18
Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 15 DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER) TERHADAP KINERJA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KOTA PEKANBARU Gatot Wijayanto, SE., M.Si *) Abstract : This study aimstoanalyze the impact of pattern formation and meniliti People’s Economyof Post (PER) of the level of performance of micro, small and medium enterprises (MSMEs) in order toenhanceregional economic growthin thecity of Pekanbaru and toknow which factors have themost dominantimpactin an effort toimprove theperformance ofsmall and medium enterprisesin enhancingregional economic growthin thecity of Pekanbaru. As for the aspectsinvestigated includedaspects ofcapital, productionandoperations, business management andmarketinginordertoenhanceregional economic growthPekanbaru. The research methodused, namely verification and descriptive, while the population in this study ismicro, small and medium SOE sand partners who have receive dassistance from banking institutions. Using Stratified Random Sampling methodingettingthe sampletomicro, small and medium enterprise stotaling 31 respondents. To determine there lation shipandinfluence of an independent variable onthe dependent variableused in Modelsof MultipleLinearRegressionAnalysis.Meanwhile,totest thehypothesisusingstatistical tests. The results showed that the value of coefficient of determination (R2) equal to 83.34%. This means that approximately 83.34% capital factor, production&operations, business management, and marketing providesa very realimpacton the performance ofmicro, small and medium enterprises (MSMEs) in thecity of Pekanbaru. Partially test showed that the largest value of t-count containedin the production an do peratingvariables, namelyt-count =3.710>t- table =1.667, withthe value of the partial coefficient of determination (r2) =16.63% andp=0.0000. These resultsindicatethatfactorsof production and relate do perations and the most dominant influenceon theperformance ofmicro, small an dmedium enterprises (MSMEs) in thecity of Pekanbaru. Keywords : PERPatterns, PerformanceandEconomic Growth Latar Belakang Sejak pertengahan dasawarsa 80- an, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang berkecimpung dalam berbagai sektor. Menurut laporan Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD, United nation commision for Trade and Development) peran sektor usaha kecil di Indonesia masih sangat kurang dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Menurut laporan tersebut, perekonomian Indonesia didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, sementara perusahaan kecil hanya

DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201115

DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER)TERHADAP KINERJA USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) DALAM PENINGKATANPERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

DI KOTA PEKANBARU

Gatot Wijayanto, SE., M.Si *)

Abstract : This study aimstoanalyze the impact of pattern formation and meniliti People’sEconomyof Post (PER) of the level of performance of micro, small and medium enterprises(MSMEs) in order toenhanceregional economic growthin thecity of Pekanbaru and toknowwhich factors have themost dominantimpactin an effort toimprove theperformance ofsmalland medium enterprisesin enhancingregional economic growthin thecity of Pekanbaru. As forthe aspectsinvestigated includedaspects ofcapital, productionandoperations, businessmanagement andmarketinginordertoenhanceregional economic growthPekanbaru.

The research methodused, namely verification and descriptive, while the populationin this study ismicro, small and medium SOE sand partners who have receive dassistance frombanking institutions. Using Stratified Random Sampling methodingettingthe sampletomicro,small and medium enterprise stotaling 31 respondents. To determine there lationshipandinfluence of an independent variable onthe dependent variableused in ModelsofMultipleLinearRegressionAnalysis.Meanwhile,totest thehypothesisusingstatistical tests.

The results showed that the value of coefficient of determination (R2) equal to83.34%. This means that approximately 83.34% capital factor, production&operations, businessmanagement, and marketing providesa very realimpacton the performance ofmicro, small andmedium enterprises (MSMEs) in thecity of Pekanbaru. Partially test showed that the largestvalue of t-count containedin the production an do peratingvariables, namelyt-count =3.710>t-table =1.667, withthe value of the partial coefficient of determination (r2) =16.63% andp=0.0000.These resultsindicatethatfactorsof production and relate do perations and the most dominantinfluenceon theperformance ofmicro, small an dmedium enterprises (MSMEs) in thecity ofPekanbaru.

Keywords : PERPatterns, PerformanceandEconomic Growth

Latar BelakangSejak pertengahan dasawarsa 80-

an, pertumbuhan ekonomi Indonesiaditopang oleh perusahaan-perusahaanberskala besar yang berkecimpung dalamberbagai sektor. Menurut laporan BadanPBB untuk Perdagangan dan

Pembangunan (UNCTAD, Unitednation commision for Trade andDevelopment) peran sektor usaha kecildi Indonesia masih sangat kurangdibandingkan dengan negara-negara laindi Asia Tenggara. Menurut laporantersebut, perekonomian Indonesiadidominasi oleh perusahaan-perusahaanbesar, sementara perusahaan kecil hanya

Page 2: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 16

terkonsentrasi pada pertanian, sektorinformal atau sektor-sektor lain yangpertumbuhannya rendah (WartaEkonomi, Edisi 8-Juni, 1998: 12).

Keberadaan usaha mikro, kecil danmenengah (UMKM) secara umummasih rentan dalam menghadapipersaingan global (Idrus, 1990: 22).Dalam konteks ini, menurut Naisbitt(1994: 225) dalam bukunya GlobalParadox bahwa “semakin besarekonomi dunia, semakin kuat perusahaankecil”, sehingga perusahaan kecillahyang akan mempunyai keunggulan dalammenghadapi era perdagangan bebas.

Para ekonomi menyebutkan adanyalima keadaan yang memungkinkanperusahaan kecil bertahan terhadappersaingan yang akan datang dari usahaskala besar (World Bank, 1992: 22-24).Pertama, usaha kecil tersebut bergerakdalam pasar yang terpeceh-pecah,(fragmented market). Dalam pasaryang demikian, fenomena skala ekonomitidak terlalu penting, sehinggakeuntungan yang diperoleh dari skalausaha tidaklah menonjol. Pasar semacamini memiliki segmen-segmen konsumenyang sangat bervariasi. Kedua, usahakecil menghasilkan produk-produkdengan karakteristik elastisitaspendapatan negatif. Artinya, jika terjadikenaikan pendapatan masyarakat,permintaan terhadap produk-produktersebut cenderung turun, bukansebaliknya. Ketiga, usaha kecilmempunyai tingkat heterogenitas yangtinggi, khususnya heterogenitas teknologiyang bisa digunakan.

Beberapa hasil penelitianmenyebutkan bahwa faktor penyebabkegagalan sektor usaha kecil untukberkembang diantaranya adalah : (1)

ketidakmampuan dalam manajemen(management incompetence), (2)lemahnya kemampuan dalampengambilan keputusan (poor decisionmaking ability), (3) kurangberpengalaman (lack of experience),(4) lemahnya pengawasan keuangan(poor financial control) (Scarboroughand Zimmerer, 1993; Idrus, 1999). Bromand Longenecker (1989) menyebutkanpula faktor penyebab kegagalan yangdialami usaha kecil karena : (1)kemerosoton posisi modal kerja(deterioration of working capital), (2)penurunan volume penjualan (decliningprofits), dan (3) meningkatnya utang(increasing debt). Di sampingkegagalan usaha kecil disebabkan antaralain : (1) inadequate sales volume,(2)heavy operating expense , (3)receivable difficulty, (4) inventorydifficulty , dan (5) excessive fixedassets.

