37
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 merupakan kerja sama usaha dalam memproduksi biodiesel antara PT. Pamina Adolina dengan PT. Ganesha Energy 77. PT. Pamina Adolina merupakan anak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng, sedangkan PT. Ganesha Energy 77 merupakan produsen biodiesel Indonesia. Kerja sama ini merupakan perwujudan pembangunan industri biodiesel di Indonesia. Setelah merasakan beban berat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pukulan telak terhadap ekonomi akibat kenaikan BBM pada tanggal 1 Oktober 2005, terlihat kesadaran bersama telah tumbuh untuk mewujudkan industri biodiesel. Presiden, Wakil Presiden, Menteri, para CEO BUMN dan banyak pihak lainnya telah bersepakat bahwa industri biodiesel layak diprioritaskan. Berdasarkan instruksi Presiden kepada Menteri Negara BUMN melalui Inpres Nomor 1 tahun 2006 mendorong BUMN untuk mengembangkan bahan bakar nabati. Melihat perkembangan situasi tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) bersinergi dengan PT. Ganesha Energy 77 untuk segera mewujudkan industri biodiesel. Proyek investasi pembangunan pabrik biodiesel dengan kapasitas produksi 8.000 liter/hari dari bahan baku CPO dan/atau stearin yang merupakan produksi Universitas Sumatera Utara

Chapter II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chapter II

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77

merupakan kerja sama usaha dalam memproduksi biodiesel antara PT. Pamina

Adolina dengan PT. Ganesha Energy 77. PT. Pamina Adolina merupakan anak

perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang

pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng, sedangkan PT.

Ganesha Energy 77 merupakan produsen biodiesel Indonesia.

Kerja sama ini merupakan perwujudan pembangunan industri biodiesel di

Indonesia. Setelah merasakan beban berat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)

pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pukulan telak terhadap

ekonomi akibat kenaikan BBM pada tanggal 1 Oktober 2005, terlihat kesadaran

bersama telah tumbuh untuk mewujudkan industri biodiesel. Presiden, Wakil

Presiden, Menteri, para CEO BUMN dan banyak pihak lainnya telah bersepakat

bahwa industri biodiesel layak diprioritaskan. Berdasarkan instruksi Presiden

kepada Menteri Negara BUMN melalui Inpres Nomor 1 tahun 2006 mendorong

BUMN untuk mengembangkan bahan bakar nabati. Melihat perkembangan situasi

tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) bersinergi dengan PT. Ganesha

Energy 77 untuk segera mewujudkan industri biodiesel.

Proyek investasi pembangunan pabrik biodiesel dengan kapasitas produksi

8.000 liter/hari dari bahan baku CPO dan/atau stearin yang merupakan produksi

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan investasi pabrik biodiesel tersebut

akan menjadi lingkup kerja PT. Ganesha Energy 77. Untuk lokasi pabrik, bahan

baku dan utilitas disuplai oleh pihak PTPN IV. Dalam hal ini PT. Pamina Adolina

Perbaungan dipilih sebagai pabrik biodiesel KSO. Semula PT. Pamina Adolina

merupakan pabrik yang bergerak di bidang produksi CPO menjadi minyak

goreng, tetapi karena semakin tingginya persaingan minyak goreng di Sumatera

Utara menyebabkan produksi minyak goreng PT. Pamina Adolina mengalami

penurunan sehingga pendapatan PT. Pamina Adolina juga mengalami penurunan.

Dengan alasan tersebut, PT. Pamina Adolina dipilih untuk menjadi pabrik

biodiesel KSO yang nantinya diharapkan mampu menghasilkan pendapatan yang

tinggi dengan hasil penjualan biodiesel.

Pabrik dengan kapasitas 8.000 liter/hari dimaksudkan sebagai tahap

kerjasama awal dan merupakan bagian tak terpisahkan dengan rencana

pembangunan pabrik serupa dengan kapasitas yang lebih besar. Pabrik biodiesel

ini mulai dibangun pada bulan April 2006 dan produksi perdana (commissioning)

pada bulan Agustus 2006. Pabrik mulai berproduksi pada bulan September 2006

dan produknya telah digunakan di seluruh pabrik kelapa sawit PTPN IV.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina

Adolina – PT. Ganesha Energy 77 adalah mengolah CPO dan/atau stearin menjadi

biodiesel dengan kapasitas produksi 8.000 liter/hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II

Penamaan biodiesel mengikuti rasio antara biodiesel dengan petroleum

diesel yang dipergunakan untuk menjalankan mesin-mesin. B-2 berarti campuran

antara 2% biodiesel dengan 98% petroleum diesel, demikian pula B-20 adalah

campuran antara 20% biodiesel dengan 80% petroleum diesel.

Biodiesel yang diproduksi oleh KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha

Energy 77 dengan kapasitas produksi 8.000 liter/hari terhitung sangat kecil dalam

industri bahan bakar. Dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional yang

mencapai 73 juta liter/hari. Konsumsi minyak diesel PTPN IV sendiri saat ini

berkisar 1,5 juta liter/bulan atau 50 ribu liter/hari. Dengan adanya biodiesel B-20,

PTPN IV akan mampu menyerap 10 ribu liter/hari. Dengan kalkulasi tersebut,

produksi biodiesel diperkirakan seluruhnya dapat diserap oleh kebutuhan PTPN

IV sendiri.

Untuk kedepannya, pabrik biodiesel KSO berencana untuk memasarkan

biodiesel ke tataran nasional, yaitu kepada Pertamina sebagai produsen tunggal

petroleum diesel nasional dengan harga yang mengacu kepada harga solar impor.

