Click here to load reader
Upload
drshunt
View
236
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Pembimbing : Dr. Adri Yanti, Sp. OG
Siti Masitah Hamzah 030.04.271
IDENTITAS
ANAMNESIS Tanggal masuk : 6 November 2010 (08.40am)
RPS pusing dan sakit kepala Mual ,muntah-muntah (+)perut bagian atas sakit sebelum muntah-
muntah. hamil 7 bulan. lemas dan gerakan bayi berkurang sejak 2 hari
SMRS. Keluar air, lendir dan darah(-)BAB (+) baik.BAK ↓ 1 hari SMRS
RIWAYAT HAID HAID pertama kali :13 thn Siklus haid teratur Lama : 5-7 hr/ setiap bln Ganti pembalut : 2-3x/hari HPHT : 24 /4/2010 ± 25mgu/HTA Tafsiran persalinan : 31 /1/2011
RIWAYAT PERKAWINAN 26 Juni 2001 9 thn (sampai skrg)
RIWAYAT KEHAMILAN
1. Abortus,± 3 bulan, di RS PKU, Yogjakarta (2001)
2. Abortus, ± 3 bulan di RSUD Dumai ( 2002)
3. bayi perempuan meninggal (usia 2 hari), Hamil 38-
39mgg/HTA, Persalinan pervaginam presentasi kepala
BBL : 2500gr di RSUD Dumai (akhir 2003)
4. laki-laki, hamil aterm, per. pervaginam presentasi
kepala (5 Mei 2005). BBL : 2600gr di RSUD Dumai
sehat
5. IUFD ,hamil aterm, bayi perempuan, BBL : 2800gr,
per. Pervaginam di RSUD Bangka (2008)
6. Hamil ini (G6P3A2 H1)
RIWAYAT ANC Pila Arta bidan 4 kali untuk hamil ini USG (-) Keluhan pusing + sakit kepala hamil ± 4 bulan
(Agustus 2010) makan obat hipertensi 3 hari. tidak pernah ke dokter/RS
RIWAYAT OPERASI Kuretase 2x abortus (2001 & 2002)
RIWAYAT KB KB suntik 1 bln & 3 bln sejak 2006
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ibu os hipertensi sejak usia 40thn
RIWAYAT ALERGI : (-)
POLA HIDUP Rokok, obat terlarang, alkohol (-) Jamu atau ke tukang urut (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Keadaan gizi Lebih
Kesadaran Compos Mentis TB/BB 155cm/75kg
Tekanan Darah 230/160 mmHg Nadi 103x/menit
Pernafasan 24x/menit Suhu 37,2’C
STATUS GENERALIS
Kulit : tampak ikterik seluruh tubuh, pucat,
Muka : tampak edema pada wajah
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+
Telinga : normotia, secret -/-, perdarahan -/-
Hidung : dalam batas normal Mulut/ gigi : dalam batas normal
Leher : Trakea lurus ditengah, kelenjar tiroid (-)
Payudara : Areola mamae membesar, hitam, papila mamae menonjol, produksi ASI (-)
Jantung : BJ1 BJ2 reguler,murmur (-), gallop (-)
Paru : Sn Vesikuler, Ronki -/- Wheezing - Perut : tampak membuncit, NT(-),BU (+) normal Hati : sulit untuk diperiksa Ginjal : balotement (-) Limpa : sulit untuk diperiksa Punggung : dalam batas normal Ekstrimitas : Akral hangat, oedema tangan (+/+), oedema
tungkai (+/+) Refleks : fisiologis (+), Patologis (-) Rectum / anus : Baik
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
PEMERIKSAAN LUAR
InspeksiTampak perut buncit sesuai masa kehamilan,linea nigra +, striae
gravidarum +
Palpasi Pemeriksaan Leopold: LI : TFU 1 jari di bawah umbilikus, teraba bagian besar
