Upload
aldrian
View
230
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
uisu
Citation preview
GAMBARAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI KLINIK BERSALIN HARAPAN KELUARGA DESA BANDAR KHALIFAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:CUT MOURISA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2011ABSTRAK
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron saja atau kombinasi progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya efektif, praktis, harganya relatif murah dan aman.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan. Pengumpulan data diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti, dan kemudian disebarkan kepada responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi sebanyak 45 akseptor yang mengalami gangguan menstruasi yaitu 18 orang (40%) siklus menstruasi tidak teratur, 9 orang (20%) amenorea, 12 orang (26.67%) perdarahan bercak/spotting, 27 orang (60%) dismenorea, 28 orang (62.22%) darah menstruasi bergumpal, 12 orang (26.67%) hipermenorea/menoragia.Kata Kunci: Kontrasepsi suntik kombinasi, menstruasi, akseptorABSTRACT
Contraceptive injection is means of contraception by injection of pregnancy prevention efforts in the form of hormone progesterone alone or a combination of progesterone and estrogens in women of childbearing age. Type of hormonal contraceptive injection family planning in Indonesia is more widely used because it works effectively, it use is very practical, relatively, cheap and save.
The aims of this research was to determine the appearance of menstruation on a combination of injectable contraceptive acceptors in Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut sei Tuan. The methodology of this research is descriptive. The population in this research are all acceptors that use a combination of injectable contraceptives in Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifa Kecamatan Percut Sei Tuan. The collection of data obtained from questionnaire research that has been designed and prepared by researchers and then disseminated to the respondents.
The results showed that of the 60 acceptors who use injectable contraceptive combination of 45 acceptors ho experience menstrual disorders is 18 people (40%) irregular menstrual cycles, 9 people (20%) amenorrhoea, 12 people (26.67%) bleeding spots/spotting, 27 people (60%) dysmenorrhoea, 12 people (26.67%) hypermenorrhoea/menorrhagia.
Keyword: Combination injectable contraceptive, menstruation, acceptorsKATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Menstruasi Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi Di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaiman yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta nasehat yang diberikan kepada kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik, kepada:1. Bapak dr. Rahmat Nst, MSc, DTM&H, Sp. PARK selaku Dekan FK UISU.2. Ibu Hj. Risma Dewi Harahap selaku pimpinan Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei tuan
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta seluruh keluarga, suami dan anak-anakku tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.4. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Akhirnya, penulis mengharapakan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan memberikan sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, 03 Januari 2011
PenulisDAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan i LembarPengesahan......................................................................................iiAbstrak.......iii Abstract...iv Kata Pengantar..v Daftar Isi....vii Daftar Tabel... x Daftar Gambar...... xiBAB 1 PENDAHULUAN....................
11.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan masalah........ 3
1.3. Tujuan Penelitian..... 3
1.4. Manfaat Penelitian.. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......
4
2.1. Kontrasepsi. 4
2.2. Kontrasepsi Suntik.
5
2.2.1. Definisi.
5
2.2.2. Mekanisme Kerja.
5
2.2.3. Jenis-jenis.
5
2.2.3.1. Suntikan Progestin Saja 5
2.2.3.2. Suntikan Kombinasi.
9
2.3.Menstruasi atau Haid.....
12
2.3.1. Definisi..... 12
2.3.2. Fisiologi.... 12
2.3.3. Siklus Menstruasi.
13
2.3.4. Gangguan Menstruasi dan Siklusnya. 14
BAB 3 METODE PENELITIAN 17
3.1.Kerangka konsep.173.2.Definisi Operasional17
3.3. Desain penelitian.17
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian..18
3.5.Populasi dan Sampel Penelitian..18
3.6. Identifikasi variabel18
3.7.Metode Pengumpulan Data.18
3.8. Metode Analisis Data..19
3.9.Prosedur pelakanaan penelitian19
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................204.1.Hasil Penelitian204.1.1.Jumlah ibu yang mengalami dan tidak mengalami gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi....20
4.1.2.Jumlah ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi21
4.1.3.Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa siklus menstruasi tidak teratur .
22
4.1.4.Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa amenorea..
23
4.1.5.Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa perdarahan bercak/spotting...
244.1.6. Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa dismenorea
25
4.1.7.Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa hipermenorea/menoragia..
264.1.8.Karakteristik menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa darah menstruasi bergumpal.
27
4.1.9.Karakteristik menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa warna darah menstruasi..28
4.1.10.Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan umur29
4.1.11. Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan umur dengan gangguan menstruasi30
4.1.12. Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan lamanya menggunakan
kontrasepsi suntik kombinasi..31
4.1.13. Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan lamanya menggunakan
kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasi..
