25
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (Perwakilan Sumatera Barat) Dalam Membendung Kristenisasi di Pasaman (1953-1989) Oleh Nelly Indrayani ABSTRAK This Thesis study lay open social movement of Council Missionize Islamiyah Indonesia In Barricading Kristenisasi in Pasaman. this Appearance Movement in the year 1970-an, of existence of Christians which far previously have lived year 1953. This Citizen Christian is found to come Javanesely, generally reside in area settlement of transmigration. In its year-end growth till 1980, natural Christians activity of improvement, so that deliver social movement of Council Missionize Islamiyah Indonesia. A. PENDAHULUAN “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” 1 Lantunan makna ayat suci al-Qur’an seakan-akan mengisahkan akan terjadinya fenomenal kehidupan beragama yang kontras di sepanjang kehidupan sejarah manusia. Ketidaksenangan antara pemeluk agama yang satu dengan lainnya bisa saja dalam menyampaikan ajaran agama sebagai agama yang benar dari Tuhan. Ketidaksenangan muncul khususnya penganut agama Kristen menyampaikan ajarannya kepada seseorang yang telah memeluk Islam. Ajaran disampaikan dalam usaha membuat seseorang untuk menganut agama Kristen (kristenisasi). Sebagai suatu usaha menyampaikan ajaran Kristen dari Tuhan-Nya ditekankan pula dalam ajaran Injil Matius 28: 18-19, “Kepadaku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi, karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan 1 Q.S. Al-Baqarah ayat 120

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dakwah

Citation preview

Page 1: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia(Perwakilan Sumatera Barat)

Dalam Membendung Kristenisasi di Pasaman (1953-1989)

OlehNelly Indrayani

ABSTRAK

This Thesis study lay open social movement of Council MissionizeIslamiyah Indonesia In Barricading Kristenisasi in Pasaman. this AppearanceMovement in the year 1970-an, of existence of Christians which far previouslyhave lived year 1953. This Citizen Christian is found to come Javanesely,generally reside in area settlement of transmigration. In its year-end growth till1980, natural Christians activity of improvement, so that deliver social movementof Council Missionize Islamiyah Indonesia.

A. PENDAHULUAN

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu

hingga kamu mengikuti agama mereka.”1 Lantunan makna ayat suci al-Qur’an

seakan-akan mengisahkan akan terjadinya fenomenal kehidupan beragama yang

kontras di sepanjang kehidupan sejarah manusia. Ketidaksenangan antara pemeluk

agama yang satu dengan lainnya bisa saja dalam menyampaikan ajaran agama

sebagai agama yang benar dari Tuhan. Ketidaksenangan muncul khususnya

penganut agama Kristen menyampaikan ajarannya kepada seseorang yang telah

memeluk Islam. Ajaran disampaikan dalam usaha membuat seseorang untuk

menganut agama Kristen (kristenisasi). Sebagai suatu usaha menyampaikan ajaran

Kristen dari Tuhan-Nya ditekankan pula dalam ajaran Injil Matius 28: 18-19,

“Kepadaku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi, karena itu pergilah,

jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan

1 Q.S. Al-Baqarah ayat 120

Page 2: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Anak, dan Roh Kudus.”2 Kebenaran suatu usaha umat Kristen akan kewajiban

menyiarkan ajarannya termaktub dari ajaran agama Kristen dan juga agama Islam.

Kecamatan Pasaman salah satu daerah yang cukup banyak ditempati

penduduk agama Kristen. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, 90 % agama

penganut non Islam lebih besar dibandingkan dari kecamatan lainnya di Kabupaten

Pasaman.3 Penduduk ini ditemukan terdiri dari warga pendatang yang bermukim

di Pasaman sejak tahun 1953. Sejumlah warga pendatang etnis Jawa berada di

daerah pemukiman transmigrasi Pasaman, dan etnik Mandailing dari Tapanuli

(Sumatera Utara) yang telah melakukan migrasi ke Pasaman, sehingga

memungkinkan membawa perbedaan agama dengan sejumlah komunitas

penduduk asli di Pasaman.

Komunitas penduduk Kristen diiringi dengan sejumlah aktivitasnya dalam

semua sektor lapangan kehidupan. Bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,

tempat ibadah, kesenian telah hadir dengan sarana dan prasarana yang memadai.4

Aktivitas umat Kristen menimbulkan keresahan di tengah penduduk mayoritas

yang menganut agama Islam. Di antaranya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

Dewan Dakwah adalah gerakan organisasi keagamaan yang pertama bergerak

2 Ahmad Hijazi as-Saqa, Injil Didache Injil Perspektif Baru yang Terungkap diYerussalem Memuat 20 Butir Kabar Gembira tentang Nabi Muhammad, Terjemahan, ( Jakarta :Pustaka al-Kautsar, 2005), hal. 156

3 Lihat Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, Pasaman Dalam Angka Tahun2009, (Padang : Biro Pusat Statistik, 2009), hal. 95

4 Mas’oed Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanPadang, Ditembuskan Kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang DitujukanKepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentangGerakan Shallibiyah di Pasaman Barat 1989, No231/L/DDII/PDG/1989/1410, Arsip. Lihat jugaMas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan Padang,Ditembuskan kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan kepadaDewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentang Salibiyah diMahakarya,” No232/L/DDII/PDG/1410,” Arsip

Page 3: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

dalam membantu pembangunan umat di Pasaman. Semua itu mencakup kesadaran

untuk meningkatkan akidah, ibadah, akhlak dan pembangunan umat di seluruh

Nusantara dan Pasaman khususnya Tindakan dalam berbagai bentuk kegiatan

inilah sebagai amal nyata, yakni dakwah ‘Ilallah dalam berbagai sektor bidang

kehidupan.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas tulisan ini akan mengkaji tentang gerakan

dakwah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat dalam

membendung kristenisasi Pasaman.

