14
POTENSI AIR TANAH BEBAS DI DAERAH KECAMATAN PONTIANAK SELATAN (STUDI KASUS JALAN SELAYAR – JALAN HARAPAN JAYA) Nopita 1) ; Marsudi 2) , Isna Apriani 1) 1 Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email :[email protected] ABSTRAK Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan di jalan Selayar sampai jalan Harapan Jaya sebagai lokasi penelitian merupakan daerah pemukiman serta perdagangan yang sering mengalami kekurangan air terutama pada musim kemarau.Daerah tersebut sebenarnya sudah terjangkau oleh jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) namun jumlah air masih terbatas dan kualitas yang masih kurang baik. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan air baku adalah dengan memanfaatkan sumber air tanah dangkal sebagai sumber air baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi air tanah bebas di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya, untuk mengetahui pola aliran air tanahnya dan untuk mengetahui pola sebaran pencemaran air tanah.Tahap penelitian dimulai penentuan titik sampel yang berada di 12 titik sumur untuk pengukuran tinggi muka air, sedangkan uji kualitas air diambil 4 sumur ,penentuan titik lokasi dilihat berdasarkan tata guna lahan serta aktivitas yang berlangsung disekitar sumur dan data sekunder yaitu data tofografi. Pengambilan sampel air saat kemarau (3 Februari 2014) dan setelah hujan (1 Maret 2014) serta pengujian kualitas air untuk parameter TSS, TDS, pH, Besi, BOD, dan Sulfat yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Berdasarkan perhitungan debit menurut Kepmen Energi dan SDM No.1451/10/MEM/2002 di daerah penelitian berpotensi kecil karena debit air < 2 l/detik yaitu 0,0073 l/detik saat kemarau dan 0,0088 l/detik setelah hujan. Untuk kualitas air sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya untuk parameter TSS, TDS, pH, dan Sulfat memenuhi standar baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001 air kelas I. Sedangkan parameter BOD dan besi (Fe) melebihi standar baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001 air kelas I yaitu air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk air baku air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama untuk peruntukan tersebut. Untuk arah aliran air tanah air mengalir dari arah selatan menuju arah utara yang akan bermuara di Sungai Kapuas dan pola sebaran pencemaran air tanah tidak merata karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik namun tetap mengikuti arah aliran air tanah Kata - kata Kunci : Air Tanah, Potensi Air Tanah, Pola Sebaran Pencemaran ABSTRACT Kota Baru Village, South Pontianak District in Selayar Roads until Harapan Jaya Roads as a research location is residential and trade areas which often have experiences water shortages, especially during the dry season. Actually, the area is already covered by a network of Regional Water Company (PDAM) but the amount of water is limited and the quality is still not good. One of the efforts made to overcome the shortage of raw water sources is to exploit the shallow groundwater as a source of raw water. The purpose of this research was to determine the potential for ground water freely in Selayar Roads - Harapan Jaya Roads, to determine groundwater flow patterns and the distribution patterns 1

Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemilhan potensi sumber daya ait

Citation preview

Page 1: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

POTENSI AIR TANAH BEBAS DI DAERAH KECAMATAN PONTIANAK SELATAN(STUDI KASUS JALAN SELAYAR – JALAN HARAPAN JAYA)

Nopita 1) ; Marsudi 2), Isna Apriani1)

1 Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura, Pontianak2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Email :[email protected]

ABSTRAKKelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan di jalan Selayar sampai jalan Harapan Jaya sebagai lokasi penelitian merupakan daerah pemukiman serta perdagangan yang sering mengalami kekurangan air terutama pada musim kemarau.Daerah tersebut sebenarnya sudah terjangkau oleh jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) namun jumlah air masih terbatas dan kualitas yang masih kurang baik. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan air baku adalah dengan memanfaatkan sumber air tanah dangkal sebagai sumber air baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi air tanah bebas di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya, untuk mengetahui pola aliran air tanahnya dan untuk mengetahui pola sebaran pencemaran air tanah.Tahap penelitian dimulai penentuan titik sampel yang berada di 12 titik sumur untuk pengukuran tinggi muka air, sedangkan uji kualitas air diambil 4 sumur ,penentuan titik lokasi dilihat berdasarkan tata guna lahan serta aktivitas yang berlangsung disekitar sumur dan data sekunder yaitu data tofografi. Pengambilan sampel air saat kemarau (3 Februari 2014) dan setelah hujan (1 Maret 2014) serta pengujian kualitas air untuk parameter TSS, TDS, pH, Besi, BOD, dan Sulfat yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Berdasarkan perhitungan debit menurut Kepmen Energi dan SDM No.1451/10/MEM/2002 di daerah penelitian berpotensi kecil karena debit air < 2 l/detik yaitu 0,0073 l/detik saat kemarau dan 0,0088 l/detik setelah hujan. Untuk kualitas air sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya untuk parameter TSS, TDS, pH, dan Sulfat memenuhi standar baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001 air kelas I. Sedangkan parameter BOD dan besi (Fe) melebihi standar baku mutu menurut PP No. 82 Tahun 2001 air kelas I yaitu air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk air baku air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama untuk peruntukan tersebut. Untuk arah aliran air tanah air mengalir dari arah selatan menuju arah utara yang akan bermuara di Sungai Kapuas dan pola sebaran pencemaran air tanah tidak merata karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik namun tetap mengikuti arah aliran air tanah

Kata - kata Kunci : Air Tanah, Potensi Air Tanah, Pola Sebaran Pencemaran

ABSTRACTKota Baru Village, South Pontianak District in Selayar Roads until Harapan Jaya Roads as a research location is residential and trade areas which often have experiences water shortages, especially during the dry season. Actually, the area is already covered by a network of Regional Water Company (PDAM) but the amount of water is limited and the quality is still not good. One of the efforts made to overcome the shortage of raw water sources is to exploit the shallow groundwater as a source of raw water. The purpose of this research was to determine the potential for ground water freely in Selayar Roads - Harapan Jaya Roads, to determine groundwater flow patterns and the distribution patterns of groundwater contamination. Phase of the research is began from determination of sample points that are in the 12 point wells for measurement of water level, water quality tests taken from 4 wells, determining the location of the point of views based on land use and activities that take place around wells and secondary data is topography data. Sampling of water during the dry season (February 3, 2014) and after the rains (March 1, 2014) as well as water quality testing for the parameters TSS, TDS, pH, Iron, BOD, and sulfate were performed at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura. Based on the calculation of discharge energy and human resources according to the Ministerial Decree No.1451 / 10 / MEM / 2002 in the research area because of small potential water discharge <2 l / sec is 0.005 l / sec during the dry season and 0.006 l / sec after rain. For the quality of well water in Selayar Roads - Harapan Jaya Roads to the parameters TSS, TDS, pH, and Sulfate meet quality standards according to PP 82 of 2001 water class I. While the parameters BOD and iron (Fe) exceeds the quality standards according to PP 82 Year 2001 Class I, is water that intended to be used for drinking water or other uses that require the same water for the designation. For groundwater flow direction of water flow from the south to the north which will empty into the Kapuas River and groundwater contamination distribution pattern is uneven because it is influenced by poor sanitation but still follow the direction of groundwater flow.

Key Words : Ground Water, Ground Water Potential, Distribution Pattern of Pollution

1

Page 2: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

1. PENDAHULUANSalah satu kebutuhan manusia yang paling pokok adalah air.Air merupakan sumber daya alam

yang sangat penting untuk keperluan manusia di berbagai sektor, antara lain untuk keperluan pertanian, industri, prasarana perhubungan, usaha wisata, prasarana pemukiman serta utilitas umum lainnya.Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta peningkatan jumlah dan jenis kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia maka kebutuhan akan fasilitas-fasilitas infrastruktur turut meningkat pula.

