Css Combustio

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Css Combustio

    1/45

    0

    Clinical Science Session

    COMBUSTIO

    Oleh :

    Musyayyadah

    0718011020

    Preceptor : dr.Pirma Hutauruk, Sp.B

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER BAGIAN ILMU BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

    RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

    BANDAR LAMPUNG 2012

  • 8/12/2019 Css Combustio

    2/45

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Luka bakar atau combustion merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para

    dokter luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

    disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

    dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan

    mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.

    Luka bakar (Combustio) merupakan penyebab kematian kedua karena kecelakaan

    yang bukan oleh disebabkan kendaraan, 30 % dari semua kematian ini menimpa

    anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun. Lebih dari kasus tersebut seharusnya

    yang dirawat di Rumah Sakit dapat dicegah. Dalam lima tahun terakhir ini Rumah

    sakit Pusat pertamina menerima antara 33 sampai 53 penderita luka bakar sedang dan

    berat yang dirawat di unit luka bakar Rumah Sakit Pertamina. Dari jumlah tersebut

    yang masuk dalam luka bakar berat sekitar 21 %. Angka kematian untuk luka bakar

    berat dimanapun di pusat-pusat perawatan luka bakar masih cukup tinggi berkisar

    4050 %.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    3/45

    2

    Anak dan orangtua beresiko tinggi mengalami luka bakar, sebagian luka bakar terjadi

    dirumah misalnya pada waktu memasak, memanaskan, atau menggunakan alat listrik

    yang paling sering menyebabkan kejadian ini. Kecelakaan industri juga dapat

    menyebabkan banyak kejadian luka bakar. Anak yang sering bermain, maka harus

    diperhatikan untuk mencegah kecelakaan seperti kebakaran. Luka bakar pada anak

    lebih sering disebabkan karena anak bermain korek api atau berdiri terlalu dekat

    dengan api terbuka. Reaksi fisika terjadi bila tubuh manusia tersengat aliran listrik.

    Tubuh manusia 70 % terdiri dari zat cair sehingga tubuh manusia merupakan media

    yang sangat baik untuk menghantarkan aliran listrik. Ketika tubuh manusia dialiri

    listrik tersebut mengalir keseluruh tubuh terjadi kerusakan tubuh karena adanya

    pelepasan energi listrik tersebut menjadi panas.

    Menurut Smith (1998) luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit

    akibat trauma panas, elektrik, kimia dan radiasi. Menurut Wong (2003), kerusakan

    pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radioaktif. Luka bakar merusak

    intregritas kulit, mencetuskan individu pada masalah-masalah berat, khususnya

    apabila luka bakar luas, maka dari itu bagi individu yang terkena luka bakar

    (combustio) perlu dianjurkan adanya pengobatan rawat jalan untuk mencegah adanya

    tanda-tanda infeksi.

    Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan

    rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih

    dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu

  • 8/12/2019 Css Combustio

    4/45

    3

    tim traumayang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah

    thoraks, bedah umum),intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi

    medik, psikiatri, dan psikologi

  • 8/12/2019 Css Combustio

    5/45

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ANATOMI DAN HISTOLOGI KULITKulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai

    peranan dalamhomeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari

    tubuh. Seluruh kulit beratnyasekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar

    2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9meter persegi. Tebalnya kulit

    bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan

    jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan

    kulitbagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,

    telapak kaki,punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit

    berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang

    merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkanlapisan dalam yang berasal

    dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan

    ikat.

    a. EpidermisEpidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari

    epitelberlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan

    Merkel. Tebalepidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal

    pada telapak tangan dankaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh

  • 8/12/2019 Css Combustio

    6/45

    5

    ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi

    barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi

    sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

    Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

    terdalam) :

    1. Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas danberganti.

    2. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebaltelapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

    3. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yangintinyaditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang

    dinamakan granulakeratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.

    Terdapat sel Langerhans.

    4. Stratum Spinosum : Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakantonofibril,dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting

    untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.

    Epidermis padatempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan

    mempunyai stratum spinosumdengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale

    dan stratum spinosum disebut sebagailapisan Malfigi. Terdapat sel

    Langerhans.

    5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yanghebat danbertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara

  • 8/12/2019 Css Combustio

    7/45

    6

    konstan. Epidermisdiperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan,

    hal ini tergantung letak, usiadan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang

    mengandung melanosit

    b. DermisTerdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya

    dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki

    sekitar 3 mm.

    Dermis terdiri dari dua lapisan :

    Lapisan papiler: tipis, mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler: tebal, terdiri dari jaringan ikat padat.

    Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

    bertambahnya usia.Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

    kandungan elastin kulit manusiameningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

    dewasa. Pada usia lanjut kolagen salingbersilangan dalam jumlah besar dan

    serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulitterjadi kehilangan

    kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyaibanyak

    jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis

    yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit

    tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

    Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan

    shearing forces dan respon inflamasi.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    8/45

    7

    c. SubkutisMerupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan

    lemak.Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar

    dengan jaringandi bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda

    menurut daerah di tubuh dan keadaannutrisi individu. Berfungsi menunjang

    suplai darah ke dermis untuk regenerasi.Fungsi Subkutis / hipodermis :

    melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangankalori, kontrol bentuk

    tubuh dan mechanical shock absorber.

    Gambar 1. Anatomi Kulit

  • 8/12/2019 Css Combustio

    9/45

    8

    Gambar 2. Histologi kulit

    B. DEFINISILuka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-

    benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,

    pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat

    yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).