Di samping itu, rendahnya kinerjausaha mikro, kecil dan menengah(UMKM) di Kota Pekanbaru khususnyadan Propinsi Riau pada umumnyadisebabkan oleh banyak faktor. Adabeberapa permasalahan pokok yangsering dihadapi oleh sebagian besarusaha kecil, antara lain pemasaran,keuangan, manajemen, teknologi, lokasi,sumber daya manusia, dan strukturekonomi (Suara Pembaharuan, 1995).Beberapa kendala eksternal dan internalyang mempengaruhi kinerja UMKMjuga dikemukakan oleh Pambudy danRabbani (1995: 28). Adapun kendalaeksternal berada di luar jangkauanpengusaha kecil. Secara umum kendalaini mencakup aspek yang lebih makro,menyangkut iklim usaha yangmempengaruhi tumbuh dan

Page 3: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201117

berkembangnya usaha kecil, sedangkanmasalah internal lebih menyangkut usahakecil itu sendiri, antara lain : (1)kekurangan modal, (2) rendahyapengetahuan berusaha, (3) manajemenburuk, (4) perencanaan usaha yangkurang memadai, (5) kurangnyapengalaman berusaha dan lemahnya jiwakewiraswastaan, (6) lemah dalampemasaran, dan (7) kurangnyapenguasaan teknologi berproduksi.

Berdasarkan pada data BPS tahun2003, adapun peranan strategis UMKMdapat dilihat dari berbagai aspek yaitu:Pertama, bahwa jumlah UMKM tercatat42,39 unit atau sebesar 99,9% dari totalunit usaha di Indonesia. Kedua,penyerapan tenaga kerja sektor UMKMsebanyak 79,04 juta tenaga kerja atau99,4% dari total angkatan kerja yangbekerja. Ketiga, kontribusi UMKMdalam pembentukan PDB saebesar56,72% dari total PDB (Bank Indonesia,2005: 1).

Ada berbagai sebab yang membuatsektor usaha kecil bisa bertahan di masakrisis. Salah satunya, sektor ini tidaktergantung pada bahan baku impor dalamproses produksinya, sehingga biayaproduksinya tidak terpengaruh olehmelonjaknya nilai rupiah terhadap dolar.Alasan lain, bagi usaha yangbermodalkan pinjaman, sektor usahaUMKM tidak mendapat pinjaman darimata uang asing. Sumber dana UMKMumumnya berasal dari dalam negeri.Berbeda dengan sektor usaha besar yangsebagian masih tergantung pada bahanbaku impor. Sehingga, depresiasi rupiahmempunyai pengaruh yang sangat besarpada pembengkakan biaya produksinya.Demikian juga, sumber dana sektor usahabesar sebagian diperoleh dari pinjaman

luar negeri, sehingga penurunan nilairupiah terhadap dolar mempengaruhipeningkatan biaya bunga yang ditanggungperusahaan.

Selanjutnya, ada beberapa catatankritis terhadap berbagai program yangdijalankan pemerintah, yaitu: (H.Karjanto, 2003: 54)1. Berbagai program dijalankan melalui

pendekatan proyek, sehinggaprogram tersebut berjalan sebatasmasa proyeknya.

2. Berbagai program yang dilakukanberbagai instansi tersebut nampaktidak terkoordinasi dengan baik.

3. Kalau dicermati kebijakanpemerintah untuk mengembangkanUMKM ini lebih diprioritaskan padaaspek kredit melalui berbagai skimkredit dengan jumlah dana yangdisalurkan begitu banyak.

4. UMKM ini tidak bisa disentuh olehketentuan perbankan formal, sepertijaminan (koleteral) dan ketentuanadmministrasi lainnya sepertiproposal usaha yang komprehensif.

5. Berbagai program bantuan modalpemerintah dilakukan dalam bentukhibah atau subsidi. Program inisebetulnya tidak mendidikmasyarakat untuk mengelola danatersebut secara bertanggung jawab.Sehubungan dengan hal tersebut,

maka Pemerintah telah mengupayakanberbagai kebijakan yang dimaksudkanuntuk membantu usaha kecil dalammengatasi permasalahan-permasalahanyang dihadapi usaha kecil tersebut(seperti; kurangnya permodalan,ketidakmapuan manajemen usaha,sumber daya yang lemah dan kualitasproduk yang rendah), sehingga mamputumbuh dan berkembang. Dalam

Page 4: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 18

pelaksanaannya, kebijakan tersebutdiimplementasikan dalam kebijakan-kebijakan teknis baik secara mikromaupun secara makro.

Uraian di atas mengindikasikanbahwa masih diperlukan upaya-upayayang lebih efektif untuk mengembangkanUMKM. Karena bila dicermati, berbagaikebijakan dalam upaya pengembanganUMKM ini lebih diprioritaskan padaaspek kredit atau pendanaan. Padahalprioritas pada aspek pendanaanseyogyanya tidak mengecilkan maknaaspek lain yang ikut menjadi faktorpenentu sukses (critical successfactors). Bagaimanapun, polapembinaan industri kecil yangdikembangkan harus cocok (suittable)dengan karakteristik UMKM danmampu menjawab permasalahan utamayang melekat pada UMKM, yaitumasalah permodalan, manajemen,sumber daya, teknologi dan pemasaran.Pembinaan secara menyeluruh inidisebut dengan pola pembinaankemitraan terpadu. Pola pembinaanindustri kecil secara garis besardikelompokkan menjadi dua yaitu: a)Pelatihan, dan b) Non Pelatihan.(Manan, 1999)

Dalam melakukan pembinaanterhadap industri kecil mitra binaan dandibiayai oleh bank, lembaga Pos EkonomiRakyat (PER) cenderung melaksanakanpola pembinaan pelatihan denganmemberi prioritas layanan konsultasibisnis kepada usaha kecil binaannya. Polapembinaan UMKM yang dilakukan olehPER ini diharapkan dapat meningkatkankinerja UMKM yang dibina. Hal initerjadi karena pembinaan mempunyaibeberapa peran penting yaitu peningkatan

efektifitas dan efisiensi produksi,meningkatkan efisiensi biaya, mendorongkemajuan usaha, mencari peluang pasardan memperluas posisi akses pasar, danpada gilirannya kinerja perusahaan yangdiberi aisstensi (bantuan/pembinaan)akan berbeda dengan perusahaan yangtidak mendapatkannya (Moeljadi, 1999).

Sehubungan dengan hal-hal tersebutdi atas, maka dampak dari polapembinaan yang dilakukan oleh PERterhadap kinerja UMKM dapat dilihatdari aspek finansial dan non finansial.Berdasarkan pada penilaian kinerjakeuangan dan non finansial inilah,selanjutnya pada gilirannya akan dapatdiketahui pola pembinaan mana yanglebih baik untuk diterapkan lebih lanjutbagi pengembangan UMKM di KotaPekanbaru.

