Upload
cherlie-marsya-fisnata-pitra
View
24
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Case
Citation preview
Status Psikiatri
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran TRISAKTI
RS JIWA dr. Soeharto Heerdjan
Nama : Cherlie Marsya Fisnata Pitra
NIM : 030.08.068
Pembimbing : dr. Arundati, Sp.KJ
Penguji : dr. , Sp.KJ
: dr. ,Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medik : 01-24-67
Ruang Perawatan : Perkutut
Nama Lengkap : Tn.S
Nama Panggilan : Tn.S
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : Diploma III STT-Telkom
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 1
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Barat
Dokter yang Merawat : dr. Ismoyowati,Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 01 April 2014
Riwayat Perawatan
1. Februari, 2010 dirawat di RS.Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan
2. Oktober, 2013 dirawat di RS. Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan
3. 01 April 2014 dirawat di RS. Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan di ruangan Elang. Saat ini
terhitung tanggal 3 Maret 2014 dirawat di ruang Perkutut
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
Tanggal 03 April 2014, pukul 16.00 WIB di ruang Perkutut RSJSH
Tanggal 04 April 2014, pukul 10.00 WIB di ruang Perkutut RSJSH
Alloanamnesis :
Alloanamnesis dilakukan dengan Tn.B (Ayah pasien 50 tahun) pada hari Sabtu, 04 April
2014, pukul 15.00 WIB via telepon.
Keluhan Utama : Semakin pemarah dan suka mengamuk ± 1 hari sebelum masuk
rumah sakit
Keluhan Tambahan : Suka bengong, tidak mau minum obat, mandi, keluyuran dan
merasa ada tetangga yang tidak menyukai keluarganya ± 2 bulan
sebelum masuk rumah sakitKepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 2
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 01 April
2014. Pasien diantar oleh ayah dan ibunya karena pasien suka bengong, tidak mau minum
obat, mandi, keluyuran dan merasa ada tetangga yang tidak menyukai keluarganya sejak
± 2 bulan yang lalu. Namun, 1 hari sebelum masuk RS pasien semakin pemarah dan suka
mengamuk, sehingga hal inilah yang membuat ayahnya memutuskan untuk membawa
pasien ke RSJSH.
Pada saat wawancara pasien tanggal 03 April 2014 di ruangan Perkutut RS Jiwa
Dr.Soeharto Heerdjan menurut pasien marah-marah tersebut akibat ada bisikan-bisikan
yang suka mengolok-olok dan berkomentar tentang dirinya sehingga membuat pasien
kesal dan melimpahkan kemarahannya itu kepada keluarga namun terkadang tidak
mengetahui dirinya tidak bisa mengendalikan emosi. Pikiran untuk melukai diri dan
melukai keluarga disangkal pasien dengan mengatakan” itu tidak boleh”. Dan pada saat
diwawancara terkadang masih mendengar bisikan-bisikan itu. Selain itu, pasien mengaku
bisikan itu lebih sering muncul saat pasien bengong dan hal inilah yang membuat pasien
sering pergi biar ada hal yang dikerjakan, tetapi pasien tidak tahu arah dan tujuan
perginya kemana dan pasien tetap balik ke rumah. Menurut pasien, ada tetangganya yang
tidak menyukai keluarganya namun setelah ditanyakan kepada ayah pasien ternyata
keluarga mereka tidak pernah ada pertengkaran dengan tetangga tersebut, hubungan
dengan tetangganya itu baik dan mengatakan itu hanya perasaan dan pikiran pasien saja.
Dan dalam 2 bulan ini pasien tidak pernah merasa sedih atau senang berlebihan.
