikut tugas dari masing-masing tim:

Marco bertugas untuk melakukan penelitian terhadap feedback dari para customer terkait

fragrance dari produk melalui sosial media seperti blog ataupun twiter menggunakan

sentiment anlytics.

Mercedes bertugas untuk mendeteksi dan melakukan penelitian pada dampak pengaruh dari

Skintactics terhadap customer-customer lain, penelitian tersebut dilakukan dengan

menggunakan viral couponing campaign.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh tim BSI Investigators, Chi

membandingkan hasil penelitian berdasarkan sentiment analysis yang dilakukan oleh Marco dan

viral couponing campaign yang dilakukan oleh Mercedes. Berikut merupakan hasil penelitian yang

visualisasikan dalam bentuk grafik.

Grafik tersebut mendeskripsikan bahwa fragrance yang paling diminati oleh customer

selama ini adalah Almond dan Coconot, dimana sebelumnya diprediksikan oleh perusahaan bahwa

fragrance tersebut memiliki peminat yang paling rendah. Selama ini perusahaan telah

mendapatkan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan nyata di pasar, oleh karena itu

dibutuhkan perencanaan ulang untuk divisi marketing perusahaan.

Tim Investigators menemukan dua hal penting yang harus dipertimbangkan bagi perusaan

sebagai acuan untuk melakukan perbaikan dalam perencanaan marketing yang dilakukan oleh

perusaan, yaitu sebagai berikut:

1. Almond dan Coconut merupakan dua fragrance yang selama ini dianggap sepi peminat,

namun pada kenyataannya fragrance tersebut memiliki permintaan yang selalu meningkat

sejak pertama kali diluncurkannya produk. Berdasarkan dua penelitian yang telah dilakukan

yaitu sentiment analysis dan vira couponing campaign menunjukkan bahwa trend ini akan

sangat berpengaruh terhadap perencanaan penjualan bagi perusahaan. Oleh karena itu,

dianjurkan untuk segera merombak ulang perencanaan pemasaran perusahaan.

2. Dengan menggunakan metode viral couponing campaign melalui email akan meningkatkan

ROI perusahaan secara drastis terutama pada bagian daerah Central dan South. Upaya

pemasaran B2C yang lebih besar seharusnya dilakukan di dua daerah tersebut karena jumlah

customer yang membeli kembali produk pada daerah tersebut cukup tinggi. Penggunaan

metode viral couponing campaign melalui email juga dirasa lebih efektif dan hanya

membutuhkan biaya lebih rendah dibandingkan promosi melalui regional TV yang dilakukan

oleh perusahaan selama ini.

Marco Marple

Tahun lalu golden soft memiliki kekurangan stok yang sangat signifikan disebabkan

kebutuhan yang sangat besar. Dan perusahaan tersebut tidak mau itu terjadi pada tahun berikutnya.

Jadi perusahaan ingin mendapatkan customer feedback untuk meyakinkan atau mendukung

peramalan produksi yang tepat pada tahun berikutnya, sehingga John Smith memutuskan untuk

merekrut Teradata untuk mendapatkan customer feedback.

Salah satu anggota Teradata adalah Marco. Marco menggunakan tweeting study untuk

mendapatkan informasi produk yang sedang diminati oleh penggunak Golden Soft yang dilakukan

oleh Marco. Setelah melakukan pengalian informasi selama 4 minggu, maka hasil yang diperoleh

Marco adalah :

a. Tweeting Study on Fragrance Sentiment

Melakukan analisa dari tweeter dengan kata kunci “GoldenSoft” untuk melihat antusias

pelanggan dalam sepuluh kota yang menggunakan jenis produk mana saja yang memiliki

pengguna yang paling banyak. Hasil Tweeting Study adalah

o Respon Goldensoft dan produk kompetitor, dan didapatkan pengguna tweeter 95%

respon positif dan 5% merespon negatif. Kompetitor Magic Elixir 40% positif, 60%

merespon negatif, dan kompetitor Erfrischer 10% merespon positif dan 90% merespon

negatif.

o Produk Almond sangat diminati oleh pelanggan, kemudian disusul oleh Produk aroma

Coconut, Ginger, Lime, dan Spice.

o Kemudian Marco melihat tanggapan produk Almond pada setiap bagian daerah. Dan

hasilnya daerah South mendapat respon 98% positif dan 2% negatif. Central 90% positif

dan 10% negatif. West 75% positif dan 25% negatif. East 70% positif dan 30% negatif.

b. Using data lab on Teradata

Jadi analisa dari data lab tersebut dapat berdampak pada proses produksi yang akan dilakukan

dan dapat menentukan kupon yang akan diberikan kepada pelanggan.

Mercedes Espinoza

Salah satu anggota Teradata selanjutnya adalah Mercedes, Mercedes memiliki tugas untuk

melakukan pembelajaran terhadap kampanye viral couponing campaign yang telah dimiliki,

pembelajaran dilakukan mungkin sekitar dua sampai tiga kali pada satu kampanye viral couponing

campaign yang dikirim melalui email social media, sehingga dapat melakukan pemasaran kepada

customer, sehingga dapat memberikan dampak pada produk yang di jual.

