133
DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Anastasia Ika Septiana NIM : 999114013 NIRM : 990051121705120012 Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2007

DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana PsikologiProgram Studi Psikologi

Disusun oleh :

Anastasia Ika Septiana

NIM : 999114013

NIRM : 990051121705120012

Program Studi Psikologi

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

JOGJAKARTA

2007

Page 2: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ii

Page 3: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

iii

Page 4: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Seorang ksatria cahaya tahu bahwa dia memiliki banyak hal yang

patut disyukuri.

Dalam perjuangannya dia dibantu oleh para malaikat, kekuatan

alam raya menempatkan setiap benda sesuai dengan tempatnya,

sehingga memberi jalan pada sang ksatria untuk menyumbangkan

kemampuan terbaiknya.

Sahabat – sahabatnya berkata,” Dia sangat beruntung!”. Dan

sang ksatria kadang – kadang mampu merengkuh segala hal di luar

kemampuan tindakannya.

Itulah sebabnya mengapa pada waktu matahari terbenam dia

bersimpuh dan menghaturkan rasa syukur atas zirah pelindung yang

melingkupinya.

Namun ketertarikannya tidak terbatas pada dunia spiritual

semata; dia tidak pernah melupakan sahabat – sahabatnya, selama

darah mereka bercampur bersama dalam dirinya di medan

pertempuran.

Seorang ksatria tidak perlu diingatkan tentang bantuan yang

diberikan oleh orang lain padanya; dialah orang pertama yang ingat

dan ia tentu membagi – bagikan ganjaran yang diterima pada

mereka………..

(The Warrior of The Light – Paulo Coelho)

Untuk yang terkasih

Bapa di surga

Orang tuaku P. Slamet Santosa – Yustina Suripti

Kedua adikku Christina Dwi Susanti – Agustine Tri Putri

Diriku sendiri

Akhirnya aku menang !!!!!!!!!

iv

Page 5: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

v

Page 6: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ABSTRAK

Deskripsi Penyesuaian Diri Penghuni Asrama

Anastasia Ika Septiana999114013

Universitas Sanata DharmaJogjakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penyesuaiandiri di asrama. Asrama yang digunakan dalam penelitian ini adalah AsramaMahasiswa Syantikara. Latar belakangnya yaitu karena penghuni AsramaSyantikara semuanya mahasiswi yang berbeda asal, latar belakang, agama, danperguruan tinggi. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengetahui bagaimanapara mahasiswi tersebut menyesuaikan diri dengan kehidupan dan peraturan yangada.

Subyek penelitian kali ini adalah seluruh penghuni Asrama Syantikarayang berjumlah 102 orang. Alat ukur yang digunakan yakni skala yang dibuatsendiri oleh peneliti. Uji realibilitas menggunakan SPSS 13.0 dengan koefisienAlpha Cornbach sebesar 0,937. Item yang gugur sebanyak 37 dari keseluruhan 88item, sehingga item yang layak pakai sebanyak 51 butir.

Hasil analisis data mengungkapkan bahwa secara umum tingkatpenyesuaian diri pada penghuni Asrama Syantikara tinggi, dengan perincian 100orang subyek termasuk kategori tinggi dan 2 orang lainnya termasuk kategorisedang.

vi

Page 7: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ABSTRACT

The Description of Self Adjustment of Dormitory Occupant

Anastasia Ika Septiana999114013

Sanata Dharma UniversityJogjakarta

This research aimed to describe how the self adjustment at dormitory. Thedormitory which was used as a subject was Syantikara, which all the occupantsare girls. The reason was that the occupants of Syantikara have different socialbackground and religion, and also they study in different colleges. That was whythe writer was interested to understand how the occupants adapt to the existenceof the dormitory.

The subjects were all the occupants of Syantikara, which consists of 102students. Realibility test used SPSS 13.0 which coefficient of Alpha Cornbachwas 0,937. The number of failed items were 37 of 88 items, so that the number ofvalid items were 51 items.

The result stated that generally the self adjustment was high, which thedetail was that 100 students in high level and the rest in the middle level.

vii

Page 8: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur Bapa di surga atas berkat-Mu yang melimpah, untuk selalu

ada dan selalu memberikan apa yang ku butuhkan. Akhirnya saya dapat

melesaikan skripsi dengan judul “Deskripsi Penyesuaian Diri Penghuni Asrama”.

Banyak pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini baik disadari atau

tidak, yang mungkin tidak bisa saya sebutkan semuanya….. Terima kasih untuk

Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan izin penelitian, Ibu Sylvia

C.M.Y.M.,S.Psi.,M.Si., selaku Kaprodi dan dosen pembimbing (Ibu, makasih

untuk semuanya.. ketelitian, masukan dan saran, serta sharring-nya yang

menguatkan saya.…), Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku dosen

pembimbing akademik (makasih ya Bu atas pengertian dan. dorongannya.), dan

seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

mbak Naniek, mas Gandung, pak Gi, mas Muji, dan mas Doni (hehehe…

maaf ya mas atas segala kehebohan yang ditimbulkan dan makasih atas

bantuannya).

Terima kasih juga untuk Suster Benedicte CB dan segenap penghuni

Asrama Mahasiswi Syantikara yang telah bersedia memberikan izin dan

bantuan penelitian kepada saya. Kebersamaan Anda semua sungguh

mengagumkan…. Mungkin sekarang Anda belum merasakannya, tapi saya

sebagai “orang luar” telah menyaksikan sendiri kebaikan dari “masyarakat kecil”

kalian.. Khusus untuk warga Kopel XI ( Mika – makasih komputernya ya.. Jalan

– jalan lagi yux…. , Selly – buat ide cemerlangnya, hehe…. , Ani, Yaya,

Shanti, Wulan) makasih ya buat penerimaan kalian, baik sukarela ataupun

terpaksa menjadi great escape- ku di saat – saat tertentu…

Bagi kedua orang tua-ku P.Slamet Santosa (Be, makasih atas penerimaan,

kesabaran dan kebebasan yang tiada berbatas…), Yustina Suripti (makasih ya Mi

untuk doa dan dorongan yang ga pernah putus). Tuhan memang maha baik dan

maha tahu, sungguh beruntung aku menjadi anak kalian…. Untuk adik – adikku

viii

Page 9: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

yang sangat pengertian dan sangat sabar menghadapi kakaknya ini, D Wik

(akhirnya aku bisa nyusul kamu!!) dan D Put (ayo nyusul aku ya!!!). Makasih ya

untuk semua doa dan harapan yang ga pernah hilang dari kalian terhadapku, juga

atas segala bantuan dan kekuatan yang aku dapat dari kalian.. Makasih juga untuk

keluarga Om Diyo & Bulik Tien (mb Rita, mas Yudi, si centil Kanaya – mb

Tuti, mas Jefri, si unyil Kimora – Dion, Nova, si Nduti Marvell), Om Is &

Bulik Mamiek (adik-adikku Reni, Tata, Villa), Om Tatheng & Tt. Andar

(Garry & Titan), (tante) Nining, kel. Bulik Susilah (rumah pertamaku di

Jogja)& keluarga besar Eyang Sarosa untuk semua pertanyaan dan dukungan

yang sudah diberikan. Untuk alm. Eyang2 & mbah2 – ku, maaf…. Baru sekarang

bisa kuwujudkan.

Tidak lupa untuk Rini sahabatku (15 tahun yang panjang!) & kel. Om

Wahyuno yang menjadi tempat pelarianku selama 5 minggu (makasih untuk

semuanya dan maaf sudah merepotkan..). Teman – teman masa kecil yang ga

pernah berhenti kasih semangat : Bayu, Lydia, Terrik, Helen, Roy & Jusak.

Teman – temanku SMU: Lala (makasih u/ Nanda),Kunti, Josephine, Tina,

Ayoe, & Bintara yang selalu tanya kapan lulusnya…

Rani (tanpa kamu aku ga mungkin bisa jadi begini. Makasih untuk setiap

detik kebersamaan kita..banyak banget hal2 yang kudapat dari kamu) & kel.

Zaluchu (Tante, mb Fatti-mas Han, Dita, Willy) yang selalu menerimaku

dengan tangan terbuka. Makasih juga untuk Ninuk (kamu membuktikan bahwa

sahabat sejati itu masih ada!), Dhayana (hehe.. aku berubah ya..), Lisa, Andy,

Yuli, Robert, akhirnya aku nyusul kalian !!!

Kel besar TPA-TK Grha Asih Anak yang menjadi keluargaku; Ibu

Yustina (makasih atas pengertian dan doanya), Ibu Ninik, Ibu Sriyanto, Ibu

Tri, Ibu Purwanti, Mb. Dina (u/ sms & kabar2 up to date-nya), Mb. Erni, Mb.

Maria (u/ dukungannya), & Mb. Karni. Sungguh beruntung bisa ikut berproses

bersama kalian. Juga untuk malaikat – malaikat kecil yang mengajariku untuk

lebih sabar & menjadi dewasa; Amara, Juan, Ian-Ano, Abed, Aldo, Esa, Argya,

Amanda, Evelyn, Matthew, Anind (makasih u/ Ibu Ch.Sri Windyaningsih &

mb Erna di sekrt PR II), Riri, Dita, Josean, Jati, Fanny, dll.

ix

Page 10: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Fausta, mb. Min – mas Nanto, Anggi, Febri, Ricky, Ian – Nike, Budi,

Doni, mas Saptono-mb Anik-Aletha, Cinuk, Robet, & teman2 lain, makasih

atas kebersamaan di PIA Kota Baru. Maafkan aku yang galak ini . Juga teman-

teman lain; Andi, Elang, Pt, Hayu, Yofi, Seva, Dina, dan barisan “pria berjubah”

yang ga pernah putus “meledek” supaya aku bersemangat ; Br. Bambang (duluan

siapa ni?), Rm. Andalas (best teacher), Rm. Gandhi, Rm. AriNdut, & Rm.

Setyawan (si Om), jangan pernah melepaskan Imamat kalian ya.. Hwa……….

Aku kangen dengan masa-masa dulu………

Untuk teman – teman kost; Rintul (makasih buat komputernya…), mb.

Vit (makasih u/ kerokannya ), Ucique, Ida (kamu baik banget ya…mau bikinin

power point & menguatkanku di saat aku rapuh), Anggun, Rena, my roommate

Anast, & Ibu Lilik (makasih ya Bu u/ menjadi Ibu, sahabat, teman diskusi, &

curhat yang sip!!!).

Krisna, makasih buat abstract-nya ya. Lulus tes pertama wis……

Keluarga Panjaitan (Daddy Erwin, Mami Jean, Cherry, Chacha, Clara,

& Craig. Makasih atas doa dan keceriaan yang selalu ada. Makasih udah nerima

aku di tengah keluarga kalian yang menyenangkan.

The last but not least, teman – teman seperjuangan; Dian & Tessa

(duh…sungguh beruntung aku bisa kenal kalian di saat – saat terakhirku. Makasih

ya…), Denny, Vincent, Lina, Della, Tony, Puti, Trini, Adi, Melly, Asih, dll,

makasih atas kebersamaan kita. Pfiuuhhh……………Akhirnya bisa juga

ya………… Kapan ni rame – rame bisa liburan di Jogja?

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu saya terbuka untuk menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Semoga dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Penulis

x

Page 11: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

ABSTRACT............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri ...............................................................................

1. Pengertian Penyesuaian Diri ......................................................... 7

2. Proses Penyesuaian Diri................................................................ 9

xi

Page 12: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

3. Macam – Macam Penyesuaian Diri ............................................. 12

4. Faktor – Faktor Penyesuaian Diri ................................................ 13

5. Penyesuaian Diri dan Aspek - Aspeknya ..................................... 14

B. Mahasiswa.........................................................................................

1. Batasan Usia.................................................................................. 18

2. Tugas Perkembangan Remaja ....................................................... 19

C. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara................................... 21

D. Dinamika Psikologis ......................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 30

B. Subyek Penelitian.............................................................................. 31

C. Variabel Penelitian ............................................................................ 32

D. Definisi Operasional.......................................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 34

F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas,...........................................

1. Validitas ........................................................................................ 36

2. Seleksi Item................................................................................... 37

3. Reliabilitas .................................................................................... 39

G. Analisis Data ...................................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah

1. Sejarah Syantikara......................................................................... 41

2. Penghuni Syantikara ..................................................................... 41

xii

Page 13: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

3. Perguruan Tinggi........................................................................... 45

4. Agama ........................................................................................... 45

5. Asal Daerah................................................................................... 45

B. Pembahasan

1. Penelitian........................................................................................ 46

2. Hasil Penelitian

a. Uji Normalitas ............................................................................ 47

b. Deskripsi Data Penelitian........................................................... 47

c. Distribusi Frekuensi Penyesuaian Diri ....................................... 49

d. Grafik Penyesuaian Diri............................................................. 50

e. Kategori Penyesuian Diri ........................................................... 50

e.1. Aspek Kontrol Emosi .............................................................. 52

e.2.Aspek Belajar Dari Pengalaman............................................... 52

e.3.Aspek Berorientasi Pada Tugas................................................ 53

e.4.Aspek Interaksi Sosial .............................................................. 54

3. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 61

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 61

C. Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 63

LAMPIRAN ........................................................................................... 66

xiii

Page 14: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Blue Print Skala Penyesuaian Diri......................................... 32

Tabel 2 Kisi- kisi Skala Penyesuaian Diri........................................... 33

Tabel 3 Distribusi Item Setelah Digugurkan....................................... 36

Tabel 4 Distribusi Item Yang Baru .................................................... 36

Tabel 5 Norma Kategori Jenjang ........................................................

Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian....................................................... 44

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Skor Penyesuaian Diri .......................... 46

Tabel 8 Kategorisasi............................................................................ 48

Tabel 9 Hasil Penelitian ..................................................................... 48

Tabel 10 Kategorisasi Aspek 1 ............................................................. 49

Tabel 11 Kategorisasi Aspek 2 ............................................................. 50

Tabel 12 Kategorisasi Aspek 3……………………………………… 51

Tabel 13 Kategorisasi Aspek 4…………………………………….... 52

Tabel 14 Kategorisasi Persentase Per Aspek……………………….. 52

xiv

Page 15: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Gambar 1 Grafik Frekuensi Penyesuaian Diri .................................... 50

xv

Page 16: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Skala Penelitian .............................................................. 66

Lampiran B Data Penelitian................................................................ 67

Lampiran C Seleksi Item ..................................................................... 68

Lampiran D Uji Reliabilitas ................................................................ 69

Lampiran E Hasil Penelitian ............................................................... 70

Lampiran F Surat Keterangan Penelitian………………………...… 71

xvi

Page 17: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Itulah salah satu filosofi

orang Minang (Minangkabau, Sumatra Barat). Mereka percaya bahwa sukses

diraih bila mereka menjunjung tinggi adab, kebiasaan, kebudayaan masyarakat di

mana mereka tinggal. Suku Minang adalah contoh orang yang paling sukses

ketika hidup merantau. Jarang ada cerita konflik etnis Minang dengan etnis lain di

perantauan. Kita pun akan sukses bergaul dengan orang – orang baru, bila kita

menjunjung tinggi adat, kebiasaan, dan kebudayaannya (Nashori, 2007).

