DETERMINAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN …lib.unnes.ac.id/22428/1/7211411158-s.pdf · Lampiran 2 Daftar Nama Perusahaan Sampel ... adalah penyumbang terbesar yaitu sebesar 60,62%,

Embed Size (px)

Citation preview

  • DETERMINAN PROFITABILITAS PADA

    PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE GO

    PUBLIC DI INDONESIA

    SKRIPSI

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Fani Karina

    7211411158

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • i

    DETERMINAN PROFITABILITAS PADA

    PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE GO

    PUBLIC DI INDONESIA

    SKRIPSI

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Fani Karina

    7211411158

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    Beberapa hal terlalu jauh tergapai oleh tangan. Lalu manusia

    menyerah. Mereka lupa, tak ada hal yang tak terjangkau doa. (Fala

    Adinda)

    Having a bad day? Place your hand on your chest. Do you feel that?

    Thats called purpose. You are alive for a reason. (Dimas Novriandi)

    Khawatir itu semacam doa terselubung yang negatif. Semacam

    menyumpahi diri sendiri. (Gabrielle Connie Wongsoredjo)

    Skripsi ini kupersembahkan untuk:

    Agus Subekhi, Bapak nomor satu di seluruh dunia.

    Nur Aeni, Ibu terbaik yang bisa Tuhan berikan.

    Aditia dan Irena, malaikat-malaikat penebar tawa dan bahagia.

    Kurawas (Hesti, Rosyi, Pipit, Cancan, Arif, Devina, & Citra), teman-teman paling

    brutal-namun-tak-terlupakan-sepanjang masa.

    Intan dan Aruna, pengajar ilmu bertahan hidup khas anak kos sejati.

    Yaya, teman jarak jauh yang senantiasa menginspirasi.

    Siapapun yang dengan sukarela membaca skripsi ini.

  • vi

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    tak pernah putus memberikan rahmat dan hidayah, sehingga penyusunan karya

    akhir berupa skripsi yang berjudul DETERMINAN PROFITABILITAS

    PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE GO PUBLIC DI

    INDONESIA dapat terselesaikan dengan baik.

    Skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan sejauh ini tanpa adanya

    dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa yang senantiasa datang dari berbagai

    pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak

    terimakasih kepada:

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri

    Semarang.

    2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

    Semarang.

    3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Program Strata I

    (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri semarang.

    4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah

    tulus dan sabar membimbing, mengarahkan, serta memberikan

    masukan, nasihat, semangat kepada penulis.

    5. Drs. Heri Yanto, MBA., PhD., Dosen Penguji I yang telah

    memberikan saran dan masukan untuk penulis.

    6. Drs. Subowo, M.Si., Dosen Penguji II yang telah memberikan saran

    dan masukan untuk penulis.

  • vii

    7. Nanik Sri Utaminingsih, SE., M.Si., Akt, Dosen Wali Jurusan

    Akuntansi C Angkatan tahun 2011 Program Strata I (S1) Universitas

    Negeri Semarang.

    8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

    Semarang yang tak pernah sungkan membagikan ilmunya.

    9. Bapak dan Ibu atas segala cinta dan kasih sayangnya yang tak pernah

    habis, perjuangannnya yang tak pernah lelah, dukungannya yang tak

    terbatas, serta doanya yang tidak sekalipun padam demi kesuksesan

    penulis.

    10. Teman-teman satu perjuangan di Akuntansi C 2011, atas segala

    keceriaan yang pernah dirasakan bersama penulis.

    11. Tim KKN Desa Rejosari Kec. Kalikajar Kab. Wonosobo atas segala

    dukungannya.

    12. Teman-teman lain yang tidak mungkin penulis sebutkan seluruhnya.

    Akhir kata, dalam skripsi ini tentu masih banyak celah yang harus

    dikoreksi dan diberikan masukan. Untuk itu, penulis membuka tangan selebar-

    lebarnya atas kritik, saran, masukan, dan tanggapan dari penulisan skripsi ini.

    Semarang, Maret 2015

    Penulis

  • viii

    SARI

    Karina, Fani. 2015. Determinan Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan

    Real Estate Go Public di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas

    Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Muhammad Khafid,

    S.Pd., M.Si.

    Kata Kunci: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan (Size), Perputaran Piutang,

    Debt to Equity Ratio, Market Capitalization.

    Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

    hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas

    yang diproksikan melalui Return on Asset (ROA) pada perusahaan properti dan

    real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih bersifat fluktuatif.

    Nilainya mengalami kenaikan dan penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (size), perputaran piutang, debt to

    equity ratio, dan market capitalization terhadap profitabilitas.

    Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti dan real estate

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 2013. Teknik

    pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria

    sebanyak 28 perusahaan dengan 79 unit analisis. Metode analisis data penelitian

    ini menggunakan regresi linier berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size), debt to

    equity ratio, dan market capitalization memiliki pengaruh yang tidak signifikan

    terhadap profitabilitas. Sedangkan, perputaran piutang memiliki hubungan yang

    positif terhadap profitabilitas. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah mengambil

    variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini, yang mana

    memiliki potensi untuk mempengaruhi profitabilitas.

  • ix

    ABSTRACT

    Karina, Fani. 2015. Determinants of Profitability in Property and Real Estate

    Companies Go Public in Indonesia. Final Project. Accounting Department.

    Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor: Dr. Muhammad

    Khafid, S.Pd., M.Si.

    Keyword: Profitability, Company Size, Receivable Turnover, Debt to Equity

    Ratio, Market Capitalization.

    Profitability is the ability of the company to raise profit with respect to

    sales, total assets, or equity. Profitability is proxied by Return on Asset (ROA) of

    property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). In

    addition, profitability rate still fluctuates. This study aims to analyze the effect of

    company size, receivable turnover, debt to equity ratio, and market capitalization

    on profitability.

    The population of the study is all property and real estate companies listed

    in Indonesia Stock Exchange (IDX) year of 2011 to 2013. The study uses

    purposive sampling. The companies that meet requirements stated by this study

    was 28 companies with 79 data in term of financial reports. Methods of data

    analysis used in this study is multiple linier regression.

    The results of the study show that the company size, debt to equity ratio,

    and market capitalization do not have significant effect on profitability.

    Meanwhile, receivable turnover has a positive correlation to profitability. Other

    researches should identify other independent variables that have potential

    influence on profitability.