32
4.2.Pembahasan..34
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
355.1.Kesimpulan...35
5.2.Saran.36DAFTAR PUSTAKA...37
LAMPIRAN..39Daftar riwayat hidup...39
Surat izin penelitian.40
Surat balasan penelitian...41
Kuesioner.42DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1Distribusi frekuensi ibu yang mengalami dan tidak mengalami gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi..........20
Tabel 2Distribusi frekuensi ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi...21
Tabel 3Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi berupa siklus menstruasi tidak teratur.....22
Tabel 4Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi berupa amenorea.23
Tabel 5Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi berupa perdarahan bercak/ spotting..24
Tabel 6Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi berupa dismenorea.25
Tabel 7Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi berupa hipermenorea/ menoragia..26
Tabel 8Distribusi Frekuensi karakteristik menstruasi berupa darah menstruasi berumpal..27
Tabel 9Distribusi Frekuensi karakteristik menstruasi berupa warna darah menstruasi28
Tabel 10Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur29
Tabel 11Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur responden dengan gangguan menstruasi....30
Tabel 12Distribusi Frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi..31
Tabel 13Distribusi Frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasi..33
DAFTAR GAMBARNomor
Judul
Halaman
Gambar 1. Hubungan antara Kadar dan Perubahan Siklus Ovarium dan Uterus.14
Gambar 2.Grafik distribusi frekuensi ibu yang mengalami dan tidak mengalami menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi..........21Gambar 3. Grafik distribusi frekuensi ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi22
Gambar 4. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa siklus menstruasi tidak teratur..23
Gambar 5. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa amenorea24
Gambar 6. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa perdarahan bercak/spotting...25
Gambar 7. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa dismenorea...26
Gambar 8. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa hipermenorea/ menoragia...27
Gambar 9. Grafik distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa darah menstruasi bergumpal.28
Gambar 10. Grafik distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa warna darah menstruasi29
Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan umur.30
Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden dengan gangguan menstruasi.31
Gambar 13. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi.32
Gambar 14. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasi.33
BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Menurut WHO ( World Health Organisation) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang, kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pilihan yang biasa dilakukan untuk menjarangkan kehamilan. Dengan demikian, anak bisa mendapat perhatian penuh dari orang tua dimasa kecilnya. Saat ini, banyak alternatif alat kontrasepsi yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Namun perlu diingat, penggunaan harus selektif, karena tidak semua alat kontrasepsi cocok bagi semua orang. Beberapa alat kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat, diantaranya kondom, pil, suntik, susuk, hingga bentuk vasektomi dan tubektomi. Adanya kontrasepsi modern yang aman telah membuat wanita dapat menghindari kehamilan yang tidak diinginkannya, dan membuat banyak pasangan dapat menjarangkan kelahiran anak. Menjarangkan anak dengan interval 2 tahun atau lebih akan meningkatkan kesehatan ibu.2Diantara berbagai alat kontrasepsi tersebut, kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang populer.3 Keunggulan utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama.4 Dalam memilih alat kontrasepsi sebaiknya mengetahui keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, dan efek sampingannya minimal.3Alat kontrasepsi suntik kombinasi adalah obat yang disuntikkan 1 bulan yang berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron.4,5,6 Pemakaian alat kontrasepsi pil dan suntik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pola menstruasi atau dengan kata lain efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik ini akan terlihat gambaran menstruasi berupa gangguan menstruasi seperti amenorea, menoragia, metroragia, dan spotting.2Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita Budi Lestari tahun 2009 di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali diperoleh data, pada pengguna alat kontrasepsi suntik kombinasi mengatakan bahwa saat menstruasi darah haid tetap lancar seperti biasanya. Ada juga yang mengatakan menstruasinya banyak dan banyak ibu mengatakan sering pusing pada saat menstruasi, kemungkinan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah atau dibawah normal akibat kehilangan darah.7Di Yogyakarta pernah dilakukan penelitian untuk membandingkan pemakaian Cycloprovera (50 mg DMPA dengan 5 mg estradiol cypionate) dan HRP 102 (50 mg noretisteron dengan 5 mg estradiol valerat) sebagai kontrasepsi suntikan bulanan, dengan kontrasepsi suntikan standar DMPA 150 mg yang diberikan tiap tiga bulan sekali, hasilnya menunjukkan bahwa jumlah subyek yang mengalami perubahan pola haid pada pemakai KB suntik bulanan jauh lebih kecil dbandingkan dengan pemakai DMPA. Amenorea yang merupakan gangguan haid terbanyak pada pemakai DMPA, tidak dijumpai pada pemakai KB suntik bulanan. Pola haid lebih teratur meskipun sejumlah kasus merasa jumlah darah yang keluar berkurang. Kurang lebih seperempat kasus mengeluh haidnya hanya berupa perdarahan bercak. Hanya sedikit sekali yang mengeluh adanya menoragia, yakni 0,8% pada pemakai cycloprovera dan 4% pada HRP 102.8Mengacu pada uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi, yang tempat pelaksanaannya di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana gambaran menstruasi pada akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran menstruasi berupa gangguan menstruasi selama pemakaian alat kontrasepsi suntik kombinasi.1.4. Manfaat
Bagi peneliti, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan
penelitian ini juga bermanfaat dalam memperluas wawasan peneliti mengenai efek samping dari kontrasepsi suntik kombinasi terutama terhadap gangguan menstruasi.BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA2.1.Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.9Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1). Dapat dipercaya; 2). Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan; 3). Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4). Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5). Tidak memerlukan motivasi terus-menerus; 6). Mudah pelaksanaannya; 7). Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat; 8). Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.10Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu 1) menunda/mencegah kehamilan, 2) menjarangkan kehamilan, serta 3) menghentikan/mengakhiri kehamilan atau kesuburan.2.2.Kontrasepsi Suntikan
2.2.1. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron saja atau kombinasi progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.4,5,6
2.2.2.Mekanisme Kerja
a. Primer: mencegah ovulasi
b. Sekunder:
1. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menjadi barier terhadap spermatozoa.
2. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
3. Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.112.2.3.Jenis-jenis
2.2.3.1. Suntikan Progestin Saja
Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung progestin dan banyak dipakai sekarang ini adalah:
1. DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara intramuskular didaerah bokong.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) atau Noristerat, diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (sama dengan 3 kali suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Profil kontrasepsi suntikan progestin
Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia produktif, kembalinya kesuburan lebih lambat, kira-kira 4 bulan, tidak menekan produksi ASI sehingga cocok untuk masa laktasi. Mekanisme kerja suntikan progestin
Mencegah ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transpor ovum oleh tuba fallopii. Efektivitas suntikan progestin
Baik DMPA maupun NET-EN memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Indikasi suntikan progestin1. Usia produksi, nulipara dan yang telah memiliki anak2. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui5. Setelah abortus6. Telah mempunyai banyak anak tetapi belum menginginkan tubektomi7. Perokok8. Tekanan darah 180/110 mmHg, masalah gangguan pembekuan darah atau anemia sel sabit9. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)10. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen11. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi12. Mendekati usia menopause13. Anemia defisiensi besi Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara5. Diabetes mellitus disertai komplikasi6. Kanker pada traktus genitalis Keuntungan suntikan progestin
1. Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka panjang2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri3. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah4. Tidak mempengaruhi ASI5. Efek samping sedikit6. Tidak perlu menyimpan obat suntik7. Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun sampai perimenopause8. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik9. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara10. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul Efek samping
1. Meningkatkan/menurunkan berat badan2. Gangguan menstruasi
- Amenorea
- Perdarahan Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1. Setiap saat selama siklus menstruasi, asal ibu tersebut diyakini tidak hamil, mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus menstruasi
2. Pada ibu yang tidak menstruasi, asalkan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama3. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantikan dengan kontrasepsi suntikan. Bila kontrasepsi sebelumnya dipakai dengan benar dan ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu menstruasi berikutnya datang4. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi lain dan ingin menggantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan mulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan petama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera disuntikkan, asal saja ibu tidak hamil. Pemberiannya tidak perlu menunggu menstruasi berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 menstruasi, maka selama tujuh hari setelah suntikan ibu tidak boleh bersenggama
Cara penyuntikan
1. Kontrasepsi suntikan DMPA setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg secara intramuskuler dalam-dalam didaerah pantat (bila suntikan terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat, tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan setiap 90 hari. Jangan melakukan masase pada tempat suntikan.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang telah dibasahi dengan isopropyl alkohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit kering baru disuntik.3. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila terdapat endapan putih didasar ampul hilangkan dengan cara menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan4. Semua obat harus diisap kedalam alat suntiknya.112.2.3.2. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat dengan 5 mg Estradiol Cypionate yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali (Cyclofem R), dan 50 mg Noretindron Enanthate dengan 5 mg Estradiol valerat yang diberikan dengan injeksi intramuskular sebulan sekali.
