Prinzmetal angina atau angina vasospastik adalah fenomena klinis
yang sering
terjadi mendadak dan hilang dengan sendirinya. Secara klinis,
sindrom ini diasosiasikan
dengan gambaran ST elevasi pada EK, dan cukup sulit dibedakan
dengan sebuah
serangan infark miokard akut. Pemicu terjadinya vasospasme
bermacam!macam, antara
lain merokok, pengaruh obat, dan perubahan pada aktivitas
autonom." #iasanya, iskemia
yang terjadi sifatnya mendadak dan tidak sampai mengancam ji$a.
%isiko sudden death
pada pasien dengan Prinzmetal angina sebesar &'
dikarenakan aritmia yang merupakan
komplikasi yang dapat terjadi pada &(' kasus Prinzmetal
angina.",&
Prinzmetal angina biasanya menyerang pasien!pasien muda, dengan
usia di ba$ah
() tahun dengan ri$ayat merokok. Prevalensi terjadinya kasus ini
lebih tinggi pada
perempuan, terutama di *epang." +i merika Serikat,
Prinzmetal angina dideskripsikan
sebagai sebuah penyakit langka oleh Office of Rare Disease dari
National Institute of
Health -/01, yang berarti kasus ini hanya terjadi pada
kurang dari &)).))) ji$a di
merika Serikat.2
BAB II
ama Ko sisten 3 +isa Edralyn Tanda tangan 3
Tanggal Pasien 4%S 3 ""5)65&)"7 di /889 Pera$atan hari ke 3
"
2.1 Identitas pasien
2.2Anamnesis
&)"7, pukul )(3)) =/# di bangsal P. Sangeang, %S; +r.
4intohardjo.
. Keluhan 9tama3
#. Keluhan tambahan3
8. %i$ayat Penyakit Sekarang 3
< bulan yang lalu, pasien merasa nyeri dada di bagian dada kiri
dengan
karakteristik seperti ditusuk!tusuk, disertai dengan rasa pegal di
bagian
punggung dan lengan kiri. yeri dirasa timbul tiba!tiba, lalu
hilang setelah
istirahat. Pasien juga mengalami sesak napas yang dipicu oleh
aktivitas dan
hilang dengan istirahat. #eberapa hari S4%S pasien merasa nyeri
dada pada
2
malam hari dengan karakteristik yang sama diikuti dengan sesak
napas. " hari
S4%S, pasien melakukan kontrol kesehatan di 9rikes, dan saat
dilakukan
exercise stress test -treadmill1, hasil dinyatakan
positif.
+. %i$ayat Penyakit +ahulu -%P+1 3
%i$ayat diabetes mellitus ->1 terkontrol sejak &)"2. %i$ayat
hipertensi
disangkal, ri$ayat asma disangkal.
Keluarga pasien memiliki ri$ayat hipertensi dan diabetes
mellitus.
?. %i$ayat Pengobatan
Pasien belum pernah mendapat pengobatan untuk gejala yang dialami
saat
ini.
Kesadaran 3 8ompos mentis
! Suhu 3 -!1
! adi 3 (" @5menit
! Pernapasan 3 -!1
Status Generais
". Kepala 3 -!1
&. ;eher 3 -!1
2. +ada 3 S" S& reguler, murmur -!1, gallop -!1
Suara napas vesikuler, ronchi !5!, $heezing !5!
7. bdomen 3 supel, TE -!1
(. Ekstremitas 3 oedem -!1, akral hangat ->1
2.! Pemeriksaan Penun"an#
sandapan //, ///, dan aA?. Treadmill test dihentikan
pada stage &
karena pasien mulai merasa nyeri dada.
• +uke score B $aktu latihan C -( @ ma@ ST1 C -7 @ angina
inde@1
• B 2 C -( @ &1 C -7 @ &1 B !"( high
risk
%encana pemeriksaan
2.$ Daftar masaa%
• yeri dada kiri seperti ditusuk hilang timbul < bulan
lalu S4%S, kemudian dirasa
lagi seperti ditusuk " hari S4%S
• Sesak napas yang memberat dengan aktivitas " hari S4%S
• 0asil treadmill test ->1 " hari S4%S
4
2.( Penataaksanaan
! /njeksi ari@tra "@&( mg
! scardia " @ <) mg
! #isoprolol " @ &,( mg
5
Tanggal Subjective bjective ssessment Planning
11 , 13 -uni di IU/ 1! -uni pinda% ruan#an
"& *uni &)"7 Sesak, nyeri dada sebelum
masuk rumah sakit, sekarang
thora@
7
8
76@5menit.
