33
Case Report Session RADIKULOPATI SERVICALIS OLEH: HERIK HAMZAH 02923078 DODDY PRATAMA ZUHANIF 03923044 ALAGENDRAN THANABALAN 05120171 RENI PUTRI UTAMI 06120168 PEMBIMBING: dr. AMILUS ISMAIL, SpS

Css Radikulopati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat radikulopati

Citation preview

Page 1: Css Radikulopati

Case Report Session

RADIKULOPATI SERVICALIS

OLEH:

HERIK HAMZAH 02923078

DODDY PRATAMA ZUHANIF 03923044

ALAGENDRAN THANABALAN 05120171

RENI PUTRI UTAMI 06120168

PEMBIMBING:

dr. AMILUS ISMAIL, SpS

BAGIAN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RUMAH SAKIT ACHMAD MUCHTAR BUKITTINGGI

2011

Page 2: Css Radikulopati

RADIKULOPATI SERVICALIS

I. Pendahuluan

Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi

dan struktur radiks akibat proses patologik yang dapat mengenai satu atau lebih radiks

saraf dengan pola gangguan bersifat dermatomal.

II. Etiologi

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya radikulopati, diantaranya yaitu

proses kompresif, proses inflammatory, proses degeneratif sesuai dengan struktur dan

lokasi terjadinya proses.

a. Proses kompresif

Kelainan-kelainan yang bersifat kompresif sehingga mengakibatkan radikulopati

adalah seperti : hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus, tumor

medulla spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan spondilolithesis, stenosis

spinal, traumatic dislokasi, kompresif fraktur, scoliosis dan spondilitis

tuberkulosa, cervical spondilosis

b. Proses inflammatori

Kelainan-kelainan inflamatori sehingga mengakibatkan radikulopati adalah

seperti : Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster

b. Proses degeneratif

Kelainan-kelainan yang bersifat degeneratif sehingga mengakibatkan radikulopati

adalah seperti Diabetes Mellitus

1

Page 3: Css Radikulopati

III. Tipe-tipe Radikulopati

a. Radikulopati lumbar

Radikulopati lumbar merupakan problema yang sering terjadi yang disebabkan

oleh iritasi atau kompresi radiks saraf daerah lumbal. Ia juga sering disebut

sciatica. Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa sebab seperti bulging

diskus (disk bulges), spinal stenosis, deformitas vertebra atau herniasi nukleus

pulposus. Radikulopati dengan keluhan nyeri pinggang bawah sering didapatkan

(low back pain)

b. Radikulopati cervical

Radikulopati cervical umunya dikenal dengan “pinched nerve” atau saraf terjepit

merupakan kompresi pada satu atau lebih radix saraf yang halus pada leher.

Gejala pada radikulopati cervical seringnya disebabkan oleh spondilosis cervical.

c. Radikulopati torakal

Radikulopati torakal merupakan bentuk yang relatif jarang dari kompresi saraf

pada punggung tengah. Daerah ini tidak didesain untuk membengkok sebanyak

lumbal atau cervical. Hal ini menyebabkan area thoraks lebih jarang

menyebabkan sakit pada spinal. Namun, kasus yang sering yang ditemukan pada

bagian ini adalah nyeri pada infeksi herpes zoster.

Pengetahuan anatomi, pemeriksaan fisik diagnostik dan pengetahuan berbagai

penyebab untuk radikulopati sangat diperlukan sehingga diagnosa dapat ditegakkan

secara dini dan dapat diberikan terapi yang sesuai.