Dalam hidup ini, kita tidak lepas dari keharusan untuk bergaul dengan

orang – orang baru. Saat kita meninggalkan daerah asal, mau tak mau kita harus

berkenalan dan hidup berada di antara orang – orang baru, bahkan mereka

menjadi mitra kita.

Perpindahan ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa yang akan

bekerja, tetapi juga para pelajar dan mahasiswa. Demi meraih cita – citanya

mereka rela menuntut ilmu sampai ke tempat yang belum pernah mereka datangi

sekalipun. Untuk itu mereka harus mandiri, meninggalkan keluarga dan

lingkungan yang mereka cintai. Tentunya akan banyak perubahan dalam

kehidupan yang mereka alami. Dari yang terbiasa dengan hidup nyaman bersama

orang tua, tiba – tiba kini mereka harus hidup mandiri, mengurusi segala

sesuatunya sendiri, mulai dari kebutuhan primer seperti makan, tidur, pakaian,

1

Page 18: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

serta bersosialisasi, dan terutama masalah studi; kapan saat belajar, bagaimana

cara belajar yang tepat, dan lain – lain. Kemudian mereka akan tinggal di

lingkungan yang baru. Ada yang tinggal di tempat saudara, kost – kost –an, dan

beberapa tinggal di asrama.

Banyak hal yang membedakan kost, apartemen, dan asrama. Bagi mereka

yang tinggal di kost atau apartemen segala sesuatunya lebih bebas jika

dibandingkan dengan mereka yang tinggal di asrama (walaupun bukan berarti kost

atau apartemen tidak mempunyai aturan sama sekali). Di kost, bapak / ibu kost

biasanya tidak terlalu bertanggung jawab terhadap kehidupan anak kostnya.

Aturan – aturan bersama yang ditetapkan tidak terlalu mengikat para penghuni

kost, ssehingga rumah kost lebih berfungsi sebagai tempat pengembangan privasi.

Demikian juga halnya dengan apartemen. Bangunan apartemen dirancang untuk

memungkinkan setiap orang yang tinggal di dalamnya lebih bebas untuk

mengembangkan individualitasnya. Tidak adanya pengawasan dari pengelola

dalam hidup sehari – hari membuat setiap penghuni bebas melakukan apapun

yang diinginkan. Bahkan terkadang mereka tidak saling mengenal, apalagi untuk

melakukan kegiatan bersama.

Di asrama semua warga asrama terikat oleh peraturan ketat. Peraturan ini

antara lain memuat hal – hal tentang jam tertentu yang telah diatur, izin yang

diberikan, kebiasaan dan larangan – larangan yang berlaku keras bagi seluruh

warga asrama tanpa terkecuali. Selain itu ada pula pengawasan ketat dari ibu atau

bapak asrama yang amat berperan dalam kehidupan berasrama. Kemudian yang

tidak ketinggalan adalah tanggung jawab untuk mengurus rumah bersama,

2

Page 19: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

kepekaan sosial yang terus dilatih dengan hidup berasrama dan berinteraksi

dengan orang lain dalam satu atap. Inilah yang membuat penghuni asrama hidup

tidak sebebas mereka yang tinggal di kost atau apartemen. Hal – hal tersebut

membuat peran asrama kurang populer di mata mahasiswa.

Asrama jika dilihat dari fungsinya memang pada dasarnya sama dengan

kost, yaitu sebagai tempat tinggal para mahasiswa yang merantau ke tempat yang

jauh dari rumah untuk mencari ilmu dalam dunia universitas. Namun yang

membedakannya dengan kost adalah harapan dan peran asrama yang ditujukan

untuk perkembangan anggota asrama. Bukan hanya berkembangnya kedewasaan

intelektual para anggota tetapi juga mengejar target kedewasaan pribadi.

Kehidupan sebuah asrama tidak dapat dilepaskan dari dunia pendidikan,

dalam hal ini kampus, tempat di mana mereka (para mahasiswa) menggali

kemampuan intelektualnya. Berdirinya sebuah asrama diharapkan mampu

menumbuhkan kedewasaan pribadi dan perkembangan intelektual mahasiswa

secara bersama – sama dan tidak berjalan sendiri – sendiri.

Mahasiswa, akan menjadi pendukung dan aktor dalam pembangunan jika

mereka mempunyai kemampuan yang potensial. Kemampuan potensial tidak

hanya tercermin dalam prestasi akademik seorang mahasiswa saja namun dapat

dilihat dari kedewasaan pribadi mereka. Kedewasaan pribadi muncul dan tumbuh

dari kehidupan yang berkualitas. Mahasiswa yang hidup dalam sebuah pola yang

berkualitas memiliki nilai – nilai kemanusiaan, nilai kepekaan dan tanggung

jawab besar yang bukan hanya dikembangkan untuk dirinya sendiri namun

3

Page 20: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

bagaimana mereka mampu bekerja, bertanggung jawab terhadap dirinya,

lingkungannya, dan orang lain.

Asrama sebagai lokasi penelitian kali ini adalah Asrama Syantikara.

Asrama Syantikara sebagai salah satu asrama bagi mahasiswa putri di Yogyakarta

merupakan gambaran kecil masyarakat Indonesia. Asrama ini memuat

keanekaragaman di dalamnya, baik itu suku, ras, agama, maupun golongan. Sejak

awal berdirinya, Syantikara memiliki sebuah motto yang sampai saat ini masih

teguh dijadikan pedoman dalam setiap perjalanan kehidupannya, baik warga

sendiri maupun asrama pada umumnya. Motto tersebut yang dalam bahasa Latin

adalah “Caritas et Sapientia” mengandung arti “Cinta dan Kebijaksanaan”.

Asrama Syantikara dalam kehidupannya selalu mengajarkan makna – makna

kesederhanaan pada setiap warganya.

Agar mampu hidup dengan beragam peraturan dan kesederhanaan yang

ada dalam lingkup asrama serta demi mencapai kedewasaan pribadi, maka para

penghuni dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya

yang jelas sangat berbeda bila dibandingkan dengan kehidupan di luar asrama.

Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya, manusia

sepanjang hidupnya dituntut untuk menyesuaikan diri yang berarti menyelaraskan

tuntutan – tuntutan dalam dirinya dengan realitas obyektif dan tuntutan

lingkungan (Pramadi dalam Sophiani,1999). Menurut Kartono (1997)

penyesuaian diri dimaksudkan agar individu mampu mengendalikan dirinya,

menghindari konflik, mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan dan

tidak mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan dirinya.

4

Page 21: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Namun untuk menyesuaikan diri bukanlah hal yang mudah. Banyak

individu yang menderita karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri.

Baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan dalam masyarakat pada

umumnya. Tak jarang pula banyak orang mengalami stress dan depresi

disebabkan oleh kegagalan dalam penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh

tekanan (Majalah Psikologi Plus, vol.II no.1 Juli 2007).

Bagi penghuni Asrama Syantikara penyesuaian diri mutlak diperlukan

agar mampu hidup bersama dengan suasana yang penuh cinta dan kebijaksanaan,

hal mana yang sesuai dengan motto asrama. Penghuni dituntut untuk mampu

menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku. Inilah yang terkadang

berbenturan dengan kehendak hati mereka. Penghuni Asrama Syantikara yang

semuanya adalah mahasiswi berusia sekitar 18-23 tahun. Usia ini masih berada

dalam tahap remaja akhir, di mana seperti yang kita ketahui usia remaja adalah

usia yang menghendaki kebebasan untuk mencoba – coba terhadap segala sesuatu.

Terlebih bagi sebagian besar penghuni ini adalah kali pertama mereka lepas dari

jangkauan kontrol orang tua. Dalam pergaulan di dunia luar mereka menyaksikan

kehidupan teman – teman mereka yang tinggal di luar asrama tidak terikat

peraturan ketat seperti mereka. Selain itu lokasi asrama yang berada di tengah

kota, tidak hanya dekat dengan kampus, tetapi juga dekat dengan pusat

perbelanjaan dan warung makan membuat hidup sederhana menjadi suatu hal

yang sulit untuk diterapkan.

Bagi penulis, bagaimana para penghuni asrama menyesuaikan diri dengan

kehidupan berasrama yang penuh peraturan dan kesederhanaan yang bertujuan

5

Page 22: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

untuk menjadikan manusia dewasa yang berpotensi merupakan hal yang menarik

untuk dibahas.

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas, maka muncullah suatu permasalahan yaitu

bagaimanakah penyesuaian diri penghuni Asrama Syantikara terhadap kehidupan

di dalam asrama?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penyesuaian diri

penghuni Asrama Syantikara terhadap kehidupan di dalam asrama.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penyesuaian diri

para penghuni Asrama Syantikara dengan kehidupan di dalam asrama.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu Psikologi, khususnya

bidang Psikologi Sosial, yang dapat digunakan sebagai pedoman lebih lanjut bagi

penelitian lain tentang penyesuaian diri atau kehidupan di dalam asrama.

6

Page 23: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri

Konsep penyesuaian diri berasal dari pengertian yang didasarkan pada

ilmu biologi yang merupakan konsep dasar dalam teori evolusi Darwin (www.e-

psikologi.com). Dalam biologi, istilah yang digunakan ialah adaptasi. Menurut

teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan diri terhadap

lingkungan fisiknya sajalah yang dapat tetap hidup (Vembriarto,1993).

Senada dengan hal ini, dalam Huffman (1997), adaptasi adalah perubahan

struktural atau fungsional yang membuat individu dapat bertahan hidup.

Sesuai dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat

dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan

tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua makhluk

hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan

cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat

bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian diri disebut dengan istilah

adjustment.

Menurut Davidoff (dalam www.e-psikologi.com), adjustment itu sendiri

merupakan proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan

tuntutan lingkungan. Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu

7

Page 24: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus – menerus

menyesuaikan diri.

Berdasarkan uraian di atas, penyesuaian diri merupakan suatu proses

dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan

yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar

pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup

untuk membuat hubungan – hubungan yang menyenangkan antara manusia

dengan lingkungannya.

Schneiders dalam Ali dan Asrori (2004) berpendapat bahwa penyesuaian

diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :

a. penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)

Penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal

adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam

arti fisiologis atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari

daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang

berlaku di daaerah dingin tersebut.

b. penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity)

Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup

konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini

pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian

diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu

seakan – akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu

8

Page 25: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial,

maupun emosional.

c. penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)

Penyesuaian diri diartikan sebagai usaha penguasaan (mastery) yaitu

kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam

cara – cara tertentu sehingga konflik – konflik, kesulitan, dan frustrasi

tidak terjadi.

Berdasarkan tiga sudut pandang tentang penyesuaian diri yang tersebut di

atas, akhirnya penyesuaian diri atau personal adjustment dapat diartikan sebagai

suatu proses yang mencakup respon – respon mental dan behavioral yang

diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan – kebutuhan

internal, ketegangan, frustrasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas

keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar

atau lingkungan tempat individu berada.

Dalam penelitian ini penyesuaian diri atau personal adjustment diartikan

sebagai proses perubahan perilaku individu agar dapat hidup selaras dengan

tuntutan – tuntutan baik dari dalam maupun dari luar individu (lingkungan).

2. Proses Penyesuaian Diri

Sears (1994) menyatakan pada dasarnya orang menyesuaikan diri karena

dua alasan utama, yaitu :

a. perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat

9

Page 26: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

b. kita menyesuaikan diri karena ingin diterima secara sosial dan

menghindari celaan

Menurut Schneiders dalam Ali dan Asrori (2004) setidaknya ada tiga

unsur yang terlibat dalam proses penyesuaian diri, yaitu :

a. motivasi

Motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses

penyesuaian diri. Motivasi merupakan kekuatan internal yang

menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme.

Ketegangan dan ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak

menyenangkan karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan

keseimbangan dari kekuatan – kekuatan internal lebih wajar dalam

organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut. Ini sama

dengan konflik dan juga frustrasi yang tidaak menyenangkan, berlawanan,

dengan kecenderungan organisme untuk meraih keharmonisan internal,

ketenteraman jiwan dan kepuasan dari pemenuhan kebutuhan dan

motivasi. Ketegangan dan ketidakseimbangan memberikan pengaruh

kepada kekacauan perasaan patologis daan emosi yang berlebihan atau

kegagalan mengenal pemuasan kebutuhan secaara sehat karena mengalami

frustrasi dan konflik.

Respon penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat

dipandang sebagai suatu upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi

ketegangan dan untuk memelihara keseimbangan yang lebih wajar.

Kualitas respon, apakah itu sehat, efisien, merusak, atau patologis

10

Page 27: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ditentukan terutama oleh kualitas motivasi, selain juga hubungan individu

dengan lingkungan.

b. sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri

Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu

bereaksi terhadap manusia di sekitarnya, benda – benda, dan hubungan –

hubungan yang membentuk realitas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa

sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas

itu sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat. Beberapa

perilaku seperti sikap antisosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap

bermusuhan, kenakalan, dan semaunya sendiri, semuanya itu sangat

mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.

Berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan, aturan, dan norma – norma

menuntut individu untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu

proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal yang

dimanifestasikan dalam bentuk sikap dengan tuntutan eksternal dari

realitas. Jika individu tidak tahan terhadap tuntutan – tuntutan itu, akan

muncul situasi konflik, tekanan, dan frustrasi. Dalam situasi seperti itu,

organisme didorong untuk mencari perbedaan perilaku yang

memungkinkan untuk membebaskan diri dari ketegangan.

c. pola dasar penyesuaian diri

Dalam penyesuaian diri sehari – hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian

diri. Misalnya, seorang anak membutuhkan kasih saying dari orang tuanya

yang selalu sibuk. Dalam situasi itu, anak akan frustrasi daan berusaha

11

Page 28: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

menemukan pemecahan yang berguna mengurangi ketegangan anatara

kebutuhan akan kasih sayang dengan frustrasi yang dialami. Boleh jadi,

suatu saat upaya yang dilakukan itu mengalami hambatan. Akhirnya dia

akan beralih pada kegiatan lain untuk mendapat kasih sayang yang

dibutuhkannya, misalnya dengan mengisap – isap ibu jarinya sendiri.

Demikian juga pada orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan

frustrasi karena terhambatnya keinginan memperoleh rasa kasih sayang,

memperoleh anak, meraih prestasi, dan sejenisnya. Untuk itu, dia akan

berusaha mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang

ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi kebutuhannya.

3. Macam – Macam Penyesuaian Diri

Gerungan (1996) dalam Psikologi Sosial menyatakan penyesuaian diri

dapat diartikan menjadi 2 macam, yaitu :

a) autoplastis ; mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (pasif)

b) alloplastis ; mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan / keinginan diri

(aktif)

Seseorang yang hidup dalam suatu lingkungan selalu harus mengadakan

penyesuaian baik secara pasif maupun aktif. Bila lingkungan itu berubah terus,

maka seseorang harus melakukan penyesuaian diri secara terus – menerus

(Gunarsa, 1986).