Supaya pembahasan penulisan ini lebih terarah, permasalahan yang diteliti

dirumuskan dalam beberapa pertanyaan,

1. Bagaimana latar belakang munculnya kristenisasi di Pasaman?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat setempat terhadap Kristenisasi?

3. Bagaimana munculnya gerakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Perwakilan Sumatera Barat dalam membendung kristenisasi?

4. Apa saja bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Dakwah di

Pasaman?

5. Bagaimana hasil dakwah yang dijalankan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia?

Lingkup waktu pembahasan meliputi tahun 1953 - 1989. Penentuan

lingkup ini berdasarkan pertimbangan bahwa tahun 1953, adalah sebagai awal

masuknya penempatan para transmigran dari luar Sumatera oleh pemerintah pusat

di Kabupaten Pasaman, dan awal masuknya sejumlah keluarga yang beragama

Page 4: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Kristen. Periode pertengahan tahun 1989 ditandai dengan meningkatnya kegiatan

umat Kristen, dan sebagai akibatnya memunculkan gerakan Dewan Dakwah

(perwakilan Sumatera Barat) yang pertama di Kabupaten Pasaman tahun 1970-an.

Batasan spasial dalam penulisan ini meliputi Kabupaten Pasaman yang

terdapat di Kecamatan Pasaman dalam wilayah administratif Kabupaten Pasaman

sebelum pemekaran.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana gerakan dakwah

bil hal, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat dalam

membendung kristenisasi Pasaman. Oleh karena masa-masa lalu kegiatan hanya

terfokus pada pembangunan masjid dan surau,5 maka penelitian gerakan sosial

dakwah bil hal Dewan Dakwah dengan berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan,

sebagai upaya mengimbangi sekaligus membentengi dan membendung

pemurtadan yang dilancarkan misi Kristen. Oleh karena itu menjadi penting untuk

dilakukan agar dapat memberikan pesan-pesan Islami dalam membangun ruh

Islam dalam menghadapi kehidupan umat saat sekarang.

Gerakan Dewan Dakwah dengan berbagai aktivitas mengantisipasi upaya

pemurtadan oleh kalangan umat Kristen di berbagai penjuru daerah provinsi, dan

terkhusus di Pasaman. Dalam hal ini dakwah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

perwakilan Sumatera Barat berperan penting untuk menyukseskan program

5 Syahnurli Saad, “ Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman Barat,” Harian Haluan, No.260 tahun ke XXXII, Rabu 23 September 1981

Page 5: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

tersebut sebagai sarana dakwah mereka dalam berbagai bidang kehidupan, seperti

pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, pengkaderan da’i dan sebagainya.

Secara umum kondisi global yang semakin deras dengan berbagai dampak

positif negatifnya, maka penting sekali mengkaji kiprah/dakwah Dewan Dakwah

Islamiyah sebagai pelaksanaan dan peningkatan dakwah Islam bagi generasi

sekarang dan yang akan datang. Diharapkan dakwah Islam akan berjalan lebih

terarah dan dapat memberikan motifasi pada generasi berikutnya untuk berkiprah

lebih tekun dalam dakwah Islam dalam berbagai bidang kehidupan umat pada

umumnya.

Oleh karena itu, kiprah Dakwah Islam menjadi penting untuk diteliti,

karena Islam tidak bisa berdiri tegas tanpa jamaah (masyarakat) dan tidak bisa

membangun masyarakat tanpa dakwah, maka jadilah dakwah Islam sebagai

kewajiban tiap-tiap umat Islam, karena dakwah Islam juga akan menentukan jatuh

bangunnya suatu masyarakat dalam suatu bangsa.

D. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian yang menyangkut Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

perwakilan Sumatera Barat telah ditemukan dalam berbagai bentuk penulisan

dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam dimensi waktu dan pada tempat

yang berbeda pula. Beberapa penelitian tentang dakwah Islamiyah yang erat

kaitannya dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera

Barat antara lain

Page 6: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Dakwah yang dilakukan Dewan Dakwah di kepulauan Mentawai, telah

ditulis oleh Sabiruddin.6 Dalam bukunya Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai.

Sabiruddin menyoroti bahwa gerakan dakwah yang dijalankan Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat, dilatarbelakangi oleh motivasi

meningkatnya kegiatan kristenisasi di daerah Mentawai. Kristenisasi adalah upaya

sentral dakwah mereka untuk memperbaiki akidah masyarakat Mentawai, maka

dakwah ditingkatkan melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, namun belum

menyentuh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Mentawai. Dalam hal ini

Sabiruddin hanya mengungkapkan dakwah yang dijalankan berupa pembangunan

masjid, pembangunan lembaga keagamaan, perkawinan. Sedangkan dakwah

dalam penulisan yang akan saya angkatkan menyangkut pendidikan, kesehatan,

sosial, kesenian, peribadatan, perkawinan, yang masih belum nampak dalam

tulisan Sabiruddin. Selain itu batasan spasial sangat menjadi pembeda dalam

penulisan ini. Sabiruddin tidak hanya mengkaji gerakan dakwah dari Dewan

Dakwah itu saja, tetapi gerakan dakwah Islamiyah yang dimaksudnya berasal dari

beberapa ormas Islam lainnya, yakni Muhammadiyah, Majlis Ulama Indonesia,

dan Washilah.