Menurut ayahnya, pasien marah jika disuruh terlebih untuk minum obat, mandi,
dan menjaga warung sejak 2 bulan ini, sering bengong, dan juga keluyuran. Namun sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien semakin sering marah, mengamuk dan hal
inilah yang membuat keluarga pasien merasa terancam dan membawa pasien ke IGD RS
Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan pada tanggal 01 April 2014. Pada saat dibawa ke rumah sakit
pasien tidak mengerti kenapa tiba-tiba dibawa ke rumah sakit. Saat ingin dibawa ke RS
pasien sedang marah-marah dan mengamuk karena disuruh oleh ayahnya, karena
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 3
keluarga merasa terancam pasien langsung ditarik untuk di bawa ke rumah sakit oleh
ayah dan ibunya.
Menurut pasien, keluhan seperti ini pertama kali muncul selama 2 bulan pada
tahun 2010 setelah pasien putus dari pacarnya. Saat itu pasien merasa sedih sekali, namun
tidak pernah murung, berdiam diri, hilang minat aktivitas biasanya, merasa lelah dan
nafsu makan menurun selama 2 minggu dan tidak pernah juga merasa senang yang
berlebihan. Selain itu pasien juga mendengar bisikan-bisikan yang sering mengolok-olok
dan berkomentar tentang dirinya, serta merasa ada yang mengikutinya namun tidak
melihat wujud rupanya. Dan sejak saat itu juga menurut ayah pasien, pasien lebih sering
marah, tidak suka disuruh-suruh dan mengamuk sampai memecahkan gelas yang ada di
rumah dan beberapa hari sebelumnya pasien didapati sedang tidak memakai baju di
depan teman-teman rumah kosannya sehingga hal ini membuat ayah pasien berpikir
anaknya aneh sampai akhirnya di bawa ke RS Jiwa Dr.soeharto Heerdjan dan dirawat
untuk pertama kalinya pada tahun 2010 selama 1 bulan. Setelah itu dirawat kembali di
RSJ Dr.Soeharto Heerdjan pada tahun 2013 karena keluhan sering marah, mengamuk
seperti ada yang mengikuti pasien dan mendengar bisikan-bisikan terdengar lagi akibat
tidak minum obat selama 1 bulan. Pada saat dirawat di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan tahun
2013 pasien mengaku dirawat selama 1 bulan dan sudah diperbolehkan pulang oleh
dokter, mendapatkan obat tetapi sejak 2 bulan belakangan ini pasien sulit jika di suruh
minum obat.
Pasien bercerita, ia pernah bekerja di XL selama 3 bulan dengan penghasilan 2,5
juta. Namun sejak 1,5 bulan yang lalu telah berhenti karena bertengkar dengan teman
kantor oleh karena pasien tidak suka disuruh-suruh. Sebelumnya pasien telah bekerja juga
pada tahun 2011 di XL selama 1 tahun. Namun atas keinginan pasien berhenti dan
bekerja kembali di perusahaan luar negeri yang bergerak di bidang telekomunikasi pada
tahun 2013 tetapi sering bertengkar dengan teman kantor dan akhirnya di pecat.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 4
Manurut pasien masa kanak-kanak dan remajanya ia tidak pernah seemosional
seperti ini serta masa-masa sekolahnya dilewati dengan lancar sampai akhirnya masuk
perguruan tinggi atas keinginan sendiri. Menurut ayah pasien, pasien adalah anak yang
baik, tidak berperilaku aneh serta termasuk anak yang cerdas. Prestasi selama masa
pendidikan SD sampai perguruan tinggi baik dan mendapatkan index prestasi terakhir
3,5. Saat bersekolah pasien mengaku memiliki banyak teman. Setelah beranjak usia 19
tahun pasien mulai mengenal perempuan namun berbeda agama dan berpacaran, dan hal
inilah yang membuat pasien putus karena tidak mendapat restu dari kedua orang tua
masing-masing.
