31
A. MEMBRAN DIALYZER Pada proses hemodialisa, peralatan yang memiliki peran paling penting adalah ginjal buatan atau membran dialyzer. Membran ini berperan menggantikan fungsi ginjal yang tidak bisa bekerja lagi dari seorang pasien. Membran dialyzer ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai basal membran glomerulus. Membran dialyzer dapat dibuat dari beberapa bahan seperti selulosa, selulosa tersubtitusi, selulo sintetik dan polimer buatan. Bahan- bahan ini ada yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Membran yang bersifat hidrofobik terbukti dapat mengabsorbsi protein lebih porotis dan mempunyai koefisien ultrafiltrasi paling tinggi. Implikasi klinis yang terjadi adalah eliminasi toksin lebih efektif dan beresiko kehilangan protein (hipoproteinemia). Membran semi permeabel adalah suatu selaput atau lapisan yang sangat tipis dan mempunyai lubang (pori) sub mikroskopis. Dimana partikel dengan BM kecil & sedang (small dan middle moleculler) dapat melewati pori membran, sedangkan partikel dengan BM besar (large moleculler) tidak dapat melalui pori membran tersebut. Dialyzer merupakan suatu tabung yang terdiri dari 2 ruangan (2 kompartemen) yang dipisahkan oleh selaput semi permeabel. 1

deyra.files. Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

A. MEMBRAN DIALYZER

Pada proses hemodialisa, peralatan yang memiliki peran paling penting adalah

ginjal buatan atau membran dialyzer. Membran ini berperan menggantikan fungsi

ginjal yang tidak bisa bekerja lagi dari seorang pasien. Membran dialyzer ini harus

dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai basal membran glomerulus.

Membran dialyzer dapat dibuat dari beberapa bahan seperti selulosa, selulosa

tersubtitusi, selulo sintetik dan polimer buatan. Bahan-bahan ini ada yang bersifat

hidrofilik dan hidrofobik. Membran yang bersifat hidrofobik terbukti dapat

mengabsorbsi protein lebih porotis dan mempunyai koefisien ultrafiltrasi paling

tinggi. Implikasi klinis yang terjadi adalah eliminasi toksin lebih efektif dan beresiko

kehilangan protein (hipoproteinemia).

Membran semi permeabel adalah suatu selaput atau lapisan yang sangat tipis

dan mempunyai lubang (pori) sub mikroskopis. Dimana partikel dengan BM kecil &

sedang (small dan middle moleculler) dapat melewati pori membran, sedangkan

partikel dengan BM besar (large moleculler) tidak dapat melalui pori membran

tersebut. Dialyzer merupakan suatu tabung yang terdiri dari 2 ruangan (2

kompartemen) yang dipisahkan oleh selaput semi permeabel.

Proses yang terjadi pada membran dialyzer ini adalah terjadi pertukaran zat-

zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Berikut ini adalah penjelasan proses-proses

yang terjadi selama pertukaran zat-zat pada membran dialyzer:

1. Proses Difusi

Difusi merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang disebabkan

karena adanya perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam darah dan dialisat.

Perpindahan molekul terjadi dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke yang

berkonsentrasi lebih rendah. Pada hemodialisa pergerakan molekul / zat ini melalui

1

Page 2: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

suatu membran semi permeabel yang membatasi kompartemen darah dan

kompartemen dialisat.

Proses difusi dipengaruhi oleh:

Perbedaan konsentrasi

Berat molekul (makin kecil BM suatu zat, makin cepat zat itu keluar)

QB (Blood Pump)

Luas permukaan membran

Temperatur cairan

Tahanan / resistensi membran

Besar dan banyaknya pori pada membran

Ketebalan / permeabilitas dari membran

Faktor-faktor di atas menentukan klirens dialyzer. Klirens suatu dialyzer

adalah kemampuan dialyzer untuk mengeluarkan zat-zat yang harus dibuang dari

darah. Jumlah atau banyaknya darah yang dapat dibersihkan dari suatu zat secara

komplit oleh suatu dialyzer yang dinyatakan dalam ml/mnt.