    C. ETIOLOGIApiLuka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak)air panas

  • 8/12/2019 Css Combustio

    10/45

    9

    uap panasgas panas

    Listrik

    semburan panas

    D. PATOFISIOLOGI LUKA BAKARLuka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi panas langsung atau radiasi

    elektromagnetik derajat luka bakar berhubungan dengan beberapa faktor, termasuk

    konduksi jaringan yang terkena, waktu kontak dengan sumber tenaga panas dan

    pigmentasi permukaan. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang

    tahan terhadap konduksi panas, sedang tulang, paling tahan. Jaringan lain memiliki

    konduksi sedang. Sumber-sumber radiasi elektromagnetik meliputi sinar x,

    gelombang mikro, sinar ultraviolet, dan cahaya tampak.

    Sel-sel dapat menahan temperature sampai 44oC tanpa kerusakan bermakna. Antara

    44 o

    dan 51o

    C, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap derajat

    kenaikan temperature dan waktu penyinaran yang terbatas yang dapat ditoleransi. Di

    atas 51o

    C, protein terdenaturasi dan kecepatan kerusakan jaringan sangat hebat.

    Temperature diatas 70oC menyebabkan kerusakan seluler yang sangat cepat dan

    hanya periode penyinaran sangat singkat yang dapat ditahan. Pada rentang panas

    yang lebih rendah, tubuh dapat mengeluarkan tenaga panas dengan perubahan

    sirkulasi, tetapi pada rentang panas lebih tinggi, hal ini tidak efektif.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    11/45

    10

    Luka bakar terbentuk dari beberapa daerah, dimulai dengan daerah koagulasi jaringan

    pada titik kerusakan maksimal. Mengelilingi daerah koagulasi terdapat daerah statis

    yang ditandai dengan aliran darah yang cepat dan terdiri dari sel-sel yang masih dapat

    diselamatkan. Di sekeliling daerah statis terletak daerah hyperemia, tempat sel rusak,

    dan dapat sembuh sempurna. Dengan pengeringan atau infeksi, sel pada daerah statis

    dapat hilang dan luka dengan kedalaman tidak penuh diubah menjadi kedalaman

    penuh. Salah satu tujuan perawatan luka bakar adalah menghindari hilangnya kedua

    daerah luar ini.

    Luka bakar secara klasik, dibagi atas derajat satu, dua, dan tiga. Luka derajat satu

    hanya mengenai epidermis luar dan tampak sebagai daerah hiperemis dan eritema.

    Luka derajat dua mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam dan sebagian dermis

    serta disertai lepuh dan atau edema dan basah. Luka derajat tiga mengenai semua

    lapisan epidermis dan dermis serta biasanya tampak sebagai luka kering, seringkali

    dengan vena koagulasi yang terbayang melalui permukaan kulit.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    12/45

    11

    Gambar 3. Kedalaman luka bakar

    Walaupun klasifikasi luka bakar ini cukup bermanfaat dan dewasa ini sering

    digunakan, namun luka bakar lebih baik diklasifikasi sebagai sebagian ketebalan

    kulit dan seluruh ketebalan kulit. Luka sebagian ketebalan kulit meliputi derajat

    satu dan dua. Luka seluruh ketebalan kulit meliputi lukaderajat tiga. Penggunaan

    sistem klasifikasi kedalaman luka ini dapat memberi gambaran klinik tentang apakah

    luka sembuh secara spontan atau apakah membutuhkan cangkokan. Pada evaluasi

    awal, sering sulit untuk memeriksa kedalaman luka, terutama pada luka dermis yang

    dalam (derajat dua).

    E. PATOGENESISAkibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh

    kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang

    ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya

  • 8/12/2019 Css Combustio

    13/45

    12

    permeabilitas menyebabkan oedemdan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal

    itu menyebabkan berkurangnya volumecairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat

    luka bakar menyebabkan kehilangan cairanakibat penguapan yang berlebihan,

    masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran

    cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.

    Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih

    bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan

    gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat,

    tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurang. Pembengkakkan terjadi pelan-

    pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.Pada kebakaran dalam ruang tertutup

    atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena

    gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat

    menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas,takipnea, stridor,

    suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.Dapat juga keracunan gas CO dan

    gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat

    sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan

    adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yangberat terjadi

    koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.

    Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta

    penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan

    meningkatnya dieresis.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    14/45

    13

    F. PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKARLuka derajat satu dan tiga biasanya mudah diketahui, tetapi potensi kesembuhan

    lukadengan biasanya mudah diketahui, tetapi potensi kesembuhan luka dengan

    kedalaman sedang, sering sulit diperkirakan dengan tepat. Selain itu luka dengan

    sebagian ketebalan kulit akan sembuh dalam waktu 3 minggu. Setiap luka bakar yang

    belum terepiteliasasi selama waktu ini, mungkin salah didiagnosis atau dibiarkan

    memburuk atau terinfeksi selama perawatan.

    Sewaktu pasien diperiksa dalam kamar gawat darurat, dilakukan penilaian persentasi

    luka pada seluruh daerah permukaan tubuh (persentase TBSA). Tindakan ini kurang

    penting pada luka kecil (kurang dari 20%), tetapi pemeriksaan awal pada luka besar

    dapat mempengaruhi jumlah cairan yang diberikan untuk resusitasi. Penentuan daerah

    luka dapat dilakukan dengan hokum Sembilan. Dalam rumus ini, dalam rumus ini

    tiap daerah anatomi ditentukan persentase TBSA-nya, yang merupakan perkalian 9.

    Tiap anggota gerak atas diberi angka 9%, tiap anggota gerak bawah 18%, kepala dan

    leher 9%, serta peritoneum dan genitalia 1%. Ia memberikan perkiraan luas luka

    bakar, tetapi tetap perlu waspada akan persentase relative daerah permukaan dari

    berbagai bagian anatomi tubuh, yang berbeda pada orang dewasa dan anak-anak.

