contoh resensi buku

  • Upload
    cujka

  • View
    902

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

I.

PENDAHULUAN

Buku ini berjudul Bring Out The Genius In Your Child, Fun Activities to Stretch Young Mind From 0-11 Years, dikarang oleh Ken Adams. Pertama diterbitkan di Inggris Raya tahun 2006 oleh penerbit Hamlyn. Karena buku ini bagus lalu

didistribusikan ke Amerika Serikat dan Kanada oleh Sterling Publishing Co., Inc. Ketebalan buku ini terdiri dari 144 halaman. Cetakan diatas kertas kualitas baik. Isi buku terdiri dari 9 bab yaitu 1) Bagaimana anak belajar, 2) Belajar dengan bayimu 0-1 tahun, 3) Perkembangan Bayi 1-2 tahun, 4) SiPembuat Masalah 2-3 tahun, 5) Usia Perkembangan Maksimal 3-4 tahun, 6) Siap masuk sekolah 4-5 tahun, 7) Mulai bersekolah 5-7 tahun, 8) Di sekolah 7-9 tahun, dan 9) Tumbuh dengan percaya diri di usia 9-12 tahun. Disertai dengan gambar, main map, tabel, contoh dengan gambar yang menarik, tulisan dengan warna, setiap BAB diberikan penjelasan hal-hal penting, dll. Buku ini berisi pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui oleh orang tua agar anak-anaknya menjadi jenius. Karena di dalam buku ini dijelaskan bagaimana membawa anak-anak sejak dari usia 0 tahun sampai usia 11 tahun, dengan memberikan metode belajar yang memungkinkan anak belajar secara cepat dan efektif di usia tersebut, dengan menggunakan metode belajar serta cara memotivasi anak supaya mau belajar tetapi sambil bermain. Sehingga anak pada usia-usia awal tidak merasa

terbebani dengan belajar tetapi diajak bermain sambil belajar, agar anak merasa nyaman. Apalagi pada usia emas yaitu pada usia 0 sampai dengan 5 tahun. Pada masa ini pertumbuhan otak anak sangat cepat sehingga pada usia ini seorang anak harus

1

benar-benar

dikembangkan kemampuannuya baik secara kognitif, afektif maupun

psikomotoriknya, sehingga usia emas ini tidak tersia-siakan. Mengapa buku ini saya katakan sangat baik bagi orang tua karena selama ini orang tua Indonesia tidak banyak mengetahui anak pada usia emas harus diberikan perhatian lebih agar otaknya

berkembang maksimal, akibatnya yang terjadi anak-anak di usia ini dibiarkan berkembang sendiri tanpa perhatian. Walaupun sekarang pemerintah telah memberikan perhatian dengan gerakan anak usia emas melalui Pendidikan Anak Usia Dini, tetapi gerakan ini baru berjalan di kota-kota besar, dan itupun hanya dimanfaatkan oleh orang tua yang mengerti dan punya uang. Ini sangat disayangkan ternyata di belahan dunia lain khususnya Eropa dan Amerika mereka telah memahami dengan baik pase perkembangan anak ini dan mereka sangat memperhatikan masa perkembangan anak mereka sejak bayi menuju usia emas sampai berusia 11 tahun. Oleh karena itulah buku ini sebaiknya dibaca oleh orang tua agar mereka bisa membawa anak-anaknya menjadi anak jenius seperti yang terkandung dari makna buku ini, serta bisa menghantarkan anak melalui masa prasekolahnya dan sekolah dasar dengan baik. Dengan cara mengoptimalkan potensi anak, menyelesaikan kesulitankesulitan mengerjakan pekerjaan sekolah yang dihadapi anak.

2

II. RINGKASAN BUKU A. BAB I Isi Bab I ini terdiri dari : Pembentukan gambaran dalam berpikir, mengingat kembali informasi, berpikir dan kreativitas, urutan dalam belajar dan memotivasi anak. Dalam sub bab Pembentukan Gambaran Dalam Berpikir diuraikan tentang bagaimana proses otak mengingat. Ketika panca indera kita menerima sinyal dari luar, maka reseptor (syaraf penerima rangsang) pada organ-organ indera kita, lalu menstimulasi syaraf yang kemudian mengirimkan pesan ke otak. Sebagai contoh ketika mata kita melihat sebuah kata, akan terbentuk gambaran dalam retina mata. Reseptor dalam retina terstimulasi, dan syaraf-syaraf akan mengirim pesan melalui syaraf mata menuju otak. Pesan itu sangat khusus sehingga ketika kita melihat kembali kata itu maka pesan itu sudah diberi tanda (encoding). Pada saat ini terjadai proses pemilihan konsentrasi, terjadi unit pengenalan, dengan

membedakan hal yang belum pernah ditemui sebelumnya yang langsung masuk dalam short term memory, kemudian mencari kecocokan. Sedangkan hal yang pernah ditemui sebelumnya terjadi pencocokan secara langsung. Dua hal ini masuk ke long term memory. Dan di long term memory diproses empat kejadian yaitu proses berpikir, mengingat kembali, hal yang sebelumnya belum pernah ditemui terjadi pencarian kecocokan lalu terjadi pola penyamaan, dan hal yang pernah ditemui sebelumnya langsung keluar menjadi Out put setelah proses berpikir dan mengingat.