Kajian yang menyangkut tentang sejarah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di

Sumatera Barat oleh Gusti Asnan.7 Pendirian rumah sakit ini adalah proyek

Dewan Dakwah dan berkaitan dengan dakwah terhadap kristenisasi. Dalam

bukunya Gusti mengungkapkan awal berdirinya Yayasan Rumah Sakit Islam

(YARSI), tumbuh dan bergerak kearah lebih maju serta melihat sisi positif dan

6 Sabiruddin, Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai, ( Padang : IAIN-IB Press, 2001)7 Gusti Asnan, 40 Tahun Yarsi Sumatera Barat dari Umat oleh Umat dan Untuk Umat...,

Page 7: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

negatifnya baik secara intern maupun ektern. Sisi positif bahwa kehadiran

pembangunan rumah sakit Islam berdasarkan tujuan yang telah digariskan

mengamalkan al-Qur’an dan sunnah, adalah suatu konsep dari umat dan untuk

umat. Asnan mengkritisi sisi buruk seperti ketersediaan sarana dan prasarana

ataupun pelayanan kesehatan yang masih belum memadai, menurut Asnan

tidaklah tepat dengan konsep Islami yang telah digariskan sebelumnya. Meskipun

demikian pembangunan Yarsi adalah perjuangan yang berasal dari Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia yang dilatarbelakangi karena adanya pengaruh

kristenisasi. Adalah dalam rangka dakwah dalam bidang pelayanan kesehatan

untuk memperjuangkan tegaknya nilai Islam ditengah kehidupan umat pada waktu

itu. Di Pasaman cabang Yarsi telah juga berdiri sebagai upaya menyaingi adanya

pelayanan kesehatan keluarga kudus. Inilah salah satu hal yang akan penulis

angkat dan termasuk berbagai aktivitas Dewan Dakwah dalam membendung

kristenisasi.

Selanjutnya kajian Thohir Luth,8 tentang dakwah dan pemikiran M. Natsir.

Ia melihat bagaimana konsep dan isi dakwah Islam M. Natsir. Konsep-konsep dan

dakwahnya itu tidaklah sederhana. Konsep dan isi-isi dakwah dikembangkan

sangat menyatu dan kompak, tergalang secara padu melalui pemikiran dakwah

Islam secara lisan, tulisan dan perbuatannya. Di antaranya bidang

publikasi/jurnalistik, bidang tabliq, dan bidang pendidikan, namun suatu kekhasan

dalam penulisan yang akan penulis kaji yakni bergerak dalam bentuk dakwah

8 Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999)

Page 8: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

yang dikembangkan dalam perbuatan, dakwah bil hal dari berbagai bidang

kehidupan di Pasaman.

Selanjutnya karya-karya yang dihasilkan oleh beberapa tokoh Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia itu sendiri yang menjelaskan risalah Dewan Dakwah

dalam jangkauan yang lebih luas. Hasil karya ini dapat dikatakan salah satu

bentuk dakwah mereka yang disebut dakwah bi al-aqlam, yakni dakwah dengan

melalui tulisan. Di antaranya tulisan tentang pemikiran berwawasan iman Islam

oleh Anwar Harjono.9 Buku ini menyoroti berbagai masalah yang dihadapi bangsa

Indonesia pada masa Orde Lama hingga Orde Baru terutama pada aspek-aspek

hukum, demokrasi, dan politik dari perspektif Islam. Penulis menganalisis

permasalahan yang dihadapi umat dan keterlibatan pemerintah dalam

menyikapinya, serta sumbangan pemikiran Dewan Dakwah yang disalurkan

melalui organisasi kemasyarakatan maupun instansi pemerintah yang langsung

menyangkut akidah umat. Inilah yang disampaikan Harjono dalam penulisannya

dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Secara umum hanya mengungkapkan

bentuk-bentuk dakwahnya saja tanpa memberikan penjelasan secara komprehensif

bentuk dakwah tersebut.

Selain itu kajiannya yang lebih bersifat sosiologis tentang dakwah dalam

sosial kemasyarakatan10, bahwa dakwah menjadi titik tolak sentral dalam melihat

semua persoalan masyarakat. Harjono mengungkapkan tiga aspek penting yang

perlu diperhatikan dalam dakwah yakni siapa yang berdakwah, materi dakwah,

dan bagaimana cara berdakwah. Terkait dengan cara berdakwah, Haryono

9 Anwar Harjono, Indonesia Kita : Pemikiran...,10 Anwar Harjono, Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Serial Media

Dakwah, 1987)

Page 9: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

menjelaskan pada dakwah bil lisan, yakni dengan bijaksana dan nasehat-nasehat

yang baik. Berbeda dalam kajian yang akan saya tulis menitikberatkan kepada

dakwah bil hal, dalam bentuk amal nyata. Kemudian penelitian yang menjelaskan

dasar-dasar pokok dalam berdakwah serta penyelenggaraannya. Menyangkut etika

berdakwah dan perhatian utama ditujukan kepada da’i, oleh M. Natsir.11

Mas’oed Abidin,12 dalam bukunya Taushiyah Dr. Mohammad Natsir,

yang merupakan gambaran sosok seorang tokoh yang telah mendedikasikan

seluruh hidupnya kepada perjuangan idealisme Islami. Salah satunya dalam

bidang pelayanan kesehatan pendirian rumah sakit Islam Sumatera Barat hingga

memiliki cabang ke berbagai daerah terutama di Pasaman. Di dalam buku ini

penulis juga menguraikan pengaruh kristenisasi di Sumatera Barat, dan di

Pasaman. Akan tetapi belum dilakukan analisis upaya membendung kristenisasi

dari gerakan Dewan Dakwah itu.