2. Proses Ultrafiltrasi

Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membran semi permeabel akibat

perbedaan tekanan hidrostatik pada kompartemen darah dan kompartemen dialisat.

Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang memaksa air keluar dari kompartemen

darah ke kompartemen dialisat. Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif

dalam kompartemen darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam

kompartemen dialisat (negative pressure) yang disebut TMP (trans membran

pressure) dalam mmHg. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah

perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer.

2

Page 3: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Perpindahan & kecepatan berpindahnya dipengaruhi oleh:

TMP

Luas permukaan membran

Koefisien Ultra Filtrasi (KUf)

Qd & Qb

Perbedaan tekanan osmotik

Proses ultrafiltrasi adalah proses pergeseran zat terlarut dan pelarut secara

simultan dari kompartemen darah kedalam kompartemen dialisat melalui membran

semipermiabel. Proses ultrafiltrasi ini terdiri dari ultrafiltrasi hidrostatik dan osmotik.

a. Ultrafiltrasi hidrostatik

Transmembran pressure (TMP)

TMP adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan

kompartemen dialisat melalui membran. Air dan zat terlarut didalamnya

berpindah dari darah ke dialisat melalui membran semipermiabel adalah akibat

perbedaan tekanan hidrostatik antara kompertemen darah dan kompartemen

dialisat. Kecepatan ultrafiltrasi tergantung pada perbedaan tekanan yang

melewati membran.

Koefisien ultrafiltrasi (KUf)

Besarnya permeabilitas membran dialyzer terhadap air bervariasi

tergantung besarnya pori dan ukuran membran. KUf adalah jumlah cairan

(ml/jam) yang berpindah melewati membran per mmHg perbedaan tekanan

(pressure gradient) atau perbedaan TMP yang melewati membran.

b. Ultrafiltrasi osmotic

Dimisalkan ada 2 larutan “A” dan “B” dipisahkan oleh membran

semipermiabel, bila larutan “B” mengandung lebih banyak jumlah partikel dibanding

“A” maka konsentrasi air dilarutan “B” lebih kecil dibanding konsentrasi larutan “A”.

Dengan demikian air akan berpindah dari “A” ke “B” melalui membran dan sekaligus

3

Page 4: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

akan membawa zat-zat terlarut didalamnya yang berukuran kecil dan permiabel

terhadap membran, akhirnya konsentrasi zat terlarut pada kedua bagian menjadi

sama.

3. Proses Osmosis

Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya

perbedaan tekanan osmotik (osmolalitas) darah dan dialisat. Proses osmosis ini lebih

banyak ditemukan pada peritoneal dialysis.

Ada 3 tipe dialyzer yang siap pakai, steril dan bersifat disposibel yaitu bentuk

hollow-fiber (capillary) dialyzer, parallel flat dialyzer dan coil dialyzer. Setiap

dialyzer mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjamin efektifitas proses

eliminasi dan menjaga keselamatan penderita. Yang banyak beredar dipasaran adalah

bentuk hollowfiber dengan membran selulosa.

Berikut ini adalah beberapa sifat dari membran dialyzer yang harus

diperhatikan, karena akan menentukan proses-proses yang terjadi berjalan dengan

semestinya :

1. Luas permukaan dialyzer

2. Ukuran besar pori atau permeabilitas ketipisanya

3. Koefisien ultrafiltrasi

4. Volume dialyzer

5. Kebocoran darah tidak boleh terjadi

6. Dapat di re-use tanpa merubah kemampuan klirens dan ultrafiltrasinya

7. Harga

Pada mulanya HD dilakukan dengan menggunakan membran yang

mempunyai klirens dan ultrafiltrasi yang rendah yang memerlukan waktu sampai 6

4

Page 5: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

jam untuk mendialisis pasien. Kemajuan biomaterial dialyzer memungkinkan dialysis

lebih pendek lagi (4 jam) dalam 3 kali seminggu.