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

    PERNYATAAN .................................................................................................. iv

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

    PRAKATA .......................................................................................................... vi

    SARI ................................................................................................................. viii

    ABSTRACT ........................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

    1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7

    1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

    BAB II TELAAH TEORI

    2.1 Kajian Teori .................................................................................................. 9

    2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ......................................................... 9

    2.1.2 Profitabilitas ......................................................................................... 10

    2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas ............................... 13

  • xi

    2.1.4 Ukuran Perusahaan (Size) .................................................................... 19

    2.1.5 Perputaran Piutang ............................................................................... 21

    2.1.6 Debt to Equity Ratio ............................................................................. 22

    2.1.7 Market Capitalization .......................................................................... 23

    2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 24

    2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ........................ 26

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 33

    3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 33

    3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 35

    3.3.1 Variabel Dependen ............................................................................... 35

    3.3.2 Variabel Independen ............................................................................ 35

    3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 38

    3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 38

    3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................................................... 38

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 38

    3.5.3 Analisis Regresi Berganda ................................................................... 42

    3.5.4 Uji Hipotesis ........................................................................................ 43

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 46

    4.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 48

    4.2.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 48

    4.2.2 Uji Multikolinearitas ............................................................................ 50

    4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 51

    4.2.4 Uji Autokorelasi ................................................................................... 52

  • xii

    4.3 Uji Hipotesis ................................................................................................. 54

    4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 54

    4.3.2 Uji Statistik F ....................................................................................... 55

    4.3.3 Uji Statistik T ....................................................................................... 55

    4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................. 57

    4.5 Pembahasan ................................................................................................... 58

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan ....................................................................................................... 64

    5.2 Saran .............................................................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 71

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Seleksi Sampel .................................................................................... 34

    Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................... 37

    Tabel 3.3 Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson ....................................................... 42

    Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 46

    Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pertama ............................................................. 49

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kedua ................................................................ 50

    Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 51

    Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 52

    Tabel 4.6 Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson ....................................................... 53

    Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 53

    Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi (R2) ......................................................... 54

    Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ............................................................................. 55

    Tabel 4.10 Hasil Uji Statisik T ............................................................................ 56

    Tabel 4.11 Hasil Analisis Linier Berganda ......................................................... 57

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 32

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) .............................................................................. 71

    Lampiran 2 Daftar Nama Perusahaan Sampel .................................................... 73

    Lampiran 3 Pengukuran Profitabilitas ................................................................ 74

    Lampiran 4 Pengukuran Ukuran Perusahaan (Size) ............................................ 77

    Lampiran 5 Pengukuran Perputaran Piutang....................................................... 80

    Lampiran 6 Pengukuran Debt to Equity Ratio (DER) ........................................ 83

    Lampiran 7 Pengukuran Market Capitalization (MC) ........................................ 86

    Lampiran 8 Pengukuran Perputaran Total Aset .................................................. 89

    Lampiran 9 Pengukuran Total Modal ................................................................. 92

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Industri properti dan real estate adalah industri yang bergerak di bidang

    pengembangan jasa dengan memfasilitasi pembangunan kawasan-kawasan yang

    terpadu dan dinamis. Produk yang dihasilkan industri ini dapat berupa perumahan,

    apartemen, ruko, gedung perkantoran, dan pusat perbelanjaan.

    Pada tahun 1997, proyek industri properti dan real estate sempat

    berhenti seketika, padahal saat itu industri tersebut sedang tumbuh pesat. Begitu

    juga di penghujung tahun 2008, sektor ini kembali diguncang oleh krisis global

    yang berawal dari Amerika Serikat. Namun, seiring dengan penurunan BI rate,

    pertumbuhan sektor ini kembali meningkat. Penurunan suka bunga telah membuat

    masyarakat yang menyimpan dananya di deposito kembali mengeluarkan dananya

    untuk diinvestasikan, salah satunya pada sektor properti dan real estate.

    Sektor properti dan real estate telah mengalami perkembangan setelah

    krisis moneter dan mulai menunjukkan kontribusinya pada pertumbuhan akhir-

    akhir ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan,

    apartemen, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, ruko, dan tempat-tempat

    rekreasi yang tersebar di berbagai daerah berpotensi kuat di Indonesia.

    Sektor ini memiliki cakupan usaha yang sangat luas, sehingga dengan

    ramainya bisnis di sektor ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

    dan terciptanya lapangan-lapangan kerja baru. Industri properti dan real estate

  • 2

    juga dianggap sebagai investasi yang paling aman dilakukan di Indonesia,

    mengingat harga lahan yang semakin melonjak seiring dengan bertambahnya

    jumlah penduduk dan meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat.

    Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi, mengakibatkan

    persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa

    berproduksi secara efisien apabila ingin tetap memiliki keunggulan daya saing.

    Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-

    prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba

    maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran

    pemiliknya (Kesuma, 2009).

    Meningkatnya pertumbuhan properti dan real estate di Indonesia

    diindikasikan dengan banyaknya masyarakat yang menginvestasikan modalnya di

    sektor ini. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap, sedangkan demand

    akan selalu besar seiring dengan pertambahan penduduk. Investasi di sektor ini

    pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan

    pertumbuhan ekonomi (Marinda, 2014).

    Tahun 2011 lalu, industri properti dan real estate di Indonesia

    mengalami pertumbuhan yang spektakuler, dengan transaksi yang mencapai Rp.

    301,27 triliun atau naik 24,6% dibanding tahun 2010 sebesar Rp. 249,7 triliun.

    Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kredit real estate, konstruksi,

    Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), dan Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA)

    (Amin, 2012).

  • 3

    Menurut data yang diperoleh dari Bank Indonesia, pangsa pasar untuk

    Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA)

    adalah penyumbang terbesar yaitu sebesar 60,62%, disusul kredit konstruksi

    sebesar 24,86%, dan kredit real estate sebesar 14,52%.

    Meningkatnya transaksi industri properti dan real estate ini tidak lepas

    dari meningkatnya kinerja perusahaan-perusahaan dalam negeri yang bergerak di

    sektor ini yang melakukan ekspansi secara besar-besaran di tahun 2011 lalu.

    Menurut Amin (2012), sepuluh emiten properti dengan nilai aset diatas Rp. 4

    trilyun membukukan kenaikan penjualan diatas rata-rata 60% dan tiga emiten

    properti pengelola kawasan industri membukukan kenaikan pendapatan rata-rata

    diatas 85%.

    Menurut Amin (2012), dalam lima tahun terakhir, kinerja grup

    perusahaan properti dan real estate di Indonesia tumbuh pesat. Banyak mega

    proyek yang dikerjakan mendapat respons positif dari pasar, sehingga proyek

    yang masih dalam tahap perencanaan sudah laku terjual karena lokasi yang

    ditawarkan sangat strategis dengan jaminan nilai investasi yang tingga, dan

    hampir semua perbankan dalam negeri sangat mendukung industri ini.

    Dari 25 grup perusahaan yang diteliti oleh Amin (2012), hampir

    semuanya mengalami pertumbuhan yang pesat, baik dari segi total aset, penjualan,

    maupun laba bersih. Lippo Karawaci memimpin dengan pendapatan sebesar Rp.

    4,1 triliun, disusul Bumi Serpong Damai dan Surya Semesta Internusa dengan

    pendapatan sebesar Rp. 2,8 triliun, Summarecon Agung Rp. 2,3 triliun, Ciputra

    Development Rp. 2,1 triliun, dan Bakrie Development Rp. 2,0 triliun.

  • 4

    Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor properti dan real estate

    semakin berambisi untuk terus meningkatkan kinerjanya dan berkompetisi untuk

    menguasai pasar sektor ini. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya dilakukan

    pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, dan apartemen, terutama di kota-

    kota besar di Indonesia. Peningkatan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan-

    perusahaan yang bergerak di sektor ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.

    Contohnya, beberapa perusahaan properti dan real estate menawarkan perumahan

    dengan konsep green living, yaitu konsep perumahan yang berfokus pada

    penghematan energi, air, pelestarian sumber daya alam, dan peningkatan kualitas

    udara. Ada juga konsep one stop living, yaitu perumahan dengan berbagai fasilitas

    penunjang di sekitarnya, seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sekolah

    (Dzulkirom, 2014).

    Situs web Housting Estate pada tanggal 29 Juni 2014 lalu menerbitkan

    sebuah artikel mengenai 20 perusahaan properti dan real estate yang mencatatkan

    kinerja positif di Bursa Efek Indonesia. Dari sekian banyak perusahaan yang

    bergerak di bidang tersebut dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, bagaimana

    dengan kinerja perusahaan-perusahaan lainnya? Artikel tersebut hanya

    menyebutkan 20 perusahaan, apakah sisanya berkinerja tidak baik? Padahal sudah

    jelas sekali bahwa sektor ini sedang hangat dan ramai diperbincangkan di dunia

    bisnis Indonesia.