Selain itu tulisannya tentang dakwah Islam di Mentawai,13 Islam Dalam

Pelukan Muhtadin Mentawai 30 Tahun Dakwah Illallah Mentawai Dalam

Menggapai Cahaya Iman 1967-1997, merupakan pengabdian Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia Sumatera Barat dalam pembinaan Islam di daerah terpencil

yaitu di Kepulauan Mentawai, transmigrasi Pasaman Barat, Sitiung dan lainnya.

Buku ini merupakan satu marhalah perjalanan dakwah Ilallah yang telah dirintis

oleh Dewan Dakwah selama 30 tahun 1967-1997 di kepulauan sebelah Barat

11 M. Natsir, Fiqhud Da’wah, (Jakarta : Media Dakwah, 2006)12 Mas’oed Abidin, Taushiyah...,13 Mas’oed Abidin, Islam Dalam Pelukan Muhtadin Mentawai 30 Tahun Dakwah Illallah

Mentawai Dalam Menggapai Cahaya Iman 1967-1997. (Jakarta : Biro Khusus Dakwah MentawaiDewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 1997)

Page 10: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

pulau Sumatera. Menukilkan perjalanan dakwah Ilallah dengan segala

dinamikanya dalam suatu nuansa dakwah menggapai cahaya iman.

Kemudian Meutiha Aksyarina,14 dalam skripsinya Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat 1968-2000, memberikan

gambaran tentang perkembangan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan

Sumatera Barat yang ditinjau dari berbagai bentuk program yang dilakukan

seperti, pengiriman dan pelatihan da’i, pembangunan Masjid, Islamic Centre,

mendirikan kampus, bantuan sosial kemanusiaan dan mendirikan rumah sakit,

sebagai upaya dakwah Islamiyah terutama untuk membentengi akidah umat Islam.

Akan tetapi ia belum mengkaji secara komprehensif dan terinci masing-masing

aspek kegiatan dakwah dari lembaga Dewan Dakwah itu sendiri, sebagaimana

yang akan penulis ungkapkan.

E. Kerangka Konseptual

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat yang

bertujuan menghidupkan gerakan dakwah di seluruh pelosok Nusantara dan di

sepanjang peradaban manusia secara konseptual dapat dilihat melalui gerakan

sosial.

Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk prilaku bersama. Tindakan

sejumlah orang yang terorganisasi dan disiagakan untuk mendukung dan

memperjuangkan, atau melawan suatu perubahan sosial.15 Gerakan sosial

didefenisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan secara

14 Meutiha Aksyarina, “Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat1968-2000”, Skripsi, (Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas, 2004).

15 Hymen, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta : Delta Pemungkas, 2004)

Page 11: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

kesinambungan untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam

masyarakat itu sendiri. Gerakan sosial lahir pada mulanya sebagai suatu reaksi

ketidakpuasan terhadap suatu keadaan. Pemimpin dan organisasi akan muncul

dalam waktu yang cepat setelah situasi demikian tercipta.16 Ketidakpuasan

terhadap fenomena sosial (kemelut kristenisasi) inilah memunculkan gerakan dari

Dewan Dakwah yang ingin mencoba menolak perubahan yang datang dari luar

dan menciptakan suatu perubahan dalam masyarakan itu sendiri.

Kristenisasi merupakan usaha mengkristenkan orang atau membuat

seseorang memeluk agama Kristen. Mengkristenkan orang secara besar-besaran

dengan segala daya upaya yang mungkin supaya adat dan pergaulan dalam

masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan

lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan

sosial penduduk diatur dan berpusat pada gereja. Kristenisasi tidak hanya

dilancarkan terhadap orang-orang yang belum memeluk agama atau mereka yang

telah memeluk agama animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang

telah memeluk agama Islam. Kristenisasi dipercayai sebagai satu tugas suci yang

dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan.17

Gerakan Dewan Dakwah pembangunan umat melalui penyampaian pesan-

pesan Islam, dapat dianalisis dari teori komunikasi. Ada dua teori yang relevan

dengan gerakan dakwah Dewan Dakwah yaitu pertama, teori Wilbur Schramm

tahun 1954 dalam bukunya yang berjudul “How Communication Work”

mengemukakan komunikasi membutuhkan tiga unsur yakni, sumber, pesan, dan

16 Paul B. Horton, Sosiologi, Jilid 2, Edisi 6,Terj, (Jakarta : Erlangga, 1989), hal. 19617 www.yohannes baptista sariyanto siswosoebroto.blogspot.com

Page 12: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

sasaran. Sumber dapat berupa individu ( berbicara, menulis, menggambar,

memberi isyarat), atau suatu organisasi komunikasi (seperti surat kabar, penerbit,

stasiun televisi, studio film. Pesan dapat berupa tinta pada kertas, gelombang

suara di udara, atau setiap tanda (simbol) yang dapat ditafsirkan. Sasarannya dapat

berupa individu yang mendengarkan, anggota suatu kelompok, khalayak masa,

khalayak pendengar ceramah dan sebagainya.