3

Contohnya ketika kita telah melihat gambar secara berulang-ulang maka dalam memori terjadi pencocokan yang sangat cepat. Bagaimana agar proses berpikir ini cepat maka harus dilatih secara berulang-ulang sehingga terjadi

overlearning. Sedangkan ketika kita melihat gambar yang baru proses mencocokan atau mencari kemiripan dengan gambar yang pernah masuk ke otak kita melalui panca indera adalah sebuah cara untuk memberikan arti pada hal yang baru kita lihat tadi, sehingga akan mudah untuk diingat kembali. Proses kerja otak kita akan berfungsi lebih cepat jika lingkungan terusmenerus memberikan pengalaman baru yang menantang yang bisa mengubah pengalaman sebelumnya. Belajar akan mudah jika pengalaman baru tersebut

hampir sama dengan yang ada dalam memori, namun kemampuan anak-anak untuk memodifikasi konsep dalam pikiran mereka sangat beragam. Seorang anak dengan daya tangkap rendah akan mengalami kesulitan untuk mencocokan bahan pelajaran dengan pengalaman dalam memori. Tetapi pada anak dengan daya tangkap tinggi proses pencocokan ini akan sangat cepat. Oleh karena itu pengaruh lingkungan harus mampu membantu anak dengan daya tangkap rendah agar belajar lebih mudah. Pada Sub Bab mengingat kembali informasi, diuraikan bagaimana proses mengingat kembali informasi yang masuk ke otak lalu dipergunakan untuk mengingat seusatu. Anak-anak seringkali dapat memahami sebuah konsep atau benda dengan jelas tetapi tidak lama kemudian mereka lupa. Pada anak dengan daya tangkap

4

rendah hal ini sering terjadi, untuk mengatasinya harus dilatih dengan pemahaman akan cara mengingat sesuatu sehingga mereka akan mengingat kembali informasi tetentu dengan sempurna. Ada dua teknik yang dapat kita terapkan kepada anak dengan daya tangkap rendah agar kemampuan mengingatnya sempurna. Pertama: dengan cara berlatih, kita bisa menerapkan metode berlatih secara efektif agar anak sampai pada titik overlearning. Metode berlatih ini yaitu dengan cara memahami informasi yang masuk bukan dengan menghapalnya. Metode kedua yaitu Pegging, yaitu dengan cara penyatuan gambaran mental, atau mengkaitkan suatu kejadian dengan kejadian yang sebelunya atau sesudahnya sehingga memori mudah untuk mengingatnya kembali. Dalam metode pegging ini contohnya mengingat jarum menit pada jam bisa dibayangkan bergerak searah jarum jam untuk penjumlahan dan berlawanan dengan jarum jam untuk pengurangan. Keuntungan menggunakan metode ini

adalah kecocokan yang cukup dekat untuk memberikan hubungan modifikasi antara yang kongkrit dan yang abstrak. Menganimasi sebuah konsep dalam bentuk ilustrasi dapat membantu proses mencocokan antara informasi yang harus dipelajari dengan informasi yang ada di dalam memori. Pada sub bab berpikir kritis dan kreativitas diuraikan bagaimana agar seorang anak bisa berpikir kritis dan kreatif. Untuk menimbulkan dua hal ini pada seorang anak harus dilatih sejak dini. Berpikir kritis anak bisa dikembangkan atau distimulasi dengan cara membiasakn pola pikir divergen dan memberikan output dalam bentuk pertualangan yang mengandung resiko, contohnya dengan cara

5

membiasakan anak menulis kreatif, membuat maket ,membuat karya seni, mempelajari matematika serta diskusi yang menarik perhatian anak Metode memecahkan masalah bisa diajarkan secara bertahap dari yang paling sederhana sampai yang kompleks, metode ini harus sudah kita kenalkan pada anak agar terbiasa berpikir untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga timbul kemandirian anak. Metode menemukan urutan, prosesnya dengan cara mencocokan informasi yang baru dengan pengalaman dan membuat konsep sehingga tercipta urutan belajar. Konsep tertentu dibutuhkan untuk membuat konsep yang lain. Contohnya anak belajar berhitung harus belajar dulu penjumlahan sebelum belajar pengurangan. Cara berikutnya dengan metode memaknai kata-kata, metode ini dengan cara membiasakan anak mempelajari konsep umum sebelum mempelajari konsep khusus. Cotohnya anak diberikan konsep pohon secara umum dahulu baru konsep pohon khusus misalnya pohon pinus. Pada sub bab memotivasi anak, diuraikan bagaimana cara memotivasi anak. Karena betapapun baiknya metode yang kita gunakan kepada anak jika kita mengabaikan motivasi belajarnya apa yang diharapkan akan sia-sia, cara

memotivasi anak pertama-tama kita harus membiasakan anak pada saat belajar harus konsentrasi, sehingga keinginan untuk belajar tidak terganggu oleh hal-hal yang membuyarkan konsentrasi anak, lalu meningkatkan ketertarikan anak dengan

6

cara membuat proses belajar menjadi menarik sehingga motivasi anak menjadi cukup baik Bab I ini ditutup dengan memberikan uraian bagaimana mendorong kreativitas anak sehinnga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memperbesar peluang kesuksesan belajar anak , dengan cara memikat anak dengan aktivitas yang membutuhkan kreativias adalah salah satu strategi yang sangat baik.

B. BAB II Pada bab II berisi tentang bagaimana belajar dengan bayimu pada usia 0-12 bulan, bab ini terdiri dari sub bab mengembangkan persepsi, berbicara dengan bayi, pola dan bentuk, menstimulasi bayi, nyanyian dan mainan. Bayi sejak lahir telah menunjukan kemampaun, keinginan untuk belajar dan memahami dunia sekitarnya secara menakjubkan. Contohnya bayi dengan cepat bisa mengenali suara dan wajah ibunya. Semakin bervariasi dan banyaknya

pengalaman yang dimiliki bayi, semakin banyak pengetahuan yang dapat mereka kembangkan . Pada sub bab ini diuraikan bagaimana perkembangan kemampuan dan keterampilan bayi sejak lahir hingga 12 bulan. Pada usia 0-3 bulan bayi

belajar memahami benda-benda disekitarnya, setelah 3 bulan persepsi mendalam muali dikembangkan, pada usia 5 bulan hingga 7 bulan pemahaman gambar berkembang. Sedangkan perkembangan fisiknya bisa dibedakan dalam tahapan 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan, yang ditandai dengan perkembangan keterampilan fisik bayi. Setiap kemajuan perkembangan fisik, mereka