Cara kerja
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu penetrasi sperma
2. Menekan ovulasi
3. Endometrium menjadi atrofi sehingga implantasi terganggu
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Indikasi
1. Usia reproduksi, telah memiliki anak maupun belum
2. Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
3. Memberikan ASI pasca persalinan > 6 bulan
4. Pasca persalinan tapi tidak menyusui
5. Anemia
6. Nyeri menstruasi hebat
7. Riwayat kehamilan ektopik
8. Sering lupa minum pil Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui, kurang dari 6 minggu pasca persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
5. Usia > 35 tahun dan merokok
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli, riwayat kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan pada payudara
Keuntungan
a. Keuntungan Kontrasepsi
1. Sangat efektif (0.1-0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama 1 tahun
2. Resiko terhaap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil
3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
4. Tidak perlu dilakukan periksa dalam
5. Jangka panjang
6. Tidak perlu menyimpan obat suntik
b. Keuntungan non-Kontrasepsi
1. Mengurangi nyeri menstruasi, mengurangi jumlah perdarahan, mencegah anemia
2. Mempunyai khasiat untuk mencegah kanker ovarium dan kanker endometrium
3. Mengurangi penyakit jinak payudara dan kista ovarium
4. Mencegah kehamilan ektopik
5. Melindungi dari penyakit radang panggul tertentu
6. Pada kondisi tertentu dapat diberikan kepada perempuan usia perimenopause Efek samping
1. Amenorea
2. Mual/pusing/muntah
3. Perdarahan/perdarahan bercak (spotting) Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam 7 hari siklus menstruasi dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus menstruasi, tidak boleh bersenggama selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari
2. Bila tidak menstruasi dan dapat dipastikan ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat. Tidak boleh bersenggama untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari
3. Bila dalam pasca persalinan 6 bulan, menyusui dan belum mendapat menstruasi, suntikan pertama dapat diberikan asal ibu dipastikan tidak hamil
4. Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui dan telah mendapat menstruasi maka suntikan pertama diberikan pada siklus menstruasi hari 1 dan 7
5. Bila persalinan < 6 bulan dan menyusui, tidak boleh diberi suntikan kombinasi
6. Bila pasca persalinan 3 minggu, serta tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
7. Pasca abortus, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
8. Bila ibu sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, asal saja ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya dengan benar, maka suntikan kombinasi dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya dan tidak perlu kontrasepsi lain
9. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, asal saja diyakini ibu tidak hamil maka suntikan pertama dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu datangnya menstruasi. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus menstruasi, tidak diperlukan metoda kontrasepsi lain. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi maka suntikan pertama diberikan pada hari 1-7 siklus haid dan AKDR segera dicabut
Cara penggunaan suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan, tetapi dapat juga diberikan setelah 7 hari jadwal yang telah ditentukan, asal saja dapat dipastikan ibu tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan senggama 7 hari atau menggunakan metoda kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.112.3.Menstruasi atau Haid2.3.1.Definisi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.12
2.3.2.Fisiologi
Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan 1 hari. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus menstruasi dipengaruhi usia seseorang. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi sebenarnya panjang siklus menstruasi 28 hari itu tidak sering dijumpai. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus menstruasinya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar).
Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33.2 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih banyak.
Jumlah menstruasi lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah menstruasi tidak membeku, ini disebabkan adanya fibrinolisin.12
2.3.3.Siklus MenstruasiPada tiap siklus menstruasi dikenal 3 masa utama, ialah sebagai berikut
1. Masa menstruasi, selama 2-8 hari. Pada masa ini endometrium dilepaskan, sedangkan hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
2. Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada masa ini endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
3. Sesudahnya dinamakan masa sekresi. Pada masa ini corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.13 Gambar 1. Hubungan antara Kadar hormon dan Perubahan Siklus Ovarium dan Uterus
Sumber: Sherwood, lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, 20012.3.4.Gangguan menstruasi dan Siklusnya
Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi:
Hipermenorea atau menoragia adalah perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus,misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu menstruasi dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu menstruasi. Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain.
2. Kelainan siklus:
Polimenorea adalah siklus menstruasi lebih pendek dari biasa ( < 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari menstruasi biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia/epimenoragia.
Oligomenorea adalah siklus menstruasi lebih panjang ( >35 hari). Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenoragia kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
Amenorea adalah keadaan untuk tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer (seorang wanita usia 18 tahun keatas tidak pernah dapat menstruasi) dan amenorea sekunder (penderita pernah mendapat menstruasi tetapi kemudian tidak dapat lagi). Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
3. Perdarahan diluar menstruasiMetroragia adalah jumlah perdarahan tidak teratur, tidak bersifat siklik dan sering berlangsung lama. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kondisi patologik didalam uterus atau organ genitalia interna.4. Ganguan lain yang ada hubungannya dengan menstruasi:
Premenstrual tension (ketegangan pramenstruasi)
Mastodinia
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Dismenorea.14,2BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN3.1.Kerangka Konsep
3.2.Definisi Operasional
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan jalan penyuntikan berupa kombinasi (gabungan) hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Akseptor adalah orang yang menggunakan kontrasepsi Gangguan menstruasi adalah suatu keadaan yang tidak normal yang berhubungan dengan banyaknya darah, lamanya perdarahan serta siklus menstruasi.3.3.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian untuk melihat gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.3.4.Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember 2010, dan dilanjutkan dengan pengolahan data serta penyusuan laporan hasil penelitian.3.5.Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1.Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan yang berjumlah 60 orang.3.5.2.Sampel
Dalam penelitian ini digunakan teknik total sampling yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 60 orang.3.6.Identifikasi Variabel
Yang merupakan variabel bebas adalah gambaran menstruasi berupa gangguan menstruasi sedangkan variabel terikatnya adalah akseptor kontrasepsi suntik kombinasi.