Kedua teori komunikasi William B. Gudykunst dan Young Yun Kim.

Teori Gudykunst dan Kim disebut teori komunikasi antar budaya yakni sebagai

komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan.18 Andrea

L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam bukunya Intercultural Communication a

Reader sebagaimana yang dikutip oleh Mulyana mengartikan komunikasi

antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan,

baik antara suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial. Komunikasi

antarbudaya terjadi antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang

kebudayaannya berbeda. Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang

melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan

kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang

mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.

18 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,2005), hal. 156.

Page 13: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Bagan ITeori Pendekatan Budaya

Teori Gudykunst dan Kim

Sumber : Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2005), hal. 157

Budaya A, B dan C masing-masing diwakili oleh suatu segi empat, segi

empat tak beraturan dan bentuk melingkar budaya C. Jarak fisik antara budaya A

dan B relatif lebih dekat dari budaya C. Pesan antar budaya dilukiskan oleh

panah-panah yang menghubungkan antara budaya itu. Panah-panah ini

menunjukkan pengiriman pesan dari budaya yang satu ke budaya lainnya.

Diagram di atas menunjukkan bahwa pertama, ada pengaruh-pengaruh

budaya lain di samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun

budaya merupakan sesuatu kekuatan dominan yang mempengaruhi individu,

orang-orang dalam suatu budaya pun mempunyai sifat-sifat yang berbeda.

Budaya A Budaya B

Budaya C

Page 14: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Gudykunst dan Kim berpendapat bahwa pengaruh budaya dalam model itu

meliputi beberapa faktor seperti pandangan agama, bahasa, dan sikap terhadap

manusia (peduli terhadap individu atau kolektivitas). Faktor-faktor tersebut

mempengaruhi nilai, norma dan aturan yang mempengaruhi prilaku komunikasi

dalam rangka dakwah.

Unsur lain yang melengkapi teori Gudykunst dan Kim adalah lingkungan.

Lingkungan mempengaruhi proses timbal balik pesan antara perbedaan budaya.

Lokasi geografis, iklim, situasi lingkungan fisik, persepsi mempengaruhi cara

menyampaikan pesan, dan mempengaruhi cara seseorang menafsirkan rangsangan

yang datang serta memprediksi mengenai prilaku orang lain.19

Teori gerakan sosial dalam bentuk dakwah dari lembaga Dewan Dakwah

yang bertujuan untuk merealisasikan nilai-nilai ajaran Islam mempunyai

pendekatan yang digunakan sebagai titik tolak untuk mencapai tujuan dakwah

atau hasil yang dicapai dari aktivitas yang dilakukan. Pendekatan persuasif dan

motivatif,20 yaitu mengajak objek dakwah dengan rasa sejuk dan mendorong

dengan semangat tinggi. Pelaku dakwah dengan iman dan taqwa yang mantap

sangatlah menentukan, karena dalam praktiknya pelaku dakwah harus mampu

menempatkan diri sebagai motivator yang baik, inisiator yang cerdas dan

dinamisator yang terampil. Dengan demikian tujuan aktivitas yang diterapkan

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

19 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu..., hal. 15920Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju

Dakwah Profesional, (Jakarta : Amzah, 2007), hal. 54

Page 15: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Pendekatan konsultatif,21 yakni pelaku dakwah dengan objek dakwah

terjalin interaksi positif secara kontinu, dinamis dan kreatif. Masing-masing

merasa memerlukan sehingga tercipta konsultasi untuk pemecahan masalah yang

dihadapi objek dakwah mudah dilakukan karena ada hubungan batin yang

bertolak dari jiwa dan ukhwah Islami. Kemudian pendekatan partisipatif 22 bahwa

pelaku dakwah dengan objek dakwah tidak hanya terbatas sampai pada tingkat

pertemuan tatap muka saja, melainkan diwujudkan dalam bentuk saling bekerja

sama dan membantu dilapangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Pendekatan di atas dalam pelaksanaannya terdapat dua sifat yakni, bersifat

reaktif artinya pendekatan yang pasif hanya melihat dan beranjak dari sudut

permasalahan yang tumbuh dan terjadi seketika itu. Sedangkan bersifat proaktif

yaitu pelaksanaan dakwah yang sifatnya akomodatif dan kooperatif karena

melibatkan potensi dan sumber dari berbagai dimensi kekuatan, baik tenaga,

pikiran, maupun material.23

Terkait dengan beberapa pendekatan tersebut, gerakan dakwah yang

dimaksud dalam penulisan ini mencakup semua pendekatan di atas, dan tidaklah

bersifat reaktif/pasif. Di dalam praktiknya, pendekatan di atas sesungguhnya

berkaitan antara satu sama lainnya. Gerakan dakwah untuk mengatasi masalah

sosial, tidaklah cukup hanya pemberian nasihat atau pertemuan tatap muka saja.

Akan tetapi perlu diwujudkan dalam bentuk kerjasama, maka bentuk partisipatif

tindakan konkritnya perlu menggerakkan berbagai macam buntuk aktivitas atau

amal nyata untuk memenuhi kebutuhan sosial kemanusiaan yang memadai.