7

mendapatkan kemampuan untuk mengamati informsi baru yang ada disekitar mereka. dimiliki. Ketrampilan berbicara bayi bisa dikembangkan dengan cepat caranya berbicara dengan bayi secara berulang-ulang kali sehingga terstimulasi proses belajarnya dan membangun keterampilan emosinya. Jangan sekali-kali berbicara dengan bayi dengan bahasa bayi tapi ajarilah bayi dengan bahasa yang sempurna. Metodennya dengan gaya bicara bayi (parentese) yaitu kalimat pendek yang diucapkan berulang-ulang. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan pola dan bentuk pada bayi bisa dimulai sejak dini yaitu dengan cara memberikan barang-barang dengan berbagai bentuk dan warnya sehingga bayi terstimulasi. Dengan memberikan Semaikn banyak yang mereka ketahui semakin besar potensi yang

mainan yang beraneka bentuk dan warna mencolok, penglihatan dan sentuhan bayi cepat berkembang. Untuk percepatan pendengaran bayi dapat dilakuan dengan menyanyikan lagu kepada bayi, sebagai cara memodifikasi pengalaman dan mempercepat perkembangannya.

C. BAB III Pada bab III ini diuraikan tentang bagiamana mengajarkan anak pada usia 1-2 tahun agar perkembangan kemampuannya lebih cepat dibandingkan bayi yang lain melalui bermain sambil belajar. Pada fase ini anak-anak sudah bisa diajarkan menamai benda, ukuran, bentuk dan warna, berhitung sederhana dan bereksplorasi

8

sederhana. Hal ini harus dilakukan agar anak-anak pada usia ini kemampaunya bisa berkembang lebih cepat, dengan cara memberikan mainan tetapi anak bisa sambil belajar. Menandai benda bisa dilakukan dengan membiasakan anak diperkenalkaa dengan benda-benda dalam percakapan sehari-hari, hal ini harus dilakukan sesering mungkin, misalnya ketika ia akan minum disebutkan gelas. Untuk membiasakan anak dengan ukuran, bentuk dan warna kita bisa memberikan mainan yang dapat memudahkan proses belajar. Misalnya memberikan mainan dalam bentuk balok yang beraneka ukuran, bentuk dan warna. Membedakan ukuran kotak yang kecil dan besar, membedakan bentuk kotak, persegi, membedakan warna, secara

bersamaan. Untuk mempelajari ukuran berikan satu kotak besar dan satu kotak kecil, dengan warna yang berbeda. Untuk bentuk berikan satu berbentuk persegi dan satu segitiga, dengan warna yang berbeda. Dengan cara ini anak bisa menyortir benda berdasarkan ukuran, bentuk dan warna. Sedangkan kemampuan berhitung bisa dikenalkan sejak dini dengan cara menyebutkan atau memberikan benda dengan jumlah yang berbeda secara berulang-ulang. Misalnya berikan 3 buah apel, dengan cara menyebutkan satu, dua,tiga., atau benda-benda lainnya. Untuk kemampuan bereksplorasi tingkat sederhana bisa kita berikan dengan cara misalnya memberi benda yang berhubungan langsung dengan alam, misalnya bermain air anak bisa diajarkan mengapa mainan bebeknya terapung dan mengapa mainan baloknya tenggelam. Sedangkan untuk mengembangkan kreatifitas anak bisa dilakukan dengan cara

9

bermain kreatif, misalnya membiasakan anak dengan krayon dan kertas sehingga ia bisa berekspremen dengan dua benda itu. Hal ini sangat berguna, anak-anak antara usia 1-2 tahun dan 2-3 tahun dapat berkembang lebih tinggi dibandingkan periode lainnya. Dan metode belajar sambil bermain ini akan bermaanfat ketika anak belajar secara sesungguhnya misalnya berhitung tadi, dengan memanfaatkan long term memory nya anak akan belajar lebih cepat dibandingkan anak yang tidak dibiasakan dengan permainan-permainan diatas.

D. BAB IV Pada bab IV berisi tentang Si pembuat masalah usia 2-3 tahun, ini terdiri dari sub-sub bab yaitu berbicara, membacakan cerita, pramembaca, berhitung

tingkat lanjut, bentuk, memilah dan mencocokan, mengamati dan aktivitas kreatif. Pada fase ini kemampuan bicara anak telah memadai dan ditandai dengan mulai banyak bertanya, sehingga orang tua harus sangat hati-hati menjawab pertanyaan anak. Dengan kemampuan barunya ini ia mulai mampu menciptakan gambaran mental dengan bantuan inderanya, sehingga dapat membuat hubungan antara benda-benda sekelilingnya. Contohnya ketika makan pisang, kuning, lunak, rasanya manis dan enak. Selain cara ini bisa juga digunakan permainan yang bisa memicu keingintahuan anak misalnya dengan teka-teki. Pada masa ini anak juga mulai melakukan hal-hal yang berbahaya, jadi orang tua harus mampu menggunakan kata-kata yang sederhana mengapa beberapa aktivitas berbahaya harus dihindari anak. Metode sederhana misalnya ketika anak memegang gunting,

10

kata yang harus keluar dari orang tua yaitu hati-hati dengan gunting, kenapa karena ujungnya tajam, adek bisa terluka. Selain bahasa verbal bahasa tubuh juga mulai berperan aktif di usia ini. Anak pada masa ini sangat senang jika kita membacakan sebuah cerita yang sifatnya sederhana dan disertai dengan gambar yang menarik, dengan lagu, syair atau puisi, ini sangat berguna dilakukan terutama untuk membangkitkan kegemaran membaca anak yang akan bermanfaat untuk kemampuan membaca pada fase-fase selanjutnya. Pada intinya masa ini sebagian besar anak belum bisa membaca, atau yang kita sebut dengan pramembaca. Cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca anak pada fase ini yaitu dengan menggunakan kartu bergambar. Metode ini sangat efektif untuk mengajari anak membaca, contohnya gambar mobil dengan tulisan mobil dibawahnya dengan cara berulang-ulang sampai anak mampu menghubungkan antara kata yang tertulis dengan benda kongkrit yang terbentuk. Berhitung tingkat lanjut pada fase ini harus bisa dimulai dengan lima hitungan, kemudian secara perlahan sampai sepuluh. Metode yang dapat digunakan mengajari anak untuk menghitung benda-benda disekitanya seperti kancing, koin, anak tangga dll. Pola dengan cara diajak bernyanyi santai dan bersanjak. Pada fase ini anak sudah boleh diperkenalkan dengan sempoa. Pembelajaran bentuk pada fase ini telah semakin baik, anak sudah bisa diminta untuk mengambil benda dengan bentuknya dan telah beralih dari bentuk