12

Page 29: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

4. Faktor – Faktor Penyesuaian Diri

Beberapa faktor dalam Kartono (1989) yang sangat menentukan dalam

usaha penyesuaian diri adalah sebagai berikut :

a. kondisi dan konstitusi fisiknya

Faktor penentu herediter (hereditair dominant) daari kondisi dan konstitusi

fisik tersebut antara lain sistem syaraf, sistem kelenjar, sistem otot,

kesehatannya (dalam keadaan sakit atau sehat,dan lain – lain).

b. kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangan

Faktor utama dalam kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangan

tersebut antara lain kematangan intelektual, kematangan sosial dan moral,

serta kematangan emosionalnya.

c. determinan psikologis

Yang termasuk dalam determinan psikologis (faktor – faktor) psikologis

ini adalah pengalaman – pengalaman, trauma – trauma, situasi dan

kesulitan belajar, kebiasaan, penentuan diri (self determination), frustrasi,

konflik, dan saat – saat kritis.

d. kondisi lingkungan dan alam sekitar

Yang termasuk dalam faktor ini adalah keluarga, rumah tangga, sekolah,

lingkungan kerja, teman – teman, dan lain – lain. Dalam faktor ini jika

terdapat “model” yang kurang baik dalam lingkungannya, maka individu

akan mengalami kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain di

dalam lingkungannya.

13

Page 30: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

e. faktor adat – istiadat, norma – norma sosial, religi dan kebudayaan.

Faktor ini dapat membantu individu menyesuaikan dirinya dengan baik.

Faktor tersebut mengatur perilaku individu agar sesuai dengan

lingkungannya, ssehingga terciptalah penyesuaian diri yang baik.

5. Penyesuaian Diri dan Aspek - Aspeknya

Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik

(well adjusted person) jika mampu melakukan respon – respon yang matang,

efisien, memuaskan dan sehat. Dikatakan efisien artinya mampu melakukan

respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan

sehat artinya bahwa respon – respon yang dilakukannya sesuai dengan hakikat

individu, lembaga, atau kelompok antar individu, dan hubungan antar individu

dengan penciptanya. Bahkan, dapat dikatakan bahwa sifat sehat ini adalah

gambaran karakteristik yang paling menonjol untuk melihat atau menentukan

bahwa suatu penyesuaian diri itu dikatakan baik. (Ali, 2004).

Selain itu, menurut Meichati (1974) proses penyesuaian diri yang sehat

tidak dapat terjadi dengan sendirinya, karena masalah penyesuaian diri ini

diperoleh melalui proses belajar dan memerlukan waktu kemasakan kemampuan

yang mendasarinya. Maka seharusnya lingkungan tempat berkembangnya

individu tersebut dapat banyak membantu.

Akan tetapi usaha penyesuaian diri ini dapat terhambat jika kita tidak

mengetahui cara – cara dan hal – hal yang bersangkutan dengan proses tersebut.

14

Page 31: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Hal ini ditunjukkan dengan buruknya hubungan sosial individu dengan

lingkungan sekitarnya (jbptgunadarma-gdl-s1-2004-herdiyanma-641-bab1.pdf).

Orang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik menurut Gunarsa

(1985) ciri – cirinya yaitu :

a. dapat diterima di suatu kelompok

b. dapat menerima dirinya sendiri

c. dapat menerima kekurangan dan kelebihan sendiri.

Warga (1983) mengatakan bahwa ciri – ciri orang yang berpenyesuaian

diri dengan baik adalah :

a. memperlakukan orang lain sebagai individu

b. berpotensi kerja tinggi

c. produktif di masyarakat

d. mampu menikmati banyak hal dalam hidup

e. dapat mengatasi tekanan eksternal dan internal

f. mengenal, menerima, dan memahami orang lain baik yang disukai ataupun

tidak

g. mengerjakan tugasnya

h. emosinya tidak mudah terganggu oleh stress / tekanan

i. memiliki rasa ingin tahu tentang segala sesuatu

Ada enam penyesuaian diri yang harus dilakukan remaja yakni sebagai

berikut :

a. menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam

kepribadiannya

15

Page 32: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

b. menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat dalam kebudayaan

tempatnya berada

c. mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri, dan

kemampuan untuk menghadapi kehidupan

d. mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat

e. mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan nilai – nilai

yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan

f. memecahkan problem – problem nyata dalam pengalaman sendiri dalam

kaitannya dengan lingkungan (Carballo dalam Sarwono, 2005).

Pada dasarnya menurut Mutadin (2002) penyesuaian diri memiliki dua

aspek, yaitu :

a. penyesuaian pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri

sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan

sekitarnya.

b. penyesuaian sosial

Setiap individu hidup di masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat

proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut

timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan,

hukum, adat dan nilai – nilai yang mereka patuhi, demi mencapai penyelesaian

bagi persoalan – persoalan hidup sehari – hari. Dalam bidang ilmu psikologi

sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial

16

Page 33: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi

dengan orang lain (www.e-psikologi.com).

Darlega dkk (1978) mengatakan bahwa penyesuaian diri yang sehat akan

mengandung aspek – aspek sebagai berikut :

a. individu dapat menerima kenyataan yang ada

b. tidak mengulangi kesalahan – kesalahan yang telah lampau

c. mampu memilih pekerjaan yang dapat memuaskan dirinya sesuai dengan

kemampuan dan minatnya

d. mampu bekerja sama dan hidup bersama dengan individu yang lain dalam

suasana yang menyenangkan

e. mampu mengendalikan luapan emosinya, sehingga individu merupakan

orang yang tidak mudah marah, tidak mudah iri hati, tidak mudah

mengalami kekecewaan dan merupakan orang yang mampu memberi

respon yang rasional serta mempunyai toleransi yang tinggi terhadap

konflik

f. mampu menerima diri sendiri seperti apa adanya dan tidak mengalami

gangguan masalah seksual

g. siap mengadakan interaksi dengan orang lain

Berdasarkan dua keterangan di atas maka aspek – aspek yang akan

digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

a. kontrol emosi

Individu mampu mengendalikan emosinya ketika menghadapi tuntutan –

tuntutan baik dari dalam maupun dari luar dirinya.

17

Page 34: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

b. belajar dari pengalaman

Individu mampu menerima kenyataan yang sudah terjadi dan mau belajar

dari kesalahan untuk mencapai hasil yang lebih baik di kemudian hari.

c. berorientasi pada tugas

Individu adalah seorang yang mampu memilih pekerjaan yang dapat

memuaskan dirinya sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

d. siap berinteraksi sosial

Individu mampu berelasi dan bekerja sama dengan orang lain.

B. Mahasiswa

1. Batasan Usia

Sarwono (2005), menurut WHO pada tahun 1974, remaja adalah suatu

masa ketika :

a. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda – tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual

b. individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak – kanak menjadi dewasa

c. terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Sehingga WHO membagi kurun usia remaja dalam dua bagian, yaitu

remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Dalam hal ini PBB

(Perserikatan Bangsa – Bangsa) menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia

pemuda (youth).

18

Page 35: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Walaupun demikian, sebagai pedoman umum dapat digunakan batasan

usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan

pertimbangan – pertimbangan tertentu.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (Hurlock, 1996) tugas perkembangan remaja adalah

sebagai berikut :

a. mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita

b. mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita

c. menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

d. mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

e. mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa

lainnya

f. mempersiapkan karier ekonomi

g. mempersiapkan perkawinan dan keluarga

Mahasiswa sebagai penghuni Asrama Syantikara sebenarnya adalah salah

satu golongan dari lapisan adolesen dan masa remaja, yang memperoleh

kesempatan untuk lebih menyelami lapangan hidupnya melalui perguruan tinggi.

Untuk menjadi mahasiswa, remaja harus melalui berbagai penjaringan yang

ditempuhnya di sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga akhirnya benar –

benar dapat memasuki perguruan tinggi.

19

Page 36: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Mahasiswa adalah remaja yang beruntung. Mereka memiliki kemampuan

yang cukup dalam bidang pengetahuan yang dipelajarinya, mempunyai

kecerdasan normal, bahkan mungkin di atas normal. Dalam perkembangan

jasmani dan fungsi jiwa lainnya tentu juga ada penjaringan secara ringan, seperti

kesehatan umum yang cukup, keadaan mental yang normal, sikap sosial yang

dijamin belum pernah bertindak melanggar hukum, dan masih banyak lagi yang

menjadi syaratnya.

Namun keadaan ini tidak menjamin kebebasan dari masalah keseimbangan

mental. Dalam perkembangan kepribadiannya mereka masih memerlukan

penambahan isi, baik secara ilmiah sebagai pengetahuan yang akan dimilikinya,

maupun sebagai bimbingan yang akan menyempurnakan perkembangan

kepribadiannya. Dalam kehidupan kemahasiswaan terdapat persoalan – persoalan

yang meminta kematangan untuk menyesuaikan diri. Mereka di samping harus

menjadi ahli dalam segi ilmiah biasanya juga diharapkan untuk menjadi pemimpin

dalam bidangnya.

Tugas perguruan tinggi memang berat. Tidak hanya mengembangkan

intelektual calon – calon tenaga ahli. Yang lebih penting yaitu menyiapkan

manusia dengan pribadi yang seimbang, yang dapat memenuhi tuntutan ilmiah,

jasmani – rohani sehat, tanggung jawab sosial yang masak. Untuk itu mahasiswa

harus memiliki tiga kemampuan pokok, yaitu : tahu, berbuat, menghargai. Ia harus

selalu menyesuaikan diri dengan masyarakat tempatnya kelak mengabdikan diri

setelah selesai. Lepas dari berbagai harapan yang dikenakan pada mahasiswa, ia

sendiri mempunyai persoalan.

20

Page 37: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Macam – macam persoalan kemahasiswaan antara lain :

a. kesiapan mahasiswa terhadap dunia dan masyarakatnya yang baru

b. kesiapan untuk mengatur diri sendiri

c. kesiapan menghadapi persaingan dalam masyarakat.

Untuk menghadapi kemungkinan itu semua, maka sebelum memasuki

salah satu perguruan tinggi perlu adanya orientasi yang luas, planning yang baik

dengan bimbingan penasihat setelah memilih jurusan, dan menggunakan segala

fasilitas yang disediakan oleh perguruan tinggi di dalam menjamin kesejahteraan

mahasiswanya melalui penyuluhan dan bimbingan. Perpustakaan, asrama, dan

kampus dapat membantu banyak dalam pemecahan berbagai persoalan mahasiswa

(Meichati,1969).

C. Kehidupan dan Peraturan Asrama Syantikara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) asrama berarti bangunan

tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah

kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama. Pendapat ini didukung Aryatmi

(dalam Prasetyo,2004) yang mendefinisikan asrama sebagai rumah pemondokan

agak besar yang menerima banyak anak atau orang dan berhubungan dengan salah

satu sekolah atau yayasan yang memiliki tujuan tertentu. Anak yang diterima

dalam asrama tersebut merupakan kelompok selektif dan memiliki ciri yang sama.

Kehidupan dan peraturan asrama menjadi acuan bagi seseorang dalam

menentukan pilihan untuk hidup di kost atau asrama. Asrama Syantikara dalam

kehidupannya mempunyai berbagai macam aturan tegas yang harus ditaati oleh

21

Page 38: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

seluruh warga asrama tanpa terkecuali. Mulai dari jam, pengaturan kamar,

kebiasaan dalam unit, sampai tugas – tugas yang harus dilakukan tiap minggunya,

semua itu diatur dan dikenalkan ke warga saat mereka masuk ke asrama ini untuk

pertama kalinya. Pengenalan warga akan peraturan yang berlaku di asrama dan

keharusan mengenal warga lama diberikan dalam masa orientasi mahasiswa,

sering disebut POSMA (Pekan Orientasi Mahasiswa).

Ada beberapa tugas yang wajib dilakukan warga setiap seminggu sekali.

Tugas yang disebut “tugas unit” ini terdiri dari bermacam – macam kegiatan yang

tiap minggunya dilakukan secara bergantian oleh anggota masing – masing unit.

Tugas unit yang merupakan kewajiban untuk membersihkan unit yang ditempati

warga, antara lain mengepel, membersihkan kaca, membersihkan kamar mandi,

menata rak sepatu, dan lain – lain.

Dalam asrama ada pengaturan waktu seperti “jam tamu” (waktu yang

diperbolehkan untuk dikunjungi) dalam tiap harinya dari pukul 16.00 WIB sampai

dengan pukul 17.30 WIB. Lebih dari itu warga tidak diperbolehkan menerima

kunjungan kecuali dari orang tua. Sedangkan “jam tenang” merupakan jam yang

berfungsi sebagai penanda waktu belajar warga yang dimulai dari pukul 08.00

WIB – pukul 10.00 WIB dan dilanjutkan pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB. Warga

diharuskan pulang setiap hari sebelum pukul 22.00 WIB, dan selebihnya bagi

warga yang melanggar ketentuan tersebut akan menerima konsekuensi yang

diberikan oleh suster. Kepergian warga tiap hari setelah pukul 18.00 WIB harus

memberitahu suster atau paling tidak “simbok” dan “wakil simbok” (sebutan bagi

22

Page 39: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ketua unit dan wakilnya), ke mana tujuannya dan jam berapa mereka akan

pulang.

Setiap harinya warga tidak diperkenankan untuk menonton televisi. Warga

boleh menonton televisi hanya setiap hari Sabtu dan Minggu. Tidak boleh

menonton televisi bukan berarti warga kehilangan hak untuk mendapatkan

informasi tentang perkembangan dunia, karena asrama telah menyediakan

beberapa media cetak untuk dibaca setiap harinya.

Ada lagi peraturan “pindah unit” yang dilaksanakan tiap tahun. Pindah unit

merupakan kebiasaan asrama yang dilakukan untuk mengubah formasi warga

dalam satu unit. Formasi tersebut selalu berganti dan warga tidak punya hak untuk

menentukan siapa yang menjadi teman satu unitnya, karena yang berhak

menentukan adalah suster.

Ada juga kebiaasan yang selalu dilakukan oleh tiap unit walaupun itu

bukan merupakan peraturan asrama namun tidak jarang hal itu sering dilakukan

oleh setiap unit. Misalnya “rapat unit”. Kebiasaan ini merupakan kegiatan yang

dipakai warga sebagai sarana penyelesaian masalah baik personal maupun unit.

Asrama mempunyai kegiatan bersama yang difasilitasi oleh beberapa

warga. Warga yang dipercaya sebagai pengelola kegiatan dan menjadi

penghubung antara suster dengan warga ataupun warga dengan pihak luar

mendapat sebutan sebagai pengurus. Pengurus mempunyai masa jabatan selama

satu tahun ajaran. Yang berhak menentukan calon kepengurusan adalah warga

sendiri, namun tidak jarang suster juga mengambil peran di dalam pengambilan

keputusan. Kepengurusan dibagi ke dalam dua bagian, kepengurusan inti dan

23

Page 40: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

kepengurusan harian. Pengurus inti selain bertugas sebagai pelaksana tugas –

tugas inti, mereka juga mengkoordinasi beberapa kegiatan harian asrama yang

dikelola oleh masing – masing koordinator.