Perumusan MasalahBerdasarkan pada uraian latar

belakang di atas, maka perumusanmasalah penelitian ini adalah:a. Apakah pola pembinaan Pos

Ekonomi Rakyat (PER) yang terdiridari aspek-aspek bantuan danpembinaan permodalan, teknisproduksi dan operasi, manajemenusaha dan kewirausahaan, sertapemasaran baik secara serentakmaupun parsial mempunyaipengaruh yang signifikan terhadapkinerja khususnya aspek finansialUMKM di Kota Pekanbaru.

b. Dari aspek-aspek tersebut, aspekatau faktor manakah yangmempunyai dampak atau pengaruhyang paling dominan secara parsialterhadap kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Page 5: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201119

Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Pengaruh atau Dampak Pola

Pembinaan PER TerhadapKinerja Usaha Mikro, Kecil danMenengah(UMKM) SecaraSimultan (Overall Test)

Pada uji secara simultan(Overall Test) ini adalah dimaksudkanuntuk menguji atau membuktikankebenaran hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini. Pengujian hipotesis inidilakukan dengan uji F, yakni untukmelihat pengaruh secara simultan ataubersama-sama variabel bebas terhadapvariabel terikat.

Adapun hipotesis dalampenilitian ini adalah sebagai berikut:H0 : Variabel-variabel pola pembinaan

PER secara simultan tidakmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Ha : Variabel-variabel pola pembinaanPER secara simultan mempunyaipengaruh yang signifikan terhadapkinerja UMKM di Kota Pekanbaru.Berdasarkan hasil perhitungan

statistik dengan program SPSS, makadapat dijelaskan pembuktian hipotesisdalam penelitian ini adalah sebagaiberikut: pertama-tama yang harusdilakukan adalah dengan melihat sejauhmana pengaruh semua variabel bebas(variabel-variabel pola pembinaanPER) secara simultan terhadap variabelterikat yakni kinerja UMKM di KotaPekanbaru. Untuk melihat pembuktiantersebut dapat dilihat dari besarnyaFhitung, Koefisien Korelasi (R) danKoefisien Determinan (R2). Dari hasilperhitungan pada tabel 2 menunjukkanbahwa besarnya Fhitung adalah sebesar

86,321 dengan probabilitas kesalahansebesar 0,000E+00 pada tingkatkesalahan µ = 5%, sedangkan KoefisienKorelasi (R) = 0,9129. Hal tersebutmenunjukkan bahwa adanya suatuhubungan positif yang cukup kuat antaravariabel bebas (variabel-variabel polapembinaan PER) secara simultandengan kinerja UMKM di KotaPekanbaru. Sedangkan besarnya nilaiKoefisien Determinasi (R2) adalah0,8334, yang menunjukkan bahwa variasivariabel bebas (variabel-varoabel polapembinaan PER) secara simultan dapatmenjelaskan variasi variabel terikat yaknikinerja UMKM di Kota Pekanbarusebesar 83,34% sedangkan sisanyasebesar 16,66%. Hal ini berarti bahwabesarnya variasi variabel terikatdipengaruhi oleh variabel bebas lainnyayang tidak diamati dalam penelitian ini.

Selanjutnya untuk membuktikanhipotesis pengaruh secara simultan dalampenelitian ini, maka koefisien regresinyadi uji dengan uji F. Hasil uji F akanbermakna jika Fhitung> Ftabel pada tarafµ = 5% atau p < 0,05. Dari hasilperhitungan seperti tampak pada tabel 2menunjukkan bahwa Fhitung adalah86,321 dan Ftabel adalah 2,505. Hal inimenunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel ataup < 0,05. Ini menunjukkan bahwa Hoditolak dan Ha diterima, yang berartiseluruh variabel bebas secara simultanmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap variabel terikat yaitu kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.

Dengan demikian maka hipotesisyang mengatakan bahwa variabel-variabel pola pembinaan PER secarasimultan mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKM diKota Pekanbaru dapat dibuktikankebenarannya.

Page 6: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 20

Berdasarkan pada hasil perhitunganregresi linear berganda seperti tampakpada tabel 2 tersebut, denganmenggunakan bantuan program SPSS,maka diperoleh perhitungan hasil analisisregresi linear berganda (MulptipleRegression Analysis) sebagai berikut:

2. Pengaruh atau Dampak PolaPembinaan PER TerhadapKinerja Usaha Mikro, Kecil danMenengah Secara Parsial(Individual Test)

Tabel 2RekapitulasiHasilPerhitungan

AnalisisRegresi Linier Berganda(Multiple Regression Analysis)

Sumber: Data olahanDari tabel 2 tersebut di atas, maka

diperoleh hasil model persamaan regresilinear bergandanya adalah Y = 0,2148 +(0,0809)X1+ (0,1346)X2 + (0,1026)X3+(0,0529)X4 + eI . Berdasarkan padabentuk persamaan regresi tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut(1) Bila terjadi kenaikan pada variabel

bantuan dan pembinaan permodalansebesar 1%, maka kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru akan naiksebesar 0,0809 satuan, jika variabelyang lainnya dianggap konstan.

(2) Bila terjadi kenaikan pada variabelpembinaan teknis produksi danoperasi industri sebesar 1%, makakinerja UMKM di Kota Pekanbaruakan naik sebesar 0,1346 satuan,jika variabel yang lainnya dianggap

konstan.(3) Bila terjadi kenaikan pada variabel

pembinaan manajemen usaha dankewirausahaan sebesar 1%, makakinerja UMKM di Kota Pekanbaruakan naik sebesar 0,1026 satuan,jika variabel yang lainnya dianggapkonstan.

(4) Bila terjadi kenaikan pada variabelpembinaan terhadap aspekpemasaran sebesar 1%, makakinerja UMKM di Kota Pekanbaruakan naik sebesar 0,0529 satuan,jika variabel yang lainnya dianggapkonstan.Selanjutnya untuk membuktikan

hipotesis penelitian guna mengetahuiapakah ada atau tidaknya hubungan danpengaruh antara variabel bebas dengan

Page 7: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201121

variabel terikat secara parsial, maka kitadapat melihat dari nilai besarnya koefisienkorelasi parsialnya (r) dan nilai besarnyakoefisien determinasinya (r2).1. Pengaruh Variabel Bantuan dan

Pembinaan Permodalan (X1)Terhadap Kinerja Usaha Mikro,Kecil dan Menengah SecaraParsial (Individual Test)Berdasarkan pada tabel 2, maka

diperoleh angka-angka hasil perhitunganpengujian statistik yang menunjukkanbahwa pada variabel bebas bantuandan pembinaan permodalan (X1)diperoleh suatu tanda positif dengankoefisien regresinya adalah sebesar0,0809. Hal ini mempunyai arti bahwasetiap peningkatan faktor bantuan danpembinaan permodalan akanmempunyai pengaruh peningkatanterhadap kinerja UMKM di KotaPekanbaru jika variabel bebas lainnyakonstan. Sedangkan dilihat dari koefisienkorelasi parsial r = 0,3716, secaradiskriptif variabel pembinaan aspekpermodalan mempunyai pengaruhberbanding lurus terhadap variabelkinerja UMKM di Kota Pekanbaru.

Adapun hipotesis dalam penelitianini adalah sebagai berikut:H0: Bahwa variabel bantuan dan

pembinaan permodalan secaraparsial tidak mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.

Ha : Bahwa variabel bantuan danpembinaan permodalan secaraparsial mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.Sedangkan untuk melihat berapa

besar kontribusi yang diberikan variabelbantuan dan pembinaan permodalan (X1)

terhadap variabel kinerja UMKM diKota Pekanbaru dapat dilihat dari nilaikoefisien determinasinya secara parsial(r2). Adapun nilai koefisien determinasiparsial untuk variabel bantuan danpembinaan permodalan (X1) adalahsebesar r2 = 0,1381 atau (13,81%). Halini menunjukkan bahwa kontribusipengaruh dari faktor bantuan pembinaanpermodalan terhadap kinerja UMKM diKota Pekanbaru adalah sebesar 13,81%jika variabel bebas lainnya tetap.