    Pada anak-anak, kepala dan leher memiliki daerah permukaan yang jauh lebih besar

    daripada orang dewasa dan anggota gerak bawah yang lebih kecil. Untuk

    menghindari kesulitan ini, bagan seperti bagan lund-bowder dapat digunakan untuk

    menentukan TBSA luka bakar pada tiap umur (Gambar 4). Pada pemeriksaan ringkas

  • 8/12/2019 Css Combustio

    15/45

    14

    luka bakar yang kecil, satu permukaan tangan pasien dapat digunakan sebagai

    penentuan 1% daerah permukaan tubuh.

    Gambar 4. Perubahan persentase luas permukaan tubuh karena pertumbuhan

    Luka bakar dibagi menjadi 4 derajat:

    1. Luka bakar grade IDisebut juga luka bakar superficialMengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah

    dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn

    Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    16/45

    15

    Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).

    Gambar 5. Luka bakar derajat I

    2. Luka bakar grade IISuperficial partial thickness :

    -

    Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis

    - Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih beratdarip ada lukabakar grade I

    - Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka- Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang

    basah

    - Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan- Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak

    terkenainfeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    17/45

    16

    Deep partial thickness:-

    Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis

    - disertai juga dengan bula- permukaan luka berbercak merah muda dan putih karena variasi dari

    v a s k u l a r i s a s i p e m b u l u h d a r a h ( b a g i a n y a n g p u t i h

    h a n y a s e d i k i t pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai

    beberapa aliran darah

    - luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

    Gambar 6. Luka bakar derajat II

    3. Luka bakar grade IIIMenyebabkan kerusakan jaringan yang permanen.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    18/45

    17

    Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf danpembuluh darahsudah hancur.

    Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang

    Gambar 7. Luka bakar derajat III

    4. Luka Bakar grade IV Berwarna hitam.

    Beberapa cara penentuan derajat luka bakar, yaitu :

    1. Palmar surfaceLuas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk jari-

    jari)secara kasar adalah0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh.

    Permukaan telapak tangan dapat digunakanuntuk mengukur luka bakar

  • 8/12/2019 Css Combustio

    19/45

    18

    yang kecil (8 5% l uas permuka an tubuh). Untuk luka bakar

    dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini tidak akurat.

    2.

    Wallace rule of nines

    Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka

    bakar pada orangdewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan

    to tal daera h yan g te rke na luka baka r dapat dihitung. Tetapi cara ini

    tidak akurat pada anak-anak.Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena

    luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan

    kaki lebih kecil. Karena perbandingan luaspermukaan bagian tubuh anak kecil

    berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus10-15-20 untuk anak. Untuk

    anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakangmasing-masing 20 %,

    ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %,ekstremitas bawah kanan

    dan kiri masing-masing 15 %

    3. Lund and Bowder charttabel ini, apabila digunakan dengan benar, merupakan cara yang paling akurat.

    Tabel ini mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat

    memberikanperhitungan luas luka bakar yang akurat pada anak-anak.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    20/45

    19

    Area luka bakar 0-1 Tahun 1-4 Tahun 5-9 Tahun 10-14 Tahun 15 Tahun Dewasa 2 % 3 % Total

    Kepala 19 17 13 11 9 7

    Leher 2 2 2 2 2 2

    Dada 13 13 13 13 13 13

    Punggung 13 13 13 13 13 13

    Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4

    Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4Lengan kanan bawah 3 3 3 3 3 3

    Lengan kiri bawah 3 3 3 3 3 3

    Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

    Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

    Genetalia 1 1 1 1 1 1

    Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

    Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

    Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

    Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5

    Tungkai kanan 5 5 5,5 6 6,5 7

    Tungkai kiri 5 5 5,5 6 6,5 7Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

    Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

    Total

    Tabel 1. Lund and Bowder Chart

  • 8/12/2019 Css Combustio

    21/45

    20

    G. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium :

    Hitung darah lengkapHb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang

    banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya

    cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya

    kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan

    kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.

    LeukositLeukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau

    inflamasi.

    DA (Gas Darah Arteri)Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan

    tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida

    (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

    Elektrolit SerumKalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan

    dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun

    karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal

    dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    22/45

  • 8/12/2019 Css Combustio

    23/45

  • 8/12/2019 Css Combustio

    24/45

    23

    - InfeksiLuka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

    mikroorganisme,biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam.

    Dalam kondisi yang lebih beratakan muncul bakteriemi atau septikemi

    yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi ke tempat yang lain.

    Bakteriemi merupakan penyebab kematian tersering pada lukabakar mulai

    dari 24 jam pertama sampai pada luka bakar yang sudah

    sembuh.Streptococcus -hemolitikus dan pseudomonas memproduksi

    enzym protease yang dapat mencegah penempelan dari skin graft. Infeksi

    ringan dan noninvasif ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas

    dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasive ditandai dengan

    keropeng yang mula-mula kering dengan perubahan jaringandi tepi

    keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik, akibatnya luka bakar

    yang mula-mula derajat dua menjadi derajat tiga. Infeksi kuman

    menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar

    dan menimbulkan trombosis.

    Efek regional- Sirkulasi

    Jika terdapat oedem yang luas, maka akan terjadi pembengkakkan, aliran

    darah dariextremitas dapat mengalami obstruksi. Sirkulasi untuk otot

    tangan intrinsik dapat terganggu akibat oedem, dapat terjadi nekrosis yang

    lama kelamaan menjadi kontraktur. Akumulasi cairan interstitial dalam

  • 8/12/2019 Css Combustio

    25/45

    24

    tangan menyebabkan jaringan kolagen menggembung maksimal sehinggga

    terbentuk posisi claw ( metacarpal phalangeal extensi, dan proximal

    interphalangeal flexi ). Dapat juga terjadi muscle compartement syndrome

    yang mengenai otot flexor dan extensor extremitas bagian atas maupun

    bawah.

