Cholestasis Jaundice Power Point

Embed Size (px)

Citation preview

Patmi Wulandari 207.315.108

CHOLESTASIS JAUNDICE

LAPORAN KASUS Penderita Nama

: Kelamin : Umur : Alamat : Ruang

:

Tn. Sukarno/ 075422 Laki-laki 55 tahun Mertasinga 03/08 Cilacap Utara Mawar

1. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas Masalah : 1. Mata kuning kehijauan 2. Kulit kuning kehijauan

3. BAK seperti teh 4. BAB seperti dempul5. Panas Demam 6. Mual 7. Nafsu Makan berkurang 8. Perut sebah

Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 1 bulan yang lalu, nyeri hilang timbul, yang dirasakan semakin lama semakin meningkat. Nyeri seperti diremas-remas dan menyebar pada daerah punggung kanan lalu ke pundak kanan. Nyeri dapat diperingan dengan pasien tidur dalam posisi ke arah yang sakit, membungkuk ataupun tidur dalam posisi kaki kanan ditekuk. Jika banyak gerak, atau makan makanan yang berlemak, rasa nyeri semakin bertambah. Nyeri disertai dengan mual tapi tidak muntah dan nafsu makan pasien berkurang. Selain itu, pasien mengeluh mata berwarna kuning, muncul sejak kurang lebih 1/2 bulan yang lalu, semakin lama warna kuning berubah menjadi kuning kehijauan. Warna kuning perlahan-lahan tampak pada telapak tangan dan permukaan perut. Warna mata dan kulit yang kuning kehijauan diikuti dengan perubahan warna air seni yang menjadi seperti teh dan perubahan warna pada buang air besar seperti dempul, besarbesar dengan konsistensi lembek dan berbuih.

Pasien mengalami demam bersamaan dengan perubahan warna pada mata, perut, BAK dan BAB. Demamnya naik turun, menggigil dan hilang jika minum obat penurun panas. Pasien merasa gatal-gatal di seluruh tubuh yang tidak hilang meskipun telah digaruk. Sejak 1 bulan yang lalu penderita juga mengeluh badannya menjadi cepat capek, tidak kuat berjalan jauh ataupun berdiri lama. Tulang-tulang terasa kaku disertai dengan pegal-pegal pada otot badan. Kulit penderita menjadi kering dan kasar. Pasien mengatakan bahwa dari dulu suka makan jeroan sapi seperti usus, limfe dan babat, otak sapi, daging kambing dan ayam, sering mengkonsumsi obat-obatan warung, serta tidak suka makan sayur karena sayur terasa pahit dan tidak ada rasanya.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah sakit perut sebelah kanan atas yang disertai dengan BAK seperti air teh, badan terasa lemas dan tubuh berwarna kuning kehijauan. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang pernah sakit perut sebelah kanan atas yang disertai dengan BAK seperti air teh, badan terasa lemas dan tubuh berwarna kuning kehijauan.

Pembahasan Ikterus adalah penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan warna kuning pada jaringan. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sklera, kulit atau kemih yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2 3 mg/100ml. Bilirubin serum normal adalah 0,2 0,9 mg/100ml. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya pertama kali menjadi kuning.

Ikterus terbagi dua, yaitu : 1. Ikterus hepatitis terjadi karena adanya kelemahan dalam hal metabolisme bilirubin unconjugated dalam hepar. 2. Ikterus kolestatik karena adanya bendungan dalam saluran empedu, sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam duodenum.

Kolestatis jundice terbagi dua :1. Intra hepatis karena gangguan ekskresi bilirubin yang terjadi di antara mikrosom hati dengan duktus empedu. tersering disebabkan oleh penyakit hepatoseluler dimana sel parenkim hati mengalami kerusakan akibat virus hepatitis atau berbagai jenis sirosis. penyebab yang jarang adalah pemakaian obatobatan tertentu (halotan, kontrasepsi oral, estrogen, isoniazid, dan klorpromazin)

2. Ekstra hepatik karena obstruksi di duktus empedu yang lebih besar, seperti duktus koledokus. penyebab tersering disebabkan oleh sumbatan batu empedu, biasanya pada ujung bawah duktus koledokus; karsinoma kaput pankreas dapat pula menyebabkan tekanan pada duktus koledokus dari luar; juga karsinoma ampula rekti.