Setelah 4 minggu kemudian, Mercedes menceritakan seluruh kegiatan yang telah dia

lakukan, awalnya Mercedes memulainya dengan melihat pembelian pertama vs pembelian

berulang melalui data POS ( Point of Sales) dengan menggunakan metode analisis loyalty data

(CPG produsen semakin mendapatkan data kartu loyalitas-keranjang pada tingkat dari pengecer

mereka) semua dapat dilihat dari “adopter awal” pada segmen dari data penjualan toko dan metik

pada “pembelian ulang”. Salah satu masalah yang terjadi dengan produk CPG yang telah di

luncurkan adalah masih tertutupnya media komunikasi yang dapat mendorong tinggi tingkat

percobaan yang dapat memberikan kesan yang dapat memberikan sukses besar, dengan tidak

adanya pembelian kembali sebagaian produk tidak sesuai harapan yang di inginkan justru malah

menurunkan permintaan. Biasanya hanya setelah CP telah menginvestasikan kemasan dalam

jumlah ton dan bahan-bahan pada permintaan awal.

Berikut ini Diagram Produk Goldensoft Hand Lotion – Analisis Perulangan Pembelian,

berdasarkan wewangian yang menampilkan Lounching Perdana vs Pembelian Berulang

Diagram diatas Menjelaskan bahwa:

1. Pembelian secara keseluruhan untuk lime dan Spice mendapatkan nilai 23 dan 24

2. Pembelian loyal untuk lime dan Spice mendapatkan nilai 15 dan 14

3. Pembelian berulang untuk lime dan Spice mendapatkan nilai 6 dan 8

4. Pembelian secara keseluruhan untuk Almond dan Kelapa mendapatkan nilai 18 dan 18

5. Pembelian loyal untuk Almond dan Kelapa mendapatkan nilai 15 dan 14

6. Pembelian berulang untuk lime dan Spice mendapatkan nilai 13 dan 12

7. Pembelian secara keseluruhan untuk Ginger mendapatkan nilai 19

8. Pembelian loyal untuk Ginger mendapatkan nilai 16

9. Pembelian berulang untuk Ginger mendapatkan nilai 10

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah

Pengulangan pembelian Lime dan Spice rendah

Pengulangan pembelian dari Almond dan kelapa yang luar biasa

Berikut ini pemaparan Kupon Kampanye untuk segmen di bawah ini:

Sebuah tawaran kupon di bagi menjadi dua bagian

$ 7 untuk Infividu OR

$ 20 off jika minimal 2 teman-teman lain ikut juga membeli produk

Mercedes Menjalankan kampanye viral couponing campaign, berikut pemaparannya :

Percobaan kupon pada media social secara real-time ( Seperti yang dilakukan oleh Jimmy

Dean Sausage)

Mengirimkan penawaran kupon pada segmen skintastics

Melakukan analisis bagaimana orang dapat mempengaruhi teman-teman mereka untuk

membeli produk

Melihat juga hasil kampanye kupon-munrut jenis wewangian

Juga bersarkan wilayah yang di tentukan

Mercedes, mulai menciptakan segmen skintastics:

Pelanggan yang setia akan membeli goldensoft, setidaknya satu kali sebelum dan biasa

menjadi pembeli kosmetik berulang kali

Penyebaran Kampanye viral couponing campaign pada dengan menggunakan aplikasi Aprimo:

Pada gambar disini merupakan pembahasan penyebaran kampanye viral couponing

campaign pada Aplikasi Aprimo, Mercedes melakukan percobaan pada penyebaran kampanye

viral couponing campaign di kalangan masyarakat dengan mengirimkan kupon melalui email

social media, lalu kupon tersebut dapat ditukarkan sesuai dengan nominal yang diberikan dan

harapannya saat menukarkan kupon orang yang telah menjadi target perusahaan mengajak teman-

temannya untuk membeli produk yang telah di jual, dan kupon di sini memberikan dampak pada

penjualan, sebab kupon tersebut dapat menambah minat masyarakat untuk membeli produk

perusahaan, bahkan malah mengajak teman-temannya untuk ikut membeli produk yang dijual,

setelah penukaran produk data POS( Point of Sales) masuk pada teradata database, dan Mercedes

dapat melakukan analisis lebih dalam terhadap data tersebut.

Mercedes mengunakan dua metode pada aplikasi Aprimo yaitu Analisis Pemasaran dan

Otomatisasi Kampanye.