    Efek sistemik.- Kehilangan cairan

    Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula

    yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan

    intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan

    cairan akibat penguapan yangberlebihan, masuknya cairan ke bula yang

    terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng

    luka bakar derajat tiga.Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya

    mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih

    dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengangejala yang khas, seperti

    gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat,tekanan darah

    menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan,

    maksimal terjadi setelah 8 jam.

    - Multiple organ failure dan SepsisKegagalan progresif dari ginjal dan hepar di akibatkan karena kehilangan

    cairan,toxemia karena infeksi, sepsis. Ganguan sirkulasi ke ginjal

  • 8/12/2019 Css Combustio

    26/45

    25

    menyebabkan iskemiaginjal ( tubulus) berlanjut dengan Akut Tubular

    Necrosis yang akhirnya terjadi gagalginjal (ARF). Gangguan sirkulasi

    perifer meneybabkan iskemia otot-otot dengandampak pemecahan

    glikoprotein yang meningkatkan produksi Nitric Oxide (NO). NOini

    diketau berperan sebagai modulator sepsis. Gangguan sirkulasi ke kulit dan

    system integum menyebabkan ganguan system imun karena penurunan

    produksi limfositdan penurunan fungsi barier kulit.

    Komplikasi sistemikStress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat

    menimbulkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang

    sama dengan tukak peptik. Kelainan ini disebut tukak Curling. Yang

    khawatirkan pada tukak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil

    sebagai hematemesis dan atau melena. Fase permulaan luka bakar merupakan

    fase katabolisme sehingga keseimbangan protein menjadi negatif. Protein

    dalam tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolism tinggi, dan infeksi.

    Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerlukan kalori

    tambahan. Tenaga yang diperlukan pada fase ini terutama didapat dari

    pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu penderita menjadi sangat

    kurus, otot mengecil dan berat badan menurun.

    I. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKARAdapun pertolongan pertama pada pasien dengan luka bakar yaitu :

  • 8/12/2019 Css Combustio

    27/45

    26

    a. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya denganmenyelimutidan menutu p bagian yang terbak ar untuk menghen tikan

    pasokan oksigen pada apiyang menyala.

    b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuatefek Torniket, karenajaringan yang terkena luka bakar akan segera

    menjadi oedem.

    c. Setelah sumber panas dihilangkan , rendam daerah luka bakar dalam air ataumenyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya 15menit.

    Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung

    terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat

    dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan

    suhu dingin inipada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan

    diperkecil.Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih

    luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan

    langsung pada luka bakar apapun.

    d. Evaluasi awalPrinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka

    akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing

    Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen

    spesifik luka bakar pada survey sekunder.

    Saat menilai airway perhatikan apakah terdapat luka bakar inhalasi.

    Biasanyaditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong.

    Luka bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara, perubahan

  • 8/12/2019 Css Combustio

    28/45

    27

    status mental. Bila benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi

    endotracheal, kemudian beri Oksigenmelalui mask face atau endotracheal

    tube.Luka bakar biasanya berhubungan dengan luka lain, biasanya dari luka

    tumpul akibatkecelakaan sepeda motor. Evaluasi pada luka bakar harus

    dikoordinasi dengan evaluasi pada luka-luka yang lain. Meskipun perdarahan

    dan trauma intrakavitas merupakan prioritas utama dibandingkan luka bakar,

    perlu dipikirkan untuk meningkatkan jumlahcairan pengganti. Anamnesis

    secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk menentukan

    mekanisme dan waktu terjadinya trauma. Untuk membantu mengevaluasi

    derajat lukabakar karena trauma akibat air mendidih biasanya hanya mengenai

    sebagian lapisan kulit(partial thickness), sementara luka bakar karena api

    biasa mengenai seluruh lapisan kulit(full thickness)

    J. RESUSITASI PENDERITA LUKA BAKARSebagai bagian dari perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, Pemberian

    cairan intravena yang adekuat harus dilakukan, akses intravena yang adekuat harus

    ada, terutama pada bagian ekstremitas yang tidak terkena luka bakar.Adanya luka

    bakar diberikan cairan resusitasi karena adanya akumulasi cairan edema tidak hanya

    pada jaringan yang terbakar, tetapi juga seluruh tubuh. Telah diselidiki bahwa

    penyebab permeabilitas cairan ini adalah karena keluarnya sitokin dan beberapa

    mediator,yang menyebabkan disfungsi dari sel, kebocoran kapiler.Tujuan utama dari

    resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa

    menimbulkan edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama

  • 8/12/2019 Css Combustio

    29/45

    28

    terjadinya luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah

    lukabakar. Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam

    ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh.

    Pemberian cairan paling popular adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam setelah

    terkena luka bakar. Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam.

    Penentuan persentase TBSA luka menjadi tahap awal dalam menghitung kebutuhan

    cairan. Juga pasien harus ditimbang berat badannya pada saat awal terapi untuk

    menentukan berat dasar sebagai pedoman perawatab berikutnya. Kateter urine yang

    ditinggalkan digunakan sebagai indks perfusi ginjal dan untuk mengevaluasi

    kefektifan resusitasi cairan. Pada penderita dengan kombinasi luka bakar kulit dan

    cedera paru atau pada penderita penyakit kardiovaskular atau paru, pemantauan

    tekanan sentral dengan kateter Swan-Ganz harus dilakukan.