2

Page 4: Css Radikulopati

Gambar 1. Koluman Vertebra Gambar 2. Radiks Saraf

Gambar 3. Diskus Intervertebralis potongan aksial

3

Page 5: Css Radikulopati

Gambar 4 : Distribusi Dermatomal Pada Bagian Atas Tubuh

Gambar 5 : Distribusi Dermatomal Pada Bagian Bawah Tubuh

4

Page 6: Css Radikulopati

IV. Patofisiologi

Proses kompresif pada cervikal

Cervical Spondylosis

Dengan berlanjutnya umur, perubahan degeneratif pada tulang punggung, terdiri

dari dehidrasi dan kolaps nucleus pulposus dan penonjolan annulus fibrosus ke segala

jurusan. Anulus menjadi kalsifikasi dan perubahan hipertrofik terjadi pada pinggir korpus

vertebral seperti osteofit, dengan penyempitan rongga intervertebral. Dapat mengenai

satu atau beberapa radixc, unilateral atau bilateral namun keluhannya tidak sehebat

herniasi diskus.

Gambar 11 : Spondilosis Cervikal

Hernia Nukleus Pulposus

Mekanisme yang pada herniasi diskus di cervikal sama seperti pada bagian

lumbal. Namun insidensnya 15 kali kurang berbanding HNP di lumbal. Nyeri yang terasa

menjalar sepanjang lengan yang dinamakan brakialgia akibat lesi iritatif di radiks

posterior C4 sampai T1.

5

Page 7: Css Radikulopati

Proses inflamasi

Gullaine-Barre Syndrome

Disebut juga sebagai acute inflammatory demyelinating polyradiculopathy..

Kelainan neurologik kemungkinan besar disebabkan oleh reaksi humoral dan “cell-

mediated” yang diarahkan ke myelin saraf perifer. Influks makrofag didahului dengan

infiltrasi oleh limfosit yang berperan di dalam proses destruksi. Akhirnya cirri infiltrasi

sel radang dan demyelinasi segmental dan bebrapa derajat dari degenerasi wallerian.

Infiltrasi kadang-kadang menyebar melalui saraf kanalis, radix anterior dan posterior,

ganglion radix posterior,dan sepanjang keseluruhan saraf perifer. Infiltrasi dari sel-sel

radang juga dijumpai dalam kelenjar limfe, hati, limfa, jantung dan organ-organ lainnya,

ini menunjukkan suatu penyakit sistemik. Manifestasi penyakit berupa hasil suatu reaksi

imunologik. Biasanya penyakit ini didahului oleh infeksi virus exanthema, dan penyakit-

penyakit virus lainnya.

Herpes Zoster

Herpes Zoster juga dikenal sebagai Acute Inflammatory demyelinating

Polyradiculopathy disebabkan oleh varicella virus. Dapat terjadi di semua tempat, semua

musim, emua umur pada kedua jenis kelamin. Penyakit ini mempunyai pola dan bentk

yang tetap. Infiltrasi menyebar melalui saraf kranialis, radix anterior dan posterior,

ganglion radix posterior, dan sepanjang keseluruhan saraf perifer. Manifestasi penyakit

ini merupakan hasil suatu reaksi imunologik yang biasanya didahului dengan infeksi

virus exanthema dan penyakit-penyakit virus lainnya terutama pada keadaan

imunosupresif.

Penyakit Degeneratif

Penyakit Diabetes Mellitus

Pasien-pasien yang menderita diabetes mellitus merupakan predisposisi dari

berbagai macam gangguan saraf perifer berupa “peripheral neuropathy” yang cenderung

progresif dan irreversible. Terutama polineuropati distal sensoris simetris. Neuropati

asimetrik juga dapat muncul seperti mononeuritis multikompleks, sensitive terhadap

6

Page 8: Css Radikulopati

kompresi atau neuropati karena jeratan (entrapment) dan radikulopleksopati akut (lumbal

pleksopati). Hal ini disebabkan oleh gangguan metabolic dan vaskuler.

V. Manifestasi Klinis Radikulopati

Secara umum, manifestasi klinis radikulopati adalah sebagai berikut :

1. Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah parasentral dekat vertebra

hingga ke arah ekstremitas. Rasa nyeri ini mengikuti pola dermatomal. Nyeri bersifat

tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau bersin.

2. Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.

3. Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia) di permukaan kulit sepanjang

distribusi dermatom radiks yang bersangkutan.

4. Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang bersangkutan.

5. Refles tendon pada daerah yang dipersarafi radiks yang bersangkutan menurun atau

bahkan menghilang.

Gejala radikulopati tergantung pada lokasi radiks saraf yang terkena (yaitu pada

servikal, torakal, atau lumbal). Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif di radiks

posterior tingkat servikal dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang

lengan. Demikian juga nyeri radikular yang dirasakan sepanjang tungkai dinamakan

iskialgia, karena nyerinya menjalar sepanjang perjalanan n.iskiadikus dan lanjutannya ke

perifer. Radikulopati setinggi segmen torakal jarang terjadi karena segmen ini lebih rigid

daripada segmen servikal maupun lumbal. Jika terjadi radikulopati setinggi segmen

torakal, maka akan timbul nyeri pada lengan, dada, abdomen, dan panggul.

Manifestasi klinis radikulopati pada daerah servikal antara lain :

Leher terasa kaku, rasa tidak nyaman pada bagian medial skapula.

Gejala diperburuk dengan gerakan kepala dan leher, juga dengan regangan pada

lengan yang bersangkutan. Untuk mengurangi gejala, penderita seringkali

mengangkat dan memfleksikan lengannya di belakang kepala.

Lesi pada C5 ditandai dengan nyeri pada bahu dan daerah trapezius,

berkurangnya sensorik sesuai dengan pola dermatomal, kelemahan dan atrofi

7

Page 9: Css Radikulopati

otot deltoid. Lesi ini dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan abduksi

dan eksorotasi lengan.

Lesi pada C6 ditandai dengan nyeri pada trapezius, ujung bahu, dan menjalar

hingga lengan atas anterior, lengan bawah bagian radial, jari ke-1 dan bagian

lateral jari ke-2. Lesi ini mengakibatkan paresthesia ibu jari, menurunnya

refleks biseps, disertai kelemahan dan atrofi otot biseps.

Lesi pada C7 ditandai dengan nyeri pada bahu, area perktoralis dan medial

aksila, posterolateral lengan atas, siku, dorsal lengan bawah, jari ke-2 dan 3 atau

seluruh jari. Lesi ini dapat mengakibatkan paresthesia jari ke-2,3 juga jari

pertama, atrofi dan kelemahan otot triseps, ekstensor tangan, dan pektoralis.

Lesi pada C8 ditandai dengan nyeri sepanjang bagian medial lengan bawah.

Lesi ini akan mengganggu fungsi otot-otot intrinsik tangan dan sensasi jari ke-4

dan 5 (seperti pada gangguan n.ulnaris).

Gambar 12. Penjalaran nyeri pada radikulopati servikal

 

Tabel 1. Common Root Syndromes of Intervertebral Disc Disease

Disc space

L3-4 L4-5 L5-S1 C4-5 C6-7 C7-T1

Root affected

L4 L5 S1 C5 C7 C8

Muscles affected

Quadriceps Peroneals, anterior tibial, extensor hallucis longus

Gluteus maximus, gastrocnemius, plantar flexor of

Deltoid, biceps

Triceps, wrist exrensors

Intrinsic hand muscles

8

Page 10: Css Radikulopati

toesArea of pain and sensory loss

Anterior thigh, medial shin

Great toe, dorsum of foot

Lateral foot, small toe

Shoulder, anterior arm, radial forearm

Thumb, middle fingers

Index, fourth fifth finger

Reflex affected

Knee jerk Posterior tibial

Ankle jerk Biceps Triceps Triceps

Straight leg raising

Many not increase pain

Aggravates root pain

Aggravates root pain

- - -

Pemeriksaan Fisik

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, adalah penting untuk melakukan

anamnesa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dengan trauma

atau infeksi dan rekurensi. Harus ditanyakan karakter nyeri, distribusi dan penjalarannya,

adanya paresthesia dan gangguan subjektif lainnya, adanya gangguan motorik (seperti

kelemahan dan atrofi otot). Juga perlu diketahui gejala lainnya seperti gangguan

pencernaan dan berkemih, anestesia rektal/genital.