"7 *uni &)"7 Sesak ->1, nyeri dada ->1
berkurang, pegal di
TT4
STE4/ inferior hari
dada sudah berkurang, pegal
di bagian punggung ->1.
yeri pinggang menjalar ke
;eher3 K# dan tiroid
4ST 2 @ "
mandi.
;eher3 K# dan tiroid
pada malam sebelumnya,
kira!kira selama ") menit.
Sesak berkurang, nyeri
;eher3 K# dan tiroid
berkurang. yeri dada
hilang. yeri pinggang
84, T+ "")5D), nadi
TT4
STE4/ inferior hari
belum stabil
pukul "& malam, konsistensi
punggung.
&)"7
sudah tidak ada keluhan
84, T+ "))5D), nadi
&)"7
&" *uni &)"7 Pasien tidak ada keluhan 84, T+ "))5<),
nadi
67@5menit, suhu 26F8.
&& *uni &)"7 Pasien tidak ada keluhan 84, T+ "")5D),
nadi
D&@5menit, %%
keluhan
koroner pasien
&7 *uni &)"7 Pasien tidak ada keluhan 84, T+ "))5<),
nadi
D)@5menit, %%
&( *uni &)"7 Pasien tidak ada keluhan 84, T+ "))56),
nadi
67@5menit, %%
Pada hasil follow u p diatas, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut3
Saat pasien datang, tidak ada keluhan yang mengarah ke nyeri dada.
Pasien masuk rumah sakit dikarenakan adanya
abnormalitas pada pemeriksaan exercise stress test , yaitu
didapatkan hasil positif, ditandai dengan perubahan EK menjadi ST
elevasi
dan juga pada klinis, yaitu pasien merasa nyeri dada. Setelah
dianamnesis secara retrograd di ruangan, diketahui bah$a pasien
pernah
mengalami gejala yang mengarah ke tipikal chest pain, dengan
karakteristik nyeri dada seperti ditusuk!tusuk, menjalar ke
punggung
dan lengan, disertai pegal!pegal di punggung dan lengan. 0asil
laboratorium menunjukkan peningkatan enzim jantung, dalam hal
ini
troponin, yang menandakan adanya iskemia pada daerah inferior,
ditandai dengan ST elevasi pada sandapan //, ///, aA? pada
saat
stress test , tetapi saat istirahat didapatkan hasil EK
yang normal, sehingga mendasari penegakkan diagnosis kerja a$al,
yaitu
STE4/ inferior. Setelah dilakukan kateterisasi jantung,
didapatkan hasil normal pada seluruh pembuluh darah coroner,
sehingga
diagnosis kerja berganti menjadi Prinzmetal angina yang didasari
dengan adanya spasme pada pembuluh darah coroner yang
memberikan gambaran klinis yang sama dengan Acute Coronary
Syndrome -8S1. #erdasarkan hasil anamnesis, pasien juga
didapatkan menderita +4 tipe // belum terkontrol, ditunjang dengan
pemeriksaan gula darah setiap hari yang kadarnya lebih dari
nilai
normal.
22
!.1 Prin5meta An#ina
Pada rahun ":(:, Prinzmetal et al. mendeskripsikan sebuah sindrom
nyeri iskemik berat yang terjadi pada saat istirahat, namun
hilang dengan aktivitas dan berhubungan dengan gambaran ST elevasi
pada EK. Sindrom ini terjadi dikarenakan adanya spasme
pada pembuluh arteri coroner epikardial, yang menyebabkan
iskemia miokard berat. 7 Penyebab spasme pada pembuluh koroner
ini
belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi kejadian ini
dapat dihubungkan dengan hiperkontraktilitas dari otot polos
pembuluh darah
karena adanya vasokonstriktor yang berperan, seperti leukotriene
dan serotonin. (
Pasien!pasien dengan Prinzmetal angina biasanya berusia muda atau
() tahun ke ba$ah, dengan beberapa faktor risiko, seperti
merokok, yang dapat memicu spasme pembuluh darah, berjenis kelamin
perempuan, memiliki ri$ayat penyakit jantung koroner pada
keluarga, dan tipe kepribadian tertentu, seperti kepribadian tipe .