Pada pembahasan gambar di atas merupakan Gambaran Metode yang telah dilakukan oleh

Mercedes, Awalnya Sumber data yang di ambil melalui, data Produk/ SKU, data Gudang atau

inventory, data sales, data hak penjualan/ POS (Point of Sales), data pemasok, data promosi atau

loyalitas data, dari keempat data tersebut di masukan pada data warehouse customer dan dilakukan

Pra-Rekayasa, Konsumen-sentris, Manajemen data dan Aktiva, yang termasuk dalam Wawasan

Strategi dan Proses Pemasaran sehingga data tersebut dapat di analisis berdasarkan Analisis

Pemasaran yang di didalamnya terdapat Model Mining, Pelaporan Tranding, Segmentasi

Profilling, selanjutnya juga terdapat analisis Operasi Pemasaran yang di dalamnya terdapat

Workflow dan Aturan yang tulis, Plan Spend, Aset Brand, terakhir dilakukan juga Multi-Channel

Automatisasi Kampanye, yang di dalamnya terdapat Desain Kampanye, Otamatisasi Kampanye,

Leads, Langkah selanjutnya masuk pada Tahap Keterlibatan Pelanggan Tanpa batas, malalui

saluran atau channels Web, Call Center, Email, Events, Media Sosial, dan Mobile, sehingga di

dapatkan kesimpulan dari keenam keterlibatan pelanggan yang berdampak positif adalah melalui

email dan media social yang pelanggannya dari Partner, Sales, dan Pelanggan setia, sehingga

mendapatkan umpan balik atau feedback yang di kembalikan lagi pada Customer Data Warehouse.

Mercedes Membuat Segmentasi Pelanggan dengan menggunakan Aplikasi Aprimo, Pada

Aplikasi Aprimo kita dapat melihat bahwa operational disini di bagi menjadi 5 operational utama

yaitu Active Customer, Bought Offline, Dreamers, Opertioanal Outs, Hi Freq Tweeters, yang di

segmentasikan kedalam Early Buyers dan Repeat Purchasers, dan masuk pada grup Skintastics:

Selanjutnya Grup Skintastics melakukan eksperimen pada viral couponing campaign di

kalangan customer, dapat kita lihat kupon yang di sebar dan selalu di monitor penyebarannya, dan

di monitor pula berapa orang yang mengajak temannya ikut membeli sehingga di dapatkan 513

credit

Mercedes akan memulai malakukan Eksekusi Kampanya kupon:

Dia menunggu untuk melihat siapa saja yang membuka email, serta siapa saja yang

meneruskannya ke teman-teman mereka, dan bagaimana cara mereka meneruskannya dengan

target keduanya membeli ( baik target dan teman-teman mereka) dengan promo parfum parfum

yang mereka beli berdasarkan pembelian kembali. Untuk “mendapatkan keduanya secara

bersama” dengan hasil mereka memberikan $7 dengan cara yang benar ketika melakukan

pembelian skintastic dan $13 ketika mengajak 2 teman mereka ikut melakukan pembelian.

Mercedes menggunakan Teradata untuk mengikatkan bersama ID Skintastics, ID Kupon,

ditambah jenis pesanan CC mereka tentang bagaimana skintastics meneruskan tawaran tersebut,

selanjutnya di tambah dengan kode POS (Point of Sales) (untuk menemumakn 3 pembelian

kembali dari ID kupon yang sama)

Hasil yang di dapatkan Mercedes dari “Skintastic” viral couponing campaign, Mercedes

Melihat variasi berdasarkan wilayah - Selatan dan tengah yang meberikan respon positif. Dalam

uji coba pada tahun 2000, 46% (920) menanggapi kupon. Dari mereka: 68% responden dikirim

ke 2 + teman-teman untuk mencoba untuk $ 20 kupon. 62% responden yang diemail itu, 32%

resopnden facebooked, 4% responden tweeted kupon. Salah satu aturan adalah bahwa ketika Anda

meneruskannya, CC Anda adalah Merek Besar. Teman-teman mereka menukarkan kupon pada

tingkat 42% responden. Rasio klik per tayang di Facebook adalah 68% responden , 41% email

responden.

Kesimpulan :

Marketing Planning

Setelah mendapatkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh tim BSI Investigators, Stella

sesegera mungkin untuk melakukan perencanaan ulang terhadap marketing perusahaan. Terutama

pada strategi perusaan mengenai promosi melalui regional TV yang ternyata selama ini dirasa

kurang efektif. Perusaan akan mengubah strategi promosi mereka dengan menggunakan metode

viral couponing campaign yang telah dilakukan oleh Mercedes pada penelitian sebelumnya.

Metode tersebut dirasa cukup efektif dibandingkan dengan metode konvensional melalui regional

TV yang menghabiskan cukup besar biaya.

Production Planning

Setelah mendapatkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh tim BSI Investigators, Stella

dan David segera memeriksa kembali data POS terbaru perusahaan untuk memastikan bahwa

perencanaan produksi benar-benar telah sesuai.

Menemukan bahwa perencanaan yang dilakukan selama ini salah, David segera

menghubungi supplier perusaan Francois dari France untuk membeli 800 kg extra produk Almond.

Kontribusi

Wahyu Prayoga A 5212100061 Menarasikan Jobdesc Mercedes Marple

Andung Akbar R 5212100069 Menarasikan Jobdesc Marco Espinoza

Estu Rizky H 5212100085 Menarasikan Jobdesc Chi Tylana

Andhika Iman R 5212100129 Menarasikan Jobdesc Jan Smith, Stella & David