Selanjutnya untuk menguji tingkatsignifikansi dari nilai koefisiendeterminasi variabel bantuan pembinaanpermodalan (X1) pada taraf µ = 5%,maka dilakukan pengujian dengan uji t.Pengujian uji t bermakna jika thitung> ttabelatau p < 0,05. Hasil perhitungan statistikuji t menunjukkan bahwa tingkatsignifikansi koefisien regresi diperolehthitung sebesar 3,324 dengan probabilitaskesalahan (p) sebesar 0,00142sedangkan ttabel adalah 1,667, dengandemikian thitung > t tabel atau nilaiprobabilitas (p) < 0,05. Hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa Ho ditolak danHa diterima dengan taraf kesalahan 5%.Dengan demikian secara parsial dapatdijelaskan bahwa variasi variabelbantuan dan pembinaan permodalan(X1) dapat menjelaskan atau terdapatpengaruh yang signifikan terhadapvariabel kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Dengan demikian maka pihak PERlebih dapat meningkatkan danmemperhatikan aspek bantuanpermodalan ini yang diberikan kepadaindustri mikro dan kecil yang benar-benarmembutuhkan permodalan, jumlahbantuan mencukupi kebutuhan UMKM,menambah modal kerja serta

Page 8: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 22

meningatkan volume produksinya. Hal inidisebabkan sumber modal pada industrikecil pada umumnya menggunakanmodal pribadi.

Modal pribadi pada industri kecil initidak murni pribadi pemilik usahamelainkan modal patungan antarkeluarga dan kerabat. Umumnya jumlahmodal tidak terlalu besar. Hal inilah yangmenyebabkan banyak pengusaha yangmengeluh karena disamping usahanyasulit berkembang sebagai akibat tidakmampu bersaing dengan usaha yangsejenis yang lebih besar, juga merekadihadapkan pada permasalahan sulitnyamencari alternatif bantuan permodalanyang relatif terjangkau sesuai dengankemampuannya.

Adakalanya pengusahamenggunakan modal dari pemerintahselain modal pribadi. Hal ini dilakukankarena modal pribadi yang dimiliki olehpengusaha relatif kecil jumlahnyasehingga mereka memerlukan modaltambahan dari pemerintah. Modal daripemerintah berupa pinjaman kredit lunak.Umumnya bantuan ini cukup membantuusaha industri kecil, namun ada jugapengusaha yang menyatakan bahwabantuan tersebut hanya bisa membantudalam operasional usaha tetapi belumbisa untuk mengembangkan usahamereka.

Sehubungan dengan hal tersebut,maka hendaknya pihak PER untuk dimasa yang akan datang, langkah nyatayang diharapkan industri m ikro, kecil danmenengah untuk dapat tumbuh danberkembang bukan dalam bentukkuantitas modal besar, akan tetapibagaimana mereka membutuhkan aspekinformasi dan pelayanan konsultasi dalamhal kemudahan-kemudahan dalammemperoleh akses di bidang permodalan.

Hal ini penting untuk diperhatikan, olehkarena masalah permodalan ini timbulpada saat mereka ingin mulai usaha danpada saat usaha yang dikelola sedangdalam perkembangan. Pada kondisi inibantuan dan pembinaan permodalanuntuk tambahan usahanya sangatdibutuhkan sekali dan terkadang parapengusaha kecil ini tidak tahu haruskemana untuk mendapatkan bantuanpermodalan.

2. Pengaruh Variabel PembinaanTeknis Produksi dan Operasi(X2) Terhadap Kinerja UMKMSecara Parsial (Individual Test)Dari hasil perhitungan seperti

tampak pada tabel 2 di atas, maka terlihatbahwa variabel pembinaan teknisproduksi dan operasi (X2) mempunyaitanda positif dengan besaran koefisienregresinya sebesar 0,1346. Hal ini berartibahwa setiap peningkatan faktor-faktorpembinaan teknis produksi dan operasiakan meningkatkan kinerja UMKM diKota Pekanbaru jika variabel bebaslainnya tetap. Secara teoritis memangbenar bahwa setiap peningkatan faktor-faktor pembinaan teknis produksi danoperasi akan mendorong peningkatankinerja UMKM di Kota Pekanbaru.

Adapun hipotesis dalam penelitianini adalah sebagai berikut:H0 : Bahwa variabel pembinaan teknis

produksi dan operasi secara parsialtidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.

Ha : Bahwa variabel pembinaan teknisproduksi dan operasi secara parsialmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.Berdasarkan pernyataan hipotesis

Page 9: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201123

tersebut, maka untuk mengetahui berapabesar pengaruh variabel pembinaanteknis produksi dan operasi (X 2)terhadap variabel kinerja UMKM diKota Pekanbaru (Yi) dapat dilihat padanilai besarnya koefisien determinasisecara parsialnya (r2). Adapun besarnyanilai koefisien determinasi parsial darivariabel pembinaan teknis produksi danoperasi (X2) adalah r2 = 0,1663 atau16,63%. Hal ini berarti bahwasumbangan kontribusi yang diberikanoleh variabel pembinaan teknis produksidan operasi (X2) terhadap variabelkinerja UMKM di Kota Pekanbaruadalah sebesar 16,63% selama variabelbebas lainnya tetap.

Sedangkan untuk melihat besarnyatingkat signifikan dari pengaruh secaraparsial faktor pembinaan teknis produksidan operasi terhadap faktor kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru, maka dapatdilakukan dengan uji t pada taraf µ = 5%.Pengujian uji t bermakna bermakna jikathitung> ttabel atau p < 0,05. Dari hasil uji tmenunjukkan bahwa t hitung faktorpembinaan teknis produksi dan operasi(X2) adalah = 3,710 dengan probabilitas(p) adalah 0,00000 sedangkan ttabel padataraf nyata a = 0,05 adalah 1,667 dengandemikian maka secara statistik thitung>dari ttabel atau p < 0,05. Hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa Ho ditolak danHa diterima dengan taraf kesalahan 5%.Dengan demikian secara parsial dapatdikatakan bahwa variabel pembinaanteknis produksi dan operasi mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.

Di samping itu, dari hasilperhitungan statistik seperti tampak padatabel 5.21 tersebut, menunjukkan bahwafaktor pembinaan teknis produksi danoperasi (X2) mempunyai pengaruh yang

paling dominan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru. Dengan demikianapabila pihak PER mampu memberikanpelayanan dan pembinaan terhadapaspek teknis produksi dan operasi yangtepat guna, maka akan mampumemberikan pengaruh yang sangatpositif terhadap peningkatan kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.

Dari hasil pengujian statistik tersebutdi atas, maka dapat dijelaskan bahwadalam usaha meningkatkan kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru, makahendaknya pihak Pos Ekonomi Rakyat(PER) perlu memperhatikan hal-hal yangmampu membangkitkan danmeningkatkan alih teknologi yang tepatguna dalam menghasilkan suatu outputyang efektif dan efisien yang maksimaldalam meningkatkan keuntungan parapengusaha kecil dan menengah yangmampu berdaya beli dalam kancahpersaingan.