6 Selain itu, beberapa obat!obatan, seperti antimigrain,
antibiotik dan
obat!obatan kemoterapi dapat memicu terjadinya Prinzmetal angina.
Selain itu, obat!obatan terlarang seperti kokain, mariyuana,
amfetamin, alkohol, dan produk!produk yang mengandung efedrin juga
dapat meningkatkan risiko adanya Prinzmetal angina.
D Pasien!
pasien dengan Prinzmetal angina biasanya memiliki
karakteristik nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada pada pagi
hari, dan
seringnya terjadi pada saat istirahat atau pada keadaan emosional
berat dibandingkan aktivitas berat, sehingga menyebabkan
keadaan
ini dinamakan juga dengan nonexertional angina.7
23
Spasme pembuluh koroner ini dapat terjadi pada pembuluh darah yang
normal sekalipun. Pada spasme yang berat, dapat
terjadi serangan hingga lebih dari "( menit dan merusak miokard
sehingga dapat memicu adanya serangan jantung. Sistem
konduksi
jantung juga dapat terganggu dalam sebuah episode serangan,
yang menyebabkan adanya aritmia. 6
4embedakan unsta!le angina pectoris dikarenakan aterosklerosis
koroner dengan Prinzmetal angina dapat menjadi suatu hal
yang sulit dan memerlukan beberapa uji diagnostik lainnya, seperti
kateterisasi jantung. Pada beberapa pasien, vasospasme dapat
terjadi karena konsekuensi adanya ruptur plak dan thrombosis pada
pasien dengan 9P. +engan kata lain, banyak pasien Prinzmetal
angina yang juga memiliki penyakit jantung koroner. Sekitar 6)'
kasus menyatakan adanya disfungsi arteri yang bertindak
sebagai
faktor predisposisi spasme pembuluh koroner. Tetapi, $alaupun
spasme lebih sering terjadi pada pasien dengan lesi
aterosklerotik,
tidak adanya faktor risiko mengarah pada penyakit jantung koroner
pun memungkinan seorang pasien terkena Prinzmetal angina.
Pada
pasien tanpa penyakit jantung koroner, gejala akan ditemukan
saat pasien beristirahat -((,('1. 7
=alaupun patogenesis pasti terjadinya Prinzmetal angina belum
secara spesifik diketahui, terdapat dua komponen besar yang
secara teori mendasari terjadinya Prinzmetal angina, diantaranya
adalah -a1 abormalitas pembuluh koroner yang terlokalisir
sehingga
terjadi hiperreaktivitas respon vasokonstriksi, dan -b1 stimulus
dari vasokonstriktor yang mampu memicu terjadinya spasme pada
pembuluh koroner yang hiperreaktif. 4ekanisme yang dapat
dijabarkan hingga terjadinya spasme pembuluh darah adalah
disfungsi
endotel, hiperreaktivitas primer dari otot polos pembuluh darah,
dan faktor!faktor lainnya. <
24
Disfun#si End'te6
Endotel memiliki peranan penting dalam sistem pengaturan fisiologis
tonus otot pembuluh darah, terutama dalam pengeluaran
beberapa vasodilator, yang terpenting adalah pelepasan nitric
oxide -1. Pada pasien dengan Prinzmetal angina, terjadi
disfungsi
endotel, baik pada pembuluh koroner nonspastik dan spastik, dan
juga terjadi mutasi dari gen sintase yang menyebabkan
penurunan produksi oleh sel endotel, sehingga risiko
terjadinya spasme lebih tinggi dibandingkan dengan endotel lain
yang
normal. bservasi yang telah dilakukan, dengan menggunakan beberapa
macam terapi seperti vitamin E dan derivate statin, telah
25
pembuluh darah.