dan lunak. LII : teraba bagian punggung di kiri ibu LIII : teraba bagian lunak di bawah LIV : kontraksi (-), gerakan bayi (-)
Auskultasi Denyut jantung bayi tidak terdeteksi
PEMERIKSAAN DALAM
VT tidak ada pembukaan, portio tebal, lunak,
tebal 1,5 cm, darah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANGUSG Tidak tampak denyut jantung janin dan gerakan janin
IUFD Ukuran Diameter Biparietal : ± 24minggu + 0 hari Ukuran Panjang Femur : ± 24minggu + 0 hari
LABORATORIUM Tanggal 6 November 2010 (jam : 11.00)
Darah Hasil Nilai Normal
Lekosit 15,8 (3,5 – 10,0) rb/mm3
SDM 4,7 (3,8 – 5,80) jt/mm3
Hemoglobin 14,5 (11,0 – 16,5) g/dl
Hematokrit 41,9 (35,0 – 50,0) %
Trombosit 63 (150 – 390) rb/mm3
MCV 89 (80 – 97) fl
MCH 30,7 (26,5 – 33,5) pg
MCHC 34,5 (31,5 – 35,0) g/dl
Limfosit 2,1 (1,2 – 3,2) rb/mm3
Monosit 0,8 (0,3 – 0,8) rb/mm3
Granulosit 12,9 (1,2 – 6,8) rb/mm3
Golongan darah A
HbSAg (-) (-)
GDS 77,6 (80 – 200) mg/dl
Fungsi Hati
Bilirubin Total 10,81 1,1 mg/dl
SGOT 607 (38 :32) U/l
SGPT 233 (41 : 31) U/l
Fungsi Ginjal
Ureum 71,0 (10 – 50) mg/dl
Kreatinin 1,39 (0,7 – 1,2: 0,5-0,9) mg/dl
Elektrolit
Natrium 138 135-155 meq/l
Kalium 3,0 3,5-5,0 meq/l
Klorida 108 100-120 meq/l
Urin Rutin
Volume < 20 cc/jam Sedimen
Warna Merah kecoklatan Lekosit Penuh/LPB
Kejernihan Keruh Eritrosit Penuh/LPB
Ph 6 Epitel +
Protein +4
Darah samar +5
RESUME
DAFTAR MASALAH Diagnosa ibu :
G6P3A2 H1 Hamil 24minggu/USG,
HELLP Syndrome kelas II dan susp Gagal ginjal Akut ec. PEB
Riwayat obstetrik buruk (IUFD 1 kali + kematian bayi usia 2 hari)
Diagnosa janin :
janin tunggal IUFD, letak sungsang
PENATALAKSANAAN Rencana diagnosis : Observasi TTV/ 30 menit, perdarahan
Balance cairan Cek ulang darah lengkap, fungsi ginjal dan elektrolit
12 jam
Rencana terapi : Bedrest Terminasi kehamilan dengan induksi folley catheter + ½ tab Misoprostol vaginal
IVFD : RL / 6 jam – 30tpmCeftriaxone 3 x 1grNifedipine 3x 10mgMetil dopa 3x 250mgFurosemide 2 x 10 mg (iv)Diet rendah garam
Rencana edukasi : Informasikan tentang kematian janin dan berat penyakit serta
intervensi tindakan yang akan di lakukan.Inform consent induksi persalinanKonseling pasien dan keluarga
TGL(WKT)
TD GEJ. LEU TROM SGOT SGPT
PROT BIL TOL
UR/CR
URIN TH/
6/11/10
08.30(IGD)
240/160 Ikterik, pusing, mual, muntah, nyeri epigastrium
IVFD D5% / 8 jamPasang cateter urine
09.30(VK)
230/150 IdemIUFD (24 minggu) /
USG
Observasi TTV ketatBalance cairan
O2 3 L/menit
09.45 220/150 Hematuria(marked frank)
Nifedipine 10 mg (PO)EKG, Lab DL, urine, LFT,
Fungsi ginjal11.00 210/150 15,8 63000 607 233 10,81 71,0/1
,39IVFD RL 2 kolf 30 tpm
14.30 200/150 IVFD RL/6 jamDopamet 250 mgNifedipine 10 mg
16.00 190/140 300 cc Folley induksiCytotec ½ tab per rectal
17.00 180/130 18,6 69000 Hematuria
19.00 180/120 Ceftriaxone 3x1 gr (iv)Lasix 1 amp (iv)
Min minum : 600cc20.00 180/120