Selain itu menurut ayahnya, pasien cukup cepat dan mudah untuk mendapatkan
pekerjaan. Namun sering marah apabila keinginannya tidak tercapai dan bila disuruh-
suruh. Sebelum sakit pasien juga termasuk anak yang rajin dan sering membantu orang
tua menjaga warung jika libur semesteran. Selain itu menurut ayah pasien, pasien sulit
disuruh minum obat dan marah apabila dipaksa. Ayah pasien mengatakan salah satu
obatnya adalah risperidone dan yang lainnya lupa tetapi berwarna putih dan tidak ingat
lagi. Pasien bisa tidur setelah minum obat dari dokter, nafsu makan kurang baik dan
pasien masih suka meminta rokok.
Riwayat Gangguan Sebelumnya :
Gangguan Psikiatrik
Menurut Ayah pasien, pasien mengalami keluhan ini untuk pertama kalinya pada
saat usia 20 tahun. Keluhan ini timbul setelah pasien putus dari pacarnya karena
hubungan pasien tidak direstui oleh kedua orang tua masing-masing, sedangkan
sudah ada keinginan untuk menikah. Sejak saat itu pasien mulai berubah perilakunya
sehingga pasien dibawa ke RSJ Dr.Soeharto Heerdjan dan dirawat disana pada bulan
Februari 2010. Pada bulan Oktober 2013 pasien kembali di bawa ke RSJ Dr.Soeharto
Heerdjan dan dirawat karena sering marah-marah akibat putus obat selama 2 bulan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 5
Saat ini, mulai tanggal 01 April 2014 pasien dibawa dan dirawat di RSJ Dr.Soeharto
Heerdjan karena keluarga merasa terancam oleh pasien karena pasien sering marah-
marah, mengamuk, dan memecahi gelas di rumah sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit yang serius saat kecil dan sampai saat ini.
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit karena penyakit selain sakit seperti
sekarang. Riwayat kejang demam dan epilepsi disangkal. Pasien juga tidak pernah
mengalami trauma kepala, trauma lainnya atau riwayat darah tinggi.
Riwayat penggunaan Zat dan Alkohol
Pasien merokok sebanyak kurang lebih 10 batang per hari. Dan pasien merasa
senang setelah merokok. Pasien juga senang minum teh dan kopi tetapi tidak pernah
mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan selain dari dokter.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 6
Februari, 2010
Pernah dirawat di RSJ karena marah-marah, mengamuk, dan dengan kondisi tidak memakai baju di depan teman-teman kosan di Bandung
Oktober, 20 13
Sering marah-marah kembali akibat putus obat 2 bulan, dibawa ke IGD RSJ dan dirawat
01 April 2014
Semakin pemarah dan mengamuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Suka bengong, tidak mau minum obat, makan, mandi, dan merasa ada tetangga yang tidak menyukai keluarganya 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong oleh bidan di klinik
bersalin, berat badan lahir ± 3000 gram dan tidak ditemukan trauma atau cacat
bawaan saat lahir.
Riwayat Perkembangan Kepribadian
o Masa Kanak
Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai dengan usianya.
Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Perkembangan fisik dan pertumbuhan pasien sesuai dengan usianya.
Pasien bisa bergaul dan memiliki banyak teman.
Riwayat pendidikan : SD (6-11 tahun). Pasien rajin belajar dan
senang bermain bersama teman-temannya. Pasien juga sering belajar
membaca, berhitung dan dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan
prestasi yang cukup baik.
Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien anak yang baik. Di rumah suka membantu kedua orangtuanya
menjaga warung. Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga dan
teman-temannya baik.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 7
o Masa Dewasa
Dimasa ini pasien mulai mengenal cinta. Pasien mulai mengenali perempuan
dan mulai berpacaran dengan perempuan tersebut. Pasien mengaku saat
pacaran sering berjalan-jalan namun pada akhirnya putus dengan perempuan
tersebut.
Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, dan rajin shalat 5 waktu tetapi belakangan ini pasien menjadi
tidak pernah shalat.