Pada penulisan skripsi ini, penulis memilih daerah Kota Baru Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak tepatnya di jalan Selayar sampai jalan Harapan Jaya sebagai lokasi penelitian karena daerah tersebut merupakan daerah pemukiman serta perdagangan yang sering mengalami kekurangan air terutama pada musim kemarau. Daerah tersebut sebenarnya sudah terjangkau oleh jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) namun jumlah air masih terbatas dan kualitas yang masih kurang baik.Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan air baku adalah dengan memanfaatkan sumber air tanah dangkal sebagai sumber air baku.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui potensi air tanah bebas di lokasi Kota Baru Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak tepatnya di jalan Selayar sampai jalan Harapan Jaya, untuk mengetahui pola aliran air tanah, dan untuk mengetahui pola sebaran pencemaran air tanah pada daerah penelitian.

2. Metode PenelitianA. Tempat dan Waktu Pengambilan Sampel

Penelitian dilaksanakan di Kota Baru, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, tepatnya di jalan Selayar sampai jalan Harapan Jaya. Waktu pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 2 kali pada saat kemarau pada tanggal 03 Februari 2014 dan setelah hujanpada tanggal 01 Maret 2014. B. Metode Pengambilan Sampel

Tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan sampel: Pengukuran Tinggi Muka Air Tanah

Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan dengan menggunakan meteran dan GPS. Meteran untuk mengukur kedalaman air tanah, tinggi muka air tanah dan tinggi bibir sumur di 12 titik sumur. GPS untuk mengetahui titik kordinat lokasi dan informasi elevasi tanah. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali pada saat kemarau dan setelah hujan

Pengambilan Sampel AirPada penelitian ini metode yang digunakan adalah grab sample yaitu sampel air yang diambil pada waktu yang bersamaan untuk masing- masing titik yang telah ditentukan. Waktu pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat kemarau tanggal 3 Februari 2014 dan setelah hujan tanggal 1 Maret 2014. Waktu pengambilan sampel air pukul 10.00 WIB kondisi cuaca cerah.

C. Analisis DataAnalisis data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis potensi air

tanah bebas yaitu kualitas air tanah, dimana diperlukan data kualitas air tanah yang didapatkan dari hasil pengamatan dan pengujian air tanah dan kuantitas air tanahnya yaitu dengan menghitung debitnya serta analisa pola aliran air tanah dengan pengukuran elevasi dan tinggi muka air tanah dan analisa sebaran pencemaran air tanah yaitu membuat kontur pola sebaran dengan cara interpolasi.

3. Hasil dan pembahasanA. Hasil Penelitian Data Tinggi Muka Air Tanah

Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan pada saat kemarau dan setelah hujan bersamaan dengan pengambilan sampel air pada saat kemarau yaitu pada tanggal 3 februari 2014.Sedangkan

2

Page 3: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

setelah hujan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2014.Data tinggi muka air tanah ditampilkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Elevasi dan Tinggi Muka Air Tanah Saat Kemarau

Hasil Uji Kualitas AirPengambilan sampel air dan pengukuran kualitas air di lapangan dilakukan secara

bersamaan.Sampel air dengan parameter TSS, TDS, BOD, pH, Besi, dan Sulfat diuji di laboratorium Analisis Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Hasil Pengukuran yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Hasil Uji Kualitas Air Tanah

B. Analisis Kuantitas Air TanahPenentuan potensi airtanah selalu mengacu pada kuantitas yang mengacu pada ketersediaan

airtanah dan kualitas air tanah (Hidayat, 2008).Penilaian potensi air tanah dilakukan berdasarkan dua kriteria, yaitu kuantitas air tanah berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451/10/MEM/2000 dan kualitas air tanah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.Matriks potensi air tanah dapat dilihat dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kriteria Klasifikasi Debit Air TanahKriteria Besar DebitBesar > 10 liter/detik