Pemeriksaan fisik yang lengkap adalah penting. Penting untuk memperhatikan

abnormalitas postur, deformitas, nyeri tekan, dan spasme otot. Pada pemeriksaan

neurologis harus diperhatikan :

Gangguan sensorik (hipesthesia atau hiperesthesia). Perlu dibedakan gangguan

saraf perifer atau segmental.

Gangguan motorik (pemeriksaan kekuatan otot, atrofi, fasikulasi, spasme otot).

Perubahan refleks.

Pemeriksaan panggul dan rektum perlu dilakukan untuk menyingkirkan adanya

neoplasma dan infeksi di luar vertebra.

Pada pemeriksaan radikulopati servikal, antara lain akan didapatkan:

1. Terbatasnya “range of motion” leher.

2. Nyeri akan bertambah berat dengan pergerakan (terutama hiperekstensi).

3. Test Lhermitte

Test ini dilakukan dengan mengadakan penekanan pada kepala dengan posisi

leher tegak lurus atau miring sehingga berkas serabut sensorik di foramen

intervertebrale yang diduga terjepit, secara faktual dapat dibuktikan.

9

Page 11: Css Radikulopati

Gambar 14 . Test Lhermitte

4. Test distraksi

Test ini dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri radikular. Pembuktian

terhadap adanya penjepitan dapat diberikan dengan tindakan yang mengurangi

penjepitan itu, yakni dengan mengangkat kepala pasien sejenak.

Gambar 15. Test Distraksi

Pemeriksaan Penunjang Radikulopati

Radikulopati dapat didiagnosis dari menifestasi klinis yang khas, seperti rasa

nyeri, baal, atau paresthesia yang mengikuti pola dermatomal. Namun demikian gejala-

gejala tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga untuk menentukan

penatalaksanaan radikulopati, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain :

a. Rontgen

Tujuan utama foto polos Roentgen adalah untuk mendeteksi adanya kelainan

struktural. Seringkali kelainan yang ditemukan pada foto roentgen penderita

10

Page 12: Css Radikulopati

radikulopati juga dapat ditemukan pada individu lain yang tidak memiliki keluhan

apapun.

b. MRI/CT Scan

MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang utama untuk mendeteksi kelainan

diskus intervertebra. MRI selain dapat mengidentifikasi kompresi medula spinalis dan

radiks saraf, juga dapat digunakan untuk mengetahui beratnya perubahan degeneratif

pada diskus intervertebra. Dibandingkan dengan CT Scan, MRI memiliki

keunggulan, yaitu adanya potongan sagital, dan dapat memberikan gambaran

hubungan diskus intervertebra dan radiks saraf yang jelas; sehingga MRI merupakan

prosedur skrining yang ideal untuk menyingkirkan diagnosa banding gangguan

struktural pada medula spinalis dan radiks saraf.

CT Scan dapat memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan

baik, dan memberikan gambaran yang bagus untuk herniasi diskus intervertebra.

Namun demikian sensitivitas CT Scan tanpa myelography dalam mendeteksi herniasi

masih kurang bila dibandingkan dengan MRI.

c. Myelografi

Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomik yang detail, terutama elemen

osseus vertebra. Myelografi merupakan proses yang invasif karena melibatkan

penetrasi pada ruang subarachnoid. Secara umum myelogram dilakukan sebagai test

preoperatif, seringkali dilakukan bersama dengan CT Scan.

d. Nerve Concuction Study (NCS), dan Electromyography (EMG)

NCS dan EMG sangat membantu untuk membedakan asal nyeri atau untuk

menentukan keterlibatan saraf, apakah dari radiks, pleksus saraf, atau saraf tunggal.