Kehidupan Psikoseksual
Pasien mengenal perempuan dan berpacaran, namun pad akhirnya putus dimana sejak
saat itu timbul keluhan-keluhan seperti ini pertama kalinya.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah
berurusan dengan aparat penegak hukum dan tidak pernah terlibat dalam proses
peradilan yang terkait dengan hukum
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal dirumah bersama
ayah, ibu dan kedua adik perempuannya. Hubungan pasien dengan keluarga baik.
Adik dari ayah pasien memiliki sakit yang sama dengan pasien
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 8
Genogram Keluarga
Keterangan :
Laki-laki Perkawinan
Perempuan Keturunan
Pasien Meninggal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 9
Riwayat herediter (+ )
Adik laki-laki bungsu ayah pasien
Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal satu rumah bersama ayah, ibu, dan kedua adik perempuannya.
Rumah kontrakan tersebut berada di daerah Tomang. Rumah pasien tergolong
lingkungan padat penduduk. Interaksi dengan keluarga dan tetangga dahulu baik
bahkan pasien bekerja di Perusahaan Indosat selama ± 3 bulan dan tidak bekerja lagi
sejak ± 1 bulan belakangan ini. Pasien makan minum dan kebutuhan sehari-hari
masih tergantung kepada ayah dan ibu yang bekerja sebagai pedagang, namun
menurut pengakuan ayah pasien sebelumnya uang bulanan gaji yang didapatkan
pasien dari bekerja tidak tahu di habiskan kemana. Kesan sosial ekonomi pasien
tergolong kurang mampu.
Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien mengatakan bahwa sekarang dia sakit dan tahu alasan kenapa dibawa ke
RS yaitu akibat emosinya yang belakangan ini tidak terkontrol. Namun tidak tahu
cara mengatasinya atau mengurangi emosinya. Selain itu pasien meyakini ada
tetangga yang tidak menyukainya.
Persepsi keluarga terhadap pasien
Menurut ayahnya, pasien semakin sering berperilaku aneh seperti sering bengong,
suka marah-marah dan mengamuk sampai memecahkan piring atau gelas yang ada di
rumah namun tidak pernah melukai dirinya dan keluarga, tidak mau mandi, keluyuran
dan sepulang dari itu tidak mau membersihkan dirinya. Selain itu pasien pernah
bercerita kepada ayahnya, ada tetangganya yang tidak menyukai keluarganya,
padahal menurut ayah pasien hubungan mereka dan tetangga itu baik dan itu hanya
pikiran dan perasaan aneh dari bisikan-bisikannya saja.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (tanggal 03 April 2014, pukul 16.45 WIB)Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 10
A. Deskripsi Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 24 tahun, penampilan fisik pasien sesuai umurnya,
postur tubuh tinggi, kurus, berkulit sawo matang, rambut hita, lurus. Pada saat
wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna coklat muda dan celana
panjang berwarna coklat muda, tidak memakai sandal. Kebersihan dan kerapian
pasien kurang baik dan terlihat tidak terawat.
Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara : Pasien duduk di bangku meja makan, terlihat tenang dan
tidak memberontak.
Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang di bangku, terdapat kontak mata
dengan pemeriksa. Pasien merespon semua pertanyaan dengan duduk tenang di
depan pemeriksa, terdapat kontak mata dengan pemeriksa. Pasien merespon
semua pertanyaan dengan cepat, lancar dan keras.
Sesudah wawancara : Pasien bersalaman dengan pewawancara
Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, pasien menjawab semua pertanyaan pewawancara dengan jelas dan cepat.