Awalnya kegiatan asrama hanya difokuskan pada kegiatan dalam

lingkungan asrama saja. Namun tepatnya tahun 1986, untuk menumbuhkan

kepekaan, kerjasama, kepedulian pada masyarakat, serta supaya ada hubungan

dengan masyarakat, asrama menetapkan harus ada kegiatan ke luar yang

kemudian dinyatakan sebagai kegiatan wajib. Kegiatan tersebut seperti

mendampingi bimbingan belajar anak – anak di Pingit, Sagan, dan Code,

pendampingan iman untuk warga sekitar, serta beberapa keikutsertaan warga

dalam kegiatan politik.

Kegiatan – kegiatan asrama harus dipilih oleh masing – masing warga,

namun tidak semua ditujukan ke luar. Ada beberapa kegiatan ke dalam yang tetap

memberi kesempatan pada warga asrama yang mengalami kesulitan dalam

membagi waktunya dengan studi. Kegiatan tersebut seperti koor, akademik,

ilmiah, dan kegiatan di luar asrama seperti kegiatan kampus, organisasi

kepemudaan dan berbagai kegiatan lain selama kegiatan tersebut tidak

mengganggu studi dari masing – masing warga.

Para mahasiswi yang tinggal di Asrama Syantikara dituntut tidak hanya

berkembang kemampuan intelektualnya saja tetapi juga kedewasaan pribadi.

Berbagai kegiatan yang dilakukan menjadi sarana melatih kerjasama,

mengembangkan sikap sederhana di tengah maraknya arus globalisasi, serta lewat

interaksi dengan banyak orang yang memiliki latar belakang, suku, agama, dan

24

Page 41: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

budaya, diharapkan dapat dibangun sikap saling menghargai dalam semangat

persaudaraan sejati seraya mengembangkan keterbukaan memperluas wawasan.

Kedewasaan pribadi dibentuk Asrama Syantikara dalam tanggung jawab

terhadap diri sendiri dan lingkungan. Pemahaman tentang aturan mampu

menjadikan warga memahami maksud dan makna suatu tindakan. Diharapkan

peraturan – peraturan yang ada mampu mengarahkan dan membantu masing –

masing pribadi untuk kehidupan mereka di luar kelak.

Kesederhanaan dalam hidup berasrama tidak hanya sebatas aturan dan

kegiatan yang dihayati bersama namun makna – makna yang terkandung di

dalamnya pun tetap dipegang dalam kehidupan mereka. Larangan membawa

Hand Phone (HP), sepeda motor dan pemakaian listrik asrama mungkin

merupakan hal yang naïf untuk masa sekarang. Akan tetapi asrama bukannya anti

teknologi. Larangan menggunakan barang – barang di atas hanyalah sebagai salah

satu cara agar teknologi tersebut pelan – pelan diolah sehingga tidak menjadi

bumerang bagi warga nantinya.

Tidak semua warga boleh membawa HP. Seperti halnya warga tingkat satu

yang dirasa belum perlu untuk memiliki barang tersebut. Sedangkan warga tingkat

dua yang harus menghubungi dosen dengan alat komunikasi tersebut karena

kesulitan bertemu, akan diizinkan oleh suster. Berbeda dengan warga tingkat

empat dan lima yang sudah diizinkan membawa HP tanpa syarat apapun. Meski

demikian, warga tetap harus jujur melapor kepada suster akan kepemilikan barang

tersebut. Main sembunyi – sembunyi sangat dihindari terjadi dalam asrama,

25

Page 42: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

karena hal itu akan menumbuhkan watak tidak jujur yang akan merugikan warga

nantinya.

Sama halnya dengan kepemilikan HP, asrama tidak mengizinkan semua

warga memiliki sepeda motor. Hanya warga yang tempat kuliahnya tidak

terjangkau dengan kendaraan umum dan memiliki banyak kegiatan yang

diperbolehkan membawanya. Selain alasan tidak tercukupinya tempat untuk

parkir, suster berharap agar warga tidak begitu mudah lari dari asrama saat

menghadapi masalah. Apa yang sedang dihadapi di asrama harus diselesaikan di

dalam asrama.

Warga boleh membawa sepeda jika menginginkannya. Sepeda bisa

dimanfaatkan saat mereka pergi ke kampus maupun kegiatan asrama yang

dilakukan malam hari, seperti saat memberi bimbingan belajar di Code.

Warga tidak boleh memakai listrik untuk sembarang kegiatan. Warga

hanya boleh memakai listrik untuk komputer dan menyeterika yang dilakukan di

ruang seterika. Harapannya agar warga bisa mengontrol apa yang mereka pakai.

Adanya jam tamu, jam belajar dan larangan meminjam barang milik orang

lain tanpa izin pemilik mengajarkan mereka bagaimana harus menghargai waktu

dan privasi orang lain. Larangan untuk pulang melebih jam yang telah ditentukan

membuat warga sadar akan pentingnya menjaga keselamatan pribadi di

masyarakat. Kebiasaan hidup sehari – hari yang warga lakukan membantu mereka

untuk menyelesaikan sesuatu tanpa mesti tergantung orang lain. Kepekaan pada

warga lain menjadikan mereka lebih peduli pada sesama.

26

Page 43: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Sejak awal para pendiri mengharapkan agar asrama tidak hanya sebagai

tempat tinggal bersama, namun lebih ditujukan sebagai wadah dan sarana

pembinaan diri. Tujuan pokoknya yaitu melatih sikap jujur, kepekaan, rasa

tanggung jawab, kepedulian pada sesama, kemandirian, serta menumbuhkan rasa

toleransi pada sesama yang berbeda.

Para suster (sebagai pimpinan asrama) dan warga Syantikara dalam

kesehariannya, dibantu oleh beberapa karyawan. Para karyawan bertugas untuk

membersihkan asrama, mengantar suster belanja, membetulkan saluran yang

rusak, serta membuat berbagai peralatan yang menjadi kebutuhan asrama seperti

meja, kursi, tempat tidur, bahkan juga bertugas untuk membetulkan genteng saat

ada kebocoran (Widhayanie, 2004).

D. Dinamika Psikologis

Ketika akan menuntut ilmu seringkali seorang mahasiswa harus rela

meninggalkan keluarga dan lingkungan yang mereka cintai, kemudian mereka

pindah ke tempat baru yang terkadang belum pernah mereka datangi. Di tempat

baru, mereka kemudian akan tinggal bersama keluarga atau kenalan mereka,

namun tak sedikit pula yang tinggal bersama dengan orang baru yang belum

pernah mereka temui. Dalam pemilihan rumah untuk tinggal ada yang memilih

tinggal di rumah saudara, tinggal di kost atau apartemen, ada juga sebagian kecil

yang memilih tinggal di asrama.

Asrama bukanlah pilihan yang populer di kalangan mahasiswa. Rentetan

peraturan, kewajiban, dan larangan yang harus dipatuhi membuat mahasiswa

27

Page 44: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

enggan untuk tinggal di asrama. Hal ini tidak sulit untuk dipahami, mengingat

para mahasiswa ini masih berada dalam usia remaja akhir yang masih ingin

mencoba mencari jati dirinya, menginginkan kebebasan, dan sederetan aktivitas

yang telah menanti mereka di dunia perkuliahan yang baru mereka jalani.

Namun bagi sebagian kecil yang tinggal di asrama hidup di Asrama

Syantikara bukanlah hal yang mudah mereka jalani. Banyak perubahan yang harus

mereka alami. Mulai dari mengatasi rasa rindu kepada kampung halaman,

berkenalan dengan lingkungan tempat tinggal dan orang – orang baru, juga

mengikuti perkuliahan yang menjadi tujuan utama mereka berpindah tempat.

Ditambah lagi dengan kehidupan asrama yang sangat berbeda bila dibandingkan

dengan teman – teman mereka yang tinggal di luar asrama. Untuk itu dibutuhkan

kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi terhadap perubahan – perubahan

tersebut.

Kemampuan menyesuaikan diri ini penting agar mereka mampu menjalani

kehidupan mereka baik di asrama maupun di kampus, terutama agar mereka

mampu menjadi manusia dewasa yang berpotensi tinggi yang akan berguna dalam

membangun negara.

Penyesuaian diri ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang,

kedewasaan pribadi, kondisi psikologis, dan lingkungan tempatnya hidup. Selain

itu kebiasaan dan budaya masyarakat yang berlaku juga berpengaruh terhadap

kemampuan penyesuaian diri seseorang.

Proses penyesuaian diri yang sehat tidak dapat terjadi begitu saja. Proses

ini didapat dari belajar dan memerlukan waktu yang berbeda dari setiap individu.

28

Page 45: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Lingkungan tempat individu tinggal akan banyak membantu proses penyesuaian

diri tersebut. Tetapi usaha penyesuaian diri ini bisa terhambat bila individu tidak

mengetahui cara dan hal yang bersangkutan dengan proses tersebut. Hal ini

ditunjukkan salah satunya dengan buruknya hubungan sosial individu tersebut.

Melihat latar belakang di atas, maka muncullah suatu permasalahan yaitu

bagaimanakah penyesuaian diri penghuni Asrama Syantikara terhadap kehidupan

di dalam asrama?

29

Page 46: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi yang sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu. Selain

itu, menurut Suryabrata (1998), penelitian deskriptif hanya menggambarkan

variabel yang akan diteliti melalui pengisian skala tanpa perlu mencari atau

menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau

mendapatkan makna dan implikasi.

Nawawi (2003) mengartikan metode deskriptif sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan

subyek/ obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya.

Usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada

usaha mengemukakan gejala – gejala secara lengkap di dalam aspek yang

diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya. Oleh karena itu metode deskriptif

tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan fakta – fakta seadanya

(fact finding). Penemuan gejala – gejala itu berarti juga tidak sekedar

menunjukkan distribusinya, akan tetapi termasuk usaha mengemukakan

hubungannya satu dengan yang lain di dalam aspek – aspek yang diselidiki itu.

30

Page 47: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Ciri – ciri pokok penelitian desriptif menurut Nawawi (2003) :

a. memusatkan perhatian pada masalah – masalah yang ada pada saat

penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah – masalah yang bersifat

aktual. Dalam penelitian kali ini peneliti hanya akan memusatkan

perhatian pada perilaku penyesuaian diri pada penghuni Asrama

Syantikara.

b. menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adekuat.

Nantinya peneliti akan menyertakan bukti – bukti berupa hasil

penghitungan kuantitatif serta laporan selama melakukan penelitian.

Berdasarkan hal – hal tersebut di atas maka penelitian ini menggunakan

data kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis jawaban

subyek pada skala yang akan diberikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan

menggambarkan penyesuaian diri penghuni Asrama Syantikara.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh penghuni Asrama Syantikara.

Alasan dipilihnya subyek didasarkan pada pertimbangan berikut :

a. Asrama Syantikara merupakan asrama yang berbeda dari asrama lainnya.

Syarat khusus yang bisa menjadi penghuninya adalah seorang mahasiswi.

Penghuni berasal dari berbagai daerah di nusantara, bahkan beberapa ada

yang dari luar negeri. Selain itu tempat kuliah penghuni asrama berbeda –

beda, begitu juga halnya dengan agama mereka. Status ekonomi mereka

31

Page 48: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

pun berbeda pula. Menurut peneliti hal – hal tersebut di atas akan

memperkaya proses penyesuaian diri mereka bila dibandingkan dengan

asrama mahasiswa lainnya yang biasanya berasal dari daerah serumpun,

golongan atau agama yang sama, bahkan didirikan oleh suatu universitas

sehingga semua penghuninya berkuliah di tempat yang sama.

b. Usia penghuni berkisar 18-23 tahun yang masih dalam periode remaja

akhir. Mereka diberi waktu 5 tahun untuk tinggal di asrama, dengan

pertimbangan dalam masa itu semestinya mahasiswi telah lulus kuliah.

Ada juga dispensasi khusus bagi mereka yang kuliah di fakultas yang

dianggap “sulit” seperti kedokteran atau kedokteran hewan.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian adalah penyesuaian diri penghuni Asrama

Syantikara, Jogjakarta. Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, karena itu

tidak ada kontrol terhadap variabel.

D. Definisi Operasional

Menurut Kerlinger (1993) definisi operasional merupakan spesifikasi

kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya. Suatu

definisi operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk

bagi peneliti. Definisi operasional melekatkan arti pada suatu konstruk atau

variabel dengan cara menetapkan kegiatan – kegiatan atau tindakan – tindakan

yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel itu.

32

Page 49: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Penyesuaian diri atau personal adjustment diartikan sebagai proses

perubahan perilaku individu agar dapat hidup selaras dengan tuntutan – tuntutan

baik dari dalam maupun dari luar individu (lingkungan).

Seseorang yang hidup dalam suatu lingkungan selalu harus mengadakan

penyesuaian baik secara pasif maupun aktif. Bila lingkungan itu berubah terus,

maka seseorang harus melakukan penyesuaian diri secara terus – menerus

(Gunarsa, 1986).

Aspek – aspek dari penyesuaian diri yang menjadi indikator dalam

penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

a. kontrol emosi

Individu mampu mengendalikan emosinya ketika menghadapi tuntutan –

tuntutan baik dari dalam maupun dari luar dirinya.

b. belajar dari pengalaman

Individu mampu menerima kenyataan yang sudah terjadi dan mau belajar

dari kesalahan untuk mencapai hasil yang lebih baik di kemudian hari.

c. berorientasi pada tugas

Individu adalah seorang yang mampu memilih pekerjaan yang dapat

memuaskan dirinya sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

d. siap berinteraksi sosial

Individu mampu berelasi dan bekerja sama dengan orang lain.

Pengukuran penyesuaian diri kali ini menggunakan skala yang berkaitan

dengan aspek –aspek tersebut di atas. Semakin tinggi skor total yang diperoleh

subyek maka akan semakin tinggi pula penyesuaian dirinya. Begitu juga

33

Page 50: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subyek maka akan semakin

rendah pula penyesuaian dirinya.

E. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah skala yang memuat kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada subyek

dan subyek diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Pemakaian skala ini berdasarkan asumsi bahwa :

a. subyek adalah orang yang tahu akan dirinya

b. apa yang dinyatakan subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya

c. interpretasi subjek tentang pertanyaan atau pernyataan yang diajukan

kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti (Hadi, 2000).

Penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2002). Namun skala Likert ini telah

dimodifikasi untuk menghindarkan jawaban ragu – ragu dan efek kecenderungan

untuk menjawab ke tengah (central tendency effect) yang akan menhilangkan

banyak data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat

diperoleh dari responden (Hadi, 1991).

34

Page 51: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Ada empat alternatif jawaban yang akan digunakan dalam penelitian ini,

yaitu :

SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak

Setuju)

Untuk pernyataan SS item yang favorable mendapat skor 4, S mendapat skor 3,

TS mendapat skor 2, dan STS mendapat skor 1, sedangkan item yang unfavorable

pernyataan SS mendapat skor 1, S mendapat skor 2, TS mendapat skor 3, dan STS

mendapat skor 4.