    Menurut Kusumaningrum (2010), profitabilitas yang diproksikan

    melalui Return on Asset (ROA) pada perusahaan properti dan real estate yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2005 2009 bersifat

  • 5

    fluktuatif. Nilainya mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2005,

    profitabilitasnya sebesar 0,019%. Pada 2006 sebesar 0,038%, 2007 sebesar

    0,028%, lalu pada tahun 2008 sebesar 0,016, dan pada 2009 sebesar 0,023%. Nilai

    profitabilitas yang naik turun dari waktu ke waktu ini nampaknya menarik untuk

    diteliti lebih dalam lagi.

    Di hampir semua negara termasuk Indonesia, sektor properti dan real

    estate merupakan sektor dengan karakterisktik yang sulit untuk diprediksi dan

    berisiko tinggi. Pasang surutnya sektor ini memiliki amplitud yang besar, yaitu

    pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sektor ini mengalami

    booming dan cenderung over supplied, namun sebaliknya saat pertumbuhan

    ekonomi menurun, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup

    drastis pula (Mulviawan, 2012).

    Sektor properti dan real estate memiliki risiko yang tinggi. Hal ini

    disebabkan karena pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada umumnya

    diperoleh melalui kredit perbankan, sementara sektor ini beroperasi dengan

    menggunakan aset tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun tanah dan

    bangunan digunakan untuk melunasi hutang, tetapi aset tersebut tidak dapat

    dikonversikan ke dalam kas dalam waktu yang singkat. Sehingga banyak

    pengembang sektor ini yang tidak dapat melunasi hutangnya tepat waktu.

    Disamping karena aset tetap, ketidakmampuan pengembang dalam

    melunasi hutang biasanya disebabkan oleh adanya penurunan tingkat penjualan.

    Terjadinya penurunan ini merupakan akibat dari adanya spekulasi tanah yang

    membuat harga tanah menjadi mahal, sehingga menyebabkan tingginya harga jual

  • 6

    rumah dan bangunan. Tingginya harga jual rumah dan bangunan yang diikuti

    kecenderungan over supplied, menyebabkan tingkat penjualan jauh di bawah

    target yang telah ditetapkan.

    Martini et al. (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    profitabilitas pada perusahaan keuangan di Indonesia. Dari beberapa variabel yang

    diteliti, yang terbukti mempengaruhi profitabilitas adalah modal, interest rate,

    loan loss provision, money supply, dan exchange rate.

    Menurut Gul et al. (2011) yang melakukan penelitian tentang faktor-

    faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas pada bank di Pakistan, variabel

    yang terbukti mempengaruhi adalah economic growth, ukuran perusahaan,

    modal, consumer price index, loan, dan market capitalization.

    Kristantri dan Rasmini (2012) meneliti faktor-faktor yang

    mempengaruhi tingkat profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate di

    Indonesia. Dari variabel-variabel yang diteliti, hanya ditemukan satu variabel

    yang berpengaruh secara signifikan, yaitu debt to equity ratio.

    Ali (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    profitabilitas pada perusahaan manufaktur dan bank di Indonesia. Penelitian ini

    hanya menguji satu variabel yaitu perputaran piutang, variabel tersebut memang

    terbukti berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

    Sementara itu, Rachmawati (2013) yang juga meneliti faktor-faktor yang

    mempengaruhi tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur dan bank di

    Indonesia. Penelitian ini meneliti beberapa variabel, dan faktor yang terbukti

    mempengaruhi profitabilitas hanya net interest margin.

  • 7

    Berdasarkan pertanyaan mengenai kinerja dari beberapa perusahaan

    properti dan real estate di Indonesia dan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai

    variabel yang mempengarui profitabilitas yang dijabarkan di latar belakang di

    atas, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang mengambil

    judul Determinan Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate Go

    Public di Indonesia pada rentang waktu 2011 sampai dengan 2013.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas?

    2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas?

    3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap profitabilitas?

    4. Apakah market capitalization berpengaruh terhadap profitabilitas?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian, maka

    tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

    profitabilitas, khususnya untuk menguji:

    1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.

    2. Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas.

    3. Pengaruh debt to equity ratio terhadap profitabilitas.

    4. Pengaruh market capitalization terhadap profitabilitas.

  • 8

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

    terkait, yaitu:

    1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi

    tentang perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitasnya masing-

    masing, sehingga dapat memudahkan masyarakat umum untuk

    mengambil keputusan mengenai investasi yang akan dilakukan.

    2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan

    manajemen dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis yang

    berpengaruh langsung terhadap kegiatan operasional perusahaan yang

    bertujuan untuk menghasilkan laba.

    3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu

    pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

    profitabilitas, serta menambah literatur yang ada mengenai profitabilitas.

  • 9

    BAB II

    TELAAH TEORI

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

    Menurut Wolk et al. (2001), teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan

    menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya

    asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang

    berkepentingan dengan informasi tersebut.

    Menurut Jamaan (2008), teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana

    seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan

    keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh

    manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi

    atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan dalam kondisi baik, atau

    bahkan lebih baik dibanding perusahaan lain.

    Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan, pemilik, dan pihak

    luar perusahaan mengurangi asimetri informasi perusahaan dengan menghasilkan

    kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-

    pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang

    disampaikan pihak perusahaan, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang

    bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan.

    Teori ini menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer

    untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui

  • 10

    laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme

    yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah

    perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu

    pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan aset yang tidak

    berlebihan.

    Menurut Immaculatta (2006), kualitas keputusan investor dipengaruhi

    oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan

    keuangannya. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri

    informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan

    prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan.

    Dengan menyampaikan informasi perusahaan yang diantaranya adalah laporan

    keuangan, manajemen juga berusaha memberitahu para investor mengenai jumlah

    laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaannya. Sehingga para investor bersedia

    menyetorkan sejumlah dana dan berinvestasi di perusahaan tersebut.

    Salah satu komponen laporan keuangan adalah jumlah laba yang

    diperoleh perusahaan selama periode tersebut. Bahkan dalam laporan tahunan

    yang juga diterbitkan oleh perusahaan, sudah dengan jelas disebutkan tingkat

    profitabilitas yang dicapai perusahaan pada periode tersebut. Dengan perolehan

    nilai tersebut, yang mana diharapkan selalu berada pada kategori baik, diharapkan

    investor akan tertarik dan menanamkan sejumlah dananya kepada perusahaan.

    Profitabilitas juga mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata

    masyarakat umum.

  • 11

    2.1.2 Profitabilitas

    Menurut Sartono (2008), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

    memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

    modal sendiri. Sedangkan Munawir (2002) menyatakan bahwa profitabilitas

    menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk periode

    tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan

    menggunakan aktivanya secara produktif, dengan membandingkan antara laba

    yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva perusahaan tersebut.

    Tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja suatu

    perusahaan berjalan dengan baik, sedangkan apabila tingkat profitabilitas yang

    rendah menunjukkan bahwa kinerja dari suatu perusahaan kurang baik dan

    akibatnya kinerja yang dilakukan oleh manajer tampak buruk dimata investor.

    Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba bersih

    perusahaan terhadap investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh

    laba perusahaan tersebut. Profitabilitas memberikan informasi yang penting bagi

    pihak di luar perusahaan untuk melihat efisiensi perusahaan yang dilakukan oleh

    manajemen (Mahfoedz, 1999).

    Profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan

    dan investasi. Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,

    yaitu:

    1. Return on Equity (ROE).

    Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    besarnya tingkat pendapatan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan

  • 12

    (baik pemegang saham biasa maupun preferen) atas modal yang telah

    mereka investasikan di dalam perusahaan. Dapat dihitung dengan rumus:

    2. Gross Profit Margin.

    Gross Profit Margin merupakan presentase dari laba kotor dibandingkan

    dengan penjualan. Gross Profit Margin dapat dihitung dengan formula:

    3. Operating Profit Margin.

    Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini menggambarkan

    apa yang biasa disebut pure profit, karena laba yang diukur disini

    adalah laba yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang

    dilakukan tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban terhadap

    pemerintah (pajak). Dapat dihitung dengan:

    4. Net Profit Margin.

    Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih dengan penjualan. Net

    profit disini adalah sisa dari hasil penjualan setelah seluruh biaya-biaya

    dikurangi termasuk bunga dan pajak. Dengan demikian, rasio ini akan

    mengukur besarnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan dari

    sejumlah penjualan yang telah dilakukan. Dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus:

  • 13

    5. Return on Investment (ROI).

    Return on Investment (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk

    mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam

    menghasilkan keuntungan. Rasio ini diukur dengan menggunakan

    rumus:

    6. Return on Asset (ROA).

    Return on Asset (ROA) merupakan rasio antara pendapatan bersih

    setelah pajak terhadap total aset. Secara sistematis, Return on Asset

    (ROA) diformulasikan sebagai berikut:

    ( )

    2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

    Profitabilitas, sebagai sebuah variabel yang selama ini sering dijadikan

    bahan penelitian, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Economic Growth,

    Ukuran Perusahaan, Perputaran Piutang, Capital, Debt to Equity Ratio, Inflation,

    Consumer Price Index, Interest Rate, Loan, Market Capitalization, Money Supply,

    dan Exchange Rate.

    Economic Growth adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

    perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

  • 14

    Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

    peningkatan GNP riil di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi keberasilannya

    bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat

    output produksi yang dihasilkan.

    Ukuran perusahaan adalah ratarata total penjualan bersih untuk tahun

    yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar

    daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan

    sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan

    biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston,

    2001).

    Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk

    mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi

    penjualan kredit bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang

    dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian

    membaginya menjadi dua (Kasmir, 2008).

    Capital yang berarti modal memiliki banyak arti yang berhubungan

    dalam ekonomi, keuangan, dan akuntansi. Dalam keuangan dan akuntansi, modal

    biasanya merujuk kepada kekayaan, terutama dalam penggunaan awal atau

    menjaga kelanjutan bisnis.

    Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu ukuran mendasar

    dalam keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan pengujian yang tepat untuk

    menguji kekuatan keuangan perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat

    mengelola hutangnya dengan baik untuk dialokasikan pada bagian yang tepat.

  • 15

    Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan

    membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan

    dana yang dipinjam (hutang) (Walsh, 2004).

    Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan

    terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh

    berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya

    likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai

    termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

    Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap

    terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling

    mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan

    persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

    Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan

    likuiditas/uang/alat tukar) yang biasa disebut Demand Pull Inflation dan yang

    kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi

    atau kurangnya distribusi) yang biasa disebut Cost Push Inflation.

    Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang

    berlebihan di mana biasanya dipicu oleh meledaknya likuiditas di pasar sehingga

    terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.

    Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan

    terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap

    faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor

    produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi,

    http://id.wikipedia.org/wiki/Produksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi

  • 16

    inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu

    perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana

    biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang

    berlebihan. Meledaknya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor

    selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran

    jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi

    yang terjadi di sektor industri keuangan.

    Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau

    juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak

    ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran

    distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan

    normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum

    permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian

    yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

    Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya

    masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca,

    atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi

    (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di

    pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam

    hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

    Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan,

    sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada

    di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10% - 30% setahun; berat

  • 17

    antara 30% - 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi

    apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

    Consumer Price Index (Indeks Harga Konsumen) secara sederhana

    merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari

    kelompok barang atau jasa pada suatu periode waktu terhadap harganya pada

    periode yang telah ditentukan (tahun dasar). Besaran angka inflasi/deflasi didapat

    dari Consumer Price Index, berdasarkan presentase perubahan Consumer Price

    Index antar periode.

    Angka inflasi/deflasi mencerminkan kemampuan daya beli dari uang

    yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi inflasi,

    maka semakin rendah daya beli dari uang dan dengan sendirinya semakin rendah

    pula daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Laju

    inflasi yang tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda

    perekonomian dapat terus bergulir. Selain itu, Consumer Price Index juga

    digunakan sebagai:

    a. Indikator untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi.

    b. Sebagai data dasar untuk perhitungan pendapatan nasional/regional.

    c. Berbagai analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan

    pembangunan sosial ekonomi lainnya.

    Interest Rate atau tingkat suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan

    atas penggunaan sejumlah uang. Dengan kata lain, Interest Rate merupakan

    jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membayar untuk

    kesempatan meminjam uang.

  • 18

    Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah

    investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari

    investor asing, khususnya pada jenis investasi portfolio yang umumnya berjangka

    pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan

    jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu

    negara terjadi peningkatan aliran modal masuk di luar negeri, hal ini

    menyebabkan terjadinya nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang

    asing di pasar valuta asing.

    Kapitalisasi pasar adalah total jumlah surat berharga yang diterbitkan

    oleh berbagai perusahaan di dalam satu pasar. Kapitalisasi mungkin

    termasuk obligasi, surat hutang (promes), saham preferen dan saham biasa.

    Obligasi dan promes biasanya dihitung menurut nilai nominal atau nilai

    pari. Saham preferen dan saham biasa dapat dihitung dalam nilai nominal, nilai

    pasar yang ditetapkan, atau jumlah yang diterima emiten.

    Money Supply adalah data yang menghitung jumlah uang yang beredar

    dalam suatu perekonomian. Money Supply merupakan jumlah dari:

    a. Jumlah uang yang beredar dalam bentuk koin maupun kertas.

    b. Jumlah pinjaman dari bank, kepada perseorangan, perusahaan, dan bank-

    bank lain.

    c. Jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah.

    Exchange Rate atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap

    mata uang lainnya. Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi

    atas mata uang asing. Penurunan nilai tukur uang dalam negeri disebut depresiasi

  • 19

    atas mata uang asing. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu:

    laju inflasi relatif, tingkat pendapatan relatif, suku bunga relatif, kontrol

    pemerintah, dan ekspektasi.

    2.1.4 Ukuran Perusahaan (Size)

    Ukuran perusahaan adalah ratarata total penjualan bersih untuk tahun

    yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar

    dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan

    sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan

    biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham et al., 2001).

    Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan

    inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya

    perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan

    (Mukhlasin, 2002).

    Sedangkan menurut Ferry dkk. (dalam Sujianto, 2001), ukuran

    perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan

    oleh total aktiva, jumlah penjualan, ratarata total penjualan dan ratarata total

    aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang

    dimiliki oleh perusahaan.

    Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih

    sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat

    diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan

    biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki,

    maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama,

  • 20

    serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang

    dikehendaki.

    Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi

    membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar,

    demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan

    penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga

    semakin kecil. Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana yang

    semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber intern

    sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk

    menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik hutang maupun

    dengan mengeluarkan saham baru.

    Ismiyati dan Hanafi (2004) mengemukakan bahwa total aset sebagai

    proksi dari ukuran perusahaan merupakan bahan pertimbangan bagi para investor

    sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Ukuran perusahaan diukur

    dengan logaritma natural dari total aktiva. Menurut Bestivano (2013), ukuran

    perusahaan selain diukur dengan total aset, bisa juga diukur dengan menggunakan

    total pendapatan dan total modal perusahaan.

    Francis (1986), Grubber et al. (1995) serta Fama dkk. (1995) dalam

    Panjaitan dkk. (2004) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai nilai skala

    kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang

    berskala besar. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk

    memproduksi barang dengan jumlah terbatas.

  • 21

    Menurut Kristantri dan Rasmini (2012), ukuran perusahaan tidak

    berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Sedangkan

    menurut Martani dan Munaiseche (2010), hubungan antara profitabilitas dan

    ukuran perusahaan adalah negatif. Artinya, jika sebuah perusahaan berukuran

    kecil, maka tingkat profitabilitasnya besar, dan sebaliknya. Penelitian lain, yang

    dilakukan oleh Gul et al. (2011), menyatakan bahwa keduanya berhubungan

    positif signifikan. Apabila perusahaan berukuran besar, sudah pasti tingkat

    profitabilitasnya tinggi.

    2.1.5 Perputaran Piutang

    Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk

    mengubah piutang menjadi kas. Perputaran piutang dihitung dengan membagi

    penjualan kredit bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang

    dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian

    membaginya menjadi dua (Kasmir, 2008).

    Perputaran piutang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan menagih

    piutangnya dalam satu periode atau kemampuan dana yang tertanam dalam

    piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio ini menggambarkan efisiensi

    perusahaan dalam mengelola piutangnya. Perputaran piutang yang tinggi berarti

    semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dapat ditagih menjadi uang

    tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah.

    Sebaliknya jika tingkat perputaran rendah berarti piutang membutuhkan waktu

    yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan

    modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar. Namun naik turunnya tingkat

  • 22

    perputaran piutang dalam suatu perusahaan banyak dipengaruhi oleh barbagai

    macam faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Paling tidak terdapat tiga faktor

    penting yang mempengaruhi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan. Faktor

    faktor tersebut adalah kebijaksanaan kredit yang diterapkan oleh perusahaan,

    syarat pemberian kredit serta kebijaksanaan pengumpulan piutang yang dilakukan

    oleh perusahaan (Kasmir, 2008).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ali (2013), hubungan antara

    profitabilitas dan perputaran piutang adalah negatif signifikan. Artinya, semakin

    tinggi perputaran piutang yang terjadi dalam sebuah perusahaan, maka justru

    semakin rendah tingkat profitabilitas yang dihasilkan.

    2.1.6 Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari

    modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to

    Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki

    perusahaan dengan total ekuitasnya. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER)

    adalah dengan membagikan total debt dengan total shareholders equity (Ang,

    1997).

    Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek

    maupun jangka panjang), sedangkan total shareholders equity merupakan total

    modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau

    struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki

    perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi

  • 23

    total hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) semakin besar dibanding

    dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan

    terhadap pihak luar (kreditur) (Ang, 1997).

    Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu ukuran mendasar

    dalam keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan pengujian yang tepat untuk

    menguji kekuatan keuangan perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat

    mengelola hutangnya dengan baik untuk dialokasikan pada bagian yang tepat.

    Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan

    membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan

    dana yang dipinjam (hutang) (Walsh, 2004).

    Penelitian yang dilakukan oleh Kristantri dan Rasmini (2012)

    menyebutkan bahwa hubungan antara profitabilitas dan Debt to Equity Ratio

    (DER) adalah positif signifikan, yang berarti jika Debt to Equity Ratio (DER)

    suatu perusahaan besar, maka tingkat profitabilitasnya juga tinggi.

    2.1.7 Market Capitalization

    Kapitalisasi pasar adalah total jumlah surat berharga yang diterbitkan

    oleh berbagai perusahaan di dalam satu pasar. Kapitalisasi mungkin

    termasuk obligasi, surat hutang (promes), saham preferen dan saham biasa.

    Obligasi dan promes biasanya dihitung menurut nilai nominal atau nilai

    pari. Saham preferen dan saham biasa dapat dihitung dalam nilai nominal, nilai

    pasar yang ditetapkan, atau jumlah yang diterima emiten.

    Nilai kapitalisasi pasar, atau sering disebut dengan market cap,

    merupakan ukuran total nilai sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek.

  • 24

    Secara sederhana, jika seseorang atau suatu pihak ingin membeli seluruh saham

    suatu perusahaan maka berapa besar dana yang harus dikeluarkan tercerminkan

    dari nilai kapitalisasi pasar perusahaan tersebut. Nilai kapitalisasi pasar dapat

    dihitung dengan mengalikan jumlah total saham perusahaan dengan harga pasar

    yang terbentuk di Bursa Efek di mana perusahaan tersebut mencatatkan

    sahamnya. Dengan demikian nilai kapitalisasi pasar akan berubah jika terjadi

    perubahan pada jumlah saham yang tercatat atau perubahan pada harga saham di

    pasar sekunder. Jika nilai kapitalisasi pasar untuk semua perusahaan yang tercatat

    di suatu Bursa Efek dijumlahkan, maka akan didapatkan total nilai kapitalisasi

    pasar di Bursa tersebut. Nilai total kapitalisasi pasar inilah yang sering digunakan

    untuk menggambarkan berapa besar pasar modal di suatu negara (Andriansyah

    dkk, 2006).

    2.2 Penelitian Terdahulu

    Martani dan Munaiseche (2010) melakukan penelitian tentang faktor-

    faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan keuangan tahun 2005

    2007 di Indonesia. Variabel dependennya adalah profitabilitas yang diproksikan

    dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Variabel

    independennya adalah net loan asset, loan loss provision, capital, company size,

    inflation, interest rate, money supply, dan exchange rate. Metode analisisnya

    menggunakan analisis data panel.

    Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa loan loss provision, interest

    rate, money supply, dan exchange rate berpengaruh positif signifikan terhadap

  • 25

    profitabilitas. Sementara itu, company size dan inflation berpengaruh negatif

    signifikan terhadap profitabilitas. Capital terbukti memiliki hubungan positif tidak

    signifikan terhadap profitabilitas. Dan net loan asset dinyatakan tidak

    berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

    Sufiana dan Purnawati (2011) menguji pengaruh perputaran kas,

    perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Metode

    analisisnya menggunakan analisis regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa

    perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif signifikan

    terhadap profitabilitas. Sedangkan perputaran kas memiliki hubungan negatif

    tidak signifikan terhadap profitabilitas.

    Kristantri dan Rasmini (2012) melakukan penelitian tentang faktor-

    faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate

    tahun 2009 2011 di Indonesia. Variabel dependennya adalah profitabilitas,

    variabel independennya adalah ukuran perusahaan, debt to equity ratio, dan

    pertumbuhan laba. Metode analisisnya menggunakan Moderated Regression

    Analysis (MRA).

    Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh debt to equity ratio

    terhadap profitabilitas adalah positif signifikan. Pengaruh ukuran perusahaan dan

    pertumbuhan laba terhadap profitabilitas adalah tidak signifikan.

    Mayasari (2012) melakukan pengujian pengaruh leverage, likuiditas, dan

    firm size terhadap profitabilitas. Metode analisisnya menggunakan regresi

    berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan

    terhadap profitabilitas, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap

  • 26

    profitabilitas, dan firm size tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap

    profitabilitas.

    Selanjutnya, Ali (2013) menguji pengaruh perputaran piutang terhadap

    profitabilitas. Metode analisisnya menggunakan regresi data panel. Hasil

    penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh perputaran piutang terhadap

    profitabilitas adalah negatif signifikan.

    Yuliani (2013) juga melakukan pengujian pengaruh perputaran piutang

    terhadap profitabilitas. Metode analisisnya menggunakan regresi berganda. Hasil

    pengujiannya menunjukkan bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang

    positif signifikan terhadap profitabilitas.

    2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas,

    sedangkan variabel independennya adalah Ukuran Perusahaan (Size), Perputaran

    Piutang, Debt to Equity Ratio, dan Market Capitalization.

    1. Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas

    Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi profitabilitas. Salah satu alat untuk mengukur besarnya perusahaan

    adalah dengan total aktiva. Ukuran perusahaan secara umum merupakan

    kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan operasi dan berinvestasi guna

    mencari keuntungan bagi perusahaan.

    Setiap perusahaan selalu berkeinginan untuk melaporkan laba, sehingga

    dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Handayani dan

  • 27

    Rachadi (2009) menyatakan bahwa semua ukuran perusahaan, baik besar, sedang,

    maupun kecil, cenderung melaporkan laba untuk menghindari pelaporan kerugian.

    Martani dan Munaiseche (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan

    memiliki hubungan negatif namun signifikan dengan profitabilitas. Artinya, jika

    ukuran perusahaan kecil/rendah, maka tingkat profitabilitasnya justru semakin

    tinggi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Gul et al. (2011) menyatakan

    sebaliknya, yaitu hubungan antara ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah

    positif signifikan. Apabila ukuran perusahaan besar, maka tingkat

    profitabilitasnya pun tinggi.

    Fachrudin (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak

    berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA), yang menunjukan bahwa ukuran

    perusahaan bukanlah jaminan perusahaan akan memiliki kinerja yang baik.

    Kristanti & Rasmini (2012) menyimpulkan bahwa perusahaan dengan ukuran

    yang lebih besar dianggap memiliki tingkat risiko lebih sedikit dibandingkan

    perusahaan yang lebih kecil, karena dianggap memiliki akses lebih ke pasar modal

    untuk mendapatkan tambahan dana untuk meningkatkan profitabilitas.

    Dengan besarnya ukuran perusahaan, berarti jumlah aset yang dimiliki

    perusahaan pun ada dalam jumlah besar. Jumlah aset yang besar itu dapat

    digunakan dengan maksimal untuk operasi perusahaan guna menghasilkan laba

    yang tinggi. Laba yang tinggi menandakan bahwa tingkat profitabilitas

    perusahaan tersebut adalah baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah:

  • 28

    H1: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap

    Profitabilitas.

    2. Perputaran Piutang dan Profitabilitas

    Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk

    mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi

    penjualan kredit bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang

    dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir piutang, kemudian

    membaginya menjadi dua (Kasmir, 2008).

    Menurut Teruel (2007), perputaran piutang dan perputaran persediaan

    mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Ganesan

    (2007) juga menyebutkan bahwa manajemen perputaran kas, perputaran piutang,

    dan perputaran modal berhubungan negatif signifikan dengan profitabilitas.

    Putra (2012) menunjukkan bahwa perputaran kas dan perputaran piutang

    berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut diperkuat oleh

    Wijaya (2012), di mana komponen modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran

    piutang, dan perputaran modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    profitabilitas.

    Ali (2013) menyebutkan bahwa hubungan antara perputaran piutang dan

    profitabilitas adalah negatif signifikan. Semakin tinggi perputaran piutang yang

    dimiliki oleh perusahaan, justru secara rata-rata akan menurunkan tingkat

    profitabilitas perusahaan.

    Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit

    untuk meningkatkan usahanya. Riyanto (2001) menyatakan bahwa perputaran

  • 29

    piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang, di mana

    semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan

    mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas

    perusahaan pun turut meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis

    yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    H2: Perputaran Piutang memiliki pengaruh positif terhadap

    Profitabilitas.

    3. Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas

    Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang

    yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. Menghitung Debt to Equity

    Ratio (DER) adalah dengan membagikan total debt dengan total shareholders

    equity. Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun

    jangka panjang), sedangkan total shareholders equity merupakan total modal

    sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur

    modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan

    (Ang, 1997).

    Menurut Syamsudin dan Primayuta (2009), Debt to Equity Ratio (DER)

    tidak berpengaruh signifikan pada perubahan laba. Penelitian yang dilakukan

    Aminatuzzara (2010) dan Fachrudin (2011) menunjukkan bahwa perubahan Debt

    to Equity Ratio (DER) dapat meningkatkan kinerja atau laba perusahaan. Shubiri

    (2012) menyatakan bahwa peningkatan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki

    dampak yang dapat menyebabkan investasi yang rendah dalam perusahaan dengan

    pertumbuhan yang tinggi dengan kesempatan melakukan investasi.

  • 30

    Penelitian yang dilakukan oleh Kristantri dan Rasmini (2012)

    menyebutkan bahwa hubungan antara profitabilitas dan Debt to Equity Ratio

    (DER) adalah positif signifikan, yang berarti jika Debt to Equity Ratio (DER)

    suatu perusahaan besar, maka tingkat profitabilitasnya juga tinggi.

    Namun jika berpikir dengan logika, tanpa diperhitungkan dalam-dalam,

    semakin besar angka Debt to Equity Ratio (DER), maka semakin rendah tingkat

    profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Karena angka yang besar itu

    menunjukkan komposisi hutang yang lebih besar dibanding modal. Hutang

    membengkak yang dihadapkan pada kondisi modal yang lemah menyebabkan

    perusahaan tidak lagi fokus pada tujuan utamanya. Hal tersebut tentu saja

    berbahaya secara finansial dan dapat mengambat perusahaan dalam menghasilkan

    laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

    ini adalah:

    H3: Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif terhadap

    Profitabilitas.

    4. Market Capitalization dengan Profitabilitas

    Nilai kapitalisasi pasar, atau sering disebut dengan market cap,

    merupakan ukuran total nilai sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek. Nilai

    kapitalisasi pasar dapat dihitung dengan mengalikan jumlah total saham

    perusahaan dengan harga pasar yang terbentuk di Bursa Efek dimana perusahaan

    tersebut mencatatkan sahamnya. Dengan demikian nilai kapitalisasi pasar akan

    berubah jika terjadi perubahan pada jumlah saham yang tercatat atau perubahan

    pada harga saham di pasar sekunder.

  • 31

    Demirguc-Kunt (dalam Gul et al., 2011) menunjukkan bahwa

    perusahaan memiliki peluang keuntungan yang lebih besar jika berada dalam

    negara dengan pasar saham yang berkembang dengan baik. Gul et al. (2011)

    melakukan sebuah penelitian yang hasilnya menyebutkan bahwa hubungan antara

    market capitalization dengan profitabilitas adalah positif signifikan. Artinya, jika

    nilai kapitalisasi pasar sebuah perusahaan besar, maka tingkat profitabilitasnya

    pun besar.

