29
CASE REPORT PTERYGIUM

CASE REPORT mata edit.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

CASE REPORT

PTERYGIUM

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S. M• Umur : 47 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Status Pernikahan : Menikah• Pekerjaan : PNS• Agama : Islam• Tanggal Pemeriksaan : 26 Juni 2013• No. RM : 00310xxx

ANAMNESIS

Keluhan utama: Kedua mata terasa kaburRPS:

Pada tanggal 26 juni pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan dan kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu. Pasien juga mengaku mata sering merah, berair, dan terasa menganjal saat berkedip.

RPD:• Keluhan serupa : disangkal• Rawat inap : disangkal• DM : disangkal• HT : disangkalRPK:• DM : disangkal• HT : disangkal

STATUS OPTHALMOLOGYNO PEMERIKSAAN MATA OD OS

1. VISUS AmetropiaSC: 6/20

CC: S -1.50 = 6/9ADD +1.75

AmetropiaSC: 6/7,5

CC: S -0,25 = 6/6ADD +1.75

2. PALPEBRA Tenang Tenang

3. KONJUNGTIVA Terdapat jaringan fibrofaskular berbentuk

segitiga sampai pupil

Terdapat jaringan fibrofaskular berbentuk segitiga sampai limbus

kornea

NO PEMERIKSAAN MATA OD OS

4. KORNEA Jernih, Sebagian tertutupi jaringan fibrovaskular

Jernih, Sebagaian tertutupi jarinagn

fibrovaskular

5. COA Jernih, Dalam Jernih, Dalam

6. IRIS bentuk iris normal, warna coklat kehitaman

bentuk iris normal, warna coklat kehitaman

7. PUPIL Bulat, Diameter 3 mm, RC: +/+

Bulat , Diameter 3 mm, RC: +/+

8. LENSA Jernih Jernih

9. FUNDUS MEDIA Jernih Jernih

10. PAPIL N. OPTICUS batas tegas, a/v ; 2/3, c/d rasio 0,3

batas tegas, a/v ; 2/3, c/d rasio 0,3

NO PEMERIKSAAN MATA OD OS

11. MACULA LUTEA reflex fovea (+) . reflex fovea (+) .

12. RETINA DBN DBN

13. TIO (TEKANAN INTRA OKULER)

N N

RESUME

Perempuan 47 tahun mengeluh kedua mata terasa kabur sejak 2 tahun, sering merah, berair dan terasa menganjal saat berkedip. DM (-) , hipertensi (-). Pemeriksaan visus didapatkan OD & OS ametropia, OD: SC: 6/20 CC: S -1.50 = 6/9 ADD +1.75, OS: SC: 6/7,5 CC: S -0,25 = 6/6 ADD +1.75, Konjungtiva OD terdapat jaringan fibrofaskular berbentuk segitiga sampai pupil, konjungtiva OS terdapat jaringan fibrofaskular berbentuk segitiga sampai limbus kornea, kornea OD & OS sebagian tertutupi jaringan fibrovaskular. Pemeriksaan mata yang lain dalam batas normal.

Diagnosis

OD : Pterygium grade IV dengan miopiaOS : Pterygium grade I dengan miopia

Diagnosis banding

• Pseudopterigium• Pannus• Kista dermoid

Prognosis

• visus : ad bonam• kosmetika : ad bonam• fungsional : ad bonam• vitam : ad bonam

Penatalaksanaan

• Koreksi visus• Non operatifXytrol 3 x 1• OperatifEkstraksi pterigium

PEMBAHASAN

• Anamnesis →mata kanan dan kiri kabur, sering merah, berair,dan terasa mengganjal saat berkedip.

• Pemeriksaan eksterna dan slit lamp: konjungtiva bulbi dan kornea terdapat jaringan fibrovaskular yang menyebabkan gangguan pengelihatan berupa pengelihatan kabur menganjal saat berkedip.