    Ada beberapa rumus yang sudah dikembangkan oleh berbagai pusat perawatan untuk

    menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar. Diantaranya rumus Brooke,

    Modifikasi Brooke, Evan dan Parkland. Dua sistem yang tersering digunakan

    sekarang adalah modifikasi Brooke dan Parkland. Kedua rumus ini menghitung

    kebutuhan cairan berdasarkan luas daerah luka bakar dikali berat pasien dalam

    kilogram, dikali volume larutan Ringer yang akan diberikan dalam 24 jam pasca luka

    bakar. Pada kedua perhitungan, setengah jumlah cairan diberikan dalam 8 jam

    pertama resusitasi, dengan seperempat dari seluruh jumlah semula diberikan tiap 8

    jam berikutnya. Sementara rumus Brooke memberikan air bebas sebagai dekstrosa

  • 8/12/2019 Css Combustio

    30/45

    29

    5% dalam air, pada kedua rumus ini, jumlah cairan awal sekarang diberikan sebagai

    larutan Ringer laktat. Volume larutan Ringer yang dianjurkan pada rumus modifikasi

    Brooke dan Parkland masing-masing 4 cc kg per luka bakar dan 2 cc per kg percen

    luka bakar. Keduanya memberikan cukup cairan untuk perhitungan awal kebutuhan

    resusitasi, seperti terlihat dengan keberhasilan pada sebagian besar penderita. Tetapi

    dokter yang ikut menangani resusitasi pasien luka bakar harus waspada bahwa

    masing-masing rumus dapat digunakan hanya sebagai pedoman untuk menentukan

    kebutuhan cairan (Gambar 8 ). Pemantau yang teliti dan cermat atas sensorium,

    pengeluaran urine, dan tekanan vascular sentral (bila tepat) dengan perubahan terapi

    berikutnya dalam terapi cairan yang ditentukan oleh respon pasien, adalah metode

    resusitasi yang tepat. Perubahan keadaan jiwa pada awal pasca luka bakar pada

    penderita dengan gas darah arteri yang normal, harus membuat dokter mewaspadai

    adanya penurunan aliran serebrovaskular. Pengeluaran urine harus 30-50 cc per jam

    pada penderita luka bakar yang berhidrasi baik, dengan fungsi ginjal yang normal.

    Bila pengeluaran urine yang rendah atau ada ketidakstabilan kardiovaskular pada

    pemberian volume intravena yang tampaknya cukup besar, maka pemasangan kateter

    termodilusi Swan-Ganz untuk memantau tekanan jantung kiri dan kanan serta curah

    jantung, merupakan tindakan yang tepat. Walaupun kateter ini dapat menimbulkan

    komplikasi vascular dan septik, namun manfaatnya sering melebihi resiko

    penggunaan jangka pendek selama resusitasi awal.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    31/45

    30

    Gambar 8. Perhitungan kebutuhan cairan resusitasiminimum dalm 24 jam pertama

    setelah terjadinya luka

    Resusitasi pada anak menbutuhkan perubahan parameter. Rumus yang sama dapat

    digunakan berdasar berat badan dalam kilogram dikalikan persentase TSBA dari

    bagan seperti bagan Lund-Bower. Kebutuhan cairan keseluruhan untuk 24 jam

    pertama 3ml per kg per TBSA dan diberikan setengah pada 8 jam pertama dan

    seperempat pada tiap 8 jam berikutnya. Natium bikarbonat ditambahkan pada tiap

    liter Ringer laktat. Resusitasi cairan yang cukup dapat diperiksa dengan cara

    memantau tanda-tanda vital dan pengeluaran urine.. pada anak berat 30 kg atau

  • 8/12/2019 Css Combustio

    32/45

    31

    kurang, pengeluaran urine harus tetap 1 ml per kg per jam. Dari penjelasan tersebut

    diatas, jelas terlihat bahwa tidak ada rumus yang benar-benar tepat untuk semua

    pasien. Cara terbaik untuk menentukan kebutuhan awal cairan pada penderita luka

    bakar adalah dengan menggunakan 2-4 ml per kg, per TBSA. Rentang ini dapat

    digunakan sebagai pedoman untuk pemberian cairan berdasarkan indekx perfusi.

    Kebutuhan akan resusitasi setelah 24 jam pertama ditentukan dengan melihat fungsi

    kardiovaskular dan pengeluaran urine. Selain itu cairan yang diberikan untuk kedua

    kali harus menggantikan kehilangan protein dengan plasma beku segar dan albumin.

    Karena volume garam yang diberikan paa tahap pertama resusitasi cukup besar, maka

    rumus Parkland dan modifikasi Brooke menghindari penggunaan cairan garam yang

    tidak mengandung protein pada 24 jam kedua. Pada rumus Parkland, koloid diberikan

    dalam jumlah 700-2000 ml dengan D5W, untuk mempertahankan pengeluaran urine.

    Pada rumus modifikasi Brooke, kebutuhan koloid 0,3-0,5 ml per kg per TBSA

    dengan D5W. Pada keduanya, vulome ini diberikan selama 25-48 jam.

    Pada masa pasca resusitasi awal, pengeluaran urine bukan pedoman yang tepat untuk

    menentukan jumlah penggantian cairan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa

    cairan yang diterima selama resusitasi awal dan dikeluarkan sebagai kehilangan ruang

    ketiga akan hilang antara hari ke 3-10 pasca luka bakar. Untuk mengkompensasi

    mobilisasi cairan ini, penderita luka bakar harus dibiarkan kehilangan berat tubuh 2-

    3% sampai dicapai berat sebelum kecelakaan. Kebutuhan cairan dihitung berdasar

    penguapan dari luka bakar. Untuk menentukan kebutuhan cairan dengan tepat,

  • 8/12/2019 Css Combustio

    33/45

    32

    diperlukan pemeriksaan harian natrium serum, osmolaritas dan berat tubuh.