Disamping itu, produk biodiesel juga memiliki peluang untuk pasar ekspor antara

lain Jepang dan negara-negara Eropa.

2.3. Lokasi Perusahaan

Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77

terletak di kilometer 36 ke arah Tenggara dari kota Medan dan berkisar 800 meter

dari kota Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan menempati areal lahan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II

seluas 3,5 hektar dimana lokasi ini juga merupakan lokasi PT. Pamina Adolina.

Pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa hal, antara lain:

1. Terletak di tepi jalan raya lintas Sumatera, sehingga mempermudah

pengangkutan bahan baku dan produk.

2. Mempunyai sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pabrik,

karena lokasi pabrik sekitar 1,5 km dari Sungai Ular.

3. Keadaan tanahnya rata dan keras serta tidak dijumpai daerah rawa dan

perbukitan.

2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.4.1. Struktur Organisasi

Sistem birokrasi yang digunakan oleh KSO PT. Pamina Adolina – PT.

Ganesha Energy 77 merupakan sistem birokrasi yang dimiliki PT. Pamina

Adolina, yaitu dengan struktur organisasi fungsional-lini, dimana untuk posisi top

manajerial menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan

fungsi lini. Pembagian tugas dalam struktur organisasi ini dilakukan sesuai

dengan fungsi dari masing-masing departemen yang terdapat pada PT. Pamina

Adolina dan disesuaikan dengan job description serta spesialisasinya. Struktur

organisasinya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Pamina Adolina

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang

terdapat pada struktur organisasi KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy

77 dijelaskan sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh dewan

komisaris. Adapun tugas dan tanggung jawab direktur antara lain:

a. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.

b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan

RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

c. Memelihara kekayaan perseroan terbatas.

d. Mewakili perusahaan mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan

mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan.

e. Menetapkan besarnya deviden perusahaan.

f. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.

2. Kepala Unit

Tugas dan tanggung jawab kepala unit antara lain:

a. Merencanakan kegiatan operasional yang berhubungan dengan proses

produksi.

b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada masing-masing asisten.

c. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II

d. Mengorganisir dan mengendalikan semua kegiatan yang berhubungan dengan

proses produksi.

e. Melaporkan data kegiatan produksi kepada direksi.

f. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan

sistem prosedur yang berlaku.

3. Kepala Shift Pengolahan

Kepala shift pengolahan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Mengawasi semua aktivitas proses pengolahan yang dilakukan personil

pengolahan.

b. Mengidentifikasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses

pengolahan.

c. Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pengolahan.

d. Membuat laporan kerja harian proses pengolahan.

e. Membuat daftar kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan pada proses

pengolahan.

f. Mengajukan saran dan usulan kepada kepala unit untuk meningkatkan

efesiensi pabrik.

g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan.

h. Mengawasi jalannya proses produksi mulai dari bahan baku masuk sampai

menghasilkan produk jadi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II

4. Asisten Laboratorium

Asisten laboratorium memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengidentifikasi penerimaan bahan baku dan proses

pengolahan produksi.

b. Memeriksa mutu bahan baku dan hasil produksi.

c. Membimbing semua personil yang ada di laboratorium.

d. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap proses untuk menghasilkan

produk baru.

e. Memeriksa hasil laporan dan pengujian penerimaan bahan baku dan produk

akhir.

f. Memeriksa peralatan yang terdapat di laboratorium dan memonitor pemakaian

bahan kimia.

5. Asisten Teknik

Asisten teknik memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik dan dinas

civil sesuai dengan prosedur.

b. Mengajukan permintaan peralatan untuk kepentingan teknik.

c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part.

d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan mesin dan peralatan

pabrik.

e. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh personil teknik.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II

6. Administrasi Produksi

Administrasi produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengecek laporan harian produksi.

b. Mengecek laporan jam kerja produksi.

c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan produksi.

d. Bertanggung jawab terhadap laporan produksi.

e. Mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan dan pengeluaran produk

dari gudang.

f. Mengkoordinir pekerjaan personel administrasi produksi.

7. Administrasi Keuangan

Administrasi keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Mengecek laporan harian keuangan produksi.

b. Mengecek laporan biaya peralatan produksi.

c. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan produksi.

d. Mengkoordinir pekerjaan personel administrasi keuangan.

e. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

8. Kepala Tata Usaha

Kepala tata usaha (KTU) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Mengkoordinir pekerjaan bidang tata usaha dan personalia.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II

b. Membuat laporan keuangan bulanan.

c. Mengkoordinir pekerjaan bidang keuangan.

d. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

e. Melaksanakan evaluasi bulanan, semesteran dan tahunan.

f. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.

9. Operator Pengolahan

Operator pengolahan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menjalankan semua aktivitas proses pengolahan dari bahan baku masuk

sampai menghasilkan produk jadi.

b. Bertanggung jawab terhadap aktivitas pengolahan kepada Kepala Shift

Pengolahan.

c. Membuat laporan kerja harian proses pengolahan.

d. Mengajukan saran dan usulan kepada Kepala Shift Pengolahan untuk

meningkatkan efesiensi pabrik.

10. Operator Laboratorium

Operator laboratorium memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Melakukan analisa sampel terhadap bahan yang akan diproduksi.

b. Membuat laporan harian analisa laboratorium.

c. Bertanggung jawab terhadap hasil analisa yang dilakukan oleh personil

laboratorium.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II

d. Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan laboratorium.

11. Petugas Dinas Civil

Petugas dinas civil memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengatur kendaraan bagi pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Mengecek kendaraaan dan melaporkan kerusakan kapada Asisten Teknik.

c. Membuat permintaan spare part kendaraan.

d. Membuat laporan pemakaian BBM dan pelumas.

e. Menjaga kebersihan perusahaan.