Hiperreakti7itas Primer *t't P''s Pem8uu% Dara%6
#elum ada bukti yang konsisten yang menunjukkan pada pasien dengan
Prinzmetal angina, terjadi hiperreaktivitas primer pada
pembuluh darah yang menyebabkan gejala klinis dari Prinzmetal
angina. Tetapi, pada pasien dengan Prinzmetal angina, dapat
terjadi
spasme pembuluh darah melalui bermacam!macam reseptor dan mekanisme
seluler yang berbeda!beda, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bah$a terjadi perubahan primer pada otot pembuluh darah
yang menyebabkan terjadinya hiperreakitivitas.
)akt'r Lain 9an# Berperan 6
Konsumsi rokok menjadi faktor risiko terbesar dalam terjadinya
Prinzmetal angina, dikarenakan rokok mengandung beberapa
substansi yang bersifat toksis pada pembuuh darah, seperti nikotin
dan karbon monoksida yang merupakan suatu agen
spasmogenik
yang dapat merubah reaktivitas otot pembuluh darah. Penggunaan
alkohol berlebih, kokain, amfetamin, dan mariyuana juga dapat
memicu terjadinya Prinzmetal angina.
protein yang tinggi pada fase aktif Prinzmetal angina,
menandakan adanya inflamasi yang berperan.
Peningkatan produksi oxygenreacti"e species juga dapat
berperan pada Prinzmetal angina. Tetapi, peningkatan substansi ini
lebih
dikaitkan dengan terjadinya ateroklerosis, sehingga faktor
peningkatan substansi ini tidak dapat dijadikan penyebab
langsung
terjadinya hiperreaktivitas otot polos pembuluh darah yang akan
memicu spasme.
#eberapa mutasi genetik ditemukan pada pasien!pasien dengan
Prinzmetal angina, terutama terjadinya perubahan gen pada
sintase
. Selain itu, perubahan genetic pada reseptor adrenergic dan
serotonergik juga ditemukan pada kasus!kasus tersebut.
4anifestasi klinis yang dapat terjadi diantaranya adalah nyeri
dada. yeri dada yang dirasakan saat terjadi serangan dapat
dideskripsikan seperti nyeri tertusuk atau tertindih, berat, dan
dapat menjalar pada beberapa bagian tubuh, seperti tenggorok,
lengan,
punggung, atau bahkan ulu hati. +apat disertai juga dengan
pusing, sesak napas, mual, dan keringat dingin. Pada Prinzmetal
angina,
nyeri lebih dominan dirasa saat istirahat, atau saat adanya situasi
emosional berat yang memicu serangan. yeri juga lebih dirasa
saat
malam hari atau pagi hari, tanpa penyebab yang jelas. :,")
Pada pemeriksaan fisik jantung, biasanya tidak ditemukan adanya
kelainan yang berarti. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, profil
lipid, dan biomarker jantung. Kadar magnesium memiliki peranan
yang
cukup penting pada kasus ini dikarenakan defisiensi magnesium dapat
menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap asetilkolin dan
juga hiperventilasi yang dapat memicu terjadinya spasme.
Sedangkan pemeriksaan laboratorium lainnya lebih didasarkan
untuk
mencari faktor risiko yang mengarah pada penyakit jantung koroner.
Peningkatan biomarker jantung, dalam hal ini troponin, dapat
ditemukan pada pasien!pasien dengan Prinzmetal angina yang sudah
lama. 7
27
Pada pasien!pasien Prinzmetal angina, perubahan gambar EK
terpenting adalah adanya ST elevasi pada episode
simptomatik
atau saat serangan, yang akan hilang dalam beberapa $aktu singkat.
Tetapi, pada kasus yang lebih berat, elevasi segmen ST dapat
diikuti dengan gambaran inversi gelombang T dalam beberapa jam
bahkan sampai hari. Pasien!pasien lain juga dapat terkena
serangan
asimptomatik, tanpa adanya gambaran ST elevasi - silent
ischemia1.D
Pemeriksaan angiografi koroner dapat menunjukkan adanya spasme
fokal pada pembuluh koroner. Plak aterosklerotik,
$alaupun biasanya tidak menyebabkan obstruksi yang bermakna, dapat
ditemukan pada salah satu arteri coroner. Spasme fokal paling
banyak ditemukan pada pembuluh koroner kanan, dan dapat
terjadi pada beberapa arteri lainnya secara bersamaan. pabila
tidak
ditemukan adanya bukti penyakit jantung koroner pada angiografi
tetapi pasien baru saja mengalami serangan angina saat
istirahat
atau gambaran ST elevasi, maka diagnosis Prinzmetal angina dapat
ditegakkan, dan tidak diperlukan uji diagnostik tambahan. D
Salah satu uji diagnostik yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis adalah tes provokasi, $alaupun jarang dilakukan.