21 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 5522 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 5523 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 55

Page 16: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Berbagai bidang kehidupan dalam bentuk amal nyata inilah baik pendidikan,

sosial, ekonomi, peribadatan, perkawinan dalam rangka dakwah bil hal dalam

membendung kegiatan kristenisasi.

Kemudian dakwah dengan pendekatan persuasif, motivatif, dan

konsultatif, adalah penting dalam upaya dakwah amal nyata ini, salah satunya

dalam pelayanan kesehatan, karena sasaran dakwah pelayanan kesehatan bukan

hanya untuk kesehatan fisik tetapi juga kesehatan rohaniah. Artinya di samping

juru rawat memberikan obat untuk kesehatan fisik tetapi ruhul Islam sangatlah

penting sekali dalam pelayanan kesehatan yang menjadi suatu kekhasan dari

rumah sakit itu sendiri. Untuk itu juru rawat bertindak sebagai motivator, inisiator,

dan dinamisator serta dibekali dengan iman dan taqwa sehingga ketenangan dan

kenyamanan dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan inilah dapat membentengi

akidah mereka yang masih labil dari segala macam rayuan misi Kristen karena

latar belakang kondisi kesehatan yang lemah baik fisik maupun ketersediaan

sarana yang ada.

Di dalam surat an-Nahl : 125 diterangkan tiga metode dakwah yang

digunakan yaitu24 dakwah bil hikmah, dakwah dengan bijaksana artinya,

kemampuan pendakwah dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam dengan

memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Penyampaian kebenaran

dengan argumentasi yang logis dan kumunikatif, dengan melihat realitas yang ada

untuk mencapai ketepatan sasaran dakwah. Jadi sebuah sistem yang menyatukan

antara kemampuan teoritis dan praktik dalam berdakwah. Dakwah mau’izzatul

24 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2006), hal. 34

Page 17: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasiha-nasihat atau

menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang sehingga nasihat dan ajaran

Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. Dakwah mujadalah

billati hiya ahsan, yaitu Dakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah

dengan cara yang sebaik-baiknya. Jadi adanya perdebatan dan perbantahan secara

sinergis dengan beragumentasi yang kuat.25

F. Pembahasan

1. Aktivitas Orang Kristen di Pasaman

Komunitas penduduk yang menganut agama Kristen banyak ditemukan di

daerah pemukiman transmigrasi. Pemerintah memberikan peraturan kepada warga

transmigran sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan pemukiman transmigrasi.

Di antaranya warga transmigran mesti mengikuti pelatihan dari pemerintah

sebagai persiapan mental, tenaga, dan spritual.26 Perlunya persiapan mental dan

tenaga karena warga transmigran akan dihadapi dengan lokasi pemukiman yang

berhutan rimba. Sedangkan persiapan spritual, warga transmigran akan

menempati lingkungan masyarakat budaya minang, sehingga pemerintah

menetapkan warga transmigran adalah beragama Islam.27

Konon awalnya semua warga transmigran yang diberangkatkan

beridentitas agama Islam. Akan tetapi di daerah tujuan itu terlihat sejumlah warga

25 Munizier Suparta, dkk. Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 1826 Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Padang.27 Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Padang.

Page 18: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

masyarakat Pasaman yang menganut agama Kristen.28 Kedatangan warga yang

menganut agama ini tidak diketahui secara jelas. Akan tetapi daerah pemukiman

transmigran yang didiami orang Jawa itu terdapat dua penganut agama. Islam

adalah sebagai agama mayoritas, sedangkan Kristen terdapat beberapa kepala

keluarga yang berasal dari Jawa.29

Kumunitas ini tentunya memberikan kekuatan terhadap penduduk itu

sendiri. Kekuatan itu terlihat dengan diiringi semakin meningkatnya aktivitas

warga yang dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Aktivitas yang pada

prinsipnya berujung pada lapangan akidah umat. Artinya Aktivitas dilaksanakan

dalam rangka penyebaran agama Kristen dalam memenuhi panggilan Yesus

sebagai kebenaran ajaran agama. Kebenaran ajaran agama disampaikan kepada

semua golongan masyarakat di Pasaman. Baik terhadap penduduk pribumi

maupun terhadap penduduk warga transmigran.30

Kegiatan itu menyangkut pemenuhan kebutuhan kepentingan tempat

peribadatan. Tahun 1989 mereka mendirikan Gereja Keluarga Kudus di Desa

Mahakarya Koto Baru. Peribadatan setiap hari Minggu dipimpin oleh Pastor

Yohannes Lestari dan Roberto Mancini yang berasal dari Italia, serta Pastor

Christian Witmer M.E.P dari Jerman.31 Tahun 1974 ditemukan pula Gereja di

Kinali dan Koto Baru sebanyak 9 buah. Di Kinali daerah Alamanda telah berdiri

28 Mas’oed Abidin, Mas’oed Abidin, Taushiyah..., hal. 20629 Wawancara dengan Abdul Malik, 6 Desember 2011, di Simpang Tiga Ophir30 Wawancara dengan Jasman, 4 Agustus 2011, di Kinali31 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan

Kotamadya Padang, Ditembuskan kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi,yangDitujukan kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 JakartaPusat,tentang Salibiyah di Mahakarya, No232/L/DDII/PDG/1410, Arsip, hal. 1

Page 19: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

gereja Katolik dan di kawasan Sumber Agung, Kinali terdapat gereja Protestan /

Pantekosta.32

Pembangunan dalam semua sektor lapangan kehidupan dapat dilakukan.