12. Operator Teknik

Operator teknik memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengajukan permintaan bahan dan barang kelistrikan.

b. Mengecek pemeliharaan panel pabrik dan instalasi listrik perusahaan.

c. Mengajukan kebutuhan alat kerja teknik listrik.

d. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan kelistrikan.

e. Bertanggung jawab terhadap peralatan gudang.

13. Krani Administrasi Produksi

Krani administrasi produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Mengecek laporan harian produksi.

b. Mengecek laporan jam kerja produksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II

c. Membuat laporan penerimaan bahan.

d. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan produksi.

14. Krani Administrasi Keuangan

Krani administrasi keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Membuat laporan harian keuangan produksi.

b. Membuat laporan biaya peralatan produksi.

c. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan produksi..

d. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

15. Krani Tata Usaha

Krani tata usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat bukti penerimaan uang dari Kantor Pusat.

b. Membuat bukti pengeluaran kas dari bank.

c. Membuat daftar premi dan lembur.

d. Memeriksa biaya pemeliharaan pabrik.

e. Membuat evaluasi pemakaian biaya per bulan.

f. Bertanggung jawab kepada kepala tata usaha.

16. Krani Personalia

Krani personalia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengevaluasi pelaksanaan cuti karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II

b. Menyimpan dan memelihara catatan-catatan arsip dan dokumen surat-surat

bidang Personalia/Umum.

c. Menyelesaikan data-data penilaian karyawan untuk kenaikan golongan setiap

akhir tahun dan membuat surat teguran, peringatan dan PHK.

d. Mengkoordinir urusan kegiatan sosial dan kunjungan tamu.

e. Mengkoordinir kegiatan personil security dan poliklinik.

2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang digunakan pada pabrik biodiesel KSO PT. Pamina

Adolina – PT. Ganesha Energy 77 merupakan gabungan tenaga kerja dari KSO,

Pamina dan outsourcing dengan jam kerja yang disesuaikan dengan ketetapan

perusahaan. Berikut uraian jumlah tenaga kerja dan jam kerjanya.

2.5.1. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau karyawan yang digunakan pada pabrik biodiesel tidak

semuanya berasal dari KSO, melainkan karyawannya merupakan gabungan dari

KSO, PT. Pamina Adolina dan pihak outsourcing. Terdapat 2 perusahaan yang

mempekerjakan karyawannya secara outsourcing di pabrik biodiesel KSO, yaitu

PT. Sena Perkasa dan PT. Dambosco Bronton. Pembagian karyawan pada pabrik

biodiesel KSO dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II

Tabel 2.1. Pembagian Karyawan di Pabrik Biodiesel KSO

No. BagianKaryawan

KSO Pamina Outsourcing

1 Pimpinan 1 - -

2 Administrasi 2 1 -

3 Produksi 2 4 -

4 Laboratorium - 3 1

5 Gudang - 1 -

6 Bengkel - - 4

7 Water Treatment - 2 -

8 Tata Usaha - 4 1

9 Timbangan - 1 -

10 Poliklinik - 1 -

11 Security - - 9

12 Supir - 2 -

13 Cleaning Service - 3 1

Jumlah 5 22 16

Sumber : Administrasi Produksi KSO Pamina-GE 77

Berdasarkan pembagian karyawan di atas, diperoleh bahwa jumlah

keseluruhan karyawan pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha

Energy 77 adalah sebanyak 43 orang.

2.5.2. Jam Kerja

Pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77

beroperasi selama 5 hari kerja, yaitu Senin sampai Jumat dengan jam kerja

produksi 16 jam per harinya. Penjadwalan jam kerja untuk karyawan biodiesel

adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II

a. Karyawan kantor, yang terdiri dari karyawan administrasi, tata usaha, teknik,

poliklinik, timbangan dan bengkel mulai bekerja pada pukul 08.00 – 17.00

WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 14.00 WIB.

b. Karyawan produksi dan laboratorium dibagi atas dua shift kerja dan dilakukan

pertukaran shift setiap minggunya. Pembagian shift kerja karyawan produksi

dan laboratorium antara lain:

1. Shift I, bekerja pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat

selama 2 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.

2. Shift II, bekerja pada pukul 16.00 – 24.00 WIB dengan waktu istirahat

selama 2 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.

Pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja dinyatakan sebagai kerja lembur

dan banyaknya lembur tergantung pada proses pengolahan yang dibutuhkan.

c. Security mempunyai 3 shift kerja setiap harinya. Tiap 1 shift terdapat 3

personil security yang bertugas menjaga keamanan pabrik. Pembagian shift

tersebut antara lain:

1. Shift I, bekerja pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat

selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.

2. Shift II, bekerja pada pukul 16.00 – 24.00 WIB dengan waktu istirahat

selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian.

3. Shift III, bekerja pada pukul 24.00 – 08.00 WIB dengan waktu istirahat

selama 1 jam yang disesuaikan oleh karyawan sendiri secara bergantian

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II

2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem pengupahan dan fasilitas yang diperoleh karyawan pabrik biodiesel

KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 disesuaikan dengan

kebijakan perusahaan penyedia tenaga kerja masing-masing. Berikut uraian sistem

pengupahan dan fasilitas yang diperoleh karyawan.

2.6.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan yang dilakukan pada pabrik biodiesel KSO PT.

Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 disesuaikan dengan kebijakan

perusahaan penyedia tenaga kerja masing-masing. Setiap perusahaan mempunyai

kebijakan yang berbeda dalam sistem pengupahan karyawannya. Kebijakan

masing-masing perusahaan dalam sistem pengupahan antara lain:

1. KSO (Kerja Sama Operasi)

Sistem pengupahan dilakukan dengan melihat absensi karyawan per

harinya. Pengupahan karyawan dilakukan setiap bulannya oleh pihak KSO kecuali

untuk karyawan honor. Pengupahan karyawan KSO dibedakan menjadi 3 bagian,

antara lain:

a. Gaji untuk pimpinan per bulannya sebesar Rp. 6.000.000

b. Gaji untuk karyawan administrasi dan produksi per bulannya sebesar Rp.

1.100.000

c. Gaji untuk karyawan honor per harinya sebesar Rp. 40.000

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II

2. PT. Pamina Adolina

Karyawan PT. Pamina Adolina yang bekerja di pabrik biodiesel KSO

adalah karyawan golongan IA dan karyawan pensiunan. Untuk karyawan yang

masih produktif (golongan IA) diberikan gaji pokok per bulannya ditambah

dengan tunjangan tetap sebesar 25% dari gaji pokok serta tunjangan khusus yang

mendukung kegiatan produksi. Untuk karyawan yang bekerja di luar jam kerja

dan hari libur memperoleh uang lembur sesuai dengan golongan pekerjanya.

Untuk karyawan pensiunan, upah diberikan sesuai dengan UMP (Upah

Minimum Provinsi) sebesar Rp. 905.000 dan ditambah dengan tunjangan khusus

yang mendukung kegiatan produksi.

3. Perusahaan Outsourcing

Sistem pengupahan yang dilakukan perusahaan outsourcing kepada

karyawannya mengacu kepada UMP (Upah Minimum Provinsi) sesuai dengan

Keputusan Gubernur No. 561/4213/K/2008 yaitu sebesar Rp. 905.000. Bagi

karyawan outsourcing tidak diberlakukan jam lembur sehingga upah lembur dan

tunjangan karyawan ditiadakan.

2.6.2. Fasilitas Lainnya

KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan fasilitas-fasilitas penunjang

kegiatan produksi untuk kesejahteraan karyawannya. Sedangkan perusahaan

outsourcing tidak memberikan sarana ataupun fasilitas kepada karyawannya

karena disesuaikan dengan perjanjian kontrak kerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II

Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan KSO dan PT. Pamina Adolina

kepada karyawannya antara lain:

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Karyawan KSO dan PT. Pamina Adolina diikutsertakan dalam program

Jamsostek sesuai dengan ketentuan UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.

Program Jamsostek untuk karyawan terdiri dari jaminan kecelakaan kerja,

jaminan hari tua dan jaminan kematian.

2. Koperasi Karyawan

KSO dan PT. Pamina Adolina menyediakan koperasi bagi karyawannya.

Koperasi tersebut berfungsi untuk membantu keuangan dan penyediaan pangan

bagi karyawan.

3. Tunjangan Hari Raya Keagamaan

KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan tunjangan hari raya keagamaan

bagi karyawan yang merayakannya. Tunjangan tersebut tidak termasuk ke dalam

gaji pokok dan tunjangan tetap lainnya.

4. Program Pensiun

Karyawan KSO dan PT. Pamina Adolina diikutsertakan dalam program

jaminan hari tua atau pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun

Perkebunan (Dapenbun).

5. Pembinaan Rohani dan Jasmani

KSO dan PT. Pamina Adolina menyediakan sarana ibadah bagi

karyawannya yang berfungsi untuk pembinaan rohani menurut kepercayaan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II

masing-masing karyawan. Dan juga perusahaan menyediakan sarana olah raga

untuk menjaga kebugaran para karyawan.

6. Pemilikan Rumah Karyawan

KSO dan PT. Pamina Adolina memberikan tempat tinggal berupa rumah

karyawan selama karyawan tersebut masih bekerja di pabrik biodiesel KSO PT.

Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77.

2.7. Proses Produksi

Biodiesel adalah senyawa ester alkil dari minyak nabati dengan alkohol

yang dihasilkan melalui proses transesterifikasi/esterifikasi dan mempunyai sifat

fisika mendekati minyak solar/diesel. Minyak nabati atau lemak hewan yang

direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan senyawa kimia yang disebut

sebagai Fatty Acid Methyl Esters (FAME).

Biodiesel (methyl ester) terbentuk melalui reaksi antara senyawa ester

(CPO) dengan senyawa alkohol (metanol) sehingga terbentuk senyawa ester baru

(methyl ester). Produksi biodiesel atau alkil ester sudah banyak dikenal, terdapat

dua cara pembuatan biodiesel dari minyak atau lemak, yaitu:

1. Reaksi transesterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis basa.

2. Reaksi esterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis asam.

Reaksi transesterifikasi secara umum merupakan reaksi alkohol dengan

trigliserida menghasilkan methyl ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa.

Alkohol yang umumnya digunakan adalah metanol dan etanol. Untuk menggeser

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II

reaksi ke kanan biasanya menggunakan alkohol berlebihan. Menurut Ari Rahmadi

(2004) mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol

membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.

Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus CO2R

dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat

dapat balik. Reaksi esterifikasi mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung

di dalam trigliserida menjadi metil ester. Adapun mekanisme reaksinya sebagai

berikut:

Proses yang umum yang digunakan saat ini adalah menggunakan cara

yang pertama yaitu reaksi transesterifikasi minyak dan alkohol dengan katalis

basa, dengan beberapa alasan:

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II

1. Suhu operasi rendah (650C) dan tekanan operasi juga rendah (1,36 atm)

2. Konversi tinggi (98%) dengan waktu reaksi dan reaksi samping minimal.

3. Konversi langsung metil ester tanpa ada reaksi antara.

4. Bahan konstruksi pabrik yang diperlukan murah.

Dalam proses produksi biodiesel terdapat 2 cara yang umum dilakukan,

yaitu:

1. Proses batch, yaitu proses pengolahan biodiesel yang dilakukan setelah

sejumlah bahan telah dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang telah

ditentukan. Proses ini digunakan untuk skala kecil dan biasanya skala industri

rumah tangga.