    Umumnya cairan yang diberikan adalah cairan non natrium atau , rendah garam

    karena jumlah garam yang besar sudah diberikan pada tahap resusitasi awal.

    Pengeluaran natrium serum dan ekskresi natrium urine dapat dipantau dengan cermat

    untuk menentukan kebutuhan garam pada periode pasca luka bakar segera.

    Pertimbangan lain pada periode pasca luka segeraPenderita luka bakar lebih dari 20-25% TBSA seringkali menderita ileus

    paralitikus. Keadaan ini menghalangi penggunaan cairan oral pada resusitasi

    dan diperlukannya intubasi nasogaster serta pengisapan untuk menghindari

    ketegangan abdomen serta emesis dan aspirasi sekunder. Juga penderita luka

    bakar mudah terserang ulserasi stress (Ulkus Curling) pada mukosa

    gastroduodenum. Keadaan ini paling baik dicegah dengan menggunakan

    antacid melalui sonde nasogaster dan atau antagonis H2 ( seperti Zantac).

    Penderita yang mengalami perdarahan gastrointestinalis yang luas atau

    perforasi, walaupun diberikan profilaksis, mungkin perlu dioperasi.

    Pada pasien luka bakar melingkari dada atau anggota gerak, mungkin

    diperlukan eskarotomi. Luka bakar seluruh ketebalan kulit yang kaku dapat

    bertindak sebagai penghalang terhadap gerak dada normal sehingga

    mengganggu fungsi paru-paru. Juga pada luka bakar anggota gerak, edema pada

    masa pasca luka akan dapat menghentikan aliran arteri akibat bertambahnya

    tekanan dalam eskar tidak elastic disekitarnya. Denyut perifer harus dipantau

  • 8/12/2019 Css Combustio

    34/45

    33

    tiap jam pada penderita luka bakar anggota gerak, terutama bila melingkar.

    Perabaan denyut sering tidak tepat, terutama pada luka yang menutupi wajah,

    karena itu flowmeter Doppler harus digunakan untuk menentukan aliran yang

    sesuai. Dengan berkurangnya gerak dada atau adanya tanda berkurangnya

    denyut perifer, eskartomi harus segera dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dalam

    unit luka bakar tanpa anestesi, karena eskar tidak sensitive. Insisi dibuat pada

    dada di linea axillaris anterior bilateral dan pada garis mediolateral serta

    mediomedial anggota gerak (Gambar 9). Insisi hanya cukup dalam untuk

    memisahkan tepi-tepi eskar. Fungsi ventilasi dan atau nadi akan cepat kembali

    normal, bila dilakukan eskarotomi.

    Gambar 9. Garis-garis insisi untuk eskarotomi pada penderita luka bakar

  • 8/12/2019 Css Combustio

    35/45

    34

    K. PENGGANTIAN DARAHLuka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan sejumlah sel

    darah merahsesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar. Sebagai tambahan

    terhadap suatukehancuran yang segera pada sel darah merah yang bersirkulasi

    melalui kapiler yang terluka,terdapat kehancuran sebagian sel yang

    mengurangi waktu paruh dari sel darah merah yangtersisa. Karena plasma

    predominan hilang pada 48 jam pertama setelah terjadinya luka bakar,tetapi

    relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh sebab itu, pemberian sel

    darah merahdalam 48 jam pertama tidak dianjurkan, kecuali terdapat kehilangan

    darah yang banyak daritempat luka. Setelah proses eksisi luka bakar dimulai,

    pemberian darah biasanya diperlukan.

    L. NUTRISIPenderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan kualitas yang berbeda

    dari orangnormal karena umumnya penderita luka bakar mengalami

    keadaan hipermetabolik. Kondisiyang berpengaruh dan dapat memperberat

    kondisi hipermetabolik yang ada adalah:

    - Umur, jenis kelamin, status gizi penderita, luas permukaan tubuh, massabebas lemak.

    - Riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, penyakit hepar berat,penya kit ginjal danlain-lain.

    - Luas dan derajat luka bakar

  • 8/12/2019 Css Combustio

    36/45

    35

    - Suhu dan kelembaban ruangan ( memepngaruhi kehilangan panas melaluievaporasi)

    -

    Aktivitas fisik dan fisioterapi

    - Penggantian balutan- Rasa sakit dan kecemasan

    Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan.Dalam menentukan kebutuhan kalori

    basal pasien yang paling ideal adalah denganmengukur kebutuhan kalori secara

    langsung menggunakan indirek kalorimetri karena alat initelah memperhitungkan

    beberapa faktor seperti BB, jenis kelamin, luas luka bakar, luaspermukan tubuh dan

    adanya infeksi. Untuk menghitung kebutuhan kalori total harusditambahkan faktor

    stress sebesar 20-30%. Tapi alat ini jarang tersedia di rumah sakit.

    Yang sering di rekomendasikan adalah perhitungan kebutuhan kalori basal dengan

    formulaHARRIS BENEDICK yang melibatkan faktor BB, TB dan Umur. Sedangkan

    untuk kebutuhan kalori total perlu dilakukan modifikasi formula dengan

    menambahkan faktor aktifitas fisik dan faktor stress.

    Pria : 66,5 + (13,7 X BB) + (5 X TB)(6.8 X U) X AF X FS

    Wanita : 65,6 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB)- (4,7 X U) X AF X FS

    Perhitungan kebutuhan kalori pada penderita luka bakar perlu perhatian khusus

    karenakurangnya asupan kalori akan berakibat penyembuhan luka yang lama dan

    jugameningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas. Disisi lain, kelebihan asupan

    kalori dapatmenyebabkan hiperglikemi, perlemakan hati.Penatalaksanaan nutrisi pada

  • 8/12/2019 Css Combustio

    37/45

    36

    luka bakar dapat dilakukan dengan beberapa metodeyaitu : oral, enteral dan

    parenteral.Untuk menentukan waktu dimualinya pemberian nutrisi dini pada

    penderita lukabakar, masih sangat bervariasi, dimulai sejak 4 jam pascatrauma

    sampai dengan 48 jam pasca trauma.