Adapun pemilihan membran dialyzer dapat berdasarkan pertimbangan teoritis

(biokompatibilitas dan fluks), berdasarkan pertimbangan klinis(gejala intradialisis,

morbiditas dan mortalitas). Secara praktis pemilihan membran dialyzer berdasarkan

Bahan membran sintesis dan tidak sintesis, KoA dialyzer, Koeffisient Ultrafiltrasi,

Dialyzer standard, Dialyzer high efficiency atau high flux, Model Sterilisasi, Desain

plat paralel atau hollow-fiber (capillary).

1. Pemilihan dialyzer berdasarkan pertimbangan teoritis.

a. Biokompatibilitas

Secara teori, membran yang mengaktifkan komplemen dan mengakibatkan

pelepasan fragmen komplemen tidak disukai, karena pengaktifan komplemen

dapat meningkatkan produksi superoksida neutrophil. Secara kronis terpajan

terhadap membran pelepasan fragmen komplemen bisa mengganggu kemampuan

fagositosis granulosit dan kemampuan leukosit untuk menciptakan superoksida.

Pada sisi lain, pada pemakaian ulang, apabila blach (obat pengelantang) tidak

dipakai, membran sellulosa yang belum disubstitusikan menjadi terlapis dengan

protein darah selama pemakaian pertama, pada pemakaian berikutnya komplemen

sangat direduksi.

b. Fluks

Dahulu membran sintesis cenderung lebih terbuka, yakni memiliki permeabilitas

yang lebih tinggi terhadap solut berat molekul besar dan memiliki klearansi

molekul yang tinggi, dalam rentang BM 1000. Pada saat sekarang membran

sintesis dengan karakteristik fluks rendah, atau membran fluks tinggi yang terbuat

dari sellulosa yang belum disubstitusi ataupun dari sellulosa asetat. Penghilangan

yang meningkat dari ``molekul tengah`` yang berhubungan dengan pemakaian

membran fluks tinggi kadang dapat menguntungkan secara klinis. Beta-2

mikroglobulin adalah molekul lain justru lebih banyak dihilangkan secara efektif

5

Page 6: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

oleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2

mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis

yang bermanifestasi sebagai sindroma tunnel carpal, arthropathy, dan kista

tulang.

c. Backfiltrasi (filtrasi-balik)

Kemungkinan terdapat kelemahan pada pemakaian membran fluks tinggi, karena

sangat tembus terhadap air dan membutuhkan pemakaian mesin dialisis yang

mahal dengan sirkuitas kontrol ultrafiltrasi volumetris. Sebagian mesin dialisis ini

sulit dibebaskan dari infeksi secara tepat karena kompleksitas jalur cairannya. Jika

tidak dibersihkan dengan baik setelah pemakaian, mesin tersebut dapat

berhubungan dengan reaksi pirogen selama dialisis. Di banyak pusat dialisis, air

yang dipakai untuk membuat larutan dialisis mengandung tingkat bakteri yang

tinggi dan pirogen. Dengan membran fluks tinggi akan ada fluks balik yang

meningkatkan material pirogen dari larutan dialisis ke darah (karena perbedaan

tekanan yang lebih rendah antara darah dan kompartemen dialisat dan pembukaan

membran).

2. Pemilihan dialyzer berdasarkan pertimbangan klinis

a. Gejala-gejala intradialisis

Penelitian terkontrol yang baik saat ini, tidak melaporkan perbedaan dalam hal

gejala intradialisis diantara beberapa membran dalam mengaktifkan komplemen.

Kelemahan teori dari filtrasi balik adalah sulitnya untuk mendapatkan secara

klinis terjadinya reaksi pirogen karena pemakaian membran dialisis fluks tinggi.