gen provokasi yang sering digunakan adalah ergonovin maleat, sebuah
ergot alkaloid yang menstimulasi reseptor adrenergik alfa dan
serotonergik, sehingga menyebabkan efek langsung vasokonstriksi
pada otot polos pembuluh darah. gen ini diberikan secara
intravena, dimulai dari dosis ),)( mg sampai maksimum 7) mg. rteri
koroner normal akan merespon uji ini dengan gambaran
spasme difus ringan, sedangkan pada arteri abnormal dapat terjadi
gambaran spasme fokal yang intens. Selain penggunaan
ergonovin,
dapat juga diberikan asetilkolin atau hiperventilasi. D
Pada uji provokasi, preparat nitrat dan antagonis kalsium harus
distop pemberiannya 7< jam sebelum dilakukan tes.
Komplikasi yang dapat terjadi selama uji provokasi cukup rendah,
dan dapat ditangani dengan adanya nitrat sebagai vasodilator
untuk
meringankan spasme. Kontraindikasi absolut uji provokasi
menggunakan metilergonovin adalah sebagai berikut3 D
• Kehamilan
28
• Stenosis yang signifikan pada pembuluh koroner epikardial
Sedangkan kontraindikasi relative pada uji provokasi ini adalah
sebagai berikut3
• 9nstable angina
• Ad"anced coronary disease
Penatalaksanaan Prinzmetal angina pada serangan akut didasarkan
dengan pemberian vasodilator, seperti nitrat dan calcium
channel !loc#er , dan juga untuk mengurangi kemungkinan
serangan rekuren dari Prinzmetal angina. 0ingga penyakit jantung
koroner
dihilangkan dari diagnosis, terapi standar seperti antiplatelet
atau antitrombus, statin, dan beta bloker dapat diberikan.
Setelah
diagnosis Prinzmetal angina ditegakkan, maka preparat nitrat dan
calcium channel blocker dapat diberikan sebagai profilaksis
jangka
panjang.7
29
itrat memiliki efek vasodilatasi langsung dan juga mengurangi
preload dengan cara dilatasi vena, sehingga menurunkan
konsumsi oksigen miokardium. itrat juga berfungsi sebagai sumber
eksogen dari nitric oxide, yang akan menyebabkan relaksasi
otot
polos pembuluh darah. Pemberian /S+ sangat dianjurkan pada
serangan akut dan prevensi terhadap Prinzmetal angina.
Calcium channel !loc#er , seperti nifedipin,
amlodipine, verapamil, dan diltiazem terbukti efektif untuk
mencegah adanya
spasme pembuluh darah dan lebih dianjurkan daripada pemberian beta
bloker. olongan obat ini dapat merelaksasi pembuluh
koroner
dan juga memiliki efek vasodilatasi. olongan dihidropiridin seperti
amlodipine memiliki efek selektif vaskuler lebih baik
dibandingkan golongan nondihidropiridin seperti verapamil dan
diltiazem. Penggunaan nifedipin dapat diberikan baik saat
serangan
akut dan prevensi, sementara amlodipine memiliki $aktu paruh yang
lebih panjang sehingga lebih digunakan sebagai profilaksis
dari
Prinzmetal angina.D
meningkatkan keparahan episode iskemik, kemungkinan dikarenakan
adanya perubahan sensitivitas tonus koroner karena
prostasiklin.