    M. EARLY EXICISION AND GRAFTING (E&G)Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif dan kemudian luka ditutup

    dengancangkok kulit (autograft atau allograft ), setelah terjadi penyembuhan, graft

    akan terkelupas dengan sendirinya. E&G dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka, pada

    umumnya tiap harinyadilakukan eksisi 20% dari luka bakar kemudian dilanjutkan

    pada hari berikutnya. Tapi adajuga ahli bedah yang sekaligus melakukan eksisi pada

    seluruh luka bakar, tapi cara inimemiliki resiko yang lebih besar yaitu : dapat terjadi

    hipotermi, atau terjadi perdarahanmasive akibat eksisi.

    Metode ini mempunyai beberapa keuntungan dengan penutupan luka dini,

    mencegahterjadinya infeksi pada luka bila dibiarkan terlalu lama, mempersingkat

    durasi sakit dan lamaperawatan di rumah sakit, memperingan biaya perawatan di

    rumah sakit, mencegahkomplikasi seperti sepsis dan mengurangi angka mortalitas.

    Beberapa penelitianmembandingkan teknik E&G dengan teknik konvensional,

    hasilnya tidak ada perbedaandalam hal kosmetik atau fungsi organ, bahkan lebih baik

    hasilnya bila dilakukan pada lukabakar yang terdapat pada muka, tangan dan

    kaki.Pada luka bakar yang luas (>80% TBSA), akan timbul kesulitan mendapatkan

  • 8/12/2019 Css Combustio

    38/45

    37

    donor kulit. Untuk itu telah dikembangkan metode baru yaitu dengan kultur

    keratinocyte.Keratinocyte didapat dengan cara biopsi kulit dari kulit pasien sendiri.

    Tapi kerugian darimetode ini adalah membuthkan waktu yang cukup lama (2-3

    minggu) sampai kulit (autograft)yang baru tumbuh dan sering timbul luka parut.

    Metode ini juga sangat mahal

    N. LUKA BAKAR LISTRIKLewatnya tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan

    perubahannya menjadi tenaga panas. Ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya

    mengenai kulit dan jaringan subkutis, tetapi juga semua jaringan pada jalur arus

    listrik tersebut. Tahanan listrik jaringan bervariasi, dengan tulang, tendon dan kulit

    yang paling tahan sedangkan darah dan jaringan saraf memiliki tahanan yang rendah.

    Ia menyebabkan arus listrik lebih suka berjalan melalui jaringan dan sepanjang berkas

    neurovaskular. Ia bisa menyebabkan kerusakan vaskular atau saraf pada jarak tertentu

    dari daerah luka bakar kulit.

    Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber tenaga bervoltase

    tinggi seperti yang terjadi pada petugas listrik yang bekerja di dekat sumber listrik

    yang kuat. Anggota gerak merupakan tempat kontak yang terlazim, dengan tangan

    dan lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki. Kontak sering

    menyebabkan gangguan jantung dan/atau pernapasan, dan resusitasi kardiopulmoner

    sering diperlukan pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka pada daerah masuknya

    arus listrik biasanya gosong dan tampak mencekung. Luka mungkin dikelilingi

  • 8/12/2019 Css Combustio

    39/45

    38

    dengan daerah-daerah luka bakar yang khas atau jaringan yang tampak normal. Luka

    keluarnya arus sama seperti luka tembak karena peluru berkecepatan tinggi. Kontak

    arus listrik dengan sendi dapat menimbulkan luka bakar kulit pada daerah-daerah

    yang tidak berkontak ketika arus keluar atau masuk ke jaringan. Ukuran luka kulit

    biasanya membingungkan dan dapat membuat kita salah menentukan kerusakan pada

    otot, sarat, dan pembuluh darah. Anggota gerak dengan luka bakar listrik mudah

    terkena komplikasi sindroma kompartemen karena adanya luka otot yang dalam atau

    vaskular. Dengan rusaknya otot, pengeluaran mioglobin ke aliran darah dan

    timbulnya mioglobinuria sering terlihat pada luka bakar listrik. Sekuestrasi cairan dan

    berkurangnya aliran darah ginjal akan menamba kemungkinan kerusakan ginjal

    karena pengendapan mioglobin di dalam tubulus ginjal.

    Terapi luka bakar listrik diarahkan ke bagian kulit trauma suhu permukaan dihitung

    dengan cara yang sama seperti untuk luka bakar standard. Cairan diberikan seperti

    pada luka bakar permukaan dengan penambahan volume kerusakan otot. Tindakan ini

    dilakukan seperti pada penderita luka remuk, yang mirip dengan luka bakar listrik

    bervoltase tinggi. Pada luka bakar listrik yang luas, penggantian cairan yang cuckup

    banyak diperlukan untuk menghindari komplikasi. Jumlah ini (di atas dan di bawah

    kebutuhan untuk luka bakar kulit) tidak dapat ditentukan dengan rumus apa pun.

    Penderita dengan sejumlah besar mioglobin di dalam urina akan mengeluarkan urina

    berwana merah anggur dan resusitasi pasien ini mengharuskan pengeluaran urina 75-

    100ml per jam. Selain itu, urina harus dirubah menjadi basa dengan natrium

    bikarbonat intravena, yang menghalangi pengendapan mioglobin. Bila urina tidak

  • 8/12/2019 Css Combustio

    40/45

  • 8/12/2019 Css Combustio

    41/45

    40

    Perawatan luka bakar listrik yang tepat mengikuti prinsip perawatan umum luka

    bakar atau luka yang besar. Dengan kehilangan jaringan yang masif atau amputasi

    jaringan yang besar, mungkin diperlukan rekonstruksi dengan flap otot atau miokutis.