Di lain pihak, permintaan akankebutuhan dan keinginan konsumenmempunyai aneka ragam bentuk dansifatnya, oleh karena itu hendaknya PERmampu memberikan pelayananinformasi-informasi mengenai aspekteknis produksi dan operasi keperusahaan kecil yang mampu untukdapat menyelaraskan danmenyeimbangkan antara kesesuaiankeunggulan dari karakteristik produkyang dihasilkan dengan keterjangkauantingkat harga produk itu sendiri yangsesuai dengan tujuan perusahaan dankeinginan dari konsumen tersebut.Dengan demikian untuk mencapai tujuandan keselarasan serta keseimbangankepentingan-kepentingan akankebutuhan dan keinginan tersebut, makapihak pengusaha kecil diharapkanhendaknya memiliki kemampuan untuk

Page 10: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 24

dapat memberikan peningkatan di dalamkeefektivitas operasi dengan teknologiyang ada serta ketersediaan adanyaperalatan yang memadai, walapunsesungguhnya banyak para pengusahayang mempunyai peluang namun karenaketerbatasan peralatan dan teknologiyang dimiliki, maka kegiatan produksitidak dapat ditingkatkan seiring dengankenaikan permintaan.3. Pengaruh Variabel Pembinaan

Manajemen Usaha danKewirausahaan (X3) TerhadapKinerja UMKM Secara Parsial(Individual Test) Pada tabel 2, maka diperoleh angka-

angka hasil perhitungan pengujian statistikyang menunjukkan bahwa pada variabelbebas Pembinaan Manajemen Usaha danKewirausahaan(X3) diperoleh suatutanda positif dengan koefisien regresinyaadalah sebesar 0,1026. Hal inimempunyai arti bahwa setiappeningkatan faktor Pembinaanmanajemen usaha dan kewirausahaanakan mempunyai pengaruh peningkatanterhadap kinerja UMKM di KotaPekanbaru jika variabel bebas lainnyakonstan. Sedangkan dilihat dari koefisienkorelasi parsial r = 0,2731, secara diskriptifvariabel pembinaan manajemen usaha dankewirausahaan mempunyai pengaruhberbanding lurus terhadap variabel kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.

Adapun hipotesis dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:H0: Bahwa variabel pembinaan

manajemen usaha dankewirausahaan secara parsial tidakmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.

Ha : Bahwa variabel pembinaanmanajemen usaha dankewirausahaan secara parsialmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.Sedangkan untuk melihat berapa

besar kontribusi yang diberikan variabelpembinaan manajemen usaha dankewirausahaan terhadap variabelkinerja UMKM di Kota Pekanbarudapat dilihat dari nilai koefisiendeterminasinya secara parsial (r2).Adapun nilai koefisien determinasiparsial untuk variabel pembinaanmanajemen usaha dan kewirausahaanadalah sebesar r2 = 0,0746 atau(7,46%). Hal ini menunjukkan bahwakontribusi pengaruh dari faktorpembinaan manajemen usaha dankewirausahaan terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru adalahsebesar 7,46% jika variabel bebaslainnya tetap.

Selanjutnya untuk menguji tingkatsignifikansi dari nilai koefisiendeterminasi variabel pembinaanmanajemen usaha dan kewirausahaan(X3) pada taraf µ = 5%, maka dilakukanpengujian dengan uji t. Pengujian uji tbermakna jika thitung> ttabel atau p < 0,05.Hasil perhitungan statistik uji tmenunjukkan bahwa tingkat signifikansikoefisien regresi diperoleh thitung sebesar2,358 dengan probabilitas kesalahan (p)sebesar 0,02122 sedangkan ttabel adalah1,667, dengan demikian thitung > ttabelatau nilai probabilitas (p) < 0,05. Hasiltersebut dapat disimpulkan bahwa Hoditolak dan Ha diterima dengan tarafkesalahan 5%. Dengan demikian secaraparsial dapat dijelaskan bahwa variasivariabel pembinaan manajemen usaha

Page 11: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201125

dan kewirausahaan dapat menjelaskanatau terdapat pengaruh yang signifikanterhadap variabel kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Disamping itu, berdasarkan padatabel 5.21 tersebut di atas, terlihat bahwakinerja UMKM di Kota Pekanbaruternyata cukup banyak dipengaruhi olehvariabel aspek pembinaan manajemenusaha dan kewirausahaan. Hal inimenunjukkan bahwa variabel pembinaanmanajemen usaha dan kewirausahaanbesar pengaruhnya terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru. Hal inimenunjukkan bahwa implementasikegiatan pembinaan manajemen usahadan kewirausahaan yang dilakukanselama ini oleh pihak PER mendapattanggapan yang cukup baik dariresponden sebagai klien UMKM.

Dilain pihak, pembinaanmanajemen usaha dan kewirausahaanyang dilakukan oleh PER telah konsistendengan konsep-konsep pembinaan yangtelah diprogram sesuai dengan kebutuhandan perkembangan kondisilingkungannya, dimana informasimengenai pelayanan manajemen usahadan kewirausahaan yang mereka terimasesuai dengan kebutuhan UMKM,walaupun memang masih jarangnyadilakukan program diklat akan tetapifrekuensi konsultasi yang dilakukan parakonsultan tetap dilakukan dengankunjungan rutin ke tempat UMKM untukmelihat lebih jauh akan manajemenusahanya dengan tetap memonitoringkegiatan usahanya.

Selain itu, pihak PER hendaknyaharus mampu memberikan daya tarikdan kesan informasi yang baik dan tepatterhadap kondisi pelayanan yang akandiberikan terutama mengenai aspekmanajemen usaha dan kewirausahaan itu

sendiri yang didukung oleh kemampuanseorang tenaga konsultan yang prima,4. Pengaruh Variabel Pembinaan

Pemasaran (X4) TerhadapKinerja Indutsri UMKM SecaraParsial (Individual Test)Pada tabel 2 tersebut, maka terlihat

bahwa variabel pembinaan pemasaran(X4) mempunyai tanda positif denganbesaran koefisien regresinya sebesar0,0529. Hal ini berarti bahwa setiappeningkatan faktor-faktor pembinaanpemasaran akan meningkatkan kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru jika variabelbebas lainnya tetap. Secara teoritismemang benar bahwa setiappeningkatan faktor-faktor kebijakanpembinaan pemasaran akan mendorongpeningkatan kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Adapun hipotesis dalam penelitianini adalah sebagai berikut:H0: Bahwa variabel pembinaan

pemasaran secara parsial tidakmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.

Ha: Bahwa variabel pembinaanpemasaran secara parsialmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja UMKMdi Kota Pekanbaru.Berdasarkan pernyataan hipotesis

tersebut, maka untuk mengetahui berapabesar pengaruh variabel pembinaanpemasaran (X4) terhadap variabel kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru (Yi) dapatdilihat pada nilai besarnya koefisiendeterminasi secara parsialnya (r2).Adapun besarnya nilai koefisiendeterminasi parsial dari variabel harga(X2) adalah r2 = 0,1007 atau 10,07%. Halini berarti bahwa sumbangan kontribusi

Page 12: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 26

yang diberikan oleh variabel pembinaanpemasaran (X4) terhadap variabel kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru adalahsebesar 10,07% selama variabel bebaslainnya tetap.