2. Proses kontinu, yaitu proses pengolahan untuk melanjutkan proses pengolahan

biodiesel sebelumnya yang sudah berjalan. Proses ini digunakan untuk skala

menengah dan besar, dan biasanya untuk skala industri dan produknya sebagai

bahan bakar mesin diesel.

Pada pabrik biodiesel KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77

menggunakan proses produksi dengan sistem batch.

2.7.1. Standar Mutu Produk

Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan standar produk dan

memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu dilakukan oleh

bagian laboratorium dengan melakukan analisa sampel secara teratur dengan

selang waktu tertentu terhadap bahan baku dan produk akhir.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II

Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk

yang dihasilkan. Oleh karena itu, bahan baku berupa Crude Palm Oil (CPO) dan

stearin harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Standar

mutu bahan baku yang ditetapkan KSO PT. Pamina Adolina – PT. Ganesha

Energy 77 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Mutu Bahan Baku Biodiesel

No. KomponenSyarat Mutu

CPO RBD Stearin

1 Free Fatty Acid (FFA) Max. 5% Max. 0,05%

2 Kadar Air (Moisture) Max. 0,2% Max. 0,2%

3 Kadar Kotoran (Impurities) Max. 0,05% Max. 0,05%

4 Bilangan Iodium (IV) 49-51 Min. 30

Sumber : Laboratorium PT. Pamina Adolina

Produk berupa biodiesel yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu

biodiesel nasional (National Biodiesel Standard), yaitu SNI 04-7182-2006.

Parameter-parameter yang digunakan untuk memenuhi standar tersebut dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. National Biodiesel Standard SNI 04-7182-2006

No. Parameter Unit Value Method

1 Density (400C) kg/m3 850-890 ASTM D 1298

2 Viscosity (400C) mm2/s (cSt) 2,3 – 6,0 ASTM D 445

3 Cetane Number Min. 51 ASTM D 613

4 Flash Point (close cup) 0C Min. 100 ASTM D 93

5 Cloud Point 0C Max. 18 ASTM D 2500

6 Sulfated Ash %-massa Max. 0,02 ASTM D 874

7 Phosphorous Content ppm (mg/kg) Max. 10 AOCS Ca 12-55

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II

Tabel 2.3. National Biodiesel Standard ..... (Lanjutan)

No. Parameter Unit Value Method

8 Water and Sediment %-vol. Max. 0,05ASTM D 2709 or

ASTM D 1796

9

Carbon Residu

1. Sample

2. 10% dist. residu

%-massa

Max. 0,05

Max. 0,3

ASTM D 4530

10Distillation Temperature,

90% recovered0C Max. 360 ASTM D 1160

11Copper Strip Corrosion

(3 hr, 500C)Max. 3 ASTM D 130

12 Sulfur ppm (mg/kg) Max. 100ASTM D 5453 or

ASTM D 1266

13 Acid Number (NA) mg-KOH/g Max. 0,8AOCS Cd 3-63

or ASTM D 664

14 Free Glycerin %-massa Max. 0,02AOCS Ca 14-56

or ASTM D 6584

15 Ester Content %-massa Min. 96,5 Calculated

16 Total Glycerin (Gttl) %-massa Max. 0,24AOCS Ca 14-56

or ASTM D 6584

17 Iodine Number%-massa

(g-I2/100 g)Max. 115 AOCS Cd 1-25

18 Halphen Test Negative AOCS Cb 1-25

Sumber : Tim Studi Pengembangan Teknologi Biodiesel

Spesifikasi biodiesel produk KSO dengan SNI biodiesel dapat dilihat pada

Tabel 2.4.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II

Tabel 2.4. Standar Biodiesel Produk KSO dengan SNI Biodiesel

No. Parameter Unit Spesifikasi SNI Produk KSO

1 Kadar Ester %-massa Min. 96,5 97,5

2 Densitas (400) kg/m3 850-890 869

3 Viskositas (400) mm2/s 2,3 – 6,0 5,11

4 Flash Point 0C Min. 100 172

5 Carbon Residu %-massa Max. 0,1 0,08

6 Acid Number mg-KOH/g Max. 0,8 0,5

7 Gliserol Bebas %-massa Max. 0,02 0,01

8 Gliserol Total %-massa Max. 0,24 0,24

9 Iodine Number %-massa Max. 115 55

10 Kadar Sulfur ppm (mg/kg) Max. 100 22

11 Kadar Posfor ppm (mg/kg) Max. 10 4,7

12 Halphen Test Negative Negative

Sumber : Laboratorium KSO Pamina – GE 77

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi biodiesel di KSO PT.

Pamina Adolina – PT. Ganesha Energy 77 diklasifikasikan ke dalam dua jenis,

yaitu bahan baku dan bahan penolong.

2.7.2.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses

produksi dan memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan bahan-bahan

lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi biodiesel adalah CPO

dan searin yang telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan KSO.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II

2.7.2.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam

memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong

tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan dan bahan penolong ini

tidak terdapat pada produk akhir atau tidak dapat dibedakan secara jelas pada

produk jadi. Bahan penolong yang digunakan pada proses pengolahan biodiesel

antara lain:

1. Metanol, berfungsi sebagai pelarut dalam campuran.

2. Sodium Methylate, berfungsi sebagai katalis basa.

3. Asam sitrat atau asam posfat, berfungsi untuk mempercepat pH air menjadi

normal pada unit pencucian biodiesel.