Pembicaraan : Spontan, Koheren, maksud tiap kata jelas
Volume : Cukup
Intonasi : Cukup
Artikulasi : Jelas
Gangguan berbicara : Tidak adaKepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 11
B. Alam Perasaan
a. Suasana perasaan (mood) : Eutimik
b. Afek
- Stabilitas : Stabil
- Keserasian : Tidak serasi
- Pengendalian : Kuat
- Ekspresi : Datar
- Dramatisasi : Tidak ada
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), karena pasien mendengar suara-suara yang
selalu mengolok-olok dan berkomentarya sehingga pasien jengkel dan suka marah-
marah ke orang sekitarnya.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
● Taraf pendidikan : DIII STT TelkomKepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 12
● Pengetahuan umum : Baik
● Kecerdasan : Baik
● Konsentrasi : Baik
● Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Situasi : Baik
● Daya Ingat
Jangka Panjang : Baik
Jangka Pendek : Baik
Segera : Baik
● Visuospatial : Baik
● Bakat kreatif : Baik
● Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
E. Proses Pikir
Arus pikir
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 13
o Produktivitas : Banyak ide, cepat
o Kontinuitas pikiran : Baik
o Kendala berbahasa : Tidak ada
Isi pikir
o Preokupasi : Tidak ada
o Waham : Waham curiga (+)
o Obsesi : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Kemampuan mengendalikan impuls baik (Pasien tidak marah saat di ganggu temannya
pada wawancara)
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : Baik (Pasien tahu bahwa marah dan mengamuk itu tidak baik)
Uji daya nilai : Baik
Daya nilai realita : Terganggu (Ada halusinasi auditorik)
Tilikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 14
Derajad V (mengakui bahwa dirinya sakit dan tahu bahwa penyebabnya adalah
gangguan-gangguan yang dialami, tetapi tidak memakai pengetahuan tersebut untuk
pengalaman di masa datang)
Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya (konfirmasi kepada ayah pasien dengan jawaban yang sama)
IV. STATUS FISIK (pemeriksaan pada tanggal 03 April 2014, pukul 16.50 WIB)
Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
o Tekanan darah : 120/85 mmHg
o Nadi : 96 kali/menit
o Pernafasan : 20 kali/menit
o Suhu : 36,2 ºC
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 15
Bunyi Jantung I-II normal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Datar, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Edema (-), akral hangat
Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Reflek fisiologis : Tidak ada kelainan
Gejala ekstrapiramidal syndrome : Tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan GDS
Laboratorium
o GDS : 113 mg/dl
Pemeriksaan EKG
Hasil: Normal
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki berusia 24 tahun. Penampilan fisik sesuai usianya dengan
kebersihan dan kerapian yang kurang. Pendidikan terakhir Diploma III STT Telkom.
Pasien duduk dengan tenang di bangku, terdapat kontak mata dengan pemeriksa. Pasien
merespon semua pertanyaan dengan cepat, lancar dan keras.
Pasien datang ke RSJSH untuk yang ketiga kalinya, sebelumnya pasien pernah
dirawat di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan pada tahun 2010 dan dirawat di RSJ Dr.Soeharto
Heerdjan pada tahun 2013. Pasien diantar oleh ayah dan ibunya karena dirumah semakin Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 16
suka marah, mengamuk, sehingga keluarga merasa terancam namun pasien tidak pernah
mencoba untuk menyakiti. Selain itu, pasien terlihat sering bengong, tidak mau mandi
dan minum obat.
Riwayat prenatal dan perinatal normal. Pasien merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adik perempuannya di rumah
kontrakan. Sebelum sakit hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik. Setelah
sakit pasien merasa ada tetangga yang tidak menyukainya, namun setelah dikonfirmasi
kepada ayah dan ibu pasien ternyata pasien tidak pernah ada masalah dengan tetangga
tersebut.
Dari pemeriksaan didapatkan :
Kesadaran Compos Mentis. Pasien kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan cepat
dan jelas. Mood eutimik, afek datar dan tidak serasi. Terdapat halusinasi auditorik
(pasien mendengar suara-suara yang selalu mengolok-olok dan berkomentar tentang
dirinya sehingga pasien jengkel dan suka marah-marah ke orang sekitarnya).