Reaksi dialyzer karena membran, sterilant, larutan dialisis terkontaminasi,

ataupun bahan kimia lain dalam sirkuit dialisis dapat menjadi masalah klinis

penting.

b. Morbiditas dan mortalitas

Sejumlah penelitian tidak-acak telah menunjukkan bahwa morbiditas dan

mortalitas lebih rendah pada penderita yang didialisis dengan membran sintesis

daripada membran sellulosa yang belum disubstitusi. Alasannya belum jelas

6

Page 7: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

tetapi dapat disebabkan kejadian infeksi yang lebih rendah pada penderita yang

didialisis dengan membran sintesis.

3. Pemilihan dialyzer secara praktis

a. Bahan membran sintesis dan tidak sintesis

Material dari membran terbuat dari:

(1).Sellulose seperti cuprammonium cellulose (cuprophan), cuprammonium

rayon, saponified cellulose ester.

(2).Sellulose yang disubstitusi seperti cellulose acetat, dacetat, triacetat.

(3).Cellulosynthetic seperti cellosyn atau hemophan.

(4).Synthetic seperti polyacrylonitrile (PAN) seperti polysulfone, polycarbonate,

polyamide, dan polymethylmethacrylate (PMMA).

b. KoA dialyzer.

KoA merupakan koeffisien luas permukaan transfer adalah kemampuan

penjernihan dalam ml/menit dari ureum pada kecepatan aliran darah dan

kecepatan aliran dialisat tertentu. Luas permukaan membran berkisar 0,8 s/d 2,2

m2 . KoA terdiri dari dialyzer effisiensi rendah terutama untuk penderita berat

badan kecil dengan KoA <500, dialyzer effisiensi sedang dengan KoA 500-700,

dan dialyzer effisiensi tinggi dengan KoA >700. KoA equivalen dengan luas

permukaan membran, makin luas permukaan membran semakin tinggi klearensi

ureum. Nilai KoA dari dialyzer yang sering dipakai ada yang telah didaftarkan.

Nilai KoA dari dialiser yang belum didaftarkan bisa diperoleh dari lembar rincian

dialyzer.

c. Koeffisient Ultrafiltrasi (KUf)

KUf disebut juga dengan permiabilitas air merupakan spesifikasi dialyzer. Kuf

terdiri dari KUf rendah 2,0 , KUf sedang 4,0 dan KUf tinggi dan high flux >10,0.

Contoh; KUf 2,0 adalah memerlukan TMP 500 untuk ultrafiltrasi 1000 ml,

sedang KUf 8,0 hanya memerlukan TMP 125 ml untuk ultrafiltrasi 1000 ml.

Pemilihan dialyzer berdasarkan pada permeabilitas air. Apabila tersedia kontroler

ultrafiltrasi, pemakaian dialyzer dengan permeabilitas air yang tinggi (Kuf>6,0)

7

Page 8: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

akan menjadi pilihan. Apabila tidak tersedia kontroler ultrafiltrasi, maka dialyzer

dengan KUf yang lebih rendah menjadi pilihan. Pemakaian dialyzer dengan KUf

relatif rendah membutuhkan pemakaian tekanan transmembran yang lebih tinggi

untuk mempengaruhi penghilangan jumlah cairan. Keadaan ini meminimalkan

pengaruh variasi dalam tekanan transmembran terhadap penghilangan cairan.

Sebagai suatu aturan baku, apabila kontroller ultrafiltrasi tidak tersedia, KUf

dialiser in vivo (ml/jam/mmHg) akan sekitar 4 kali angka penghilangan cairan

yang diharapkan dalam liter/jam. Contoh; jika ingin menghilangkan cairan 0,75

liter/jam, KUf dialyzer in vivo akan 4 x 0,75 = 3,0. Tekanan tansmembran yang

dibutuhkan kemudian menjadi 750/3 = 250 mmHg.

d. Dialyzer standard

Terdiri dari klearensi ureum <200 ml/menit, kecepatan darah yang dipakai ≤250

ml/menit, low-flux dengan Kuf <15 ml/mmHg/jam. Contohnya adalah

Cuphrophane, Cellulosa asetat dan hemophane.

e. Dialyzer high efficiency atau high flux.