Selain itu pemeriksaan ini juga membantu menentukan lokasi kompresi radiks saraf.

Namun bila diagnosis radikulopati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, maka

pemeriksaan elektrofisiologis tidak dianjurkan.

e. Laboratorium

Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor rematoid, fosfatase

alkali/asam, kalsium.

Urin analisis, berguna untuk penyakit nonspesifik seperti infeksi.

11

Page 13: Css Radikulopati

VI. Penatalaksanaan Radikulopati

1. Informasi dan edukasi

2. Farmakoterapi

a. Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi

epidural.

b. Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau sangat diperlukan).

3. Terapi nonfarmakologik

a. Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi

tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin), masase, traksi

(tergantung kasus), alat bantu (antara lain korset, tongkat).

b. Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur, modalitas termal), latihan

kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan, posisi tubuh dan

aktivitas.

4. Invasif nonbedah

Blok saraf dengan anestetik lokal.

Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi pembengkakan

edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks saraf.

5. Bedah

Indikasi operasi pada HNP :

Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu : nyeri berat /

intractable / menetap / progresif.

Defisit neurologik memburuk.

Sindroma kauda.

Stenosis kanal : setelah terapi konservatif tidak berhasil.

Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan

radiologik.

12

Page 14: Css Radikulopati

BAB 2

LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan umur 40 tahun dirawat di bangsal Neurologi RSAM

sejak 24 Juni 2011 :

Keluhan utama :

Nyeri punggung kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri punggung kanan sejak 2 bulan, meningkat sejak 3 hari yang lalu ini.

Nyeri terasa seperti berdenyut-denyut dan diperberat dengan pergerakan

kepala dan leher, dan regangan pada lengan kanan. Nyeri menjalar ke

tangan kanan, terasa kesemutan ditangan kanan.

Riwayat trauma tidak ada, tapi pasien pernah berurut sebanyak 4 kali, tapi

keluhan nyeri di punggung semakin berat, kemudian pasien melakukan

fisioterapi sebanyak 6 kali, tapi tidak ada perbaikan.

Satu hari yang lalu pasien dirawat di RSUD Solok kemudian pasien minta

pulang.

Pasien mengeluhkan kepala terasa pusing disertai mual dan muntah

sebanyak 7 kali sepanjang perjalanan dari Solok ke Padang, berisi apa yang

dimakan dan diminum.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya

13

Page 15: Css Radikulopati

Riwayat hipertensi, sakit jantung, DM, dan stroke disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

Tidak ada keluarga yang menderita sakit gula, tekanan darah tinggi dan

jantung.

Riwayat Pekerjaan dan Sosio Ekonomi

Pasien seorang dosen dengan aktivitas cukup.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : GCS 15 (E4 M6 V5)

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 68 x/menit

Napas : 24x/menit

Suhu : 36,8 oC

Status Internus

Rambut : tidak mudah dicabut.

Kulit dan kuku : tidak ditemukan sianosis

KGB : tidak ditemukan pembesaran

Keadaan regional

Kepala : tidak ditemukan kelainan

14

Page 16: Css Radikulopati

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : tak ditemukan kelainan

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O

PARU

Inspeksi : simetris kiri=kanan

Palpasi : fremitus kanan=kiri

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler N, ronkhi(-/-), wheezing(-/-)

JANTUNG

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LCMS RIC V

Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : linea sternalis dextra

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

ABDOMEN

Inspeksi : tak tampak membuncit

Palpasi : supel, hepar dan lien tak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) Normal

15

Page 17: Css Radikulopati

Status Neurologis

Kesadaran CMC, GCS 15 (E4 M6 V5)

Status Neurologis

1. Tanda Rangsangan Selaput Otak

Kaku kuduk : (-)

Brudzinski I : (-)

Brudzinski II : (-)

Tanda Kernig : (-)

2. Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial

Pupil : Isokor, Ø 3mm/3 mm, Refleks cahaya +/+

Muntah proyektil (-)

sakit kepala progresif (-)