4. Air, berfungsi sebagai pencuci biodiesel.

2.7.3. Uraian Proses

Proses pengolahan biodiesel melalui beberapa tahapan pokok, yang terdiri

atas unit metoksida, unit transesterifikasi, unit pemurnian dan unit penyimpanan.

2.7.3.1. Unit Metoksida

Unit ini diperuntukkan sebagai sarana untuk mempersiapkan pencampuran

antara metanol dan katalis basa, yaitu sodium methylate. Metanol yang berasal

dari tangki metanol (T-423) dialirkan ke tangki mixer sebanyak 500 liter dengan

menggunakan pompa sentrifugal, kemudian dimasukkan sodium methylate

sebanyak 30 kg secara manual ke dalam tangki mixer. Dilakukan pengadukan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter II

antara metanol dengan sodium methylate selama 15-30 menit sehingga

terbentuklah metoksida yang kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan

metoksida (T-115).

2.7.3.2. Unit Transesterifikasi

Terdapat dua tahapan proses pada unit transesterifikasi, yaitu

transesterifikasi tahap pertama dan transesterifikasi tahap kedua. Adapun tahapan

prosesnya antara lain:

1. Transesterifikasi I

Stearin dari tangki stearin (T-000) dengan temperatur 60-700C dipompa

menuju reaktor esterifikasi (R-111) untuk proses transesterifikasi I dengan pompa

jenis sentrifugal sebanyak 2250 liter, kemudian dimasukkan metoksida ke reaktor

R-111 sebanyak 400 liter. Temperatur reaktor harus tetap terjaga pada 65-700C.

Kemudian dihidupkan agitator untuk melakukan pengadukan selama 1,5 jam

dengan putaran 250-300 rpm. Setelah itu agitator dihentikan dan campuran

dialirkan ke reaktor transesterifikasi I (R-113) untuk dilakukan settling selama 1

jam hingga terjadi pemisahan antara fase biodiesel pada bagian atas dan fase

gliserol pada bagian bawah. Fase gliserol dialirkan ke drum penampungan yang

selanjutnya dialirkan ke tangki gliserol (T-121). Kemudian dari T-121, gliserol

dialirkan ke tangki penyimpanan gliserol (T-287). Sedangkan fase biodiesel

dialirkan ke reaktor transesterifikasi II (R-114) untuk dilakukan proses

transesterifikasi tahap kedua.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter II

2. Transesterifikasi II

Biodesel yang telah dialirkan ke reaktor R-114 mengalami penyempurnaan

kembali, yaitu dengan mengalirkan sisa metoksida dari tangki metoksida

sebanyak 100 liter ke dalam reaktor R-114. Temperatur reaktor tetap terjaga pada

50-600C dan tidak lebih dari 600C. Kemudian dihidupkan agitator untuk

melakukan pengadukan selama 1 jam. Setelah itu agitator dihentikan dan

dilakukan settling kembali selama 1 jam hingga terjadi pemisahan antara fase

biodiesel dengan fase gliserol. Pemisahan ini dapat juga dilakukan dengan melihat

perbedaan warna, dimana gliserol berwarna merah kecoklatan sedangkan

biodiesel berwarna putih kebeningan. Selanjutnya fase gliserol yang sudah

terpisah dialirkan ke tangki T-121 dan kemudian dialirkan ke tangki gliserol

storage (T-287), sedangkan fase biodiesel dialirkan ke tangki T-280 untuk

dilakukan tahap pencucian.

2.7.3.3. Unit Pemurnian

Unit pemurnian terdiri dari tangki pencucian dan tangki pengeringan

dengan menggunakan vakum.

1. Tangki Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pengotor-pengotor dalam

biodiesel, seperti sisa metanol, gliserol, dan sodium methylete. Proses pencucian

dilakukan di washing tank (T-280) sebanyak 4 kali pencucian dengan

menggunakan air yang bersuhu 50-600C sebagai pencuci. Parameter berakhirnya

proses pencucian adalah pH air hasil pencucian normal atau secara visual dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter II

diketahui berdasarkan tingkat kebeningan air hasil pencucian. Untuk mempercepat

pencapaian pH normal dan mengurangi terbentuknya emulsi pada biodiesel, pada

larutan tersebut ditambahkan larutan asam lemah, yaitu asam sitrat (citric acid)

atau asam posfat (phosphoric acid).

Masalah utama dalam proses pencucian ini adalah terbentuknya emulsi

sabun pada larutan biodiesel yang sangat mengganggu dalam proses pemisahan

sehingga hal-hal yang menyebabkan terjadinya kemungkinan terbentuknya sabun

harus dihindari.