Angket yang dibuat oleh peneliti akan digunakan untuk mengungkapkan

penyesuaian diri berdasarkan aspek – aspeknya. Adapun perincian yang disusun di

dalam blue print adalah sebagai berikut :

Tabel 1Blue Print Skala Penyesuaian Diri

Jumlah ButirNo

.

Aspek/ indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah Prosentase

1.

2.

3.

4.

Kontrol emosi

Belajar dari pengalaman

Berorientasi pada tugas

Interaksi sosial

11

11

11

11

11

11

11

11

22

22

22

22

25 %

25 %

25 %

25%

Total 44 44 88 100 %

35

Page 52: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Tabel 2Kisi – kisi Skala Penyesuaian Diri

No. soalNo. Aspek

Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Kontrol emosi 1,2,18,20,25,27,40,45,51,

54,70

11,13,33,37,53,61,65,69

,71,73,79

22

2. Belajar dari

pengalaman

5,7,14,17,21,29,39,46,57,

77,83

3,8,24,30,35,48,50,

58,74,80,87

22

3. Berorientasi pada

tugas

4,6,41,52,60,63,67,72,81,

86,88

22,34,38,43,49,55,62,66

,68,75,82

22

4. Interaksi sosial 12,15,28,32,44,56,59,64,

76,84,85

9,10,16,19,23,26,31,36,

42,47,78

22

Jumlah 88

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat

sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan

data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai

tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 1996),

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu

validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional

atau lewat professional judgement.

36

Page 53: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Validasi ini mengungkapkan sejauh mana item – item tes mewakili

komponen – komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur

(aspek representasi) dan sejauh mana item – item tes mencerminkan ciri perilaku

yang hendak diukur (aspek relevansi).

Dalam hal ini yang melakukan professional judgement adalah dosen

pembimbing peneliti, sebagai orang yang dianggap ahli dan professional di

bidangnya.

2. Seleksi Item

Langkah pertama dalam prosedur seleksi subjek berdasarkan evaluasi

kualitatif untuk melihat kesesuaian dengan blue print atau indikator perilaku yang

hendak diukur, apakah item yang ditulis sesuai dengan kaidah penulisan dan

apakah item masih mengandung social desirability yang tinggi. Selanjutnya

dilakukan prosedur seleksi item berdasarkan data empiris yaitu data hasil uji coba

item pada sekelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek untuk

penelitian.

Penentuan daya diskriminasi item menggunakan koefisien korelasi item

total (rix). Sebagai kriteria digunakan batasan rix ≥ 0,30. Item dengan rix minimal

0,30 dianggap valid, sedangkan item dengan rix kurang dari 0,30 dinyatakan

memiliki daya diskriminasi rendah sehingga harus digugurkan (Azwar,1999).

Setelah diujikan ternyata item dari skala penelitian ini gugur sebanyak 37

item. Dengan demikian item yang dapat digunakan sebanyak 51 item. Item yang

gugur adalah item nomor 1, 2, 3, 4, 7, 20, 25, 27, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 38, 40, 41,

42, 44, 46, 52, 53, 54, 59, 60, 64, 65, 66, 67, 72, 74, 76, 77, 80, 83, 85, 86.

37

Page 54: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Penyebaran item menjadi :

Tabel 3Tabel Distribusi Item Setelah Digugurkan

No. soalNo. Aspek

Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Kontrol emosi 18,45,51,70 11,13,33,61,69,71,73,79 12

2. Belajar dari

pengalaman

5,14,17,21,29,39,57 8,24,35,48,50,58,87 14

3. Berorientasi pada

tugas

6,63,81,88 22,43,49,55,62,68,75,82 12

4. Interaksi sosial 12,15,28,56,84 9,10,16,19,23,26,47,

78

13

Jumlah 51

Setelah item yang gugur dihilangkan kemudian nomor item dipadatkan,

sehingga distribusi penyebaran item yang baru kemudian menjadi :

Tabel 4Tabel Distribusi Item yang Baru

No. soalNo. Aspek

Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Kontrol emosi 13,26,31,41 6,8,22,36,40,42,43,46 12

2. Belajar dari

pengalaman

1,9,12,15,21,24,34 3,18,23,28,30,35,50 14

3. Berorientasi pada

tugas

2,38,47,51 16,25,29,32,37,39,44,48 12

4. Interaksi sosial 7,10,20,33,49 4,5,11,14,17,19,27,45 13

Jumlah 51

38

Page 55: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

3. Reliabilitas

Menurut Azwar (1997), ide pokok yang terkandung dalam konsep

reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Tingginya

tingkat reliabilitas dapat dilihat dari tingginya nilai koefisien reliabilitas yang

mendekati nilai 1,00 berdasarkan rumus – rumus reliabilitas. Pendidikan ini juga

mempunyai nilai praktis dan efisien yang tinggi, karena hanya dilakukan pada

sekelompok subjek (Azwar,1997). Pengukuran reliabilitas dan uji analisis dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha

dari Cronbach dengan program SPSS 13.0 for Windows. Jika hasil koefisien

Alpha dari skala tersebut mendekati koefisien sempurna yaitu 1, maka skala

tersebut dinyatakan semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya semakin mendekati

angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya.

G. Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah

metode statistik deskriptif, meliputi penyajian data melalui tabel, penghitungan

nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean empiris, dan standar deviasi,

serta penghitungan prosentase. Kemudian penentuan kategori tingkat penyesuaian

diri didasarkan pada kategori jenjang. Tujuan kategori jenjang adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok – kelompok terpisah secara jenjang

menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Menurut Azwar (1999)

penentuan kategorisasi jenjang berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik

sebagai berikut :

39

Page 56: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Tabel 5Tabel Norma Kategori Jenjang

Norma Kategori

(µ + 1,0 δ) ≤ x

(µ - 1,0 δ) ≤ x ≤ (µ + 1,0 δ)

x < (µ - 1,0 δ)

Tinggi

Sedang

Rendah

40

Page 57: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah Penelitian

1. Sejarah Syantikara

Didirikannya Asrama Syantikara pada mulanya karena keprihatinan dari

para Suster St. Carolus Borromeus (CB), yang melihat secara langsung pondokan

tempat tinggal para mahasiswa yang menjadi anak didiknya. Mahasiswa perantau

yang ada di Yogyakarta tinggal dalam pondokan yang menurut suster sangat tidak

layak untuk dijadikan tempat tinggal. Dari sinilah keinginan mendirikan sebuah

asrama muncul. Ketika keinginan itu semakin besar sedangkan suster sendiri

belum memiliki tempat khusus untuk para mahasiswa, maka pada 6 Juni 1952,

suster memberanikan diri menerima 4 orang mahasiswa dan ditempatkan di

Asrama Stella Duce (asrama yang dikhususkan untuk siswi SMU Stella Duce I

sekarang). Namun dalam perkembangannya jumlah mahasiswa yang

mendaftarkan diri semakin bertambah hingga akhirnya mencapai 60 orang

mahasiswa. Para suster akhirnya tetap menerima para mahasiswa tersebut, tetapi

karena keterbatasan tempat maka mereka kemudian ditempatkan di kantor

yayasan.

Pemikiran membangun sebuah asrama khusus untuk mahasiswa terus

berkembang, sampai akhirnya setelah memiliki cukup uang, suster CB membeli

sebidang tanah yang terdapat di sebelah utara gedung susteran CB. Tanah yang

rencananya akan dibangun asrama tersebut kemudian diminta oleh Universitas

41

Page 58: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Gajah Mada (UGM) untuk membangun proyek perumahan dosen UGM. Tanah

itu kemudian diganti dengan sebidang tanah di atas rawa-rawa yang terletak di

timur susteran. Di tempat itulah –sebelah selatan Wisma MM UGM (sekarang)-

akhirnya dibangun asrama mahasiswi Syantikara.

Sebelum asrama didirikan, terjadi pemikiran untuk memisahkan asrama

untuk mahasiswa dengan mahasiswi. Akhirnya para pastor dari Serikat Jesus (SJ)

diminta untuk membuat dan mengelola Asrama Realino sebagai asrama putra,

sedangkan suster CB membuat dan mengelola Asrama Syantikara sebagai asrama

putri dengan lokasi yang terpisah.

Proyek pembangunan Asrama Syantikara di atas tanah seluas 2105m2 itu,

dibiayai oleh Misereor –sebuah badan usaha Jerman yang membantu

pembangunan negara-negara berkembang- awalnya hanya membangun kamar

sebanyak 11 unit. Kemudian dengan bertambahnya waktu, jumlah mahasiswa

yang mendaftarkan diri semakin lama semakin meningkat. Selanjutnya asrama

menambah jumlah kamar menjadi 21 unit. Sebutan “unit” itulah yang sering

dipakai oleh warga dalam menyebut nama kamar-kamar. Ada istilah “unit atas”

dan “unit bawah” masing-masing terdiri dari 8 unti dan 13 unit. Unit bawah yang

letaknya di sebelah barat aliran sungai yang melintasi kompleks asrama, terdiri

dari warga tahun pertama sampai dengan tahun ketiga. Sedangkan asrama atas

yang terdapat di sebelah timur sungai, dikhususkan untuk mereka yang sudah

menduduki tahun keempat dan kelima. Jumlah daya tamping asrama tiap tahun

rata-rata berkisar antara 135 sampai 146 mahasiswi.

42

Page 59: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Asrama Syantikara sekitar tahun 1980-an pernah mengalami penghilangan

beberapa ruang publik. Bangunan tersebut ditujukan sebagai tempat kegiatan

bersama, tidak hanya dikhususkan untuk warga asrama sendiri namun diharapkan

juga berfungsi bagi orang luar. Harapan ini merupakan salah satu harapan

Syantikara yang ingin membuka dirinya untuk orang lain. Ruang tersebut adalah

Menza, Kafetaria, Tentir Besar, Tentir Kecil, dan Tentir Luar. Awalnya tempat-

tempat tersebut difungsikan untuk ruang belajar bagi para mahasiswa di luar

asrama, karena pada masa itu awal tahun 80-an belum banyak listrik di kost-kost-

an yang letaknya di daerah sekitar pedesaan. Banyak mahasiswa yang ingin dapat

belajar dengan nyaman di tempat yang luas dengan penerangan yang bagus. Dari

situlah awal pembangunan ruang-ruang tersebut berasal. Kini ruang-ruang

tersebut beralih fungsi menjadi ruang diskusi, seminar, pameran, dan kegiatan

besar lainnya. Ini terjadi mungkin karena sudah bagusnya sistem penerangan di

daerah kost-kost-an sekarang ini sehingga sudah jarang para mahasiswa datang ke

asrama untuk belajar. Tahun 2006 beberapa ruang publik dan unit diambil alih

oleh yayasan.

Nama Syantikara menurut kamus bahasa Kawi berasal dari bahasa

Sansekerta. Canti berarti rumah atau tempat. Kara berarti pertapaan. Sehingga

secara harafiah Syantikara berarti rumah pertapaan. Namun ada juga yang

mengartikan Kara adalah cahaya. “Supaya orang yang dididik di asrama ini dapat

menjadi cahaya di masyarakat”. Sedangkan menurut salah satu mantan kepala

asrama, Syantikara berarti rumah damai. “Syantikara menjadi tempat anak-anak

43

Page 60: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

putri dididik, digembleng, supaya mereka nantinya bisa menjadi wanita yang

mandiri dan kuat kalau sudah terjun di masyarakat.

Motto Syantikara “Caritas et Sapientia” sampai saat ini masih terus

disemangati dan masih selalu menjadi pegangan bersama dalam setiap perjalanan

kehidupannya baik warga sendiri maupun asrama pada umumnya. Artinya adalah

cinta dan kebijaksanaan. Asrama dalam kehidupannya selalu mengajarkan makna

kesederhanaan pad tiap warganya.

2. Penghuni Syantikara

Berbeda dengan asrama lain yang terdapat di Yogyakarta, Syantikara

merupakan asrama yang plural. Disebut sebagai asrama pluralis karena terdapat

berbagai mahasiswi yang memiliki agama, suku, perguruan tinggi, dan latar

belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Asrama ini tidak diperuntukkan bagi

mahasiswi dengan kategori tertentu saja, seperti halnya dalam asrama homogen.

Di dalamnya ada kehidupan yang mampu membangun persaudaraan antar mereka.

Asrama Syantikara rata-rata berjumlah 135 orang tiap tahunnya,

sedangkan kapasitas penerimaan warga baru tiap awal tahun rata-rata 45 orang.

Masing-masing angkatan mengalami dinamika jumlah yang tidak sama. Ini terjadi

karena kepindahan warga asrama ke luar, baik di awal tahun maupun di tengah

tahun ajaran. Bagi warga asrama dalam menyebut tahun angkatan merupakan

tahun mereka masuk pertama kalinya di asrama. Masing-masing warga berhak

untuk tinggal maksimal 5 tahun.

44

Page 61: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

3. Perguruan Tinggi

Warga asrama Syantikara mengikuti pendidikan dari berbagai perguruan

tinggi yang ada di Yogyakarta, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM),

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sanata Dharma (USD),

Universitas Atma Jaya (UAJY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN),

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS

Tarakanita), dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

4. Agama

Tidaklah mudah untuk hidup bersama dengan orang yang berbeda.

Kenyataannya itulah yang terjadi di asrama ini. Meskipun Asrama Syantikara

merupakan sebuah asrama yang didirikan oleh yayasan Katolik dan pengelolanya

adalah para biarawati, namun warga yang pernah dan sedang tinggal di asrama ini

terdiri dari berbagai macam agama. Memang tidak disangkal bahwa mayoritas

warga Syantikara memeluk agama Katolik, namun terbukti tidak sedikit

mahasiswi yang beragama lain tinggal di sini.

5. Asal Daerah

Penghuni asrama berasal dari berbagai daerah. Asrama ini dapat

menghilangkan stereotipe masyarakat mengenai dominasi Jawa, yang disebabkan

oleh letak berdirinya asrama. Memang tidak semua pelosok daerah pernah ada di

sini. Namun dari catatan yang ada, berbagai macam provinsi telah terwakili.

45

Page 62: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

B. Pembahasan

1. Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian maka peneliti meminta izin terlebih dahulu

kepada kepala asrama, yakni Sr. Benedicte CB tanggal 14 September 2007. Atas

saran dari beliau (untuk mempermudah proses penelitian) peneliti tidak perlu

bertemu langsung dengan subyek penelitian. Skala dititipkan kepada salah

seorang warga seperti yang telah direkomendasikan Suster. Penelitian kali ini

menggunakan try out terpakai, sehingga penyebaran skala hanya dilakukan satu

kali, yaitu pada 19 September 2007 sampai dengan 21 September 2007. Alasan

menggunakan try out terpakai pada penelitian ini karena subyek penelitiannya

terbatas. Pada try out terpakai penyebaran skala dilakukan satu kali saja.

