10
REFERAT CNS TOXOPLASMOSIS DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DAN MELENGKAPI SYARAT DALAM MENEMPUH PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER DISUSUN OLEH : CLEMENT DREW 406107045 RSUP HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA PERIODE 24 OKTOBER 2011 – 19 NOVEMBER 2011

Cns Toxoplasmosis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

toxo

Citation preview

REFERAT

CNS TOXOPLASMOSISDISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DAN MELENGKAPI SYARAT DALAM MENEMPUH PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

DISUSUN OLEH :CLEMENT DREW406107045

RSUP HUSADAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARAPERIODE 24 OKTOBER 2011 19 NOVEMBER 2011 JAKARTA

CNS TOXOPLASMOSISI. PENDAHULUANInfeksi pada sistem saraf pusat oleh parasit Toxoplasma gondii, umumnya pada seseorang yang immunocompetent, parasit tersebut terkontrol oleh imunitasnya, namun bila seseorang yang immunocompromised atau terinfeksi pada saat di kandungan, parasit ini akan menyebabkan kerusakan jaringan otak, limfe, dan jaringan lain pada tubuh penderita terutama pada daerah otak. Sejak infeksi HIV merebak, insidens dari CNS toxoplasmosis juga meningkat karena terjadinya penurunan kekebalan tubuh manusia. Prevalensi zat anti T. gondii yang positif pada manusia di Indonesia berkisar antara 2-63 %.

II. ETIOPATOGENESISOokista dari Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia dari kotoran kucing yang terinfeksi, mengkonsumsi daging sapi mentah, ataupun konsumsi daging kambing yang tidak dimasak dengan baik. Ookista tersebut kemudian akan berkembang mengeluarkan tachyzoit yang kemudian akan melakukan invasi pada jaringan tubuh. Selain itu penularan melalui darah juga dapat terjadi. Pada kasus tertentu dapat terjadi transmisi transplacental. Pada orang dengan keadaan immunocompromised, cell-mediated immunity yang merupakan sistem imun yang efektif untuk mengontrol infeksi ini mengalami penurunan sehingga infeksi dapat menyebabkan terjadinya destruksi fokal pada jaringan-jaringan yang terinfeksi toxoplasma.

III. MANIFESTASI KLINISUmumnya bersifat self-limited, namun pada orang dengan keadaan immunocompromised dapat menimbulkan gejala-gejala umum sebagai berikut-. Limfadenopati-. Chorioretinitis-. Myalgia-. Nyeri Abdomen-. Ruam makulopapulerBila menyerang CNS dapat terjadi gejala sebagai berikut :-. Ganguan mental-. Demam-. Kejang-. Nyeri kepala-. Gangguan sensorik dan motorikUmumnya daerah CNS yang sering diserang adalah batang otak, ganglia basal, pituitary gland, dan corticomedullary junction.Pada Neonatus yang mengalami transplacental infection, dapat terjadi :-. Kejang-. Hipotonus-. Bayi tampak lemah-. Hidrosefalus progresif-. ChorioretinitisIV. FAKTOR RESIKOSeseorang memiliki kemungkinan terkena CNS Toxoplasmosis bila :-. Memiliki penurunan kekebalan tubuh-. Memiliki kontak dengan kucing-. Sering mengkonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik

V. PEMERIKSAANPemeriksaan penunjang diagnosa CNS toxoplasmosis pada umumnya adalah pemeriksaan serologis ( IgG & IgM Toxoplasma ), PCR, kultur, dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dipakai dalam menunjang diagnosa CNS toxoplasma adalah CT scan dengan atau tanpa kontras dan MRI dengan atau tanpa kontras. Pemeriksaan yang lebih dipilih untuk digunakan dalam pemeriksaan penunjang CNS toxoplasmosis adalah MRI dengan kontras, karena pemeriksaan dengan MRI dapat menunjukan lesi secara lebih akurat dibandingkan dengan CT scan. Namun untuk memeriksa apakah terdapat kalsifikasi pada parenkim pada otak, CT scan dapat memperlihatkan kalsifikasi secara lebih jelas dibandingkan dengan MRI. Selain itu, pada CNS Toxoplasmosis umumnya didapatkan perfocal edema yang dapat menjadi s.o.l..Ciri khas dari CNS Toxoplasmosis adalah adanya bentuk ring-enhanced lesions pada parenkim otak. Pada CNS toxoplasmosis kongenital umumnya didapatkan kalsifikasi pada parenkim otak (batang otak, ganglia basal, pituitary gland, dan corticomedullary junction ).MRIT1W1 : Lesi HipointensT2W1 : Lesi HiperintensDWI : Lesi HiperintensT1 dengan kontras : Ring Enhanced Lesions yang umumnya memiliki perifocal edema

Pada kedua gambar MRI diatas menunjukan adanya lesi hipointens pada daerah Thalamic. Pada gambar di sebelah kanan menunjukan adanya perifocal edema yang mendesak ventrikel otak

Pada ketiga gambar MRI post-kontras ini menunjukan terdapatnya ring-enhanced lesions dengan perifocal edema pada parenkim otak

Pada kedua gambar ini menunjukan multiple ring-enhanced lesions pada parenkim otak

Pada gambar MRI T2 ini menunjukan lesi hiperintens ring-enhanced oleh toxoplasmosisCT ScanLesi hipodens atau isodens yang multipel, bila digunakan kontras dapat terlihat ring-enhanced lesions.

Gambar CT scan dengan kontras ini memperlihatkan ring-enhanced lesions pada parenkim otak

Gambar diatas menunjukan lesi Ring-enhanced lesions dengan perifocal edema post kontras pada seorang pasien dengan toxoplasmosis

Hasil CT scan diatas menunjukan hidrosefalus berat dengan kalsifikasi pada daerah periventrikel oleh karena toxoplasmosis kongenital

Hasil CT scan diatas menunjukan hidrosefalus berat dengan kalsifikasi pada daerah periventrikel oleh karena toxoplasmosis kongenital

VI. DIAGNOSISDiagnosis pasti dari CNS toxoplasma ditegakan dengan anamnesa lengkap, gejala klinis, dan pemeriksaan penunjang ( Serologis dan radiologis )

VII. DIAGNOSIS BANDING CNS lymphoma pada pasien HIV Umumnya lesi tunggal, untuk memastikan perlu biopsi Infeksi Mycobacterium Umumnya ditemukan tuberkuloma, abses, hidrosefalus Infeksi jamur ( cryptococcosis, candidiasis ) Umumnya ditemukan dilatasi rongga perivaskuler Chagas disease Abses bakteri Neurosifilis Stroke kardioembolik Ensefalitis karena CMV pada pasien HIV Poliradikulopati progresif pada pasien HIV Progressive Multifocal Leukoencephalopathy

VIII. TERAPIDibagi dalam 2 fase, yakni fase akut dan fase rumatanFase Akut ( 6 minggu ) :Pyrimethamine 200 mg PO sebagai loading dose, kemudian 50 mg (60 kg BB) 1x/hari + sulfadiazine 1,000 mg (60 kg BB) + folinic acid (leucovorin) 10-25 mg 1x/hari

Fase Rumatan :Pyrimethamine 25-50 mg PO 1x/hari + sulfadiazine 2,000-4,000 mg PO 2-4x/hari + folinic acid 10-25 mg PO 1x/hari