17
Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian Pembuatan desain merupakan tahapan penting dan merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah gigi tiruan. Desain yang baik dapat memenuhi retensi, stabilisasi, support, dan estetika, sehingga antara lain mencegah kerusakan jaringan dalam mulut, akibat ketidaktepatan pada pola perencanaan, kesalahan yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Desain harus memenuhi persyaratan: 1. Retensi, yaitu kemampuan GT bertahan terhadap gaya yang melepaskan. Terutama dari cangkolan (retainer) pada gigi penyangga. 2. Stabilisasi, yaitu kemampuan GT agar tidak goncang/bergeser pada pemakaian. Terutama berhubunga dengan dukungan/support (dari gigi/mukosa), dan oklusi.

Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gt

Citation preview

Page 1: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Pembuatan desain merupakan tahapan penting dan merupakan salah satu

faktor keberhasilan sebuah gigi tiruan. Desain yang baik dapat memenuhi retensi,

stabilisasi, support, dan estetika, sehingga antara lain mencegah kerusakan

jaringan dalam mulut, akibat ketidaktepatan pada pola perencanaan, kesalahan

yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Desain harus memenuhi persyaratan:

1. Retensi, yaitu kemampuan GT bertahan terhadap gaya yang melepaskan.

Terutama dari cangkolan (retainer) pada gigi penyangga.

2. Stabilisasi, yaitu kemampuan GT agar tidak goncang/bergeser pada

pemakaian. Terutama berhubunga dengan dukungan/support (dari

gigi/mukosa), dan oklusi.

3. Estetika, yaitu keindahan yang sesuai dengan kepribadian.

4. Support, yaitu kemampuan GT untuk menahan tekanan dalam arah apikal.

5. Arah pemasangan.

Membuat desain GTSL pada model:

1. Tentukan gigi sandaran (surveying)

2. Buat garis survey (surveying)

3. Tentukan arah pemasangan (dari surveying)

4. Tentukan perluasan landasan.

Page 2: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

10 Prinsip Desain GTSL:

Prinsip 1: Restorasi Relasi Sentrik

Kebanyakan kesalahan GTSL karena hubungan oklusal dengan GT menganggu

dudukan TMJ. Bila intercusp maksimal dari oklusi disejajarkan dengan kondilus maka

(A) ada kecendenrungan GT posterior terkena lebih dulu ketika kondilus terangkat pada

relasi sentrik di dudukan. (B) otot elevator hiperaktif yang akan menyebabkan tekanan

berat pada ridge pendukung. GT akan lebih nyaman digunakan pasien bila oklusinya

berharmoni dengan TMJ.

Gambar 1. Intercusp maksimal

Kontur dan posisi restorasi gigi penyangga harus sesuai dengan hubungan

maksilomandibular yang benar. Saat memposisikan perlekatan GT atau bar yang

presisi, hubungan oklusal harus menjadi pertimbangan yang penting.

Prinsip 2: Desain untuk Memelihara Gigi Penyangga

GTSL memiliki fungsi lebih sekedar mengantikan gigi yang hilang. Desain yang

benar memungkinkan tersedianya stabilisasi efektif pada GT yang memungkinkan untuk

Page 3: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

menyelamatkan gigi dengan tulang pendukung yang parah ketika digunakan sebagai

penyangga. Pemeliharaan gigi yang tersisa harus menjadi tujuan utama untuk

membetulkan desain GTSL.

Prinsip 3: Desain Stabilisasi Horizontal

Stabilisasi horizontal selalu menjadi prioritas utama untuk mempertahankan gigi

penyangga. Tujuan dari stabilisasi resiprokal adalah stabilitas gigi, saat dasarnya dapat

cocok/pas dengan jaringan yang memberi efek stabil terhadap gigi. Bila dasar GT

beradaptasi terlalu kuat terhadap ridge atau palatum, maka akan mencegah pergerakan

horizontal. Desain yang baik menggunakan gigi untuk menahan dasar GT terhadap

jaringan (stabilisasi), mencegah gigi penyangga goyang atau bergerak secara horizontal.

Stabilisasi horizontal dapat tercapai dengan:

Clasp

Gambar 2. Clasp

Bila clasp untuk memenuhi syarat stabilisasi horizontal, diperlukan lebih dari

180o mengelilingi gigi. Ketika stabilisasi horizontal terpenuhi, pemisahan horizontal gigi

dari dasar GT tidak diperlukan.