Dialyzer high efificiency adalah dialyzer yang mempunyai luas permukaan

membran yang besar. Dialyzer high flux adalah dialyzer yang mempunyai pori-

pori besar yang dapat melewatkan molekul yang lebih besar, dan mempunyai

permiabilitas terhadap air yang tinggi. Dialyzer high-efficiency/high-flux terdiri

dari terdiri dari klearens ureum >200 ml/menit, kecepatan darah yang dipakai

>250 ml/menit, high-flux dengan Kuf >15 ml/mmHg/jam, dan membrannya

adalah Polysulfone, Celuloasa triasetat, dan AN-69.

f. Desain plat paralel terhadap hollow-fiber (capillary).

Dengan tersedianya dewasa ini dialiser plat paralel dan hollow-fiber, hanya

sedikit alasan untuk memilih satu konfigurasi atas yang lain.

8

Page 9: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

B. CAIRAN DIALISAT

a. Dialisat asetat

Dialisat asetat telah dipakai secara luas sebagai dialisat standard untuk

mengoreksi asidosis uremikum dan untuk mengimbangi kehilangan bikarbonat

secara difusi selama HD. Dialisat asetat tersedia dalam bentuk konsentrat yang cair

dan relative stabil. Dibandingkan dengan dialisat bikarbonat, maka dialisat asetat

harganya lebih murah tetapi efek sampingnya lebih banyak. Efek samping yang

sering seperti mual, muntah, kepala sakit, otot kejang, hipotensi, gangguan

hemodinamik, hipoksemia, koreksi asidosis menjadi terganggu, intoleransi

glukosa, meningkatkan pelepasan sitokin.

b. Dialisat bikarbonat

Dialisat bikarbonat terdiri dari 2 komponen konsentrat yaitu larutan asam dan

larutan bikarbonat. Kalsium dan magnesium tidak termasuk dalam konsentrat

bikarbonat oleh karena konsentrasi yang tinggi dari kalsium, magnesium dan

bikarbonat dapat membentuk kalsium dan magnesium karbonat. Larutan

bikarbonat sangat mudah terkontaminasi mikroba karena konsentratnya

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Kontaminasi ini dapat

diminimalisir dengan waktu penyimpanan yang singkat. Konsentrasi bikarbonat

yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan alkalosis metabolik

yang akut. Namun dialisat bikarbonat bersifat lebih fisiologis walaupun relatif

tidak stabil. Biaya untuk sekali HD bila menggunakan dialisat bikarbonat relatif

lebih mahal dibanding dengan dialisat asetat.

9

Page 10: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Sebelum melakukan hemodialisa diperlukan persiapan cairan dialisatnya. Ada

3 cara penyediaan cairan dialisat :

1. Batch Recirculating

Cairandialisatpekatdicampur air yang sudah diolah dengan perbandingan 1 : 34

hingga 120L dimasukan dalam tangki air kemudian mengalirkannya ke ginjal

buatan dengan kecepatan 500 – 600 cc/menit.

2. Batch Recirculating/single pas

Hampir sama dengan cara batch recirculating hanya sebagian langsung buang.

3. Proportioning Single pas

Air yang sudah diolah dan dialisat pekat di campur secara konstan oleh

proportioning dari mesin cuci darah dengan perbandingan air : dialisat 34 : 1

cairan yang sudah dicampur tersebut dialirkan ke ginjal buatan secara langsung

dan langsung dibuang, sedangkan kecepatan aliran 400 – 600 cc/menit.