Memiliki waham curiga. Fungsi intelektual baik, daya ingat jangka panjang baik,
pasien masih mengingat dan bercerita tentang masa kecilnya, ingatan jangka pendek
masih baik karena pasien masih mengingat kembali kegiatan tadi pagi, memori segera
baik karena dapat mengingat kembali nama dokternya. Tilikan derajad V.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke
dalam :
1. Gangguan psikotik, karena adanya kendala dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya :
o Gejala psikopatologi : Halusinasi Auditorik dan Waham Curiga Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 17
o Gangguan fungsi/hendaya dan disabilitas : kekurangan kemampuan untuk
merawat diri (mandi, kebersihan diri)
o Distress/penderitaan :
Menurut PPDGJ III :
F0 – F09 (Gangguan Mental Organik) dapat disingkirkan, karena tidak adanya
riwayat kejang demam, riwayat epilepsi maupun kecelakaan yang menyebabkan
trauma kepala. Dari pemeriksaan tidak adanya penyakit spesifik yang diduga
berkaitan dengan gangguan jiwanya. Tidak adanya penurunan kesadaran patologis,
tidak adanya gangguan sensorium atau gangguan neurologik dan tidak ada gangguan
fungsi kognitif (memori,intelektual dan belajar).
F10 – F19 (Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif) dapat
disingkirkan, karena pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan
terlarang sebelumnya, pasien hanya mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan wawancara psikiatri didapatkan adanya halusinasi auditorik dan waham
curiga. Onsetnya sudah lebih dari satu bulan yang mendukung kriteria untuk
diagnosis Skizofrenia. Namun gejala ini muncul bersamaan dengan adanya sikap
seperti agitasi, penarikan diri atau isolasi hubungan sosial. Hendaya yang nyata dalam
pencari nafkah dan perawatan diri yang buruk. Selain itu ada riwayat skizofrenia
dalam kurun waktu lebih dari satu tahun jadi diagnosis pada pasien ini F20.0 yaitu
Skizofrenia Paranoid.
Berdasarkan itu juga F30 – F39 dapat disingkirkan. Karena gejala mood tidak
mendahului gejala psikotik. Atau gejala mood tidak terlalu menonjol dari gejala
psikotik.
AKSIS I : F20.0 yaitu Skizofrenia Paranoid karena memenuhi kriteria yaitu:
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 18
1. Terdapat gejala yang amat jelas sedikitnya satu gejala : halusinasi auditorik dan
waham curiga
2. Atau paling sedikit terdapat dua gejala yang selalu ada secara jelas : halusinasi
yang menetap dari panca indera (halusinasi auditorik), gejala negatif (afek datar
an tidak serasi, penarikan diri)
3. Gejala khas tersebut berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
4. Harus ada perubahan yang konsistensi yang bermakna dalam beberapa aspek :
aspek perilaku (agitasi, hilang minat dan penarikan diri).
5. Eksklusi : skizoafektif, gangguan mood, akibat zat dan kondisi medis umum.
6. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
AKSIS II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ada diagnosis
AKSIS III : Kondisi Medis Umum
Hipertensi grade I
AKSIS IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Masalah berkaitan ekonomi, karena pasien memiliki keinginan kuat dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik (ingin memiliki mobil dan rumah namun tidak sesuai
hasilnya).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 19
AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale
Satu tahun terakhir : GAF 75 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)
Sekarang : GAF 35 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.53 yaitu Skizofrenia Residual Episodik berulang
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan ekonomi
Aksis V : Setahun terakhir GAF 75, Sekarang GAF 35
IX. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan organik dan namun ada faktor
herediter gangguan jiwa (adik ayah pasien)
Psikologik : Halusinasi auditorik, waham curiga, afek datar dan tidak serasi,
tilikan derajat V.