21.00 180/120 300 cc Balance cairan + 400cc / 8jam
22.00 190/140 Gelisah, perut mules
Nifedipine 10 mg PODopamet 250 mg PO
23.00 180/130
7/11/10
01.00 160/115 mules
TGL(WKT)
TD GEJ. LEU
TROM
SGOT
SGPT PROT
BIL TOL
UR/CR
URIN TH/
03.00 160/120 Mules bertambah kuatAir-air (+) VT : Ø 10 cm, teraba bokong H
III
Folley induksi lepas
03.15 120/90 Bayi ♀ lahir sungsang (IUFD)BBL : 550 grPBL : 30 cmMaserasi (-)Plasenta lahir spontan, rapuh.Kontraksi uterus baik
04.00 120/90
05.00 140/110 Keluhan (-)
06.00 150/110 Balance cairan : +80cc
08.00 170/120 Nifedipine 10 mg PODopamet 250 mg PO
10.00 150/80 100 ccslight
12.00 150/90 18,9 60000 6,5 117,2 / 1,35
Diuresis : 350 cc/12 jam
RL + KCL 12,5meq/12jam
Lasix 2x1 iv
14.00 150/90 Ikterik ↓ Dopamet 250 mgNifedipine 10 mg
19.00 160/90 500 ccUrine jernih
20.00 150/90 Edema ↓
21.00 160/100 Dopamet 250 mgNifedipine 10 mg
TGL(WKT)
TD GEJ. LEU TROM SGOT SGPT PROT BIL TOL
UR/CR URIN TH/
01.00 130/90 300 cc
04.00 140/90
06.00 130/90 Ikterik (-) 500 cc Balance cairan : -525 cc
13.00 140/90 Edema (-) 300 cc Balance cairan : +200 ccDiuresis : 2000cc/24 jam
RL/12 jamLasix stop
Nifedipine 3x10mgDopamet 2x250mg
KSR 2x1 tabCefadroxyl 3x500mg
20.00 150/90 650 cc
07.00 140/80 15,4 131 40 55 76,9/1,09 600cc
10.00 140/90 Pasien rencana pulang
DIAGNOSIS
G6P3A2 H1 hamil 24mg/USGHELLP syndrome kelas 11suspek Gagal ginjal Akut (ARF) +IUFD ec causa Preeklamsia Berat Report of the National High Blood Pressure Education Programme Group on
High BP in Pregnancy 2000. 1 atau lebih gej PEB Tek darah sistolik ≥ 160 mmHg + tek. darah diastolic ≥ 110 mmHg Proteinuria > 5gr/ 24 jam atau +4 Oliguria ↑ kadar kreatinin plasma Gguan visus dan cerebral : penurunan kesadaran , nyeri kepala, skotoma & pand. Kabur Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen Edema paru dan sianosis. Hemolisis mikroangiopati Trombositopenia berat Gangguan fungsi hepar IUGR HELLP syndrome
Weinstein dan Sibai et al’-- kriteria HELLP syndrome--
Hemolisis Diagnosis hemolisis dapat ditegakkan bila ada 2 atau lebih dari kriteria berikut:
○ Sediaan apus darah tepi abnormal (schytocite dan sel Burr)○ Peningkatan kadar bilirubin serum total ≥ 1.2 mg/dL○ Penurunan kadar serum haptoglobin○ Penurunan kadar haemoglobin secara signifikan yang tidak
berhubungan dengan perdarahan
Elevasi kadar enzim hepar Kadar serum aspartat aminotransferase > 70 U/L Kadar laktat dehidrogenase > 600 U/L
Trombositopenia Jumlah trombosit < 100000/ mm3
PADA PASIEN :-HEMOLISIS + OLIGURIA <20cc/jam-SGOT/SGPT/BIL TOTAL : 607/233/10,81-TROMBOSITOPENIA (63000/mm3)
Tanda / gejala berdasarkan Sibai et. al Hipertensi 85% proteinuria 87% Nyeri epigastrium /abdomen kuadran kanan atas 40-90% mual dan muntah 29-84% nyeri kepala 33-60% gangguan visual 10-20% perdarahan mukosa 10% ikterus 5%
Onset HELLP syndrome antepartum 72% post partum 28% (<48 jam 80%; >48 jam 20%).