Pemberian derivat statin juga dianjurkan dengan tujuan untuk
stabilisasi kolesterol dan mencegah pembentukan plak di dalam
pembuluh koroner. Spasme berulang dapat merusak dinding
arteri koroner, sehingga menyebabkan pembentukan plak akan
lebih
mudah dibandingkan dengan dinding arteri yang tidak mengalami
spasme berulang. %evaskularisasi koroner -pemasangan stent1
dapat
memberikan hasil lebih maksimal pada pasien!pasien yang memiliki
lesi obstruktif proksimal yang menetap. 7,D
Penatalaksanaan non medikamentosa yang dapat diberikan pada pasien
dengan Prinzmetal angina adalah edukasi. Edukasi
terpenting adalah untuk menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa
mungkin menghindari keadaan sebagai perokok pasif, olahraga
teratur, kontrol tekanan darah dan kadar kolesterol, mempertahankan
berat badan yang ideal, dan juga mempertahankan kesehatan
psikologis, terutama karena faktor pencetus serangan biasanya
didominasi dengan stress emosional berlebih. 6
30
Komplikasi yang dapat terjadi dari Prinzmetal angina adalah infark
miokard, terutama pada pasien!pasien dengan perubahan
gambaran EK saat serangan angina sebelumnya. /nsidensi infark
miokard pada pasien dengan Prinzmetal angina diasosiasikan
dengan keparahan stenosis aterosklerotik koroner. 7,D Selain
itu, pada Prinzmetal angina dengan spasme yang berat dapat
menyebabkan
abnormalitas konduksi atrioventrikular dan menyebabkan artimia
ventricular yang dapat mengancam ji$a. %isiko sudden
death
diperkirakan sebesar &' dan lebih sering terjadi pada
pasien!pasien dengan multi"essel spasm.&
Pasien!pasien dengan Prinzmetal angina biasanya memiliki prognosis
yang baik, terutama pada pasien dengan tidak adanya
stenosis arteri koroner. Pasien dengan tidak adanya atau adanya
obstruksi ringan yang menetap akan memiliki ciri serangan yang
lebih
ringan. *apanese 8oronary Spasm ssociation -*8S1 menetapkan skor
untuk menggambarkan prognosis pada pasien dengan
Prinzmetal angina. Sistem skoring ini dapat dijabarkan sebagai
berikut3D
• %i$ayat adanya opname rumah sakit karena serangan jantung 7
poin
• %i$ayat merokok, angina saat istirahat, stenosis koroner organik,
spasme multivessel masing!masing & poin
• Penggunaan beta bloker " poin
• ambaran ST elevasi saat angina " poin
Skor total dari *8S ris# score ini menggambarkan kemungkinan
terjadinya ma$or ad"erse cardiac e"ents -48E1 di kemudian
hari.
Pada skor total )!& -rendah1, kemungkinan 48E sebesar &,('.
Sedangkan pada skor total 2!(, kemungkinan 48E sebesar D',
dan pada skor total 6 atau lebih memiliki kemungkinan 48E "2'.
D
31
dijelaskan diba$ah ini3
• yeri dada kiri seperti ditusuk hilang timbul < bulan
lalu S4%S, kemudian dirasa lagi seperti ditusuk " hari S4%S
• Sesak napas yang memberat dengan aktivitas " hari S4%S
• 0asil treadmill test ->1 " hari S4%S
". Pada anamnesis pasien didapatkan
Daftar masaa% Hip'tesis
yang hilang timbul sejak <
S4%S
S4%S
spasme setempat pembuluh koroner. Spasme
setempat ini menyebabkan reduksi diameter
pembuluh koroner secara tiba!tiba, sehingga
terjadi iskemia miokardia mendadak - supply
oksigen berkurang1 yang akan menyebabkan
nyeri dada.""
tiba pembuluh koroner, menyebabkan supply
berkurang dan akibatnya oksigenasi ke jaringan
tubuh terganggu.""
kegagalan otot jantung untuk menyalurkan
oksigen ke seluruh tubuh dikarenakan fungsi
jantung yang berkurang. Kemungkinan
tepat saat dipicu dengan treadmill test.
Pada pasien ini gejala nyeri dada kiri yang dirasa sejak < bulan
sebelum masuk rumah sakit, hilang timbul. yeri dada kiri
terjadi akibat spasme pembuluh arteri koroner tiba!tiba pada salah
satu arteri koroner, sehingga menyebabkan iskemia miokard
mendadak yang menyebabkan supply oksigen ke miokard berkurang.