Sedang 2.0 - 10 liter/detikKecil < 2 liter/detik

Perhitungan debit air tanah bebas di daerah kota baru kecamatan Pontianak Selatan tepatnya Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya.Besarnya aliran air tanah dapat dihitung dengan persamaan :

Q = K. i. A …………………………………………………………( 1 )Dimana :Q = besarnya aliran air tanah (m3/hari)K = konduktivitas (m/hari)I = landaian hidrolikaA = luas daerah ( m2)

Hasil perhitungan menunjukan bahwa debit didaerah penelitian adalah 0,0073 liter/detik saat kemarau dan 0,0088 liter/detik setelah hujan. Debit sumur pada lokasi penelitian adalah berpotensi

3

Page 4: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

kecil jika dibandingkan dengan nilai debit menurut Kepmen Energi dan SDM No.1451/10/MEM/2002 pada tabel 4 karena debitnya hanya 0,003 l/detik yaitu < 2 l/detik, begitu juga dengan setelah hujan debitnya juga kecil yaitu hanya 0,006 l/detik yaitu < 2 l/detik maka klasifikasi debit sumur pada Jalan Selayar – jalan Harapan Jaya adalah berpotensi kecil sehingga hanya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK).

C. Analisis Kualitas Air Tanah Parameter TSS

Pengambilan sampel parameter TSS dilakukan pada kondisi saat kemarau dan setelah hujan.Hasil pengukuran ini ditampilkan pada tabel 4.

Tabel 4. Kandungan TSS pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 82 Tahun 2001 Keterangan

Kemarau Hujan Kelas I1 1 12 mg/l 22 mg/l 50 mg/l Memenuhi2 2 18 mg/l 27 mg/l 50 mg/l Memenuhi3 3 16 mg/l 11 mg/l 50 mg/l Memenuhi4 4 80 mg/l 273 mg/l 50 mg/l Tidak Memenuhi

Hasil pengujian menunjukan tiga sampel memiliki kandungan TSS berada dibawah ambang batas baik untuk kualitas air bersih pada saat kemarau dan setelah hujan yakni sampel pertama, kedua dan ketiga sehingga klasifikasi mutu air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, masih memenuhi standar baku mutu air kelas I, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Sedangkan pada sampel keempat nilai TSS nya memenuhi baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 kelas III yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, dan untuk mengairi pertamanan.Tinggi nya kandungan TSS karena terjadinya erosi tanah dan membentuk lumpur serta padatan kecil masuk ke dalam sumur atau masuknya padatan-padatan dari lingkungan sekitar sumur yang terbawa angin disaat sumur tidak ditutup sehingga meningkatkan konsentrasi TSS pada air sumur (Marwati, 2008).

Parameter TDSHasil analisa kualitas air untuk parameter TDS ditampilkan pada tabel 6 berikut.

Tabel 6 Kandungan TDS pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 82 Tahun 2001 Keterangan

Kemarau Hujan Kelas I1 1 237 mg/l 197.2 mg/l 1000 Memenuhi2 2 489 mg/l 519 mg/l 1000 Memenuhi3 3 257 mg/l 298 mg/l 1000 Memenuhi4 4 518 mg/l 566 mg/l 1000 Memenuhi

Berdasarkan hasil uji kualitas air diatas, nilai keempat sampel air baik pada musim kemarau maupun setelah hujan masih berada di bawah baku mutu kelas I menurut PP Nomor 28 yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4

Page 5: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

Parameter pHHasil analisa kualitas air untuk parameter TDS ditampilkan pada tabel 7berikut.