3. Pemeriksaan Nervus Kranialis

N.I (Olfaktorius)

Penciuman Kanan Kiri

Subjektif Baik Baik

Objektif (dengan bahan) Baik Baik

N.II (Optikus)

Penglihatan Kanan Kiri

Tajam Penglihatan Baik Baik

Lapangan Pandang Baik Baik

Melihat warna Baik Baik

Funduskopi Tidak diperiksa Tidak diperiksa

N.III (Okulomotorius)

Kanan Kiri

Bola Mata Bulat Bulat

Ptosis - -

16

Page 18: Css Radikulopati

Gerakan Bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Strabismus - -

Nistagmus -

Ekso/Endopthalmus - -

Pupil

Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor

Refleks Cahaya (+) (+)

Refleks Akomodasi (+) (+)

Refleks Konvergensi (+) (+)

N.IV (Troklearis)

Kanan Kiri

Gerakan mata ke bawah Baik Baik

Sikap bulbus Ortho Ortho

Diplopia (-) (-)

N.VI (Abdusens)

Kanan Kiri

Gerakanmata kemedial bawah Baik Baik

Sikap bulbus Ortho Ortho

Diplopia (-) (-)

N.V (Trigeminus)

Kanan Kiri

Motorik

Membuka mulut (+) (+)

Menggerakan rahang (+) (+)

Menggigit (+) (+)

17

Page 19: Css Radikulopati

Mengunyah (+) (+)

Sensorik

-Divisi Oftlamika

Refleks Kornea (+) (+)

Sensibilitas Baik Baik

-Divisi Maksila

Refleks Masseter (+) (+)

Sensibilitas Baik Baik

-Divisi Mandibula

Sensibilitas Baik Baik

N.VII (Fasialis)

Kanan Kiri

Raut wajah Baik Baik

Sekresi air mata (+) (+)

Fisura palpebra Baik Baik

Menggerakan dahi Baik Baik

Menutup mata Baik Baik

Mencibir/bersiul (-)

Memperlihatkan gigi (+) (+)

Sensasi lidah 2/3 belakang Baik Baik

Hiperakusis (-) (-)

Plika nasolabialis Baik Baik

N.VIII (Vestibularis)

Kanan Kiri

Suara berbisik (+) (+)

Detik Arloji (+) (+)

Rinne test baik Baik

Webber test Tidak ada lateralisasi

18

Page 20: Css Radikulopati

Scwabach test

Memanjang -

Memendek -

Nistagmus

Pendular (-) (-)

Vertical

Siklikal

Pengaruh posisi kepala (-) (-)

N.IX (Glosofaringeus)

Kanan Kiri

Sensasi Lidah 1/3 belakang Baik Baik

Refleks muntah (gag refleks) (+) (+)

N.X (Vagus)

Kanan Kiri

Arkus faring Simetris

Uvula Di tengah

Menelan Baik Baik

Artikulasi Baik

Suara Baik

Nadi Teratur

N.XI (Asesorius)

Kanan Kiri

Menoleh kekanan Baik Baik

Menoleh kekiri Baik Baik

Mengangkat bahu kanan Baik Baik

Mengangkat bahu kiri Baik Baik

19

Page 21: Css Radikulopati

N.XII (Hipoglosus)

Kanan Kiri

Kedudukan lidah dalam Simetris

Kedudukan lidah dijulurkan Simetris

Tremor (-) (-)

Fasikulasi (-) (-)

Atropi (-) (-)

Pemeriksaan Koordinasi

Cara Berjalan Sukar dinilai Disatria (-)

Romberg test Tidakterganggu Disgrafia (-)

Ataksia (-) Supinasi-Pronasi (+)

Rebound Phenomen (-) Tes Jari Hidung (+)

Tes Tumit Lutut (+) Tes Hidung Jari (+)

Pemeriksaan Fungsi Motorik

A. Badan Respirasi Teratur

Duduk Dapat dilakukan

B.Berdiri dan berjalan Gerakan spontan (-) (-)

Tremor (-) (-)

Atetosis (-) (-)

Mioklonik (-) (-)

Khorea (-) (-)

C.Ekstermitas Superior Inferior

20

Page 22: Css Radikulopati

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Kekuatan 555 555 555 555

Tropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi

Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus

- Terbatasnya “range of motion” leher.