Sosial budaya : Tidak ditemukan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 20
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam (Pasien tidak pernah membahayakan diri sendiri
selama sakit dan tidak ada tanda-tanda pasien menderita gangguan
mental organik atau penyalah penggunaan zat)
Quo ad functionam : Dubia ad bonam (Pasien masih bisa mengerjakan kegiatan sehari-
hari sendiri)
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam (Tilikan pasien derajad V)
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Faktor yang memperingan :
Adanya faktor pencetus yang jelas
Terdapat dukungan dari keluarga pasien
Tidak terdapat kelainan organik
Tidak terdapat kekerasan
b. Faktor yang memperberat :
Riwayat skizofrenia dan perawatan 2 kali
Kesadaran untuk minum obat kurang
Pasien sudah tidak bekerja lagi
Riwayat herediter yang memiliki gangguan jiwa (adik ayah pasien)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 21
XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat inap, dengan indikasi keluarga merasa terancam
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2 mg/hari (Sediaan : 1 – 2 – 3 mg | Dosis anjuran : 2 – 6 mg/hari)
Triheksifenidil 2 x 2 mg/hari (Sediaan : 2 – 5 mg | Dosis anjuran : 2 – 6 mg/hari)
CPZ 1 x 100 mg/hari
3. Psikoterapi
Dilakukan melalui :
a. Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok. Hal ini
dilakukan mengingat kemampuan pasien menghadapi stress rendah. Selain itu
pasien mudah marah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan
pengendalian diri dalam menghadapi masalah. Pada terapi kelompok adalah
kesempatan untuk menilai dan mengamati respon pasien dalam menghadapi
berbagai sifat, perilaku orang lain dan masalah yang timbul.
b. Psikoterapi reedukatif
Pada pasien :
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan
meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif
Menganjurkan pasien untuk bersikap baik dengan teman-temannya
Pada keluarga :
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 22
Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan pengarahan kepada
keluarga agar tetap memberi dukungan untuk pulih dan tidak mengkritik setiap
kegiatan pasien yang kurang tepat
Meredukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam
mendisplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol rutin
setelah pulang dari RSJSH guna perbaikan kualitas hidup pasien
Mengikut sertakan pasien dalam aktivitas sehari-hari di rumah dan mengajar
pasien kembali cara merawat dirinya
4. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJSH agar pasien bisa
bersosialisasi kembali dengan sekitarnya.
Mengasah keterampilan pasien dalam bernyanyi agar pasien dapat menyalurkan
bakat seninya.
Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH agar pasien mempunyai
kegiatan yang positif dan mengetahui nilai-nilai agama mana yang boleh dan
mana yang dilarang
1 Taraf pendidikan Pasien bisa menyelesaikan pendidikannya
sampai Diploma III STT Telkom dengan index
prestasi yang cukup baik 3,5 (dari pengakuan
ayah pasien)
2 Pengetahuan umum Baik (Pasien mengetahui presiden Indonesia)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 23
3 Kecerdasan Sesuai dengan pendidikannya
4 Konsentrasi dan perhatian Baik (Pasien dapat memusatkan perhatian dan
fokus selama wawancara)
5 Orientasi
Waktu Baik (dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan,
tahun saat itu dengan benar)
Tempat Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat
dimana sekarang dia berada dengan benar)
Orang Baik (Pasien mengenali bahwa yang memakai
jas putih adalah dokter)
Situasi Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar saat
wawancara berlangsung)
6 Daya ingat
Jangka panjang Baik (Pasien dapat bercerita dan mengingat
masa kecilnya)
Jangka pendek Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan
tadi pagi)
Segera Baik (Pasien dapat menyebutkan 3 benda yang
ditunjukkan oleh pemeriksa dengan cepat)
7 Pikiran abstrak Baik
8 Visuospasial Baik
9 Bakat dan kreativitas Baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 24
10 Kemampuan menolong diri Baik (Pasien dapat makan minum, mandi dan
berpakaian sendiri)
Lampiran:
Perjalanan penyakit pasien
2010 2013 2014
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Page 25