10

Page 11: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Table perbandingan darah dan dialisat :

Darah Dialisat

1.    Natrium/sodium 136mEq/L 1. Natrium/sodium 134mEq/L

2.    Kalium/potassium 4,6mEq/L 2. Kalium/potassium 2,6mEq/L

3.    Kalium 4,5mEq/L 3. Kalium 2,5mEq/L

4.    Chloride 106mEq/L 4. Chloride 104mEq/L

5.    Magnesium 1,6mEq/L 5. Magnesium 1,5mEq/L

11

Page 12: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

C. WATER TREATMENT HAEMODIALYSIS

Perangkat hemodialisa adalah suatu perangkat kesehatan yang melakukan

proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Air merupakan salah satu aspek

penting dalam pelaksanaan proses hemodialisa. Air memiliki fungsi sebagai

pembentuk cairan dialisat, yaitu cairan yang berisi unsur-unsur penting yang

diperlukan tubuh yang dialirkan ke dalam tubuh dalam proses hemodialisa. Air yang

digunakan biasa disebut ultrapure water atau air ultra murni. Resiko bahaya

kesehatan dan bahkan kematian pasien dalam proses hemodialisa berkaitan dengan

terbatasnya air bersih untuk proses hemodialisa (AAMI, 2001, 2004; Luehman,

Keshaviah, Ward, Klein, & Thomas, 1989). Upaya yang dilakukan untuk

mendapatkan air yang sesuai standard yang ada adalah dengan pengolahan air (water

treatment) sebelum digunakan untuk proses hemodialisa.

Sistem pengolahan air yang digunakan dalam proses hemodialisa merupakan

faktor penting bagi pasien hemodialisa, apabila sistem pengolahan air tidak berfungsi

secara baik dapat menjadi sumber racun terbesar bagi pasien (Northwest Renal

Network, 2005). Kinerja sistem pengolahan air dapat dilihat dari analisa kualitas air

hasil pengolahan. Air ditampung pada tanki tampung kemudian dipompa menuju

instalasi pengolahan air untuk dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Unit-

unit pengolah air yang ada di instalasi pengolahan air dibagi menjadi 5 bagian, yaitu

pre-treatment, reverse osmosis, post-treatment and recirculation, by-pass, dan ozone

sterilization system. Berikut ini penjelasan untuk setiap bagian system pengolahan air.

1. Pre-treatment

Filter stainless steel mesh

Air akan melewati filter ini yang secara otomatis mengalami pembersihan air dari

partikel yang berukuran 50 mikron. Filter ini akan mempertahankan partikel yang

lebih besar untuk mengurangi beban pada filter berikutnya.

12

Page 13: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Inlet Conductivity-meter (feed-water)

sebagai indikator jika terdapat variasi pada feed-water untuk memberikan

rekomendasi penyesuaian parameter kerja alat serta sebagai ‘alarm’ jika kualitas

air buruk yang dapat dilihat pada control panel display.

Sand filter

Proses penyaringan ini menggunakan media pasir kuarsa yang dibuat berlapis-

lapis dengan bentuk butiran yang bulat dan ukuran butiran kuarsa yang berbeda-

beda. Bentuk tersebut diharapkan supaya air yang melewati kuarsa tersebut tidak

mengikis butiran pasir kuarsa.

13

Page 14: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Activated charcoal filter

Pada tahap ini dilakukan eliminasi klorin pada air, suatu elemen yang dapat

merusak membran osmosis sehingga tidak dapat diperbaiki.

Chemical conditioning

merupakan bagian terakhir dari pendingin feed-water sebelum masuk ke proses

osmosis, termasuk system untuk menghindari kesalahan dosis. Sistem ini terdiri

dari pompa pengukur diafragma, yaitu tempat penyimpanan akumulasi dari zat

kimia dan anti kesalahan zat kimia.

Safety filtering

Berfungsi untuk menyaring kembali dari pertikel-partikel yang lolos dari proses

filter sebelumnya, melindungi pompa dari tekanan tinggi, dan membran RO.