Pengolahan hasil penelitian didasarkan pada data yang masuk satu kali itu.

Skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 135 buah, sesuai dengan

jumlah warga asrama. Akan tetapi karena tidak semua warga sedang berada di

tempat, maka skala hanya kembali sebanyak 102 buah. Jumlah tersebut kemudian

dirasa cukup mewakili populasi.

Dari hasil uji reliabilitas dan seleksi item didapatlah 51 item yang sahih

dan layak. Sehingga uji frekuensi kemudian dilakukan pada ke-51 item tersebut.

2. Hasil Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji asumsi, yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari sebuah distribusi normal. Bila p > 0,05 maka sebaran normal

46

Page 63: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

(sampel atau data berasal dari distribusi yang normal). Dengan menggunakan

SPSS seri 13 maka uji Kolmogorov_- Smirnov menghasilkan angka 0,338,

sehingga p > 0,05, dan data normal.

b. Deskripsi Data Penelitian

Skor teoritik penyesuaian diri yang dapat dicapai oleh subyek adalah

sebagai berikut :

Xmin = 51 x 1 = 51

Xmaks = 51 x 4 = 204

Range = 204 – 51 = 153

Mean (µ) = (204 + 51) / 2 = 255 / 2 = 127,5

Standar deviasi (δ) = 153 / 6 = 25,5 = 26

Dari skoring penelitian didapatlah hasil sebagai berikut :

Tabel 6

Deskripsi Data Penelitian

N = 102

Mean empirik (µ) = 148,49

Mean teoritik (µ) = 127,5

Skor minimum empirik (X) = 79

Skor minimum teoritik (X) = 51

Skor maksimum empirik (X) = 178

Skor maksimum teoritik (X) = 204

Standar deviasi empirik (δ) = 17,019

Standar deviasi teoritik (δ) = 25,5

47

Page 64: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Keterangan :

N = jumlah subyek penelitian

Skor minimum empirik = skor paling rendah yang diperoleh dari data penelitian

Skor minimum teoritik = skor paling rendah yang mungkin diperoleh subyek pada

skala

Skor maksimum empirik = skor paling tinggi yang diperoleh dari data penelitian

Skor maksimum teoritik = skor paling tinggi yang mungkin diperoleh subyek

pada skala

Mean empirik = rata – rata skor yang diperoleh dari data penelitian

Mean teoritik = rata – rata skor yang mungkin diperoleh subyek pada skala

Standar deviasi empirik = menunjukkan variasi jawaban penelitian

Standar deviasi teoritik = variasi jawaban yang mungkin terjadi pada skala

c. Distribusi Frekuensi Penyesuaian DiriTabel 7

Tabel Distribusi Frekuensi Penyesuaian Diri

Skor Frekuensi Persentase79

111119122123124125127129133134135137138139140141142143144145

211112121112231323432

211112121112221

2,92

2,93,92,92

48

Page 65: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

146147148149150151152153155156157158159160161162163164165166167168169171172176176177178

Total

64121233522216122221151111111

102

5,93,91212

2,92,94,92221

5,91222211

4,91111111

100

Dari hasil pengolahan data menggunakan program SPSS for Windows

13.0 diperoleh gambaran tantang distribusi frekuensi penyesuaian diri warga

Asrama Syantikara. Skor penyesuaian diri terendah sebesar 79 yaitu pada 2

subyek dan skor tertinggi yang dicapai adalah sebesar 178 yaitu pada 1 subyek.

49

Page 66: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

d. Grafik Penyesuaian Diri Warga Asrama Syantikara

178

177

176

173

172

171

169

168

167

166

165

164

163

162

161

160

159

158

157

156

155

153

152

151

150

149

148

147

146

145

144

143

142

141

140

139

138

137

135

134

133

129

127

125

124

123

122

119

111

79

total

6

5

4

3

2

1

0

Fre

qu

en

cy

total

e. Kategori Penyesuaian Diri

Penggolongan dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut :

(μ + 1,0 σ) ≤ x : kategori tinggi

(μ - 1,0 σ) ≤ x < (μ + 1,0 σ) : kategori sedang

x < (μ - 1,0 σ) : kategori rendah

Dari perhitungan nilai teoritis sebelumnya diketahui bahwa standar deviasi

(σ) = 26 dan mean (μ) = 76,5 , maka akan diperoleh kategori sebagai berikut:

(76,5 + 1,0 . 26) ≤ x : kategori tinggi

(76,5 - 1,0 . 26) ≤ x < (76,5 + 1,0 . 26) : kategori sedang

x < (76,5 - 1,0 . 26) : kategori rendah

sehingga perolehan kategorinya :

50

Page 67: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Tabel 8Kategorisasi

Skor KategoriX ≥ 103 Tinggi51 – 103 SedangX < 51 Rendah

Dari hasil penelitian diperoleh hasil demikian :Tabel 9

Tabel Hasil Penelitian

Kategori Jumlah Subyek PersentaseTinggiSedangRendah

10020

98,041,96

0Total 102 100

Sebanyak 100 orang subyek (98,4%) dari jumlah keseluruhan subyek termasuk

kategori tinggi, sedangkan 2 orang yang lainnya termasuk kategori sedang, yaitu

1,96%.

e.1. aspek kontrol emosi (12 item)

Xmin : 12 x 1 = 12

Xmaks : 12 x 4 = 48

Range : 48 – 12 = 36

Standar deviasi (δ) : 36 / 6 = 6

Mean (µ) : (12 + 48) / 2 = 60 / 2 = 30

Dengan standar deviasi (δ) = 6 dan Mean (µ) = 30, maka kategori menjadi :

30 + 1,0 (6) ≤ X : tinggi

30 – 1,0 (6) ≤ X < 30 + 1,0 (6) : sedang

X < 30 – 1,0 (6) : rendah

Sehingga perolehan kategorinya adalah sebagai berikut :

51

Page 68: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Tabel 10Kategorisasi Aspek 1

Skor KategoriX ≥ 36 Tinggi24 - 36 SedangX < 24 Rendah

Dari hasil penelitian didapatlah sejumlah 23 orang (22,55%) mendapatkan

kategori tinggi, sedangkan yang terbanyak adalah yang berada di kategori sedang,

sebesar 70,59%, yaitu 72 orang. Dan yang berada pada kategori rendah yaitu 7

orang (6,86%).

e.2. aspek belajar dari pengalaman (14 item)

Xmin : 14 x 1 = 14

Xmaks : 14 x 4 = 56

Range : 56 – 14 = 42

Standar deviasi (δ) : 42 / 6 = 7

Mean (µ) : (14 + 56) / 2 = 70/ 2 = 35

Dengan standar deviasi (δ) = 7 dan Mean (µ) = 35, maka kategori menjadi :

35 + 1,0 (7) ≤ X : tinggi

35 – 1,0 (7) ≤ X < 35 + 1,0 (7) : sedang

X < 35 – 1,0 (7) : rendah

Sehingga perolehan kategorinya adalah sebagai berikut :

Tabel 11Kategorisasi Aspek 2

Skor KategoriX ≥ 42 Tinggi28 – 42 SedangX < 28 Rendah

52

Page 69: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Dari hasil penelitian didapatlah sejumlah 67 orang (65,69%) mendapatkan

kategori tinggi, sedangkan yang berada di kategori sedang sebesar 35,35%, yaitu

33 orang. Dan yang berada pada kategori rendah yaitu 2 orang (1,96%).

e.3. aspek berorientasi pada tugas (12 item)

Xmin : 12 x 1 = 12

Xmaks : 12 x 4 = 48

Range : 48 – 12 = 36

Standar deviasi (δ) : 36 / 6 = 6

Mean (µ) : (12 + 48) / 2 = 60 / 2 = 30

Dengan standar deviasi (δ) = 6 dan Mean (µ) = 30, maka kategori menjadi :

30 + 1,0 (6) ≤ X : tinggi

30 – 1,0 (6) ≤ X < 30 + 1,0 (6) : sedang

X < 30 – 1,0 (6) : rendah

Sehingga perolehan kategorinya adalah sebagai berikut :

Tabel 12Kategorisasi Aspek 3

Skor KategoriX ≥ 36 Tinggi24 - 36 SedangX < 24 Rendah

Dari hasil penelitian didapatlah sejumlah 50 orang (49,02%) mendapatkan

kategori tinggi, sedangkan yang berada di kategori sedang sebesar 48,04%, yaitu

49 orang. Dan yang berada pada kategori rendah yaitu 3 orang (2,94%).

e.4. aspek interaksi sosial (13 item)

Xmin : 13 x 1 = 13

Xmaks : 13 x 4 = 52

53

Page 70: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Range : 52 – 13 = 39

Standar deviasi (δ) : 39 / 6 = 6,5 = 7

Mean (µ) : (13+ 52) / 2 = 65 / 2 = 32,5 = 33

Dengan standar deviasi (δ) = 7 dan Mean (µ) = 33 maka kategori menjadi :

33 + 1,0 (7) ≤ X : tinggi

33 – 1,0 (7) ≤ X < 33 + 1,0 (7) : sedang

X < 33 – 1,0 (7) : rendah

Sehingga perolehan kategorinya adalah sebagai berikut :

Tabel 12Kategorisasi Aspek 4

Skor KategoriX ≥ 40 Tinggi26 – 40 SedangX < 26 Rendah

Dari hasil penelitian didapatlah sejumlah 42 orang (41,18%) mendapatkan

kategori tinggi, sedangkan yang terbanyak adalah yang berada di kategori sedang,

sebesar 58,82%, yaitu 60 orang. Dan tidak ada yang berada pada kategori rendah.

Setelah dilakukan pengkategorian seperti yang tertera di atas,

keseluruhannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13Kategorisasi Persentase per Aspek

Aspek Penyesuaian

Diri

Kategori Jumlah Subjek Persentase

Tinggi 23 22,55

Sedang 72 70,59

Kontrol emosi

Rendah 7 6,86

Tinggi 67 65,69

Sedang 33 32,35Belajar dari pengalaman

Rendah 2 1,96

54

Page 71: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Tinggi 50 49,02

Sedang 49 48,04

Berorientasi pada tugas

Rendah 3 2,94

Tinggi 42 41,18

Sedang 60 58,82Interaksi sosial

Rendah 0 0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa aspek belajar dari pengalaman merupakan

aspek yang tingkat rata – ratanya tinggi, yaitu sebesar 65,69%. Sedangkan aspek

berorientasi pada tugas berada pada tingkat kedua tertinggi, yaitu 49,02%. Yang

ketiga sebesar 41,18% adalah aspek interaksi sosial. Dan yang terakhir yakni

aspek yang pertama, yaitu kontrol emosi sebesar 22,55%.

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari deskripsi data di atas dapat dilihat bahwa skor minimum empirik

lebih besar dari skor minimum teoritik (79 > 51). Skor maksimum empirik

mendekati skor maksimum teoritik. Sedangkan mean empirik lebih besar dari

mean teoritik (148,49 > 127,5). Ini berarti subyek penelitian secara umum memiliki

tingkat penyesuaian diri yang tinggi. Jika standar deviasi empirik lebih kecil dari

standar deviasi teoritik berarti tingkat variasi jawaban subyek pada kelompok data

lebih rendah dari pada tingkat variasi jawaban teoritik. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat penyesuaian diri pada subyek cenderung homogen, dapat dikatakan

merata.

Dari hasil distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa skor yang didapat dari

seluruh subyek termasuk tinggi, yaitu 100 orang berada di kategori tinggi

(98,04%), sedangkan 2 orang termasuk kategori sedang. Hal ini mengindikasikan

55

Page 72: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

bahwa warga Asrama Syantikara mempunyai tingkat penyesuaian diri yang tinggi.

Menurut peneliti ini mungkin terjadi karena kesadaran sebagai seorang individu

yang memasuki kehidupan berasrama. Mau tidak mau mereka harus

menyesuaikan diri dengan tata cara, peraturan dan kebiasaan di asrama serta

warga lain sebagai sesama penghuni asrama. Lama tinggal di asrama bagi subyek

juga berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hanya sebagian kecil subyek yang

baru mulai tinggal di asrama, yaitu sebanyak 30 orang. Bagi 72 orang subyek

lainnya hal mengenai penyesuaian diri merupakan suatu hal yang telah menjadi

kebiasaan mereka sehari – hari. Malahan mereka-lah yang harus mengajari adik –

adik baru di unit mereka bagaimana tata cara dan kebiasaan sehari – hari di

asrama.

Selain itu adanya POSMA bagi penghuni asrama yang baru, serta kegiatan

– kegiatan lain yang diadakan di asrama rupanya amat membantu proses

penyesuaian diri terjadi. Menurut Sears (1994) pada dasarnya hal ini terjadi

karena dua alasan, yaitu :

a. Karena perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat

Adanya “simbok” dan senior lain di dalam satu unit yang sama dengan

yunior berfungsi untuk mengenalkan tata cara dan peraturan kehidupan

berasrama. POSMA yang diadakan oleh para senior pun tujuan utamanya

adalah untuk membantu proses penyesuaian diri para yunior.

b. Karena ingin diterima dan menghindari celaan

Suapaya merasa nyaman, dapat bersosialisasi , dan tidak menjadi bahan

pembicaraan maka seorang penghuni asrama harus dapat menyesuaikan

dirinya dengan baik.

56

Page 73: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Dari seleksi item terlihat bahwa aspek – aspek yang ada tidak

menunjukkan ketimpangan yang terlalu berarti. Aspek yang paling banyak lolos

mempunyai skor paling tinggi dibandingkan aspek yang lain, yakni aspek belajar

dari pengalaman, sebanyak 14 item. Jumlah subyek yang mendapat skor tinggi

pada aspek ini sebanyak 67 orang, yaitu 65,69% dari 102 orang jumlah

keseluruhan, sedangkan yang berada di kategori sedang ada 33 orang, yaitu

32,35%. Ada dua subyek berada di kategori rendah, yaitu 1,96%. Ini menandakan

bahwa para warga Asrama Syantikara mampu menerima kenyataan yang sudah

terjadi dan mau belajar dari kesalahan untuk mencapai hasil yang lebih baik di

kemudian hari. Berarti seperti harapan Carballo (dalam Sarwono, 2005) warga

Asrama Syantikara telah berhasil menyesuaikan diri yang sesuai dengan usia

mereka. Gunarsa (1985) mengungkapkan bahwa ciri orang yang mampu

menyesuaikan diri dengan baik itu adalah dapat menerima dirinya dan dapat

menerima kekurangan dan kelebihan sendiri. Menurut Schneiders (dalam Ali dan

Asori, 2004) pengalaman menyehatkan yang dialami individu (sesuatu yang

mengenakkan, mengasyikkan, dan bahkan dirasa ingin mengulangnya kembali)

akan dijadikan dasar untuk ditransfer oleh individu ketika harus menyesuaikan

diri dengan lingkungan yang baru. Selain itu adanya latihan akan membantu

individu untuk lebih mampu menyesuaikan diri. Tidak jarang seseorang yang

sebelumnya memiliki kemampuan penyesuaian diri yang kurang baik dan kaku,

tetapi karena melakukan latihan secara sungguh – sungguh, akhirnya lambat laun

menjadi bagus dalam setiap penyesuaian diri dengan lingkungan baru.