11

umum ke bentuk yang lebih spesifik. Sedangkan untuk kemampuan memilah dan mencocokkan bisa dengan cara mengajari anak-anak dengan kehidupan sehari-hari misalnya meminta anak untuk memilah pakaian yang akan dicuci dan mencocokan warnanya. Atau memilah alat makan antara yang plastik dan yang gelas atau antar warnanya. Kemampuan mengamati pada fase ini seiring dengan keinginannya untuk menemukan, orang tua harus mampu mengajak anak melakukan aktivitas yang merupakan dasar pengamatan dan penyelidikan. Aktivitas ini dapat meningkatkan perkembangan proses berpikir walaupun masih tahap dasar. Contohnya

memberikan benda yang berat dan yang ringan, memberi anak fifet ke dalam minuman lalu meniup air di dalam gelas sehingga timbul gelembung udara. Contoh-contoh sederhana ini dapat meningkatkan kemampuan eksploratif anak dan akan bermanfaat ketika dia bersekolah. Permainan kreatif yang dapat diberikan kepada anak pada fase ini yaitu menggambar, menggunting, bermain musik dan menari. Kegiatan-kegiatan ini dapat membangun kemampuan seni anak sejak dini

12

E. BAB V Pada Bab ini dibahas tentang perkembangan maksimal anak pada usia 3-4 tahun. Pada bab ini diuraikan bagaimana mulai melakukan aktivitas yang

berhubugan dengan pelajaran sekolah dikemudian hari. Prinsif belajar yang telah diuraikan dalalm bab-bab sebelumnya harus terus diikuti sehingga tidak terjadi kekosongan pada memori anak. Pada masa ini anak-anak diperkenalkan dengan prinsif belajar, cara belajar, waktu belajar. Prinsif belajar yang dimaksud adalah kontinuitas, dimana anak harus secara terus-menurus untuk belajar. Cara belajar yang dimaksud adalah pengenalan matematika misalnya sangat tergantung pada pelajaran berhitung pada masa awal, berhitung adalah konsep dasar yang harus dipelajari sebelum pelajaran berlanjut ketahap berikutnya. Waktu belajar anak sudah mulai harus diatur, sehingga anak mulai menghargai waktu, misalnya waktu belajar yang diberikan kepada anak setiap harinya cukup jam saja tetapi runtin setiap harinya. Pada fase ini ada beberapa metode yang dapat diterapkan kepada anak untuk belajar sains, matematika, membaca, memecahkan masalah, pengamatan dan aktivitas. Dasar sains pada anak-anak usia ini dimulai dengan perhatiannya

terhadap lingkungan dan keinginan tahuanya tentang alasan terjadinya sesuatu dibalik itu. Misalnya mengajarkan anak perbandingan, mengukur panjang dan pendek, menimbang berat dan ringan, atau isi/volume misalnya mengisi gelas

13

setiap gelas dengan jumlah berbeda. Metode ini sangat efektif untuk mengajari anak ilmu pengetahuan sejak dini. Pada fase ini anak sangat senang berhitung, metode yang dapat diterapkan untuk mempelajari matematika khususnya berhitung yaitu dengan menggunakan kartu caranya mecocokkan jumlah gambar dengan angka. Penjumlahan dapat dilakukan dengan menggunakan balok kayu atau koin yang disusun keatas,

membedakan angka genap dan ganjil dengan warna. Untuk mengembangkan kemampuan membaca anak pada fase ini dengan membiasakan anak-anak menyebutkan huruf awal untuk huruf hidup dari suatu kata misalnya a untuk apel, dan menyuruh anak mengambil satu huruf awal Mempelajari kata dengan menghubungkan dengan

untuk menyebut satu kata.

gambar adalah cara terbaik untuk memulai belajar membaca. Untuk kemampaun memecahkan masalah dimulai dengan memberikan puzzle yang biasanya

memerlukan usaha untuk mencocokan bentuk dan keterampilan manipulatif. Metode lain dengan mengajarkan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri misalnya ketika cuaca dingin apa yang digunakannya. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan pengamatan dan kreativitas, pada fase sebelumnya hanya pada batas mengetahui pada fase ini anak diajari untuk berpikir sendiri dan mengeksplorasi hal-hal yang dilihatnya. Misalnya menyuruh anak untuk menanam tanaman, membuat mainan dari kertas, menggunakan magnet dll.

14

Permainan kreatif yang dapat dikembangkan melalui permainan bebas, tampa rasa takut akan bahayanya. Menggambar sesukanya, melukis apa yang bisa dilukisnya atau memberikan plestisin yang dapat membuat bentuk seusai apa yang dipikirkannya.