Membedakan kedua keadaan ini tidak mudah, karena semua bentuk kolestatis menimbulkan sindrom klinik ikterus yang sama, yaitu : gatal, transaminase meningkat, fosfatase alkali meningkat, gangguan ekskresi zat warna kolesistografi, dan kandung empedu tidak terlihat.

obstruksi intrahepatis jarang seberat obstruksi ektra hepatis. Akibatnya, kolestatis intrahepatik umumnya hanya mengakibatkan peningkatan moderat fosfatase alkali, dan sedikit pigmen dapat ditemukan dalam feses atau urobilinogen dalam kemih bila dibandingkan dengan kolestatis ekstra hepatik.

Pemeriksaan FisikTD : 100/70 mmhg Nadi : 80x/mnt Rr S : 20x/mnt : 36,4 C

Kepala : VT (-) Mata : ca -/- , si +/+ kehijauan, xantelasma +/+ Hidung : disc (-), nch (-) Mulut : sianosis (-), tremor (-) Leher : dev trakhea (-), jvp 5+2 cmh2O

Thorak P/ I : asimetris ka > cembung dari ki ket. Gerak + kanan P : VF lob sup ka > ki inf ka > ki P : lob ka ki S s s Ms I s s A : SD ves +/+, rbh -/-, rbk -/Batas paru-hepar sic V LMCD

C/ I : I.C tampak pada sic v 2 jr med LMCS P : I.C teraba pada sic v 2 jr med LMCS P : bts kanan atas sic II LPSD kiri atas sic II LPSS kanan bwh sic IV LPSD kiri atas sic V 2 jr med LMCS A : S1>S2, M (-), G (-)

Abdomen I : supel, ikterik (+) A : BU (+) N P : NT (+) hipokondrium kanan Hepar : teraba 1 jari BACD, kons. Keras, tepi tajam lien : ttb P : tymphani +, pekak alih -, pekak sisi Ekstremitas : edema -/-, -/-

Pemeriksaan laboratorium, tanggal 09 Agustus 2009 Analisis Kimia Urin

Urobilinogen Bilirubin Darah Rutin Angka leukosit Hb Ht Angka eritrosit Angka trombosit MCH MCV MCHC

: 4 mg/dl : 6 mg/dl

: 20.240 / ml (5000-10000 /ml) : 3,0 g/dl (14 18 g/dl) : 11% (40 48%) : 1,6 juta/ml (4,5-5,5 juta/l) : 603.000 / l (150000-400000 /l) : 19,4% (37 31%) : 72,9% (82 92 %) : 26,5 g/dl (32 36 g/dl)

Kimia darah

Protein total Albumin Globulin Bilirubin total Bilirubin direk Bilirubin indirek SGOT/AST SGPT/ALT Alkali fosfatase Ureum Darah

: 6,54 g/dl : 2,96 g/dl : 3,58 g/dl : 6,72 mg/dl : 6,38 mg/dl : 0,34 mg/dl : 319 UI/L : 161 UI/L : 1036 UI/L : 58,1 mg/dl

(6 7,8 g/dl) (4 5,2 g/dl) (1,3 2,7 g/dl) (0,0-1,1 mg/dl) (0,0-0,3 mg/dl) (0,2-0,8 mg/dl) (17-59 UI/L) (21-72 UI/L) (60-70 UI/L)

Diagnosis : Cholestasis jaundice extra hepatal

Terapi Konservatif Non Farmakologis

Istirahat total Pemberian nutrisi parenteral Diet ringan rendah lemak Farmakologis Antibiotik Anti spasmodik Vitamin A, D, E, K Injeksi

Terapi OperatifKolesistektomi : Merupakan terapi pilihan utama untuk kolelitiasis simtomatik. Dengan kolesistektomi, nyeri lebih sedikit, dan pasien dapat lebih cepat kembali bekerja.

PrognosisTergantung dari penanganan yang diberikan kepada pasien. Jika pasien segera dilakukan terapi dan diberikan penjelasan tentang halhal yang harus dilakukan selama terapi, maka prognosisnya dapat menjadi lebih baik.

selesai