Berdasarkan usia gestasi, onset HELLP syndrome paling sering terjadi pada usia 28-36 minggu.
Komplikasi terjadinya gagal ginjal akut pada HELLP syndrome : 5-8%.
SUSPEK GAGAL GINJAL AKUT produksi urin saat masuk <20ml/jam + hematuria + peningkatan ureum dan kreatinin + pasien muntah2 > 10x dicurigai adanya dehidrasi
Gagal ginjal akut kehamilan biasanya terjadi akibat defisit berat pada aliran darah area kortikal ginjal.
60% kasus, hipoperfusi disebabkan oleh preeklampsia
30% disebabkan oleh perdarahan berat akibat plasenta previa atau solusio plasenta
5 % pada sindrom nefrotik berat, hipertensi malignan, atau hemolitic uremic syndrome akibat perfusi tidak adekuat.
Pada jumlah kecil, gagal ginjal obstetric disebabkan oleh obstruksi uretral akibat pembesaran uterus atau terjadinya proses inflamasi akut seperti lupus nefritis.
Diagnosis janin : IUFD WHO dan American College of Obstetricians and
Gynecologist IUFD adalah kematian janin intra uterin dengan berat
janin 500 gram atau lebih
United States National Center for Health Statistic, IUFD dibagi menjadi :
Early Fetal Death yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
Intermediate Fetal Death yaitu kematian janin yang berlangsung antara usia kehamilan 20-27 minggu.
Late Fetal Death yaitu kematian janin yang berlangsung pada usia lebih dari 28 minggu.
PENATALAKSAAN Observasi TTV dan perdarahan / 30 menit Balance cairan Cek ulang darah lengkap, fungsi ginjal dan
elektrolit Terminasi kehamilan dengan induksi folley catheter
dan ½ tab Misoprostol vaginal. Terapi cairan diberikan IVFD : RL / 6 jam (30tpm) Nifedipine 3 x 10 mg Metil dopa 3 x 250 mg Furosemide 2 x 10 mg (inj) Anjuran bedrest dan diet rendah garam Edukasi :
Informasi tentang kematian janin dan berat penyakit serta intervensi tindakan yang akan di lakukan
Informed consent induksi persalinan dan konseling pasien dan keluarga.
Tata Laksana (literatur)
Rawat di rumah sakit Manajemen PEB pencegahan
kejang, mengatasi hipertensi, dan persalinan
Pengelolaan cairan resiko tinggi edema paru dan ARF Monitoring balance cairan
Analisa Tatalaksana Penggunaan MgSO4 kontra indikasi
bagi pasien ini Nifedipine & Metil Dopa Anti HT Nifedipine Pencegahan kejang Ceftriaxone Pencegahan infeksi IUFD Terminasi kehamilan
(Induksi persalinan)
HELLP SYNDROME
DEFINISI
Sindrom yang terjadi akibat pre eklampsia/ Eklampsia
Terdiri dari:Hemolisis,Kelainan tes fungsi hati Jumlah trombosit yang rendah
PATOGENESIS•Kerusakan endotel mikrovaskuler•Aktivasi trombosit intravaskuler
VasospasmeAglutinasi
Agregasi trombosit
Kerusakan endotel
HELLP SYNDROME
HEMOLISIS
Anemi hemolitik mikroangiopati Eritrosit terfragmentasi saat melewati
pembuluh darah kecil yang endotelnya rusak dengan deposit fibrin.