3.7.Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti, dan kemudian disebarkan kepada responden. Sebelum digunakan, akan dilakukan uji validitas dan uji reabiltas dari kuesioner yang dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.3.8 Metode Analisa DataAnalisa data yang telah dikumpulkan secara kuantitatif dianalisis secara univariat dengan distribusi frekwensi yang menggunakan rumus:
P = f/n X 100%
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekwensi
n = Jumlah Responden3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan PenelitianMinggu
IIIIIIIVVVIVII
Persiapan Penelitian(
Menyebarkan Kuesioner((((
Pengumpulan Kuesioner((((
Pengolahan Data(
Pencatatan Hasil(
Pengambilan Kesimpulan(
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan adalah sebagai berikut:
4.1.1Jumlah ibu yang mengalami dan tidak mengalami gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasiNoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami gangguan menstruasi4575
2Tidak mengalami gangguan menstruasi1525
Jumlah60100
Tabel 1. Distribusi frekuensi ibu yang mengalami dan tidak mengalami gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi mengalami gangguan menstruasi sebanyak 45 orang (75%) sedangkan yang tidak mengalami gangguan menstruasi hanya 15 orang (25%).
Gambar 2. Grafik distribusi frekuensi ibu yang mengalami dan tidak mengalami gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi
4.1.2Jumlah ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasiNoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi511.11
2.Mengalami gangguan menstruasi sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi4088.89
Jumlah45100
Tabel 2. Distribusi frekuensi ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi
Dari tabel diatas diketahui bahwa mayoritas ibu mengalami gangguan menstruasi karena pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi tersebut sebanyak 40 orang (88.89%) sedangkan 5 orang lainnya (11.11%) sudah mengalami gangguan menstruasi sebelum menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi.
Gambar 3. Grafik distribusi frekuensi ibu yang mengalami gangguan menstruasi sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi
4.1.3Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa siklus menstruasi tidak teratur
NoKategori Frekuensi Persentase (%)
1.Siklus menstruasi teratur2760
2.Siklus menstruasi tidak teratur1840
Jumlah45100
Tabel 3. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa siklus menstruasi tidak teratur
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, yang mengalami siklus mestruasi teratur sebanyak 27 orang (60%) dan yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 18 orang (40%).
Gambar 4. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa siklus menstruasi tidak teratur4.1.4Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa amenorea
No Kategori FrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami amenorea920
2.Tidak mengalami amenorea3680
Jumlah45100
Tabel 4. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa amenorea
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, yang mengalami tidak mengalami amenorea sebanyak 36 orang (80%) dan yang mengalami amenorea sebanyak 9 orang (20%).
Gambar 5. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa amenorea
4.1.5Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa perdarahan bercak/spottingNoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami perdarahan bercak/spotting1226.67
2.Tidak mengalami perdarahan bercak/spotting3373.33
Jumlah45100
Tabel 5. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa perdarahan bercak/spottingDari tabel diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, yang tidak mengalami perdarahan bercak/spotting sebanyak 33 orang (73.33%) dan yang mengalami perdarahan bercak/spotting sebanyak 12 orang (26.67%)
Gambar 6. Grafik Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa perdarahan bercak/spotting
4.1.6Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa dismenorea
NoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami dismenorea2760
2.Tidak mengalami dismenorea1840
Jumlah45100
Tabel 6. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa dismenorea
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, yang mengalami dismenorea sebanyak 27 orang (60%) dan yang tidak mengalami dismenorea sebanyak 18 orang (40%).
Gambar 7. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa dismenorea4.1.7Gangguan menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa hipermenorea/menoragia
NoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami hipermenorea/menoragia1226.67
2.Tidak mengalami hipermenorea/menoragia3373.33
Jumlah45100
Tabel 7. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa hipermenorea/menoragiaDari tabel diatas diketahui bahwa dari 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, yang tidak mengalami hipermenorea/menoragia sebanyak 33 orang (73.33%) dan yang mengalami hipermenorea/menoragia sebanyak 12 orang (26.67%).
Gambar 8. Grafik distribusi frekuensi gangguan menstruasi berupa hipermenorea/menoragia4.1.8Karakteristik menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa darah bergumpal
NoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Mengalami darah menstruasi bergumpal2846.67
2.Tidak mengalami darah menstruasi bergumpal3253.33
Jumlah60100
Tabel 8. Distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa darah menstruasi bergumpalDari tabel diatas diketahui bahwa dari 60 responden, yang tidak mengalami darah menstruasi bergumpal sebanyak 32 orang (53.33%) dan yang mengalami darah menstruasi bergumpal sebanyak 28 orang (46.67%).
Gambar 9. Grafik Distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa darah menstruasi bergumpal4.1.9Karakteristik menstruasi pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi berupa warna darah menstruasi
NoKategoriFrekuensiPersentase (%)
1.Merah segar1321.67
2.Kecoklatan 4778.33
Jumlah60100
Tabel 9. Distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa warna darah menstruasi
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 60 responden, warna darah menstruasi kecoklatan sebanyak 47 orang (78.33%) dan warna darah merah segar sebanyak 13 orang (21.67%).