"" yeri dada dirasa hilang timbul, tidak menentu, tetapi
lebih
33
sering pada malam hari dan pagi hari. yeri dada yang hilang timbul
ini sesuai dengan karakteristik nyeri Prinzmetal angina,
karena
umumnya spasme terjadi tiba!tiba, tidak dipicu oleh aktivitas
berat, sehingga dikatakan sebagai nonexertional
angina.7
Sesak napas juga dialami pasien saat nyeri dada, dan hilang dengan
istirahat. 4ekanisme sesak napas pada pasien ini juga
sama dengan nyeri dada, dikarenakan spasme tiba!tiba pembuluh
arteri koroner sehingga supply oksigen berkurang dan oksigenasi
ke
jaringan berkurang, menyebabkan terjadinya sesak napas.
7,""
&. Pada pemeriksaan fisik pasien3
2. Pada pemeriksaan penunjang3
Pada pemeriksaan stress test, didapatkan gambaran ST elevasi di
sandapan //, ///, aA?, sehingga kecurigaan a$al pada pasien
ini
adalah adanya acute coronary syndrome di inferior. ambaran
ST elevasi terjadi karena adanya peningkatan demand
saat
beraktivitas sehingga menimbulkan gambaran iskemia di
sandapan tersebut. Setelah dilakukan pengecekan biomarker
jantung,
didapatkan adanya peningkatan troponin, yang semakin menguatkan
diagnosis STE4/ inferior dikarenakan adanya kenaikan
biomarker dan EK istirahat yang normal."" Setelah
dilakukan kateterisasi, didapatkan hasil pembuluh koroner normal
tanpa
sumbatan, sehingga diagnosis Prinzmetal angina ditegakkan,
menyimpulkan bah$a gambaran iskemik yang terjadi dikarenakan
spasme arteri koroner tiba!tiba.D
pasien ini didasarkan dengan adanya ri$ayat diabetes mellitus
yang terkontrol sebelum masuk rumah sakit.
scardia <) mg, mengandung asetilsalisilat atau aspirin. Tujuan
pemberian aspirin <) mg adalah sebagai antiagregasi
trombosit,
untuk mencegah agregasi trombosit yang dapat berkembang menjadi
thrombus pada kasus!kasus penyakit jantung koroner.
"& Tetapi,
pada kasus Prinzmetal angina, pemberian aspirin tidak
dianjurkan karena dapat memicu terjadinya spasme pembuluh darah
yang
memperberat keadaan Prinzmetal angina.
torvastatin &) mg, merupakan derivate statin, diberikan dengan
tujuan untuk mengontrol kadar kolesterol darah pada pasien
dan
juga mencegah terbentuknya plak aterosklerotik pada
pasien!pasien dengan faktor risiko penyakit jantung koroner.
"2
/S+ ( mg, merupakan golongan nitrat, diberikan pada pasien bila
perlu sebagai vasodilator dengan tujuan untuk mengurangi
nyeri dada karena spasme pembuluh darah pada Prinzmetal
angina.
!.! 4'mpikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini adalah infark
miokard, terutama karena pasien ini memiliki perubahan
gambaran
EK saat terjadi serangan angina. Pasien ini juga memiliki faktor
risiko penyakit jantung koroner, yaitu diabetes mellitus dan
ri$ayat
merokok.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah timbulnya aritmia, tetapi
pada pasien ini kecil kemungkinannya karena tidak
ditemukannya spasme fokal menetap pada kateterisasi koroner.
35
!.$ Pr'#n'sis
#erdasarkan sistem skoring dari &apanese Coronary Spasm
Association -*8S1, pasien memiliki beberapa poin yang perlu
ditelaah. Pertama, ri$ayat merokok, lalu serangan angina saat
istirahat, dan gambaran ST elevasi saat angina. Total skor *8S
adalah
(, yang menandakan kemungkinan risiko terjadinya ma$or ad"erse
cardiac e"ents sebesar D'. Secara keseluruhan, prognosis
pada
pasien ini masih baik.
jantung koroner pada pasien. #eberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah3
! 0entikan kebiasaan merokok
! 4engontrol kadar gula darah dan kolesterol
! ;atihan jasmani teratur serta konsumsi makan makanan teratur
sesuai dengan diet yang dianjurkan
! 4enghindari adanya kondisi stress emosional berlebih yang dapat
memicu terjadinya serangan akut.