SADT Spherocytes
Schistocytes
Triangular cells
Burr cells
Elevated Liver Enzyme
Obstruksi aliran darah hati oleh deposit fibrin di
sinusoid
VARIASI DIC
TROMBOSITOPENIA PADA HELLP SYNDROME
Sibai dkk. DIC : TrombositopeniKadar fibrinogen ↓ (fibrinogen plasma < 300 mg/dl)Fibrin split product > 40 µg/ml2
FAKTOR RESIKO
HELLP syndrome Preeklampsia
Multipara
Usia > 25 tahun
Ras kulit putih
Riwayat obstetrik buruk
Nullipara
Usia < 20 tahun atau > 40
tahun
Riwayat keluarga preeklampsia
ANC minimal
Diabetes mellitus
Hipertensi kronis
Kehamilan multipel
MANIFESTASI KLINIS Nyeri epigastrium atau nyeri
perut kanan atas (90%) Mual dan muntah (50%) Riwayat malaise selama
beberapa hari sebelum timbul tanda lain
Perbedaan Laboratorium AFLP dan sindrom HELLP
AFLP HELLP syndrome
Glukosa
Asam urat
Kreatinin
Trombosit
Fibrinogen
Protrombin time
Partial
Tromboplastin Time
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah atau Normal
Rendah
Memanjang normal
Memanjang normal
Normal
Tinggi
Tinggi
Rendah atau normal
Normal sampai
meningkat
DIAGNOSIS
Hemolisis Kelainan sediaan apus darah tepi Total bilirubin > 1,2 mg/dl Penurunan kadar serum haptoglobin Penurunan kadar Hb secara signifikan yang tidak berhubungan dengan perdarahan
Peningkatan fungsi hati Serum aspartate aminotransferase (AST) > 70 U/L Kadar laktat dehidrogenase > 600 U/L
Jumlah trombosit yang rendah Jumlah trombosit < 100000/ mm3
The Laboratory diagnostic criteria used at the University of Tennessee Division of Maternal Fetal Medicine, Memphis TN. Witlin and Sib ai (1999) Sib
DIAGNOSIS BANDING Perlemakan hati akut dalam kehamilan Apendistis Gastroenteritis Kolesistitis Batu ginjal Pielonefritis Ulkus peptikum Glomerulonefritis trombositopeni idiopatik Trombositipeni purpura trombotik Sindrom hemolitik uremia Ensefalopati dengan berbagai etiologi Sistemik lupus eritematosus (SLE)
KLASIFIKASIBerdasarkan jumlah kelainan yang ada: Sindrom HELLP parsial (Satu atau dua kelainan) Sindrom HELLP total (Ketiga kelainan)
Berdasarkan jumlah trombosit (Martin dkk.)Kelas I Jumlah trombosit < 50.000/mm3.Kelas II Jumlah trombosit antara 50.000 - 100.000/mm3Kelas III Jumlah trombosit antara 100.000 - 150.000/mm3.
TATA LAKSANA1. Menilai dan menstabilkan kondisi ibu a. Jika ada DIC, atasi koagulopati b. Profilaksis anti kejang dengan MgSO4 c. terapi hipertensi berat d. Rujuk ke pusat kesehatan tersier e. CT scan atau USG abdomen bila diduga hematoma subkapsular hati2. Evaluasi kesejahteraan janin a. Non stress test b. Profil biofisik c. USG3. Evaluasi kematangan paru janin jika umur kehamilan < 35 minggu a. Jika matur, segera akhiri kehamilan b. Jika imatur, beri kortikosteroid lalu akhiri kehamilan
sindrom HELLP harus diterapi profilaksis MgSO4 Bolus 4-6 g MgSO4 20% dosis awalinfus
2 g/jam. Pemberian infus sesuai produksi urin dan
diobservasi terhadap tanda dan gejala keracunan MgSO4.
Jika terjadi keracunan, berikan 10-20 ml kalsium glukonat 10% iv.
Terapi anti hipertensi harus dimulai jika tekanan darah menetap > 160/110 mmHg
Tujuannya mempertahankan tekanan darah diastolik 90 - 100 mmHg. hydralazine (Apresoline®) iv dalam dosis
kecil 2,5-5 mg (dosis awal 5 mg) tiap 15-20 menit.
Labetalol (Normodyne®) nifedipine
evaluasi kesejahteraan bayi tes tanpa tekananprofil biofisik, biometri USG
harus diputuskan apakah perlu segera mengakhiri kehamilan. Amniosentesis segera mengakhiri kehamilan dengan seksio
sesarea, pendekatan lebih konservatif memperpanjang
kehamilan janin masih immatur.
Jika sindrom ini timbul kehamilan ≥35 minggu
jika ada bukti bahwa paru janin sudah matur, atau janin dan ibu dalam kondisi berbahaya, terapi definitif ialah mengakhiri kehamilan.
Jika tanpa bukti laboratorium adanya DIC dan paru janin belum matur, 2 dosis steroid untuk akselerasi pematangan paru
janin, dan kehamilan diakhiri 48 jam Namun kondisi ibu dan janin harus dipantau
secara kontinu selama periode ini.