Selain tempat peribadatan, sarana pendidikan umat Kristen mendirikan Sekolah

Dasar Keluarga Kudus yang merupakan cabang dari yayasan Prayoga Padang

tahun 1969.33 Dalam bidang kesehatan mereka mendirikan sebuah poliklinik/balai

pengobatan keluarga kudus yang terletak di kampung II Mahakarya, perbatasan

Kampung I Dusun Suka Maju, Koto Baru. Di samping itu, kegiatan-kegiatan

sosial kemanusiaan yang telah dilakukan di antaranya, bantuan ekonomi berupa

pendirian koperasi, memberikan peternakan, dan pertanian.34 Kemudian

membagi-bagikan 50 ekor sapi kepada penduduk yang membutuhkan untuk

dipelihara dengan cara bagi hasil.35 Selanjutnya menghadirkan kesenian untuk

para remaja yakni sebuah band Katolik dengan nama “Band Gaya Baru”, yang

diresmikan pada malam Natal 25 Desember 1988.36 Generasi muda Islam ikut

berpartisipasi merayakan upacara ini dengan memampangkan spanduk dengan

tulisan “Kami umat Islam mengucapkan selamat hari Natal tahun 1988.”37

Selanjutnya menyebarkan pamflet-pamflet oleh Tolopan Sitorus dan

Aritonang yang disebarkan kepada kelompok-kelompok pelajar Tsanawiyah di

32 Mas’oed Abidin, “Pasaman Ibarat Duri Dalam Daging Selama 21 Tahun...,” hal. 9333 Masoed Abidin, “Pasaman Ibarat Duri Dalam Daging Selama 21 Tahun..,” hal.9434 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan

Padang...No232/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 435 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan

Padang...No232/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 236 Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-Hidayah Pasaman

Mahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat diBukittinggi tentang Mohon Bantuan Satu Set Alat-alat Kesenian Gambus. No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989. Lamp 3 Rangkap. 9 September 1989. Arsip

37 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanKotamadya Padang...No232/L/DDII/PDG/1410..., hal. 3

Page 20: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Kinali. Pertama pamflet dalam bahasa Minangkabau dengan judul Surek Paulus

ka Urang-urang Kristen di Roma yang diterbitkan Lembaga al-Kitab Indonesia di

Jakarta. Pamflet kedua berjudul Aku Tidak Malu yang disingkat dengan A.T.M.

Pamflet yang disebarkan tersebut memberikan ajaran-ajaran dakwah agama

Kristen.38

2. Gerakan Dewan Dakwah Membendung Kristenisasi di Pasaman

Aktivitas umat Kristen menimbulkan keresahan di tengah penduduk

mayoritas menganut agama Islam. Keresahan itu terutama muncul dari kalangan

tokoh adat, alim ulama, dan tokoh masyarakat setempat lainnya.39 Muncul pula

ketidaksenangan dari organisasi Islam yang mencoba menggerakkan dakwah

Islam pula. Organisasi Islam yang bergerak dalam dakwah pembangunan umat,

yakni Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat. Gerakan

Dewan Dakwah khususnya di Pasaman mulai menunjukkan gerakannya sejak

tahun 1970-an.40

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia merupakan sebuah yayasan

berdasarkan taqwa dan keridhaan Ilahi bertujuan menggiatkan dan meningkatkan

mutu dakwah Islamiyah di Indonesia. Peran mutu dakwah Islamiyah yang

dimaksud mencakup segala aspek kehidupan, meliputi pendidikan, sosial,

ekonomi, kemasjidan, pengkaderan da’i, usaha penerbitan, dan kesehatan.41

38 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanPadang...No231/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 5

39 Lihat Ghozi Muhammadun, “Laporan Kegiatan Da’i Tahun 1979 di Sumber Agung,No.P.2./SB/79./-,” hal. 12

40 Wawancara dengan, H. M. Toyyib, Dai Dewan Dakwah tahun 1980, di Kinali41 Hasanuddin Abu Bakar Dt. Rajo Angek, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Visi dan

Misi. (Ttp : Dewan Dakwah. 2000), hal. 29

Page 21: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Semua itu mencakup kesadaran untuk meningkatkan akidah, ibadah, akhlak dan

pembangunan umat di seluruh Nusantara yang tidak lagi dilakukan melalui

perjuangan politik, tetapi ditransformasikan melalui jalur dakwah.

Gerakan Dewan Dakwah sebagai upaya mengimbangi kegiatan umat

Kristen di antaranya, dalam lapangan pendidikan berupa mendirikan dan membina

madrasah dan sekolah al-Hidayah, mendirikan masjid dan membina berbagai

bentuk kegiatan masjid di beberapa daerah di Kecamatan Pasaman, mendirikan

rumah sakit Ibnu Sina tahun 1972 di Koto Baru (Kapar), selanjutnya

menghadirkan kesenian gambus, melakukan latihan kader mubalik, memberikan

bantuan perekonomian seperti bidang pertanian, peternakan dan berbagai bentuk

kegiatan sosial lainnya.42

G. Kesimpulan

Sebagai upaya dakwah islamiyah oleh Dewan Dakwah adalah melakukan

berbagai bentuk kegiatan yakni mengiringi/mengimbangi dengan kegiatan apa

yang telah dilakukan umat Kristen. Gerakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

perwakilan Sumatera Barat bergerak dengan cara mengimbangi, mendesak dan

akan menelorkan suatu kegiatan untuk membendung kristenisasi Pasaman.