• Pterigium diduga disebabkan iritasi kronik akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas

• Etiologi tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan neoplasma, radang, dan degenerasi

• Pada pemeriksaan VisusPemeriksaan visus didapatkan OD & OS ametropia, OD: SC: 6/20 CC: S -1.50 = 6/9 ADD +1.75OS: SC: 6/7,5 CC: S -0,25 = 6/6 ADD +1.75

• Tatalaksana :- Koreksi visus- Antiinflamasi : xytrol 3x1 - Operasi : ekstraksi pterygium

TERIMAKASIH

TINJAUAN PUSTAKA

• Anatomi konjungtiva

ANATOMI KORNEA

PTERIGIUM

Epidemiologi

• 1,2% ditemukan di daerah urban pada orang kulit putih dan 23,4% di daerah tropis.

• Angka kejadian pterigium, yang meningkat bila mendekati khatulistiwa (37° LU dan 37° LS). Prevalensi penderita pterigium sebesar 22,5% dan akan terus menurun sampai 2% pada daerah 40° LU dan LS

• Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinarmatahari tinggi, risiko timbulnya pterigium 44× lebih tinggi dibandingkan daerah non-tropis, dengan prevalensi untuk orang dewasa > 40 tahun adalah 16,8%; laki-laki 16,1% dan perempuan 17,6%.

Etiologi• Pterigium diduga disebabkan iritasi kronik

akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas

• Etiologi tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan neoplasma, radang, dan degenerasi

Patogenesis • Ultraviolet → mutagen u/ p53 tumor suppressor gene

pada limbal basal stem cell tanpa apoptosis, transforming growth factor- beta overproduksi →kolagenase ↑. Sel-sel bermingrasi dan angiogenesis ↑→ degenerasi kolagen & terlihat jaringan subepitelial fibrovaskular.

• Jaringan subkonjungtiva →degenerasi elastoik& proliferasi jaringan granulasi vascular di bawah epithelium →menembus kornea. Kerusakan pada kornea terjadi pada lapisan membrane bowman oleh pertumbuhan jaringan fibrovaskular.

Gejala Klinis • Mata sering berair dan tampak merah• Merasa seperti ada benda asing• Timbul astigmatisme• Penglihatan menurun.

Derajat pterigium

• Derajat 1 : terbatas pada limbus kornea• Derajat 2 :melewati limbus kornea tetapi

tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.• Derajat 3 :melebihi derajat 2 tetapi tidak

melebihi pinggiran pupil mata.• Derajat 4 :sudah melewati pupil .

Tatalaksana

1. Xytrol2. Ektraksi pterigium

Indikasi operasi

• Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih dari 3 mm dari limbus.

• Pterigium yang mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil.

• Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau karena astigmatismus.

• Kosmetik

PEMBAHASAN

• Anamnesis →mata kanan dan kiri kabur, sering merah, berair,dan terasa mengganjal saat berkedip.

• Pemeriksaan eksterna dan slit lamp: konjungtiva bulbi dan kornea terdapat jaringan fibrovaskular yang menyebabkan gangguan pengelihatan berupa pengelihatan kabur menganjal saat berkedip.

• Pterigium diduga disebabkan iritasi kronik akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas

• Etiologi tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan neoplasma, radang, dan degenerasi

• Pada pemeriksaan VisusPemeriksaan visus didapatkan OD & OS ametropia, OD: SC: 6/20 CC: S -1.50 = 6/9 ADD +1.75OS: SC: 6/7,5 CC: S -0,25 = 6/6 ADD +1.75

• Tatalaksana :- Koreksi visus- Antiinflamasi : xytrol 3x1 - Operasi : ekstraksi pterygium

Edukasi pasien

1. penyakit ini dapat berulang2. menghindari faktor resiko seperti paparan

sinar matahari, debu, kotoran, udara kering dengan memakai pelindung mata seperti kacamata pelindung.

TERIMA KASIH