Gambar 10. Grafik distribusi frekuensi karakteristik menstruasi berupa warna darah menstruasi
4.1.10 Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut ini di bawah ini:
No UmurFrekuensiPersentase(%)
1.< 25 tahun2846.67
2.25-35 tahun2745
3.> 35 tahun58.33
Jumlah60100
Tabel 10. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umurDari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat umur responden paling banyak berkisar < 25 tahun sebanyak 28 responden (46.67%), umur 25-35 tahun sebanyak 27 responden (45%), dan umur > 35 tahun sebanyak 5 responden (8.33%).
Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan umur4.1.11 Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan umur dengan gangguan menstruasiDari 60 responden sebanyak 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, rata-rata terjadi pada rentang umur: NoUmur FrekuensiPersentase (%)
1.< 25 tahun1942.22
2.25-352146.67
3.> 36511.11
Jumlah45100
Tabel 11. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden dengan gangguan menstruasi Tabel 11 menunjukkan responden yang mengalami gangguan menstruasi berumur 36 tahun sebanyak 5 responden (11.11).
Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden dengan gangguan menstruasi 4.1.12 Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan lamanya menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi
Karakteristik responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini di bawah ini:
No Lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasiFrekuensiPersentase(%)
1.< 2 tahun2846.67
2.2-5 tahun2948.33
3.> 5 tahun35
Jumlah60100
Tabel 12. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan
kontrasepsi suntik kombinasiDari tabel diatas dapat diketahui bahwa lama responden menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi paling banyak berkisar 1-5 tahun sebanyak 29 responden (48.33%), < 1 tahun sebanyak 28 responden (46.67%), dan > 5 tahun sebanyak 3 responden (5%).
Gambar 13. Grafik distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi4.1.13 Karakteristik ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kombinasi berdasarkan lamanya menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasiDari 60 responden sebanyak 45 responden yang mengalami gangguan menstruasi, rata-rata terjadi setelah penggunaan kontrasepsi berapa lama:
No Lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasiFrekuensiPersentase(%)
1.< 2 tahun2555.56
2.2-5 tahun1737.78
3.> 5 tahun36.67
Jumlah45100
Tabel 13. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan
kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasi
Tabel 13 menunjukkan mayoritas responden yang mengalami gangguan menstruasi adalah pada pemakaian kontrasepsi selama < 2 tahun, yaitu sebanyak 25 responden (60%).
Gambar 14. Grafik Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi dengan gangguan menstruasi4.2. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah semua akseptor kontrasepsi suntik kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan. Alat kontrasepsi suntik kombinasi adalah obat yang disuntikkan 1 bulan sekali yang berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron. Berdasarkan penelitian didapat bahwa lebih banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi dibandingkan yang tidak mengalami gangguan menstruasi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal yang dapat mempengaruhi pola menstruasi atau dengan kata lain efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi ini akan terlihat gambaran menstruasi berupa gangguan menstruasi seperti amenorea, menoragia, siklus tidak teratur, spotting dan lain-lain. Gangguan menstruasi tersebut akan berkurang seiring dengan lamanya penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi (gangguan menstruasi lebih sering terjadi pada tahun pertama pemakaian) hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lebih banyak yang mengalami gangguan menstruasi pada pemakaian kontrasepsi selama < 2 tahun yaitu sebanyak 25 orang dari 45 orang lainnya (55.46%). Sebagian wanita lebih menyukai obat suntik sebulan sekali daripada obat suntik jangka panjang karena obat suntik sebulan sekali menghasilkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spotting.6 Siklus haid yang teratur disebabkan adanya penambahan preparat estrogen pada kontrasepsi suntik kombinasi. Selain itu, pada penelitian yang pernah dilakukan di Yogyakarta didapat bahwa proporsi akseptor kontrasepsi suntik kombinasi yang mengalami perdarahan bercak dan menoragia menurun dengan makin lamanya pemakaian.8Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan menstuasi dapat terjadi pada semua usia akseptor kontrasepsi suntik kombinasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai gambaran menstruasi ibu pada akseptor alat kontrasepsi suntik di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kec. Percut Sei Tuan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Jumlah akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi lebih banyak mengalami gangguan menstruasi daripada yang tidak mengalami gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi pada akseptor dengan alat kontrasepsi suntik kombinasi pada umumnya dialami setelah pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi, dimana sebelum pemakaian kontrasepsi tersebut ibu tidak pernah mengalami gangguan menstruasi. Dari 45 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi yang mengalami gangguan menstruasi 18 orang (40%) siklus menstruasi tidak teratur, 9 orang (20%) amenorea, 12 orang (26.67%) perdarahan bercak/spotting, 27 orang (60%) dismenorea, 12 orang (26.67%) hipermenorea/menoragia. Gangguan menstruasi yang banyak dijumpai pada akseptor alat kontrasepsi suntik kombinasi adalah dismenorea sedangkan gangguan menstruasi yang sedikit dijumpai adalah amenorea. Pada penelitian ini didapat bahwa setiap akseptor kontrasepsi suntik kombinasi dapat mengalami lebih dari satu gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi yang dialami akseptor kontrasepsi suntik kombinasi dapat terjadi pada setiap usia. Gangguan menstruasi yang dialami akseptor kontrasepsi suntik kombinasi akan menurun seiiring dengan lamanya pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi tersebut.