Adapun tahapan-tahapan pencucian sebagai berikut:

a. Tahap Pertama

Biodiesel dari reaktor R-114 dialirkan ke tangki T-280 dengan

menggunakan pompa sentrifugal. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu air

hangat ke dalam 2 drum atau sekitar 500 liter dan ditambahkan asam sitrat

sebanyak 500 ml kemudian dialirkan ke tangki T-280 tanpa diaduk. Dilakukan

penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk

mengeluarkan air kotor yang dialirkan ke drum penampungan, kemudian dicek

apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air yang masuk dan apakah

terbentuk emulsi atau tidak, kemudian dicatat pH air. Jika masih terbentuk sabun

atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka dilakukan pencucian kembali.

b. Tahap Kedua

Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan

asam sitrat ke dalam tangki T-280 untuk pencucian dan diaduk (jangan diaduk

jika pada tahap pertama terdapat banyak emulsi). Kemudian dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Chapter II

penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit kran tangki T-280 dibuka

kembali untuk mengeluarkan air kotor yang langsung dialirkan ke bak

penampungan air kotor. Dicek juga apakah jumlah air yang keluar sama dengan

jumlah air yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat

pH air. Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7,

maka diulangi pencucian.

c. Tahap Ketiga

Proses tahap ketiga ini sama dengan proses pada tahap pertama dan tahap

kedua. Dimasukkan air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan asam

sitrat ke dalam tangki T-280 sambil diaduk. Dilakukan juga penyettlingan selama

30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk mengeluarkan air

kotor dengan mengecek apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air

yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat pH air. Jika

pH air mendekati 7 atau antara 6-8, biodiesel ditransfer ke tangki T-281 (buffer

tank). Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka

ulangi pencucian dengan pengadukan.

d. Tahap Keempat

Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan

asam sitrat ke dalam T-280 dan dilakukan penyettlingan selama 30 menit. Setelah

30 menit kran tangki T-280 dibuka kembali untuk mengeluarkan air kotor yang

langsung dialirkan ke bak penampungan air kotor. Jika diperoleh air yang keluar

sudah jernih dan tidak terdapat lagi emulsi, menandakan bahwa pencucian telah

selesai. Biodiesel yang telah murni dialirkan ke tangki T-281 (buffer tank) untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Chapter II

dilanjutkan ke tangki pengeringan (evaporator tank). Buffer tank ini mampu

menampung biodiesel sebanyak 10.000 liter atau sekitar 5 batch.

2. Tangki Pengeringan

Biodiesel yang berasal dari T-281 dialirkan secara gravitasi ke tangki

evaporator (V-282) yang dioperasikan dalam keadaan vakum yaitu 40 cmHg

dengan pompa vakum tipe liquid ring, kemudian tangki V-282 dipanaskan sampai

temperatur 90-1000C dengan steam. Uap air yang terbentuk akan terisap oleh

vakum sehingga biodiesel tetap terjaga kemurniannya. Setelah biodiesel dalam

keadaan bening atau kandungan air sekitar 500 ppm, biodiesel selanjutnya

dialirkan menuju biodiesel storage untuk penyimpanan.

2.7.3.4. Unit Penyimpanan

Unit penyimpanan berfungsi untuk menyimpan produk biodiesel sebelum

dipasarkan. Setelah biodiesel dalam keadaan bening pada tangki evaporator,

biodiesel selanjutnya dialirkan ke unit penyimpanan dengan menggunakan pompa

sentrifugal. Unit penyimpanan ini terdiri dari 3 tangki, yaitu T-284, T-285, dan T-

286 dan kapasitas masing-masing tangki ini adalah 90.000 liter.

2.8. Mesin dan Peralatan

Dalam proses pengolahan biodiesel, KSO menggunakan mesin-mesin dan

peralatan-peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan biodiesel.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Chapter II

2.8.1. Mesin Produksi

Adapun spesifikasi mesin yang dipergunakan dalam proses pengolahan

biodiesel dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Mesin Produksi Biodiesel

No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi

1 Pompa Esterifikasi

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan stearin dari tangki

stearin menuju reaktor

esterifikasi

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 15 m3/hr

Tekanan 0,84 kg/cm2

Jumlah 1 unit

2Pompa

Transesterifikasi

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan biodiesel hasil

transesterifikasi I ke reaktor

transesterifikasi II

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 15 m3/hr

Tekanan 1,2 kg/cm2

Jumlah 1 unit

3 Pompa Air Proses

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan air proses ke drum

untuk dicampur dengan asam

sitrat menjadi air pencuci

biodiesel

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 2 m3/hr

Tekanan 1 kg/cm2

Jumlah 1 unit

4Pompa Air

Pencuci Biodiesel

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan air pencuci

biodiesel ke tangki pencucian

biodiesel

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 1,5 m3/hr

Tekanan 1,4 kg/cm2

Jumlah 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Chapter II

Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi

5 Pompa Biodiesel

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan biodiesel dari

tangki pengeringan ke tangki

penyimpanan biodiesel

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 1,5 m3/hr

Tekanan 2,1 kg/cm2

Jumlah 1 unit

6Pompa Buffer

Biodiesel

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan biodiesel dari hasil

proses transesterifikasi II ke

tangki buffer biodiesel

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 3 m3/hr

Tekanan 0,9 kg/cm2

Jumlah 1 unit

7 Pompa Metanol

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan metanol ke tangki

mixer untuk dicampur dengan

katalis

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 4,5 m3/hr

Tekanan 1,1 kg/cm2

Jumlah 1 unit

8 Pompa Metoksida

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan metoksida menuju

reaktor esterifikasi untuk

dicampur dengan stearin

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 4,5 m3/hr

Tekanan 1,1 kg/cm2

Jumlah 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Chapter II

Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi

9

Pompa

Penyimpanan

Gliserol

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan gliserol dari tangki

timbun menuju tangki

penyimpanan gliserol

Merek Grundfos

Tipe Sentrifugal

Cap. 0,5 m3/hr

Tekanan 1,1 kg/cm2

Jumlah 1 unit

10 Pompa Vakum

Tahun Pembelian 2006

Mengalirkan tekanan vakum ke

tangki evaporator

Tipe Water Ring

Cap. 20 m3/hr

Daya 11 kW

Jumlah 1 unit

11Agitator

Esterifikasi

Tahun Pembelian 2006

Mengaduk stearin dengan

metoksida di reaktor esterifikasi

Tipe Turbin

Temp. 1200C

Putaran 250 rpm

Jumlah 1 unit

12Agitator

Transesterifikasi

Tahun Pembelian 2006

Mengaduk biodiesel dengan

metoksida di reaktor

transesterifikasi II

Tipe Turbin

Temp. 1200C

Putaran 250 rpm

Jumlah 1 unit

13 Agitator Pencucian

Tahun Pembelian 2006

Mengaduk biodiesel dengan air

pencuci di tangki pencucian

Tipe Turbin

Temp. 1200C

Putaran 80 rpm

Jumlah 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Chapter II

Tabel 2.5. Mesin Produksi ..... (Lanjutan)