F. BAB VI Pada Bab VI ini, berisi tentang kesiapan anak masuk sekolah pada usia 45 tahun. Uraian bab pada intinya sama dengan bab-bab sebelumnya yaitu

menguraikan tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak pada usia 4-5 tahun, terutama pada kemampuan membaca, ketrampilan menggunakan angka, mengukur, permainan kreatif dan mainan dan aktivitas. Pada usia 4-5 tahun anak yang telah dibiasakan sebelumnya dengan kegiatan membaca maka pada masa ini anak sudah mulai membaca kata-kata konkret. Kata-kata yagn merupakan kombinasi bunyi huruf hidup pendek misalnya a untuk apel e untuk ember, iuntuk intan, o untuk obat dan u ular. Dan menjelaskan benda-benda yang sudah dikenal anak. Mencocokan katakata dengan objek yang sudah ada dalam memori anak adalah aktivitas yang menyenangkan dan sangat baik untuk mengajar membaca di usia ini. Metode yang dapat digunakan untuk kegiatan membaca masa ini bisa melanjutkan metode sebelumnya yaitu menggunakan metode kata kunci (kelompok 1) Pada metode ini anak diperkenalkan dengan kata-kata abstrak dan pengelompokan kata. Contohnya Tim adalah seekor kucing. Metode kedua kata

15

kunci (kelompok 2) yaitu dengan mengajari anak secara bertahap membaca bukubuku bacaan yang memiliki beberapa kata dengan gambar besar dan berwarna, dengan cerita yang menarik bagi anak. Cara ini akan meningkatkan minat

membaca anak. Kemudian anak mulai diajarkan menulis huruf dan angka, dengan cara mengajak anak memperhatikan kita menulis, lalu berikan ia pensil dan kertas bairkan ia asal-asalan. Dengan memberikan pujian lama-kelamaan ia akan untuk menulis huruf dan mengucapkan huruf yang ditulisnya. Pada fase ini keterampilan menggunakan angka, harus diperhatikan secara hati-hati dan mencoba menghubungkannya dengan hal-hal yang nyata. Jika terjadi kekeliruan pada fase ini bisa-bisa anak menjadi tidak bisa matematika pada fase berikutnya. Untuk berhitung metode yang dapat digunakan yaitu gunakan bendabenda yang menarik perhatianya. Menulis angka bisa diperkenalkan berdasarkan tingkat kemampuan anak. Penjumlahan dapat dilakukan dengan permaian angka misalnya dengan melempar dua buah dadu lalu anak diminta untuk menghitung penjumlahannya sambil diajarkan untuk menuliskannya. Sedangkan untuk kemampuan mengukur dan membaca jam melalui permaian sangat baik pada anak usia 4-5 tahun. Kemampuan mengukur bisa dimulai dengan mengajak anak mengukur benda-benda yang ia sukai, tunjukan cara menimbang kepada anak dan cara mengitung volume tetapi semuanya pada fase ini harus sudah dituliskan oleh anak. Jika anak telah menguasi angka 1-12, ia bisa mulai diajak membaca jam, misalnya dengan membiasakan anak jam berapa ia

16

makan pagi, makan siang dan makan malam dan waktu-waktu tertentu dalam sehari. Permainan kreatif yang baik pada fase ini yaitu permainan yang dapat berekspremen dan mengembangkan pengalaman belajarnya. Orang tua bisa

mengembangkan bakat alami anak melalui serangkain aktivitas yang kreatif, misalnya kolase anak diajarkan menyusun berbagai jenis benda untuk ditempelkan pada kartu, contohnya membuat desain. Sedangkan anak dengan

bakat seni melukis pastinya anak pada fase ini sudah dangat mahir mengunakan alat-alat menggambar. Pada masa ini anak sudah bisa diperkenalkan dengan mainan dan aktivitas yang lebih maju seperti komputer, kalkulator mainan, film dll.

G. BAB VII Pada bab VII ini diuraikan tentang anak mulai bersekolah pada usia 5-7 tahun. Pembahasan tetap tentang bagaimana mengajari bahasa, matematika, sains dan aktivitas pada tingkat lanjut dengan laithan yang harus diberikan kepada anak. Pada usia sebelumnya kita telah membahas bagaimana tiga tahapan dalam pramembaca awal yaitu membacakan cerita, mempelajari bunyi huruf dan menggunakan kata kunci, dengan tujuan mengembangkan kemampuan mengingat informasi dan menstimulasi ketertarikan anak. Tahap selanjutnya yaitu membaca secara maksimal. Metode yang diterapkan yaitu mengajak anak membaca sesering mungkin, baik itu buku, sajak, lagu, dongeng dan cerita-cerita sederhana. Mengajarkan anak menggunakan kata kunci untuk membuat kalimat pendek,

17

misalnya cangkir dan tatakan cangkir, anjing duduk diatas mobil dll. Bersamaan dengan itu anak juga sudah bisa menuliskan apa yang diucapkannya. Kebiasaan mengeja sebaiknya dihindari kecuali untuk kata-kata yang mudah diingat terdiri dari huruf mati dan vokal ditengahnya misalnya: cat, dog dll. Keterampilan matematika pada usia ini sudah tingkat lanjut, penjumlahan, pengurangan dan menggolongkan angka, mulai diperkenalkan dngan tabel perkalian sama halnya dengan penjumlahan dan pengurangan gunakan benda-benda nyata yang ada disekitar anak, dan pembagian bilangan pecahan yaitu misalnya dengan membagi buah menjadi potongan yang sama besar. Konsep uang juga harus sudah diajarkan dengan cara menambahkan koin satu-satuan, dengan koin yang lebih dari satu dan diajarkan konsep memberikan kembalian. Tetapi tahapan ini sebaiknya tetap dengan cara bermain misalnya membeli boneka dengan harga 200 satuan rupiah. Pada masa ini anak sudah harus mengenal puluhan dan satuan, pengenalan bentuk secara utuh mulai dari sederhana sampai yang komplek, kemudian sudah diajarkan bentuk simetris dan sudut. Pada pase sebelumnya kita telah mengenalkan anak tentang sains, pada fase ini anak sudah diajarkan lebih rinci, misalnya mengenalkan kepada anak ensiklopedia tentang sains. Selain itu sudah dikenalkan perbedaan antar manusia dilihat dari ukuran, warna kulit, bentuk muka, rambut dll serta perbedaan anak-anak dan dewasa. Membedakan sifat benda cair, padat dan gas dengan mengenalkan bendanya.