5.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dalam pelakasanaan program pelayanan kontrasepsi sebaiknya juga menjelaskan adanya efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi kepada calon akseptor baru, sehingga calon akseptor dapat menentukan pilihan kontrasepsi apa yang cocok baginya.
2. Bagi akseptor KBDiharapkan kepada akseptor KB yang mengalami gangguan menstruasi tidak perlu terlalu khawatir karena biasanya gangguan tersebut akan berkurang seiirng dengan lamanya pemakaian kontrasepsi suntik kombinasi.3. Bagi instansi pendidikanDiharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, melalui jumlah responden yang lebih besar dan jumlah variabel lain yang lebih beragam. DAFTAR PUSTAKA1. Suratun, Maryani S, Hartini T, Rusmiati, Pinem S. Pelayanan Keluarga Berencana&Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media; 2008. hlm.19&27.2. Liewellyn JD. Dasar-Dasar Obstetri&Ginekologi. Terjemahan oleh Hadyanto. 2002. Jakarta: EGC. 1994. hlm. 205-6&225-6.3. Saifuddin AB, Affandi B. Kontrasepsi. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kebidanan. 3th ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.hlm.905-6.
4. Glasier A, Gebbie A. Keluarga Berencana&Kesehatan Reproduksi. Terjemahan oleh Brahm U. Pendit.2006. Jakarta: EGC. 2002. hlm. 100-2. 5. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri Williams. Terjemahan oleh Andry Hartanto, Y. Joko Suyono, Brahm U. Pendit. 2005. Jakarta: EGC. 2004. hlm. 1698-703&1712-15. 6. WHO. Ragam metode kontrasepsi. Terjemahan oleh brahm U.pendit. 1998. Jakarta : EGC,2006. hlm. 30-1.7. Lestari NB. Gambaran Menstruasi Ibu Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik DMPA Dengan Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009.
8. Siswosudarmo HR, Anwar M, Emilia O. Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2001. hlm. 19-24.9. Hasanah F. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi Terhadap Fertilitas Di Kabupaten Temanggung. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 200610. Albar E. Kontrasepsi. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. 2th ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.hlm.534.
11. Pinem S. Kesehatan Reproduksi &Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media; 2009. hlm 269-81.12. Hanifah MJ. Haid dan Siklusnya. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. 2th ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.hlm.103-4.
13. Wiknjosastro H. Fisiologi Haid. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kebidanan. 3th ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.hlm.46-7.
14. Simanjuntak P. Gangguan Haid dan Siklusnya. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. 2th ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.hlm.204-29.DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Cut MourisaTempat tanggal lahir
: Sigli , 23 Mei 1980Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Seksama komp.Pemda M-14 Medan
RIWAYAT PENDIDIKAN & PEKERJAANTahun 1986-1987
: Taman kanak-kanak Aisyiah SigliTahun 1987-1993
: SDN 3 SigliTahun 1993-1995
: SLTPN 1 Sigli
Tahun 1995-1998
: SMAN 1 SigliTahun 1998-2005
: Pendidikan dokter UNSYIAHTahun 2006 s/d 2007 : PTT di Puskesmas Padang tijiTahun 2008 s/d sekarang: Staf Pengajar Bagian Farmakologi UISUKLINIK BERSALIN HARAPAN KELUARGA
JL. Pusaka / Mesjid Pasar XI Bandar khalifah Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Telp. 061-7383437
Medan, 29 Desember 2010
Kepada Yth:
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
Di-
TempatDengan hormat,
Membalas surat saudara No: 1436/B.04/VII/2010 Tanggal 23 Juli 2010 Perihal Mohon Izin penelitian, dengan ini kami sampaikan bahwa:
Nama
: dr. Cut Mourisa
Institusi: Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UISU
Telah Selesai Melaksanakan Penelitian di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan dengan judul:
Gambaran Menstruasi Ibu Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya dan kerjasamanya diucapakan terimakasih.
Pimpinan
Klinik Bersalin Harapan Keluarga
Hj. Risma Dewi Harahap
INFORMED CONCENT
Perihal
: Pemberian Informasi dan Persetujuan
Lampiran: 2 (Dua) Lembar
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang akan saya lakukan dengan judul Gambaran Menstruasi Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Kedokteran.
Saya mengharapkan kesediaan ibu-ibu untuk menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner dengan senang hati dan sukarela. Saya berharap jawaban yang ibu-ibu berikan adalah sesuai dengan apa yang ibu-ibu alami selama pemakaian kontrasepsi tersebut dan sesuai dengan pengetahuan yang ibu-ibu miliki, tanpa melihat jawaban orang lain.
Dalam penelitian ini tidak ada pengaruh apapun pada ibu-ibu dan kami akan menjaga kerahasiaan jawaban yang diberikan. Atas kesediaan dan kerjasama yang ibu-ibu berikan saya ucapkan terimakasih. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.