    Kapitalisasi pasar adalah sebuah istilah bisnis yang menunjuk ke harga

    keseluruhan dari sebuah saham perusahaan. Harga tersebut merupakan nilai yang

    harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan. Besar dan

    pertumbuhan kapitalisasi pasa perusahaan seringkali adalah pengukuran penting

    dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.

    Nilai kapitalisasi pasar menunjukkan besaran total saham yang dikalikan

    dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Jika nilainya besar, maka modal yang

    digunakan untuk mengelola operasi perusahaan pun besar. Apabila penggunaan

    modal dioptimalkan, hal tersebut tentu saja dapat meningkatkan profitabilitas

    (laba) perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian ini adalah:

    H4: Market Capitalization memiliki pengaruh positif terhadap

    Profitabilitas.

  • 32

    Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

    H

    Ukuran Perusahaan

    (Size)

    Perputaran Piutang

    Profitabilitas

    Debt to Equity

    Ratio (DER)

    Market

    Capitalization

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang mana lebih

    menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.

    Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan ke dalam

    beberapa komponen masalah, variabel, dan indikator. Tujuan dari penelitian

    kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel.

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari

    perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

    yaitu laporan tahunan perusahaan yang go public tercatat pada periode 2011

    2013. Data tersebut diperoleh dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia

    (BEI).

    3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate

    yang listed di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 2013. Sampel adalah

    bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya. Pengambilan

    sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu

    pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan

    sampelnya adalah sebagai berikut:

  • 34

    1. Perusahaan properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) dan tidak de-listing selama periode 2011 2013.

    2. Perusahaan properti dan real estate yang secara berturut-turut

    menyajikan laporan keuangan dan laporan tahunannya dalam periode

    2011 2013.

    3. Perusahaan properti dan real estate yang laporan keuangannya disajikan

    dalam satuan mata uang rupiah.

    4. Perusahaan properti dan real estate yang secara berturut-turut tidak

    mengalami kerugian selama periode 2011 2013.

    Tabel 3.1

    Seleksi Sampel

    Keterangan Jumlah

    Perusahaan properti dan real estate yang tercatat di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak de-listing

    selama periode 2011 2013.

    46

    Perusahaan properti dan real estate yang laporan

    keuangannya disajikan dalam satuan mata uang

    rupiah.

    46

    Perusahaan properti dan real estate yang tidak

    secara berturut-turut menyajikan laporan keuangan

    dan laporan tahunannya dalam periode 2011

    2013.

    (13)

    Perusahaan properti dan real estate yang secara

    berturut-turut mengalami kerugian selama periode

    2011 2013.

    (5)

    Sampel akhir 28

    Sampel yang digunakan terdiri dari 28 perusahaan properti dan real

    estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 tahun, yaitu periode

    waktu 2011 2013, sehingga terdapat 84 unit analisis. Namun ketika dilakukan

    uji normalitas data, ditemukan beberapa outlier yang kemudian tidak

  • 35

    diikutsertakan dalam penelitian. Sehingga sampel akhir yang dipakai dalam

    penelitian ini sebanyak 79 unit analisis.

    3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    3.3.1 Variabel Dependen

    Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah profitabilitas.

    Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset

    (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam

    menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Menurut Ang

    (1997), Return on Asset (ROA) merupakan rasio antara pendapatan bersih setelah

    pajak terhadap total aset. Secara sistematis, Return on Asset (ROA)

    diformulasikan sebagai berikut:

    ( )

    3.3.2 Variabel Independen

    1. Ukuran Perusahaan (Size)

    Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain

    total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan.

    Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan

    Logaritma Natural Total Aset.

  • 36

    2. Perputaran Piutang

    Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang

    mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia

    yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio perputaran piutang

    memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa

    berhasilnya perusahaan dalam penagihannya.

    3. Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang

    perusahaan terhadap jumlah modalnya. Pada umumnya makin besar angka

    DER perusahaan dianggap makin berbahaya secara finansial. Makin besar

    angka DER suatu perusahaan maka manajemennya harus makin kerja keras

    untuk menjaga arus kas perusahaan.

    4. Market Capitalization

    Nilai kapitalisasi pasar, atau sering disebut dengan market cap,

    merupakan ukuran total nilai sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek.

    Kapitalisasi pasar adalah total jumlah surat berharga yang diterbitkan oleh

    berbagai perusahaan di dalam satu pasar. Nilainya diketahui dengan

  • 37

    mengalikan jumlah total saham perusahaan dengan harga pasar yang terbentuk

    di Bursa Efek.

    Semua variabel yang digunakan dalam penelitian secara ringkas

    disajikan dalam Tabel 3.2 di bawah ini.

    Tabel 3.2

    Definisi Operasional

    Variabel Definisi

    Variabel

    Simbol Skala Pengukuran

    Profitabilitas Kemampuan

    perusahaan

    dalam

    menghasilkan

    laba.

    ROA Rasio

    Ukuran

    Perusahaan

    (Size)

    Rata-rata

    total aset.

    Size Rasio LnTA

    Perputaran

    Piutang

    Rasio yang

    menunjukkan

    berapa kali

    suatu

    perusahaan

    menagih

    piutangnya

    dalam satu

    periode

    PP Rasio

    Debt to

    Equity Ratio

    Perbandingan

    antara total

    hutang yang

    dimiliki

    perusahaan

    dengan total

    ekuitasnya

    DER Rasio

    Market

    Capitalization total nilai

    sebuah

    perusahaan

    yang tercatat

    di Bursa Efek

    MC Rasio

  • 38

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    telaah dokumentasi. Telaah dokumentasi adalah metode pengumpulan data

    dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan untuk menyelesaikan

    masalah dalam penelitian ini seperti laporan tahunan perusahaan yang menjadi

    sampel penelitian.

    3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

    3.5.1 Statistika Deskriptif

    Uji ini digunakan untuk menggambarkan profil data sampel yang

    meliputi antara lain mean, median, maksimum, minimum, dan deviasi standar.

    Seperti yang dinyatakan Ghozali (2013) bahwa tujuan statisktik deskriptif adalah

    untuk memberi gambaran suatu data yang dilihat dari rata-rata, standard deviasi,

    variance, maksimal, minimal, kurtois dan skewness (kemencengan distribusi).

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik

    Pengukuan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

    uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

    1. Uji Normalitas

    Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    varibel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

    bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

    normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

    untuk sampel kecil (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi

  • 39

    apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara uji statistik

    non-parametrik Kolgomorov- Smirnov (Uji K-S). Uji K-S dilakukan dengan

    melihat nilai probabilitas signifikansi atau asymp. Sig (2-talied). Sebelumnya

    perlu ditentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

    Hipotesis (H1) : data terdistribusi secara normal.

    Hipotesis Alternatif (HA) : data tidak terdisribusi secara normal.

    Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari = 0,05, maka data

    terdistribusi secara normal. Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari

    nilai = 0,05, maka data tidak terdistribusi secara normal. Jika data tidak

    terdistribusi secara normal, maka perlu dilakukan transformasi logaritma (Ln)

    terhadap model regresi, sehingga data dapat terdistribusi secara normal.

    2. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

    ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

    baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara vaiabel independen. Jika

    variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak

    orthogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

    antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).

    Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

    regresi adalah dengan cara melihat nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation

    Factor (VIF). Jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 berarti tidak ada kolerasi

    antar variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Jika nilai Variance

  • 40

    Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinieritas

    (Ghozali, 2013).

    3. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

    terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

    yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

    tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

    Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas

    atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Kebanyakan data crossection

    mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang

    mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2013).

    Uji heteroskedastisitas memiliki cara untuk mendeteksi ada atau

    tidaknya heterokedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai

    prediksi variabel bebas, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi

    ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

    pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana

    sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

    prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013).

    Dasar analisis dalam grafik uji heterokedastisitas adalah yang pertama

    dengan melihat jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

    pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

    maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Dasar analisis yang

    kedua adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

  • 41

    dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

    heterokedastisitas (Ghozali, 2013).

    Analisis dengan menggunakan plots memiliki kelemahan yang cukup

    signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.

    Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil

    grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang dapat menjamin

    keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

    mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah Uji Glejser. Menurut

    Gujarati (dalam Lestari, 2014), Uji Glejser dilakukan dilakukan dengan

    meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan

    persamaan regresi :

    | |

    Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

    variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Apabila

    probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka tidak ada

    satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi

    variabel nilai Absolut Ut (AbsUt) (Gozali, 2013).

    4. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

    maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

  • 42

    observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya

    (Ghozali, 2013).

    Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW

    test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu

    (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)

    dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variable independen.

    Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian

    Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

    Tabel 3.3

    Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson

    No Nilai DW Kesimpulan

    1. 1,65 < DW < 2,35 Tidak ada

    autokorelasi.

    2. 1,21 < DW < 1,65 Tidak dapat

    disimpulkan. 3. 2,35 < DW < 2,79

    4. DW < 1,21 Terjadi autokorelasi.

    5. DW > 2,79

    Sumber: Sulaiman, 2004

    3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

    Model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah

    terdapat pengaruh yang signifikan dari satu variabel terikat (dependen) dan lebih

    dari satu variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini

    adalah profitabilitas perusahaan properti dan real estate yang diproksikan dengan

    Return on Asset (ROA). Sedangkan, variabel independennya adalah ukuran

    perusahaan (size), perputaran piutang, debt to equity ratio, dan market

    capitalization. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

    mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (size), perputaran piutang, debt to equity

  • 43

    ratio, dan market capitalization terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan

    properti dan real estate di Indonesia periode tahun 2010 2013.

    Model hubungan Return on Asset (ROA) dengan ukuran perusahaan

    (size), perputaran piutang, debt to equity ratio, dan market capitalization dapat

    disusun dalam persamaan linier sebagai berikut:

    Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

    Di mana:

    Y = Return on Asset (ROA)

    a = konstanta

    b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat

    akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas.

    X1 = ukuran perusahaan (size)

    X2 = perputaran piutang

    X3 = debt to equity ratio

    X4 = market capitalization

    e = kesalahan residual (eror)

    3.5.4 Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan

    tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter

    populasi.

    1. Uji Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

  • 44

    2013). Lebih lanjut Ghozali (2013) menjelaskan bahwa nilai koefisien

    determinasi adalah antara nol dan sampai dengan satu. Nilai adjusted R2 yang

    mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan

    hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

    dependen.

    2. Uji Statistik F (F-test)

    Menurut Ghozali (2013), Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

    apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam penelitian

    mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Menurut

    Gujarati (dalam Lestari, 2014), langkah-langkah uji f adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan hipotesis.

    Ha diterima: berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel

    independen terhadap variabel dependen secara simultan.

    b. Menentukan tingkat signifikansi, yaitu sebesar 0,05.

    c. Membandingkan F hitung dengan F tabel.

    Bila F hitung < F tabel, variabel bebas secara bersama-sama

    tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

    Bila F hitung > F tabel, variabel bebas secara bersama-sama

    berpengaruh terhadap variabel dependen.

    d. Berdasarkan probabilitas. Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya

    kurang dari 0,05.

  • 45

    e. Menentukan nilai koefisien determinasi, di mana koefisien ini

    menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang

    digunakan mampu menjelaskan variabel dependennya secara simultan.

    3. Uji Statistik T (T-test)

    Menurut Ghozali (2013), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

    seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

    menerangkan variabel dependen. Menurut Gujarati (dalam Lestari, 2014),

    langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t adalah sebagai berikut:

    a. Merumuskan hipotesis (Ha)

    Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

    independen terhadap variabel dependen secara parsial.

    b. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 0,05.

    c. Membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t

    tabel, maka Ha diterima.

    d. Berdasarkan probabilitas. Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya

    kurang dari 0,05.

    e. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh

    paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat

    dilihat dari koefisien regresinya.

  • 64

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian di bab

    sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan

    terhadap profitabilitas. Hal ini kemungkinan dikarenakan perputaran

    total aset yang rendah sehingga optimalisasi penggunaannya tidak

    tercapai dan tidak menimbulkan dampak apapun terhadap naik atau

    turunnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan.

    2. Secara parsial, perputaran piutang berpengaruh positif terhadap

    profitabilitas. Hal ini kemungkinan dikarenakan semakin cepat

    berputarnya piutang menjadi kas, maka semakin cepat pula

    mendapatkan laba sehingga tingkat profitabilitas pun naik.

    3. Secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan

    terhadap profitabilitas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tidak

    adanya efisiensi kinerja dari perusahaan dalam mengoptimalkan modal

    untuk menjamin seluruh hutang perusahaan.

    4. Secara parsial, market capitalization berpengaruh tidak signifikan

    terhadap profitabilitas. Hal ini kemungkinan dikarenakan nilai market

    capitalization yang besar mengindikasikan jumlah modal yang besar

  • 65

    pula, namun tidak ada pengelolaan modal yang optimal oleh

    manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada

    penelitian ini, diperoleh R2 yang kecil, yaitu 0,076, yang artinya 7,6% Return on

    Asset (ROA) dipengaruhi oleh keempat variabel independen dalam penelitian ini,

    yaitu ukuran perusahaan, perputaran piutang, debt to equity ratio, dan market

    capitalization. Sedangkan sisanya, yaitu 92,4% Return on Asset (ROA)

    dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.

    Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengambil variabel-variabel lain

    yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, agar memperoleh hasil yang lebih

    bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang benar-benar

    berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan melalui Return on Asset

    (ROA). Variabel lain yang bisa digunakan adalah tingkat perputaran aset dan

    tingkat perputaran modal.

  • 66

    DAFTAR PUSTAKA

    Agistira, Yusti. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

    Perbankan Go Publik. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas

    Diponegoro.

    Ali, Muhriani. 2013. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas.

    Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

    Amin, Muslim M. 2012. Kinerja 25 Group Perusahaan Properti di Indonesia

    2012, beserta Laporan Keuangannya. Jakarta: Centar Data Make

    Investigation.

    Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft.

    Anwar, Khaerry. 2013. Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara

    Mengatasinya. http://khaerryanwar.blogspot.com/2013/12/inflasi-

    pengertian-penyebab-dampak-dan.html. Diakses pada tanggal 19 November

    2014.

    Ardiatmi, Uliva Dewi. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity

    Ratio, Total Asset Turnover, Firm Size, dan Debt Ratio terhadap

    Profitabilitas (ROE). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Universitas Diponegoro.

    Arimi, Millatina. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

    Perbankan. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

    Diponegoro.

    Atarwaman, Rita J.D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,

    Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Praktik Perataan Laba

    yang Dilakukan o