Goodlin --terapi konservatif dengan istirahat ↑volume plasma infus albumin 5 atau 25% meningkatkan jumlah trombosit.
Thiagarajah -- ↑ jumlah trombosit dan enzim pemberian prednison atau betametason.
Clark dkk. melaporkan tiga kasus sindrom HELLP istirahat mutlak dan penggunaan kortikosteroid. Kehamilan pun dapat diperpanjang sampai 10 hari, semua persalinan melahirkan anak hidup jumlah trombosit lebih dari 100.000/mm3 atau mempunyai enzim hati
yang normal.
Dua laporan terbaru penggunaan kortikosteroid saat antepartum dan postpartum perbaikan hasil laboratorium dan produksi urin
TERMINASI KEHAMILAN
Sindroma HELLP BUKAN indikasi SC untuk kehamilan aterm
Untuk kehamilan > 32 minggu indikasi partus pervaginam
Untuk usia kehamilan < 32 minggu dengan serviks belum matang indikasi SC
KOMPLIKASI HELLP SYNDROME DIC
Solusio plasenta Adult respiratory distress syndrome Kegagalan hepatorenal Oedem paru Hematom subkapsular dan ruptur hati Pada janin :
IUFDIUGRRDS
PENANGANAN HELLP SYNDROME
USIA GESTASI < 32 MINGGU
USIA GESTASI 32-34 MINGGU
USIA GESTASI >34 MINGGU
KORTIKOSTEROID
KORTIKOSTEROID
OBSERVASI RESPON KLINIK
KONSERVATIF TERMINASI
YA
TIDAK
* YA
MEMBURUK
STABIL
Konsul pasien untuk mendapatkan pertolongan
TERMINASI
PANTAU PASIEN DI FASILITAS
PUSAT PERAWATAN
TERSIER
Jika kehamilan dilanjutkan 2 minggu/ lebih untuk pematangan
paru janin
Transfer pasien ke fasilitas pusat perawatantersier yang
mempunyai NICU
*
PROGNOSIS
Semakin awal HELLP SYNDROME
terdeteksi dengan tatalaksana segera
Prognosis baik bagi ibu dan janin
ACUTE RENAL FAILURE ec PREEKLAMPSIA BERAT
PREEKLAMPSIA
OLIGURIA
Hilang setelah
melahirkan
AnuriaAcute tubular
necrosisBilateral cortical
necrosisKematian maternal
PATOFISIOLOGI
PREEKLAMPSIA
HIPOVOLEMIA
OLIGURIA ANURIA
VASOSPASME ARTERIOL
RENAL
DEPOSIT FIBRIN PADA VASKULER
RENAL
TATA LAKSANATerminasi kehamilan bila
telah aterm Terapi cairan (Hidrasi)Diuretik Furosemide
PROGNOSIS
Umumnya baik setelah terminasi kehamilan (Perbaikan terjadi dalam waktu singkat
IUFD
INTRA UTERINE FETAL DEATH
Kematian janin intra uterin dengan berat janin 500 gram atau lebih (WHO)
Klasifikasi (USNC for Health Statistic):Early Fetal Death IUFD pada usia kehamilan
< 20 minggu (Abortus)Intermediate Fetal Death IUFD pada usia
kehamilan 20-28 mingguLate Fetal Death IUFD pada usia lebih dari 28
minggu
ETIOLOGI Multifaktorial:
Faktor fetalFaktor plasenta dan tali pusatFaktor maternalFaktor iatrogenikIdiopatik
DIAGNOSIS Gerak janin (-) Denyut jantung janin (-) Abdomen bertambah kecil Oligohidramnion
PROTOKOL PEMERIKSAAN IUFDCunningham dan Hollier (1997)
1. Deskripsi bayiMalformasiBercak/ nodaWarna kulit – pucat, pletoricDerajat maserasi
2. Tali pusatProlapsPembengkakan - leher, lengan, kakiHematoma atau strikturJumlah pembuluh darahPanjang tali pusat
PROTOKOL PEMERIKSAAN IUFDCunningham dan Hollier (1997)
3. Cairan Amnionwarna – mekoneum, darahkonsistensivolume
4. Plasentaberat plasentabekuan darah dan perlengketanmalformasi struktur – sirkumvalata, lobus aksesoriusedema – perubahan hidropik
5. Membran amnionbercak/nodaketebalan
GRADASI MASERASI IUFDGRADE TANDA
Grade 0 (durasi < 8 jam) Kulit kemerahan ‘setengah matang’
Grade I (durasi > 8 jam) Kulit terdapat bullae dan mulai mengelupas
Grade II (durasi 2-7 hari) Kulit mengelupas luas, efusi cairan serosa di rongga toraks dan abdomen
Grade III (durasi >8 hari) Hepar kuning kecoklatan, efusi cairan keruh, mungkin terjadi mumifikasi.