No. Nama Mesin Spesifikasi Fungsi

14 Agitator Metoksida

Tahun Pembelian 2006

Mengaduk metanol dengan

katalis menghasilkan metoksia

di tangki mixer

Tipe Turbin

Temp. 1200C

Putaran 100 rpm

Jumlah 1 unit

15 Generator Set

Tahun Pembelian 2006

Memberikan penerangan pada

pabrik dan menggerakkan

peralatan pabrik

Merek A. Van Kaick

Frekuensi 50 Hz

Phase 3

Cos φ 0,8

Tegangan 14,5/35 V

Arus 0,79/1,69 A

Putaran 1500 rpm

Jumlah 1 unit

16 Forklift

Tahun Pembelian 2006

Mengangkat dan memindahkan

drum bahan

Merek Yale

Kapasitas 3 ton

Jumlah 1 unit

2.8.2. Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi biodiesel dapat dilihat

pada Tabel 2.6.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Chapter II

Tabel 2.6. Peralatan Produksi Biodiesel

No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi

1Biodiesel

Storage Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

biodiesel

Kode Tangki T-284, T-285, T-286

Kapasitas 90 ton

Jumlah 3 unit

2Gliserol

Storage Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

gliserol

Kode Tangki T-287

Kapasitas 90 ton

Jumlah 1 unit

3Crude Stearin

Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

stearin

Kode Tangki T-000

Kapasitas 60 ton

Jumlah 1 unit

4 Methanol Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

metanol

Kode Tangki T-423

Kapasitas 30 ton

Jumlah 1 unit

5Buffer

Methanol Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki cadangan

penyimpanan metanol

Kode Tangki T-421

Kapasitas 4 ton

Jumlah 1 unit

6 Evaporator Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki pengeringan

biodiesel

Kode Tangki V-282

Kapasitas 1 ton

Jumlah 1 unit

7Buffer Biodiesel

Tank

Tahun Perolehan 2006Sebagai tangki penyimpanan

sementara biodiesel sebelum

dialirkan ke washing tank

Kode Tangki T-281

Kapasitas 10 ton

Jumlah 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Chapter II

Tabel 2.6. Peralatan Produksi ..... (Lanjutan)

No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi

8Reaktor

Esterifikasi

Tahun perolehan 2006

Mencampur metoksida dengan

stearin

Kode Tangki R-111

Merek PT. Astajaya

Kapasitas 3566 liter

Temperatur design 1000C

Jumlah 1 unit

9

Reaktor

Transesterifikasi

I

Tahun perolehan 2006

Mencampur biodiesel dengan

metoksida

Kode Tangki R-113

Merek PT. Astajaya

Kapasitas 3566 liter

Temperatur design 1000C

Jumlah 1 unit

10

Reaktor

Transesterifikasi

II

Tahun perolehan 2006

Mencampur biodiesel dengan

metoksida

Kode Tangki R-114

Merek PT. Astajaya

Kapasitas 3566 liter

Temperatur design 1000C

Jumlah 1 unit

11 Mixer Tank

Tahun perolehan 2006 Sebagai tangki pencampur

metanol dengan sodium

methylate

Kapasitas 700 liter

Jumlah 1 unit

12Metoksida

Storage Tank

Tahun perolehan 2006Sebagai tangki penyimpanan

metoksidaKapasitas 1000 liter

Jumlah 1 unit

13Tangki Air

Proses

Tahun perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

air proses

Kode Tangki T-240

Kapasitas 12 ton

Jumlah 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Chapter II

Tabel 2.6. Peralatan Produksi ..... (Lanjutan)

No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi

14 Gliserol Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki penyimpanan

sementara gliserol

Kode Tangki T-121

Kapasitas 6 ton

Jumlah 1 unit

15 Washing Tank

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki pencucian

biodiesel

Kode Tangki T-280

Kapasitas 3 ton

Jumlah 1 unit

16Tangki Timbun

Gliserol

Tahun Perolehan 2006

Sebagai tangki timbun gliserolKapasitas 3,5 ton

Jumlah 2 unit

17Drum

Penampungan

Tahun Perolehan 2006Sebagai drum penampungan

gliserolKapasitas 300 liter

Jumlah 3 unit

18

Bak

Penampungan

Air Kotor

Tahun Perolehan 2006Sebagai bak penampung air

hasil cucian biodieselKapasitas 1,5 ton

Jumlah 1 unit

19Timbangan

Duduk

Tahun Perolehan 2006Untuk menimbang sodium

methylateKapasitas 50 kg

Jumlah 1 unit

20 Drum Kaleng

Tahun Perolehan 2006Untuk menyimpan sodium

methylate dan gliserolKapasitas 185 liter

Jumlah 80 unit

21 Drum Plastik

Tahun Perolehan 2006

Untuk menyimpan gliserolKapasitas 170 liter

Jumlah 20 unit

Universitas Sumatera Utara