Page 4: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Intracoronal Attachment

Gambar 3. Intracoronal Attachment

Setiap dudukan dalam atau keyway slot yang dibentuk untuk mencegah

pergerakan horizontal baik dari gigi atau GT dapat menggunakan intracoronal

attactment. Terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk, tapi membutuhkan reduksi gigi

yang sangat banyak dibantuk extracoronal attachment, dan membutuhkan metal pada

permukaan oklusal. Meskipun perlekatan intracoronal keyway lebih populer pada jaman

dulu, ada banyak keuntungan tanpa kerugian dalam penggunaan extracoronal attachment.

Extracoronal Attachment

Gambar 4. Extracoronal Attachment

Idelnya mengggunakan male segment yang terletak eksternal pada kontur gigi

normal. The keyway (female) segment adalah bagian dari dasar GT. Keuntungan

Page 5: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

dibanding intracoronal keyways adalah memerlukan reduksi gigi yang lebih sedikit, dan

tidak terlihat ketika GT digunakan.

Bar Attachment

Gambar 5. Bar Attachment

Bar diletakan pada akhiran kedua gigi penyangga. Bar sebagai male segment dan

ditempatkan pada bar female segment. Bar dan matriksnya digunakan sebagai perlekatan

besar yang presisi, memberikan stabilisasi horizontal kuat dan stabil. Bar lepasan ini

digunakan selama 1 dekade dan terbukti nyaman (protesa bebas masalah).

Prinsip 4: Minimalisir Torsi pada Gigi Penyangga

Dasar dudukan GT harus dihubungkan dengan posisi pasif gigi penyangga. Ada 3 cara

untuk mewujudkannya:

1. Alat cetak buatan tangan dengan pembebasan pada gigi dan jaringan lunak.

Cetakan ini harus memperbolehkan pinggiran yang dapat dibentuk dan ditekan

dengan pelan pada jaringan lunak ke posisi pasif pada gigi penyangga.

Page 6: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

2. Basis GT berhubungan dengan gigi penyangga dalam mulut. Setelah basis GT

selesai, tehan dengan kuat pada bagian jaringan lunak, saat perlekatan gigi

mengenai basis.

3. Menandai ulang setelah penempatan. Saat protesa lengkap ditempatkan, segera

laukan reline (penandaan kembali) pada posisi pasif di gigi penyangga. Yang

dekat dengan gigi kontak tidak diizinkan selama prosedur relining. Setelah

pencetakan relining selesai, oklusi perlu dievaluasi lagi dan diperbaiki, bila

diperlukan.

Prinsip 5: Gunakan perlekatan rigid

Untuk mengerti kerasionalan perlekatan rigid, analisis prinsip splint sebagai berikut,

didemonstasikan dengan penggunakan bar rigid pada gigi yang bergerak dengan support

tulang yang baik. Perhatikan bagaimana gaya dialihkan dengan efek splinting.

Gambar 6. Gigi dengan dukungan tulang yang baik dan bergerak dalam segala arah

Gambar 7. Gigi yang sama setelah diberi bar splint. Perhatikan bagaimana gaya lateral dialihkan

ke bawah long axis ketika gigi displint rigid.

Page 7: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Gambar 7. Bar menyebabkan gaya lateral dialihkan tapi tidak mencegah gigi dari kegoyangan ke

depan dan belakang.

Gambar 8. Efek dari perlekatan GT rigid yang beradaptasi dengan baik pada gigi penyangga. Bila

perlekatan pada gigi fleksibel, gigi akan tetap bergerak meskipun basis GT stabil.

*** 3 prinsip selanjutnya penting untuk reduksi optimal pada torsi terhadap gigi penyangga

Prinsip 6: Stabilisasi Basis GT secara Vertikal

Ada 3 pilihan stabilisasi vertikal pada GTSL:

1. Completely tooth-supported

2. Completely tissue-supported

3. Combination of tooth and tissue-supported

GTSL dengan dukungan gigi memiliki karakter yang sama dengan bridge.

Tipe ini digunakan bila gigi mampu untuk mendukung bridge, tapi deformasi

Page 8: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

ridge membutuhkan simulasi jaringan untuk estetik. Biasanya didesain untuk

memfasilitasi pembersihan permukaan cekung.

GTSL dengan dukungan jaringan memiliki kekuatan jangka panjang yang

buruk. Saat basis GT menekan jaringa, GTSL biasanya menghasilkan oklusi

berjarak (gum stripper).

GTSL dengan kombinasi dukungan gigi dan jaringan adalah pilhan desain.

Tujuan dudukannya adalah untuk memastikan stabilisasi vertikal pada basis GT

dengan gigi penyangga. Juga untuk memastikan pemeliharaan oklusal plane yang

tersisa dalam hubungan desain dengan bagian yang bergigi. Dukungan jaringan

harus kuat menahan gaya oklusal untuk mencegah efek torsi pada gigi penyangga.

*** 2 prinsip selanjutnya adalah kunci untuk memastika dukungan efektif

Prinsip 7: Menempatkan Brick-Like Stop Di Bawah Akhiran GT

Bila GTSL didukung gigi penyangga pada akhiran depan dengan brick-

like stops yang stabil dan ada brick-like stop stabil dibawah akhiran belakang

pada basis, jelas tidak ada torsi yang terjadi pada gigi penyangga. Pasti ada

pergerakan ke jaringan pada akhiran belakang GT untuk menciptakan torsi di

depan. Desain GTSL yang benar diperlukan untuk akhiran benar pada basis GT. 3

akhiran efektif untuk tujuan ini:

1. Retromolar pad

2. Tonjolan tulang palatal

3. Tuberositas

Page 9: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Gambar 9. Terlihat bahwa basis GT dapat memutar gigi penyangga bila tidak ada dukungan kuat

pada akhiran belakang pada dudukan. (A) bandingkan ketiadaan putaran saat dukungan adekuat.

Gambar 10. (B) Retromolar pad tidak sekuat tulang, tetapi terletak pada tulang kortikal keras pada

awal dari ramus asending. Perluasan basis GT cukup jauh di belakang untuk dudukan pada posisi

ini memberi efek pada penempatan brick-like stop dibawah basis. Tulang alveolar, anterior dari

retromolar pad tidak seresisten atau sestabil ini.

Gambar 11. Tulang kortikal pada lekukan palatal adalah akhiran paling stabil pada GTSL maksila,

memberikan stabilitas jangka panjang dan resistensi putaran pada gigi penyangga.

Page 10: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Gambar 12. Tuberositas juga memberikan akhiran efektif. Dengan kombinasi dukungan tulang

palatal yang baik, tuberositas memberikan dukungan sempurna sebaik stabilisasi horizontal untuk

basis GT.

Prinsip 8: Meratakan Dukungan Jaringan Seluruhnya

Cetakan utama GTSL tidak bisa diandalkan, meskipun cetakan dibuat

dengan teknik custom, atau basis GT direline setelah penempatan awal, basis GT

harus mendukung sepenuhnya.

Page 11: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Prinsip 9: Menyediakan Retensi setelah Stabilisasi Horizontal dan Vertikal

di Desain

Retensi GTSL didesain untuk mencegah perpindahan vertikal dari

hubungan sebelumnya dari gigi penyangga. Syarat utamanya adalah selalu

mendesain dukungan stabilisasi horizontal dan vertikal terlebih dahulu.

Penggunaan undercut adalah cara terbaik untuk memberi retensi. Ada beberapa

perbedaan cara untuk membuat undercut. Cara yang paling populer adalah

menggunakan ujung dari fleksibel clasp. Sebelum menggunakan clasp, perlu

dipastikan bahwa hubungan horizontal dan vertikal dari GTSL ke gigi penyangga

aman. Cara lain untuk memberi retensi adalah penggunaan perlekatan berpegas.

Tersedia dalam beberapa ukuran dan bentuk. Faktor pembeda utama dalam

memilih perlekatan adalah jumlah tersedianya jarak interoklusal yang pas tak

hanya nylon female tapi juga metal housing disekitarnya yang akan melindungi

tempatnya dan membuat perpindahan simpel.

Page 12: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Gambar 13. Clasp

Prinsip 10: Mengembalikan ke Zona yang Benar

Zona netral diantara gaya keluar pada lidah dan gaya di dalam pada otot

perioral pada pipi dan bibir disebut zona netral. Setiap gangguan dengan fungsi

otot normal menghasilkan gaya tak seimbang yang cenderung melepas GTSL atau

menyebabkan iritasi pada lidah, pipi atau bibir. Kegagalan GTSL atau penyebab

ketidakpuasan umum biasanya karena kesalahan zona netral. Penempatan bar atau

fixture attachment presisi, kelebihan terbesar atau ketidaksejajaran dapat

mengganggu kenyamanan atau kestabilan.

Page 13: Desain Gigi Tiruan Lepasan Sebagian

Gambar 14. Zona netral

Referensi:

Scott, Jeff. 2013. There When You Need Them: 10 Principles of Successful RPD

Treatment. Naples: The West Coast District Dental Association Summer Meeting

Buku Praktikum Prostodonsia I