KOMPLIKASI
Gangguan psikologis Infeksi Kelainan pembekuan darah Inersia uteri Retensio plasenta HPP
PENCEGAHAN
ANC teratur Hindari infeksi Hindari rokok Hindari alkohol Hindari penggunaan obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA1. Barton JR, Sibai BM. Management of severe hypertension in
pregnancy-USA. In: Walker JJ.,Gant NF, eds. Hypertension in pregnancy. London: Chapman & Hall, 1997; 300-6.
2. Berkowits RL. Hypertension in pregnancy. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL eds. Obstetrics normal & problem pregnancies. 3 rd ed. New York : Churchill Livingstone, 1998; 947-53.
3. Sibai BM, Rodriquest JJ. Preeclampsia : diagnosis and management. In : Norbert G ed. Principles and practice of medical therapy in pregnancy.2nd ed. California Appleton and Lange, 1991; 878-9.
4. Padden MD. HELLP syndrome: Recognition and perinatal management. Available from : http./members. Tripad.. Com/Ander Pander/hellp.html. accessed at: Sept 2001.
5. Abramovici D, Mattar F, Sibai BM. Hypertensive disorders in pregnancy. In Ransom SB, Dombrowski MP, Mc Neeley SG, Moghissi KS, Munkarah AR, eds. Practical strategies in obstetrics and gynecology. Philadelphia: WB Saunders Co, 2000; 384-6.
6. Mordechai H. Hypertension in pregnancy. In: James KD, Steer JP, Weiner CP, Gonik B, Eds. High risk pregnancy management option. 2nd ed. London: WS Saunders, 1999; 650-1.
7. Sibai BM. Preeclampsia-eclampsia. In: Queenan JT, ed. Management of high risk pregnancy. 3rd ed. Boston: Blackwell Scientific Publ.1999; 3 80-1
8. Isler CM, Barrileaux PS, Magann EF, Bass JD, Marthin JN. A Prospective randomized trial comparing the efficacy of dexamethasone and betamethasone for the treatment of antarpartum HELLP syndrome. Am J Obstet Gynecol 2001; 184: 1332-9
DAFTAR PUSTAKA9. Hibbard LT: Maternal mortality due to acute toxaemia. Obstet
Gynecol 1983;42:263.10. Sibai BM, Villar MA, Mabie BC: Acute renal failure in hypertensive
disorders of pregnancy: Pregnancy outcome and remote prognosis in thirty-one consecutive cases. Am J Obstet Gynecol 1990;162:777-783.
11. Clark SL, Greenspoon JS, Adhahl D, et al: Severe preeclampsia with persistent oliguria: Management of hemodynamic subsets. Am J Obstet Gynecol 1986;154:490-494.
12. Cunningham, FG. Williams Obstetrics 21st Edition. McGraw Hill. USA. 1073-78, 1390-94, 1475-77.
13. Dutta, DC. Text Book of Obstetrics 4th Edition. New Central Book Agency. Calcutta. India. 1998. 312, 343-347.
14. Winknjosastro H. Ilmu Kebidanan Edisi III cetakan 5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 1999. 572-5.
15. Shover, DS. Clinical Manual of Obstetrics 2nd Edition. McGraw Hill. USA. 1993. 264-6.
16. American College of Obstetricians and Gynecologists: Diagnosis and management of fetal death. ACOG Technical Bulletin 176 – January 1993. Int J Gynaecol Obstet 1993 Sep; 42(3): 291-9