Ultraviolet sterilizer

Pada tahap ini dilakukan sterilisasi dengan sinar untuk melengkapi proses

sterilisasi air bebas dari mikroba dan zat-zat lain yang berbahaya. UV dipasang

setelah security filtering untuk mencegah kesalahan dari kuarsa yang melindungi

lampu, bintik-bintik atau bayangan pada lampu menyebabkan penurunan daya

kuman pada cahaya UV.

14

Page 15: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

2. Reverse osmosis

Langkah berikutnya adalah melakukan reverse osmosis yang menggunakan perangkat

tertentu adalah inti dari proses perlakukan terhadap air yang akan digunakan untuk

hemodialisa. Komponen utama proses ini yang pertama adalah pompa bertekanan

tinggi yaitu pompa multiselular sentrifugal stainless steel grundfos. Pompa ini

berfungsi untuk memastikan tekanan cukup untuk membrane memperoleh produksi

yang spesifik. Komponen yang kedua adalah pengatur kecepatan, dimana komponen

ini bergantung pada peralatan yang dibutuhkan. Untuk kontrol keseluruhan pada

pompa bertekanan tinggi adalah: aliran, mulai atau berhentinya kecepatan, parameter

control kerja dan sebagainya. Komponen ketiga adalah membran osmosis reversible

dimana setelah penyaringan dan pengkondisian air akan berpindah ke membrane

yang berada di tekanan pembuluh darah pada stainless steel AISI 316L. komponen

keempat adalah instrumentasi yang terdiri dari beberapa proses yaitu:

Produced water conductivity-meter

Menginfornasikan pembacaan konstan dari kadar garam yang diserap dan

mengirimkan signal alarm ke panel kontrol saat konduktivitas air telah

melebihi batas.

15

Page 16: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Tekanan tinggi gauges (0 a 40 bar) dan tekanan rendah gauges (0 a 6 bar).

Transduser tekanan tinggi.

Perubahan tekanan dari tinggi ke rendah pada stainless steel AISI 316L.

Rendah tidak dapat memulai tekanan tinggi jika aliran air tidak diterima dengan

tekanan yang cukup. Tekanan tinggi tidak dapat memberikan tekanan pompa yang

tinggi pada tekanan tinggi yang direkomendasikan.

2 flowmeter digital/2 rotameter untuk mengukur hasil produksi dan

pembuangan aliran air. Dengan pembacaan langsung dan penotalan.

1 tranduser penghasil aliran air.

Termometer dari temperature pengukur airpakai dapat membantu

menormalkan pengoperasian data.

Komponen selanjutnya adalah autoflushing, yaitu komponen yang beroperasi secara

otomatis dengan mengeluarkan zat-zat kotor yang nanti akan dikumpulkan pada

membran. Komponen kelima adalah sistem pengembangan yaitu dengan

menggunakan membrane ekstra. Design alat ini dengan alat penyaring, pompa dan

komponen hidrolik untuk mempermudah penambahan ukuran panjang.

16

Page 17: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

3. Post-treatment dan recirculation

Flector tank, pumping group and storage prior to ring

Hasil produksi dari reverse osmosis dikumpulkan pada 1 buah wadah. Wadah

tersebut akan mengakumulasi hanya pada periode waktu yang singkat. Untuk

menghindari polusi air digunakan stainless steel AISI 316L. Kontainer ini

memiliki penyaring donalds, untuk menghindari polusi udara ke dalam air.

Terdapat pula Donaldson filter untuk menghindari pulutan atau pengotor dari

udara pada osmosis

17

Page 18: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Deionizer

Setelah osmosis reversibel, air melewati mixed-bed resin(anion-kation)deionizer,

untuk memastikan konduktivitas cukup rendah dibanding nilai standard yang

sudah ditentukan. Desain dari deionizer sendiri bergantung pada volume

berjalannya air pada perputaran air selama 6 bulan.

Ultraviolet sterilization

Penyaringan menggunakan ultraviolet ini berfungsi untuk memastikan tidak

adanya mikrobiologi pada penyaringan kedua. Setelah penyaringan ultraviolet

digunakan filter polysulphone untuk menghilangkan bakteria, endoktoksin dan

pyrogen kurang dari 0.05 EU/ml.

