Click here to load reader

Css - Kelainan Refraksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Clinical Science Session Kelainan Refraksi

Citation preview

Clinical Science Session Kelainan Refraksi

QURRATA AYUNIN12100113011

Preseptor:Mayarani, dr.,Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATAP3D FK UNISBA - RSUD AL IHSAN KABUPATEN BANDUNGCLINICAL SCIENCE SESSIONKELAINAN REFRAKSIREFRAKSIDefinisi:Pembelokan cahaya oleh karena perbedaan indeks biasa anatar 2 medium yang berbeda

Jika suatu berkas cahaya menembus suatu permukaan yang tergak lurus terhadap berkas itu berkas cahaya tidak akan membelok

Jika cahaya menembus permukaan yang miring berkas cahaya akan membelok, jika indeks bias kedua permukaan itu berbeda.

Pembiasan Pada LensaLensa konveks (Cembung) konvergen

berkas cahaya akan dibelokan sedemikian rupa sehingga semua cahaya akan menuju satu titik fokus

Lensa konkaf (Cekung) divergen

berkas cahaya akan mengalami divergensi/menyebar manjauhi cahaya yang masuk bagian tengah.

Lensa silindris Membelelokan berkas cahaya hanya dalam satu bidang

Mata sebagai Alat OptikMedia Refraksi:KorneaAquous humorLensaVitrous humor

Mata: memiliki 4 perbatasan refraksi

Perbatasan antara permukaan anterior kornea dengan udaraPerbatasan antara permukaan posterior kornea dengan Aquous humorPerbatasan antara Aquous humor dengan permukaan anterior lensa mataPerbatasan antara permukaan posterior lensa mata dengan Vitrous humorAkomodasi pada MataKekuatan refraktif mata tidak selalu konstan, terkadang harus berubah sehingga membentuk visualisasi sempurna baik objek dekat maupun jauh. Akomodasi ini bisa terjadi karena elastisitas lensa.

Akomodasi : kemampuan mata dalam mengubah fokusnya sehingga sinar sinar dari objek berjarak lebih besar atau kurang dari 5m akan dijatuhkan tepat pada retina

Dengan berakomodasi benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada retinaAkomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat, kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai kebutuhan. Makin dekat benda, makin kuat mata harus berakomodasi.

EMETROPIAKeadaan dimana terjadi keseimbangan antara sistem refraksi mata dan panjang sumbu bola mata memiliki hubungan yang tepat. Pancaran cahaya yang masuk mata sejajar dengan sumbu optik dan jatuh pada titik fokus tepat di retina

Objek jauh: otot silir relaksasi totalObejek dekat: otot siliar berkontraksi (mata berakomodasi)

Mata emetrop akan mempunyai penglihatan normal (visus 6/6)

PRESBIOPIAPenurunan daya akomodasi lensa mata yang terjadi secara normal bersamaan dengan bertambahnya usia.

Usia tua: denaturasi protein lensa yang progresifElastisitas lensa menurun (tidak kenyal) + kelemahan otot siliariDaya akomodasi Lensa sukar mencembung (presbiopi)

Gejala: setelah membaca mata menjadi lelah, berair, perih. Mata terfokus secara permanen pada jarak tidak berubah-ubah .Penanganan

Kaca mata Bifokus:Atas: melihat jauhBawah: melihat dekat

Adisi untuk membaca dekat:40 tahun: + 1,045 tahun: + 1,550 tahun: + 2,055 tahun: + 2,560 tahun: + 3,0AMETROPIASuatu kondisi:sinar sejajar yang datang tidak difokuskan tepat ke retina pada mata yang berada pada keadaan istirahat atau tanpa akomodasi.

(keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata tidak seimbang)

Etiologi:Aksial: sumbu bola mata yang lebih panjang/pendekRefraktif: daya bias terlalu kuat /kurang

Bentuk Ametropia:Myopia (Rabun Jauh)Hipermetropia (Rabun Dekat)Astigmatisma

Keseimbangan pembiasan:Kornea punya daya pembiasan paling kuat, lensa memegang peranan akomodasi, -panjang bola (berbeda ukuran tiap individu)EtiologiAmetropia

MYOPIA (Rabun Jauh)DefinisiSeuatu kelainan refraksi dimana tanpa akomodasi sinar yang datang sejajar akan difokuskan di depan retina.

EpidemiologiSekitar 25% dari populasi antara umur 20-30 tahun memiliki refraksi kurang dari -1 dioptri

EtiologiMiopi aksial (axis bola mata (diameter anteriposterior) lebih panjang dari mata normal (23 mm)Tekanan otot luar bola mata pada waktu anak anak melihat terlalu dekat sehingga bagian posterior bola mata yang kurang kuat akan menonjol ke belakang. Seseorang dengan muka lebar (saat melihat dekat konvergensi lebih kuat) sklera kurang kuat.

Miopi refraktif(kelainan kompenen refraksi)- lensa terlalu cembung (katarak imatur)- indeks bias meninggi pada DMMYOPIA

Patofisiologi Pada pasien myopia, bayangan jatuh di anterior retina, sehingga pasien tidak dapat melihat objek yang letaknya jauh dan hanya dapat memproduksi bayangan tajam pada objek yang dekat. Kemungkinan penyebabnya antara lain bola mata yang terlalu panjang (axial myopia) atau kekuatan refraksi mata yang terlalu tinggi (refractive myopia).