Tabel 7Kandungan pH pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 28 Tahun 2001 Keterangan

Kemarau Hujan Kelas I1 1 5.57 5.506 6-9 Tidak Memenuhi2 2 7.1 6.684 6-9 Memenuhi3 3 6.89 6.618 6-9 Memenuhi4 4 6.35 6.11 6-9 Memenuhi

Rata-rata nilai pH berdasarkan tabel 7 masih memenuhi standar baku mutu kelas I, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Hanya pada sampel 1 nilai pH nya berada pada kondisi dibawah rentang pH dan hanya memenuhi baku mutu air kelas IV menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan.Nilai pH yang rendah disebabkan oleh pengaruh lahan gambut, serta proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme yang terjadi pada sumur tersebut. Kedua proses ini mengakibatkan turunnya nilai pH. Nilai pH yang sedikit asam ini bisa disebabkan jenis tanah dan batuan di lokasi banyak mengandung kapur dan batuan karbonat, sehingga akan menyebabkan terbentuknya asam karbonat sehingga pH tanah dan air sumber bersifat asam (Hendrawati,2006). Parameter Besi

Hasil analisa kualitas air untuk parameter Besi ditampilkan pada tabel 8

Tabel 8Kandungan Besi (Fe) pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 28 Tahun 2001 Keterangan

Kemarau Hujan Kelas I1 1 1.849 mg/l 4.129 mg/l 0.3 mg/l Tidak Memenuhi2 2 0.85 mg/l 0.403 mg/l 0.3 mg/l Tidak Memenuhi3 3 0.258 mg/l 0.211 mg/l 0.3 mg/l Memenuhi4 4 5.421 mg/l 3.55 mg/l 0.3 mg/l Tidak Memenuhi

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada saat kemarau dan setelah hujan hanya sampel ketiga yang di uji memiliki kandungan besi berada dibawah ambang batas maksimum diperbolehkan dengan baku mutu kelas I, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, yaitu air yang peruntukannyya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Sedangkan untuk sampel pertama, kedua, dan keempat melebihi standar baku mutu air kelas I. Tingginya nilai Fe karena struktur tanah yang tergolong gambut sehingga dapat mempengaruhi aliran atau rembesan air tanah yang mengandung Fe, karena kemungkinan rembesan air tanah tersebut tertahan / terhambat oleh serat serat dan akar-akar pohon yang terdapat pada tanah (Marwati,2008).

Parameter BODHasil analisa kualitas air untuk parameter BOD ditampilkan pada tabel 9.

Tabel 9Kandungan BOD pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 28 Tahun 2001 Ket

Kemarau Hujan Kelas I1 1 18.64 mg/l 14.91 mg/l 2 mg/l Tidak Memenuhi2 2 13.55 mg/l 26.1 mg/l 2 mg/l Tidak Memenuhi3 3 23.27 mg/l 17.79 mg/l 2 mg/l Tidak Memenuhi4 4 28.47 mg/l 27.28 mg/l 2 mg/l Tidak Memenuhi

5

Page 6: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

Hasil pengukuran BOD terhadap semua sampel memiliki kandungan BOD yang melebihi baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 yaitu air yang peruntukannyya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Tingginya nilai BOD karena proses decompocition zone bahan – bahan pencemar melalui dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik yang membutuhkan oksigen terlarut (proses deoksigenasi) serta disebabkan oleh jarak sumur dengan septik tank yang dekat yaitu sekitar 6 m sehingga memungkinkan limbah yang berasal dari septik tank tersebut masuk kedalam tanah dan meresap kembali ke dalam sumur yang meningkatkan kandungan bahan organik dalam air yang kemudian di uraikan oleh mikroorganisme sehingga meningkatkan nilai BOD dalam air(Effendi,2003).

Parameter SulfatHasil analisa kualitas air untuk parameter BOD ditampilkan pada tabel 10.