- Test Lhermitte (+)

Pemeriksaan Sensibilitas

Terdapat hipestesi radikular pada lengan kanan.

Sistem Refleks

A. Fisiologis Kanan Kiri Kanan Kiri

Kornea (+) (+) Biseps (++) (++)

Berbangkis Triseps (++) (++)

Laring KPR (++) (++)

Masseter APR (++) (++)

Dinding Perut Bulbokavernosa

Atas (+) (+) Creamaster

Tengah (+) (+) Sfingter

Bawah (+) (+)

B. Patologis Kanan Kiri Kanan Kiri

Lengan Tungkai

Hofmann Tromner (-) (-) Babinski (-) (-)

Chaddoks (-) (-)

Oppenheim (-) (-)

Gordon (-) (-)

Schaeffer (-) (-)

Klonus paha

21

Page 23: Css Radikulopati

Klonus kaki

Fungsi Otonom

Miksi : baik

Defikasi : baik

Keringat : baik

Fungsi Luhur

Kesadaran Tanda Demensia

Reaksi bicara Baik Refleks glabela (-)

reaksi intelek Baik Refleks Snout (-)

Reaksi emosi Baik Refleks Menghisap (-)

Refleks Memegang (-)

Refleks palmomental (-)

Pemeriksaan Laboratorium

Hb : 13 gr/dl

Leukosit : 6.500/mm3

LED : 38,7%

Trombosit : 212.000/mm3

GDR : 82 gr%

Ureum : 21 g/dl

Kreatinin : 0,9 g/dl

Diagnosis Klinis : Radikulopati

Diagnosis Topik : Medulla spinalis

Diagnosis Etiologi : Susp. Kompresi vetebrae cervicalis

22

Page 24: Css Radikulopati

Pemeriksaan Anjuran : Roentgen cervical AP dan lateral

Penatalaksanaan :

- Tramadol 1 ampul

- Ketorolac 1 ampul drip dalam 500 cc RL, 12 jam/kolf

- Neurobion 1 ampul

DISKUSI

Telah dirawat seorang seorang pasien perempuan usia 40 tahun di bangsal

neurologi RSAM sejak tanggal 24 Juni 2011 dengan diagnosis klinik radikulopati

cervicalis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan nyeri punggung kanan sejak 2 bulan, meningkat sejak 3

hari yang lalu ini. Nyeri terasa seperti berdenyut-denyut dan diperberat dengan

pergerakan kepala dan leher, dan regangan pada lengan kanan. Nyeri menjalar ke tangan

kanan, terasa kesemutan ditangan kanan. Riwayat trauma tidak ada, tapi pasien pernah

berurut sebanyak 4 kali, tapi keluhan nyeri di punggung semakin berat, kemudian pasien

melakukan fisioterapi sebanyak 6 kali, tapi tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan fisik

didapatkan terbatasnya “range of motion” leher, test Lhermitte (+), dan terdapat hipestesi

radikular pada lengan kanan. Temuan ini menyokong diagnosis ke arah radikulopati

cervikalis. Penyebab keluhan pasien kemungkinan diebabkan oleh adanya kompresi pada

vertebrae cervicalis yang menyebabkan iritasi pada radiks saraf. Untuk memastikan hal

tersebut, pada pasien ini dianjurkan pemeriksaan roentgen foto cervical AP dan lateral.

Pasien ini ditatalaksana dengan pemberian Tramadol 1 ampul, Ketorolac 1 ampul,

dan Neurobion 1 ampul yang didrip dalam 500 cc RL, 12 jam/kolf.

23