Kegiatan itu terlihat dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang pendidikan

penyediaan sekolah Keluarga Kudus 1967 diimbangi dengan didirikannya sekolah

Yayasan al-Hidayah tahun 1989 oleh umat Islam di Pasaman. Bidang Kesehatan

42 B. Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-Hidayah PasamanMahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat diBukittinggi tentang Mohon Bantuan Satu Set Alat-alat Kesenian Gambus, No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989, Lamp 3 rangkap, 9 September 1989, Arsip

Page 22: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

berdirinya poliklinik Balai Kesehatan Keluarga Kudus tahun 1970-an, didirikan

pula Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman tahun 1975. Tempat peribadatan

sebagai kebutuhan utama masing-masing agama telah hadir pula secara

berdampingan. Kemudian kesenian sebagai kesenangan remaja dihadirkan alat

musik yang bernama “Band Gaya Baru”, dengan menghadirkan pula alat kesenian

gambus, gendang rebana, drama Orkes al-Jihad dan gamelan sebagai dakwah

umat Islam. Bujukan perekonomian dengan melakukan perkawinan yang berujung

dengan pindah agama, maka gerakan dakwah juga melakukan perkawinan, da’i

yang bertugas untuk memberikan pendalaman akidah suatu saat mendapat rahmat

dan melakukan perkawinan.

H. Daftar Kepustakaan

A. Arsip

Mas’oed Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia PembantuPerwakilan Padang, Ditembuskan Kepada Dewan Dakwah PerwakilanSumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan Kepada Dewan Dakwah IslamiyahIndonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentang GerakanShallibiyah di Pasaman Barat 1989, No231/L/DDII/PDG/1989/1410,Arsip.

Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah IndonesiaPembantu Perwakilan Padang, Ditembuskan kepada Dewan DakwahPerwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan kepada DewanDakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,tentang Salibiyah di Mahakarya,” No232/L/DDII/PDG/1410,” Arsip

Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-HidayahPasaman Mahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah IndonesiaPerwakilan Sumatera Barat di Bukittinggi tentang Mohon Bantuan SatuSet Alat-alat Kesenian Gambus. No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989. Lamp 3Rangkap. 9 September 1989. Arsip

Page 23: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Ghozi Muhammadun, “Laporan Kegiatan Da’i Tahun 1979 di SumberAgung, No.P.2./SB/79./-,” Arsip,

B. Surat Kabar

Syahnurli Saad, “ Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman Barat,”Harian Haluan, No. 260 tahun ke XXXII, Rabu 23 September 1981

C. Buku

Ahmad Hijazi as-Saqa, Injil Didache Injil Perspektif Baru yang Terungkapdi Yerussalem Memuat 20 Butir Kabar Gembira tentang NabiMuhammad, Terjemahan. Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2005.

Anwar Harjono, Indonesia Kita : Pemikiran Berwawasan Iman Islam.Jakarta : Gema Insani Press. 1955

_____________, Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta :Serial Media Dakwah. 1987

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, Pasaman Dalam AngkaTahun 2009. Padang : Biro Pusat Statistik. 2009.

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : RemajaRosdakarya. 2005

Gusti Asnan, 40 Tahun Yarsi Sumatera Barat dari Umat oleh Umat danUntuk Umat

Hasanuddin Abu Bakar Dt. Rajo Angek, Dewan Dakwah IslamiyahIndonesia Visi dan Misi. Ttp : Dewan Dakwah. 2000

Hymen, Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta : Delta Pemungkas, 2004

Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah KonvensionalMenuju Dakwah Profesional. Jakarta : Amzah. 2007

M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. Jakarta : Kencana. 2006

M. Natsir, Fiqhud Da’wah. Jakarta : Media Dakwah. 2006

Mas’oed Abidin. Islam Dalam Pelukan Muhtadin Mentawai 30 TahunDakwah Illallah Mentawai Dalam Menggapai Cahaya Iman 1967-

Page 24: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

1997. Jakarta : Biro Khusus Dakwah Mentawai Dewan DakwahIslamiyah Indonesia. 1997

______________, Tausyiah Dr. Muhammad Natsir. Padang: GentaSinggalang Press. 2000

Meutiha Aksyarina, “Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia PerwakilanSumatera Barat 1968-2000”. Skripsi. Padang : Fakultas SastraUniversitas Andalas. 2004

Munizier Suparta, dkk. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana. 2009

Paul B. Horton, Sosiologi. Jilid 2. Edisi 6,Terj. Jakarta : Erlangga 1989

Sabiruddin. Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai. Padang : IAIN-IBPress. 2001

Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta : Gema InsaniPress. 1999

D. Wawancara

Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerjadan Transmigrasi Padang.

Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerjadan Transmigrasi Padang.

Wawancara dengan Abdul Malik, 6 Desember 2011, di Simpang TigaOphir

Wawancara dengan Jasman, 4 Agustus 2011, di Kinali

Wawancara dengan, H. M. Toyyib, Dai Dewan Dakwah tahun 1980, diKinali

Page 25: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia