20
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi akupunktur yang dikenal sekitar 5000 tahun yang lalu, Terapi akupunktur adalah terapi fisik menggunakan media jarum yang ditusukkan pada titik-titik tertentu pada tubuh, pada masa itu jarum emas dan perak adalah jarum yang paling populer dalam terapi akupunktur. Para tabib di masa itu menggunakan jarum tersebut bergantian, dan sterilisasi dilakukan dengan cara membakarnya atau merebus jarum tersebut. Pada masa sekarang jarum emas dan perak sudah tidak lagi digunakan, sebagai penggantinya adalah jarum baja anti karat. Harga jarum akupunktur yang terbuat dari baja anti karat memiliki harga sangat murah dibanding dengan jarum emas atau perak. Seharusnya harga jarum yang murah tersebut bertujuan agar jarum yang sudah digunakan dapat langsung dibuang dan tidak boleh digunakan kembali, namun ada oknum terapis Akupunktur yang kurang terlatih, mengunakan jarum tersebut berulang kali dengan metode sterilisasi dibakar atau direbus, bahkan ada yang mengunakan untuk beberapa pasien yang berbeda secara bergantian, Hal ini menyebabkan jarum akupunktur dicurigai sebagai media penularan berbagai penyakit. Selain karena pemakaian jarum akupunktur yang tidak seteril, penularan juga dapat ditularkan melalui tangan terapis yang tidak steril yang menyentuh tubuh pasien, perlengkapan pendukung atau jarum steril yg digunakan. Untuk menjaga keselamatan terapis akupunktur dan pasien seorang Terapis Akupunktur perlu untuk mengetahui penyakit nosokomial apa saja yang dapat ditularkan melalui media peralatan medis dan khususnya jarum akupunktur, macam-macam disinfekstan dan macam sterilisasi yang dapat digunakan untuk memenuhi standar kerjanya, dan bagaimana cara mencuci tangan yang benar.

Desinfeksi & Sterilisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

desinfeksi

Citation preview

Page 1: Desinfeksi & Sterilisasi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi akupunktur yang dikenal sekitar 5000 tahun yang lalu, Terapi akupunktur

adalah terapi fisik menggunakan media jarum yang ditusukkan pada titik-titik tertentu

pada tubuh, pada masa itu jarum emas dan perak adalah jarum yang paling populer

dalam terapi akupunktur.

Para tabib di masa itu menggunakan jarum tersebut bergantian, dan sterilisasi

dilakukan dengan cara membakarnya atau merebus jarum tersebut. Pada masa

sekarang jarum emas dan perak sudah tidak lagi digunakan, sebagai penggantinya

adalah jarum baja anti karat. Harga jarum akupunktur yang terbuat dari baja anti karat

memiliki harga sangat murah dibanding dengan jarum emas atau perak.

Seharusnya harga jarum yang murah tersebut bertujuan agar jarum yang sudah

digunakan dapat langsung dibuang dan tidak boleh digunakan kembali, namun ada

oknum terapis Akupunktur yang kurang terlatih, mengunakan jarum tersebut

berulang kali dengan metode sterilisasi dibakar atau direbus, bahkan ada yang

mengunakan untuk beberapa pasien yang berbeda secara bergantian, Hal ini

menyebabkan jarum akupunktur dicurigai sebagai media penularan berbagai

penyakit.

Selain karena pemakaian jarum akupunktur yang tidak seteril, penularan juga

dapat ditularkan melalui tangan terapis yang tidak steril yang menyentuh tubuh

pasien, perlengkapan pendukung atau jarum steril yg digunakan. Untuk menjaga

keselamatan terapis akupunktur dan pasien seorang Terapis Akupunktur perlu untuk

mengetahui penyakit nosokomial apa saja yang dapat ditularkan melalui media

peralatan medis dan khususnya jarum akupunktur, macam-macam disinfekstan dan

macam sterilisasi yang dapat digunakan untuk memenuhi standar kerjanya, dan

bagaimana cara mencuci tangan yang benar.

Page 2: Desinfeksi & Sterilisasi

B. Rumusan Masalah

a) Apa macam desinfeksi dan macam sterilisasi?

b) Apa saja jenis bahan yang digunakan dalam disinfektan dan cara penggunaannya?

c) Apa saja penyakit nosokomial yang dapat ditularkan melalui media jarum

akupunktur dan peralatannya?

d) Bagaimana desinfeksi dan sterilisasi dalam praktek akupunktur?

C. Tinjauan Pustaka

Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan

hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang

tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel

(multiseluler). Walapun mikroorganisme uniseluler tersusun atas satu sel namun

mikroorganisme tersebut menunjukan semua karakteristik makluk hidup, yaitu

bermetabolisme, berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan dan

berevolusi.

Keberadaan mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan penyakit yang

dibawanya. Banyak mikroorganisme yang berperan membawa penyakit, baik yang

bersifat ringan maupun yang bersifat berat atau sulit untuk disembuhkan.

Untuk mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme

yang dapat berupa virus ataupun bakteri dapat digunakan cara-cara pensterilan.

Dalam hal ini khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara pasien dengan

terapis. Hubungan antara pasien dengan terapis sangatlah perlu diperhatikan untuk

menjaga sterilitas alat ataupun alat bantu yang digunakan untuk melakukan terapi.

Menurut Garzon Schaffer, bahwa “mencuci tangan harus dilakukan sebelum

memegang jarum, setelah mengunakan kamar mandi, memegang benda-benda yang

Page 3: Desinfeksi & Sterilisasi

terkontaminasi.”1 Merupakan suatu cara untuk mencegah penularan penyakit yang

dibawa virus atau bakteri mikroorganisme.

Mencuci tangan dengan prosedur yang baik dapat mencegah penularan

penyakit antar pasien, atau pasien dengan terapis akupunktur. Selain itu juga harus

digunakan disinfektan yg dapat mencegah penularan atau menghambat

perkembangbiakan virus atau bakteri yang dapat menularkan penyakit. Dapat juga

digunakan disinfektan yg dapat membunuh atau mensterilkan penyakit yang berada di

alat bantu atau alat yg digunakan terapis dalam menangani pasien.

“Perawatan luka dan penyakit-penyakit yang sering ditularkan karena kontak

fisik adalah herpes simple, herpes genital, herpes zoster, virus kulit, candida,

pityriasis versicolor/phanu”2 tidak hanya penyakit tersebut yang dapat ditularkan.

Masih banyak lagi penyakit yang dapt ditularkan jika tidak digunakan prosedur yang

benar dalam pensterilan alat atau alat bantu yang digunakan. Karena media kembang

untuk bakteri dan/atau virus dapat melalui berbagai hal yang sepele, termasuk alat

atau permukaan kulit manusia.

1 Garzon schaffer, heroux, korniewicz, pencegahan infeksi dan praktik yang aman, EGC

jakarta 2000, hal. 273

2 Dr. Irene leign, dr. Fenella wojnarowska,mengatasi masalah kulit dan rambut, arcan

jakarta 1989, Suradi, cv sagung seto 2004, perawatan luka edisi 1, cv sagung seto 2004, hal

114

Page 4: Desinfeksi & Sterilisasi

PEMBAHASAN

a. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme dengan bahan kimia atau secara

fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi mikroorganisme patogen.

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi.

Disinfektan berkerja dengan membunuh dan mengurangi jumlah mikroorganisme

yang hidup pada alat-alat medis, sedangkan antiseptic digunakan untuk membunuh

dan mengurangi mikroorganisme pada tangan atau bagian tubuh yang lain.

Disinfektan dan antiseptic pada dasarnya hampir sama, yang membedakan adalah

toxsisitasnya, tetapi tidak semua disinfektan dapat dijadikan antiseptic, karena

antiseptic haruslah terbuat dari bahan yang tidak merusak jaringan hidup.

Sebelum dilakukan desinfektan, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut

dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses

disinfeksi. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus

seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis

B atau M. tuberculosis.

Tujuan desinfeksi

Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah makanan menjadi rusak

Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam melakukan

biakan murni

Page 5: Desinfeksi & Sterilisasi

Macam-macam Antiseptic yang digunakan dalam desinfeksi

Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.

Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi

untuk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian

alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa

meninggalkan efek sisa.

Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran

gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan

desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-

alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas

kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid

yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus

memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan

glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi,

dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati

setelah 10 jam.

Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam

bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%

larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%

klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak

(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi

geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).

Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada

hidroksiapatit dan salivary mucus.

Senyawa halogen

Page 6: Desinfeksi & Sterilisasi

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.

Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan

cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan

Betadine).

Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan

alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini

bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar

bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan

laboratorium.

Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan

sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan

penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

b. Desinfektan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.

Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok

mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus

influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.

tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan

seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

a. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru

setiap hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif

namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

b. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan

dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60

Page 7: Desinfeksi & Sterilisasi

hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan

warna pada instrumen atau permukaan keras.

c. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan

perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus

hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk

aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan

menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga

desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah”

bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain

a. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah

yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini

mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat

itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula

mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan

merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya

kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.

b. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya

bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun

beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada

konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan

protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel.

Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang

digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.

c. Klor dan senyawa Klor

Page 8: Desinfeksi & Sterilisasi

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. Persenyawaan klor dengan

kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk

mencuci alat-alat makan dan minum.

d. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih

baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol adalah desinfektan yang berupa campuran sabun

dengan kresol, lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang

lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan

yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.

e. Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi

jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai

bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun,

agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu

digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol

dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih

tinggi tidak dapat ditolerir.

f. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl

alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek

preservatifnya (sebagai pengawet).

g. Formal dehida

Formal dehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen

ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan

cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebagai formalin.

h. Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh

bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat

senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk

Page 9: Desinfeksi & Sterilisasi

menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak

tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk

mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini

hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan setelah sebagian besar udaranya

dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.

i. Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya

mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam

pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan

dimasuki organisme aerob.

j. Betapropiolakton

Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini

mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang

diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat ini diperlukan karena

betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk

menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat

betapropiolakton yang tersisa.

k. Senyawa Amonium Kuaterner

Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya

mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen.

Kriteria desinfektan yang ideal bagi klinik akupunktur:

Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar

Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

kelembaban

Tidak toksik pada hewan dan manusia

Tidak bersifat korosif

Tidak berwarna dan meninggalkan noda

Page 10: Desinfeksi & Sterilisasi

Tidak berbau/ baunya disenangi

Bersifat biodegradable/ mudah diurai

Larutan stabil

Mudah digunakan dan ekonomis

Aktivitas berspektrum luas

c. Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:

a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang

berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba

tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi

bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotic.

b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &

penyinaran

1.) Pemanasan

Ada tiga metode sterilisasi dengan pemanasan, pemanasan kering dan

pemanasan basah .

Pemanasan kering

Pemanasan kering dapat dilakukan secara langsung(dengan api

langsung), contohnya: membakar alat pada api secara langsung,

contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif

namun terbatas penggunaanya hanya untuk bahan-bahan tahan api, dan

pemanasan secara langsung seperti ini apa bila digunakan terus

menerus dapat merusak alat.

Pemanasan kering dilakukan dengan alat sterilisator listrik.

Suhunya kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat

yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu

Page 11: Desinfeksi & Sterilisasi

relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan

suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan

ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.

Pemanasan basah

Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak

terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah

air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik

ini:Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum.

Uap air panas bertekanan : Menggunakan autoklaf.

Menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja

maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi

dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus. Bila media yang

telah distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila

selama 7 hari: Media keruh maka autoklaf rusak, media jernih maka

otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan

dalam autoklaf

Pasteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada

sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus,

Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal

dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit

d. Penyinaran dengan sinar UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses

sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada

permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu

UVSterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa

desinfektan antara lain alkohol.

Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:

Page 12: Desinfeksi & Sterilisasi

a) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat

b) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm

Ion bersifat hiperaktif Sering digunakan pada sterilisasi bahan

makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau

penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan

dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga

“Sterilisasi Dingin”.

1. Sterilisasi dengan Cara Kimia

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

1.) Rongga (space)

2.) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

3.) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

4.) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

5.) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya

bersifat sangat mudah menguap

6.) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak

dengan disinfekstan

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:

1.) Jenis bahan yang digunakan

2.) Konsentrasi bahan kimia

3.) Sifat Kuman

4.) pH

5.) Suhu

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

1. Alkohol

Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi

2. Halogen

Page 13: Desinfeksi & Sterilisasi

Mengoksidasi protein kuman

3. Yodium

Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit

Efektif terhadap berbagai protozoa

4. Klorin

Memiliki warna khas dan bau tajam

Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

5. Fenol (as. Karbol)

Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel

menurunkan tegangan permukaan.

Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

6. Peroksida (H2O2)

Efektif dan nontoksid

Molekulnya tidak stabil

Menginaktif enzim mikroba

7. Gas Etilen Oksida

Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastic

e. Penyakit Nosokomial

Pada layanan kesehatan masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan

balai pengobatan, banyak dijumpai pasien dengan berbagai penyakit ringan maupun

berat, ada jenis penyakit yang menular maupun tidak menular ditemukan. Sebagai

akupunkturis kita perlu mengenal beberapa macam penyakit yang menular, di

antaranya:

a. Hepatitis

Hepatitis adalah proses peradangan pada hati yang disebabkan pada oleh

berbagai macam infeksi seperti virus, bahan kimia, obat-obatan dan alkohol.

Hepatitis tidak dapat dianggap remeh sebab Hepatitis B dan C bisa

berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi

Page 14: Desinfeksi & Sterilisasi

lainnya yang dapat menyebabkan kematian.Jenis yang paling umum diderita

adalah hepatitis A dan B. Ada beberapa jenis hepatitis mulai dari Hepatitis A,

hepatitis B, C, D, E, F dan G.

Penularannya bisa melalui bermacam-macam media atau cara seperti:

Jarum suntik yang tidak sekali pakai

Pisau cukur

Jarum tato

Jarum tusuk kuping

Sikat gigi

Jarum bor gigi

Barang yang tercemar virus hepatitis B (VHB) sesudah digunakan pada

para carrier positif atau penderita hepatitis B

Akibat berhubungan seksual atau berciuman dengan penderita dan akibat

transfusi darah yang terkontaminasi VHB.

b. HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus

yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari

Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV)

menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun

atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih

penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi,

beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.

HIV menular melalui:

Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang

HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu

senggama yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga

melalui mulut, walau dengan kemungkinan kecil).Memakai jarum suntik yang

bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang terinfeksi

Page 15: Desinfeksi & Sterilisasi

HIV.Menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV. Dari ibu HIV-positif ke

bayi dalam kandungan, waktu melahirkan, dan jika menyusui sendiri.

c. TBC

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam

penularannya. Seperti halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC

juga melalui udara. Penyakit tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak

segera dilakukan penanganan. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara

langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah

dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak

langsung dapat juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang mengandung

kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar. Lamanya

dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang

berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit

kronis.

d. Demam Tifoid

Demam Tifoid (typhoid fever) atau yang lebih dikenal dengan penyakit tifus

ini merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyerang

anak-anak bahkan juga orang dewasa. Penyebab penyakit tersebut adalah

bakteri Salmonella Typhi.Penularan penyakit tifus ini, pada umumnya itu

disebabkan oleh karena melalui makanan ataupun minuman yang sudah

tercemar oleh agen penyakit tersebut. Bisa juga, karena penanganan yang

kurang begitu higenis ataupun juga disebabkan dari sumber air yang sering

digunakan untuk mencuci dan yang dipakai untuk sehari-hari.

e. Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi Saluran Pernafasan Atas adalah penyakit yang menyerang saluran

pernafasan bagian atas dan bawah (mulai dari hidung, tenggorokan, sampai

paru-paru) yang diawali oleh batuk, pilek yang disertai dengan nafas

sesak/nafas cepat.

Page 16: Desinfeksi & Sterilisasi

Cara penularan Infeksi Saluran Pernafasan Atas melalui udara, yaitu tertular

saat penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas batuk dan bersin.

f. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri

spiroseta, Treponema pallidum.Penularan biasanya melalui kontak seksual;

tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis

(penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).

g. Gonorea

Gonorea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria

gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan

tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Bakteri ini masuk kedalam

tubuh melalui selaput lender (vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dalam

beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat,

kemudian menyebar keseluruh tubuh melalui darah. Sifilis juga dapat

menginfeksi janin dalam kandungan dan janin bisa berakibat cacat bawaan.

f. Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Praktek Akupunktur

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan

tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai

dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak

langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain

seperti handuk, gelas).

Cara mencuci tangan yang benar

Basahi tangan dengan air dibawah kran atau air mengalir.

Page 17: Desinfeksi & Sterilisasi

Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun yang

mengandung antiseptik.

Gosoklah kedua telapak tangan.

Gosokkan sampai ke ujung jari.

Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari

saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari

tersebut. Lakukan sebaliknya.

Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.

Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan

hal yang sama denga ibu jari tangan kiri.

Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya gerakan kedepan,

kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.

Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar.

Lakukan pula untuk tangan kiri.

Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan kran, tutup

kran dengan tissue.

Page 18: Desinfeksi & Sterilisasi

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari

semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab

penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.

2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah

makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan

murni.

3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.

Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor,

derifat fenol atau sodium hipokrit.

4. Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme (Virus, Jamur, Bakteri,dan

Amoba). Penularan tersebut bisa melalui udara, sentuhan langsung, cairan, dan

media alat medis yang digunakan dalam pengobatan. Infeksi oleh mikroorganisme

yang terdapat dalam sarana kesehatan disebut infeksi nosokomial atau infeksi yang

didapat ketika penderita dirawat dirumah sakit. Contoh penyakit menular yang

sering ditemui antar pasien dengan pasien, atau pasien dengan petugas kesehatan,

seperti: Hepatitis, HIV, TBC, Infeksi saluran nafas, Gonoroe, Sipilis dan Demam

tipoit.

5. Akupunkturis dapat mencegah penularan penyakit dengan mencuci tangan sesuai

dengan prosedur.

Page 19: Desinfeksi & Sterilisasi

9

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Irene leign, dr. Fenella wojnarowska,mengatasi masalah kulit dan rambut,

arcan Jakarta 1989

Suradi, cv sagung seto 2004, perawatan luka edisi 1, cv sagung seto 2004

http://dinkes.magetankab.go.id/berita-9-cuci-tangan-yang-baik-dan-benar.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/imuunology/2196239-infeksi-saluran-

pernafasan-atas/#ixzz27hLQvdcl

Page 20: Desinfeksi & Sterilisasi

LAMPIRAN

Fenol Senyawa Halogen

Alkohol Aldehid