Sedangkan untuk melihat besarnyatingkat signifikan dari pengaruh secaraparsial faktor pembinaan pemasaranterhadap faktor kinerja UMKM di KotaPekanbaru, maka dapat dilakukandengan uji t pada taraf µ = 5%. Pengujianuji t bermakna bermakna jika thitung> ttabelatau p < 0,05. Dari hasil uji t menunjukkanbahwa thitung faktor pembinaanpemasaran (X4) adalah = 2,780 denganprobabilitas (p) adalah 0,00000sedangkan ttabel pada taraf nyata a = 0,05adalah 1,667 dengan demikian makasecara statistik thitung> dari ttabel atau p <0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkanbahwa Ho ditolak dan Ha diterimadengan taraf kesalahan 5%. Dengandemikian secara parsial dapat dikatakanbahwa variabel pembinaan pemasaranmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kinerja UMKM di KotaPekanbaru.

Hal ini menunjukkan bahwafaktor pembinaan pemasaran sangatpenting diperhatikan oleh pihak PERkarena tersebarnya keberadaanpengusaha kecil dalam memasarkanproduk-produknya. Oleh sebab itu, aspekjumlah tempat pelayanan informasitentang pembinaan info pasar hendaknyamudah ditemui dan memadaiinfrastrukturnya. Di samping itu, perluhendaknya memperhatikan aspekkemudahan dalam mencapai tempat-tempat informasi mengenai info pasar.

Selanjutnya, aspek pembinaanpemasaran ini hendaknya dapatmeningkatkan pengetahuan para

pengusaha kecil dan menengah mengenaipemasaran produknya, memperluasakses pasar para pengusaha kecil danjuga memperlancar jalur distribusipemasaran produk yang dihasilkannyadan pada gilirannya meningkatkanpenjualan para UMKM di KotaPekanbaru.

Semua ini tergantung padapelayanan yang diberikan oleh pihak PERdi dalam menyediakan danmendistribusikan informasi-informasipenting dan akurat serta terpercaya baikmelaui media cetak, elektronik maupunlangsung dan tidak langsung pada parapengusaha kecil dan menengah, sehinggapengusaha kecil tersebut merasa senang,tenang dan aman dalam memperolehinformasi yang berguna dan diharapkansesuai dengan kegiatan usaha yangdiinginkannya.

Bentuk Kelembagaan (PER) untukPerumusan dan ImplementasiKebijaksanaan UMKM

Berbagai alternatif pendekatan polapembinaan dan pengembangan usahakecil pada dasarnya dapat dilakukanjangka pendek dan jangka panjang.Dalam jangka pendek dapat dilakukanterutama dengan penciptaan iklim yangkondusif dan favourable bagi sektorusaha kecil (sucil). Sedangkan dalamjangka panjang berkaitan denganpengembangan kualitas sumber dayamanusianya.

Usaha mikro dan kecil di berbagaidaerah mempunyai karakteristik yangtidak sama, meskipun secara umumprofil mereka tidak berbeda. Untuk ituperlu disusun tipologi usaha kecil (sucil)dan berbagai prototipe usaha kecil.Dengan demikian nantinya akan

Page 13: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201127

diperoleh pendekatan yang tepat untukmengembangkan kinerja usaha mereka.Menurut Salim Basalamah, DirekturOperasi Perum PKK, ada karakteristikkhusus yang melekat pada usaha kecil,yaitu; usaha yang bersifat padat karya,teknologi sederhana, belum mencapaiskala ekonomis usaha, dukungan modalsendiri yang kecil, dan memiliki kendalaterahdap akses sumber permodalan.Kondisi inilah yang menyebabkanUMKM menjadi fokus perhatianpemerintah dalam perumusan kebijakandalam implementasi pembangunandaerah khususnya dan pembangunannasional umumnya.

Lembaga Pos Ekonomi Rakyat(PER) berdasarkan pengalaman yangtelah ada dapat dikembangkan sebagaisalah satu model alternatif polapembinaan dan pengembangan usahamikro, kecil dan menengah. Model inidalam implementasinya dapat melibatkanperguruan tinggi, pemerintah (Depkop &UKM, instansi terkait lainnya), lembagakeuangan, dunia usaha terutama sektorusaha besar dan lembaga-lembaga lainyang menaruh terhadap keberadaanusaha kecil (sucil) ini. Adapunkeberadaan PER ini sebagai alternatifmodel pengembangan sucil bertujuanantara lain:a. Memberikan bantuan teknis dan

pelatihan manajemen usaha bisnus(keuangan, pemasaran, akuntansidan manajemen umum), dalamrangka meningkatkan kinerjakemampuan manajerial, ketrampilan,serta kewirausahaan dari sumberdaya manusia pengelola suciltersebut.

b. Membentuk jaringan kerja antaralembaga pemerintah lainnya, usaha

besar yang berkaitan dengan usahamikro, kecil dan menengah danperguruan tinggi dalammengumpulkan dan menyebarluaskan informai dalam rangkameningkatkan peluang bisnis bagiusaha kecil (sucil).

c. Memanfaatkan sumber daya danfasilitas yang dimiliki lembaga inisebagai wahana pelatihan, penelitiandan pengembangan usaha mikro,kecil dan menengah.

d. Melaksanakan pelayanankonsultasi yang berkesinambungansesuai tahap perkembangan usahakecil, dalam rangka alih teknologidan alih pengalaman bisnis sertamanajerial.

e. Mencetak wirausaha yang unggul,tangguh dan mandiri dalam rangkamenciptakan kegiatan ekonomi disuatu wilayah.Keberhasilan dari model pola

pembinaan PER dalam meningkatkankinerja usaha mikro, kecil dan menengahtersebut dapat dilihat dari indikatorkemampuan usaha kecil dalammenghasilkan produk yang kompetitif,peningkatan ketrampilan teknis danmanajerial, administrasi keuangan danhubungan yang mantap serta dinamikdengan usaha besar atau pihak lainnya.Dengan demikian usaha kecil merupakankomplemen dari usaha besar, merekasaling mendukung dan mendorongpertumbuhan pasar. Sektor usaha yangefisien bagi usaha besar akan diisi olehusaha kecil, dan sebaliknya.

Dalam implementasinya, PER untukdapat membina dan mengembangkankinerja usaha mikro, kecil dan menengahsecara berkelanjutan memerlukandukungan organisasi, program dan dana.

Page 14: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 28

Hal tersebut ditujukan untukmengidentifikasikan faktor-faktorkeberhasilan dari keberadaan PER,diantaranya informasi yang menyeluruhdan terpadu mengenai keberadaansumber daya alam, klasifikasi teknologiyang diperlukan untuk proses produksi,peningkatan pengetahuan tentang pasardan sebagainya.

Sedangkan programnya dapatberupa pelatihan dalam bidangmanajemen dan teknologi, penelitian danpengembangan (litbang), peningkatanakses informasi mengenai pasar, bahanbaku, permodalan dan program-programyang lain. Realisasi keberadaan PER inisebaiknya ditujukan kepada usaha kecilyang berpotensi berkembang, baik yangsudah ada maupun baru berdiri. Tahapawalnya dapat mengikuti pola kemitraanmelalui model subkontrak, baikketerkaitan ke belakang (backwardlinkage) maupun keterkaitan ke depan(forward linkage). Hal in dilakukanuntuk mengurangi resiko kegagalan usahabaik bagi usaha mikro, kecil danmenengah yang bersangkutan maupunpembinaan yang dilakukan lembagaPER.

Setelah melalui pola-pola kemitraanyang dirasakan sesuai, maka perludijajaki kemungkinan kombinasipenerapan pola tersebut dengan polamodal ventura (capital venture). Polaini dapat mempercepat perubahan skalausaha mikro, kecil dan menengahmenjadi usaha yang berskala menengah.Kondisi tersebut erat hubungan denganpola kemitraan di atas khususnyakeberhasilan di dalam menciptakanrepeat order (capital market) danmarket driver(open market).

Kondisi yang dicapai oleh usahamikro, kecil dan menengah di atas tidak

terlepas dari kemampuan untukmenentukan investasi dan modal yangdiperlukan, perputaran modal(kemampuan mengembalikan pinjaman)dan komoditas yang dipilih memiliki pasaryang jelas (jenis produk dan kualitasnya)oleh lembaga PER secara efisien danefektif, dalam rangka menghasilkanmodel pola pembinaan danpengembangan unggulan untuk usahaberskala mikro, kecil dan menengah.

Keberhasilan model PER sebagaimodel untuk mengembangkan kinerjausaha mikro, kecil dan menengah sangatbergantung pada beberapa faktor, yakni:a. Adanya keterpaduan dan koordinasi

dari unsur-unsur penyusun(pemerintah, lembaga keuangan,perguruan tinggi, dan usaha besar)pos ekonomi rakyat. Unsur-unsurtersebut harus juga mempunyaikomitmen yang tinggi ataskeberadaan usaha mikro, kecil danmenengah.

b. UMKM yang dipilih juga harusmerupakan usaha mikro, kecil danmenengah yang mempunyaikemauan untuk maju, mandiri, siapbekerjasama dengan pihak lain danpengelolanya mempunyai jiwakewirausahaan yang besar.

c. Program-program yang disusunharus memperhatikan situasi dankondisi setempat, serta disesuaikandengan kemampuan dan kekhasanusaha mikro, kecil dan menengahyang akan dibina dan dikembangkan.Sedangkan untuk mengembangkan

model PER ini ada beberapa faktorpendukungnya, antara lain:a. Kemauan politik (political will)

pemerintah selama ini cukup besaruntuk mendukung keberadaan danmengembangkan UMKM.

Page 15: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201129

b. Jumlah lembaga-lembaga yangterkait pada umumnya mempunyaikemampuan sebagai lembaga yangnantinya mampu sebagai pendukungsecara teknis bagi pendirian PER.

c. Tersedianya lembaga keuangan baikperbankan dan non perbankan,bahkan ada kebijakan kredit yangmewajibkan perbankan untukmengalokasikan 20% dari total kreditperbankan disalurkan untuk usahamikro, kecil dan menengah, jelas halini merupakan peluang yang sangatbesar bagi usaha mikro, kecil danmenengah.

d. Memanfaatkan berbagai programyang telah dilakukan oleh kelompokusaha besar (misalnya; Kadin,Asosiasi Pengusaha) dalampembinaan dan pengembanganusaha mikro, kecil dan menengah.Program–program mereka yangmenonjol selama ini programkemitraan Bapak-Anak Angkat),pendidikan dan pelatihanketrampilan teknis dan manajerial.Bahkan BUMN diwajibkanmenyisihkan 5% keuntunganbersihnya untuk mengembangkanusaha mikro dan kecil binaannya.

e. Cukup tersedianya sumber dayamanusia yang terampil (terutamadari perguruan tinggi). Kalau selamaini para lulusan baru lebih banyakbekerja di sektor-sektor usahabesar, mereka dapat diarahkan untukberkarya di lembaga PER ini. Padagilirannya nanti setelah memperolehbekal yang cukup terutama dari sisimanajerialk dan kewirausahaan,mereka dapat menjadi pengusahakecil yang mandiri.

Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasannya, maka dapat disim-pulkan beberapa hal sebagai berikut:1. Kontribusi variabel-variabel pola

pembinaan PER terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru secarabersama-sama mempunyai penga-ruh yang signifikan, karena secarastatistik diperoleh nilai koefisiendeterminasi (R2) sebesar 83,34%dan sisanya sebesar 16,64%dipengaruhi oleh faktor lian yangtidak masuk ke dalam penelitiandengan nilai F hitung sebesar 86,321> F tabel = 2,505 atau diperoleh nilaip = 0,000 < 0,05 pada taraf nyata µ= 5%. Dengan demikian hipotesisyang pertama terbukti kebenaran-nya.

2. Kontribusi variabel-variabel polapembinaan PER terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru secaraparsial mempunyai pengaruh yangsignifikan, karena secara statistikdiperoleh koefisien determinasiparsial (r2) untuk masing-masingvariabel pola pembinaan yaituvariabel bantuan dan pembinaanpermodalan (r2) sebesar 13,81%,variabel pembinaan teknis produksidan operasi (r2) sebesar 16,63%,variabel pembinaan manajemenusaha dan kewirausahaan (r2)sebesar 7,46% dan variabelpembinaan pemasaran (r2) sebesar10,07%., dengan nilai t hitungmasing-masing variabel-variabelpola pembinaan PER adalah t hitungvariabel bantuan dan pembinaanpermodalan sebesar 3,324, t hitungpembinaan teknis produksi dan

Page 16: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 30

operasi = 3,710, t hitung pembinaanmanajemen usaha dankewirausahaan = 2,358 dan t hitungpembinaan pemasaran = 2,780,semuanya lebih besar dari nilai t tabel= 1,667 pada taraf nyata µ = 5%.Dari hasil perhitungan tersebut,terlihat bahwa variabel pembinaanteknis produksi dan operasi memilikipengaruh yang paling dominantingkat signifikan terhadap kinerjaUMKM di Kota Pekanbaru.Dengan demikian hipotesis keduaterbukti kebenarannya.

2. SaranKeberhasilan pembinaan UMKM

selain faktor internal (berasal dari usahamikro dan kecil itu sendiri) juga tidakterlepas dari adanya komitmen yang kuatdari pihak-pihak eksternal untukmembantu industri kecil tumbuh danberkembang, karena itu disarankan :1. Mengeliminir unsur-unsur politis

yang terkandung dalam polapembinaan, sehingga industri keciltidak dianggap hanya sebagai targetdari suatu program. Hal ini pentingmengingat industri kecil dengansegala kekompleksitas masalahnyatidak bisa diperlakukan sebagaisuatu objek, melainkan harusdiikutsertakan sebagai “pelaku”dalam proses pembinaan.

2. Berdasarkan pada evaluasi yangdilakukan terhadap pengusaha kecildan menengah terlihat bahwakeberadaan PER masih relevandengan keadaan ekonomi saat ini.Untuk itu upaya menumbuhkembangkan dan mempertahankanlembaga ini sebagai suatu lembagayang mandiri memang memerlukanpemikiran dan waktu yang cukup

panjang. Secara operasionalkeberadaan PER sangat mendukungprogram pemerintah dalammelaksanakan ekonomi kerakyatansesuai dengan tekad dan keinginanuntuk membangkitkan usaha kecildan menengah sebagai soko guruperekonomian nasional. Olehkerena itu hendaknya kegiatanpembinaan terus dilanjutkan.