Medan, 27 Juli 2010
Hormat Saya
Cut MourisaPERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDENSaya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Menyatakan bahwa saya bersedia/tidak bersedia (coret salah satu) menjadi responden dalam penelitian yang berjudul Gambaran Menstruasi Pada Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi di Klinik Bersalin Harapan Keluarga Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan.
Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya sampaikan secara sadar dan tanpa paksaan apapun.
Responden
Peneliti
(
)
(Cut Mourisa)
KUESIONER PENELITIANSebelum menjawab pertanyaan isilah terlebih dahulu identitas Saudari.
I. IDENTITAS RESPONDENNama
:
Umur
:
Alamat
:
Lamanya menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan:
a. Kurang dari 1 tahun
b. 1-5 tahun
c. Lebih dari 5 tahun
II. DAFTAR PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf yang tersedia!
1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan KB?
a. Menjarangkan kehamilan
b. Menghentikan kehamilan
2. Selama menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan, apakah ibu ada mengalami gangguan menstruasi seperti perdarahan, haid tidak teratur, nyeri pada waktu haid?a. Ya
b. Tidak
3. Selama menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan, apakah menstruasi ibu teratur?a. Tidak
b. Ya
4. Berapa kali ibu menggantikan pembalut dalam satu hari selama menstruasi?
a. Lebih dari 5 kali sehari
b. 3-5 kali sehari
5. Berapa hari lamanya ibu menstruasi?
a. Lebih dari 8 hari
b. 3-8 hari
6. Apakah darah menstruasi ibu bergumpal-gumpal?
a. Yab. Tidak
7. Apakah warna darah menstruasi ibu?
a. Merah segar
b. Kecoklatan
8. Apakah selama menstruasi ada disertai rasa nyeri haid?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah ibu mengalami perdarahan berupa bercak-bercak atau flek-flek pada saat sebelum atau sesudah akhir menstruasi?
a. Ya
b. Tidak
10. Selama menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan, apakah ibu pernah tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan atau lebih secara berturut-turut?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah sebelum menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan, ibu pernah mengalami gangguan menstruasi seperti perdarahan, haid tidak teratur, nyeri pada waktu haid?
a. Tidak
b. Ya
Gambaran menstruasi berupa gangguan menstruasi
Akseptor kontrasepsi suntik kombinasi
_1355812450.xlsChart1
20
80
Sales
20%
80%
Sheet1
Sales
Mengalami amenorea20
Tidak mengalami amenorea80
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812458.xlsChart1
11.11
88.89
Sales
11.11%
88.89%
Sheet1
Sales
Gangguan menstruasi sebelum&sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi11.11
Gangguan menstruasi sesudah menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi88.89
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812461.xlsChart1
0.75
0.25
Sales
Sheet1
Sales
Ada gangguan menstruasi75%
Tidak ada gangguan menstruasi25%
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812453.xlsChart1
60
40
Sales
60%
40%
Sheet1
Sales
Siklus menstruasi teratur60
Siklus menstruasi tidak teratur40
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812431.xlsChart1
46.67
53.33
Sales
46.67%
53.33%
Sheet1
Sales
Mengalami darah menstruasi bergumpal46.67
Tidak mengalami darah menstruasi bergumpal53.33
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812441.xlsChart1
60
40
Sales
60%
40%
Sheet1
Sales
Mengalami dismenorea60
Tidak mengalami dismenorea40
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812445.xlsChart1
26.67
73.33
Sales
26.67%
73.33%
Sheet1
Sales
Mengalami perdarahan bercak/spotting26.67
Tidak mengalami perdarahan bercak/spotting73.33
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812436.xlsChart1
26.67
73.33
Sales
26.67%
73.33%
Sheet1
Sales
Mengalami hipermenorea/menoragia26.67
Tidak mengalami hipermenorea/menoragia73.33
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812425.xlsChart1
46.67
45
8.33
Sales
46.67%
45%
8.33%
Sheet1
Sales
< 25 tahun46.67
25-35 tahun45
> 35 tahun8.33
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812428.xlsChart1
21.67
78.33
Sales
21.67%
78.33%
Sheet1
Sales
Merah segar21.67
Kecoklatan78.33
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812419.xlsChart1
46.67
48.33
5
Sales
46.67%
48.33%
5%
Sheet1
Sales
< 2 tahun46.67
2-5 tahun48.33
> 5 tahun5
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812422.xlsChart1
42.22
46.67
11.11
Sales
42.22%
46.67%
11.11%
Sheet1
Sales
< 25 tahun42.22
25-35 tahun46.67
> 35 tahun11.11
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1355812416.xlsChart1
55.56
37.78
6.67
Sales
55.56%
37.78%
6.67%
Sheet1
Sales
< 2 tahun55.56
2-5 tahun37.78
> 5 tahun6.67
To resize chart data range, drag lower right corner of range.