Derajat Ringan: 1-3 dioptriSedang: 306 dioptriBerat: > 6 dioptri

Gejala- penglihatana jauh kabur - kadang melihat titik titik seperti lalat terbang (degenerasi viterus)- mata lekas lelah, berair, pusing, ngantuk- memicingkan mata agar melihat lebih jelasBentukSimple myopia (school-age myopia), onset umur 10-12 tahun, progresi berhenti pada umur 20 tahun. Refraksi jarang melebihi 6 dioptri.Pathologic myopia, herediter dan progresif secara terus menerus

TatalaksanaPenggunaan kacamata atau lensa kontak dengan lensa cekung atau minus.Pengangkatan lensa

HYPERMETROPIA (Rabun Dekat)Definisi:Ketidakseimbangan antara kekuatan refraktif dengan panjang axial mata sehingga cahaya yang masuk terfokus di posterior dari retina.

Epidemiologi:Sekitar 20% dari populasi antara umur 20-30 tahun memiliki refraksi lebih dari +1 dioptri.

HYPERMETROPIA

EtiologiHipermetropi aksial(aksis anteroposterior lebih pender dari normal)Hipermetropi refraktif(Daya bias yang berukrang)- Lengkung kornea lebih datar- Indeks bias menurun pada DM yang diobati- Afakia (tidak ada lensa/tidak berada pada tempatnya)

PatofisiologiPada pasien hypermetropia, bayangan jatuh di posterior retina, sehingga pasien tidak dapat melihat objek yang letaknya dekat dengan baik dan hanya dapat memproduksi bayangan tajam pada objek yang jauh. Kemungkinan penyebabnya antara lain bola mata yang terlalu pendek (axial hypermetropia) atau kekuatan refraksi mata yang terlalu rendah (refractive hypermetropia).

Klinis hipermetropi ada 3 macam:Hipermetropi manifesthipermetropi yang dapat dikoreksi dengan kaca mata (+) maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. (hipermetropi absolut + fakultatif)2)Hipermetropi absolutkelainan refraksi yang tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kaca mata (+) untuk melihat jauh. Tidak ada akomodasi sama sekali.Hipermetropi fakultatifkelaiann hipermetropi dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata (+). Pasien akan dapat melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca mata (+) maka otot akomodasinya akan mendapat istirahat.GejalaMata nyeri, lelah dan perih; pusing, dan pandangan kabur saat membacaObjek yang dekat terlihat buramSlightly blurred optic disk yang dapat elevasi

TatalaksanaPenggunaan kacamata atau lensa kontak dengan lensa cembung atau plus.

ASTIGMATISMEDefinisi: Suatu keadaan kelainan refraksi dimana terdapat perbedaan derajat refraksi pada meridian yang berbeda Berkas sinar difokuskan pada dua garis api yang saling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea (90%) dan kelainan kelengkungan permukaan lensa (10%). ASTIGMATISM

KlasifikasiBerdasarkan keteraturan meridiannya :Astigmatisma reguler Suatu astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi pada astigmatisme reguler dengan bentuk yang teratur, dapat berbentuk garis, lonjong atau lingkaran.Astigmatisma IrregulerSuatu astigmatisma yang tidak memiliki 2 meridian yang saling tegak lurus. Astigmatisma ini dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi lebih irreguler 30Astigmatisma reguler berdasarkan letak pembiasan dibagi atas :Astigmatisma miopia simpleksSatu meridian berupa miopia sedangkan meridian yang lain emetropiaAstigmatisma miopia compositiumKedua meridian berupa miopiaAstigmatisma hipermetropia simpleksSatu meridian berupa hipermetropia, sedangkn meridian yang lain emetropiaAstigmatisma hipermetropia compositiumKedua meridian berupa hipermetropia Astigmatisma mixtusSatu meridian berupa miopia sedangkan meridian yang lain hipermetropia31

Ast. M.Simplex Ast. H. SimplexAst. M CompositiumAst. H CompositiumAst. Mixtus32Berdasarkan letak meridian utamanya, astigmatisma reguler dibagi atas:Astigmatism with the rulekelengkungan kornea pada bidang vertical bertambah atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal. Keadaan ini lazim didapatkan pada anak atau orang muda dan bayi baru lahir akibat dari perkembangan normal serabut-serabut kornea.Astigmatism against the rulekelengkungan kornea pada bagian meridian horizontal lebih kuat dibandingkan kelengkungan kornea vertikal. Keadaaan ini sering ditemukan pada usia lanjut karena kornea menjadi lebih sferis kembali

33PatofisiologiPada mata normal permukaan kornea yang melengkung teratur akan memfokuskan sinar pada satu titik. Pada astigmatisme pembiasan sinar tidak difokuskan pada satu titik. Sinar pada astigmatisme dibiaskan tidak sama pada semua arah sehingga pada retina tidak didapatkan satu titik fokus pembiasan. Sebagian sinar dapat terfokus pada bagian depan retina sedangkan sebagian sinar difokuskan dibelakang retina, akibatnya penglihatan akan terganggu. 34Gejala dan diagnosisMemiringkan kepala atau disebut dengan titling his headMemutarkan kepala agar dapatmelihat benda dengan jelasMenyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti membaca.Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata

TatalaksanaRegular astigmatisme: Penggunaan kacamata lensa silinderIrregular astigmastime:External astigmatism: rigid contact lense, keratoplasty, koreksi bedahInternal astigmatism: penggantian lensa dengan intraocular lensAmetropia Lensa koreksi kausaRefraksi Aksial MiopiaLensa (-)Bias kuatBola mata panjanghipermetropiaLensa (+)Bias lemahBola mata pendekAstigmat regularKacamat silinderKurvatur 2 median tegak lurusAstigmat iregularLensa kontakKurvatur kornea iregularTerimakasih