18

H. BAB VIII Pada bab ini diuraikan tentang anak pada usia 7-9 dengan kemampuan yang harus dimiliki anak untuk sekolahnya seperti bahasa, matematika dan sains. Pada usia 7-9 tahun anak-anak harus sudah menguasai bahasa dan materi yang akan dipelajari disekolah lebih mendalam. Tetapi dirumah orang tua tetap harus

mendorong kemajuan membaca anak dengan metode membaca menyenangkan, membantu anak jika mengalami kesulitan, dan menciptakan suasana membaca yang menyenangkan dan tidak membosankan. Sedangkan kemampuan menulis pada usia ini adalah kemampauan lebih lanjut misalnya menulis tangan dengan baik, konstruksi kalimat, tata bahasa dan tanda baca, menyusun paragraf dan menysusun gagasan dengan benar. Beberapa elemmen ini dapat diajarkan dengan cara latihan, pengulangan dan pengelompokkan. Puncak kemampuan membaca dimana anakanak pemahaman bahasa atau simbol yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, pada fase ini sangat penting bagi anak dan bermanfaat bagi kehidupannya. Untuk membantu minat bacanya anak mulai diperkenalkan untuk membaca surat kabar, majalah, menu, resep, poster dll. Kemampaun matematika pada fase ini yaitu menguasi penjumlahan dengan angka besar, pengurangan, membaca jam dengan baik Angka besar dan menempatkan nilai salah satu metodenya, susunan angka, susunan perkalian,

menghitung dengan deretan bilangan, menyusun soal penjumlahan dan membawa dan meminjam sudah harus dipahami anak dengan baik. Perkalian dan pembagian,

19

bilangan pecahan, angka negatif

diajarkan dengan cara menarik agar anak

menyukai belajar matematika dan pemanfaatan alat bantu menghitung. Sains yang diajarkan pada anak usia ini merupakan lanjutan materi yang didapat pada usia 5-7 tahun, dengan pemberian konsep dan fakta yang lebih luas dalalm pikiran anak sehingga pengetahuannya bertambah. Contohnya

mengelompakkan binatang dengan karakteristiknya, mengenalkan energi dalam kehidupan sehari-hari, getaran sirkut elektrik dan mahluk hidup, harus diajarkan dengan bentuk yang kongkret dan menyenangkan bagi anak.

I. BAB XI Pada bab ini diuraikan bagaimana anak tumbuh percaya diri pada usia 9-11 tahun, dilihat dari aspek pengetehuan bahasa, matematika dan sains. Pada fase ini kemampuan bahasa anak harus terus dikembangkan dari pengetahuannya sebulumnya, terutama menulis secara deskriptif. Anak sudah diajarkan menulis cerita terstruktur. Gaya penulisan deskriptif ini dapat ditulis anak tentang pengalamannya sehari-hari, lingkungannya, pikirannya dll. Tentunya dengan

pengetahuan tanda baca yang benar. Pada fase ini kemampuan mengeja homofon dengan memakai artinya sudah harus dikuasi anak Jika kemampuan menulis

deskriptifnya sudah berkembang anak bsa diarahkan untuk menulis kreatif lanjutan, dengan cara membantunya mengembangkan ketrampilan menulis kreatif. Misalnya menulis sajak, lagu dan cerita yang lebih menarik, tetapi keterampilan ini harus

20

dibantu oleh orang tua jika tidak kemampuan ini tidak akan berkembang pada fase ini bahkan mungkin terjadi stagnasi. Kemampaun matematika pada anak usia 9-11 tahun sangat menentukan kesuksesan selanjutnya. Pada usia ini anak sudah harus mahir perkalian 7,8, dan 9. Bantulah anak dengan tabel perkalian dan menghubungkannya dengan pembagian. Untuk bilangan pecahan lanjutan, angka desimal harus dibiasakan dengan memberikan latihan soal. Bahkan pada fase ini anak sudah harus diajarkan menghitung sudut, rata-rata, lebih dari dan kurnag dari. Untuk kemampuan sains memasuki usia 11 tahun baisanya pelajaran disekolah sudah terbagi menjadi biologi, kimia dan fisika. Oleh karena itu anak sudah harus disiapkan dengan berbagai pelajaran sains yang akan didapatnya disekolah dengan membimbingnya dengan cara yaag tetap menarik perhatiannya. Pengetahuan tentang kemampuan anak berdasarkan tingkat ini perlu diketahui orang tua agar anaknya tidak tertinggal disekolah lebih lanjut bisa menciptakan anak yang genius secara kognitif seperti apa yang diinginkan buku ini.

21

III. ANALISIS Secara umum buku ini memiliki kelebihan dengan memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana membimbing anak dari usia 0-11 tahun, agar kemampuan kognitifnya berkembang dengan pesat. Metode yang ditawarkan penulis sangat sederhana tetapi sangat baik yaitu dengan cara bermain sambil belajar untuk mengembangkan kemampuan anak sejak bayi.1 Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata kemampuan motorik bayi itu harus dirangsang oleh orang tuanya agar berdampak pada perkembangan kognitifnya, perkembangan motorik bayi ditentukan oleh beberapa faktor meliputi kecerdasaan, keaktifan janin dalam kandungan, kondisi ibu yang menyenangkan pada masa kehamilan, gizi yang cukup setelah lahir, adanya rangsangan, dorongan dan

kesempatan menggerakkan semua bagian tubuhnya, akan berpengaruh positif terhadap laju perkembangan bayi. Jika dihubungkan dengan apa yang diuraikan penulis di bab II, bagaimana belajar bersama bayi, maka apa yang ditawarkan penulis untuk mendorong keterampilan berbicara, mengenali warna dan bentuk, menstimulasi perkembangan bayi dengan cara bermain dan bernyanyi tentunya sangat benar sekali 2. Dengan memberikan rangsangan kepada bayi melalui berbagai metode yang

menyenangkan tentunya akan berdampak pada percepatan perkembangan bayi secara motorik3

1 2

Yusufhadi, Menyemai Benih (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006). h.454 ------. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 8 3 Yusufhadi, Menyemai Benih (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006). h.458