57

Page 74: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Aspek yang skor jawaban subyeknya termasuk kategori tinggi nomor dua

adalah aspek berorientasi pada tugas (12 item). Sebanyak 50 orang subyek dari

102 orang mendapat kategori tinggi, sekitar 49,02%. Yang termasuk kategori

sedang ada 49 orang (48,04%), sedangkan yang termasuk rendah ada 3 orang,

yakni sebesar 2,94% dari keseluruhan yang ada. Sebagai mahasiswa sekaligus

warga Asrama Syantikara subyek mempunyai kesadaran yang cukup tinggi untuk

mengutamakan tugas dan kewajibannya baik di asrama maupun di kampus. Warga

(1983) mengatakan bahwa seorang yang mampu menyesuaikan diri itu ciri –

cirinya berpotensi kerja tinggi, produktif di masyarakat, dan mengerjakan

tugasnya. Selain itu menurut Darlega dan Janda (1978) seorang yang mampu

menyesuaikan diri itu mampu memilih pekerjaan yang dapat memuaskan dirinya

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Aspek yang berada di urutan ketiga tertinggi adalah interaksi sosial, yaitu

sebanyak 42 orang (41,18%) dari 102 subyek. 60 orang lainnya (58,82%) berada

di kategori sedang. Tidak ada subyek yang menduduki kategori rendah. Setiap

individu di asrama haruslah mempunyai keterampilan sosial untuk berinteraksi

dengan sesama penghuni yang lain. Hal ini mutlak diperlukan karena individu

hidup bersama sehingga setiap individu akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Kemudian timbullah suatu pola kebudayaan dan tingkah laku yang sesuai dengan

sejumlah aturan, kebiasaan, dan nilai – nilai yang mereka patuhi demi mencapai

penyelesaian persoalan hidup sehari – hari (www.e-psikologi.com). Dalam hal ini

individu dan masyarakat sebenarnya sama – sama memberikan dampak bagi

komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang

58

Page 75: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang

diberikan oleh si individu. Proses yang masih harus dilakukan individu kemudian

adalah kemauan untuk mematuhi norma –norma dan peraturan sosial

kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun

dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai – nilai tertentu yang mengatur

hubungan individu dengan kelompok. Dalam hal ini masyarakat adalah penghuni

Asrama Syantikara. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan

dengan kaidah – kaidah dan peraturan – peraturan tersebut lalu mematuhinya

sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi

pola tingkah laku kelompok.

Aspek terakhir adalah kontrol emosi. Sebanyak 23 orang dari 102 subyek

berada di kategori tertinggi (22,55%). Justru sebagian besar subyek berada pada

kategori sedang, yaitu sebanyak 72 orang (70,59%), sedangkan yang berada pada

kategori rendah hanya 7 orang subyek (6,86%) dari keseluruhan 102 orang subyek

Kemampuan warga asrama Syantikara dalam mengendalikan emosinya ketika

menghadapi tuntutan – tuntutan baik dari dalam maupun dari luar dirinya

termasuk sedang, yang mana hal ini sangat dibutuhkan dalam hidup bersama

seperti yang mereka alami. Salah satu ciri orang yang mampu menyesuaikan diri

menurut Warga (1983) yaitu individu tidak mudah terganggu emosinyaoleh stress/

tekanan. Demikian halnya dengan Darlega dan Janda (1978) yang mengatakan

bahwa salah satu aspek penyesuaian diri yaitu mampu mengendalikan luapan

emosi, sehingga individu merupakan orang yang tidak mudah marah, tidak mudah

59

Page 76: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

iri hati, tidak mudah mengalami kekecewaan, dan merupakan orang yang mampu

memberi respon yang rasional serta mempunyai toleransi yang tinggi terhadap

konflik.

60

Page 77: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian maka diperoleh gambaran bahwa secara

umum warga Asrama Syantikara mempunyia tingkat penyesuaian diri yang tinggi.

Secara umum dari 102 orang subyek, sebanyak 100 orang subyek skor

penyesuaian dirinya termasuk kategori tinggi, sebesar 98,04%, sedangkan dua

orang lainnya (1,96%) berada di kategori sedang.

B. Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa keterbatasan yang dialami saat melakukan penelitian ini,

antara lain :

1. Tidak bertemu mukanya peneliti dengan subyek (peneliti tidak menunggui

saat pengisian skala). Peneliti hanya menitipkan skala untuk dibagikan

pada seluruh warga asrama Syantikara. Bisa jadi pada saat pengisian skala

ada pertanyaan yang kurang dimengerti maksudnya oleh subyek.

2. 30 orang subyek adalah warga Asrama Syantikara tahun pertama. Pada

saat terjadinya penelitian mereka belum genap 2 bulan tinggal di asrama

dan mungkin belum genap 1 bulan menjadi mahasiswa, sedangkan ada

beberapa pertanyaan yang mengarah kepada kehidupan dan tugas

kemahasiswaan serta tugas dan kewajiban di asrama.

61

Page 78: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

C. Saran

a. Bagi pengurus Asrama Syantikara

Selama ini menurut peneliti kegiatan – kegiatan yang diadakan telah

menunjang proses penyesuaian diri warga, tidak hanya ke dalam asrama,

tapi juga ke luar asrama. Harapan peneliti semoga Asrama Syantikara

semakin memperkaya warganya dengan kegiatan – kegiatan yang semakin

baik kualitasnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian di Asrama

Syantikara.

Banyak hal yang dapat dikaji di Asrama Syantikara, terutama bagi

penelitian sosial dan psikologi. Oleh sebab itu hendaknya diadakan

penelitian yang lebih mendalam.

62

Page 79: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asori, M. 2004. Psikologi Remaja. Bandung: Bumi Aksara

Azwar, Saifuddin . 1996. Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

_______________. 1997. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_______________. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

_______________. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : PustakaPelajar.

B., Triton P. 2006. SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :Penerbit ANDI

Darlega, V.I. & Janda, L.H. 1978. Personal Adjustment The Psychology ofEveryday Life.New Jersey: General Learning Press.

Gerungan, DR.W.A., 1996. Psikologi Sosial. Bandung: PT Eresco.

Hadi, S. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset.

______. 1996. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset.

Huffman, K., Vernon, M., & Vernon, J. 1997. Psyhology in Action. Canada: JohnWiley & Sons Inc.

Kartono, K. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas. Bandung: MandarMaju

Kartono, K.1997. Patologi Sosial 3: Gangguan – Gangguan Kejiwaan. Jakarta:Raja Grafindo Perkasa.

Kerlinger, Fred N. 1993. Asas – Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : GadjahMada University Press.

Meichati, S. 1969. Mental Hygiene dan Kesehatan Mental. Yogyakarta: Fak.Psikologi UGM.

Meichati, S. 1974. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fak.Psikologi Universitas Gadjah Mada.

63

Page 80: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Mutadin,Z. 2002. www.e-psikologi .com.

Nashori, H.Fuad Psi. 2007. Seni Beradaptasi di Perantauan. Majalah PsikologiPlus.

Nawawi, Hadari. Prof. Dr., 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

.Prasetyo, E. Catur Eko. 2004 . Perbedaan Kemandirian Pelajar dari Keluarga

dengan Pola Asuh Demokratis yang Tinggal di Kos dan yang Tinggal diAsrama. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi USD.

Riduwan, Drs. M.B.A. 2002. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian.Bandung : Penerbit Alfabeta.

Sears, David O. dkk. 1994. Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Soesilowindradini, Dra.MA. 2006 . Psikologi Perkembangan Masa Remaja.Surabaya:Usaha Nasional

Sophiani, R. 1999. Asertivitas dan Penyesuaian Diri Pada Masa Dewasa Dini.Skripsi (tidak diterbitkan).Semarang:Fakultas Psikologi UnikaSoegijapranata.

Sukmarani. 2000. Korelasi Antara Penyesuaian Diri dan Tipe KepribadianEkstravert-Intravert Pada Siswa SMU van Lith Muntilan. Skripsi (tidakditerbitkan). Yogyakarta :Fakultas Psikologi USD.

Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Garfindo Persada.

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13, Analisis Data Statistik.Yogyakarta : Penerbit ANDI

Vembriarto,St. 1993. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia SaranaIndonesia.

Warga, Richard G. 1983. Personal Awareness A Psychology of Adjustment.Boston: Houghton Mifflin Company.

Widhayanie, M.H.. 2004. Asrama Sebagai Ruang Pembelajaran Pluralisme.Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fisipol UGM.

64

Page 81: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Wijayengrana, Mira Sunu. 2004. Tingkat Agresivitas Siswa SMU InstitutIndonesia. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta :Fakultas PsikologiUSD.

jbptgunadarma-gdl-s1-2004-herdiyanma-641-bab1.pdf

_________. 2007. Jangan Lengkapi Wajah Malaikat dengan Tubuh Setan.Majalah Psikologi Plus vol.II no.1 Juli

65

Page 82: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN ASKALA PENELITIAN

66

Page 83: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Identitas Subjek Penelitian

Nama (Initial) :

Umur :

Asal :

Unit :

Tahun (tahun ke berapa tinggal di asrama) :

Kepada teman – teman warga Asrama Syantikara yang terkasih,

Di tengah kesibukan yang tengah Anda jalani, Saya meminta kesediaan

teman – teman meluangkan waktu sejenak untuk mengisi skala penelitian yang

telah Saya buat guna memenuhi tugas akhir perkuliahan di Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta.

Untuk itu Saya mohon teman – teman membaca dengan seksama serta

mengisi pernyataan secara lengkap, sesuai dengan keadaan diri Anda tanpa

dipengaruhi oleh siapapun. Tidak ada jawaban yang salah atau memalukan

jika teman – teman menjawab sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri.

Setiap orang memiliki sifat dan pengalaman yang berbeda – beda, sehingga

dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk.

Pelu diketahui bahwa jawaban teman – teman akan terjamin

kerahasiaannya. Saya sangat berharap tidak ada pernyataan yang terlewati

atau tidak terjawab. Mohon pernyataan dijawab sesuai dengan keadaan diri

Anda, bukan jawaban yang sesuai dengan keinginan Anda.

Atas bantuan dan kerjasamanya Saya ucapkan terimakasih yang sebesar –

besarnya.

Anastasia Ika

Septiana

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Jogjakarta

Page 84: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Petunjuk Pengisian :

Baca dan pahami baik – baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan – pernyataan tersebut sesuai dengan diri

Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang

tersedia. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan atau tidak

terjawab.

Pilihan jawaban terdiri atas :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Skala Penelitian Psikologi

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Saya sabar menghadapi orang yang menjengkelkan saya.

2. Saya tidak panik saat mendapatkan tugas yang mendadak.

3. Biarlah orang lain yang mencarikan solusi atas permasalahan

saya.

4. Waktu kuliah adalah saat yang menyenangkan.

5. Bila mempunyai masalah, saya akan langsung mencari

solusinya.

6. Tugas – tugas kuliah saya kerjakan dengan sepenuh hati.

7. Saya tidak mudah menyerah bila menghadapi permasalahan

yang sulit.

8. Saya mudah lari dari masalah.

9. Saya panik bila berada di tengah orang – orang yang tidak

saya kenal.

10. Menurut saya banyak teman akan merepotkan.

11. Saya tidak sabar menghadapi orang yang menjengkelkan

saya.

12. Saya senang bertemu dan berhubungan dengan orang baru.

13. Saya berkeringat dingin bila mendapat tugas mendadak.

14. Saya senang menerima kritik dan saran.

15. Saya ikut kegiatan baik di dalam maupun luar asrama supaya

teman saya bertambah.

Page 85: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

16. Saya sering kesepian walaupun berada di asrama.

17. Kesalahan di masa lalu merupakan pelajaran yang berharga

dalam hidup saya.

18. Saya tidak mudah tersinggung dengan kata – kata kasar.

19. Saya canggung untuk memulai percakapan dengan orang

yang belum saya kenal.

20. Saya jarang cemas ketika saya mempunyai masalah.

21. Saya akan mengakui kesalahan saya.

22. Saya sering malas kuliah.

23. Saya curiga teman saya akan menyebarkan sharring saya.

24. Saya tersinggung bila orang lain mengkritik saya.

25. Saya tidak mudah menangis bila kangen rumah.

26. Saya risih bila ada orang yang perhatian pada saya.

27. Saya hanya tertawa menghadapi teman yang bercanda

kelewat batas.

28. Saya bahagia berada di tengah teman – teman.

29. Saya akan meminta maaf bila telah menyakiti orang lain.

30. Kesalahan di masa lalu tidak perlu diungkit – ungkit lagi.

31. Saya menyimpan pikiran dan perasaan saya sendiri.

32. Saya mudah bergaul dengan siapa saja.

33. Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain.

34. Saya merasa terbebani dengan tugas kuliah.

35. Saya sulit mengakui kesalahan saya.

36. Teman – teman sering tidak menyadari bahwa saya sedang

bersedih.

37. Saya sulit tidur bila sedang bermasalah.

38. Aktivitas lain di luar kuliah bukanlah hal yang penting.

39. Saya mudah memaafkan kesalahan orang lain.

40. Saya mencoba mengatur nafas bila ada sesuatu yang

membuat saya marah.

41. Saya mengikuti kegiatan selain kuliah di luar kegiatan

asrama.

42. Pergi ke luar bersama teman – teman hanya membuang

waktu.

43. Saya baru mau mengerjakan tugas kebersihan unit bila saya

ingin.

Page 86: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

44. Saya memiliki hubungan yang baik dengan teman – teman

saya.

45. Saya mudah melupakan hal – hal yang membuat saya

jengkel.

46. Kegagalan adalah sukses yang tertunda.

47. Saya belum pernah diminta menjadi panitia dalam kegiatan

apapun.

48. Meminta maaf akan menurunkan harga diri saya di mata

orang.

49. Saya sering menunda – nunda waktu untuk mengerjakan

tugas kuliah dan asrama.

50. Tidak mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain.

51. Saya tidak suka menyimpan amarah berlarut – larut.

52. Sudah sepantasnya saya ikut serta menjaga kebersihan dan

kerapian unit.

53. Saya sering menangis karena kangen rumah.

54. Saya menikmati setiap aktivitas yang saya jalani.

55 Saya takut acara di asrama akan berantakan bila saya yang

menjadi panitia.

56. Saya suka memperhatikan dan diperhatikan orang lain.

57. Saya menerima diri saya apa adanya.

58. Kegagalan membuat pikiran saya buntu.

59. Teman – teman sering melibatkan saya dalam pembicaraan

atau diskusi.

60. Saya langsung mengerjakan tugas kuliah dan asrama tanpa

menunda waktu.

61. Saya ingin melabrak teman yang menurut saya bercanda

kelewat batas.

62. Saya mengikuti kegiatan di asrama karena terpaksa

63. Saya senang diserahi tanggung jawab bila di asrama ada

acara.