Tabel 10.Kandungan Sulfat pada Sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya

NoKode

SampelHasil Analisis

Baku Mutu PP No. 28 Tahun 2001 Ket

Kemarau Hujan Kelas I1 1 27 mg/l 21 mg/l 400 mg/l Memenuhi2 2 0 mg/l 19 mg/l 400 mg/l Memenuhi3 3 8 mg/l 14 mg/l 400 mg/l Memenuhi4 4 0 mg/l 23 mg/l 400 mg/l Memenuhi

Hasil pengujian laboratorium terhadap semua sampel pada saat kemarau dan setelah hujan memiliki nilai kandungan sulfat dibawah standar baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

D. Analisa Pola Aliran Air TanahArah aliran airtanah bebas daerah penelitian dapat diketahui berdasarkan peta kontur preatik

atau muka air tanah tersebut . Hal ini dapat dilihat bahwa arah aliran air tanah di daerah penelitian cenderung menuju ke arah utara yaitu sungai kapuas, dan hampir mengikuti kenampakan topografi. Peta arah aliran air tanah dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1.Peta Arah Aliran Air Tanah Sebelum Hujan Gambar 2. Peta Arah Aliran Air Tanah Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

6

Page 7: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

E. Analisa Pola Penyebaran Pencemar Analisa Penyebaran Parameter TSS

Analisa penyebaran TSS dilakukan pada waktu kemarau dan setelah hujan. Dimana nilai TSS pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 80 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 16 mg/l dan titik 7 sebesar 18 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 12 mg/l dapat dilihat pada gambar 3 dan setelah hujan terjadi kenaikan pada masing-masing titik pengujian sampel dapat dilihat pada gambar 4 dimana pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 237 mg/l, elevasi +3.00 titik 6 sebesar 11 mg/l mengalami penurunan, 7 sebesar 27 mg/l dan elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 22 mg/l. Pola sebaran pencemar TSS daerah peneletian menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang buruk.

Gambar 3. Pola Sebaran TSS Sebelum Hujan Gambar 4. Pola Sebaran TSS Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

Analisa Penyebaran Parameter TDSAnalisa penyebaran TDS dilakukan pada waktu kemarau dan setelah hujan. Dimana nilai TSS

saat kemarau pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 518 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 257 mg/l dan titik 7 sebesar 489 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 237 mg/l dan setelah hujan titik 3 sebesar 566 mg/l, titik 6 sebesar 298 mg/l, titik 7 sebesar 519 mg/l dan pada titik 12 terjadi penurunan yaitu 197,2 mg/l. Pola sebaran pencemar TDS adalah menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik yang dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 5.Pola Sebaran TDS Sebelum Hujan Gambar 6. Pola Sebaran TDS Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

7

Page 8: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

Analisa Penyebaran Parameter pHAnalisa penyebaran pH dilakukan pada waktu kemarau dan setelah hujan.Pada waktu kemarau

dapat dilihat pada gambar 7 dimana nilai pH pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 6.35 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 6.89 dan titik 7 sebesar 7.1 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 5.57 mg/l. Sedangkan pada musim hujan dapat dilihat pada gambar 8 elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 6.11 dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 6.18 dan titik 7 sebesar 6.684 serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 5.506. Berdasarkan hasil tersebut didaerah penelitian penyebaran pH menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik tetapi masih mengikuti aliran air tanah.

Gambar 7.Pola Sebaran pH Sebelum Hujan Gambar 8. Pola Sebaran Parameter pH Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

Analisa Penyebaran Parameter BesiAnalisa penyebaran Besi dilakukan pada waktu kemarau dan setelah hujan. Pada waktu

kemarau dapat dilihat pada gambar 9 dimana nilai Besi pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 5.42 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 0.258 mg/l dan titik 7 sebesar 0.85 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 1.849 mg/l. Pada saat setelah hujan penyebaran parameter besi dapat dilihat pada gambar 10 dimana nilai besi pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 3.55 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 0.211 mg/l dan titik 7 sebesar 0.403 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 4.129 mg/l. Pola sebaran Besi pada daerah penelitian adalah menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik.