    O. LUKA BAKAR KIMIALuka kulit karena bahan kimia berbeda dengan luka karena panas yaitu derajat luka

    berhubungan langsung dengan lama kontak. Karena itu, dokter dapat langsung

    merubah kedalaman luka dengan perawatan yang cermat. Semua pakaian yang

    terkena harus segera dilepas dan kulit diperiksa untuk melihat daerah luka. Karena

    kedalaman luka juga ditentukan oleh konsentrasi agen yang ada pada kulit, maka

    pengenceran dengan pembelian yang banyak menjadi tahap berikut pada

    penatalaksanaan pasien. Ada berbagai agen neutralisasi yang sudah diusulkan untuk

    berbagai zat kimia, tetapi tak satupun menawarkan banyak keuntungan daripada

    irigasi luka segera dengan air bervolume besar. Beberapa di antaranya malah dapat

    memperparah luka oleh pengeluaran panas dengan neutralisasi bahan kimia. Luka

    bakar karena basa seringkali kurang dipengaruhi oleh irigasi, bila luka sudah berumur

    lebih dari 1 jam. Pertambahan kedalaman luka sudah mungkin terlihat dengan irigasi

    karena dipermudah masuknya ion hidroksil ke lapisan kulit yang lebih dalam.

    Riwayat penting dalam menentukan komposisi zat kimia sebenarnya karena ia dapat

    menentukan terapi setelah pengenceran dengan bilasan air.

    Luka bakar karena fenol, asam hidrofluorida dan fosfor memerlukan perhatian

    khusus. Fenol kurang larut dalam air dan irigasi harus diikuti dengan olesan pelarut

  • 8/12/2019 Css Combustio

    42/45

    41

    seperti polietilen glikol, propilen glikol, gliserol, minyak sayur atau larutan air dan

    sabun. Konsentrasi absorbsi fenol yang tinggi dapat menimbulkan efek pada sistim

    jantung, gagal ginjal dan susunan saraf pusat serta pasien perlu dipantau untuk

    melihat fungsi-fungsi ini. Asam hidrofluorat menembus kulit dengan cepat dan bisa

    menimbulkan pencairan jaringan lunak serta erosi tulang yang mendasarinya.

    Nyerinya sangat hebat pada jenis luka bakar ini, dan suntikan kalsium glukonat

    intralesi dapat digunakan untuk menetralisasi ion flurida dan mengurangi nyeri. Luka

    bakar fosfor membutuhkan perhatian segera untuk menghilangkan semua partikel

    fosfor yang dapat dikenali dalam luka. Senyawa ini akan leleh bila terpapar pengering

    udara dan harus diletakkan dalam air setelah dikeluarkan. Pengolesan larutan tembaga

    sulfat encer pada permukaan luka mungkin diperlukan untuk identifikasi partikel-

    partikel kecil fosfor yang tertanam.

    Setelah pembuangan bahan kimi yang salah, luka bakar ini di terapi dengan cara

    standar luka bakar kulit apa pun. Luka bakar kecil sering dapat diatasi terapi rawat

    jalan, tetapi cedera besar membutuhkan protokol resusitasi standar dan pantau

    kemungkinan efek sistemik karena absorbsi.

    P. LUKA BAKAR INHALASIPada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah,

    dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang

    terhisap. Udem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan

  • 8/12/2019 Css Combustio

    43/45

    42

    napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna

    gelap akibat jelaga.

    Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida

    akanmengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi

    mngeikatoksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan

    muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin

    terikat CO,penderita dapat meninggal.

    Q. PROGNOSISPrognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan

    badany a n g t e r k e n a l u k a b a k a r , a d a n y a k o m p l i k a s i s e p e r t i

    i n f e k s i , d a n k e c e p a t a n p e n g o b a t a n medikamentosa. Luka bakar minor

    dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut. Lukabakar moderat dapat

    sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin menimbulkan luka parut. Lukabakar mayor

    membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan akan membentuk

    jaringanparut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa

    kasus,pembedahan diperlukan untuk membuang jaringan parut.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    44/45

    43

    BAB III

    KESIMPULAN

    Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

    disebabkankontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

    dan radiasi.Luka bakar dibagi menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka

    bakar yaitu Palmar surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart.Luka

    bakar dapat disebabkan oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-

    alatmemasak), air panas, uap panas, gas panas, listrik, semburan panas.

    Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan darah, radiologi, tes denganfiberoptic

    bronchoscopy terutama untuk luka bakar inhalasi.Penanganan luka bakar dapat secara

    konservatif seperti resusitasi cairan, penggantian darah,pe r a w a t a n l u k a b a k a r ,

    p e m b e r i a n a n t i m i k r o b a s e r t a a n a l g e t i k , p e r b a i k a n n u t r i s i

    s a m p a i tindakan pembedahan seperti Early Exicision and Grafting (E&G),

    Escharotomy.

  • 8/12/2019 Css Combustio

    45/45

    44

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges M.E. 2000. Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd

    ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.

    Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 11. Penerbit Buku

    Kedoketran EGC. Jakarta

    Smith, 1998, Nursing Care Planning Guides for Children, Baltimore, USA.

    Sylvia A. Price. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6

    Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

    Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.EGC.

    Jakarta. p 66-88

    Wong D. L & Whaleys. 2003. Perawatan Medikal Bedah. Mosby,St.,Lois Misouri.