36
Prinzmetal angina adalah sebuah kondisi spasme pembuluh arteri
koroner secara mendadak yang menyebabkan terjadinya
manifestasi klinis yang mirip dengan penyakit jantung koroner,
seperti nyeri dada dan sesak napas. yeri dada yang dirasa
lebih
cenderung pada saat istirahat, dan juga disertai perubahan gambaran
EK saat terjadi serangan, yaitu gambaran ST elevasi.
Pada kasus ini, Tn. S datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
dada kiri seperti ditusuk hilang timbul sejak < bulan
terakhir,
terutama saat " hari sebelum masuk rumah sakit saat dilakukan
exercise stress test . Pasien juga memiliki gambaran ST
elevasi pada
sandapan //, ///, aA? saat serangan, sehingga pada a$alnya
diagnosis STE4/ inferior ditegakkan, ditunjang dengan kenaikan
enzim
jantung yaitu troponin. Pasien juga memiliki ri$ayat diabetes
mellitus terkontrol. Setelah dilakukan kateterisasi koroner,
tidak
didapatkan adanya stenosis arteri koroner, sehingga diagnosis
Prinzmetal angina ditegakkan. Terapi yang diberikan adalah /S+
untuk
menghilangkan nyeri jika perlu, ascardia untuk mencegah pembentukan
thrombus, $alaupun pada kasus!kasus Prinzmetal angina
pemberian obat ini dicurigai dapat menimbulkan serangan
spasme, dan juga atorvastatin untuk mengontrol kadar
kolesterol.
Pemberian metformin juga diberikan untuk mengontrol kadar gula
darah.
37
DA)TA PUSTA4A
". %uisi 4, %uisi P, %osero 0, Sch$eitzer P. Series of 9nfortunate
Events3 Prinzmetal ngina 8ulminating in Transmural
/nfarction in the Setting of cute astrointestinal 0emorrhage. Case
Reports in Cardiology. &)"2G"3".
&. 8ardiac 0ealth. Prinzmetal ngina. vailable at3
http355$$$.cardiachealth.org5prinzmetal'E&'<)'::s!angina .
ccessed on
*uly &, &)"7.
2. 0ealth rades /nc. Prevalence and /ncidence of Prinzmetal Aariant
ngina. vailable at3
http355$$$.rightdiagnosis.com5p5prinzmetalsHvariantHangina5prevalence.htm
. ccessed on *uly &, &)"7.
7. 0arrisson
(. Iuniga 8, 4esa , 4artinez I, 9rrea . PrinzmetalJs ngina. rg #ras
8ardiol. &)):G:2-&132)!&.
6. ational 0eart ?oundation of ustralia. 8oronary rtery Spasm.
vailable at3
http355$$$.heartfoundation.org.au5Site8ollection+ocuments58oronary!rtery!Spasm.pdf
. ccessed on *une &(, &)"7.
ccessed on *une &(, &)"7.
<. ;anza , 8areri , 8rea ?. 4echanism of 8oronary rtery Spasm.
8irc 0. &)""3"&73"DD7!<&.
38
af(6!2e"&&a2f":e2MchunkiidB7(2:) . ccessed on *une &(,
&)"7.
"). #eltrame *. Aariant ngina. vailable at3
http355$$$.escardio.org5communities5councils5ccp5e!
journal5volume""5Pages5variant!angina!*ohn!#
[email protected]$NA.
ccessed on *une &<, &)"7.
"". K# Keller, ;emberg ;. PrinzmetalJs ngina. m * 8rit 8are.
&))73"2-7132()!7.
"&. 0arun S, l$i S. /nfark 4iokard kut Tanpa Elevasi ST. /n3
Sudoyo =, Setiyohadi #, l$i S, Simadibrata 4, Setiati S,
Editors. #uku jar /lmu Penyakit +alam. (th ed. *akarta3
/nternaPublishingG &)):. p. "D(D, 6).
13.#ory 4, Pierron ?, Panagides +. 8oronary rtery Spasm in Patients
$ith ormal or ear ormal 8oronary rteries3 ;ong!
term ?ollo$!up of &DD patients. Eur 0eart *.
"::63"D3")"(.
39