Gambar 9.Pola Sebaran Besi Sebelum Hujan Gambar 10. Pola Sebaran Besi Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

8

Page 9: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

Analisa Penyebaran Parameter BODPada waktu kemarau dapat dilihat pada gambar 11 dimana nilai BOD pada elevasi +4.00 dititik 3

sebesar 28.47 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 23.27 mg/l dan titik 7 sebesar 13.55 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 18.64 mg/l. Pada waktu setelah hujan dapat dilihat pada gambar 12 dimana nilai BOD pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 27.28 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 17.79 mg/l dan titik 7 sebesar 26.1 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 14.91 mg/l. Pola sebaran BOD pada daerah penelitian adalah menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik.

Gambar 11.Pola Sebaran BOD Sebelum Hujan Gambar 12. Pola Sebaran BOD Sebelum HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

Analisa Penyebaran Parameter SulfatAnalisa penyebaran Sulfat dilakukan pada waktu kemarau dan setelah hujan. Pada waktu

kemarau dapat dilihat pada gambar 13 dimana nilai Sulfat pada elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 0 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 8 mg/l dan titik 7 sebesar 0 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 27 mg/l, sedangkan saat setelah hujan dapat dilihat pada gambar 14 elevasi +4.00 dititik 3 sebesar 23 mg/l dan pada elevasi +3.00 titik 6 sebesar 14 mg/l dan titik 7 sebesar 19 mg/l serta pada elevasi +2.00 dititik 12 sebesar 21 mg/l. Pola sebaran BOD pada daerah penelitian adalah menyebar karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik.

Gambar 13.Pola Sebaran Sulfat Sebelum Hujan Gambar 14. Pola Sebaran Sulfat Setelah HujanKeterangan : Keterangan :

Tinggi Muka Air Tanah Tinggi Muka Air TanahSebaran Parameter Sebaran ParameterElevasi Tanah Elevasi TanahDaerah Penelitian Daerah Penelitian

9

Page 10: Contoh Penelitian Pemilihan Potensi Air Baku

F. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya dapat

disimpulkan bahwa :1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan potensi air tanah secara kuantitas di Jalan Selayar –

Jalan Harapan Jaya adalah berpotensi kecil dengan debit 0,005 l/detik saat kemarau dan 0,006 l/detik setelah hujan. Sedangkan secara kualitas air sumur di Jalan Selayar – Jalan Harapan Jaya untuk parameter TSS, TDS, pH, dan Sulfat memenuhi standar baku mutu air kelas I menurut PP No. 82 Tahun 2001. Sedangkan parameter BOD dan besi (Fe) melebihi standar baku mutu air kelas I menurut PP No. 82 Tahun 2001 yaitu air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk air baku air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama untuk peruntukan tersebut.

2. Berdasarkan peta arah aliran air tanah bahwa arah aliran air tanah di daerah penelitian cenderung menuju ke arah utara yaitu sungai kapuas, dan hampir mengikuti kenampakan topografi.

3. Pola sebaran pencemar pada daerah penelitian tidak merata karena dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik namun tetap mengikuti arah aliran air tanah.

Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Dr. Ir. Marsudi,M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Isna Apriani ST,M.Si selaku dosen pembimbing pendamping serta Ibu Ir. Hj. Azwa Nirmala, MT dan ibu Rizki Purnaini ST.M.T selaku dosen penguji dalam penelitian ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman Lingkungan 2009 Fakultas Teknik UNTAN atas partisipasinya kepada penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

Daftar PustakaEffendi,H.2003.Telaah Kualitas Air bagi Pengolahan Sumber daya Hayati Lingkungan

Perairan.Yogyakarta : Kanisius.Marwati, Ni Made. 2008. Kualitas Air Sumur Gali ditinjau dari Kondisi Lingkungan Fisik dan Perilaku

Masyarakat di Wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan. Fakultas Politeknik Denpasar.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001.Tentang Pengelolaan Kualitas

Airdan Pengendalian Pencemaran Air.

10