Recycling

Air murni yang telah disterilisasi dapat mencapai unit dialysis dan dapat menjadi

pengingat jika perlu dilakukan pengulangan reverse osmosis. Rangkaian berikut

menyediakan proses resirkulasi dari produksi air: reverse osmosis, deionized,

ultraviolet, polusulfone filter, dialysis unit dan kembali ke ionizer.

18

Page 19: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

4. By-pass

Seandainya terjadi kegagalan atau perbaikan serentak dari dua perlengkapan

reverse osmosis atau sistem-sistem sebelumnya, perlu mempunyai pilihan

persediaan air yang aman untuk waktu yang diperlukan untuk menjalankan mesin.

Deretan Filter 20” dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Filtrasi campuran padat: 3” dari 20”, masing-masing 5 dan 1 mikron.

2. Pengeluaran klorin dan zat-zat pengotor lain yang mudah menguap: 1 filter

batu arang dan 1 filter arang. Keduanya dengan lapisan kecil 5 mikron.

3. Pengeluaran garam-garam terlarut: 3 kartrid deionisasi dengan campuran

getah.

Sebaiknya sebagian keluaran air dari analisa by-pass dicoba dulu untuk

memastikan filter, kartrid, dan komponen-komponen lainnya dapat digunakan

secara aman ketika dibutuhkan.

5. Ozone sterilization system

Ozon adalah zat pengoksidasi yang paling kuat. Ozon mempunyai potensial

redoks yang lebih tinggi dari florin. Potensial redoks ini membuat ozon menjadi

desinfektan yang lebih efektif dari yang biasa digunakan. Hal inilah yang

digunakan untuk water treatment dan aplikasi-aplikasi lainnya.

19

Page 20: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

Keuntungan menggunakan ozon sebagai desinfektan:

1. Tidak meninggalkan sisa pemasangan, zat kimia, detergen, dan klorin.

2. Molekul turunannya sesuai dan lebih murah dibandingkan desinfektan kimia

3. Mengoksidasi lebih kuat dengan efisiensi tinggi dan rendah iritasi

dibandingkan klorin dan molekul turunannya.

4. Bisa digunakan pada material yang tidak bisa menggunakan desinfektan

dengan plastik panas.

5. Membutuhkan waktu yang sedikit untuk pemanasan dan desinfektan kimia.

6. Lebih bersih dibandingkan menggunakan detergen.

7. Ozon juga membersihkan virus, bakteri, dan jamur.

Metode yang digunakan

Secara berkala, peralatan water treatment seperti pipa dan cincin hemodialisa

selalu di disinfektasi untuk memastikan kondisi steril yang maksimal di seluruh

instalasi. Untuk membuat desinfektan, perlu menentukan konsentrasi residu ozon

yang cukup untuk mensterilkan seluruh instalasi.

System pembangkit ozon memiliki komponen:

1. Tangki ozonasi

2. System daur ulang

3. Pengering air

4. Pembangkit ozon

20

Page 21: deyra.files.   Web viewoleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang

DAFTAR PUSTAKA

Gatot, Dairot. 2003. Rasio Reduksi Ureum Dializer dan Dua Dializer Seri. Medan: USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6343/1/penydalam-dairot%20gatot.pdf(diakses pada tanggal 15 November 2012 pukul 19.00 WIB).

Haryati, Eko. 2010. Prinsip dan Proses Hemodialisa. Surakarta: http://hemodialisa.wordpress.com/2010/08/24/19/.(diakses pada tanggal 15 November 2012 pukul 19.30 WIB).

http://dioramaduniaku.blogspot.com/2011/12/hemodialisa.html(diakses pada tanggal 15 November 2012 pukul 20.00 WIB).

Taboada, Peter. 2002. Water Treatment System for Dialysis. Spain: Millarada, 68-Villar de Infesta.

21