3. Pemberdayaan usaha kecil harusdilengkapi dengan bantuan teknis,tidak hanya permodalan saja, selainitu perlu diciptakan sistemkelembagaan keuangan yangmampu mengakomodasi usaha kecildan menengah tersebut. Sementaraitu perlu dikembangkan pula bantuandana bergulir (revolving fund),bukan hibah. Dan akhirnya batasanusaha kecil perlu diperjelas sehinggasasarannya juga jelas terutamadalam menyesuaikan denganprogram-program pembinaannya.

4. Tugas pemerintah yang utamaadalah menciptakan iklim usahayang pada dasarnya meningkatkankemampuan usaha kecil untukmengakses pasar. Akses terhadapdalam hal ini adalah mengikutsertakan usaha kecil dan menengahsecara wajar dalam usahamemasuki dan berperan dalampasar. sehingga pada gilirannya nantiusaha kecil mampu bertahan didalam persaingan yang “fair” didalam pasar.

5. Mengharapkan adanya Undang-Undang yang mengatur mengenaiusaha kecil sehingga dapatmemberikan peran yang “besar”kepada usaha kecil. Peran tersebutdapat berkaitan dengan akses kepasar, akese sumber pembiayaan

Page 17: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201131

dan akses ke pengambil keputusankebijakan sehingga usaha mikro,kecil dan menengah dapat menjadiunit usaha yang semakin mandiri.Di lain pihak, hal-hal yang perlu

diperhatikan oleh usaha mikro, kecil danmenengah dalam rangka meningkatkankinerja usahanya, adalah denganmemperhatikan faktor-faktor keunggulankompetitif yang harus dimiliki oleh setiapusaha mikro, kecil dan menengah dalampersaingan di pasar dunia terutama dalamhal penguasaan teknologi, kualitas SDMdengan etos kerja yang tinggi, efisiensiproses produksi, kualitas produk yangdihasilkan, sistim promosi, service aftersales, sistim manajemen yang baik,networking business, dan memilikientrepreneurship yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Adriansah, A., Kelembagaan BankKomersial Dalam PerekonomianNasional, Bahan PembelajaranPada Program PengembanganProfesional Perbankan, InstitutBankir Indonesia.

Ahmad Tirto Sudiro, 1997,Pembangunan Ekonomi Nasional,Penerbit Internusa, Jakarta.

Bank Indonesia Pekanbaru,Perkembangan EkonomiKeuangan Daerah Tahun 1998/1999 Propinsi Riau

Bank Indonesia Pekanbaru, StatistikEkonomi Keuangan DaerahPropinsi Riau, Januari 2000

Bank Indonesia Pekanbaru, KajianEkonomi Regional Propinsi Riau,Triwulan IV 2005.

Bank Indonesia Pekanbaru, 2005, ProfilUsaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) di Indonesia,

Biro Kredit Bank Indonesia,Jakarta.

Biro Pusat Statistik Propinsi Riau,Laporan Perekonomian Riau ,1995

Didin S Damanhuri, 1997, ReformasiEkonomi Indonesia Dalam MasaTransisi, Pembangunan EkonomiNasional , Penerbit Intermasa,Jakarta.

Djarwanto, PS dan.Pangestu Subagyo,1984, Statistik Induktif , BalaiPenerbit FE UGM, Yogyakarta, EdisiKedua.

Garis-Garis Besar Haluan Negara1999-2004, Tap MPR No.IV/MPR/1999, Penerbit Sinar Grafika,Jakarta, 1999

Gray, Judy H., 1999, A Predictive Modelof Small Business Success ,Academy of EntrepreneurshipJournal, 5(2): 25-36.

Gunawan Sumodiningrat, 1999,Pemberdayaan Ekonomi Rakyat,Mempertajam Upaya PemulihanEkonomi, Majalah PengembanganPerbankan, Edisi No.81, InstitutBankir Indonesia.

Imam Sukarno, 1999, Kiat BPRMenghadapiAwalMileniumKetiga,MajalahPengembanganPerbankan,Edisi No.81, InstitutBankirIndonesia.

Kaplan, S. Robert & Norton P. David,1996, Translating Strategy IntoAction The Balanced Scorecard,Harvard Business School Press,Boston, USA.

Karjantoro, 2002, Usaha Kecil danProblem Pemberdayaannya ,Majalah Usahawan, No. 04, Th.XXXI, April, p. 52, Jakarta.

Lincolin Arsyad, 1999, PengantarPerencanaan dan Pembangunan

Page 18: DAMPAK POLA PEMBINAAN POS EKONOMI RAKYAT (PER ) …

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 32

Ekonomi Daerah, Edisi Pertama,BPFE, Yogyakarta.

Maryanto Danusaputro, 1996, MasalahDan Kendala Bank Umum DanBPR Dalam Menyalurkan KreditKecil, Makalah Pada SespibankXIV, Institut Bankir Indonesia.

Mubyarto, 1992, Perekonomian RiauSelayang Pandang, Riau DalamKancah Perubahan EkonomiGlobal, Penerbit Aditya Media,Yogyakarta.

Pandu Suharto, 1995, Peran MasalahDan Prospek Bank PerkreditanRakyat, Majalah PengembanganPerbankan Indonesia, Edisi No.54.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003,Kewirausahaan Dari SudutPandang Psikologi , Grasindo,Jakarta.

Said Rusli, et.al, 1996, PembangunanDan Fenomena Kemiskinan diPropinsi Riau , PenerbitPT.Gramedia Widya SaranaIndonesia, Jakarta.

Sarjono Amnan, 2000, PengembanganPD Bank Perkreditan RakyatSebagai Lembaga PembiayaanUsaha Kecil dan UpayaPemberdayaan EkonomiKerakyatan di Propinsi Riau,Makalah, Sekolah Staff danPimpinan Bank (Sespibank), InstitutBankir Indonesia (IBI), Jakarta.

Soeharto Prawirokusumo, 2001,Ekonomi Rakyat (Konsep,Kebijakan dan Strategi), EdisiPertama, BPFE, Yogyakarta.

Soni Harsono, Kiat PerbarindoMemberdayakan Kinerja BPRMemasuki Milenium III, MajalahPengembangan Perbankan, EdisiNo.81, Institut bankir Indonesia.

Sudjana, 1992, Teknik Analisis Regresidan Korelasi , Edisi Pertama,Tarsito, Bandung.

Suharsimi Arikunto, 1993, ProsedurPenelitian: Suatu PendekatanPraktek, Edisi Revisi II, RinekaCipta, Jakarta.

Suharto, 1997, Peran PerbankanDalam Pengembangan UsahaKecil, Majalah PengembanganPerbankan, Edisi No.66, InstitutBankir Indonesia.

Syamsuddin Haris, et.al, 1999, IndonesiaDiambang Perpecahan, Penerbit,Erlangga, Jakarta.

Wahana Komputer, 1997, PanduanLengkap SPSS 6.0 for Windows,Andi Offset, Yogyakarta.

Wahyu Dwi Agung, 2000, Kiat BPRSyariah Memasuki Milenium III,Majalah Pengembangan PerbankanIndonesia, Edisi No.81, InstitutBankir Indonesia.

Y. Sri Susilo, 1996, Modal VenturaAlternatif Sumber Pembiayaan BagiUsaha Kecil – Menengah, DariMasalah Usaha Kecil SampaiMasalah Ekonomi Makro ,Penerbit Universitas Atma Jaya,Yogyakarta.