64. Selalu ada teman yang menghibur bila saya bersedih.

65. Saya menjadi gemetar bila marah dan takut.

66. Saya kesulitan mengatur waktu untuk belajar.

67. Bagi saya kegiatan di asrama merupakan merupakan sarana

refreshing dari tugas kuliah.

68. Saya memilih menjadi hadirin dibanding panitia.

Page 87: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

69. Saya masih ingat setiap kejadian yang menjengkelkan saya.

70. Saya pantang putus asa bila keadaan tidak berjalan seperti

yang saya inginkan.

71. Saya ingin balas dendam pada orang yang menyakiti saya.

72. Saya bisa mengatur waktu belajar.

73. Saya mudah bosan dengan rutinitas.

74. Saya sering merasa tidak bahagia dengan keadaan diri saya.

75. Saya akan mengerjakan tugas kuliah yang sulit bila

waktunya sudah mendekati deadline.

76. Saya sering berjalan – jalan dengan teman – teman.

77. Kenyataan adalah hal yang harus dihadapi.

78. Saya sulit percaya pada orang lain.

79. Saya frustrasi bila rencana saya berantakan.

80. Saya sulit menerima kenyataan.

81. Saya termasuk aktif bila di asrama ada kegiatan.

82. Kegiatan wajib di asrama hanya membuang – buang waktu

saja.

83. Keberhasilan di masa lalu menjadi pegangan bagi saya untuk

berusaha lebih baik lagi.

84. Hampir di setiap kegiatan yang saya ikuti baik di asrama

maupun di luar asrama, saya diminta menjadi panitia.

85. Saya mudah percaya pada orang lain.

86. Tugas kuliah yang sulit membuat saya semakin tertantang

untuk mengerjakannya.

87. Keberhasilan di masa lalu membuat saya terlena.

88. Kegiatan yang diwajibkan asrama untuk diikuti oleh

penghuni asrama merupakan sarana untuk pengembangan

diri.

Page 88: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN BDATA PENELITIAN

67

Page 89: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 90: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 91: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 92: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 93: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 94: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 95: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 96: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 97: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 98: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 99: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 100: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 101: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 102: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 103: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 104: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 105: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 106: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 107: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 108: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 109: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 110: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 111: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 112: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 113: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 114: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 115: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 116: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 117: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA
Page 118: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN CSELEKSI ITEM

68

Page 119: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Reliability

Case Processing Summary

102 100.0

0 .0

102 100.0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.917 88

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

item1 251.07 416.876 .169 .917

item2 251.22 415.874 .203 .916

item3 250.46 414.845 .284 .916

item4 250.65 419.993 .060 .917

item5 250.50 412.233 .452 .915

item6 250.71 415.418 .323 .916

item7 250.60 414.421 .280 .916

item8 250.70 403.936 .607 .914

item9 250.79 410.739 .402 .915

item10 250.26 411.028 .394 .915

item11 251.11 408.216 .440 .915

item12 250.32 414.043 .322 .916

item13 250.80 414.179 .360 .916

item14 250.63 410.573 .372 .915

item15 250.31 411.227 .417 .915

item16 250.76 409.706 .364 .915

item17 250.08 411.222 .410 .915

item18 251.09 410.933 .300 .916

item19 251.16 404.985 .480 .914

item20 251.35 418.211 .119 .917

item21 250.57 414.050 .394 .915

item22 250.83 406.219 .467 .915

item23 250.88 407.748 .552 .914

Page 120: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

item24 250.77 404.592 .653 .914

item25 251.13 418.627 .059 .918

item26 250.69 404.277 .565 .914

item27 251.12 420.303 .028 .918

item28 250.13 411.597 .431 .915

item29 250.27 409.528 .466 .915

item30 251.91 426.160 -.173 .919

item31 251.28 421.314 -.011 .918

item32 250.64 415.362 .222 .916

item33 250.90 403.297 .659 .913

item34 250.81 414.391 .288 .916

item35 250.71 409.497 .467 .915

item36 251.37 412.216 .285 .916

item37 251.33 419.274 .045 .918

item38 250.44 414.922 .265 .916

item39 250.81 407.579 .504 .914

item40 250.48 416.252 .188 .916

item41 250.46 419.974 .051 .917

item42 250.37 420.058 .050 .917

item43 250.43 412.505 .303 .916

item44 250.51 415.262 .240 .916

item45 251.12 405.253 .522 .914

item46 250.21 421.413 -.006 .918

item47 250.30 409.085 .415 .915

item48 250.24 407.013 .498 .914

item49 251.00 411.564 .305 .916

item50 250.86 406.436 .497 .914

item51 250.81 404.846 .568 .914

item52 250.07 417.332 .178 .916

item53 250.94 413.185 .223 .917

item54 250.40 417.431 .172 .916

item55 250.73 406.082 .538 .914

item56 250.55 410.824 .358 .915

item57 250.40 409.570 .438 .915

item58 250.67 409.888 .416 .915

item59 250.62 419.050 .130 .917

item60 251.14 416.753 .178 .916

item61 250.72 407.631 .448 .915

item62 250.44 407.358 .512 .914

item63 250.78 405.478 .557 .914

item64 250.51 420.629 .030 .917

item65 251.01 420.802 .013 .918

item66 250.99 413.733 .262 .916

item67 250.90 417.376 .129 .917

item68 250.96 406.573 .523 .914

item69 251.23 403.761 .521 .914

item70 250.83 413.586 .315 .916

Page 121: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

item71 250.60 400.896 .627 .913

item72 250.97 418.346 .134 .917

item73 251.25 411.316 .331 .916

item74 250.66 413.931 .245 .916

item75 251.14 405.862 .446 .915

item76 250.58 420.048 .049 .917

item77 250.09 415.685 .242 .916

item78 251.08 409.974 .437 .915

item79 251.11 409.721 .424 .915

item80 250.72 414.205 .284 .916

item81 251.00 414.119 .307 .916

item82 250.49 408.866 .515 .915

item83 250.11 418.572 .139 .917

item84 251.13 409.736 .413 .915

item85 251.17 414.259 .269 .916

item86 250.80 416.852 .181 .916

item87 250.76 410.202 .385 .915

item88 250.10 415.297 .300 .916

Page 122: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN DUJI RELIABILITAS

69

Page 123: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

Reliability

Case Processing Summary

102 100.0

0 .0

102 100.0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.937 51

Cronbach'sAlpha N of Items

Item-Total Statistics

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

item1 145.36 281.580 .466 .936

item2 145.57 284.941 .290 .937

item3 145.56 275.061 .601 .935

item4 145.66 282.287 .320 .937

item5 145.13 280.944 .386 .937

item6 145.97 277.455 .482 .936

item7 145.19 284.411 .262 .937

item8 145.67 284.917 .269 .937

item9 145.49 278.629 .448 .936

item10 145.18 280.246 .453 .936

item11 145.63 281.424 .295 .937

item12 144.94 278.610 .527 .936

item13 145.95 282.344 .238 .938

item14 146.02 276.811 .441 .936

item15 145.43 282.723 .432 .936

item16 145.70 276.530 .477 .936

item17 145.75 277.598 .577 .935

item18 145.64 275.045 .674 .935

item19 145.55 273.973 .616 .935

item20 144.99 282.881 .344 .937

item21 145.14 277.862 .549 .936

item22 145.76 274.598 .651 .935

item23 145.57 278.525 .516 .936

Page 124: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

item24 145.68 276.419 .573 .935

item25 145.29 280.289 .376 .937

item26 145.98 275.920 .525 .936

item27 145.17 279.804 .388 .937

item28 145.10 275.178 .597 .935

item29 145.86 280.377 .337 .937

item30 145.73 274.795 .589 .935

item31 145.68 274.439 .622 .935

item32 145.59 276.403 .551 .935

item33 145.41 279.156 .419 .936

item34 145.26 277.682 .526 .936

item35 145.53 282.212 .309 .937

item36 145.58 276.682 .500 .936

item37 145.30 275.897 .597 .935

item38 145.65 276.112 .561 .935

item39 145.82 276.622 .544 .935

item40 146.09 275.091 .508 .936

item41 145.70 281.461 .387 .937

item42 145.46 271.914 .647 .935

item43 146.11 280.869 .336 .937

item44 146.00 276.911 .430 .936

item45 145.94 279.719 .446 .936

item46 145.97 279.752 .421 .936

item47 145.86 281.961 .379 .937

item48 145.35 276.944 .621 .935

item49 145.99 280.030 .399 .936

item50 145.63 279.286 .420 .936

item51 144.96 285.444 .234 .937

Page 125: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN EHASIL PENELITIAN

70

Page 126: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

FrequenciesStatistics

total

Valid 102N

Missing 0

Mean 148.49

Median 149.00

Mode 146(a)

Std. Deviation 17.019

Variance 289.658

Range 99

Minimum 79

Maximum 178

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

79 2 2.0 2.0 2.0

111 1 1.0 1.0 2.9

119 1 1.0 1.0 3.9

122 1 1.0 1.0 4.9

123 1 1.0 1.0 5.9

124 2 2.0 2.0 7.8

125 1 1.0 1.0 8.8

127 2 2.0 2.0 10.8

129 1 1.0 1.0 11.8

133 1 1.0 1.0 12.7

134 1 1.0 1.0 13.7

135 2 2.0 2.0 15.7

137 2 2.0 2.0 17.6

138 3 2.9 2.9 20.6

139 1 1.0 1.0 21.6

140 3 2.9 2.9 24.5

141 2 2.0 2.0 26.5

142 3 2.9 2.9 29.4

143 4 3.9 3.9 33.3

144 3 2.9 2.9 36.3

145 2 2.0 2.0 38.2

146 6 5.9 5.9 44.1

147 4 3.9 3.9 48.0

148 1 1.0 1.0 49.0

149 2 2.0 2.0 51.0

150 1 1.0 1.0 52.0

Valid

151 2 2.0 2.0 53.9

Page 127: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

152 3 2.9 2.9 56.9

153 3 2.9 2.9 59.8

155 5 4.9 4.9 64.7

156 2 2.0 2.0 66.7

157 2 2.0 2.0 68.6

158 2 2.0 2.0 70.6

159 1 1.0 1.0 71.6

160 6 5.9 5.9 77.5

161 1 1.0 1.0 78.4

162 2 2.0 2.0 80.4

163 2 2.0 2.0 82.4

164 2 2.0 2.0 84.3

165 2 2.0 2.0 86.3

166 1 1.0 1.0 87.3

167 1 1.0 1.0 88.2

168 5 4.9 4.9 93.1

169 1 1.0 1.0 94.1

171 1 1.0 1.0 95.1

172 1 1.0 1.0 96.1

173 1 1.0 1.0 97.1

176 1 1.0 1.0 98.0

177 1 1.0 1.0 99.0

178 1 1.0 1.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

total

N 102

Mean 253.63Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 20.535

Absolute .071

Positive .041

Most ExtremeDifferences

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .715

Asymp. Sig. (2-tailed) .685

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Page 128: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ASPEK 1

KONTROL EMOSI

Statistics

total

Valid 102N

Missing 0

Sum 3261

total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

15 2 2.0 2.0 2.0

19 1 1.0 1.0 2.9

21 2 2.0 2.0 4.9

22 1 1.0 1.0 5.9

23 1 1.0 1.0 6.9

25 3 2.9 2.9 9.8

26 1 1.0 1.0 10.8

27 1 1.0 1.0 11.8

28 2 2.0 2.0 13.7

29 7 6.9 6.9 20.6

30 11 10.8 10.8 31.4

31 15 14.7 14.7 46.1

32 8 7.8 7.8 53.9

33 5 4.9 4.9 58.8

34 7 6.9 6.9 65.7

35 12 11.8 11.8 77.5

36 8 7.8 7.8 85.3

37 6 5.9 5.9 91.2

38 2 2.0 2.0 93.1

39 4 3.9 3.9 97.1

40 2 2.0 2.0 99.0

42 1 1.0 1.0 100.0

Valid

Total 102 100.0 100.0

Page 129: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ASPEK2

BELAJAR DARI PENGALAMAN

Statistics

total

Valid 102N

Missing 0

total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

19 2 2.0 2.0 2.0

31 1 1.0 1.0 2.9

32 1 1.0 1.0 3.9

34 1 1.0 1.0 4.9

36 4 3.9 3.9 8.8

37 1 1.0 1.0 9.8

38 2 2.0 2.0 11.8

39 7 6.9 6.9 18.6

40 10 9.8 9.8 28.4

41 6 5.9 5.9 34.3

42 8 7.8 7.8 42.2

43 14 13.7 13.7 55.9

44 6 5.9 5.9 61.8

45 9 8.8 8.8 70.6

46 6 5.9 5.9 76.5

47 7 6.9 6.9 83.3

48 4 3.9 3.9 87.3

49 8 7.8 7.8 95.1

50 1 1.0 1.0 96.1

51 1 1.0 1.0 97.1

52 1 1.0 1.0 98.0

53 1 1.0 1.0 99.0

54 1 1.0 1.0 100.0

Valid

Total 102 100.0 100.0

Page 130: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ASPEK 3

BERORIENTASI PADA TUGAS

Statistics

total

Valid 102N

Missing 0

total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

17 2 2.0 2.0 2.0

23 1 1.0 1.0 2.9

27 3 2.9 2.9 5.9

29 2 2.0 2.0 7.8

30 4 3.9 3.9 11.8

31 4 3.9 3.9 15.7

32 4 3.9 3.9 19.6

33 9 8.8 8.8 28.4

34 12 11.8 11.8 40.2

35 11 10.8 10.8 51.0

36 18 17.6 17.6 68.6

37 9 8.8 8.8 77.5

38 4 3.9 3.9 81.4

39 4 3.9 3.9 85.3

40 5 4.9 4.9 90.2

41 7 6.9 6.9 97.1

42 1 1.0 1.0 98.0

43 2 2.0 2.0 100.0

Valid

Total 102 100.0 100.0

Page 131: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

ASPEK 4

INTERAKSI SOSIAL

Statistics

total

Valid 102N

Missing 0

total

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

27 1 1.0 1.0 1.0

28 2 2.0 2.0 2.9

29 2 2.0 2.0 4.9

31 1 1.0 1.0 5.9

32 4 3.9 3.9 9.8

33 3 2.9 2.9 12.7

34 4 3.9 3.9 16.7

35 4 3.9 3.9 20.6

36 7 6.9 6.9 27.5

37 13 12.7 12.7 40.2

38 7 6.9 6.9 47.1

39 12 11.8 11.8 58.8

40 7 6.9 6.9 65.7

41 5 4.9 4.9 70.6

42 6 5.9 5.9 76.5

43 7 6.9 6.9 83.3

44 4 3.9 3.9 87.3

45 5 4.9 4.9 92.2

46 2 2.0 2.0 94.1

47 5 4.9 4.9 99.0

48 1 1.0 1.0 100.0

Valid

Total 102 100.0 100.0

Page 132: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA

LAMPIRAN FSURAT KETERANGAN PENELITIAN

71

Page 133: DESKRIPSI PENYESUAIAN DIRI PENGHUNI ASRAMA