22

Hasil riset kognitif yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa semua bayi manusia sudah berkemampuan menyimpan informasi-informasi yang diserap melalui indera-indera lainnya. Selain itu bayi juga berkemampuan merespon informasi-

informasi secara sistematis. Implikasinya bahwa bayi manusia memulai kehidupannya sebagai organisme sosial (mahluk hidup bermasyarakat yang betul-betul

berkemampuan, mampu belajar, sebagai mahluk hidup yang mampu memahami. Semua kemampuan itu harus dirangsang oleh orang tua karena lingkungan keluarga yang pertama ditemui oleh sang bayi. Proses merangsang berbagai kemampuan

tersebut telah diuraikan penulis dengan baik dalam buku ini. Pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yagn memuat 100-200 milyar sel otak, siap untuk dikembangkan serta diaktualisasikan mencapi tingkat perkembangan potensi tertinggi2 , ini harus dikembangkan dengan berbagai informasi. Menurut para peneliti pada masa ini bayi masih sangat bergantung pada pengaruh lingkungan dalam hal stimulasi intelektualnya. Bukannya jumlah yang

mempengaruhi perkembangan individu itu, justru kualitas interaksinya. Interaksi yang bermakna khusus sangat penting, karena prilaku dan respon bayi secara langsung merupakan sebab dari hasil interaksi itu. Stimulasi intelektual dipengaruhi oleh juga terlibat dalam

keterlibatan emosional, secara timbal balik faktor kognitif

perkembangan emosional anak. Banyak peluang yang harus diberikan kepada bayi untuk memperoleh pengalaman belajar dalam berbagai pola bahasa, ragam pengalaman visual (umpanya tentang warna, bentuk dan peragaan lainnya) serta latihan sensori motorik sesuai kebutuhan perkembangnya3.

23

Pada bab selanjutnya yang mengulas pembelajaran pada usia 1-2 tahun yang kita dikenal dengan tahap sensory-motor4, atau yang disebut oleh Piaget sebagai

Sensory-motor schema , ialah sebuah atau serangkain perilaku terbuka yang tersusun secara sistematis untuk merespon lingkungan (barang, orang, keadaan, kejadian). Pada masa ini intelengensi yang dimiliki bayi masih primitif atau intelegensi dasar yang amat berarti karena menjadi pondasi untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang dimiliki anak itu kelak. Sehingga apa yang ditawarkan penulis dengan mengungkap

bagaimana meningkatkan pengetahuan anak sejak usia 1-2 tahun, dengan melatih anak untuk meningkatkan kemampuan menamai benda, warna, berhitung sampai tiga, bereksplorasi sambil bermain secara kreatif. Sejalan dengan apa yang dikemukan para ahli psikologi bahwa kemampuan dasar manusia harus dikembangkan dan lingkungan yang dapat membantu percepatannya. Semua kapasitas yang dimilki bayi baik itu motorik maupun sensorik sejak lahir merupakan modal dasar yang tampak segera berfaedah bagi kelanjutan perkembangan bayi tersebut. Disisi lain proses pendidikan dan pengajaran merupakan pendukung yang sangat berarti bagi perkembangan motorik dan fisik, terutama dalam hal perolehan kecakapan kognitif dan psikomotor bayi . Selanjutnya pada bab-bab yang mengungkap masa pra sekolah anak usia 2-7 tahun, penulis menguraikan tentang bagaimana membimbing anak untuk meningkatkan kemampaun kognitifnya pada fase pre-operational5 melalui metode belajar yang ditawarkan penulis agar kemampuan berbahasa, matematika, sains, ekplorasi dan kreatifitas anak berkembang dengan pesat. Sejalan dengan apa yang dikemukan Piaget bahwa pada fase ini perolehan kemampuan berupa kesadaran terhadap ekstensi object _______4 5

Syah. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta:Rosda Karya. Idem

24

permanence (ketetapan adanya benda) adalah hasil dari munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut representation atau mental representation (gambaran mental). Representasi adalah sesuatu yang mewakili atau menjadi simbol atu wujud sesuatu yang lainya. Representasi mental merupakan bagian penting dari skema kognitif yang memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada diluar pandangan, pendengaran dan jangkauan anak. Selain itu diperoleh juga kemampaun bahasa dengan mengekpresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif. Dapat ditegaskan bahwa pada fase 2-7 tahun ini kemampuan skema kognitif anak meningkat secara kuantitatif sangat cepat.

Sehingga apa yang ditawarkan penuls untuk meningkat kemampuan kognitf anak pada fase tersebut tentunya dapat dikatakan benar. Pada bab selanjutnya pada usia sekolah 7-11 tahun, penulis juga memberikan metode cara belajar yang efektif untuk meningkat kognitif anak dari kemampaun bahasa, matematika, sains, eksploratif dan kreatifitas dalam rangka membantu tugas sekolah anak. Pada masa 7-11 tahun yang disebut oleh para tokoh kognitif sebagai fase konkrit operational6 , pada periode ini anak memperoleh tambahan kemampuan yang disebut sytem of operations (satuan langkah berpikir) yang fungsinya untuk kemampuan satuan langkah berpikir yang berfaedah bagi anak dalam

mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemekirannya sendiri.. Dalam intelegensi anak pada tahap ini terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi ; Conservations, addition of classes, multiplications of classes. Menurut Piaget terjadi penambanhan terhadap kuantitatif materi, pemahaman terhadap

________6

25

Syah. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta:Rosda Karya.

penambahan golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan

golongan

benda, merupakan ciri khas perkembangan kognitif anak pada usia 7-11 tahun. Perolehan pemahaman tersebut diiringi dengan banyak berkurangnya egosentrisme anak. Jadi apa yang ditawarkan penulis tentang cara membantu belajar anak dalam buku ini sejalan dengan pendapat Piaget. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa apa yang ditawarkan oleh penulis dalam bukunya ini patut untuk kita pahami karena memiliki faedah yang cukup baik untuk meningkatkan kemampaun kognitiaf anak dari usia 0-11 tahun. Dengan memberikan fasilitas dalam memperkaya lingkugan belajar anak maka sangat membantu

menentukan perkembangan intelektual si individu. Seperti apa yang dikemukakan oleh Hunt dalam Semiawan, bahwa masalah keserasian (match) dalam perkembangan, yaitu penemuan kejadian yang paling menstimulasikan anak dalam setiap jenjang dan titik perkembangannya, terutama sejak dini. Dengan keserasian antara kemampuan dan pengalaman belajar, anak manusia akan mencapai peningkatan kemampuan intelektual yang secara substansi sangat bermana. Dan sebaliknya jika terjadi kegagalan dalam interaksi fase-fase yang disebut diatas, artinya jika lingkungan tidak memberi stimulasi dalam perkembangan tersebut, hasilnya adalah kehilangan (tidak tumbuhnya) fungsi itu secara optimal . Maka orang tua akan kehilangan masa emas anaknya yang seharusnya mampu menghantarkan anak menjadi anak genius akhirnya tersia-siakan karena ketik tahuan orang tua. Ibarat kata pepatah tiada gading tak retak, tiada yang sempurna dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan buku ini secara umum buku ini sangat baik

26

isinya dalam mengantarkan perkembangan kognitif anak, tetapi secara emosional dan spritual penulis sama sekali tidak memberikan paparan sekalipun itu hanya tersirat. Mungkin karena penulis buku berasal dari Barat. Mengacu kepada Multiple Intelligence dari Gardner tentang intelegensia manusia yang multi, terdiri dari verbal-linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence ,visual-spatial intelligence, musical intelligence, bodily kinesthetic intelligence, intrapersonal intelligence, interpersonal intelligence dan Naturalistic intelligence. Jika dari 8 intelligence yang harus dikembangkan oleh manusia sejak lahir, maka 6 dari 8 intelligence itu oleh penulis telah diuraikan dengan gamlang bagaimana mengembangkannya pada anak sejak bayi sampai berusia 11 tahun. Tetapi untuk keterampilan emosional atau emotional intelligence yang menjadi dasar dari kemampuan interpersonal intelligence dan intrapersonal intelligence, dalam buku ini sama sekali tidak diulas, sehingga kontribusi yang dapat diambil oleh pembaca dalam meningkatkan kemampuan emotional anak tidak akan diperoleh dari buku ini. Berdasarkan pendapat Hassan7 bahwa pada usia pra sekolah anak sangat

membutuhkan keleluasaan untuk bermain dan mengembangkan berbagai fungsi psikologik yang berkaitan dengan permainannya: sambil bermain dia berhayal, bercakap dengan dirinya sendiri, bergaul dengan teman mainnya, mencoba untuk membuat bentuk-bentuk tertentu, menyusun sesuatu tatanan, berusaha memilah-milah dan berbagai prilaku lain yang baginya menimbulkan penghayatana kenyamanan selama menikmati kesempatan itu. Situasi bermanin selalu bersuasana kesenangan (pleasure) dan kesantaian (relaxation). ______7

Dalam situasi

ini harus membangkitkan

Hassan. 2001. Stadium Generale. Jakarta: Pustaka Jaya

27

kesadaran menyenangkan (sense Of enjoyment).

Dengan bermain selain diperluas

wawasan anak tentang realita, juga menimbulkan berbagai penghayatan emosional. Gelora perasaan seorang anak yang sedang bermain dengan teman sebayanya berkenalan dengan berbagai reaksi dan ekspresi teman bermainnya; inipun bisa membangkitkan berbagai modalitas penghayatan sambungrasa (empathy) dan jalinan keakraban antara anak dan mitra bermainnya. Hal ini telah menimbulkan penghayatan berbagai perasaan, dan penghayataan demikian itu sekaligus perkenalaan dengan berbagai nuansa emosional, dan perkenalan ini penting bagi perkembangan kecerdasaan emosional anak. Bermain dengan teman sebaya diluar anggota keluarga penting karena berfungsi sebagai sumber belajar dan kesempatan belajar berteman dan bermitra dengan teman-teman sebayanya, hal ini penting artinya guna mempersiapkan kesanggupan untuk menjalin interaksi yang baik dalam lingkungan pergaulan dikemudian hari. Bahkan menurut Benner manusia jangan hanya dipandang sebagai mahluk individu saja tetapi juga mahluk sosial. Dua kutup ekstensi psikologis ini mempengaruhi hidup manusia. Manusia tidak bisa hidup sebagai individu tanpa

memperhatikan lingkungan sosialnya. Berdasarkan hasil penelitian , orang yang EQnya tinggi lebih berhasil dalam masyarakat daripada orang yang IQ-nya tinggi tetapi EQ-nya rendah. Karena manusia harus bergaul dengan orang lain dalam lingkungan masyarakat. Apalagi berbicara tentang bagaimana meningkatkan kecerdasan spritual anak, sama sekali tidak diungkap oleh penulis. Jika kita hubungkan ini dengan Tujuan

28

Pendidikan Nasional8 kita yang tujuannya adalah Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Maka buku ini tidak dapat digunakan untuk menjadi acuan meningkatkan spritual anak Indonesia sejak dini.

__________Depdiknas. 2003. Undang-Undang No.20 TH.2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.8

29

REFRENSI Adams, Ken. Bring Out The Genius In Your Child, Fun Activities to Stretch Young Mind From 0-11 Years. Hamlyn: London. . Depdiknas. 2003. Undang-Undang No.20 TH.2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Hassan, Fuad. 2001. Stadium Generale. Jakarta: Pustaka Jaya Semiawan, Cony. 2007. Landasan Pembelajaran Dalam Perkembangan Manusia. Jakarta: CHCD. ------------ 1997. Perpekstif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo Syah, Muhhibin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta:Rosda Karya. Widyastuti dan Widyani. 2002. Panduan Perkembangna Anak 0-1 Tahun. Jakarta : Puspa Swara. Yusufhadi, Menyemai Benih (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006). h.454

30

ANALISIS BUKU BRING OUT THE GENIUS IN YOUR CHILD Fun Activities to Stretch Young Mind From 0-11 Years BY KEN ADAMS

Oleh ANI HUDAIDAH:

7126070032

Tugas yang Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Matakuliah Perkembangan Baru Psikologi

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2008

31